8/13/2019 Crs Gemelli
1/20
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi
janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu dan janin.1
Di amerika serikat, jumlah dan frekuensi kehamilan kembar dua dan
kehamilan kembar tiga (triplet) serta kehamilan multijanin lainnya telah
meningkat secara tidak terduga selama dua dekade terakhir. jumlah kelahiran
kembar meningkat 52 persen dan jumlah kelahiran triplet serta kelahiran dengan
janin yang jumlahnya lebih besar lagi melonjak 404 persen. Sebaliknya,
kehamilan janin tunggal hanya meningkat 6 persen. Peningkatan luar biasa
kehamilan multijanin ini merupakan masalah kesehatan masyarakat karena para
bayi ini lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup, dan lebih sering
mengalami kecacatan jangka panjang akibat kelahiran preterm.2
Insidensi kehamilan kembar semakin sering terjadi, terutama akibat
adanya teknologi reproduksi dengan bantuan ( assisted reproductive technology,
ART ). Kondisi ini terutama berlaku untuk kehamilan kembar dalam jumlah
banyak (hamil kembar tiga atau lebih ) yang sekarang berjumlah 0,10,3 % dari
seluruh kelahiran.4
Di Amerika Serikat, antara tahun 1980 dan 2006, tingkat kehamilan
kembar naik 101%. Ada 68.339 kembar yang lahir pada tahun 1980, dan pada 27
tahun kemudian, terdapat 137.085 kehamilan kembar. Tingkat kehamilan kembar
juga meningkat di Austria, Finlandia, Norwegia, Swedia, Kanada, Australia,
HongKong, Israel, Jepang, dan Singapura. Beberapa penyebab yang membuat
perubahan dalam peningkatan kehamilan kembar antara lain: penggunaan teknik
8/13/2019 Crs Gemelli
2/20
2
reproduksi bantuan (ARTs) dan prosedur non-ART, usia ibu, etnis, variasi etnis di
50 negara, dan terdapat penurunan pada kehamilan kembar tiga dan kehamilan
multipel lainnya.7
8/13/2019 Crs Gemelli
3/20
3
BAB II
LAPORAN KASUS
I. Identitas PasienNama : Ny. S
Usia : 33 tahun
Sku/bangsa : Melayu
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : RT. 26 desa suak kandis kecamatan kumpeh.
MRS : 7 juni 2013, jam 02.50 WIB
II. Keluhan UtamaOs kiriman dari puskesmas tanjung dikarenakan ketuban pecah jam 07.00
wib, djj (+) PD lengkap jam 22.00.
III. Riwayat Penyakit Sekarang 17 jam smrs os mengeluh keluar air-air dari jalan lahir, jumlah banyak,
keluar lendir dan darah (+). Kemudian os dibawa ke puskesmas tanjung, pukul
22.00 pada VT pembukaan lengkap, namun hingga pukul 02.00 wib pasien belum
juga melahirkan, kemudian, pasien dirujuk ke RSUD Raden Mattaher Jambi.
IV. Riwayat keluargaRiwayat Gemelli (+) ibu Os.
V. Riwayat Sosial/ObstetriHPHT : 15082012
TP : 22052013UK : 41 - 42 minggu
G4P3A0
Imunisasi TT : TT1 , TT2 Lengkap
Riwayat Persalinan
Anak I : Lahir tahun 1999, jenis kelamin ( perempuan ), lahir spontan
ditolong dukun, BB: - PB : - hidup.
8/13/2019 Crs Gemelli
4/20
4
Anak II : Lahir tahun 2000, jenis kelamin ( laki-laki ), lahir spontan
ditolong oleh dukun, BB: - PB: - hidup.
Anak III: Lahir tahun 2010, jenis kelamin ( laki-laki ), lahir spontan
ditolong oleh dukun, BB: - PB: - hidup
Anak IV: ini.
Riwayat Perkawinan : Os menikah satu kali dan sudah berlangsung selama 15
tahun.
Riwayat Kontrasepsi: Os pernah menggunakan kontrasepsi suntik.
