Bandung, 27 Mei 2016
Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
1
Disampaikan pada Seminar Nasional Optimalisasi Pengembangan Energi Baru dan
Terbarukan Menuju Ketahanan Energi yang Berkelanjutan
I. Pendahuluan 3
II. Kebijakan Pengarusutamaan EBTKE 6
III. Potensi dan Target Penyediaan Energi Primer
EBT 2025 10
IV. Program Andalan Pengarusutamaan EBTKE 15
V. Tantangan dan Harapan 17
I
II
III
2
IV
V
PENDAHULUAN
3
KE
EBTKE
EBT
EB
ET
Batubara Tercairkan (Liquified Coal)
Gas Metana Batubara (Coal Bed Methane)
Batubara Tergaskan (Gasified Coal)
Nuklir
Hidrogen
Metana yang lain
Panas Bumi
Hidro
Bioenergi
Surya
Angin
Laut
Upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan
sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi
pemanfaatannya (PP 70/2009 tentang Konservasi Energi)
Konservasi
Energi
Energi
Baru
Energi
Terbarukan
Clustering EBTKE: Terminologi UU 30/2007 tentang Energi
4
1. Pengalihan subsidi BBM untuk kegiatan
produktif dan infrastruktur
2010-2014: US$ 98 milyar ≈ Rp. 1.332 Triliun
2015-2019: US$ 52 milyar ≈ Rp. 707 Triliun
2. Target 23% bauran Energi Primer EBT
tahun 2025
3. Pengelolaan Sampah untuk Energi Listrik dan
Meningkatkan Kualitas Lingkungan
Pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29%
dengan skenario BAU, atau pengurangan emisi sebesar
41% dengan dukungan internasional pada tahun 2030
Terkait Sektor Energi:
Komitmen Indonesia terhadap Perubahan Iklim
5 5 Kurs US$ 1 = Rp. 13.600; Rp. 1 = US$ 0,000074.
KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN
EBTKE
6
Sesuai UU 30/2007 dan PP 79/2014;
Yang dibutuhkan energi yang sustain;
Energi telah menjadi modal
pembangunan, bukan lagi sebagai
komoditas (ekspor) sebagai bagian dari
pendapatan negara
Di sisi lain, karena berbagai
alasan, kita masih boros
dlm mengkonsumsi energi.
Faktor utama adalah belum
terwujudnya budaya hemat
energi (sbgmn telah
berjalan di Jepang,
misalnya);
Kondisi energi nasional saat ini, 90%
berasal dari fossil yang semakin berkurang
keberadaannya; selain juga terbukti sebagai
faktor penting terjadinya perubahan iklim.
Energi Baru dan Terbarukan harus jadi
arus utama dengan alasan a.l.:
potensi EBT masih berlimpah
(under utilized);-
sustain, terbarukan (tdk habis);
bersih, ramah lingkungan;-
telah menjadi kecenderungan
global (trend);
telah menjadi amanah Undang-
undang, dan komitmen nasional di
panggung dunia;
Pengarusutamaan EBTKE
1 2
3 4
7
Menyadari itu semua (pentingnya EBT dan
Konservasi Energi), tahun 2010 akhir, Pemerintah
membentuk Ditjen EBTKE.
5
Paragraf (2): Prioritas Pengembangan Energi, pasal 11 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebjakan Energi Nasional
Memaksimalkan penggunaan energi terbarukan;
1
2
3
4
5
Menggunakan batubara sebagai andalan pasokan energi nasional;
Prinsip Prioritas Pengembangan Energi Nasional
Meminimalkan penggunaan minyak bumi;
Mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi dan energi baru;
Memanfaatkan nuklir sebagai pilihan terakhir.
8
2) Menambah penyediaan akses terhadap energi modern untuk daerah terisolir jaringan PLN, khususnya di daerah-daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan;
Penyediaan listrik/energi perdesaan yang tengah dikembangkan melalui pemanfaatan mikrohidro, surya, biomassa, biogas dan tenaga angin
1) Menambah kapasitas terpasang pembangkit/produksi energi; Pertumbuhan energi berkisar 8% per-tahun, diperlukan penambahan kapasitas untuk memenuhi kebutuhan energi
3) Mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil; Substitusi PLTD dengan bahan bakar nabati/biodiesel secara
bertahap dan PLT Hybrid
5) Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca; Peningkatan efisiensi energi dan pemanfaatan energi baru terbarukan meminimalkan emisi GRK
4) Kampanye Penghematan Energi Nasional; Menghemat energi sebesar 1 kWh lebih murah dan mudah dibandingkan dengan memperoduksi energi sebesar 1 kWh
Kebijakan Pengembangan EBTKE
9 9
POTENSI DAN TARGET
PENYEDIAAN ENERGI PRIMER EBT
2025 10
Energi Fosil Cadangan terbukti: • Minyak Bumi : 3,6 miliar barel • Gas Bumi : 100,3 TSCF Produksi: • Minyak Bumi : 288 Juta barel • Gas Bumi : 2,97 TSCF Diperkirakan akan habis: • Minyak Bumi : 13 tahun • Gas Bumi : 34 tahun
