7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
1/35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja diseluruh dunia tanpa batasan ras dan
sosio-ekonomi. Angka kejadian epilepsy masih tinggi terutama dinegara berkembang.
Dari banyak studi menunjukkan bahwa angka kejadian epilepsy cukup tinggi,
diperkirakan prevalensinya berkisar antara 0,5- !. "ata-rata prevalensi epilepsy #,$
per %000 penduduk. &edangkan angka insidensi epilepsy di 'egara berkembang
mencapai 50-(0 kasus per %00.000 penduduk. )ila jumlah penduduk *ndonesia
berkisar $$0 juta, maka diperkirakan jumlah pasien epilepsi %,%-#,# juta. )erkaitan
dengan umur, gra+ik prevalensi epilepsy menunjukkan pola bimodai. revalensi
epilepsy pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada dewasa muda
pertengahan, kemudian meningkat lagi pada kelompok usia lanjut.
Di kalangan masyarakat awam masih terdapat pandangan keliru stigma
terhadap epilepsy, antara lain dianggap sebagai penyakit akibat kutukan, guna-guna,
kerasukan, gangguan jiwa/mental, dan penyakit yang menular melalui air liur. al ini
berpengaruh negative terhadap upaya pelayanan pasien epilepsy. Di samping itu di
negara-negara yang sedang berkembang, selain hal tersebut diatas, pelayanan pasien
epilepsy masih menghadapi banyak kendala. )eberapa kendala yang sudah
diidenti+ikasi antara lain keterbatasan dalam hal tenaga medic, sarana pelayanan, dana
dan kemampuan masyarakat. )erbagai keterbatsan tadi dapat menurunkan
optimalisasi penanggulangan epilepsy.
Epilepsy berpotensi untuk menimbulkan masalah sosio-ekonomi dan
medikolegal yang secara keseluruhan dapat menurunkan atau mengganggu kualitas
hidup pasien epilepsy. 1asalah tersebut meliputi kesempatan untuk memperoleh hak
pekerjaan/karier, pendidikan dan perkawinan, memperoleh tanggungan asuransi, dan
1
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
2/35
memperoleh surat i2in mengemudi &*1. Aspek medikolegal epilepsy juga harus
diperhatikan oleh dokter karena kelalaian dan rekam medic yang kurang lengkap akan
dapat menyeret dokter ke meja hijau.
Di samping hal-hal tersebut di atas, epilepsy 3menawarkan4 masalah bagi para
dokter, baik dokter spesialis sara+, dokter umum, maupun dokter spesialis di luar
disiplin neurologi. Apabila 3tawaran4 tadi tidak ditanggapi sebagaimana mestinya
oleh para praktisi medic maka epilepsy akan berlalu begitu saja, dengan arti bahwa
epilepsy merupakan gangguan neurolohi yang tidak menarik perhatian dengan
demikian penatalaksanaannya tidak memerlukan plat+orm yang kokoh dalam bentuk
pedoman penatalaksanaan. &ebaliknya, apabila para praktisi medic terutama para
dokter spesialis sara+ tertarik dengan 3tawaran4 tadi maka epilepsy di pandang
sebagai suatu gangguan neurologic yang serius dan memerlukan pendekatan
tatakaksana yang sistematik dan komprehensi+. &alah satu upaya pendekatan tadi
adalah membangun kespakatan dalam hal penatalaksanaan epilepsy secara mendasar
yang secara operasional disebut sebagai pedoman tatalaksana epilepsy.
1.2 Tujuan Penulisan
ulisan ini bertujuan untuk menambah pengetahuan pembaca umumnya dan
penulis khususnya mengenai epilepsi mulai dari de+inisi, epidemiologi, etiologi,
patogenesis,diagnosis yang meliputi anamnesis, pemeriksaan +isik dan pemeriksaan
radiologis, serta penatalaksanaan, dan komplikasi yang ditimbulkan.
2
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
3/35
BAB II
EPILEPSI
2.1 Definisi
Epilepsi dide+inisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan
sei2ure berulang sebagai akibat dari adanya gangguan +ungsi otak secara intermitten
yang disebabkan oleh muatan listrik abnormal dan berlebihan di neuron-neuron
secara paroksismal, didasari oleh berbagai +aktor etiologi.
)angkitan epilepsi adalah mani+estasi klinik dari bangkitan serupa
stereotipik, berlangsung secara mendadak dan sementara dengan atau tanpa
perubahan kesadaran, disebabkan oleh hiperaktivitas listrik sekelompok sel sara+ di
otak, bukan disebabkan oleh suatu penyakit otak akut.
&indrom epilepsi adalah sekumpulan gejala atau tanda klinik epilepsi yang
terjadi secara bersama-sama yang berhubungan dengan etiologi, umur, awitan onset,
jenis bangkitan, +aktor pencetus, dan kronisitas.
