BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Palembang diselenggarakan
dengan mengadopsi Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan pendekatan SPICES.
Salah satu penerapan pendekatan early clinical exposure yang dilakukan dalam
proses pembelajaran adalah dengan menyelenggarakan metode pembelajaran Tugas
Pengenalan Profesi (TPP). TPP adalah upaya terstruktur di dalam blok melalui tugas
mandiri untuk menyiapkan mahasiswa memahami peran sebagai profesional dokter
dan memahami kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan dan administrasi
layanan kesehatan. Proses ini merupakan kegiatan lapangan dengan mengenalkan
mahasiswa secara dini pada kasus klinik atau komunitas di Rumah Sakit, Puskesmas,
Panti, Posyandu, kunjungan ke rumah pasien dan lain-lain.
Khusus pada blok XXII (Pra Kepaniteraan Klinik) yang merupakan blok
terakhir pada tahap akademik, metode pembelajaran TPP diselenggarakan dengan
tujuan mengenalkan mahasiswa pada kegiatan pelayanan kedokteran di setiap satuan
medis fungsional Rumah Sakit, dalam bentuk observasi kegiatan pelayanan di
Departemen Klinik. Selain itu sebagai wahana perkenalan mahasiswa terhadap proses
pembelajaran di tahap profesi, sehingga diharapkan tidak lagi asing dengan situasi
pembelajaran dan kegiatan harian mahasiswa tahap profesi di Rumah Sakit
pendidikan utama serta afiliasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Menganalisis proses komunikasi efektif dokter pasien
2. Menganalisis komunikasi dokter dengan sejawat dan profesi lain
1
3. Menganalisis prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan
dokter kepada pasien
4. Menganalisis prosedur umum rujukan laboratorium dan prosedur kerja
pemeriksaan tambahan (laboratorium dan radiologi)
5. Menganalisis keterampilan terapetik serta tindakan prevensi seorang dokter
dalam mengelola masalah pasien
6. Menganalisis sikap profesional dan implementasi etika dan moral seorang
dokter dalam pelayanan di RS Pendidikan
7. Membuat status pasien lengkap sesuai hasil anamnesis yang dilakukan
sendiri dan data sekunder pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang.
1.3 Tujuan
Melalui kegiatan TPP mahasiswa mampu :
1. Memahami pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter dalam situasi klinis
di Rumah Sakit
2. Memahami alur pelayanan kesehatan pasien di Rumah Sakit
3. Memahami prinsip rujukan pasien oleh dokter kepada sarana penunjang
diagnostik di Rumah Sakit
4. Memahami implementasi nilai-nilai Islam Kemuhammadiyahan pada
pelayanan kesehatan yang dilakukan dokter di Rumah Sakit
1.4 Manfaat
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam hal anamnesis,
pemeriksaan fisik umum maupun khusus, dan pemeriksaan penunjang serta
diagnostik dan terapi yang sesuai.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Profil Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang (RSMP)
A. Pendahuluan
Sejak tahun 1965 cita-cita pendirian Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang (RSMP) telah menjadi wacana para tokoh muhammadiyah di
Sumatera Selatan seperti HM. Sidik Adiem, Djamain St. Marajo, KH. Masjhur
Azhari, HM. Rasjid Thalib, H. Zamhari Abidin, SH, H. Anang Kirom , H.M.
Soeripto, A. A. Sjarkowi Bakri, HM. Fauzi Shomad dan tokoh-tokoh lainnya
yang mendapat dukungan penuh dari bapak H. Abu Jasid Bustomi dan bapak
H.M. Ali Amin, SH selaku gubernur kepala daerah provinsi Sumatera Selatan
saat itu dan selanjutnya cita-cita tersebut direalisasikan dengan peletakan batu
pertama pembangunan RSMP yang dilaksanakan pada tanggal 18 November
1967. Akan tetapi karena perkembangan sosial politik dan kondisi internal
persyarikatan muhammadiyah hal-hal terkait kendala financial sehingga
pelaksanaan pembangunan berjalan tertatih-tatih sehingga akhirnya RSMP
baru diresmikan pendiriiannya pada tanggal 10 dzulhijjah 1417 H / 18 april
1997 M oleh gubernur Sumatera Selatan pada saat itu yakni Bapak H. Ramli
Hasan Basri yang juga dihadiri ketua pimpinan pusat muhammadiyah bapak
Prof. DR. H. M. Amien Rais, MA. Diusianya yang masih terbilang muda,
keberadaan RSMP yang beralamat di jalan jenderal ahmad yani kelurahan 13
ulu palembang 30263 saat ini telah menunjukkan perkembangan yang cukup
menggembirakan dan dapat mensejajarkan diri dengan rumah sakit terkemuka
lain di kota palembang. Kepercayaan dan dukungan masyarakat yang sangat
tinggi dapat dilihat dari fenomena kunjungan pasien setiap hari sehingga sejak
tahun 2005 RSMP dipercaya sebagai salah satu provider PT. ASKES dalam
3
melayani pasien ASKESKIN, ASKES PNS dan Komersial, JAMKESMAS,
serta JAMSOSTEK SUMSEL SEMESTA, bahkan saat ini juga telah terjalin
kerjasama dengan banyak instansi lain baik pemerintah maupun swasta di
Sumatera Selatan terutama dalam bidang peningkatan pelayanan kesehatan.
Secara demikian, saat ini RSMP adalah rumah sakit swasta terbesar yang
melayani pasien JAMKESMAS dan JAMSOSTEK atau sekitar 60 % dari total
jumlah pasien yang berkunjung ke RSMP. Upaya tak kenal lelah dari pimpinan
dan pegawai RSMP untuk terus meneguhkan komitmen meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan terhadap masyarakat cukup menyita perhatian pakar
mareketing Hermawan Kertajaya pendiri Markplus Institute and Marketing
sehingga pada tanggal : 27 November 2010 menganugerahkan penghargaan
Palembang Service Excellence Champion Award 2010 kepada RSMP.
B. Tujuan RSMP
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal melalui pendekatan
preventif, promotif, kuratif, dan rehabilitatif bagi segenap masyarakat pada
umumnya dan warga muhammadiyah khususnya dalam rangka keluarga
sakinah ma waddah wa rahmah sebagai bagian dari masyarakat islam yang
sebenar-benarnya.
C. Visi RSMP
Terwujudnya rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan, pendidikan,
dan penelitian kesehatan secara profesional, modern, dan islami sehingga
menjadi kebanggaan warga muhammadiyah.
D. Misi RSMP
1. Memberikan pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan secara
profesional, modern, dan islami.
4
2. Mewujudkan citra sebagai wahana ibadah dan pengemban dakwah
amar ma’ruf nahi munkar dalam bidang kesehatan.
3. Menjadi pusat persemaian kader muhammadiyah dalam bidang
pelayanan, pendidikan, dan penelitian kesehatan.
E. Motto RSMP
Melayani sebagai ibadah dan dakwah.
F. Direksi dan Pegawai
1. Direktur : dr. H. Yudi Fadilah, Sp. PD, FINASIM
2. Wakil direktur pelayanan medis : dr. H. Pangestu Widodo
3. Wakil direktur administrasi dan keuangan : Amidi, SE, M.Si
4. Wakil direktur SDM dan AIK : Drs. Irawan
Husein
Jumlah Pegawai : 444 orang
1. Pegawai tetap : 308 orang
2. Pegawai kontrak : 3 orang
3. Pegawai harian : 26 orang
4. Pegawai khusus : 4 orang
5. Calon pegawai : 103 orang
Dokter Spesialis
1. Tetap : 9 orang
2. Tamu : 40 orang
Dokter Umum
1. Tetap : 9 orang
2. Tamu : 4 orang
5
Tenaga paramedis keperawatan : 231 orang
Tenaga paramedis nonkeperawatan : 55 orang
Tenaga non medis : 106 orang
G. Perusahaan Kerjasama
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang telah menjalin kerjasama
pelayanan kesehatan dengan beberapa perusahaaan sebagai berikut :
1. PT. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)
2. PT. ASKES (Persero)
3. PT. Mitra Organ
4. PT. Nayaka Era Husada
5. PT. Easco Medical
6. PT. Sinar Alam Permai
7. PT. Melati Puspa Medica Sejahtera (MPS)
8. PT. Asuransi Jiwa Tugu Mandiri
9. PT. A.J. Central Asia Raya Healthy Care dan Managed Care
10. PT. Asuransi Sinar Mas
11. PT. Zakirah Health Care
12. PT. Aruna Wijaya Sakti Group
13. PT. Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia
14. PT. Semen Baturaja (Persero)
15. PT. Mahakam Kencana Intan Padi
16. PT. Swarnadwipa Dermaga
17. Jamkesmas Sumsel
18. Jamsoskes Sumsel Semesta
19. I’m Care 177
20. Asuransi Jiwa Bersama Bumi Putera 1912
6
H. Fasilitas Pelayanan
1. Pelayanan Rawat Jalan
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD) 24 jam
b. Poli klinik spesialis dan sub spesialis
- Kebidanan dan penyakit kandungan
- Penyakit dalam
- Syaraf
- Paru
- Anak
- Jantung
- THT
- Kulit dan penyakit kelamin
- Mata
- Bedah (umum, anak, digestif, syaraf, urologi, tulang)
- Hematologi onkologi medik
2. Pelayanan Rawat Inap
Ruang perawatan Fasilitas
VIP KHUSUS (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Dispencer, Extra bed, Kulkas,
Kamar mandi, dan Water heater
VIP UTAMA (1 bed)AC, TV 21”, Sofa, Kulkas, Dispencer, Kamar mandi,
dan Water heater
KELAS I A (1 bed) AC, TV 21”, Sofa, Kamar mandi didalam
KELAS 1 B (2 & 3 bed) AC, TV, Kamar mandi didalam
KELAS II A (2 bed) Fan, TT, Kamar mandi didalam
KELAS II A (4 bed) AC, dan Kamar mandi didalam
KELAS II B (6 bed) Fan, TT, dan Kamar mandi diluar
KELAS III A AC, dan Kamar mandi diluar
KELAS III B Fan, dan Kamar mandi diluar
7
KEBIDANAN Fan, AC, dan Kamar mandi didalam
KAMAR BERSALIN Full AC
ICU / ICCU (10 TT) Monitor EKG, Defibrillator, AC, Ventilator
3. Pelayanan penunjang / tindakan medis
a. Instalasi Farmasi (buka 24 jam)
b. Konsultasi Gizi
c. Echo Cardiography
d. Laboratorium (24 jam)
e. Treadmill
f. Radiologi
g. USG 4 Dimensi
h. ECG + Spirometri
i. Fisioterapi
j. Ambulance
4. Fasilitas umum
a. Musholla
b. Mini shop
c. Koperasi pegawai
d. Cafetaria
e. Area parkir kendaraan
f. Bimbingan rohani pasien
g. Konsultasi agama
h. Pengelolaan ZIS
i. Penyelenggaraan jenazah
8
2.2 Profil RSUD Palembang Bari
A. Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI
RSUD Palembang BARI di bangun dengan nama Poliklinik/ Puskesmas
Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April 1995 dengan melalui dan di
bangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan alat-alat yang masih sangat
sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 diresmikan menjadi RSUD
Palembang BARI dengan SK Depkes Nomor 1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,
Tanggal 10 November 1997 ditetapkan menjadi Rumah Sakit Umum Daerah
Tipe B dengan status milik Pemda Kota Palembang. Di tahun 2008 RSUD
Palembang BARI diberikan status Akreditasi penuh tingkat lanjut berdasarkan
Kepmenkes RI Nomor : YM.01.10/III/334/08 tentang pemberian status
Akreditasi penuh tingkat lanjut kepada rumah sakit umum daerah palembang
BARI jalan panca usaha no.1 Seberang Ulu I. Palembang Provinsi Sumatera
Selatan tanggal 5 februari 2008. Serta Ditetapkan sebagai BLUD-SKPD RSUD
Palembang BARI berdasarkan Keputusan Walikota Palembang No. 915.b
tahun 2008 penetapan RSUD Palembang Bari sebagai SKPD Palembang yang
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD (PPK-BLUD) secara penuh.
Dan pembangunan yang dilaksanakan pada tahun 2008 meliputi Gedung
Poliklinik (3 lantai), Gedung Instalasi Gawat Darurat, Gedung Instalai Gizi
(Dapur), Gedung Loundry, Gedung VVIP, Gedung CSSD, Gedung ICU,
Gedung Genset dan IPAL. Pada tahun 2009 RSUD Palembang BARI di
tetapkan sebagai Rumah Sakit Tipe B berdasarkan Kepmenkes RI Nomor :
241/MENKES/SK/IV/2009 tentang peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI milik pemerintah kota palembang provinsi sumatera
selatan tanggal 2 april 2009. Pembangunan gedung yang sedang berlangsung di
tahun 2009 meliputi : Gedung Kebidanan, Gedung Neonatus, Gedung
Rehabilitasi Medik serta Gedung Hemodialisa. Pembangunan gedung yang
sedang berlangsung di tahun 2010-2011 meliputi: Perawatan Kelas I, II, III,
Kamar Jenazah, Gedung ICCU, Gedung PICU, Workshop dan Musholah. Surat
9
Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor: HK.07.06/III/2044/09 tentang
pemberian izin penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B dengan
nama Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI Pemerintah Kota
Palembang Sumatera Selatan.
