7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
1/13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
II.1.1 KorosiKorosi dianggap proses yang merugikan karena menimbulkan
kenaikan biaya pemeliharaan peralatan proses, hambatan pada
jalannya proses, serta gangguan keselamatan kerja. Salah satu
peralatan proses yang sering mengalami korosi adalah system
kondensor dan boiler atau jalur kondensat. Korosi dalam jalur kondensat
diakibatkan oleh reaksi antara permukaan dalam pipa dan tube yang
terbuat dari baja dengan air boiler atau air kondensat, terutama yang
terkontaminasi, kontaminan yang mungkin terbawa dalam air
kondensat adalah ion tembaga (Cu2+
), yang berasal dari produk korosialat-alat penukar panas yang terbuat dari paduan tembaga dan dilalui
air kondensat. engendalian korosi baja dalam air kondensat
terkontaminasi, biasanya dilakukan dengan menambahkan inhibitor
korosi dari jenis vapor phase inhibitoryang terdiri dari senyawa organi!.
Karena senyawa organik umumnya tidak tahan kondisi operasi boiler
pada temperature dan tekanan tinggi maka diperlukan penelitian
tentang kemampuan natrium "os"at sebagai inhibitor korosi dalam air
kondensat yang terkontaminasi CuCl2, #atrium "os"at dalam
bentuk!ampuran $S (disodium phosphate) dan %S (trisodiumphosphate) biasa digunakan sebagai inhibitor pada boiler bertekanan
tinggi. $alam rangka memenuhi keperluan tersebut maka penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kontaminan
CuCl2 terhadap korosi baja dalam air kondensat, serta e"ekti&itas
inhibisi korosi $S dan %S (Nurdin, 2005).
Korosi disebabkan oleh reaksi logam dengan unsur yang bukan
logam dari lingkungannnya. roduknya biasanya oksida atau garamnya,
yang pada gilirannya turut mempengaruhi jalan reaksi lanjut.
'engendalikan korosi logam dapat ditempuh berbagai !ara. eaksi
korosi dapat dikelompokkan atas berbagai jenis se!ara umum ada dua
ama!am (sesuai peristiwanya) yakni penggabungan langsung logam
(atau ion logam) dengan unsur bukan logam, serta reaksi pelarutan
logam (biasanya dilingkungan berair) lalu bergabung dengan bahan
logam membentuk produk korosi (reaksi penggantian). eaksi
langsung disebut juga korosi kering, reaksi penggantian disebut reaksi
basah. eaksi langsung (korosi kering) termasuk oksidasi di udara,
reaksi dengan uap belerang hydrogen sulde dan kandungan udara
kering lainnya, juga reaksi dengan logam !air misalnnya natrium reaksi
demikian nyatanya la*im pada suhu tinggi (Suryana, 2013).
ksidasi logam sekilas tak tampak melibatkan mekanisme
elektrokimia, tapi sebenarnya bentuk korosi itupun tergantung pada
II- 1
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
2/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
mekanisme pertuaran elektron dengan gejala arus listrik pula. Se!ara
sederhana oksigen molekul terserap ke permukaan logam. alu
mengurai menjadi atom dan mengion. ogamnya juga mengion. on
logam dan oksida bergabung membentuk lapisan awal oksidanya. on
logam terus terbentuk di permukaan, ele!tron berdi"usi lewat lapisan
oksida mengionkan oksigen di permukaan, ele!tron berdi"usi lewatlapisan oksida mengionkan oksigen dipermukaan ion oksida berdi"usi ke
lapisan oksida dan bereaksi dengan ion logam. apisan oksida makin
tebal. $apat pula logam yang mengion dan bedi"usi kepermukaan
hasilnya serupa. Korosi ini berlangsung tergantung pada si"at oksida
logam seberapa permeable dan berapa kuat ikatannya di permukaan
logam. Korosi dapat ditiadakan bila tidak terdapat elektrolit suatu hal
yang sulit karena korosi adalah suatu gejala gal&ani! korosi dapat
terjadi bila ada dua logam yang berlainan. leh para ahli hal ini di
biasanya akan dihindari misalnya baut kuningan !in!in baja. Suatu halyang kadang kurang dipahami ialah kenyataan bahwa dalam suatu
bahan tertentu terdapat katoda dan anoda karena struktur mikro,
konsentrasi tegangan atau heterogenitas elektrolit (Suryana, 2013).
