I. PURPOSE
a) Memberikan data kelarutan tiga komponen yang digambarkan pada diagram
segitiga
b) Mengetahui jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen
c) Mengetahui kelarutan suatu zat terlarut dalam suatu pelarut
II. THEORY
Sistem adalah suatu zat yang dapat diisolasikan dari zat-zat lain dalam suatu
bejana inert, yang menjadi pusat perhatiandalam mengamati pengaruh perubahan
temperatur, tekanan serta konsentrasi zat tersebut. sedangkan komponen adalah sistem,
seperti zat terlarut dan pelarut dalam senyawa biner. Banyaknya komponen dalam sistem
adalah jumlah minimum spesies bebas yang diperlukan untuk menentukan konsentrasi
semua fase dalam sistem (Anggraini,2010).
Jika kedalam air ditambahkan terus zat terlarut, lama kelamaan akan tercapai
keadaan semua molekul air terpakai untuk menghidrasi partikel yang dilarutkan sehingga
larutan tidak mampu menerima zat yang akan ditambahkan, dikatakn larutan itu jenuh.
Zat cair yang hanya sebagian larut dalam cairan lainnya, dapat dinaikkan kelarutannya
dengan menambahkan zat cair lain dengan kedua zat cair yang lebih duulu dicairkan. Bila
zat cair ketiga ini hanya larut dalam suatu zat cair terdahulu, maka biasanya kelarutan dari
kedua zat cair terdahulu menjadi lebih kecil. Tetapi bia zat cair ketiga larut dalam kedua
zat cair terdahulu , maka kelarutan kedua zat cair terdahulu makin besar. Gejala ini
terlihat pada sistem kloroform-asam asetat-air. Bila asam asetat ditambahkan kedalam
campuran heterogen kloroform danair pada suhu tertentu, kelarutan kloroform dalam air
bertambah, sehingga pada suatu ketika akan menjadi homogen (Murni,2012).
Jika dalam senyawa terdapat satu fasa maka F=2. Berarti untuk menyatakan
keadaan sistem dengan tepat perlu konsentrasi dua komponennya. Tapi bila dalam sistem
ada dua fasa dalam kesetimbangan, maka F=1. Berarti hanya satu komponen yang
ditentukan konsentrasinya. Untuk sistem tiga komponen F=5-P, sehingga hasil variasinya
mencapai 4. Dengan menjaga temperatur dn tekanan teyap, masih ada dua derajat
kebebasan (fraksi mol dan komponen). Salah satu cara terbaik untuk memperlihatkan
variasi kesetimbangan fase dengan sistem komposisi digunakan diagram fase segitiga.
Fraksi mol tiga komponen dari sistem terner (C=3) sesuai dengan XA + XB + XC = 1
(Raharjo,2011).
Diagram fasa yang digambarkan segitiga sama sisi, menjamin
dipenuhinya sifat ini secara otomatis, sebab jumlah jarak kesebuah titik dalam
segitiga sama sisi yang diukur sejajar dengan sisinya sama dengan panjang
segitiga itu. Puncak dihubungkan ke titik tengah dari sisi berlawanan yaitu : Aa,
Bb, Cc. Titik nol mulai dari a, b, c dan A, B, C menyatakan komposisi 100 %
(Zaelana, 2011).
Sistem tiga komponen yang paling umum adalah :
1. Sistem 3 komponen terdiri dari zat cair yang sebagian saling campur
2. Sistem 3 komponenterdiri dari dua komponen padat dan satu cair.
Diagram fase merupakan cara mudah menampilkan wujud zat sebagai fungsi suhu
dan tekanan. Contoh khas diagram fasa tiga komponen air, kloroform dan asam
asetat (Anzar, 2011).
Menurut hukum gibs derajat kebebasan suatu sistem kesetimbangan
dinyatakan dengan :
F = C – P +2
Dimana : F = derajat kebebasan
C = jumlah komponen
P = jumlah fasa
Kesetimbangan hanya dipengaruhi oleh tekanan dan konsnetrasi.; untuk sistem
tiga komponen berfasa satu, F = 3-1+2 sehingga F=4, artinya $ besaran. Variabel
diperlukan untuk menggambarkan keadaan sistem, karena diagram fasa
merupakan diagram dimensi 4. Variabel sistem adalah komposisi ketiga
komponen, yakni yang dipelajari disisni adalah sistem tiga komponen kloroform –
air – asetat (Tim Labor Kimia Fisika, 2013 ).
