EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI
https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32
Nur Isra Laili | 32
PENGARUH FEE AUDIT, TENURE AUDIT, ROTASI AUDIT TERHADAP KUALITAS
AUDIT DENGAN KOMITE AUDIT SEBAGAI VARIABEL MODERASI PADA
PERUSAHAAN SEKTOR KEUANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Nur Isra Laili
Universitas Ibnu Sina
e-mail: [email protected]
Abstrak
Pengujian ini bertujuan untuk menguji Pengaruh Fee audit, Tenure audit, Rotasi audit terhadap Kualitas Audit
dengan Komite Audit sebagai Variabel Moderasi (Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Keuangan Yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk Sektor Keuangan 2012-2016) Populasi dalam penelitian ini sebanyak 71
Perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Jumlah sampel yang didapat sebanyak 23.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah Moderated Regression Analysis menggunakan data panel dan
diolah menggunakan aplikasi Eviews 9.5 Hasil Penelitian : Fee audit berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kualitas audit, Tenure audit berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Kualitas audit, Rotasi
audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap Fee audit dengan kualitas audit. Komite audit memberikan pengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap hubungan Tenure audit dengan kualitas audit. Komite audit memiliki pengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap hubungan rotasi audit dengan kualitas audit. Hal ini menunjukkan Komite audit hanya
memediasi hubungan antara variabel fee audit dengan kualitas audit.
Kata Kunci : komite audit, sektor keuangan, kualitas audit
Abstract
This test aims to test the effect of audit fees, audit tenure, audit rotation on audit quality with the audit committee
as a moderating variable (empirical studies on financial sector companies listed on the Indonesia stock exchange
for the financial sector 2012-2016) The population in this study was 71 companies. The sampling technique used
was purposive sampling and the number of samples was 23 companies. The model used in this study is Moderated
Regression Analysis using panel data and processed using the Eviews 9.5 application. Results: Audit fees have a
positive and insignificant effect on audit quality, audit tenure has a negative and insignificant effect on audit
quality, audit rotation has a positive and significant effect. on the quality of the audit. The audit committee has a
positive and significant effect on the relationship between audit fees and audit quality, the audit committee has a
negative and insignificant effect on the relationship between audit tenure and audit quality, the audit committee
has a positive and insignificant effect on the relationship between audit rotation and audit quality. This shows that
the audit committee only mediates the relationship between the audit fee variable and audit quality.
Keywords: audit committee, financial sector, audit quality
1. PENDAHULUAN
Jasa akuntan publik bermanfaat untuk
memberikan informasi yang valid untuk bahan
pengambilan keputusan dan memastikan
kesesuaian antara laporan keuangan dengan
standar akuntansi yang benar. Laporan
keuangan yang sudah melalui proses audit oleh
profesi yang disebut akuntan public, tingkat
kewajarannya lebih valid dibandingkan laporan
keuangan yang tidak melalui proses audit. Dari
sudut pandang auditor, audit dianggap
berkualitas apabila auditor memperhatikan
standar umum audit yang tercantum dalam
Pernyataan Standar Auditing meliputi mutu
profesional (profesional qualities) auditor
independen, pertimbangan (judment) yang
digunakan dalam pelaksanaan audit dan
penyusunan laporan auditor. Proses auditing
yang dilakukan akuntan harus ahli teknikal dari
auditor yang terpresentasi dalam pengalaman
maupun profesi dan kualitas auditor dalam
menjaga sikap mentalnya (independensi)
sehingga menghasilkan hasil audit yang
berkualitas (Hartadi, 2012). Dan Standar
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
Profesional Akuntan Publik (SPAP)
menjelaskan bahwa standar auditing berkenaan
dengan kriteria atau ukuran mutu pelaksanaan
serta dikaitkan dengan tujuan yang hendak
dicapai dengan menggunakan prosedur yang
bersangkutan.
Fee audit merupaakan upah untuk auditor
sebagai akuntan publik setelah melaksanakan
jasa audit terhadap suatu laporan keuangan
(Mulyadi, 2009). Besarnya fee audit dapat
bervariasi tergantung antara lain: risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan,
tingkat keahlian yang diperlukan untuk
melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP
yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya. Ketika hubungan antara
klien kantor akuntan publik berjalan rutin tiap
tahunnya, klien dapat dipandang sebagai
sumber pendapatan yang bagi kantor akuntan
publik secara terus menerus (Yuvisa et.al.,
2008). Hubungan yang sudah berjalan lama
tersebut secara potensial dapat mengurangi
independensi auditor yang bekerja di suatu
kantor akuntan publik. Maka dengan adanya
rotasi karyawan , kantor akuntan publik supaya
meminimalisir hubungan spesial antara klien
dengan kantor akuntan publik. Di Indonesia
sendiri rotasi bersifat wajib. Pemerintah
Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri
Keuangan Indonesia Nomor 17/PMK.01/2008
tentang Jasa Akuntan Publik yang berisi
pemberian jasa audit umum terhadap laporan
keuangan oleh Kantor Akuntan Publik
maksimal untuk 6 tahun buku berturut-turut,
kemudian untuk seorang Akuntan Publik
maksimal untuk 3 tahun buku berturut-turut.
Dengan demikian, untuk
menyempurnakan penelitian ini antara lamanya
masa perikatan (tenure), proses rotasi audit dan
audit fee tersebut, dalam suatu perusahaan
diperlukan kontrol dari pihak ketiga yang
berada diantara pemegang saham, para
manajemen dan auditor eksternal. Pihak yang
dimaksud adalah komite audit, yang mana pada
dasarnya komite audit dibentuk dengan tujuan
membantu komisaris dalam pengawasan
operasional perusahaan.
Penelitian ini merupakan
pengembangan dari penelitian terdahulu,
dimana penelitian terdahulu mengenai kualitas
audit yang dipengaruhi oleh tenure, rotasi audit,
audit fee dan komite audit masih menghasilkan
hasil yang tidak konsisten. Peneliti terdahulu
meneliti kualitas audit hanya pada perusahaan
manufaktur. Maka penulis memilih perusahaan
sektor keuangan dalam Bursa Efek Indonesia
karena masih minim penelitian mengenai
kualitas audit pada perusahaan tersebut serta
menggunakan tahun penelitian yang berbeda.
