perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS BALITA USIA 3
SAMBUNG MACAN
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS BALITA USIA 3-5 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS
SAMBUNG MACAN II KABUPATEN SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh :
Christine Natalia
R 0107016
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
5 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS BALITA USIA 3
SAMBUNG MACAN
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
i
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
HALUS BALITA USIA 3-5 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS
SAMBUNG MACAN II KABUPATEN SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
Oleh :
Christine Natalia
R 0107016
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2011
HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK
5 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS
PROGRAM STUDI D IV KEBIDANAN FAKULTAS KEDOKTERAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
ABSTRAK
Christine Natalia, R0107016, 2011. HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS BALITA USIA 3-5 TAHUN di WILAYAH PUSKESMAS SAMBUNG MACAN II KABUPATEN SRAGEN. FakultasKedokteranJurusan D IV KebidananUniversitasSebelasMaret, Surakara
Terbentuknyasumberdaya yang berkualitasyaitusumberdayamanusia yang sehat, cerdasdanproduktifditentukanolehberbagaifaktor. Salah satufaktor yang sangatesensialadalahterpenuhinyakebutuhanpanganbernuturisikarenapentingdalam proses kematangan system sarafotakdansangatmenentukanperkembanganketrampilankhusunyamotorikhalus. Tujuanpenelitianiniadalahuntukmengetahuihubungan status gizidenganperkembanganmotorikhaluspadabalitausia 3-5 tahun di wilayahPuskesmassambungMacan II Sragen.
Rancanganpenelitianyang digunakanadalahobservasionalanalitikdenganpendekatancross sectional,pengambilansampeldengansimple random sampling.Variabelterikatpadapenelitianiniadalahperkembanganmotorikhalusdiukurdengan Denver II, sedangkan status gizisebagaivariabelbebasdiukurdengandacin, microtoicedanmetelinesertahasildihitungmenggunakantabel z-skor WHO 2005 untukmasing-masingindeksantropometri BB/U, TB/U, BB/TB, LK/U. Data dianalisismenggunakanmetodechi square, fisher’s exact testdanodds ratiountukmengujikekuatanhubungandandiolahdengan program SPSS 15for windows. Dari hasilpenelitiansebanyak 40 responden,hasilujistatistikdenganfisher’s exact test menunjukkanp >0.05 dan OR > 1 Kesimpulan yang dapatdiambiladalahtidakadahubungansignifikanantarastatus gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun
Kata Kunci : Status gizi, Perkembanganmotorikhalus, Balitausia 3-5 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Perjalanansejarahbangsa-bangsa di
duniamenunjukkanbahwakualitassumberdayamanusiaterbuktisangatmenen
tukankemajuansertakeberhasilanpembangunansuatubangsadannegara.Terb
entuknyasumberdaya yang berkualitas, yaitusumberdayamanusia yang
sehat, cerdasdanproduktifditentukanolehberbagaifaktor.Salah satufaktor
yang sangatesensialadalahterpenuhinyakebutuhanpangan yang bergizi
(Syarief, 2004).
Nutrisiadalahzatgizi yang
dibutuhkanolehtubuhuntuktumbuhdanbekembang,
sertamemilikiperanpentingdalam proses perkembanganotakbayi.
Karenasemakinmatangperkembangansistimsarafotak yang
mengaturototmemungkinkanberkembangnyakompetensiatauketerampilan
motorik.Selainitunutrisiberfungsisebagaibahanbakarbagiotak (Supartini,
2004).
Masabalita, khususnya 3-5 tahun, merupakanusiapra-
sekolahdenganpertumbuhanfisikmengalamiperlambatan,
namunketerampilanmotorikhalusberkembangdengancepat.
Padausiainisangatrentankekurangankandungangizidalamsusunan menu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
makanannya.Seperti yang dikemukakanProverawatidanWati (2010)
bahwakekuranganzatgiziyang
terjadipadamasabalitaakanmenyebabkankerusakan yangmenetap
(irreversible)danmerupakanancamangangguanperkembanganotak.
Otakmempunyaipengaruh yang
sangatmenentukanbagiaspekperkembanganindividu,
baikketerampilanmotorik, intelektual, emosional, sosial, moral
maupunkepribadian.Olehkarenaitu,
nutrisiberperansebagaifaktorpentingdalamperkembanganotakbalita
(Alimul, 2008; Desmita, 2010; SantosadanRanti, 1999;
ProverawatidanWati, 2010).
BerdasarkanRiskesdas (risetkesehatandasar) 2010,
angkakekurangangizibalita di Indonesia menurundari 28% padatahun 2005
menjadi 17,9%pada 2010. Sedangkanberdasarkanpenelitian di Jawa
Tengahpadatahun 2009,
jumlahgiziburukdenganindikatorberatbadandantinggibadansebanyak 5.598
balitaatau 0,28 %. Angkainimasihrendahdari target Indonesia Sehat 2010
sebesar 3%. (Dianti, 2011; DinkesJateng, 2006).
PuskesmasSambungMacanII adalahsalahsatupuskesmas yang terletak
di KabupatenSragendengan status
wilayahkerjarawangizi.Letakpuskesmasinijauhdaripusatkotadanmembawa
hi 4 desa, salahsatudiantaranyaadalahdesaGringging.
Studipendahuluantelahdilakukan di PuskesmasSambungMacan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
KabupatenSragenpadatanggal 22 Maret 2011. Berdasarkan data sekunder,
jumlahbalitadi KabupatenSragentahun 2010 adalah 69.383 balitadengan
status gizi normal 84,03%, bawahgarismerah 1,89% dangiziburuk 0,01%.
Data
sekunderuntukwilayahkerjaPuskesmasSambungMacandidapatjumlahbalita
1584 denganprevalensigizi di bawahgarismerah 1,35% danprevalensigizi
normal 89,37%. Sedangkan data sampel yang diperolehdari DKK
KabupatenSragenuntukwilayahSambungMacan II diperolehjumlahbalita
247 dengan status gizimenurutindeksberatbadan per umur (BB/U),
terdapat 247 balitadenganprevalensigiziburuk 0,40%, gizikurang 10,53%,
gizi normal 89,45%, dangizilebih 1,62%. Menurutindekstinggibadan per
umur (TB/U) jumlahbalitasangatpendek 19,43%, pendek 14,17% dan
normal 66,40%. Sedangkanmenurutindeksberatbadan per tinggibadan
(BB/TB) prevalensigizibalitasangatkurang 0,81%, gizikurang 5,26%, gizi
normal 84,21%, dangizilebih 9,72%.Sedangkan data cakupan DDTK
(DeteksiDiniTumbuhKembang) balitapada semester pertamaadalah
54,97% lebihtinggidariangkacakupankeseluruhanyaitu 39,98% danpada
semester keduaadalah 96,88%, angkainilebihtinggidariangka rata-rata
keseluruhanyaitu 77,06%.Cakupanstatus gizidi
wilayahkerjaPuskesmasSambungMacanII masih di bawah rata-rata
keseluruhantetapicakupan DDTK berada di atas rata-rata
secarakeseluruhan(DinkesSragen, 2010; PuskesmasSambungMacan 2010).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
PenelitianserupapernahdilaksanakanolehSamudidenganjudul
“Hubungan status gizidengantingkatperkembanganmotorikhalusanakusia
4-5 tahunpadakeluargasejahtera di
KecamatanGemawangKabupatenTemanggungJawa Tengah”,
denganmetodesurveimelaluipendekatanobservasionalanalitikcross
sectional, teknikpengambilansampel yang dipilihproporsional random
sampling, ujistatistikmenggunakanbivariat Rang Spearman dengan α =
0,05. Hasilpadapenelitiantersebutadalahpadaindeks BB/U
mempunyaihubunganbermaknaantara status
gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 4-5 tahun.
Perbedaandalampenelitianinidenganpenelitiansebelumnyameliputilokasi,
sampeldanteknik sampling sertaujistatistik yang digunakan.
Berdasarkanuraian di atas, penelititertarikuntukmeneliti
“Hubunganantara status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia
3-5 tahun di wilayahPuskesmasSambungMacanII KabupatenSragen”.