2.2 Epidei!l!gi
Agak sulit mengestimasi jumlah kasus epilepsy pada kondisi tanpa serangan,
pasien terlihat normal dan semua data lab juga normal, selain itu ada stigma tertentu
pada penderita epilepsy malu/enggan mengakui. *nsiden paling tinggi pada umur $0
tahun pertama, menurun sampai umur 50 th, dan meningkat lagi setelahnya terkait dgkemungkinan terjadinya penyakit. 6erebrovasular. ada (5! pasien, epilepsy terjadi
sebelum umur %# th.
2." Pat!fisi!l!gi
3
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
4/35
&ecara umum, epilepsi terjadi kerena menurunnya potensial membran sel
sara+ akibat proses patologik dalam otak, gaya mekanik, atau toksik, yang selanjutnya
menyebabkan terlepasnya muatan listrik dari sel sara+ tersebut.
)eberapa penelitian menunjukkan peranan asetilkolin sebagai 2at yang
merendahkan potensial membran postsinaptik dalam hal telepasnya muatan listrik
yang terjadi sewaktu-waktu saja sehingga mani+estasi klinisnya pun muncul sewaktu-
waktu. )ila asetilkolin sudah cukup tertimbun di permukaan otak, maka pelepasan
muatan listrik sel-sel sara+ kortikal dipermudah. Asetilkolin diproduksi oleh sel-sel
sara+ kolinergik dan merembes keluar dari permukaan otak daripada selama tidur.
ada jejas otak lebih banyak asetilkolin daripada dalam otak sehat. ada
tumor serebri atau adanya sikatriks setempat pada permukaan otak sebagai gejala sisa
dari meningitis, ense+alitis, kontusio serebri atau trauma lahir, dapat terjadi
penimbunan setempat dari asetilkolin. 7leh karena itu, pada tempat itu akan terjadi
lepas muatan listrik sel-sel sara+. enimbunan asetilkolin setempat harus mencapai
konsentrasi tertentu untuk dapat merendahkan potensial membran sehingga lepas
muatan listrik dapat terjadi. al ini merupakan mekanisme epilepsi +okal yang
biasanya simptomatik.
ada epilepsi idiopatik, tipe grand mal, secara primer muatan muatan listrik
dilepaskan oleh nuklei intralaminares talami, yang dikenal sebagai inti centrecephalic.
*nti merupakan terminal dari lintasan asendens aspesi+ik atau lintasan asendens
ekstralemsnikal. *nput dari korteks serebri melalui lintasan a+eren aspesi+ik
menentukan derajat kesadaran. )ilamana sama sekali tidak ada input maka timbullah
koma. ada grandmal, dimana etiologinya belum diketahui, terjadi lepas muatan
listrik dari inti-inti intralaminar talamik secara berlebih. erangsangan talamokortikal
yang berlebihan ini menghasilkan kejang seluruh tubuh dan sekaligus menghalangi
sel-sel sara+ yang memelihara kesadaran menerima impuls a+eren dari dunia luar
sehingga kesadaran hilang.
4
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
5/35
asil penelitian menunjukkan bahwa bagian dari substansia retikularis di
bagian rostral dari mesense+alon yang dapat melakukan blokade sejenak terhadap
inti-inti intralaminar talamik sehingga kesadaran hilang sejenak tanpa disertai kejang-
kejang pada otot skeletal yang dikenal sebagai petit mal.
