EKSISTENSI MUSHOLLA SEBAGAI PUSAT PENDIDIKAN
AKHLAK SISWA SMA NEGERI 3 PANGKEP
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Serjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh :
Muhammad Haerul
105191109816
PROGRAM STUDI PENDDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
vi
KATA PENGANTAR
﷽
الة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين وعلى اله ا بعد الحمد هلل رب العالمين والص وصحبه أجمعين أم
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Eksistensi Musholla Sebagai
Pendidikan Akhlak Siswa SMAN 3 Pangkep” dapat diselesaikan sesuai yang
diharapkan. Shalawat serta salam juga tak lupa kita kirimkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan sahabatnya hingga akhir
zaman.
Penulis atau peneliti menyadari bahwa sejak persiapan dan proses
penelitian hingga pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan
tantangan yang di hadapi, namun berkat ridha dari Allah swt dan bimbingan dari
berbagai pihak maka segala kesulitan dan tantangan yang dihadapi dapat teratasi.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun, akhirnya hanya kepada Allah-SWT kami meminta
pertolongan, serta hanya kepada Allah SWT pula kita bertawakal. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, dan peneliti-peneliti
selanjutnya dalam menyelesaikan problem pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Kedua orang tua penulis, ayahanda tercinta Muhadi, S.Sos dan ibunda
tersayang A.Nurhana yang telah mengantarkan penulis hingga seperti
sekarang dengan penuh kasih sayang, doa, kesabaran, dan keikhlasan dan
perjuangan hidup demi kelangsungan pendidikan putra-putrinya, dan ucapan
vii
Terima kasih juga kepada Saudara/i kandungku yakni dan Mujriana
Amd.Kep, Muhammad Haekal, dan Tri Sakti Umrah Amd.Pi yang telah
memberikan saya semangat dan dukungan selama ini, terimakasih untuk
semuanya.
2. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM, Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I Dekan Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah membina dan mengembangkan fakultas
tersebut tempat peneliti menimba ilmu pengetahuan.
4. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag., M.Si dan Nurhidayah Mukhtar, S.Pd.I., M.Pd.I
Ketua Program Studi dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
5. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I dan Ahmad Abdullah, S.Ag., M.Pd.I
Pembimbing I dan Pembimbing II yang dengan tulus ikhlas meluangkan
waktunya memberikan bimbingan dalam pengarahan sehingga penelitian ini
dapat dirampungkan sejak dari awal hingga selesai.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak memberikan atau mentransfer ilmu
pengetahuan kepada peneliti sejak awal hingga menjelang sarjana seperti
sekarang ini.
7. Kepada pihak Sekolah SMAN 3 Pangkep sebagai obyek penelitian peneliti.
8. Untuk Pulung Revastianto Alivdia Indatono, Taufik Hidayat, Irfan Wahyudi,
Muhammad Amran, A. Muhammad Fahrul, Nur Wahyuni, Wahyuni,
viii
Khaerani, Suci My Sella, Ika Susanti, beserta keluarga dan teman-teman
seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga rasa kekeluargaan dan pertemanan kita abadi selamanya. Terima
kasih atas doa dan dukungan yang diberikan untuk peneliti.
Akhirnya peneliti berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi yang membaca pada umumnya dan bagi keluarga besar
Pendidikan Agama Islam Pada Khususnya.
Makassar, 14 Juli 2020 M
23 Dzulqaidah 1441 H
Peneliti
Muhammad Haerul
NIM. 105 19 1109 816
iv
ABSTRAK
MUHAMMAD HAERUL 105191109816, “Eksistensi Musholla Sebagai Pusat
Pendidikan Akhlak Siswa SMAN 3 Pangkep” Dibimbing oleh Ustad Mawardi
Pewangi dan Ustad Ahmad Abdullah.
Skripsi ini merupakan suatu pembahasan untuk mengetahui masalah yaitu 1)
Bagaimana akhlak siswa di SMA Negeri 3 Pangkep. 2) Bagaimana musholla
dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa SMA Negeri 3 Pangkep. 3)
Bagaimana eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak siswa di SMA
Negeri 3 Pangkep.
skripsi ini adalah Kualitatif deskriptif prosedur penelitian yang menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis atau lisan dan fakta- fakta keadaan dari orang-orang
yang diamati yaitu metode langsungserta relevensinyadengan pembelajaran,
penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan
yang ada, yaitu keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian di lakukan.
Hasil penelitian yang diperoleh eksistensi musholla sebagai pusat pembinaan
akhlak SMAN 3 Pangkep sangatlah penting untuk pembentukan akhlak siswa dalam
proses pendidikan disekolah, dengan adanya musholla siswa-siswi dapat melakukan
sholat berjama’ah, praktek dan berdiskusi tentang mata pelajaran yang menyangkut
dengan agama dan akhlak siswa. Mengenai Akhlak siswa di SMAN 3 Pangkep
bahwa pembinaan akhlak siswa sangatlah penting untuk kemajuan siswa,bukan hanya
guru-guru disekolah memberikan pembinaan akhlak terhadap siswa namun juga
orang tua dan lingkungan di sekitar siswa dapat memberikan ;pembinaan akhlak dan
berperilaku yang baik terhadap guru,siswa dan di lingkungan sekolah.
Kata Kunci : Musholla, Pendidikan Akhlak
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................ ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................ iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .......................................................... iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Eksistensi Musholla .............................................................................. 7
1. Pengertian Musholla....................................................................... 7
2. Pemanfaatan Musholla ................................................................... 9
3. Fungsi Musholla ............................................................................. 9
4. Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Non Formal ............. 11
B. Pusat Pendidikan .................................................................................. 11
1. Pengertian Pendidikan .................................................................... 11
2. Jenis-Jenis Pendidikan ................................................................... 13
3. Komponen-komponen Pendidikan ................................................. 13
4. Fungsi Pendidikan .......................................................................... 14
C. Akhlak Siswa ........................................................................................ 14
1. Pengertian Akhlak ......................................................................... 14
x
2. Pendidikan Akhlak ........................................................................ 19
3. Ruang Lingkup akhlak .................................................................. 22
4. Sumber Akhlak .............................................................................. 24
5. Manfaat Mempelajari Ilmu akhlak ................................................ 26
BAB III Metode Penelitian ........................................................................... 29
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................ 29
C. Fokus Penelitian ................................................................................... 29
D. Deskripsi Fokus Penelitian ................................................................... 30
E. Sumber Data ......................................................................................... 30
F. Instrumen Penelitian ............................................................................. 31
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 34
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 35
A. Gambaran Objektif Lokasi Penelitian .................................................. 35
1. Sejarah berdirinya SMAN 3 Pangkep ...................................... 35
2. Visi Misi ................................................................................... 36
3. Keadaan Guru ........................................................................... 36
4. Keadaan Siswa .......................................................................... 42
5. Sarana dan Prasarana ................................................................ 43
6. Ekstra kurikuler ........................................................................ 45
B. Akhlak Siswa SMAN 3 Pangkep ......................................................... 45
C. Musholla Dijadikan Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa
SMAN 3 Pangkep ................................................................................ 52
D. Eksistensi Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa
SMAN 3 Pangkep ................................................................................ 57
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 64
A. Kesimpulan .......................................................................................... 64
B. Saran ..................................................................................................... 65
DAFTAT PUSTAKA ..................................................................................... 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia baik dalam perkelompok
dan individual, pendidikan diindonesia selalu mengalami perubahan-perubahan,
perkembangan dan perbaikan dalam pendidikan terdapat beberapa hal komponen
yang terlibat dalam suatu pendidikan, baik pendidikan di lapangan (kompotensi guru
dan tenaga pendidik). Mutu pendidikan terdapat beberapa keterkaitan seperti halnya
kurikulum, sarana, dan prasarana. Mutu pendidikan juga termasuk dalam hal
perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang lebih berinovatif. Upaya
perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas pendidikan Indonesia
lebih baik.
Agama dan akhlak, merupakan dua hal yang saling berkaitan dan tidak dapat
dipisahkan. Disebabkan kualitas keberagamaan seseorang ukurannya adalah
akhlaknya. Akhlak merupakan sebuah pilar penting dalam agama islam. Semua aspek
ajaran islam mustahil terlaksana dengan baik tanpa adanya akhlak yang baik.
Dalam islam akhlak merupakan dimensi nilai dari syariat islam. Jika syariat
berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankann pada
kualitas dari perbuatan, akhlak merupakan salah satu ajaran islam yang harus dimiliki
oleh setiap muslim. Dengan demikian, perlu sekali umat islam mempunyai kesadaran
mengenai pentingnya pendidikan akhlak sejak usia dini, anak-anak mesti dididik
dengan baik sehingga berakhalak baik. Oleh sebab itu pemerintah melalui departemen
2
agama memberikan bantuan dana kepada sekolah-sekolah umum untuk mendirikan
musholla di sekolah guna mengatasi permasalahan-permasalah yang ada, seperti
halnya dengan tingkah laku setiap siswa.
Dengan adanya musholla disekolah diharapkan pembinaan agama dapat
dilaksanakan semaksimal mungkin. Karena dengan adanya muholla segala problema
yang menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata lain, muhollah
dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai keagamaan kepada peserta
didik. Hal ini sesuai dengan didirikannya mushollah adalah sebagai pembinaan
keagamaan siswa dalam bentuk fasilitas penunjang proses pembelajaran seperti
sebagai ibaadah, melaksakan praktek yang berhubungan dengan materi pembelajaran,
tempat untuk melaksakan kegiatan ekstra, untuk melatih berorganisasi, berdiskusi dan
sebagainya.
Melihat tujuan diatas menunjukkan bahwa musholla adalah untuk
mempermudah proses belajar mengajar terutama yang berhubungan dengan
pendidikan agama di sekolah karena melihat kenyataan yang ada, disekolah umum
rata-rata jumlah jam pelajran sangatlah minim. Kemudian pelajaran agama banyak
yang berhubungan dengan praktek, disamping itu pula dalam rangka pembinaan
agama siswa harus banyak melakukan kegiatan ekstra yang berhubungan dengan
pendidikan agama seperti latihan berpidato, latihan berorganisasi dan lain sebagainya.
3
Belajar merupakan perubahan suatu perilaku secara aktif, proses mereaksi
terhadap semua keadaan situasi yang ada di setiap individual, sehingga proses
tersebut diarahkan melalui dari pengalaman, proses melihat, mengamati dan
memahami suatu apa yang dipelajari. Proses belajar adalah suatu proses yang tidak
disengaja diciptakan untuk kepentingan siswa, agar senang dan bergairah belajar.
Guru berusaha menyediakan dan menggunakan semua potensi dan upaya agar siswa
yang akan dihadapi tetap bergairah dan merasa senang. Sehingga motivasi adalah
suatu hal yang terpenting bagi peserta didik, karena apalah artinya peserta didik
dating kesekolah tanpa adanya motivasi untuk belajar. Hanya saja motivasi terhadap
peserta didik sangatlah bervariasi, baik dari segi tinggi rendahnya, jenis
bagaimanapun variasi motivasi yang didapat oleh peserta didik tetapla guru
mewujudkan tujuan dan bukanlah hal yang mudah bagi pendidik sehinggah sangat
dibutuhkan sebuah tekad dari berbagai pihak guna meraih kebersamaan tujuan dan
visi yang sama dalam menciptakan keterpaduan ketercapaian dalam tujuan
pembelajaran.
Pendidikan agama islam sebagai salah satu bidang ilmu dalam dunia
pendidikan dan merupakan suatu bidang studi yang sangat penting bagi penganut
agama islam baik bagi siswa maupun bagi pengembangan bidang keilmuan yang lain.
dan pendidikan agama islam dapat membantu kemampuan siswa dalam
mengembangkan serta membekali pengetahuan siswa.
Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar akhlak dan
keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan oleh anak
4
sejak masa analisa sampai ia menjadi seorang mukhallaf, seseorang yang telah siap
mengarungi lautan kehidupan. Tumbuh dan berkembang degan berpijak pada
landasan iman kepada allah dan terdidik untuk selalu kuat, ingat bersandar meminta
pertolongan dan beserah diri kepadanya maka ia akan memiliki potensi dan respon
instingtif didalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan.
Islam merupakan agama yang sempurna sehingga setiap ajaran yang ada
dalam islam memiliki dasar pemikiran begitu pula dengan pendidikan akhlak adapun
yang menjadi dasar pendidikan akhlak adalah alquran. Sebagaimana firman allah
surah Luqman (31: 17-18).
Terjemahan :
17. Hai anakku, Dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang
baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan Bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).
18. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena
sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi
membanggakan diri.1
1 Kementerian Agama RI, Al-quran dan Terjemahanya ( Bandung CV penerbit Diponegoro,
2005 ) h.412
5
Disamping terbiasa melakukan akhlak mulia atau suatu kegiatan yang
dilakukan secara sadar dan disengaja untuk melakukan bimbingan baik jasmani dan
rohani, melalui penanaman nilai-nilai islam, latihan moral, fisik serta menghasilkan
perubahan ke arah positif yang nantinya dapat diaktualisasikan dalam kehidupan
dengan kebiasaan bertingkah laku, berfikir dan berbudi pekerti yang luhur menuju
terbentuknya manusia yang berakhlak mulia.
