i
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
FANATISME REMAJA GORONTALO TERHADAP BUDAYA POP KOREA
BIDANG KEGIATAN
PKM-GAGASAN TERTULIS
Diusulkan Oleh :
Yatno Suradi Rasyid ( Ketua ) Nim. 231 410 116 Angkatan 2010
Herdiaanto Umar ( Anggota 1 ) Nim. 281 410 104 Angkatan 2010
Nundriyanti Manjoe ( Anggota 2 ) Nim. 281 410 067 Angkatan 2010
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
KOTA GORONTALO
2013
ii
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Puji dan syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat-Nyalah, karya ilmiah ini dapat kami selesaikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing PKM-GT yang telah menugaskan kami
membuat karya ilmia ini, karena dengan membuat karya ilmia ini kami menjadi
paham tentang Fanatisme remaja Gorontalo terhadap budaya pop Korea.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak. Begitu pula dengan karya ilmiah ini,
yang tentunya masih jauh dari sempurna. Maka dari itu kami mohon maaf atas segala
kekurangan yang terdapat dalam karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat
berguna bagi segenap pembaca, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya untuk
kemajuan ilmu pengetahuan .
Sekian kata pengantar ini, akhir kata saya mengucapkan banyak terima kasih.
Wallaikumsalam. Wr. wb,
Gorontalo, Januari 2013
Penulis
Yatno Suradi Rasyid
Herdianto Umar
Nundriyanti Manjoe
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………… ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………… iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………….. iv
RINGKASAN ………………………………………………………. v
PENDAHULUAN
Latar Belakang ……………………………………………………... 1
Tujuan dan Manfaat Penulisan ……………………………………... 3
Tujuan Penulisan ………………...………………………………..... 3
Manfaat Penulisan …………………………………………………. 3
GAGASAN
Fanatisme …………. ……………................................................... 4
Hakikat Budaya Pop…………………………………………….….. 4
Budaya Pop Korea Di Indonesia...…………………………………. 5
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan...................................................................... 6
Teknik Implementasi Yang Akan Dilakukan...................................... 6
Prediksi Hasil Yang Diharapkan…..................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT PENULIS...................................................... 8
BIODATA DOSEN PENDAMPING............................................... 9
v
RINGKASAN
Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang
menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun saja dengan
cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
menimbulkan perseteruan dan konflik serius.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, fanatisme juga berarti kesenangan yang
berlebihan (tergila-gila, keranjingan). Sepenggal perjalanan kisah hidup Chairil
Anwar adalah salah satu contoh saja. Dia lebih berat membeli buku sastra daripada
membeli makanan untuk bertahan hidup, atau obat untuk menyembuhkan penyakit
raja singa yang dideritanya. Lihat pula penggemar fanatik grup band Slank yang rela
membentuk komunitas suka rusuh, lengkap dengan pengurus dan benderanya setiap
distrik, meski tanpa bayaran. Dipastikan, mereka wajib hadir jika grup pujaannya
melakukan konser di daerah mereka.
Ayo remaja indonesia kita boomingkan kembali budaya kita yang sudah
dijajah oleh negara lain. jangan sampai kita dijajah untuk kedua kalinya. lestarikan
budaya indonesia cintai budaya indonesia, sehingga kita bangga mempunyai banyak
budaya yang kita punya. bukan malah melestarikan budaya yang tidak jelas arahnya
dari negara lain. karena ini menjadi tanggungjawab kita bersama untuk menjaga dan
melestarikan budaya indonesia dikalangan masyarakat umum dan remaja pada
khususnya yang akan menjadi penerus bangsa.
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebudayaan adalah hasil karya pemikiran manusia yang dilakukan dengan
sadar dalam kehidupan kelompok. Unsur-unsur potensi budaya yang ada pada
manusia antara lain pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Untuk menjadi
manusia sempurna, ketiga unsur kebudayaan tersebut tidak dapat dipisahkan. Dalam
hubungan ini Ki Hajar Dewantara menyatakan bahw` “Kebudayaan adalah buah budi
manusia dalam hidup bermasyarakat”.
Kebudayaan bersifat dinamis. Kebudayaan selalu berubah seiring
perkembangan zaman. Perubahan kebudayaan ini telah terjadi sejak zaman pra-
sejarah yaitu berubahnya pola hidup berburu dan meramu menjadi pola hidup
bercocok tanam tingkat lanjut dan perundagian.
