EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKANTINGKAT NYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS
Oleh :
MERRY16.14201.30.53
PROGRAM STUDI KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADAPALEMBANG
2020
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKANTINGKAT NYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS
1
Skripsi ini di ajukan sebagaisalah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA KEPERAWATAN
Oleh :
MERRY16.13201.10.53
PROGRAM STUDI KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA HUSADAPALEMBANG
2020
iii
ABSTRAKSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIK)BINA HUSADA PAALEMBANGPROGRAM STUDI KEPERAWATANSkripsi, 25 Agustus 2020
Merry
Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri(xiv + 23 halaman, 5 tabel, 1 bagan, 5 lampiran)
Dismenore adalah rasa nyeri yang dialami ketika menstruasi pada bagian bawahperut. Dismenore sering di kali disertai dengan gejala mual, muntah, diare migren,pusing. Salah satu upaya untuk menurunkan intensitas nyeri dismenore dapatdilakukan dengan senam dismenore.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipengaruh efektivitas senam dismenore terhadap penurunan intensitas nyeri.Metodeyang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian terkait dari reviewliterature 4 jurnal tentang efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkatnyeri yaitu metode eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest ControlGroup Design. Pada review literature ini menunjukkan bahwa Senam Dismenoremempunyai pengaruh terhadap penurunan skala nyeri menstruasi antara sebelum dansesudah dilakukan senam dismenore. Hasil dari penelitian terdapat pengaruh antarasenam dismenore terhadap penurunan nyeri menstruasi
Kata Kunci : Senam Dismenore, dan Dismenore.Daftar Pustaka : 14 (2014-2020)
iv
ABSTRACTBINA HUSADA COLLEGE OF HEALTH SCIENCENURSING STUDY PROGRAMstudent Thesis, August 2020
MERRY
The Effectiveness of Dysmenorrhea In Reducing Pain Levels(xiv + 23 pages, 5 tables, 1 chart, 5 attachments)
Dysmenorrhea is a mild pain during menstruation in the lower part of the stomach.Dysmenorrhea is often symptomatic, vomiting, diarrhea, migraine, dizziness,dizziness. One of the efforts to reduce the pain intensity can be done by doingdysmenorrhea exercises. This study aims to measure the effectiveness of exercise inreducing pain. The method that is more dominant and more frequently used inresearch related to the literature review 4 journals on the effectiveness of exercise inreducing pain levels is the experimental method with the pretest-posttest controlgroup design research design. This literature review shows that Dysmenorrheaexercise has an effect on reducing the pain scale between before and afterdysmenorrhea exercise. The result from the re search there is an influence betweendysmenorrhea exercise on pain reduction
Keywords : Dysmenorrhea, and Dysmenorrhea Exercise.Bibliography : 14 (2014-2020)
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN
EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKAN TINGKATNYERI : SEBUAH TINJAUAN SISTEMATIS
Oleh :
Merry16142013053
Program Studi Keperawatan
Telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan tim pengujiProgram Studi Keperawatan STIK Bina Husada Palembang
Palembang, 25 Agustus 2020
Pembimbing
Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep
Ketua Program Studi Keperawatan
Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep
vi
PANITIA SIDANG SKRIPSIPROGRAM STUDI KEPERAWATN
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN BINA HUSADAPALEMBANG
Palembang, 25 Agustus 2020
KETUA
Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, S.Kep., M.Kes., M.Kep
Anggota 1
Ns. Meta Nurbaiti, S.Kep., M.Kes
Anggota II
Ns. Yunita Liana, S.Kep., M.Kes
vii
RIWAYAT HIDUP PENULIS
I. BIODATA
Nama : Merry
Tempat/Tanggal Lahir : Palembang, 17 Desember 1997
Nomor Pokok Mahasiswa : 16.14201.30.53
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Komplek Wayhitam. Jalan Musi 3 Blok G.
No : 1801 Kode Pos : 30137. Palembang
Nama Orang Tua
- Ayah : M.T.Tambunan.
- Ibu : J.Simamora.
Handphone : 081284808517
Email : [email protected]
II. RIWAYAT PENDIDIKAN
1. 2004-2010 : SD Negeri 24 Palembang
2. 2010-2013 : SMP Negeri 33 Palembang
3. 2013-2016 : SMA Negeri 3 Palembang
4. 2016-2020 : STIK Bina Husada Palembang
viii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Kupersembahkan Kepada :
1. Skripsi ini merry persembahkan pada dua orang yang paling berharga dalam
hidup merry, bapak dan mamak. Terimakasih karena selalu sabar menghadapi
sikap merry yang terkadang tidak menurut apa kata kalian, terimakasih karena
selalu menjaga merry dalam setiap doa-doa disepanjang malam serta atas usaha
dan kerja keras yang bapak mamak lakukan demi untuk kesuksesan merry. Merry
sadar banyak sekali kekurangan merry sehingga sering kali membuat kalian
bersedih dan kecewa. Merry akan lebih berusaha lagi untuk membahagiakan
kalian berdua. Pencapaian ini adalah persembahan istimewa merry untuk bapak
dan mamak, sehat selalu untuk kalian berdua, merry sangat mencintai dan
menyayangi kalian.
2. Untuk saudara-saudara ku tersayang, terimakasih sudah mendukung serta
memberi masukkan kepada merry. Semoga kita bisa dapat membahagiakan kedua
orang tua kita.
Motto :
Perjuangan merupakan bukti bahwa engkau belum menyerah, peperangan selalumenyertai lahirnya suatu mujizat. Manusia dapat menimbang-nimbang dalam hati,
tetapi jawaban lidah berasal dari pada Tuhan, Hati manusia memikir-mikirkanjalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.
“Serahkan hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya, dan ia akanbertindak”
(Mazmur 37 : 5)
ix
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri : Sebuah
Tinjauan Sistematis” Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi S1 Keperawatan Dalam menyelesaikan Skripsi ini,
penulis tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberi bimbingan,
petunjuk, serta saran sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Amar Muntaha SKM, M.Kes selaku Ketua STIK Bina Husada Palembang.
2. Ns. Kardewi S.Kep., M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan STIK Bina
Husada Palembang.
3. Ns. Sutrisari Sabrina Nainggolan, M.Kes., M.Kep selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan STIK Bina Husada Palembang dan dosen Pembimbing yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ns. Meta Nurbaiti S.Kep., M.Kes selaku Dosen Penguji 1 dalam seminar Skripsi
terima kasih atas masukannya dan saran serta arahannya dalam seminar Skripsi ini.
5. Ns. Yunita Liana, S.Kep., M.Kes Selaku Dosen penguji 2 dalam seminar Skripsi
terima kasih atas masukannya dan saran serta arahannya dalam seminar Skripsi ini.
x
6. Rezky Krisopras Koamesah My Support System.
7. R.A Dwi Ayu Puspitasari (Padang) yang penulis sayangi yang selalu ikut
berpartisipasi dalam menyelesaikan proposal ini.
8. Orang-orang yang penulis sayangi yang selalu memberikan semangat serta
membantu dalam berbagai hal sehingga skripsi ini dapat selesai. Khususnya
teman-teman seperjuangan Pera, Ambar, dan Tyffani, yang telah berjuang
bersama-sama penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam pembuatan Skripsi ini masih
jauh dari sempurna serta masih banyak kekurangan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis, namun
demikian penulis telah berusaha memberikan yang terbaik dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan
dimasa yang akan datang dan semoga Skripsi ini bermaanfaat bagi penulis
Khususnya, dan bagi pembaca pada umumnya.