VI. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum : baik2. Kesadaran : compos mentis3. Vital sign : TD : 140/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,4 C
4. Tinggi badan : 165 cm5. Berat Badan : 60 kg6. Kulit : turgor dan elastisitas baik, tak tampak wujud kelainan
kulit
7. Kepala : normochepal8. Mata : conjunctiva anemis +/+, sclera ikterik -/-9. Telinga : tidak ada secret, tidak ada perdarahan10.Hidung : tidak ada secret, tidak ada perdarahan11.Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, lidah tidak tremor12.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada
pembesaran getah bening,
13.DadaInspeksi : bekas luka (-), retraksi (-)
Perkusi : sonor +/+
Palpasi : pengembangan dada simetris +/+
Fremitus (+) normal
8/13/2019 Crs Gemelli
5/20
5
Auskultasi :
Cor : S1 S2 reguler, bising jantung (-)
Pulmo : vesikuler +/+, suara tambahan ronkhi (-), wheezing (-)
14.Abdomen :Pembesaran Perut : lebih besar dari usia kehamilan
Linea : Alba
Striae : Albicans
Bekas luka operasi : Tidak ada
15.Genitalia Eksterna:Labia mayor/minor : simetris
Pengeluaran vagina :
Jenis Sekret : Lendir + darah
Bau : amis
Jumlah : sedikit
VII. Status Obstetri1) Inspeksi
Kepala : Cloasma gravidarum (-)
Dada : Mammae tegang, areola dan paplilla mammae
hiperpigmentasi
Abdomen : perut tampak membesar kedepan, striae gravidarum (+),
bekas operasi (-)
2) PalpasiLeopold 1 :
1. teraba bagian lunak dan tidak melenting2.
teraba bagian keras dan melenting
3. TFU 43 cmLeopold 2 :
1. Kanan teraba bagian yang memanjang dari janin dan kiriteraba bagian-bagian kecil janin (bawah)
2. Kiri teraba bagian yang memanjang dari janin dan kananteraba bagian-bagian kecil janin (atas)
8/13/2019 Crs Gemelli
6/20
6
Leopold 3 : teraba bagian bulat dan keras melenting, serta teraba juga
bagian lunak.
Leopold 4 : letak kepala, masuk PAP 4/5
3) Auskultasi:DJJ 1: 137x/i
DJJ 2: 152x/i
4) Pemeriksaan dalam : pembukaan lengkap , ketuban (-), portio (-), Kepala : H 1
VIII.Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium
28/04/2013
WBC : 10,7 103/mm3
RBC : 3,15 106/mm3
Hb : 8,8 gr %
HCT : 28,9 %
PLT : 164.103/mm3
Gol. Darah : -
IX. DiagnosisG4P3A0 gravida 41-42 minggu kala 2 lama intrauteri gemeli preskep
presbo + anemia.
X. PenatalaksanaanJam 03.30 WIB lapor DPJP:
1. Infus RL 20 tetes/menit2. Injeksi Ceftriaxon 2 x 1 gr3.
Observasi
4. Jika malam belum lahir, rencana SC besok pagi pukul 06.00 wib.XI. FOLLOW UP
Tanggal/Jam
07 Juni 2013
Follow Up
Pukul 02.50
wib
Menerima pasien dari IGD dan melakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik : D/: G4P3A0 gravida 41-42 Inpartu Kala II
lama, jth intrauteri preskep dengan gemelli.
8/13/2019 Crs Gemelli
7/20
7
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum sedang, TD :140/90 mmHg, N: 80 x/menit, T:
36,4o C, RR; 20 x/menit, Tinggui fundus : 43 cm,
His: 3/10/35, DJJ1 : 136 x/menit, DJJ 2: 145 x/menit.
Vagina Toucher
Lengkap, ketuban (-) sisa hijau, Kepala HII.
Terapi : Observasi tanda vital, keadaan umum, Denyut
Jantung Janin, dan His.
Pukul 03.30 Keluhan: Lemas.
Pemeriksaan Fisik :
Keadaan umum sakit sedang, TD :140/90 mmHg, N: 80
x/menit, T: 36,5o C, RR; 20 x/menit,
DJJ 1: 134 x/menit . DJJ 2: 132 x/menit . His : 3/10/35
Vagina Toucher:
Lengkap, ketuban (-) sisa hijau, Kepala H II.
Th/: Observasi tanda vital, keadaan umum dan DJJ, dan His
Lapor DPJP :
Ivfd RL 20 gtt/i
Inj. Ceftriaxon 2 x 1gr
Jika tidak lahir, persiapan SC Cito besok pagi pukul 06.00
wib.