2.# $lasifikasi
8lasi+ikasi yang ditetapkan oleh *nternational 9eague Againts Epilepsy *9AE terdiri
dari dua jenis klasi+ikasi, yaitu klasi+ikasi untuk jenis bangkitan epilepsi dan
klasi+ikasi untuk sindrom epilepsi. 8lasi+ikasi untuk jenis bangkitan epilepsi menurut
gambaran kliniknya adalah sebagai berikut:
8lasi+ikasi *9AE %;#% untuk tipe bangkitan epilepsi
%. )angkitan parsial/+okal
a. )angkitan parsial sederhanai. Dengan gejala motorik
ii. Dengan gejala somatosensorik
iii. Dengan gejala otonomiv. Dengan gejala psikis
b. )angkitan parsial kompleks
i. )angkitan parsial sederhana yang diikuti oleh gangguan
kesadaran
ii. )angkitan parsial yang disertai dengan gangguan kesadaran
sejak awal bangkitanc. )angkitan parsial yang menjadi umum sekunder
i. arsial sederhana yang menjadi umum
ii. arsial kompleks menjadi umumiii. arsial sederhana menjadi parsial kompleks, lalu menjadi
umum
$. )angkitan umuma. 9ena absence
i. ipikal lena
ii. Atipikal lenab. 1ioklonik
c. 8lonik
d. onik
e. onik-8lonik+. Atonik/astatik
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
6/35
8lasi+ikasi *9AE %;#; untuk epilepsi dan sindrom epilepsi
%. =okal/partial locali2ed related
a. *diopatik berhubungan dengan usia awitan
i. Epilepsi benigna dengan gelombang paku di daerahsentrotemporal childhood epilepsy with centrotemporal
spikesii. Epilepsi benigna dengan gelombang paroksismal pada daerah
oksipital
iii. Epilepsi primer saat membaca primary reading epilepsyb. &imtomatis
i. Epilepsi parsial kontinua yang kronis progresi+ pada anak-anak
kojenikow>s syndrome
ii. &indrom dengan bangkitan yang dipresipitasi oleh suaturangsangan kurang tidur, alkohol, obat-obatan, hiperventilasi,
re+lek epilepsi, stimulasi +ungsi kortikal tinggi, membaca
iii. Epilepsi lobus temporal
iv. Epilepsi lobus +rontalv. Epilepsi lobus parietal
vi. Epilepsi lobus oksipital
c. 8riptogenik
$. Epilepsi umuma. *diopatik sindrom epilepsi berurutan dengan usia awitan
i. 8ejang neonatus +anilial benignaii. 8ejang neonatus benignaiii. 8ejang epilepsi mioklonik pada bayi
iv. Epilepsi lena pada anak
v. Epilepsi lena pada remajavi. Epilepsi mioklonik pada remaja
vii. Epilepsi dengan bangkitan umum tonik-klonik pada saat
terjagaviii. Epilepsi umum idiopatik lain yang tidak termasuk salah satu di
atas
i?. Epilepsi tonik klonik yang dipresipitasi dengan aktivitas yang
spesi+ik
b. kriptogenik atau simtomatis berurutan sesuai dengan peningkatan
usia
i. &indrom west spasme in+antil dan spasme salam
ii. &indrom lenno?-gastaut
6
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
7/35
iii. Epilepsi mioklonik astatikiv. Epilepsi mioklonik lena
c. simtomatis
i. Etiologi nonspesi+ik
%. Ense+alopati mioklonik dii$. Ense+alopati pada in+antil dini dengan burst supression
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
8/35
abnormalitas konstitusional dari +isiologi serebral yang disebabkan oleh interaksi
beberapa +aktor genetik. @angguan +isiologis ini melibatkan stabilitas sistem talamik-
intralaminar dari substansia grisea basal dan mencakup reticular activating system
dalam sinkronisasi lepas muatan. &ebagai akibatnya dapat terjadi gangguan kesadaran
yang berlangsung singkat absens murni, petit mal, atau lebih lama dan disertai
kontraksi otot tonik-klonik tonik-klonik umum, grand mal.
ada serangan +okal atau psikomotor atau yang mempunyai aura yang
menyatakan bahwa bangkitan bermula pada sekelompok populasi neuron yang
bersi+at epileptik, dengan pemeriksaan yang teliti dan +asilitas yang lebih baik,
umumnya penyebabnya dapat diketahui. Dalam praktek, kata epilepsi idiopatik
digunakan secara longgar, yaitu pasien yang tidak menunjukkan mani+estasi patologi
otak dan penyebabnya tidak diketahui. mumnya +aktor genetik lebih berperan pada
epilepsi idiopatik.
engaruh +aktor genetik atau hereditas memang ada pada epilepsi, tetapi kecil.
ada epilepsi idiopatik pengaruh ini lebih besar. elah dilakukan beberapa penelitian
anak kembar untuk mengungkapkan hal ini. 9enno? dan 9enno? mendapatkan bahwa
bila pada proband yang epilepsi tidak didapatkan mani+estasi cedera otak, maka
konkordans pada kembar telur tunggal ialah (0,$! 2. $ript!genik& dianggap simptomatik tetapi penyebabnya belum diketahui,
termasuk di sini adalah sindrom Cest, sindrom 9enno?-@astaut, dan epilepsi
mioklonik. @ambaran klinik sesuai dengan ense+alopati di+us.
8
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
9/35
". Sipt!atik&disebabkan oleh kelainan/lesi pada susunan sara+ pusat, misalnya
trauma kepala, in+eksi &&, kelainan kongenital, lesi desak ruang, gangguan
peredaran darah otak, toksik alkohol, metabolik, kelainan neurodegenerati+.