Berpijak dari kondisi siswa sekolah SMA 1 Bungoro pangkep terdapat
beberapa siswa yang akhlaknya masih butuh binaan yang didapatkanhya dan bisa
dikatakan bahwa wawasan terhadap keagamaannya begitu sangat minim dan waktu
pembelajaran pendidikan agama islam sangatlah singkat sehingga bentuk akhlak yang
didapatkan siswa sangat kurang dan tidak nominal. Salah satu solusi yang dapat saya
utarakan yaitu memanfaatkan Mushollah sebagai pusat pendidikan akhlak siswa
SMA Negeri 3 Pangkep . Melainkan agar siswa dapat pembelajaran tambahan
dalam wawasan tentang keagamaan, demi terwujudnya ahklak yang sesuai dengan
syariat-syriat islam.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana akhlak siswa SMA Negeri 3 Pangkep ?
2. Bagaimana musholla dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa SMA
Negeri 3 Pangkep ?
3. Bagaimana eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak siswa SMA
Negeri 3 Pangkep?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui akhlak siswa di SMA Negeri 3 Pangkep.
2. Untuk mengetahui bagaimana musholla dijadikan sebagai pusat pendidikan
akhlak siswa di SMA Negeri 3 Pangkep.
3. Untuk mengetahui eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak siswa
di SMA Negeri 3 Pangkep.
D. Manfaat Penilitian Teoritis dan Praktis
1. Bagi siswa, diharapkan dapat melatih dan mengembangkan keterampilan
mengenai metode-metode belajar pembelajaran ahklak siswa SMA Negeri 3
Pangkep.
2. Bagi guru, penerapan metode-metode dalam pembelajaran ahklak sehingga
dapat memfasilitasi siswa dalam mempelajari materi dengan mudah dan
bermakna
3. Bagi sekolah, hasil dari penelitian ahklas siswa ini memberikan refrensi dalam
meningkatkan kualitas pendidikan dan proses belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru, serta sekolah dapat mendukung guru untuk menciptakan
ahklak siswa sesuai syariat islam.
4. Bagi peneliti, peneliti mampu menerapkan media yang sesuai dalam materi
pembelajaran tertentu. Serta peneliti mempunyai pengetahuan dan wawasan
mengenai materi dan media pembelajaran.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Eksistensi Musholla
1. Pengertian Musholla
Musholla merupakan tempat sholat, langgar, surau, tikar sholat, sajadah.
KBBI hanya menyebut tempat, tidak menyebutkan rumah atau bangunan. Itu
artinya, mushola bisa berupa bangunan tersendiri, namun ukurannya kecil tidak
seperti masjid, bisa juga berada dalam satu bangunan atau bahkan dalam rumah.
Pengertian umumnya, mushola adalah tempat atau ruangan khusus untuk sholat,
di rumah, sekolah, kantor, hotel, bandara. Kata mushola banyak dijumpai di
tempat-tempat umum seperti terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan, restoran,
hotel, sekolahan, kampus, dan lain-lain. Salah satu fungsi musholla adalah tempat
ibadah juga seperti masjid dijelaskan dalam al-Qur‟an Surah at-Taubah (9:18) :
Terjemahnya:
18. Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang
yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, Maka merekalah orang-orang yang diharapkan Termasuk
golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.2
Berdasarkan ayat diatas menjelaskan bahwa Allah Ta‟ala
mengkhususkan upaya memakmurkan masjid dalam bentuk amal-amal ibadah
2 Ibid, h.362
8
tersebut. Karena itulah tujuan yang sebenarnya, tidaklah maksud memakmurkan
masjid hanya sekedar bermegah-megah dengan bangunan masjid atau
meninggikan bangunannya. Perkara-perkara seperti ini tidak ada nilainya dan
tidak teranggap, melainkan setiap muslim wajib memakmurkan masjid-masjid
Allah dengan berbagai ibadah dan ketaatan, dan Allah menyifati orang-orang yang
memakmurkan masjid-masjid sebagai orang mukmin.
Musholla merupakan lembaga pendidikan, sebagai penyempurnaan
pendidikan dalam keluarga. Selanjutnya mampu melaksanakan tugas
kehidupannya dalam bermasyarakat dan lingkungannya pada mulanya
pendidikan di mushollah dalam arti sederhana dapat dikatakan sebagai
lembaga pendidikan formal, juga sekaligus sebagai lembaga pendidikan
sosial. Musholla adalah sebagai tempat sholat, bentuk ibadah sebagai
pernyataan sebagai sujud yang diistilahkan dengan sholat. Sholat adalah
ibadah yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.3
Hal lain Hasbullah mengatakan bahwa mushollah adalah sarana untuk
meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang Maha Esa, kecerdasan dan
keterampilan mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian , dan
mempertebah semangat kebangsaan dan cinta tanah aiar, agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun
dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab pembangunan
bangsa.(Hasbullah, 2006: 142).4
2. Pemanfaatan Muholla
Pemanfaatan berasal dari kata “manfaat” yang mendapat imbuhan awalan
me dan akhiran an. Kata manfaat artinya guna atau faedah. Perkataan
yang sinonim dengan pemanfaatan adalah penggunaan. Sebab arti
penggunaan katanya guna adalah manfaat.5
Diatas telah dijelaskan bahwa fusngsi musholla selain sebagai tempat
sholat juga berfungsi sebagai tempat musyawarah maupun tempat
penyelenggaraan pendidikan. Disampaing itu didalam buku ilmu
pendidikan islam dikatakan bahwa pengertian pengertian musholla dilihat
3 Sidi Gazalba, Mesjid Tempat Ibadah dan Kebudayaan Islam ( Jakarta: Pustaka Astara,
1989), h.147 4 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ( Jakarta : Raja Grafindo, 2006 ) h.142
5 Emilia Setyoningtyas, Kamus Trendy Bahasa Indonesia, ( Surabaya : Apollo 2003)
h.255
9
dari segi fungsinya adalah merupaka tempat terbaik untuk kegiatan
pendidikan. Dengan menjadikan lembaga pendidikan dalam musholla,
akan terlihat hidupnya sunah-sunnah islam, menghilangkan segala
bid‟ah, mengembangkan huum-hukum tuhan.serta menghilangkan
stratifikasi status sosial ekonomi dalam pendidikan.6
Berdasarkan beberapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan
bahwa musholla berfungsi tidak hanya sebagai tempat sholat melainkan
digunakan sebagai tempat kegiatan tentang pendidikan dan meningkatkan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3. Fungsi Musholla
a) Sebagai tempat sholat
Fungsi musholla yang paling utama adalah sebagai tempat sholat.
Sholat adalah gerakan ibadah sebagai pernyataan dari sujud adalah
diistilahkan dengan sholat. Sholat adalah gerak ibadah yang diawali
dengan takbir dan di akhiri dengan salam.
b) Sebagai pusat pendidikan akhlak
Pendidikan dalam islam erat sekali hubungannya dengan musholla.
Kaum muslimin telah memanfaatkan untuk tempat beribadah dan sebagai
lembaga pendidikan dan pengetahuan islam dimana di pelajari aqidah
islam, hukum agama dan juga sebagai pusat keroahnian
c) Sebagai lembaga sosial
Dalam kehidupan terdapat kesatuan sosial yang membentuknya
berdasarkan bermacamm-macam fungsi. Kesatuan sosial yang diikat oleh
musholla yang mempunyai kesatuan nilai dan ukuran. Ukuran dan nilai
6 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, ( Kencana : Jakarta, 2006)
h.232
10
tidak ditentukan oleh manusia yang sangat dibatasi oleh ruang dan waktu.
Disamping itu manusia selalu dipengaruhi oleh hawa nafsu. Sebagai
lembaga kesatuan sosial musholla adalah tempat memusyawarahkan
persoalan masyarakat misalnya di dalam khutbah, khatibyang memberikan
penerangan, bimbingan atau petunjuk.
Oleh sebab itu setiap muslim yang selesai mengerjakan sholat mereka
mengakhiri sholatnya dengan mengucapkan salam yang dibarengi dengan gerakan
muka ke kanan dan ke kiri. Jadi sholat merupakan tali yang menghubungkan
antara manusia dengan kholiknya dan manusia dengan manusia lainnya.
Sedangkan sholat yang paling diutamakan adalah dikerjakan secara berjamaah.
Berdasarkan pembahasan di atas menunjukkan bahwa musholla adalah
untuk mempermudah proses belajar mengajar terutama yang berhubungan dengan
pendidikan agama, kemudian pembelajaran agama banyak yang berhubungan
dengan praktek. Dan menandakan bahwa musholla sangat berperan dalam
menumbuh kembangkan karakter, mental, dan kepribadian.
Disamping untuk tempat belajar mengaji Alquran. Musholla juga dipakai
untuk sholat berjama‟ah, tempat pertemuan warga dan tempat uapacara hari-hari
besar islam. Bahkan ada juga yang dipakai untuk melakukan suluk bagi yang
menganut tarekat.
4. Musholla sebagai Pendidikan akhlak siswa non formal
Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang
memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah,
11
dan atau pelengkap pendidik formal dalam rangka mendukung pendidikan
sepanjang hayat.
Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan,
pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan, pelatihan kerja, pendidikan
kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik.
B. Pusat Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar manusia untuk
mengembangkan kepribadian di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung
seumur hidup, oleh karenanya agar pendidikan dapat dimiliki oleh seluruh rakyat
sesuai dengan kemampuan masyarakat, maka pendidikan adalah tanggung jawab
keluarga, masyarakat, dan pemerintah tanggung jawab tersebut didasari kesadaran
bahwa tinggi rendahnya tingkat pendidikan masyarakat berpengaruh pada
kebudayaan sesuatu daerah, karena bagaimanapun juga, kebudayaan tidak hanya
berpangkal dari naluri semata-mata tapi terutama dilahirkan dari proses belajar
dalam arti yang sangat luas.
Menurut brown dalam Ahmadi bahwa pendidikan adalah proses
pengendalian secara sadar dimana perubahan-perubahan didalam tingkah
laku dihasilkan didalam diri orang itu melalui dalam kelompok.7
Dari pandangan ini pendidikan adalah suatu proses yang mulai pada
waktu lahir dan berlangsung sepanjang hidup.
7 Ahmadi, Abu, Psikologi Pendidikan. ( Jakarta : Rineka Cipta, 2004 ) h. 74
12
Pengertian pendidikan menurut beberapa ahli
1) Muhibbin syah, Pendidikan berasala dari kata “didik”, lalu kata ini
mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik” artinya,
memlihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi
latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai
akhlak dan keceradasan pikiran.8
2) Soekidjo Notoatmojo, mendefinisikan secara umum “Pendidikan
adalah segala uapaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang
lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka
melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan.9
3) Pusat Bahasa depertemen pendidikan nasional, pendidikan addalah
proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik.10
4) UU No 20 Tahun 2003, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan sprirtual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat,bangsa dan negara.11
5) Jhon Dewey. Pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-
kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah
alam dan sesama manusia
Jadi, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan upaya untuk
menjadikan manusia menjadi warga negara yang mampu merealisasikan hak dan
kewajibannya, melalui lembaga-lembaga pendidikan tersebuat manusia sebagai
warga negara dan difasilitasi dibimbing dan dibina sehingga apa yang dicita-
citakannya apat tercapai.
8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru ( Bandung : PT Remaja
Rosdakarya) h.53 9 Soekidjo Notoatmodjo, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, (Jakarta :PT Rineka Cipta)
h.78 10
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (
Jakarta : Balai Pustaka)h.143 11
Departemen Pendidikan Nasioanal 2003 , UU No 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan
Nasional. ( Jakarta: Depdiknas) h.34
13
2. Jenis-jenis Pendidikan
Adapun jenis-jenis pendidikan yaitu:
1) Pendidikan formal, adalah jenis pendidikan yang terstruktur dan
memiliki jenjang.
2) Pendidikan nonformal, adalah jalur pendidikan diluar pendidikan
formal yang bisa dilaksanakan secara berjenjang dan terstruktur.
Jenis pendidikan bisa disetarakan dengan hasil program pendidikan
formal melalui proses penilaian dari pihak yang berwenang.
3) Pendidikan informal, adalah jenis pendidikan yang berasal dari
keluarga dan lingkungan dimana peserta didiknya dapat belajar
secara mandiri.
3. Komponen-komponen pendidikan
Adapun yang komponen pendidikan yaitu:
1) Tujuan pendidikan
2) Peserts didik
3) Pendidik
4) Metode pendidikan
5) Isi/materi pendidikan
6) Lingkungan pendidikan
7) Alat dan fasilitas pendidikan
4. Fungsi pendidikan
14
Secara umum, fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan
kemampuan, membentuk watak, kepribadian, agar peserta didik menjadi pribadi
yang bermartabat.
Menurut Horton dan Hunt, lembaga pendidikan dan kaitannya dengan
fungsi pendidikan adalah :
1) Mempersiapkan setiap anggota masyarakat agar dapat mencari
nafkah sendiri
2) Membangun mengembangkan minat dan bakat seseorang demi
kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat umum.
3) Membantu melestarikan kebudaan yang ada dimasyarakat.
4) Menanamkan keterampilan yang dibutuhkan dalam keikutsertaan
dalam demokrasi12
.
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa fungsi
pendidikan yaitu untuk mengembangkan kemampuan dan menanamkan rasa
keterampilan dan melestarikan kebudayaan yang ada di masyarakat, demi
kepuasan pribadi dan kepentingan masyarakat umum.
