EFEKTIVITAS PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP UNTUK PASIEN PENGGUNA ASKES – JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH (RSUD) PASAR REBO, JAKARTA
Annarizky Putri, Eva Andayani Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Indonesia
ABSTRAK Skripsi ini membahas mengenai keefektivitasan pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo, Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa pelayanan kesehatan rawat inap di RSUD Pasar Rebo sudah berjalan dengan efektif sesuai dengan tujuan – tujuan yang hendak dicapai program JAMKESMAS. Meskipun demikian, masih diperlukan perbaikan pada beberapa aspek terkait seperti aspek kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap agar dapat terus meningkatkan pelayanan kesehatan rawat inap. Kata Kunci : Efektivitas; Pelayanan Publik; Pelayanan Kesehatan; JAMKESMAS
ABSTRACT This undergraduate thesis is studying about the effectiveness of inpatient health services for patients on health insurance – JAMKESMAS at Pasar Rebo Regional General Hospital, Jakarta. This research is a quantitative research with descriptive design. The result of this research declared that the inpatient health services at Pasar Rebo Hospital is already operating effectively in accordance with the goals that JAMKESMAS programs should be achieved. Even so, it still need an improvements on some aspects such as the presence of specialist doctors, doctors visiting schedule, patient comfort, strategic hospital location from patient’s house, loading costs, and administrative inpatient process in order to continuously improve the inpatient health services. Keywords: Effectiveness; Public Services; Health Services; JAMKESMAS. I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan sangat diperlukan sebagai salah satu upaya pemenuhan kebutuhan atau hak
masyarakat sebagai warga negara. Terdapat berbagai macam pelayanan, salah satunya adalah
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dapat ditemukan di rumah sakit yang menyediakan
pelayanan kesehatan untuk rawat inap. Pelayanan rawat inap di rumah sakit telah dikenal luas
sebagai suatu layanan yang paling menghabiskan biaya besar. Hal ini disebabkan dalam
pelayanan rawar inap terdapat biaya-biaya tambahan seperti biaya akomodasi, visite dokter,
konsultasi per harinya, biaya obat-obatan, dan rujukan tambahan. Hal tersebut menjadi
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
persoalan tersendiri bagi masyarakat yang berasal dari kalangan kurang mampu. Masyarakat
yang berasal dari kalangan kurang mampu ini akan kesulitan dalam membiayai pelayanan
rawat inap yang diperlukan. Padahal masyarakat tersebut sangat rentan terkena penyakit,
khususnya penyakit yang membutuhkan perawatan khusus (rawat inap). Hal itu diperkuat
dengan data empiris yang dikemukakan oleh Departemen kesehatan
(http://www.ppjk.depkes.go.id). Data tersebut mengatakan bahwa kemiskinan mempengaruhi
kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap berbagai macam penyakit karena
mereka mengalami gangguan seperti menderita gizi buruk, pengetahuan kesehatan kurang,
perilaku kesehatan kurang, lingkungan pemukiman buruk, dan biaya kesehatan tidak tersedia.
Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat
kurang mampu adalah dengan mengeluarkan kartu ASKES - JAMKESMAS. Program ini
kemudian dikembangkan dengan adanya jaminan persalinan yang memberi pelayanan kepada
seluruh ibu hamil yang melahirkan dan jaminan pelayanan pengobatan pada penderita
thalassaemia mayor yang diberikan kepada pasien yang telah ditegakkan diagnosis secara
pasti sebagai penderita thalassaemia mayor (www.jdih.bpk.go.id). Terdapat beberapa rumah
sakit yang menangani pasien JAMKESMAS. Dalam laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah DKI Jakarta akhir masa jabatan tahun 2007 – 2012, terdapat dua Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) yang ada di wilayah Jakarta Timur yaitu RSUD Budi Asih dan RSUD Pasar
Rebo. Berdasarkan data rekapitulasi laporan pertanggungjawaban dana luncuran
JAMKESMAS 2012 (November 2012), RSUD Pasar Rebo tercatat lebih banyak mendapat
saluran dana JAMKESMAS sebanyak Rp.4.902.796.000,- dibandingkan dengan RSUD Budi
Asih yang hanya mendapat Rp.1.008.788.000,-. Dari dana tersebut RSUD Pasar Rebo telah
melaporkan setidaknya Rp.4.073.361.791,-.