Epilepsi simtomatik dapat terjadi bila +ungsi otak terganggu oleh berbagai
kelainan intrakranial atau ekstrakranial. enyebab intrakranial misalnya anomali
kongenital, trauma otak, neoplasma otak, lesi iskemia, ense+alopati, abses otak,
jaringan parut.
enyebab yang bermula ekstrakranial dan kemudian juga mengganggu +ungsi
otak, misalnya gagal jantung, gangguan perna+asan, gangguan metabolisme
hipoglikemi, hiperglikemi, uremia, gangguan keseimbangan elektrolit, intoksikasi
obat, gangguan hidrasi dehidrasi, hidrasi lebih. ampir semua penyakit otak dapat
mengakibatkan kelainan pada sekelompok sel neuron dengan gangguan kelistrikan
dan merupakan sumber epileptogen. )entuk serangan epilepsi yang diakibatkannya
bergantung pada letak serta +ungsi kelompok neuron tersebut, misalnya kelompok
neuron yang di korteks motor dapat mengakibatkan bangkitan +okal motor, dengan
gerakan konvulsi+ pada ekstremitas kontralateral.
)angkitan ini dapat terlokalisasi, atau dapat menjalar, menyebar sepanjang
gyrus, melibatkan bagian tubuh lainnya, atau dapat pula menyebar ke +ormasio
retikularis dan diikuti oleh bangkitan kejang umum. emeriksaan EE@ biasanya dapat
menentukan letak +okus epilepsi. aringan patologis, seperti jaringan tumor, bukanlah
epileptogenik, namun sel neuron di sekitarnya yang menjadi terganggu +ungsi dan
metabolismenya, dapat merupakan +okus epileptik. ejas otak oleh trauma lahir dan
de+ek perkembangan dapat disertai epilepsi.
ntuk membangkitkan epilepsi dibutuhkan beberapa +aktor yang bekerja
bersama. 8elainan struktural saja, seperti tumor atau sikatriks trauma, tidak dapat
membangkitkannya. Diketahui bahwa jaringan abnormal tersebut selalu berada di
dalam otak penderitanya, namun bangkitan epilepsi tidak setiap saat muncul,
melainkan sesekali. Demikian pula, tidak semua orang yang mempunyai jaringan
9
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
10/35
abnormal di otak, seperti tumor, akan menjadi epilepsi. Dari segi praktis, harus
dilacak +aktor-+aktor yang ikut berperan dalam mencetuskan bangkitan epilepsi, yang
disebut +aktor pencetus. 6ontoh +aktor pencetus, yang mungkin berbeda pada tiap
pasien, ialah stress, demam, lapar, hipoglikemia, kurang tidur, alkalosis oleh
hiperventilasi, gngguan emosional.
ada anak, +aktor usia dan perkembangan ikut mempengaruhi apakah akan
ada epilepsi atau tidak. )angkitan kejang lebih jarang didapatkan pada bayi
premature, karena sistem sara+nya belum berkembang, dan lebih sering dijumpai pada
bayi cukup umur. )angkitan epilepsi lebih jarang dijumpai pada usia bulan-bulan
pertama, dan lebih sering antara usia bulan sampai tahun, kemudian menurun
+rekuensinya sampai remaja. Dari beberapa +aktor etiologi yang dapat menyebabkan
bangkitan epilepsi di atas, pemeriksa berpendapat bahwa bangkitan epilepsi yang di
alami oleh pasien tersebut disebabkan oleh riwayat trauma kepala yang sering dialami
oleh pasien etiologi simptomatik.
2.' Diagn!sis
Anamnesis
ola/bentuk bangkitan lama bangkitan gejala sebelum, selama dan pascabangkitan +aktor pencetus ada/tidaknya penyakit lain yang diderita sekarang usia pada
saat terjadinya bangkitan pertama riwayat saat dalam kandungan, kelahiran,
perkembangan bayi dan anak riwayat terapi epilepsi sebelumnya riwayat penyakit
epilepsi dalam keluarga.
emeriksaan +isik umum dan neurologic
1elihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsi
seperti: trauma kepala, in+eksi telinga gangguan kongenital, ganggua neurologik +okal
dan di+us kecanduan alkohol dan obat terlarang, kanker.
10
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
11/35
2.( Peeriksaan penunjang
emeriksaan penunjang yang biasa dilakukan terdiri atas pemeriksaan darah,
urin, cairan serebrospinalis, elektroense+alogra+i EE@ dan pencitraan. emeriksaan
penunjang dilakukan atas dasar indikasi.
%.emeriksaan rin
8adang-kadang serangan epilepsi disebabkan oleh kelainan ginjal yang dapat
dideteksi dengan pemeriksaan urin rutin. emeriksaan urin lain ialah untuk
mengetahui adanya asam amino dalam urine. 1isalnya pada pasien epilepsi yang
disebabkan oleh +enilketonuria atau histidinuria. emeriksaan ini dilakukan atas dasar
indikasi.