Nama-nama Dokter / Direktur RSUD Palembang BARI sejak
diresmikan :
a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala
Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usahab.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir,
SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr.
H.DaclanAbbas, SpB.
d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita,
H.A,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
B. Lokasi RSUD Palembang BARI
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak diKecamatan
Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu
Darat.Bangunan berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati,
tepi jalanmasih rawa-rawa yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk
yang kurangteratur. Sejak Januari tahun 2001 di bangun jalan alretnatif
dari jalanJakabaring menuju RSUD Palembang BARI yang bisa
langsung ke kantor KOPRI Koto Palembang dan PDAM. Areal RSUD
Palembang BARI luasnya± 45.605 Meter, hampir 100% merupakan
rawa-rawa yang kedalaman airnyamencapai 50-150cm, keadaan ini
mempengaruhi perkembangan Rumah Sakit,karena untuk
pembangunannya harus didahului dengan penimbunan dan juga sulit
dalam menjaga kebersihanya. Dari luas tanah yang ± 4,5 Ha ditimbun ±
10
40% dan diatasnya sudah dibangun beberapa gedung meningkatkanpelay
anan kesehatan.
C. Dasar Hukum
RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap
masyarakat dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk
melaksanakantugas, meliputi :
a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan
b. KeputusanMentri Kesehatan RI No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal
10November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI
menjadi kelas C
c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya
pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota
No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil
pungutan biaya pelayanan Kesehatan.
d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.
e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang 2001-2005
D. Fasilitas Pelayanan
Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina
daerahSeberang Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12
Puskesmas Pembantu serta Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu
RSUDPalembang BARI juga menerima rujunkan dari Puskesmas-
puskesmas yangberada di wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin
mengingattransportasi lebih cepat ke RSUD Palembang BARI dari pada
RSUD KayuAgung dan Prabumulih maupun Sekayu. Dalam
memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang BARI mempunyai
layanan sebagai berikut:
11
a. Rawat Jalan
1) Poliklinik Spesialis Bedah
2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan
4) Poliklinik Spesialis Anak
5) Poliklinik Spesialis Mata
6) Poliklinik Spsialis THT
7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin
8) Poliklinik Gigi
9) Poliklinik Rehabilitas Medik
10) Poliklinik Psikologi
11) Poliklinik Akupuntur
12) Poliklinik Jantung
13) Poliklinik Syaraf
b. Instalasi Gawat Darurat
c. Instalasi Rawat Inap
1) Instalasi rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan
perempuan.
2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan.
3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak.
4) Instalasi Rawat Inap VIP.
5) Instalasi Rawat Inap Neonatus.
6) Instalasi Rawat Inap Bedah.
7) Instalasi Rawat Inap ICU
d. Pelayanan Penunjang
1) Instalasi Laboratorium Klinik
2) Instalasi Radiologi.
3) Instalasi Farmasi (Apotek)
4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)
12
5) Instalasi Gizi
6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit
7) Instalasi Bedah Sentral
e. Pelayanan Transportasi
1) Mobil Ambulance 3 Unit
2) Mobil Jenazah 1 Unit
3) Mobil Operasional 1 Unit
2.3 Profil RS Ernaldi Bahar
Perkembangan pelayanan kesehatan jiwa di daerah Sumatera Selatan sudah
dimulai sejak tahun 1920 seperti tertera dalam Besluit 21 Mei 1920 No.21 dari
Burgelijke Geneeskundig Diensi, kemudian Besluit 25 Februari 1922 No.41
mengenai personalia yang bertugas di tempat itu. Pada tahun 1923 di Hindia Belanda
dibangun “Verpleechtehuiz” (Rumah Perawatan) pertama untuk luar Jawa yaitu di
Ujung Pandang dan Palembang. “Verpleechtehuiz” Palembang semula terletak di
Jalan Kirangga Wiro Sentiko yang sekarang ditempati oleh Polisi Militer Kodam II
Sriwijaya. Pada tahun 1942 dipindahkan ke Baturaja, kemudian dipindahkan lagi ke
Kurungan Nyawa (Ogan Komering Ulu) pada tahun 1946, Pimpinan saat itu dijabat
oleh Dr. R. Setiarjo.
Rumah Sakit Jiwa Palembang mulai dibangun sekitar tahun 1954-1955 dengan
nama Rumah Sakit Suka Bangun, karena situasi keamanan saat itu maka sebagian
bangunan yang sudah jadi ditempati oleh Batalion TNI AD. Setelah keadaan aman
sekitar tahun 1957 mulai dirintis berdirinya Unit Pelayanan Kesehatan Jiwa berupa
“Poliklinik Penyakit Jiwa dan Syaraf” yang dipimpin oleh Dr. Chasanah Goepito dan
secara resmi dibuka tanggal 13 Juni 1958. Berdasarkan surat pimpinan Rumah
Sakit Djiwa Kurungan Nyawa tanggal 4 Januari 1957 No.10/20/A/Rpsd dan
tanggal 3 Juli 1958 No.365/20/B/Rpsd serta surat pimpinan Rumah Sakit Jiwa
Sukabangun tertanggal 24 Juli 1958 No.258/Peg/V/58. Pasien dan Pegawai Rumah
Sakit Kurungan Nyawa dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa Sukabangun dan
13
berdasarkan SK Menkes No.4287/Pal/Peg/1958 disertai mutasi 21 orang pegawai
Rumah Sakit Djiwa Kurungan Nyawa. Pada tanggal 18 Agustus 1958 dilakukan
peresmian oleh Kepala Bagian Penyakit Djiwa Kementerian Kesehatan RI menjadi
“Rumah Sakit Djiwa Soekabangoen” Sebagai pimpinan dijabat oleh Dr. Chasanah
Goepito. Kemudian di tahun 1976 Rumah Sakit Djiwa Soekabangoen berubah nama
menjadi Rumah Sakit Jiwa Palembang. Rumah Sakit Jiwa Palembang turut berperan
dalam perkembangan kesehatan jiwa di Indonesia sewaktu Bapak Prof. Dr. R.
Kusumanto Setyonegoro menjabat sebagai Kepala Direktorat Kesehatan Jiwa. Rumah
Sakit Jiwa Palembang ditunjuk sebagai tempat pelaksanaan Rapat Regional
Kesehatan Jiwa dan Pembahasan PPDGJ IV. Tanggal 18 April 1978 berlakunya Surat
Keputusan Menkes RI No.135/MENKES/SK/IV /78 Tahun 1978 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang maka Rumah Sakit
Jiwa Palembang berubah nama menjadi “Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang Tipe
A”.
Sejalan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah pada tanggal 22 Juni 2001 telah
diundangkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan No.9 Tahun 2001 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Selatan, Rumah Sakit Jiwa Pusat Palembang berubah nama menjadi “Rumah Sakit
Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan” yang berada di bawah dan
bertanggungjawab langsung kepada Gubernur Sumatera Selatan. Perkembangan
Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan dengan dukungan penuh
Pemerintah Daerah dan DPRD Provinsi Sumatera Selatan, sarana prasarana dan
sumber daya manusia baik kualitas maupun kuantitas ditingkatkan. Menyadari bahwa
stigma terhadap Rumah Sakit Jiwa masih melekat di masyarakat. Pimpinan Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Chairil Zaman, MSc
memprakarsai perubahan nama Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan
dengan mengambil nama tokoh Psikiater yang pernah mengabdi dan membesarkan
Rumah Sakit Jiwa Palembang. Pilihan terhadap tokoh Prof. Dr. Ernaldi Bahar, Phd,
seorang Guru Besar Madya dalam Ilmu Kedokteran Jiwa yang bertugas dan turut
14
membangun Rumah Sakit Jiwa Palembang pada tahun 1972-1998 dipilihlah nama
Rumah Sakit Dr. Ernaldi Bahar (RSEB). Perubahan nama tersebut ditetapkan dalam
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 3 tahun 2006 12 Juni 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2001 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Selatan.
1920 – 1923 Dibangun “Verpleechtehuiz” Rumah Perawatan sakit jiwa
di Palembang
1942 Di pindahkan ke Baturaja
1946 Dipindahkan ke Kurungan Nyawa (Ogan Komering Ulu)
1954-1955 Mulai dibangun RS Jiwa di Palembang
13 Juni 1958 Berdirinya Poliklinik Jiwa dan Syaraf
18 Agustus 1958 Diresmikan Rumah Sakit Djiwa Sukabangun
1976 RS Jiwa Sukabangun berubah nama menjadi RS Jiwa Palembang
1978 RS Jiwa Palembang berubah nama menjadi RS Jiwa Pusat
Palembang
22 Juni 2001 Berubah nama menjadi RS Jiwa Daerah Provinsi Sumatera
Selatan
Terletak di lokasi yang strategis di pinggir Jalan Kol. H. Burlian KM.6 Telp.
(0711) 410354. Fax. (0711) 420792, email rs [email protected], Po Box.1060
Palembang dengan luas lahan 14,8 ha.
2.4 Profil RSK dr Abdullah Rivai Palembang
Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur didirikan pada tahun 1914, pada mulanya
hanya sebagai tempat penampungan atau pengasingan penderita kusta. Lokasi
pertama di daerah Kertapati (Seberang Ulu I) + 25 Km dari lokasi sekarang.
Pendiriannya diprakarsai oleh seorang nahkoda kapal Belanda (nama tidak diketahui),
karena beberapa orang orang anak buah kapalnya menderita kusta, tempat
penampungan ini diberi nama “Kembang Pumpung”. Karena adanya protes
masyarakat disekitar tempat penampungan itu maka lokasi penampungan dipindahkan
15
ke lokasi sekarang yaitu ; Sungai Kundur – Kelurahan Mariana Kecamatan Banyuasin
I Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan yang jaraknya + 20 Km dari
kota Palembang. Dahulunya lokasi Rumah Sakit Kusta Dr.Rivai Abdullah Palembang
seluas kira-kira 120 Ha, yang langsung diserahkan oleh BPM (Hindia Belanda).
Tetapi setelah diukur ulang oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN) dengan sertifikat
Hak Pakai No. 02/Desa Mariana tahun 1993 ternyata lokasi tersebut tinggal 27,5 Ha.
Sampai dengan tahun 1960 Rumah Sakit ini dikelola oleh sebuah yayasan yang
kegiatan internnya dilakukan oleh Bala Keselamatan. Dengan terbitnya SK.Menteri
Kesehatan .RI Nomor : 95848 /Hukum, tanggal 9 Desember 1961 oleh Bala
Keselamatan Rumah Sakit ini diserahkan kepada Departemen Kesehatan RI.
Tahun 1978 dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor :
141/Menkes/SK/IV/1978 tanggal 28 April 1978 secara resmi RSK. Dr.Rivai
Abdullah Palembang dinyatakan sebagai Unit Pelaksana Teknis Diretorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI dengan eselon III.b. Pada tahun 1993
organisasi dan tata kerja RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang meningkat menjadi
eselon II b. Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
270/Menkes/SK/VI/1985 tanggal 4 Juni 1985 tentang Wilayah Binaan Rumah Sakit
Kusta, RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang ditunjuk sebagai Rumah Sakit Kusta
Pembina untuk Wilayah Regional Bagian Barat, meliputi seluruh Sumatera dan
Kalimantan Barat. Pada tahun 1987 RSK. Dr.Rivai Abdullah Palembang mulai
diberlakukan Pola Tarif, yang sebelumnya pelayanan pasien kusta diberikan secara
gratis. Kemudian berdasarkan keputusan Presiden RI Nomor 69 tahun 1993 tanggal 2
Agustus 1993 tentang Eselonisasi RS yang mana RSK. Dr.Rivai Abdullah merupakan
Rumah Sakit Khusus Kelas A setara dengan RSU Kelas B. Dalam perkembangannya
pelayanan kesehatan tidak hanya menangani pasien kusta tetapi juga melayani kasus
umum dari yang sederhana sampai kasus spesialistik, prothesa, pemeriksaan
psikologi, gigi & mulut, laboratorium, radiology, rehabilitasi medik dan penunjang
lainnya. Dengan beberapa upaya peningkatan pelayanan yang telah dilakukan,
beberapa kendala masih dihadapi seperti kondisi bangunan yang sudah tua dan sistem
16
pendukung kurang berfungsi optimal. Namum demikian kondisi lingkungan, halaman
antar ruangan yang luas, sisa lahan yang masih luas merupakan aset yang dapat
dikembangkan serta mendukung pelayanan perawatan kusta dan umum yang
professional sesuai dengan tuntutan masyarakat. Pada tanggal 10 Agustus 2006
berdasarkan SK Menteri Kesehatan RI Nomor : 630/Menkes/SK/VIII/2006 telah
diresmikan pergantian nama dari Rumah Sakit Kusta Sungai Kundur menjadi Rumah
Sakit Kusta Dr. Rivai Abdullah Palembang. Tahun 2010 Rumah Sakit Kusta Dr.