Di Indonesia, perlu dilakukan pengawasan
terhadap perusahaan pada sektor keuangan. Hal
ini dimaksudkan agar Indonesia memiliki
sistem keuangan yang sehat secara fundamental
dan berkesinambungan. Berdasarkan uraian di
atas, peneliti tertarik dan termotivasi melakukan
penelitian untuk mengetahui Pengaruh Fee
audit, Tenure audit, Rotasi audit terhadap
Kualitas Audit dengan Komite Audit sebagai
Variabel Moderasi pada Perusahaan Sektor
Keuangan yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia untuk tahun 2012-2016
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)
Hubungan agensi adalah suatu
hubungan yang telah disepakati principal yang
melibatkan agen untuk melaksanakan beberapa
layanan bagi mereka dengan melakukan
pendelegasian wewenang pengambilan
keputusan kepada agent (Jensen dan Meckling,
1976). Keduanya, diasumsikan pihak-pihak
yang termotivasi oleh kepentingan pribadi
masing-masing. Principal memerintahkan
pengambilan keputusan mengenai perusahaan
kepada manajer atau disebut agent.
2.1.2 Teori Signal (Signaling Theory)
Teori sinyal (signalling theory)
menunjukkan bagaimana perusahaan yang
berkualitas baik dengan sengaja dapat
memberikan sinyal pada investor, sehingga
investor mampu membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005).
Perusahaan yang mendapat sinyal baik perlu
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI
https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32
Nur Isra Laili | 34
memberikan sinyal yang mudah ditangkap oleh
calon investor untuk menarik minat dan tidak
mudah ditiru oleh perusahaan lain.
2.1.3 Fee Audit dengan Kualitas Audit
Kualitas merupakan bagian dari
komponen profesionalisme yang benar-benar
harus dipertahankan oleh akuntan publik
profesional. Independen maksudnya, akuntan
publik mengutamakan kepentingan klien di atas
kepentingan sendiri atau manajemen dalam
pembuatan laporan auditor Independen. Oleh
sebab itu, keberpihakan auditor dalam hal ini
seharusnya lebih diutamakan pada kepentingan
publik (IAI, 2001). Penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih dan Rohman (2014)
mengungkapkan bahwa biaya yang lebih tinggi
akan meningkatkan kualitas audit, karena biaya
audit yang diperoleh dalam satu tahun dan
estimasi biaya operasional dapat meningkatkan
kualitas audit.
Berdasarkan penelitian Hartadi (2009),
audit fee berpengaruh terhadap kualitas audit.
Berarti audit fee yang lebih tinggi akan
merencanakan audit kualitas yang cenderung
tinggi dibandingkan dengan audit fee yang
cenderung rendah. Terdapat intensif bagi
auditor untuk melakukan apapun untuk menjaga
kliennya agar tidak ganti auditor. Dhaliwal et al.
(2008) dalam Hartadi (2009) mengemukakan
dengan menggunakan sampel sebanyak 560
new debt issues, peneliti menginvestigasi
hubungan antara nonaudit fee, and total auditor
fees dengan kualitas audit. Penelitian terdahulu
menemukan bukti bahwa fee audit berpengaruh
pada kualitas audit. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan
Rohman (2014), dan Hartadi (2009) maka
diduga bahwa fee audit berpengaruh terhadap
kualitas audit. Sehingga dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha1: Fee audit berpengaruh positif terhadap
kualitas audit
2.1.4 Tenure audit dengan Kualitas Audit
Menurut Kurniasih dan Rohman
(2014), mengungkapkan bahwa perusahaan
yang diaudit oleh auditor KAP non Big Four
memiliki ratarata tenure auditor lebih besar
daripada perusahaan yang diaudit oleh KAP Big
Four. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan
yang diaudit oleh auditor KAP non Big four
memiliki kecenderungan masa perikatan yang
lebih panjang, sehingga dapat menyebabkan
timbulnya hubungan yang terlalu dekat antara
auditor dengan klien. Hubungan yang terjalin
antara auditor dengan klien yang terlalu dekat
dapat menurunkan sikap independensi auditor
dan mengurangi profesionalisme kerja dari
auditor tersebut, sehingga hasil audit rendah.
Menurut Nuratama (2011) Variabel
tenur berpengaruh positif pada kualitas audit
yang berarti bahwa semakin lama KAP
mengadakan perikatan audit kepada kliennya
menyebabkan kualitas auditnya menjadi
semakin baik. Hal ini disebabkan oleh semakin
lamanya masa perikatan menyebabkan KAP
akan memiliki pengetahuan dan pengalaman
untuk merancang prosedur audit yang efektif.
Berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan
oleh Kurniasih dan Rohman (2014), dan
Nuratama (2011) maka adanya diduga bahwa
audit tenure berpengaruh terhadap kualitas
audit. Sehingga dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha2: Audit tenure berpengaruh terhadap
kualitas audit.
2.1.5 Rotasi Audit dengan Kualitas Audit
Rotasi audit memiliki pengaruh
signifikan terhadap kualitas audit (Kurniasih
dan Rohman, 2014). Rotasi audit memiliki
pengaruh yang lebih besar terhadap kualitas
hasil auditan independen. Hubungan antara
rotasi auditor KAP dengan kualitas audit yang
terkait dengan laporan auditan,
menggambarkan bahwa kebijakan mendukung
rotasi memiliki efek positif pada kualitas
laporan auditan karena memungkinkan untuk
pendekatan yang dapat menyegarkan dan
mengembalikan kepercayaan publik terhadap
fungsi audit.
