7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
1/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
2/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
3/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
4/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
5/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
6/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
7/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
8/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
9/136
BAB I
PENDAHULUAN
Bumi ini cukup untukmemenuhi kebutuhan kita semua,
namun tidak cukup untukmemenuhi keinginan segelintir kecil manusia yang
serakah-Mahatma Gandhi
memberi
Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
10/136
Pembangunan Nasional Republik Indonesia adalah pembangunan yang
berkesinambungan yang meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa, dan
negara seperti tertuang pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Dalam
pelaksanaan pembangunan nasional yang lestari dan berkesinambungan sangat
penting memperhatikan tiga pilar pembangunan berkelanjutan, yaitu pilar
pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup secara seimbang. Hal ini
sesuai kesepakatan Konperensi PBB tentang Lingkungan Hidup yang diadakan di
Stockholm pada 1972 dan Deklarasi Lingkungan Hidup Konperensi Tingkat Tinggi
(KTT) Bumi di Rio de Janeiro pada 1992. Mereka menyepakati prinsip bahwa
pembangunan harus memperhatikan dimensi lingkungan dan manusia.
Kesepakatan ini sejalan dengan KTT Pembangunan Berkelanjutan di Johannesburg
pada 2002 yang membahas dan mengatasi kemerosotan kualitas lingkungan hidup.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, sektor sumber
daya alam dan lingkungan hidup perlu diperhatikan secara seksama sesuai
mandat yang terkandung dalam Program Pembangunan Nasional, yaitu
mendayagunakan sumber daya alam yang dipergunakan sebesar besarnya untuk
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi, dan
budaya masyarakat lokal serta penataan ruang. Pada pertemuan KTT
Pembangunan Berkelanjutan (World Summit on Sustainable Development WSSD)di Johannesburg tersebut Indonesia memutuskan untuk ikut melaksanakan
pembangunan berkelanjutan. (Agenda 21 Indonesia, Strategi Nasional untuk
Pembangunan Berkelanjutan, Kantor Menteri Negara Lingkungan Hidup, Jakarta).
UNESCO mendefinisikan pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang
dapat memenuhi kebutuhan manusia pada saat ini tanpa mengurangi kemampuan
generasi masa datanguntuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka. Pengertian
tersebut mengandung dua konsep inti, yaitu:
a kebutuhan dasar bagi golongan yang kurang
beruntung, sangat perlu mendapatkan prioritas tinggi.
sosial harus
memperhatikan keterbatasan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan
manusia saat ini dan masa depan. 2) [World Commission on Environment and
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
11/136
Kehidupan manusia di masa depan penuh dengan permasalahan hidup yang sangat
kompleks. Setiap kegiatanmanusia dalam mewujudkan pemenuhan kepentingan
hidupnya akanmempengaruhi kualitas lingkungan hidup.
Perlu ada kesadartahuan bahwa manusia dalam pemenuhan kepentingan
hidupnya sebagai makhluk sosial sangat memerlukan sumber daya alam dan
keteraturan sosial agar dapat berkembang. Manusia memerlukan pembangunan
karakter sosial yang ber-etika, manusia juga perlu pembangunan ekonomi agar
dapat maju, tetapi pembangunan ekonomi yang yang meminimalisir kerusakan
sumber daya alam dan berkeadilan sosial, semua upaya tersebut dilaksanakan
untuk memperoleh kesejahteraan masyarakat dan alamnya.
Kesalehan berpikir akan keseimbangan ketigapilar pembangunan berkelanjutan
tersebut, yaitu pilar lingkungan/ sumber daya alam, ekonomi, sosial bagi
kesejahteraan warga dunia sangat diperlukan saat ini agar Bumi dapat
mempersembahkan kehidupan yang sehat bagi manusia. Kesalehan berpikir inilah
yang diharapkan ada dalam masyarakat khususnya masyarakat pendidikan
Indonesia, sehingga bangsa Indonesia khususnya warga Yogyakarta dapat menjaga
sumber daya alamnya dan hidup lebih bermartabat, kritis dan mandiri.
Faktanya proses pemenuhan kebutuhan hidup untuk kesejahteraan manusia
memberikan banyak dampak negatif. Hubungan antar manusia banyak dilandasi
pada kepentingan diri sendiri. Yang terjadi adalah ketamakan, kecemburuan, nafsu
untuk berkuasa, pendistribusian kekayaan yang tidak adil dan perebutan sumber
daya alam. Kondisi ini membangkitkan konflik sosial, ekonomi, dan lingkungan
seperti pelanggaran hukum dan Hak Asasi Manusia, perebutan kekuasaan,
persaingan. Keadaan ini diwarnai dengan beragam kepentingan terselubung dalam
beragam bentuk. Hak perempuan dan anak semakin tersingkirkan. Korupsi
merajalela. Produk kimia illegal dalam sandang dan pangan pun makin barak.
Kualitas lingkungan makin menurun. Bencana datang silih bergenti, baik bencana
lingkungan yang diakibatkan ulah manusia maupun bencana alam. Contoh paling
rentan pada kehidupan berbangsa saat ini tercermin ketika tanggung jawab dan
rasa bangga sebagai warga negara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
dan kecintaan terhadap kultur lokal sudah semakin memudar.
Pendidikan diharapkan dapat menjawab tantangan untuk mewujudkan generasi
masa depan yang akan memimpin keberkelanjutan pembangunan Indonesia.
Pemerataan pendidikan generasi masa depan Indonesia sudah dimulai dengan
programpendidikanuntuk semua. Di era globalisasi disertai dengan permasalahan
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
12/136
dunia yang semakin kompleks seperti telah disebutkan di atas, maka bersekolah
saja tidaklah cukup, suatu lembaga pendidikan dituntut tidak hanya menyediakan
fasilitas pendidikan yang layak dan memberikan kesempatan warga negara untuk
memperoleh pendidikan yang baik, tapi juga dituntut menciptakan suasana
pembelajaran yang menumbuhkan kreatifitas, menumbuhkan nilai-nilai budi
pekerti, kemandirian, kritis, sikap demokratis, rasa toleransi, kepedulian pada
lingkungan dan budaya lokal, patriotisme, dan nasionalisme pada setiap diri
peserta didik. Hal ini sesuai yang diamanahkan dalam isi Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, yaitu;
....membentuk suatu pemerintah negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan social...
dan sesuai dengan amanah dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 20
Tahun 2003, Menimbang:
c) bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataankesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensimanajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global sehingga perlu
dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan.
Dan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Bab 1 Pasal 1, ayat;
2.Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan
tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan memiliki peranan penting bagi
pembangunan kehidupan masyarakat Indonesia, pendidikan diharapkan mampu
menciptakan individu-individu mandiri yang bertanggung jawab yang kenal peran
dan tanggung jawabnya dalam kejidupanperadaban bangsa Indonesia.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
13/136
Sebagai bagian integral dari pembangunan berkelanjutan, pendidikan nasional
merupakan pendukung utama dalam meningkatkan peranan warga negarasebagai
pelaksana pembangunan Negara Indonesia yang berkelanjutan sesuai UUD 1945
dan Pancasila. Indonesia, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional, sudah
mengadaptasi konsep Education for Sustainable Development atau pendidikan
untuk pembangunan berkelanjutan. Pemerintah mengambil langkah-langkah yang
penting untuk mengembangkan program ini untuk tahun 2005-2014. Langkah itu
dilakukan melalui sosialisasi dan pengintegrasian program ke dalam beragam
kebijakan pendidikan nasional, seperti diluncurkannya 8 standar pendidikan
nasional. Sekalipun langkah-langkah terbaik telah ditetapkan, tetapi informasi
mengenai kebijakan tersebut belum disebarluaskan dengan baik dan tepat ke
seluruh pelosok Indonesia. Bahkan konsep inipun belum terdiseminasikan dengan
baik di Kementerian Pendidikan dan di kantor-kantor dinas pendidikan daerah.
Karena itu, tidaklah salah apabila pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan
harus sesegera mungkin dipromosikan dan diterapkan ke dalam sistem
pendidikan nasional dan daerah.
Dengan landasan tersebut di atas, maka buku panduan ini diharapkan dapat
membantumemperkenalkan potensi sumber daya alam dan budaya daerah yang
dapat menjadi materi dan sumber belajar bagi masyarakat pada umumnya dan
masyarakat Yogyakarta pada khususnya agar masyarakat Yogyakarta lebih kenaldan cinta kepada lingkungan hidup Yogyakarta, hal ini juga merupakan bagian dari
tugas pokok Kantor Pusat Pengelolaan Ekoregion Jawa dalam menindaklanjuti
Undang-undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lingkungan Hidup.
Pasal 65:
(1) Setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagaibagian hak asasi manusia.
(2) Setiap orang berhak atas pendidikan lingkungan hidup, akses informasi,akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak ataslingkungan hidup yang baik dan sehat
(3) Setiap orang berhak mengajukan usul dan/atau keberatan terhadaprencana usaha dan/atau kegiatan yang diperkirakan dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup
(4) Setiap orang berhak untuk berperan dalam perlindungan dan pengelolaanlingkunganhidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
14/136
PILAR PEMBANGUNAN BERKELANJ UTAN
Contoh-contoh keterkaitan antara alam dan manusia, dalam perspektif
pembangunan berkelanjutan;
Dengan pemahaman ini maka seluruh dunia di tantang untuk memberikan
kesempatan kepada seluruh warga dunia memperoleh pendidikan berkualitas
yang dapat menumbuhkan kesadaran akan hak dan tanggungjawab dalam
memperolehekosistem, perdamaian dan kehidupan dasar yang layak.
Sumber:Environmental Ethics,
Komisi Brundtland mendefinisikan Pembangunan
berkelanjutan sebagai menyeimbangkan pemenuhan
kebutuhan manusia dengan sistem perlindungan
lingkungan alam sehinggakebutuhan tersebut dapat
memenuhi tidak hanya untuk saat ini, tapi dalam
waktu yang tidak terbatas, " tidak mengurangi-kemampuangenerasi masa datang untuk memenuhi
The Sustainable Leader
Pilar Pembangunan Lingkungan melingkupi
1.Pilar Lingkungan2.Pilar Sosial dan3.Pilar EkonomiPilar Lingkungan memainkan peran penting dalam
menentukan program pembangunan ekonomi
demikian juga dengan kehidupan masyarakatnya.
4Kriteria dasar Pembangunan Berkelanjutan (Daily,AtKisson)
1. Lingkungan = Hidup dalam keterbasan fisik danbiologis Bumi
2. Ekonomi = Mempertahankan kemakmuran ekonomi3. Sosial = Mendukung stabilitas sosial, kesetaraan, dan
pengembangan4. Kesejahteraan = Memberi kesempatan, pemenuhan,
kebahagiaan
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
15/136
BAB II
PENDIDIKAN UNTUK
PEMBANGUNAN BERKELANJ UTAN
learning process (or approach to teaching) based on theideals and principles that underliesustainability and is
concerned with all levels and types of learning toprovidequality education and foster sustainablehuman
development learning to know, learning to be,learning to livetogether, learning to do and learning to
-UNESCO.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
16/136
Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan, Education for Sustainable
Development[ESD] menurutUNESCO adalah;
Suatu visi pendidikan di mana semua orang memperoleh kesempatan
untuk bertanggung jawab dalam menciptakan dan menikmati masa
depan yan .
Visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Sebuah dunia dimana semua orang memiliki kesempatan untukmemperoleh keuntungan dari pendidikan yang berkualitas, belajar nilai-nilai, tingkah laku, dan gayahidup yang diperlukan untuk masa depan yang
berkelanjutan dan untuk transformasi masyarakat yang positif.
2. Masa depan dimana setiap orang memiliki kesempatan untuk menjadimanusia yang dihargai.
Dalam Undang-undang No 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Dasar,
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Pasal 3 disebutkan bahwa;
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Visi pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan pun sejalan dengan Peraturan
Pemerintah(PP) Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu, relevan dengan kebutuhan
masyarakat, dan berdaya saing dalam kehidupan global. Visi pendidikan
nasional adalah mewujudkan sistempendidikan sebagai pranata sosialyang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negaraIndonesia
agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
bersikap proaktif dalam menjawab tantanganjaman yang selalu berubah
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
17/136
Misi pendidikan nasional adalah:
1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperolehpendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia;
2. meningkatkan mutu pendidikan yang memiliki daya saing di tingkat nasional,regional, dan internasional;
3. meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dantantangan global;
4. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuhsejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat
belajar;5. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk
mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral;
6. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagaipusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan
nilai berdasarkan standar yang bersifat nasional dan global; dan
7. mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikanberdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai
fungsi:
1.pemersatu bangsa,2.penyamaan kesempatan, dan3.pengembangan potensi diri.Pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia [NKRI], memberi kesempatan yang sama bagi setiap
warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan
setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara
optimal.
Dasar-dasar kebijakan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan sudah
diletakkan. Terobosan dalam paradigm pendidikan nasional sudah digulirkan.
Karena itu, yang diperlukan adalah tindak lanjut dari pelaksanaan dan
penerapannya di setiap elemen pelaksana pendidikan.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
18/136
KRITERIA PENDIDIKAN UNTUK PEMBANGUNAN
BERKELANJ UTAN
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
19/136
1. Fokus pada pembelajar, berpusat pada siswa, difokuskan pada kebutuhansiswa, kemampuan, minat, dan gaya belajar dimana guru hanya sebagai
fasilitator. Siswa mengkonsumsi seluruh waktu belajar, mendorong siswa
untuk aktif, bertanggung jawab dalam proses-proses penemuan pembelajaran
mereka sendiri.
2. Pendidikan yang interdisiplin dan holistik, pendidikan pembangunanberkelanjutan ada diberbagai kurikulum, tidak hanya di satu subjek.
3. Pendidikan yang menggunakan pendekatan beragam metode; kata-kata,seni, drama, debat, pengalaman, beragam ilmu padagogi. Motivator dan
peserta bekerja dan bermain bersama untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran.
4. Pendidikan berbasis pada pendekatan berpikir sistem, mendorong oranguntuk memahami adanya kompleksitas,, mencari keterkaitan dan sinergi
ketika mencari solusi untuk suatu isu-isu yang mengancam keberlanjutan
bumi dan sistemkehidupan.
5. ;pembelajaran yang mengedepankannorma, nilai-nilai, prinsip yang dapat diuji secara kritis, diperdebatkan, dan
diaplikasikan.Pendididkan yang meningkatkan partisipasi dan tanggung
jawab dalam membuat keputusan, mempromosikan berpikir kritis;
membantu pelajar untuk melihat aspek ekonomi, lingkungan dan struktur
sosial dan budaya dalam konteks pembangunan berkelanjutan, dan
kecakapan memecahkan masalah, menemukan pemecahan masalah,
tantangan dan hidup secara berkelanjutan.
6. Pendidikan yang mengedepankan pendekatan kultur lokal, isu lokaldisamping isu global dan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti
oleh semua pihak.
7. Belajar sepanjang hayat, Kegairahan belajar dapat dilaksanakan ataudiperoleh dimana saja, dari siapa saja, dan kapan pun, siapapun tanpa
memandang gender dan strata sosial serta usia, semua pihak bisa jadipemelajar dan menjadi sumber belajar.
Kriteria pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan tersebut sejalan dengan
yang tersurat dalam Undang-undangSistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003, Bab X Kurikulum Pasal 36 ayat 3, dalam kebijakan Kurikulum 2013 a
terdapat pada Permendikbud 81a Tahun 2013, Lampiran 1, poin VI tentang
Mekanisme Penyusunan dan Pengelolaan Kurikulum.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
20/136
B. Prinsip_prinsip Penyusunan
1.Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional6. Tuntutan dunia kerja7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni8. Agama9. Dinamika perkembangan global10.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan11.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat12.Kesetaraan Jender13.Karakteristik satuan pendidikanTetapi pada dasarnya pada Pendahuluan Panduan Pengembangan KTSP-BSNP
2006 hal-hal tersebut di atas telah tersurat seperti sebagai berikut (Panduan ini
juga dapat di lihat di Permendiknas No 22 Tahun 2006)
A. Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan PendidikanKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan pesertadidik dan lingkungannya.
2. Beragam dan terpadu3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan5. Menyeluruh dan berkesinambungan6. Belajar sepanjang hayat7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerahE. Acuan Operasional Penyusunan Kurikulum1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
21/136
3. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkatperkembangan dan kemampuan peserta didik
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional6. Tuntutan dunia kerja7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni8. Agama9. Dinamika perkembangan global10.Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan11.Kondisi sosial budaya masyarakat setempat12.Kesetaraan Jender13.Karakteristik satuan pendidikan
student center lebih detail di Permendiknas No. 22 Tahun 2006
Bab 2; yaitu bahwa Guru dalam proses pembelajaran hanya sebagai fasilitator dan
pembelajaran seharusnyaberpusat kepada potensi peserta didik, hal tersebut juga
tersurat pada Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses,
sedangkan pembelajaran yang mendalam problem solving
Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Kelulusan, dan
Permendiknas No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian. Semua hal tersebut
semakin ditekankan pada konsep pembelajaran Kurikulum 2013.Pengelolaan sekolah sesuai konsep the whole school approach on ESD, sudah
diakomodirdalam program Manajemen berbasis Sekolah seperti tertuang pada UU
No. 20 Tahun 2003 Pasal 51 ayat 1, PP 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan Pasal 49 ayat 1 dan ayat 2, Permendiknas No. 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan dan Permendiknas No. 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana, Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah, Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang Standar Guru.
Intisari pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan adalah adanya penerapan
kurikulum yang holistik, konseptual,kontekstual, dilaksanakan dengan beragam
metode demokratis, partisipatif dan student center serta mengedepankan
penalaran dan pemahaman yang mendalam tentang keterkaitan tiga pilar
pembangunan berkelanjutan,sehingga manusia memiliki nilai-nilai dan paradigma
baru dalam memandang dan perlakuannya serta inovasi dalam menjaga ekosistem,
sumber daya alam dan keanekaragaman hayati, kebencanaan, keberagaman
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
22/136
budaya, gaya hidup, gender, kemiskinan, kesehatan, perdamaian dan kehidupan
yang lestari.
Pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan dicirikan ada di setiap mata
pelajaran (lihat gambar di bawah), dilaksanakan secara terpadu [holistic],
menempatkan peserta didik menjadi bagian dan terlibat aktif dalam proses
pembelajaran yang mengedepankan proses demokrasi sebagai pembelajaran
utama, menguji secara kritis menggunakan beragam metode pembelajaran melalui
pendekatan kontekstual [contextual teaching and learning], menyesuaikan dengan
fenomena yang ada di sekeliling kita yang mengarah pada keadilan ekonomi-sosial,
kelestarian budaya dan lingkungan, mencoba beragam alternatifdalam pemecahan
masalah dan menekankan pemaknaan serta berpikir jangka panjang untukkeberlanjutan kehidupan dalam menuju pembangunan berkelanjutan.
Bila hal-hal di atas diterapkan dengan baik maka sejatinya Indonesia dapat
mencatat sejarah telah menerapkan pendidikan abad 21, seperti yang dilukiskan
oleh Jennifer Nichols tentang 4 prinsip pendidikan abad 21,yaitu;
1. Instruction should be student-centered; peserta didik berupayamengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, sesuai dengan
kapasitas dan tingkat perkembangan berpikirnya, sambil diajakberkontribusi untuk memecahkan masalah-masalah nyata yang terjadi di
masyarakat.
2. Education should be collaborative;peserta didik belajar berkolaborasidengan beragam perspektif sehingga dapat melihat secara lebih bernalar.
3. Learning should have context;pembelajaran berkualitas akan
menginspirasi dan memberi nilai-
nilaikebaikan kepada peserta didik
dalam kehidupannya .4. Schools should be integrated with
society; sekolah harus dapat
mempersiapkan peserta didik agar
menjadi warga yang bertanggung
jawabkepada masyarakatnya.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
23/136
BAB III
PROGRAM PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP
(PROGRAM ADIWIYATA)
Pendidikan adalah upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan
bhatin), pikiran, dan jasmanianak selaras dengan alamdan
masyarakatnya
Ki Hadjar Dewantoro
Manuasia Indonesia di masa depan, adalah manusia yang unggul.
Cerdas, berdaya saing, menguasai teknologi, mengetahui dunianya, danberkepribadian baik, yang mencintai negeri dan tanah airnya dan
alamdimana mereka berada,
Susilo Bambang Yudhoyono
Peringatan Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional,
Rabu, 28 November 2012
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
24/136
Dalam kerangka pelaksanaan pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan yang
berbasis pelestarian fungsi lingkungan hidup dan menjalankan amanah Undang-
unadang No 32 Tahun 2009 maka salah satu program pendidikan lingkungan
hidup yang diluncurkan Kementerian Lingkungan Hidup adalah Program
Adiwiyata. Melalui program Adiwiyata diharapkan tercipta komunitas sekolah
khususnya peserta didik yang mempunyai kesadaran dan berbudaya lingkungan,,
sekaligus mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memiliki
karakter bangsa terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan lingkungannya
dalam mencapai pembangunan berkelanjutan.
Program Adiwiyata merupakan kebijakan Pendidikan Lingkungan Hidup yang
telah disepakati pada tanggal 19 Pebruari 2004 oleh 4 (empat) Departemen yaituKementerian Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan Nasional, Departemen
Agama dan Departemen Dalam Negeri. Kebijakan ini sebagai dasar arahan bagi
para pemangku kepentingan (stakeholders) dalam pelaksanaan dan
pengembangan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia serta sebagai salah satu
solusi dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat
terhadap pelestarian lingkungan hidup.
Kebijakan tersebut ditindaklanjuti dengan adanya Kesepakatan Bersama Menteri
Lingkungan Hidup dengan Menteri Pendidikan Nasional tahun 2006 yang telahditandatangani ulang pada tahun 2010.
