7/21/2019 Chapter II Transport
1/21
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Konsep Perencanaan Transportasi
Terdapat beberapa konsep perencanaan transportasi yang telah berkembang
sampai saat ini yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat
Tahap. Model perencanaan ini merupakan gabungan dari beberapa sub model yang
masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model
tersebut adalah:
Bangkitan dan tarikan pergerakan
Sebaran pergerakan
Pemilihan moda
Pemilihan rute
2.2 Pengertian Bangkitan Pergerakan
Bangkitan pergerakan didefenisikan sebagai pergerakan yang dibangkitkan
dari suatu tempat (zona asal) dan menuju ke tempat lain (zona tujuan). Zona asal
(origin zone) adalah zona asal dari mana perjalanan dimulai. Zona tujuan
(destination zone) adalah kemana tujuan perjalanan berakhir.
Bangkitan pergerakan adalah suatu proses analisis yang menetapkan atau
menghasilkan hubungan antara aktivitas kota dengan pergerakan. (Tamin, O.Z.
1997..) perjalanan dibagi menjadi dua yaitu:
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
2/21
1. Home base trip, pergerakan yang berbasis rumah. Artinya perjalanan yang
dilakukan berasal dan rumah dan kembali ke rumah.
2. Non home base trip, pergerakan berbasis bukan rumah. Artinya perjalanan
yang asal dan tujuannya bukan rumah.
Pernyataan di atas menyatakan bahwa ada dua jenis zona yaitu zona yang
menghasilkan pergerakan (trip production) dan zona yang menarik suatu pergerakan
(trip attraction). Defenisi trip attractiondan trip productionadalah:
a. Bangkitan perjalanan (trip production) adalah suatu perjalanan yang
mempunyai tempat asal dari kawasan perumahan ditata guna tanah tertentu.
b. Tarikan perjalanan (trip attraction) adalah suatu perjalanan yang berakhir tidak
pada kawasan perumahan tata guna tanah tertentu.
Kawasan yang membangkitkan perjalanan adalah kawasan perumahan
sedangkan kawasan yang cenderung untuk menarik perjalanan adalah kawasan
perkantoran, perindustrian, pendidikan, pertokoan dan tempat rekreasi. Bangkitan
dan tarikan perjalanan dapat dilihat pada diagram berikut (Tamin, O.Z.1997).
Perjalanan dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
1. Berdasarkan tujuan perjalanan, perjalanan dapat dikelompokkan menjadi
beberapa bagian sesuai dengan tujuan perjalanan tersebut yaitu:
Perjalanan ke tempat kerja
Perjalanan dengan tujuan pendidikan
Perjalanan ke pertokoan / belanja
Perjalanan untuk kepentingan sosial
dll
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
3/21
2. Berdasarkan waktu perjalanan biasanya dikelompokkan menjadi perjalanan
pada jam sibuk dan jam tidak sibuk. Perjalanan pada jam sibuk pagi hari
merupakan perjalanan utama yang harus dilakukan setiap hari (untuk kerja
dan sekolah).
3. Berdasarkan jenis orang, pengelompokan perjalanan individu yang
dipengaruhi oleh tingkat sosial-ekonomi, seperti:
Tingkat pendapatan
Tingkat pemilikan kendaraan
Ukuran dan struktur rumah tangga
Dalam penelitian ini, perjalanan yang ditinjau adalah pergerakan orang yang
dilakukan dari rumah (asal) ke luar kawasan penelitian (tujuan). Misalnya, perjalanan
dari rumah ke kantor, dari rumah ke sekolah dan lain-lain. Sehingga satu kali
perjalanan adalah satu kali pergerakan yang dilakukan seseorang dari rumah hingga
sampai ke tempat tujuannya yang lokasinya berada luar kawasan perumahan tersebut.
2.3 Faktor faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Perjalanan
Terjadinya suatu perjalanan (trip) adalah merupakan fungsi dari tiga faktor
besar (Tuah G.R.2000), yaitu:
1. Pola tata guna tanah dan pembangunan di daerah penelitian
2. Karakteristik sosial ekonomi dan penduduk yang melakukan perjalanan dari
daerah penelitian.