B. RumusanMasalah
Rumusanmasalahpadapenelitianiniadalah “Adakahhubunganantara
status gizidenganperkembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun di
wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen?”
C. TujuanPenelitian
1. TujuanUmum
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Mengetahuihubunganantara status
gizidenganperkembanganbalitausia 3-5 tahun di
wilayahPuskesmasSambungMacan II KabupatenSragen.
2. TujuanKhusus
a. Mengukur status gizimenurutberatbadanbalitausia 3-5 tahun
b. Mengukur status gizimenuruttinggibadanbalitausia 3-5 tahun
c. Mengukur status gizimenurutberatbadanterhadaptinggibadan
d. Mengukur status gizimenurutlingkarkepalapadabalitausia 3-5 tahun
e. Mengetahuimanfaat status
gizibagitingkatperkembanganmotorikhaluspadabalitausia 3-5 tahun
D. ManfaatHasilPenelitian
1. ManfaatTeoritis
Menambahpengetahuan, wawasantentanghubunganantara status
gizidanperkembanganmotorikhalussertapengalamanpenelitian di
bidanggizi,
jugasebagaibahanreferensiuntukstudilebihlanjutbagipenelitianselanjutn
ya.
2. ManfaatAplikatif
Memberimasukkanbagiprofesibidanuntukmemberikan
penyuluhanpentingnyakeadaan status gizibalitakhususnyaumur 3-5
tahunterhadapperkembanganotakkhususnyaperkembanganmotorikhalu
s, memberikanmotivasibagi orang tuakhususnyaibuanakbalita 3-5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tahunmengenaipentingnyamemberikannutrisi yang seimbang agar
perkembangananak optimal,
menambahpengetahuanpenelititentangdampak status
gizibagiperkembanganotakkhususnyamotorikhalusbalitausia 3-5 tahun.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Status gizi
a. Pengertian
Proverawati dan Wati (2010) menjelaskan bahwa gizi adalah
suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan
fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Status gizi adalah suatu tingkat kesehatan yang merupakan
akibat dari intake (masukkan) dan penggunaan semua nutrisi yang
terdapat dalam makanan sehari-hari.Terdiri atas gizi seimbang, gizi
kurang dan gizi lebih.Gizi baik adalah asupan gizi yang
seimbang antara kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi
kebutuhan tubuh. Gizi kurang adalah keadaan tidak sehat
(patologis) yang timbul karena asupan gizi yang kurang baik
kualitas dan kuantitasnya untuk mencukupi kebutuhan tubuh
selama periode tertentu. Gizi lebih adalah keadaan patologis (tidak
sehat) yang disebabkan asupan gizi baik kualitas dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kuantitas melebihi kebutuhan tubuh untuk periode waktu tertentu
(Budiyanto, 2002; Proverawati dan Wati, 2010).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi :
1) Keterbatasan ekonomi : tidak mampu membeli bahan
makanan yang berkualitas baik
2) Pembagian makanan : ayah mempunyai prioritas utama
atas jumlah dan jenis makanan tertentu
3) Kebiasaan makan : tidak didasarkan atas keperluan
fisik akan zat gizi yang terkandung dalam makanan
4) Selera makan : mempengaruhi dalam pemenuhan
kebutuhan gizi untuk energi dan pertumbuhan serta
perkembangan dan kesehatannya
5) Pengetahuan gizi : kurangnya pengetahuan dan salah
persepsi tentang kebutuhan pangan dapat mempengaruhi
perilaku seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya
6) Kesukaan terhadap jenis makanan tertentu : pemenuhan
gizi akan menurun atau sebaliknya akan berlebih
7) Media : iklan berpengaruh pada asupan
makanan anak pra-sekolah karena masih belum dapat berpikir
kritis terhadap iklan
8) Infeksi : infeksi berhubungan dengan
gangguan gizi dengan mempengaruhi nafsu makan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
menyebabkan kehilangan bahan makanan karena diare atau
muntah
(Santoso dan Ranti, 1999)
c. Penilaian
Supariasa (2002) menjelaskan bahwa penilaian status gizi dapat
dilakukansecara langsung meliputi antropometri, biokimia, klinis
dan biofisik.Sedangkansecara tidak langsung meliputi survei
konsumsi, statistik vital dan faktor ekologi.
Antropometri gizi adalah berbagai macam pengukuran dimensi
tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.Parameter antropometri merupakan dasar penilaian status gizi
dan kombinasi beberapa parameter disebut indeks antropometri.
Macam-macam indeks antropometri yaitu berat badan menurut
umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi
badan dan lingkar kepala (Proverawati dan Wati, 2010; Supariasa,
2002 ).
Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil
menggambarkan massa tubuh. Dalam keadaan normal, kesehatan
baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan zat gizi
terjamin, maka berat badan mengikuti pertambahan
umur.Kelebihan indeks BB/U yaitu baik untuk mengukur status
gizi akut atau kronis, sangat sensitif terhadap perubahan kecil,
dapat mendeteksi kegemukan, lebih mudah, penentu status gizi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
khususnya bagi balita.Kekurangan BB/U yaitu umur sulit ditaksir
di daerah pedesaan, memerlukan data umur akurat, sering terjadi
kesalahan pengukuran (Supariasa, 2002; Proverawati dan Wati,
2010).
Indeks tinggi badan menurut umur (TB/U) menggambarkan
status gizi pada masa lalu.Kekurangan indeks TB/U yaitu
ketepatan umur sulit didapat, tinggi badan tidak cepat naik,
pengukuran relatif sulit karena anak harus berdiri tegak (Supariasa,
2002; Proverawati dan Wati 2010).
Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi
badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan
searah dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan
tertentu. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk
menilai status gizi saat ini (sekarang).Keuntungan BB/TB yaitu
tidak memerlukan data umur dan dapat membedakan proporsi
badan (gemuk, normal dan kurus).Kelemahan BB/TB yaitu tidak
dapat memberikan gambaran, apakah anak tersebut pendek, cukup
tinggi badan atau kelebihan tinggi badan menurut umurnya, sering
terjadi kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran, terutama bila
dilakukan oleh sekelompok non-profesional (Supariasa, 2002).
Lingkar kepala digunakan sebagai salah satu parameter untuk
menilai pertumbuhan otak, karena biasanya besar tengkorak
mengikuti perkembangan otak.Sehingga bila ada hambatan pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
perkembangan tengkorak, maka perkembangan otak juga
terhambat.Akan tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun juga ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan
keadaan gizi yang artinya ukuran lingkar kepala akan (sedikit)
berpengaruh pada usia kedua (Arisman, 2002; Hidayat, 2008;
Proverawati dan Wati 2010; Supariasa, 2002).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Tabel 3.1 Klasifikasi keadaan gizi berdasarkan indikator
BB/U,TB/U dan BB/TB yang disajikan data Z-Skor
Indeks Status Gizi Ambang Batas
BB/U
Gizi lebih > + 2 SD
Gizi baik ≥ -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang
≥ -3 SD sampai < -2
SD
Gizi buruk < -3 SD
TB/U
Tinggi >+2 SD
Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
Pendek < -2 SD
BB/TB
Gemuk > + 2 SD
Normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
Kurus
≥ -3 SD sampai < -2
SD
Sangat kurus < -3 SD
LK / U
besar > +2 SD
normal ≥ -2 SD sampai +2 SD
kecil < - 2 SD
Sumber: 920/Menkes/SK/VIII/2002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2. Perkembangan motorik halus
a) Pengertian
Perkembangan adalah penampilan kemampuan (skill) yang
diakibatkan oleh kematangan sistim saraf pusat khususnya di otak.
