MENDEFINISIKAN MENGKLASIFIKASIKAN KELOMPOK
Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi
dan saling bergantung, yang bergabung untuk mencapai tujuan tertentu. Kelompok
dapat bersifat formal maupun informal. Yang kami maksudkan dengan kelompok
formal adalah kelompok yang ditetapkan berdasarkan struktur organisasi, dengan
penugasan kerja yang sudah ditentukan. Dalam kelompok formal, perilaku-perilaku
yang harus ditunjukkan dalam kelompok ini ditentukan oleh dan diarahkan ke sasaran
organisasi. Enam anggota awak pesawat merupakan contoh kelompok formal.
Kontras dengan itu, kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur
secara formal dan tidak ditetapkan secara organisasi. Kelompok ini terbentuk secara
alamiah dalam suasana kerja yang muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan
akan kontak sosial. Tiga karyawan dari departemen berbeda yang secara teratur
makan siang bersama merupakan contoh kelompok formal.
Kelompok komando ditentukan oleh bagan organisasi. Kelompok itu terdiri
dari individu-individu yang melapor langsung ke manajer tertentu. Seorang kepala
sekolah dasar dan 12 gurunya membentuk kelompok komando, seperti juga direktur
audit pos bersama kelima inspekturnya.
Kelompok tugas, juga ditetapkan oleh organisasi, menunjukkan mereka yang
bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan pekerjaan. Orang-orang yang mungkin
atau tidak mungkin bersekutu ke dalam kelompok komando atau kelompok tugas
yang biasa, dapat berafiliasi untuk mencapai tujuan khusus (spesifik) yang menjadi
perhatian mereka. Inilah yang disebut kelompok kepentingan. Para karyawan yang
bergabung untuk menuntut perubahan jadwal liburan, mendukung rekan sekerja yang
telah dipecat, atau mengusahakan kenaikan tunjangan, menunjukkan pembentukan
badan kesatuan yang meneruskan lebih lanjut kepentingan bersama mereka.
Kelompok sering terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu
atau lebih karakteristik yang sama. Kami menyebut bentuk ini kelompok
persahabatan persekutuan sosial. Kelompok informal memberi jasa yang sangat
penting karena bisa memenuhi kebutuhan sosial para anggotanya. Akibat interaksi
yang dihasilkan dari berdekatannya tempat kerja atau interaksi tugas, kami
menemukan bahwa para karyawan seringkali melakukan kegiatan bersama seperti
bermain golft.
TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KELOMPOK
Model Lima Tahap
Tahap pertama, pembentukan, dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian
mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan
uji coba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik. Tahap
ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang diri mereka sendiri sebagai
bagian dari kelompok.
Tahap keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok (intragrup). Para
anggota menerima baik ekstensi kelompok, tetapi melawan batasan-batasan yang
diterapkan oleh kelompok terhadap individualitas. Lebih lanjut, ada konflik mengenai
siapa yang akan mengendalikan kelompok.
Tahap ketiga adalah tahap di mana berkembang hubungan yang akrab dan
kelompok menunjukkan sifat kohesif (saling-tarik). Saat itu sudah ada rasa memiliki
identitas kelompok dan persahabatan (camaraderie) yang kuat.
Tahap keempat adalah pelaksanaan. Pada titik ini struktur itu telah
sepenuhnya berfungsi dan diterima baik. Energi kelompok telah bergeser dari
mencoba mengerti dan memahami satu sama lain menjadi pelaksanaan tugas yang
ada di depan mata.
Banyak penafsir model lima tahap itu mengasumsikan bahwa kelompok
menjadi lebih efektif ketika kelompok itu maju melewati empat tahap yang pertama.
Meski mungkin asumsi-asumsi itu pada umumnya benar, apa yang membuat
kelompok itu efektif adalah lebih rumit daripada yang dikemukakan oleh model ini.
Oleh karena itu, bahkan pendukung utama model ini tidak berasumsi bahwa
semua kelompok mengikuti proses lima tahapnya dengan cermat atau bahwa tahap IV
selalu yang paling disukai.
