perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI
COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/211
SKRIPSI
Oleh:
KACENG HERMAWAN
X4607023
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI
PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA NEGERI
COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/211
Oleh:
KACENG HERMAWAN
X4607023
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesahatan dan Rekreasi Jurusan
Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Kaceng Hermawan. PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA
VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS X 3 SMA
NEGERI COLOMADU KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010/2011)
Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas
Maret Surakarta, Mei 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui peningkatan hasil belajar passing
atas bola voli melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X 3 SMA Negeri
Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Intack
Group dalam penelitian ini adalah siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 yang berjumlah 35 siswa. Data hasil belajar
passing atas bola voli diperoleh melalui tes unjuk kerja, lembar observasi digunakan
untuk mengumpulkan data kegiatan siswa di dalam mengikuti proses pembelajaran
passing atas bola voli melalui pendekatan bermain.
Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: dari jumlah ketiga aspek
pembelajaran yaitu aspek afektif, kognitif dan psikomotor siswa diketahui bahwa hasil
belajar passing atas meningkat dari 34,28% siswa yang lulus pada kondisi awal menjadi
62,85 % pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 82,85 % pada akhir siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan belajar melalui
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas
X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010 /2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Kaceng Hermawan. THE IMPROVEMENT OF VOLLEYBALL UPPER
PASSING LEARNING ACHIEVEMENT USING GAME APPROACH IN THE
X3 GRADERS OF SMA NEGERI COLOMADU KARANGANYAR IN THE
SCHOOL YEAR OF 2010/2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education
Faculty, Surakarta Sebelas Maret University, May 2011.
This research aims to find out the improvement of volleyball upper passing
learning achievement using game approach in the X3 graders of SMA Negeri
Colomadu Karanganyar in the school year of 2010/2011.
The research method employed was a descriptive qualitative method. Intact
Group in this research was the X3 graders of SMA Negeri Colomadu Karanganyar in
the school year of 2010/2011 consisting of 35 students. The data on volleyball upper
passing learning achievement was obtained through demonstration test, while the
observation sheet was used for collecting data on student activity in attending the
volleyball passing learning process through playing approach.
From the result of research it can be concluded as follows: from the three aspects of
learning: affective, cognitive and psychomotor of student, it can be found that the
upper passing learning achievement increases from 34.28% student who passes
successfully in prior condition to 62.85% in the end of cycle I and increases to
82.85% in the end of cycle II. Considering the result of research, it can be concluded
that the learning approach through game approach can improve the volleyball upper
passing learning achievement using game approach in the X3 graders of SMA Negeri
Colomadu Karanganyar in the school year of 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah. Tetap jalani hidup ini,
melakukan yang terbaik. Tuhan pastikan menunjukkan Kebesaran dan
Kuasa-Nya, pada hamba-Nya yang sabar dan tak kenal putus asa.
( D’Massiv)
Kau mungkin saja kecewa jika percobaanmu gagal, tetapi kau pasti takkan
berhasil jika tidak mencoba.
( Beverly Sills)
Pada akhirnya, orang-orang yang gagal hanyalah mereka yang tidak pernah
mencoba.
( David Viscott)
Kegagalan tentu saja menyakitkan, tetapi kegagalan adalah kunci untuk kita
memperoleh kesuksesan.
( Penulis )
Orang yang sabar dan tekun dalam melakukan sesuatu pasti orang tersebut
akan mendapatkan yang ia inginkan, janganlah putus asa dalam menghadapi
segala cobaan.
( Penulis )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
Bapak dan Ibu Tercinta
Kakak yang selalu mendukung
Dwi Susanti ku tersayang
Rekan-rekan angkatan ‘07
Almamater
SMA Negeri Colomadu, Karanganyar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Dengan diucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah Nya, sehingga dapat diselesaikan penulisan skripsi
ini.
Disadari bahwa penulisan skripsi ini banyak mengalami hambatan, tetapi
berkat bantuan dari beberapa pihak maka hambatan tersebut dapat diatasi. Oleh
karena itu dalam kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih kepada yang
terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. H. Mulyono, M.M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Waluyo, S.Pd, M.Or., Ketua Program Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
4. Drs. Agus Mukholid, M.Pd. selaku Pembimbing I dan Bapak Djoko Nugroho,
S.Pd, M.Or selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Drs. Sukarni, M, Hum. Kepala SMA Negeri Colomadu Karanganyar, beserta
staf dan jajarannya.
6. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
7. Siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu, Karangantar yang telah bersedia
menjadi sampel penelitian, dan Bapak Drs. Achmad Syalabi, selaku guru
kolaborator.
Semoga segala amal baik tersebut mendapatkan imbalan dari Tuhan yang Maha
Esa. Akhirnya berharap semoga hasil penelitian yang sederhana ini dapat bermanfaat.
Surakarta, 14 Juni 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ............................................................................................................. i
PENGAJUAN SKRIPSI ................................................................................. ii
PERSETUJUAN .............................................................................................. iii
PENGESAHAN ............................................................................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
MOTTO ........................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 8
D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 9
A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
1. Pembelajaran ............................................................................. 9
a. Pengertian Pembelajaran ...................................................... 9
b. Hakeket Pembelajaran .......................................................... 10
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran ................................................ 13
2. Pendidikan Jasmani ................................................................... 13
a. Tujuan Pendidikan Jasmani ................................................... 16
b. Fungsi Pendidikan Jasmani ................................................... 16
3. Hasil Belajar .............................................................................. 18
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
4. Permainan Bola Voli ................................................................. 20
a. Sejarah ................................................................................... 21
b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli .......................................... 21
c. Teknik Passing Atas .............................................................. 23
d. Variasi Passing Atas .............................................................. 25
5. Hakekat Bermain ...................................................................... 27
a. Pengertian Bermain .............................................................. 27
b. Pendekatan Bermain .............................................................. 29
c. Jenis - Jenis Permainan .......................................................... 30
d. Permainan Indoor-Outdoor .................................................... 31
6. Karakteristik Siswa SMA .......................................................... 32
B. Kerangka Pikir .................................................................................. 33
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................... 36
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 37
A. Tempat Dan Waktu Penelitian .......................................................... 37
1. Tempat Penelitian ........................................................................ 37
2. Waktu Penelitian .......................................................................... 37
B. Subjek Penelitian .............................................................................. 38
C. Sumber Data ..................................................................................... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 38
E. Analisis Data .................................................................................... 40
F. Prosedur Penelitian ........................................................................... 40
G. Proses Penelitian ............................................................................... 43
1. Siklus I........................................................................................ 43
a. Tahap Perencanaan ................................................................ 43
b. Tahap Pelaksanaan ................................................................ 44
c. Tahap Observasi/Pengamatan ................................................ 44
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi ) ................................................... 44
2. Rancangan Siklus II ................................................................... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 46
A. Deskripsi Kondisi Awal Pra Siklus Pra Siklus ................................ 46
B. Deskripsi Hasil Penelitian ................................................................ 47
1. Siklus I ....................................................................................... 47
a. Perencanaan Tindakan I ......................................................... 47
b. Pelaksanaan Tindakan I ......................................................... 49
c. Observasi ............................................................................... 54
d. Refleksi .................................................................................. 58
2. Siklus II ..................................................................................... 59
a. Perencanaan Tindakan II ....................................................... 59
b. Pelaksanaan Tidakan II .......................................................... 62
c. Observasi ............................................................................... 68
d. Refleksi .................................................................................. 69
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 70
1. Motivasi Mengikuti Pembelajaran Passing Atas Bola Voli
Meningkat .................................................................................... 73
a. Meningkatnya Keaktifan Siswa ............................................. 73
b. Meningkatnya Perhatian Siswa ............................................. 74
c. Meningkatnya Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas 74
2. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Meningkat ........................ 74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 77
A. Simpulan ........................................................................................... 77
B. Implikasis ......................................................................................... 78
C. Saran ................................................................................................. 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82
LAMPIRAN ..................................................................................................... 84
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa .................................. 19
Tabel 2. Rincian Kegiatan Waktu Dan Pelaksanaan Penelitian ................... 37
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian ............................................ 39
Tabel 4. Prosentase Target Pencapaian Hasil Belajar Siswa ........................ 45
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal ( Pra siklus) ....................... 46
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Siklus I .... 56
Tabel 7. Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Siklus II ... 76
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Posisi Perkenaan Bola Pada Telapak Tangan .............................. 24
Gambar 2. Posisi Badan Saat Menerima Bola ............................................... 24
Gambar 3. Variasi Pass-Atas pada Bola Rendah ........................................... 25
Gambar 4. Variasi Pass-Atas dengan Bola Disamping Badan ...................... 25
Gambar 5. Variasi Pass-Atas dengan Bergeser Mundur..................... .......... 26
Gambar 6. Variasi Pass-Atas dengan bergerak Mundur 45º ........................ 26
Gambar 7. Variasi Pass-Atas dengan Meloncat.................................. .......... 26
Gambar 8. Variasi Pass-Atas Kebelakang ..................................................... 27
Gambar 9. Variasi Pass-Atas Kebelakang Berputar 180º .............................. 27
Gambar 10. Kerangka Beerfikir Penelitian Tindakan Kelas ........................... 35
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tindakan Kelas ......................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus I .................. 84
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) Siklus II ................. 97
Lampiran 3. Daftar Nama Siswa Kelas X 3 ..................................................... 111
Lampiran 4. Lembar Observasi Kegiatan Siswa ............................................... 113
Lampiran 5. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Pra Siklus .......................... 115
Lmpiiran 7. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siklus I .............................. 117
Lampiran 8. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siklus II ............................ 119
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam rangka
membentuk manusia seutuhnya, karena tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa
pendidikan jasmani, Pendidikan jasmani tidak hanya berdampak pada
pertumbuhan fisik saja melainkan juga perkembangan psikis siswa.
Dalam dunia pendidikan, pendidikan jasmani menjadi sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang seimbang dan mendukung dalam proses
pembelajaran, yaitu dengan tingkat kesegaran jasmani yang tinggi, secara tidak
langsung mempengaruhi tingkat belajar siswa, dikarenakan hubungan yang tidak
dapat dipisahkan yaitu dengan bugarnya kondisi jasmani siswa akan
mempengaruhi pola fikir siswa, begitu pula jika kondisi kurang baik atau dalam
keadaan kurang fit tingkat intelegensi siswa akan berkurang. Oleh karena itu
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan pendidikan yang utama
untuk menunjang prestasi siswa. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang
sehat dalam dunia pendidikan harus meliputi anak didik, pendidik, tujuan
pendidikan, alat pendidikan, lingkungan pendidikan.
Komponen-komponen diatas harus ada dalam berlangsungnya suatu
pendidikan. Jadi pendidikan tidak akan berarti apabila tidak ada yang di didik,
demikian pula dengan pendidikan juga tidak akan berjalan apabila tidak ada siapa
yang menjalankan pendidikan tersebut, serta pendidikan tidak ada gunanya kalau
tidak ada tujuan. Pendidikan jasmani di sekolah harus memenuhi konsep-konsep
diatas, dan mempunyai tujuan tertentu yang mengarah ke tujuan pendidikan.Yaitu
meningkatkan kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh siswa, dengan bugarnya
kondisi siswa akan mempengaruhi tingkat belajar siswa serta minat dalam
mengikuti pembelajaran.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum
karena pendidikan jasmani merupakan salah satu dari subsistem-subsistem
pendidikan. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerak fisik.
Menurut Rusli Lutan (2001) ”bahwa pendidikan jasmani merupakan serangkaian
materi pelajaran yang memberikan kontribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari
dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani rohani
peserta didik”. Oleh karena itu pendidikan jasmani harus diutamakan mengingat
mempunyai tujuan yang penting dalam pengembangan pembelajaran. Banyak
yang mengagap, kurang penting mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani,
dikarenakan belum mengerti peran dan fungsi pendidikan jasmani.
Salah satu masalah utama dalam pendidikan jasmani di Indonesia hingga
dewasa ini ialah belum efektifnya pengajaran pendidikan jasmani di sekolah-
sekolah, kondisi rendahnya kualitas pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah
dasar, atau sekolah lanjutan telah dikemukakan didalam berbagai forum oleh
beberapa pengamat. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya ialah
terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani dan terbatasnya sumber-sumber
yang digunakan untuk mendukung proses pengajaran pendidikan jasmani.
Gaya mengajar yang dilakukan oleh guru dalam praktek pendidikan
jasmani cenderung tradisional, atau hanya menggunakan satu gaya mengajar saja,
sehingga membuat situasi pembelajaran monoton dan membuat siswa jenuh untuk
mengikuti pembelajaran tersebut. Model metode-metode praktek ditekankan pada
teacher centered dimana para siswa melakukan latihan fisik berdasarkan perintah
yang ditentukan oleh guru. Latihan-latihan tersebut tidak pernah dilakukan anak
sesuai inisiatif sendiri.
Guru cenderung menggunakan pendekatan yang mendasarkan pada olah
raga prestasi dalam pembelajarannya, sehingga dalam proses pembelajaranya jelas
beda dari pendidikan jasmani itu sendiri, tujuan utamanya bukan proses
melainkan hasil akhir sebuah penilaian. Dalam pendekatan ini guru menentukan
tugas-tugas bagi siswa melalui kegiatan fisik tak ubahnya seperti latihan olahraga.
Biasanya tujuan pembelajaran ditekankan pada penguasaan yang mengarah pada
pencapaian tujuan prestasi tanpa melakukan modifikasi baik dalam peraturan,
ukuran lapangan maupun jumlah pemain. Pendekatan seperti ini membuat siswa
kurang senang bahkan merasa frustasi untuk melakukan program pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
jasmani, karena mereka tidak mampu dan sering gagal untuk melaksanakan tugas
yang diberikan dalam bentuk yang kompleks. Untuk itu kebutuhan untuk
memodifikasi pembelajaran pendidikan jasmani sebagai suatu jalan alternative
dalam pengajaran pendidikan jasmani disekolah, hal tersebut mutlak perlu
dilakukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk memodifikasi ketrampilan
yang hendak diajarkan agar sesuai tingkat perkembangan siswa. Guru dituntut
harus lebih kreatif, inovatif dalam menciptakan pembelajaran yang akan diberikan
kepada siswa, sehingga tercipta pembelajaran yang aktif bagi siswa atau
menyenangkan tanpa meninggalkan tujuan pembelajaran tersebut sehingga hasil
belajar siswa dapat tercapai secara optimal.
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, banyak faktor yang
mempengaruhi baik itu faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri
maupun faktor yang berasal dari luar. Faktor dari dalam individu sendiri atau
intern, misalnya motivasi dan antusiasme siswa terhadap materi pembelajaran.
Sedangkan faktor ekstern atau eksternal mencakup keluarga dan lingkungan
sekitar yang dapat berupa guru, lingkungan, materi, media, metode dan
pendekatan pembelajaran yang digunakan guru.
Salah satu mata pelajaran pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah
adalah permainan bola besar (bola voli), dalam permainan bola voli ada beberapa
tekhnik yang harus diajarkan pada siswa agar siswa dapat bermain bola voli
dengan baik diantaranya servis, passing, smash (spike), bendungan (block). Dari
beberapa tekhnik dalam permainan bola voli salah satu yang harus diajarkan agar
siswa dapat bermain bola voli dengan baik adalah passing, dalam permainan bola
voli passing merupakan unsur yang sangat penting, tanpa menguasai tekhnik
dasar passing dengan baik permainan bola voli tidak akan berjalan dengan
sempurna. Passing dalam permainan bola voli dibagi menjadi dua yaitu passing
atas dan passing bawah, begitu pentingnya tekhnik passing dalam permainan bola
voli sehingga perlu diajarkan dengan benar agar siswa dapat bermain bola voli
dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi pra penelitian yang dilakukan di SMA
Negeri Colomadu Karanganyar kelas X 3, siswa di kelas tersebut masih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
mengalami kesulitan dalam melakukan passing, terutama passing atas bola voli.
Sedikit siswa yang baru menguasai teknik dasar passing atas, karena dalam
melakukan passing atas banyak unsur-unsur yang harus diperhatikan yang
pertama sikap permulaan dalam sikap permulaan kedua kaki berdiri selebar dada,
berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan, lutut ditekuk dengan badan
merendah. Tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua
tangan diangkat lebih tinggi dari dahi dan jari-jari tangan terbuka lebar
membentuk cekungan seperti setengah lingkaran dengan kedua lengan terbuka.
Yang kedua gerakan pelaksanaan, tepat saat bola berada diatas dan sedikit
didepan dahi, lengan diluruskan dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong
bola. Perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan kedua yang
dominan mendorong bola adalah ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah. Yang
ketiga gerak lanjutan saat bola memantul denga baik, lanjutkan dengan
meluruskan lengan kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan diikuti dengan
memindahkan berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan
dan segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
Kenyataan dilapangan kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar
tahun ajaran 2010/2011, masih banyak melakukan kesalahan yaitu pada sikap
permulaan, kesalahan yang sering dilakukan pada sikap permulaan diantaranya
kaki tidak berdiri selebar dada, lutut masih kebanyakan lurus dan badan tidak mau
merendah. Pada sikap pelaksanaan, kesalahan yang sering dilakukan yaitu ketika
mendorong bola lengan tidak sepenuhnya diluruskan, jari-jari tidak dibuka,
perkenaan bola masih pada telapak tangan dan kesalahan yang terjadi pada gerak
lanjutan yaitu tidak melangkahkan kaki belakang kedepan sehingga hasil belajar
meraka tidak optimal, tingninya Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) sekolah
yaitu 70 sehingga guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang lebih baik
agar hasil belajar siswanya dapat tercapai secara optimal.
Hasil observasi pra penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri
Colomadu, Karangnyar kelas X 3 tahun ajaran 2010/2011. Mereka masih
kesulitan dalam melakukan passing atas bola voli. Dari data tes yang dilakukan
oleh guru pendidikan jasmani pada kelas X 3 SMA Negeri Colomadu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, Terbukti dari jumlah 35 siswa, hanya 12
orang yang dapat dikatakan tuntas belajar passing atas bola voli atau sekitar 34,28
% dari jumlah siswa sesuai dengan kreteria penilaian pembelajaran.