3. Sifat, jangkauan dan kemampuan dari sistem pengangkutan di daerah
penelitian.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
4/21
Penelitian tentang trip generation merupakan suatu bagian yang vital dari
proses perencanaan pengangkutan, bahwa apa yang terjadi sekarang merupakan
faktor yang menentukan untuk perkiraan masa mendatang.
Dalam pemodelan bangkitan pergerakan, hal yang perlu diperhatikan bukan
saja pergerakan manusia, tetapi juga pergerakan barang yaitu:
1. Bangkitan pergerakan untuk manusia. Faktor berikut dipertimbangkan pada
beberapa kajian yang telah dilakukan:
Pendapatan
Pemilikan kendaraan
Struktur rumah tangga
Ukuran rumah tangga
Nilai lahan
Kepadatan daerah pemukiman
Aksesibilitas
Empat faktor pertama (pendapatan, pemilikan kendaraan, struktur dan ukuran
rumah tangga) telah digunakan pada beberapa kajian bangkitan pergerakan,
sedangkan nilai lahan dan kepadatan daerah pemukiman hanya sering dipakai
untuk kajian mengenai zona.
2. Tarikan pergerakan untuk manusia. Faktor yang paling sering digunakan
adalah luas lahan untuk kegiatan industri, komersial, perkantoran, dan
pelayanan lainnya. Faktor lain yang dapat digunakan adalah lapangan kerja.
Akhir-akhir ini beberapaa kajian mulai berusaha memasuki ukuran
aksesibilitas.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
5/21
3. Bangkitan dan tarikan untuk barang. Pergerakan ini hanya merupakan bagian
kecil dari keseluruhan pergerakan (20%) yang biasanya terjadi di negara
industri. Vaniabel penting yang mempengaruhi adalah jumlah lapangan kerja,
jumlah tempat pemasaran, luas atap industri tersebut dan total seluruh daerah
yang ada.
2.3.1 Faktor Tata Guna Tanah
Tata guna tanah adalah suatu cara untuk mengklasifikasi kegiatan yang
menimbulkan pergerakan. Penggunaan-penggunaan tanah yang berlainan akan
menghasilkan karakteristik trip generationyang berlainan pula, misalnya tanah yang
diperuntukkan untuk bangunan atau kantor-kantor dapat diharapkan menghasilkan
lebih banyak perjalanan dari pada ruang terbuka.
Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan yang berlainan dapat menghasilkan
karakteristik yang berlainan pula, misalnya satu hektar tanah pemukiman yang
dikembangkan dengan kepadatan yang tinggi kemungkinan sekali akan
menghasilkan lebih banyak pergerakan bila dibandingkan dengari satu hektar tanah
yang dikembangkan untuk keperluan rumah tangga dengan kepadatan rendah.
Asumsi yang paling penting dilakukan dalam perencanaan transportasi adalah
bahwa jumlah perjalanan tergantung pada pola tata guna tanah.
Demikian pula halnya dengan daerah komersial (pusat perdagangan), pusat
pendidikan dan rekreasi dimana hubungannya dengan tata guna tanah di anggap
sebagai tujuan untuk melakukan perjalanan.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
6/21
2.3.2 Sosial Ekonomi Penduduk
Yang termasuk faktor sosial ekonomi dari penduduk yang mempengaruhi
dalam terjadinya perjalanan adalah faktor-faktor yang merupakan kondisi kehidupan
ekonomi penduduk, jumlah anggota keluarga, dan lain-lain. Penduduk dari suatu
daerah pemukiman akan menghasilkan pembangkit trip yang berbeda dengan
kawasan lainnya.
Jumlah anggota keluarga.
Struktur keluarga yang ada di Indonesia terdiri dari bapak ,ibu dan satu atau
dua anak. Perkembangan perekonomian dan perkembangan budaya yang
terjadi menyebabkan adanya pembatasan jumlah anak dalam satu rumah
tangga. Pelaksanaan program keluarga berencana oleh pemerintah juga
menjadi salah satu faktor sebuah keluarga untuk. membatasi jumlah anak.
Di Indonesia dengan masih eratnya hubungan kekerabatan dalam keluarga di
mana sangat memungkinkan untuk menumpangnya saudara dalam rumah
tangga akan menambah jumlah anggota keluarga dalam satu rumah. Dan juga
dengan meningkatnya perekonomian yang lebih baik, maka dalam keluarga
memungkinkan untuk mempunyai satu atau dua orang pembantu.