Ketrampilan motorik halus adalah gerakan tubuh atau bagian
tubuh yang disengaja, cepat dan akurat meliputi kegiatan pusat
sarafdan otot kecil yang terkoordinasi (Hurlock, 1997; Supariasa,
2002; Yusuf, 2011).
b) Faktor yang mempengaruhi laju perkembangan motorik anak
1) Sifat dasar genetik : merupakan modal dasar dalam
mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
2) Infeksi dan penyakit : anak yang menderita infeksi dan
penyakit menahun dan akut akan terganggu tumbuh kembang
dan pendidikannya
3) Sanitasi lingkungan : berkaitan erat dengan penyakit
saluran pernafasan, saluran pencernaan, serta penyakit akibat
nyamuk
4) Stimulasi : perangsangan dari luar antara lain
berupa latihan atau bermain. Anak yang banyak mendapat
stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibanding
dengan yang kurang bahkan tak mendapat stimulasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
5) Pendapatan orang tua : pendapatan yang memadai akan
menunjang perkembangan anak karena mampu menyediakan
kebutuhan anak
6) Pendidikan ayah-ibu : semakin tinggi pendidikan maka
orang tua dapat menerima informasi tentang tumbuh kembang
anak
7) Kelahiran : kelahiran yang sukar khususnya
apabila ada kerusakan pada otak akan memperlambat motorik
dan kelahiran sebelum waktunya
(Hurlock, 1997; Narendra 2002; Soettjiningsih 1998)
c)Penilaian
DDST (Denver Developmental Screening Test) adalah salah
satu metode skrining kelainan perkembangan anak, bukan tes
diagnostik atau IQ, dan memenuhi semua persyaratan yang
diperlukan untuk metode skrining yang baik.Tes ini mudah dan
cepat, dapat diandalkan serta menunjukkan validitas yang tinggi
(Soetjiningsih, 1998).
3) Hubungan antara status gizi dengan perkembangan motorik halus
Pada anak usia 2-3 tahun, di samping masukkan makronutrien
seperti energi dan protein, masukkan mikronutrien, seperti seng, besi
dan vitamin A perlu mendapat perhatian yang layak karena ada
relevansi dengan perbanyakan sel tertentu dan bagian dari otak.
Perkembangan motorik mengikuti hukum arah perkembangan.Keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
kurang gizi menimbulkan kekacauan struktural dan metabolisme
sedemikian rupa sehingga pertumbuhan dan pematangan susunan saraf
pusat dan otot untuk melaksanakan tugas menjadi sangat terbatas.
Sumber energi utama otak berasal dari glukosa. Kebutuhan glukosa
yang dibawa aliran darah ke otak akan meningkat apabila sel-sel saraf
(neuron) aktif melakukan fungsinya. Sel otak atau neuron terdiri dari
sel saraf dan axon. Axon merupakan proses penghantar rangsangan
menuju sel saraf dan dihubungkan oleh sinaps. Lebih banyak dendrit
terbentuk berarti lebih banyak sinaps. Jika pada masa puncak
pembentukan dendrit tidak tersedia cukup zat gizi maka jumlah sinaps
yang terbentuk akan berkurang. Dengan matangnya koordinasi antara
otot, serabut saraf dan otak maka kegiatan motorik dapat dilakukan
dengan baik dan tepat. Dalam ketrampilan motorik yang terkoordinasi
baik, otot yang lebih kecil memainkan peranan yang besar (Hurlock,
1997; Soetjiningsih, 1998; Santoso dan Ranti, 1999; Yusuf, 2011).
B. Kerangka Konsep
1. Pengetahuan gizi 2. Infeksi dan penyakit 3. Keterbatasan ekonomi 4. Lingkungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan status gizi terhadap
perkembangan motorik halus (Hurlock, 1997; Soetjiningsih, 1998;
Santosa dan Ranti, 1999; Yusuf, 2011)
Keterangan :
Gizi tidak normal / malnutrisi
Status gizi
Asupan gizi
Kegiatan dan kematangan pusat saraf, otot dan otak tak terkoordinasi
Kemampuan motorik halus baik
Koordinasi struktural dan metabolisme baik
Gizi normal
Koordinasi struktural dan metabolisme terganggu
Kegiatan dan kematangan pusat saraf, otot dan otak terkoordinasi
Kemampuan motorik halus buruk
1. Faktor penyakit 2. Faktor kecacatan 3. Faktor berat badan lebih 4. Kondisi psikologis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
: diteliti
: tidak diteliti
C. Hipotesis
“Ada hubungan antara status gizi baik dengan perkembangan motorik
halus balita usia 3-5 tahun”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik
dengan pendekatan Cross Sectional untuk mempelajari hubungan antara status
gizi dengan perkembangan motorik halus anak usia 3-5 tahun.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan
II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen pada bulan Januari-Mei 2011.
C. Populasi Penelitian
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2006)
1. Populasi Target adalah populasi yang menjadi sasaran aktif dengan
parameter akan diketahui melalui penelitian. Dalam penelitian ini yaitu
balita usia 3-5 tahun.
2. Populasi Aktual adalah bagian dari populasi target tempat sampel
diambil. Dalam penelitian ini yaitu balita berusia 3-5 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Sambung Macan II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
D. Sampel dan Teknik Sampling
Sampeladalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2006).
Padapenelitian ini sampel diambil dari sebagian anak yang terdaftar di wilayah
kerja Puskesmas Sambung Macan II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen dan
ada saat penelitian dilakukan, yang memenuhi kriteria inklusi.
Dalam penelitian ini bentuk teknik sampling yang akan digunakan adalah
tehnik randomsederhana (simple random sampling) yaitumetode mencuplik
sampel secara acak dengan masing-masing subjek atau unit dari populasi
memiliki peluang sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel
(Bhisma Murti, 2010).
E. Estimasi Besar Sampel
Rumus besar sampel
n = N�挠∝挠. p. qd挠纵N − 1邹+ Z挠 ∝挠. p. q
Keterangan :
N : besar populasi
P : perkiraan prevalensi penyakit yang ditelitiatau paparan pada
populasi
Q : 1-p
Zα : nilai statistikZαpada kurva normalstandartpada tingkat
kemaknaan (α = 0.05)
d : presisiabsolutyangdikehendakipadakeduasisi proporsi
populasi, misalnya + / -5%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
n : besar sampel
Perhitungan :
n = 棺�挠∝挠.贵.刽圭挠纵棺− 1邹+ �挠 ∝挠.贵.刽
= (Ʀm )(Ʀ,%淖潜) 铺(难,Ʀ ) 铺( 难,馁呢)纵难,Ʀ难邹潜纵Ʀm挠邹嫩(难,m )
= 33 balita
Alasan pemilihan rumus estimasi besar sampel di atas adalah penelitian ini
cross sectional yang bertujuan mendeskripsikan karakter populasi berdasarkan
pengamatan pada sampel dan merupakan data nominal dengan sampel tunggal
untuk estimasi proporsi suatu populasi, sehingga representativitas sampel
menjadi sangat penting agar taksiran karakteristik tidak menyimpang jauh
(Bhisma Murti, 2010; Sastroasmoro, 2002; Taufiqurahman, 2008).