Perubahan kebudayaan disebabkan oleh banyak faktor, salah satu faktor
pendukungnya adalah adanya kontak dengan kebudayaan lain. Seperti masuknya
kebudayaan India ke Nusantara (Indonesia) pada awal zaman sejarah. Kebudayaan
India tersebut mempengaruhi kepercayaan dan ritual masyarakat, seni dan teknologi,
serta tata cara administrasi pemerintahan yang cukup tinggi.
Perubahan kebudayaan seperti di atas tidak dapat kita hindari. Pada era
modernisasi, perubahan kebudayaan berlangsung sangat cepat karena pengaruh
kemajuan teknologi. Budaya asing dapat masuk ke Indonesia sewaktu-waktu dan
membuat perubahan yang signifikan mulai dari pola pikir, perilaku, sampai pola
hidup masyarakat.
Budaya asing yang sangat besar pengaruhnya terhadap kebudayaan di
Indonesia adalah budaya barat. Budaya barat masuk ke berbagai sektor termasuk cara
berpakaian. Budaya pakaian orang Indonesia yang tertutup sebagai simbol
kepribadian orang timur mulai bergeser. Terutama di kalangan para remaja. Gaya
berpakaian remaja menjadi lebih terbuka dan norak. Bahkan, di kota-kota besar
2
seperti Jakarta, gaya hidup bebas yang merupakan gaya pop barat sudah menjadi
bagian dari kehidupan sehari-hari.
Seiring berubahnya waktu masuknya budaya pop sekarang ini tidak hanya di
dominasi oleh budaya barat. Asia pun sudah mulai menjadi pengekspor budaya pop.
Selain Jepang, Korea mulai bertindak sebagai pengekspor budaya pop melalui
tayangan hiburan dan menjadi saingan berat bagi Amerika dan negara-negara Eropa.
Hal ini sejalan dengan kemajuan industri hiburan Korea dan kestabilan ekonomi
mereka.
Selama sepuluh tahun terakhir, demam budaya pop Korea melanda Indonesia.
Fenomena ini dilatarbelakangi Piala Dunia Korea-Jepang 2002 yang berakhir dengan
masuknya Korea sebagai kekuatan empat besar dunia. Kesuksesan Korea di Piala
Dunia 2002 semakin menaikkan prestise Korea di mata dunia.
Berbeda dengan budaya pop Jepang yang hanya menjangkau anak-anak dan
remaja, budaya pop Korea mampu menjangkau segala usia, mulai dari anak-anak
sampai orang dewasa. Menurut Kim Song Hwan, seorang pengelola sindikat siaran
televisi Korea Selatan, produk budaya Korea berhasil menjangkau penggemar di
semua kalangan terutama di Asia disebabkan teknik pemasaran Asian Values-
Hollywood Style. Artinya, mereka mengemas nilai-nilai Asia yang dipasarkan dengan
gaya modern. Istilah ini mengacu pada cerita-cerita yang dikemas dengan nuansa
kehidupan Asia, namun pemasarannya memakai cara internasional dengan
mengedepankan penjualan nama seorang bintang atau menjual style.
Globalisasi budaya pop Korea atau yang lebih dikenal dengan Korean Wave
(Hallyu) ini berhasil mempengaruhi kehidupan masyarakat dunia. Hasil diskusi dalam
rangka memperingati hari jadi Jurusan Korea di Universitas Gadjah Mada
menyatakan bahwa Korea pada abad 21 berhasil bersaing dengan Hollywood dan
Bollywood dalam memasarkan budaya ke dunia luar. Berbagai produk budaya Korea
mulai dari drama, film, lagu, fashion, hingga produk-produk industri tidak hanya
mewabah di kawasan Asia tetapi sudah merambah ke Amerika dan Eropa.
3
Di kota Gorontalo, banyak dijumpai remaja yang melakukan imitasi terhadap
budaya pop Korea tersebut, mulai dari gaya rambut, model pakaian, aksesoris, sampai
pola hidup dan cara berinteraksi dengan teman sebaya.
Hal tersebut menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti eksistensi budaya asli
Indonesia di kalangan remaja Kota Gorontalo berkaitan dengan merebaknya budaya
pop Korea di tanah air dan sikap imitasi yang berlebihan dari kalangan remaja Kota
Gorontalo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan judul.
“Fanatisme remaja Gorontalo terhadap budaya pop Korea”.
Tujuan Dan Manfaat Yang Ingin Dicapai
Tujuan Penulisan
Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini yaitu:
a. Untuk mendapatkan gambaran umum tentang live stile ala korea remaja
Gorontalo
b. Dapat mengetahui perubahan akibat dari fanatisme berlebihan terhadap pop
Korea.
c. Serta dapat mengetahui hal apa saja yang aharus di lakukan untuk menjaga
budaya lokal untuk tetap eksis.