III. EQUIPMENTS AND MATERIALS
a. Equipments that used
1) Measuring silinder 10 mL 1 piece
2) Stand and clamp 50 mL 1 piece
3) Dropper 3 pieces
4) Flask 50 mL 6 pieces
5) Current bar 2 pieces
6) Wash bottle 1 piece
b. Materials that used
1) Acetic acid
2) Choloform
3) Aquadest
IV. Work Scheme
As much three of flask 125 mL were filled with solution of acetic acid
and aquadest with rasio : 0,5:4,5 ; 1,25:3,75 ; 3:2 mL.
The three of solutions were titrated with chloroform until equivalent
dot.
This step was replay for solution of acetic acid and chloroform with
rasio : 0,5:4,5 ; 1,25:3,75 ; 3:2 mL.
The three of solutions were titrated with aquadest until equivalent dot.
V. Data and Observation
1. Kloroform sebagai titran
Erlenmeyer V CH3COOH V H2O V CHCl3
E1 0.5 mL 4.5 mL 6.6 mL
E2 1.25 mL 3.75 mL 3.7 mL
E3 3 mL 2 mL 2 mL
2. Aquades sebagai titran
Erlenmeyer V CH3COOH V CHCl3 V H2O
E1 0.5 mL 4.5 mL 0.7 mL
E2 1.25 mL 3.75 mL 1.2 mL
E3 3 mL 2 mL 1.8 mL
VI. CALCULATION
Diketahui:
ρ CH3COOH : 1.049 g/cm3 = 1.049 g/mL
ρ CHCl3 : 1.499 g/cm3
= 1.499 g/mL
ρ H2O : 1 g/cm3
= 1 g/mL
Rumus:
1. Kloroform sebagai titran
A. Massa masing-masing komponen
a. CH3COOH
m1 = 1.049 g/mL x 0.5 mL
= 0.5245 g
m= ρ x V
m2 = 1.049 g/mL x 1.25 mL
= 1.31125 g
m3 = 1.049 g/mL x 3 mL
= 3.147 g
b. CHCl3
m1 = 1.499 g/mL x 6.6 mL
= 9.8934 g
m2 = 1.499 g/mL x 3.7 mL
= 5.5463 g
m3 = 1.499 g/ mL x 2 mL
= 2.998 g
c. H2O
m1 = 1 g/mL x 4.5 mL
= 4.5 g
m2 = 1 g/mL x 3.75 mL
= 3.75 g
m3 = 1 g/mL x 2 mL
= 2 g
B.
a. CH3COOH
% w/w =
= 0.035 %
% w/w =
=0.12 %
% w/w =
= 0.38 %
% w/w =
b. CHCl3
% w/w =
= 0.66 %
% w/w =
= 0.52 %
% w/w =
= 0.36 %
c. H2O
% w/w =
= 0.30 %
% w/w =
= 0.35 %
% w/w =
= 0.24 %
C.
a. CH3COOH
% V/V =
= 0.043 %
% V/V =
= 0.14 %
% V/V =
= 0.42 %
b. CHCl3
% V/V =
= 0.56 %
% V/V =
% V/V =
= 0.42 %
% V/V =
= 0.28 %
c. H2O
% V/V =
= 0.38 %
% V/V =
= 0.43 %
% V/V =
= 0.28 %
2. H2O sebagai titran
A. Massa masing-masing komponen
a. CH3COOH
m1 = 1.049 g/mL x 0.5 mL
= 0.5245 g
m2 = 1.049 g/mL x 1.25 mL
= 1.31125 g
m3 = 1.049 g/mL x 3 mL
= 3.147 g
b. CHCl3
m1 = 1.499 g/mL x 4.5 mL
= 6.7455 g
m2 = 1.499 g/mL x 3.75 mL
= 5.62125
m3 = 1.499 g/mL x 2 mL
= 2.998 g
c. H2O
m1 = 1 g/mL x 0.7 mL
= 0.7 g
m2 = 1 g/mL x 1.2 mL
= 1.2 g
m3 = 1 g/mL x 1.8 mL
= 1.8 g
B.
a. CH3COOH
% w/w =
= 0.065 %
% w/w =
= 0.16 %
% w/w =
= 0.39 %
b. CHCl3
% w/w =
= 0.84 %
% w/w =
= 0.69 %
% w/w =
= 0.37 %
c. H2O
% w/w =
= 0.08 %
% w/w =
= 0.14 %
% w/w =
% w/w =
= 0.22 %
C.