Pelayanan kesehatan rawat inap yang dilakukan oleh RSUD Pasar Rebo melalui program
ASKES-JAMKESMAS ini merupakan salah satu jenis pelayanan publik. Hal ini disebabkan
pada pelayanan kesehatan tersebut terdapat kepentingan umum dalam masyarakat yang
dilayani (pasien rawat inap). Kepentingan umum yang ada dalam masyarakat tersebut
merupakan sasaran utama dari penyelenggaraan suatu pelayanan publik. Pencapaian sasaran
tersebut lah yang dinamakan Efektivitas. Departemen Kesehatan RI pada tahun 1993
mengemukakan bahwa kondisi yang menunjukkan masalah keefektifitasan dalam Rumah
Sakit adalah adanya keluhan yang sering terdengar dari pihak pengguna pelayanan (Harmiati,
2011). Memandang hal tersebut, terdapat beberapa keluhan dalam pelayanan JAMKESMAS,
seperti masih adanya peserta JAMKESMAS yang dikenakan iuran biaya dalam mendapatkan
obat atau alat medis habis Pakai (AMHP). Hal tersebut dikemukakan dalam laporan hasil
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
BPK pada tanggal 19 Maret 2013 (http://nasional.kontan.co.id). Keadaan serupa dapat terlihat
dari hasil penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) terhadap program JAMKESMAS.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa masih terdapat peserta yang mengeluarkan biaya
pengobatan dan kepesetaan JAMKESMAS masih belum sempurna sehingga menggangu
proses administrasinya (http://megapolitan.kompas.com).
B. Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka peneliti
mengidentifikasi permasalahan mengenai “Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan rawat
inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat
inap untuk pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta.
II. TINJAUAN TEORITIS
Menurut James L. Gibson, efektivitas adalah pencapaian sasaran dari upaya bersama
(Pasolong, 2007: 4). Menurut H. Emerson, efektivitas adalah pengukuran dalam arti
tercapainya sasaran dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya (Hikmawati, 2009: 41-42).
Efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap merupakan efektivitas dalam bidang jasa yang
berorientasi pada kepentingan publik. Penelitian ini didasarkan pada salah satu diantara empat
model yang dikemukakan oleh Ricky W. Griffin. Keempat metode tersebut adalah pendekatan
sumber sistem, pendekatan tujuan, pendekatan proses internal, dan pendekatan strategis
konstituensi (Griffin, 1990: 101-102). Penelitian ini akan menggunakan model Pendekatan
Tujuan. Hal ini disebabkan pendekatan tersebut dianggap mampu merepresentasikan
efektivitas karena efektivitas merupakan pengukuran pencapaian sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan. Pemilihan pendekatan tujuan ini diperkuat oleh perbandingan pendekatan-
pendekatan efektivitas yang dikemukakan oleh Steven P. Robbins (Robbins, 1994: 84).
Contohnya seperti pada saat Robbins mengatakan bahwa pendekatan konstituensi strategis
melakukan pengukuran yang paling tidak mencakup keinginan semua konstituensi strategis
terpenuhi. Hal tersebut akan sulit tercapai karena konstituensi strategis terdiri dari pemilik,
pegawai, pelanggan, pemasok, kreditur, serikat buruh, pejabat masyarakat lokal, beserta
lembaga pemerintahan yang memiliki keinginan yang berbeda-beda antara satu dengan yang
lainnya.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Dalam melakukan pengukuran efektivitas dengan pendekatan tujuan, penelitian ini
menggunakan dimensi yang dikemukakan oleh Azrul Azwar mengenai syarat-syarat utama
pencapaian tujuan. Dimensi ini terdiri dari 8 dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan,
dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu (Azwar,1996: 1). Hal ini
sebagai upaya agar semakin tercermin bahwa penelitian ini menyoroti pelayanan kesehatan
rawat inap, maka indikator diambil dari beberapa poin rawat inap yang relevan dengan
penelitian ini.
III. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang mencoba
menemukan suatu pemahaman akan interpretasi atau makna terhadap suatu gejala. Penelitian
ini mendasarkan pada suatu teori yang kemudian dituangkan dalam suatu operasional konsep
sebagai acuan penelitian. Fokus yang akan diteliti adalah efektivitas pelayanan kesehatan
rawat inap.
Jenis penelitian ini dapat dilihat berdasarkan tiga bagian, yaitu tujuan, manfaat, dan
waktu. Tujuan dari penelitian ini adalah lebih menggambarkan fenomena sosial yang terjadi.
fenomena itu dapat berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan
dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena yang lainnya. Manfaat penelitian
ini termasuk ke dalam penelitian murni. Hal tersebut disebabkan penelitian mengenai
efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES JAMKESMAS di RSUD
Pasar Rebo, Jakarta ini berorientasi akademis dan berusaha menjelaskan pengetahuan
mengenai kehidupan sosial dengan cara menganalisis efektivitasnya. Dilihat dari jenis
penelitian berdasarkan waktu, penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian cross
sectional.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berasal dari data kuantitatif yang
digunakan dalam dua studi yaitu studi lapangan dan studi kepustakaan. Studi lapangan
penelitian ini dilakukan dengan metode survey melalui instrumen berupa kuesioner. Penelitian
ini juga melakukan wawancara singkat kepada pihak terkait seperti responden dan petugas
kesehatan guna mendapat data pendukung dan memperjelas data yang telah didapatkan dari
kuesioner. Untuk studi kepustakaan, penelitian ini mengumpulkan data-data rumah sakit
beserta pedoman dan peraturan yang digunakan untuk memperkuat data yang didapat dari
hasil pengisian kuesioner.