Hal tesebut dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kurangnya
partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, proses pembelajaran yang
belum melibatkan siswa secara aktif, guru masih menjadi pusat utama
pembelajaran, guru kurang menerapkan model pembelajaran dan pendekatan
pembelajaran yang
dapat menarik siswa mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan, selain itu juga sarana dan prasarana yang kurang mendukung
sehingga proses pembelajaran tidak efektif yang mengakibatkan hasil belajar
siswa kurang optimal.
Hasil wawancara guru pendidikan jasmani di SMA Negeri Colomadu
Karanganyar, menunjukan bahwa siswa-siswi di SMA tersebut secara umum
memiliki kemampuan menengah ke bawah, disamping beberapa siswa memiliki
intelegensi diatas rata-rata. Dalam sebuah observasi kelas, dapat diketahui bahwa
siswa-siswi di kelas X 3 memiliki minat dan motivasi yang kurang terhadap
pelajaran pendidikan jasmani terutama pada materi bola besar (bola voli) terutama
pada pokok bahasan passing atas bola voli. Masih tampak beberapa siswa yang
mengobrol dengan temannya sendiri, tidak semangat dalam mengikuti proses
pembelajaran, serta malas-malasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh
guru. Sebagian besar siswa mengeluh dan merasa tidak mampu mengerjakan
tugas yang diberikan.
Banyak kendala yang dihadapi oleh guru pendidikan jasmani di SMA
Negeri Colomadu, Karanganyar dalam usaha meningkatkan hasil belajar passing
atas bola voli. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah
siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pembelajaran berlangsung,
terbatasnya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mendukung proses
pembelajaran bola voli, serta terbatasnya kemampuan guru pendidikan jasmani
untuk melakuakan model-model pembelajaran pendidikan jasmani yang ada saat
pembelajaran. Salah satu keterbatasan guru pendidikan jasmani dalam mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
adalah dalam hal menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Oleh
karena itu diperlukan suatu tindakan yang mampu melibatkan peran aktif siswa
dalam mengikuti pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
Antusiasme siswa dalam sebuah pembelajaran sangat penting menurut
Syaiful Sagala (2007: 152) ”dalam pembelajaran perlu memperhatikan minat dan
kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian”. Jadi
guru harus berusaha dan berpikir keras untuk membuat konsep yang tepat dan
bervariasi dalam mengembangkan rencana pembelajaran sehingga saiwa atau
peserta didik aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan oleh
guru.
Mempertimbangkan tingkat kemampuan siswa dalam menerima materi
pembelajaran berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain, terkadang siswa
itu cenderung malu apabila disuruh memperagakan suatu gerakan, guru perlu
menggunakan pendekatan pembelajaran yang dapat mempermudah siswa
menerima pelajaran dengan baik. Apabila pendekatan pembelajaran tersebut tepat
maka proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik sehinga tujuan dari
pembelajaran dapat tercapai.
Pendekatan permainan atau bermain diharapkan dapat digunakan untuk
mendukung dalam meningkatkan kemampuan teknik passing atas bola voli
khususnya kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran
2010/2011, sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai secara optimal. Manfaat
dari permainan itu sendiri sangatlah besar, permainan merupakan media yang
sangat baik untuk mengembangkan aspek sosial dan moral anak karena ada
aturan-aturan tertentu yang harus diikuti semua siswa. Apabila aturan-aturan
dalam permainan sudah dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik maka
secara tidak sadar mereka belajar untuk menghormati orang lain dan mematuhi
batas-batas sosial. Jika siswa memahami permainan itu siswa semakin sadar
mengenai kebutuhan kerja tim, karena beberapa permainan yang lebih kompleks
memerlukan kerja secara kognitif untuk mengembangkan strategi yang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Dengan pendekatan bermain diharapkan siswa lebih aktif , lebih senang
dalam mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan oleh guru, siswa dapat
belajar sambil bermain sehingga siswa tidak sadar bahwa permainan yang
dilakukan mengandung unsur utama pembelajaran, karena dalam memilih
permainan tidak lepas dari pokok bahasan yang akan diberikan pada siswa,
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar khususnya passing atas bola voli siswa
kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011.
Berdasarkan observasi mengenai permasalahan umum yang dihadapi
oleh guru pendidikan jasmani dalam penyampaian materi khususnya pada materi
passing atas bola voli, maka akan diadakan Penelitian Tindakan Kelas (
Classroom Action Research/ CAR ) pada siswa kelas X 3 di SMA Negeri
Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011, dengan judul “ Peningkatan
Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli melalui Pendekatan Bermain “.
Diharapkan dengan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) yang dilakukan
dapat memberikan jalan keluar dari permasalahan yang selama ini dihadapi oleh
guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan ( Penjasorkes ) di SMA Negeri
Colomadu Karanganyar, dalam pembelajaran pendidikan jasmani pada umumnya
dan pembelajaran passing atas bola voli pada khususnya, sehingga mampu
meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri
Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah, masalah dalam
penelitian ini apat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimanakah penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar
passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar
Tahun ajaran 2010/2011 ?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah disampaikan, maka tujuan
penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui peningkatkan hasil belajar passing atas bola voli melalui
pendekatan bermain pada siswa kelas X 3, SMA Negeri Colomadu, Karanganyar,
tahun ajaran 2010 / 2011.
D. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai, diharapkan mempunyai manfaat sebagai
berikut:
1. Bagi Guru Penjasorkes di SMA Negeri Colomadu, Karanganyar
a. Memotivasi kreatifitas guru di sekolah dalam rangka menciptakan suasana
pembelajaran khususnya pembelajaran pendidikan jasmani menjadi efektif
dan berkualitas.
b. Sebagai bahan masukan guru dalam memilih alternative pembelajaran
yang akan dilakukan terutama pada saat mengajar kelas X 3, SMA Negeri
Colomadu, Karanganyar, tahun ajaran 2010 / 2011 pada pokok bahasan
passing atas bola voli.
c. Untuk meningkatkan kinerja guru penjasorkes di SMA Negeri Colomadu,
Karanganyar dalam menjalankan tugasnya secara profesional.
2. Bagi Siswa Kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar
a. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan
meningkatkan peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran pendidikan
jasmani, serta meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli.
b. Mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh
guru atau pengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani terutama pada
materi passing atas bola voli. Serta mampu meningkatkan kemampuannya
dalam menguasai teknik keterampilan dasar passing atas bola voli
sehingga hasil belajar tercapai secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Pembelajaran
a. Pengertian Pembelajaran
Pembelejaran merupakan suatu kegiatan yang didalamnya terdapat dua
komponen utama yaitu guru sebagai pengajar dan murid sebagai orang yang
belajar. Dalam hal ini menurut Ali Imron (1996 : 2) “belajar untuk mencari
pengetahuan tersebut diperoleh dari seseorang yang lebih tahu atau yang sekarang
dikenal dengan guru “ sehingga pembelajaran ini merupakan proses komunikasi
dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik atau murid. Berkaitan dengan pembelajaran H.J.
Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Satijan. (1998: 32) menyatakan,
“pembelajaran atau instruction/instruksional atau pengajaran merupakan usaha
sadar yang disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan
mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”.
Sedangkan menurut Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung
pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik
mempelajarinya”.
Berdasarkan pengertian pembelajaran yang dikemukakan dua ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa, dalam kegiatan pembelajaran terjadi tiga
kejadian secara bersama yaitu. (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini
guru, (2) pihak lain yang menerima yaitu peserta didik atau murid, (3) tujuan yaitu
perubahan yang lebih baik pada diri siswa. Adapun yang dimaksud dengan ketiga
komponen tersebut menurut H.J. Gino dkk., (1998: 30) sebagai berikut:
1) Guru adalah seorang yang bertindak sebagai pengelola kegiatan belajar
mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peran lainnnya yang
memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
2) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebagai pencari, penerima, dan
penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
3) Tujuan yakni pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan
terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan
perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, jika siswa dapat
berinteraksi dengan guru dan bahan pengajaran ditempat tertentu yang
telah diatur dalam rangka tercapainya tujuan. Agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai maka perlu dibuat program pembelajaran yang baik dan
benar. Program pembelajaran merupakan rencana kegiatan yang
menjabarkan kemampuan dasar dan teori pokok secara rinci yang
memuat metode pembelajaran, alokasi waktu, indikator pencapaian hasil
belajar dan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dari setiap pokok
mata pelajaran.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar (directing and facilitating the
learning) agar proses belajar lebih memadai dan mudah diterima oleh siswa.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan
sebagai pedoman untuk menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan mencapai
tujuan pendidikan.
b. Hakikat Pembelajaran
Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan
pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan
yang diharapkan. Pergaulan yang sifatnya mendidik itu terjadi melalui interaksi
aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan
belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan
perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk
memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi
saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subyek, meskipun disini
guru lebih berperan sebagai pengelola.
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadarminta 1976 yang dikutip H.J.Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Sutijan (1998:30) bahwa “pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan) mengajar
atau mengajarkan”. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya (2006: 74) bahwa
“mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi dari guru kepada
siswa”.
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan
lingkunganya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.
Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling hubungan
antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam pembelajaran
adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara guru dengan peserta
didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. Kegiatan
belajar merupakan masalah yang sangat kompleks dan melibatkan keseluruhan
aspek psiko-fisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek neuro-fisiologis.
Namun setelah guru berusaha untuk memusatkanya dan menangkap perhatian
siswa pada peristiwa pembelajaran maka sesuatu yang asing itu menjadi
berangsur-angsur berkurang. Oleh karena itu, guru harus mengupayakan
semaksimal mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar
terjadi proses pembelajaran didalam maupun diluar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan sekolah,
dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi social kultural
melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal justru sebaliknya
proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam lingkungan masyarakat,
termasuk dunia kerja, media massa dan lain sebagainya. Hanya Sebagian kecil
saja pembelajaran terjadi di kelas dan lingkungan.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas. Jika
tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga tidak
mengandung apa-apa. Oleh karena itu, seorang guru harus menyadari benar-benar
keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan bahkan cara mengukur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka seorang guru harus mampu
menerapkan cara mengajar cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud.
Mengajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki
pengetahuan dan ketrampilan yang lebih dari pada yang diajar, untuk memberikan
suatu pengertian, kecakapan, ketangkasan, kegiatan mengajar meliputi
pengetauan, menularkan sikap kecakapan atau ketrampilan yang diatur sesuai
dengan lingkungan dan menghubungkannya dengan subyek yang sedang belajar.
Kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru, ini sesuai dengan yang
dikemukakan Nana Sudjana (2005: 19) yaitu:
Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan
guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan kedalam empat
kemampuan yakni:
1) Merencanakan program belajar mengajar.
2) Melaksnakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
3) Menilai kemajuan proses belajar mengajar.
4) Menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi
atau mata pelajaran yang dipegangnya.
Dalam kegiatan pembelajaran guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran dan
menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru memiliki
kemampuan yang baik sesuai dengan bidang studi yang diajarkan, maka akan
diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai dengan baik, jika
seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya mengelola proses
pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan mengorganisasikan semua aspek
kegiatan. Husdarta dan Yudha M.Saputra (2000: 4) mengemukakan bahwa:
Tugas utama guru adalah untuk menciptakan iklim atau atmosfir supaya
proses belajar terjadi dikelas dilapangan, ciri utamanya terjadinya proses
belajar adalah siswa dapat secara aktif ikut terlibat didalam proses
pembelajaran. Para guru harus selalu berupaya agar para siswa dimotivasi
untuk lebih berperan. Walau demikian guru tetap berfungsi sebagai
pengelola proses belajar dan pembelajaran.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajran dapat tercapai. Hal yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu, guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
manjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu ketrampilan adalah sangat kompleks. Belajar membawa
suatu perubahan pada individu yang belajar. Menurut Nasution yang dikutip
H.J.Gino dkk (1998: 51) bahwa” perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai
jumlah pengetauhan, melainkan juga dalam kecakupan, kebiasaan, sikap,
pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan, pendeknya mengenai segala
aspek organisme atau pribadi seseorang”.
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut
Wina Sanjaya (2006: 30) bahwa sejumlah prinsip yang harus diperhatikan dalam
pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya:
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintauhan,imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan ketrampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu danteknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatikan
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar, maka akan diperoleh
hasil belajar yang optimal.
2. Pendidikan Jasmani
Pengertian tentang pendidikan jasmani telah banyak dibuat dan disusun
oleh para ahli. Di bawah ini disajikan beberapa pengertian yang disusun oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
beberapa ahli diantaranya dikutip dalam (Yusuf Adisasmita, 1989: 2) sebagai
berikut:
J.B Nash mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai sebuah aspek dari
proses pendidikan secara keseluruhan yang menggunakan dorongan aktivitas
untuk mengembangkan fitness, organic, control neuro-muscular, kekuatan,
intelektual dan control emosi.
William, Brownell, dan Vernier mengindikasikan bahwa pendidikan
jasmani, kegiatan-kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk
sikap yang berguna bagi pelaku.
Nixon dan Cozen mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai bagian dari
pendidikan keseluruhan dengan melibatkan penggunaan system aktivitas
kekuatan otot untuk belajar, sebagai akibat peran serta dalam kegiatan ini.
Baley dan Field mendefinisikan pendidikan jasmani sebagai proses yang
menguntungkan dalam penyesuaian dan belajar organic, neuro-muscular,
intelektual, social, kebudayaan, emosional dan etika sebagai akibat dan
timbul melalui pilihan dan aktivitas kekuatan otot yang agak baik.
”Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi” ( Samsudin, 2008: 2).
”Pendidikan jasmani dilakukan dengan sarana jasmani, yakni aktivitas
jasmani yang pada umumnya (meskipun tidak selalu) dilakukan dengan tempat
yang cukup tinggi dan terutama gerakan-gerakan besar ketangkasan dan
keterampilan, yang tidak perlu terlalu tepat, terlalu halus dan sempurna atau
berkualitas tinggi, agar diperoleh manfaat bagi anak-anak didik” (Abdul Kadir
Ateng, 1989: 1). ”Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan
fisik”. (Toho Cholik, Rusli Lutan, 2001: 2)
Pendidikan jasmani adalah terjemahan dari physical education yang di
gunakan di Amerika. Makna dari pendidikan jasmani adalah pendidikan mengenai
fisik dan mental seseorang. Jadi pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan
tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha untuk mendewasakan anak
melalui pengajaran dan pelatihan. Dengan demikian pendidikan jasmani adalah
adalah “suatu proses aktivitas jasmani, yang dirancang dan disusun secara
sistematik, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kemampuan dan ketrampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak, serta
nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga Negara dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan” (Syarifuddin & Muhadi, 1992: 04).
Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari sistem pendidikan secara
keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diserahkan
pada pencapaian tujuan pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan jasmani bukan
aktivitas jasmani itu sendiri, tetapi untuk mengembangkan potensi siswa melalui
aktivitas jasmani. Pendidikan jasmani dapat diartikan suatu proses sosialisasi dan
transformasi nilai-nilai melalui aktivitas jasmani yang terseleksi, terencana,
terprogram, dan bertujuan.
Program pengajaran pendidikan jasmani yang diselenggarakan di sekolah
apabila dapat terorganisir dengan baik, akan dapat memberikan sumbangan yang
sangat berarti dalam pertumbuhan dan perkembangan siswa baik pertumbuhan
dan perkembangan jasmani dan rohani yang harmonis maupun dalam rangka
menyiapkan siswa secara fisiologis yang mengarah kepada usaha-usaha keras
yang sangat berguna untuk meningkatkan kemantapan jasmani dan rohani dalam
membantu mengembangkan kemampuan dan kepribadian yang sangat besar
pengaruhnya terhadap penyesuaian diri di dalam lingkungan.
Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan yang dilakukan seumur
hidup. Pendidikan jasmani di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat secara langsung dalam
berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan,
yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik,
sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hidup.
Pendidikan jasmani tidak semata-mata mengembangkan ketrampilan
jasmani, tetapi masih banyak mereka yang tidak memahami bahwa Pendidikan
jasmani juga mengembangkan ketrampilan sosial (social Skill), emosional dan
intelektual. Pendidikan jasmani lebih disoroti dari sisi kelemahan dan
kekuranganya dibandingkan dengan sisi-sisi positif dan keunggulannya.
Pemahaman dan penilaian yang demikian sudah barang tentu tidaklah benar. Bila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
dicermati, pengajaran yang baik dalam pendidikan jasmani lebih dari sekedar
mengembangkan ketrampilan berolahraga. Pengajaran yang baik tersebut
melibatkan aspek-aspek yang berhubungan dengan apa yang sebenarnya dipelajari
oleh siswa melalui partisipasinya, apakah itu neuromuskuler, intelektual,
emosional, dan bukan aktivitasnya olahraga semata. Pendidikan jasmani yang
merupakan bagian pendidikan keseluruhan pada hakikatnya adalah proses
pendidikan dimana terjadi interaksi antara peserta didik dengan lingkungan yang
dikelola melalui aktivitas jasmani secara sistematik menuju pembentukan manusia
seutuhnya.
a. Tujuan Pendidikan Jasmani
Tujuan pendidikan Jasmani (Samsudin, 2008: 3), yaitu :
1) Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam
pendidikan jasmani.
2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap
sosial dan toleransi dalam konteks kemajemukan budaya, etnis, dan
agama.
3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis melalui tugas-tugas
pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerja
sama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.
5) Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta
strategi berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan,
senam, aktivitas ritmis, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas
(outdoor education).
6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup
sehat melalui berbagai aktivitas jasmani.
7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri
dan orang lain.
8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi
untuk mencapai kesehatan, kebugaran, dan pola hidup sehat.
9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat
rekreatif.
b. Fungsi Pendidikan Jasmani
1) Aspek organik (Samsudin, 2008:3)
a) Menjadikan fungsi sistem tubuh menjadi lebih baik sehingga individu
dapat memenuhi tuntutan lingkungannya secara memadai serta memiliki
landasan untuk pengembangan keterampilan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b) Meningkatkan kekuatan, yaitu jumlah tenaga maksimum yang
dikeluarkan oleh otot atau kelompok otot.
c) Meningkatkan daya tahan yaitu kemampuan otot atau kelompok otot
untuk menahan kerja dalam waktu yang lama.
d) Meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, kapasitas individu untuk
melakukan aktivitas yang berat secara terus-menerus dalam waktu
relative lama; dan
e) Meningkatkan fleksibilitas, yaitu rentang gerak dalam persendian yang
diperlukan untuk menghasilkan gerakan yang efisien dan mengurangi
cedera.