Penelitian lain ditemukan perbedaan
bahwa Rotasi auditor yang terjadi tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit (Hartadi,
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
35 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
2009). Kemungkinan yang terjadi cenderung
pasar sebenarnya tidak terlalu memperhatikan
apakah auditor yang menyatakan pedapat pada
laporan keuangan tahunan itu pernah di rotasi
atau tidak. Di sisi lain, sebagai mana umumnya
pelaku pasar di Indonesia, kecenderungan
pergerakn pasar disebabkan oleh capital gain,
sehingga sangat kecil kemungkinan mereka
menggunakan analisis fundamental sebagai
bahan pengambilan keputusan jual beli saham.
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman
(2014), dan Hartadi (2009) adanya dugaan
rotasi audiotr berpengaruh terhadap kualitas
audit. Sehingga dalam penelitian ini
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ha3: Rotasi auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit
2.1.6 Komite audit sebagai variabel moderasi
Komite audit adalah badan yang dibuat
oleh dewan direksi yang tugasnya memilih dan
menilai kinerja perusahaan kantor akuntan
publik (Siegel, 1996 dalam Nurtama, 2011).
Arens (2003) mengatakan bahwa komite audit
bertanggung jawab membantu auditor dalam
mempertahankan independensinya. Komite
audit sendiri berfungsi memberikan pandangan
tentang masalah-masalah yang berhubungan
dengan kebijakan keuangan, akuntansi dan
pengendalian internal (Andi 2010). Di sisi lain,
komite audit bisa mengurangi opportunistic
manajemen yang melakukan manajemen laba
(earnings management) dengan cara
memperhatikan laporan keuangan dan
melakukan pengawasan pada audit eksternal
(Hamonangan dan Mas’ud, 2007).
Berdasarkan uraian diatas tadi bisa
digambarkan keberadaan komite audit akan
membantu pengawasan pada perusahaan secara
internal, membantu auditor dalam
melaksanakan pekerjaan, lalu menjaga
independen seorang auditor. Jika kaitannya
dengan hubungan tenur dan kualitas audit yang
harusnya semakin lama masa perikatan auditor
dengan klien akan mengakibatkan kualitas audit
menjadi lebih baik karena pengetahuan auditor
akan klien dan industrinya akan semakin
meningkat pula seiring dengan lamanya periode
penugasan. Akan tetapi seiring lamanya periode
penugasan auditor mengakibatkan semakin
dekatnya auditor dengan manajemen
perusahaan yang dapat merusak independensi
auditor. Terdapatnya komite audit sebagai
pihak independen dari pihak internal
perusahaan dalam rangka pengawasan laporan
keuangan dan juga auditor eksternal maka
cenderung tercipta pengawasan yang lebih baik,
sehingga independensi auditor mampu terjaga.
2.1.7 Model Penelitian
Berdasarkan dari penjelasan diatas
dapat diambil kesimpulan untuk hipotesis
berikutnya dari hipotesis ini adalah sebagai
berikut:
Ha4: Keberadaan komite audit mampu
memoderasi pengaruh Fee audit terhadap
kualitas audit.
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
Ha5: Keberadaan komite audit mampu
memoderasi pengaruh Tenure audit terhadap
kualitas audit.
Ha6: Keberadaan komite audit mampu
memoderasi pengaruh Rotasi audit terhadap
kualitas audit.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan kausalitas yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh
variabel independen, yaitu fee audit, audit
tenure, rotasi audit terhadap variabel dependen
yaitu kualitas audit serta untuk mengetahui
kemampuan komite audit untuk memoderasi
pengaruh fee audit, audit tenure, rotasi audit
pada kualitas audit. Penelitian ini tergolong
jenis penelitian pengujian hipotesis karena pada
penelitian ini berupaya menguji hipotesis-
hipotesis yang diajukan mengenai hubungan
antar variabel dan Komite Audit sebagai
varuabel Moderator.
Penelitian ini menggunakan jenis data
kuantitatif berupa data sekunder yang diperoleh
dengan mengakses website www.idx.co.id dan
pengambilan data langsung di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Terdapat tiga jenis variabel
dalam penelitian ini: variabel independen,
variabel dependen dan variabel moderasi.
Variabel dependen adalah variabel yang
dijelaskan atau yang dipengaruhi oleh variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah kualitas audit. Variabel independen
bertujuan menjelaskan variabel lain. Variabel
independennya disini adalah fee audit, audit
tenur dan rotasi audit. Variabel moderasi
adalah variabel yang mempunyai pengaruh
ketergantungan yang kuat dengan hubungan
variabel terikat dan bebas Variabel moderasi
dalam penelitian ini adalah komite audit.
Populasi penelitian ini adalah sektor keuangan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2 Populasi dan Sample
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh perusahaan yang bergerak disektor
Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode tahun 2012-2016 Yang
berjumlah 71 perusahaan. Sampel penelitian ini
adalah sektor keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2016.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode nonprobability sampling yang
dalam hal ini adalah metode purposive
sampling, Berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan menggunakan metode purposive
sampling, jumlah perusahaan yang diperoleh
dan dijadikan sampel dalam penelitian ini
adalah 23 perusahaan dengan total observasi
115 laporan keuangan perusahaan
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Subjek penelitian ini adalah perusahaan
sektor keuangan. Data-data yang digunakan
meliputi laporan keuangan periode 2012-2016,
gambaran umum perusahaan dan data lain yang
dibutuhkan dalam penelitian. Variabel
independen terdiri dari fee audit, tenure audit,
dan rotasi audit; variabel dependen, yaitu
kualitas audit dengan komite audit sebagai
variabel moderasi. Definisi operasional
variabel-variabel dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Fee audit
Fee audit adalah bayaran yang diterima
auditor dari pembayaran oleh pihak manajemen
perusahaan. Hal ini mengacu pada penelitian
Rizqiasih (2010) terkait data tentang fee audit
diproksikan oleh akun profesional fees yang
terdapat dalam laporan keuangan pada
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Lalu, variabel ini diukur dengan
akun professional fees. Dasar pengambilan
keputusan ini adalah belum tersedianya data
tentang fee audit dikarenakan pengungkapan
data tentang fee audit di Indonesia masih berupa
voluntary disclosure, sehingga belum banyak
perusahaan yang mencantumkan data tersebut
di dalam annual report. Pengukuran variabel ini
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI
https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32
Nur Isra Laili | 34
dilakukan dengan menggunakan logaritma
natural dari total fee audit dengan rumus
sebagai berikut:
2. Tenure Audit (Auditor tenure)
Merupakan lamanya masa perikatan
auditor dengan klien. Masa perikatan audit
tersebut diukur dengan menghitung jumlah
tahun auditor melakukan perikatan dengan
perusahaan yang sama secara berturut-turut,
Variabel ini menggunakan alat ukur variabel
dummy yaitu nilai 1 jika tida terjadi
perubahan auditor ditahun berikutnya atau
bisa dikatakan auditor t-1, sedangkan 0 jika
terjadi perubahan auditor tahun berikutnya.