Populasi penelitian ini adalah pasien rawat inap yang berada di RSUD Pasar Rebo,
Jakarta. Namun, tidak semua pasien rawat inap tersebut dijadikan sebagai subyek penelitian,
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
melainkan hanya pasien rawat inap yang menggunakan ASKES-JAMKESMAS. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan sampel total sampling. Total sampling merupakan teknik
pengambilan sampel yang meliputi keseluruhan unsur populasi (Sarwono, 2010: 36). Dengan
demikian, sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap JAMKESMAS di RSUD
Pasar Rebo selama periode 11 Mei 2013 – 11 Juni 2013 khusus ruangan Melati (701),
Cempaka (503), serta Delima (303 dan 304). Dari 161 orang pasien, total responden yang
didapat berjumlah 112 orang. Hal ini disebabkan kendala terbesar dimana reponden dalam
penelitian ini adalah pasien yang sedang sakit dan sedang dirawat di rumah sakit. Hal ini
membuat beberapa dari responden tidak memungkinkan untuk mengisi kuesioner penelitian.
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dengan jenis
ukuran pemusatan (Central Tendency). Skala yang digunakan adalah skala Likert yang
merupakan skala untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang suatu gejala (Djaali dan Muljono, 2007). Bentuk jawaban penelitian ini berupa
sangat setuju (SS), setuju (S), netral (N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS).
Untuk menentukan nilai range kelas untuk setiap kategori, digunakan rumus panjang
interval, sebagai berikut (Supranto, 2000 : 64) :
Keterangan:
C = perkiraan besarnya kelas
k = banyaknya kelas
Xn = Nilai observasi terbesar
X1 = Nilai observasi terkecil
Dengan demikian, untuk perhitungan hasil akhir penelitian ini, terdapat tiga kategori yang
digunakan yaitu efektif, cukup efektif, dan tidak efektif. Ketiga kategori ini ditentukan dengan
range, sebagai berikut :
C = (135-27) : 3 = 36
C =
27 – 62 : Tidak Efektif
63 – 98 : Cukup Efektif
99 – 135 : Efektif
C = (Xn – X1)
k
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
IV. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini terdiri dari terdiri dari dua tahapan yaitu analisis mengenai identitas
responden yang berisi tentang jenis kelamin, usia, lama hari di rawat, serta penyakit yang
diderita. Bagian kedua adalah analisis efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap. Dalam
analisis ini terdapat delapan dimensi yaitu tersedia, wajar, berkesinambungan, dapat diterima,
dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu. Kedelapan dimensi ini merupakan upaya
untuk mengambarkan efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk pasien ASKES –
JAMKESMAS melalui pendekatan tujuannya.
A. Identitas Responden
Dari 112 responden, didapatkan bahwa 95,5% pasien berjenis kelamin perempuan. Hal ini
disebabkan pelayanan Jamkesmas untuk rawat inap di RSUD Pasar Rebo lebih banyak berasal
dari Pasien yang menjalani persalinan. Untuk kategori usia pasien dapat dikatakan bahwa
pasien terbanyak adalah berumur 21 – 32 tahun dengan jumlah 61 orang. Pada kategori
lamanya hari rawat pasien, mayoritas responden menjawab kurang dari 3 hari dengan
presentase 72,3%. Mayoritas responden merupakan pasien melahirkan yaitu sebesar 82,1%.
B. Efektivitas Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Bagian ini merupakan tampilan hasil yang didapat dari kedelapan dimensi yang digunakan
untuk menggambarkan efektivitas pelayanan rawat inap untuk pasien ASKES –
JAMKESMAS melalui pendekatan tujuan. Kategorisasi akan dihitung setiap dimensi yang
disesuaikan dengan jumlah indikator yang diuji pada setiap dimensi. Perhitungan kategori ini
dilakukan dengan menggunakan rumus Supranto (2000).
a) Kategorisasi Untuk Dimensi Tersedia:
C =
5 – 11 : Tidak Efektif
12 - 18 : Cukup Efektif
19 – 25 : Efektif
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tabel 1 Frekuensi Dimensi Tersedia
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kelengkapan Obat-
Obatan Selama
Menjalani Perawatan
16
(14,3%)
80
(71,4%)
14
(12,5%)
2
(1,8%)
0
(0%)
Kehadiran Dokter
Spesialis Pada Saat
Dibutuhkan
20
(17,9%)
62
(55,4%)
18
(16,1%)
12
(10,7%)
0
(0%)
Fasilitas Memadai 17
(15%)
70
(62,5%)
15
(13,4%)
6
(5,4%)
4
(3,6%)
Kelengkapan Alat
Pengobatan
21
(18,8%)
83
(74,1%)
6
(5,4%)
2
(1,8%)
0
(0%)
Catatan Medis yang
Lengkap
26
(23,2%)
81
(72,3%)
3
(2,7%)
1
(0,9%)
1
(0.9%)
Total 100 376 56 23 5
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi Tersedia, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar jawaban responden berada pada pilihan Setuju dengan hasil total 376
dan total nilai modus 20. Hal ini berarti dimensi ketersediaan telah dilakukan secara efektif di
unit rawat inap RSUD Pasar Rebo, Jakarta. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kelima
indikator, antara lain:
1. Obat-obatan untuk pasien rawat inap sudah tersedia dengan lengkap.
2. Dokter - dokter spesialis yang ditugaskan untuk menangani pasien tersebut hadir pada saat
dibutuhkan seperti operasi dan beberapa pemeriksaan khusus. Meskipun begitu, masih
terdapat beberapa pasien yang mengakui bahwa mereka belum bertemu dengan dokter
spesialis atau hanya pernah bertemu pada saat pemeriksaan awal.
3. Fasilitas rawat inap khususnya untuk kelas III pasien JAMKESMAS ini sudah lengkap,
seperti laci kecil, tempat tidur, serta keranjang bayi (untuk pasien melahirkan).
4. Tidak ada kesulitan dalam mendapatkan alat-alat pengobatan yang dibutuhkan karena
alat-alat tersebut sudah tersedia dengan lengkap di unit rawat inap RSUD Pasar Rebo
5. Pasien memiliki catatan medis yang lengkap sehingga dokter serta pasien secara pribadi
sendiri tidak kesulitan dalam mengetahui kondisi pasien terkini.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
b) Kategorisasi Untuk Dimensi Wajar:
C =
3 – 6 : Tidak Efektif
7 – 10 : Cukup Efektif
11 – 15 : Efektif
Tabel 2 Frekuensi Dimensi Wajar
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kesesuaian Prosedur
Pelayanan Kesehatan
dengan
Pelaksanaannya
30
(26,8%)
68
(60,7%)
11
(9,8%)
3
(2,7%)
0
(0%)
Perlakuan yang Sama
dari Petugas
Kesehatan Kepada
Pasien
67
(59,8%)
32
(28,6%)
9
(8,0%)
3
(2,7%)
1
(0,9%)
Pelayanan yang
Layak Untuk Seluruh
Pasien
32
(28%)
66
(58%)
11
(9,8%)
3
(2,7%)
0
(0%)
Total 129 166 31 9 1
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap dimensi pelayanan yang Wajar didapatkan
bahwa mayoritas jawaban responden dari 3 indikator yang berada di dalam dimensi ini adalah
setuju dengan jumlah jawaban sebesar 166. Total nilai modus yang didapat yaitu 13,
menunjukan bahwa pelayanan rawat inap yang wajar sudah berjalan dengan efektif. Hal ini
dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain:
1. Pelayanan kesehatan rawat inap telah dilakukan sesuai dengan prosedurnya.
2. Petugas kesehatan tidak membeda-bedakan pelayanan kepada sesama pasien
JAMKESMAS dimana para petugas kesehatan (khususnya perawat rawat inap) bersikap
ramah dan baik hati terhadap semua pasien di ruangan tempat mereka di rawat.
3. Pelayanan yang diberikan sudah layak bagi pasien rawat inap.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
c) Kategorisasi Untuk Dimensi Berkesinambungan:
C =
4 – 9 : Tidak Efektif
10 – 15 : Cukup Efektif
16 - 20 : Efektif
Tabel 3 Frekuensi Dimensi Berkesinambungan
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kunjungan Dokter
Penanggung Jawab
Secara Rutin
28
(25%)
43
(38,4%)
28
(25%)
11
(9,8%)
2
(1,8%)
Pengecekkan Dosis
Obat yang Diberikan
Secara Rutin
47
(42%)
62
(55,4%)
1
(9%)
2
(1,8%)
0
(0%)
Pemeriksaan Rutin
Dilakukan Oleh
Petugas Kesehatan
55
(49,1%)
55
(49,1%)
2
(1,8%)
0
(0%)
0
(0%)
Pemberian Semangat
dan Pesan Kesehatan
Dari Petugas
Kesehatan
53
(47%)
49
(43,8)
6
(5,4%)
4
(3,6%)
0
(0%)
Total 183 209 37 17 2
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat disimpulkan bahwa mayoritas menjawab
setuju terhadap setiap indikator yang terdapat di dalam dimensi berkesinambungan dengan
jumlah 209. Selain itu jumlah total nilai modus 16/17 menunjukan bahwa pelayanan rawat
inap di RSUD Pasar Rebo yang berkesinambungan sudah berjalan dengan efektif. Hal ini
dapat terlihat dari hasil dari keempat indikator, antara lain:
1. Kunjungan dokter penanggung jawab pasien dilakukan secara rutin. Akan tetapi, jumlah
pasien yang menjawab netral cukup signifikan. Hal ini disebabkan pada saat mengisi
kuesioner beberapa dari pasien merasa belum mendapatkan kunjungan, tetapi pasien yakin
dikarenakan hari libur atau pasien baru menempati ruang rawat inap. Adapun responden
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
yang mengakui bahwa mereka belum mendapat kunjungan dari dokter penanggungjawab.