2) Aspek neuromuskuler
a) Meningkatkan keharmonisan antara fungsi saraf dan otot.
b) Mengembangkan ketermpilan lokomotor, seperti berjalan, berlari,
melompat, meloncat, meluncur, melangkah, mendorong,
menderap/mencongklang, bergulir dan menarik.
c) Mengembangkan keterampilan non-lokomotor, seperti mengayun,
melenggok, meliuk, bergoyang, meregang, menekuk, menggantung,
membongkok.
d) Mengembangkan ketermpilan dasar manipulatif, seperti memukul,
menendang, menangkap, berhenti, melempar, mengubah arah,
memantulkan, bergulir, memvoli.
e) Mengembangkan faktor-faktor gerak, seperti; ketepatan, irama, rasa
gerak, power, waktu reaksi, kelincahan.
f) Mengembangkan keterampilan olahraga, seperti sepak bola, soft ball,
bola voli, bola basket, baseball, atletik, tenis, bela diri.
g) Mengembangkan keterampilan rekreasi, seperti menjelajah, mendaki,
berkemah, berenang, dan lainnya.
3) Aspek perseptual
a) Mengebangkan kemampuan menerima dan membedakan isyarat.
b) Mengembangkan hubungan-hubungan yang berkaitan dengan tempat
atau ruang, yaitu kemampuan mengenali objek yang berada di: depan,
belakang, bawah, sebelah kanan, atau sebelah kiri, dari dirinya.
c) Mengembangkan koordinasi gerak visual, yaitu kemampuan
mengoordinasikan pandangan dengan keterampilan gerak yang
melibatkan tangan, tubuh, dan atau kaki.
d) Mengembangkan keseimbangan tubuh (statis, dinamis), yaitu
kemampuan mempertahankan keseimbangan statis dan dinamis.
e) Mengembangkan dominansi (dominancy), yaitu konsistensi dalam
menggunakan tangan atau kaki kanan / kiri dalam melempar atau
menendang.
f) Mengembangkan lateralitas (laterality), yaitu, kemampuan membedakan
antara sisi kanan atau sisi kiri tubuh dan diantara bagian dalam kanan
atau kiri tubuhnya sendiri.
g) Mengembangkan image tubuh (body image), yaitu kesadaran bagian
tubuh atau seluruh tubuh dan hubungannya dengan tempat atau ruang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
4) Aspek kognitif
a) Mengembangkan kemampuan menggali, menemukan sesuatu,
memahami, memperoleh pengetahuan, dan membuat keputusan.
b) Meningkatkan pengetahuan peraturan permainan, keselamatan, dan etika.
c) Mengembangkan kemampuan penggunaan strategi dan teknik yang
terlibat dalam aktivitas yang terorganisasi.
d) Meningkatkan pengetahuan bagaimana fungus tubuh dan hubunganya
dengan aktivitas jasmani.
e) Menghargai kinerja tubuh: penggunaan pertimbangan yang berhubungan
dengan jarak, waktu, tempat, bentuk, kecepatan, dan arah yang
digunakan dalam mengimplementasikan aktivitas dan dirinya.
f) Meningkatkan pemahaman tentang memecahkan problem-problem
perkembangan melalui gerakan.
5) Aspek sosial
a) Menyesuaikan diri dengan orang lain dan lingkungan di mana berada.
b) Mengembangkan kemampuan membuat pertimbangan dan keputusan
dalam situasi kelompok.
c) Belajar berkomunikasi dengan orang lain.
d) Mengembangkan kemampuan bertukar pikiran dan mengevaluasi ide
dalam kelompok.
e) Mengembangkan kepribadian, sikap, dan nilai agar dapat berfungsi
sebagai anggota masyarakat.
f) Mengembangkan rasa memiliki dan rasa diterima di masyarakat.
g) Mengembangkan sifat-sifat kepribadian yang positif.
h) Belajar menggunakan waktu luang yang konstruktif
i) Mengembangkan sikap yang mencerminkan karakter moral yang baik.
6) Aspek emosional
a) Mengembangkan respons yang sehat terhadap aktivitas jasmani.
b) Mengembangkan reaksi yang positif sebagai penonton.
c) Melepas ketegangan melalui aktivitas fisik yang tepat.
d) Memberikan saluran untuk mengekspresikan diri dan kreativitas.
3. Hasil Belajar
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf
keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat
sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan
dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang
objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa.
Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar
dapat bersifat fungsional-struktural, material-substansial, dan behavioral. Untuk
mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan
atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan
(1989 : 22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil
belajar dijabarkan dalam tabel berikut:
Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa
Jenis Hasil Belajar Indikator Cara Pengungkapan
a. Kognitif
- Pengamatan/
perceptual
Dapat menunjukan,
membandingkan ,
menghubungkan.
Tugas, tes, observasi.
- Hafalan /
ingatan
Dapat menyebutkan dan
menunjukan lagi
Pertanyaan, tugas tes
- Pengertian/
pemahaman
Dapat menjelaskan dan
mengidentifikasikan
dengan kalimat sendiri
Pertanyaan
- Aplikasi/
penggunaan
Dapat memberikan
contoh, menggunakan
dengan tepat,
memecahkan masalah
Soal, tes tugas
- Analisis Dapat menguraikan, dan
mengklasifikasikan
Tugas, persoalan, tes
- Sitesis Dapat menghubungkan,
dan menyimpulkan,
mengeneralisasikan
Tugas, persoalan, tes
- Evaluasi Dapat
menginterprestasikan,
memberikan kritik,
memberikan
pertimbangan penilaian
Tugas, persoalan, tes
b. Afektif
- Penerimaan Bersikap menerima,
menyetujui, atau
sebaliknya
Pertanyaan, tes skala
sikap
- Sambutan Bersedia terlibat,
berpartisipasi,
memanfaatkan, atau
sebaliknya
Tugas, observasi dan tes
- Penghargaan/
Apresiasi
Memandang penting,
bernilai, berfaedah indah,
harmonis, kagum, atau
Skala penilaian, tugas,
dan observasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
sebaliknya.
- Internalisasi/
Pendalaman
Mengakui,
mempercayaai,
meyakinkan, atau
sebaliknya
Skala sikap, tugas
ekspresif, pro efektif
- Karakterisasi/
Penghayatan
Melembagakan,
membinasakan,
menjelmakan dalam
pribadi dan perlakuanya
sehari – hari
Observasi
c. Psikomotorik
- Keterampilan
bergerak/
bertindak
Koordinasi mata, tangan,
dan kaki
Tugas, observasi,
tindakan
- Keterampilan
ekspresi verbal
dan non verbal
Gerak, mimic, ucapan Tugas, observasi,
tindakan
4. Permainan Bola Voli
Bola voli merupakan jenis permainan olahraga beregu yang masing-
masing regu terdiri atas enam orang. Cara bermain bola voli adalah kedua regu
yang bertanding berada dalam setiap lapangan permaianan yang dipisahkan oleh
net atau jaring. Tujuan dari permainan ini adalah setiap regu yang bermain
berusaha melewatkan bola melalui atas net diantara dua antena (rod) sampai bola
tersebut menyentuh lantai atau tanah dalam lapangan sendiri.
Untuk dapat memainkan bola voli dengan baik, diperlukan penguasaan
teknk dasar. Teknik dasar menurut Suharno HP ( 1985:12 ) adalah “suatu proses
melahirkan keaktifan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik
mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan bola
voli”. Sedangkan menurut M. Yunus ( 1991/1992 :108 ) “teknik dasar adalah cara
melakukan sesuatu untukmencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien sesuai
aturan yang berlaku untk mencapai hasil yang optimal “. Dalam melatih ataupun
mengajarkan teknik dasar bola voli diperlukan suatu cara atau metode yang
digunakan oleh seorang pelatih atau guru agar mudah dipelajari oleh atlit atau
siswa didiknya sehingga diharapkan dapat menunjang latihan atau hasil belajar
teknik dasar bola voli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
a. Sejarah
Permainan bola voli diciptakan oleh william G Morgan pada tahun 1895
yaitu seorang pimpinan dan ahli olahraga dari YMCA Holyoke Massachusetts.
Permainan ini masuk Indonesia pada tahun 1928 yang dikenal pada masa
penjajahan Belanda. Perkembangan olahraga ini begitu cepat sehingga pesta PON
III di Medan pada tahun 1956 cabang olahraga ini masukdaftar pertandingan.
Bola voli adalah permainan diatas lapangan persegi empat yang lebarnya
900 cm dan panjang 1800 c, dibatasi oleh garis selebar 5 cm. Ditengah - tengah
lapangan dipasang jaring yang panjangnya 900 cm terbentang kuat dengan
ketinggian 243 cm dari bawah untuk putra, sedangkan untuk putri 224 cm.
Permainan ini merupakan permainan beregu dengan jumlah pemain 6 orang tiap
timnya. Permainan bola voli biasanya dilaksanakan didalam atau diluar ruangan.
b. Teknik Dasar Bermain Bola Voli
Permainan bola voli merupakan aktifitas kelompok, kemampuan suatu
regu bola voli ditentukan oleh keterampilan teknik dasar yang dimiliki oleh setiap
anggota regu untuk memberikan kemampuan terbaik untuk regunya. Teknik dasar
hendaknya dimilki oleh setiap pemain bola voli untuk menunjang pencapaian
prestasi maksimal. Soedarwo, M. Mariyanto dan Soeyati R. (1991: 1 )
berpendapat bahwa, “Teknik adalah suatu proses melahirkan keaktifan jasmani
dan pembuktuan suatu praktek denga sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas
yang pasti dalam cabang olahraga permainan bola voli”.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
bermain bola voli adalah cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai
dengan peraturan permainan bola voli yang berlaku guna mencapai suatu hasil
yang optimal.
Penguasaan teknik dasar suatu cabang olahraga merupakan salah satu
unsur yang menentukan menang dan kalahnya suatu regu didalam suatu
pertandingan disamping unsur-unsur kondisi fisik, taktik, dan mental.
Kesempurnana teknik dalam permainan bola voli hanya akan dapat dicapai
melalui latihan teknik yang dimulai dari teknik dasar yang sederhana meningkat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
keteknik yang lebih kompleks yang akhirnya harus menuju pada gerakan –
gerakan otomatis.
Untuk meningkatkan mutu permainan bola voli, maka teknik dasar ini
hendaknya betul beul sudah dikuasai oleh setiap pemain terlebih dahulu.
Sudjarwo (1992: 13 ) mengemukakan pendapat, “Pembentukan teknik harus
dimulai dari teknik dasar keteknik tinggi yang akhirnya harus menuju gerakan-
gerakan otomatis. Penguasaan gerakan-gerakan otomatis tersebut menjadi tujuan
dari pembentukan teknik untuk setiap cabang olahraga yang ditekuni”.
Teknik dasar merupakan kemampuan awal yang hendaknya dimiliki oleh
setiap pemain bola voli. Selain itu, teknik dasar sangatlah mempengaruhi bantuk
dan mutu permainan bola voli. Dengan dimikian penguasaan teknik dasar
merupakan kebutuhan yang tidak dapat dianggap remeh oleh seseorang yang akan
bermain bola voli, M. Yunus (1992: 68 ) bahwa: “Beberapa unsur gerakan dan
teknik memainkan bola dalam permainan bola voli meliputi : sikap dasar siap,
gerakan menyongsong bola, gerakan menjangkau bola, passing, set-up, servis,
smash atau spike dan blok”.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa teknik dasar
bermain bola voli yang hendak dikuasai oleh setiap pemain guna mendukung
pencapaian prestasi disamping kondisi fisik yang baik, pemahaman taktik
bermain, mempunyai mental bertanding serta pelatih yang berkualitas selain itu
juga dengan didukung oleh penguasaan teknik dasar yang baik, baik itu servis,
smash, blok, set-up, gerakan menyonsong dan menjangkau bola dan passing.
Dari beberapa teknik dasar bermain bola voli tersebut, salah satu yang
menjadi obyek penelitian ini adalah teknik passing, kususnya passing atas.
Didalam mengajarkan teknik passing atas baik itu oleh pelatih maupun oleh guru
disekolah harus diajarkan dengan benar mulai dari yang sederhana menuju
kompleks agar pencapaian hasil belajar passing atas dapat tercapai secara optimal.
Pengertian dari masing-masing teknik dasar permainan bola voli tersebut
diatas dijelaskan sebagai berikut :
1) Servis yaitu tanda dimulainya petandingan, karena perkembangan
permainan bola voli, maka servis diartikan sebagi serangan pertama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
2) Passing yaitu suatu teknik memainkan bola dengan tujuan untuk
mengarahkan bola tersebut kesuatu tempat atau agar bola tersebut dapat
diumpankan oleh pemain lawan pada smasher untuk diumpan.
3) Smash ( spike ) yaitu pukulan bola yang keras dan tajam serta jalannya bola
memukik tajam.
4) Block ( bendungan ) yaitu usaha untuk menahan serangan lawan dengan
cara membendung serangan tersebut diatas net atau jaringan.
5) Gerakan menyongsong dan menjangkau bola adalah gerakan menuju
kesuatu tempat dimana bola tertuju, dan usaha untuk menempatkan diri
sehingga bola yang datang dapat dimainkan dengan mudah dan berhasil
dengan baik.
Penguasaan teknik dasar bermain bola voli tersebut hanya dapat dicapai
oleh setiap pemain bola voli dengan latihan yang sistematis, berulang-ulang dan
kontinyu serta melakukan pertandingan persahabatan yang direncanakan dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan teknik, kemampuan fisik, taktik dan
mental pemain secara terus menerus dan berkelanjutan guna menghadapi suatu
pertandingan untuk memperebutkan kejuaraan.
c. Teknik Passing atas
Salah satu teknik dasar yang hendaknya dikuasai dan diajarkan pada
peserta didik dalam pokok ahasan permainan bola voli adalah passing. Menurut
M. Yunus ( 1992: 68 ), “ passing adalah suatu teknik memainkan bola dengan
tujuan untuk mengarahkan bola tersebut kesuatu tempat atau agar bola tersebut
dapat diumpan oleh pemain lawan kepada smasher untuk diumpan”.
Dalam permainan bola voli terdapat dua macam passing, yaitu passing
bawah dan passing atas. Obyek penelitian ini adalah passing atas yang dijelaskan
senagai berikut :
1) Sikap Permulaan
Ambil posisi sikap siap normal, yaitu kedua kaki berdiri selebar dada, berat
badan menumpu pada telapak kaki depan, lutut ditekuk dengan badan
merendah. Tempatkan badan secepat mungkin dibawah bola, dengan kedua
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
tangan diagkat lebih tinggi dari dahi dan jari – jari tangan terbuka lebar
membentuk cekungan separti setengah lingkaran.
2) Gerakan Pelaksanaan
Tepat saat bola berada diatas dan sedikit didepan dahi, lengan diluruskan
dengan gerakan agak eksplosif untuk mendorong bola. Perkenaan bola pada
permukaan jari – jari ruas pertama dan kedua, yang dominan mendorong
bola adalah ibu jar, telunjuk dan jari tengah. Pada waktu perkenaan bola, jari
– jari agak ditegangan, kemudian diikuti dengan gerakan pergelangan
tangan agar bola dapat memantul dengan baik.
3) Gerak Lanjutan
Setelah bola memantul dengan baik, lanjutkan dengan meluruskan lengan
kedepan atas sebagai suatu gerakan lanjutan, diikuti dengan memindahkan
berat badan kedepan dengan melangkahkan kaki belakang kedepan dan
segera mengambil sikap siap dalam posisi normal kembali.
Gambar 1. Posisi perkenaan bola pada telapak tangan
Gambar 2. Posisi badan saat menerima bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
d. Variasi Passing Atas
Menurut M. Yunus (1992: 81) macam-macam pass-atas dapat dibagi
sebagai berikut :
1) Pass-atas pada bola rendah
Kunci pelaksanaan: segera merendah dengan menekuk lutut hingga salah
satu lutut menyentuh lantai agar dapat menempatkan badan dibawah
bola.
Gambar 3. Pass-atas pada bola rendah
2) Pass-atas dengan bola disamping badan ( Sideway Overhand Pass )
Kunci pelaksanaanya : segera geser badan ke bawah bola dengan
melakukan langkah samping.
Gambar 4. Pass-atas dengan bola disamping badan
3) Pass-atas dengan bergeser mundur (Backward Overhand Pass)
Kunci pelaksanaan : bergerak dengan cepat melangka kebelakang dengan
merendahkan badan hingga posisi bola tepat didepan atas dari dahi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Gambar 5. Passs-Atas dengan Bergeser Mundur
4) Pass-atas dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat (45 Degree
Diagonal Overhand pass)
Kunci pelaksanaanya : putar badan kesamping, lakukan langkah silang
diagonal kebelakang dan segera diikuti kaki belakang untuk mengambil
posisi yang tepat dibawah bola.
Gambar 6. Pass-atas dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat
5) Pass-atas dengan meloncat (Overhand Jumping pass)
Kunci pelaksanaan : cepat bergerak kebawah bola, meloncat setinggi
mungkin dan dorongkan bola dengan meluruskan lengan kemudian
mendarat dengan mengeper.
Gambar 7. Pass-atas dengan meloncat
6) Pass atas kebelakang (Overhand Back Pass)
Kunci pelaksanaan : tempatkan badan tegak lurus dengan bola, tekuk
lutut agak rendah, dorongkan bola dengan meluruskan lengan keatas
belakang hingga badan membusur kebelakang, pandangan mengikuti
arah bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Gambar 8. Pass-atas kebelakang
7)Pass-atas kebelakang dengan berputar 180 derajat (Reverse Overhand
Back Pass)
Kunci pelaksanaannya : putar badan 180 derajat, tempatkan badan tegak
lurus dengan bola, badan merendah dengan menekuk lutut, dorong bola
dengan meluruskan lengan kebelakang atas, pandangan mengikuti atah
bola.