a. CH3COOH
% V/V =
= 0.08
% V/V =
= 0.20 %
% V/V =
= 0.44 %
b. CHCl3
% V/V =
= 0.78 %
% V/V =
= 0.60 %
% V/V =
= 0.29 %
c. H2O
% V/V =
= 0.122 %
% V/V =
= 0.19 %
% V/V =
= 0.26 %
% V/V =
3. Table dan grafik
A. Kloroform sebagai titran
a. Table dan grafik % w/w
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E1
0.03
0.7
0.3
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E2
0.1
0.5
0.4
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E3
0.4
0.4
0.2
b. Table dan grafik % V/V
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E1
0.04
0.6
0.4
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E2
0.1
0.4
0.5
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E3
0.4
0.3
0.3
B. Aquades sebagai titran
a. Table dan grafik % w/w
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E1
0.1
0.8
0.1
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E2
0.2
0.7
0.1
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E3
0.4
0.4
0.2
c. Table dan grafik % V/V
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E1
0.1
0.8
0.1
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E2
0.2
0.6
0.2
Erlenmeyer CH3COOH, CHCl3, H2O
E3
0.4
0.3
0.3
C. Grafik
VII. Discussion
Sistem tiga komponen dipelajari pada suhu dan tekanan konstan, sehingga
derajat kebebasan F= 3-P. Variabel yang dinyatakan yaitu XA + Xb + XC = 1. Air
dan asam asetat dapat tercampur sempurna demikian juga dengan kloroform
hanya bercampur sebagian.
Pada percobaan ini bertujuan untuk memberikan data kelarutan 3
komponen yang digambarkan pada digram segitiga. Hal pertama yang dilakukan
adalah mencampurkan air dan asam asetat dalam 3 erlenmeyer dengan
perbandingan volume yang berbeda. Kemudian campuran ini di titrasi dengan zat
titran yang berbeda. Pertama, titrasi dengan menggunakan kloroform sebagai
titran. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik akhir titrasi yaitu kekeruhan tidak
akan hilang pada saat pengocokan. Dengan volume tertentu, didapatkan titik akhir
titrasi. Begitu juga dengan akuades sebagai titran. Asam asetat dan kloroform
dapat melarut secara sempurna. Asam asetat memiliki bagian polar dan non polar.
Bagia non polar dari asam asetat akan berikatan dengan CHCL3, dan bagian polar
akan berikatan dengan H2O.
Untuk grafik diagram tiga komponen yang misalnya diagram fasa CHCL3
sebagai titran (% w/w) didapatkan fraaksi mol asam asetat air dengan volume
masing – masing yaitu sebesar :
1. 0 ; 0,1 ; 0,4
2. 0,3 ; 0,4 ; 0,2
3. 0,7 ; 0,5 : 0,4
Dari grafik terlihat bahwa fraksi mol CH3COOH lebih kecil dengan meningkatnya
H2O yang digunakan akan berakibat pada penggunaan CHCL3.Pada grafik titik
tengan menyatakan komposisi 100% dari campuran CH3COOH + H2O + CHCL3.
VIII. QUESTION AND ANSWER
1. Dalam rumus F = C-P+2, angka 2 menunjukkan apa ?
Jawaban :
Pada sistem 3 komponen, suhu dan tekanan adalah konstan atau tetap, yang
mempunyai derajat kebebasan maksimum 2 dan menyatakan tekanan yang
konstan pada antar permukaan tiap fasa.
2. Gambarkan diagram segitiga A,B,C
Jawaban :
3. Apa yang dimaksud dengan wujud ?
Jawaban :
Wujud adalah materi yang seragam pada seluruh bagiannya yaitu pada komposisi
kimianya dan keadaan fisiknya.
IX. CONCLUSION
1. Ketika asam asetat dicampur dengan kloroform akan melarut sempurna,
namun setelah ditambahkan akuades akan larut dengan air.
2. Penambahan zat titran menyebabkan terbentuknya 2 fasa.
3. Data yang didapat dengan perbandingan volume yang telah ditentukan
untuk kloroform sebagai titran yaitu 0,2 dan akuades sebagai titran yaitu
0,2.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini, G. 2010. Diagram Terner. Http://gina’sanggraini.blogspot.com/.
Diakses tanggal 3 november 2013.
Anzar. 2011. Sistem Diagram Terner. Http://Chemistryanzar27.blogspot.com/.
Diakses tanggal 3 november 2013.
Murni, U. 2012. Diagram Terner. Http://murniserba.blogspot.com/.
Diakses tanggal 3 november 2013.
Raharjo. 2011. Sistem Terner cair-cair. Http://raharjo.blogspot.com/.
Diakses tanggal 3 november 2013.
Tim Labor Kimia Fisika I. 2013. Penuntun Praktikum Kimia Fisika I. FMIPA-
UR. Pekanbaru
Zaelana. 2011. Kelarutan (Diagram Terner). Http://chemispolban.wordpress.com/.
Diakses tanggal 3 november 2013.
Top Related