Petugas kesehatan memberi alasan bahwa beberapa dokter sudah memantau
perkembangan pasien melalui komunikasi dengan perawat via telepon.
2. Petugas kesehatan secara rutin melakukan pengecekkan obat yang diberikan kepada
pasien seperti infus dan obat-obatan habis pakai lainnya.
3. Petugas kesehatan yang bertugas telah secara rutin melakukan pemeriksaan kepada pasien.
Pemeriksaan tersebut dapat berupa pengecekkan tensi dan ambil darah. Selain itu, terdapat
pengecekkan berkala untuk bayi dalam kandungan. Pemeriksaan rutin dilakukan setiap
pergantian shift perawat.
4. Petugas kesehatan memberikan semangat dan pesan-pesan yang membantu kesembuhan
pasien.
d) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Diterima:
C =
3 – 6 : Tidak Efektif
7 – 10 : Cukup Efektif
11 – 15 : Efektif
Tabel 4 Frekuensi Dimensi Dapat Diterima
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kenyamanan Pasien
Selama Berada di
Ruang Rawat Inap
35
(31,3%)
54
(48%)
12
(10,7%)
11
(9,8%)
0
(0%)
Kelancaran Interaksi
Antara Petugas
Kesehatan dengan
Pasien
41
(36,6%)
63
(56%)
7
(6,3%)
1
(0,9%)
0
(0%)
Pemberian Penjelasan
pada Saat Melakukan
Tindakan Kepada
Pasien
50
(44,6%)
49
(43,8%)
6
(5,4%)
6
(5,4%)
1
(0,9%)
Total 126 166 25 18 1
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan hasil jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi Dapat Diterima yaitu
jawaban setuju dan jumlah total nilai modus dimensi ini yaitu 13 maka pelayanan kesehatan
rawat inap yang dapat diterima ini sudah berjalan dengan efektif di antara pasien-pasiennya.
Hal ini dapat terlihat dari hasil dari ketiga indikator, antara lain:
1. Kenyaman pasien selama berada di ruang rawat inap sudah baik. Meskipun begitu,
terdapat beberapa pasien yang tidak sependapat dengan hal tersebut. Berdasarkan
pengakuan beberapa pasien pada saat mengisi kuesioner, ketidaknyamanan tersebut dapat
berasal dari panasnya ruang rawat inap serta sering terjadi kebisingan pada saat jam
besuk.
2. Hubungan berupa interaksi yang dilakukan petugas kesehatan pada saat menangani
pasien, baik secara medis maupun secara mental berjalan dengan lancar.
3. Petugas kesehatan selalu memberikan penjelasan pada saat melakukan tindakan baik
medis maupun non medis kepada pasien seperti penggunaan obat, pengambilan darah,
atau pun pengecekan obat selama berada di ruang rawat inap.
e) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dicapai:
C =
2 – 4 : Tidak Efektif
5 – 7 : Cukup Efektif
8 – 10 : Efektif
Tabel 5 Frekuensi Dimensi Dapat Dicapai
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kestrategisan Lokasi
RSUD dengan
Tempat tinggal
25
(22,3%)
52
(46%)
10
(8,9%)
21
(18,8%)
4
(3,6%)
Akses antar Ruang
Rawat Inap dengan
Ruang Pendukung
Tidak Jauh
25
(22,3%)
67
(59,8%)
12
(10,7%)
8
(7,1%)
0
(0%)
Total 50 119 22 29 4
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan jawaban terbanyak responden untuk dimensi Dapat Dicapai yaitu setuju dan
dengan melihat total nilai modus dari dimensi ini yaitu 8, maka dapat disimpulkan dimensi ini
termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini dapat terlihat dari hasil dari kedua indikator,
antara lain:
1. Letak RSUD Pasar Rebo sudah strategis yang berarti rumah sakit ini terletak tidak jauh
dari pasien serta banyak akses jalanan yang mempermudah mereka dalam menuju rumah
sakit ini. Meskipun begitu, masih banyak pasien yang tidak setuju terhadap kestrategisan
rumah sakit ini. Hal tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh rujukan pasien dari
puskesmas atau rumah sakit luar daerah jakarta.