Pukul 06.00 Laporan operasi
- Pukul 06.00 wib operasi dimulai- Pasien terlentang dengan narkose spinal dan
antiseptik, insisi panenstil, insisi sbr, ketubandipecahkan, hijau kental, bayi 1 dilahirkan dengan
ekstrasi kepala.
- Pukul 06.15 wib, lahir bayi 1 jenis kelamin laki-laki,BB: 3500 gr, a/s 8/9.
- Ketuban kedua dipecahkan jernih, bayi ke 2 dilahirkandengan meluksir kepala, jenis kelamin laki-laki, BB :
3200 gr a/s 8,9.
8/13/2019 Crs Gemelli
8/20
8
- Placenta dilahirkan secara manual,dinding uterusditutup.
- Dilakukan tubektomi pomeroi.- Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis.- Pukul. 06.30 wib, operasi selesai.
Pukul 08.00
wib
Os pindah ke bangsal
8/13/2019 Crs Gemelli
9/20
9
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Defenisi
Kehamilan kembar ialah satu kehamilan dengan dua janin atau lebih.
Kehamilan tersebut selalu menarik perhatian wanita itu sendiri, dokter dan
masyarakat pada umumnya. Kehamilan dan persalinan membawa resiko bagi
janin. Bahaya bagi ibu tidak sebegitu besar, tetapi wanita dengan kehamilan
kembar memerlukan pengawasan dan perhatian khusus bila diinginkan hasil yang
memuaskan bagi ibu dan janin.1
Frekuensi kehamilan kembar
Greulich (1930) melaporkan frekuensi kehamilan kembar pada 121 juta
persalinan sebagai berikut : gemelli 1 : 85, triplet 1 : 7.629, kuadruplet 1 :
670.743, dan quintiplet 1 : 41.600.000, angka tersebut kira-kira sesuai dengan
hukum hellin yang menyatakan bahwa perbandingan antara kehamilan kembar
dan tunggal adalah 1 : 89, triplet 1 : 89 2 , kuadruplet 1 : 893, dan seterusnya.
Prawirohardjo (1948) mengumumkan diantara 16.288 persalinan, terdapat 197
persalinan gemelli dan 6 persalinan triplet.1
Berbagai Faktor mempengaruhi frekuensi kehamilan kembar, seperti
bangsa, hereditas, umur, dan paritas ibu.1
Etiologi
Bangsa, herediter, umur, dan paritas hanya mempunyai pengaruh terhadap
kehamilan kembar yang berasal dari 2 telur. Juga obat klomid dan hormon
gonadotropin yang dipergunakan untuk menimbulkan ovulasi dilaporkan
menyebabkan kehamilan dizigotik. Faktor-faktor tersebut dan mungkin pulafaktor lain dengan mekanisme tertentu menyebabkan matangnya 2 atau lebih
folikel de Graaf atau terbentuknya 2 ovum atau lebih dalam satu folikel.
Kemungkinan pertama dibuktikan dengan ditemukannya 21 korpora lutea pada
kehamilan kembar, jika telur-telur yang diperoleh dapat dibuahi lebih dari satu
dan jika semua embrio yang kemudian dimasukkan kedalam rongga rahim ibu
tumbuh berkembang lebih dari satu. Pada kembar yang berasal dari satu telur,
faktor bangsa, hereditas, umur dan paritas tidak atau hanya sedikit sekali
8/13/2019 Crs Gemelli
10/20
10
mempengaruhi terjadinya kehamilan kembar ini.diperkirakan disini penyebabnya
ialah faktor penghambat yang mempengaruhi segmentasi sebelum blastula
terbentuk, menghasilkan kehamilan kembar dengan 2 amnion, 2 korion, dan 2
plasenta seperti pada kehamilan dizigotik. Bila faktor penghambat terjadi setelah
blastula, tetapi sebelum amnion terbentuk, maka akan terjadi kehamilan kembar
dengan 2 amnion, sebelum primitive streak tampak, maka akan terjadi kehamilan