Palembang, 25 Agustus 2020
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... iHALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI .......................................... iiABSTRAK ...................................................................................................... iiiABSTRACT.................................................................................................... ivPERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................... vPANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI .......................................................... viRIWAYAT HIDUP PENULIS...................................................................... viiPERSEMBAHAN DAN MOTTO................................................................. viiiUCAPAN TERIMAKASIH........................................................................... ixDAFTAR ISI................................................................................................... xiDAFTAR TABEL .......................................................................................... xiiDAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiiiDAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang........................................................................................ 11.2 Pertanyaan Penelitian.............................................................................. 41.3 Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
BAB II METODE PENELITIAN2.1 Metode Pencarian...................................................................................... 6
2.1.1 Sumber Pencarian ............................................................................ 62.1.2 Strategi Pencarian ............................................................................ 6
2.2 Seleksi Studi.............................................................................................. 72.2.1 Strategi Seleksi Studi ...................................................................... 72.2.2 Kriteria Inklusi ................................................................................ 8
2.3 Kriteria Kualitas Studi .............................................................................. 92.4 Ekstraksi Data ........................................................................................... 9
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 Hasil........................................................................................................ 11
3.1.1 Karakteristik Studi ...................................................................... 133.1.2 Teridentifikasinya jenis kumpulan data...................................... 173.1.3 Teridentifikasinya metode .......................................................... 183.1.4 Teridentifikasinya Pengaruh Senam Dismenore ........................ 19
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Tabel 2.1 Strategi Pencarian................................................................... 6Tanel 2.2 Kriteria Inklusi........................................................................ 8Tabel 2.3 Kriteria Kualitas Studi............................................................ 10Tabel 2.4 Ekstraksi Data......................................................................... 11Tabel 3.1 Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis ................................. 13
xiii
DAFTAR BAGAN
No. Bagan HalamanBagan 2.1 Diagram Prisma ................................................................... 7
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
1. Jurnal Ayu Idaningsih Dan Fitri Oktarini “Pengaruh Efektivitas SenamDismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri diSMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019
2. Jurnal Desti Ismarozi Efektifitas Senam Dismenore Terhadap Penanganan NyeriHaid Primer Pada Remaja
3. Jurnal Indah Sulistyoningrum pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeriHaid pada mahasiswi stikes paguwarmas maos cilacap Tahun 2018
4. Jurnal Lina Silvia Santi Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan NyeriMenstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun (Influence OfGymnasticsdysmenorrhea To Declinemenstrualpaininadolescentsprincess
5. Jurnal Nuraeni Pengaruh senam dismenore Terhadap penurunan nyeri padaRemaja putri smk 1 tapango Kecamatan tapango kabupaten Polewali mandar
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi remaja putri saat ini masih menjadi masalah yang perlu
mendapat perhatian. Kesehatan reproduksi remaja putri tidak hanya masalah seksual
saja tetapi juga menyangkut segala aspek tentang reproduksinya, terutama untuk
remaja putri diantaranya adalah perkembangan seks sekunder, yang meliputi suara
lembut, payudara membesar, pembesaran daerah pinggul, dan menarche. (Nurwana,
dkk 2017)
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan
pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi
kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus
menstruasi (hari ke – 1). Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi
adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata – rata
perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. (Nuraeni, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian di Amerika presentase kejadian dismenore
sekitar 60%. Dimana dismenore dialami 30%-50% oleh wanita usia reproduksi dan
10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, menganggu kegiatan belajar
disekolah dan kehidupan keluarga. Di Indonesia angka kejadian dismenore 64,25%,
2
terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Data dinkes
kota palembang yang mengalami nyeri saat menstruasi sebesar 64,3%. (Dewi, 2019).
Dismenorea adalah nyeri paling umum keluhan ginekologi. Tanda dan gejala
dismenorea antara lain sebagai berikut : kram, mual, muntah, kehilangan nafsu
makan, sakit kepala, sakit perut, dan stres. Dismenore adalah nyeri uteri yang
dirasakan pada saat perempuan mengalami nyeri menstruasi, dismenorea yang sering
kali terjadi pada setiap perempuan adalah dismenore primer. (Inayati, 2017).
Dismenore bisa terjadi akibat prostaglanding yang dikandung oleh
progesterone selama fase luteal pada siklus haid, sehingga menyebabkan kontraksi
miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, prostaglanndin
mencapai tingkat maksimum pada awal haid, sehingga menyebabkan kontraksi
miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah, menyebabkan
iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Manuaba, 2015)
Dewasa ini, banyak wanita yang mengalami dismenore tetapi masih
menganggap remeh dampaknya. Gaya hidup yang tidak sehat seperti sering memakan
makanan yang tidak sehat dan kurangnya aktifitas fisik merupakan salah satu
penyebab terjadinya dismenore. Dampak yang terjadi jika nyeri haid (dismenore)
tidak ditangani berupa gangguan aktifitas hidup sehari-hari, retrogad menstruasi
(menstruasi yang bergerak mundur), dll. ( Nora dkk, 2017)
Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan metode farmakologi dan
nonfarmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu mengurangi
dismenore dengan mengkonsumsi obat anti peradang non steroid. Sedangkan terapi
3
Non farmakologi yaitu terapi yang dapat membantu mengurangi dismenore yang
terdiri dari kompres panas, massase, distraksi, olahraga (senam dismenore), aroma
terapi dan masih banyak lagi. (Ismarozi, dkk 2015)
Tindakan yang lebih aman dilakukan adalah dengan melakukan senam atau
yang biasa disebut senam dysmenorhe. Olahraga atau senam merupakan salah satu
teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri karena saat
melakukan olahraga atau senam, otak dan susunan syaraf pusat tulang belakang akan
menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai obat penenang alami.
(Novayelinda dkk, 2015).
Salah satu olah raga yang dapat digunakan untuk mengatasi nyeri haid adalah
dengan senam dismenorea. Senam ini dapat membantu melancarkan aliran darah pada
otot sekitar rahim sehingga rasa nyeri dapat berkurang atau diatasi. Gerakannya
terdiri dari gerakan pelemasan dan peregangan otot. (Kumalasari, 2017)
Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi
dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olah
raga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan diotak dan
susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang
alami yang diproduksi otak sehingga meningkatkan rasa nyaman. (Silvia, 2020)
Senam dismenore dapat mengurangi dismenore karena pada saat melakukan
senam dismenore mengalami peningkatan volume darah yang mengalir ke seluruh
tubuh, termasuk pada organ reproduksi sehingga memperlancar pasokan oksigen ke
4
pembuluh darah, terjadi vasokontriksi otak dan susunan syaraf pada tulang belakang
yang dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang dapat meningkatkan kadar β-
endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri. (Ida, dkk 2019)
Berdasarkan fenomena diatas bahwa penting untuk membahas Efektivitas
Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri karena Dismenorea
merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah penelitian
tentang dismenorea cukup banyak, baik di dalam negeri, maupun di luar negeri.
Tetapi belum dilakukan tinjauan sistematis. Atas pertimbangan inilah peneliti tertarik
untuk melakukan rangkuman literature yang bertujuan untuk efektivitas senam
dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri.
1.2 Pertanyaan Penelitian
1. Jenis kumpulan data apa yang digunakan untuk penelitian mengenai efektivitas
senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid?
2. Metode mana yang berkinerja baik bila digunakan untuk penelitian mengenai
efektivitas senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid?
3. Bagaimana pengaruh terapi Senam Dismenore terhadap penurunan nyeri haid
pada remaja ?
5
1.3 Tujuan Penelitian
1. Teridentifikasi jenis kumpulan data yang digunakan untuk penelitian
mengenai efektivitas senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan
nyeri haid.
2. Teridentifikasi metode yang digunakan untuk penelitian mengenai efektivitas
senam dismenorea sebagai terapi alternatif menurunkan nyeri haid.
3. Teridentifikasinya pengaruh terapi Senam Dismenore terhadap penurunan
nyeri haid pada remaja.
6
BAB II
METODE PENELITIAN
2.1 Metode Pencarian
2.1.1 Sumber Pencarian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelititan kuantitatif dengan
systematic review. Studi systematic review ini di ambil dari berbagai sumber jurnal
tahun 2015-2020. Data yang di dapat mengacu pada sumber data based seperti
Garuda, dan Google Scholar yang sifatnya resmi yang disesuaikan dengan judul
penelitian, abstrak dan kata kunci yang digunakan untuk mencari artikel.
2.1.2 Strategi Pencarian
Pencarian literature menggunakan pendekatan PICO berdasarkan kata kunci
sebagai berikut :
Tabel 2.1Strategi Pencarian
Population(Populasi
Intrvention(Intervensi)
Comparison(Perbandingan)
Outcome (Hasil)
Konsep Utama Konsep Utama Konsep Utama Konsep UtamaRemaja yangmengalamiDismenore
Senam Dismenore - Senam Dismenorecara alternativeDalam MenurunkanTingkat Nyeri Haid.
Sinonim/istilahpencarian
Sinonim/istilahpencarian
Sinonim/istilahpencarian
Sinonim/istilahpencarian
- - - -
7
2.2 Seleksi Studi
2.2.1 Strategi Seleksi Studi
Seleksi studi atau skrening data adalah penaringan atau pemilihan data
(artikel penelitian) yang bertujuan untuk memilih masalah penelitian yang sesuai
dengan topik atau judul, abstrak, kata kunci yang diteliti. Semua data (artikel
penelitian) berupa artikel penelitian kuanitatif yang memenuhi semua syarat dan
kriteria untuk dianalisa lebih lanjut dengan menggunakan metode PRISMA. Seleksi
studi berpedoman pada diagram PRISMA (2009) dan PRISMA 2009 Check List.