II.1.2 Jenis Korosi
'enurut bentuknya dibagi menjadi 4 jenis, yaitu5
6. Uniform
Gambar II.1Uniform Corrosion
Uniform adalah bentuk korosi yang umum ditemukan, dimana
menyerang seluruh permukaan logam sehingga permukaan
logam7paduan yang bersentuhan dengan elektrolit dengan intensitas
sama. Korosi jenis ini mungkin paling banyak menghilangkan logam
tetapi justru yang paling tidak berbahaya karena kerusakan yang
ditimbulkan sudah dapat diperhitungkan dan diantisipasi, serta mudah
di deteksi ini adalah korosi yang sering dijumpai pada baja karbon oleh
atmos"er atau lingkungan korosi" lainnya (ontana, 1!"#).
II - 2
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
3/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
2. al&anik atau korosi dua metal
Gambar II.2 Korosi dua metal
al&anik terjadi apabila 2 logam yang berbeda berada dalam
satu elektrolit. $alam keadaan ini logam yang kurang mulia akan
terkorosi bahkan lebih hebat daripada ia bersama logam lain,
sedangkan logam yang lebih mulia akan terlindungi dari korosi. /tau
korosi gal&anis merupakan proses pengkaratan eektrokimiawi apabila
dua ma!am metal yang berbeda potensial dihubungkan langsung di
dalam elektrolit yang sama. 1le!tron mengalir dari metal yang kurang
mulia (anodik) menuju metal yang lebih mulia (katodik). /kibatnya
metal yang kurang mulia berubah menjadi ion-ion positi", karena
kehilangan elektron. on-ion metal positi" bereaksi dengan ion negati&e
yang berada didalam elektrolit menjadi garam metal. Karena peristiwatersebut, permukaan anoda kehilangan metal, sehingga terbentuklah
sumur-sumur korosi atau jika merata disebut Surfa$e %tta$& atau
serangan korosi permukaan (ontana, 1!"#).
Sebagai !ontoh yaitu, hubungan antara pipa bawah tanah
dengan kolam rak pipa melalui $'amp (penjepit pipa). Sedangkan
kolom rak pipa dilengkapi dengan arde anti petir yang terbuat dari
tembaga. Karenanya terjadilah hubungan langsung antara pipa bawah
tanah dengan arde tembaga tersebut didalam satu elektrolit yakni
tanah basah yang kondukti". 'aka terjadilah proses korosi gal&anisdengan pipa bawah tanah sebagai anodanya (ontana, 1!"#).
8. Crevi$e $orrosion
II - 3
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
4/13
ab %injauanustaka
//%0' '0 /' $/#KS/' S%0$ $ %1K#K K'/3%-%S
Gambar II.3Crevi$e Corrosion
Crevi$e $orrosion terjadi pada !elah-!elah yang sempit. Korosi
!elah sebenarnya adalah sel korosi yang diakibatkan oleh perbedaan
konsentrasi *at asam. rosesnya sebagai berikut5 karena !elah sempit
terisi dengan elektrolit (air dengan p9-nya rendah) maka terjadilahsuatu sel korosi dengan katodanya permukaan sebelah luar !elah yang
basah dengan air yang lebih banyak mengandung *at asam dari pada
bagian sebelah dalam yang sedikit mengandung *at asam sehingga
akibatnya bersi"at anodi!. Celah-!elah ini banyak pada konstruksi
karoseri kendaraan karena "abrikasinya menggunakan pengelasan
elektrik resistan$e(tahanan listrik) system spotpada pelat tipis yang
disusun se!ara bertumpu (over'ap). ver'ap inilah yang menimbukan
!elah-!elah (ontana, 1!"#).
:. ittin* (korosi sumuran)
Gambar II.4ittin* Corrosion
ittin* merupakan korosi yang teralokasikan pada satu atau
beberapa titik dan mengakibatkan terjadinya lubang ke!il yang paling
dalam. Kerusakan yang ditimbulkan dapat terjadi se!ara tiba-tiba
tanpa ada tanda-tanda. $isamping itu, korosi ini justru terjadi pada
logam-logam yang dikenal tahan korosi (ontana, 1!"#).