Panas Bumi
29,5 GW
PLTA, PLTM/H
75 GW
Surya
532,6 GWp
Energi Laut
18 GW Angin
113,5 GW
Kapasitas terpasang Pembangkit saat ini
Rencana Pembangunan Pembangkit
55.528 MW
35.000 MW +7.500 MW
New project
On going project
Potensi Energi Terbarukan – Masa Depan (yang masih terabaikan)
5,02 GW (7%) 0,08 GWp (0,01%) 1,44 GW (5%)
6,5 MW (0,01%) 1,74 GW (5,3%) 0,3 MW (0,002%)
801,2 GW Pemanfaatan EBT belum optimal
1%
Bioenergi
32,6 GW
8,66 GW
BBN
200 Ribu Bph
11
23% Bauran EBT
94 MTOE
69 MTOE
25 MTOE
Biofuel 15,6
juta kilo liter
Biomassa 8,3
juta ton
Biogas 489,8 juta m3
CBM 46,0
mmscfd
Listrik EBT 45 GW
23%
25% 30%
22%
~ 405 MTOE
EBT
Minyak
Gas
Batubara
Termasuk: • Biosolar listrik 0,7 MTOE atau 0,75 juta kl • Biomassa listrik 10,28 MTOE atau 8,68 juta ton
Dari 24,5 MTOE, tidak ada yang masuk ke listrik lagi. 24,5 MTOE tersebut yaitu • Bioenergi 13,8 MTOE terdiri dari: 2,71 MTOE Biopremium, 0,09 MTOE Bioavtur, dan 10,97
MTOE Biodiesel (Industri, transportasi, komersial, dan sektor lainnya) atau 15,6 juta kilo liter • Biomassa 9,84 MTOE atau 8,32 juta ton • Biogas 0,44 MTOE atau 489,81 juta m3
Total Biofuel • 14,44 MTOE setara 16,4 jt KL • Khusus tanpa listrik 15,6 jt KL
Target Penyediaan Energi Primer EBT Tahun 2025
Mengacu RUEN
12 12
Saat ini 2025
Kapasitas Pembangkit Listrik Nasional 55 GW 135 GW
Kapasitas Pembangkit Listrik EBT 8,7 GW (15,7%)
45 GW (33%)
13
+ 80 GW (LISTRIK NASIONAL)
+ 36,3 GW (LISTRIK EBT)
dalam 10 tahun
2025 PLTP 7,2 GW
PLTA+PLTM/MH 21 GW
PLT Bioenergi 5,5 GW
PLT Surya 6,4 GW
PLT Bayu 1,8 GW
PLT Laut 3,1 GW
Totall 45 GW
8,66
10,80 11,73
12,94
15,81
18,48
24,66
29,28
35,74
41,01
45,04
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025
PLTP PLT Bioenergi PLTA Mini Hidro PLTS PLT Bayu PLT Laut Total
Kondisi Saat Ini vs Target 2025: Listrik EBT
13
Sektor Potensi
Penghematan Energi
Target
Penghematan
Energi per
Sektor (2025)
Industri 10 – 30% 17%
Transportasi 15 – 35% 20%
Rumah Tangga 15 – 30% 15%
Bangunan
Komersial
10 – 30% 15%
Lainnya 25% -
14
17%
Potensi Penghematan Energi
14
PROGRAM ANDALAN
PENGARUSUTAMAAN EBTKE
15 15
1. Penyusunan Regulasi EBTKE, termasuk Tarif Tenaga Listrik EBT;
2. Mandatori Efisiensi Energi kepada Bangunan Pemerintah, BUMN dan Industri; Program Kampanye Potong 10%;
3. Program Indonesia Terang: Percepatan rasio elektrifikasi di Indonesia bagian Timur (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT dan NTB) melalui pemanfaatan Listrik EBT;
4. Percepatan Pembangunan PLTP melalui: (i) Penugasan ke BUMN/BLU, (ii) Opsi pemboran eksplorasi melalui APBN sebelum lelang, (iii) Penugasan Survei Pendahuluan + Eksplorasi;
5. Percepatan pembangunan PLT Bioenergi, melalui Pembangunan Pilot Project Sampah Kota (7 kota) di Jakarta, Tangerang, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya dan Makasar;
6. Mandatori Bahan Bakar Nabati B-20 (80% Diesel, 20% FAME); Program Hutan Energi.
Program Andalan Pengarusutamaan EBTKE
1
2
3
4
5
6 16
TANTANGAN DAN HARAPAN
17 17
EBTKE
GOVERNMENT
BUSSINESS
COMMUNITY
ACADEMY
Berperan aktif dalam mendorong pemanfaatan EBTKE;
Sebagai penerima manfaat, ikut berkontribusi dalam menjaga keberlanjutan pemanfaatan EBTKE;
Ikut berkontribusi dalam diseminasi informasi pemanfaatan EBTKE.
Peran Stakeholders
18
Menyusun regulasi dan kebijakan; Fasilitator; Memberikan pembinaan dan pengawasan; Melaksanakan program di bidang EBTKE; Diseminasi informasi program EBTKE. Melakukan pengusahaan EBTKE;
Memproduksi EBTKE; Berkontribusi dalam penerimaan
negara dan kegiatan ekonomi.
Mengembangkan sektor litbang; Inovasi teknologi (mengurangi
ketergantungan asing); Rekomendasi regulasi teknis/standard Capacity building.
Menempatkan EBTKE bukan sebagai lampiran/alternatif;
Pentingnya Inovasi Teknologi;
Pentingnya Partnership/Kemitraan, antara lain untuk
Capacity Building;
Model Bisnis dan Insentif yang menarik;
Sistem Interkoneksi Jaringan.
Tantangan Utama
1
2
3
4
5
19 19
www.ebtke.esdm.go.id
Bandung, 27 Mei 2016
Rida Mulyana
Direktur Jenderal,
20
Top Related