kembar dengan 1 amnion. Setelah primitive streak terbentuk, maka akan terjadi
kembar dempet dalam segala bentuk.1
Jenis Kehamilan Kembar/ Ganda
1. Kehamilan Kembar MonozigotikMerupakan kehamilan kembar yang terjadi dari satu telur sehingga disebut
juga hamil kembar identik atau hamil kembar homolog atau hamil kembar
uniovuler. masing-masing dengan potensi untuk berkembang menjadi suatu
individu yang terpisah. Kehamilan kembar monozigotik dapat terjadi karena :
Satu telur dengan 2 inti, hambatan pada tingkat blastula; Hambatan pada tingkat segmentasi; Hambatan setelah amnion dibentuk, tetapi sebelum primitive streak.1
Jenis kembar ini berasal dari satu telur yang dibuahi yang dikenal sebagai
kembar monozigot atau kembar identik. Angka kembar monozigot adalah
3-4 per 1000, kembar ini adalah hasil pembelahan zigot pada berbagai tingkat
perkembangan. Pemisahan yang paling dini diyakini terjadi pada tingkat dua sel,
sehingga akan berkembang dua buah zigot yang berlainan.kedua blastokista
berimplantasi secara terpisah, dan masing-masing mudigah mempunyai plasenta
dan kantong korionnya sendiri. Walaupun susunan selaput janin kembar ini mirip
dengan susunan selaput pada kembar dizigot, keduanya dapat dikenali sebagaipasangan monozigot karena sangat miripnya golongan darah, sidik jari, jenis
kelamin, dan bentuk luar tubuh seperti mata dan warna rambutnya.6
8/13/2019 Crs Gemelli
11/20
11
Gambar 1 : Jenis kembar monozigotik berhubungan dengan waktu terjadinya
faktor penghambat (Corner): Hambatan dalam tingkat segmentasi (24 hari).
(B). Hambatan dalam tingkat blastula (47 hari). (C). Hambatan setelah amnion
dibentuk tetapi sebelum primitive streak
Tabel dibawah ini menunjukkan hubungan antara saat segmentasi dan keadaan
ketuban pada kehamilan kembar monozigotik.
Saat segmentasi Keadaan ketuban
072 jam Diamniotik, dichorionik
4
8 hariDiamniotik, monochorionik
912 hari Monoamniotik, monochorionik
13 hari Monoamniotik, monochorionik dan
kemungkinan terjadinya kembar siam.
http://4.bp.blogspot.com/-b_kJliU4Yvo/TtnP8ECmrVI/AAAAAAAAABM/EiCPbSpMdr0/s1600/kehamilan+kembar.jpg8/13/2019 Crs Gemelli
12/20
12
Gambar 2 :Plasenta dan selaput janin kembar monozigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion (melekat
menjadi satu), 2 amnion. (B): 2 plasenta (menjadi satu), 2 korion (melekat menjadi satu),2 amnion. (C): 1 plasenta, 1 korion, 2 amnion (melekat menjadi satu) (D): 1 plasenta, 1
korion, 1 amnion.
Twins Chrionicitity10
Sumber. SA Perinatal Practice Guideline: Chapter 34 Twin pregnancy
http://3.bp.blogspot.com/-xTkOm7DyRs0/TtnSOoAgLhI/AAAAAAAAABU/dszkuYhWOk8/s1600/plasenta+dan+selaput+janin+kembar+monozigotik.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-xTkOm7DyRs0/TtnSOoAgLhI/AAAAAAAAABU/dszkuYhWOk8/s1600/plasenta+dan+selaput+janin+kembar+monozigotik.jpghttp://3.bp.blogspot.com/-xTkOm7DyRs0/TtnSOoAgLhI/AAAAAAAAABU/dszkuYhWOk8/s1600/plasenta+dan+selaput+janin+kembar+monozigotik.jpg8/13/2019 Crs Gemelli
13/20
13
Kembar Dizigotik
Dizigotik merupakan kehamilan kembar yang ditimbulkan dari dua ovum
yang terpisah. Kembar dizigotik mempunyai 2 plasenta, 2 korion dan 2 amnion.