Dengan melaksanakan 4 Kriteria Adiwiyata secara sungguh-sungguh dan
berkesinambungan, maka sekolah diharapkan akan dapat menciptakan warga
sekolah yang memiliki nilai spirtual tinggi dan berbudaya lingkungan, sekaligus
mendukung dan mewujudkan sumberdaya manusia yang memliki karakter bangsa
terhadap perkembangan ekonomi, sosial, dan lingkungannya dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan di daerah.
Pengertian Adiwiyata
Adiwiyata mempunyai pengertian dan makna sebagai tempat yang baik dan ideal
dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika
yang dapat menjadi dasar manusia meuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan
menuju cita-cita pembangunan berkelanjutan.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
25/136
Tujuan Adiwiyata
Adiwiyata bertujuan mewujudkan warga sekolah yang
bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola
sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan
berkelanjutan.
Prinsip-prinsip Dasar Adiwiyata
1. Partisipatif: Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yangmeliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksaan dan evaluasi sesuaitanggungjawab dan peran
2. Berkelanjutan: Seluruh kegiiatan harus dilaksanakan secara terencana danterus menerus secara komprehensif.
Komponen Adiwiyata
Ada 4 (empat) komponen program Adiwiyata yang menjadi satu kesatuan utuh
dalam mencapai sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah:
1. Kebijakan berwawasan lingkungan2. Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan3. Kegiatan lingkungan yang berbasis partisipatif dan4. Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkunganDengan beragam landasan Pendidikan Nasional yang telah diuraikan di bab
pendahuluan dan bab pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan terkait
penerapan pendidikan lingkungan di kurikulum sekolah maka pada dasarnya
lembaga sekolah tidak perlu lagi merasa keberatan dalam mengimplementasikansemua kriteria Adiwiyata, karena isu lingkungan dan sumber daya alam telah
diakomodir dalam Sistem Pendidikan Nasional dan merupakan tugas sekolah dan
guru untuk menerapkannya. Pada intinya bila sekolah telah menjalankan8 standar
pendidikan nasional secara menyeluruh dengan baik dan benar maka senyatanya
sekolah telah memenuhi pencapaian tujuan program Adiwiyata. Yangutama harus
diperhatikan dan perlu disosialisasikan adalah kesadaran bahwa kebijakan
pembelajaran lingkungan tidak melenceng dari kebijakan Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
26/136
Harapan tersebut dikarenakan masih banyak pendapat dari kalangan pendidikan
yang beranggapan bahwa belajar lingkungan, belajar dengan beragam metode
penalaran tentang kehidupan masyarakat dan potensi daerah, belajar dengan
bernalar krtitis konstruktif merupakan hal yang mustahil dilaksanakan atau
merupakan beban bagi dunia pendidikan. Mitos ini sebenarnya tidak perlu terjadi
bila setiap pendidik memahami makna pendidikan yang benar seperti yang
dinyatakanPelopor Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara bahwa;
(karakter, kekuatan bhatin), pikiran dan jasmani anak-anak selaras dengan
Atau seperti yang dikatakan Nelson Mandela, Bapak Perdamaian Dunia;
mengajar dan mendidik dengan; hati, rasa, pikiran terbuka dan penalarantentang
segala kehidupan yang ada agar masyarakat Indonesia menjadi bangsa yang
beradab dan mampu mandiri membangun Indonesia tanpa merusak kekayaan
alam Indonesia.
Akar kekuatan masa depan yang berkelanjutan adalah pendidikan yang
melingkupipengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat menginspirasi
tumbuhnya kegairahan belajar dan inovasi tindak nyata untuk terwujudnya
masyarakat yang; setara, kehidupan dasarnya terpenuhi, memiliki ekosistem dan
makanan yang sehat serta mengetahui hak dan tanggung jawabnya dalam
perannya mewujudkanpembangunan secara lestari.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
27/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
28/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
29/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
30/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
31/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
32/136
BAB IV
GAMBARAN UMUM
POTENSI ALAM DAN BUDAYA YOGYAKARTA
Hamemayu Hayuning Bawana,
cita-cita luhur untuk menyempurnakan tata nilai kehidupan
masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya daerah
yang perlu dilestarikan dan dikembangkan.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
33/136
Yogyakarta memiliki kekayaan budaya dan alam yang menakjubkan, yang dapat
menjadi inspirasi dan sumber belajar yang maha dahsyat. Semoga tulisan dalam
buku ini berharap dapat memotivasi dan menginsipirasi masyarakat Yogyakarta
menemukan lebih banyak lagi keajaiban dan potensi budaya dan sumberdaya alam
Yogyakartasehinggamenumbuhkan rasa cinta dan patriotisme dalam mengelola
dan menjaga kelestarian budaya dan alam Yogyakarta.
Keunikan alam Yogyakarta adalah memiliki lanskap alam yang saling terhubung
satu dengan lainnya sehingga menciptakan tipe ekosistem spesifik. Ikon utamanya
adalah Gunung Merapi, di sisi utara Yogyakarta, yang menjadi kawasan utama
daerah resapan air dan udara bersih di Kabupaten Sleman. Selanjutnya, ada
beberapa sungai yang menjadi penghubung ke sebagian besar kawasan lain.
Beberapa di antaranya berhulu di Gunung Merapi, seperti Sungai Opak, Sungai
Gajah Wong, Kali Kuning,dan Bedog. Sementara itu, ada dua sungai yang berhulu
di pegunungan sekitarnya, yaitu Progo dan Bogowonto. Sungai ini sekaligus
merupakan batas barat wilayah Yogyakarta. Selain sungai-sungaialam tersebut,
Selokan Mataram (van Der Wijk) yang berasal dari Sungai Progo merupakan irigasi
teknis yang menghubungkan berbagai lanskap pedesaan dan perkotaan.
Di sisi selatan, kawasan pesisir Laut Selatan bersambung dari Kabupaten
Kulonprogo di sebelah barat melalui Kabupaten Bantul di bagian tengah danKabupaten Gunungkidul pada sebelah timur. Lanskap ini menciptakan berbagai
sitem lingkungan, sosial dan budaya masyarakatnya. Lanskap pesisir pantai
berpasir, yaitu Kabupaten Kulonprogo hingga Kabupaten Bantul, terhubung oleh
tiga sungai besar; Opak, Progo dan Bogowonto.
Diselatan Yogyakartaada lanskap batuan karst(kapur) dan sungai bawah tanah
yaitu di Kabupaten Gunungkidul. Sungai bawah tanah ini diperkirakan memiliki
volume air bawah tanah terbesar di dunia. Pemerintah Daerah Gunungkidul
membagi lanskap karst ke dalam tiga wilayah kawasan; Batur Agung di utara,Ledok Wonosari di bagian tengah,dan Pegunungan Sewu di sebelah selatan.
Ketiga wilayah tersebut memiliki perbedaan karakter geologis, dan memiliki
bentang lahan pesisir pantai yang berbeda dengan pesisir di sebelah baratnya,
Kabupaten Bantul dan Kabupaten Kulonprogo, karena karakter pantainya
bertebing.Keunikanalam dankebijakan Kerajaan Mataram Kuno membentuk pola
interaksi yang khas yang teraktualisasi dalam pemanfaatan lingkungan hidup,
aktivitasekonomi,sosial, budaya dan ritual tradisi.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
34/136
Simbol-simbol Yogyakarta yang diinsipirasikekayaan hayati dan budaya.
Makna Simbol:
Warna Hitam : Simbol Keabadian
Warna Kuning dan Keemasan : Simbol
Keluhuran
Warna Putih : Simbol Kesucian
Warna Merah : Simbol Keberanian
Warna Hijau : Simbol KemakmuranMangayu Hayuning Bawono : Cita-citauntuk menyempurnakan masyarakat
Bintang Emas : Cita-cita kesejahteraan
Padi dan kapas: Jalan usaha kemakmuran
pangan dan sandang
Perisai : Lambang Pertahanan
Tugu : Ciri khas Kota Yogyakarta
Dua sayap : Lambang kekuatan yang harus
seimbang
Gunungan : Lambang kebudayaan
Beringin Kurung : Lambang Kerakyatan
Banteng : Lambang semangat keberanian
Keris : Lambang perjuangan
Dua sengkala:a.Gunaning Keris Anggatra Kota Praja :
Tahun 1953 merupakan tahun permulaan
pemakaian Lambang Kota Yogyakarta
b. Warna Hasta Samadyaning Kotapraja :Tahun 1884
MaskotYogya:pohon Kelapa Gading (CocosNuciferal vv.Gading) dan Burung Tekukur
(Streptoplia Chinensis Tigrina)
http://www.jogjakota.go.id/index/extra.detail/1503
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
35/136
GUNUNGKIDUL BANTUL KULONPROGO
Secara umum, komunitas nelayan yang berada di kawasan pesisir selatan
Yogyakarta ini adalah pendatang. Mereka kebanyakan nelayan yang berasal dari
wilayahJawa bagian timur yangmenempati wilayah pesisir bagian timur.Nelayan
yang berasal dari wilayah Jawa bagian barat menempati pesisir barat. Mereka
membawa kebiasaan dan material budaya yang berasimilasi dengan kondisi lokal
dalam bentuk-bentuk kesenian, teknologi bernelayan, dan pemukiman.Sementara
itu, pemukim asli di seputaran pesisir masih hidup berbasis pertanian. Hal ini
terlihat pada beberapa ritual budaya seperti upacara adat Sedekah Laut yang
dilangsungkan dengan menyesuaikan waktu pasca panen hasil bumi.Ritual budaya
ini dapat diamati dari Pantai Wediombo (Gunungkidul) di pesisir timur, kemudian
pantai Samas dan pantai Trisik (Bantul) di pesisir bagian tengah, hingga di Pantai
Pasir Mendit dan Jangkaran (Kulonprogo) di pesisir bagian barat.
SLEMAN KOTA YOGYAKARTA BANTUL
Sumber daya air dari hulu ke hilir yang dimulai dari Gunung Merapi hingga
bermuara di pesisir Laut Selatan ini telah mendukung berbagai keberlanjutan
sistem mata pencaharian yang tumbuh di kawasan tersebut. Sungai-sungai yang
membentang berfungsi sebagai sistem pengairan pertanian sekaligus mensuplaikonsumsi air bersih sehari-hari. Disamping itu, dinamika pemukiman perkotaan
yang berada di bantaran sungai-sungaitersebutjuga memiliki dinamika yang khas.
Sumber daya air juga memiliki makna yang sangat penting. Bahkan air dimaknai
melalui agama, padusan (pemandian) dan kungkum (berendam) dalam perayaan
Tahun Baru Jawa, inisiasi kelahiran, pernikahan, kematian, kecantikan,
pengobatan, pertanian, dan perkebunan. Secara luas sumber daya air disini
dimaknai sebagai penjaga dan anugerah untuk kehidupan yang berkelimpahan.
Ekspresi perayaan atas anugerah alam juga dituangkan dalam ragam kesenian .Seni rakyat ini akan menjadi acuan dari sumber etika dan nilai-nilai hidup
masyarakat setempat.
Secara politik dan budaya, kewibawaan Kraton Yogyakartamerupakan pemersatu
dari berbagai nilai-nilai hidup dan sumber etika yang berkembang selanjutnya.