Gambar 9. Pass-atas kebelakang dengan berputar 180 derajat
5. Hakikat Bermain
a. Pengertian Bermain
Menurut Dani Wardani (2009: 17-18) Permainan, bermain atau padanan
kata dalam bahasa Inggris disebut “games” (kata benda), “to play” (kata kerja),
“toys” (kata benda) ini berasal dari kata “main”. Dalam kamus bahasa Indonesia,
kata main berarti “melakukan perbuatan untuk tujuan bersenang-senang (dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
alat tertentu atau tidak) ; berbuat sesuatu dengan sesuka hati, berbuat asal saja.”
Dan dalam dunia psikologi kegiatan bermain dipandang sebagai “suatu kegiatan
(atau lebih luasnya aktivitas) yang mengandung keasyikan (fun) dan dilakukan
atas kehendak diri sendiri, bebas, tanpa paksaan dengan tujuan untuk memperoleh
kesenangan pada waktu mengadakan kegiatan tersebut”.
Menurut Yudha M. Saputra (2001: 6) menyatakan ”bermain adalah
kegiatan yang menyenangkan”. Sedangkan Aip Syarifudin (2004: 17)
mengartikan” bermain adalah bentuk kegiatan yang bermanfaat/produktif untuk
menyenangkan diri”. Selanjutnya menurut M. Furqon (2008: 4) menyatakan
bahwa :
Bermain adalah aktifitas yang menyenangkan, serius dan sukarela, di mana
anak berada dalam dunia yang tidak nyata atau sesungguhnya. Bermain
bersifat menyenangkan karena anak diikat oleh sesuatu hal yang
menyenangkan, dengan tidak banyak memerlukan pemikiran. Bermain juga
bersifat serius karena bermain memberikan kesempatan untuk meningkatkan
perasaan anak untuk menguasai sesuatu dan memunculkan rasa untuk
menjadi manusia penting. Bermain bersifat tidak nyata karena anak berada
di luar kenyataan, dengan memasuki suatu dunia imajiner. Bermain
memberikan suatu arena di mana anak masuk dan terlibat untuk
menghilangkan dirinya, namun secara berlawanan asas anak kadang-kadang
menemukan dirinya dari bermain.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa aktifitas jasmani
siswa yang dilakukan dengan rasa senang dan mempunyai tujuan pegembangan
mempunyai dampak yang positif pada pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sehingga melalui bermain dapat memberikan pengalaman belajar yang sangat
berharga untuk siswa.
Siswa dan bermain merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Bermain bagi siswa merupakan kebutuhan hidup seperti halnya
kebutuhan akan makan, minum, tidur, dan lain-lain. Melalui bermain anak dapat
mengaktualisasikan diri dan mempersiapkan diri untuk menjadi dewasa. Seperti
halnya atletik adalah nuansa permainan menyediakan pengalaman gerak yang
kaya yang membangkitkan motivasi pada siswa untuk berpartisipasi. Menurut
Hibanna S. Rahman (2002: 85) mengartikan ” bermain adalah segala
kegiatan yang dapat menimbulkan kesenangan bagi anak”. Selanjutnya menurut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003: 698) bahwa ”bermain adalah melakukan
sesuatu untuk bersenang-senang”. Sedangkan menurut Agus Mahendra (2004: 4)
yaitu ”bermain adalah dunia anak, sambil bermain mereka belajar, dalam belajar,
anak-anak adalah ahlinya”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan yang dimaksud bermain
adalah dunia anak yang menjadi aktifitas jasmani dengan cara melakukan sesuatu
untuk bersenang-senang.
b. Pendekatan Bermain
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dirancang
dalam bentuk permainan. Menurut Wahjoedi (1999: 121) bahwa,”pendekatan
bermain adalah pembelajaran yang diberikan dalam bentuk atau situasi
permainan”. Sedangkan Yoyo Bahagia dan Adang Suherman (1999/2000: 35)
berpendapat,”strategi pembelajaran permainan berbeda dengan strategi
pembelajaran skill, namun bisa dipastikan bahwa keduanya harus melibatkan
modifikasi atau pengembamgan agar sesuai dengan prinsip DAP (developmentally
Appropiate Pactice) dan body scalling (ukuran fisik termasuk kemampuan fisik)”.
Menurut kurikulum penjas (2004: 28) dijelaskan,”metode permainan bertujuan
untuk mengajarkan permainan agar anak memahami manfaat teknik permainan
tertentu dengan cara mengenalkan situasi permainan tertentu terlebih dahulu
kepada anak”.
Berdasarkan pendapat dari tiga ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang dikonsep dalam
bentuk permainan. Dalam pelaksanaan pembelajaran bermain menerapkan suatu
teknik cabang olahraga ke dalam bentuk permainan. Melalui permainan,
diharapkan akan meningkatkan motifasi dan minat siswa untuk belajar menjadi
lebih tinggi, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Pendekatan bermain merupakan bentuk pembelajaran yang
mengaplikasikan teknik ke dalam suatu permainan. Tidak menutup kemungkinan
teknik yang buruk atau rendah mengakibatkan permainan kurang menarik. Untuk
itu seorang guru harus mampu mengatasinya. Rusli Lutan dan Adang Suherman
(2000: 35-36) menyatakan, “manakala guru menyadari bahwa rendahnya kualitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
permainan disebabkan oleh rendahnya kemampuan skill, maka guru mempunyai
beberapa pilihan sebagai berikut” :
1) Guru dapat terus melanjutkan aktivitas permainan untuk beberapa lama
sehingga siswa menangkap gagasan umum permainan yang
dilakukannya.
2) Guru dapat kembali pada tahapan belajar yang lebih rendah dan
membiarkan siswa berlatih mengkombinasikan keterampilan tanpa
tekanan untuk menguasai strategi.
3) Guru dapat merubah keterampilan pada level yang lebih simpel dan lebih
dikuasai sehingga siswa dapat konsentrasi belajar strategi bermain.
Petunjuk seperti di atas harus dipahami dan dimengerti oleh seorang
guru. Jika dalam pelaksanaan permainan kurang menarik karena teknik yang
masih rendah, maka seorang guru harus dengan segera mampu mengatasinya.
Selama pembelajaran berlangsung seorang guru harus mencermati kegiatan
pembelajaran sebaik mungkin. Kesalahan-kesalahan yang dibiarkan selama
pembelajaran berlangsung akan mengakibatkan tujuan pembelajaran tidak
tercapai.
c. Jenis - jenis Permainan
Menurut Dani Wardani (2009: 35-94)
1) Permainan untuk Usia Bayi, Anak-anak, dan Remaja sampai Dewasa.
- Masa Bayi
- Masa Anak-anak
- Masa Remaja sampai Dewasa
2) Permainan Tradisional dan Modern
- Permainan Tradisional
- Permainan Modern
3) Permainan Berbahaya dan Aman
- Secara Mental (psikis)
- Secara Finansial
- Secara Fisik
4) Permainan Mental dan Fisik
- Permainan Mental
- Permainan Fisik
5) Permainan Alamiah dan Diorganisir
6) Permainan Solitary (Individu) dan Kolektif (Grup)
7) Permainan Musik dan Gambar
- Permainan Music
- Permainan Gambar
8) Permainan di Ruangan (Indoors) dan di Tempat Terbuka (Outdoors)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
9) Permainan Menggunakan Alat dan Tanpa Alat
- Permainan dengan menggunakan Media atau Alat
- Permainan yang Tidak Menggunakan Media atau Alat
10) Permainan Aktif dan Pasif
- permainan Aktif
- Permainan Pasif
d. Permainan Indoor-Outdoor
Menurut Dani Wardani (2009:70-71),“berdasarkan tempat
pelaksanaannya permainan dikategorikan dalam dua macam, yaitu di tempat
tertutup (indoor) dan di ruangan terbuka (outdoors)”. Kategorisasi berdasarkan
tempat pelaksanaannya itu berkaitan dengan inovasi dan ketepatan memanfaatkan
media permainan terutama dalam pembelajarannya. Ada beberapa permainan
yang memang membutuhkan ruang yang sangat luas. Dan kadang pula ada
permainan yang cukup dengan ruangan yang sederhana. Tergantung jenis
permainan yang akan dimainkan dan situasi yang dibutuhkan.
Ini berkaitan juga dengan setting tempat, jumlah pemain dan jenis
peralatan apa yang dibutuhkan dalam permainan tersebut. Makin sedikit
pemainnya dan makin sederhana permainan yang dimainkan.
Permainan Indoor banyak dipakai karena perhitungan tertentu, misalnya
karena diluar tidak memungkinkan atau karena jenis permainannya tidak
membutuhkan tempat yang luas.
Walaupun begitu, karena permainan ini tidak membutuhkan ruangan
yang cukup luas tetapi apabila momentnya dipakai untuk kompetisi atau
perlombaan berskala besar, tetap dikategorikan perlombaan yang membutuhkan
tempat outdoors.
Jenis permainan outdoors sangat berdekatan dengan pemberdayaan atau
pemanfaatan unsur alami dari lingkungan alam dalam permainannya. Sedangkan
sebaliknya, permainan indoors lebih menggunakan fasilitas maupun instrumen
dari hasil modifikasi maupun buatan replika dari suatu alat bantu.
Dari berbagai pendapat diatas dimungkinkan metode pembelajaran bola
voli terutama passing atas dengan pendekatan bermain sangat menarik minat
siswa khususnya siswa SMA yang cenderung mereka cepat bosan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
mengikuti proses belajar mengajar, diharapkan dengan pendekatan bermain anak
merasa senang mengikuti proses pembelajaran sehingga dengan adanya perasaan
senang untuk melakukan kegiatan permainan akan dapat meningkatkan teknik
dasar bola voli terutama passing atas.
6. Karakteristik Siswa SMA
Anak SMA berumur berkisar 16-18 tahun, mereka termasuk dalam
kategori remaja. Dalam istilah asing sering dipakai untuk menunjukan makna
remaja, atara lain: puberteit, adolescentia, dan younth. Dalam bahasa indonesia
sering pula dikatakan pubertas atau remaja. Istilah puberty (inggris) atau puberteit
(belanda) berasal dari bahasa latin : pubertas yang berarti usia kedewasaan, istilah
ini berkaitan dengan kata lain lainnya pubescere yang berarti masa pertumbuhan
rambut didaerah tulang “pusic”(daerah kemaluan). Puberty sering diartikan
sebagai masa tercapainya kematangan seksual ditinjau dari aspek biologis.
Di indonesia baik istilah pubertas maupun adulescentia dipakai dalam
arti umum dengan istilah yang sama yaitu remaja. Makna dan karakteristik
pertumbuhan fisik remaja. Pertumbuhan fisik adalah perubahan-perubahan yang
terjadi dan merupakan gejala primer dalam pertumbuhan remaja. Perubahan-
perubahan ini meliputi: perubahan ukuran tubuh, perubahan porposi tubuh,
munculnya ciri-ciri kelamin yang utama (primer) dan ciri kelamin yang kedua
(sekunder).
Menurut Muss yang dikutip Sarlito Wirawan (Sarlito, 1991: 51) Urut-
urutan perubahan fisik adalah sebagai berikut:
a. Pada perempuan:
1) Pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,anggota-anggota
badan menjadi panjang)
2) Pertumbuhan payudara.
3) Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap dikemaluan.
4) Mencapai pertumbuhan ketingian badan yang maksimum setiap
tahunnya
5) Bulu kemaluan menjadi keriting
6) Menstruasi
7) Tumbuh bulu ketiak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
b. Pada laki-laki:
1) Pertumbuhan tulang-tulang
2) Testis membesar
3) Tumbuh bulu kemaluan yang halus
4) Awal perubahan suara
5) Ejakulasi
6) Bulu kemaluan menjadi keriting
7) Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat maksimum setiap
tahunnya
8) Tumbuh rambut-rambut halus diwajah (kumis,jenggot)
9) Tumbuh bulu ketiak
Oleh karena itu Jadi seorang guru harus bisa memberi penjelasan akan
perkembangan yang terjadi pada diri siswa tersebut, terutama pada wanita
dikarenakan pada kondisi fisik wanita mempunyai perubahan yang sangat
mencolok dibandingkan anak laki-laki. Dalam kegiatan pembelajaran
permasalahan yang muncul dapat diatasi, serta kegiatan pembelajaran akan
berjalan lancar
B. Kerangka Pikir
Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk
menyelesaikan masalah yang sesuai dengan konsep pembelajaran yang sesuai
dengan konsep yang dipelajari. Permasalahan yang sering dihadapi dalam
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya pada model atau cara guru
menyampaikan materi pelajaran. Sering kali materi yang diajarkan oleh guru
kurang tertanam kuat dalam benak siswa. Khususnya dalam pembelajaran praktik.
Siswa kurang mampu menganalisis gerakan yang telah diajarkan oleh guru, sebab
guru hanya menyampaikan materi secara verbal, adapun memberikan demonstrasi
atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa secara optimal. Guru bukanlah
satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan seluas-luasnya
untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam menyelesaikan masalah
yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Permasalahan umum dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah
kurangnya sarana dan prasarana serta peran aktif siswa dalam kegiatan belajar
mengajar. Proses pembelajaran yang berlangsung belum mewujudkan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
partisipasi siswa secara penuh. Siswa berperan sebagai objek pembelajaran, yang
hanya mendengarkan dan mengaplikasikan apa yang disampaikan guru. Selain itu
proses pembelajaran kurang mengoptimalkan penggunaan modifikasi/ pendekatan
pembelajaran yang dapat memancing peran aktif siswa.
Permasalahan tersebut muncul pada pembelajaran passing atas bola voli
di SMA Negeri Colomadu Karanganyar kelas X 3 tahun ajaran 2010/2011.
Kurang maksimalnya pembelajaran passing atas bola voli dikarenakan pendidik
kurang mampu mendesain pembelajaran yang efektif dan efisien dalam proses
pembelajaran bola voli khususnya passing atas bola voli sehingga partisipasi
siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar kurang maksimal yang
mengakibatkan hasil belajar passing atas siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 tidak tercapai secara optimal
Penggunaan pendekatan yang sesuai dengan kondisi awal siswa kelas X
3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dalam belajar
passing atas bola voli adalah pendekatan bermain, dikarenakan melalui pendekatan
bermain siswa dituntut aktif melakukan permainan, permainan yang dibuat
mengarah pada teknik dalam melakukan passing atas bola voli, sehingga siswa
tidak menyadari bahwa mereka telah melakukan teknik passing atas bola voli,
karena mereka belajar sambil bermain. Secara langsung memungkinkan siswa
untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Banyak kelebihan
yang bisa didapat dengan penerapan penbelajaran menggunakan pendekatan
bermain diantaranya: siswa lebih aktif mengikuti pembelajaran, suasana
pembelajaran lebih menyenangkan, siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti
proses pembelajaran, siswa lebih mudah dalam menerima materi pembelajaran.
Penggunaan pendekatan bermain dalam pelaksanaan tindakan tiap
siklusnya disesuaikan dengan topik materi yang sedang dipelajari yaitu passing
atas bola voli. Secara lebih rinci jenis-jenis permainan tersebut dijabarkan dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) setiap pertemuan. Pembelajaran
passing atas dengan pendekatan bermain diharapkan dapat menarik minat siswa
khususnya siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
2010/2011, yang kebanyakan dari mereka kurang aktif dalam mengikuti
pembelajaran pendidikan jasmani khususnya mempelajari passing atas bola voli.
Maka untuk dapat memaksimalkan proses pembelajaran bola voli
khususnya passing atas, harus digunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi siswa dengan pembelajaran yang akan dilakukan. Diantara
pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan situasi pembelajaran tersebut adalah
pendekatan bermain sebagai rangsangan untuk melakukan gerakan. Diharapkan
melalui pendekatan bermain tesebut proses pembelajaran bola voli khususnya
passing atas dapat dilaksanakan secara maksimal sehingga hasil belajar passing
atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran
2010/2011 dapat tercapai secara optimal.
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar 10. Kerangka berfikir dalam PTK
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru :
Kurang mampu
mengkontrol keaadan
siswa pada materi
passing atas
Menerapkan
pembelajaran melalui
pendekatan bemain
Melaui pendekatan
bermain siswa lebih
mudah menganalisis
gerakan passing atas,
sehingga mampu
melakukan dan siswa
tidak bosan dalam
mengikuti pembelajaran
Siswa :
- Tidak mampu menyerap
serta menganalisis materi
gerakan passing atas yang
disampaikan oleh guru.
- Hasil belajar penjas rendah
- Siswa kurang partisipasi
dengan materi yang
diberikan guru
Siklus I : guru dan peneliti
menyusun bentuk pengajaran
yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan
dan keterampilan teknik dasar
passing atas, melalui
pendekatan pembelajaran
bermain
Siklus II : upaya perbaikan
dari tindakan silkus I sehingga
meningkatkan kemampuan
dan keterampilan passing atas,
melalui pendekatan bermain
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat
dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai
berikut :.
“Penerapan Pendekatan Bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas
bola voli pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar, tahun ajaran
2010 / 2011”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu
1. Tempat Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Menengah
Atas Negeri Colomadu, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini akan direncanakan dari bulan Maret
2011 sampai selesai.
Tabel 2 . Rincian Kegiatan Waktu dan Pelaksanaan Penelitian
No Rancangan Kegiatan
Waktu (Bulan)
Des
2010
Jan
2011
Feb
2011
Mar
2011
Apr
2011
Mei
2011
1 Persiapan
a. Observasi √
b. Identifikasi Masalah √
c. Penentuan Tindakan √
d. Pengajuan Judul √
e. Penyusunan Proposal √
f. Pengajuan Ijin Penelitian √
2 Pelaksanaan
a. Seminar Proposal √
b. Pengumpulan data
penelitian atau
pelaksanaan tindakan √ √ √
3 Penyusunan Laporan
a. Penulisan Laporan √ √
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa
kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011, yang
berjumlah 35 siswa, putri 21 orang dan putra 14 orang
C. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah sebagai
berikut:
1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang hasil belajar passing atas bola voli
melalui pendekatan bermaian pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu,
Karanganyar tahun ajaran 2010/2011
2. Guru sebagai kolaborator, untuk melihat tingkat keberhasilan passing atas bola
voli melalui pendekatan bermaian pada siswa kelas X 3 SMA Negeri
Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 2010/2011
D. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data penelitian tindakan kelas (PTK) ini
terdiri dari: tes, observasi lapangan.