2. Akses antara ruang rawat inap dengan ruang pendukung seperti ruang perawat, apotik, dan
ruang operasi tidak jauh. Hal ini berarti tidak membutuhkan waktu yang lama bagi
petugas-petugas kesehatan dapat mengontrol pasien setiap saat serta mendapatkan
penanganan langsung.
f) Kategorisasi Untuk Dimensi Dapat Dijangkau:
C =
2 – 4 : Tidak Efektif
5 – 7 : Cukup Efektif
8 – 10 : Efektif
Tabel 6 Frekuensi Dimensi Dapat Dijangkau
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Kesesuaian Biaya
yang Ditanggung
oleh Program
JAMKESMAS
31
(27,7%)
62
(55,4%)
14
(12,5%)
5
(4,5%)
0
(0%)
Tidak Dikenakan
Pembebanan Biaya
Tambahan Untuk
Pasien
JAMKESMAS
40
(35,7%)
33
(29,5%)
16
(14,3%)
21
(18,8%)
2
(1,8%)
Total 71 95 30 26 2
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Berdasarkan hasil jawaban responden untuk dimensi Dapat Dijangkau, mayoritas jawaban
terbanyak adalah setuju dan nilai total modus dimensi ini adalah 9, maka kondisi tersebut
menunjukan bahwa keterjangkauan biaya ini sudah berjalan dengan efektif. Hal ini didukung
oleh program JAMKESMAS yang membantu masyarakat kurang mampu agar dapat
menerima pelayanan kesehatan yang baik. Kondisi tersebut dapat terlihat dari hasil dari kedua
indikator, antara lain :
1. Biaya yang dicantumkan ke dalam rincian yang akan dibayarkan oleh pemerintah sudah
sesuai dengan yang diterima oleh pasien yang bersangkutan. Beberapa responden memilih
menjawab netral dikarenakan mereka belum mendapatkan konfirmasi terhadap biaya yang
ditanggung.
2. Tidak ada pembebanan biaya tambahan yang dikenakan kepada pasien yang tidak sesuai
dengan prosedur JAMKESMAS. Akan tetapi, masih terdapat beberapa responden yang
dikenakan biaya tambahan seperti masih dikenakannya biaya administrasi sebesar
Rp.150.000,- atau biaya kebutuhan obat yang terlalu mahal.
g) Kategorisasi Untuk Dimensi Efisien:
C =
3 – 6 : Tidak Efektif
7 – 10 : Cukup Efektif
11 – 15 : Efektif
Tabel 7 Frekuensi Dimensi Efisien
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Cepat Tanggap
Petugas dalam
Menangani Pasien
38
(33,9%)
67
(59%)
5
(4,5%)
2
(1,8%)
0
(0%)
Kemudahan dan
Kepraktisan Proses
Administrasi Rawat
Inap
45
(40,2%)
39
(34,8%)
9
(8,0%)
16
(14,3%)
3
(2,7%)
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Obat yang Digunakan
Sesuai Pembiayaan
JAMKESMAS
36
(32,1%)
53
(4,3%)
19
(17,0%)
4
(3,6%)
0
(0%)
Total 119 159 33 22 3
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak dari responden untuk dimensi efisien yaitu setuju
dan dengan melihat total nilai modus mencapai 14, dapat disimpulkan bahwa pelayanan
kesehatan rawat inap ini sudah efektif berjalan secara efisien. Hal ini dapat terlihat dari hasil
dari ketiga indikator, antara lain:
1. Sikap petugas kesehatan cepat tanggap dalam menangani pasiennya
2. Kemudahan dan kepraktisan proses administrasi rawat inap. Berdasarkan pernyataan
pasien pada saat mengisi kuesioner, penanganan dilakukan lebih dulu meskipun surat-
surat yang diperlukan belum memenuhi persyaratan. Hal tersebut tentu saja tergantung
pada tingkat kebutuhan pasien. Meskipun begitu, terdapat beberapa pasien yang tidak
sependapat. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi terhadap berkas-berkas yang
diperlukan membuat pasien dan keluarganya merasa kerepotan karena diminta terus-
menerus melengkapi berkas yang dibutuhkan.
3. Obat yang digunakan sesuai dengan yang ditetapkan, dimana sebagian besar obat-obatan
yang digunakan merupakan obat generik.
h) Kategorisasi Untuk Dimensi Bermutu:
C =
5 – 11 : Tidak Efektif
12 – 18 : Cukup Efektif
19 - 25 : Efektif
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tabel 8 Frekuensi Dimensi Bermutu
Pernyataan Penilaian Responden
SS S N TS STS
Petugas Kesehatan
Terampil dalam
Menangani Pasien
31
(27,7%)
73
(65,2%)
8
(7,1%)
0
(0%)
0
(0%)
Pengetahuan Dokter
dalam Menetapkan
Diagnosis untuk
Pasien
37
(33,0%)
66
(58,9%)
5
(4,5%)
4
(3,6%)
0
(0%)
Kebersihan Fasilitas
Pengobatan di Ruang
Rawat Inap
30
(26,8%)
70
(62,5%)
8
(7,1%)
4
(3,6%)
0
(0%)
Keamanan Tindakan
Medis yang Dilakukan
Petugas Kesehatan
30
(26,8%)
76
(67,9%)
6
(5,4%)
0
(0%)
0
(0%)
Obat-Obatan yang
diberikan berkualitas
baik
29
(25,9%)
68
(60,7%)
14
(12,5%)
1
(0.9%)
0
(0%)
Total 157 353 41 9 0
Sumber : Diolah oleh Peneliti, Kuesioner, 2013
Berdasarkan jumlah jawaban terbanyak responden pada dimensi bermutu yaitu setuju
serta melihat total nilai modus dimensi ini adalah 20, maka dapat disimpulkan bahwa mutu
dari pelayanan kesehatan di rawat inap sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat terlihat
dari hasil dari kelima indikator, antara lain:
1. Petugas kesehatan rawat inap sudah memiliki tenaga yang terampil dalam menangani
pasien-pasiennya.