Rivai Abdullah Palembang telah terakreditasi untuk 5 pelayanan. Pada tanggal 5
Januari 2010 Rumah Sakit Dr. Rivai Abdullah Palembang sebagai Badan Layanan
Umum (BLU) penuh.
A. Visi & Misi RS Kusta Dr. Rivai Abdullah
Visi : Menjadikan rumah sakit kusta dengan pelayanan spesifik
spesialistik terbaik guna mendukung pelayanan kesehatan
masyarakat yang optimal dan mandiri.
Misi :
1) Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara
menyeluruh dan terpadu.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM
3) Memenuhi dan oftimalisasi sarana dan prasarana
4) Mengembangkan pelayanan unggulan kusta dan jenis – jenis
pelayanan spesifik spesialistik lainnya.
5) Mengembangkan pendidikan, pelatihan dan penelitian untuk
menunjang rumah sakit sebagai pusat riset dan pelayanan rujukan.
6) Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan pembinaan wilayah
binaan
7) Meningkatkan kinerja pelayanan dan kinerja keuangan rumah sakit
17
B. Budaya Organisasi dan Motto RS Kusta Dr. Rivai Abdullah
1. Budaya Organisasi
- Berpikir kreatif dan inovatif
- Bersikap cepat tanggap
- Bertindak tepat dan produktif
- Menggalang kerjasama dan kemitraan
2. Motto : KUWAT
K : Komitmen
U : Usaha
W : Wajib Membantu
A : Akuntabilitas
T : Transparan
“Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal agar Anda dapat
berkarya dan lebih produktif”
C. Fasilitas Pelayanan Di RSK. Dr. Rivai Abdullah Palembang
Jenis pelayanan kesehatan yang telah tersedia di RSK. Dr. Rivai Abdullah
Palembang sebagai berikut :
1. Pelayanan Medis, meliputi :
a. Instalasi Rawat Jalan untuk pasien kusta dan pasien umum yang
dilayani oleh dokter spesialis, antara lain :
- Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam
- Poliklinik Spesialis Penyakit Kebidanan
- Poliklinik Spesialis Penyakit Bedah
- Poliklinik Spesialis Penyakit Kulit Kelamin
- Poliklinik Spesialis Penyakit Mata
- Poliklinik Spesialis Penyakit Gigi dan Mulut
- Poliklinik Spesialis Penyakit Anak
- Poliklinik Spesialis Penyakit THT
18
- Poliklinik Umum
- Poliklinik Penyakit Kusta
b. Instalasi Rawat Darurat (IRD) 24 jam
c. Instalasi Bedah
- Bedah umum
- Bedah kusta
d. Instalasi Rawat Inap untuk pasien kusta dan pasien umum dengan
kapasitas 300 tempat tidur. Terdiri dari :
No Rawat Inap Kelas I Kelas II Kelas III Jumlah
Rawat Inap Umum
Bangsal Umum 2 6 32 40
Bangsal Anak 2 3 10 15
Bangsal Bedah 1 4 24 29
Bangsal
Kebidanan
11 16
a. Obstetri 2 1 8 11
b. Gynecology 1 1 3 5
Rawat Inap Kusta
Bangsal A/B 54 54
Bangsal C1 34 34
Bangsal C2 37 37
Bangsal D 43 43
Bangsal F 32 32
Bangsal F 10 10
Jumlah 8 15 277 300
19
2. Pelayanan Penunjang Medis, meliputi :
a. Instalasi Radiologi
b. Instalasi Laboratorium
c. Instalasi Gizi
d. Instalasi Farmasi
3. Pelayanan Asuhan Keperawatan.
4. Pelayanan Rehabilitasi, meliputi :
a. Instalasi Rehabilitasi Medik Unit Fisiotherapy, Prothesa,
Occupational Therapy
b. Instalasi Rehabilitasi Sosial
c. Instalasi Rehabilitasi Karya Unit Therapy Kerja ( UTK )
5. Pelayanan rujukan pasien kusta dan pasien umum.
6. Pelayanan Ambulance, Londry, IPRS, Sanitasi, Hukum, Diklat,
Kajibang, dan Pemulasaran Jenazah
D. SDM Di RSK. Rivai Abdullah Palembang
Pegawai Rumah Sakit medis dan para medis yang tersedia adalah 171
orang data Desember 2011, sebagai berikut :
1. Pegawai Tetap (PNS/CPNS)
a. Tenaga Medis dan Paramedis
- Dokter Umum : 24 orang
- Dokter Sp. Bedah : 3 orang
- Dokter Sp. Bedah Orthopedi : 1 orang
- Dokter Sp. Penyakit Dalam : 3 orang
- Dokter Sp. Kebidanan dan Kandungan : 5 orang
- Dokter Sp. Anak : 2 orang
- Dokter Sp. Anasthesi : 1 orang
- Dokter Sp. Mata : 2 orang
- Dokter Sp. Kulit dan Kelamin : 3 orang
20
- Dokter Sp. Patologi Anatomi : 1 orang
- Dokter gigi : 3 orang
- S1 keperawatan : 6 orang
- Akper/ D3 Keperawatan : 55 orang
- D3 + D4 Keperawatan Anastesi : 2 orang
- D3 Kebidanan : 12 orang
- Perawat Kesehatan (SKP/SPR) : 23 orang
- Sekolah Pengatur Rawat Gigi : 2 orang
b. Tenaga Farmasi
- Apoteker : 4 orang
- AKFARMA : 1 orang
- Asisten Apoteker/ SMF : 8 orang
c. Tenaga Kesehatan Masyarakat
- S2 Kesehatan Masyarakat : 2 orang
- S1 Kesehatan Masyarakat : 19 orang
- D3 Sanitarian : 2 orang
- D1 Sanitarian : 5 orang
d. Tenaga Gizi
- D3 Gizi : 9 orang
- D1 Gizi : 2 orang
e. Tenaga Keterapian Fisik
- D3 Fisioterapi : 4 orang
- D3 Okupasi Terapi : 2 orang
f. Tenaga Keteknisan Medis
- Radio Grafer : 4 orang
- D3 Refraksionis Optisien : 1 orang
- D3 Rekam Medis : 2 orang
- D3 Teknik Elektromedik : 3 orang
- D3 Analisa Kesehatan : 1 orang
21
- Analisa Kesehatan : 5 orang
g. Pasca Sarjana
- S2 Sarjana Administrasi : 5 orang
h. Sarjana Muda / Diploma / Akademi
- Sarjana Psikologi : 2 orang
- Sarjana Ekonomi/ Akuntansi : 14 orang
- Sarjana Administrasi : 10 orang
- Sarjana Hukum : 3 orang
- Sarjana Tehnik : 2 orang
- Sarjana Komputer : 1 orang
- S1 lainnya : 2 orang
i. Sekolah Menengah Tingkat Atas
- SMA/ SMU : 42 orang
- SMEA : 2 orang
- STM : 8 orang
- SMKK : 2 orang
- SPSA : 2 orang
j. SMTP dan SD kebawah
- SMTP : 3 orang
- SD kebawah : 12 orang
Jumlah total pegawai Rumah Sakit Kusta Dr. Rivai. Abdullah Palembang
344 orang
E. Kemitraan
Kerjasama dengan institusi pasangan baik pada tingkat D1, D3 maupun S1
(Komputer, Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran dan disiplin ilmu lainnya)
dalam pelaksanaan studi lapangan maupun penelitian ilmiah terus ditingkatkan.
Upaya promosi dilakukan dengan penyuluhan, seminar pada tingkat regional
maupun nasional serta mengikuti event Internasional.
22
2.5 Psikal Diagnostik
Pemeriksaan Fisik Diagnostik untuk Penyakit Paru juga memiliki 2 komponen
utama, yaitu:
A. Anamnese
Anamnese adalah wawancara yang dilakukan seorang dokter untuk
mendapatkan informasi atau keterangan tentang penyakit yang diderita seorang
pasien. Anamnese terbagi atas 2 golongan, yaitu Auto Anamnese dan Allow
Anamnese.
1. Auto anamnese:
Keterangan tentang penyakit diberikan langsung kepada pasien yang
meminta pengobatan.
2. Allow anamneses
Keterangan tentang penyakit pasien didapatkan dari orang lain atau
keluarga yang membawanya kedokter untuk mendapatkan pengobatan
atau pertolongan.
23
Perihal yang perlu ditanyakan baik secara auto ananmnese ataupun allow
anamnse adalah perihal sebagai berikut :
Keluhan utama dan keterangan tambahan lainnya
Keluhan utama adalah keluhan atau derita pasien yang menyebabkan dia
datang pada dokter untuk meminta pengobatan atau pertolongan.
Riwayat /pengobatan terdahulu
Menanyakan tentang penyakit terdahulu termasuk pengobatannya :
1. Apakah pernah menderita sakit yang sama sebelumnya, jika ada,
berapa lama berselang dari sekarang ini (tentukan waktunya dalam
hari, minggu, bulan atau tahun, jangan memakai jawaban yang
spekulatif misalnya baru-baru ini, sudah lama dan sebagainya).
2. Jika sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti ini, anamnese
dilanjutkan dengan penyakit lain yang pernah diderita, jika ada, berapa
lama berselang dari sakit sekarang ini.
3. Riwayat pengobatan/pemakaian obat-obatan, baik untuk penyakit yang
sama dengan sekarang ini atau penyakit lain, berapa lama memakai
obat tersebut, kurang dari 2 minggu atau lebih dari 2 minggu.
4. Cari tahu mengenai jenis obat yang dipakai, misalnya dengan
menanyakan perubahan yang dapat dirasakan/dikenal oleh pasien
sewaktu mengkonsumsi obat tersebut
Riwayat merokok
Riwayat merokok perlu ditanyakan terutama pada pasien dengan umur
lanjut (cancer age), tanyakan jumlah rokok yang dikonsumsi, jangan tanya
jumlah batang rokok, tetapi jumlah bungkus rokok yang dikonsumsi
perharinya, lama merokok, untuk ini tanyakan pada pasien sejak umur
berapa mulai merokok. Kalau sudah berhenti sudah berapa lama berselang
dari saat sakit sekarang ini.
24
Penyakit penyerta lainnya
Penyakit penyerta lain yang dimaksud di sini adalah penyakit yang
memerlukan pengobatan seumur hidup (long live therapy). Penyakit yang
dimaksud antara lain DM dan hipertensi, khusus untuk penyakit pada
paru, DM perlu ditanyakan, karena erat kaitannya dengan penyembuhan
TB Paru yang diderita.
Tindakan bedah yg pernah dialami
Tindakan bedah yang pernah dialami perlu ditanyakan terutama pada
orang dengan usia lanjut, misalnya operasi prostat untuk pria atau
mastektomie untuk wanita. Jangan lupa untuk menanyakan berapa lama
berselang operasi tersebut dilakukan sejak sakit sekarang ini. Cari tahu
penyakit apa yang menyebabkan pasien tersebut memerlukan tindakan
bedah. Biasanya pasien dapat menjelaskannya secara rinci.
Riwayat keluarga
Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi pasien perlu ditanyakan, hal ini menyangkut
lingkungan tempat tinggal, pekerjaan, pendidikan. Status sosial ekonomi
ini perlu ditanyakan berkaitan dengan keberhasilan dengan pengobatan,
sebagai contoh pasien yang sering sesak nafas karena tidak tahan dengan
cuaca dingin, tinggal di pegunungan, sering tidak menyadari bahwa sesak
nafasnya dipicu oleh cuaca dingin tersebut, maka untuk pasien yang
demikian tidak ada salahnya kita anjurkan untuk mencari tempat tinggal
baru yang lebih bercuaca panas. Namun terkadang hal ini terkendala
dengan kemampuan ekonomi serta kepentingan pekerjaan pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
Sebaiknya untuk dokter pria perlu didampingi oleh seorang paramedis
wanita, untuk menjaga citra dokter dan fitnah dari orang tertentu. Setelah
peralatan tersebut tersedia, maka kita sudah dapat memulai pemeriksaan fisik
25
secara berurutan. Pasien kita suruh membuka baju. Sebaiknya untuk pasien
yang mengalami sesak nafas baik oleh karena kelainan paru terlebih lagi bila
sesak nafas tersebut oleh karena kelainan jantung, pasien jenis ini lebih baik
didudukkan pada kursi yang tidak mempunyai sandaran, karena kalau dalam
posisi berbaring/tiduran untuk pasien dengan sesak nafas, posisi berbaring
tersebut akan menambah sesak nafasnya. Usahakan agar pasien berada dalam
kondisi yang tenang dan anak balita usahakan agar anak tersebut tidak panik
atau menangis pada saat diperiksa karena hal tersebut sangat menyulitkan
dalam untuk menilai kelainan yang akan diperiksa. Pemakaian kipas angin di
sini adalah sebagai proteksi terhadap kemungkinan kontaminasi dengan pasien
yang batuk disaat melakukan anamnese ataupun saat pemeriksaan
fisik/jasmani. Karena umumnya infeksi penyakit paru ditularkan melalui udara
yang dibatukkan oleh pasien, untuk jaga dirilah.