1. Tes dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil passing atas bola voli
yang dilakukan siswa
2. Observasi dipergunakan sebagai teknik untuk mengumpulkan data tentang
aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar saat penerapan pendekatan
bermain pada pokok bahasan passing atas bola voli
Menurut H.E. Mulyasa (2009 : 183) “data penelitian dikumpulkan dan
disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: sumber data, jenis data, teknik
pengumpulan data, dan instrument yang digunakan”.
Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat
didiskripsikan dalam tabel berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
Tabel 3. Teknik Pengumpulan Data Penelitian B.
No Jenis Data Subjek Teknik
Pengumpulan Data Instrumen
1 Hasil belajar
passing atas
bola voli
Siswa Afektif Skala sikap melalui
observasi lapangan
(sesuai dengan
rubrik penilaian
aspek afektif pada
RPP)
Kognitif Soal tes (sesuai
dengan rubrik
penilaian aspek
kognitif pada RPP)
Psikomotorik Ujuk kerja praktik
yang meliputi
kemampuan teknik
dasar passing atas
bola voli(sesuai
dengan rubrik
penilaan aspek
psikomotorik pada
RPP)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang
keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni
hasil tes pasing atas pada siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar
tahun ajaran 2010 / 2011. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil
pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data
penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya :
1. Info mitra kolaborator (guru Pendidikan Jasmani yang bersangkutan) dan
siswa.
2. Tempat peristiwa dan berlangsungnya aktifitas pembelajaran.
3. Dokumentasi atau arsip yang antara lain berupa kurikulum, sekenario
pembelajaran, silabus, buku penelitian dan buku refrensi mengajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
E. Analisis Data
Data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan obervasi dari pelaksanaan
siklus PTK dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan teknik prosentase
untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran.
1. Hasil keterampilan passing atas bola voli. Kemudian dikatagorikan dalam
klasifikasi skor yang telah ditentukan.
2. Kemampuan melakukan rangkaian gerakan keterampilan passing atas, dengan
menganalisis rangkaian gerakan passing atas bola voli. Kemudian
dikategorikan dalam klasifikasi skor yang telah ditentukan.
Sedangkan dalam penelitian ini melalui angka-angka yang diperoleh saat
unjuk kerja passing atas bola voli. Menurut Iskandar (2009: 131) dalam Agus
Kristiyanto (2010: 137) yang menyatakan bahwa,”Data yang dikumpulkan pada
setiap kegiatan observasi dari pelaksanaan siklus PTK dianalisis secara deskriptif
dengan menggunakan prosentase untuk melihat kecenderungan yang terjadi dalam
kegiatan pembelajaran”.
F. Prosedur Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Agus Kristiyanto (2010 :
55) yakni “penelitian tindakan yang diawali dengan tahap perencanaan (planning),
tahap pelaksanaan (action), tahap observasi (observation), dan tahap refleksi
(reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan
tercapai (kriteria keberhasilan)”. Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan
tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning) adalah tahap dimana dijelaskannya apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana penelitian itu dilakukan.
2. Penerapan Tindakan/Pelaksanaan (Action) adalah tahap implementasi atau
pelaksanaan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya.
3. Observasi (Observation) adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat
pelaksanaan tindakan atau selama penelitian berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan
evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan
untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya atau perenungan
yang sangat mendalam dan lengkap atas apa yang telah terjadi.
Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan
rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan
program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang
dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian
tercapai. Adapun tahapan siklus pada Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
diterangkan melalui gambar sebagai berikut :
Gambar 11. Alur Tahapan Siklus Penelitian Tidakan Kelas
Sumber : H.E.Mulyasa (2009:73)
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap IV
Refleksi
Siklus I
Tahap I
Perencanaan
Tahap II
Pelaksanaan
Tahap III
Pengamatan
Tahap IV
Refleksi
Siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh
peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung
secara terus menerus kepada subjek penelitian.
Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara
partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai
dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama,
diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – efaluatif
atas kegiatan yang dilakukan pada siklus pertama, untuk kemudian
mempersiapkan rencana modifikasi, koreksi, atau pembetulan, dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya.
Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan,
prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut:
1. Tahap persiapan survei awal
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah
atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Meninjau sejauh mana pelaksanaan pembelajaran passing atas bola
voli diterapkan dalam sekolah tersebut.
2. Tahap seleksi informan, penyiapan instrumen, dan alat. Kegiatan yang
dilakukan pada tahap ini, adalah :
a. Menentukan subjek penelitian
b. Menyiapkan metode dan instrument penelitian serta evaluasi
3. Tahap Pengumpulan Data dan Tindakan
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang
terdiri atas :
a. Hasil pre-test kemampuan passing atas
b. Kemampuan siswa terhadap proses pembelajaran
c. Pelaksanaan pembelajaran
d. Partisipasi dan keaktifan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
4. Tahap analisis data
Dalam tahap ini analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif.
Teknik analisis tersebut dilakukan karena sebagian besar data yang terkumpul
berupa uraian diskrptif tentang perkembangan proses pembelajaran yaitu
partisipasi siswa dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan passing atas
bola voli
5. Tahap penyusunan laporan
Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
dari mulai awal survei sampai dengan menganalisis data yang dilakukan pada
waktu penelitian
G. Proses Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah hasil belajar
passing atas bola voli siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu, Karanganyar tahun
ajaran 2010 / 2011. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang
dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, yakni:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interprestasi, analisis
dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Penelitian direncanakan dalam
dua siklus.
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun sekenario pembelajaran
yang terdiri dari :
1) Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) passing atas bola voli
2) Menyusun instrument tes kemampuan passing atas bola voli
3) Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran
4) Menyusun lembar observasi
5) Menyiapkan lembar tes
6) Penyipakan tempat penelitian
7) Penetapan alokasi waktu pelaksanaan
8) Sosialisaisi kepada subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan sekenario
pembelajaran yang telah direncanakan, tahap ini dilakukan bersama dengan tahap
observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan, kegiatan yang
dilakukan dalalah melaksanakan proses pembelajaran di lapangan dengan
langakah - langkah kegiatan adalah :
1) Menjelaskan kegiatan belajar mengajar secara umum.
2) Melakukan pemanasan 15 menit.
3) Membentuk kelompok dalam proses pembelajaran
4) Melakukan latihan passing atas bola voli melalui pendekatan permainan
yang telah direncanakan oleh guru dan peneliti sebelumnya
5) Penjelasan permainan pertama yang akan dilakukan
6) Pelaksanaan permainan pertama yang bertujuan untuk menarik siswa
agar siswa ikut kedalam pembelajaran
7) Penjelasan permainan kedua yang yang akan dilakukan
8) Pelaksanaan permainan kedua yang bertujuan untuk melatih perkenaan
bola pada telapak tangan
9) Menarik kesimpulan
10) Penilaian dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung
11) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
c. Tahap Observasi / Pengamatan
Kegiatan obeservasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan
tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan pendekatan
bermain yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar passing atas
bola voli
d. Tahap Evaluasi ( Refleksi )
Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interprestasi
sehingga diperoleh kesimpulan apa saja yang perlu diperbaiki dan apa saja yang
perlu dipertahankan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan I
yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya. Prosentase indikator
pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut.
Tabel.4 Prosentase Target Capaian Hasil Belajar Siswa
Aspek yang
diukur
Prosentase target capaian
Cara mengukur Kondisi
awal
Siklus
1
Siklus
2
Hasil belajar
passing atas
bola voli
(Afektif,
Kognitif,
Psikomotor)
34,28%
65%
80%
Diamati saat guru
memberikan materi passing
atas bola voli pada awal
pembelajara.
2. Rancangan siklus II
Pada silkus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah
dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut
dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan
jasmani. Demikian juga termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi, dan
interprestasi, serta analisis, dan refleksi yang juga mengacu pada siklus
sebelumnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Kondisi Awal (Pra Siklus)
Kondisi awal penelitian diukur dari observasi lapangan dan tes unjuk
kerja keterampilan passing atas bola voli. Observasi dan tes unjuk kerja
digunakan untuk mengetahui dan mengukur seberapa besar kemampuan siswa
dalam melakukan passing atas bola voli, sehingga diketahui hasil belajar passing
atas bola voli sebelum diberi tindakan berupa pendekatan bermain dalam proses
belajar mengajar yang berlangsung.
Berikut merupakan hasil belajar passing atas bola voli yang diperoleh
siswa, sebelum diberi tindakan berupa pendekatan bermain dalam kegiatan belajar
mengajar (pra siklus), dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5. Deskripsi Hasil Belajar Kondisi Awal (Para Siklus)
Aspek yang
diukur
Kondisi Awal
Cara Mengukur Jumlah Siswa
yang lulus
Presentase
Kelulusan
Afektif, Kognitif
dan Psikomotor
12 34,28%
Diamati saat
guru
memberikan
materi passing
atas bola voli
pada awal
pembelajaran
Berdasarkan hasil observasi pra siklus, diketahui bahwa hanya ada
beberapa siswa yang sudah lulus dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola
voli sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah direncanakan sebelumnya.
Sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Menganjar (KKM ) yang diterapkan disekolah
yaitu 70, dari jumlah siswa 35 tercatat hanya 12 siswa atau sekitar (34,28%) yang
tuntas dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola voli.
Dari data tersebut, menujukkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran passing atas bola voli, maka akan dilakukan tindakan pembelajaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
berupa pendekatan bermain yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang
berlangsung.
Dari hasil observasi awal, ada dua siklus yang diterapkan untuk
menyelesaikan dan menjawab permasalahan yang terjadi di dalam kelas. Pada
setiap siklus yang diterapkan masing-masing menggunakan penerapan
pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung. Untuk mengetahui adanya perubahan dari proses yang diakibatkan
oleh tindakan tersebut, maka evaluasi dilakukan dengan cara melakukan observasi
dan tes unjuk kerja passing atas bola voli yang sesuai dengan indikator yang telah
direncanakan pada tiap akhir siklus.
Kegiatan selanjutnya setelah observasi awal yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi / pengamatan serta refleksi tehadap tindakan. Serangkaian
penelitian yang dilakukan terdiri dari dua siklus. Penelitian diakhiri sampai ada
perubahan pada indikator partisipasi siswa ke arah yang lebih baik. Pembahasan
masing-masing siklus dapat dilihat seperti di bawah ini.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing
siklus terdiri atas kegiatan, antara lain: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
observasi, (4) refleksi. Pada setiap akhir siklus, guru kolaborator dengan peneliti
melakukan refleksi bersama untuk melakukan pembahasan mengenai siklus yang
telah dilakukan, untuk selanjutnya mencari solusi pemecahan masalah yang terjadi
pada siklus sebelumnya, dan menentukan tindakan kedepan yang harus dilakukan
untuk keberhasilan siklus berikutnya, jika indikator ketercapaian belum terpenuhi.
1. Siklus I
a. Perencanaan Tindakan I
Perencanaan tindakan perlu dipertimbangkan secara matang agar
penelitian dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan yang diharapankan.
Sebelum menjalankan rencana tindakan yang telah disusun, peneliti bersama
dengan guru kolabolator mencari waktu yang paling tepat untuk melakukan siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
I. Pemilihan waktu penelitian berdasarkan jadwal pelajaran penjasorkes di kelas X
3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, yaitu hari Rabu.
Masing-masing pertemuan berlangsung selama dua jam pelajaran, yaitu 2 x 45
menit.
Berdasarkan hasil diskusi disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada
siklus pertama ini dilakukan pada hari Rabu, 13 April 2011,. Pelajaran
penjasorkes di kelas X 3 pada hari Rabu dilakukan pada jam pelajaran ke-3 dan
ke-4, yaitu dimulai pada pukul 08.15 WIB dan berakhir pada pukul 09.45 WIB.
Setelah menetapkan jadwal pelaksanaan tindakan, selanjutnya peneliti dan guru
menetapkan tempat penelitian. Mempertimbangkan keterbatasan ruang, tempat,
dan sarana serta prasarana yang dimiliki, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa
penelitian akan dilakukan di halaman sekolah SMA Negeri Colomadu
Karanganyar.
Penelitian ini pada intinya menggunakan pendekatan bermain yang
dimana jenis-jenis permainan yang diterapkan dalam pembelajaran passing atas
bola voli tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), jenis-jenis
permainan yang diterapkan tidak lepas dari pembelajaran yang akan diberikan
yaitu passing atas bola voli. Dengan mempertimbangkan kondisi siswa dan jenis
permainan yang telah direncanakan kemudahan dan kesederhanaan pelaksanaan
permainan yang telah disediakan, peneliti dan guru kolabolator memutuskan
untuk menggunakan permainan tersebut dalam meningkatkan hasil belajar siswa
pada meteri passing atas bola voli.
Jenis permainan yang akan digunakan dalam pembelajaran passing atas
perlu dipertimbangkan tingkat keefektifannya dalam upaya meningkatkan
kemampuan teknik dasar passing atas bola voli sehingga hasil belajar siswa dapat
tercapai secara optimal, sesuai dengan tujuan awal dari penelitian ini.
Tahap perencanaan siklus I meliputi kegiatan berikut ini:
1) Peneliti bersama guru mata pelajaran penjasorkes dalam hal ini guru
kolaborator merancang skenario pembelajaran passing atas bola voli
dengan menggunakan pendekatan bermain. Langkah yang ditempuh di
antaranya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
2) Setelah cukup dalam pembelajaran tersebut dan sudah dilakukan
berulang kali, langsung pembelajaran dipindah kelapangan lompat jauh
yang sebenarnya yang gerakannya dilakukan secara keseluruhan mulai
dari awalan, tolakan, sikap diudara, dan mendarat di bak pasir.
3) Setelah siswa menyelesaikan tugas yang diberikan, guru memeriksa
sekilas hasil kerja siswa;
4) Guru melakukan refleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan;
5) Guru dan peneliti mengadakan evaluasi dan analisis hasil lompat jauh
gaya jongkok yang telah dilakukan siswa sebagai bahan pertimbangan
tingkat keberhasilan siklus I.
6) Peneliti menyusun rencana pembelajaran (RPP) untuk materi passing atas
bola voli menggunakan pendekatan bermain berdasarkan silabus yang
berlaku di sekolah tersebut. Rencana pembelajaran ini selanjutnya akan
menjadi panduan bagi peneliti dan guru kolaborator untuk mengajar di
depan kelas sebagai wujud tindakan I.
7) Peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan alat pembelajaran yang
menunjang jalannya pembelajaran..
8) Peneliti dan guru kolaborator menyusun lembar observasi, lembar
observasi digunakan untuk mengamati kejadian yang ada saat
pelaksanaan tindakan, lembar observasi ini merupakan produk dari
kesepakatan antara peneliti utama dan kolaborator.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan siklus I berlangsung selama dua kali pertemuan (2 x 45
menit), yaitu pada hari Rabu tanggal 13 dan 27 April 2011 di halaman sekolah
SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Siklus I pertemuan pertama dimulai pada
hari Rabu tanggal 13 April 2011 saat jam pelajaran ke-3 dan ke-4 Siklus I
dilanjutkan pada pertemuan kedua, yaitu hari Rabu 27 April 2011, pada jam
pelajaran ke-3 dan ke-4.
Tindakan I dimulai dengan melakukan pembelajaran berdasarkan
skenario dan rencana pembelajaran (RPP) yang telah disepakati sebelumnya
antara peneliti dengan guru mata pelajaran penjasoekes dalam hal ini guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
kolaborator, ketika dalam tahap perencanaan. Jadi, kegiatan yang dilakukan oleh
peneliti dan guru kolaborator, yaitu mengamati jalannya proses pembelajaran,
mencatat semua kejadian yang ada di dalam kelas, dan melakukan refleksi setelah
pembelajaran usai.
Pada pelaksanaan siklus I ini, materi yang disampaikan adalah adalah
pembelajaran passing atas bola voli menggunakan pendekatan bermain. Pada
pertemuan pertama siswa belajar gerakan teknik dasar passing atas bola voli
melalui pendekatan bermain, dalam permaianan ini bertujuan untuk penyesuaian
siswa terhadap gerakan teknik dasar passing atas. Urutan kegiatan yang dilakukan
pada siklus I pertemuan pertama adalah sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan persensi siswa,
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi dengan menggali
pengetahuan siswa tentang bola voli khususnya passing atas.
b) Guru memberikan penjelasan tentang proses pembelajaran passing atas.
c) Guru memberikan pemanasan, lari empat kali mengelilingi lapangan bola
voli,apabila guru meniup peluit maka arah lari berbalik arah, setelah itu
dilanjutkan streatching berupa penguluran otot yang difokuskan pada lengan
dan kaki.
d) Siswa dikumpulkan diberikan motivasi dan penjelasan tentang materi yang
akan diajarkan. Yaitu pembelajaran passing atas dengan menggunakan
pendekatan bermain
2) Kegiatan inti
Siswa melakukan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain
permainan yang pertama adalah permainan kepala beranjau, pelaksanaanya
sesagai berikut :
a) Siswa dibagi menjadi 2 kelompok antara putera dan puteri terpisah, masing-
masing kelompok dibagi menjadi 2 tim
b) Setiap tim berjumlah ± 7 orang, dengan memilih salah satu teman 1 timnya
untuk menjadi kiper, kiper bertugas memegangi simpai dengan cara berdiri
diatas kursi ( simpai harus dipegang diatas kepala )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
c) Setiap tim saling berkompetisi untuk memasukan bola ke dalam lingkaran
simpai yang dipegangi oleh kiper, kiper harus siap apabil timnya mau
menembakan bola tugas kiper disini mengarahkan simpai sesui arah bola
yang ditembakkan oleh regu satu timnya.
d) Tim lawan mencegah bola agar tidak dapat dimasukan kedalam lingkaran
simpai, apabila bola masuk sekor untuk tim penyerang, bola yang digunakan
bola plastik.
e) Tim yang tidak banyak memasukan bola akan mendapatkan hukuman, jenis
hukuman disepakati oleh tim yang menang.
Siswa melakukan permainan yang kedua, nama permainannya permainan bola
genit, pelaksanaan sebagai berikut :
a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok membentuk
lingkaran dan diberi satu bola plastik.
b) Bola tersebut harus dimainkan dalam kelompok tersebut dengan teknik
passing atas.
c) Masing-masing kelompok berusaha memainkan bola agar bola tidak jatuh,
apabila ada kelompok yang menjatuhkan bola terlebih dahulu maka satu
kelompok tersebut mendapatkan hukuman.