F. Kriteria Restriksi (Inklusi dan Eksklusi)
1. Kriteria Inklusi
Adalah kriteria yang menentukan subjek boleh dimasukkan ke dalam
sampel penelitian (Bhisma Murti, 2010). Pada penelitian ini kriteria
inklusi adalah sebagai berikut :
a. Balita yang berumur 3-5 tahun penduduk tetap wilayah kerja
Puskesmas Sambung Macan Kabupaten Sragen II, Desa Gringging,
Kabupaten Sragen dan hadir saat dilakukan penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
b. Balita dalam keadaan sehat dan dapat beraktifitas seperti biasa (dari
dokumen data pribadi anak didapatkan keterangan bahwa anak tidak
sedang menderita penyakit infeksi atau kelainan kongenital dan tidak
sedang mengalami keterlambatan perkembangan)
c. Subjek bersedia secara sukarela
2. Kriteria Eksklusi
Adalah kriteria yang menentukkan subjek harus digusur ke luar sampel
(Bhisma Murti, 2010). Pada penelitian ini kriteria eksklusi adalah sebagai
berikut :
a. Menderita penyakit dan infeksi selama sebulan
sebelum penelitian seperti cacingan, campak, diare, ISPA, TBC
b. Riwayat persalinan sulit seperti vakum ekstraksi
c. Anak dengan obesitas > +2 SD
d. Anak menolak melakukan tes yang diujikan
e. Anak tidak berkesempatan karena ada hambatan
G. Definisi Operasional
1. Variabel Bebas ( status gizi )
a. Definisi Operasional : suatu tingkat kesehatan yang merupakan
akibat dari intake (masukkan) dan penggunaan semua nutrisi yang
terdapat dalam makanan sehari-hari
b. Skala pengukuran : nominal dikotomik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
1) Indeks BB / U
a) Gizi tidak normal
(ambang batas baku antara ≥ -3 SD sampai < -2 SD)
b) Gizi normal
(ambang batas baku antara ≥ -2 SD sampai +2 SD)
2) Indeks TB / U
a) Gizi tidak normal
(ambang batas baku antara ≥ -3 SD sampai < -2 SD dan > +2
SD)
b) Gizi normal
(ambang batas baku antara ≥ -2 SD sampai +2 SD)
3) Indeks BB / TB
a) Gizi tidak normal
(ambang batas baku antara ≥ -3 SD sampai < -2 SD dan > +2 SD)
b) Gizi normal
(ambang batas baku antara ≥ -2 SD sampai +2 SD)
4) Indeks lingkar kepala
a) Lingkar kepala tidak normal
(ambang batas baku antara ≥ -3 SD sampai < -2 SDdan > +2
SD)
b) Lingkar kepala normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
(ambang batas baku antara ≥ -2 SD sampai +2 SD)
(Budiyanto, 2002; Proverawati dan Wati, 2010)
2. Variabel Terikat ( perkembangan motorik halus )
a) Definisi Operasional : perkembangan gerakan tubuh atau
bagian tubuh yangdisengaja, cepatdanakuratmeliputikegiatan pusat
saraf dan otot yang terkoordinasi
b) Skala pengukuran : nominal dikotomik
1) Lulus : balita dapat melakukan semua item dengan
baik atau orang tua / pengasuh melaporkan secara
terpercaya bahwa anak dapat menyelesaikan item tersebut atau
tugas perkembangan dengan garis umur terletak antara persentil 25
dan 75
2) Tidak lulus : bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan
pada 2 sektor atau lebih atau bila dalam 1 sektor didapatkan 2 atau
lebih keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1
keterlambatan dan pada sektor tersebut tidak ada yang lulus pada
kotak yang berpotongan dengan garis vertikal usia atau tugas
perkembangan dengan garis umur terletak antara persentil 75 dan
90
(Nugroho, 2009; Soetjiningsih, 1998)
Populasi
Balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Sambung Macan II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Hubungan Status Gizi dengan
Perkembangan Motorik Halus Balita usia 3-5 tahun di Wilayah Puskesmas
Sambung Macan II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen.
1. Cara Kerja
Cross sectional Simple Random Sampling
Sampel (n = 33)
Analisis Data
Perkembangan motorik halus buruk (tidak lulus)
Perkembangan motorik halus baik (lulus)
Uji Chi Kuadrat (x2)
Status Gizi dengan antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB)
Gizi baik Gizi kurang/malnutrisi
Denver II Denver II
Odd Ratio (OR)
Uji Nyata dan Fisher (Fisher’s Exact Test)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Status gizi
1) Metode pengukuran, perhitungan dan wawancara
2) Alat ukur
a) Berat badan : dengandacin bermerkGEA dengan satuan
kilogram, ketelitian 0,0 kg
b) Tinggi badan : dengan microtoicebermerk Stanley Mabo
dengan satuaan centimeter, ketelitian 0,1 cm
c) Lingkar kepala : denganmetelinebermerk butterflydengan
satuan centimeter, ketelitian 0,1 cm
d) Umur : dihitung dengan bulan
e) Status gizi : dengan WHO chart and curve for boys
and girls 2005
3) Cara Pengambilan data
a) Berat badan
Penimbangan diselenggarakan pada pagi hari, tidak lebih
dari pukul 10.00 wib. Sebelum digunakan, dacindiperiksa secara
seksama apakah masih dalam kondisi baik atau tidak.
Menggantungkan dacinpada palang rumah dan memeriksa apakah
sudah tergantung dengan kuat dan tarik batang dacin ke bawah
kuat-kuat. Sebelum dipakai, letakkanbandul geser pada angka 0.0
kg, jarum penunjuk berada pada posisi seimbang kemudian batang
dacin dikaitkan dengan tali pengaman. Setelah alat timbang lainnya
(celana timbang) dipasang pada dacin lakukan peneraan yaitu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
dengan cara menambah beban pada ujung tangkai dacin, yaitu
plastik berisi batu. Penimbangan dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan. Subyek ditimbangtanpa menggunakan alas kaki
maupun barang bawaan yang lain. Subyek duduk di kantong celana
timbang.Pencatatan langsung dilakukan saat pengukuran selesai
dilaksanakan.
b) Tinggi badan
Menempelkanmicrotoicedengan paku pada dinding yang lurus
dan datar setinggi tepat 2 meter, angka 0 (nol) pada lantai yang
datar dan rata.Melepaskan alas kaki. Anak harus berdiri tegak, kaki
lurus, tumit, pantat, punggung, dan kepala bagian belakang harus
menempel pada dinding dan muka menghadap lurus dengan
pandangan ke depan. Menurunkan microtoice sampai rapat pada
kepala bagian atas, siku-siku harus lurus menempel pada
dinding.Membaca angka pada skala yang nampak pada lubang
dalam gulungan microtoice.Pengukuran dilakukan sebanyak 3 kali
pengulangan.Pencatatan dilaksanakan setelah pengukuran selesai
dilakukan.
c) Lingkar Kepala
Subyek dilakukan pengukuran dengan posisi kepala tegak dan
meteline dilingkarkan ke kepala mulai dari glabella sampai ke tonjolan
tulangoccipital. Pengukuran dilakukan 3 kali pengulangan .Pencatatan
dilaksanakan setelah pengukuran selesai dilakukan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
d) Umur
Mencatat tanggal, bulan dan tahun dilakukan tes. Mengurangi
dengan carabersusun dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran anak.
Jika jumlah hari yang dikurangi lebih besar, ambil jumlah hari yang
sesuai dari angka bulan di depannya (misal Agustus 31 hari,
September 30 hari). Hasilnya adalah usia anak dalam tahun, bulan dan
hari (contoh : 1). Ubah usia anak ke dalam satuan bulan jika perlu.
(Arisman, 2002; Nugroho, 2009; Supariasa, 2002)
b. Perkembangan motorik halus
1) Metode pengukuran : observasi dengan Denver II
2) Alat ukur
a) Lembar formulir Denver II
b) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara melakukan
dan menilai
c) Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus
warna merah-kuning-hijau-biru, permainan anak, botol kecil, bola
tenis, kertas dan pensil
3) Cara pengambilan data
a) Mengujikan semua item yang harus diujikan dan sesuai dengan
prosedur yang telah terstandarisasi (sesuai pedoman pelaksanaan
tes per item)
b) Melakukan tes dengan kerja sama yang aktif dan baik antara
peneliti dengan responden serta dilakukan di ruang yang cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
luas dengan ventilasi baik, memberi kesan santai dan
menyenangkan.
c) Memberi tahu orang tua bahwa tes ini bukan tes kepandaian atau
IQ melainkan tes perkembangan anak secara keseluruhan.
Memberitahukan bahwa anak tidak selalu dapat melaksanakan
semua tugas yang diberikan.
d) Melakukan tes dengan :
i) Mendahulukan item yang lebih mudah. Memberikan pujian
pada anak jika ia dapat menyelesaikan tugas dengan baik, juga
saat ia mampu menyelesaikannya tetapi kurang tepat.
ii) Melakukan item dengan alat yang sama dan sebaiknya
dilakukan secara berurutan.
iii) Meletakkan alat yang hanya akan digunakan saja
iv) Melaksanaan tes untuk semua sektor dimulai dari item yang
terletak di sebelah kiri garis umur, lalu dilanjutkan ke item di
sebelah kanan garis umur
(Nugroho, 2009)
2. Rencana Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan data
1) Editingadalah upaya memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh. Langkah dilakukanpadatahap pengumpulanatau setelah
data terkumpul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2) Coding merupakan kegiatanpemberian kode numerik(angka) terhadap
data yang terdiri dari beberapa kategori.
3) Entri dataadalah memasukkan data ke komputer menggunakan
aplikasi program SPSSfor Windows versi 15.