Korosi sumuran merupakan merupakan salah satu jenis korosi
yang teralokasi, korosi sumuran terjadi akibat lepasnya lapisan pasi"pada daerah tertentu akibat terkena lingkungan korosi". Korosi"
sumuran sering terjadi pada logam seperti baja tahan karat maupun
II - 4
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
5/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
aluminium yang terkena lingkungan korosi air laut, dimana lingkungan
air laut banyak mengandung ion Cl- yang akan mudah menyerang
lapisan pasi" yang terbentuk pada material yang mengakibatkan
rusaknya lapisan pasi" tersebut. e!ahnya lapian pasi" mengakibatkan
gas hydrogen dan oksigen udah masuk dan mengkorosikan material
tersebut (andyo, 2012).
;. +nter*ranu'ar $orrosion
Gambar II.5+nter*ranu'ar Corrosion
+nter*ranu'ar $orrosion, korosi ini terjadi pada batas butir. atas
butir-butir seringkali merupakan tempat mengumpulnya impurityatau
suatu presipitat, juga merupakan daerah yang lebih tegang karena
tidak tertutup kemungkinan untuk terjadinya korosi ini sangatberbahaya karena sangat menurunkan kekuatan7ketangguhan dan sulit
dideteksi sehingga kerusakan dapat terjadi tanpa diketahui tanda-
tanda akan terjadinya (ontana, 1!"#).
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
6/13
ab %injauanustaka
//%0' '0 /' $/#KS/' S%0$ $ %1K#K K'/3%-%S
Gambar II.7-rotion Corrosion
-rotion $orrosion adalah korosi yang diper!epat oleh adanya
erosi yang ditimbulkan oleh gerakan !airan atau korosi permukaan
metal yang disebbakan oleh aliran >uida yang mengalir, atau oleh
adanya gelembung-gelembung gas. $engan rusaknya permukaan
metal, rusak pula lapisan lm pelindung sehingga memudahkan terjadi
korosi. ni terjadi misalnya pada suatu pompa, pada pipa terutama
pada belokan dan bagian-bagian lain dimana ada ke!epatan aliran
yang tinggi atau turbulensi (ontana, 1!"#).
4. Stress $orrosion
Gambar II.8Stress Corrosion
Stress $orrosion yaitu korosi yang timbul sebagai akibat
bekerjanya tegangan dan media yang terkorosi". Korosi ini
menyebabkan terjadinya keretakan. %egangan adalah tegangan tarik
dapat berupa tegangan sisa ataupun yang bekerja. eberapa metal
yang menjadi mudah peka terhadap korosi rengangan apabila terkena
atau berada pada kondisi lingkungan tertentu (ontana, 1!"#).
II.1.3 a!"or Pen#ebab Korosi
%eknik korosi adalah pengguaan ilmu pengetahuan dan seni untuk
men!egah7mengendalikan kerusakan oleh korosi se!ara ekonmis dan
aman. Sedangkan korosi didenisikan sebgai pekerjaan merusak bahan
(material) yang disebabkan oleh reaksi kimia dengan lingkungannya.
Korosi juga bias berlangsung !epat ataupun lambat. $i korosi juga bias
berlangsung !epat ataupun lambat. $ikebanyakan situasi praktis
serangan ini tidak dapat di!egah, kita hanya dapat berupaya
II - 6
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
7/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
mengendalikannya sehingga struktur atau komponen ini mempunyai
masa pakai yang lebih panjang (ontana, 1!"#).
$ari pernyataan tersebut dapat diperoleh 2 "aktor utama yang
mempengaruhi terjadinya korosi, yaitu dapat dilihat dari aspek material
dan lingkungan.
6. /spek materialogam dan alloy (!ampuran logam) berbentuk padatan-padatan Kristal
yang tersusun oleh atom-atom yang sangat rapat dengan membentuk
dan pola tertentu. 9al ini menyebabkan logam pada umumnya
merupakan penghantar listrik dan penghantar panas yang baik. ada
saat leburan, logam dipanaskan sehingga susunan atom-atom logam
berubah dan bergerak seperti susunan atom-atom li?uid. 9al ini dapat
menyebabkan si"at keras dari logam dan lebih mudah untuk dibentuk
atau di!etak. Setelah dingin atom-atom logam kembali mengeras dan
membentuk pola tertentu (ontana, 1!"#).