INSPEKSI
26
27
Dada berbentuk tong
Dada emfisematous Dada bronkhitis kronis
Dada dengan fibrosis paru Dada burung merpati
28
Dada dengan skoliosis berat
29
Pola dan Irama Pernafasan
Pola Pernafasan :
Dalam keadaan sehat seseorang bernafas dengan frekuensi 18 s/d 22
kali/menit. Irama pernafasan pada orang yang sehat sifatnya teratur dalam
keadaan emosi seperti di waktu marah atau bekerja yang membutuhkan tenaga
yang besar frekuensi pernafasan dapat berubah menjadi lebih cepat.
Perbandingan frekuensi nadi dengan nafas adalah 4:1. Pada keadaan tertentu
misalnya pada pneumoni perbandingan tersebut bisa menjadi 1:1, pada
keracunan obat-obatan perbandingan frekuensi nadi dengan pernafasan bisa
6:1. Irama pernafasan terdiri atas inspirasi dan ekspirasi.
Jenis Pernafasan :
Rongga dada mengembang dan mengempis sesuai dengan irama inspirasi dan
ekspirasi. Pernafasan seperti ini disebut dengan pernafasan dada, kebalikannya
adalah pernafasan perut, pengembangan perut seirama dengan inspirasi dan
pengempisan perut seirama dengan ekspirasi. Kembang dan kempisnya paru
juga dipengaruhi oleh pergerakan diafragma. Umumnya pria pernafasannya
adalah torakoabdominalis dan wanita/anak-anak adalah pernafasan tipe torakal.
Gangguan Pernafasan :
Gangguan pernafasan dapat berupa gangguan pada kecepatan frekuensi dan
irama pernafasan. Pernafasan yang cepat disebut dengan tachypnoe, sedangkan
pernafasan yang melambat disebut dengan bradypnoe. Perubahan pada
frekuensi pernafasan tersebut dapat bersifat normal atau patologis. Dalam
keadaan emosi (marah) frekuensi pernafasan bisa menjadi cepat, pada
pneumoni frekuensi pernafasan menjadi cepat, di waktu tidur pernafasan
melambat, pada keracunan obat-obatan dari golongan barbiturat, uremia, koma
diabetikum.miks oedem frekuensi pernafasan melambat. Penderita asthma
30
dalam serangan frekuensi pernafasan menjadi cepat sebagai akibat penciutan
diameter lumen saluran nafas
Beberapa Bentuk Pernafasan Patologis
1. Pernafasan Cheyne Stokes
Pada mulanya terjadi pernafasan yang dalam secara berulang-ulang dan
kemudian secara perlahan-lahan menjadi cepat dan dangkal hingga pada saat
tertentu pernafasan terhenti sama sekali (apnoe) untuk beberapa saat. Setelah
itu periode dengan pernafasan yang dalam dimulai kembali hingga terjadi
apnoe kembali demikian seterusnya. Keadaan pernafasan seperti ini ditemukan
pada keracunan obat bius, kelainan jantung, kelainan ginjal, dan sebagainya.
2. Pernafasan Biot
Pernafasan yang cepat dangkal dan diantaranya terdapat masalah apnoe
yang tidak teratur sama sekali. Keadaan ini dapat dijumpai pada meningitis
3. Pernafasan Kusmaull
Pada pernafasan tipe ini, waktu inspirasi sama panjangnya dengan waktu
ekspirasi, sehingga siklus pernafasan menjadi lebih lambat dan dalam.
Pernafasan bentuk ini ditemukan pada keracunan alkohol, uremia dan
peninggian tekanan intra cranial.
Pernafasan yang dangkal, di mana dinding dada hampir tidak bergerak
sama sekali dapat ditemukan pada emphycema, adanya tumor pada paru, effusi
pleura dan tumor mediastinum.
31
PALPASI
Penjelasan
1. Jika kedua hemitoraks bergerak simetris,tetapi gerakan peranjakan sela iga
kecil,mungkin pasien mengalami pengembang paru yg abnormal,keadaan
seperti ini dapat ditemukan pada emfisema paru.
32
2. Volkal resonan sama kerasnya pada kedua hemitoraks.mungkin telah
terjadi konsolidasi pada jaringan paru,misalnya pada pneumoni dupleks.
3. Vokal resonan pada kedua hemitoraks sama lemahnya atau
menghilang,berkemungkinan pada pasien ini telah terjadi efusi pleura
dupleks.
PALPASI KHUSUS
33
Perhatikan gambar sketsa leher diatas dengan cermat
PERKUSI
34
35
MENENTUKAN BATAS PARU DENGAN ORGAN SEKITARNYA
SECARA PERKUSI
36
Batas Paru Jantung
Batas paru jantung secara perkusi dimulai setinggi angulus ludovici, dari arah
lateral menuju arah mendial, setiap perubahan suara sonor menjadi beda
ditanda agar didapat batas paru jantung dengan tegas. Perkusi pada hemithorax
kiri dilanjutkan untuk iga-iga yang lebih bawah. Batas jantung ini lebih kurang
berbentuk segitiga. Batas paru jantung sebelah kanan adalah sekitar garis para
sternalis kanan. Batas paru – jantung sebelah kanan adalah garis imajiner yang
menghubungkan titik perpotongan garis mid clavicularis kiri dengan iga ke-5
dan titik tempat pertemuan iga ke-3 dengan sternum.
Batas Paru Lambung
AUSKULTASI
37
Perubahan Yang Dapat Terjadi Pada Suara Paru
1. Suara pernafasan melemah atau menghilang
Keadaan suara paru seperti ini dapat ditemukan akibat adanya penebalan
dinding dada, penurunan aliran udara pada satu segmen paru akibat
adanya hiperinflasi atau terpisahnya paru dengan dinding dada akibat ada
cairan atau udara pada rongga pleura.
2. Suara pernafasan mengeras
Apabila terjadi perubahan pada massa jaringan paru mengakibatkan
hantaran suara menjadi lebih baik, sehingga suara paru yang didengar
lebih jelas, adakalanya kita dapat mendengar seperti suara trakheal pada
lapangan paru tertentu. Keadaan seperti ini dapat ditemukan pada
konsolidasi massa paru, misalnya pada pneumoni, atelektase, oedem
paru, fibrosis jaringan paru yang luas.
3. Suara Tambahan Paru
Suara tambahan paru adalah bising paru yang berasal dari alat respirasi
dan dinding dada yang tidak dijumpai pada paru normal.
4. Krepitasi pada emphycema subkuitis
Bila terjadi penumpukkan udara pada subkuitis, bila kulit ditekan akan
terdengar suara gemericik halus seperti suara rambut diremas.
5. Gesekan pleura
Suara ini dapat terjadi bila dinding pleura tidak licin lagi sebagai akibat
proses radang, bunyi suara gesekan pleura ini mirip seperti gesekan jari
38
tangan. Gesekan pleura dapat terdengar baik pada saat inspirasi maupun
pada saat ekspirasi.
6. Krepitasi
Suara ini timbul akibat alveoli yang mengempis tiba-tiba terbuka disaat
inspirasi. Suara halus sekali dan biasanya terdengar pada saat akhir
inspirasi.
7. Ronkhi
Ronkhi adalah suara yang terjadi akibat penyumbatan pada bronkhus.
Ronkhi dibagi menjadi 2 bahagian berdasarkan massa yang
menyumbatnya, bila massa yang menyumbatnya mudah dipindahkan
pada saat batuk disebut sebagai ronkhi basah, bila sumbatan tersebut sulit
untuk dipindahkan disebut sebagai ronkhi kering. Baik ronkhi kering
maupun ronkhi basah dapat terdengar jelas pada saat inspirasi, namun
bisa juga didengar pada saat ekspirasi. Berdasarkan lumen bronkhus yang
tersumbat, maka ronkhi dapat juga dibedakan atas gelembung kecil,
sedang dan besar. Suara yang terdengar mirip seperti suara gelembung air
ditimbulkan yang ditiup memakai pipa sedotan minuman, gemericik
suara yang terjadi tergantung pada diameter sedotan yang dipergunakan.
8. Wheezing (mengi)
Adalah bising paru yang terjadi akibat konstriksi / spasma dari bronkhus,
bukan oleh penyumbatan seperti pada ronkhi, sehingga refleks batuk
tidak dapat menghilangkannya. Suara wheezing ini mirip suara suitan
dengan intensitas suara yang tinggi dan nyaring. Auskultasi pada trakhea
sangat baik untuk mendengarkan wheezing.
9. Bising paru kombinasi
Bising ini merupakan gabungan dari beberapa macam suara tambahan.
Bila kombinasi antara vesikular dengan bronkhial terjadi, bila bising
vesikular lebih menonjol maka bising kombinasi tersebut dinamakan
dengan vesikobronkhial.
39
Pemeriksaan Gema Suara Dan Gema Bisikan
Getaran suara dan gema bisikan dapat diperiksa dengan stetoskop,
sebagaimana pada fremitus suara, hal yang sama juga berlaku dalam
pemeriksaan gema suara dan suara bisikan. Bila gema suara terdengar lebih
keras keadaan ini disebut sebagai bronkhoponi, bila bunyinya melengking
disebut dengan aegoponi. Untuk melakukan pemeriksaan ini dapat dilakukan
dengan menyuruh pasien mengucapkan angka-angka tertentu seperti 77.
Sedangkan untuk pemeriksaan gema bisikan pasien disuruh mengucapkan
huruf s atau pasien disuruh mengembus, gema bisikan sulit didengar dengan
stetoskop kecuali pada dada depan kanan atas, bila gema bisikan terdengar
disembarang tempat ini menyatakan gema bisikan mengeras. Tetapi bila
pemeriksaan gema suara pada ditemukan mengeras pada salah satu lobus paru
sedangkan fremitus kedua pada kedua hemithorax sama, apakah interpretasi
tentang hal tersebut? Hal ini dapat diterangkan sebagai berikut : bila pada
lapang paru kita tempelkan telapak tangan kita tidak akan merasakan adanya
perbedaan fremitus suara pada kedua hemithorax disebabkan lapangan
observasi sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat dirasakan oleh telapak
tangan, sedangkan dengan pemeriksaan gema suara dapat kita dengar karena
lapangan yang diamati sebanding dengan luas membran/bell stetoskop.
Auskultasi Trachea
Tempatkan stetoskop di depan m.sternocleidomastoideus kanan atau kiri. Suara
yang terdengar adalah bising trachea dengan intensitas suara yang keras,
nyaring, terkadang agak melengking. Bising trachea dapat terdengar sepanjang
ekspirasi. Wheezing dapat didengar pada tempat ini
40
2.6 Alur Pelayanan Pasien Rumah Sakit
A. Alur Pelayanan Pasien Rawat Jalan
41
B. Alur Pelayanan Pasien Rawat
42
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.1 Lokasi Pelaksanaan
Kegiatan Tugas Pengenalan Profesi akan dilaksanankan di 10
departemen, yaitu :
Departemen Tempat
Ilmu Penyakit Dalam RSMP
Ilmu Kesehatan Anak RSUD BARI
Ilmu Bedah RSMP
Ilmu Obstetri dan Ginekologi RSUD BARI
Ilmu Penyakit Syaraf dan Sarana
Penunjang Diagnostik
RSUD BARI
THT dan Mata RSMP
Kulit dan Kelamin RS A. Rivai
Ilmu Kesehatan Jiwa RS Ernaldi Bahar
3.2 Waktu Pelaksanaan
Waktu : 08.00 – 14.00 WIB
Jadwal Kegiatan :
Jadwal Kegiatan Departemen Tempat
Rabu, 2 Januari
2013
Ilmu Kesehatan
Anak
RSUD BARI
Kamis, 3 Januari
2013
Ilmu Penyakit
Syaraf dan Sarana
Penunjang
Diagnostik
RSUD BARI
43
Jum’at, 4 Januari
2013
Ilmu Obstetri dan
Ginekologi
RSUD BARI
Senin, 7 Januari
2013
Ilmu Kesehatan
Jiwa
RS Ernaldi
Bahar
Selasa, 8 Januari
2013
Kulit dan Kelamin RS A. Rivai
Rabu, 9 Januari
2013
Ilmu Bedah RSMP
Kamis, 10 Januari
2013
THT dan Mata RSMP
Jum’at, 11 Januari
2013
Ilmu Penyakit
Dalam
RSMP
3.3 Subjek Tugas Mandiri
Subjek tugas mandiri kegiatan Tugas Perkenalan Profesi ini yaitu dokter, staff
yang terlibat dalam program pelayanan kesehatan dan observasi kegiatan dokter
muda.