Penambahan jumlah anggota keluarga tersebut maka akan menambah jumlah
perjalanan yang terjadi dalam satu rumah tangga.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jumlah orang dalam keluarga
adalah jumlah semua anggota keluarga termasuk pembantu yang tinggal
dalam satu rumah tersebut untuk jangka waktu yang cukup lama. Pembatasan
dilakukan untuk mengantisipasi adanya orang yang tinggal dalam rumah
tangga untuk jangka waktu tertentu yang tidak cukup lama dan pada waktu
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
7/21
survey dilakukan. Pembagian atau klasifikasi anggota, yang pertama satu
keluarga murni yang terdiri dari bapak, ibu dan anak. Yang kedua adalah
keluarga murni tersebut ditambah dengan satu atau dua kerabat yang tinggal
cukup representatif untuk mewakili karakteristik keluarga.
Jumlah anggota keluarga yang bekerja
Variabel ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu anggota keluarga yang
bekerja sebagai PNS/ ABRI, Swasta dan mereka yang berwiraswasta.
Pemilihan kendaraan
Kendaraan sebagai sarana perjalanan menjadi satu faktor yang penting dalam
transportasi yaitu pada kemudahan untuk melakukan perjalanan. Dalam satu
keluarga yang terdiri dari beberapa orang dengan perjalanan yang berbeda-
beda dan tujuan perjalanan yang berbeda-beda pula maka faktor jumlah
kebenaran yang dimiliki oleh keluarga tersebut menjadi faktor yang harus
diperhitungkan.
Pada penelitian ini jumlah kendaraan yang dimiliki oleh keluarga diambil
batasan pada kendaraan yaitu sepeda motor dan mobil. Jumlah sepeda motor
dan mobil yang dimiliki keluarga sebagai sarana perjalanannya menjadi
variabel dalam penelitian ini.
Pengaruh variabel ini terhadap model trip dari suatu kawasan ditentukan oleh
seberapa meratanya pemilikan kendaraan baik roda empat maupun roda dua
di kawasan tersebut. Jika pemilikan kenderaan tersebut sudah merata maka
pertambahan pemilikan kendaraan memberi pengaruh negatif pada model
perjalanan tersebut. Jika pemilikan kendaraan tersebut belum merata maka
akan memberikan nilai positif pada model tersebut. Di samping itu faktor
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
8/21
tidak adanya kendaraan umum dan tempat penyimpanan kendaraan akan
sangat mempengaruhi model perjalanan. Hal itu dapat terlihat dikawasan
Kampung Jawa Baru.
Pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang diperoleh dalam keluarga umumnya akan
berpengaruh pada peningkatan kebutuhan keluarga, sehingga untuk
memenuhi keluarga tersebut dibutuhkan suatu perjalanan. Peningkatan
pendapatan keluarga juga akan meningkatkan kesempatan seseorang untuk
memperoleh pendidikan, berbelanja, rekreasi dan melakukan aktivitas sosial
lainnya. Semua ini dapat diperoleh dengan mengadakan perjalanan.
2.3.3 Sifat, Luas dan Kemampuan Sistem Pengangkutan
Mutu dan sanana transportasi dan tingkat kemudahan akan mempengaruhi
trip, dimana jaringan transportasi yang baik cenderung meningkatkan jumlah trip.
Biaya yang relatif murah dan waktu perjalanan yang relatif singkat adalah akibat dari
baiknya sistem transportasi, yang mana hal ini cenderung meningkatkan jumlah trip
dari kawasan penelitian.
