Bab 1
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Jerman pada saat ini merupakan salah satu negara yang perekonomiannya paling
maju di dunia, padahal pada perang dunia kedua negara ini adalah salah satu negara
yang paling hancur setelah kalah dari sekutu. Economic Miracle merujuk pada pesatnya
pertumbuhan ekonomi, industrialisasi, pencapaian teknologi, urbanisasi,
pembangunan gedung-gedung pencakar langit, modernisasi, globalisasi dan kebangkitan
teknologi di Jerman pada periode-periode setelah perang dunia kedua.
Kata “miracle” digambarkan dengan pencapaian pesat Jerman dalam bidang
perekonomian dan industri dan menjadi contoh bagi negara-negara lain yang hancur
setelah perang dunia kedua, yang dianggap orang merupakan suatu kejadian yang
mustahil ketika itu. Ketika itu Jerman adalah negarak yang hancur porak poranda dan
jutaan warganya jatuh kedalam kemelaratan karena nilai mata uang mereka sangat jatuh.
Butuh beberapa ikat uang untuk membeli sepoting roti saja.
Dalam waktu 20 tahun, negara yang hancur porak poranda itu menjadi salah satu
negara industri di dunia. Jerman dengan cepat mengembalikan kemakmuran sebelum
perang dunia kedua, bahkan melewatinya dengan cepat.
Terkait dengan cepatnya perkembangan perekonomian di Jerman setelah perang
dunia kedua, makalah ini ingin membahas gambaran kebijakan perekonomian yang
diambil pemerintah Jerman setelah perang dunia kedua untuk mengembalikan
kedigdayaan mereka seperti kemakmuran yang telah mereka capai sebelum memulai
perang dunia kedua. Periode yang difokuskan dalam makalah ini adalah tahun 1945-
1960.
1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah
Kekalahan Jerman dari sekutu pada perang dunia kedua menghancurkan
perekonomian Jerman secara langsung. Sebagai negara yang bertumpu pada ekspor dan
industri, Jerman pasca perang dunia kedua kehilangan sektor perindustrian mereka yang
hancur lebur ketika berlangsungnya perang.
Hal ini memicu kebutuhan yang sangat besar terhadap kebijakan-kebijakan yang
bisa mendongkrak kembali perekonomian mereka. Ada dua masalah besar yang mereka
hadapi yaitu melemahnya nilai mata uang mereka dan iklim industri yang masih redup
karena tidak ada pihak yang bersedia melakukan investasi di Jerman karena status
Jerman sebagai pemicu perang. Pada tahun 1945-1947 merupakan periode keterpurukan
perekonomian terendah Jerman. Sekutu juga memberi bantuan financial bagi negara-
negara Eropa yang hancur selama perang dunia kedua yang dikenal dengan Marshall
Plan. Secara agregat, bantuan ini sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di
negara-negara Eropa. Bantuan ini dalam perkembangannya tidak bisa ditetapkan
sebagai salah satu faktor pendorong perekonomian di Jerman.
Berdasarkan uraian singkat diatas, faktor utama yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah kebijakan-kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah Jerman
pasca perang dunia kedua dan signifikansi bantuan Marshall Plan terhadap
perekonomian Jerman pasca perang dunia kedua.
1.3 Perumusan Masalah
Dengan demikian, berdasarkan uraian batasan masalah diatas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
1. Apa saja upaya yang diambil pemerintah Jerman untuk mengatasi krisis
perekonomian mereka setelah perang dunia kedua?
2. Bagaimanakah pentingnya Marshall Plan bagi perekonomian Jerman dan apa
alasannya?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diajukan berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah
diatas adalah:
1. Mengkaji kebijakan-kebijakan pemerintah Jerman untuk mendongkrak
perekonomian mereka.
2. Mengkaji bantuan Marshall Plan, apakah signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi Jerman atau tidak.
1.5 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penyusuna makalah ini diharapkan memberikan manfaat berupa:
1. Menyajikan informasi tentang kebijakan pemerintah Jerman setelah perang
dunia kedua untuk mendongkrak perekonomian mereka.