C. Akhlak Siswa
1. Akhlak
a. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab yaitu isim masdhar (bentuk
infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang mengandung arti “
budi pekerti, tingkah laku, perangai, dan tabiat”. Manusia harus
menjalani kehidupan ini sebagaimana diinginkan oleh Allah (khaliq),
segala perilaku, tindak tanduk, budi pekerti, tabiat manusia harus sesuai
dengan apa yang disukai Allah. Jika tidak sesuai dengan perintah allah
12
Hasbullah, Loc.cit., h. 142
15
itu berarti manusia menunjukkan kecongkakan, kesombongan, dan
melawan kehendak pencipta. Manusia adalah makhluk yang dhaif sekali
dihadapan yang maha kuasa, oleh karena itu eloklah menjadi manusia
yang taat dan patuh kepada ketentuannya termasuk dalam menjalankan
akhlak dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana dalam alquran surah
al-ahzab (33:21) dijelaskan sebagai berikut :
Terjemahnya :
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.13
Berdasarkan ayat diatas dapat dipahami bahwa akhlak yang dapat
dicontoh atau ditiru yaitu aklak Rasulullah, baik melalui dari ucapan,
tingkah laku Rasulullah baik diberikan contoh terhadap siswa maupun
keluarga, dan masyarakat. Dalam hadits sebagai berikut :
للا عنو قال : قال رسول للا د عبدللا به عمرو به العاص رض محم عه اب
صلى للا عليو وسلم ان مه اخيركم احسنكم خلقا )رواه البخاري(
Artinya :
Dari Abu Muhammad Abdillah bin Amr bin „Ash radhiallahuanhu
dia berkata: Rasulullah Saw bersabda sesungguhnya yang terbaik
diantara kalian adalah yang paling baik akhlaknya.(H.R Bukhori)14
13
Kementerian Agama RI, op cit, Al-quran dan Terjemahannya, (Bandung CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h. 832 14
Al-Bukhari, Kitabul adaabil Mufarrad, (Tasyqend: Mathba‟ ah Ufset, 2003),h.378
16
Dari hadits diatas dapat disimpulkan bahwa yang paling baik
diantara manusia yaitu orang-orang yang berakhlak baik, menjauhi segala
larangan dan mendekatkan diri dari hal-hal yang baik.
Dalam lisan Al Arab, makna akhlak adalah perilaku seseorang yang
menjadi kebiasaanya, dan kebiasaan atau tabiat tersebut selalu terjelma
dalam perbuatannya secara lahir. Pada umumnya sifat atau perbuatan yang
lahir tersebut akan mempengaruhi batin seseorang, dan orang yang mampu
menahan amarah, memaafkan kesalahan orang lain itu termasuk suatu hal
kebajikan yang dijelaskan dalam Alquran surah Ali-Imran (3:134) :
Terjemahnya :
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya
dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang
yang berbuat kebajikan.15
Akhlak juga dapat dipahami sebagai prinsip dan landasan atau
metode yang ditentukan oleh wahyu untuk mengatur seluruh perilaku atau
hubungan antar hubungan dengan orang lain sehingga tujuan
kewujudannya di dunia dapat di capai dengan sempurna.
Pengertian akhlak menurut beberapa ahli
a) Ibnu Maskawaih dalam kitabnya Tahzibul Al-Akhlak
15
Kementerian Agama RI, op cit, Al-quran dan Terjemahannya, (Bandung CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h. 123
17
“Akhlak adalah keadaan jiwaseseorang yang mendorong untuk
melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan
pikiran (lebih dulu)”16
b) Al-Ghozali dalam kitab Raudahah Taman Jiwa kaum Sufi
“Akhlak adalah gambaran tingkah laku dalam jiwa yang dari
padanya lahir perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan”.17
c) Menurut Al-Quthuby
“Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari bab
kesopanannya yang disebut akhlak, karena perbuatan-perbuatan itu
termasuk bagian dari kejadian”.18
d) Dalam Al-Mu‟am Al-Wasit yang disadur oleh Asmaran
“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya
lahir macam-macam perbuatan-perbuatan, baik dan buruk tanpa
membutuhkan pemikiran dan pertimbangan”.19
Dari beberapa definisi akhlak diatas dapat disimpulakn bahwa
hakekat akhlak adalah suatu sifat atau kondisi yang telah meresap dalam
jiwa dan menjadi kepribadian, sehingga dari situ timbullah kelakuan yang
baik dan terpuji yang dinamakan akhlak mulia, dan jika sebaliknya apabila
lahir kelakuan yang buruk maka disebut akhlak yang tercela, oleh karena
itu, suatu perbuatan tidak dapat disebut akhlak kecuali memenuhi beberapa
syarat. Yaitu :
1) Perbuatan tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribadian
2) Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran, ini
bukan berarti perbuatan itu dilakukan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur, mabuk, atau gila.
16
Depag RI, Aqidah Akhlak, h. 59 17
M.Luqman Hakim, Raudahah Taman Jiwa Kaum Sufi, (Jakarta : Risalah Gusti, 2005 ),
h.186 18
Mahjuddin, Ahklak Tasawuf, ( Jakarta : Kalam Mulia, 1991 ), h.3 19
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, ( jakarta: Rajawali Press, 1992 ), h.2
18
3) Perbuatan tersebut timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
4) Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-
main, pura-pura, ataupun juga sandiwara20
Akhlak menurut bahasa adalah perangai tingkah laku dan tabiat.
Namun secara istilah makna akhlak adalah tata cara pergaulan atau
bagaiman seorang hamba berhubungan dengan Allah sebagai Khaliqnya,
dan bagaimana seorang hamba bergaul dengan sesame manusia lainnya.
Islam sangat mementingkan akhlak karena dengannya manusia
dapat melakukan sesuatu tanpa menyakiti atau mendzalimi orang lain
dalam setiap tindakan kita salama bergaul dengan manusia dan makhluk
Allah yang lain.
Tanpa akhlak mulia berarti kita sama saja seperti halnya hewan,
sebab hewan tidak perlu ada nilai-nilai dan peradaban dalam beraktivitas,
sedangkan manusia yang normal dan punya pikiran dan sudah sepantasnya
memiliki aturan hidup. Manusia membuat peraturan dan kemudian
menjalakannya bukan merusaknya, tetapi tidak ada dikalangan hewan
yang membuat peraturan. Oleh sebab itu, kita sebagai hamba Allah yang
diberikan akal pikiran sudah sewajarnya melakukan sesuatu yang tidak
sama seperti yang dilakukan oleh hewan karena binatang adalah makhluk
yang tidak dikenakan hukum ke atas mereka.
1) Macam-macam Akhlak
20
Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam, ( bandung, Raja Grafindo Persada, 2006),
h.151
19
a) Akhlak mahmudah (akhlak terpuji)
Yang dimaksud dengan akhlak terpuji dengan akhlak ini dilahirkan
oleh sifat-sifat dan tingkah laku yang baik (terpuji). Akhlak ini
dilahirkan oleh sifat-sifat mahmudah yang terpendam dalam jiwa
manusia.21
Sedangkan berakhlak terpuji artinya menghilangkan semua adat
kebiasaan yang tercela yang sudah digariskan dalam agama islam
serta menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian
membiasakan adat kebiasaan baik, melakukannya dan
mencitainya.22
Akhlak yang terpuji berarti sifat-sifat atau tingkah laku yang susai
dengan norma-norma atau ajaran islam. Adapun ruang lingkup
akhlak yang terpuji (akhlak mahmudah) menurut Quraish Shihab
yang dari nilai-nilai akhlak mahmudah.23
Akhlak terhadap allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa
tiada tuhan melainkan Allah, adapun perilaku yang mencerminkan akhlak
kepada Allah adalah Amar Ma‟ruf Nahi Munkar (mengajarkan kebaikan
dan meninggalkan kemaksiatan adan kemungkaran). Dalam surah Al-
Mujadila (58:11)
Terjemahnya : 11. Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
21
A.Mustofa, Ahklak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia), h.197-198 22
Asmaran, Pengantar Study akhlak (jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994), h.204 23
Kementerian Agama RI, op cit, Al-quran dan Terjemahannya, (Bandung CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h. 63
20
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.24
Dari beberapa kutipan diatas dapat simpulkan bahwa akhlak
mahmudah yaitu adalah suatu hal yang buruk kita mesti jauhi dan segala
hal-hal yang baik dianjurkan dilakukan sehingga barang siapa yang
menjauhi keburukan dan mendekatkan dengan kebajikan termasuk
golongan orang-orang yang sangat beruntung
b) Akhlak Mazmumah (akhlak tercela)
Akhlak mazmumah ialah akhlak yang jahat dan akhlak yang keji
tanpa mengenal halal dan haram serta tidak berprikemanusiaan. Akhlak
(kikir), al-buhtan (dusta), al-ghazzab (pemarah), al-ghibah (pengumpat),
an-ananiah (adu domba), as-sirqah (mencuri), al-kazzab (dusta), dan lain-
lain. Akhlak mazmumah adalah segala aktivitasnya manusia lebih kepada
hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain karena lebih
mengutamakan keinginan nafsu.
2) Pendidikan Akhlak
Pengertian Pendidikan Akhlak Tujuan utama dari pendidikan Islam
ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup
menghasilkan orang-orang yang bermoral, lakilaki maupun
perempuan, jiwa yang bersih, kemauan keras, cita-cita yang benar
dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya
menghormati hak-hak manusia, tahu membedakan buruk dengan
baik, memilih suatu fadhilah karena cinta pada fadhilah,
24
Kementerian Agama RI, op cit, Al-quran dan Terjemahannya, (Bandung CV Penerbit
Diponegoro, 2005), h.425
21
menghindari suatu perbuatan yang tercela dan mengingat Tuhan
dalam setiap pekerjaan yang mereka lakukan.25
Pendidikan berasal dari kata didik, dalam bahasa Arab yaitu
tarbiyah dan dalam bahasa Inggris disebut dengan education.
Pendidikan bermakna proses yang berisi berbagai macam kegiatan
yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya dan
membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial
suatu generasi ke generasi berikutnya.26
Pendidikan akhlak adalah pendidikan mengenai dasar-dasar moral
dan keutamaan perangai, tabiat yang harus dimiliki dan dijadikan
kebiasaan oleh anak sejak masa analisa hingga menjadi seorang
mukallaf, seorang yang telah siap mengarungi lautan kehidupan.
Akhlak adalah buah dari iman. Jika semasa kanak-kanaknya, ia
tumbuh dn berkembang dengan berpijak pada landasan iman
kepada Allah dan terdidik untuk selalu takut, ingat, bersandar, 18
Kunaryo Hadikusumo, Pengantar Pendidikan, (Semarang: IKIP
Semarang Pers, 1996), hlm. 20. 19 M. Chabib Thoha, Kapita
Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996),
hlm. 98- 99. 16 meminta pertolongan dan berserah diri kepada-
Nya, maka ia akan emiliki potensi dan respon yang instingtif di
dalam menerima setiap keutamaan dan kemuliaan, di samping
terbiat melakukan akhlak mulia.27
Berdasarkan definisi di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan
akhlak merupakan usaha yang dilakukan pendidikan kepada anak didik
dalam upaya pembinaan nilai-nilai akhlak yang luhur, baik terhadap
sesama manusia maupun kepada Sang Pencipta, Allah SWT atau lebih
ringkasnya pendidikan akakhlak merupakan proses bimbingan jasmani dan
rohani, sebagai suatu upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak
anak menuju kepada terbentuknya kepribadian utama.
25
Moh. Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A.
Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), hlm. 103. 26
Kunaryo Hadikusumo, Pengantar Pendidikan, (Semarang: IKIP Semarang Pers, 1996),
hlm. 20
27 Abdul Kholiq, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan
Kontemporer, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 63.
22
3) Ruang lingkup akhlak
Ruang lingkup pembahasan ilmu akhlak adalah membahas tentang
perbuatan-perbuatan manusia, kemudian menetapkannya apakah apakah
perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau perbuatan yang
buruk. Ilmu akhlak dapat disebut sebagai ilmu yang berisi pembahasan
dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan nilai
atau hukum kepada perbuatan mereka, yaitu apakah perbuatan tersebut
tergolong baik atau buruk.
Dengan demikian obyek pembahasan ilmu akhlak berkaitan dengan
norma atau penilaian terhadap suatu perbuatan yang dilakukan oleh
seseorang. Jika kita katakana baik atau buruk, maka ukuran yang harus
digunakan adalah ukuran normatif. Selanjutnya jika kita katakana sesuatu
itu benar atau salah maka yang demikian itu termasuk masalah hitungan
atau pikiran.
Dengan mengemukakan beberapa literature tentang akhlak tersebut
menunjukkan bahwa keberadaan ilmu akhlak sebuah disiplin ilmu agama
sudah sejajar dengan ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti tafsir, tauhid,
fiqh, sejarah islam, dan lain-lain.
Pokok-pokok masalah yang dibahas dalam ilmu akhlak pada
intinya adalah perbuatan manusia. Perbuatan tersebut selanjutnya
ditentukan kriterianya apakah baik atau buruk. Dalam hubungan ini ahmad
mengatakan sebagai berikut:
23
Bahwa obyek ilmu akhlak adalah membahas perbuatan manusia
yang selanjutnya perbuatan tersebut ditentukan baik atau buruk.28
Pendapat diatas menunjukkan dengan jelas bahwa obyek
pembahasan ilmu akhlak adalah perbuatan manusia untuk selanjutnya
diberikan penilaian apakah baik atau buruk.
Dalam masyarakat Barat akhlak sering diidentikkan dengan etika,
walaupun pengidentikan ini tidak sepenuhnya tepat sebagaimana akan
dijelaskan dibawah nanti. Mereka yang mengidentikan akhlak dengan
etika mengatakan etika adalah penyelidikan tentang tingkah laku dan sifat
manusia.