Variabel waktu tempuh dan jarak tempuh adalah variabel yang saling
mempengaruhi. Jika jarak kawasan perumahan dengan pusat kegiatan sangat dekat
maka tidak ada pengaruhnya terhadap waktu tempuh. Namun jika jarak tersebut
relative jauh maka waktu tempuh akan mempengaruhi dalam pembentukan model
perjalanan, dimana waktunya juga akan berdampak pada penghasilan karena
berhubungan dengan biaya perjalanan yang harus dikeluarkan.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
9/21
2.4 Metode Analisis Bangkitan Perjalanan (Trip Generation)
Secara umum terdapat tiga metode untuk menganalisis bangkitan perjalanan
yaitu:
1. Metode faktor pengembangan (expansion factor)
2. Analisis regresi linear
3. Analisis kategori
2.4.1 Metode Faktor Pengembangan (Expansion Factor)
Salah satu metode yang digunakan untuk meramalkan trip generationadalah
dengan faktor pengembangan (expansion factor), yaitu dengan cara menggunakan
faktor-faktor pertumbuhan untuk menaksir perjalanan di masa yang akan datang
untuk zona-zona atau kawasan perkotaan. Metoda ini menghubungkan data yang
dikumpulkan dari survey tata guna tanah untuk menyusun trip generation, misalnya
suatu zona lalu lintas yang meliputi luas dan 3000 ha dengan penduduk 6000 jiwa
akan mempunyai tingkat trip generationsebesar 6000/3000 = 2.
Maka untuk memperoleh taksiran trip generation di masa yang akan datang
dan menerapakan pada areal tersebut, misalnya dengan mengasumsikan hipotesa
bagi pembangunan tempat tinggal pada tahun tertentu akan lebih dari 6000 ha, lalu
trip generationditaksir menjadi 6000 ha x 2 (trip generation).
Ketepatan metode faktor pengembangan sangat diragukan, maka metode mi
hanya dapat digunakan untuk perencanaan jangka pendek di kawasan luar kota.
(Abdullah O.K. Rahmat, R. A. 1994).
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
10/21
2.4.2 Metode Analisis Regresi Linear
Metode analisis regresi akan digunakan untuk menghasilkan hubungan dalam
bentuk numerik dan untuk melihat bagaimana dua (regresi sederhana) atau lebih (
regresi berganda) variabel variabel saling berhubungan satu sama lain.
Salah satu langkah untuk menyelesaikan analisis regresi adalah mengetahui
pasti variabel-variabel yang berhubungan dengan masalah yang ditinjau dan
mengetahui dengan pasti variabel yang dianggap sebagai variable - variabel bebas
atau variable -variabel tidak bebas. Untuk mengetahui dan menentukan variable -
variabel mana yang sesuai untuk membuat suatu persamaan regresi, melibatkan
beberapa hal yaitu dana, waktu dan tenaga yang tidak sedikit, terutama apabila angka
variabel yang hendak dipakai itu besar. Jadi suatu model dianggap terbaik apabila
model tersebut terdiri dari beberapa variabel bebas yang sangat berkaitan dengan
variabel tidak bebas.
Beberapa asumsi statistik harus dipertimbangkan sebelum menggunakan
metode analisis regresi, yaitu: (Tamin, O.Z. 1997.)
Variabel tidak bebas (Y) adalah merupakan fungsi linear dari variabel
bebas (X)
Variabel, terutama variabel bebas, adalah tetap
Tidak ada korelasi antara variabel bebas
Variansi dari variabel tidak bebas terhadap garis regresi adalah sama
untuk semua nilai variabel tidak bebas.
Nilai variabel tidak bebas harus tersebar normal atau minimal
mendekati normal.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
11/21
Variabel - variabel bebas yang dipilih dalam analisa ini adalah :
1. Jumlah anggota keluarga
2. Jumlah kepemilikan kendaraan
3. Jumlah pendapatan perkeluarga
4. Jumlah anggota keluarga telah bekerja
5. Luas / type rumah
A. Tata Cara Pembuatan Model Regresi
Tata cara pembuatan suatu model analisis regresi adalah dengan cara sebagai
berikut:
1. Perhatikan hubungan antara variabel tidak bebas dengan setiap variabel
bebas. Cara yang paling mudah untuk mengetahuinya adalah dengan
memplotkan variable - variabel tersebut dengan mempergunakan
komputer. Hubungan yang tidak linear akan diubah menjadi linear.
Pengujian yang biasa dilakukan adalah dengan mengubahnya ke dalam
bentuk persamaan logarilma. Misalnya, jika kurva yang dihasilkan kedua
variabel tersebut berhenti Y = aXb. kurva tersebut harus diubah menjadi.
Log Y = Log a + b Log X..