Kraton bukan memosisikan diri sebagai penguasa. Konsep Manunggaling Kawulo
Gusti (Bersatunya Umat Tuhan) oleh pemimpin Kraton, Sri Sultan
Hamengkubuwono, dipahami sebagai menyatunya simbol kekuasaan sebagai
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
36/136
pelayan rakyat yang menjadi subyek utama agar tercipta keserasian dan
keharmonisan.Dalam proses kesenian dan budaya, ada pula upacara adat Sekaten.
Upacara ini sebagai bentuk persembahan akan anugerah alam yang telah
memberikan beragam hayati, yang menunjukkan bahwa mereka hidup di negeri
yang makmurgemah ripah loh jinawi. Sekaten biasanya dilaksanakan di Alun-Alun
Utara yang merupakan halaman depan Kraton Yogyakarta. Tak jauh dari Kraton,
ada pula Taman Budaya Yogyakarta yang dibangun untuk mengakomodasi
kegiatankesenian kotemporer.
Kegiatanekonomi, proses perdagangan hasil bumi dan kebudayaan menyatu di
areal yang berdekatan dengan kawasan Kraton, yaitu pasar Beringharjo. Pasar
Beringharjo menjadi pusat kegiatan pasar tradisional utama sekaligus ekonomimodern di sepanjang jalan Malioboro. Di Pasar Beringharjo hingga kini masih
dapat melihat beragam pertanian anugerah alam yang telah diberikan kepada
masyarakat Yogyakarta dan peradaban budaya khas Yogyakarta
Flora dan Fauna Khas Daerah yang ditetapkan dengan Surat Keputusan:
No Nama Flora dan Fauna Dasar Hukum
1. Propinsi YogyakartaFlora : Kepel (Stelechocarpus burahol)Fauna : Burung Perkutut (Geopelia striata)
SK Gubernur DIY
No. 385 / KPTS /
19922. Kabupaten Sleman
Flora : Salak Pondoh (Zalacca edulis var. Pondoh)
Fauna : Burung Ponglor (Zootheria citrina)
SK Bupati Sleman
no. 93 / SK.KDH /
A/19993. Kota Yogyakarta
Flora : Kelapa Gading (Cocos nucifera L. Cv. Gading)Fauna : Burung Tekukur (Streptopelia chinensis
Trigina)
SK Walikota
Yogya no. 02 /
1998
4. Kabupaten KulonprogoFlora : Manggis (Garcinia mangostana)
Fauna : Burung Kacer (Copsychus saularis)
SK Bupati
Kulonprogo no.
599 /19985. Kabupaten Bantul
Flora : Sawo Kecik (Manilkara kauki L.Dub)
Fauna : Burung Puter (Streptopelia bitorquata)
SK Bupati Bantul
no. 567 / B / Kep
/ BT / 1998
6. Kabupaten Gunung KidulFlora : Nangka (Arthocarpus heterophylla)
Fauna : Lebah Madu (Apis indica)
SK Bupati
Gunungkidul no.
156/KPTS/1998Copyright 2009 POTENSI DAERAH :: APU UGM
Telepon: 0274-6491944 Fax: 0274-552810 Email:[email protected]
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
37/136
Burung Tekukur Burung Kacer Burung Dederuk Jawa
Burung Anis Merah Salak Pondoh Lebah Madu
Salak Pondoh Nangka Manggis
Kelapa Gading
Catatan:
Bingo dapat diterapkan untuk
data hasil pengamatan
Hewan dan Tumbuhan Lokal
atau pengenalan Sumber
dayaalamLokalDapat juga digunakansebagai media belajarHimpunan
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
38/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
39/136
A.POTENSI SLEMANGUNUNG MERAPI
Gunung Merapi merupakan ikon utama di Yogyakarta. Termasuk di dalamnya
ekosistem hutan tropis dataran tinggi. Gunung Merapi memiliki keragamanhayati
berbagai jenis. Semuanya dipengaruhi oleh aktivitas vulkanik. Berdasarkan
inventarisasi, ditemukan kurang lebih 174 jenis flora, pohon,maupun tumbuhan
bawah. Sebagian dari flora tersebut bukan jenis asli pegunungan Jawa, antara lain
pohon Pinus (Pinus merkusii) yang berasal dari Sumatera, pohon Akasia (Acacia
sp.) dari benua Australia, pohon Mahoni (Switenia mahagoni) dari Amerika Latin,
pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dari Maluku, Papua, dan Kepulauan
Solomon. Ada juga pohon Kaliandra (Calliandra calothyrsus) berasal dari kawasan
Meksiko, Belize, Guatemala, Honduras, El Salvador, Nikaragua, Costa Rica, dan
Panama. Ada pula jenis rumput Kalanjana (Brachiaria mutica)yang berasal dari
Afrika dan Amerika Selatan.
Flora introduksi awalnya adalah tanaman penghijauan (program reboisasi) pada
kawasan yang rusak akibat erupsi. Pemilihan jenis-jenis tersebut berdasarkan
pertimbangan kecepatan tumbuh dan manfaat lanjutan dari tanaman. Manfaat
lanjutan ini berupa penyadapan getah Pinus yang menghasilkan Gondorukem,
dedaunan pohon Kaliandra, dan rumput Kalanjana sebagai pakan ternak, kayu
Sengon danMahoni sebagai tanaman ekonomi.
Keseimbangan ekosistem Gunung Merapi dipengaruhi oleh keberadaan fauna.
Berdasarkan hasil inventarisasi, terdapat kurang lebih 152 jenis burung dan
sekitar 15 jenis mamalia yang teridentifikasi. Temuan itu antara lain berupa
burung Elang Jawa (Nisaetus bartelsi), burung Tesia Jawa (Tesia superciliaris),
burung Walet Gunung (Collocalia volcanorum), burung Kipasan Ekor Merah
(Rhipidura phoenicura), burung Kipasan Bukit (Rhipidura euryura), dan MacanTutul (Pantherapardus melas) yang merupakan jenis yang hanya ada di Jawa.Jenis-jenis lainnya burung Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Elang
Brontok (Spizaetus cirhatus), burung Elang Ular Bido (Spilornis cheela), burung
Sikep Madu Asia (Pernis ptilorhyncus), burung Alap-Alap Sapi (Falco moluccensis),
burung Punai Siam (Treron bicincta), burung Betet biasa (Psittacula alexandri),
Ayam Hutan (Gallus gallus), serta Monyet ekor panjang (Macaca fascicularis),
Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Kijang (Muntiacus muntjak), Kancil
(Tragulus javanicus), Babi Hutan (Sus Scrofa), Landak (Hystrix a), Musang
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
40/136
Garangan (Herpestes javanicus), Musang Luwak (Paradoxus aees), Kucing Hutan
(Pardofelis bengalensis), dan Trenggiling (Manis javanica).
Untuk menjaga kelestarian ekosistemnya, kawasan ini ditunjuk sebagai Taman
Nasional Gunung Merapi sejak 2006. Status Taman Nasional dipilih karena dapat
mengakomodasi berbagai kepentingan konservasi dan pemanfaatan oleh
masyarakat.
1. KINAHREJ O, KALIADEM, CANGKRINGANAktivitas erupsi Gunung Merapi selain merupakan bencana juga menjadi berkah
bagi masyarakat. Banyaknya unsur hara membuat tanah makin subur sehingga
bermanfaat bagi tanaman. Selain itu, material batu dan pasir dapat ditambang
secara tradisional sehingga menjadi sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat
setempat.
Walaupun potensi bahaya erupsi terus ada, namun masyarakat setempat
menerimanya sebagai berkahbagikesuburan tanah dan potensi tambang batu dan
pasir.Ungkapan syukur tersebut diwujudkan dalam upacara adat Labuhan Merapi
yang selalu dilakukan setahun sekali. Upacara ini dipimpin oleh AbdiDalem KratonYogyakarta, yang sebelumnya dijabat oleh Mas Panewu Surakso Hargo,atau lebih
dikenal sebagai Mbah Maridjan. Kini, setelah beliau meninggal, jabatan tersebut
diteruskan oleh anaknya,Mas Asih, dengan nama Mas Bekel Anom Suraksosihono.
Kegiatanekonomi utama penduduk di Kaliadem dan Cangkringan adalah bertani
sayuran. Tetapi karena potensi erupsi rutin terjadi, maka warga di dorong
membuat tabungan ternak sapi perah, sapi potong,kambing,dan ayam. Saat terjadi
erupsi, saat fase tanggap darurat berakhir maka tabungan tersebut dijual.
Pascaerupsi, berbagai jenis flora perintistumbuh sangat cepat. Diantaranya adalah
pertumbuhan jenis Acacia decurens yang sangat masif dan luas serta invasif,
menghalangi potensi tumbuh beragam jenis flora lain. Oleh masyarakat Acacia
decurensdimanfaatkanuntuk kayu bakar,daunnya dijadikan bahan dasar pupuk,
sedangkankulit pohonnyadikeringkan untuk dijual sebagai bahan penyamak kulit.
Pertumbuhan berbagai jenis flora perintis yang cepat ini menjadi habitat bagi
berbagai jenis fauna, diantaranya kucing hutan, landak, tikus gunung dan tupai.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
41/136
Berbagai jenis burung yang telah ditemukan antara lain burung kerak kerbau,
kutilang, betet biasa,dan ayam hutan.
Secara periodik,Gunung Merapi meletus 4-5 tahun sekali, disertai ancaman primer
dan sekunder. Ancaman primer erupsi adalah awan panas, lava pijar, gas vulkanik,
dan hujan abu. Ancaman primer menyebabkan kerusakan hutan dan fauna,
kerusakan pemukiman dan lahan pertanian, kematian manusia, dan ternak.
Sementara itu, ancaman sekunder dari Gunung Merapi adalah banjir lahar hujan
dan longsoran material vulkanik. Ancaman sekunder ini dapat mengakibatkan
kerusakan pemukiman, infrastruktur,danlahan pertanian.
Gunung Merapi sudahmengalami erupsi tiga kali dalam kurun waktu satu dekadebelakangan ini. Pada 22 November 1994, Gunung Merapi mengeluarkan awan
panas. Hembusannya mengarah sampai ke kawasan Turgo.Awan panas (dijuluki
wedhus gembel) menelan korban 63 jiwa meninggal, 6 luka-luka. Termasuk
ratusan rumah penduduk yang rusak. Pada Mei 2006 Merapi kembali meletus.
Awan panas yang disemburkan mengakibatkan 2 orang relawan meninggal di
dalam bunker. Pada Oktober 2010, erupsi eksplosif ini mengeluarkan luncuran
awan panas dan lava pijar dalam radius 15 kilometer kearah lereng selatan.
Letusannya merusak 291 rumah dan lahan pertanian warga di Desa Umbulharjo,
Desa Kepuharjo, dan Desa Glagaharjo.Letusan 2010 tersebut menelan 151 korbanjiwa serta memaksa lebih dari 320 ribu orang di sekitar Merapi mengungsi. Hujan
abudari erupsi terbawa angin hingga mencapai sisi barat Provinsi Jawa Barat.