2. Memberi informasi tentang Marshall Plan.
Bab 2
Pembahasan
2.1 Perekonomian Jerman Pasca Perang Dunia Kedua
Setelah perang dunia kedua, Jerman mengalami kehancuran besar-besaran.
Sebanyak 20% dari bangunan di Jerman dan sebagian besar lahan pertanian hancur.
Dari 20% bangunan yang hancur tersebut, sebagian besar merupakan bangunan pabrik.
Hal ini menyebabkan perindustrian di Jerman lumpuh setelah perang dunia kedua.
Apabila kita membandingkan tingkat hasil industri tahun 1938, ketika Jerman masih
cukup digdaya untuk memulai perang dunia kedua, dengan tahun 1947 maka kita akan
melihat suatu fakta yang cukup mengejutkan. Produksi industri pada tahun 1947 hanya
sepertiga dari hasul produksi industri pada 1938. Kita dapat melihat sangat terpukulnya
sektor industri Jerman setelah perang dunia kedua.
Lahan pertanian yang hancur juga menyebabkan menurunnya tingkat produksi
pangan dengan tajam. Pada tahun 1938, tingkat produksi makanan per kapita
merupakan dua kali lipatnya tingkat produksi makanan per kapita pada tahun 1947, dua
tahun setelah perang dunia kedua berakhir. Hal ini mengindikasikan adanya
kemunduran yang sangat besar dalam produksi sektor pertanian di Jerman.
2.2 Kebijakan-Kebijakan Pemerintah Jerman
Untuk menanggulangi keadaan perekonomian yang sangat buruk, pemerintah
mengambil tiga langkah nyata untuk mengatasi krisis tersebut. Ketiga langkah tersebut
adalah:
1. Memperkenalkan mata uang baru
Langkah ini dibuat untuk meningkatkan tingkat nilai mata uang Jerman. Nilai
mata uang Jerman sangat jatuh nilainya setelah perang dunia kedua karena
tingkat kepercayaan pada mata uang itu sangat rendah karena sangat erat
kaitannya dengan rezim NAZI yang memerintah selama perang dunia kedua.
Hal ini membuat pemerintahan baru Jerman dengan gerak cepat menghapus
semua yang berkaitan dengan rezim tersebut demi mendapatkan kembali
kredibilitas di dunia internasional.
Gambar 1. Mata uang Jerman lama, Reichsmark (atas) dan mata uang Jerman
yang baru, Deutschemark (bawah)
2. Menghapuskan kontrol harga
Pasca perang dunia kedua, sekutu secara sepihak melakukan control harga
terhadap negara-negara Eropa yang hancur ketika perang dunia kedua. Hal ini
merupakan control yang dibuat agar semua kegiatan perekonomian dapat
berjalan dengan bai tanpa adanya harga yang menyimpang dari harga pasar.
Pentingnya control harga tercermin dari teori yang dibuat oleh Samuelson dan
Nordhaus, dimana :
Inflasi = (tingkat harga tahun t) – ( tingkat harga tahun t-1)
Namun, pemerintah Jerman menghapuskan control harga tersebut. Hal ini
dilakukan agar harga hasil produksi Jerman dapat bersaing dengan barang hasil
produksi lainnya. Hal ini dilakukan dengan catatan meningkatnya kuantitas dan
kualitas barang dan jasa yang dihasilkan. Dan pada akhirnya, kebijakan ini
terbukti dapat mendongkrak perekonomian Jerman dengan cepat walaupun
mendapat kecaman dari sekutu yang percaya bahwa control harga dapat
membuat perekonomian lebih stabil.
3. Menaikkan upah dan menurunkan pajak
Kebijakan ini merupakan kebijakan yang resikonya sangat besar. Dengan adanya
kebijakan ini, pemerintah merelakan pendapatan negara dikorbankan untuk
meningkatkan sektor industri terlebih dahulu. Kebijakan ini menjamin
pertumbuhan sektor industri yang sangat pesat. Syarat utama dari kebijakan ini
adalah perbaikan kualitas barang produksi. Dan ini terpenuhi dengan baik karena
kualitas pekerja industri di Jerman juga sangat baik dan kompetitif dikarenakan
kebijakan penaikan upah dari pemerintah.