Setelah dianggap cukup siswa melakukan permainan bola voli yang dimodifikasi,
bola dimainkan hanya menggunakan passing atas saja.
3) Penutup
a) Melaksanakan penenangan / pendinginan.
b) Pendinginan dilakukan berupa penguluran (stretching)
c) Evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Pemberian pertanyaan mengenai bola voli khususnya passing atas, jawaban
dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
Pada pelaksanaan siklus I untuk pertemuan kedua, peneliti dan guru
kolaborator bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajara dikelas,
dari pembukaan hingga penutup. Baik dalam proses pembelajaran serta
mengamati hasilnya pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
Pertemuan kedua pada siklus pertama dilakukan tindakan sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Guru menyiapkan siswa dengan empat bersab, berdoa dan persensi siswa,
dilanjutkan dengan melakukan kegiatan apersepsi dengan menggali
pengetahuan siswa tentang bola voli khususnya passing atas.
b) Guru mengadakan refleksi terhadap pembelajaran pada pertemuan
sebelumnya;
c) Guru melakukan pendalaman materi untuk menambah pemahaman
siswa, yaitu tentang cara melakukan passing atas dengan benar.
d) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
kejelasan materi tersebut;
e) Guru mengadakan tanya jawab dengan siswa tentang kesulitan yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran passing atas bola voli dengan
pendekatn bermain yang telah dilakukan;
f) Guru memberikan penilaian dan komentar terhadap pekerjaan siswa yang
telah diberikan sebelumnya, serta memberikan motivasi. Penguatan
dilakukan dengan cara memuji hasil pekerjaan siswa yang telah
melakukan permainan dengan baik dan penuh semangat dan meminta
siswa yang lain untuk lebih semangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar;
g) Setelah dianggap cukup siswa melakukan pemanasan untuk mengikuti
pembelajaran selanjutnya, pemanasan dengan menggunakan permainan
nama permainan ini adalah permainan cari tikus, pelaksanaan sebagai
berikut :
h) Siswa berada didalam lapangan tidak boleh keluar dari batas yang telah
ditentukan oleh guru, guru memanggil 2 siswa secara acak untuk menjadi
pak tani, siswa lainnya menjadi tikus, siswa yang dipanggil menjadi pak
tani mereka harus membasmi tikus dengan cara melemparkan bola
plastik menenai temannya yang menjadi tikus lemparan harus
menggunakan kedua lengan, siswa yang memegang bola tidak boleh
berlari dalam melemparkan bola, harus dioperkan pada temannya satu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
tim, apabila siswa yang menjadi tikus terkena lemparan harus membantu
pak tani dalam membasmi tikus. Setelah pemanasan dianggap cukup
dilanjutkan dengan peregangan.
2) Kegiatan Inti
Siswa belajar passing atas dengan permainan, nama permainannya adalah
bola gantung, pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing kelompok
menempatkan diri dengan berbaris menjadi satu banjar, berdiri
dibelakang bilah. Masing-masing kelompok saling berkompetisi, dengan
cara siswa yang berda paling depan berlari mengambil bola yang sudah
disediakan, pertama bola yang diambil adalah bola plastik setelah
mengambil bola siswa melakukan lemparan dengan teknik passing atas,
lemparan harus mengenai bola yang telah digantung diatasnya percobaan
pertama satu kali perkenaan bola.
b) Siswa yang telah melakukan lemparan harus berlari kekelompoknya,
setelah sampai pada batas yangtelah ditentukan bola dilempar dengan
teknik passing atas, siswa yang berada dibarisan paling depan menerima
lemparan dengan kedua lengan dan melanjutkan permainan, siswa yang
telah melakukan permainan berlari kebarisan paling belakang siswa
yangmenerima bola melanjutkan permainan, begitu seterusnya sampai
siswa yang pertama berada diurutan paling depan, perkenaan lemparan
ditambah menjadi 4 kali perkenaan pada bola dan bola yang digunakan
dapat diganti dengan bola voli sesungguhnya.
c) Kelompok yang paling lama melakukan permainan mendapatkan
hukuman, jenis hukumannya ditentukan oleh kelompok yang menang.
Setelah permainan dianggap cukup siswa dikumpulkan kembali dan
diberi pengarahan tentang tata cara melakukan passing atas bola voli, dan siswa
diberikan kesempatan untuk bertannya tentang teknik dasar passing atas. Setelah
tanya jawab selesai siswa dipersiapkan untuk melakukan evaluasi kemampuan
teknik dasar passing atas bola voli, yang dinilai dalam pelaksanaan evaluasi ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah disepakati antara peneliti dan
kolaborator.
3) Penutup
a) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
b) Pengumuman - pengumuman
c. Observasi
Ketika pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain
berlangsung yaitu pertemuan pertama (Rabu, 13 April 2011) berlangsung selama
2 x 45 menit pada jam pelajaran ketiga dan keempat. Pembelajaran passing atas
menggunakan pendekatan bermain. Pertemuan kedua (Rabu, 27 April 2011)
berlangsung pembelajaran selama 2 x 45 menit pada jam pelajaran ketiga dan
keempat. Pertemuan kedua menjadi sarana guru untuk melakukan pendalaman
materi mengenai teknik dasar passing atas bola voli karena permainan yang
berlangsung memerlukan teknik dasar passing atas dengan benar, membahas tugas
siswa, dan melakukan refleksi dari pertemuan pertama. Guru memberikan
komentar dan penguatan terhadap keterampilan passing atas bola voli yang telah
dilakukan oleh siswa pada pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar-mengajar passing
atas melalui pendekatan bermain, diperoleh data tentang keaktifan dan aktivitas
siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang antusias dan tertarik dengan pembelajaran passing atas bola voli
melalui pendekatan bermain, mengalami peningkatan dari pada pembelajaran
yang seperti biasanya, tetapi masih ada yang kurang memperhatikan penjelasan
guru tentang jalannya permainan sehingga siswa masih bertannya saat
pelaksanaan pembelajaran. Salah satu faktor penyebabnya adalah adanya
gangguan dari luar kelas, yaitu beberapa siswa yang sengaja ingin melihat
kegiatan pembelajaran kelas X-3. Hal ini terjadi karena kegiatan pembelajaran
melalui pendekatan bermain belum pernah terjadi di kelas-kelas sebelumnya.
Kejadian ini sempat menyita perhatian siswa lainnya, tetapi guru berhasil
mengatasinya dengan cara meminta siswa-siswa untuk kembali fokus terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
pembelajaran dan meminta siswa yang berada di luar kelas untuk tidak
mengganggu proses belajar mengajar;
2) Berdasarkan hasil evaluasi passing atas bola voli yang dilakukan dimana yang
diukur dalam tes ini adalah gerakan kaki dan badan, gerakan lengan, perkenaan
bola dan kemampuan melakukan rangkaian gerakan passing atas bola voli
yang dilakukan siswa didapat 22 siswa atau sekitar 62,85% siswa sudah
mampu melakukan passing atas dengan benar. Para siswa dianggap telah benar
melakukan gerakan passing atas dengan benar sesuai dengan indikator
ketercapain yang telah derencanakan sebelumnya, sehingga hasil belajar
passing atas bola voli meningkat dari pada sebelum diberikan perlakuan.
Namun, 12 siswa atau sekitar 34,28% siswa masih perlu melakukan perbaikan.
3) Sedangkan nilai afektif siswa dan nilai kognitif siswa meningkat yang dilihat
melalui lembar observasi, dengan pendekatan bermain indikator afektif dan
kognitif siswa meningkat, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses
pembelajaran karena nilai afektif dan kognitif siswa sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Dalam hasil akhir siswa nilai yang diperoleh tidak
hanya nilai psikomotornya saja melainkan nilai afektik dan kognitif siswa juga
sengat berpengaruh terhadap ketuntasan hasil belajar passing atas bola voli,
sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Mengajar ( KKM ) yaitu dang nilai 70.
Yang penilaiannya diambil dari ketiga aspek yaitu Psikomotor 50%, Afektif
30% dan kognitif 20% sesuai dengan kriteria yang tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ) sesuia dengan indikator ketercapaian.
4) Pada akhir tindakan I, jumlah siswa yang mengalami ketuntasan hasil belajar
passing atas bola voli mengalami peningkatan dibanding sebelumnya, setelah
ketiga nilai diatas digabungkan baik itu nilai psikomotor, afiktif dan kognitif,
dari jumlam siswa 35 orang, diperoleh hasil siswa yang lulus berjumlah 22
siswa atau sekitar (62,85%) dan siswa yang tidak lulus berjumlah 13 siswa atau
sekitar (37,14%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Tabel 6. Deskripsi Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Siswa Pada Siklus I
Aspek yang
diukur
Pra Siklus Siklus 1
Cara Mengukur Jumlah
Siswa
yang
lulus
Persentase
Kelulusan
Jumlah
siswa
yang
lulus
Persentase
kelulusan
Psikomotor,
Afektif dan
Kognitif
12 34,28% 22 62,85%
Diamati saat
proses
pembelajaran
passing atas
bola voli
melalui
pendekatan
bermain
Dengan adanya penerapan pembelajaran passing atas bola voli dengan
melalui pendekatan bermain, hasil belajar siswa telah mengalami peningkatan,
pelaksanaan tindakan I mampu mencapai indikator siklus I keberhasilan yang
telah ditetapkan. Tetapi masih banyak ditemukan kelemahan pada siklus I,
sehingga hasilnya kurang maksimal. Hal ini tidak lepas dari adanya kelemahan-
kelemahan yang terjadi dalam pelaksanaan tindkan I yang ditemukan pada aspek
guru, siswa, maupun permainan yang digunakan dalam penelitian tersebut.
Beberapa kelemahan yang dimiliki guru dalam yang terlihat dalam
kegiatan tindakan I ini, antara lain:
1) Umpan yang diberikan oleh guru masih belum bisa membangkitkan keaktifan
siswa dalam belajar;
2) Sebelum memberikan materi pokok, guru kurang dalam memberikan apersepsi
kepada siswa tentang materi yang akan diajarkan. Hal ini membuat siswa tidak
mengerti dan memiliki gambaran yang jelas tentang isi materi dan proses
pembelajaran yang akan dilakukan. Sehingga siswa sulit untuk memahami
materi seutuhnya akibatnya siswa sering bertanya pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
3) Guru harus lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
4) Belum ada penguatan berarti dari guru yang dapat memotivasi siswa untuk
tertarik dengan materi pembelajaran dan megikuti proses pembelajaran dengan
sungguh-sungguh.
Dari sisi siswa ditemukan beberapa kekurangan, antara lain :
1) Siswa belum sepenuhnya aktif ketika pembelajaran passing atas berlangsung.
Pada umumnya mereka masih sering bicara dengan teman-temannya.
Meskipun belum memahami materi yang disampaikan guru, mereka tetap saja
diam, tidak berani, dan malu untuk bertanya;
2) Siswa masih kurang konsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mereka
mudah terganggu dengan lingkungan sekitar, karena penerapan pembelajaran
melalui pendekatan bermain masih asing di mata lingkungan sekolah.
3) Siswa masih belum tampak sungguh-sungguh dalam mengikuti proses
pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain.
4) Pada umumnya siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan
permainan yang menggunakan teknik dasar passing atas bola voli terutama
saat melakukan gerakan, kebanyakan siswa kurang konsentrasi sehingga
gerakan yang diharapkan melalui pendekatan bermain kurang maksimal.
5) Kelemahan juga ditemukan dari permainanya, dikarenakan permaina yang
dilaksanakkan belum pernah dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu guru dan
peneliti ,menyiapkan permainan yang lebih baik agar siswa mudah menerima
permainan tersebut sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan
baik.
Jenis permainan yang digunakan dalam tindakan I ini ternyata
mendapatkan tanggapan positif dan negative dari siswa. Banyak siswa yang
antusias dalam mengikuti pembelajaran, dikarenakan pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan bermain menyenangkan tidak membosankan,
pembelajaran melalui pendekatan bermain merupakan pembelajaran yang baru
mereka terima pada waktu penelitian ini, dan dalam pembelajaran sebelumnya
bola voli merupakan hal yang membosankan dan melelahkan terutama siswa putri,
mereka lebih senang duduk-duduk melihat ditepi lapangan, jadi dengan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
pembelajaran yang baru ini, siswa lebih tertarik dan senang dalam mengikuti
pembelajaran, sehingga akan tercipta suasana pembelajaran yang lebih baik.
Namun, masih ada beberapa siswa yang merasa kurang antusias dalam
pembelajaran, dari itulah tugas dari guru kolaborator dan peneliti untuk membuat
permainan yang lebih menarik yang dapat menarik minat siswa dalam
pembelajaran yang diberikan sehingga peran aktif siswa lebih meningkat,
mungkin dari jenis permainan, atau pemanasan yang perlu adanya perubahan.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tindakan pada siklus I, guru kolaborator
dan peneliti melakukan refleksi. Berdasarkan kelemahan yang ditemukan pada
siklus I, perbaikan yang akan diupayakan pada pelaksanaan siklus II, antara lain:
1) Pada awal pelajaran guru akan melakukan apersepsi secukupnya agar siswa
memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan
sehingga siswa akan lebih mudah untuk memahami materi tersebut.
2) Guru memberikan pemanasan berupa permainan yang lebih menarik yang
dapat menunjang pada pembelajaran passing atas bola voli. Hal ini di upayakan
untuk meningkatkan kaemampuan siswa dan peran aktif siswa.
3) Untuk menumbuhkan motivasi dan antusiasme siswa terhadap pembelajaran
guru kolaborator dan peneliti akan berusaha membuat proses pembelajaran
yang rileks dan tidak kaku. Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya
kepada siswa untuk bertanya apabila mereka mengalami kesulitan ketika
pembelajaran berlangsung. Jika diperlukan, penguatan yang diberikan kepada
siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja, tetapi juga berupa hadiah
atau reward.
4) Untuk menghindari gangguan dari luar yang mengganggu konsentrasi siswa,
guru akan melakukan pencegahan dengan menjaga suasana kondusif diwaktu
proses belajar mengajar.
5) Agar pembelajaran menjadi lebih tertib, guru akan selalu memantau,
mengingatkan siswa, dan menegur siswa yang tidak memperhatikan pelajaran
atau bercanda dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
6) Guru membuat variasi pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan
bermain, misal jenis permainan yang digunakan lebih menekankan pada teknik
dasar passing atas bola voli dibanding siklus I.
2. Siklus II
a. Perencanaan Tindakan II
Hasil akhir siklus I menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X 3
dalam melakukan pembelajaran passing atas bola voli belum mampu mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan adanya berbagai
kelemahan dari berbagai unsur pembelajaran pada pelaksanaan tindakan I. Oleh
karena itu, sebagai upaya perbaikan dan penyempurnaan siklus I, peneliti dan guru
kolaborator bermaksud untuk melakukan tindak lanjut dengan melakukan siklus II.
Kegiatan perencanaan pelaksanaan siklus II dilakukan pada minggu
berikutnya. Siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dengan durasi masing-
masing pertemuan selama 2 jam pelajaran atau 2 x 45 menit. Tindakan II
direncanakan akan dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, dan Rabu, 11 Mei
2011.
Pada tahap perencanaan ini, peneliti menyampaikan hasil observasi yang
dilakukan pada siklus I. Peneliti menyampaikan kelebihan dan kekurangan yang
terdapat dalam siklus I. Selanjutnya peneliti dan guru kolaborator berdiskusi
tentang tindakan yang harus diambil agar dapat mengatasi kekurangan yang
terdapat dalam siklus I sehingga diharapkan pada siklus II pembelajaran akan
berlangsung lebih baik dan indikator keberhasilan dapat dipenuhi.
Untuk mengatasi berbagai kekurangan yang masih ditemukan dalam
siklus I, akhirnya peneliti dan guru mengambil upaya perbaikan sebagai berikut:
1) Sebelum pelajaran dimulai, kelas akan dikondisikan terlebih dahulu,
diupayakan sekondusif mungkin, siswa siap untuk menerima palajaran, dan
memastikan tidak adanya gangguan dari luar kelas ketika pelajaran
berlangsung.
2) Pada awal pelajaran guru melakukan apersepsi secukupnya agar siswa
memiliki gambaran terlebih dahulu tentang materi yang akan diajarkan. Jika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
sekiranya siswa sudah dapat dibawa mengikuti materi, apersepsi baru
dimunculkan. Apersepsi dapat dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan kecil
yang memancing siswa tentang materi yang diajarkan yaitu passing atas bola
voli.
3) Guru berusaha membuat kelas menjadi rileks dan tidak kaku. Jika perlu, guru
menyisipkan sedikit humor disela-sela pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar
siswa lebih antusias mengikuti proses pembelajaran tujuan utama membuat
siswa agar tidak jenuh dan bosan.
4) Guru menjelaskan cara melakukan passing atas bola voli yang benar dan
menyuruh salah satu siswa yang dianggap baik untuk melakukakannya,
sementara siswa yang lainnya mengevaluiasi gerakan yang diperaktekan oleh
temannya.
5) Untuk memancing siswa agar bertindak aktif, guru memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan
ketika pembelajaran berlangsung.
6) Agar siswa termotivasi untuk melakukan gerakan passing atas dengan baik
dan mengikuti pembelajaran dengan sungguh-sungguh, guru akan melakukan
penguatan terhadap tindakan siswa yang positif. Jika diperlukan, penguatan
yang diberikan kepada siswa tidak hanya berupa kata-kata atau pujian saja,
tetapi pada akhir pembelajaran dapat juga dilakukan pemberian reward atau
hadiah kepada siswa yang melakukan passing atas dengan hasil terbaik.
7) Guru membuat permainan yang lebih menarik dan lebih inovatif dari siklus 1
agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang dinerikan. Untuk
meningkatkan motivasi pada siswa, dalam permainan yang dibuat peneliti dan
guru kolaborator membuat kompetisi atau persaingan antar kelompok yang
lebih menarik, misal setiap kali ada kelompok yang kalah dalam melakukan
permainan diberi hukuman berupa push-up, yang tujuannya untuk menguatkan
otot lengan atau agar suasana kelas tidak membosankan hukuman bisa berupa
hal yang dapat membuat siswa merasa gembira misalnya kelompok yang kalah
disuruh menyanyi didepan teman-temannya pada akhir pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
8) Guru kolaborator dan peneliti akan memantau proses pembelajaran. Tidak
segan-segan mengingatkan dan menegur siswa yang tidak memperhatikan
pelajaran atau bercanda dengan temannya sendiri.