2. Membuat Matriks Korelasi
Koefisien korelasi dapat bernilai positif atau negatif. Nilai positif
menujukkan hubungan yang positif, yaitu kemiringan garis regresi adalah
positif, sementara bernilai negatif menunjukkan hubungan yang negatif,
yaitu kemiringan garis regresi yang negatif. Memeriksa melalui matriks
korelasi, apabila ada variable bebas berhubungan erat dengan variable
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
12/21
bebas lainnya. Misalnya variabel pendapatan keluarga mempunyai
hubungan yang kuat dengan variabel kepemilikan kendaraan. Oleh karena
hal tersebut maka hanya satu variabel saja dan kedua variabel tersebut
yang dipilih dalam membentuk suatu persamaan regresi.
3. Analisis setiap kombinasi variabel tidak bebas terhadap variabel bebas,
Kemudian pilih salah satu kombinasi yang terbaik dari nilai koefisien
determinan (R2).
4. Hitung parameter dari persamaan regresi yang dibentuk dari beberapa
variabel bebas dan analisis setiap :
a. Nilai R2
b. Tanda (+/-) bagi setiap variabel
c. Hubungan yang kuat untuk bagi setiap variabel (nilai korelasi)
d. Uji-t
e. Uji-F
Langkah yang berikutnya adalah memilih persamaan yang terbaik dan sesuai
dengan syarat yang telah disebutkan di atas dan juga dapat digunakan untuk
membuat suatu peramalan bangkitan perjalanan.
B. Contoh Pembuatan Model
Data diambil dari survey sebelumya di kota Kuala Lumpur dengan tujuan
untuk membuat suatu model persamaan bangkitan perjalanan pada tahun 1985. Kota
Kuala Lumpur telah dibagi menjadi 37 zona dan data tentang jumlah perjalanan, tata
guna lahan, sosial ekonomi dapat dilihat pada Tabel 2.1 di bawah ini:
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
13/21
Tabel 2.1 Sosial ekonomi, tata guna tanah, dan jumlah total perjalanan
Zona Kend. Pend. R.Tinggal R.Peng Kamar R.Tingkat J.Kel J.Ker Jp+Jb+Jr Perjanan
1
2
3.
.
10
11
12
.
.
25
26
27
.
.
35
36
37
0,7122
0,4173
0,1814..
..
0,4116
0,5739
0,4258
..
..
0,6749
1,1128
0.4139
..
..
0,9020
0,7023
0,4751
1302,76
1302,92
821,15..
..
1054,36
1253,20
960,90
..
..
1270,15
1966,23
817,56..
..
..
2247,53
1547,70
1134,31
919
1291
570..
..
1657
11225
1204
..
..
14681
2004
2613
..
..
1090
4026
9815
1171
1540
613..
..
64
0
599
..
..
84
617
375
..
..
132
7
3637
393
79
114..
..
309
0
565
..
..
0
0
172
..
..
552
973
3593
0
73
791..
..
727
132
331
..
..
421
0
1818
..
..
17
0
219
25684
3219
2245..
..
4406
11716
3517
..
..
16337
2621
5199
..
..
5594
5975
19203
40920
57845
38247..
..
9942
2316
5268
..
..
9495
776
10913
..
..
11796
6364
26688
5
3
2..
..
0
2
0
..
..
1
1
0
..
..
0
3
2
159314
196180
151982..
..
52316
60936
41641
..
..
97639
10420
58765
..
..
52617
35322
172586
Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).
Dengan menggunakan data ini model bangkitan perjalanan akan dibuat dengan
menggunakan analisis regresi. Langkah-langkah pembuatan suatu model adalah
sebagai berikut :
1. Memeriksa hubungan antara variabel bebas dengan setiap variabel tidak
bebas. Jika perlu buat kedalam bentuk logaritma. Masalah ini dapat
dilakukan dengan memplotkan setiap variabel bebas satu persatu terhadap
variabel tidak bebas.