2. /spek lingkungan
engaruh dari oksigen dan oksidator
engaruh oksidator pada laju korosi berhubungan dengan si"at-
si"at pasi" dari logam. ertambahnya konsentrasi oksidator
dalam medium akan memperbesar laju korosi pada bagian 2 dan
dengan penambahan konsentrasi oksidator atau dengan
hadirnya oksigen terhadap laju korosi bergantung dari medium
dan logam yang diinginkan. aju korosi akan naik atau tidakterhadap penambahan konsentrasi oksidator dapat diteliti
dengan mengetahui karakteristik dari logam (ontana, 1!"#).
engaruh ke!epatan reaksi
ertambahnya ke!epatan tidak akan mempengaruhi laju korosi.
Contohnya dengan proses !ontrol polarisasi akti&asi. $engan
hadirnya oksidator atau oksigen terlarut dalam asam atau air
akan memperbesar laju korosi, jika logam mengalami pemasi"an
maka dengan demakin besar ke!epatan pengadukan tidak
memperbesar laju korosi(ontana, 1!"#).
engaruh temperature
9ampir semua reaksi kimia akan berlangsung apabila
temperature reaksi dipertinggi, semakin tinggi temperature
lingkungan maka laju korosi akan semakin besar (ontana, 1!"#).
engaruh bahan-bahan korosi"
ogam-logam yang menunjukan e"ek pemasi"an hanya sedikit
berpengaruh dari penambahan dari konsentrasi bahan korosi",
namun dengan konsentrasi bahan korosi" yang sangat tinggi
maka laju korosi dapat naik dengan !epat. Contohnya timbaldimana timbal sul"at dapat melindungi lapisan logam dari asam
sul"at pada konsentrasi rendah (ontana, 1!"#).
II - 7
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
8/13
ab %injauanustaka
//%0' '0 /' $/#KS/' S%0$ $ %1K#K K'/3%-%S
II.1.4 Pen$en%a&ian Korosi
Se!ara teoritis proses korosi tidak mungkin di!egah sepenuhnya,
karena proses tersebut lebih bersi"at alamiah. #amun, bagaimanapun
juga usaha untuk menekan atau men!egah proses korosi semaksimal
mungkin perlu dilakukan. engendalian korosi didasarkan padabeberapa metode, diantaranya metode yang prinsipal adalah
pengendalian korosi (%nonim, 200).
a. $esain dan pemilihan bahan
emilihan material harus dilakukan dengan pertimbangan-
pertimbangan kondisi lingkungan sepertti komposisi >uida,
kondisi tanah atau !ua!a. engendaliaan korosi internal pipa
penyalur gas yang mengandung gas 92S ditujukan untuk
menghindari terjadinya retakan (hydro*en/re'ated $ra$&in*).
ersyaratan material yang masuk dalam kondisi sour servi$ebiasanya disesuaikan dengan spesikasi #/C1 '@6=;
sebagaimana Gambar II.'menunjukan. 'aterial dalam region @
tidak memerlukan persyaratan khusus, sedangkan yang berada
dalam region 6 dapat dipilih dari metrial /2 (austenti$ sain'ess
stee'), /8 (i*h'y/a''oyed austeniti$ stain'ess tee') atau /: (so'id
so'ution ni$&e' based a''oys), sedangkan untuk region 2 dapat
dipilih material /2 atau /8, dan untuk region 8 digunakan
material /2. /nalisa tegangan, ketahanan terhadap bu$&'in*
dan $o''aps, dan lain-lain, juga perlu dipertimbangkan sebeluminstalasi pipa seperti melewati aliran sungai atau melintasu
perlintasan jalan (+&hsan, 200").
Gambar II.' atasan Sour servi$e untuk gas yang mengandung
92S
b. enggunaan inhibitor($hemistry treatment)
nhibitor adalah suatu *at kimia yang apabila
ditambahkan 7 dimasukkan dalam jumlah sedikit kedalam suatu
*at karoden ( lingkungan yang korosi"), dapat se!ara e"ekti"
II - 8
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
9/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
memperlambat atau mengurangi laju pengkaratan yang ada
(%tmada, 2010).