Model Alternatif: Untuk Kelompok Temporer dengan Tenggat
Kelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu tampaknya tidak
mengikuti model sebelumnya. Itu memiliki urutan : (1) Pertemuan pertama
menentukan arah kelompok; (2) fase pertama kegiatan kelompok adalah fase inersia
(lemas tanpa energi); (3) terjadi peralihan (transisi) pada akhir fase pertama, yang
terjadi tepat ketika kelompok itu telah menghabiskan separuh dari waktu yang
disediakan; (4) transisi mengawali perubahan-perubahan besar; (5) fase inersia kedua
mengikuti masa transisi; dan (6) pertemuan terakhir kelompok dicirikan oleh kegiatan
yang sangat terpacu.
KONDISI EKSTERNAL YANG DIPAKSAKAN KE KELOMPOK
Strategi keseluruhan organisasi, yang lazimnya ditetapkan oleh manajemen
puncak, merangkum sasaran organisasi dan cara untuk mencapai sasaran ini.
Misalnya, strategi itu mungkin mengarahkan organisasi ke pengurangan biaya,
perbaikan kualitas, perluasan pangsa pasar, atau penciutan ukuran operasi
keseluruhan. Strategi yang ditempuh organisasi, pada setiap waktu tertentu, akan
mempengaruhi kekuasaan berbagai kelompok kerja. Selanjutnya, strategi ini akan
menentukan berbagai sumber daya yang dialokasikan oleh manajemen puncak
organisasi itu untuk melaksanakan tugas-tugasnya.
Organisasi mempunyai struktur otoritas yang mendefinisikan siapa melapor
kepada siapa, siapa mengambil keputusan, dan keputusan apakah yang kuasa
pengambilannya diberikan ke individu atau kelompok.
Organisasi menciptakan aturan, prosedur, kebijakan, dan ragam lain peraturan
formal untuk membakukan perilaku karyawan. Makin formal peraturan yang
diberlakukan organisasi itu ke semua karyawannya, makin konsisten dan makin bisa
diprediksikanlah perilaku anggota kelompok kerja itu. Beberapa organisasi memang
besar dan menguntungkan, dengan sumber daya yang berlimpah. Karyawan mereka,
misalnya, akan mempunyai alat dan perlengkapan modern berkualitas tinggi untuk
melakukan pekerjaannya.
Apakah organisasi itu memberikan ke para karyawan mereka sasaran kinerja
yang spesifik dan menantang? Apakah organisasi itu memberikan imbalan atas
prestasi yang dicapai individu atau kelompok ? Karena kelompok kerja merupakan
bagian dari sistem organisasi yang lebih besar, perilaku anggota kelompok akan
dipengaruhi oleh cara organisasi itu mengevaluasi kinerja dan perilaku mana yang
akan memperoleh imbalan.
Mereka mengetahui hal-hal seperti cara berpakaian untuk kerja, apakah aturan
dijalankan dengan ketat, perilaku macam apakah yang pasti menyulitkan mereka dan
mana yang kemungkinan besar bisa diabaikan, pentingnya kejujuran dan integritas,
dan yang semacamnya.
SUMBER DAYA ANGGOTA KELOMPOK
Sebagian besar potensi tingkat kinerja kelompok bergantung pada sumber
daya yang dibawa masing-masing anggota ke kelompok. Dalam bagian ini, kita
melihat dua sumber daya yang telah menerima perhatian paling besar, yaitu
kemampuan dan karakteristik kepribadian.
Pengetahuan, Keterampilan, dan kemampuan
Sebagian kinerja kelompok dapat diperkirakan dengan menilai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan masing-masing anggota. Tentu, kadang kita baca berita
mengenai tim atletik yang terbentuk dari pemain-pemain biasa yang karena pelatihan
yang bagus sekali, tekad, dan kerja tim yang cermat, mampu mengalahkan kelompok
pemain yang jauh lebih berbakat
Tinjauan terhadap bukti telah menemukan bahwa keterampilan hubungan
antar personal secara konsisten muncul sebagai hal yang penting bagi kinerja tinggi
kelompok kerja.
Karakteristik Kepribadian
Ada banyak sekali riset tentang hubungan antara ciri kepribadian, dan sikap
beserta perilaku kelompok. Kesimpulan umumnya adalah bahwa ciri yang cenderung
mempunyai konotasi positif dalam budaya kita akan cenderung berhubungan secara
positif dengan produktivitas, semangat dan kekohesipan kelompok. Ini mencakup
ciri-ciri seperti misalnya kemahiran bergaul (sosiabilitas), inisiatif, keterbukaan.