2. Dokter mampu menyampaikan diagnosisnya dengan baik kepada para pasien.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
3. Ruang rawat inap sudah bersih. Meskipun begitu, terdapat pasien yang memilih tidak
setuju karena berpendapat bahwa kebersihan ruang rawat inap masih kurang dimana
perabotan masih terlihat kotor.
4. Pasien merasa aman terhadap tindakan yang petugas kesehatan lakukan terhadap mereka.
Namun, terdapat beberapa pasien yang memilih untuk netral dalam hal ini. Kondisi
tersebut disebabkan adanya kekhawatiran terhadap mahasiswa perawat yang sedang
melakukan praktik kerja.
5. Pasien menganggap bahwa kualitas obat-obatan yang diberikan kepada mereka sudah baik
seperti tidak menimbulkan efek samping yang dapat mengurangi kesehatan mereka.
V. PEMBAHASAN PENELITIAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai efektivitas pelayanan kesehatan rawat inap untuk
pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di RSUD Pasar Rebo, Jakarta, dapat terlihat
bahwa pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS ini
sudah berjalan dengan efektif. Sejalan dengan teori Griffin dan Azwar yang mengukur
efektivitas dengan menggunakan pendekatan tujuan, hasil penelitian ini sudah dapat
menunjukan perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang diselenggarakan di
RSUD Pasar Rebo. Perwujudan tujuan program tersebut dapat terlihat dari delapan dimensi
yang telah dijabarkan. Kedelapan dimensi tersebut antara lain dimensi tersedia, wajar,
berkesinambungan, dapat diterima, dapat dicapai, dapat dijangkau, efisien, dan bermutu.
Tabel 9 Hasil Analisis Efektivitas Pelayan Kesehatan Rawat Inap
Dimensi Nilai Total Modus Keterangan
Tersedia 20 Efektif
Wajar 13 Efektif
Berkesinambungan 17 Efektif
Dapat Diterima 13 Efektif
Dapat Dicapai 8 Efektif
Dapat Dijangkau 9 Efektif
Efisien 14 Efektif
Bermutu 20 Efektif
Total 114 Efektif
Sumber : Diolah oleh Peneliti, 2013
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatnya akses pelayanan kesehatan terhadap
seluruh masyarakat miskin dapat terlihat dari dimensi tersedia dan dimensi dapat dicapai.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa nilai total dimensi tersedia adalah 20 yang masuk ke
dalam kategori efektif, sedangkan untuk total nilai modus untuk dimensi dapat dicapai adalah
8 yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung oleh lokasi RSUD yang
strategis dan kelengkapan ketersediaan pelayanan yang dibutuhkan seorang pasien.
Tujuan program JAMKESMAS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien dapat dilihat melalui dimensi bermutu dan
efisien. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi bermutu adalah 20. Nilai
tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Untuk dimensi efisien, total nilai modus adalah 14
yang masuk ke dalam kategori efektif. Hal ini menunjukan bahwa kualitas pelayanan
kesehatan sudah baik dan efisiensi pelayanan kesehatan berjalan dengan efektif.
Tujuan program JAMKESMAS lainnya yaitu dalam meningkatnya cakupan masyarakat
miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya
dan di Rumah Sakit dapat dilihat dari dimensi wajar, berkesinambungan, dan dapat diterima.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa total nilai dimensi wajar adalah 13 yang masuk ke
dalam kategori efektif. Untuk dimensi berkesinambungan total nilai modus adalah 17. Nilai
tersebut masuk ke dalam kategori efektif. Selain itu, untuk dimensi dapat diterima. Hasil
penelitian ini menunjukan nilai total dimensi ini adalah 13 yang termasuk ke dalam kategori
efektif. Dengan demikian, dengan adanya program JAMKESMAS maka semakin banyak
masyarakat miskin yang mudah mendapatkan pelayanan kesehatan di rumah sakit karena ada
rujukan dari puskesmas. Pelayanan yang didapatkan merupakan pelayanan yang wajar,
berkesinambungan, serta dapat diterima oleh yang bersangkutan.