Manfaat Penulisan
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan akan lebih bermanfaat bagi
pengembangan teori-teori yang menyangkut akan pentingnya melastarikan budaya
lokal serta mengurangi fanatisme terhadap koreanstar.
4
GAGASAN
Fanatisme
Fanatisme adalah sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang
menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan atau apapun saja dengan
cara berlebihan (membabi buta) sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
menimbulkan perseteruan dan konflik serius.
Dalam konteks kehidupan sehari-hari, fanatisme juga berarti kesenangan yang
berlebihan (tergila-gila, keranjingan). Sepenggal perjalanan kisah hidup Chairil
Anwar adalah salah satu contoh saja. Dia lebih berat membeli buku sastra daripada
membeli makanan untuk bertahan hidup, atau obat untuk menyembuhkan penyakit
raja singa yang dideritanya. Lihat pula penggemar fanatik grup band Slank yang rela
membentuk komunitas suka rusuh, lengkap dengan pengurus dan benderanya setiap
distrik, meski tanpa bayaran. Dipastikan, mereka wajib hadir jika grup pujaannya
melakukan konser di daerah mereka.
Hakikat Budaya Pop
Secara umum, budaya populer atau sering disingkat budaya pop merupakan
budaya yang ringan, menyenangkan, trendi, banyak disukai dan cepat berganti.
Dalam pandangan John Fiske (1989), agar menjadi budaya populer, sebuah
komoditas budaya haruslah dapat melahirkan ketertarikan pada banyak orang karena
budaya pop bukan sekadar barang konsumsi, melainkan sebuah budaya.
Budaya populer ini berperan besar dalam mempengaruhi pemikiran seseorang
dalam memahami orang atau kelompok lain karena budaya pop merupakan budaya
yang dapat diterima oleh semua kalangan.
Dilihat dari sejarahnya, kehadiran budaya pop tidak dapat dilepaskan dari
perkembangan pembangunan pada abad ke-19 dan abad ke-20. Pada abad ke-19,
pembangunan aspek media massa, khususnya surat kabar dan novel menjadikan
masyarakat dari suatu negara dapat mengakses trendkultur dari negara lain tanpa ada
5
jarak. Memasuki abad ke-20, penemuan radio, televisi, dan komputer juga turut
berperan dalam penyebaran trend kultur dari satu negara ke negara lain.
Budaya populer sebelum masa industri disebut juga sebagai budaya yang
berasal dari budaya rakyat (folk culture). Ia mengangkat masalah ini melalui
pendekatan yang beranggapan bahwa budaya pop adalah sesuatu yang diterapkan
pada “rakyat” dari atas. Budaya pop adalah budaya otentik “rakyat” yang kemudian
berkembang menajadi sebuah budaya yang populer di tengah masyarakat. Namun,
seiring perkembangan masyarakat industri, budaya pop sekarang dipandang sebagai
budaya massa.
Budaya massa mulai banyak menarik perhatian teoritikus sejak tahun 1920
dimana pada tahun tersebut mulai bermunculan sinema dan radio, produksi massal
dan konsumsi kebudayaan, bangkitnya fasisme dan kematangan demokrasi liberal di
sejumlah negara Barat.
Dengan demikian, budaya pop merupakan budaya massa yang berkembang di
tengah masyarakat industri. Budaya pop bersifat ringan dan mudah diterima oleh
masyarakat banyak.
Budaya Pop Korea Di Gorontalo
Dengan demikian, berkembangnya budaya pop Korea (Korean Wave) di
Indonesia merupakan perwujudan globalisasi dalam dimensi komunikasi dan budaya.
Globalisasi dalam dimensi ini terjadi karena adanya proses mengkreasikan,
menggandakan, menekankan, dan mengintensifikasi pertukaran serta kebergantungan
informasi dalam dunia hiburan, dalam hal ini adalah dunia hiburan Korea.
Kebergantungan ini masih dalal dimensi konkrit. Apalagi prosentase terbesar
penerima korean wavedi Indonesia adalah remaja. Padahal, remaja merupakan
tonggak pembangunan nasional. Jika remaja sekarang sudah tidak mengenal
kebudayaannya sendiri, maka kebudayaan nasional dapat mengalami kepunahan dan
berganti dengan kebudayaan baru yang tidak sepenuhnya sesuai dengan kepribadian
nenek moyang negara kita.