Letusan hebat Merapi pada 2010 mengeluarkan sekitar 140 juta meter kubik
material vulkanik. Material ini mengendap di aliran sungai Boyong, Kuning,
Gendol, Krasak, Bedog di wilayah Kabupaten Sleman, dan ke Kali Putih dan
Pabelan di wilayah Kabupaten Magelang. Pada musim penghujan, material ini
terbawa air danmenciptakanbanjirlahar dingin di sungai-sungai tersebut.
Erupsi yang sering terjadi tersebut semakin meningkatkan kesiapsiagaan
masyarakat dan pemerintah daerah setempat, termasuk berbagai lembaga-
lembaga non pemerintah lain. Masyarakat bahkan membentuk kelompok
kesiapsiagaan secara mandiri, seperti misalnya Paguyuban Masyarakat Sabuk
Merapi (PASAG Merapi), Kelompok Siaga Merapi, Komunitas Lereng Merapi. Alat
bantu utama kesiapsiagaan adalah handy talky yang dimiliki individu, maupun
radio pemancar. Berbagai pelatihan kesiapsiagaan dilakukan oleh pemerintah
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
42/136
daerah setempat seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta
berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat.
Alat bantu untuk kegiatan pengurangan resiko bencana juga terpasang, misalnya,
instalasi sistem peringatan dini (early warning system) untuk banjir lahar dingin,
rambu-rambu evakuasi, barak pengungsian sementara, prosedur tetap
penanganan bencana, serta dokumen rencana kontinjensi erupsi Gunung Merapi.
Informasi ini disebarkan pula melalui poster, handy talky (HT), kentongan, dan
radio komunitas.
Pelajaran tentang kawasan bencana di gunung merapi bila dikenalkan sejak dini
seperti yang diterapkan pada sekolah-sekolah rawan gempa di Jepang maka akanmengurangi resiko korban akibat aktivitas rutin gunung merapi bagi masyarakat
sekitar.
http:// www.slemankab.go.id/wp-content/uploads/Peta-KRB-G-Merapi1.jpg
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
43/136
2. KALIURANGDaerah penyangga utama kawasan wisata Kaliurang adalah hutan sekunder di
Bukit Plawangan. Bukit ini merupakan sisa erupsi Gunung Merapi pada masa
purba. Berbagai flora asli pegunungan Jawa dan beberapa jenis introduksi
merupakan penyangga utama kawasan ini sebagai penahan tanah longsor dan
penyimpan cadangan air, sekaligus habitat bagi berbagai jenis fauna. Beberapa
jenis satwa yang mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan tersebut,
misalnya burung Kerak Kerbau, Kutilang, dan Betet biasa, jenis mamalia yang
sering dijumpai adalahmonyet ekor panjang dan tikusgunung.
Fauna utama bukit Plawangan yang menjadi ikon Gunung Merapi adalah burung
Elang Jawa (Nisaetus bartelsi). Burung pemangsa (raptor)lainnyadijumpai adalah
burung Elang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Elang Bido (Spilornis cheela)
danburungAlap-alap Sapi (Falco moluccensis). Jenis mamaliayang hidup di bukit
Plawangan adalah Lutung Jawa (Trachypithecus auratus), Kijang (Muntiacus
muntjak), Kucing Hutan (Pardofelis bengalensis), beberapa jenis tupai (Sciurus sp.),
berbagai jenis tikus gunung (Rattus sp.),dan jenis Kelelawar.
Kaliurang merupakan tujuan wisata pegunungan di Yogyakarta. Berbagai
infrastruktur wisata bertumbuh pesat, seperti penginapan dan infrastruktur jalan.
Wisata alam Kaliurang dikembangkan pada masa Pemerintahan Belanda sebagai
tempat peristirahatan. Perkembangannya hingga kini berupa obyek jelajah alam
bukit Plawangan, Telaga Putri, Telaga Nirmolo, bumi perkemahan, dan taman
bermain. Daya tarik lainnya adalah makanan khas Jadah Tempe, Wedang Ronde,
Jadah Ketan,danTempe Bacem. Penjual makanan khas yang terkenal adalahJadah
tempe Mbah Carik.
Masyarakat setempat mempercayai bahwa hutan di bukit Plawangan dan bukit
Turgo sebagai penjaga ketersediaan sumber air. Karena itu, masyarakat setempattidak mengambil sumber daya alam secara berlebihan yang dapat mengakibatkan
kerusakan pada kedua hutan tersebut. Wilayah ini juga berada di kawasan Taman
Nasional, sehingga inisiatif masyarakat ini mendapat dukungan dari program-
program yang diselenggarakan oleh Taman Nasional Gunung Merapi.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
44/136
Burung Kuntul, desa Kentingan Mlati, Sleman
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
45/136
Masyarakat sekitar lereng Merapi
memanfaatkan rumput dan semak sebagai
pakan ternak
- Acaciadecurens -Flora dominanterdampak pasca erupsi
2010
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
46/136
3.TURI DAN TURGOSalah satu daerah perkebunan dan wisata alam andalan Kabupaten Sleman adalah
Turi dengan salak pondoh.Turi terletak di lereng barat daya Gunung Merapi.
Selain perkebunan salak, kawasan Turi juga banyak memiliki hutan rakyat.
Tanaman unggulannya adalah pohon Sengon (Paraserianthes falcataria), pohon
Mahoni (Switenia mahagoni), Bambu Petung (Dendrocalamusasper),dan pohon
Akasia (acacia sp.).
Kawasan Turi merupakan daerah penyangga Taman Nasional Gunung Merapi.
Flora dan fauna yang ada memiliki kemiripan dengan di kawasan Kaliurang,
Kaliadem, Kinahrejo, dan Cangkringan.Posisi Turi sangat strategis karena secara
ekosistem menjadi kawasan peralihan dalam upaya konservasi, tapi di sisi lain saat
ini kawasan Turi juga dituntut berperan optimal dalam peningkatan ekonomi
masyarakat.
Desa Turgo memiliki Bukit Turgo sebagai daerah penyangga utama desa Turgo dan
berfungsi sebagai kawasan pelestarian keanekaragaman hayati flora dan fauna,
salah satu flora unggulan adalahAnggrek Tiga Warna (Vanda tricolor).Masyarakat
Turgo juga memanfaatkan lahannya untuk budidaya tanaman hutan dan salak
pondoh, serta untuk peternakan sapi perah dan sapi potong.
Bukit Turgo terletak di sebelah barat bukit Plawangan, bentang alam pemisahnya
adalah sungai Boyong, yang merupakan salah satu daerah endapan material
erupsi.Sungai Boyong merupakanhulu dari sungai Code yang mengalir di tengah
Kota Yogyakarta.
Sebagai daerah rawan bencana erupsi Merapi, masyarakat Turi dan Turgo
bergabung menjadi bagian dari Komunitas Siaga Bencana Gunung Api yang
tergabung dalam PASAG Merapi.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
47/136
Vanda tricolor anggrek khas Merapi. Foto: Pinto
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
48/136
4. PEDESAAN : SEYEGAN MINGGIRPeningkatan jumlah penduduk menimbulkan konsekuensi pada peningkatan
kebutuhan pangan. Salah satu sentra lumbung pangan bagi Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah kawasan Desa Seyegan dan Desa Minggir. Jenis tanaman
budidaya adalah padi dan tebu.
Untuk mengoptimalkan usaha pertanian, pada masa Pemerintahan Sultan
Hamengkubuwono IX dibangun selokan Mataram (van Der Wijk) dari Sungai
Progo. Irigasi teknis ini sangat berpengaruh terhadap produktifitas pertanian.
Selain itu, selokan juga dimanfaatkan untuk perikanan. Budidaya perikanan yang
dikembangkan yaitu ikan nila, gurameh, tombro,dan bawal.
Sistem pertanian di kawasan Seyegan dan Minggir menggunakan dua teknik
bertani, yaitu pertanian intensif kimia dan pertanian organik. Teknik pertanian
intensif kimia berkembang pada masa Orde Baru.Teknik ini merupakan program
pemerintah untuk mengejar swasembada beras. Rendahnya kesadaran dan
pengetahuan petani membuat teknik pertanian ini masih digunakan hingga
sekarang.
Teknik pertanian intensif kimia untuk jangka pendek dapat meningkatkan
produktivitas. Namun untuk jangka panjang, dapat merusak kesuburan tanah.
Untuk meningkatkan produktivitas, dosis penggunaan pupukkimiadan pestisida
hamaharus dinaikkan. Akibatnya, biaya produksi menjadi sangat tinggi. Padahal
harga jual gabah relatif tidak mengalami peningkatan. Sementara itu, kesuburan
tanah semakin menurun dan mencemari air yang berasal dari lahan tersebut.
Burung-burung kecil dan beberapa jenis serangga juga mulai hilang. Oleh karena
itu,sebagian petani mulai beralih pada teknik pertanian organik.
Teknik pertanian organik mengedepankan keberlanjutan teknik pertanian pada
jangka panjang. Penggunaan pupuk kimia dikurangiagar tidak merusak kesuburan
tanah. Pupuk utama yang digunakan adalah pupuk kandang, serta pestisida
organik untuk hama tanaman berbahan dasar buah dan tanaman.Teknik pertanian
organik juga menjanjikan kestabilan biaya produksi, harga jual yang tinggi, dan
kestabilan kesuburan tanah.
Keragaman jenis fauna dan invertebrata juga berbeda pada kawasan pertanian
intensif kimia dan pertanian organik. Dengan teknik intensif kimia, di sawah
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
49/136
banyak terdapat tikus sawah dan keong emas sehingga menjadi hama dan
menghambat pertumbuhan serta produktivitas. Pada pertanian organik kondisinya
berbeda meskipun ada banyak jenis burung Bondol (Lonchura sp.) yang gemar
memakan biji-bijan.
Di kawasan Seyegan dan Minggir ini terdapat suatu organisasi, Joglo Tani, yang
peduli pada sektor pertanian. Organisasi ini terus berupaya mengembangkan
gerakan pertanian organik. Mereka mendorong budidaya bibit padi lokal, seperti
padi rojolele, padi ketan, dan padi melik. Kelompok ini juga mendidik generasi
muda anak petani dari berbagai daerah untuk belajar pertanian berkelanjutan
dengan baik dan benar.
Di kedua kawasan tersebut, masih kita jumpai upacara adat Wiwitan(permulaan)
sebelum panen raya padi dilaksanakan.Upacara ini sebagai wujud persembahan
dan ucapan syukur atas keselamatan panen yang berlimpah kepada Sang Pencipta.
Pada saat selesai kegiatan panen ini, burung-burung Kuntul akan banyak
beterbangan di lahan persawahan untuk mencari makan.
Kawasan dengan hamparan pertanian yang luas ini, juga memiliki potensi
ancaman bencana angin kencang. Potensi ini dapat menimbulkan kerugian pada
tanaman pertanian dan kerusakan pada pemukiman. Pada April 2011, daerahSeyegan dan Cebongan terlanda angin puting beliung yang menimbulkan
kerusakan beberapa rumah akibat tertimpa pohon.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
50/136
5. SUKUNANWarga Dusun Sukunan, Desa Banyuraden, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman, memiliki keprihatinan bersama saat menghadapi masalah sampah yang
masuk ke lahan-lahan pertanian mereka melalui saluran irigasi. Selanjutnya
muncullahkomitmen bersama untuk tidak membuang sampah sembarangan.Hal
ini dimulai dengan mengembangkan program dan kegiatan pengelolaan sampah
rumah tangga mandiri dan pengelolaan komunal. Mereka melakukan sosialisasi,
penyuluhan, pembuatan pupuk kompos, mengolah barang-barang kerajinan dari
sampah non-organik hingga membuat lagu untuk mengatasi masalah sampah. Kini
Paguyuban Sukunan Bersemi telah berhasil mengembangkan sistem bank sampah
terpadu.