Suatu inhibitor dalam proses korosi akan membentuk
lapisan pelindung se!ara in/situ melalui tahapan mekanisme
reaksi ertentu antara >uida dan permukaan logam yang
terkorosi. nhibitor korosi merupakan senyawa yang ditambahkandalam jumah ke!il dapat menurunkan laju korosi se!ara
signikan. nhibitor korosi dibedakan menjadi dua jenis yaitu
inhibitr yang melapisi permukaan logam terhadap serangan
korosi dan inhibitor yang bereasi untuk menghilangkan spesi-
spesi korosi" dalam larutan. Se!ara elektrokimia, suatu inhibitor
dapat menekan reaksi katodik, anodi! atau keduanya sehingga
proses korosi berlangsung lambat. ada pipa tertentu,
diinjeksikan biosida yang merupakan inhibitor khusus untuk
menghambat pertumbuhan mikroba (+&hsan, 200").!. elapisan(!oating)
Coating organik merupakan lapisan penghalang yang
paling luas digunakan untuk memproteksi aluminium baja dan
seng dari serangan korosi atmos"erik. 3ungsi utamanya adalah
menghalangi masuknya air, oksigen dan ion-ion sekaligus
men!egah terjadinya reaksi katodik 92 + 1/2 2+ 2e-A29-
dibawah !oating. Sehingga kualitas !oating, teknik aplikasi dan
e"ektitas inspeksi merupakan parameter penting dalam system
operasi ini. Coating juga dapat berperan dalam insulasi panas,misalnya pada pipa penyalur yang terendam dalam air laut
(+&hsan, 200").
d. roteksi Katodik dan /nodik
rinsip proteksi katodik sebenarnya sederhana, yaitu
dengan !ara memperlakukan struktur logam yang diproteksi
sebagai katoda, dengan jalan mengalirkan arus listrik melalui
elektrolit ke logam yang diproteksi. /tas dasar prinsip inilah !ara
pengendalian korosi dengan teknik proteksi katodik. roteksi
katodik merupakan salah satu metoda pengendalian korosi
struktur baja dalam lingkungan elektrolit dengan !ara
memperlakukan struktur logam sebagai katoda. 'etoda ini
dilakukan dengan jalan mengalirkan arus listrik searah melalui
elektrolit ke logam sehingga potensial antarmuka logam-larutan
elektrolit turun menuju7men!apai daerah immunnya atau sampai
nilai tertentu sehingga laju korosi logam masih
diperbolehkan7minimum. Sumber arus listrik searah dapat
diperoleh dengan dua !ara (Utami, 200!).
roteksi katodik digunakan untuk mengendalikan korosi
dari logam ataupun paduan yang terpapar dalam lingkunganelektrolit, dengan !ara menurunkan potensial reduksi dari
struktur7logam yang akan dilindungi ke potensial dimana
II - 9
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
10/13
ab %injauanustaka
//%0' '0 /' $/#KS/' S%0$ $ %1K#K K'/3%-%S
struktur7logam tersebut imun (korosi tidak akan terjadi).
otensial struktur diturunkan dengan !ara membanjiri struktur
dengan elektron melalui konduktor metalik (membanjiri struktur
dengan arus listrik searah melalui lingkungannya) (+&hsan, 200").