Namun perlu ditegaskan kembali disini bahwa yang dijadikan
obyek kajian ilmu akhlak disini adalah perbuatan yang memiliki ciri-ciri
sebagaimana disebutkan diatas, yaitu perbuatan yang dilakukan atas
kehendak atau kemauan, sebenarnya mendarah daging dan telah dilakukan
secara kontinu atau terus menerus sehingga tradisi dalam kehidupannya.
Ruang lingkup akhlak menurut Muhammad Abdullah Draz dalam
Yunahar Ilyas yaitu:
1) Akhlak pribadi (al-akhlak al ardiyah). Terdiri dari: yang
diperintahkan, yang dibolehkan dan akhlak dalam keadaan darurat
2) Akhlak berkeluarga (al akhlak al usariyah) terdiri dari: kewajiban
timbal balik orang tua dan anak, kewajiban suami dan istri, dan
kewajiban terhadap karib kerabat.
3) Akhlak bermasyarakat (al akhlak al ijtimaiyyah) terdiri dari: yang
dilarang, yang diterindahkan dan kaidah-kaidah adab
28
Ahmad Amin, kitab al-Akhlakq,(Mesir: Daral al-Kutub al-Mishriyah, cet. III, t.t.) h. 2-3
24
4) Akhlak bernegara (akhlak ad daulah) terdiri dari: hubungan antara
pemimpin dan rakyat, dan hubungan luar negeri.
5) Akhlak beragama (al akhlak ad-diniyyah) yaitu keawajban
terhadap Allah SWT.29
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa
ruang lingkup akhlak mencakup beberapa macam akhlak; akhlak pribadi,
akhlak berkeluarga, akhlak bermasyarakat, akhlak bernegara dan akhlak
beragama.
4) Sumber akhlak
Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran
baik dan buruk atau mulia dan tercela. Dalam keseluruhans ajaran islam
sumber akhlak adalah Al-Quran dan sunnah. Bukan akal pikiran atau
pandangan masyarakat sebagaimana pada konsep etika moral dan bukan
pula karena baik atau buruk dengan sendirinya. Hati nurani atau fitrah
dalam bahasa Al-Quran memang dapat menjadi ukuran baikdan buruk
karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid,
mengakui ke-Esaan-Nya.
Karena fitrah itulah manusia cinta kepada kesucian dan selalu
cenderung kepada kebenaran. Hati nuraninya selalu mendambakan dan
kebenaran, ingin mengikuti ajaran-ajaran Allah SWT, karena kebenaran itu
tidak akan didapat kecuali dengan Allah SWT sebagai sumber kebenaran
mutlak. Namun fitrah manusia tidak selalu terjamin dapat berfungdi baik
29Kementerian Agama, Aqidah Akhlak, (Jakarta:Kementerian Agama,
2014),h.32
25
karena pengaruh pendidikan dan lingkungan. Oleh sebab itu ukuran baik
dan buruk tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada hati nurani atau
fitrah manusia semata. Semua keputusan syara‟ tidak akan bertentangan
dengan hati nurani manusia karena kedua-duanya berasal dari seumber
yang sama yaitu Allah SWT.
Akhlak islam, karena merupakan sistem akhlak yang berdasarkan
kepada kepercayaan kepada tuhan. Maka tentunya sesuai pula dengan
dasar daripada agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber
pokok daripada akhlak adalah aL-Quran dan Al-Hadits yang merupakan
sumber utama dari agama itu sendiri.
Pribadi nabi Muhammad adalah contoh yang paling tepat untuk
dijadikan teladan dalam membentuk kepribadian. Begitu juga sahabat-
sahabat beliau yang selalu berpedoman kepada Al-Quran dan As-Sunnah
dalam kesehariannya. Sumber ajaran akhlak ialah aL-Quran dan AL-
Hadist. Tingkah laku Nabi Muhammad merupakan contoh suri teladan
bagi umat manusia.
Tentang akhlak pribadi Rasulullah sebagaimana firman allah dalam
surah Al-Ahzab (33:21)
Terjemahan :
Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
26
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah. 30
5) Manfaat mempelajari ilmu akhlak
Ilmu akhlak berfungsi memberikan panduan kepada manusia agar
mampu menilai dan menentukan suatu perbuatan untuk selanjutnya
menetapkan bahwa perbuatan tersebut termasuk perbuatan yang baik
atau buruk.31
Selanjutnya karena ilmu akhlak menentukan kriteria perbuatan
yang baik dan buruk, sert perbuatan apa saja yang termasuk perbuatan
yang baik dan buruk itu, maka seseorang yang mempelajari ilmu ini akan
memiliki pengetahuan tentang kriteria perbuatan yang baik dan buruk itu,
dan selanjutnya ia akan banyak mengetahui perbuatan yang baikdan
perbuatan yang buruk.
Selain itu ilmu akhlak akan berguna secara efektif dalam upaya
membersihkan diri manusia dari perbuatan dosa dan maksiat. Diketahui
bahwa manusia memiliki jasmani dan rohani. Jasmani dibersihkan
dibersihkan secara lahiriyah melalui fikih, sedangkan rohani dibersihkan
secara batiniah melalui akhlak.
2. Siswa
Siswa merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki
sejumlah potensi dasar (fitrah) yang perlu dikembangkan. siswa
merupakan bahan mentah dalam proses trasformasi dan internalisasi,
menempati posisi yang sangat penting untuk melihat signifikansinya dalam
30
Kementrian Agama RI “ Al-Quran Dan Terjemahannya “ ( Bandung CV Penerbit
Diponegoro, 2005 ) h. 420 31
Dr. Muhammad Abdurrahman, Ahklak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia.
PT. RajaGrafindo, Jakarta, 2016, h.207
27
menemukan keberhasilan suatu proses. Dalam paradigm pendidikan islam,
peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah
potensi (kemampuan) dasar yang masih perlu dikembangkan.
Siswa adalah individu yang memiliki potensi untuk berkembang,
dan mereka berusaha mengembangkan potensinya itu melalui proses
pendidikan pada jalur dan jenis pendidikan tertentu. Dalam perkembangan
peserta didik ini, secara hakiki memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus
dipenuhi. Pemenuhan kebutuhan peserta didik tumbuh dan berkembang
mencapai kematangan pisik dan psikis.
Peserta didik merupakan sumber utama dan terpenting dalam
proses pendidikan formal. Peserta didik bisa belajar tanpa guru.
Sebaliknya, guru tidak bisa mengajar tanpa adanya peserta didik.
Oleh karena itu kehadiran peserta didik menjadi keniscayaan dalam
proses pendidikan formal atau pendidikan yang dilembagakan dan
menuntut interaksi antara pendidik dan peserta didik.32
Peserta didik merupakan salah satu komponen dalam pengajaran,
disamping faktor guru, tujuan, dan metode pengajaran.33
Peserta didik adalah orang yang belum dewasa, yang memerlukan
usaha, bantuan, bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna
dapat melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, sebagai
umat manusia, sebagai warga negara, sebagai anggota masyarakat
dan sebagai suatu pribadi atau individu.34
32
Sudarwan, Perkembangan Peserta Didik ( Bandung: Alfabeta ,2010) h.1 33
Hamalik, Proses Belajar Mengajar ( Jakarta: Bumi Aksara 2004 ) h.99 34
Ahmadi, Bimbingan dan Konseling di Sekolah ( Jakarta: Rineka Cipta, 1991) h.251
28
Siswa adalah organisme unik yang berkembang sesuai dengan
tahap perkembangannya, perkembangan anak adalah perkembangan
seluruh aspek kepribadiannya, akan tetapi tempo dan irama perkembangan
masing-masing anak pada setiap aspek tidak selalu sama dalam hal yang
sama siswa juga dapat dikatakan sebagai sekelompok orang dengan usia
tertentu dengan belajar yang baik secara kelompok dan perorangan. Siswa
juga dapat dikatakan sebagai murid atau pelajar ketika berbicara siswa
fikiran kita akan tertuju kepada sekolah, baik sekolah dasar maupun
sekolah menengah.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
peserta didik adalah seseorang yang mengembangkan potensi dalam
dirinya melalui proses pendidikan dan pembelajaran pada jalur, jenjang
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik bertindak sebagai pelaku
pencari, penerima dan penyimpan dari proses pembelajaran, dan untuk
mengembangkan potensi tersebut sangat membutuhkan seorang
pendidik/guru.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kualitatif
deskriptif. Kualitatif deskriptif prosedur penelitian yang menghasilkan data berupa
kata-kata tertulis atau lisan dan fakta- fakta keadaan dari orang-orang yang diamati
yaitu metode langsungserta relevensinyadengan pembelajaran, penelitian kualitatif
deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh gejala atau keadaan yang ada, yaitu
keadaan menurut apa adanya pada saat penelitian di lakukan34
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Pemilihan lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan dengan melihat kondisi
siswa yang pada dasarnya kurangnya pembinaan akhlak. Lokasi penelitian ini
bertempat SMA Negeri 3 Pangkep, sedangkan objek penelitian ini adalah guru dan
siswa SMA Negeri 3 Pangkep, kecematan bungoro kabupaten pangkep.
C. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yaitu :
1. Musholla
2. Pendidikan Akhlak
34
Azwar,Saifudin.MetodePenelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998),h.3.
30
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Untuk mendapatkan gambaran kongkrit tentang arah, objek dan tujuan
penulisan yang ingin dicapai dalam penulisan karya ilmiah ini, maka perlu diuraikan
pengertian judul yang jelas agar tidak menimbulkan kesalahan dalam penafsiran,
sebagai berikut:
1. Eksistensi Musholla sebagai pusat pendidikan akhlak siswa adalah untuk
mempermudah proses belajar mengajar terutama yang berkaitan dengan
pendidikan agama.
2. Pendidikan akhlak adalah usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk
menanamkan nilai-nilai ataupun norma-norma tentang budi pekerti
sehingga manusia dapat memahami dan mengerti, serta mengamalkan
norma-norma tentang budi pekerti itu sendiri. Dalam ajaran islam
masalah akhlak bukanlah hanya sekedar untuk mewujudkan ketentraman
ditengah- tengah masyarakat tetapi juga berhubungan dengan kualitas
keimanan seorang muslim karena akhlak seseorang pasti mempengaruhi
tingkah laku.
E. Sumber Data
1. Data Primer.
Data primer adalah berbagai informasi dan keterangan yang diperoleh
langsung dari sumbernya, yaitu para pihak yang dijadikan informan
penelitian.Jenis data ini meliputi informasi dan keterangan mengenai
31
Eksistensi Musholla sebagai Pusat Pendidikan siswa di SMA Negeri 3
Pangkep.
Informan adalah orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang
akan diteliti dan bersedia memberikan informasi yang dibutuhkan. Adapun
yang akan dijadikan Sumber data utama ini adalah kepala sekolah, guru dan
Siswa SMA Negeri 3 Pangkep.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang
diperoleh tidak langsung dari sumbernya. Dapat juga dikatakan data yang
tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen.35
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah.36
Untuk mengumpulkan data dari sumber informasi, peneliti sebagai instrumen
utama penelitian memerlukan instrumen bantuan. Ada tiga macam instrumen bantuan
bagi peneliti yang lazim digunakan:
35
Sumadi Surya brata, Metode Penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1987),h.93. 36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rinneka
Cipta, 2013),h. 203.
32
1. Pedoman Observasi
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mengadakan komunikasi langsung dengan sumber informasi
tentang kondisi penelitian SMA Negeri 3 Pangkep.
2. Pedoman wawancara
Yaitu Peneliti Mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab atau percakapan dengan informan untuk memperoleh
data yang diperlukan, baik dengan menggunakan daftar pertanyaan ataupun
percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan
sebelumnya.
3. Catatan Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan
atau kejadian yang dari segi waktu relative, belum terlalu lama. Suharsimi
Arikunto mengemukakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan
data dengan hal-hal atau yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Melalui teknik
dokumentasi ini peneliti mengumpulkan data-data yang diperlukan yang ada
ditempat atau lokasi peneliti.
33
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik dan metode
untuk mengumpulkan data sebagai berikut :
1) Library research, yaitu pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam
penelitian, pengkajian dan catatan terhadap literature atau buku-buku
referensi yang sesuai kebutuhan pembahasan dalam penelitian ini, karya
ilmiah yang relevan terhadap masalah yang dibahas berupa konsep, teori,
dan gagasan para ahli sehubungan dengan objek yang dibahas.
Metode pengumpulan data ini terbagi atas dua bagian yaitu :
a. Kutipan langsung, yaitu peneliti mengutip pendapat para ahli yang
terdapat dalam buku-buku referensi yang berhubungan dengan
pembahasan penulisan ini dengan tanpa merubah redaksi kalimatnya
dan makna yang terkandung didalamnya.
b. Kutipan tidak langsung, yaitu kutipan pendapat-pendapat para ahli
yang terdapat dalam referensi dalam bentuk uraian yang berbeda
dalam konsep aslinya, tetapi makna dan tujuannya sama.