6
KESIMPULAN
Gagasan Yang Diajukan
Budaya fanatisme yang berlebhan sangat lah memiliki dampak terhadap
kalangan remaja terutama fanatisme terhadap tokoh yang di idolakan secara
berlebihan fanatisme ini dapat mematikan secara perlahan-lahan budaya lokala yang
seharusnya bisa manjadi aset yang bisa di lestarikan oleh karena itu sebagai seorang
remaja seharusnya bersama-sama dengan pemerintaha melestarikan budaya lokal
sehingga dapat mengurangi fanatisme berlebihan terhadapa sesustu yang di idolakan.
Teknik Implementasi Yang Akan Dilakukan
1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pelestarian budaya lokal dengan cara
melakukan pameran-pameran budaya atau seminar-seminar kebudayaan oleh
pemerintah dan kalangan ilmiah yang merupakan bentuk dari sosialisasi
terhadapa masarakat luas.
2. Dalam proses penerimaan budaya asing hendaklah pemrerrintah melakukan
penentuan-penentuan layak atau tidaknya budaya asing yang harus di adopsi
tanpa harus menghilangkan kebudayaan asli indonesia.
Prediksi Hasil Yang Diharapkan
Dapat meningkatkan kepedulian serta tangguang jawab memiliki rasa bahwa
kebudayaan lokal harus tetap di lestarikan karena budaya merupakan aset dan
identitas sutu bangsa disisi lain juga pelestarian budaya lokal dapat mengurangi
budaya fanatisme yang berlebihan terhadap sesuatu yang di idolakan.
7
DAFTAR PUSTAKA
http://shantyfyn.wordpress.com/2011/11/22/fanatisme-remaja-indonesia-pada korean-
wave/ diunduh pada tanggal 17 Januari 2013
http://izoeel-veteran.blogspot.com/2012/02/fanatisme-remaja-indonesia terhadap.html
diunduh pada tanggal 17 Januari 2013
http://tiankids.web.id/pola-kehidupan-sosial-budaya-masyarakat-indonesia. Diunduh
pada tanggal 17 Januari 2013
Piort Sztompka. 1993. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenanda Media Group
. 1993. Pergeseran Kondisi Dunia Globalisasi Jakarta: Prenanda
Media Group
8
LAMPIRAN
1. Daftar Riwayat Penulis
a. Ketua Kelompok
Nama Lengkap : Yatno Suradi Rasyid
NIM : 231 410 116
Alamat/No HP : Jln.Jendral Sudirman/085399626653
Jurusan : Sejarah
Prodi : Pendidikan Sejarah
Fakultas : Ilmu Sosial
Email : [email protected]
b. Anggota 1
Nama Lengkap : Herdianto Umar
NIM : 281 410 104
Alamat/No HP : Jln. Jendral Sudirman 085398039786
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial
Email : [email protected]
Anggota 2
Nama Lengkap : Nundriyanti Manjoe
NIM : 281 410 067
Alamat/No Hp ; Jln. Jendral Sudirman/085298691686
Jurusan : Sosiologi
Fakultas : Ilmu Sosial
Email : [email protected]
9
2. Biodata Dosen Pendamping
Nama lengkap : Drs. Joni Apriyanto, M.Hum
NIP : 196804011993031004
Tempat/tanggal lahir : Sumenep/ 01 April 1968
Golongan/Pangkat : Pembina Tk.I/ IVb
Jabatan fungsional : Lektor Kepala
Jabatan struktural : Kepala Pusat Pendidikan Karakter
LP3 Universitas Negeri Gorontalo
Fakultas : Ilmu Sosial
Perguruan tinggi : Universitas Negeri Gorontalo
Alamat : Jl. Kapuas, Kel. Bulotadaa Barat,
Kec.Sipatana, Kota Gorontalo, Provinsi
Gorontalo
No telp/Hp : 081340550339
Alamat email : [email protected]
Alamat kantor : Jl. Sudirman, Jurusan Sejarah, Fak. Ilmu
Sosial, UNG, Kec. Kota Tengah, Kota
Gorontalo, No.6
Riwayat Pendidikan : Gelar Doktorandus diraih tahun 1991 pada
program studi Pendidikan Sejarah, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Samratulangi. Pada tahun
2001, berhasil mendapatkan gelar
Magister Humaniora Program Pasca
Sarjana Universitas Gajah Mada.Sejak
tahun 1993 sampai sekarang sebagai dosen
di Jurusan Pendidikan Sejarah.
10
Top Related