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti dan guru kolaborator merancang skenario pembelajaran passing atas
bola voli melalui pendekatan bermain. Langkah-langkah yang ditempuh, antara
lain:
a) Guru membuka kelas dan mengkondisikan kelas hingga siswa siap untuk
mengikuti proses pembelajaran;
b) Guru melakukan apersepsi dengan menggali pengetahuan siswa tentang
bola voli terutama passing atas;
c) Guru menjelaskan kembali materi tentang passing atas guna
meningkatkan pemahaman siswa;
d) Guru bersama siswa melaksanakan tahap-tahap melakukann
pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain.
e) Guru memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya
tentang kejelasan materi yang akan diajarkan. Guru juga memberikan
kesempatan bagi siswa yang belum jelas untuk berbagi tentang masalah
dan kendala yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran passing atas
bola voli guna mencari solusi bersama;
f) Guru memberikan penguatan berupa pujian kepada siswa yang dapat
melakukan passing atas dengan baik. Sebagai upaya meningkatkan
motivasi siswa.
g) Guru menyiapkan permainan yang akan digunakan dalam siklus II, pada
siklus II ini jenis permainan yang digunakan lebih fokus terhadap teknik
dasar passing atas.
2) Peneliti dan guru kolaborator menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) untuk materi passing atas bola voli melalui pendekatan bermain. RPP
tersebut akan menjadi panduan bagi guru untuk mengajar sebagai wujud
tindakan II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
3) Peneliti dan guru kolaborator mempersiapkan model-model permainan yang
akan digunkan dalam ppembelajaran passing atas bola voli serta menyiapkan
alat yang diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran serta melihat kondisi
lapangan yang digunakan untuk pembelajaran.
4) Peneliti dan guru kolaborator menyusun lembar observasi yang akan
digunakan untuk menilai jalannya penelitian, lembar observasi harus disepakati
antara peneliti dan guru kolaborator.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, dalam dua jam
pelajaran (jam pelajaran ke-3 dan ke-4) yang berdurasi 2 x 45 menit di lapangan
bola voli SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Dalam pelaksanaan tindakan II
ini, guru mengaplikasikan solusi yang telah didiskusikan sebelumnya antara guru
kolaborator dengan peneliti guna mengatasi kekurangan pada proses pembelajaran
passing atas melalui pendekatan bermain dalam siklus I. Pada saat pembelajaran
berlangsung, peneliti bekerja sama dengan guru kolaborator mengamati jalannya
proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan tindakan II peneliti dan kolaborator bekerjasama dalam
pelaksanaan pembelajaran. Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada
pertemuan pertama adalah sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a) Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan
dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui
jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari tersebut
dan memberikan motivasi kepada siswa dan menjelaskan sedikit proses
pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Guru memimpin pemanasan dengan mengelilingi lapangan bola voli,
sambil berlari guru memberikan 4 bola voli standart dan 4 bola plastik
kepada siswa, saat berlari bola tersebut dilemparkan pada temannya
secara acak, siswa yang dekat dengan bola harus cepat menerima bola
menggunakan kedua lengan dan harus cepat melemparkan bola tersebut
kembali. Setelah dianggap cukup dilanjutkan dengan stretching yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
memfokuskan pada lengan dan kaki guna mencegah cedera pada siswa,
streching dipimpin guru yang berupa penguluran otot
c) Guru mengumpulkan siswa kembali membentuk empat bersaf, sebelum
masuk pada inti pembelajaran guru menjelaskan kembali materi
pembelajaran yang akan disampaikan dan menjelaskan tata cara
melakukan permainan, siswa diberikan waktu untuk bertanya tentang
pelaksanaan permainan, ini dilakukan agar dalam pelaksanaan
pembelajaran tidak banyak siswa yang bertanya tentang cara pelaksaaan
permainan.
2) Kegiatan Inti
Mempraktekan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain,
adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok, masing masing kelompok
menempatkan diri ditempat yang sudah disediakan.
b) Masing-masing kelompok diberi satu bola , bola dipegang oleh siswa
yang berada paling depan.
c) Guru memimpin jalannya permainan, setelah peluit berbunyi siswa yang
memegang bola melemparkan bola tersebut menggunakan teknik passing
atas pada teman satu timnya yang berada disebelah lapangan bola voli
dengan melewati net.
d) Setelah melemparkan bola siswa satu timnya yang berada di depan
menerima bola dengan kedua lengan, penerimaan bola harus diatas
kepala, siswa yang telah melakukan lemparan berlari menuju barisan
timnya yang ada disebelah lapangan dan menempatkan diri dibelakang
barisan.
e) Siswa yang menerima bola melanjutkan permainan dengan melemparkan
bola pada teman satu timnya, teman satu timnya siap menerima bola
tersebut dengan kedua lengan dan penerimaan bola berada diatas kepala,
setelah melakukan lemparan siswa tersebut berlari ke barisan timnya,
siswa yang menerima bola melanjutkan permainan, permaianan berakhir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
apabila semua siswa telah berpindah tempat. Permainan dilakukan
berulangkali.
f) Untuk meningkatkan suasana yang lebih kompetitif, guru memberikan
hukuman setiap kelompok yang kalah, kelompok yang paling terakhir
dalam melakukan permainan tersebut siap-siap menerima hukuman
berupa push-up ataupun yang lainnya.
g) Bola yang digunakan pertama adalah bola plastik dan yang kedua adalah
bola voli standart.
Setelah pembelajaran dengan permaianan itu dirasa sudah cukup, siswa
melakukan permainan yang kedua, sebelum melakukan permaianan guru
mengumpulkan siswa kembali dan menjelaskan tentang tata cara permainan yang
akan dilakukan. Adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Siswa dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan kelompok yang
sebelumnya, masing-masing kelompok menempatkan diri pada tempat
yang telah ditentukan.
b) Guru memimpin jalannya permainan, setelah peluit berbunyi guru
melemparkan bola pada salah satu kelompok.
c) Masing-masing kelompok berusaha memainkan bola tersebut
menggunakan teknik passing atas, bola boleh dimainkan dalam satu
timnya ataupun boleh dilemparkan langsung pada tim lawan.
d) Siswa yang melemparkan bola pada tim lawan harus siap-siap berlari
menuju tempat yang telah ditentukan dibelakang bilah, apabila bola yang
dilemparkan pada tim lawan dapat dikembalikan dan siswa yang tadi
melempar belum menginjak bilah maka siswa tersebut harus kembali ke
kelompoknya untuk mengikuti permainan.
e) Bola yang digunakan pertama kali adalah bola plastik, setelah cukup
dengan bola plastik, bola diganti dengan bola voli standart.
f) Satu kelompok dianggap menang apabila siswa yang berada dibelakang
bilah lebih banyak, kelompok yang kalah akan diberikan hukuman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
Setelah pembelajaran dengan permaianan itu dirasa sudah cukup, siswa
bermain bola voli dengan peraturan yang dimodifikasi, siswa dibagi menjadi dua
kelompok, dengan tujuan seluruh siswa ikut bermain bola voli.
3) Penutup
a) Guru kolaborasi dan peneliti mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
yang telah berlangsung dan memberikan waktu pada siswa untuk
bertannya tentang materi passing atas bola voli.
b) Siswa melakukan pendinginan dengan permainan tepuk, apabila guru
mengucapkan angka 4 maka siswa haris bertepuk 4 kali, guru
mengucapkan angka tersebut secara acak dan cepat, apabila ada siswa
yang melakukan kesalahan harus maju kedepan dan meminta maaf pada
teman-temannya. Permainan tepuk ini bertujuan untuk menghilangkan
kejenuhan siswa dan merefleksi otot-otot bagian lengan sekaligus melatih
kekompakn kelas.
c) Pengumuman-penguman, setelah itu siswa dibubarkan untuk melanjutkan
pelajaran.
Sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan II
pertemuan kedua dilakukan pada hari Rabu , 11 Mei 2011, pada jam pelajaran ke-
3 dan ke-4. Setelah pelaksanaan tindakan II pertemuan pertama, peneliti bersama
guru kolaborator melakukan diskusi tentang persiapan kebutuhan yang akan
dilakukan pada tindakan II pertemuan kedua.
Dari diskusi yang telah dilakukan, guru kolaborator dan peneliti sepakat
untuk mengadakan analisis dan refleksi tentang pembelajaran yang telah
dilakukan baik dari siklus pertama hingga siklus terakhir. Guru akan berdiskusi
bersama siswa membahas tentang hasil belajar passing atas yang telah diperoleh
oleh siswa pada tindakan I dan tindakan II. Hal ini bertujuan agar siswa
mengetahui jawaban yang benar dari tugas yang telah diberikan pada mereka
sehingga secara tidak langsung mereka mendapatkan tambahan pengalaman
tentang proses passing atas bola voli. Sebagai bentuk penguatan, pada akhir
pembelajaran dilakukan pemberian reward berupa hadiah kepada tiga siswa yang
memperoleh nilai tertinggi secara komulatif dari siklus I hingga siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Adapun urutan pelaksanaan tindakan II pada pertemuan kedua adalah
sebagai berikut :
1) Pendahuluan
a) Guru memulai dengan membariskan empat bersab, berdoa dan
dilanjutkan dengan mengecek daftar hadir siswa untuk mengetahui
jumlah siswa yang mengikuti pelajaran penjasorkes pada hari tersebut
dan memberikan motivasi kepada siswa dan menjelaskan sedikit proses
pembelajaran yang akan berlangsung.
b) Guru melakukan apersepsi dan melakukan koreksi pada kegiatan
pembelajaran passing atas yang telah dilakukan siswa pada pertemuan
sebelumnya.
c) Guru memimpin pemanasan, pemanasan dilakukan dengan permainan,
nama permainan ini adalah burung elang dan anak ayam, untuk
pelaksanaannya sebagai berikut :
d) Siswa dibagi menjadi dua bersaf dan membentuk lingkaran, guru
memanggil dua siswa untuk menjadi burung elang dan satu siswa untuk
menjadi anak ayam secara acak. Siswa yang menjadi burung elang harus
menangkap siswa yang menjadi anak ayam dengan cara melemparkan
bola plastik pada siswa yang menjadi anak ayam, siswa yang menjadi
anak ayam boleh menghindari burung elang dengan cara hinggap pada
salah satu pasangan siswa, dan siswa yang berada dibelakang yang
dihinggapi oleh anak ayam berlari menggantikan siswa yang tadi, apabila
siswa yang menjadi anak ayam terkena lemparan maka siswa tersebut
jadi burung elang siswa yang berhasil melemparkan bola mengenai anak
ayam siswa tersebut bergantian menjadi anak ayam, begitu seterusnya.
Setelah dianggap cukup dilanjutkan dengan streching.
e) Guru mengumpulkan siswa kembali membentuk empat bersaf, sebelum
masuk pada inti pembelajaran guru menjelaskan kembali materi
pembelajaran yang akan disampaikan dan menjelaskan tata cara
melakukan permainan, siswa diberikan waktu untuk bertanya tentang
pelaksanaan permainan, ini dilakukan agar dalam pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
pembelajaran tidak banyak siswa yang bertanya tentang cara pelaksaaan
permainan.
2) Kegiatan Inti
Mempraktekan pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain,
adapun urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
a) Siswa dibariskan menjadi tiga bersaf secara merata, barisan yang berada
paling depan menjadi kelompok satu, yang beradas ditengah menjadi
kelompok dua, yang paling belakang menjadi kelompok tiga.
b) Masing-masing kelompok menempatkan diri dibelakang garis lapangan
bola voli, setiap kelompok menunjuk tiga temannya untuk menempatkan
diri ditempat yang sudah disediakan sebelumnya, masing-masing
kelompok diberi satu bola.
c) Guru memimpin jalannya permainan, setelah guru meniup peluit
permainan dimulai, masing-masing kelompok saling berkompetisi.
d) Siswa yang paling depan dari kelompok tersebut berlari sambil
memegang bola menuju ketempatt yang telah ditentukan (berdiri
dibelakang bilah), siswa tersebut melemparkan bola kearah teman satu
timnya menggungkan kedua lengan melewati tali yang telah
direntangkan yang ketinggiannya telah diatur sebelumnya, siswa satu
timnya siap untuk menerima bola, setelah melemparkan bola siswa
tersebut berlari menuju teman satu tinnya.
e) Siswa yang menerima bola langsung melemparkan bola keteman satu
timnya lagi dengan kedua lengan dan harus melewati tali yang telah
direntangkan, dan berlari menuju teman satu timnnya yang tadi
menangkap bola, sampai siswa yang terakhir yaitu siswa nomor tiga
menangkap bola dan berlari membawa bola tersebut menuju tempat yang
telah ditentukan dan melemparkan bola tersebut pada teman satu timnnya
yang berada pada urutan paling depan. Teman satu timnnya melanjutkan
permainan sampai siswa yang pertama kali melakukan berada pada
tempat semula.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
f) Bagi kelompok yang lama dalam melakukan permainan akan diberikan
hukuman, bola yang digunakan pertama kali adalah bola plastik setelah
dianggap cukup bola diganti dengan bola voli standart.
Setelah permainan dianggap cukup siswa dikumpulkan kembali dan
diberi pengarahan tentang tata cara melakukan passing atas bola voli, dan
menunjuk dua siswa yang dianggap baik dalam melakukan passing atas bola voli,
setelah itu siswa diberikan kesempatan untuk bertannya tentang gerakan passing
atas. Setelah tanya jawab selesai siswa dipersiapkan untuk melakukan evaluasi
kemampuan teknik dasar passing atas bola voli, yang dinilai dalam pelaksanaan
evaluasi ini sesuai dengan indikator ketercapaian yang telah disepakati antara
peneliti dan kolaborator.
3) Penutup
a) Evaluasi pelaksanaan pembelajaran
b) Pengumuman – pengumuman
c. Observasi
Siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Mei 2011, untuk pertemuan
pertama, dan hari Rabu, 11 Mei 2011, untuk pertemuan kedua. Pada pelaksanaan
tindakan II ini peneliti berkerja sama dengan guru untuk menjalankan
pembelajaran pada siklus II. Guru kolaborasi bekerjasama dengan peneliti pada
pelaksanaan pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada
kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar.
Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yang masing-masing
pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran atau 2 x 45 menit. Berdasarkan hasil
pengamatan, proses pembelajaran yang terjadi pada pelaksanaan tindakan II
berjalan dengan baik. Hal ini tampak pada tindakan siswa yang semakin terlihat
tertib dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran passing atas bola
voli melalui pendekatan bermain dibandingkan dengan pertemuan-pertemuan
sebelumnya. Siswa telah menampakkan keaktifannya dalam pembelajaran dan
guru sudah terampil dalam memimpin jalannya proses pembelajaran secara
sistematis dan terencana.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar passing
atas melalui pendekatan bermain pada kelas X-3 SMA Negeri Colomadu
Karanganyar, diperoleh hasil belajar siswa yang cukup memuaskan, nilai
psikomotor, Afektif dan Kognitif siswa meningkat cukup baik dari siklus
sebelumnya, peningkatannya dapat dilihat melalui data lapangan yang tertulis
pada lembar observasi, Berdasarkan hasil tes keterampilan passing atas bola voli
pada siklus II, semua siswa melakukan gerakan passing atas dengan benar sesuai
dengan indikator ketercapaian. Setelah ketiga nilai antara afektif, kognitif dan
psikomotor dijumlahkan siswa yang memperoleh nilai 70 keatas adalah 29 orang
atau sekitar 82,85% dari jumlah siswa yaitu 35 orang.
d. Refleksi
Secara umum kelemahan dalam pembelajaran passing atas bola voli
melalui pendekatan bermain yang ditemukan pada siklus I telah dapat diatasi dan
diminimalkan dalam siklus II. Guru kolaborasi dan peneliti telah berhasil dalam
memimpin pembelajaran. Guru telah mampu membangkitkan semangat siswa dan
membimbing siswa dalam proses pembelajaran passing atas bola voli. Siswa
menjadi lebih tertib dan aktif mengikuti proses pembelajaran melalui pendekatan
bermain. Siswa menjadi lebih antusias mengikuti pembelajaran passing atas bola
voli yang sedang berlangsung karena situasi pembelajaran menjadi rileks dengan
pendekatan pembelajaran melalui pendekatan bermain. Di dalam mengajar guru
menjadi lebih terbuka untuk mendengarkan pendapat siswa dan memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi siswa untuk bertanya, baik mengenai kejelasan
materi maupun kesulitan yang mereka hadapi dalam proses pembelajaran.
Jenis permaianan yang diberikan terbukti dapat meningkatkan
kemampuan siswa melakukan gerakan passing atas dengan benar sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat. permainan yang digunakan ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerakan passing atas, dengan
adanya variasi pembelajaran ini dan belum pernah diajarkan pada siswa membuat
siswa lebih tertarik dan terasa menyenangkan, sehingga menimbulkan hasil
belajar yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Penyajian pembelajaran melalui pendekatan bermain yang telah diubah
dan direncanakan antara peneliti dan kolaborator yang diterapkan pada siklus
kedua telah berhasil memikat minat dan keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaran. Dengan adanya materi dan penyajian pembelajaran yang sesuai
dengan minat dan keinginan siswa, maka siswa menjadi lebih antusias dan
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran dengan sungguh-sungguh.
Adanya antusiasme dan motivasi belajar yang tinggi ini berdampak pada
meningkatnya kemampuan melakukan gerakan passing atas dengan benar
sehingga hasil belajar siswa meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan nilai yang diperoleh siswa lebih baik dari sebelum dilakukannya
tindakan hingga pelaksanaan tindakan II.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran passing atas bola voli, baik peningkatan kualitas proses
maupun peningkatan kualitas hasil. Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-3 SMA
Negeri Colomadu Karanganyar dengan melalui pendekatan bermain. Melalui
pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola voli yang semula
bersifat monoton dan membosankan, akan menjadi lebih menyenangkan, tidak
monoton, tidak menegangkan, dan membangkitkan minat siswa terhadap
pembelajaran bola voli terutama passing atas.