2) Field research, yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan
penelitian langsung dilokasi penelitian atau lapangan tentang objek yang
akan diteliti untuk memperoleh data yang kongkret yang ada
hubungannya dengan masalah yang ada dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode-metode yang telah dipersiapkan yaitu :
34
a. Observasi, yaitu mengamati dan menggunakan komunikasi langsung
dengan sumber informasi tentang objek peneliti, keadaan sekolah dan
proses pembelajaran.
b. Wawancara, yaitu melakukan wawancara langsung terhadap guru dan
ssiwa disekolah objek yang akan diteliti dalam peranan kepala
sekolah dalam meningkatkan pembelajaran.
c. Dokumentasi, yaitu mencatat semua data secara langsung dari
referensi yang membahas tentang objek penelitian. Dokumentasi
adalah metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang
telah ada baik berupa buku-buku induk, sejarah, catatan, dan
lainnya.37
H. Teknik Analisis Data
Penelitian ini merupakan deskriptif dengan menggunakan data kualitatif,
dengan menggunakan metode deduktif. Metode deduktif, yaitu suatu teknikanalisis
data yang bertitik tolak dari data bersifat umum kemudian dianalisis dan diambil
kesimpulan yang bersifat khusus.
37 Ibid. h.31
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objektif Lokasi Penelitian
Pada pembahasan ini, peneliti akan menguraikan tentang hasil penelitian,
namun sebelum terlalu jauh menguraikannya, maka peneliti terlebih dahulu
mengemukakan kondisi objektif lokasi penelitian sebagai berikut:
1. Sejarah Berdirinya SMAN 3 Pangkep
SMA Negeri 1 Bungoro (SMAN 3 Pangkep).Terletak di
Kecamatan Bungoro sekitar 2 km sebelah utara Ibu Kota Kab.Pangkep
yaitu Kecamatan Pangkajenne, Kecamatan Bungoro letaknya sangat
trategis karena berada pada posisi di tengah-tengah semua kecamatan.
SMA Nengri 1 Bungoro dan sekarang berubah menjadi SMA
Nengeri 3 Pangkep adalah salah satu sekolah yang ada di Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep SMA Negeri 1 Bungoro didirakan pada
tahun 1991 dan di pimpin oleh Bapak Almarhum Drs.Alam
Pasolongi,M.Pd yang merupakan penggerak berdirinya Sekolah SMA
Negeri 1 Bungoro atau yang dikenal sekarang dengan SMA Negeri 3
pangkep
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional
adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.
36
2. Visin dan Misi
a. Visi
1. Disiplin, Cerdas, Bersahaja, dan Unggul dalam IPTEK, IMTAK
guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas
b. Misi
1. Mengoptimalkan potensi guru dalam peningkatan prestasi dan
kreativitas siswa
2. Mewujudkan siswa yang kreatif inovatif dan mandiri dalam belajar
3. Menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan asri
4. Berkualitas dalam IPTEK dan berakhlak mulia
5. Meningkatkan prestasi dalam akademik, olah raga dan seni
6. Membina ukhuwah islamiah dalam lingkungan sekolah
7. Menggunakan metode pembelajaran yang inovatif
3. Keadaan Guru
Guru dan siswa merupakan faktor yang paling penting dalam
sebuah lembaga pendidikan formal termasuk sekolah SMAN 3 Pangkep,
kecamatan Bungoro, kabupaten pangkep. Guru dan siswa merupakan
faktor yang mempengaruhi berdirinya sekolah, tanpa kedua hal tersebu t
maka sekolah tidak dapat berdiri sebagai mana mestinya. Disisi lain, guru
memegang peranan paling penting dalam perkem bangan suatu sekolah,
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Guru yang jumlahnya banyak
dan mempunyai kualitas bermutu akan mampu meningkat kankualitas
outputnya, begitu pula sebaliknya.
37
SMAN 3 Pangkep yang berada di Kecamatan Bungoro,Kabupaten
Pangkep sekarang ini dipimpin oleh H. MURSALIM, S.Pd, M.Pd yang
Mempunyai tenaga pendidik/ guru sebanyak 37 orang, tenaga guru
honorer sebanyak 30 orang.Untuk mengetahui data guru dapat dilihat pada
table berikut :
Tabel I
Data Keadaan Guru PNS SMAN 3 PANGKEP Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
H. Mursalim, S.Pd.,M.Pd
Drs. H. Tajuddin
Dra. Rosmery Bethania
Hj. Mariana
Andi Sumarni, S.Pd
Dra. Hadijah
Suardi Daming, S.Pd
Bahariah, S.Pd
Hj.Asinomg, SE
Jalil Ramli, S.Pd.,M.Si
Hj.Suhartati, S.Pd
Drs. H. Saehe
H. Hasan, S.Pd., M.Pd., Ph.D
Hj. Dewi Artati, S.Pi
Hj. Andi Hadijah, S.Pd
Yuli Nur, S.Pd
Kepala sekolah
Guru Matematika
Guru Bahasa Indonesia
Guru Bahasa Inggris
Guru Fisika
Guru Sejarah
Guru Olahraga
Guru Biologi
Guru Ekonomi
Guru Biologi
Guru Fisika
Guru Olahraga
Guru Bahasa Inggris
Guru Biologi
Guru Ekonomi
Guru Bahasa Inggris
38
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
Jumriah, S.Pd., M.Pd
Hj. Hasma S.Pd., M.Pd
Drs. Muhammad Alip
Hudaya, S.Pd
Nasrullah Muh.Nur, S.Pd
Yenne S. Tompoliu, S.Pd
Hj. Asma Gala, S.Pd
Hj. Nursyuhada, S.Pd
Faridah Ningsih, S.Pd
Kasmawati, S.Pd., MH
Thamrin, S.Pd
Nur Rahman Aksan, S.Pd., M.Si
Nurhaedah, S.Pd., M.Pd
Dr.Sri Darmawati, S.Pd., M.Pd
Sri Wahyuni, S.Pd
Haeriyah, S.Pd
Nur Indrayani, S.Pd
Jumriah, S.Pd
Aswin, S.Pd
Andi Anwar Mannan, S.Pd
Muhammad Maulana Arif, S.Pd,I
Guru Bahasa Indonesia
Guru PKN
Guru PAI
Guru Biologi
Guru Fisika
Guru Geografi
Guru Kimia
Guru BK
Guru Ekonomi
Guru PKN
Guru T I K
Guru T I K
Guru BK
Guru Seni Budaya
Guru Matematika
Guru Kimia
Guru Biologi
Guru Bahasa Inggris
Guru Olahraga
Guru Bahasa Asing
Guru Arab
Sumber Data.38
Dari tabel I di atas menunjukkan bahwa guru pns yang ada pada
SMAN 3 Pangkep, Kecamatan bungoro kabupaten pangkep.
38
Kantor SMAN 3 pangkepKec.BungoroKab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020.
39
Sebanyak 37 orang yang terdiri dari: 1 orang Kepala sekolah dan
36 tenaga pengajar / guru pns.
Tabel II
Data Keadaan Guru Honorer SMAN 3 PANGKEP Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020
No Nama Jabatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Hj.Nurbaya, S.Pd
Surya Dewan, S.Pd
Afridayanti, S.Pd
Satriulia Jensari, S.Sos
Ramlah, S.Pd
Meti Mukarramah, S.Pd.,M.Pd
Sajerah, S.Pd
Dewi Susyanti, S.Pd
Wirda, S.Pd
Hernawati, S.Pd
Adrianisah, S.Pd
Ahmad, S.Pd
Nurhidayah, S.Pd
Herlina M, S.Pd
Ahmad Yani, S.Pd.I
Imrayani, S.Pd
Nur Megawati Ahmad Ridwan, S.Pd
Hj. Husnaeni, S.Pd
Trisnawati, S.Pd
Syamsidar Basri, S.Pd., M.Pd
Guru Kimia
Guru Seni Budaya
Guru Prakarya
Guru Sosiologi
Guru Matematika
Guru Bahasa Inggris
Guru BK
Guru BK
Guru BK
Guru BK
Guru Kimia
Guru Bahasa Indonesia
Guru BK
Guru BK
Guru Bahasa Arab
Guru Sosiologi
Guru Bahasa Inggris
BK
Guru Matematika
Guru Sosiologi
40
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Fitrayani, S.Pd
Nurlina, S.Pd.I
Syahrul Ramadhan, S.Pd
Rahmat Rasdi, S.Pd
Syamsiah j., S.Pd
Hasbiah, S.Pd
Muh.Muardi H., S.Pd
Fitriani Supriadi, S.Pd
Rosmini, S.Pd
Nur Annisa, S.Pd.
Guru Matematika
Guru PAI
Guru Olahraga
Guru PKN
Guru Prakarya
Guru PAI
Guru PKN
Guru Fisika
Guru Matematika
Guru Bahasa Indonesia
Sumber Data.39
Dari tabel II di atas menunjukkan bahwa guru honorer yang ada pada
SMAN 3 Pangkep, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep sebanyak 30 orang
tenaga pengajar / guru honor.
Tabel III
Data Keadaan Pegawai SMAN 3 PANGKEP Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020
NO Nama Jabatan
1
2
3
4
5
Hawaida, S.Sos
Hj. Salna
Haris Nonci
Usman
Hamka R.
Kasubak Tata Usaha
Bendahara
Kesiswaan
Inventaris
Pustakawan
Sumber Data. 40
39
Kantor SMAN 3 pangkepKec.BungoroKab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020.
41
Dari tabel III di atas menunjukkan bahwa pegawai yang ada pada
SMAN 3 Pangkep, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep sebanyak 5 orang
tenaga pegawai.
Tabel IV
Data Keadaan Pegawai Honorer SMAN 3 PANGKEP Kecamatan
Bungoro Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020
No Nama Janatan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Yasseng, SE.
Suddin
Khalil Qibran, ST.
Syamsuddin, S.Pd.
Alwi Stefan, A.Md.Par.
Nuraeni, S.I.Pust.
Asriani S., SE.
Syamsul Rijal
Muh. Hasbih S., SE.
Syarifuddin
Hamzah.
Umum
Security
Kesiswaan
Kepegawaian
Pembantu Kepegawaian
Pustakawan
Persyuratan
Penjaga Lab Biologi
Penjaga Lab T I K
Cleaning Servis
Security
Sumber Data.41
Dari tabel IV di atas menunjukkan bahwa pegawai honorer yang ada pada
SMAN 3 Pangkep, Kecamatan Bungoro Kabupaten Pangkep sebanyak 11 orang
tenaga pegawai pegawai honorer.
4. Keadaan Siswa
Siswa merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar, karena siswa menjadi objek pendidikan dan
40
Kantor SMAN 3 pangkepKec.BungoroKab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020. 41
Kantor SMAN 3 pangkepKec.BungoroKab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020.
42
pengajaran. Tujuan dari pendidikan dan pengajaran adalah merubah anak
didik kearah kematangan kepribadian.
Siswa yang belajar di sekolah ini berasal dari latar belakang
keluarga dan pekerjaan orang tua yang bermacam-macam, dari petani,
pedagang sampai buruh bangunan. Sementara jumlah siswa SMAN 3
Pangkep kecamatan bungoro Kabupaten pangkep seluruhnya sebanyak
712 orang, dapat dilihat pada table sebagai berikut:
Tabel V
Data Keadaan Siswa SMAN 3 Pangkep Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran 2019 / 2020
No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. X MIPA 54 100 154
2. X IPS 27 31 58
3. XI MIPA 74 133 207
4. XI IPS 25 46 71
5. XII MIPA 48 118 166
6. XII IPS 23 34 57
Jumlah 251 462 713
Sumber Data.42
Dari table tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah siswa di SMAN 3
Pangkep sebanyak 713 siswa dengan rincian sebagai berikut: jumlah siswa kelas
X MIPA sebanyak 154 siswa, kelas X IPS sebanyak 58 siswa, kelas XI Mipa
42
Kantor SMAN 3 pangkepKec.BungoroKab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020.
43
sebanyak 207 siswa, kelas XI IPS sebanyak 71 siswa, kelas XII MIPA sebanyak
166 siswa, kelas XII IPS sebanyak 57 siswa.
5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana sangat menunjang proses belajar mengajar,
dengan kata lain bahwa keberhasilan pengajaran bukanlah semata-mata
ditentukan oleh tingkat kemampuan siswa menerima pelajaran, namun ada
faktor lain yang tidak biasa diabaikan, yakni fasilitas atau sarana danp
rasarana yang adapa dasekolah tersebut.
Fasilitas yang dimiliki SMAN 3 Pangkep kecamatan bungoro
kabupaten pangkep sudah memadai untuk berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar yang efektif dan kondusif. Hal ini dapat dilihat dari adanya
fasilitas penunjang, seperti perpustakaan, mushollah, laboratoirum dan
fasilitaslainnya yang semua itu dapat mendukung kualitas pembelajaran.
Berikut ini gambaran tentang sarana dan prasarana yang ada pada
SMAN 3 Pangkep kecamatan bungoro kabupaten pangkep
Tabel V
Data Sarana dan Prasarana SMAN 3 Pangkep Kecamatan Bungoro
Kabupaten Pangkep Tahun Pelajaran
2019 / 2020
NO Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan
1.
2.
3.
Ruang Kepala Sekolah
Ruang Guru
Ruangbelajar
1
1
29
Baik
Baik
Baik
44
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Perpustakaan
Laboratorium MIPA
Laboratorium Komputer
Ruang UKS
Mushollah
LemariPerpustakaan
Papantulis
Meja guru
Kursi guru
Mejasiswa
Kursisiswa
WC siswa
WC guru
Dapur guru
1
1
1
1
1
10
29
60
60
35
35
4
4
1
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Sumber data.43
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas atau sarana dan
prasarana yang dimiliki SMAN 3 Pangkep kecamatan bungoro kabupaten
pangkep sudah memadai, sehingga dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana sekolah cukup memadai dan maksimal untuk tercapainya proses
pembelajaran yang ideal sebagai penunjang kualitas pendidikan.
6. Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakulikuler SMAN 3 Pangkep meliputi:
a. Osis
b. Pramuka
43
Kantor SMAN 3 pangkep Kec.Bungoro Kab. Pangkep, TahunAjaran 2019-2020.
45
c. Rohis
d. Paskibraka
B. Bagaimana Akhlak Siswa SMAN 3 Pangkep
Akhlak adalah suatu sifat atau kondisi yang telah meresap dalam jiwa dan
menjadi kepribadian, sehingga dari situ timbullah kelakuan yang baik dan terpuji
yang dinamakan akhlak mulia, dan jika sebaliknya apabila lahir kelakuan yang
buruk maka disebut akhlak yang tercela. Setiap siswa memiliki akhlak yang
berbeda-beda ada yang mempunyai akhlak yang baik begitupula dengan akhlak
yang buruk:
1) Perbuatan tersebut telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang
sehingga telah menjadi kepribadian
2) Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran, ini
bukan berarti perbuatan itu dilakukan dalam keadaan tidak sadar,
hilang ingatan, tidur, mabuk, atau gila.
3) Perbuatan tersebut timbul dari dalam diri orang yang
mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar.
Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main,
pura-pura, ataupun juga sandiwara
Pendidikan Akhlak Tujuan utama dari pendidikan Islam ialah
pembentukan akhlak dan budi pekerti yang sanggup menghasilkan orang-orang
yang bermoral, laki-laki maupun perempuan, jiwa yang bersih, kemauan keras,
cita-cita yang benar dan akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan
46
pelaksanaannya menghormati hak-hak manusia, tahu membedakan buruk dengan
baik, memilih suatu fadhilah karena cinta pada fadhilah, menghindari suatu
perbuatan yang tercela dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang mereka
lakukan
Peneliti melakukan Wawancara dengan beberapa orang Guru dan siswa
diantaranya dengan Ibu Nurhaeda, S.Pd.,M.Pd. Tentang Aklak siswa disekolah
dengan hasil Wawancara sebagai berikut:
“ Akhlak Siswa di Sekolah ini bermacam-macam ada yang baik, namun
ada juga siswa yang memiliki perilaku yang tidak baik diantaranya
bolos, lompat pagar, merokok serta ada yang mengganggu temannya
ketika sholat dan berdiskusi di Musholla"44
Untuk mengoptimalkan Perilaku siswa SMAN 3 Pangkep, pendidikan
akhlak siswa harus dilengkapi dengan pendidikan akhlak yang memadahi,seperti
melalui pembinaan sikap yang baik kepada siswa, memberikan contoh yang baik
kepada siswa serta memberikan sanksi kepada siswa .Oleh karena itu pendidikan
akhlak disekolah sangatlah penting untuk siswa
Dalam Penelitian ini penulis menemukan berapa temuan tentang akhlak
siswa SMAN 3 Pangkep yang masih belum baik.Salah satu yang peneliti temukan
adalah masih banyak siswa yang merokok, bolos dan mengganggu temannya
ketika sholat,Dalam hal ini pihak sekolah masih belum melakukakan pembinaan
akhlah yang ketat terhadap siswa.
Peneliti juga mewawancarai Ibu Herlina M., S.Pd. salah seorang guru
dengan hasil wawancara sebagai berikut:
44
Nurhaeda, S.Pd.,M.Pd, guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020.
47
“ Siswa yang ada disekolah ini ada yang ber‟akhlak baik dan ada juga
yang ber‟akhlak kurang baik seperti mengganggu temannya yang sedang
berdiskusi di halaman sekolah,menggaggu guru yang sedang mengajar
serta menyembuyikan sepatu temannya yang sedang sholat berjamaa
serta‟‟45
Akhlak merupakan suatu hal yang sangat penting dalam usaha
mewujudkan peserta didik yang unggul. Membina akhlak berarti usaha seseorang
individu atau lembaga berusaha untuk mengarahkan, mengendalikan
mengembangkan sifat-sifat yang dimiliki manusia sejak lahir dalam jiwanya dan
bersifat konstan untuk menuju arah yang lebih baik.
Akhlak adalah membentuk mental siswa agar tidak mengalami
penyimpangan. Pembentukan mental tersebut di sekolah dilakukan oleh seorang
guru. Lebih lanjut disini guru SMAN 3 Pangkep harus mengajarkan dan
memberikan tuntunan tentang akhlak kepada siswa, baik berupa materi ketika di
kelas yang bersifat formal maupun diluar kelas (non formal) berbentuk sebuah
pendekatan kepada siswa, menegur dan mengingatkan kepada siswa ketika
melanggar peraturan sekolah, dan lain sebagainya
Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti terhadap Akhlak siswa
SMAN 3 Pangkep, masih ada siswa yang berperilaku/ber‟akhlak kurang baik
terhadap sesama siswa maupun guru di sekolah.Dalam hal ini peran guru sangat
penting dalam pembinaaan akhlak siswa agar terciptalah kepribadian/perilaku
siswa yang sopan dan beretika.Pembinaan yang dilakukan di mulai dari hal
termuda dilakukan seperti berucap salam ketika ketemu dengan guru maupun
siswa serta saling menghargai satu sama lain. Hal ini mendapat pembenaran dari
Ibu Hj. Nursyuhada, S.Pd. selaku guru SMAN 3 Pangkep tentang akhlak siswa:
45
Herlina M., S.Pd, guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020.
48
„‟ Perilaku/Akhlak siswa yang ada di sekolah ini memang sangat
berbedah,dari sekian banyaknya siswa di sekolah ini ada beberapa siswa
yang akhlak kurang baik dan ada juga siswa yang memang akhlaknya
sangat kurang sekali dan perlu pembinaan dan pendapingan untuk
memperbeki akhlak siswa tersebut‟‟
“ Selama musholla itu ada alhamdulillah perilaku siswa banyak perubahan
salah satunya perilaku siswa terhadap guru dan teman-temannya” 46
Dalam pembinaan akhlak siswa, kepala sekolah dan guru melakukan
berbagai upaya sesuai dengan tuntunan pendidikan akhlak di sekolah. Mengajar
dan mendidik merupakan kewajiban bagi guru, hal ini adalah kegiatan yang rutin
di sekolah. Akan tetapi hendaknya upaya mendidik itu juga dilakukan di luar
sekolah. Adapun upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam pembinaan
akhlak siswa adalah mengambil kebijakan untuk mengarahkan setiap guru agar
memberi teladan kepada siswa dan membentuk kpepribadian yang baik, sesuai
dengan ajaran Di sekolah. Sehingga keteladanan tersebut menjadi media
percontohan bagi siswa. Disamping itu, kepalah sekolah juga menghimbau kepada
guru , agar menyajikan materi atau metode akhlak kepada siswa sesuai dengan
kurikulum yang berlaku. Dan kepala sekolah juga menghimbau kepada guru agar
membina akhlak siswa dengan baik.Hal ini mendapat pembenaran dari bapak H.
Mursalim, S.Pd.,M.Pd Selaku kepala sekolah SMAN 3 Pangkep:
„‟ Guru di sekolah ini memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan
berperan aktif dalam membina akhlak siswa. Dan sebelum melihat akhlak
siswa Saya sebagai kepala sekolah SMAN 3 Pangkep saya memperhatikan
pula akhlak guru-guru dan berkomitmen untuk membina akhalak siswa
dengan cara memberikan nasehat-nasehat atau ceramah, (pembinaan
46
Hj. Nursyuhada, S.Pd, guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020.
49
secara lisan) serta dengan cara pemanggilan orang tua siswa untuk bekerja
sama dalam membina akhlak siswa‟‟47
Selain kepala sekolah,setiap guru juga melakukan pembinaan akhlak
siswa, yaitu: dengan memberikan nasehat yang baik dan jika siswa melakukan
kesalahan guru menegurnya atau memberikan hukuman yang sesuai, dan jika
siswa memberikan hal-hal yang baik guru memberikan pujian dan apreasi, dan
gurupun memberikan akhlak yang baik kepda siswa, bekerja sama dengan orang
tua siswa, seperti pemanggilan orang tua siswa ke sekolah dan menyuruh kepada
mereka untuk membina siswa di rumah. Adapun upaya lain yang dilakukan guru
ialah dengan cara memberikan bimbingan, memberi contoh teladan, hukuman,
ceramah dan menegur. Misalnya jika didapatkan siswa siswa yang tidak sopan
kepada gurunya atau tidak menghargai gurunya, maka guru menegurnya secara
halus dan berusaha untuk mengajaknya kepada kebaikan.
Peneliti juga melakukan Wawancara kepada siswa Tri Ansari Bahar
Dengan hasil wawancara sebagai berikut:
„‟ Pembinaan akhlak di sekolah ini sangatlah penting dikarenakan masih
banyak siswa yang berperilaku dan ber‟akhlak kurang baik seperti
menggaggu siswa yang sedang berdiskusi,sholat dan bahkan ada siswa
yang sering merokok di dalam kelas dan menjahili guru ketika
mengajar‟‟48
Pembinaan Akhlak siswa SMAN 3 Pangkep sangat penting. Pembinaan
akhlak pada siswa haruslah sesuai dengan ajaran Islam seperti mengajarkan
kebenaran, kejujuran, kesopanan, kasih sayang, dan lain sebagainya. Guru-guru
disekloah haruslah mengajarkan siswanya dengan berpegang teguh pada akhlak
47
H. Mursalim, S.Pd.,M.Pd, Kepala Sekolah, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada
tanggal 13 Maret 2020. 48
Tri Ansari Bahar, Siswa, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 12 Februari
2020.
50
didalam hidup dan selalau membiasakan membei contoh akhlak yang baik
terhadap siswa. Pendidikan sekolah pada dasarnya merupakan kelanjutan dari
pendidikan orang tua atau keluarga. Dalam Islam, lembaga pendidikan/sekolah
adalah sebagai media untuk merealisasikan pendidikan akhlak yang baik.
Seorang pendidik dituntut untuk mau dan mampu mendidik peserta didik
agar menjadi anak yang berakhlak mulia, dan mampu mengubah akhlak buruk
menjadi akhlak yang baik. Praktek etika atau budi pekerti tidak akan cukup hanya
diberikan sebagai pelajaran yang konsekuensinya hafalan atau lulus dalam ujian
tertulis. Perilaku keseharian anak didik khususnya di sekolah akan terkait erat
dengan lingkungan yang ada. Sangat ironis bahkan menjadi mustahil terwujud
jika anak dituntut untuk berperilaku terpuji, sementara kehidupan di sekolah
terlalu banyak elemen yang tercela. Anak akan menertawakan ketika dituntut
berdisiplin jika para guru dan karyawan menunjukan perilaku tidak disiplin.
Dari hasil wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan dalam hal
mengenai Akhlak siswa SMAN 3 Pangkep bahwa pembinaan akhlak siswa
sangalah penting untuk kemajuan siswa,bukan hanya guru-guru disekolah
memberikan pembinaan akhlak terhadap siswa namun juga orang tua dan
lingkungan di sekitar siswa dapat memberikan ;pembinaan akhlak dan berperilaku
yang baik terhadap guru,siswa dan di lingkungan sekolah.
C. Musholla dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa SMA Negeri
3 Pangkep
Musholla sangat berperan dalam menumbuh kembangkan karakter, mental
dan kepribadian siswa. Oleh sebab itu dengan adanya Musholla diharapkan segala
51
problema yang menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata
lain, Musholla dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai
keagamaan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan didirikannya Musholla
adalah sebagai pembinaan agama siswa dalam bentuk fasilitas penunjang proses
pembelajaran seperti sebagai tempat ibadah, melaksanakan praktek yang
berhubungan dengan materi pelajaran, tempat untuk melaksanakan kegiatan
ekstra, untuk melatih berorganisasi, berdiskusi dan sebagainya.
Melihat tujuan di atas menunjukkan bahwa Musholla adalah untuk
mempermudah proses belajar mengajar terutama yang berhubungan dengan
pendidikan agama di sekolah.
Peneliti melakukan Wawancara dengan beberapa orang Guru dan siswa
tentang Bagaimana musholla dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa
SMA Negeri 3 Pangkep, diantaranya dengan Bapak Hamka R dengan hasil
Wawancara sebagai berikut:
„‟ Yang dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa itu adalah
Musholla, karena musholla tidak hanya digunakan sebagai tempat sholat
saja tetapi juga digunakan sebagai tempat dimana siswa menerima kajian-
kajian tentang keagaaman,berdiskusi dan bertukar pikiran tentang
pelajaran sekolah yang menyangkut pendidilkan akhlak karena jam
pembelajaran keagamaan dikelas itu terbatas.‟‟49
Musholla sekolah dimanfaatkan sebagaimana tujuan didirikannya, maka
membawa dampak yang positif sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu:
Untuk meningkatkan ketakwaan terhadap Tuhan yang Maha Esa, kcerdasan dan
keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan
mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan
49
Hamka R, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 12 Februari 2020.
52
manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta
bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa
Berdasarkan uraian di atas menandakan bahwa fungsi Musholla sangat
berperan dalam menumbuh kembangkan karakter, mental dan kepribadian siswa.
Oleh sebab itu dengan adanya Musholla diharapkan segala problema yang
menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata lain, Musholla
dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai keagamaan kepada
peserta didik
Menurut Ibu Dewi Susanti,S.Pd selaku Guru di SMAN 3 Pangkep
mengatakan bahwa:
‘‟Mushollah dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak dengan cara
memfasilitasi siswa dalam pembelajaran seperti tempat kegiatan kurikuler.