3. Rotasi Audit
Rotasi audit merupakan pergantian
kantor akuntan publik dimana akuntan
publik di Indonesia hanya dapat mengaudit
laporan keuangan perusahaan maksimal tiga
tahun berturut-turut. Oleh karena itu variabel
rotasi audit mengacu pada penelitian yang
dilakukan oleh Kurniasih dan Rohman
(2014) yaitu rotasi audit diukur dengan
menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1
jika terjadi rotasi auditor, sedangkan nilai 0
jika tidak terjadi rotasi auditor.
4. Komite Audit
Komite audit dalam penelitian ini
diukur dengan persentase keberadaan komite
audit. Persentase keberadaan komite audit yang
diukur dengan membandingkan jumlah komite
audit dengan jumlah komisaris mereflesikan
ukuran komite audit yang mewakili dan
membantu dewan komisaris dalam melakukan
pengawasan terutama mengenai pelaporan
keuangan kepada manajemen sesuai dengan
fungsi dan tugas komite audit yang tercantum
dalam Pedoman Umum Good Corporate
Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Gorvernance tahun
2006.
Rumus untuk menentukan persentase
keberadaan komite audit adalah sebagai
berikut:
Persentase keberadaan komite audit = Jumlah komite audit
Jumlah komisaris
5. Kualitas audit
Kualitas audit merupakan kemampuan
auditor dalam menjalankan tugasnya agar dapat
memuaskan pihak klien serta masyarakat luas.
Kualitas Audit yang diukur menggunakan
Discretionary Accrual model Modified Jones
(Dechow:1995), yang perhitungannya sebagai
berikut:
Perhitungan Total Akrual
TAit = NIit - CFOit
Keterangan :
TAit : Total akrual yang dimiliki perusahaan i
pada tahun t
NIit : Laba bersih yang dimiliki perusahaan i
pada tahun t
CFOit : Kas yang didapatkan dari operasional
perusahaan i pada tahun t
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode
2012-2016. Perusahaan sektor keuangan
tersebut telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sebelum 1 Januari 2012 hingga 31 Desember
2016 dan selama periode penelitian tersebut
tidak keluar dari Bursa Efek Indonesia atau
mengalami tidak mengalami delisting. Tujuan
penelitian ini adalah ingin melihat pengaruh Fee
audit, Audit tenure, Rotasi audit, klien terhadap
kualitas audit dan Komite Audit sebagai
Variabel Moderating pada sektor keuangan.
Ln = Professioanal Fee’s
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
4.2 Teknik Analisis Data
4.2.1 Statistik Deskripstif
Hasil uji statistik deskriptif untuk
variabel independen ,variabel dependen, dan
variabel moderating dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 1: Statistik Deskriptif
Sumber: Data diolah penulis menggunakan e-views 9.5
Tabel 3 menunjukkan nilai statistik
deskriptif dari masing-masing variabel.
Penjelasan mengenai statistik deskriptif untuk
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
Kualitas Audit
Jumlah pengamatan untuk Variabel
Kualitas Audit adalah dalam 115pengamatan
yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan
perioda 5 tahun. Kualitas ini menggunakan
pengukuran Akrual Lancar. Kualitas audit
diketahui memiliki nilai minimum sebesar -
1,54, nilai maksimum adalah 14,02, nilai rata-
rata sebesar 0,449 dengan standar deviasi 1,611
Fee Audit
Jumlah pengamatan untuk Variabel
Kualitas Audit adalah dalam 115 pengamatan
yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan
perioda 5 tahun. Fee Auditini menggunakan
menggunakan logaritma natural dari data atas
akun professional fees tersebut. Pengambilan
dalam keputusan ini karena belum terdapat data
mengenai audit fee, sebab pengungkapan data
mengenai audit fee di Indonesia masih
voluntary disclosure. Sehingga belum banyak
perusahaan yang mencantumkan data tersebut
dalam laporan keuangan. Fee audit diketahui
memiliki nilai minimum sebesar 17,96, nilai
maksimum adalah 25,36 , nilai rata-ratasebesar
21,3 dengan standar deviasi 1,66
Tenure Audit
Jumlah pengamatan untuk Variabel
Tenure audit adalah dalam 115 pengamatan
yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan
perioda 5 tahun. Tenure audit diukur
menggunakan variaabel dummy, dimana
apabila tidak mengalami perubahan auditor
pada tahun berikutnya memiliki nilai 1,
sebaliknya apabila mengalami perubahan
bernilai 0. Tenure audit diketahui memiliki nilai
minimum sebesar 0, nilai maksimum adalah
1,00, nilai rata-rata sebesar 0,89 dengan standar
deviasi 0,30
Rotasi Audit
Jumlah pengamatan untuk Variabel
Rotasi audit adalah dalam 115 pengamatan yang
diperoleh dari 23 perusahaan dengan perioda 5
tahun. Rotasi audit diukur menggunakan
variaabel dummy, dimana apabila mengalami
Rotasi audi pada tahun berikutnya memiliki
nilai 1, sebaliknya apabila tidak mengalami
FEEAUDIT TENUREAU... ROTASIAUDIT KOMITEAUDIT KUALITASA...