3.4 Langkah Kerja
1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok, terdiri dari 10 orang
2. Mahasiswa dalam kelompok akan melakukan kegiatan observasi lapangan
bergilir pada setiap Departemen dengan kegiatan sebagai berikut :
a. Melakukan observasi prosedur anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan dokter pada pasien dalam situasi klinik di RS
Pendidikan.
b. Melakukan observasi prosedur umum rujukan laboratorium,
prosedur kerja pemeriksaan tambahan (laboratorium, radiologi
dan fisioterapi) di situasi klinik di RS Pendidikan.
44
c. Melakukan observasi keterampilan terapetik serta tindakan
prevensi seorang dokter dalam mengelola masalah pasien di
situasi klinik RS Pendidikan.
d. Melakuakan observasi alur pelayanan pasien di RS Pendidikan
e. Melakukan observasi terhadap sikap profesional dan
implementasi etika dan moral seorang dokter dalam pelayanan
pasien di RS Pendidikan.
f. Melakukan observasi peran dokter dalam bekerja sebagai tim
pelayanan kesehatan secara efektif dan menghargai peran dan
pendapat sebagai profesi kesehatan.
g. Membuat status pasien dari hasil anamnesis dan data sekunder
pemeriksaan fisik dan penunjang.
3. Setiap kelompok akan secara bergilir melakukan kegiatan di
Departemen yang terkait.
4. Selama mengikuti kegiatan di setiap Departemen, mahasiswa akan
dibimbing oleh 1 orang dosen pendidik klinik.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil dan Pembahasan RSUD Bari Palembang
A. Departemen Anak
Pada hari Rabu, 2 Januari 2013 kami melakukan Tugas Pengenalan
Profesi (TPP) di bagian Ilmu Kesehatan Anak (IKA) di RSUD Bari Palembang
pada pukul 07.00 – 14.00.
1. Staff
Terdapat 3 dokter spesialis anak yaitu : dr. Ridhayani, Sp.A, dr. Halimah,
Sp. A, dan dr. Hadi, Sp. A serta terdapat 15 orang perawat. Kepala
ruangan neonatus adalah Ibu Dian.
2. Sarana dan Prasarana
Terdapat beberapa ruangan yaitu:
- Ruang kepala SMF neonatus.
- Ruang kepala ruangan.
- Ruang jaga perawat.
- Ruang isolasi
- Ruang obat
- Ruang mandi bayi
- Ruang laundry
- Ruang cuci inkubator
- Ruang menyusui
- Ruang pembuatan susu
- Ruang resusitasi
46
Untuk ruang rawat inap neonatus dibagi menjadi :
- Ruang NICU
- Ruang kelas 2A
- Ruang kelas 2B
Untuk di poli dibagi menjadi :
- Poli anak
- Poli terpadu : tumbuh kembang, nifas, dan imunisasi.
Kami melakukan kegiatan TPP di bagian Anak RSUD Palembang BARI
pada hari jumat tanggal 2 Januari 2012 pukul 07.00 – 14.00. Kami menemui
kepala ruanganya itu Ibu Dian .Setelah menemui bu Dian kami melakukan
observasi ke seluruh bagian ruangan neonatus. Setelah itu kami menunggu
sampai datang dr. Ridhayani, Sp. A. Pada saat dr. Ridhayani, Sp. A telah
datang kami dikumpulkan di ruangan SMF Neonatus untuk dilakukan
pengarahan seputar kegiatan dokter muda, Selanjutnya kami menuju poli anak
yang pada waktu itu dr. Halimah, Sp. A yang sedang melakukan pemeriksaan
ke pasien-pasien poli. Kami melihat bagaimanan cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang dr. Halimah, Sp. A lakukan.
Di Poli anak dr. Halimah Sp. A sedang melakukan pemeriksaan ke pasien-
pasiennya, waktu itu ada satu pasien anak perempuan yang bisa kami
observasi. Saat observasi, kami melihat pasien tersebut di anamnesa oleh
dokter. Hasil observasi kami sebagai berikut:
Kasus Teori Keterangan
Identitas pasien √ √
Keluhan utama √ √ Pada kasus ini pasien anak
perempuan tersebut kena gigitan
kucing
Keluhan tambahan √ √ Pasien tidak mengeluh
47
Riwayat penyakit dahulu - √ Tidak ditanyakan
Riwayat penyakit
keluarga
- √ Tidak ditanyakan
Pemeriksaan fisik:
- KU
- Kesadaran
- Tanda vital
- Tinggi badan
- Berat badan
- Mata konjungtiva
pucat/tidak,
sclera
ikterik/tidak
- Mulut/tht, ada
tanda
radang/tidak
- Paru/jantung/
abdomen
inspeksi, palpasi,
perkusi dan
auskultasi
- Ekstremitas dilihat
apakah edema,
pucat, sianosis,
varises
√
√
-
-
-
-
-
-
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Pemeriksaan fisik hanya
auskultasi thorak dan abdomen
yang diperiksa.
48
B. Departemen Syaraf dan Pemeriksaan Penunjang
Pada hari kedua tepatnya hari kamis tanggal 3 Januari 2013 kami
melakukan TPP bagian syaraf dan penunjang diagnostik di RSUD Bari
Palembang pada pukul 09.00 – 13.00
Ditinjau dari segi sarana dan prasarana, bagian syaraf digabung berada di
bagian bangsal penyakit dalam,memiliki 2 ruangan yang terdiri dari ruangan
laki-laki dan ruangan wanita,Semua kelas di bagian syaraf adalah kelas 3
dengan 6 tempat tidur di masing-masing ruangan tersebut. Di bagian penjagaan
ruangan tersebut terdapat westafel atau tempat cuci tangan,TV,Kipas
angin,Kotak sampah,Lemari ,meja,serta toilet.
49
Alur Pelayanan dari bagian syaraf ini adalah semua pasien awalnya dari
tempat pendaftaran atau dari IGD baru bisa langsung di bawa/dirawat di bagian
syaraf tersebut. Kepala ruangan dari bagian syaraf tersebut adalah ibu Tuti,lalu
terdapat 20 perawat dan 2 dokter yang menangani pasien di bagian syarat
tersebut yaitu dr.budiman.Sp.S dan dr.Zahirwan.Sp.S.
Dari segi penunjang diagnostik terdapat Laboratorium, Radiologi,
Fisioterapi , serta ct scan yang digunakan untuk pemeriksaan penunjang pasien
tersebut.Pada saat dilapangan ,kami memphoto Bagian fisioterapi,Radiologi
dan ct.scan.
1. Fisioterapi
50
Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
eletroterapeutis dan mekanis). Pelatihan fungsi dan komunikasi (Kepmenkes
1363 TAHUN 2001).
2. Rontgen
51
Rontgen digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis sertadapat memberikan gambaran tentang kelainan anatomi tubuh
3. Ct scan
CT Scan (Computed Tomography Scanner) adalah perpaduan sinar X dan
computer untuk menghasilkan gambar organ tubuh bagian dalam secara
melintang, dalam pemeriksaan pasien berbaring pada alas untuk kemudian
dimasukkan dalam tablet besar berbentuk seperti donat, kemudian diberikan
radiasi dengan dosis tertentu dari segala arah sehingga menghasilkan gambaran
yang sangat detail dari berbagai sudut kecil dari seluruh organ tubuh, seperti
susunan saraf pusat, otot, tulang, tenggorokan dan rongga perut.
52
Dari sarana penunjang diagnostik yang dibimbing oleh dr.budiman.Sp.S kami
hanya melihat sebentar saja dan hanya melihat sesaat saja. Pada saat observasi
ruangan penunjang diagnostik tidak semuanya kami masuk keruangan
tersebut.
Observasi Cara Anamnesis
Setelah kami melihat tempat bagian syaraf yang terletak di bangsal
penyakit dalam,lalu melihat-lihat sarana penunjang diagnostik di RSUD bari,
kami diajak ke Poli syaraf oleh dr.Budiman.Sp.s . Di sini kami melihat dokter
melakukan pemeriksaan ke pasien , kami melihat dokter melakukan anamnesis
kepada pasien mulai dari keluhan utama,keluhan tambahan,riwayat
pengobatan,riwayat alergi,riwayat penyakit dahulu dan riwayat keluarga. Di
poli ini juga kami di beri tahu mengenai beberapa hal seperti harus menjaga
etika ,berempati kepada pasien agar pasien mau jujur mengemukakan keluhan
kepada kita(dokter),harus lengkap menulis status pasien , dan juga kalau nanti
coass kami tiap hari melakukan visite pasien dan follow up pasien.
C. Departemen Obstetri dan Gynekologi
1. Staff Kebidanan
53
Terdapat 4 dokterspesialis OBGYN yaitu: dr Kurniawan SpOGs
ebagai ketua SMF kebidanan, dr Didik SpOG, dr Yenni SpOG dan dr
Sutan SpOG serta terdapat 26 orang bidan, 7 orang di PONEK dan 19
orang di bangsal OBGYN. Kepala ruangan OBGYN adalah bu Rini.
2. Sarana dan Prasarana
Terdapat beberapa ruangan yaitu:
- Ruang kepala SMF OBGYN.
- Ruang kepala ruangan.
- Ruang jaga bidan/perawat.
- Ruang dokter muda.
- Ruang rawat VIP dengan 1 tempattidur.
- Ruang rawat inap kelas 1 dengan.
- Ruang rawat inap kelas 2 obsetri dengan 6 tempat tidur dan kelas
2 ginekology dengan 6 tempat tidur.
- Ruang rawat inap kelas 3 dengan 11 tempat tidur.
- Ruang perawatan nifas dengan 11 tempat tidur.
- Ruang senam nifas.
- Ruang bersalin (VK).
- Ruang observasi.
- Ruang isolasi VK.
- Ruang ginekology.
- Ruang PONEK.
- Ruang toilet.
- Alat-alat kesehatan dan obat-obatan.
Alur Pelayanan bagian OBGYN
54
Pendaftaran
Kami melakukan kegiatan TPP di bagian OBGYN RSUD
Palembang BARI pada hari jumat tanggal 4 Januari 2012 pukul 07.00 –
14.00. Kami menemui kepala ruangan yaitu bu Rini. Setelah menemu ibu
Rini kami melakukan observasi keseluruh bagian ruangan OBGYN,
setelah itu kami menunggu sampai kedatangan dokter Kurniawan SpOG.
Pada saat dokter Kurniawan telah datang kami dikumpulkan di ruangan
SMF OBGYN untuk dilakukan pengarahan seputar kegiatan dokter muda,
dimulai dari ada empat ruangan yang harus dijaga serta tugas-tugas yang
akan dikerjakan. Saat kami dilakukan pengarahan oleh dokter Kurniawan
ada beberapa topik yang dibahas untuk mempersiapkan diri menjadi
dokter muda yaitu:
- Poliklinik OBGYN: Dokter muda akan menemani konsulen untuk
melakukan anamnesa, pemeriksaan luar OBGYN dan pemeriksaan
dalam OBGYN serta melakukan pemeriksaan dengan menggunakan
USG.
55
IGD Polirawatjalan
- Bangsal OBGYN- VK- OK
Pulang Pulang
- VK (VelosKamarae): Dokter muda akan melakukan pertolongan
persalinan dengan bidan serta melakukan observasi ibu-ibu yang
akan melakukan persalinan.
- Bangsal OBGYN: Dokter muda akan melakukan follow up pasien,
mengisi rekam medic dan melakukan tindakan emergency terhadap
pasien jika diperlukan.
- OK: Dokter muda akan sebagai asisten dua saat melakukan tindakan
tindakan operatif terhadap pasien sepertiseksio sesarea, kuret dll
- Bagian OBGYN akan dijalani selama delapan minggu, tiga minggu
di RS Muhammadiyah Palembang dan lima minggu di RSUD
Palembang BARI.
- Setiap dokter muda akan mendapatkan waktu bimbingan langsung
dengan konsulen, setiap dokter muda akan melakukan bed site
teaching, membuat laporan kasus dan membuat referat.
Selanjutnya kami menuju poli OBGYN yang pada waktu itu dr
Sutan SpOG yang sedang melakukan pemeriksaan ke pasien-pasien poli.
Dokter Sutan meminta kami dibagi menjadi lima kelompok yang artinya
dua orang satu kelompok untuk melihat dia melakukan anamnesa hingga
pemeriksaan fisik.
