DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA DIFTERI
Dr. Dyani Kusumowardhani, SpARSPI Prof Dr Sulianti Saroso
PENDAHULUAN
Gejala awal difteri seperti infeksi saluran napas atas lainnya
Diagnosis difteri sering terlambat Diagnosis klinis berperan penting bagi
prognosis pasien
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI Kuman masuk melalui mukosa/kulit Berkembang biak pada permukaan
mukosa mulut memproduksi toksinmenyebar melalui pembuluh limfe
dan darah Toksin menghambat pembentukan
protein dalam sel sel akan mati Makin banyak toksin, infeksi makin lebar,
jaringan nekrotik dan fibrin membentuk membran kelabu yang mudah berdarah
PATOGENESIS & PATOFISIOLOGI Dapat terjadi infeksi sekunder pada
pseudomembran Penyumbatan jalan napas Toksin beredar kerusakan organ, a.l
jantung, saraf, ginjal:› Miokarditis dalam 10-14 hari› Manifestasi saraf dalam 3-7 minggu
MANIFESTASI KLINIS Bervariasi dari tanpa gejala sampai
fatal Panas tak terlalu tinggi
Difteria hidung: Pilek Dengan atau tanpa gejala sistemik
ringan Membran putih pada septum nasi
MANIFESTASI KLINISDifteria tonsil faring: Anoreksia, malaise, nyeri menelan Membran menutup tonsil, faring, uvula,
palatum molle, laring, trakea Limfadenitis servikalis dan
submandibulabull neck kasus berat: gagal napas dan sirkulasi Kasus sedang: miokarditis dan neuritis Kasus ringan: membran lepas 7-10 hari
Bull neck
Pseudomembran
MANIFESTASI KLINISDifteria laring: Perluasan difteria faring Napas berbunyi, stridor progresif Suara parau dan batuk kering Retraksi suprasternal, interkostal,
supraklavikular Membran lepas dapat menutup jalan
napas kematian mendadak
DIAGNOSIS Klinis! Diagnosis pasti: biakan pada media
Loeffler
DIAGNOSIS BANDING Lues kongenital (snuffles) Tonsilitis membranosa akut e.c
Streptokokus Mononukleosis infeksiosa Tonsilitis membranosa non bakterial Tonsilitis herpetika primer Infectious croups
PENYULIT Obstruksi jalan napas Dampak toksin:
› Miokarditis Takikardia, bunyi jantung redup, murmur,
aritmia EKG: segmen ST , interval PR , heart
block › Gangguan saraf
Bilateral, motorik, sembuh sempurna Paralisis diafragma: perlu ventilator mekanik
Infeksi sekunder bakteri
TATALAKSANATUJUAN Secepatnya menginaktivasi toksin
yang belum terikat Mencegah/meminimalkan penyulit Mengeliminasi kuman untuk mencegah
penularan Mengobati penyakit penyerta dan
mengatasi penyulit
TATALAKSANA UMUM Isolasi sampai biakan apus tenggorok
negatif 2x berturut-turut Tirah baring 2-3 minggu Cairan dan diet yang adekuat Difteria laring: jaga jalan napas dan
kelembaban udara
TATALAKSANA KHUSUS1. ANTITOKSIN ADS Diberikan secepatnya untuk menekan angka
kematian Hati-hati reaksi anafilaktik Uji kulit: 0,1 ml ADS dalam NaCl 0,9% 1:1000
IK (+ bila indurasi >10mm dalam 20 menit) Uji mata: 1 tts larutan serum dalam NaCl
0,9% 1:10, mata yang lain ditetesi Na Cl 0,9% (+ bila konjungtiva bulbi hiperemis & lakrimasi)
TATALAKSANA KHUSUSBila uji kulit/mata +, lakukan desensitisasi cara
Besredka: 0,05 cc dari pengenceran 1:20 SK 0,1 cc dari pengenceran 1:20 SK 0,1 cc dari pengenceran 1:10 SK 0,1 cc tanpa pengenceran SK 0,3 cc tanpa pengenceran SK 0,5 cc tanpa pengenceran SK 1 cc tanpa pengenceran SK ADS yang tersisa diberikan secara drip IV Bila ada tanda reaksi anafilaktik segera beri
adrenalin 1:1000Bila uji negatif, ADS diberikan sekaligus secara IV
Dosis ADS
Berdasarkan berat penyakit dan lama sakit
Tidak berdasarkan berat badan Pemberian IV dalam larutan garam
fisiologis atau 100 ml glukosa 5% dalam 1-2 jam
Pantau kemungkinan efek samping obat sampai 2 jam pasca pemberian
Tipe difteri Dosis ADS Cara pemberian
Difteria hidung 20.000 IMDifteria tonsil 40.000 IM atau IVDifteria faring 40.000 IM atau IV
Difteria laring 40.000 IM atau IVKombinasi lokasi 80.000 IVDengan penyulit , bull neck
80.000-120.000 IV
Terlambat berobat (>72 jam), lokasi dimana saja
80.000-120.000 IV
TATALAKSANA KHUSUS2. Antibiotik Bukan pengganti ADS! Tujuan: membunuh kuman,
menghentikan produksi toksin PP 50.000-100.000 IU/kgBB/hari
selama 10 hari Eritromisin 40 mg/kgBB/hari
TATALAKSANA KHUSUSKortikosteroid Prednison 2 mg/kgbb/hari selama 2
minggu kemudian diturunkan bertahap Dianjurkan bila ada gejala:
› Obstruksi jalan napas (dengan atau tanpa bull neck)
› Miokarditis (tidak dapat mencegah!)
TINDAKAN LAIN Pengobatan penyulit
› Jaga hemodinamik› Trakeostomi bila perlu
Pengobatan kontak› Lakukan biakan usap hidung dan
tenggorok› Pantau gejala klinis› Isolasi sampai masa tunas terlampaui› Beri booster toksoid difteria
PENGOBATAN KARIER Karier: tidak ada keluhan,uji Schick
negatif tapi basil difteria positif dalam nasofaring
Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral atau suntik atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari selama 1 minggu
Bila perlu tonsilektomi/adenoidektomi
UJI SCHICK Menentukan kerentanan terhadap
difteria Menyuntikkan IK toksin difteria yang
dilemahkan:› Bila tidak ada antitoksin akan terjadi
nekrosis jaringan positif
PENGOBATAN KARIERBiakan Uji
SchickTindakan
- - Bebas isolasi, booster bagi yang pernah imunisasi
+ - Pengobatan karier+ + Penisilin 100 mg/kgBB/hari oral/suntik atau
eritromisin 40 mg/kgBB + ADS 20.000 KI- + Toksoid Difteri (imunisasi aktif) sesuaikan
dengan status imunisasi
PROGNOSIS Baik bila cepat mendapat ADS dan
antibiotik Kematian mendadak bila;
› Obstruksi jalan napas mendadak oleh membran yang lepas
› Miokarditis atau gagal jantung› Paralisis diafragma
IMUNISASI PASCA INFEKSI Kekebalan sangat rendah, perlu
imunisasi ulang Antibodi hanya terhadap toksin, bukan
terhadap organismenya
Terima kasih
Top Related