Mean 21.33896 0.895652 0.078261 1.008174 0.449217
Median 21.02000 1.000000 0.000000 1.000000 0.020000
Maximum 25.36000 1.000000 1.000000 1.500000 14.02000
Minimum 17.96000 0.000000 0.000000 0.500000 -1.540000
Std. Dev. 1.666418 0.307049 0.269757 0.309894 1.611956
Skewness 0.284278 -2.588405 3.140491 0.364501 5.957309
Kurtosis 2.832606 7.699838 10.86268 2.244211 46.68466
Jarque-Bera 1.683201 234.2542 485.2642 5.283582 9824.389
Probability 0.431020 0.000000 0.000000 0.071234 0.000000
Sum 2453.980 103.0000 9.000000 115.9400 51.66000
Sum Sq. Dev. 316.5721 10.74783 8.295652 10.94792 296.2178
Observations 115 115 115 115 115
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
Rotasi audit bernilai 0. Rotasi audit diketahui
memiliki nilai minimum sebesar 0, nilai
maksimum adalah 1,00, nilai rata-rata sebesar
0,078 dengan standar deviasi 0,269
Komite Audit
Jumlah pengamatan untuk Variabel
Komite audit adalah dalam 115 pengamatan
yang diperoleh dari 23 perusahaan dengan
perioda 5 tahun. Persentase keberadaan komite
audit yang diukur dengan membandingkan
jumlah komite audit dengan jumlah komisaris
mereflesikan ukuran komite audit yang
mewakili dan membantu dewan komisaris
dalam melakukan pengawasan terutama
mengenai pelaporan keuangan kepada
manajemen. Komite audit diketahui memiliki
nilai minimum sebesar 0,50 , nilai maksim
4.2.2 Analisi Regresi Data Panel
Menggunakan Moderated Regression
Analysis
Moderated Regression Analysis
bertujuan untuk menentukan apakah pengaruh
variabel tertentu berkaitan dengan efek satu
variabel yang lain. Menurut Hair et al (2014;
177) ada tiga langkah proses yang dilakukan
dalam moderating regression analysis, adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Estimasi model orignal (tanpa
moderating)
b. Estimasi persamaan moderating
(variabel moderating dan variabel
independen)
c. Lihat perubahan nilai R-square.
Setelah melakukan uji terhadap model regresi
dengan menggunakan model Moderated
Regresion analysis dalam bentuk data panel,
terpilih model ketiga yaitu dengan persamaan
sebagai beikut:
Y = α + β1(X1) + β2(X2) + β3(X3) + β4(X4) + β5(X1* X4) + β6(X2* X4) + β7 (X3* X4) + e
Model ini terpilih dikarenakan Model
persamaan ketiga atau Moderating regression
analysis memiliki pengaruh yang signifikan
karena adanya variabel moderating, terpilihnya
model ini setelah melalui tiga uji pada data
panel. Didalam menganalisis data panel,
terdapat tiga model regresi berganda yang perlu
dipilih yang paling cocok dengan data yang
diteliti, yaitu Common Effect Model, Fixed
Effect Model dan Random Effect Model.
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Tabel 2: Hasil Korelasi Antar Variabel Independen dan Variabel Moderating
Dari hasil korelasi yang dihasilkan dan
tersaji pada tabel 4.16 kita dapat melihat bahwa
tidak ada koefisien yang cukup besar, bahkan
semua koefisien korelasi berada dibawah 0,5
yaitu sebesar -0,105 , korelasi antara Fee audit
dan komite audit. Berdasarkan hasil ini kita
dapat menyimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas karena koefisien korelasi
antar variabel independen masih di bawah
syarat adanya multikolinearitas yaitu 0,8
(Winarno, 2011).
FEAAUDIT KOMITEAUDIT
FEAAUDIT 1.000000 -0.105116
KOMITEAUDIT -0.105116 1.000000
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
b. Uji Heterokedastisitas
Heteroskedastisitas yang cenderung
terjadi pada data cross section, dimana data
panel lebih dekat ke ciri data cross section
dibandingkan time series. Regresi data panel
tidak sama dengan model regresi linear, oleh
karena itu pada model data panel perlu
memenuhi syarat BLUE (Best Linear Unibiased
Estimator)atau terbebas dari pelanggaran
asumsi-asumsi dasar (asumsi klasik). Dalam
penelitian ini variabel independen, variabel
dependen dan variabel moderating diukur
dengan tingkat rasio yang berbeda-beda. Fee
audit berbentuk hasil dari logaritma, Tenure
audit dan Rotasi audit berbentuk variabel
dummy, Komite audit berbentuk persentasw
dan Kualitas audit berbentuk satuan Rupiah
sehingga dalam penelitian ini tidak
menggunakan Uji Heterodeastisitas karena
perbedaan dalam hasil setiap satuannya dan
adanya pengukuran menggunakan variabel
dummy dalam penelitian ini.
c. Uji Hipotesis
Tabel 3 : Hasil Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan tabel 10 hasil analisis
regresi berganda menunjukkan bahwa nilai
probabilitas fee audit 0,859 > 0,05, hal ini
berarti bahwa variabel fee audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai
probabilitas tenure audit 0,0833 > 0,05, hal ini
berarti bahwa variabel tenure audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai
probalitas rotasi audit 0,0467 < 0,05, hal ini
berarti bahwa variabel rotasi audit berpengaruh
terhadap kualitas audit , nilai probabilitas fee
audit yang dimedorasi oleh komite audit 0,0039
< 0,05, hal ini berarti bahwa variabel fee audit
yang dimedorasi oleh komite audit berpengaruh
terhadap kualitas audit, nilai probabilitas tenure
audit yang dimoderasi oleh komite audit 0,981
> 0,05, hal ini berarti bahwa variabel tenure
audit yang dimoderasi oleh komite audit tidak
berpengaruh terhadap kualitas audit, nilai
probabilitas rotasi audit yang dimoderasi oleh
komite audit 0,0686 > 0,05, hal ini berarti
bahwa variabel rotasi audit yang dimoderasi
oleh komite audit tidak berpengaruh terhadap
kualitas audit
Dari tabel 10 dan penjelasan diatas
dapat disusun persamaan Moderating
Regression Analysis pada penelitian ini sebagai
berikut:
Y = 2,189+0,092X1-0,96X2+1,66X3+0,76X1*
X4-0,10X2* X4+1,033X3* X4+ e
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
33 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
Keterangan:
Y= Kualitas audit
a= Konstansta
X1 = Fee audit
X2 = Tenure audit
X3 = Rotasi audit
X4 = Komite audit
= Nilai Residu
5. Koefisien Determinasi
Berdasarkan tabel 10 yang merupakan
analisis regresi data panel dengan model fixed
effect menunjukkan nilai adjusted R square
sebesar 0,565. Hal tersebut menunjukkan
bahwa 56,5 persen Kualitas audit dapat
dijelaskan oleh variabel independen yaitu fee
audit, tenure audit, rotasi audit dengan komite
audit sebagai variabel moderasi. Sedangkan
sisanya 44,5 persen dipengaruhi oleh variabel-
variabel lain diluar variabel dalam penelitian
ini.