4) Tabulatingadalah pengklasifikasian data agar dengan mudah dilakukan
perhitungan statistik deskriptif.
(Bhisma Murti, 2009)
b. Analisis data
1) Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan dengan hasil
distribusi frekuensi dalam bentuk presentasi atau proporsi dari tiap
variabel penelitian. Distribusi frekuensi meliputi status gizi dan
perkembangan motorik halus
2) Analisis bivariat adalah analisis yang melibatkan sebuah variabel
dependen dan sebuah variabel independen. Variabel tersebut adalah
status gizi (variabel independen) dan perkembangan motorik
halus (variabel dependen).
c. Uji statistik
Pengujian statistik dalam penelitian ini menggunakan uji Chi kuadrat
atau x2 dan analisa korelasi antar kedua variabel menggunakan Odds
Ratio (OR) karena variabel bebas dan variabel terikat menggunakan skala
nominal dikotomik, dengan taraf signifikan (α) 0,05 dan p = 0,05. Uji ini
digunakan dengan syarat menuntut frekuensi-frekuensi yang diharapkan
(Eij) tidak boleh terlalu kecil, kalau tuntutan ini tidak terpenuhi, hasil-hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
uji menjadi tidak berarti. Untuk uji Chi kuadrat dengan db > 1 (tabel
dengan baris > 2 dan atau kolom > 2), maka uji ini dapat dilakukan jika
jumlah sel dengan frekuensi yang diharapkan < 5 tidak boleh > 20% dari
jumlah seluruhnya dan tidak satu sel pun boleh memiliki frekuensi yang
diharapkan < 1. Jika persyaratan tersebut tidak terpenuhi dengan data yang
ada, maka peneliti harus menggabungkan kategori-kategori yang
berdekatan, sehingga meningkatkan harga-harga Eij dalam berbagai sel.
Kemudian hasil penggabungan tersebut sudah memenuhi apa belum, kalau
sudah memenuhi dilanjutkan dengan menerapkan Chi kuadrat sehingga
hasilnya dapat berarti. Bila penggabungan kategori tersebut jumlah selnya
mencapai 2x2, syarat penggunaan Chi kuadrat terpenuhi.Maka
penggunaan rumus Chi kuadrat sebaiknya menggunakan Yate’s
correction. Namun, bila penggabungan kategori-kategori tersebut selnya
sampai mencapai 2x2 dan masih belum memenuhi syarat penggunaan chi
kuadrat dimana frekuensi harapan < 1 masih ada dan atau frekuensi
harapan < 5 lebih dari 20 %, maka gunakan uji Nyata dan Fisher (Fisher’s
Exact Test). Uji Fisher merupakan proporsi dari 2 kelompok sampel
dengan tabel 2x2 yang umumnya mempunyai sampel kecil. Sehingga
dapat digunakan untuk mengetahui hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik halus pada balita usia 3-5 tahun. Penghitungan
terhadap data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 15.0 for
windows. Peneliti menggunakan tabel kontingensi baris 2 kolom 2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
Tabel 4.1 Format tabel kontingensi 2x2 untuk indikator BB/U, TB/U,
BB/TB dan LK/U(Budiarto, 2002)
Perkembangan Status Gizi
Lulus Tidak Lulus Jumlah
Normal a b a+b
Tidak Normal c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
1) Rumus uji chi kudrat (x2) untuk perrhitungan status gizi normal dan tidak
normal
果挠= ∑ (譬+d能琵+d)潜琵+d
=屁 (频Ė能贫品)潜(频嫩贫)(品嫩Ė)
= (频嫩贫嫩品嫩Ė)(频Ė能贫品)潜(频嫩贫)(品嫩Ė)
Keterangan :
x2 : Nilai Chi kuadrat
N :Jumlah sampel
OR : Odds Ratio
2) Rumus harga p Fisher’s Exact Test
OR = a x d
b x c
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
贵= 纵故+ 顾邹!纵固+ 雇邹!纵故+ 固邹!纵顾+ 雇邹!棺!故!顾!固!雇!
3) Membandingkan x2 hitung dengan x2 tabel
a) Apabila X2 hitung >X2 tabel maka hasilnya signifikan (H1 diterima
dan Ho ditolak)
b) Apabila X2 hitung <X2 tabel maka hasilnya tidak signifikan (H1
ditolak dan Ho diterima)
c) H0 = Tidak ada hubungan status gizi dengan perkembangan
motorik halus
d) H1 = Ada hubungan status gizi dengan perkembangan motorik
halus
e) OR< 1, berarti bahwa faktor yang diteliti tersebut justru menurunkan
terjadinya efek
f) OR = 1, berarti bahwa tidak terdapat hubungan antara faktor resiko
dengan efek
g) OR> 1, berarti bahwa faktor yang diteliti tersebut meningkatkan
terjadinya efek
4) Membandingkan harga p dengan tingkat signifikansi (α)
Ho ditolak apabila harga uji statistik p < α
(Budiarto, 2002; Bhisma Murti, 2009; Sastroasmoro, 2002)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian hubungan status gizi dengan perkembangan motorik halus balita
usia 3-5 tahun di wilayah Puskesmas Sambung Macan II Kabupaten Sragen
dilakukan terhadap 40 responden. Responden yang digunakan adalah balita
umur 3-5 tahun yang berdomisili di desa Gringging .
Desa Gringging merupakan salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas
Sambung Macan II Kabupaten Sragen. Batas wilayah Desa Gringging adalah
batas bagian utara yaitu Desa Klinge, , batas bagian selatan yaitu Desa Celep,
batas bagian timur yaitu Desa Kedungkalang dan batas bagian barat yaitu
Desa Trobayan.
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16 April 2011, 19 April 2011 dan 6
Mei 2011 pada acara posyandu balita dan lansia. Melakukan wawancara
kepada ibu responden kemudian responden diukur berat badan, tinggi badan,
lingkar kepala dan diuji perkembangan motorik halusnya.
B. Karakteristik Responden
Subjek penelitian hubungan status gizi dengan perkembangan motorik
halus dilakukan pada balita usia 3-5 tahun dengan jumlah responden adalah 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
balita. Distribusi frekuensi jumlah responden berdasarkan jenis kelamin
tercantum pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)
1. Laki-Laki 20 50
2. Perempuan 20 50
Sumber : Data Primer, 2011
Tabel diatas menunjukkanjumlah responden yang berimbang antara balita
dengan jenis kelamin laki-laki 20 (50%) dengan jenis kelamin perempuan 20
(50%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
No. Usia Balita Jumlah Persentase (%)
1. 3-4 16 40%
2. 4-5 24 60%
Sumber : Data Primer, 2011
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi usia balita sebagian besar adalah
kelompok usia 4-5 tahun yaitu sebanyak 24 responden (60%). Sedangkan
besar distribusi usia balita umur 3-4 tahun adalah 16 responden (60%).
C. Data Status Gizi
Tabel 4.3 Distribusi Tingkat Status Gizi Indeks BB / U
BB / U Frekuensi Persentase (%)
Normal 29 72.5 Tidak Normal 11 27.5
Jumlah 40 100.0
Sumber : Data Primer, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah
status gizi normal berdasarkan indeks BB / U yakni sebanyak 29 balita
(72.5%) dan jumlah kelompok responden dengan status gizi tidak normal
sebanyak 11 responden (27.5%).
Tabel 4.4 Distribusi Tingkat Status Gizi Indeks TB / U
TB / U Frekuensi Persentase (%)
Normal 35 87.5
Tidak Normal 5 12.5
Jumlah 40 100.0
Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah
status gizi normal berdasarkan indeks TB / U yakni sebanyak 35 balita
(87.5%) dan jumlah kelompok responden dengan status gizi tidak normal
sebanyak 5 responden (12.5%).
Tabel 4.5 Distribusi Tingkat Status Gizi Indeks BB / TB
BB / TB Frekuensi Persentase (%)
Normal 31 77.5
Tidak Normal 9 22.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah
status gizi normal berdasarkan indeks BB / TB yakni sebanyak 31 balita
(77.5%) dan jumlah kelompok responden dengan status gizi tidak normal
sebanyak 9 responden (22.5%).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Tabel 4.6 Distribusi Tingkat Status Gizi Indeks LK / U
LK / U Frekuensi Persentase (%)
Normal 37 92.5
Tidak Normal 3 7.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer, 2011
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 40 responden, jumlah
status gizi normal berdasarkan indeks LK / U yakni sebanyak 37 balita
(92.5%) dan jumlah kelompok responden dengan status gizi tidak normal
sebanyak 3 responden (7.5%).