Kepribadian ini berdampak pada kinerja kelompok yang sangat mempengaruhi cara
individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.
STRUKTUR KELOMPOK
Shakespeare mengatakan : “Dunia itu hanyalah panggung sandiwara, dan
semua manusia di atasnya hanyalah para pemainnya.” Dengan menggunakan kiasan
yang sama, semua anggota kelompok adalah aktor, masing-masing memainkan peran
tertentu. Yang kami maksud dengan peran adalah seperangkat pola perilaku yang
diharapkan memiliki seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan disederhanakan jika
masing-masing dari kita memilih satu peran dan memainkannya secara teratur dan
konsisten. Sayang, kita dituntut memainkan sejumlah peran yang beraneka, baik pada
pekerjaan maupun di luar pekerjaan. Seperti kita saksikan, salah satu tugas dalam
memahami perilaku adalah memahami peran yang sedang dimainkan oleh seseorang.
PROSES KELOMPOK
Mengapa proses penting untuk memahami perilaku kelompok kerja ? Salah
satu cara untuk menjawab pertanyaan ini adalah kembali ke topik mengenai
kemalasan sosial (social loafing). Dalam tugas-tugas kelompok di mana sumbangan
tiap anggota tidak tampak dengan jelas, ada kecenderungan bagi individu untuk
mengurangi upaya mereka. Dengan kata lain, kemalasan sosial melukiskan kerugian
proses sebagai akibat dari penggunaan kelompok-kelompok. Tetapi proses kelompok
juga dapat menghasilkan hasil yang positif. Yaitu, kelompok dapat menciptakan
output yang lebih besar daripada jumlah imput-nya.
TUGAS-TUGAS KELOMPOK
Pertama adalah mempertimbangkan situs-situs lokasi yang mungkin untuk
penghilang baru. Keputusannya akan mempengaruhi orang-orang dalam banyak
bidang perusahaan itu –– produksi, rekayasa, pemasaran, distribusi, pembelian,
pengembangan real estate, dan sebagainya. Kedua adalah mengkoordinasi
pembangunan penghilangan setelah lokasinya dipilih, desainnya difinalkan, dan
pengaturan keuangannya diselesaikan. Riset mengenai efektivitas kelompok
mengatakan kepada kita bahwa manajemen dinasihati untuk menggunakan kelompok
yang lebih besar untuk tugas pertama daripada untuk tugas kedua.
Kesimpulan-kesimpulan di atas dapat diperluas: Dampak dari proses-proses
kelompok pada kinerja kelompok dan kepuasan anggota juga diperlukan oleh tugas-
tugas yang dikerjakan oleh kelompok itu. Bukti mengidentifikasi bahwa kerumitan
dan interdependensi tugas-tugas itu mempengaruhi efektivitas.
Kami akan memberikan hipotesis bahwa makin rumit tugas itu, makin banyak
kelompok itu mendapatkan manfaat dari diskusi antar anggota-anggotanya mengenai
metode kerja alternatif. Jika tugas itu sederhana, anggota kelompok tidak perlu
membahas alternatif-alternatif semacam itu, mereka dapat mengandalkan pada
prosedur operasi yang baku untuk mengerjakan tugas itu.
Kekuatan Pengambilan Keputusan Kelompok
Kelompok menghasilkan informasi dan pengetahuan uang lebih lengkap.
Dengan menyatukan berbagai sumber daya dari beberapa individu kita membawa
lebih banyak masukan ke dalam proses keputusan. Selain lebih banyak masukan,
kelompok dapat membawa heterogenitas ke proses keputusan. Kelompok yang
berpartisipasi dalam membuat keputusan itu mungkin dengan antusiasnya
mendukung keputusan tersebut dan mendorong yang lain untuk menerimanya.
Efektivitas dan Efisiensi
Apakah kelompok lebih efektif daripada individu tergantung pada kriteria
yang Anda gunakan untuk mendefinisikan efektivitas. Menurut kriteria ketepatan
(akurasi), keputusan kelompok cenderung lebih cepat. Bukti menunjukkan bahwa
rata-rata kelompok mengambil keputusan dengan kualitas yang lebih baik daripada
individu. Tetapi, jika efektivitas keputusan didefinisikan menurut kecepatan, individu
lebih unggul.