Berbagai produk olahan sampah dibuat. Misalnya, produk pupuk kompos
berbahan dasar sampah sayur, buah, dan kotoran ternak. Ada pula produk
kerajinan tas berbahan dasar bungkus makanan dan minuman, serta tong
komposter sampah. Ada juga pengembangan produksi material bangunan, seperti
batako dan paving, dengan bahan dasar sampah Styrofoam yang didaur ulang.
Padahal sesunggunya sampah jenis Styrofoam ini tidak dapat terurai di dalam
tanah. Aktivitas ini tidak hanya bermafaat bagi kebersihan lingkungan,
pengurangan potensi pencemaran air dan tanah, namun sekaligus menjadi salah
satu sumber pendapatan ekonomialternatifmasyarakat. Desa Sukunan menjadi
salah satu daerah tujuan wisata Yogyakarta.
Dalam perkembangannya, banyak dukungan diberikan oleh pemerintah pusat dan
daerah setempat, lembaga swadaya masyarakat dan lembaga asing, karena
berhasil mendorong kapasitas masyarakat desa dalam mengelola sampah secara
mandiri. Desa Sukunan saat ini menjadi salah satu daerah tujuan edu-wisata
Yogyakarta. Wisatawan domestik, mancanegara, dan siswa sekolah berkunjung
dan belajar teknik mengelola sampah.
Setiap sudut di desa
Sukunan terdapat
tempat pilah sampah
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
51/136
Rumah Bank Sampah Sukunan yang dikelola bersama
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
52/136
masyarakat harus semakin memberi perhatian pada kondisi lingkunganterutama pada kondisi sungai-sungai yang ada di Sleman.
Selain itu akibat erupsi Merapi telah mengakibatkansebagian kawasan resapan air Kabupaten Sleman hilang
Hal ini merupakan satu kondisi buruk bagi pelestarian lingkungan hidup
mengingat wilayah Kabupaten Sleman merupakan kawasan resapan air bagi daerah-daerah dibawahnya. Gerakan penghijauan saja tidaklah cukup untuk menyelamatkanlingkungan kita, harus disertai dengan penghematan air
dan penanaman perilaku yang ramah lingkungan .
-Bupati Sleman, 21 Juni 2012Peresmian Taman Kehati
www.slemankab.go.id
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
53/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
54/136
B.POTENSI KOTA YOGYAKARTA 1. KALI CODEKali Code mengalir di tengah Kota Yogyakarta sehinggamemisahkan bagian timur
dan barat kota. Untuk memudahkan akses antar wilayah, pemerintahan Belanda
membangun jembatan Gondolayu di atas sungai ini agar arus manusia dan barang
semakinlancar. Namun, terjadinya urbanisasi dan terbatasnya ketersediaan lahan
mendorong masyarakat untuk memanfaatkan bantaran sungai sebagai tempat
tinggal. Akibatnya, bantaran sungai yang sebelumnya memiliki banyak pohon kini
hilang.Termasuk pepohonan di sekitar jembatan yang hilang sejak tahun 1937.
Pemukiman padat di bantaran sungai telah mengubah lanskap dan kenampakan
Kali Code. Sejak tahun 1970-an, sepanjang bantaran kali ini sudah dipenuhi
perkampungan kumuh yang terbuat dari kardus, triplek, dan plastik.Tempat itu
menjadi rumah para pemulung, pengamen dan gelandangan.
Tahun 1984, Kali Code dilanda banjir besar. Sejak peristiwa itu ada seorang tokoh
sosial;, Romo Mangun, yang terjun langsung membangun rumah-rumah di tempat
ini. Latar belakang keilmuannya sangat bermanfaat dalam penataan kampung
tersebut. Romo Mangun menggunakan material bangunan sederhana.Namun,gaya
arsitekturalnya sangat kuat dalam setiap detilnya.
Pada tahun 2001, inisiatif penataan kampungditeruskan oleh kelompok-kelompok
warga masyarakat yang menghuni bantaran Kali Code. Mereka bersama-sama
melakukan gerakan peduli Kali Code. Mereka mendorong perubahan perilaku
warga akan pentingnya sungai yang bersih. Mereka juga membangun sarana fisik
talud dan bronjong. Pada 2008, warga sepakat untuk berhimpun membentuk
wadah koordinasi dan komunikasi bersama yang dinamakan paguyuban Pemerti
.Paguyuban ini bermakna sebagai penunggu atau pemelihara Kali Code.
Paguyuban ini menjadi jejaring dari hulu, hilir, dan seberang sungai untuk
memelihara kesehatan dan kelestarian ekosistem sungai ini. Untuk memperkuat
semangat pelestarian tersebut, setiap tahun digelar upacara budaya
Upacara ini bernuansa tradisional dan berfungsi sebagai media kampanye
pelestarian sungai. Perayaan syukur kepada Sang Pencipta atas melimpahnya
sumber daya air ini dimulai dengan kegiatan gotong royong bersih sungai, sedekah
tumpeng hasil bumi, dan karnaval budaya. Selain itu, dipentaskan pula pergelaran
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
55/136
seni pertunjukan tradisional wayang kulit dengan lakon yang menyampaikan nilai-
nilai hubungan manusia dengan alam yang harmonis.
Paguyuban ini terus berupaya melakukan peningkatan derajat kualitas kesehatan
masyarakat. Mereka mempromosikan upaya perubahan perilaku agar tidak
membuang sampah atau limbah rumah tangga langsung ke sungai, perilaku hidup
bersih dengan tidak buang air besar di sungai, dan masih banyak lagi. Berbagai
rambu peringatan ataupun poster informasi disebarluaskan dan ditempatkan di
sepanjang bantaran sungai.
Dalam perkembangannya, sarana sanitasi pun dibangun. Untuk pemenuhan
kebutuhan air bersih, warga memanfaatkan sumber mata air di sepanjang
bantaran sungai. Pembangunan instalasi pengelolaan air siap minum secara
mandiri dilakukan secara bergotong royong. Saat ini, instalasi ini telah
memberikan layanan distribusi air ke ratusan rumah tangga di sekitarnya.
Perusahaanairminum yang mereka namakan Usaha AirBersih (UAB) Tirta
Kencana merupakan usaha mandiri milik warga. Airsiap minum yang diproduksi
ini juga telah melalui uji laboratoriumdan hasilnyamemenuhi kualitas kesehatan.
Air minum ini aman dikonsumsi dan tidak mengganggu kesehatan tubuh.
Untuk pengolahan limbah, dibangun beberapa instalasi Pengolahan Air Limbah(IPAL) komunal dan IPAL komunal biogas. Sistem pengelolaan sampah rumah
tangga mandiri juga terus digiatkan.Pengelolaan ini meliputi pemilahan sampah,,
pengkomposan sampah, sisa dapur, daur ulang sampah kemasan hingga menjadi
produk kerajinan tas. Tujuannyauntuk menciptakan lingkungan pemukiman dan
sungai yang bersih.
Namun, kebutuhan ketersediaan pemukiman menyebabkan bantaran sungai
menjadi berkurang luasannya.Perlu adanya aturan yang ketat terhadap peraturan
tata ruang daerah tentang peruntukan ruang terbuka hijau pada bantaran sungaiyang berfungsi untuk paru-paru kota dan sekaligus mengurangi potensi longsor
tebing sungai.
Permasalahan Kali Code lainnya adalah lahar dingin, Januari 2011, terjangan arus
lahar dingin ini meluap ke pemukiman sehingga mengakibatkan banyak rumah
penduduk rusak dan beberapa instalasi bronjong/talud jebol. Ancaman berikutnya
akibat banjir lahar dingin antara lain potensi gangguan kesehatan seperti
influenza, penyakit kulit,dan gangguan ISPA (infeksi saluran pernafasan atas).
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
56/136
Sebagai langkah antisipasi, masyarakat dan pemerintah membangun kembali
talud/bronjong penahan tebing sungai. Masyarakat juga tim pemantau lahar dingin
dilengkapi dengan alat komunikasi handy talky (HT) untuk memperlancar arus
informasi. Kegiatan simulasi evakuasi banjir lahar dingin sesuai dengan Prosedur
Tetap Evakuasi juga diselenggarakan bekerjasama dengan berbagai pihak lain
yangberkompeten.
Sungai Code (atas) dan Gajah Wong (bawah), di sekelilingnya banyak berdiri
pemukiman dan beberapa industri. Di sungai Code, saat ini tengah dikembangkan
berbagai aktivitas untuk mendukung pariwisata.
Foto sungai Code: Sidik Hutomo
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
57/136
2. MALIOBORO KRATONDenyut nadi kehidupan kota di ruas jalan Malioboro ini tidak pernah berhenti.
Ratusan kendaraan bermotor melintas setiap hari dan menjadi saksi
perkembangan kota Yogyakarta sejak dulu. Malioboro juga menjadi tujuan bagi
wisatawanyang ingin berbelanja maupun menikmati suasana dan sajian khasnya.
Memasuki kawasan Malioboro, kita seperti diajak memasuki lorong waktu
perjalanan sejarah.Ada banyak bangunan cagar budaya yang tersebar, mulai dari
Tugu Golog-gilig, Hotel Tugu, Stasiun Kereta Tugu, Benteng Vredeburg, Gedung
Agung, Gedung Bank Indonesia, Gedung BNI 46, Museum Sonobudoyo, Masjid
Agung Kauman, Museum Kereta Kraton, dan tentu saja adalah KratonYogyakarta.
Pagi hari setelah sampah-sampah dibersihkan, kehidupan Malioboro dimulai
dengan aktifitas toko-toko yang mulai menggelar aneka dagangan. Di masa lalu,
pejalan kaki dan pesepeda bisa melalui ruas jalan ini pada pagi hari dengan
nyaman karena dinaungi teduhnya pohon Tanjung, pohon Asam Landi, dan pohon
Beringin yang tumbuh besar. Kini, ruas jalan itu dipenuhi dengan berbagai
billboard bergambar artis dan logo produk merek global.Akibatnya, pejalan kaki
harus berebut ruang dengan kendaraan bermotor dan kendaraan tidak bermotor.
Jalur lambat ruas jalan ini dipenuhi aktifitas andong dan becak yang parkir ataumelintas. Ruas jalan pun semakin padat seiring meningkatnya kebutuhan ruang
usaha dari Pedagang Kaki Lima(PKL)Malioboro.
Malioboro telah berkembang menjadi pusat ekonomi modern. Gedung-gedung
tinggi, shopping mall, department store, supermarket, restoran, dan hotel
berbintangpun bermunculan. Berbagai jenis usaha modern itu semakin mendesak
ruang bagi PKL atau unit usaha kecil lainnya.