2. Membuat matriks korelasi untuk melihat variable - variabel yang saling
berkaitan dengan variabel bebas dan juga untuk melihat seandainya ada
variabel bebas yang berhubungan erat dengan variabel bebas lain. Hasil
dari matriks korelasi dapat dilihat pada Tabel 2.2 dari tabel matriks
korelasi dapat dilihat beberapa hal yang tidak umum. Pada umumnya,
semakin tinggi jumlah kepemilikan kendaraan, semakin banyak jumlah
perjalanan yang dilakukan. Tetapi dalam matriks korelasi tersebut,
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
14/21
hubungan antara jumlah total perjalanan dengan jumlah kepemilikan
kendaraan dengan jumlah kepemilikan kendaraan dan juga jumlah
pendapatan keluarga adalah negatif (- 0,26472 dan -0,19948). ini berarti
apabila semakin tinggi jumlah kepemilikan kendaraan dari pendapatan,
semakin kecil jumlah perjalanan yang dilakukan. Masalah ini tidak
mungkin, dan dengan demikian kedua variabel ini lebih baik dikeluarkan
dari model. Kedua variabel ini juga mempunyai hubungan yang kuat
karena nilai korelasinya yang tinggi, yaitu 0,83539. Hubungan antara
jumlah keluarga dengan jumlah rumah tinggal, rumah panggung, kamar,
dan rumah tingkat juga tinggi. Oleh karena itu hanya variabel jumlah
keluarga saja yang diambil dalam pembinaan suatu model.
Tabel 2.2 Matriks korelasi antar variable
Pi Kend. Penda. R.Tinggal R.Pang. Kamar R.Tingkat J.Kel J.Ker Jp+Jb+Jr
Pi
Kend.
Penda
R.Tinggal
R.Pang.
Kamar
R.Tingkat
J.Kel
J.Ker
Jp+Jb+Jr
1,00000
-0,26472
-0,19948
0,22155
0,57540
0,34382
0,34382
0,59266
0,80256
0,49592
-0,26472
1,00000
0,83539
0,25058
-0,31658
0,06475
-0,08537
-0,06475
0,25729
-0,05556
-0,19948
0,83539
1,00000
0,115617
-0,25578
0,15052
-0,40506
-010526
0,09258
0,08362
0,22155
0,25058
0,15617
1,00000
0,04685
0,27416
0,05941
0,64390
-0,08770
0,08708
0,57540
-0,31658
-0,25578
0,04685
1,00000
0,49170
0,23895
0,63115
0,25345
0,49167
0,34882
0,06475
0,15652
0,27416
0,49170
1,00000
-0.02681
0,49509
0,11508
0,17868
0,35642
-0,28686
-0,4606
0,05941
0,23895
-0,02681
1,00000
0,55134
0,00318
-0,07136
0,59266
-0,08537
-0,10526
0,64390
0,63115
0,19509
0,55134
1,00000
0,05631
0,25486
0,00256
-0,25726
-0,09258
-0,08770
0,25345
0,11500
0,00318
0,05631
1,00000
0,44115
0,49592
-0,05556
0,08362
0,08708
0,49167
0,17368
-0,07136
0,25486
0,44115
1,00000
Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).
3.
Memeriksa semua kombinasi variabel tidak bebas yang saling
berhubungan erat. Dari langkah kedua di atas oleh karena jumlah
kepemilikan keadaan, pendapatan keluarga, jumlah rumah tinggal, rumah
panggung, kamar dan rumah tingkat telah dikeluarkan dari model, yang
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
15/21
tinggal hanya 3 variabel bebas saja. Tabel 2.3 menunjukkan kombinasi
semua variabel beserta nilai koefisien determinannya (R2).
Tabel 2.3 Kombinasi variable tidak bebas
Jumlah Variabel
Dalam ModelR 2 Standard Deviasi Variasi Dalam
Model
1
1
1
0,24593381
0,35124354
0,64410468
47472,870
4403,337
32613,837
Jppp
Jk
Jker
2
2
2
0,47844303
0,66909355
0,94478077
40057,717
31907,144
13034,083
Jk Jppp
Jker Jppp
Jk Jker3 0,94510160 13191,606 Jk Jppp Jker
Sumber: Abdul lah O.K. Rahmat, R. A. (1994).
Catatan:
Jppp = Jumlah pasar, pusat membeli belah, dan pasar raya
Jk = Jumlah Keluarga
Jker = Jumlah Pekerjaan
Tabel 2.3 menujukkan bahwa kombinasi yang memberikan nilai R2
yang tertinggi adalah kombinasi yang berisikan ketiga variabel bebas yang
terdapat dalam model persamaan tersebut, tetapi yang memberikan nilai
standard deviasi minimum adalah kombinasi variabel jumlah keluarga dengan
jumlah pekerjaan.