Adapun yang berhubungan dengan kegiatan kurikuler seperti
Menyediakan waktu bagi siswa untuk melaksanakan shalat zuhur, ashar di
Musholla secara berjama‟ah, memperbanyak proses pembelajaran yang
berdasarkan pada penerapan materi yang berupa praktek di Musholla agar
menambah pemahaman siswa ‟‟50
Pemanfaatan Mushollah sebagai pusat pendidikan akhlak di sekolah
sangatlah penting Karena melihat kenyataan yang ada, di Sekolah Umum rata-rata
jumlah jam pelajaran sangatlah minim. Kemudian pelajaran agama banyak yang
berhubungan dengan praktek. Disamping itu pula dalam rangka pembinaan agama
siswa harus banyak melakukan kegiatan ekstra yang berhubungan dengan
pendidikan agama seperti latihan berpidato, latihan berorganisasi dan lain
sebagainya. Melihat beberapa hal diatas serta pentingnya pemanfaatan Musholla
maka di disusun program pemanfaatan Musholla dalam proses pembelajaran.
50
Dewi Susanti,S.Pd, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020.
53
SMAN 3 Pangkep sering mengadakan kegiatan-kegiatan di mushollah
yang berhubungan dengan pendidikan akhlak dengan tujuan terbentuknya karakter
siswa dan moral yang baik. pentingnya Musholla untuk pengembangan diri siswa.
Peneliti juga mewawancarai Bapak H.Hasan, S.Pd., M.Pd., Ph.D salah seorang
guru mengenai mushollah sebagai pusat pendidikan akhlak siswa dengan hasil
wawancara sebagai berikut:
‘‟ Menjadikan musholla sebagai pusat pendidikan dengan mengoptimalkan
pembelajaran dan melakukan kajian-kajian islami di mushollah tidak
hanya sebagai tempat beribadah namun juga di fungsikan sebagai tempat
proses megajar siswa,pembentukan karakter siswa ,saya selaku guru sering
menggunakan musholah sebagai tempat belajar siswa di musholla sekolah
ini sering digunakan siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar pikiran
sesama siswa‟‟51
Hal sama dkatakan oleh Guru Nuraeni,S.I.Pust.. Dengan hasil wawancara
sebagai berikut:
„‟Mengoptimalkan musholla sebagai tempat dimana siswa-siswi menerima
pemahaman keagamaan menerima kajian-kajian islami bukan hanya
sebagai tempat beribadah namun juga sebagai tempat belajar siswa seperti
berdiskusi,saling bertukar pikiran dan bahkan ada juga siswa yang
mengadakan kajian-kajian tentang masalah akhlak siswa yang ada di
sekolah ini termaksud anak osis yang sering mengunakan mushollah
sebagai tempat berdiskusi mereka”52
Fungsi mushollah di sekolah tempat dilaksanakanya berbagai jenis
kegiatan seperti tempat orang-orang berkumpul dan melaksanakan sholat
berjamaa dengan tujuan meningkatkan solidaritas siswa dan silatuhrami antar
siswa di sekolah.Mushollah juga dijadikan sebagai tempat pembentukan karakter
siswa,berdasarkan hasil wawancara diatas ditarik kesimpulan musholah tidak
51
H.hasan, S.Pd., M.Pd, Ph.D, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13
Maret 2020. 52
Nuraeni, S.I.Pust, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 12 Februari
2020.
54
hanya digunakan sebagai tempat beribadah tetapi juga digunakan sebagai tempat
bekajar,saling bertukar pikiran dan sebagai tempat pembentukan karakter siswa
Peneliti juga melakukan Wawancara kepada siswa Tri Ansari Bahar,
Dengan hasil wawancara sebagai berikut:
“ Keberadaan Mushollah di sekolah ini sangat berguna bagi siswa dan saya
pribadi,mushollah bukan hanya sebagai tempat beribadah tetapi juga
sebagai tempat untuk belajar dan berdiskusi tentang karatkter dan akhak
siswa yang berbedah.”53
Musholah banyak di bangun dibeberapa sekolah bertujuan agar dapat
memudahkan para pendidik dan peserta didik untuk tetap bisa melaksanakan
kegiatan keagamaan dan membentuk karakter siswa Selain menanamkan
pendidikan formal, sekolah juga dapat memberikan pengajaran keagamaan
melalui tempatnya yaitu di musholah
Melihat konsep di atas menunjukkan bahwa mushollah di jadikan sebagai
pusat pendidikan akhlak di sekolah harus dilakukan secara intensif. Karena
pendidikan akhlak memberi pengaruh bagi pembentukan jiwa dan karakter siswa
pada anak. Namun demikian, besar kecilnya pengaruh tersebut sangat tergantung
pada berbagai faktor yang dapat memotivasi anak untuk memahami nilai-nilai
pendidikan karakter siswa.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat ditari kesimpulan fungsi
Musholla sangat berperan dalam menumbuh kembangkan karakter, mental dan
kepribadian siswa dengan didirikannya Musholla adalah sebagai pembinaan
agama siswa dalam bentuk fasilitas penunjang proses pembelajaran seperti
sebagai tempat ibadah, melaksanakan praktek yang berhubungan dengan materi
53
Op cit h. 50
55
pelajaran. Melihat beberapa hal diatas serta pentingnya pemanfaatan Musholla
maka di sekolah SMAN 3 Pangkep disusun program pemanfaatan Musholla
dalam proses pembelajaran. Adapun program tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yaitu yang berhubungan dengan kegiatan kurikuler dan ekstra
kurikuler. Adapun yang berhubungan dengan kegiatan kurikuler adalah:
1. Menyediakan waktu bagi siswa untuk melaksanakan shalat zuhur di
Musholla secara berjama‟ah
2. Memperbanyak proses pembelajaran yang berdasarkan pada penerapan
materi yang berupa praktek di Musholla agar menambah pemahaman
siswa tentang ibadah yang bermanfaat bagi mereka baik di dunia dan
akhirat.
Sedangkan yang berhubungan dengan kegiatan ekstra kurikuler adalah:
1. Setiap minggu sore siswa melaksanakan kegiatan muhadharah di Musholla
2. Siswa memperingati hari-hari besar Islam di Musholla
3. Siswa melaksanakan wirid pengajian setiap satu kali seminggu.
D. Eksistensi Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa SMA
Negeri 3 Pangkep
Eksistensi Musholla adalah tempat Sholat, namun ukurannya kecil tidak
seperti mesjid, bisa juga berada dalam satu bangunan atau bahkan dalam rumah.
Pengertian umumnya musholla adalah tempat atau ruangan untuk sholat,
disamping sebagai tempat sholat mushollah juga mempunyai fungsi sebagai
markas pendidikan. Sebagai tempat belajar keagamaan seperti belajar mengaji
56
bagi yang buta aksara alquran disitulah manusia supaya memegang teguh
keutamaan, cinta kepada ilmu pengetahuan.
Berdasarkan uraian diatas menandakan bahwa fungsi musholla sangat
berperan dalam menumbuh kembangkan karakter, akhlak, mental Dan
kepribadian siswa. Oleh sebab itu dengan adanya musholla diharapkan segala
problema yang menyangkut pembinaan agama siswa dapat diatasi. Dengan kata
lain musholla dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai keagamaan
kepada siswa-siswi.
Musholah banyak di bangun dibeberapa sekolah bertujuan agar dapat
memudahkan para pendidik dan peserta didik untuk tetap bisa melaksanakan
kegiatan keagamaan dan membentuk karakter siswa Selain menanamkan
pendidikan formal, sekolah juga dapat memberikan pengajaran keagamaan
melalui tempatnya yaitu di musholah
Hal ini sesuai keberadaan / eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan
akhlak siswa dalam bentuk fasilitas penunjang proses pembelajaran seperti
sebagai tempat ibadah, melaksanakan praktek yang berhubungan dengan materi
pembelajaran, tempat untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ekstra, untuk melatih
berorganisasi, berdiskusi dan sebagainya.
Perilaku siswa SMAN 3 Pangkep bagus namun tidak bisa dipungkiri ada
beberapa siswa yang susah diatur karena ada kemungkinan faktor lingkungan
sehingga tidak sopan, tidak dapat membedakan yang mana teman dan yang mana
guru, perilaku disiplin juga bagus namun tidak semuanya pula siswa disiplin
57
seperti terlambat kesekolah dengan alasan yang berbeda-beda. Secara umum
perilaku siswa SMAN 3 Pangkep hanya saja perlu banyak bimbingan yang baik.
Pembinaan akhlak siswa dengan memberikan nasehat yang baik dan jika
siswa melakukan kesalahan guru menegurnya atau memberikan hukuman yang
sesuai, dan jika siswa memberikan hal-hal yang baik guru memberikan pujian dan
apreasi.
Pembentukan akhlak siswa melalui intraksi dimana intraksi adalah adanya
timbal balik antara guru dan siswa yang berlangsung di sekolah dan proses
intraksi ini dilihat dalam proses pembelajaran pembinaan akhlak berlangsung
dimana guru melakukan tugasnya yaitu mendidik, membimbing, mengarahkan ke
arah yang baik.
Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara dengan beberapa orang guru
dan siswa yang menjadi sampel penellitian, tentang sejauh mana Eksistensi
Musholla dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan akhlak siswa. Menurut Drs.
Muhammad Alif selaku guru agama islam SMAN 3 Pangkep bahwa:
“ Dalam mengoptimalkan penggunaan musholla sebagai pusat pendidikan
akhlak siswa, biasanya guru PAI ketika mengajar bukan berada diadalam
kelas tetapi menggunakan musholla dalam kegiatan belajar, terlebih lagi
ketika ada materi yang mengharuskan menggunakan musholla seperti
praktek sholat, musholla bukan hannya tempat ibadah tetapi juga
digunakan juga sarana sebagai tempat untuk menuntut ilmu bagi siswa.”
“ Untuk tetap melestarikan musholla sebgai pusat pendidikan akhlak siswa
itu dengan merawat musholla dengan baik dan tetap melakukan kegiatan-
kegiatan dimusholla memberikan kajian kepada siswa.”
“ Pembelajaran yang sering dilakukan di musholla biasanya itu seperti
pembelajaran pendidikan agama islam seperi pengambilan nilai mengaji,
nilai penghafalan alquran.”
58
“ sanksi yang biasa diberikan siswa yang melanggar di musholla itu
diarahkan untuk membersihkan musholla." 54
Hal yang sama dikatakan oleh ibu Hj. Nursyuhada, S.Pd. selaku
guru di SMAN 3 Pangkep yang mengatakan bahwa :
“ sanksi selalu diberikan di siswa baik itu laki-laki ataupun perempuan
yang melanggar dimusholla disuruh membersih mushollah seperti
contohnya mengepel menyapu sekitaran musholla”55
Dan hal yang berbeda yang diutarakan oleh bapak H.hasan, S.Pd.,
M.Pd, Ph.D
” sanksi yang berikan kepada siswa yang melanggar dimushollah seperti
memakai sepatu masuk di musholla secara tertulis tidak ada, hanya
memberikan peringatan, teguran kepada siswa yang melakukan
pelanggaran tersebut”56
Dari hasil penelitian diatas peneliti dapat simpulkan dari tiga guru yang
diwawancarai bahwa musholla dapat dilestarikan dengan baik dengan cara
merawat mushollah dengan baik tetap digunakan sebagaimana mestinya dan
sebagai tempat siswa dan siswi menerima kajian-kajian islami dan berdiskusi
dimusholla. Sanksi yang diberikan siswa apabila melanggar dimusholla yang
diberikan oleh guru yaitu membersihkan musholla musholla, seperti pelanggaran
memakai sepatu masuk ke musholla secara tulisan atau lisan itu dapat teguran dari
guru agar tidak mengulangi pelanggaran yang telah siswa tersebut lakukan.
Dan pembelajaran yang sering dilakukan dimushollah masalah
pembelajaran pendidikan agama islam (PAI) seperti halnya pengambilan nilai
pembacaaan alquran dan penghafalan alquran adapun beberapa mata pelajaran
54
Drs.Muhammad Alif, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal
12Februari 2020. 55
Hj. Nursyuhada, S.Pd, Guru, wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal
13 Maret 2020 56
Log cit h. 54
59
lain yang biasa melakukan kegiatan di mushollah. Seperti pelajaran bahasa
indonesia dan lain-lain.
Penanaman nilai akhlak terhadap siswa perlu beberapa upaya yang perlu
dilakukan oleh guru yaitu :
1. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.
2. Menjelaskan secara konkret kepada siswa apa yang dapat dipahami
pada akhir pengajaran.
3. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang lebih untuk mendapatkan
prestasi yang lebih baik di kemudian hari.
4. Membentuk kebiasaan yang baik dalam belajar.
5. Membantu kesulitan belajar siswa secara individual maupun kelompok
Peneliti mewawancarai Ibu Hernawati S.Pd, tentang penanaman nilai
akhlak terhadap siswa yang mengatakan bahwa mengantakan bahwa :
“ Menanamkan nilai akhlak terhadap siswa itu membiasakan siswa untuk
bertingkah laku baik dan betul-betul membimbing dan mengarahkannya
kearah yang benar seperti melakukan sholat duha,dan sholat wajib.”