II.1.5 (a)* Korosi
aju Korosi adalah ke!epatan perambatan atau ke!epatanpenurunan kualitas bahan terhadap waktu. aju korosi sendiri dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut 5
Laju Korosi(mpy)=534W
D A T
Keterangan 5
B berat yang hilang (mg)
$ density spesik (gr7!m8)
/ luas spesik (in2)
% waktu spesik (jam)(ontana, 1!"#)
II.1.6 K&asi+!asi Ba,anesi adalah logam dalam kelompok makromineral di dalam kerak
bumi, tetapi termasuk dalam kelompok mikro dalam sistem biologi.ada umumnya besi yang ada di dalam air dapat bersi"at terlarutsebagai 3e2+atau 3e8+. $alam keadaan tereduksi ion besi di dalam airberada dalam bentuk "ero ( ion besi dengan &alensi ). /pabilaterdapat bahan oksidator atau karena pengaruh oksigen dari udaramaka bentuk "ero ini !epat teroksidasi menjadi ion "eri (ion besi dengan
&alensi ) dan dapat bereaksi lagi menjadi oksida yang tidak larut.$alam keadaan asam, dimana p9-nya kurang dari 8,; maka ion "eriakan melarut. ahan D bahan suspensi seperti lumpur tanah liat dapatmengandung besi yang akan melarut dalam asam. esi dalam air dapatmenyebabkan noda D noda pada pakaian, porselin dan sebagainya.erdasarkan persyaratan kualitas air minum yang dibuat olehermenkes #o.:6
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
11/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#KK'/
II.1.7 Pen$ar*, - Ter,a%a- (a)* KorosiSalah satu pengaruh lain yang mempengaruhi laju korosi pada
korosi C2 adalah p9 lingkungan dimana dengan perbedaan yang
sedikit saja akan dapat mempengaruhi laju korosi terutama pada korosi
C2. Ketika hal-hal yang mempengaruhi laju korosi pada korosi C2
saling terkait seperti &ariasi p9 dan laju alir tentunya akan lebihmempengaruhi laju korosi yang terjadi pada korosi C2tersebut. Selain
laju alir, korosi C2juga sangat dipengaruhi oleh kondisi p9 lingkungan
yang digunakan, dimana dengan semakin rendahnya p9 yang
digunakan maka laju korosi pada korosi C2 juga akan meningkat.
Ketika korosi C2yang terjadi dipengaruhi oleh beberapa "a!tor maka
hal tersebut akan lebih mempengaruhi laju korosi yang terjadi (andyo,
2012).
enelitian mengenai pengaruh p9 lingkungan terhadap laju alir
yang berbeda pada lingkungan korosi" C2 belum banyak dilakukan,oleh sebab itu diperlukan analisis mengenai pengaruh p9 lingkungan :
dengan pengaruh laju aliran yang berbeda pada lingkungan korosi" C2
perlu dilakukan untuk mengetahui laju korosi yang terjadi pada material
logam serta mengetahui perilaku ion karbonat yang terjadi. erbagai
ma!am penelitian telah menunjukan bahwa p9 memiliki pengaruh yang
sangat kuat terhadap laju korosi pada korosi C2. %ipikal p9 pada air
murni adalah berkisar pada p9 :, sedangkan p9 pada air laut berkisar
nilai ;-=. ada korosi C2, pada p9 :, dan lebih rendah, akan terjadi
reduksi langsung ion 9+. sedangkan pada p9 tinggi (H:), reaksi yang
dominan adalah reduksi langsung dari asam karbonat (andyo, 2012).
Selain berpengaruh se!ara langsung terhadap laju korosi yang
terjadi pada korosi C2, e"ek p9 lingkungan juga memiliki pengaruh
yang tidak langsung dan berhubungan dengan bagaimana p9
lingkungan mempengaruhi kondisi pembentukan lapisan 3eC8. ada
p9 yang tinggi (H:) akan mengakibatkan penurunan kelarutan 3eC8.
$an mengarahkan pada peningkatan laju pengendapan dan
meningkatkan pembentukan s$a'e, hal tersebut mengakibatkan
menurunnya laju korosi yang terjadi pada korosi C2(andyo, 2012).
%ingkat korosi yang terjadi pada suatu material dapat diketahui
dengan !ara menghitung laju korosi dari material tersebut. aju korosi
sendiri didenisikan sebagai banyaknya logam yang dilepas seriap
satuan waktu pada permukaan tertentu. /da beberapasatuan yang
biasa digunakan untuk mementukan laju korosi suatu material,
diantaranya adanya dengan satuan mi's per year (mpy) ataupun
dengan satuan mi''imeters per year (mm7year). engukuran laju korosi
dapat dilakukan dengan beberapa metode, diantaranya adalah
pengukuran dengan menggunakan metode ei*ht 'oss ataupun dengan
menggunakan metode ekstrapolasi kur&a tafe' (andyo, 2012).