D. Data Perkembangan Motorik Halus
Tabel 4.7 Distribusi Perkembangan Motorik Halus Balita Usia 3-5 Tahun
Perkembangan Frekuensi Persentase (%)
Lulus 33 82.5
Tidak Lulus 7 17.5
Jumlah 40 100
Sumber : Data Primer, 2011
Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang lulus
dalam tes perkembangan motorik halus yaitu sebanyak 33 responden (82.5%).
Sedangkan responden yang tidak lulus dalam tes perkembangan motorik halus
sebanyak 7 responden (17.5%).
E. Pengujian Hipotesa
Kedua data yang telah berhasil dikumpulkan kemudian di analisis dengan
menggunakan rumus Chi Squaredan Fisher’s Exact Test untuk mengetahui
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
apakah ada hubungan
Analisis data dilakukan dengan bantuan program
Berikut ini hasil analisis data antara variabel status gizi dan
motorik halus.
Tabel 4.8 Tabel Kontingensi 2x2
Perkembangan Motorik Halus I
Berat Badan
Normal
Tidak Normal
Total
Sumber: Data Primer, 2011
Gambar 4.1 Hubungan Status Gizi den
Indeks
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan
banyak dibandingkan dengan respo
normal untuk indeks BB / U
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
antara status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi.
Analisis data dilakukan dengan bantuan program SPSS for windows
Berikut ini hasil analisis data antara variabel status gizi dan perkembangan
Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Status Gizi deng
Perkembangan Motorik Halus Indeks BB / U
Berat Badan Perkembangan Motorik
TotalLulus Tidak Lulus
Normal 25 4
Tidak Normal 8 3
Total 33 7
Sumber: Data Primer, 2011
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
BB / U
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan lulus dalam tes perkembangan motorik yang
banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi tidak
normal untuk indeks BB / U.
62,50%
20,00%
82,50%
10,00% 7,50%17,50%
Normal Tidak Normal Jumlah
Lulus
Tidak Lulus
36
antara status gizi dengan keteraturan siklus menstruasi.
for windows versi 15.
perkembangan
Hubungan Status Gizi dengan
Total
29
11
40
Perkembangan Motorik Halus
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
perkembangan motorik yang lebih
status gizi tidak
Lulus
Tidak Lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dilihat dari tabel 4.8
perkembangan motorik halus
status gizi normal dan lulus dalam tes perkembangan motorik hal
responden (62.5%), disusul k
dalam tes perkembangan motorik halus adalah 8 responden (20.0
Selanjutnya kelompok
halus tidak lulus sebanya
gizi tidak normal dan
halussebanyak 3responden (
Tabel 4.9 Tabel Kontingensi 2x2
Perkembangan Motorik Halus
Tinggi
Normal
Tidak Normal
Total
Sumber: Data Primer, 2011
Gambar 4.2Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Indeks TB / U
Sumber: Data Primer, 2011
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Dilihat dari tabel 4.8 tabel kontingensi 2x2 hubungan status gizi deng
perkembangan motorik halus, balita terbanyak pada kelompok yang memiliki
al dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 25
%), disusul kelompok dengan status gizi tidak nomal dan lulus
dalam tes perkembangan motorik halus adalah 8 responden (20.0
Selanjutnya kelompok status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
halus tidak lulus sebanyak 4 responden (10.0%). Sedangkan kelompok status
dan tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
responden (7.5%).
Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Status Gizi deng
Perkembangan Motorik Halus Indeks TB / U
Tinggi Badan Perkembangan Motorik
Lulus Tidak Lulus
Normal 30 5
Tidak Normal 3 2
Total 33 7
Sumber: Data Primer, 2011
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
ndeks TB / U
Sumber: Data Primer, 2011
75,00%
7,50%
82,50%
12,50% 5,00%17,50%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Normal Tidak Normal Jumlah
Lulus
Tidak Lulus
37
hubungan status gizi dengan
terbanyak pada kelompok yang memiliki
us adalah 25
elompok dengan status gizi tidak nomal dan lulus
dalam tes perkembangan motorik halus adalah 8 responden (20.0%).
status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
ngkan kelompok status
tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
Hubungan Status Gizi dengan
Total
35
5
40
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Lulus
Tidak Lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan lulus dalam tes perkembangan motorik yang lebih
banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi tidak
normal untuk indeks TB / U.
Dilihat dari tabel 4.9 tabel kontingensi 2x2 hubungan status gizi dengan
perkembangan motorik halus, balita terbanyak pada kelompok yang memiliki
status gizi normal dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 30
responden (75.0%), disusul kelompok dengan status gizi tidak nomal dan lulus
dalam tes perkembangan motorik halus adalah 3 responden (7.5%).
Selanjutnya kelompok status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
halus tidak lulus sebanyak 5 responden (12.5%). Sedangkan kelompok status
gizi tidak normal dan tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
halussebanyak 2 responden (5.0%).
Tabel 4.10 Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Status Gizi dengan
Perkembangan Motorik Halus Indeks BB / TB
Berat Badan/Tinggi
Badan
Perkembangan Motorik Total
Lulus Tidak Lulus
Normal 27 4 31
Tidak Normal 6 3 9
Total 33 7 40
Sumber: Data Primer, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gambar 4.3Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Indeks BB / TB
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan
banyak dibandingkan dengan respo
normal untuk indeks BB / TB
Dilihat dari tabel 4.
perkembangan motorik halus
status gizi normal dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah
responden (67.50%), disusul k
lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah
Selanjutnya kelompok
halus tidak lulus sebanyak
gizi tidak normal dan
halussebanyak 3responden (
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
ndeks BB / TB
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan lulus dalam tes perkembangan motorik yang
banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi tidak
normal untuk indeks BB / TB.
Dilihat dari tabel 4.10 tabel kontingensi 2x2 hubungan status gizi deng
perkembangan motorik halus, balita terbanyak pada kelompok yang memiliki
al dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah
%), disusul kelompok dengan status gizi tidak nomal dan
lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 6 responden (
Selanjutnya kelompok status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
halus tidak lulus sebanyak 4 responden (10.0%). Sedangkan kelompok
dan tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
responden (7.5%).
67,50%
15,00%
82,50%
10,00% 7,50%
17,50%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Normal Tidak Normal Jumlah
Lulus
Tidak Lulus
39
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
lulus dalam tes perkembangan motorik yang lebih
gizi tidak
hubungan status gizi dengan
terbanyak pada kelompok yang memiliki
al dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 27
elompok dengan status gizi tidak nomal dan
responden (15.0%).
status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
ngkan kelompok status
tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
Lulus
Tidak Lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4.11 Tabel Kontingensi 2x2
Perkembangan Motorik Halus I
Lingkar Kepala
Normal
Tidak Normal
Total
Sumber: Data Primer, 2011
Gambar 4.4Hubungan Status Gizi deng
Indeks LK
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan
banyak dibandingkan dengan respo
normal untuk indeks LK
Dilihat dari tabel 4.1
perkembangan motorik halus
status gizi normal dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 31
responden (77.50%), disusul k
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Tabel Kontingensi 2x2 Hubungan Status Gizi deng
Perkembangan Motorik Halus Indeks LK / U
Lingkar Kepala Perkembangan Motorik
TotalLulus Tidak Lulus
Normal 31 6
Tidak Normal 2 1
Total 33 7
Sumber: Data Primer, 2011
Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
LK / U
Sumber: Data Primer, 2011
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
normal menunjukkan lulus dalam tes perkembangan motorik yang
banyak dibandingkan dengan responden yang memiliki status gizi tidak
LK / U.