$.emeriksaan Darah
8elainan-kelainan darah tertentu dapat menyebabkan serangan epilepsi
umumnya normal, pungsi lumbal dilakukan pada pasien yang diduga menderita
meningitis. ada pasien epilepsi dengan kelainan neurologis +okal dan tanda
peninggian tekanan intrakranial sangat berbahaya apabila dilakukan pungsi lumbal.
ada pasien dengan proses degenerati+ pemeriksaan cairan serebrospinal dapat
berguna untuk menegakkan diagnosis, misalnya pada &ubacut &clerosing
anencephalitis &&E. )ila ditemukan 2at anti terhadap morbili, dalam cairan
serebrospinal berarti pasien menderita &&E.
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
12/35
@ambar Alat EE@
emeriksaan EE@ harus dilakukan pada semua pasien epilepsi dan merupakan
pemeriksaan penunjang yang paling baik untuk menegakkan diagnosis epilepsi.Adanya kelainan +okal pada EE@ menunjukkan kemungkinan adanya lesi struktural
di otak, sedangkan adanya kelainan umum pada EE@ menunjukkan kemungkinan
adanya kelainan genetik atau metabolik.
12
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
13/35
@ambar Alat EE@
erlu diingat bahwa tidak selalu gangguan +ungsi otak dapat tercermin pada rekaman
EE@. EE@ normal dapat dijumpai pada anak yang nyata-nyata menderita kelainan
otak, dan sebaliknya EE@ abnormal dapat dijumpai pada anak normal dan sehat. EE@
abnormal ringan dan tidak khas terdapat pada %5! populasi normal, dan kira-kira
%0! pasien epilepsi mempunyai EE@ normal.
ntuk mendapatkan hasil EE@ yang lebih positi+, perlu dilakukan beberapa
prosedur aktivasi, misalnya tidur, hiperventilasi, stimulasi +otik dan lain-lain. Aktivasi
tidur akan memberikan hasil positi+ terutama pada pasien dengan epilepsi psikomotor
epilepsi lobus temporalis. Aktivasi hiperventilasi akan memberikan hasil positi+
terutama pada pasien dengan epilepsi psikomotor epilepsi lobus temporalis.
Aktivasi hiperventilasi akan memberikan hasil positi+ terutama pada pasien epilepsi
absence petit mal. &timulasi +otik akan memberikan hasil positi+ terutama pada
epilepsi sentrasephalik. Ada jenis epilepsi yang timbul apabila ada rangsangan atau
13
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
14/35
suara tertentu. Aktivasi dapat dilakukan dengan rangsangan yang sesuai, yang dapat
menyebabkan timbulnya epilepsi.
"ekaman EE@ dapat dikatakan abnormal bila terdapat:
Asimetri irama dan voltase gelombang pada daerah yang sama di kedua
hemis+er otak.
*rama gelombang tidak teratur.
*rama gelombang lebih lambat dibanding seharusnya, misal gelombang delta.
Adanya gelombang yang biasanya tidak terdapat pada anak normal, misalnya
gelombang tajam, paku spike, paku-ombak, paku majemuk, dan gelombang lambat
yang timbul secara paroksismal.
@ambar "ekaman EE@
14
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
15/35
@ambar "ekaman EE@
)entuk serangan epilepsi tertentu mempunyai gambaran EE@ yang khas,
misalnya spasme in+antil mempunyai gambaran EE@ hipsaritmia, epilepsi petit mal
mempunyai gambaran EE@ gelombang paku-ombak < siklus per detik, epilepsi
mioklonik mempunyai gambaran EE@ gelombang paku/tajam/lambat dan paku
majemuk yang timbul secara seremapak sinkron.
ada pasien dengan intractable atau bentuk serangannya tidak khas, dapat
dilakukan pemantauan EE@ disertai pemantauan video. asien dirawat dalam suatu
ruangan yang ada videonya sambil dipasang alat EE@ telemetri jarak jauh. Dari
rekaman video, dapat dilihat bentuk serangannya dan apakah sesuai dengan bentuk
serangan yang terlihat. ada saat perekaman ini, pasien dapat melakukan aktivitas
biasa.
15
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
16/35
.emeriksaan encitraan
Dapat dilakukan +oto polos kepala, angiogra+i serebral, 6omputed
omography 6 &can, 1agnetic "esonance *maging 1"* dan ositron Emision
omography E. =oto polos kepala biasanya dibuat pada posisi antero-posterior
dan lateral. Dengan +oto polos kepala, dapat dilihat adanya tanda peningkatan tekanan
intra kranial, adanya asimetri tengkorak, adanya pengkapuran abnormal misalnya
pada toksoplasmosis kongenital, sindrom &turge-Ceber dan tuberosklerosis.
Calaupun pemeriksaan ini sudah banyak ditinggalkan.