Bagan 2.1Diagram Alur PRISMA (2009)
Penelitian diidentifikasi daridatabase Google
Cendikia/Scholar n=15
Penelitian diidentifikasi daridatabase portal Garuda n=9
Catatan setelah duplikat dihapus(n=18)
Judul yang di identifikasi dandisaring (n=9)
Abstrak yang diidentifikasi dandisaring (n=5)
Salinan lengkap diambil dandinilai untuk kelayakannya
Studi termasuk dalam sintesis(n=5)
Excluded (n=11)
Excluded (n=4)
8
Dilihat dari diagram PRISMA diatas menunjukan bahwa terdapat 24 jurnal
artikel ditemukan pada jurnal nasional berbasisis bahasa Indonesia berdasarkan kata
kunci. Dari 24 artikel masing-masing didapatkan 9 artikel dari GARUDA dan 15
artikel dari Google Scholar. Langkah berikutnya adalah peninjauan topik. Setelah
meninjau topik dari (n=24) artikel yang dipilih, sebanyak (n=6) artikel yang
dikeluarkan karena bukan yang termasuk dalam sasaran yang di ingikan. Hasil
pencarian yang sudah didapatkan diperiksa lagi duplikasinya terdapat n=18 artikel
yang di pilih berdasarkan inklusi. Penelitian melakukan skrining berdasarkan judul
(n=9), abstrak (n=5), dan full text (n=5) yang sesuai dengan systematika review.
Assesment yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi didapatkan
sebanyak (n=5) artikel yang bisa digunakan dalam system review.
2.1.2 Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah semua aspek yang harus ada dalam penelitian yang
akan direview. Kriteria inklusi dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan item
PICOS. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini dijelaskan dalam table berikut :
Tabel 2.2Kriteria Inklusi
Participants / population (populasi) Remaja yang mengalami diseminoreIntervention (Intervensi) Senam DismenoreComparison (Perbandingan) -Outcomes (Hasil) Efektifitas senam dismenore dalam
menurunkan nyeriStudy Design / Context Quasi eksperimen dengan rancangan
one group pretest – postest design
9
2.3 Kriteria Kualitas Studi
Penilaian kualitas atau kelayakan pada penelitian ini didasarkan pada data
(artikel penelitian) dengan teks lengkap (full text) dengan memenuhi kriteria yang
telah ditentukan (kriteria inklusi) dan kriteria eksklusi. Kriteria kualitas studi pada
penelitian ini dijelaskan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.3Kriteria Kualitas Studi
Pencarian literatur Dipublikasikan hanya dari jurnal Garudadan Google Schoolar
Batas pencarian 2015-2020Skrining/ penyaringan Full text dengan minimal 2 penulis /
peninjauAbstraksi data Satu orang mengabstraksi data (mahasiswa)
sementara yang satu orang melakukanverifikasi (dosen pembimbing)
Resiko penilaian bias Satu orang menilai sementara yang lainmemverifikasi
Apakah dua penulis akan secaramandiri menilai studi
Ya
Proses Penilaian Full textBagaimana perbedaan pendapatakan dikelola
Perbedaan pendapat akan dikelola olehorang yang ahli
Alat penilaian resiko bias/ alatpenilaian kualitas studi
-
2.4 Ekstraksi Data
Setelah proses protokol telah dilakukan dengan menggunakan metode
PRISMA selanjutnya dilakukan ekstraksi data. Ekstraksi data dalam penelitian ini
akan dilakukan secara manual dengan membuat format yang berisi tentang tipe
10
artikel, nama jurnal atau konferensi, tahun, judul, kata kunci, metode penelitian. Data
akan diekstraksi satu reviewer kedua (dosen pembimbing).
Tabel 2.4Ekstraksi Data
InfoUmum Info Khusus
No Nama Penulis Negara TahunPublikasi
Kriteria Inklusi Item RQ
1. Ayu Idaningsihdan Fitri Oktarini
Indonesia 2020 30 orang siswi kelasX dan XI di SMKYPIB Majalengkayaitu 15 kelompokeksperimen dan 15kelompok control.
Pretest-Posttestcontrol groupdesign.
2. Lina Silvia Santi Indonesia 2020 Sampel penelitian iniadalah semua remajayang mengalaminyeri menstruasi diMadrasah AliyahDarur Azhar yangberjumlah 25 Remaja
PraEksperimentaldenganrancanganOne GroupPretest-Postest
3. Desti Ismarozi,Sri Utami, RiriNovayelinda
Indonesia 2015 Sampel Penelitian iniadalah Siwi kelasVIII sebanyak 30orang
MenggunakanPosttestcontrol groupdesign
4. IndahSulistyoningrum,Norif DidikNurimanah,EllyzabethSukmawati(2018)
Indonesia 2018 Sampel penelitian 15mahasiswi diberiperlakuan senamdismenorhoe dan 15mahasiswi tidakdiberikan perlakuan.
quasiexperimentdesign
5. Nuraeni Indonesia 2017 30 Pasien remajaputri di SMKTapango KecamatanTapango KabupatenPolewali Mandar.
Quasieksperimental,One GroupPrettest-Posttest
11
BAB III
HASIL PEMBAHASAN
3.1 Hasil
Terdapat lima jurnal yang signifikan dan berpengaruh dalam penelitian
mengenai “EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE DALAM MENURUNKAN
TINGKAT NYERI” Yaitu :
Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di SMK YPIB
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang ditulis oleh Ayu Idaningsih,
dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020.
Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina
Silvia Santi Pada Tahun 2020.
Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap
Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk
pada tahun 2015.
Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang
ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018.
12
Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango
Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017.
13
3.1.1 Karakteristik Studi
Tabel 3.1Karakteristik Studi Tinjauan Sistematis “Efektivitas Senam Dismenore Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri”
NO Nama Penulis JudulPenelitian
LokasiPenelitian
PopulasiPenelitian
MetodePenelitian
Hasil Penelitian
1. Ayu Idaningsihdan Fitri Oktarini(2020)
PengaruhEfektifitasSenamDismenoreTerhadapPenurunanIntensitas NyeriDismenore PadaRemaja Putri DiSMK YPIBMajalengkaKabupatenMajalengka
Di SMK YPIBMajalengkaKabupatenMajalengka
Sampel dalampenelitian iniadalah 30 orangsiswi kelas X danXI di SMK YPIBMajalengka yaitu15 kelompokeksperimen dan15 kelompokcontrol.
Pretest-Posttestcontrol groupdesign.
Hasil penelitian menyatakanbahwa sebelum senamdismenore lebih dari setengah(66,7%) remaja putrimengalami intensitas nyerinyasedang dan sesudah senamdismenore lebih dari setengah(77,3%) remaja putrimengalami intensitas nyerinyaringan saat dismenore. Senamdismenore efektivitas terhadappenurunan intensitas nyeridismenore pada remaja putridi SMK YPIB MajalengkaKabupaten Majalengka Tahun2019. Besarnya penurunanintensitas nyeri sebelum dansesudah senam dismenoresebesar 1,8. B
14
2. Lina Silvia Santi PengaruhSenamDismenoreTerhadapPenurunanNyeriMenstruasi PadaRemaja Usia16-17 Tahun.
Lokasi penelitiandilakukan diMadrasah AliyahDarur AzharSimpang EmpatTanah Bambu
Sampel penelitianini adalah semuaremaja yangmengalami nyerimenstruasi diMadrasah AliyahDarur Azhar yangberjumlah 25Remaja
PraEksperimentaldenganrancanganOne GroupPretest-Postest
Nyeri menstruasi sebelumdiberikan intervensi senamdismenore pada remaja putriusia 16-17 tahun hampirsetengahnya (35,7%)mengalami gejala berat danhampir setengahnya (28,6%)responden mengalami nyerisedang pada saat menstruasi.2. Nyeri menstruasi sesudahdiberikan intervensi senamdismenore padaremaja putriusia 16-17 tahunhampirsetengahnya (42,9%)responden mengalami nyeriringan dan hampirsetengahnya (28,9%)responden tidak nyeri padasaatmenstruasi. 3. Adapengaruh senam dismenoreterhadap penurunannyerimenstruasi pada remajaputri usia 16-17 tahun.