Dilihat dari tabel 4.11 tabel kontingensi 2x2 hubungan status gizi deng
perkembangan motorik halus, balita terbanyak pada kelompok yang memiliki
al dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 31
%), disusul kelompok dengan status gizi tidak nomal dan
67,50%
15,00%
82,50%
10,00% 7,50%17,50%
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Normal Tidak Normal Jumlah
Lulus
Tidak Lulus
40
Hubungan Status Gizi dengan
Total
37
3
40
an Perkembangan Motorik Halus
Dari grafik di atas, dapat dilihat bahwa responden dengan status gizi
lulus dalam tes perkembangan motorik yang lebih
nden yang memiliki status gizi tidak
hubungan status gizi dengan
terbanyak pada kelompok yang memiliki
al dan lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 31
i tidak nomal dan
Lulus
Tidak Lulus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
lulus dalam tes perkembangan motorik halus adalah 2 responden (5.0%).
Selanjutnya kelompok status gizi normal dan hasil tes perkembangan motorik
halus tidak lulus sebanyak 6 responden (15.0%). Sedangkan kelompok status
gizi tidak normal dan tidak lulus dalam tes perkembangan motorik
halussebanyak 1 responden (2.5%).
Hasil uji analisa korelasi Chi Squaredan Fisher’s Exact Test dengan
bantuan SPSS for Windows versi 15, diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.12Uji komparatif Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Indeks BB / U
Chi-Square Testsdan Fisher’s Exact Test
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 1.004(b) 1 0.316
Fisher’s Exact Test 0.369
Jumlah sampel
valid
40 1
Sumber: Data Primer, 2011
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio 2.344 .430 12.772
Jumlah sampel valid 40
Sumber : Data Primer, 2011
Hasil perhitungan statistik diperoleh X2 hitung = 1.004 dengan taraf
signifikansi 5%, derajat kebebasan (df) = 1, X2 tabel = 3.841, nilai
signifikansi 0,316 > 0,050, p = 0.369 dan OR = 2.344 berarti tidak terdapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
hubungan yang signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik
halus pada balita untuk indeks BB / U, tetapi memiliki kecenderungan untuk
meningkatkan resiko.
Tabel 4.13 Uji Komparatif Status Gizi dengan Perkembangan Motorik
Halus Indeks TB / U
Chi-Square Testsdan Fisher’s Exact Test
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2.004(b) 1 0.157
Fisher’s Exact Test 0.204
Jumlah sampel valid 40 1
Sumber : Data Primer, 2011
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio 4.000 .528 30.281
Jumlah sampel valid 40
Sumber : Data Primer, 2011
Hasil perhitungan statistik diperoleh X2 hitung = 2.004 dengan taraf
signifikansi 5%, derajat kebebasan (df) = 1, X2 tabel = 3.841, nilai signifikansi
0,157 > 0,050, p = 0.204 dan OR = 4.000 berarti H1 ditolak dan H0 diterima,
yang berarti tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan
perkembangan motorik halus pada balita untuk indeks TB / U, tetapi memiliki
kecenderungan untuk meningkatkan resiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 4.14 Uji Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Indeks BB / TB
Chi-Square Tests dan Fisher’s Exact Test
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 2.016(b) 1 0.156
Fisher’s Exact Test 0.316
Jumlah sampel valid 40 1
Sumber : Data Primer, 2011
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio 3.375 .593 19.205
Jumlah sampel valid 40
Sumber : Data Primer, 2011
Hasil perhitungan statistik diperoleh X2 hitung = 2.016 dengan taraf
signifikansi 5%, derajat kebebasan (df) = 1, X2 tabel = 3.841, nilai signifikansi
0,156 > 0,050, p = 0.316 dan OR = 3.375berarti tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik halus pada balita
untuk indeks BB / TB, tetapi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan resiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 4.15 Uji Komparatif Status Gizi dengan Perkembangan Motorik Halus
Indeks LK / U
Chi-Square Testsdan Fisher’s Exact Test
Value df Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Pearson Chi-Square 0.563(b) 1 0.453
Fisher’s Exact Test 0.448
Jumlah sampel valid 40 1
Sumber : Data Primer, 2011
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio 2.583 .201 33.240
Jumlah sampel valid 40
Sumber: Data Primer, 2011
Hasil perhitungan statistik diperoleh X2 hitung = 0.563 dengan taraf
signifikansi 5%, derajat kebebasan (df) = 1, X2 tabel = 3.841, nilai signifikansi
0,453 > 0,050, p = 0.448 dan OR = 2.583 berarti tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara status gizi dengan perkembangan motorik halus pada balita
untuk indeks LK / U, tetapi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan
resiko.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB V
PEMBAHASAN
A. Status Gizi
Status gizidapatdipengaruhiolehberbagaifaktorantaralainkonsumsipangan,
polaasuh, genetik, pendidikandanfaktorpsikologi (Narendra, 2002;
Proverawati, 2010; Soetjiningsih,
1998).Anakdapatmenjadikurusdapatdisebabkanolehpolamakananak yang
tidakbaiksehinggatinggidanberatbadananaktidaksesuaiusianya,
anaksulitmakan, aktivitasanak yang berlebih,
gangguanpencernaandanpenyerapansertaanakmenderitasakitsepertiterpaparinf
eksi,TBC (Elviana, 2009).
MenurutProverawatidanWati (2010)
menyatakanbahwabilagiziburukmakaperkembanganotak pun
kurangdanakanberpengaruhpadakehidupannya di usiasekolahdanprasekolah.
Semakinmatangnyaperkembangan system syarafotak yang
mengaturototmemungkinkanberkembangnyaketrampilanmotorikanakkhususny
amotorikhalus (Dahlan, 2010).
Hasilpenelitiandari 40 balita di wilayahkerjaPuskesmasSambungMacan II
desaGringgingkabupatenSragenmenunjukkanbahwabalitadengan status gizi
normal menurutindeks BB / U sebanyak29balita (72.5%), indeks TB / U
sebanyak35 balita (87.5%), indeks BB / TB sebanyak 31 balita (77.5%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
danindeks LK / U sebanyak37 balita (92.5%). Sedangkanbalitayang
memilikiberatbadantidak normalmenurutindeks BB / U sebanyak11 balita
(27.5%), indeks TB / U sebanyak5balita (12.5%),indeks BB / TB 9balita
(22.5%) danmenurutindeks LK / U sebanyak 3 balita (7.5%).Wilayah
PuskesmasSambungMacan II terutamaDesaGringging,
merupakansalahsatudaribeberapadesa yang berstatusrawangizi.Responden di
tempatiniterdapatanakdengan status
giziburukkarenadisebabkanolehbeberapafaktordiantaranyaadalahnafsumakana
nak yang berkurang, anakmemilikiaktivitasfisik yang
berlebihdenganasupanmakanan yang tidaksesuaidenganjumlahenergi yang
digunakan, anak yang kurangmendapatperhatiandari orang
tuakarenaharusbekerja.
B. PerkembanganBalitaUsia 3-5 Tahun
Faktor yang dapatmempengaruhiperkembanganbalitaadalahfaktorpasca
natal
yaitukebutuhanpsikososialmeliputikebutuhanakankasihsayangdanstimulasi.
Kebutuhankasihsayangmerupakancerminanartikebutuhanasih yang
dapatmemberikankehidupandanketentramansecarapsikologispadaanak
(Hidayat, 2008).SedangkanKebutuhanstimulasi (asah) sangatmembantudalam
proses pembelajarandanperncapaianperkembangansecara optimal.
Stimulasidapatdilakukandengancaramemberikanpermainanataubermain
(Hidayat, 2007). Narendra (2002) berpendapatbahwaadabeberapafaktor yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
dapatmenyebabkangangguanperkembanganmotorikantara lain faktorketurunan
(keluarga yang mengalamiperkembanganmotoriklambat), faktorlingkungan
(anak yang tidakmendapatkesempatanuntukbelajar, sanitasilingkungan yang
kurangbaik, kurangsinarmatahari, paparansinarradioaktifdanpolusitertentu),
danfaktorkepribadian ( anak yang penakut).