Pertumbuhan tingkat ekonomi masyarakat dan kemudahan membeli kendaraanmenjadikan lalu lintas di kawasan ini semakin padat. Akibatnya, terjadi tingkat
kemacetan dan polusi gas buang kendaraan bermotor. Sebagai antisipasi,
Pemerintah Kota Yogyakarta berinisiatif mengembangkan sarana angkutan
penumpang masal, bus Trans Jogja.
Pada sebelah selatan Malioboro, terdapat komplek Kraton yang menjadi tempat
tinggal raja Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono. Setiap tahun pihak Kraton
menyelenggarakan upacara adat Sekaten di Alun-Alun Utara. Perayaan ini
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
58/136
merupakan ungkapan syukur dan persembahan atas kelimpahan rejeki dan
sumber daya yang melimpah dari Sang Pencipta. Prosesi ini dimeriahkan gelaran
Gamelan Sekaten. Dalam perayaan tersebut ada arak-arakan dua buah Gunungan,
yang terbuat dari aneka hasil bumi seperti sayuran hingga buah-buahan. Di akhir
prosesi, kedua gunungan tadi diperebutkan oleh pengunjung.
Aktifitas ekonomi lainnya terdapat di Pasar Beringharjo. Aneka jajanan tradisional
dijajakan di pintu gerbang pasar. Makanan khas sepertipecel pincuk, warna-warni
cenil, cemplon, dan makanan khas lain banyak tersedia. Di dalam pasar, ada
dagangan berupa aneka produk batik, kerajinan (handicraft), beragam empon-
empondan jejamuan. Selain itu diperdagangkan juga beragam bahan pangan yang
terbagi dalam bagian atau los pasar, seperti los beras, los bumbu, los umbi-umbian,los buah dan sayuran, serta los daging.
Pada malam hari, geliat ekonomi masih berlangsung di angkringandan warung-
warung lesehan. Angkringanmenjadi salah satu ciriutama kuliner Yogyakarta yang
didominasi pedagang dari wilayah Klaten. Angkringan juga menjadi tempat
bersosialisasi warga dimana mereka berbincang masalah ringan hingga serius.
Tidak jauh dariMalioboro, tersebar sentra makanan khas Yogyakartayang menjual
bakpiadan gudeg. Sentra bakpia banyak terdapat di daerah Pathuk, bagian baratYogyakarta. Sementara, gudeg biasanya di sebelah selatan, tepatnya di Kampung
Wijilan.
Budaya modern dan tradisional menyatu dalam kehidupan sehari-hari di
Malioboro. Di Malioboro dapat dipelajari gairah kehidupan tradisional dan
dampak globalisasi pada masyarakat Yogyakarta. Di Malioboro pula kita dapat
belajar tentang kemacetan yang terjadi dan dampaknya bagi kesehatan manusia
lesehan.
Yogyakarta dan Pasar Beringhardjo, merupakan tempat belajar yang maha
dahsyat, kita dapat mempelajari beragam keragaman hasil sumber daya alam
hayati yang membuat negara Indonesia terjajah ratusan tahun dan beragam
budaya dan hasil karya seni tradisional masyarakat Yogyakarta yang unik dan
khas.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
59/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
60/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
61/136
3. KOTAGEDEKotagede merupakan kawasan kota tua di bagian tenggara kota Yogyakarta.
Daerah ini terletak tidak jauh dari Sungai Gajahwong sebagai salah satu dari tiga
buah sungai yang melintasi kota Yogyakarta. Keramaian pada kawasan ini
berpusat di pasar tradisional, yaitu Pasar Legi. Di halaman depan pasar ini juga
tersedia beragam jajanan pasar, seperti yangkodan kipoyang menggunakan resep
tempo dulu.
Kotagede pernah menjadi pusat kota pada masa Kerajaan Mataram Islam kuno.
Masih banyak dijumpai bangunan-bangunan kuno yang menjadi cagar budaya
yang terjaga dalam bentuk aslinya. Arsitektural bergaya Jawa terlihat dalam
bentuk-bentuk rumah joglo dan pendopo.Bangunan cagar budaya lain antara lain
Masjid Kotagede, Makam Kotagede, Omah Dhuwur, dan gedung Kantor Pos.
Banyak wisatawan yang berkunjung untuk menikmati dan belajar tentang
bangunan-bangunan kuno tersebut.Salah satunya melalui paket wisata Kotagede
Heritage Trailyang dikembangkan oleh komunitas setempat yang peduli warisan
budaya.
Sekarang Kotagede dikenal sebagai sentra industri kerajinan perak. Kerajinan kulit
juga berkembang menjadi produk wayang kulit dan aksesoris berbahan kulit.Namun aktifitas kerajinan ini juga menimbulkan dampak terhadap kondisi
lingkungan hidup. Limbah pengolahan kulit yang dihasilkan masih dibuang
langsung ke sungai. Akibatnya kondisi ekosistem sungai kurang sehat dan
tercemar. Hal ini diperparah oleh adanya limbah rumah tangga yang juga langsung
dibuang ke sungai.
Kondisi-kondisi yang menurunkan derajat kesehatan masyarakat ini sekarang
diperhatikan dengan sungguh-sunguh. Berbagai upaya warga masyarakat untuk
mengubah perilaku hidup bersih dan sehat dilakukan secara kontinyu. Sosialisasipengelolaan sampah rumah tangga mandiri, hingga praktek pengolahan sampah
plastik kemasan menjadi produk-produk kerajinan daur ulang. Infrastruktur
sarana sanitasi yang memadai untuk melayani warga juga dikembangkan, di
kawasan ini telah dibangun Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) Komunal dan
Instalasi Penjernihan Air Komunal.
Walaupun berbagai upaya pengolahan limbah telah dilakukan, pembuangan
sampah langsung ke sungai masih terjadi, baik oleh rumah tangga langsung
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
62/136
maupun berbagai industri. Hal ini menimbulkan kerawanan bencana banjir dan
longsor badan sungai. Tindakan antisipasi untuk mengurangi resiko bencana,
warga masyarakat bergotong royong membangun bronjong sungai, dan
membentuk tim pemantau sungai. Pemerintah Kota Yogyakarta mendukung
inisiatif ini dengan membangunkan talud tebing sungai sebagai upaya
meningkatkan kesiapsiagaan.
Selain itu, letakkawasan ini yang tidak jauh dari sesar Opak menyimpan potensi
bencana gempa bumi tektonik seperti yang terjadi tahun 2006. Akibat gempa itu,
banyak korban jiwa dan bangunan rusak berat.
Kerajinan motif corak flora dan fauna diharapkan dapat meningkatkan kecintaan
terhadap keanekaragaman hayati (Foto: M Hari Subarkah)
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
63/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
64/136
C.POTENSI KULON PROGO1. PANTAI PASIR MENDIT DUSUN J ANGKARANPantai Pasir Mendit dan perkampungan nelayan dusun Jangkaran terletak di ujung
barat Kulonprogo. Formasi pantainya berpasir sekaligus menjadi muara dari
Sungai Bogowonto. Sungai Bogowonto berhulu di Gunung Sumbing, Temanggung,
Jawa Tengah. Kawasan inimenjadihabitat berbagai macam burung air. Jenis yang
sering ditemukan diantaranya burung Trinil, burung Trulek, burung Kuntul
Kerbau, dan burung Dara Laut. Keragaman jenis fauna lebih banyak terdapat di
areal hutan mangrove dan nipah yang menjadi habitat berbagai burung lain danmamalia air seperti musang galing, berang-berang, dan beberapa jenis ular.
Beberapa burung juga mudah ditemukan di areal pertanian lahan pasir di sini,
seperti Kutilang, Bondol Jawa dan Walet Linchi.
Contoh keragaman hayati yang ditemukan di pantai Yogyakarta (Foto: Wicak
Baskoro)
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
65/136
Kawasan ini juga mengembangkan wisata pantai, namun belum optimal karena
jaraknya yang jauh serta obyek dan daya tarik wisata yang terbatas.
Sebagai muara dari sungai Bogowonto mengakibatkan kawasan itu menjadi
mempunyai ancaman kejadian banjir muara, gelombang pasang, dan tsunami.
Untuk mengurangi ancaman, dipasang instalasi pemecah gelombang dan
penanaman mangrove. Penanaman mangrove juga bermanfaat melindungi usaha
tambak ikan dan udang milik masyarakat. Selain itu, dibangun bronjongdipinggir
sungai oleh masyarakat secara swadaya.
Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, dibentuk Paguyuban Masyarakat Peduli
Muara Bogowonto (PMPMB) yang bersiaga memantau perubahan kondisi alam.
Salah satu kegiatannya adalah pengerukan sedimentasi muara yang dilakukan
hampir setiap tahun. Di masa lalu, pengerukan dilakukan secara manual oleh
warga.Namun sekarang, pengerukan dilakukan dengan menggunakan alat berat
backhoe. Selain paguyuban ini, juga disiagakan tim SAR Laut Dusun Jangkaran yang
dibantu tim Stasiun Radar Angkatan Laut. Aktivitas yang telah dilakukan adalah
simulasi dasar dan ketrampilan-ketrampilan untuk meningkatkan kesiapsiagaan
bencana.
2. PANTAI GLAGAH DAN PANTAI CONGOTPantai Glagah merupakan muara sungai Progo di sebelah timur. Kawasan ini juga
menjadi habitat berbagai burung air, baik lokal maupun migran. Namun
perkembangan kawasan menjadi daerah tujuan wisata memicu banyaknya
perpindahan habitat burung.
Selain wisata pantai, kawasan pantai Glagah juga menawarkan Agrowisata Buah
Naga. Agrowisata Buah Naga merupakan pengembangan pola pertanian lahanpasir sebagai upaya peningkatan perekonomian warga masyarakat. Disamping itu,
rumah makan dengan sajian ikan segar dengan berbagai olahan juga menjadi daya
tarik wisata lainnya.
Seperti wilayah pantai lain, angin kencang, gelombang pasang,dan tsunami tetap
menjadi ancaman yang patut diwaspadai. Sebagai langkah antisipasi, telah
dipasang alatDeteksi tsunami dan pembentukan tim SAR Laut.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
66/136
Sungai Progo yang bermuara di Pantai Glagah. Sebelah kiri dan kanan sungai
banyak dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan (Foto:M Hari Subarkah)
3. PANTAI TRISIKHamparan pantai di kawasan ini masih cukup bersih. Pantai ini menjadi tempat
penyu Lekang untuk mendarat dan bertelur. Nelayan setempat mempunyai
kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian satwa liar laut ini. Pada salah satu
rumah yang dekat dengan garis pantai terdapat tempat Penangkaran Penyu.
Kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat setempat ini juga mendapat dukungan
dan perhatian dari pemerintah daerah setempat dan lembaga pelestarian
lingkungan hidup non-pemerintah.