3. Desti Ismarozi,Sri Utami, RiriNovayelinda
EfektifitasSenamDismenoreTerhadapPenangananNyeri Haid
Di SMP Negeri14 Pekanbaru
Sampel Penelitianini adalah Siwikelas VIIIsebanyak 30orang
MenggunakanPosttestcontrol groupdesign
Hasil uji Mann Whitneymenunjukkan p value (0,016)< α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yangsignifikan antara rata-ratanyeri haid primer remaja pada
15
Primer PadaRemaja.
kelompok eksperimen yangdiberikan senam dismenoredan kelompok kontrol tanpaberikan senam dismenore,sehingga dapat disimpulkanbahwa pemberian intervensisenam dismenore efektifdalam menangani intensitasnyeri haid primer pada remaja.
4. IndahSulistyoningrum,Norif DidikNurimanah,EllyzabethSukmawati (2018)
PengaruhSenamDismenoreTerhadapDerajat NyeriHaid PadaMahasiswiStikesPaguwarmasMaos Cilacap
MahasiswiStikesPaguwarmasMaos Cilacap
Sampel penelitian15 mahasiswidiberi perlakuansenamdismenorhoe dan15 mahasiswitidak diberikanperlakuan.
quasiexperimentdesign
1. Derajat nyeri haid yangdialami oleh mahasisiwiStikes Paguwarmas maoscilacap sebagaian besarrespoden mengalami derajatnyeri haid pre test yaitu nyeriringan sebanyak 14 orang(48,3%)2. Derajat nyeri haid yangdialami oleh mahasiswi StikesPaguwarmas maos cilacapsebagian besar respondenmengalami derajat nyeri haidpost test yaitu nyeri ringansebanyak 8 orang (53,3%)3. Terdapat pengaruh antarasenam dismenore terhadapderajat nyeri haid padamahasiswi Stikes Paguwarmasmaos cilacap tahun 2017.
16
5. Nuraeni PengaruhSenamDismenoreterhadappenurunanNyeri PadaRemaja PutriSMK 1TapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewaliMandar
Remaja putriSMK TapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewaliMandar.
30 Pasien remajaputri di SMKTapangoKecamatanTapangoKabupatenPolewali Mandar.
Quasieksperimental,One GroupPrettest-Posttest
Dari hasil penelitianmenunjukan bahwa adapengaruh diberikan dan tidakdiberikan senam dismenoreterhadap penurunan nyeri. Halini dapat dilihat dengan nilai P= 0.000 yaitu kurang daritingkat kemaknaan α = 0.05sehingga menunjukan senamdismenore efektif digunakanuntuk menurunkan nyeri
17
3.1.2 Teridentifikasinya Jenis Kumpulan Data
Dari 5 artikel yang di review yaitu Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh
Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang
ditulis oleh Ayu Idaningsih, dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020. Penelitian ini
dilakukan pada siswa kelas X dan XI di SMK YPIB Majalengka yaitu 15 kelompok
eksperimen dan 15 kelompok control.
Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina
Silvia Santi Pada Tahun 2020. Sampel penelitian ini adalah semua remaja yang
mengalami nyeri menstruasi di Madrasah Aliyah Darur Azhar yang berjumlah 25
Remaja nyeri mesntruasi.
Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap
Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk
pada tahun 2015. Sampel Penelitian ini adalah Siwi kelas VIII sebanyak 30 orang.
Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang
ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018. Sampel penelitian 15
mahasiswi diberi perlakuan senam dismenorhoe dan 15 mahasiswi tidak diberikan
perlakuan.
Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango
18
Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017. 30 Pasien
remaja putri di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.
3.1.3 Teridentifikasinya Metode
Jurnal pertama dengan judul “Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore Pada Remaja Putri Di SMK YPIB
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019” yang ditulis oleh Ayu Idaningsih,
dan Fitri Oktarini Pada Tahun 2020. Dengan menggunakan metode Penelitian
eksperimen dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.
Jurnal yang kedua dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun ” yang ditulis oleh Lina
Silvia Santi Pada Tahun 2020. Dengan menggunakan metode Pre-eksperimen
menggunakan rancangan yang digunakan adalah Pra eksperimental dengan rancangan
yang digunakan adalah rancangan One Group Pretest Postest.
Jurnal ketiga dengan judul “ Efektivitas Senam Dismenore Terhadap
Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja” yang ditulis oleh Desti Ismarozi, dkk
pada tahun 2015. Dengan menggunakan metode Desain penelitian kuantitatif dengan
desain postest Only Control Group Design.
Jurnal yang ke empat dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi STIKes Paguwarmas Pada Tahun 2018” Yang
ditulis oleh Indah Sulistyoningrum, dkk pada tahun 2018. Dengan menggunakan
metode Quasi Eksperimen design : pendekatan non equivalent control group.
19
Jurnal ke lima dengan judul “Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango
Kabupaten Polewali Mandar” yang ditulis oleh Nuraeni pada tahun 2017. Dengan
menggunakan metode Quasi Eksperiment design. One Group pretest postest.
Metode yang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian
tentang efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri yaitu metode
eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Dengan
metode tersebut memang sangatlah signifikan dengan penelitian tersebut karena
dengan penelitian eksperimen peneliti dapat mengetahui akibat apa yang ditimbulkan
dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja. Maka pada penelitian eksperimen
ini disertakan One Group Pretest-Posttest Design (satu kelompok pratest-postest)
dengan penjelasan terdapat hasil sebelum dan sesudah perlakuan dapat diketahui
lebih akurat. Karena dapat membandingkan dengan keadaaan sebelum diberi
perlakuan.
3.1.4 Teridentifikasinya Pengaruh Terapi Senam Dismenore
Berdasarkan analisis jurnal pertama didapatkan bahwa bahwa Sebelum Senam
Dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya
sedang dan sesudah Senam Dismenore lebih dari setengah (77,3%) Remaja putri
mengalami intensitas nyerinya ringan saat Dismenore. Senam Dismenore efektivitas
terhadap penurunan intensitas nyeri Dismenore pada Remaja putri di SMK YPIB
20
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas nyeri
sebelum dan sesudah Senam Dismenore sebesar 1,8.
Berdasarkan analisis jurnal kedua didapatkan bahwa sebelum diberikan senam
dismenore sebagian kecil (7,1%) dari responden mengalami nyeri sangat berat saat
menstruasi, setelah diberikan intervensi diketahui bahwa hampir setengah (42,9%)
dari responden mengalami nyeri ringan saat menstruasi.
Berdasarkan analisis jurnal ketiga didapatkan bahwa didapatkan nilai rata-rata
nyeri haid sesudah diberikan intervensi senam dismenore pada kelompok eksperimen
yaitu 3,07% dimana dikategorikan sebagai nyeri ringan. Sedangkan, rata-rata
intensitas nyeri haid tanpa diberikan intervensi senam dismenore rata-rata intensitas
4,33 kategori nyeri sedang.
Berdasarkan analisis jurnal keempat didapatkan bahwa kelompok yang
diberikan intervensi senam dismenore sebelum diberikan perlakuan (pre test) yang
mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (26,7%), nyeri ringan sebanyak 6 orang
(20,0%), nyeri berat sebanyak 2 orang (3,3%). Sedangkan, pada kelompok yang tidak
diberikan perlakuan setelah diberikan perlakuan (posttest) nyeri sedang sebanyak 7
orang (23,3%) nyeri ringan sebanyak 7 orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 1 orang
(6,7%). terdapat pengaruh setelah diberikan intervensi senam dismenore terhadap
derajat nyeri haid.
Berdasarkan hasil jurnal yang kelima didapatkan bahwa hasil nilai p adalah
0,036 dengan signifikasi 0,000 < α = 0,005 yang bearti ada pengaruh senam
dismenore terhadap penurunan nyeri.
21
Dismenore seringkali menyerang sebagian besar perempuan. Dismenore
merupakan gejala, bukan penyakit. Gejala berupa nyeri dibagian perut bawah. Nyeri
dapat dirasakan di seputar panggul dan sisi dalam paha. Nyeri terasa di hari pertama
dan kedua menstruasi. Penyebabnya bermacam-macam dari meningkatnya
prostaglandin sampai perubahan hormonal. Berdasarkan penyebabnya, nyeri
menstruasi dibedakan menjadi dua, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder.
Nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis reponden yang dapat disebabkan
oleh faktor internal ( ketidakseimbangan hormon bawaan lahir) dan faktor eksternal (
asupan gizi yang dikonsumsi pada makanan serta status gizi yang kurang baik. Nyeri
meningkat disebabkan karena adanya stres perubahan fisik dan psikis. Disisi lain
ketika mengalami stres tubuh akan memproduksi berbagai macam hormon yaitu
hormon adrenalin, hormon estrogen, hormon progesteron dan hormon prostaglandin
yang berlebihan.
Nyeri pada menstruasi terjadi karena adanya jumlah prostaglandin yang
berlebihan pada pembulah sehingga merangsang hiperaktivitas uterus. Peningkatan
prostaglandin menyebabkan kontraksi myometrium meningkat sehingga
mengakibatkan aliran darah haid berkurang dan otot dinding uterus mengalami
iskemik dan disintegras endometrium.
Cara untuk mengurangi dismenore dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
farmakologi dan nonfarmakologi. Senam dismenore merupakan salah satu termasuk
dalam cara nonfarmakologi. Senam dismenore salah satu bentuk teknik relaksasi yang
sangat dianjurkan. Tujuan dilakukan senam dismenore antara lain untuk mengurangi
22
dismenore yang dialami beberapa remaja disetiap bulannya. Senam Dismenore
termasuk olahraga atau latihan fisik yang dapat menghasilkan hormon β- endorphin.
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak
yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi.
Senam dismenore dapat menurunkan nyeri menstruasi yang fokusnya
membantu peregangan seputar otot perut, panggul, dan pinggang. Senam dismenore
juga dapat memberikan sensasi rileks yang berangsur-angsur sehingga dapat
mengurangi nyeri menstruasi karena menghasilkan hormon endorfin. Hormon
endorfin yang dihasilkan ketika senam atau berolahraga akan dialirkan ke seluruh
tubuh dan mengendalikan kondisi pembuluh darah kembali normal dan menjaga
aliran darah dapat mengalir tanpa hambatan.
23
BAB IV
KESIMPULAN
1. Jenis kumpulan data yang digunakan dalam artikel yang direview rata rata
dengan populasi remaja yang mengalami dismenore
2. Metode yang lebih dominan dan lebih sering digunakan dalam penelitian tentang
efektivitas senam dismenore dalam menurunkan tingkat nyeri yaitu metode
eksperimen dengan design penelitian Pretest-Posttest Control Group Design.
Dengan metode tersebut memang sangatlah signifikan dengan penelitian tersebut
karena dengan penelitian eksperimen peneliti dapat mengetahui akibat apa yang
ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja.
3. Senam dismenore mempunyai pengaruh terhadap penurunan nyeri menstruasi.
Senam Dismenore termasuk olahraga atau latihan fisik yang dapat menghasilkan
hormon β- endorphin. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami
yang diproduksi oleh otak yang melahirkan rasa nyaman dan untuk mengurangi
rasa nyeri pada saat kontraksi.
DAFTAR PUSTAKA
Badriyah dan Diati. (2014). Be smart girl : Petunjuk Islami kesehatan reproduksibagi remaja. Jakarta: Gema Insani.
Dewi, Ratna. 2019. Hubungan Pengetahuan Terhadap Sikap Remaja Putri DalamPenanganan Dismenore Di SMA Assanadiyah Palembang Tahun 2016.Palembang : Akademi Kebidanan Pondok Pesantren Assanadiyah.
Ida Nurjanah, Yuniza, Miranti Florencia Iswari. 2019. PENGARUH SENAMDISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI PADAMAHASISWI ASRAMA STIKes MUHAMMADIYAH PALEMBANG.Palembang : STIKES Muhammadiyah Palembang.
Inayati H, Rejeki S, Hartati S (2017). Efektifitas Hipnoterapi Dan Terpai MusikTerhadap Intensitas Nyeri Pada Remaja Dengan Dismenore Di MadrasahAliyah Pondok Psantren Putri Al-Amien Preduan.
Ismarozi, D., Utami, S., & Novayelinda, R. (2015). Efektifitas Senam Dismenoreterhadap Penanganan Nyeri Haid Primer pada Remaja. Jurnal OnlineMahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau, 2(1), 820-827.
Kumalasari, Mei Lina Fitri. 2016. The Effectiviness of Dysmenorrhea Gymnastics asan Alternative Therapy in Reducing Menstrual Pain A Systematic ResearchReview 2011-2016. Surabaya : Fakultas Psikologi dan Kesehatan UniversitasIslam Negeri Sunan Ampel Surabaya.
Manuaba. 2015. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta : EGC.
Nora Isa Tri Novadela, Rosmadewi dan Eka Wahyuni. 2017. PENGARUH SENAMDISMENORE TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA REMAJAPUTRI. Tanjung Karang : Universitas Tanjung Karang.
Nuraeni. 2017. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Pada RemajaPutri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.Mandar : STIKes Bina Generasi Polewali Mandar.
Nurwana, Yusuf Sabilu, Andi Faizal Fachlevy, 2016. ANALISIS FAKTOR YANGBERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DISMINOREA PADA REMAJAPUTRI DI SMA NEGERI 8 KENDARI TAHUN 2016. Kendari : FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo.
Santi, Lina Silvia. 2017. Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan NyeriMenstruasi Pada Remaja Usia 16-17 Tahun.
Solehati, T dan Kosasih, E.C.2015. Konsep dan Aplikasi Relaksasi DalamKeperawatan Maternitas. Bandung : PT Refika Aditama.
Price, W. (2006). Patofisiologi konsep klinis proses proses penyakit. Edisi ke 6 vol 2.Jakarta: EGC.
Yuda Ari Susanti. 2015. Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap PenurunanIntensitas Dismenore Pada Remaja Di Desa Cengkok Kabupaten Kediri.Kediri : Akbid Medika Wiyata Kediri.
LAMPIRAN
55
Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849
e-ISSN : 2548-1398
Vol. 5, No. 2 Februari 2020
PENGARUH EFEKTIVITAS SENAM DISMENORE TERHADAP
PENURUNAN INTENSITAS NYERI DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI
SMK YPIB MAJALENGKA KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2019
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) YPIB Majalengka
Email: [email protected] dan [email protected]
Abstract
Dysmenorrhea (dysmenorrhea) is pain that is felt during menstruation caused by
uterine muscles that overcome spasms. One effort to reduce the intensity of
dysmenorrhea can be done with dysmenorrhea gymnastics. This research aims to
know the effectiveness effect of dysmenorrhea gymnastic on decreasing the intensity
of dysmenorrhea pain in young girls in the Vocational high school YPIB of
Majalengka 2019. The kind of research that is experimental research with pretest-
posttest Control Group design. The sample from this research amount to 30 girl
student class X and XI in the Vocational high school YPIB of Majalengka that is 15
experiment groups and 15 control groups. That research is done on 15 April-15
May 2019. Data analysis uses univariate analysis with frequency distribution,
normality test and bivariate analysis with paired t-test. The results of the research
indicated that before dysmenorrhea gymnastic more than half (66,7%) young girl
have experienced pain intensity when doing dysmenorrhea gymnastic and after do
it too. Effectiveness dysmenorrhea gymnastic decrease pain intensity on young girl
in vocational high school YPIB of Majalengka 2019. The level of decreasing pain
intensity before and after doing dysmenorrhea gymnastic amount of 1,8. For
parties of vocational high school YPIB of Majalengka need to upgrade information
about reproduction health on young girl especially about dysmenorrhea through
some activities such as counseling cooperate with public health office or public
health center, discussion about menstruation, using madding to share insight for
student about menstrual discussion and treatment and optimize the role of the
School Health Unit (UKS) in handle students who feel menstrual pain.