Suklus I dilaksanakan dalam 2x pertemuan. Pelaksanaan tindakan I
merupakan tindak lanjut dari hasil prapenelitian yang menunjukkan bahwa kelas
X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar memiliki masalah dalam pembelajaran
bola voli khususnya passing atas. Berdasarkan masalah yang ada di kelas tersebut,
peneliti dan guru kolaborator melakukan diskusi untuk mengatasi masalah yang
dihadapi siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar dalam
pembelajaran passing atas bola voli.
Pada pelaksanaan tindakan I, siswa melakukan pembelajaran passing atas
melalui pendekatan bermain. Dari hasil pengamatan peneliti dan kolaborator
menggunakan lembar observasi terhadap proses pembelajaran, dapat diketahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
bahwa pembelajaran passing atas bola voli melaui pendekatan bermain pada
siklus I masih terdapat kekurangan atau kelemahan. Kekurangan tersebut berasal
dari guru, siswa, dan jenis permainan yang digunakan dalam penelitian.
Kelemahan dari segi guru, yaitu pemberian umpan dari guru untuk
membuat siswa aktif dalam pembelajaran masih kurang mendapat respon dari
siswa, apersepsi yang diberikan masih belum memberi gambaran bagi siswa
tentang materi yang sedang diajarkan, tanya jawab yang belum maksimal, dan
belum adanya penguatan dari guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Kelemahan dari segi siswa, antara lain siswa tidak berkonsentrasi dan belum
tampak aktif serta sungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran. Di samping
itu, beberapa siswa dalam melakukan gerakan kurang maksimal masih banyak
bercanda sehingga hasilnya kurang begitu baiik, serta kebanyakan siswa masih
kebingungan dalam melakukan permaian sehingga banyak siswa yang bertanya
saat pembelajaran berlangsung.
Hasil belajar siswa yang diperoleh proses belajar mengajar passing atas
bola voli pada tindakan I ini masih harus ditingkatkan karena belum mencapai
indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sedangkan kelemahan yang muncul
dari segi penggunaan permainan yang digunakan, siswa masih cenderung kaku
karena penerapan pembelajaran menggunakan pendekatan bermaain masih asing
dimata mereka.
Solusi yang disepakati oleh guru kolaborasi dan peneliti dalam
pelaksanaan siklus II, yaitu guru lebih menghidupkan suasana dalam kelas,
melakukan apersepsi secukupnya sebelum pembelajaran dimulai, memberikan
contoh melakukan gerakan passing atas dengan benar dan menjelaskan permainan
yang akan digunakan dengan, memberikan kesempatan bertanya seluas-luasnya
bagi siswa, memancing siswa untuk aktif dengan menggunakan pertanyaan-
pertanyaan kecil, serta memberikan penghargaan disetiap munculnya sisi positif
yang dilakukan siswa. Penghargaan tidak hanya dilakukan melalui pemberian
pujian, tetapi juga tepuk tangan dan pemberian reward atau hadiah.
Penerapan pembelajaran melalui pendekatan bermain pada siklus II lebih
dipersiapkan, yaitu dengan mempersiapkan alat yang akan digunakan dihari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
sebelumnya, serta mengubah jenis permainan yang akan digunakan lebih baik dari
siklus I. Pada pelaksanaan siklus II permainan yang digunakan siswa lebih
menekankan pada gerakan passing atas bola voli, bola yang digunakan dalam
permainan juga menggunakan bola voli standart. Intensitas siswa dalam
melakukan permainan di tambah lebih banyak, ini bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam melakukan gerakan passing atas. Untuk membuat
suasana lebih menyenagkan, guru menggunakan permainan yang dituntut
kerjasama antar tim, sehingga dengan kondisi siswa yang senang membuat lebih
antusias dalam mengikuti pembelajaran passing atas bola voli.
Siklus I dalam penelitian ini masih belum mampu mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena itu, guru kolaborator
dan peneliti mengadakan tindakan perbaikan dari siklus I, yaitu dengan
merencanakan dan melaksanakan siklus II. Berdasarkan hasil observasi, analisis,
dan refleksi pada siklus I, peneliti bersama guru merencanakan tindakan-tindakan
yang akan dilakukan pada siklus II untuk mengatasi kelemahan proses
pembelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain yang telah
dilaksanakan pada siklus I.
Dengan perbaikan pada tindakan I, pelaksanaan tindakan II menunjukkan
peningkatan pembelajaran yang maksimal. Dari pelaksanaan siklus II dapat dilihat
peningkatan motivasi belajar dan kemampuan melakukan gerakan passing atas
bola voli yang cukup signifikan pada siswa, jika dibandingkan pada hasil
pembelajaran tindakan I ataupun sebelum dilaksanakannya tindakan.
Dibandingkan sebelum adanya tindakan, pelaksanaan siklus I berdampak positif
pada meningkatnya kualitas proses dan hasil belajar passing atas bola voli yang
dilakukan siswa. Namun demikian, hasil belajaran pada siklus I belum mampu
mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dan masih ditemukan
beberapa kelemahan dalam proses pelaksanaannya.
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan I, dilakukan perbaikan
kelemahan proses pembelajaran dengan melaksanakan tindakan II. Akhir dari
proses pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan, baik proses
maupun hasil keterampilan passing atas bola voli sehingga hasil belajar siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
kelas X-3 SMA Negeri Colomadu Keranganyar meningkat. Keberhasilan siklus II
ini dapat dilihat dari perubahan tingkah laku siswa dalam merespon dan mengikuti
jalannya pembelajaran, sebuah materi yang ditawarkan oleh guru. Keberhasilan
tersebut tidak lepas dari peran pendekatan bermain yang diterapkan guru dalam
mengajar. Pemilihan jenis permaianan yang akan digunakan dalam pembelajaran
yang tepat dan efektif sangat menentukan keberhasilan sebuah pembelajaran
karena karakteristik suatu permainan akan berbeda antara permainan yang satu
dengan yang lain. Oleh karena itu, guru kolaborator dan peneliti harus melakukan
banyak pertimbangan dalam memilih suatu permainan yang akan digunakan
dalam pembelajaran agar menemukan jenis permainan yang paling efektif dan
efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Keberhasilan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola
voli dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar passing atas bola voli
dapat dilihat dari indikator-indikator di bawah ini.
1. Motivasi Mengikuti Pembelajaran Passing Atas Bola Voli Meningkat
Penerapan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola
voli yang dilakukan pada setiap siklus mampu meningkatkan motivasi
pembelajaran passing atas melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X-3
SMA Negeri Colomadu Karanganyar. Peningkatan dari segi motivasi dalam
pembelajaran dapat dilihat pada indikator berikut ini:
a. Meningkatnya Keaktifan Siswa
Penggunaan pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola
voli dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar. Melalui pendekatan
bermain berarti guru melakukan usaha untuk membuat proses pembelajaran
menjadi tidak monoton, semata hanya menggunakan media ceramah saja. Guru
memancing siswa untuk aktif dan memberikan kesempatan seluas-luasnnya bagi
siswa untuk bertanya tentang kejelasan materi ataupun kesulitan yang dihadapi
siswa ketika mengikuti proses pembelajaran. Pendekatan bermain dalam
pembelajaran menjadikan siswa semakin tertarik dan antusias untuk mengikuti
pembelajaran passing atas sehingga nila kerjasama, kejujuran, menghargai teman,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
semangat dan percaya diri dapat meningkat. Karena permaianan tersebut
memerlukan unsur-unsur yang telah tersebut diatas.
b. Meningkatnya Perhatian Siswa
Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sangatlah penting. Perhatian ini
akan turut menentukan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang dijelaskan
oleh guru. Dalam hal ini guru harus mampu memunculkan sesuatu yang baru,
unik, dan inovatif dalam pembelajaran, termasuk di dalamnya adalah pemilihan
permainan yang kreatif, inovatif, efisien dan menyenangkan.
Pendekatan pambelajaran passing atas bola voli melalui pendekatan
bermaian dalam pelaksanaan penelitian ini merupakan alternatif yang dapat
digunakan oleh guru untuk memancing perhatian siswa dalam pembelajaran.
Penerapan pembelajaran melalui pendekatan bermain membuat siswa semakin
memperhatikan pelajaran, berkonsentrasi, lebih menyenagkan dan suasana
pembelajaran jadi lebih rileks.
c. Meningkatnya Keterampilan Guru Dalam Mengelola Kelas
Dengan adanya penelitian ini membuat guru semakin mudah dalam
memimpin kelas. Pengelolaan kelas pada pelaksanaan tindakan I dan II jauh lebih
baik dibandingkan dengan pengelolaan pada survei awal. Sedikit demi sedikit
kelemahan guru berkurang karena setiap akhir siklus guru kolaborator dan peneliti
melakukan analisis dan refleksi kegiatan pembelajaran. Jika terdapat kekurangan
dalam siklus yang bersangkutan, pada pelaksanaan tindakan selanjutnya akan
dicarikan solusi pemecahan dan meminimalkan kekurangan tersebut sehingga
kekurangan dalam pelaksanaan pembelajar dapat teratasi dan tidak akan terulang
kembali.
2. Hasil Belajar Passing Atas Bola Voli Meningkat
Dalam melaksanakan pembelajaran guru kolaborator dan peneliti harus
mau mendengarkan saran dan keluhan dari siswa. Saran dan keluhan ini pada
akhirnya dapat menjadi masukan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik pada
pembelajaran selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Contoh konkritnya dapat dilihat pada akhir penelitian ini. Peningkatan
hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari
sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir, dalam penelitian ini adalah akhir
siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan dilihat dari nilai psikomotor, afektif dan
kognitif siswa, siswa yang berhasil lulus dan mencapai batas ketuntasan nilai pada
angka 70, yaitu 12 siswa atau seketar 34,28% sedangkan siswa yang tidak lulus
artinya mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 23 siswa atau sekitar 65,71%.
Selanjutnya hasil belajar passing atas bola voli siswa mengalami peningkatan
pada siklus I, yaitu menjadi 22 siswa yang lulus atau sekitar 62,85% dan untuk
siswa yang tidak lulus sebanyak 13 siswa atau sekitar 37,14%. Sekitar 22 siswa
telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. ( hasil secara lengkap ada
pada Lampiran )
Titik puncak peningkatan hasil belajar passing atas bola pada penelitian
ini adalah pada siklus II. Pada siklus II ini hasil belajar passing atas bola voli
menunjukkan bahwa nilai siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan. Siswa yang mampu melakukan passing atas dengan baik atau telah
mencapai batas ketuntasan untuk hasil belajar siswa sebanyak 29 siswa atau
sekitar 82,85% siswa, sedangkan untuk siswa yang tidak lulus artinya yang
memperoleh nilai dibawah 70 sebanyak 6 siswa atau sekitar 17,14% dari jumlah
siswa yaitu 35 siwa ( hasil secara lengkap ada pada Lampiran ).
Dengan demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X-3 SMA
Negeri Colomadu Karanganyar dalam upaya meningkatkan hasil belajar passing
atas bola voli melalui pendekatan bermain telah mencapai keberhasilan pada
pelaksanaan siklus kedua. Dengan tercapainya indikator keberhasilan, maka
penelitian ini dapat dikatakan berhasil dan dapat dihentikan.
Lebih jelasnya, secara rinci peningkatan prosentase kualitas hasil
belajaran passing atas bola voli melalui pendekatan bermain pada siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Tabel 7 . Deskripsi Hasil Tes Belajar Siswa Pada Siklus II
Aspek yang
diukur
Siklus II
Cara Mengukur Jumlah Siswa
yang lulus
Presentase
Kelulusan
Psikomotor,
Afektif dan
Kognitif
29 82,85 %
Diamati saat
proses belajar
mengajar dan
evaluasi dengan
menggunakan
lembar observasi
peneliti
Adapun keberhasilan yang diperoleh pada siklus kedua adalah sebagai
berikut:
1) Dari hasil proses dan hasil evaluisi tes keterampilan passing atas bola voli pada
siklus II menunjukkan bahwa hasil belajar passing atas bola voli melalui
pendekatan bermain mengalami peningkatan dari 34,28 % pada kondisi awal
menjadi 62,85 % pada akhir siklus I dan meningkat menjadi 82,85 % pada akhir
siklus II.
2) Pembelajaran dengan melalui pendekatan bermain memberikan banyak
keuntungan selain siswa mudah dalam menangkap materi yang akan
disampaiakan, pendekatan bermain juga dapat menumbuhkan minat dan motivasi
siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat tercapai
secara optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan pada siswa kelas X-3 SMA
Negeri Colomadu Karanganyar tahun ajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua
siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi.
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan dan pembahasan yang telah
diungkapkan pada BAB IV, diperoleh hasil sebagai berikut, peningkatan kualitas
hasil dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan dari
sebelum tindakan hingga akhir siklus terakhir, dalam penelitian ini adalah akhir
siklus II. Sebelum pelaksanaan tindakan, siswa yang berhasil mencapai batas pada
angka 70 untuk hasil belajar passing atas bola voli sebanyak 12 siswa atau sekitar
34,28%, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 23 siswa
atau sekitar 65,71% dari jumlah siswa 35 siswa. Selanjutnya mengalami
peningkatan pada siklus I, yaitu untuk siswa yang berhasil mencapai batas pada
angka 70 menjadi 22 siswa atau sekitar 62,85%, sedangkan siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 13 siswa atau sekitar 37,14% dari jumlah
siswa. Sekitar 22 siswa telah mencapai indikator target capaian pada siklus I. Titik
puncak peningkatan hasil belajar passing atas bola voli pada penelitian ini adalah
pada siklus II.
Pada siklus II ini hasil belajar passing atas bola voli menunjukkan bahwa
nilai siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
sebelumnya mengalami peningkatan. Siswa yang mendapatkan nilai diatas 70
sebanyak 29 siswa atau sekitar 82,85% siswa, sedangkan untuk siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 70 sebanyak 6 siswa atau sekitar 17,14%. Dengan
demikian, penelitian tindakan kelas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Colomadu
Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011 dalam upaya meningkatkan hasil belajar
siswa melalui pendekatan bermain dapat disimpulkan bahwa penerapan
77
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
pendekatan bermain dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli siswa
kelas X3 SMA Negeri Colomadu Karanganyar Tahun Ajaran 2010/2011.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa
keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor
tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta pendekatan pembelajaran
yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam
mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi,
kemampuan guru dalam mengelola kelas, pendekatan pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru
sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan
perangkat pembelajaran yang menarik, dapat juga membantu motivasi siswa
dalam belajar, sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan
materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan
prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik.
Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila siswa juga memiliki minat
dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif,
efektif, dan efisien.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan proses
pembelajaran melalui pendekatan bermain dalam pembelajaran passing atas bola
voli dapat meningkatkan kerjasama, kejujuran, menghargai teman semangat dan
percaya diri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bola voli
secara optimal (baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan
proses pembelajaran bola voli terutama passing atas kepada para siswanya. Bagi
guru bidang studi Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses
pembelajaran Penjasorkes khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil
belajar passing atas bola voli bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru
yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model
pembelajaran yang lebih banyak lebih kreatif dan lebih inovatif.
Melalui diterapkanya pendekatan pembelajaran passing atas bola voli
melalui pendekatan bermain, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan
berbeda dalam proses pembelajaran Penjasorkes. Siswa mampu mencermati lebih
jelas konsep gerak yang ada pada passing atas bola voli sehingga mampu
memahami, melakukan gerakan dan menirukan dengan benar.
Pemberian tindakan dari siklus I, dan II memberikan deskripsi bahwa
terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada
pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan
yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas pembelajaran Penjasorkes (baik
proses maupun hasil) dan peningkatan minat dan motivasi belajar siswa. Dari segi
proses pembelajaran Penjasorkes, penerapan model pembelajaran langsung yaitu
melalui pendekatan bermain ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam
hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjasorkes yang nantinya
dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan
kerjasama, kejujuran, menghargai teman, semangat, percaya diri dan
mengembangkan skill serta mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya
ini senantiasa penting dalam pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal,
khususnya bagi siswa kelas X3 dan Guru Penjasorkes SMA Negeri Colomadu
Karanganyar, sebagai objek penelitian adalah :
1. Bagi Guru Penjasorkes SMA Negeri Colomadu Karanganyar
a. Guru hendaknya terus berupaya untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bola voli kelas X 3 Tahun ajaran 2010/2011, terutama
passing atas bola voli. Hal ini dapat dilakukan dengan mengembangkan
metode dan strategi pembelajaran yang kreatif dan inovatif,
menyampaikan materi dengan jelas dan sistematis, serta mampu
menguasai kelas agar selalu tercipta lingkungan belajar yang kondusif.
b. Guru hedaknya memastikan siswa telah benar-benar memahami materi
sebelum memberikan tugas. Guru jangan sampai lupa memberikan contoh
secara langsung dan jelas agar siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan.
c. Dalam mengajar hendaknya guru lebih terbuka dengan saran-saran yang
diberikan oleh siswa demi terciptanya pembelajaran yang menyenangkan
dan menarik bagi siswa sehingga siswa dapat termotivasi untuk mengikuti
pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
2. Bagi Siswa kelas X 3 SMA Negeri Colomadu Karangaanyar Tahun ajaran
2010/2011
a. Meskipun pembelajaran melalui pendekatan bermain dapat membuat
suasana belajar menjadi lebih santai dan menyenangkan, siswa sebaiknnya
mengikuti proses pembelajaran dengan tertib agar makna pembelajaran
tetap tercapai, tidak hanya terhanyut dalam suasana belajar yang rileks,
siswa harus tau makna dari permainan yang telah diterapkan.
b. Keaktifan siswa hendaknya tidak hanya selama kegiatan belajar-mengajar
berlangsung di kelas melainkan aktif belajar mandiri dengan banyak
latihan diluar jam belajar, untuk menggali kemampuan bola voli terutama
passing atas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
3. Bagi Sekolah SMA Negeri Colomadu Karanganyar
Pihak sekolah sebaiknya memberikan sarana dan prasarana pembelajaran
yang memadai karena sarana dan prasarana merupakan unsur yang sangat
menentukan keberhasilan suatu pembelajaran. Sebaiknya sekolah menambah
fasilitas pembelajaran yang ada dalam setiap kelas karena sarana dan prasarana
yang ada saat ini masih sangat terbatas dan belum mampu mendukung untuk
mengoptimalkan daya kreatif yang ada pada diri siswa dalam bidang olahraga,
khususnya permainan bola voli.
Top Related