Di Poli OBGYN dr Sutan sedang melakukan pemeriksaan ke pasien-
pasiennya, waktu itu ada satu pasien perempuan yang bisa kami
observasi. Saat observasi, kami melihat pasien tersebut di anamnesa oleh
perawat poli tersebut sedangkan dr Sutan hanya melakukan USG. Hasil
observasi kami sebagai berikut:
Kasus Teori Keterangan
Identitas pasien √ √
Keluhan utama √ √ Pada kasus ini pasien
56
perempuan tersebut control
kehamilan
Keluhan tambahan
(riwayat kehamilan
sekarang apakah ada
keluhan/tidak)
√ √ Pasien tidak mengeluh
Riwayat penyakit
dahulu (dm, hipertensi,
alergi obat, ginjal,
hepar, riwayat patologi
ginekologi)
- √ Pertanyaan tersebut sudah
ditanyakan saat pertama kali
datang
Riwayat penyalit
keluarga
- √ Pertanyaan tersebut sudah
ditanyakan saat pertama kali
datang
Riwayat khusus
obsetri ginekologi:
- Riwayat kehamilan
- Penolong
persalinan dahulu
- Riwayat mens
- Riwayat kb, lama
pemakaian, ada
masalah/tidak
-
-
-
-
√
√
√
√
Pertanyaan tersebut sudah
ditanyakan saat pertama kali
datang
Pemeriksaanfisik:
- KU
- Kesadaran
- Tanda vital
- Tinggi badan
√
√
√
-
√
√
√
√
Pemeriksaan fisik mata, tht,
paru, jantung, abdomen dan
ekstremitas tidak dilakukan.
57
- Berat badan
- Mata
konjungtiva
pucat/tidak,
sclera
ikterik/tidak
- Mulut/tht ada
tanda
radang/tidak
- Paru/jantung/
abdomen
inspeksi,
palpasi, perkusi
dan auskultasi
- Ekstremitas
dilihat apakah
edema, pucat,
sianosis,
varises
√
-
-
-
-
√
√
√
√
√
Status obsetrikus:
Abdomen:
pemeriksaan leopold
Genitalia: lihat ada
tidaknya radang/luka,
lihat porsio serviks,
polip
-
-
√
√
Tidak dilakukan pemeriksaan
Leopold dan genitalia.
58
Pemeriksaan
tambahan:
Usg
√ Boleh
iya
boleh
tidak
Hasil pemeriksaan tersebut
kepala janin dibawah dan
perkiraan usia kehamilan 32-
33 mingg dengan jenis
kelamin janin perempuan
karena terlihat labia majora
dan labia minora
4.2 Hasil dan Pembahasan RS Ernaldi Bahar
Pada tanggal 7-01-2013 tepatnya pada hari senin kami melakukan TPP pada
pukul 08.00 – 14.00
A. Visi dan Misi
VISI
“ Terwujudnya rumah sakit Ernaldi Bahar sebagai pusat pelayanan
rujukan kesehatan yang prima dan pusat pendidikan kesehatan yang
terkemuka di Sumatera Selatan “
MISI
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang komprehensif sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Melaksanakan pembinaan kesehatan masyarakat
3. Meningkatkan mutu SDM, Sarana dan Prasarana
4. Memfasilitasi pemdidikan kesehatan yang dinamis
Di Ernaldi Bahar ini terdapat ruangan-ruangan diantaranya :
1. UGD
2. Kantor Administrasi
3. Ruang Perkembangan
59
4. Ruang Direktur
5. Rawat Jalan/ Poliklinik :
- Poli Jiwa
- Poli Gigi
- Poli Kulit
- Poli Mata
- Poli Saraf
- Poli Psikologi
6. Pelayanan Terpadu
7. Ruang Laboraturium
8. Radiologi
9. Fisioterapi
10. Elektromedik
11. Ruang Pelayanan dimana dibagi 2 yaitu
- Ruang Pelayanan laki-laki
- Ruang Pelayanan Perempuan
12. Ruang Gelisah/gaduh:
- Ruang Bangau Jamkesmas
- Ruang Cempaka Kelas I ( PR )
- Kepala Ruangan : Ita
13. Ruang Perawatan :
- Ruang Kenanga kelas II (PR)
- Ruang Cendrawasi kelas I (LK)
- Ruang Merak kelas I-III (LK)
- Ruang Nusa Indah Jamsoskes kelas III (PR) : 53 pasien
- Ruang Perawatan (LK) Jamkesmas dan Jamsoskes
14. Rehabilitasi Medik
- Dengan Keterampilan : Berkebun, menjahit
15. Dapur
60
16. Tempat Pendaftaran
17. Ruang Periksa 1-7
18. Psikogeriatri
19. Ruang konsulen
20. Jiwa dewasa
21. Ruang tindakan
Alur Pelayanan UGD
B. Kegiatan dokter Muda
- 1 Minggu dilaksanakan di rumah sakit Ernaldi Bahar.
- Setiap Senin dan kamis ikut Apel Pagi (wajib)
- Setiap Jumat ada kegiatan senam pagi (wajib)
- Pembelajaran :
1. 20% Bed site teaching look of learning
2. 50% Kegiatan bangsal (follow up), Poli dan UGD
3. 30% Referat, Laporan kasus
4.3 Hasil dan Pembahasan RSK A. Rivai
61
Pada tanggal 8-01-2013 tepatnya pada hari selasa kami melakukan TPP bagian
Kulit dan Kelamin di RSk. Dr. Rivai Abdullah pada pukul 08.00 – 14.00
I. Observasi Sarana Prasarana :1. Ruang rawat inap
Ruang rawat inap di bagi menjadi 2, yaitu khusus untuk pasien kusta dan untuk pasien umum. Ruang inap khusus untuk pasien kusta di bagi 2, yang pertama bangsal untuk perempuan yaitu terdapat 2 ruangan, dan kedua bangsal untuk laki-laki terdapat 2 ruangan.
2. Ruang rawat jalanRuang rawat jalan juga di bagi menjadi 2, yaitu khusus untuk pasien kusta dan untuk pasien umum. Pertama ada poliklinik khusus kusta, yang ke dua poliklinik kulit dan kelamin yang letaknya berjauhan.
II. Observasi Alur Pelayanan : Pendaftaran
a. Rawat jalanPendaftaran untuk rawat jalan ke poliklinik khusus kusta untuk pasien askin / jamsoskes / jamsostek bisa dilakukan di loket pendaftran gabung, kalau untuk pasien umum daftarnya langsung di loket pendaftaran di poliklinik khusus kusta. Pendaftaran untuk poliklinik kulit dan kelamin bisa dilakukan di loket pendaftaran gabung.
b. Rawat inapPendaftaran untuk rawat inap bisa dari rujukan poliklinik atau dari IGD.
III. Observasi Penunjang Diagnostik :1. Rehabilitasi medik
Rehabilitasi medik di RSK A. Rivai dibagi menjadi 5 bagian :a. Okupasi Terapi
Terapi okupasi okupasi ada 3 macam yaitu pertama ADL (aktivitas sehari-hari), terapi ini melatih pasien kusta untuk mandiri sehingga meraka bisa melakukan kegiatan sehari-harinya sendiri seperti mandi, makan, dll. Kedua prokdutivitas, terapi ini melatih pasien kusta agar bisa mengahasilkan sesuatu seperti dilatih untuk berkebun, kerajinan, dan hal-hal lain yang ada nilai ekonomisnya, hasil tersebut akan dijual ke petugas-
62
petugas dirumah sakit dan masyarakat sekitar. Ketiga yaitu pemanfaatan waktu luang, terapi ini melatih pasien untuk melakukan gerakan seperti bermain musik, olahraga dan lain-lain.
Foto Alat-alat untuk melatih tangan foto Jadwal okupasi terapi
Foto Alat-alat bantu ADL foto Ruangan latihan music
b. FisioterapiFungsi fisioterapi lebih terkhusus pada pemeliharanan/pengembalian gerak dan fungsi gerak penderita kusta. Pemberian modalitas fisioterapi
63
harus segera dilakukan untuk mencegah terjadinya disabilitas dan deformitas.
c. ProtesaDi RSK A. Rivai menyediakan pelayanan pembuatan protesa gratis kepada pasien kusta. Protesa yang paling banyak untuk pasien kusta adalah protesa di bawah lutut. Pembuatan protesa rata-rata sekitar 2 bulan tergantung dari hasil fisioterapi pasien kusta tersebut. Selain pembuatan protesa di RS Kundur juga membuat sandal khusus penderita kusta. Fungsi dari sandal tersebut mencegah luka baru dan mebuat lebih nyaman.
Foto macam-macam protesa foto proses pembuatan sandal kusta
d. PsikologiTerapi psikologi di RSK A. Rivai ada 3 yaitu terapi tingkah laku, family terapi dan terapi edukasi. Terapi tingkah laku ini bertujuan untuk mengatur tingkah laku penderita kusta tetap pada batas normal. Family terapi yaitu keluarga ikut memberi motivasi dan dukungan kepada penderita kusta. Dan terapi edukasi yaitu penderita kusta diajak menonton film tentang penderita kusta di tempat-tempat lain agar mereka tidak berfikir kalau hanya mereka yang menderita kusta dan bisa kembali bersemangat untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.
64
e. Unit Terapi KaryaUnit terapi karya di RSK A. Rivai yaitu penderita kusta di beri pelatihan keterampilan untuk bisa bergabung kembali kemasyarakat. Meraka bisa kembali lagi mencari nafkah untuk menghidupi diri mereka sendiri dan keluarganya. Salah satu dari pelatihan keterampilan tersebut yaitu pelatihan pertukangan.
Foto alur proses rawat jalan pasien rehabilitasi medik
2. Laboratorium
VI. Pelayanan Kedokteran
1. Anamnesis Anamnesis yang dilakukan pada pasien baru kusta sebagai berikut : Keluhan utama : rasa baal, adanya bercak putih, bercak merah infiltrat
(bercak tebal) Keluhan tambahan : parastesia, demam, nyerisendi dll Riwayat perjalanan penyakit : berapa lama? pengobatan yang didapat,
reaksi bentol-bentolmerah dll. Riwayat kontak dengan penderita kusta(keluarga) Penyakit lain yang diderita pada saat ini-Riwayat penyakit dulu terutama
penyakit yang berat-berat.
65
2. Pemeriksaan fisik lokalis Pemeriksaan harus dilakukan di ruangan yang cukup terang, paling baik cahaya sinar matahari tidak langsung. Diperiksa pada seluruh permukaan kulit (daridepan atas sampai bawah dan dari belakangatas sampai bawah). Pertama-tama pasien diberitahu kemudian pemeriksa melihat kelainan
kulit dari jarak jauh kemudian dari dekat. Setelah ditemukan adanya kelainan kulit,maka kelainan kulit ditest ada tid
aknya anestesi (test raba menggunakan kapas yang diruncingkan, tes rangsang nyeri dan suhu) dan melakukan tes fungsi dari kelenjar keringat pada kulit yang lesi.
Pemeriksaan kelainan syaraf tepi. Syaraf auricularis magnus
Pasien disuruh menengok ke kiri kemudian pemeriksa meraba adanya penebalan ssyaraf atau tidak demikian sebaliknya.
Syaraf ulnarisTangan kanan pemeriksa memegang lengan kanan bawah penderita dengan posisi siku sedikit ditekuk sehingga lengan penderita dalam keadaan relax. Dengan jari telunjuk tengah kiri pemeriksa mencari nervus ulnaris disulcus ulnaris yaitu pada lekukan diantara tonjolan tulang sikudan tonjolan kecil dibagian medial. Dengan memberi tekanan ringan N. ulnarisdigulirkan halus dirasakan dan ada tidaknya penebalan syaraf, demikian juga pada lengan kiri penderita.
4.4 Hasil dan Pembahasan Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang
C. Departemen Bedah
Pada hari Rabu, 9 Januari 2013 kami melakukan Tugas Pengenalan
Profesi (TPP) di bedah di RSMP pada pukul 07.00 – 14.00.
IDENTIFIKASI
Nama Lengkap : Mahzen Hamid
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tgl Lahir/Umur : 38 tahun
Alamat : 8 Ulu Lr.Sabar no 1402
Pekerjaan : Kepala RT
66
Agama : Islam
No. Reg. RS :
Tgl Pemeriksaan : 9 Januari 2013
Ruang : 3B5 bed 4
Dokter Pemeriksa : dr Hudaya
Co.asisten :
MRS Tanggal : 6 Januari 2013
ANAMNESA
Nyeri di daerah abdomen bawah kanan dan kiri
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sembilan bulan yang lalu pernah di operasi prostat karna susah dan nyeri
pada saat kencing dan didiagnosa BPH
Dua bulan yang lalu mengeluh nyeri pada daerah abdomen bawah kanan
dan kiri
Os MRS tanggal 6 januari 2013 mengeluh nyeri semakin hebat dibawah
abdomen bawah kanan dan kiri, demam (-), sakit kepala (+), sesak nafas
pada saat beraktifitas, keringat pada malam hari, mual muntah (-), makan
biasa. Nyeri hilang timbul, nyeri seperti diiris-iris, BAB normal, warnamya
agak hitam konsistensi keras, BAK banyak.
Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
* Cacar Air * Tuberculosis * Batu Empedu
* Cacar * Malaria * Batu Ginjal
* Difteria * Disentri * Burut
* Batuk * Hepatitis * Kencing Manis
* Campak * Thypus Abdominalis * Tumor
* Influenza * Scrofuloderma * CVA
67
* Cholera * Syphilis * Psikosis
* Demam Rematik * Hipertensi (+) * Neurosis
* Pneumonia * Ulkus Peptikum * lain-lain
* Pleuritis * Gastritis
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur Kelamin Kesehatan Meninggal
Ayah
Ibu
Suami/istri
Saudara/i Perempua
n
Menderita gejala yang
sama
Anak-anak
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Penyakit Ya/Tidak Hubungan dengan Keluarga
Alergi
Asthma
Arthritis
Diabetes
Jantung
Ginjal
Hipertensi
Kanker
Lambung
Rheumatic
Syphilis
Epilepsy
68
Sakit Jiwa
Bunuh diri
Tuberculosis
Lain-lain
Nama/Umur/Jenis Kelamin :.............................. Ruangan :.................................
Riwayat Hidup
TEMPAT LAHIR
Rumah : ................. Rumah Bersalin :...................... RS :.................
PARTUS
Spontan :................. Tindakan Khusus :................... Tdk Ketahui :..
MASA KANAK-KANAK (Peristiwa Penting)
...............................................................................................................................
SIKAP TERHADAP
Ayah :.................. Ibu :......................... Saudara :....................
PENDIDIKAN
SD :....................... SMP :........................ SMA :.........................
PEKERJAAN
Bidang Kantor :........ Industri :.................... Lain-lain :...................
PERKAWINAN
Lama Perkawinan sekarang :..................... Jumlah Perkawinan :..............
Jumlah Anak :......................... Pengaturan Perkawinan :........
PERUMAHAN
Rumah Sendiri :..................... Beli :........................................
Kontrak/Sewa :...................... Kantor :........................................
KEBIASAAN
Merokok :................ Jamu :................. Olahraga :................
69
Kopi :...................... Minuman Keras:........
Rekreasi :.................
Teh :1 kali sehari Obat-obatan :............. Lain-lain :.................
TIDUR
Berapa Jam : 8 jam Teratur/tidak : teratur
GIZI
Berapa kali makan :3 kali sehari Nafsu makan :..............................
Banyaknya :................................ Pencernaan :.................................
Teratur/tidak : teratur Komposisi :..................................
Variasi (perinci) :........................
KESULITAN
Keuangan :......................................... Pekerjaan :..................................
Keluarga :.......................................... Lain-lain :.....................................
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Keadaan Sakit : Tidak tampak sakit/sedang sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran : Compos Mentis
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspneu/Ortopneu : (-)
Oedema umum : (-)
Keadaan Gizi : Cukup
Bentuk badan/habitus : Astenikus
Kebersihan : Terurus
Cara Berjalan : Tidak bisa ditentukan
Cara berbaring/morbiditas: Aktif
Umur menurut dugaan pemeriksaan : 70 tahunan
Nadi/pulse rate
70
- Frekuensi : 68 x/menit
- Irama : Irreguler
- Isi : Cukup
- Tegangan : Cukup
- Gelombang : Cukup
- Kualitas : Cukup
Pernafasan
- Frekuensi : 26 x/menit
- Irama : Reguler
- Tipe : Normal
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
Temperatur : 37 C
Tekanan darah : 140/80 mmHg
KULIT
Warna : sawo matang
Efloresensi : tidak ada
Jaringan Parut : ada, post operasi dibagian perut
Turgor : normal
Keringat :
- Umum :
- Setempat : aksila dan inguinal
Pertumbuhan rambut : normal
Lapisan lemak : normal
Ikterus : (-)
Lembab/kering : lembab Lain-lain :
Kelenjar Getah Bening
Submandibula : normal
Leher : normal
71
Subclavicula : normal
Axila : normal
Anal : tidak diperiksa
Inguinal : normal
PEMERIKSAAN ORGAN
1. Kepala
Bentuk : normal Deformasi : (-)
Ekspresi : biasa Perdarahan Temporal : (-)
Simetri muka : simetris Nyeri tekan : (-)
Rambut : beruban Bising : (-)
2. Mata
Exopthalmus : normal Sclera : Ikterik (-)
Enopthalmus : normal Cornea : kabur berkabut
Kelopak : normal Pupil : +/+
Conjungtiva : tidak pucat Visus : penurunan visus
Palpebra : tidak anemis Gerakan : normal
Bulbi : normal Lap. Pandang : normal
3. Telinga
Lubang : normal Tophi : tidak ada
Selaput : normal Nyeri tekan : tidak ada
Pendengaran : menurun Pro.mastoideus: tidak ada
4. Hidung
Bagian luar : normal Ingus : (-)
Septum : normal Penyumbatan : (-)
Selaput Lendir : (-) Perdarahan : (-)
5. Mulut
Bibir : normal
Gigi-Geligi : normal
Gusi : normal
72
Lidah : normal
6. Leher
Kel. Getah Bening : tidak teraba Tekanan vena : tidak diperiksa
Kel. Gondok : tidak teraba Kaku kuduk : tidak ada
Trachea : lurus Tumor : tidak ada
7. Dada
Bentuk : normal
Pembuluh darah : tidak terdapat venektasi
Buah dada : normal
Nyeri tekan : tidak ada
Nyeri ketok : tidak ada
Krepitasi : tidak ada
8. Paru-paru
DEPAN
Kanan Kiri
Inspeksi: simetris tidak tedapat retraksi simetris tidak tedapat retraksi
Palpasi : stem fremitus normal stem fremitus normal
Perkusi : sonor sonor
Auskultasi : vesikuler vesikuler
BELAKANG : tidak diperiksa
Kanan Kiri
Inspeksi: ........................................... ................................................
Palpasi : ........................................... ................................................
Perkusi : ........................................... ................................................
Auskultasi : ......................................... ................................................
9. Jantung
Inspeksi: ikus cordis tidak terlihat
Palpasi : iktus cordis tidak teraba
Perkusi : batas jantung normal
73
10. Perut
Inspeksi: venektasi (-), ada bekas luka operasi
Palpasi : lemas
Perkusi :...........................................................................................................
Auskultasi : bising usus normal
Hati : tidak teraba
Limfa : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Lain-lain:...........................................................................................................
Refleks :...........................................................................................................
11. Ekstremitas
Kiri Kanan
Lengan
- Tonus :.................................... ................................................
- Gerakan :.................................... ................................................
- Kekuatan :.................................... ................................................
- Otot :.................................... ................................................
- Sendi :.................................... ................................................
- Lain-lain :.................................... ................................................
Tangan
- Warna telapak :.................................................................................
- Kuku :..................................... ................................................
- Tremor :..................................... ......................................
- Ujung jari :.................................... ................................................
- Kelainan jari :..................................... ................................................
- Lain-lain :..................................... ................................................
Tungkai dan kaki
- Tonus :...................................... ................................................
- Gerakan :...................................... ................................................
74
- Kekuatan :...................................... ................................................
- Otot :..................................... ................................................
- Sendi :..................................... ................................................
- Varises :..................................... .....................................
- Parut :..................................... ................................................
- Luka :..................................... ................................................
- Edema :.................................... .........................................
Refleks
- Biceps :.................................... ........................................
- Tricep :.................................... .........................................
- Patella :................................... .......................................
- Achilles :................................... .........................................
- Cremaster :................................... .........................................
- Babynski :................................... .........................................
- Kernig :................................... .........................................
12. Genitalis Eksterna
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.........................................................................................................................
NAMA :........................................... RUANGAN :...................................
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
75
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
RINGKASAN
(cerita singkat penemuan positif dan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
laboratorium yang menuju ke diagnosa)
Nama/Umur/Jenis Kelamin : Tn. Mahzen Hamid/68 tahun/ laki-laki
Ruangan : 3B5 bed 4
Anamnese :
Sembilan bulan yang lalu pernah di operasi prostat karna susah dan nyeri pada
saat kencing dan didiagnosa BPH. Dua bulan yang lalu mengeluh nyeri pada
daerah abdomen bawah kanan dan kiri. Os MRS tanggal 6 januari 2013
mengeluh nyeri semakin hebat dibawah abdomen bawah kanan dan kiri,
demam (-), sakit kepala (+), sesak nafas pada saat beraktifitas, keringat pada
malam hari, mual muntah (-), makan biasa. Nyeri hilang timbul, nyeri seperti
diiris-iris, BAB normal, warnamya agak hitam konsistensi keras, BAK banyak.
Pemeriksaan Fisik :
KU : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : HR : 81 x/menit, RR : 20 x/menit, TD : 120/90 mmHg, T : 37 C
Nyeri tekan abdomen bawah kanan dan kiri
Laboratorium :
Diagnosis :
76
Diagnosis Banding
1.
.......................................................................................................................
2.
.......................................................................................................................
3.
.......................................................................................................................
4.
.......................................................................................................................
5.
.......................................................................................................................
Pengobatan
1.
.......................................................................................................................
2.
.......................................................................................................................
3.
.......................................................................................................................
4.
........................................................................................................................
5.
........................................................................................................................
6.
........................................................................................................................
7.
........................................................................................................................
8.
........................................................................................................................
77
9.
........................................................................................................................
10.
........................................................................................................................
Prognosa
Quo ad vitam :
Quo ad functionan :
Rencana Pemeriksaan Khusus
1.
........................................................................................................................
2.
........................................................................................................................
3.
........................................................................................................................
4.
........................................................................................................................
5.
........................................................................................................................
6.
........................................................................................................................
7.
........................................................................................................................
8.
........................................................................................................................
LEMBAR FOLLOW UP
KOAS PENYAKIT DALAM
TGL S O A P
78
S : Subjektif (sign + symptom)
O : Objektif (PF + pemeriksaan penunjang)
A : Assesment (kesimpulan, daftar masalah dan analisis)
P : Planning (non farmakologi dan farmakologi)
D. Departemen Mata dan THT
Tanggal 10-01-2013, hari Kamis, kegiatan TPP stase THT dan Mata di
RSMP dilakukan sekitar jam 11.30 dengan stase mata bersama dr. Hj.
Hasmeinah SpM kemudian dilanjutkan pada stase THT dengan dr. Sopjan
SpTHT. Kegiatan TPP pada stase mata dan THT bersifat observasi dengan
79
tujuan mengetahui pelayanan pasien, komunikasi dokter-pasien, cara
anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta rujukan pemeriksaan penunjang.
A. Stase Mata
Dokter yang bertugas dibagian ini adalah dr. Ibrahim SpM, dr. Hj.
Ratna Juwita SpM, dan dr. Hj. Hasmeinah SpM.
Kegiatan pada stase ini diawali dengan pengarahan oleh dr. Hj.
Hasmeinah SpM mengenai alat-alat yang terdapat pada poli mata. Alat-
alat tersebut adalah tonometer, slit lamp, loop, dan funduskopi. Adapula
alat untuk pemeriksaan tajam penglihatan atau visus yang terdiri atas
Snellen chart, trial lens, dan trial frame.
Kegiatan selanjutnya adalah observasi mengenai cara anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada pasien. Ada 4 pasien di poli mata yang kami
observasi. Salah satu pasien yang kami observasi adalah pasien baru yang
datang dengan keluhan mata tenang penglihatan kabur. Pasien ini
berjenis kelamin perempuan dengan usia sekitar 16 tahunan. Dr.
Hasmeinah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien.
Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan visus dengan menggunakan alat
slit lamp, Snellen chart, trial lens, dan trial frame. Kemudian, pasien
tersebut didiagnosa mengalami myopia atau rabun jauh.
Pasien selanjutnya adalah laki-laki berusia sekitar 50 tahunan yang
datang dengan keluhan katarak. Kemungkinan pasien ini datang untuk
kontrol. Dr. Hasmeinah melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan fisik meliputi penggunaan alat slit lamp, Snellen chart, trial
lens, dan trial frame.
Setelah observasi 4 pasien, kami langsung minta ijin untuk
melanjutkan ke stase THT di bagian poli THT.
B. Stase THT
80
Dokter yang bertugas dibagian ini adalah dr. H. Rizal I. Ambiar
SpTHT dan dr. H. Sopjan SpTHT. Kegiatan pada stase ini yaitu observasi
cara anamnesis dan pemeriksaan fisik pada pasien. Kegiatan dilakukan di
poli THT dengan dr. Sopjan SpTHT sebagai dokter jaga di poli THT.
Terdapat juga beberapa mahasiswa koass FK UMP juga sedang
menjalani pendidikan di stase ini. Adapun alat-alat yang digunakan pada
stase ini adalah otoskop, rinoskop, suction, dan spatel tongue.