Kadang-kadang 2 plasenta menjadi satu.1
Karena kedua zigot mempunyai susunan genetik yang sama sekali
berlainan, kedua bayi yang lahir tidak ubahnya seperti kakak beradik. Jenis
kelamin mereka bisa berbeda dan mungkin pula sama. Masing-masing zigot
berimplantasi sendiri pada rahim, dan masing-masing membentuk plasenta,
amnion, dan kantong korionnya sendiri. Akan tetapi, kadang-kadang kedua
plasenta terletak berdekatan satu sama lain sehingga terjadi penyatuan. Demikian
pula, dinding kantong korion dapat sangat dekat dan menyatu. Kadang-kadang,
masing-masing bayi pada kembar dizigotik memiliki sel darah merah yang
berbeda golongan ( mosaikisme eritrosit ), yang membuktikan bahwa penyauan
kedua plasenta sangat erat sehingga terjadi pertukaran sel-sel darah merah.6
Gambar 3 :
Plasenta dan selaput janin kembar dizigotik. (A): 2 plasenta, 2 korion, 2 amnion. (B): 2
plasenta (menjadi satu), 2 korion, 2 amnion
http://2.bp.blogspot.com/-8r6o4OF8cXo/TtnSwmAUssI/AAAAAAAAABc/b9ws-CnALmQ/s1600/plasenta+dan+selaput+janin+kembar+dizigigotik.jpg8/13/2019 Crs Gemelli
14/20
8/13/2019 Crs Gemelli
15/20
15
2. Terdengar dua denyut jantung yang letaknya berjauhan dengan perbedaankecepatan paling sedikit 10 denyut per menit;
3. Sonogram dapat membuat diagnosis kehamilan kembar pada triwulanpertama;
4. Rontgen foto abdomen.1Pada umumnya diagnosis kehamilan triplet, kuadruplet dan selebihnya
hanya dapat ditentukan secara rontgenologik. Dewasa ini dengan pemeriksaan
ultrasonografi lebih dini diketahui.1
Ultrasonografi dalam .`Obstetri.
Kehamilan Kembar.
Kemungkinan kehamilan kembar dapat diketahui sejak usia kehamilan 5
minggu, dengan melihat jumlah kantung gestasi didalam kavum uteri. Diagnosis
definitif kehamilan kembar baru boleh ditegakkan bila terlihat lebih dari suatu
mudigah yang menunjukkan aktivitas denyut jantung.1
Kehamilan kembar bisa berasal dari 2 buah ovum yang dibuahi, disebut
kembar dizigotik (DZ) atau tidak-identik; atau dari sebuah ovum yang dibuahi dan
kemudian membelah menjadi dua bagian yang masing-masing berkembang
menjadi mudigah, disebut kembar monozigotik (MZ) atau identik. Sekitar 70%
kehamilan kembar DZ; sedangkan 30% lainnya merupakan kembar MZ.
Berdasarkan korionisitas dan amniositasnya, kembar DZ pasti merupakan kembar
dikorionik-diamnionik (DK-DA); sedangkan kembar MZ bisa berupa DK-DA,
monokorionik-diamnionik (MK-DA), atau monokorionik-monoamnionik (MK-
MA). Jenis korionisitas dan amniositas kehamilan kembar akan sangat
berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas hasil konsepsi.1
Jenis korionisitas dan amniositas kehamilan kembar paling mudahdiketahui pada kehamilan trimester 1, sampai kehamilan 10 minggu, bila terlihat 2
kantung gestasi yang masing-masing berisi mudigah hidup, maka kehamilan
kembar tergolong DK-DA. Bila hanya terlihat 1 kantung gestasi yang berisi
mudigah hidup, maka kehamilan kembar tergolong MK, bila pada kembar MK
terlihat 2 kantung amnion yang saling terpisah dan masing-masing berisi mudigah
hidup, kehamilan kembar tergolong MK-DA; dan bila hanya terlihat 1 kantong
amnion yang berisi 2 mudigah hidup, kehamilan kembar tergolong MK-MA.
8/13/2019 Crs Gemelli
16/20
16
Pemeriksaan yolk sac juga berguna untuk menentukan amniositas kembar MK.
Pada kembar MK-DA terlihat 2 yolk sac didalam kantung gestasi; sedangkan pada
kembar MK-MA hanya terlihat 1 yolk sac.1
Durasi Kehamilan Kembar
Sekitar separuh dari kehamilan kembar lahir pada 36 minggu atau lebih
dini, dan persalinan sebelum term merupakan penyebab utama meningkatnya
resiko kematian dan morbiditas neonatus pada bayi kembar, selain itu, hipertensi
ibu, hambatan pertumbuhan janin, dan solusio plasenta merupakan keadaan yang
sering menjadi indikasi kelahiran prematur.3
Dilaporkan bahwa insidensi hambatan pertumbuhan janin dan morbiditas
terkait meningkat secara bermakna pada kembar yang lahir antara 3941 minggu
dibandingkan yang lahir pada 38 minggu atau kurang. Di parkland hospital,
gestasi kembar secara empiris telah lama dianggap mengalami pemanjangan masa
gestasi, yaitu sekitar 40 minggu.3
Penanganan dalam persalinan.