4. Menentukan model persamaan yang terbaik.
Pi = 5,31 Jk + 3,244 Jker -2028 .(2.1)
Standard deviasi = 13.034
R2= 0,994
Nilal -t bagi koefisien Regresi = 13,6 dan 19,1 pada selang kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
16/21
1%.
P1 5,26 Jk + 3,2O7Jker + 811,6 Jppp-2 178 .(2.2)
Standart deviasi = 13,192
R2= 0,945
Nilai -t bagi koef. Regresi = 12,88 ; 16,7 dan 0,44 pada selang
kepercayaan 1%.
Pertama yaitu persamaan (2.1). Nilai koefisien determinan (R2) tinggi,
sebesar 0,944. Uji-t menujukkan bahwa semua variabel memberi
pengaruh yang signifikan terhadap jumlah perjalanan yang terjadi pada
tahap selang kepercayaan 1%. Nilai t-tabel pada tahap keyakinan 1 %
dengan derajat kebebasan 37 - 2 35 adalah 2,72 ( lihat tabel sebaran t pada
lampiran). Oleh karena itu model yang pertama memenuhi syarat analisis
regresi.
Perhatikan juga model persamaan yang kedua, yaitu persamaan (2.2).
Nilai koefisien determinan (R2) tinggi, yaitu 0,945. Uji-t bagi koefisien
variabel Jppp memberikan nilai t yang sangat kecil, yaitu 0,44 dan ini
berarti bahwa standard deviasinya tinggi. Oleh karena itu Jppp dianggap
tidak berpengaruh dan boleh dikeluarkan dari model. Dengan demikian
model yang kedua tidak boleh digunakan.
Dibawah ini adalah model persamaan bangkitan pergerakan keluarga di
beberapa kota, yaitu:
1. Y = 1,4099 Xl + 0,0831 X2 - 0.0853
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
17/21
Dengan Y = total trips, Xl = jumlah anggota keluarga, X2 = jumlah
pekerja dan determinasi sebesar 0,6184 dan standard error 1,4013.
(Pemodelan Bangkitan dari Perumahan, Studi Kasus Perumahan Type
54 Plamongan lndah, Semarang. Mieke Ariyani, Monica Andhy
Winata).
2. Y = 0,063 1 + 1,261 X3
Dengan Y = total pergerakan, X3 jumlah anggota keluarga dengan
koefisien determinasi sebesar 0,726 dan nilai F-hitung sebesar
1152,656 serta t-hitung sebesar 33,951.
(Analisis Model Bangkitan Pergerakan Keluarga di Kawasan
Perumahan Sawojajar Malang. Muhammad Isradi, ST).
C. Penggunaan Model Regresi untuk Peramalan
Koefisien regresi pada persamaan (2.1) dapat ditafsirkan sebagai berikut :
Nilai koefisien variabel 5,31 jumlah keluarga menunjukkan bahwa setiap
keluarga jumlah total perjalanannya sebanyak 5,31 kali dalam sehari. Dengan
kata lain, dalam sebuah keluarga, Bapak keluar bekerja sekali dalam sehari,
Ibu keluarga berbelanja sekali dalam sehari, dan tiga anaknya pergi ke
sekolah setiap hari. Kemudian sesekali mereka pergi rekreasi atau yang
lainnya. Nilai intersep 3,244 bagi variabel jumlah pekerjaan memberi arti
bahwa setiap pekerja akan menghasilkan perjalanan 3,244 kali sehari dari
lokasi tempat ia bekerja, sekali untuk pulang ke rumah, sekali untuk keluar
makan siang, sekali keluar untuk urusan kantor, dan sesekali keluar untuk
urusan tertentu.
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
18/21
Nilai pembanding 2028 menunjukkan adanya hubungan antara keluarga
dengan keluarga dan pekerja dengan pekerja. Nilai pembanding sedemikian
besar berarti bahwa persamaan regresi linear ini hanya boleh digunakan untuk
zona yang besar/luas.
Untuk peramalan 20 tahun yang akan datang, angka - angka ini mungkin
menyebabkan peramalan yang berlebihan karena jumlah anggota keluarga
mungkin akan menjadi kecil dan ini menyebabkan jumlah bangkitan
perjalanan akan semakin kecil. Demikian halnya dalam bidang pekerjaan,
besar kemungkinan pada masa yang akan datang kebanyakan urusan kantor
akan dijalankan secara elektronik. Hal ini menyebabkan seorang pekerja tidak
perlu keluar dari kantor.