Keywords : Dismenore, Intensitas Nyeri, Senam Dismenore
Abstrak
Dismenore (dysmenorrhea) adalah rasa nyeri yang dialami ketika menstruasi yang
disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang. Salah satu upaya untuk
menurunkan intensitas dismenore dapat dilakukan dengan senam dismenore.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh efektivitas senam dismenore
terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019 Jenis penelitiannya yaitu penelitian
eksperimen dengan desain Pretest-Postest Control Group Design. Sampel dalam
penelitian ini sebanyak 30 orang siswi kelas X dan XI di SMK YPIB Majalengka
yaitu 15 kelompok eksperimen dan 15 kelompok kontrol. Penelitiannya dilakukan
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
56 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
pada tanggal 15 April-15 Mei 2019. Analisis datanya menggunakan analisis
univariat dengan distribusi frekuensi, uji normalitas dan analisis bivariat dengan uji
t berpasangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebelum senam dismenore lebih
dari setengah (66,7%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya sedang dan
sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri mengalami
intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Senam dismenore efektivitas terhadap
penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK YPIB Majalengka
Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas nyeri sebelum
dan sesudah senam dismenore sebesar 1,8. Bagi pihak SMK YPIB Majalengka
perlu meningkatkan informasi tentang kesehatan reproduksi pada remaja terutama
tentang dismenore melalui beberapa kegiatan seperti penyuluhan bekerja sama
dengan dinas kesehatan atau puskesmas terdekat, diskusi remaja seputar
menstruasi, memanfaatkan sarana informasi seperti mading untuk menyebarkan
wawasan kepada siswa tentang pencegahan dan penanganan menstruasi, serta
mengoptimalkan peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menangani siswi
yang mengalami nyeri menstruasi
Kata kunci: Dismenore, Intensitas Nyeri, Senam Dismenore
Pendahuluan
Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa,
ditandai adanya percepatan perkembangan fisik, emosi, mental dan sosial (Laila, 2015).
Perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh remaja yang memiliki pengaruh besar
terhadap perkembangan jiwa remaja yaitu pertumbuhan tubuh seperti badan semakin
tinggi dan panjang. Diikuti dengan mulai berfungsinya alat-alat reproduksi (ditandai
dengan menstruasi pada wanita) menstruasi ini sebagai tanda seksual sekunder pada
remaja dan ada beberapa remaja yang mengalami gangguan pada saat menstruasi yaitu
mengalami nyeri pada saat menstruasiatau dismenore (Marmi., 2014).
Menurut data World Health Organization atau WHO (Savitri, 2015), didapatkan
kejadian dismenore pada wanita sebanyak 1.769.425 jiwa (90%) dengan 10-15%
mengalami dismenore berat. Studi epidemiologi di Mesir melaporkan kejadian
dismenore pada 75% remaja perempuan pubertas dengan jumlah ketidakhadiran di
sekolah sebesar 20,3% yang dihubungkan dengan beratnya gejala (Laila, 2015).
Menurut (Dahlan, 2017) hampir 90% wanita di Amerika Serikat mengalami dismenore,
dan 10-15% diantaranya mengalami dismenore berat, akibatnya penderita tidak mampu
melakukan kegiatan apapun. Sedangkan 80% remaja usia 19-21 tahun mengalami
dismenore ini hasil dari penelitian dari Swedia, 15% membatasi aktifitas harian mereka
ketika menstruasi dan membutuhkan obat-obatan untuk mengurangi dismenore, 8-10%
tidak mengikuti atau masuk sekolah dan hampir 40% finansial dan kualitas hidup
perempuan berdampak tidak baik (Oktasari, 2015).
Begitu pula angka kejadian dismenore di Indonesia cukup tinggi yaitu sebesar
54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder (Dahlan, 2017). Adapun
angka kejadian dismenore di Jawa Barat tahun 2015 yaitu sebesar 72,89% dismenore
primer dan 27,11% dismenore sekunder (Andriyani, 2016).
Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 57
Nyeri merupakan perasaan yang mengganggu kenyamanan akibat suatu hal,
keadaan ini hanya dapat dijelaskan oleh penderita nyeri tersebut terkait sebab dan/atau
tempat dimana rasa nyeri itu timbul. Secara umum rasa nyeri merupakan perasaan tidak
nyaman yang erat kaitannya dengan gangguan tubuh dan factor lain. Salah satu skala
nyeri diantaranya menggunkan Numeric Rating Scale (NRS) (Subandi, 2017).
Dismenore (dysmenorrhea) adalah nyeri yang dirasakan selama menstruasi yang
disebabkan oleh otot uterus yang mengalami kejang (Price, 2016). Dismenore bisa
terjadi akibat prostaglanding yang dikandung oleh endometrium berada pada jumlah
yang tingggi, hal ini disebabkan oleh progesterone selama fase luteal pada siklus haid,
prostaglandin mencapai tingkat maksimum pada awal haid, sehingga menyebabkan
kontraksi miometrium yang kuat dan mampu menyempitkan pembuluh darah,
menyebabkan iskemia, disintegrasi endometrium, perdarahan dan nyeri (Manuaba,
2015). Dismenore dapat menghambat aktivitas remaja yang berdampak pada penurunan
prestasi remaja di sekolah karena ketidakhadirannya dalam proses pembelajaran. Studi
yang lain melaporkan bahwa dismenore menyebabkan 14% remaja sering tidak masuk
sekolah (Perry dan Potter, 2015).
Tingkat nyeri dibagi atas skala kategorik (tidak nyeri, sakit ringan, sakit sedang
dan sakit berat). Nyeri merupakan keadaan dimana seseorang membuat alasan untuk
dirinya mencari bantuan perawatan kesehatan yang menjadi penyebab dari pengalaman
sensori dan emosional yang tidak menyenangkan. Nyeri terjadi bersama banyak proses
penyakit atau bersamaan dengan beberapa pemeriksaan diagnostik atau pengobatan
(Perry dan Potter, 2015).
Senam dismenore merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat
dianjurkan. Tujuan dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi dismenore yang
dialami oleh beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015). Hal ini disebabkan saat
melakukan olahraga atau senam, tubuh akan menghasilkan hormon endorphin.
Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan saraf tulang belakang. Hormon ini berperan
sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa
nyaman (Haruyama, 2014). Pada seorang atlet yang teratur berolahraga memiliki tingkat
prevalensi kejadian dismenore lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang
mengalami obesitas, dan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak
teratur (Laila, 2015).
Hasil penelitian di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati menunjukkan bahwa ada
pengaruh senam dismenore terhadap penurunan dismenore pada remaja putri dengan
nilai sebesar 0,041. Hasil penelitian (Sormin, 2014) menunjukkan bahwa senam
dismenore efektif dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMP Negeri 2
Siantan dengan nilai sebesar 0,000.
Berdasarkan data dari SMK YPIB Majalengka tahun ajaran 2018/2019 diketahui
jumlah seluruhnya sebanyak 399 orang, yang terdiri dari tiga jurusan, yaitu Farmasi
sebanyak 199 siswa, Keperawatan sebanyak 145 siswa dan Analis Kimia sebanyak 55
orang. Untuk siswa kelas X hanya ada dua jurusan yaitu Farmasi dan Keperawatan.
Jumlah kelassiswa X sebanyak 4 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 106 orang yang
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
58 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
terdiri dari 6 laki-laki dan 100 perempuan, kelas XI sebanyak 5 kelas dengan jumlah
siswa sebanyak 156 orang yang terdiri dari 16 laki-laki dan 140 perempuan dan
kelasXII sebanyak 5 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 137 orang yang terdiri dari 20
laki-laki dan 117 perempuan. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X dan XI,
dikarenakan siswa kelas XII pada bulan Maret-April 2019 akan melaksanakan ujian
nasional sehingga tidak dapat diikutsertakan pada penelitian ini.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 21
Januari 2019 terhadap 30 remaja puteri di SMK YPIB Majalengka, diketahui sebanyak
15 orang (50%) mengalami dismenore.Secara keseluruhan remaja belum tahu tentang
senam dismenore dan dari 15 orang yang dismenore sebanyak 8 orang mengatakan
ketika dismenore mereka minum obat untuk mengatasi nyeri dan 7 orang lainnya tidak
melakukan apa-apa atau hanya istirahat saja.
Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah penelitian
eksperimendengan desain penelitian Pretest-Postest Control Group Design.Jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 30 orang yang sedang mengalami dismenore.
Responden tersebut dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang
dismenore dan diberi perlakuan dan kelompok kontrol yang dismenore tidak diberi
perlakuan masing-masing berjumlah 15 orang. Penelitian ini telah dilakukan di SMK
YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka pada tanggal 15 April-15 Mei 2019.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalahkuesioner lembar observasi.