Semua persiapan untuk resusitasi dan perawatan bayiprematur disediakan.
Golongan darah ibu sudah ditentukan danpersediaan darah diadakan mengingat
kemungkinan pendarahan post partum yang lebih besar. Kala 1 diperlakukan
seperti biasa bila anak pertama letaknya memanjang. Karena sebagian besar
persalinan kembar bersalin prematur, maka pemakaian sedativa perlu dibatasi,
episiotomi mediolateral dikerjakan untuk memperpendek kala pengeluaran dan
mengurangi tekanan pada bayi.1
Setelah bayi pertama lahir, segera dilakukan pemeriksaan luar dan vaginal
untuk mengetahui letak dan keadaan janin kedua. Bila janin dalam keadaan
memanjang, selaput ketuban dipecahkan dan air ketuban dialirkan perlahan-lahanuntuk menghindari prolaps funikuli. Penderita dianjurkan meneran, atau dilakukan
tekanan terkendali pada fundus uteri.agar bagian bawah janin masuk dalam
panggul, janin kedua turun dengan cepat sampai ke dasar panggul dan lahir
spontan karena jalan lahir telah dilalui anak pertama.1
Seksio sesarea dilakukan pada kehamilan kembar atas indikasi janin
pertama dalam letak lintang, prolapsus funikuli, plasenta previa, dan lain-lain.1
8/13/2019 Crs Gemelli
17/20
17
Beberapa pengaruh dari kehamilan ganda
1. Pengaruh kehamilan ganda terhadap ibu, diperlukan gizi yang lebihbanyak, sehingga,tumbuh kembang janin mencapai genap/cukup bulan.
Pada hamil muda sering terjadi keluhan yang lebih hebat, ibu sering cepat
lelah, sering terjadi penyulit hamil (hidramnion atau hamil air, pre-
eklampsia, dan eklampsia). Pada saat persalinan dijumpai kesulitan,
kemungkinan saling mengunci pada kepala, waktu persalinan memanjang,
persalinan memerlukan bantuan operasi, setelah lahir dapat terjadi retensio
uteri, dan dapat terjadi inversio uteri.8
2. Terhadap janin, dapat terjadi persalinan prematur, dapat terjadi janindengan anemia atau BBLR, setelah persalinan anak pertama dapat terjadi
pelepasan plasentasebelum waktunya dan membahayakan janin kedua.8
8/13/2019 Crs Gemelli
18/20
18
BAB. IV
ANALISA KASUS
Dilaporkan pasien dengan identitas, nama Ny. S, usia 33 tahun, suku /
bangsa , melayu ,agama islam ,pendidikan SD , pekerjaan IRT ,alamat RT. 26
desa suak kandis kecamatan kumpeh , MRS 7 juni 2013, jam 02.50 WIB.
Diagnosa ditegakkan dari anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang, pasien ini didiagnosa dengan G4P3A0 gravida 41-42 minggu kala 2
lama intrauteri gemeli preskep presbo.+ anemia.
Pada anamnesa didapatkan , keluar air-air dari jalan lahir, jumlah banyak,
disertai keluar lendir dan darah (+), menandakan pasien ini sudah inpartu, dimana
sesuai kepustakaan tanda-tanda inpartu meliputi rasa sakit oleh adanya his yang
datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar lendir bercampur darah yang lebih
banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, dan pada pemeriksaan dalam ,
serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks.
Pasien dibawa ke puskesmas tanjung, pukul 22.00 pada VT pembukaan
lengkap, namun hingga pukul 02.00 wib pasien belum juga melahirkan, dijelaskan
pada kepustakaan Kala II dimulai setelah serviks terbuka penuh ( 10 cm ) dan
diakhiri dengan kelahiran bayi, batasan normal untuk kala II yaitu dua jam untuk
primigravida, dan satu jam untuk multigravida, apabila dalam 1 jam untuk
primigravida, atau jam untuk multigravida kepala tidak turun, atau putar paksi
tidak terjadi maka disebut kala II tidak maju, dalam keadaan ini persalinan harus
diakhiri dengan tindakan.