Angiogra+i serebral dilakukan pada pasien tertentu, yaitu pasien yang akan
dioperasi karena adanya +okus epilepsi berupa tumor, kelainan pembuluh darah atau
jaringan parut atro+ik di otak. Angiogra+i serebral sangat jarang dilakukan. 6-scan
otak dan 1"* kedua-duanya dapat mendeteksi kelainan otak dengan baik, tetapi 1"*
lebih baik apabila digunakan untuk mendeteksi adanya mal+ormasi otak kongenital,
sedangkan 6-scan lebih sensiti+ untuk mendeteksi adanya +okus kalsi+ikaasi yang
kecil.
16
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
17/35
)erbeda dengan 6-scan dan 1"*, melalui E kelainan otak dapat terlihat
secara < dimensi, tetapi pemeriksaan ini masih dalam penelitian. emeriksaan
pencintraan pada pasien epilepsi dilakukan atas dasar indikasi.
2.) Terapi
ujuan terapi : menghentikan bangkitan, mengurangi +rekuensi bangkitan,
mencegah timbulnya e+ek samping, menurunkan angka kesakitan dan kematian,
mencegah timbulnya e+ek samping 7AE.
rinsip terapi :
%. 7AE diberikan bila: diagnosis epilepsi telah dipastikan, pasien dan keluarga
pasien telah mendapatkan in+ormed consent.
$. erapi dimulai dengan monoterapi, menggunakan 7AE pilihan sesuai dengan
jenis bangkitan atau jenis sindrom epilepsi
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
18/35
d. erdapatnya riwayat epilepsi pada saudara sekandung.
e. "iwayat bangkitan simtomatik
+. "iwayat trauma kepala terutama dengan penurunan kesadaran, stroke, in+eksi&&.
g. )angkitan pertama berupa status epileptikus
(. erhatikan e+ek samping 7AE dan interaksi +armakokinetik antar 7AE.
emilihan obat didasarkan atas jenis bangkitan epilepsi, e+ek samping 7AE, dan
interaksi antar obat anti-epilepsi.
*enis
+angkitan
,AE lini
pertaa
,AE lini
kedua
,AE lain -ang
dapat
diperti+angka
n
,AE -ang
se+aikn-a
diindari
)angkitan
umum tonik
klonik
&odium
valproate
9amotrigineopiramate
6arbama2epin
e
6loba2am9evetiracetam
7?carba2epin
e
6lona2epamhenobarbital
henytoin
Aceta2olamide
)angkitan
lena
&odium
valproate
9amotrigine
6loba2am 6arbama2epin
e
7?carba2epine
@abapentin
)angkitan
mioklonik
&odium
valproateopiramate
6loba2am
opiramate9evetiracetam
6arbama2epin
e7?carba2epine
@abapentin
)angkitantonik
&odiumvalproate
9amotrigine
6loba2amopiramate
9evetiracetam
henobarbitalhenytoin 6arbama2epine
7?carba2epine
18
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
19/35
)angkitan
atonik
&odium
valproate
9amotrigine
6loba2am
opiramate
9evetiracetam
henobarbital
Aceta2olamide
6arbama2epin
e
7?carba2epinehenytoin
)angkitan
+okal
dengan/tanp
a umum
sekunder
&odium
valproate
9amotrigine
opiramate6arbama2epin
e
6loba2am9evetiracetam
henytoin
@abapentin
iagabine
6lona2epamhenobarbital
Aceta2olamide
,+at D!sis a/al
0gari
D!sis ruatan
0gari
*ula d!sis per
ari
6arbama2epine 00 G B00 00-%B00 $ G
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
20/35
D!sis !+at anti epilepsi untuk !rang de/asa Alg!rita Terapi Epilepsi
20
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
21/35
2.3 Pengentian ,AE
al yang harus diperhatikan dalam penghentian 7AE yaitu syarat untuk
menghentikan 7AE dan kemungkinan kambuhnya bangkitan setelah 7AE
dihentikan.%. &yarat umum untuk menghentikan 7AE
a enghentian 7AE dapat didiskusikan dengan pasien atau keluarganya
setelah bebas dari bangkitan selama minimal $ tahun
b @ambaran EE@ normal
c arus dilakukan secara bertahap, pada umumnya $5! dari dosis semula,
setiap bulan dalam waktu
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
22/35
baru 8olaborasi, 8omunikasi, 8epastian, 8epedulian, 8emudahan, 8omprehensi+.
)ila lebih dari 5 tahun sesudah bangkitan terakhir, obat dihentikan dan penderita
tidak mengalami bangkitan lagi, maka dikatakan telah mengalami remisi. &ekitar
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
23/35
'ama : n. 1
mur : 0 th
enis kelamin : 9aki-laki
ekerjaan : egawai &)
Agama : *slam
Alamat : anjung aku
&eorang pasien laki-laki berumur 0 th datang ke igd rsud solok pada tanggal %( juni
$0%5 dengan :
".2. Ananesa
%. 8eluhan tama
8ejang sejak %5 hari yang lalu
$."iwayat enyakit &ekarang
8ejang sejak %5 hari yang lalu. 8ejang hanya satu sisi pada bagian kanan.