Tabel 1. Tingkat hasil produksi industri Jerman setelah perang dunia kedua
Kebijakan-kebijakan diatas menghasilkan output yang sangat baik bagi
perekonomian Jerman. Hasilnya dapat kita lihat pada grafik dibawah.
Grafik 1. Grafik PDB Jerman tahun 1900-1990
Pada grafik diatas dapat kita lihat ada lembah yang sangat curam pada tahun 1945.
Dengan adanya kebijakan-kebijakan diatas, Jerman dapat melampaui titik tertinggi PDB
pada tahun 1938-1943 dengan cepat. Jerman hanya membutuhkan 15 tahun untuk
melampauinya. Hal inilah yang disebut-sebut sebagai Economic Miracle yang terjadi di
Jerman.
2.3 Signifikansi Marshall Plan terhadap perekonomian Jerman
Marshall Plan merupakan bentuk bantuan financial dari Amerika Serikat kepada
negara-negara Eropa (pada awalnya) yang hancur pada perang dunia kedua. Untuk
negara-negara miskin, bantuan ini sangat signifikan terhadap perekonomian negara
mereka. Tetapi hal tersebut tidak berlaku dengan Jerman. Marshall Plan cukup
membantu tetapi tidak merupakan faktor utama meningkatnya perekonomian di Jerman.
Hal ini dibuktikan dengan perekonomian Jerman pada tahun 1948-19489 dimana
bantuan ini mencapai titik tertingginya. Ternyata untuk tahun tersebut, Marshall Plan
(yang sudah mencapai titik tertingginya) hanya sekitar 5% dari total pendapatan
nasional. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa bantuan tersebut cukup
membantu, tetapi tidak terlalu signifikan atas terjadinya Economic Miracle di Jerman.
Untuk negara- negara yang perekonomiannya jauh dibaah Jerman dan mendapatkan
Marshall Plan juga, Marshall Plan memiliki tingkat signifikansi yang tinggi. Kita dapat
menyimpulkan bahwa Marshall Plan tidak terlalu berpengaruh pada Jerman karena
Jerman memiliki pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi pada periode itu.
Bab 3
Penutup
3.1 Kesimpulan
Sebagai salah satu negara maju di dunia, perkembangan perekonomian Jerman
tidak bisa dilepaskan dari Economic Miracle yang terjadi pada periode setelah perang
dunia kedua. Pertumbuhan perekonomian Jerman pada saat itu sangatlah pesat yang
ditandai dengan tingkat pendapatan nasional yang dapat meningkat secara tajam dan
menjadi salah satu negara industri terbesar di dunia.
Untuk dapat mewujudkan Economic Miracle, pemerintah Jerman menerapkan
kebijakan-kebijakan tertentu seperti: memperkenalkan mata uang baru, menghapus
kontrol harga serta menaikkan upah dan pengurangan pajak bagi perusahaan sektor
industri.
Dengan diterapkannya kebijakan diatas, Jerman dapat bangkit dari keterpurukan
setelah kalah dari perang dunia kedua dan dapat mengatasi segala permasalahan
ekonomi dengan cepat. Dengan cepat, perekonomian di Jerman menjadi stabil dan
meningkat dari tahun ke tahun.
3.2 Saran
1. Bagi mahasiswa agar terus meningkat kemampuan dalam mengkaji perkembangan keadaan negara-negara lain, baik berupa masalah negara tersebut ataupun kebijakan yang diterapkan pemerintah guna menyelesaikan masalahnya.
2. Bagi masyarakat agar bersikap bijak menyikapi fenomena masalah ekonomi di negara Jerman.
“The German empire has been built more truly on coal and iron than on blood and iron” (Keynes, 1919)
Daftar Pustaka
Fogel, Robert.2005.Rconsidering Expectations of Economic Growth after World War II from Perspective of 2004. International Monetary Fund
Harrison, Mark.1988.Resource Mobilization for World War II. University of Warwick : Coventry
Human Development Report 2013
Lucke, Bernd.2002.Germany’s GDP Trend.University of Hamburg : Hamburg
Reichel, Richard.2002.Germany’s Postwar Growth. University of Erlangen : Nurnberg
Ritschl, Albrecht.2008.Understanding West Germany Economic Growth in the 1950s. University of California : Berkeley
Top Related