Dari anamnesa ditemukan riwayat keluarga didapatkan bahwa ibu pasien
merupakan anak kembar, pada kepustakaan, keluarga tertentu mempunyaikecenderungan untuk melahirkan bayi kembar, walaupun pemindahan sifat
herediter kadang-kadang berlangsung secara paternal, tetapi biasanya hal itu disini
terjadi secara maternal, dan pada umumnya terbatas pada kehamilan dizigotik.1
Pada pemeriksaan dengan Palpasi didapatkan Leopold 1 teraba bagian
lunak dan tidak melenting dan teraba bagian keras dan melenting, didapatkan
TFU 43 cm, Pemeriksaan Leopold 2 didapatkan pada bagian sebelah kanan
teraba bagian yang memanjang dari janin dan kiri teraba bagian-bagian kecil
8/13/2019 Crs Gemelli
19/20
19
janin (bawah), Kiri teraba bagian yang memanjang dari janin dan kanan teraba
bagian-bagian kecil janin (atas). Pemeriksaan Leopold 3 teraba bagian bulat
dan keras melenting, serta teraba juga bagian lunak, dan untuk pemeriksaan
Leopold 4 ditemukan letak kepala, dan masuk PAP 4/5.Auskultasi didapatkan 2
buah Denyut jantung janin, DJJ 1: 137x/i, DJJ 2: 152x/i.
Pada kepustakaan kehamilan kembar ditemukan dimanauterus bertumbuh
lebih cepat dari biasanya pada pemeriksaan berulang;Penambahan berat ibu yang
mencolok yang tidak disebabkan oleh edema atau obesitas;Banyak bagian kecil
teraba;Teraba 3 bagian besar janin;1
Diagnosis pasti dapat ditentukan dengan, Terabanya 2 kepala, 2 bokong,
dan satu/dua punggung; Terdengar dua denyut jantung yang letaknya berjauhan
dengan perbedaan kecepatan paling sedikit 10 denyut per menit;1
Di dapatkan umur kehamilan sekitar 41- 42 minggu, dimana hasil ini
didapatkan melalui perhitungan perkiraan HPHT, yaitu pada tanggal 15 08
2012.
Sesuai kepustakaan dimana dilaporkan Di parkland hospital, gestasi
kembar secara empiris telah lama dianggap mengalami pemanjangan masa
gestasi, yaitu sekitar 40 minggu.3
Dari pemeriksaan fisik umum didapatkan konjungtiva anemis dan
laboratorium didapatkan Hb: 8,8 gr %, menandakan bahwa pasien mengalami
anemia dimana dijelaskan pada kepustakaan anemia hipokrom tidak jarang terjadi
pada kehamilan kembar karena kebutuhan besi dua bayi dan penambahan volume
darah ibu sangat meningkat.1
8/13/2019 Crs Gemelli
20/20
20
DAFTAR PUSTAKA
1. Sarwono prawirohardjo, Ilmu kebidanan,. Jakarta; Yayasan binapustaka sarwono prawirohardjo; 2006.
2. F. Gary cunningham, dkk. Obstetri Williams. Jakarta ; EGC; 2005.3. F. Gary cunningham, dkk.Panduan ringkas Obstetri Williams. Jakarta
; EGC; 2006.
4. Errol norwitz & John Schorge, At Glance Obstetri & Ginekologi.Jakarta; Erlangga;2007.
5. Sarwono prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan KesehatanMaternal dan Neonatal. Jakarta; Yayasan bina pustaka Sarwono
Prawirohardjo;2006.
6. T.W Sadler, Embriologi Kedokteran Langman. Jakarta;EGC;2000.7. Suneet P. Chauhan, MD; James A. Scardo, MD; Edward Hayes, MD;
Alfred Z. Abuhamad, MD; Vincenzo Berghella, MD . Twins:
prevalence, problems, and preterm births. Journal. 2009.
8. Dr. Ida ayu chandranita manuaba dkk, Memahami kesehatanreproduksi wanita;jakarta;EGC;2009.
9. Risanto siswosudarno. Obstetri Fisiologi, Bagian Obstetri danGinekologi Fakultas Kedokteran UGM; Pustaka cendekia, 2010.
10. South Australian Perinatal Practice Guideline Workgroup, Twinpregnancy, South Australian Perinatal Practice Guidelines
Workgroup;2012.