8etika kejang mulut pasien tidak berbusa, dan dalam keadaan sadar. asien muntah,
sakit perut, demam, bab tidak ada sejak %0 hari yang lalu. &ebelumnya masuk igd
pasien di rawat karena dbd sejak $ minngu yang lalu dan putus obat epilepsy.
"iwayat enyakit Dahulu
- asien mengidap epilepsi sejak tahun yang lalu dengan terkontrol.
- "iwayat kejang % tahun yang lalu
- "iwayat epilepsi dan dm di sangkal
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
24/35
5. "iwayat &osial dan Ekonomi- asien seorang kepala rumah tangga dengan dua orang anak dan satu orang
istri
".". Peeriksaan 6isik
&tatus @eneralis
8eadaan mum : &edang
8esadaran : 6ompos 1entis
ekanan Darah : %$0/;0 mmg
'adi : ;0?/i kuat dan teratur
'a+as : $0?/i
&uhu :
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
25/35
*nspeksi : &imetris kiri dan kanan saat statis dan dinamis
alpasi : +remitus sama kiri dan kanan
erkusi : &onor dikedua lapangan paru
Auskultasi : &uara na+as normal vesicular, ronki - / - , Chee2ing -/-
antung
*nspeksi : *ctus cordis tidak terlihat
alpasi : *ctus cordis tidak teraba
erkusi : Dalam )atas 'ormal
Auskultasi : irama teratur, bising -
Abdomen
*nspeksi : tidak ada sikatrik, tidak ada venektasi
alpasi : nyeri tekan dan nyeri lepas - , hepar dan lien tidak teraba
erkusi : impani
Auskultasi : )ising usus J normal
6olum Fertebrae : Fertebrae dalam batas normal
c. emeriksaan 'eurologikus
%. @lassgow 6oma &cale @6& : E1BF5 K %5
$. anda "ansangan 1eningeal
a. 8aku8uduk : idak ada
b. )rud2inki * : idak ada
c. )rud2inki ** : idak ada
d. anda8ernig : idak ada
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
26/35
&ubjekti+ normal 'ormal
7bjekti+ dengan bahan idak dilakukan idak dilakukan
b. ' ** : 'ervus 7ptikus
englihatan kanan 8iri
ajam penglihatan 'ormal 'ormal
9apang pandang 'ormal 'ormal
1elihat warna idak dilakukan idak dilakukan
=unduskopi idak dilakukan idak dilakukan
c. ' *** :'ervus 7kulomotorius
kanan 8iri
)ola mata 'ormal 'ormal
tosis idak ada idak ada
@erakan bulbus )ebas kesegala arah )ebas kesegala arah
&trabismus idak ada idak ada
'istagmus idak ada idak ada
Ekso-endotalmus idak ada idak ada
upil
)entuk *sokor *sokor
"e+lek cahaya J J
"e+le? akomodasi idak dilakukan idak dilakukan
"e+le? 8onvergen idak dilakukan idak dilakukan
a. ' *F : 'ervus roklearis
8anan 8iri
@erakan mata ke bawah 'ormal 'ormal
26
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
27/35
&ikap bulbus Dalam batas normal Dalam batas norma
Diplopia idak ada idak ada
b. ' F : 'ervus rigeminus
8anan 8iri
1otoric
1embuka mulut 'ormal 'ormal
1enggerakan rahang 'ormal 'ormal
1enggigit 'ormal 'ormal
1engunyah 'ormal 'ormal
&ensorik
Divisi optalmika
"e+lek kornea J J
&ensibilitas )aik )aik
Divisimaksila
"e+lek masseter )aik )aik
&ensibilitas )aik )aik
Divisi mandibular
&ensibilitas )aik )aik
c. '. F* : 'ervus Abdusen
kanan 8iri
@erakan mata lateral 'ormal 'ormal
&ikap bulbus Dalam batas normal Dalam batas normal
Diplopia idak ada idak ada
27
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
28/35
d. '.F** : 'ervus =asialis
kanan 8iri
"aut wajah &imetris &imetris
&ekresi air mata 'ormal 'ormal
=issura palpebral &imetris simetris
1enggerakkan dahi &imetris &imetris
1enutup mata 'ormal 'ormal
1encibir/bersiul 'ormal 'ormal
1emperlihatkan gigi 'ormal 'ormal
&ensasi $/< depan idak dilakukan idak dilakukan
iperakustik idak dilakukan idak dilakukan
e. '.F*** : 'ervus Festibukoklearis
8anan 8iri
&uara berbisik idak dilakukan idak dilakukan
Detik arloji idak dilakukan idak dilakukan
"inne test idak dilakukan idak dilakukan
Ceber test idak dilakukan idak dilakukan