Tabel dibawah ini menampilkan contoh lain dengan menggunakan dua variabel
regresi (X1) adalah variabel tata guna lahan, data yang digunakan untuk zona 8
tercantum pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.4 Bangkitan pergerakan dan total pemilikan kendaraan perzona
Nomor Zona Bangkitan Pergerakan /hari Total Pemilikan Kendaraan
1
2
3
4
56
78
500
300
1300
200
4001200
9001000
200
50
500
100
100400
300400
Sumber : (Black, 1981)
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
19/21
Data pada tabel di atas digambarkan dengan menggunakan program excel
(Black. 1981) sehingga menghasilkan Gambar 2.1. Terlihat bahwa bangkitan
pergerakan merupakan variabel tidak bebas ( sumbu-y). grafik menunjukkan
hubungan linier positif antara bangkitan pergerakan dengan kepemilikan kendaraan
dengan hubungan Y = o + 1X dengan o adalah intersep dan 1 , adalah
kemiringan.
Gambar 2.1 Grafik bangkitan pergerakan dan pemilikan kendaraan
Sumber: Black, (1981)
Metode kuadrat terkecil kemudian digunakan dalam proses regresi ini, karena
garis linear tersebut hanya mempunyai nilai total jumlah kuadrat residual (atau
simpangan) yang paling minimum antara hasil pemodelan dengan hasil pengamatan.
Dengan persyaratan ini data menghasilkan persamaan:
Y = 89,9 +2,48X (2.3)
2.5. Penentuan Jumlah Sampel
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
20/21
Sesuai dengan topik ini maka objek adalah penduduk yang berdomisili di
kawasan pusat Kota Langsa. Berdasarkan data dari kelurahan dan dari kepala
lingkungan setempat maka besar sampel yang diakui sebagai dasar home interview
mengikuti batasan berdasarkan jumlah penduduk pada kawasan tersebut. Agar
perolehan sampel sesuai dengan (proporsional) terhadap besar jumlah penduduk pada
kawasan perumahan, maka penarikan sampel dilakukan secara random sampling.
Jumlah responden dalam hal ini dengan satuan keluarga, diperoleh dengan
menggunakan rumusan
..(2.4)
Dimana :
( )
[ ] ( )
[ ] ( ) ( )
[ ] ( ) ( )
( )
[ ] ( )
( )
( )
+
=
=
+
=
=
+
=
=
=
N
PP
aZ
SE
PPn
zdikalikan
n
PPzSE
PPz
n
n
PPz
n
PPzSE
n
PPz
n
PPzSE
N
n
n
PPzSE
N
n
n
PPzSE
xa
xa
xa
aa
aa
a
a
1
2
1
1
1
1
11
11
11
11
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Universitas Sumatera Utara
7/21/2019 Chapter II Transport
21/21
n = jumlah sampel yang akan diteliti
N = jumlah populasi
Za/2 = factor tingkat keyakinan
SE = sampling eror
P = proporsi sebenarnya dan populasi
Dalam mencari nilai P(proporsi), ada berbagai cara yaitu :
(i) Jika sampel besar,n> 30, distribusi Pakan mendekati normal
a. Pergunakan prosedur untuk menghitung perkiraan interval U
b. Pergunakan perkiraan nilai P
(ii) Jika sampel kecil dan Ptidak mendekati normal
a. Pergunakan limit distribusi Binominal yang di hitung dari table nilai
Binominal.
(iii) Menggunakan grafik (chart) yang sudah disiapkan oleh beberapa ahli statistik,
yaitu:
a. C lopper & Pearson charts
b. The Chung & Delury charts
c. Fisher & Yates Statistical table
Dari beberapa cara tersebut, hanya cara (i) b dan cara (iii), a yaitu dengan
cara memperkirakan nilai P. dan membaca tabel. (J.. Supranto, 1986)
Maka dalam penelitian ini, digunakan nilai P(proporsi), yaitu dengan cara (i)
b memperkirakan nilai Psebesar 25 %.
BAB III
Top Related