II - 11
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
12/13
ab %injauanustaka
//%0' '0 /' $/#KS/' S%0$ $ %1K#K K'/3%-%S
II.2 A-&i!asi In%*s"ri
/+siensi In,ibisi 0airan Ioni! T*r*nan Imi%ao&in Seba$ai In,bi"or
Korosi Ba)a Karbon Da&am (ar*"an /&e!"ro&i" Jen*, Karbon Dio!si%a
/li 3ahrurro*ie, Iayan Sunarya, /hmad 'ud*akir
Pen%a,*&*anKorosi merupakan "enomena kimia yang dapat menurunkan kualitas
suatu bahan akibat berinteraksi dengan lingkungan yang bersi"at korosi".
ada pertambangan minyak bumi dan gas alam, minyak mentah yang
dihasilakan masih ber!ampur dengan garam-garam anorganik, gas yang
bersi"at asam seperti C2 ata 92S, dan asam-asam organik yang memiliki
berat molekul rendah seperti asam "ormat dan asam asetat. Campuran
material tersebut jika ber!ampur dengan air akan menjadi media yang
sangat korosi" terhadap pipa baja karbon yang digunakan dalam sumur
produksi. 0mumnya lingkungan korosi" ini lebih ter"okus pada kandunganlarutan #aCl dengan presentase tinggi dan jenuh C2.
enambahan inhibitor merupakan teknik pengendalian korosi yang
paling murah, mudah, dan e"ekti" sehingga banyak diaplikasikan dalam
berbagai bidang industry. %erutama di industry pertambangan gas dan
minyakbumi inhibitor korosi yang banyak digunakan di lingkungan sumur
produksi minyak bumi adalah senyawa karbon yang mengandung atom
nitrogen sul"ur, dan atau oksigen dalam strukturnya.
enelitian ini bertujan untuk mengkaji e"ektitas inhibisi !airan ioni!
o'ei' imidao'in dalam kondisi lingkungan pertambangan minyak bumikhususnya p9 dan temperatur yang paling korosi" terhadap pipa baja karbon
dalam sumur produksi minyak bumi. engaturan p9 larutan dibuat dengan
menggunakan buJer asetat yang di!ampur dengan mineral-mineral lain
untuk mendekati air garam (brine) sesungguhnya.
e"o%o&o$i Perobaan
9al pertama yang dilakukan adalah sintesis senyawa inhibitor dengan
!ara imida*olin disintesis menggunakan mi!rowa&e selama uks sampai mendidih (4@oC) dengan penambahan 4@ ml pelarut etil
asetat. Kemudian !ampuran disaring dalam kondisi panas dan dikeringkan
dengan pompa &akum serta die&aporasi sampai imida*olin mengental.
Kemudian direaksikan dengan C98 (656,; mol) selama : jam untuk
menghasilkan imida*olinium. Senyawa wa hasil sintesis direkristalisasi
dengan n-heksan dan methanol. %ahap selanjutnya pengukuran elektrokimia
dengan !ara berikut. arutan uji 2@@ml dituangkan kedalam sel elektrokimia,
dialiri gas C2 se!ara terus-menerus, dan diaduk dengan menggunakan
ma*neti$ stirrer pada ke!epatan :@@rpm. 1lektroda kerja (baja karbon),elektroda a!uan (elektroda kalomel jenuh, SC1), dan elektroda bantu
II - 12
7/26/2019 dasar teori ilmu logam dan korosi
13/13
ab %injauanustaka
//%0' %1K#K KS/' S%0$ $ %1K#K
(platina) yang direndam dalam larutan uji dibiarkan selama 6; menit sampai
men!apai keadaan mantap, sedangkan ditambahkan kerosin murni ;@ml
dilakukan antara pengukuran terhadap larutan blanko dan larutan yang
ditambah inhibitor. engukuran dilakukan untuk mengetahui p9 dan
temperature optimum pada saat laju korosi baja karbon men!apai
maksimum pengaruh inhibitor terhadap laju korosi baja karbon, dane"ektitas inhibisinya yang dilakukan terhadap larutan blanko dan larutan
dengan inhibitor pada kondisi larutan dengan inhibitor pada kondisi larutan
dnegan &arias p9 buJer asetat (p9 8,64 8,;F :,@6 :,:F dan ;,2@)
temperatu (2F4, 8@4, 864, 824 dan 884 K) dengan &ariasi konsentrasi
inhibitor (2@,:@,
Top Related