Kawasan pantai Trisik ini mempunyai ekosistem yang unik, yaitu laguna. Laguna
ini menjadi tempat perhentian sementara bagi ratusan burung air migran, seperti
Dara Laut dan jenis lain. Setiap tahun, terjadi migrasi burung dari belahan bumi
utara menuju ke bumi selatan. Burung-burung itu menghindari cuaca musim
dingin di belahan bumi utara. Mereka lalu bergerak mencari tempat yang lebih
hangat dengan persediaan pangan yang cukup. Di laguna ini, burung-burung
tersebut memakan ikan-ikan kecil dan serangga air.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
67/136
Saat memasuki kawasan pantai Trisik, pengunjung akan melihat banyak aktifitas
perkampungan nelayan. Perahu mendarat dan orang memperbaiki menjadi
pemandangan yang jamak. Ada juga warung-warung yang menawarkan aneka
hidangan masakan ikan laut. Pantai Trisik berada di garis pantai sebelah timur
pantai Glagah dan Congot.
Pada saat musim angin kencang, para nelayan tidak pergi melaut. Sebagai gantinya,
mereka mulai mengembangkan juga pertanian lahan pasir. Ada beragam jenis
sayur yang mulai dipanen dari lahan mereka yang berguna untuk mencukupi
kebutuhan rumah tangga dan pendapatan ekonomi ae. Di saat situasi musim
seperti itu, tim SAR Laut bersiaga dan memantau kawasan tersebut secara intensif.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
68/136
4. WADUK SERMOKali Ngrancah mengalir deras di antara bukit-bukit kecil.Kemudian aliran air ini
terkumpul di Waduk Sermo. Sungai (Kali, Bahasa Jawa) ini mengalir di antara
perbukitan kecil yang membentuk panorama alam yang indah. Luas kawasan
waduk ini sekitar 181 hektar. Waduk yang terletak di Kecamatan Kokap,
Kabupaten Kulonprogo, ini selesai dibangun pada 20 November 1996 dan
diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Selain berfungsi sebagai waduk, kawasan ini juga berfungsi sebagai suaka
margasatwa. Karena itu, kawasan tersebut dijaga untuk melindungi flora dan
faunanya.Pengelola suaka margasatwa ini adalah Balai Konservasi Sumber Daya
Alam Provinsi Yogyakarta. Pepohonan yang tumbuh besar di sini menghadirkan
kesejukan. Banyak terdapat jenis pohon disini, mulai dari pohon Pinus (Pinus
merkusii), pohon Jati (Tectona grandis), pohon Akasia (Acacia sp.), pohon Kayu
putih (Melaleuca leucadendra), pohon Mahoni, pohon Eukaliptus dan pohon
Sonokeling. Selain itu, puluhan jenis burung dan unggas juga hidup bebas di
kawasan suaka margasatwa ini. Misalnya, burung Elang Bondol (Lonchura
leucogastroides),burung Kepodang Kuduk Hitam (Oriolus hinensis),burung Cucak
Kutilang (Pycnonotus aurigaster), burung Punai Gading (Treron vemans), burung
Tekukur (Streptopelia chinensis), burung Elang Bido (Spilornis cheela), burungElang Hitam (Ictinaetus malayensis), burung Walet Sapi (Collocalia esculenta) dan
Ayam Hutan Hijau (Gallus varius). Akar pepohonan di kawasan ini mampu
mengikat tanah lereng perbukitan itu agar tidak mudah longsor. Kerapatan
pepohonan ini juga menjadi kawasan serapan air hujan (catchment area) bagi
Kulonprogo.
Waduk Sermo ini dapat menampung 25 juta meter kubik air dengan genangan
seluas 157 hektar. Air ini dikelola oleh PDAM Kabupaten Kulonprogo untuk
layanan kebutuhan air bersih rumah tangga. Ribuan meter jaringan pipa-pipamenjangkau langsung ke ribuan rumah tangga di kabupaten ini untuk dikonsumsi
sebagai air bersih sehari-hari.
Selain itu, sumber daya air waduk ini juga dimanfaatkan untuk mengairi ribuan
hektar lahan dan areal persawahan di sekitarnya. Pengairan menjadi jaminan bagi
persawahan tersebut untuk mendapatkan akses air sepanjang tahun sehingga
tidak mengalami kekeringan.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
69/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
70/136
5. SAMIGALUHPada bulan Desember di setiap tahunnya, di kawasan ini akan sering dijumpai bau
harum yang berasal dari buah durian. Itulah saat dimana panen raya buah durian.
Buah beraroma harum itu diambil langsung dari pohon-pohon di kebun
masyarakat yang terletak di lereng gugusan perbukitan Menoreh. Kondisi alami
gugusan perbukitan ini memiliki kondisi tanah labil dan tingkat kemiringan lereng
curam. Tak mengherankan kalau sering terjadi bencana tebing longsor.
Pada masa panen raya, buah durian ini menjadi pendapatan utama bagi
masyarakat setempat. Citarasa buah durian dari kawasan ini sangat istimewa.
Biasanya durian dijajakan langsung di pinggir jalan oleh warga. Ada juga yang
diangkut kendaraan untuk diperdagangkan di kota Yogyakarta dan kota lain. Hasil
kebun yang lain adalah rambutan dan cengkih. Komoditas ini juga diperdagangkan
ke kota lain.
Namun, di beberapa tempat lain pada kawasan yang sama akses air bersih masih
menjadi masalah serius. Hal ini sering terjadi pada saat musim kemarau panjang.
Tak jarang warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk pengadaan air
melalui layanan jasa truk tanki air.
Suasana lereng gugusan perbukitan ini juga tidak pernah sepi. Kadang terlihat
kelincahan dan suara merdu berbagai jenis burung madu, kelelawar, codot.Kadang
nampak pula segerombolan monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) sedang
berkeliaran.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
71/136
6. DESA SENDANGSARI PENGASIHKawasan desa ini terletak tidak jauh dari kota Wates, Ibukota Kabupaten
Kulonprogo. Secara umum, mata pencaharian warga masyarakat desa ini di sektor
pertanian irigasi. Sumber mata air Clereng dan aliran sungai Serang menjadi
tumpuan dari irigasi ini.
Disini ada kelompok warga yang telah berinisiatif mengolah potensi sumber
pangan lokal. Mereka melakukan budidaya beragam umbi-umbian lokal, mulai dari
tanaman suweg, tanaman uwi, tanaman gembili, tanaman singkong rambat,
tanamangadung, dan tanaman garut.
Sekarang, paguyuban pelestari umbi lokal Desa Sendangsari ini telah berhasil
mengembangkan aneka produk olahan yang dijual di pasar. Mulai dari produk
tepung, emping, dan kue-kue kering. Inisiatif konservasi keanekaragaman hayati
yang dilakukan ini ternyata dapat memberikan pendapatan ekonomi alternatif
bagi warga masyarakat setempat.
Gadung (Dioscorea hispida) Gembili (Dioscorea esculenta)
Uwi (Dioscorea alata) Suweg (Amorphophallus paeoniifolius)
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
72/136
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
73/136
D.POTENSI BANTULKabupaten Bantul sebagian besar berupa lanskap dataran. Kawasan ini menjadi
tempat pemukiman dan pertanian yang didukung pengairan dengan sistemirigasi.
Flora identitas Bantul adalah Sawo Kecik (Manilkara kauki) dan fauna
identitasnya adalah burung Dederuk Jawa (Streptopelia bitorquata). Kreativitas
masyarakat Bantul cukup tinggi. Hal ini terlihat dari bentuk produk kerajinan
gerabah di Kasongan dan kerajinan batik tulis di Giriloyo. Selain itu, potensi wisata
pantai dan gumuk pasir di Pantai Parangtritis dan Parangkusumo yang eksotis
menjadi keunggulan Bantul. Setahun sekali masyarakat menyelenggarakan
Upacara adat Labuhan Laut di Pantai Parangkusumo.
Kejadian gempa bumi tektonik pada tanggal 27 Mei 2006 yang melanda Kabupaten
Bantul, telah membangkitkan masyarakat untuk lebih siap dan siaga terhadap
bencana. Gotong royong dan kesetiakawanan yang sangat kental di masyarakat
Bantul mempercepat proses pemulihan bencana.
1. KASONGANTerletak di kawasan Bantul bagian utara, tepatnya di Pedukuhan Kajen, Desa
Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan. Kasongan merupakan salah satu sentra industri
gerabahyang telah diekspor keEropa dan Amerika. Gerabah unggulannya adalah
guci bermotif burung merak, bunga mawar, naga, dan lain-lain. Bentuk produk
yang lain adalah pot, pernak-pernik souvenir, pigura, dan masih banyak lagi. Selain
gerabah, produk kerajinan berbahan batok kelapa, bambu rotan dan kayu
berkembang pesat. Produk kerajinan yang dihasilkan antara lain bunga tiruan,
lampu hias, miniatur alat transportasi (becak, sepeda, mobil), aneka tas, patung,
topeng,serta hiasan interior rumah lainnya. Karena itu, daerah Kasongan saat ini
menjadi desa wisata dan edukasi, pengunjung dapat melihat proses pembuatan
gerabah dan dapat belajar membuat gerabah sendiri.
Gempa bumi tektonik tahun 2006 berkekuatan 5,9 Skala Richter, meruntuhkan
sentra kerajinan dan a Kasongan. Belajar dari pengalaman, masyarakat
memperkuat struktur bangunan tahan gempa dan memasang rambu jalur
evakuasi.
7/22/2019 Buku Ibu Aulia 2 Reprint
74/136
2. IMOGIRIImogiri memiliki lanskap dataran pada sisi selatan sehingga menjadi pusat
pemukiman, sedangkan di sisi utara dan timur topografinya berbukit dan relatif
berhutan. Oleh karenanya, terdapat perbedaan keragaman jenis flora, yang
selanjutnya berpengaruh pada keanekaragaman jenis fauna. Sisi utara dengan
kerapatan dan keragaman jenis flora yang lebih tinggi, keragaman jenis faunanya
menjadi lebih tinggi, selain adanya pengaruh aktivitas manusia di kawasan
tersebut.Burung-burung yang sering dijumpai antara lain burung Cekakak sungai
(Todirhamphus chloris), burung Kutilang (Pycnonotus aurigaster), Kacamata biasa
(Zosterops palpebrosus), Bondol jawa (Lonchuna leucogastroides), Bondol peking
(Lonchuna punctulata), Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), Gemak tegalan (Turnix
sylvatica), Manyar (Ploceus sp.). Jenis mamalia-nyaantara lain adalah jenis Tikus
(Rattus sp), Musang air (Cynogale benntteii), Garangan (Herpestes semitorquatus),
Kelelawar (Pteropus sp.& Rousettus sp.), jenis Codot (Emballonura sp.), serta Tupai
(Tupaia sp.). Walaupun memiliki beragam fauna, salah satu ancaman utama
terhadap kelestariannya adalah perburuan.Perburuan itu untuk tujuan konsumsi,
perdagangan,dan perburuan karena satwa tersebut dianggap sebagai hama.
Perbedaan topografi dan pemanfaatan lahan berpengaruh pada aktivitas mata
pencaharian yang berkembang di masyarakat. Pada kawasan yang datar, banyak
terdapat aktivitas pertanian. Sedangkan di kawasan yang berbukit, banyak
dijumpai aktivitas berkebun. Selain bertani dan berkebun, masyarakat Imo
Top Related