&wabach test
1emanjang idak dilakukan idak dilakukan
1emendek idak dilakukan idak dilakukan
'istagmus
endular idak dilakukan idak dilakukan
Fertical idak dilakukan idak dilakukan
&iklikal idak dilakukan idak dilakukan
28
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
29/35
engaruh posisi kepala idak dilakukan idak dilakukan
+. '.*H : 'ervus @lossopharingeus
8anan 8iri
&ensasi lidah %/< belakang idak dilakukan idak dilakukan
"e+lek muntah/ @ag re+lek idak dilakukan idak dilakukan
g. '.H : 'ervus Fagus
kanan 8iri
Arkus +aring &imetris &imetris
vula Ditengah Ditengah
1enelan 'ormal 'ormal
Artikulasi 'ormal 'ormal
&uara 'ormal 'ormal
'adi eratur eratur
h. '. H* : 'ervus Asssesorius
kanan 8iri
1enoleh ke kanan 'ormal 'ormal
1enoleh ke kiri 'ormal 'ormal
1engangkat bahu ke kanan 'ormal 'ormal
1engangkat bahu ke kiri 'ormal 'ormal
i. '. H** : 'ervus ipoglosus
29
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
30/35
8anan 8iri
8edudukan lidah dalam &imetris &imetris
8edudukan lidah dijulurkan &imetris &imetris
remor - -
=asikulasi - -
Atro+i &imetris &imetris
5. emeriksaan koordinasi
6ara berjalan idak lakukan Disatria idak lakuka
"omberg test idak lakukan Dis+agia idak lakuka
Ataksia idak lakukan &upinasi-pronasi idak lakuka
"ebound phenomen idak lakukan es jari hidung idak lakuka
es tumit lutut idak lakukan es hidung jari idak lakuka
B. emeriksaan +ungsi 1otorik
a. )adan "espirasi 'ormal 'ormal
Duduk 'ormal 'ormal
b. )erdiri L berjalan @erakan spontan
remor - -
Atetosis - -
1ioklonik - -
8horea idak lakukan idak lakukan
c. Ekstremitas &uperior *n+erior
8anan 8iri 8anan 8iri
@erakan 'ormal 'ormal 9emah 'ormal
30
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
31/35
8ekuatan 555 555
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
32/35
Dinding
perut
idak
dilakukan
idak
dilakukan
)ulboca
vernosus
idak
dilakukan
idak
dilakukan
Atas idak
dilakukan
idak
dilakukan
6remater idak
dilakukan
idak
dilakukan
engah idak
dilakukan
idak
dilakukan
&+ingter idak
dilakukan
idak
dilakukan
)awah idak
dilakukan
idak
dilakukan
$. atologis
9engan ungkai
o++man-
romner
idak
dilakukan
)abinski - -
6haddok
s
- -
7ppenhe
im
- -
@ordon - -
&chae++e
r
- -
8lonus
paha
idak
dilakukan
idak
dilakukan
8lonus
kaki
idak
dilakukan
idak
dilakukan
"71
=leksi : 'ormal
Ekstensi : 'ormal
"otasi : 'ormal
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
33/35
1iksi : 'ormal
De+ekasi : 'ormal
&ekresi keringat : 'ormal
=ungsi luhur
8esadaran anda dementia
"eaksi bicara 'ormal "e+leks
@labela
idak
dilakukan
=ungsi
*ntelektual
'ormal "e+leks &nout idak
dilakukan
"eaksi Emosi 'ormal "e+leks
memegang
idak
dilakukan
"e+leks
almomental
idak
dilakukan
".#. Peeriksaan Penunjang
%. EE@
$. 6t- &can
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
34/35
irah baring
*F=D "9 %$ jam / kol+
erapi 8husus :
enitoin
7/23/2019 Contoh Case Epilepsi2
35/35
BAB I7
PE8BAHASAN $ASUS
asien mengeluhkan kejang sejak seminggu yang lalu. 8ejang hanya satu sisi
pada bagian kanan. 8etika kejang mulut pasien tidak berbusa, dan dalam keadaan
sadar. asien muntah, sakit perut, demam, bab tidak ada sejak %0 hari yang lalu.
&ebelumnya masuk igd pasien di rawat karena dbd sejak $ minggu yang lalu dan
putus obat epilepsy.
)erdasarkan embahasan teori tentang epilepsi yang membahas tentang
klasi+ikasi epilepsi, pada pasien ini, dalam menegakkan diagnosis selain dengan
diagnosis dan pemeriksaan +isik, serta pemeriksaan neurologis, dan dievaluasi
perkembangan penyakit epilepsi nya. 1enurut klasi+ikasi tersebut, pasien termasuk
kejang parsial sederhana.
Top Related