4.2.4 Pembahasan Hasil Pengujian
Berdasarkan pengujian model
moderated regression analysis yang sudah
dijelaskan pada bagian sebelumnya, interpretasi
hasil dari pengujian dijelaskan sebagai berikut:
Terdapat Pengaruh Fee audit pada Kualitas
Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa fee audit berpengaruh positif pada
kualitas audit. Dari hasil analisa penelitian ini
dapat dijelaskan bahwa dengan fee audit tidak
berpengaruh secara signifkan terhadap kualitas
audit dikarenakan bahwa perusahaan sektor
keuangan non bank yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini merupakan perusahaan go
public yang sudah listed didalam bursa efek,
maka menjadi kewajiban perusahaan
perusahaan untuk memberikan laporan keungan
kepada masyarakat, tidak semata melihat
besarnya fee audit. Kualitas audit tidak hanya
dapat diukur menggunakan tinggi rendahnya fee
audit yang diberikan, auditor independen
berkewajiban dalam memberikan Laporan
Auditor Independen yang diterbitkan tidak
melihat tinggi rendahnya fee audit yang mereka
terima.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan
Rohman (2014). Pengaruhnya fee audit yang
dibebankan atau dibayarkan oleh perusahaan
untuk honorium jasa auditor cenderung
memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
kualitas audit yang dihasilkan oleh auditor
independen
Terdapat Pengaruh Tenure audit pada
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa tenure audit berpengaruh negatif
terhadap kualitas audit. Dari hasil analisa
penelitian ini dapat dijelaskan bahwa dengan
tenure audit tidak berpengaruh secara signifkan
terhadap kualitas audit. Hasil ini juga menolak
teori bahwa semakin lama tenure audit dapat
meningkatkan kompetensi auditor, yang mana
sebagai auditor dapat mendasarkan keputusan
audit pada pengetahuan terhadap perusahaan
klien yang luas dimana telah berkembang dari
waktu ke waktu. Disamping itu menurut
penelitian ini audit tenure tidak memiliki
berpengaruh terhadap kualitas audit yang secara
signifikan sebab tenure audit yang lama tidak
dapat mempengaruhi independensi auditor
maka berarti tidak menurunkan kualitas
auditnya. Disamping itu tenur yang singkat juga
tidak selalu dapat menentukan keandalan
kualitas audit, kerena bisa saja auditor tidak
punya pengetahuan dan pengalaman yang
cukup untuk melakukan audit pada perusahan
client.
Pada hasil ini didukung dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan Kurniasih
dan Rohman (2014). Menurut Kurniasih dan
Rohman (2014), variabel audit tenure
berpengaruh signifikan negatif terhadap
kualitas audit. Maka berarti pengaruhnya audit
tenure lebih kecil terhadap kualitas hasil auditan
independen. Sedangkan bertolak belakang
terhadap penelitian yang dilakukan oleh I Putu
Nuratama (2011) yang berpendapat melalui
hasil penelitianya bahwa Hal ini berarti semakin
bertambahnya masa perikatan KAP
melaksanakan audit terhadap kliennya maka
kualitas auditnya akan semakinbertambah baik,
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI
https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32
Nur Isra Laili | 34
dalam hal ini jangka waktu perikatan tidak
melebihi batas wakturegulasi yang telah
ditetapkan. Keterbatasan periode perikatan
yang diatur pemerintah demi menjaga
independensi auditor. Masa perikatan yang
terlalu lama dapat membuat kedekatan antara
auditor dengan manajemen sehinggadapat
mengurangi independensi auditor.
Terdapat Pengaruh Rotasi audit pada
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa rotasi audit berpengaruh positif pada
kualitas audit. Dari hasil analisa penelitian ini
dapat dijelaskan bahwa dengan rotasi audit
berpengaruh secara signifkan terhadap kualitas
audit dikarenakan bahwa perusahaan sektor
keuangan non bank yang peneliti gunakan
dalam penelitian ini merupakan perusahaan go
public yang sudah listed didalam bursa efek,
maka kewajiban perusahaan untuk mengikuti
segala peraturan pemerintah. Melalui PMK
Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008, yang menerangkan bahwa
tentang Jasa Akuntan Publik. Dalam peraturan
yang tertulis tersebut menjelaskan pemberian
jasa audit umum atas laporan keuangan oleh
Kantor Akuntan Publik maksimal 6 tahun buku
berturut-turut. Sedangkan, Akuntan Publik
maksimal 3 tahun buku berturut-turut. Berdasar
pada hal itu maka perusahaan dianjurkan
melakukan pergantian auditor dan Kantor
Akuntan Publik.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Kurniasih dan
Rohman (2014) dimana variabel rotasi audit
berpengaruh terhadap kualitas audit. Auditor
memiliki peran sebagai pihak eksternal yang
independen. Tugasnya memberikan penilaian
terhadap wajarnya laporan keuangan dengan
memberikan hasil audit yang berkualitas
pendapat audit ( Kurniasih dan Rohman, 2014).