Kegiatan selanjutnya adalah observasi mengenai anamnesis dan
pemeriksaan fisik pada pasien. Di bagian poli THT, kami mengobservasi
sekitar 15 pasien saat itu. Pasien tersebut datang dengan status kontrol,
pasien baru, dan pasien pasca operasi. Salah satu pasien perempuan
berusia sekitar 30 atau 40 tahunan datang dengan keluhan pusing. Pasien
tersebut juga mengeluh sering bersin. Pasien ini memiliki riwayat pasca
operasi antrostomi akibat sinusitis. Berdasarkan hasil rontgen pasien,
terdapat penebalan radio-opaque di sinus maksila. Dr. Sopjan melakukan
anamnesis dan pemeriksaan nasal pada pasien. Setelah itu, dokter
memberikan kesempatan mahasiswa koass untuk anamnesis dan
melakukan pemeriksaan nasal pada pasien. Pasien kontrol lainnya adalah
anak perempuan yang datang dengan keluhan batuk-pilek. Pasien ini
memliki riwayat pasca operasi tonsildektomi.
Pasien baru yang datang ke poli THT salah satunya memiliki
keluhan telinga kemasukan kapas. Dokter melakukan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik meliputi otoskop dan dilakukan
suction untuk mengambil kapas tersebut. Keluhan lain pada pasien baru
yang kami temui adalah gangguan pendengaran dan tinnitus
(berdenging).
Selama observasi, hampir seluruh pembuatan status pasien,
anamnesis, dan pemeriksaan fisik dilakukan oleh dokter jaga poli THT.
Kegiatan mahasiswa koass pada poli THT adalah melakukan anamnesis
81
dan pemeriksaan fisik pasien untuk melihat kelainan seperti bulging
membran timpani (pemeriksaan telinga), pemeriksaan nasal, dan
pemeriksaan faring setelah dokter jaga melakukan pemeriksaan terlebih
dahulu.
E. Departemen Penyakit Dalam
Pada hari kamis tanggal 10 Januari 2013 kami melakukan TPP bagian
penyakit dalam di RSMP pada pukul 07.00 – 13.00. Kami beri satu pasien baru
yang harus kami lakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
IDENTIFIKASI
Nama Lengkap : Miradewi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tgl Lahir/Umur : 30 tahun
Alamat : Plaju
Pekerjaan : Guru SD
Agama : Islam
No. Reg. RS :
Tgl Pemeriksaan : 11 Januari 2013
Ruang :
Dokter Pemeriksa :
Co.asisten :
MRS Tanggal : 10 Januari 2013
ANAMNESA
Keluhan utama oleh penderita/keluarga/orang yang berhubungan dengan
penderita. Pasien mengeluh demam tinggi.
Riwayat Perjalanan Penyakit
82
Tiga hari yang lalu mengeluh panas, pusing, puyeng, mual, kadang meriang
dan menggigil pada malam hari serta nyeri dibelakang sampai ke sendi.
Dua hari yang lalu mengeluh mencret serta demam, BAK biasa
Sejak satu hari yang lalu mengeluh mual, muntah, batuk tidak berdahak,
nafsu makan menurun, setelah itu os MRS.
Os baru pertama kali mengalami keluhan seperti ini.
Riwayat pengobatan : os pernah minum obat paracetamol, amoxilin dan
antasida.
Riwayat Penyakit Yang Pernah Diderita
* Cacar Air * Tuberculosis * Batu Empedu
* Cacar * Malaria * Batu Ginjal
* Difteria * Disentri * Burut
* Batuk * Hepatitis * Kencing Manis
* Campak * Thypus Abdominalis * Tumor
* Influenza * Scrofuloderma * CVA
* Cholera * Syphilis * Psikosis
* Demam Rematik * Hipertensi * Neurosis
* Pneumonia * Ulkus Peptikum * lain-lain
* Pleuritis * Gastritis
Riwayat Keluarga
Hubungan Umur Kelamin Kesehatan Meninggal
Ayah
Ibu
Suami/istri
Saudara/i Perempua
n
Menderita gejala yang
sama
83
Anak-anak
Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Penyakit Ya/Tidak Hubungan dengan Keluarga
Alergi
Asthma
Arthritis
Diabetes
Jantung
Ginjal
Hipertensi
Kanker
Lambung
Rheumatic
Syphilis
Epilepsy
Sakit Jiwa
Bunuh diri
Tuberculosis
Lain-lain
Nama/Umur/Jenis Kelamin :.............................. Ruangan :.................................
Riwayat Hidup
TEMPAT LAHIR
Rumah : ................. Rumah Bersalin :...................... RS :.................
PARTUS
Spontan :................. Tindakan Khusus :................... Tdk Ketahui :..
MASA KANAK-KANAK (Peristiwa Penting)
84
...............................................................................................................................
SIKAP TERHADAP
Ayah :.................. Ibu :......................... Saudara :....................
PENDIDIKAN
SD :....................... SMP :........................ SMA :.........................
PEKERJAAN
Bidang Kantor :........ Industri :.................... Lain-lain :...................
PERKAWINAN
Lama Perkawinan sekarang :..................... Jumlah Perkawinan :..............
Jumlah Anak :......................... Pengaturan Perkawinan :........
PERUMAHAN
Rumah Sendiri :..................... Beli :........................................
Kontrak/Sewa :...................... Kantor :........................................
KEBIASAAN
Merokok :................ Jamu :................. Olahraga :................
Kopi :...................... Minuman Keras:........
Rekreasi :.................
Teh :........................ Obat-obatan :............. Lain-lain :.................
TIDUR
Berapa Jam :.............................. Teratur/tidak :................................
GIZI
Berapa kali makan :..................... Nafsu makan :..............................
Banyaknya :................................ Pencernaan :.................................
Teratur/tidak :............................. Komposisi :..................................
Variasi (perinci) :........................
KESULITAN
Keuangan :......................................... Pekerjaan :..................................
Keluarga :.......................................... Lain-lain :.....................................
85
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Keadaan Sakit : Tidak tampak sakit/sedang sakit ringan/sedang/berat
Kesadaran : Compos Mentis
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspneu/Ortopneu : (-)
Oedema umum : (-)
Keadaan Gizi : Cukup
Bentuk badan/habitus : Astenikus
Kebersihan : Terurus
Cara Berjalan : Tidak bisa ditentukan
Cara berbaring/morbiditas: Aktif
Umur menurut dugaan pemeriksaan : 25 tahunan
Nadi/pulse rate
- Frekuensi : 81 x/menit
- Irama : Reguler
- Isi : Cukup
- Tegangan : Cukup
- Gelombang : Cukup
- Kualitas : Cukup
Pernafasan
- Frekuensi : 20 x/menit
- Irama :
- Tipe :
Berat badan : kg
Tinggi badan : cm
Temperatur : 37 C
Tekanan darah : 120/90 mmHg
86
KULIT
Warna : sawo matang
Efloresensi
Jaringan Parut
Turgor :
Keringat :
- Umum : di seluruh tubuh
- Setempat
Pertumbuhan rambut
Lapisan lemak
Ikterus : (-)
Lembab/kering Lain-lain :
Kelenjar Getah Bening
Submandibula :
Leher :
Subclavicula :
Axila :
Anal :
Inguinal:
PEMERIKSAAN ORGAN
13. Kepala
Bentuk : (-) Deformasi : (-)
Ekspresi : Lemah Perdarahan Temporal : (-)
Simetri muka : simetris Nyeri tekan : (-)
Rambut : (-) Bising : (-)
14. Mata
Exopthalmus : Sclera : Ikterik (-)
Enopthalmus : Cornea :
Kelopak : Pupil : +/+
87
Conjungtiva : Visus :
Palpebra : tidak anemis Gerakan :
Bulbi : Lap. Pandang :
15. Telinga
Lubang : Tophi :
Selaput : Nyeri tekan :
Pendengaran : Pro.mastoideus:
16. Hidung
Bagian luar : Ingus :
Septum : Penyumbatan :
Selaput Lendir : Perdarahan :
17. Mulut
Bibir
Gigi-Geligi
Gusi
Lidah
18. Leher
Kel. Getah Bening : Tekanan vena :
Kel. Gondok : Kaku kuduk :
Trachea : Tumor :
19. Dada
Bentuk :
Pembuluh darah :
Buah dada :
Nyeri tekan :
Nyeri ketok :
Krepitasi :
20. Paru-paru
DEPAN
88
Kanan Kiri
Inspeksi: ........................................... ................................................
Palpasi : ........................................... ................................................
Perkusi : ........................................... ...............................................
Auskultasi : ..........................................
...............................................
BELAKANG
Kanan Kiri
Inspeksi: ........................................... ................................................
Palpasi : ........................................... ................................................
Perkusi : ........................................... ................................................
Auskultasi : ......................................... ................................................
21. Jantung
Inspeksi:...........................................................................................................
Palpasi : ..........................................................................................................
Perkusi :...........................................................................................................
22. Perut
Inspeksi:...........................................................................................................
Palpasi :...........................................................................................................
Perkusi :...........................................................................................................
Auskultasi :.........................................................................................................
Hati :...........................................................................................................
Limfa :...........................................................................................................
Ginjal :...........................................................................................................
Lain-lain:...........................................................................................................
Refleks :...........................................................................................................
23. Ekstremitas
Kiri Kanan
Lengan
89
- Tonus :.................................... ................................................
- Gerakan :.................................... ................................................
- Kekuatan :.................................... ................................................
- Otot :.................................... ................................................
- Sendi :.................................... ................................................
- Lain-lain :.................................... ................................................
Tangan
- Warna telapak :.................................................................................
- Kuku :..................................... ................................................
- Tremor :..................................... ......................................
- Ujung jari :.................................... ................................................
- Kelainan jari :..................................... ................................................
- Lain-lain :..................................... ................................................
Tungkai dan kaki
- Tonus :...................................... ................................................
- Gerakan :...................................... ................................................
- Kekuatan :...................................... ................................................
- Otot :..................................... ................................................
- Sendi :..................................... ................................................
- Varises :..................................... .....................................
- Parut :..................................... ................................................
- Luka :..................................... ................................................
- Edema :.................................... .........................................
Refleks
- Biceps :.................................... ........................................
- Tricep :.................................... .........................................
- Patella :................................... .......................................
- Achilles :................................... .........................................
- Cremaster :................................... .........................................
90
- Babynski :................................... .........................................
- Kernig :................................... .........................................
24. Genitalis Eksterna
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
.........................................................................................................................
NAMA :........................................... RUANGAN :...................................
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
TANGGAL Pem. Penunjang KETERANGAN
RINGKASAN
(cerita singkat penemuan positif dan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
laboratorium yang menuju ke diagnosa)
Nama/Umur/Jenis Kelamin : Miradewi/30 tahun/perempuan
Ruangan :
91
Anamnese : Tiga hari yang lalu mengeluh panas tinggi,
pusing, puyeng, mual, kadang meriang dan menggigil pada malam hari serta
nyeri dibelakang sampai sendi. Dua hari yang lau mengeluh mencret, demam
dan BAK biasa. Sejak satu hari yang lalu mual, muntah, batu tidak berdahak,
nafsu makan menurun dan os MRS dengan keluhan demam tinggi.Os pernah
minum obat paracetamol, amoxilin, dan antasida. Saudara perempuan pasien
juga menderita/mengeluh yang sama.
Pemeriksaan Fisik : KU : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda Vital : HR : 81 x/menit
RR : 20 x/menit
TD : 120/90 mmHg
T : 37 C
Laboratorium :
Diagnosis : Demam Thypoid
Diagnosis Banding
1.
.......................................................................................................................
2.
.......................................................................................................................
3.
.......................................................................................................................
4.
.......................................................................................................................
5.
.......................................................................................................................
Pengobatan
92
1.
.......................................................................................................................
2.
.......................................................................................................................
3.
.......................................................................................................................
4.
........................................................................................................................
5.
........................................................................................................................
6.
........................................................................................................................
7.
........................................................................................................................
8.
........................................................................................................................
9.
........................................................................................................................
10.
........................................................................................................................
Prognosa
Quo ad vitam :
Quo ad functionan :
Rencana Pemeriksaan Khusus
1.
........................................................................................................................
2.
........................................................................................................................
93
3.
........................................................................................................................
4.
........................................................................................................................
5.
........................................................................................................................
6.
........................................................................................................................
7.
........................................................................................................................
8.
........................................................................................................................
LEMBAR FOLLOW UP
KOAS PENYAKIT DALAM
TGL S O A P
94
S : Subjektif (sign + symptom)
O : Objektif (PF + pemeriksaan penunjang)
A : Assesment (kesimpulan, daftar masalah dan analisis)
P : Planning (non farmakologi dan farmakologi)
95
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
96
DAFTAR PUSTAKA
www.rsmuhammadiyahpalembang.com
www.rsudpalembangbari.com
www.rsernaldibaharpalembang.com
www. rskusta-palembang.com
97
Top Related