Kita semua telah menyaksikan gejala-gejala fenomena pemikiran kelompok.
1. Para anggota kelompok merasionalisasi setiap penolakan asumsi yang telah
mereka ambil. Tidak peduli betapa kuatnya bukti itu berkontradiksi dengan
asumsi dasar mereka, para anggota berperilaku demikian sehingga memperkuat
asumsi itu secara terus-menerus.
2. Para anggota menerapkan tekanan langsung ke mereka yang mengungkapkan
keraguan mengenai setiap pandangan bersama kelompok atau mereka yang
mempertanyakan kesahihan (validitas) argument yang didukung oleh mayoritas.
3. Anggota yang meragukan atau mempunyai titik pandang yang berbeda berusaha
menghindari penyimpangan dari apa yang tampaknya merupakan konsensus
kelompok dengan tetap tidak menyuarakan keraguannya dan bahkan meyakinkan
diri mereka sendiri mengenai kurang pentingnya keraguan itu.
4. Terlihat ada ilusi (khayalan) atas aklamasi. Jika seseorang tidak bicara,
diasumsikan ia sepenuhnya setuju. Dengan kata lain, suara abstain atau blanko
dipandang sebagai suara “Setuju”.
TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELOMPOK
Bentuk paling lazim dari pengambilan keputusan kelompok terjadi dalam
kelompok ini, para anggota bertatap muka dan mengandalkan interaksi verbal
maupun non verbal untuk berkomunikasi satu sama lain. Diperagakan oleh diskusi
kami mengenai pikiran kelompok, kelompok interaksi sering menyensor diri mereka
dan menekan masing-masing anggota ke arah kesesuaian pendapat. Sumbang saran
(brainstotming), teknik kelompok nominal, dan pertemuan elektronik telah diusulkan
sebagai cara-cara mengurangi masalah yang inherent dalam kelompok interaksional
tradisional.
Sumbang saran dimaksudkan untuk mengatasi tekanan-tekanan untuk
mencapai kesesuaian dalam kelompok interaksi itu yang bisa menghambat
pengembangan alternatif-alternatif kreatif, mungkin alternatif pada waktu yang
ditetapkan.
PERSEDIAAN TENAGA
KERJA DAN ANALISISNYA
PERSEDIAAN TENAGA
KERJA DAN ANALISISNYA
Memenuhi kebutuhan suatu perusahaan / organisasi didapatkan pada dua sumber yaitu, eksternal dan Internal.
Memenuhi kebutuhan suatu perusahaan / organisasi didapatkan pada dua sumber yaitu, eksternal dan Internal.
Penarikan tenaga kerja berkenaan dengan perencanaan sumber daya manusia dalam perusahaan dengan beberapa tingkat persediaan SDM.
Penarikan tenaga kerja berkenaan dengan perencanaan sumber daya manusia dalam perusahaan dengan beberapa tingkat persediaan SDM.
MENGAPA ORANG
BERGABUNG DALAM
KELOMPOK ?
KEAMANANAFILIASI
STATUS KEKUASAAN
HARGA DIRI PENCAPAIAN SASARAN
DASARPERSEDIAA
NSDM
PERHITUNGANBIAYA UNTUK
SDM
Kualifikasi Karyawan
Direktur Pemasaran Peneliti Pasar Penganalisa
Pesaing Salesman Bagian Ekspor
Dilakukan suatu analisa mengenai jumlah, kualitas, dan proyeksi pengadaan karyawan
Berapa banyak karyawan yang kita miliki sekarang- Berapa banyak gaji
yang kita perlu siapkan.
- Mengukur biaya-biaya
TUJUAN
Agar SDM dapat memahami tugas dan kewajiban dalam perusahaan
Data Karyawan
Mempunyai Kemampuan
Yang
Pengambilan keputusan kelompok
menghasilkan informasi dan
pengetahuan yang lengkap dengan
menyatukan berbagai sumber daya dari
beberapa individu
Kelemahan keputusan kelompok
meskipun banyak nilai tambah, banyak
menghasilkan waktu untuk memecahkan
masalah.
Top Related