Pendapat audit yang diberikan oleh auditor
berdasar pada ditemukannya bukti. Dalam
rangka memperoleh hasil audit yang berkualitas
perlu adanya rotasi auditor di kantor akuntan
publik maupun dari pihak manajemen
perusahaan. Hubungan signifikansi antara rotasi
auditor KAP dengan kualitas audit yang terkait
dengan laporan auditan, maka dari itu kebijakan
mendukung rotasi memiliki dampak positif
terhadap kualitas laporan auditan sebab
kemungkinan pendekatan yang dapat
mengembalikan kepercayaan publik terhadap
fungsi audit.
Keberadaan Komite Audit Mampu
Memoderasi Pengaruh Fee audit pada
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa keberadaan komite audit mampu
memoderasi pengaruh Fee audit pada kualitas
audit. Terlihat dari Hasil uji statistik t
menunjukkan bahwa variabel interaksi antara
fee audit dan kualitas audit memiliki nilai
koefisien negatif sebesar 0,761 terhadap
kualitas audit dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,039 lebih kecil dari α=0,05. Hasil
pengujian tersebut diatas menyatakan bahwa
komite audit mempengaruhi hubungan fee audit
dengan kualitas audit. Komite audit dalam
penelitian ini merupakan variabel moderasi
dalam hubungan fee audit dengan kualitas audit.
Jadi, hal ini menjelaskan pada sektor keuangan
non bank telah dilakukan pengawasan dari
komite audit yang baik, tidak hany hasil
negosiasi antara manajemen dan auditor saja
yang mendukung dalam mempertimbanhkan
tinggi rendahnya fee audit tetapi komite audit
juga berperan dalam kewajibannya mengawasi
segala hal yang berhubungan dengan
perusahaan.
Keberadaan Komite Audit Mampu
Memoderasi Pengaruh Tenure audit pada
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa keberadaan komite audit tidak mampu
memoderasi pengaruh tenure audit pada
kualitas audit Hasil uji statistik t menunjukkan
bahwa variabel interaksi antara tenure audit dan
kualitas audit memiliki nilai koefisien negatif
sebesar 0,010 terhadap kualitas audit dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,9811 lebih besar
dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas
menyatakan bahwa komite audit tidak
mempengaruhi hubungan tenure audit dengan
kualitas audit
Berdasarkan uraian tersebut dapat
dijelaskan bahwa semakin efektifnya komite
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
35 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
audit dalam melaksanakan fungsinya
menyebabkan pengawasan terhadap auditor
akan semakin ketat untuk mempertahankan
independensi auditor tersebut. Upaya komite
audit untuk mempertahankan independensi
auditor dilakukan dengan memperpendek tenur
antara KAP dengan manajemen sehingga
hubungan yangterlalu dekat dengan manajemen
dapat dicegah dan auditor baru yang dipilih oleh
komite audit tersebut diharapkan akan lebih
independen karena tidak memilikikedekatan
dengan manajemen.
Penelitian sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh I Putu Nuratama (2011)
yang berpendapat bahwa dengan adanya komite
audit dapat melemahkan pengaruh antara tenure
audit dengan kualitas audit secara signifikan
dan menerangkan bahwa Komte audit telah
melakukan tugas nya dengan baik untuk
perusahaan.
Keberadaan Komite Audit Mampu
Memoderasi Pengaruh Rotasi auditpada
Kualitas Audit
Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa keberadaan komite audit tidak mampu
memoderasi pengaruh tenure audit pada
kualitas audit. Hasil uji statistik t menunjukkan
bahwa variabel interaksi antara rotasi audit dan
kualitas audit memiliki nilai koefisien positif
sebesar 1,033 terhadap kualitas audit dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,0686 lebih besar
dari α=0,05. Hasil pengujian tersebut diatas
menyatakan bahwa komite audit tidak
mempengaruhi hubungan rotasi audit dengan
kualitas audit hal ini dapat dilihat bahwa dapat
dikatakan bahwa variabel komite audit tidak
memperkuat atau memperlemah hubungan
rotasi audit terhadap kualitas audit. Walaupun
komite audit telah menjalankan tugasnya, yaitu
mengawasi kepatuhan auditor dan manajemen
terhadap Peraturan Mentri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008. Tetapi dalam penelitian
ini,peran komite audit tersebut tidak
mempengaruhi rotasi audit terhadap
kualitasaudit, hal tersebut dikarenakan auditor
menunjukkan independensi yangmemang telah
terbentuk dikarenakan kualitas para auditor
yang memang baik
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang
pengaruh audit fee, audit tenure, rotasi audit
kualitas audit serta melihat interkasi variabel
komite audit sebagai variabel moderasi pada
perusahaan sektor keuangan yang terdaftar di
BEI selama periode 2012-2016. Data sampel
perusahaan yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 151 pengamatan. Analisis
menggunakan Model Regression Analysis
(MRA), berbentuk Data Panel menggunakan
alat uji Eviews versi 9.5,berikut adalah
kesimpulan dalam penelitian ini:
1. Variabel fee audit berpengaruh positif dan
tidak signifikan terhadap kualitas audit
yang menerangkan bahwa sudah menjadi
kewajiban perusahaan perusahaan untuk
memberikan laporan keungan kepada
masyarakat, tidak semata melihat besarnya
fee audit karena peneliti menggunakan
sample go public dalam penelitian ini.
Kualitas audit tidak hanya dapat diukur
menggunakan tinggi rendahnya fee audit
yang diberikan, auditor independen
berkewajiban dalam memberikan Laporan
Auditor Independen yang diterbitkan tidak
melihat tinggi rendahnya fee audit yang
mereka terima.
2. Variabel tenure audit berpengaruh negatif
dan tidak signifikan terhadap Kualitas audit
ini menjelaskan bahwa dikarenakan tenure
audit yang lama tidak dapat mempengaruhi
independensi auditor sehingga tidak dapat
menurunkan kualitas audit.
3. Variabel rotasi audit mampu memoderasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kualitas audit ini menjelaskan Apabila
terjadi rotasi audit yang dilakukan oleh
perusahaan maka kualitas audit yang
didapat jauh lebih baik dan dapat
mengembalikan kepercayaan publik.