Untuk tujuan program JAMKESMAS lainnya seperti terselenggaranya pengelolaan
keuangan yang transparan dan akuntabel dapat terlihat dari dimensi dapat dijangkau.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa total nilai modus dari dimensi dapat
dijangkau adalah 9. Nilai ini termasuk ke dalam kategori efektif. Hal ini tentu saja didukung
oleh kesediaan pihak rumah sakit yang membangun kepercayaan kepada pasien dengan
menginformasikan seluruh biaya perawatan selama dia berada di ruang rawat inap dan
membantu penanggungan biaya tersebut melalui dana dari pihak pemerintah.
Meskipun demikian, kondisi pelayanan efektif ini harus terus ditingkatkan demi
mewujudkan pelayanan kesehatan yang merata di seluruh kalangan masyarakat nasional. Dari
27 indikator yang diteliti, terdapat beberapa indikator yang masih memerlukan peningkatan
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
yaitu indikator-indikator yang memiliki tingkat jawaban negatif (tidak setuju / sangat tidak
setuju) cukup tinggi seperti pada indikator kehadiran dokter spesialis, kunjungan dokter
penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit dengan tempat
tinggal pasien, pembebanan biaya, serta proses administrasi rawat inap.
VI. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian analisis yang telah dijelaskan, maka kesimpulan yang dapat diambil
dari penelitian ini, sebagai berikut:
“Pelayanan kesehatan rawat inap untuk Pasien pengguna ASKES – JAMKESMAS di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo ini sudah berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat
terlihat dari perwujudan tujuan-tujuan program JAMKESMAS yang telah dirasakan oleh
pasien penggunanya. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa aspek yang perlu
ditingkatkan lebih baik yaitu yang berada pada indikator kehadiran dokter spesialis,
kunjungan dokter penanggung jawab, kenyamanan pasien, kestrategisan lokasi rumah sakit
dengan tempat tinggal pasien, pembebanan biaya tambahan, serta proses administrasi rawat
inap.”
VII. SARAN
Meskipun pelayanan kesehatan rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar
Rebo telah dianggap efektif oleh para penggunanya, tetapi masih terdapat hal-hal kecil yang
terkadang luput dari peninjauan. Oleh sebab itu penulis memberi saran-saran sebagai berikut :
1. Melakukan peningkatan terhadap komitmen untuk menjalankan jadwal kunjungan
dokter penanggungjawab dengan tepat waktu dan lamanya waktu kunjungan untuk
setiap pasien.
2. Meningkatkan kehadiran dokter spesialis lain yang terkait sebagai pelayanan
penunjang sesuai dengan kebutuhan pasien.
3. Melakukan peningkatan sarana ruang rawat inap kelas III
4. Melakukan koordinasi dengan PT. ASKES selaku pengelola program JAMKESMAS
agar dapat memberikan akses terbaik terhadap pasien dari luar daerah sehingga dapat
mencapai lokasi Rumah Sakit dengan mudah.
5. Melakukan upaya pemberian informasi secara jelas mengenai ketentuan berkas –
berkas yang dibutuhkan, alur proses administrasi, serta prosedur dalam mendapatkan
pelayanan JAMKESMAS.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
6. Melakukan sosialisasi terhadap petugas kesehatan khususnya para dokter dan residen
(calon dokter) untuk memberikan resep sesuai dengan formularium obat yang telah
ditetapkan Peraturan Pemerintah serta menekankan terhadap unit terkait bahwa pasien
JAMKESMAS tidak dikenakan biaya. Selain itu, perlu dilakukan keterbukaan
terhadap peraturan pembiayaan pasien JAMKESMAS yang ditanggung oleh
pemerintah.
VIII. KEPUSTAKAAN
Azwar, Azrul. (1996). Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Djaali dan Muljono, Pudji. (2007) Pengukurang Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta:
Grasindo.
Griffin, Ricky W. (1990). Management. Boston: Houghton Mifflin.
Hikmawati, Eny et. all. (2009). Pengkajian Efektivitas Asuransi Kesejahteraan Sosial.
Yogyakarta: B2P3KS Press.
Pasolong, Harbani. (2007). Teori Pelayanan Publik. Bandung: Alfabeta.
Robbins, Stephen P. (2005) Organizational behavior. New Jersey: Education inc.
Sarwono, Jonathan. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah – Kunci sukses dalam menulis
ilmiah. Yogyakarta: ANDI.
Supranto, J. (2000). Statistik : Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.
Harmiyati, Ayu Hilfrida. (2011). Mutu Pelayanan di RSUD Ruteng Kabupaten Manggarai
Khususnya Bagian Rawat Inap. http://repository.unhas.ac.id.
Zatnika, Asep Munazat. (2013). Ini dia masalah yang menghantui Jamkesmas.
http://nasional.kontan.co.id.
Enam Masalah dalam Program Jamkesmas. (2009). http://megapolitan.kompas.com.
Pemanfaatan Dana Jamkesmas & Jampersal. http://www.ppjk.depkes.go.id.
Tentang Jaminan Kesehatan. (2013). http://www.ppjk.depkes.go.id.
Efektivitas Pelayanan..., Annarizky Putri, FISIP UI, 2013
Top Related