“ alhamdulillah selama menanamkan nilai-nilai akhlak terhadap siswa
perlahan-perlahan setiap siswa mengalami perubahan.” 57
Peneliti juga mewawancarai guru Drs. H. Saehe selaku guru SMAN 3
Pangkep mengatakan bahwa :
“ Menanamkan nilai akhlak yang baik bagi siswa itu berwal dari guru
terdahulu karena guru itu digugu dan ditiru artinya kita harus jadi teladan
yang baik bagi anak-anak kalau guru sendiri mempunyai akhlak yang
kurang baik bagaimana anak-anak mau mencontoh, tetapi kalau mulai dari
gurunya yang berakhlak baik in syaa allah siswa-siswi akan mencontoh
57
Hernawati. S.Pd, Guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020.
60
selain juga selalu mengingatkan karena siswa juga perlu dibimbing dengan
baik” 58
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menanamkan nilai
akhlak pada siswa, dengan membimbing dan mengarahkan ke arah yang benar
siswa perlahan-perlahan setiap siswa mengalami perubahan termasuk akhlaknya.
Menanamkan nilai kepada siswa mulai dari gurunya terdahulu karena guru
itu diguguh dan dicontoh yang mempunyai arti bahwa guru harus sebagai teladan
yang baik bagi siswa, karena siswa akan contoh teladan yang baik, salin itu tetap
diarahkan dan dibimbing kearah yang benar begitupun jika sebaliknya.
Peneliti juga melakukan wawancara kepada siswi Tarisa Yuliarni, dengan
hasil wawancara sebagai berikut :
“ Keberadaan musholla disekolah ini sangat berguna bagi kami selaku
siswa begitupula dengan guru-guru yang mengajar disini dan saya pribadi,
musholla bukan hanya sebagai tempat beribadah tapi juga sebagai tempat
belajar dan berdiskusi dan biasa juga ditempati sebagai tempat menerima
kajian-kajian dan materi islami di musholla sekolah ini”59
Dari hasil wawancara diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak SMAN 3 Pangkep sangatlah
penting untuk pembentukan akhlak siswa dalam proses pendidikan disekolah,
dengan adanya musholla siswa-siswi dapat melakukan sholat berjama‟ah, praktek
dan berdiskusi tentang mata pelajaran yang menyangkut dengan agama dan
akhlak siswa.
58
Drs. H. Saehe, guru, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 13 Maret
2020 59
Tarisa Yuliarni, siswi, Wawancara, di SMAN 3 Pangkep. Pada tanggal 12 Februari
2020
61
Eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak SMAN 3 Pangkep
sangat mempengaruhi akhlak, sehingga siswa yang buta huruf alquran sudah
berkurang dilihat dari hasil wawancara siswa sering menggunakan musholla
sebagai tempat yang sangat penting untuk pendidikan akhlak siswa.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas tentang Eksistensi Mushollah sebagai pusat
pendidikan akhlak siswa SMAN 3 Pangkep,yang telah dijelaskan dalam bab-bab
sebelumnya pada skripsi ini,maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Akhlak suatu sifat atau kondisi yang telah meresap dalam jiwa dan
menjadi kepribadian, sehingga dari situ timbullah kelakuan yang baik dan terpuji
yang dinamakan akhlak mulia, dan jika sebaliknya apabila lahir kelakuan yang
buruk maka disebut akhlak yang tercela.
Dalam pembinaan akhlak siswa, kepala sekolah dan guru melakukan
upaya sesuai dengan tuntunan pendidikan akhlak di sekolah. Mengajar dan
mendidik merupakan kewajiban bagi guru, hal ini adalah kegiatan yang rutin di
sekolah.
Mengenai Akhlak siswa ketika musholla didirikan itu sudah mulai ada
perubahan karakteristik pada siswa yang dulunya tidak rajin sholah
seringmenggangu temannya selama ada musholla dan digunakan dengan baik
sudah berakhlak dan berperilaku yang baik terhadap guru,siswa dan di lingkungan
sekolah.
2. Musholla dapat dimanfaatkan dalam proses penanaman nilai-nilai
keagamaan kepada peserta didik. Hal ini sesuai dengan didirikannya Musholla
adalah sebagai pembinaan agama siswa dalam bentuk fasilitas penunjang proses
pembelajaran seperti sebagai tempat ibadah, melaksanakan praktek yang
63
berhubungan dengan materi pelajaran, tempat untuk melaksanakan kegiatan
ekstra, untuk melatih berorganisasi, berdiskusi dan sebagainya.
Pentingnya pemanfaatan Musholla maka di sekolah SMAN 3 Pangkep
disusun program pemanfaatan Musholla dalam proses pembelajaran.
Adapun program tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu yang
berhubungan dengan kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler.
3. Eksistensi Mushollah sebagai pusat pendidikan akhlak siswa di sekolah
sangat berperan penting bagi pembetukan akhlak siswa, mushollah bukan hanya
sebagai tempat untuk pembentukan karakter siswa namun juga sebagai fasilitas
penunjang untuk tempat belajar dan berdiskusi siswa.
Musholah banyak di bangun dibeberapa sekolah bertujuan agar dapat
memudahkan para pendidik dan peserta didik untuk tetap bisa melaksanakan
kegiatan keagamaan dan membentuk karakter siswa Selain menanamkan
pendidikan formal, sekolah juga dapat memberikan pengajaran keagamaan
melalui tempatnya yaitu di musholah
Eksistensi musholla sebagai pusat pendidikan akhlak SMAN 3 Pangkep
sangat mempengaruhi akhlak, sehingga siswa yang buta huruf alquran sudah
berkurang dilihat dari cara menggunakan musholla dengan tempat yang sangat
penting untuk pendidikan akhlak siswa.
B. SARAN
Berdasarkan Hasil penelitian diatas, penulis memberikan beberpa saran
agar dapat menjadi masukan yang baik bagi guru dan peserta didik.
64
1. Diharapkan kepada pihak sekolah untuk lebih memperhatikan bagaimana
pelaksanaan pembelajaran siswa terhadap eksistensi musholla agar dalam proses
pendidikan atau pembinaan akhlak mampu terlaksana dengan baik, sehingga
mampu menciptakan siswa yang berguna bagi masyarakat bangsa dan Negara.
2. Hendaknya pihak sekolah lebih meningkatkan fasilitas musholla dalam
pelaksanaan pendidikan atau pembinaan akhlak siswa dalam meningkatkan
kualitias pendidikan dan pembinaak akhlak siswa.
3. Studi realitas peran dan fungsi musholla sekolah dalam pendidikan atau
pembinaan akhlak siswa disekolah merupakan salah satu wilayah kajian
pendidikan umum yang perlu dikembangkan lebih lanjut melalui kajian-kajian
yang lebih luas dan mendalam, oleh karena itu, diperlukan kajian lebih lanjut yang
dapat memperkaya dan memperluas jangkauan realitas fungsi musholla sekolah
yang lebih komprehensiif, khususnya dalam pendidikan atau pembinaan akhlak
siswa agar dapat digunakan dengan baik.
65
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Karim
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Kencana :
Jakarta.
Abdurrahman Dr. Muhammad. 2016. Ahklak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak
Mulia. PT. RajaGrafindo. Jakarta.
Ahmadi. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi. Abu. 2004. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Al-Bukhari. 2003. Kitabul adaabil Mufarrad. Tasyqend: Mathba’ ah Ufset
Alim, Muhammad. 2006. Pendidikan Agama Islam. bandung. Raja Grafindo
Persada.
Amin, Ahmad. 2000. kitab al-Akhlakq. Mesir: Daral al-Kutub al-Mishriyah. cet.
III.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rinneka Cipta,
Asmaran. 1992. Pengantar Studi Akhlak. jakarta: Rajawali Press.
Asmaran. 1994. Pengantar Study akhlak. jakarta: RajaGrafindo Persada.
Brata, Sumadi Surya. 1987. Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali.
Depag RI, 2002 Aqidah Akhlak.
Departemen Pendidikan Nasioanal 2003 , UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.
Gazalba Sidi. 1989 Mesjid Tempat Ibadah dan Kebudayaan Islam. Jakarta:
Pustaka Astara.
Hadikusumo, Kunaryo, 1996 Pengantar Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang
Pers.
Hakim, M.Luqman. 2005 Raudahah Taman Jiwa Kaum Sufi. Jakarta : Risalah
Gusti.
66
Hamalik. 2004. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hasbullah. 2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo.
Kementerian Agama RI. 2005 Al-quran dan Terjemahannya, (Bandung CV
Penerbit Diponegoro.
Kementerian Agama. 2014 Aqidah Akhlak. Jakarta:Kementerian Agama.
Kementrian Agama RI. 2005 “ Al-Quran Dan Terjemahannya “ ( Bandung CV
Penerbit Diponegoro.
Kholiq, Abdul. dkk.1999 Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Tokoh Klasik dan
Kontemporer. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mahjuddin. 1991. Ahklak Tasawuf. Jakarta : Kalam Mulia.
Moh. Athiyah al Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A.
Ghani dan Djohar Bahry. 1970. Jakarta: Bulan Bintang.
Mustofa. A. 2008. Ahklak Tasawuf, Bandung: Pustaka Setia.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2001. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.PT
Rineka Cipta.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta : Balai Pustaka
Saifudin, Azwar,. 1998. MetodePenelitian.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Setyoningtyas, Emilia. 2003 Kamus Trendy Bahasa Indonesia. Surabaya : Apollo
Sudarwan. 2010. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.
Syah, Muhibbin. 2016. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya
L
A
M
P
I
R
A
N
Pedoman Wawancara
Judul Skripsi :
“Eksistensi Musholla Sebagai Pusat Pendidikan Akhlak Siswa SMAN 3
Pangkep.”
Informan yang diwawancarai adalah siswa dan guru, Pedoman wawancara
untuk mengumpulkan data mengenai eksistensi musholla sebagai pusat
pendidikan akhlak siswa SMAN 3 Pangkep.
1. Bagaimana perilaku siswa di SMAN 3 Pangkep?
2. Bagaimana perilaku siswa terhadap perilaku disiplin disekolah ini.?
3. Bagaimana perilaku siswa terhadap temannya selama musholla dijadikan
sebagai pusat pendidikan akhlak disekolah ini.?
4. Menurut bapak/ibu Apa yang dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan
akhlak siswa disekolah ini?
5. Menurut bapak/ibu Bagaimana menjadikan musholla sebagai pusat
pendidikan akhlak siswa?
6. Menurut bapak/ibu Bagaimana perilaku siswa selama mushollah dijadikan
pusat pendidikan akhlak siswa?
7. Menurut bapak/ibu bagaimana eksistensi musholla agar tetap dilestarikan
dengan baik.?
8. Bagaimana cara bapak/ibu menanamkan nilai akhlak pada siswa?
9. Apakah selama bapak/ibu menanamkan nilai agama islam dimusholla itu
siswa sering membangkang atau tidak patuh?
10. Pembelajaran apa saja yang bapak/ibu berikan kepada siswa dimusholla?
11. Apa sanksi-sanksi yang diberikan kepada siswa yang melanggar
dimusholla?
Dokumentasi
Wawancara dengan Drs. Muhammad Alif, guru agama SMAN 3 pangkep.
12 Februari 2020
Wawancara dengan Ibu Nuraeni. S.I. Pust. 12 Februari 2020
Wawancara dengan Bapak Hamka. R, Guru SMAN 3 Pangkep, 12 Februari 2020
Wawancara dengan Ibu Hj. Nursyuhada, S.Pd, Guru SMAN 3 Pangkep, 13 Maret
2020
Wawacara dengan Ibu Nurhaeda, S.Pd.,M.Pd, Guru SMAN 3 Pangkep, 13 Maret
2020
Wawancara dengan ibu Dewi Susyanti S.Pd, Guru SMAN 3 Pangkep, 13 Maret
2020
Wawancara dengan Ibu Herlina M. S.Pd Guru SMAN 3 Pangkep, 13 Maret 2020
Wawancara dengan Ibu Hernawati S.Pd, Guru SMAN 3 Pangkep, 13 Maret 2020
Wawancara dengan Bapak H.Hasan S.Pd., M.Pd., Ph.D
Dokumentasi saat berwudhu 12 Februari 2020
Sholat Duha berjamaah di mushollah SMAN 3 Pangkep.
Belajar bersama di musholla SMAN 3 Pagkep
Menerima kajian-kajian tentang keagamaan di Musholla SMAN 3 Pangkep
Mengaji bersama di musholla SMAN 3 Pangkep
Wawancara dengan Tarisa Yuliarni, Tri Ansari Bahar Siswa - Siswi SMAN 3 Pangkep,
12 Februari 2020
Dokumentasi belajar mengaji Bersama di musholla SMAN 3 Pangkep, 12
Februari 2020
Dokumentasi mengaji bersama dengan seluruh siswa SMAN 3 Pangkep, 13 Maret
2020
RIWAYAT HIDUP
Muhammad Haerul ,Lahir di Pangkep, pada hari kamis
tanggal 28 bulan April Tahun 1999 Masehi. merupakan anak
ke- empat dari empat bersaudara, buah hati dari bapak Muhadi
S.Sos dan ibu A.Nurhana, mulai memasuki jenjang pendidikan
formal di SDN 19 Malewang Kec. Bungoro Kab Pangkep.
Kemudian melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Pangkajene Kab Pangkep, kemudian
penulis melanjutkan pendidikan ke SMAN 1 Bungoro Kec. Bungoro, Kab Pangkep
dan lulus pada tahun 2016
Setelah menamatkan Pendidikan di SMAN 1 Bungoro Kec. Bungoro Kab.
Pangkep, penulis melanjutkan pendidikan kejenjang perguruan tinggi di Universitas
Muhammadiyah Makassar dan mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam pada tahun 2016 dan Insya Allah menyelesaikannya pada tahun 2020.
Top Related