4. Dengan adanya Variabel komite audit
mampu memoderasi dan memberikan
pengaruhi positif dan signifikan terhadap
hubungan antara fee audit dengan kualitas
audit ini menjelaskan bahwa pada sektor
keuangan non bank telah dilakukan
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37
ISSN 2685-8622 http://jurnal.cic.ac.id/EBI
https://doi.org/10.52061/ebi.v3i1.32
Nur Isra Laili | 36
pengawasan dari komite audit yang baik,
tidak hanya hasil negosiasi antara
manajemen dan auditor saja yang
mendukung dalam mempertimbangkan
tinggi rendahnya fee audit tetapi komite
audit juga berperan dalam kewajibannya
mengawasi segala hal yang berhubungan
dengan perusahaan.
5. Dengan adanya Variabel komite audit tidak
dapat memoderasi, memberikan pengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap
hubungan antara tenure audit dengan
kualitas audit ini menjelaskan bahwa
dengan semakin tingginya persentase
perbandingan antara jumlah komite audit
dan komisaris kemungkinan menyebabkan
komite audit semakin efektif dalam
bertugas.
6. Dengan adanya Varibel komite audit tidak
dapat memoderasi, memberikan pengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap
hubungan antara rotasi audit dengan
kualitas audit.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah diusahakan dan
dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,
namun demikian masih memiliki keterbatasan
yaitu:
1. Proksi kualitas audit pada penelitian ini
bukanlah ukuran aktual yang digunakan
untuk mengukur kualitas audit.
2. Peneliti menggunakan objek sektor
keuangan, dimana sektor keuangan masih
menjadi penguasa kapitalisasi pasar saham
diperdagangan Bursa Efek Indonesia dan
populasi terbesar didalam penyediaan
sumber dana. Tetapi didalam penelitian ini
objek dengan menggunakan sektor
keuangan memiliki kelemahan yaitu pelaku
pasar di Indonesia sebagian besar hanya
mempertimbangkan capital gain, sehingga
sangat kecil kemungkinan menggunakan
analisis fundamental untuk pertimbangan
tindakan jual atau beli saham. Apabila pasar
tidak mempertimbangkan secara signfikan
atas analisis fundamental, sebenarnya pasar
juga bisa dikatakan kurang memperhatikan
hasil auditan (opini auditor).
3. Penelitian ini hanya mampu menjelaskan
kualitas audit sebesar 51,5 %, sebanyak
49,5% dijelaskan oleh variabel-variabel
lain. Sehingga masih banyak faktor yang
mempengaruhi kualitas audit untuk sektor
keuangan
5.3 Saran
Saran untuk penelitian selanjutnya
diharapkan dapat menyajikan hasil penelitian
yang lebih berkualitas lagi dengan adanya
beberapa masukan mengenai beberapa hal
diantaranya:
1. Peneliti selanjutnya disarankan
menggunakan proksi lain untuk mengukur
kualitas audit seperti opini going concern,
earning surprise benchmark, tingkat
discretionary accruals (DA) maupun ukuran
lainnya.
2. Peneliti selanjutnya disarankan
menambahkan faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kualitas audit lainnya
seperti kemampuan auditor dalam proses
audit, reputasi kantor akuntan publik,
tingkat independensi auditor, pair review,
group consensus dan lain sebagainya.
maupun ukuran lainnya
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
menambahkan periodisasi data yang lebih
panjang untuk melakukan prediksi.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan
mengembangkan penelitian ini, mungkin
bisa mengubah cara perhitungan dari
masing-masing variabel tersebut dengan
perhitungan lain yang mungkin saja bisa
lebih akurat atau dengan cara melakukan
kuisioner.
EBI Jurnal Ekonomi, Bisnis dan Industri (EBI)
Vol. 03, No. 01, 2020, pp. 32 - 37 ISSN 2685-8622
http://jurnal.cic.ac.id/EBI
37 Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Industri (EBI)
Vol. 3. No. 1 Mei 2021
DAFTAR PUSTAKA
[1] Agus Widarjono. (2013).
Ekonometrika: Pengantar dan
aplikasinya, Ekonosia, Jakarta.
[2] Amatayakul, Margaret K, MBA, RHIA,
CHPS, FHIMSS. Electronic Health
Record: A practical Guide for
Professionals and Organizations,
AHIMA, 2004.
[3] Carcello, J., R. Hermanson, and N.
McGrath. 1992. Audit quality
attributes: The perceptions of audit
partners, preparers, and financial
statement users. Auditing: A Journal of
Practice & Theory.
[4] Effendi, Arief. 2009. The Power of
Good Corporate Governance, Teori
dan Implementasi. Jakarta: Saleba
Empat.
[5] Estrini, Dwi Hayu dan Herry Laksito.
2013. “Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Audit Delay (Studi
empiris pada Perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2009-
2011)”. Diponegoro Journal of
Accounting.http://ejournal-
sl.undip.ac.id/index.php/accounting.
Volume 2,
[6] Ghozali, Imam., 2001, Aplikasi Analisis
Multivariat: dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro,.
[7] Hair, J.F., Anderson,R.E., Tatham,R.L.
& Black,W.C. 1998. Multivariate Data
Analysis, 5th Edition, Prantice Hall
International,Inc.
[8] Mulyadi. 2002. Auditing Edisi 6 Buku
1. Jakarta: Salemba Empat.
[9] Yuvisa, E, Rohman, A, & Handayani,
S.2008.Pengaruh auditor atas klien
terhadap objektivitas auditor dengan
auditor tenure, client importance dan
client image sebagai variabel
anteseden. Simposium Nasionl XI
[10] Kurniasih, Margi dan Abdul Rohman.
“Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure,
dan Rotasi Audit terhadap Kualitas
Audit”, Diponegoro Journal of
Accounting, Vol.03 No.3, hal. 1-10,
Semarang, 2014.
[11] Nuratama, I Putu. 2011. Pengaruh
Tenur dan Reputasi Auditor Kantor
Akuntan Pubilik pada Kualitas Audit
dengan Komite Audit sebagai
Variabel Moderasi (Studi Kasus
Perusahaan Manufaktiur yang
Terdaftar di BEI tahun 2004-2009).
Universitas Udayana. Denpasar.
Thesis