Hasilpenelitianmenggunakantes Denver II
menunjukkanbahwaperkembangananakusia 3-5 tahun di
wilayahkerjaPuskesmasSambungMacan II
desaGringgingKabupatenSragenadalah lulus menurutindeks BB / U, TB / U ,
BB / TB dan LK / U sebanyak33 balita (82.5%)dantidak lulus sebanyak 7
balita (17.5%).WalaupunwilayahSambungMacan II
terutamaDesaGringgingberstatusrawangizi, sebagianbesarbalitausia 3-5
tahunmemilikiperkembanganmotorik yang baik. Hal initerjadikarena di
desainididirikansekolahuntukusiadini (PAUD). MenurutElviana (2009)
mengatakanbahwa PAUD berfungsiuntukmenstimulasi, membimbing,
mengasuh, dam memberikankegiatanpembelajaran yang
akanmenghasilkankemampuandanketrampilanpadaanak. Selainitu,
merupakansalahsatubentukpenyelenggaraan yang
menitikberatkanpadapeletakandasarkearahpertumbuhandanperkembanganfisik
(koordinasimotorikhalus), intelegensi
(dayapikirdandayacipta).Selainitufaktorgenetik, lingkungan, kesehatan,
pendidikan orang tua, kepribadian,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
dankelahiranjugadapatmempengaruhiperkembanganmotorikhalusbalita
(Soetjiningsih¸1998).
C. Hubungan Status GizidenganPerkembanganMotorikHalusBalitaUsia 3-5
Tahun
Berdasarkanpenelitiandi wilayahkerjaPuskesmasSambungMacan II,
DesaGringging, KabupatenSragendiperolehhasilsecarastatistikdenganujiChi
Square danFisher’s Exact Test bahwatidakadahubunganyang signifikanantara
status gizidenganpekembanganmotorikhalusbalitausia 3-5 tahun (p > 0.05),
tetapisecaraepidemiologismenggunakanodds ratio adahubungan yang
ditujukkandengankecenderunganhasilperkembanganmotorikhalus lulus
apabila status gizibalitalebihbaik (OR>1).
DalampenelitianinijugadigunakanujiFisher’s Exact Test karenaadasebaran
yang tidakmemenuhisyaratpenggunaanujiChi Square yaitufrekuensiharapan<1
masihadadanataufrekuensiharapan<5 lebihdari
20%.HasilperhitunganstatistiknilaisignifikansiberdasarujiChi Square
menurutindeks BB/U = 0,316, TB/U = 0.157, BB/TB = 0.156 danLK/U =
0.453.SedangkanhasilperhitungannilaisignifikansiberdasarFisher’s Exact
Testmenurutmenurutmasing-masingindeksdiperolehBB/U = 0.369, TB/U =
0.204, BB/TB = 0.316, LK/U = 0.448.
SecaraepidemiologisperhitungandenganOdds ratio untukmasing-
masingindeksdiperolehhasil BB/U = 2.344, TB/U = 4.000, BB/TB = 3.375,
LK/U = 2.583.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Hasilanalisamenggunakanujistatistikmenunjukkanhubungan yang
tidaksignifikankarenadapatterjadiakibatkesalahanujites,
dapatdisebabkanolehsampel yang digunakantidakrepresentative, analisa yang
digunakantidakmultivariatdalammenghomogenkansampel.Namun,
secaraepidemiologisterbuktibahwahipotesisditerimayaituadakecenderunganhas
ilperkembanganmotorikhalus lulus apabila status gizilebihbaik.Hal
inisesuaidengantinjauanteoribahwa status gizimerupakansalahsatufaktor yang
dapatmempengaruhiperkembanganmotorikhalusmelaluipematangansyarafotak
yang
mengaturotothalus.Apabilanutrisitidakataukurangterpenuhimakadapatmengha
mbatpertumbuhandanperkembangan (Hidayat, 2007; ProverawatidanWati,
2010).Akan tetapi, faktorgizibukanlahsatu-
satunyafaktorutamadalammempengaruhiperkembanganmotorikhalus.Faktor
lain yang
dapatmempengaruhiperkembanganbalitaadalahfaktorpascanatalkebutuhandasa
rasihyaituadanyakasihsayangdari orang
tuasertakebutuhandasarasahyaituadanyastimulasimelaluiPAUD
(PendidikanAnakUsiaDini).
Pernyataaninijugamempunyaikemiripandenganbeberapapenelitiansebelum
nya yangdilakukanantara lain olehBiratomcia (2010) denganjudul
“PengaruhStausGiziterhadapPerkembanganMotorikHalusAnakUsiaPrasekolah
di TK KemalaBhayangkari 90 Akpol Semarang”
menyatakanbahwaadahubungan yang bermaknaantara status
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
gizidenganperkembanganmotorikhalusanakdenganhasilujiChi
Squaredidapatkannilai 23.660 nilai p sebesar 0.000 (p <
0.05).Hasilpenelitianinijugamempunyaikemiripindenganpenelitian yang
dilakukanolehSamudi (2010) denganjudul “Hubungan Status Gizidengan
Tingkat PerkembanganMotorikHalusAnakUsia 4-5 TahunpadaKeluarga
Sejahtera di KecamatanGemawangKabupatenTemanggungJawa Tengah” yang
menyatakanbahwaadahubungan yang
bermaknapadapengukuranantropometridenganindeks BB/U. Ujistatistik yang
digunakanadalahRang Bivariat
Spearmandenganteknikpengambilanproporsional random samplingdan α =
0.05.Sedangkanpadapenelitian yang dilakukanolehWulandari
(2010)denganjudul “Hubungan Status
GizidenganPerkembanganMotorikKasardanMotorikHalusAnakUsia 3-5
Tahun di Play Group Traju Mas Purworejo”.Dalampenelitiannya,
Wulandarimenyatakanbahwatidakadahubungan yang bermaknaantara status
gizidenganperkembanganmotorikkasarmaupunhalusdenganhasilujiChi
Squaredidapatkannilai p = 0.401.
Hasilpenelitianiniberbedadenganpenelitiansebelumnyameliputicarapengam
bilansampeldengansimple random samplingdanjumlahsampel yang
didapatsebanyak 40 responden,
caraperhitunganindeksantropometrimenggunakan z-skordengantabel WHO
2005, untukujistatistikmenggunakanChi squaredanFisher’s Exact Test,
pengujiankekuatanhubunganmenggunakanOdds Ratio. Dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
hasilakhirdaripengujianhipothesisjugaberbedakarenaresponden yang
diambildalampenelitianinitidakhanya yang mengikuti program PAUD saja,
tetapijugaresponden yang tidakmengikuti PAUD,
sehinggauntukpenelitianselanjutnyadapatmenggunakananalisismultivariatuntu
kmenghomogenkansampel.
Hambatandaripenelitianiniadalahbalita yang tidakmaumelakukan item
yang diujikandanibubalita yang tidaksabaruntukmenungguurutandilakukannya
test padabalitanya.
Sehinggauntukmengatasihalinipenelitimemintaibuuntukmemerintahanaknyam
elakukan item yang diujikan.Apabilaanakmenolaksampai 3 kali
berartidianggaptidak lulus.Untukibu yang sudahpulang,
penelitimelakukankunjunganrumah di hari yang
samadiadakanpenimbanganberatbadandantinggibadan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, sebagian besar balita usia 3-5 tahun di wilayah Puskesmas Sambung
Macan II, Desa Gringging, Kabupaten Sragen dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara status gizi terhadap perkembangan motorik halus
balita usia 3-5 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sambung Macan II, Desa
Gringging, Kabupaten Sragen, tetapi memiliki kecenderungan hasil
perkembangan motorik halus lulus apabila status gizi lebih baik.
B. Saran
Saran yang dapat diberikan bagi tenaga profesi khususnya bidan, orang tua
dan peneliti selanjutnya adalah perlu dilakukan penyuluhan dan memberikan
motivasi kepada orang tua tentang pentingnya pemberian nutrisi yang seimbang
oleh tenaga kesehatan, pengukuran status gizi sebaiknya menggunakan tabel
WHO 2005 agar diperoleh hasil yang akurat dan signifikan, serta saat melakukan
pengukuran tinggi badan sebaiknya menggunakan microtoice. Diperlukan
penelitian lebih lanjut dengan menggunakan timbangan dalam mengukur berat
badan, menghomogenkan sampel yang digunakan dan mengklasifikasikan status
gizi maupun perkembangan motorik halus agar didapatkan hubungan secara
signifikan secara statistik.