Kuesioner pada penelitian ini yaitu tentang pengukuran skala nyeri model Visual
Analog Scale (VAS).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil
a. Analisis Univariat
1) Gambaran Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam
Dismenore pada Remaja Putri pada Kelompok Eksperimen di SMK
YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019
No
Intensitas Nyeri
Pada Kelompok
Eksperimen
Pengukuran yang
ke-1
(Pretest)
Pengukuran yang
ke-2
(Postest)
F % F %
1 Sangat berat 0 0 0 0
2 Berat 2 13.3 0 0
3 Sedang 10 66.7 4 26.7
4 Ringan 3 20.0 11 73.3
5 Tidak nyeri 0 0 0 0
Jumlah 15 100 15 100.0
Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 59
Berdasarkan table 1 diketahui bahwa dari 15 siswi sebelum senam
dismenore yang intensitas nyerinya sangat berat tidak ada (0%), yang
intensitas nyerinya berat sebanyak 2 orang (13,3%), yang intensitas
nyerinya sedang sebanyak 10 orang (66,7%), yang intensitas nyerinya
ringan sebanyak 3 orang (20,0%) dan yang tidak nyeri tidak ada (0%). Hal
tersebut menunjukkan bahwa sebelum senam dismenore lebih dari setengah
(66,7%) remaja putri pada kelompok eksperimenmengalami intensitas
nyerinya sedang saat dismenore. Adapun sesudah senam dismenore dari 15
siswi yang intensitas nyerinya sangat berat tidak ada (0%), yang intensitas
nyerinya berat tidak ada (0%) yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 4
orang (26,7%), yang intensitas nyerinya ringan sebanyak 11 orang (73,3%)
dan yang tidak nyeri tidak ada (0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa
sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri pada
kelompok eksperimen mengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore.
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam
Dismenore pada Remaja Putri pada Kelompok Kontrol di SMK YPIB
Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019
No
Intensitas Nyeri
Pada Kelompok
Kontrol
Pengukuran yang
ke-1
(Pretest)
Pengukuran yang
ke-2
(Postest)
F % F %
1 Sangat berat 0 0 0 0
2 Berat 1 6.7 1 6.7
3 Sedang 12 80.0 11 73.3
4 Ringan 2 13.3 3 20.0
5 Tidak nyeri 0 0 0 0
Jumlah 15 100 15 100.0
Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa dari 15 siswi kelompok kontrol
pada pengukuran yang ke-1 (pretest) yang intensitas nyerinya sangat berat
tidak ada (0%), yang intensitas nyerinya berat sebanyak 1 orang (6,7%),
yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 12 orang (80,0%), yang intensitas
nyerinya ringan sebanyak 2 orang (13,3%) dan yang tidak nyeri tidak ada
(0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol lebih dari
setengah (80,0%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya sedang saat
dismenore pada saat pengukuran yang ke-1. Adapun pada pengukuran yang
ke-2 dari 15 siswi kelompok kontrol yang intensitas nyerinya sangat berat
tidak ada (0%), yang intensitas nyerinya berat sebanyak 1 orang (6,7%),
yang intensitas nyerinya sedang sebanyak 11 orang (73,3%), yang intensitas
nyerinya ringan sebanyak 3 orang (20,0%) dan yang tidak nyeri tidak ada
(0%). Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kelompok kontrol lebih dari
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
60 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
setengah (73,3%) remaja putrimengalami intensitas nyerinya sedang saat
dismenore pada saat pengukuran yang ke-2.
b. Analisis Bivariat
1) Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenore
Sebelum dilakukan uji t, sebagai salah satu syaratnya data diuji
normalitas terlebih dahulu. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
uji Shapiro Wilk karena memiliki sampel kurang dari 50 subjek atau
responden. Adapun hasil uji normalitas dengan Shapiro Wilksebagai berikut:
Tabel 3
Distribusi Uji Normalitas Efektivitas Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore pada Remaja Putri di SMK
YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019
Variabel Saphiro Wilk
Statistic df value
Eksperimen
Nyeri sebelum (pretest) .936 15 .333
Nyeri sesudah (postest) .807 15 .058
Kontrol
Nyeri sebelum (pretest) .924 15 .224
Nyeri sesudah (postest) .924 15 .218
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwadidapatkan hasil uji normalitas
dengan uji Shapiro Wilkdiperoleh value untuk data pada kelompok
eksperimen nyeri sebelum (pretest) adalah 0,333, nyeri sesudah (postest)
adalah 0,058, sementara untuk data pada kelompok kontrol nyeri sebelum
(pretest) adalah 0,224, nyeri sesudah (postest) adalah 0,218. Hal ini
menunjukkan bahwa value dari keempat data tersebut > 0,05 dengan demikian
data berdistribusi normal. Karena data hasil penelitian berasal dari distribusi
yang normal maka analisisnya dapat dilanjutkan dengan uji t berpasangan
ataupaired sample t-test.
Tabel 4
Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Dismenore pada Remaja Putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten
Majalengka Tahun 2019
Variabel Mean N Beda
Mean SD t value
Nyeri sebelum
senam
dismenore
5.07 15
1,8
1.486
8,088 0,0001 Nyeri sesudah
senam
dismenore
3.27 15 1.033
Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 61
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata intensitas nyeri
dismenore pada kelompok eksperimen sebelum senam dismenore sebesar
5,07 dengan standar deviasi sebesar 1,468, sementara rata-rata intensitas nyeri
sesudah senam dismenore sebesar 3,27 dengan standar deviasi sebesar 1,033.
Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan intensitas nyeri sebelum dan
sesudah senam dismenore sebesar 1,8.
Hasil penghitungan statistik dengan paired sample t-test diperoleh t-
value = 8,088 dan value = 0,0001 yang berarti value < α (0,05), sehingga
hipotesis nol ditolak. Dengan demikian maka senam dismenore efektifitas
terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK
YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019.
2. Pembahasan
a. Gambaran Intensitas Nyeri Sebelum dan Sesudah Senam Dismenore
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum senam
dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putri pada kelompok eksperimen
mengalami intensitas nyerinya sedang saat dismenore dan sesudah senam
dismenore lebih dari setengah (77,3%) remaja putri pada kelompok eksperimen
mengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Sementara pada kelompok
kontrol, lebih dari setengah (80,0%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya
sedang saat dismenore pada saat pengukuran yang ke-1 dan lebih dari setengah
(73,3%) remaja putri mengalami intensitas nyerinya sedang saat dismenore pada
saat pengukuran yang ke-2. Hal ini menunjukkan bahwa pada remaja puteri yang
diberi perlakuan senam dismenore mengalami perubahan intensitas nyeri yang
signifikan dibanding yang tidak diberi perlakuan. Pada remaja puteri yang diberi
senam dismenore, banyak yang mengalami penurunan nyeri dari skala sedang
menjadi ringan, sedangkan pada remaja puteri yang tidak diberi perlakuan
cenderung tetap atau tidak ada perubahan.
Siswi yang mengalami intensitas nyeri saat dismenorepada penelitian
dapat dikarenakan kurang informasi tentang penanganan nyeri secara non
farmakologis seperti senam dismenore yang mudah dan tanpa biaya. Kurang
mengetahui cara tersebut sehingga apabila siswi mengalami nyeri dismenore
cenderung tidak dilakukan penanganan apa pun. Hal ini juga didukung kondisi
mading (majalah dinding) di SMK YPIB Majalengka yang minim informasi
berkaitan dengan kesehatan respoduksi remaja khususnya tentang pencegahan
dan penanganan nyeri diosmenore.
Hasil penelitian ini tidak berbeda dengan hasil penelitian Sormin (2014)
di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak menurut hasil penelitiannya
senam dismenore terbukti efektif dalam mengurangi dismenore dan dapat
dijadikan sebagai salah satu intervensi keperawatan non-farmakologis dalam
mengurangi dismenorea. Demikian juga hasil penelitian Marlinda (2013) pada
remaja putri di Desa Sidoharjo Kecamatan Pati menunjukkan bahwa intensitas
nyeri pada remaja puteri sebelum senam sebagian besar adalah nyeri sedang
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
62 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
(65%) dan sesudah senam sebagian besar menurun menjadi nyeri ringan
(70,0%).
Dismenore sering kali menyerang sebagian besar perempuan.Dismenore
merupakan gejala, bukan penyakit.Gejalanya berupa nyeri dibagian perut bawah.
Kasus-kasus tertentu, nyeri dapat dirasakan sampai seputar panggul dan sisi
dalam paha. Nyeri terasa terutama pada hari pertama dan kedua menstruasi.
Penyebabnya bermacam-macam dari meningkatnya prostaglandin sampai
perubahan hormonal. Berdasarkan penyebabnya, nyeri menstruasi dibedakan
menjadi dua, yaitu nyeri menstruasi primer dan sekunder (Oktasari, 2015).
Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial.Skala
nyeri dapat dibagi atas pasien yang memiliki kemampuan verbal dan dapat
melaporkan sendiri rasa sakitnya (self reported) (Perry dan Potter, 2015).
Dismenore biasanya terjadi pada saat fase pramenstruasi (sekresi). Pada fase ini
terjadi peningkatan hormon prolaktin dan hormon estrogen.Sesuai dengan
sifatnya, prolaktin dapat meningkatkan kontraksi uterus. Hormon yang juga
terlibat dalam dismenore adalah hormon prostaglandin (Manuaba, 2015).
Dismenore biasanya terjadi akibat pelepasan berlebihan prostaglandin
tertentu yaitu Prostaglandin-F2 alfa, dari sel sel endometrium uterus.
Prostaglandin-F2 alfa adalah suatu perangsang kuat kontraksi otot polos
miometrium dan konstriksi pembuluh darah uterus. Hal ini memperparah
hipoksia uterus yang secara normal terjadi pada menstruasi, sehingga timbul rasa
nyeri hebat (Manuaba, 2015).
Cara mengurangi dysmenorrhea dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
farmakologi dan non farmakologi. Kompres hangat atau mandi air hangat,
latihan fisik, massase, hipnoterapi, tidur yang cukup, distraksi seperti
mendengarkan musik serta relaksasi seperti yoga dan nafas dalam merupakan
upaya non farmakologi (Muttaqin, 2015).
Senam dismenore merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat
dianjurkan. Tujuan dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi
dismenore yang dialami oleh beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015).
Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga atau senam, tubuh akan
menghasilkan hormon endorphin. Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan
saraf tulang belakang. Hormon ini berperan sebagai obat penenang alami yang
diproduksi oleh otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (Haruyama, 2014).
Pada seorang atlet yang teratur berolahraga memiliki tingkat prevalensi kejadian
dismenore lebih rendah dibandingkan dengan wanita yang mengalami obesitas,
dan pada wanita yang memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur (Laila,
2015).
Masih banyaknya remaja puteri yang mengalami intensitas nyeri saat
menstruasi dengan skala ringan, sedang bahkan berat, maka bagi pihak sekolah
sebaiknya bekerja sama dengan petugas kesehatan melakukan penyuluhan cara
Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 63
mengatasi dismenore denganyang mudah dan murah yaitu dengan senam
dismenore dan bagi remaja yang mengalami dismenore jangan dibiarkan begitu
saja harus segera dilakukan senam, juga perlu memanfaatkan mading di sekolah
untuk mensosialisasikan tentang cara mengatasi dismenore selain dengan senam
juga dapat dilakukan dengan cara lain yang juga praktis seperti kompres hangat.
Perlunya komunikasi dengan guru atau orang tua, atau bisa berkonsultasi dengan
petugas kesehatan jika mengalami keluhan yang tidak wajar saat dismenore,
seperti nyeri sangat hebat dan kondisi tubuh melemas agar mendapatkan
penanganan dengan tepat.
b. Efektivitas Senam Dismenore Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwasenam dismenore
berpengaruh terhadap terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada
remaja putri di SMK YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019.
Besarnya penurunan intensitas nyeri sebelum dan sesudah senam dismenore
sebesar 1,8. Adanya pengaruh hal ini dikarenakan senam dismenore dapat
mengurangi kekhawatiran yang timbul ketika menstruasi. Latihan-latihan
olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenorea. Hal ini
disebabkan karena saat melakukan olahraga/senam, otak dan susunan saraf
tulang belakang akan menghasilkan endorphin, hormon yang berfungsi sebagai
obat penenang alami dan menimbulkan rasa nyaman.
Sama halnya dengan penelitian (Rahayu, 2015) mengenai pada
mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Karawang menunjukakn bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara derajat dismenore sebelum senam dan sesudah
senam. Juga hasil penelitian (Nuraeni, 2015) pada remaja putri SMK 1 Tapango
Kabupaten Polewali Mandar menunjukan bahwa ada pengaruh diberikan dan
tidak diberikan senam dismenore terhadap penurunan nyeri. Demikian juga
dengan (Deharnita, 2014) tentang mengurangi nyeri dengan senam dismenore
menunjukkan adanya perbedaan skala nyeri sebelum dan sesudah intervensi
senam dismenore.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori bahwa senam dismenore
merupakan salah satu bentuk relaksasi yang sangat dianjurkan. Tujuan
dilakukannya senam dismenore adalah mengurangi dismenore yang dialami oleh
beberapa wanita tiap bulannya (Suparto, 2015). Hal ini disebabkan saat
melakukan olahraga atau senam, tubuh akan menghasilkan hormon endorphin.
Endorphin dihasilkan oleh otak dan susunan saraf tulang belakang.Hormon ini
berperan sebagai obat penenang alami yang diproduksi oleh otak sehingga
menimbulkan rasa nyaman (Haruyama, 2014).
Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat
menghasilkan hormon β-endorphin, hormon ini diproduksi oleh otak dan
susunan syaraf tulang belakang (Perry dan Potter, 2015). Senam dismenore
adalah latihan-latihan olahraga yang ringan yang berguna untuk mengurangi
dismenore (Laila, 2015).
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
64 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
Tujuan dilakukan senam dismenore adalah untuk mengurangi derajat
nyeri dismenore. Adapun manfaatnya antara lain dapat meningkatkan
kebugaran, mengoptimalkan daya tangkap, meningkatkan mental dan relaksasi
fisik, meningkatkan perkembangan kesadaran tubuh, mengurangi ketegangan
otot (kram), mengurangi nyeri otot, dan mengurangi rasa sakit pada saat
menstruasi (dismenore) (Laila, 2015).
Perlunya meningkatkan informasi dan bimbingan serta pengawasan baik
oleh orang tua maupun guru-guru di sekolah mengenai dismenore, pemanfaatan
media informasi di sekolah (mading) untuk menginformasikan tentang masalah
remaja puteri khususnya mengenai dismenoredan penanganan dismenore dengan
senam atau pun dengan cara lainnya seperti kompres hangat serta peningkatan
peran Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dalam menangani siswi yang mengalami
nyeri dismenore. Bagi remaja puteri agar berkomunikasi dengan guru atau orang
tua mengenai masalah nyeri menstruasi, agar aktif mengakses informasi dari
media tentang carasenam dismenore dan berkonsultasi dengan petugas kesehatan
jika mengalami keluhan.
Kesimpulan
Sebelum senam dismenore lebih dari setengah (66,7%) remaja putrimengalami
intensitas nyerinya sedang dan sesudah senam dismenore lebih dari setengah (77,3%)
remaja putrimengalami intensitas nyerinya ringan saat dismenore. Senam dismenore
efektivitas terhadap penurunan intensitas nyeri dismenore pada remaja putri di SMK
YPIB Majalengka Kabupaten Majalengka Tahun 2019. Besarnya penurunan intensitas
nyeri sebelum dan sesudah senam dismenore sebesar 1,8.
Pengaruh Efektivitas Senam Dismenore
Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020 65
BIBLIOGRAFI
Andriyani. (2016). Hubungan Antara Usia Menarche Dan Lama Menstruasi Dengan
Kejadian Dismenore Primer Pada Remaja Putri. eprints.ums.ac.id.
Dahlan, A. (2017). Pengaruh Terapi Kompres Hangat Terhadap Nyeri Haid
(Dismenorea) Pada Siswi Smk Perbankan Simpang Haru Padang. Journal
Endurance, 2(1) February 2017.
Deharnita. (2014). Mengurangi Nyeri Dengan Senam Dismenore. Jurnal Parallela,
1(Nomor 1, Juni 2014).
Haruyama. (2014). The Female Body. Batam: Interaksara.
Laila, N. N. (2015). Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika.
Manuaba, I. (2015). Ilmu kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Marmi. (2014). Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Muttaqin, A. (2015). Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.
Nuraeni. (2015). Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Pada Remaja
Putri SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal
Ilmiah Bidan, Vol II No.II No. 1, 2017.
Oktasari, dkk. (2015). Perbandingan Efektivitas Kompres Hangat Dan Kompres
Dingin Terhadap Penurunan Dismenorea Pada Remaja Putri. Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Riau.
Perry dan Potter. (2015). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,. Proses,dan
Praktik. Alih Bahasa : Renata. Komalasari, dkk. Jakarta: EGC.
Price, S. (2016). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Rahayu. (2015). Efektifitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismeneore Pada
Mahasiswa Program Studi D III Kebidanan Karawang. Jurnal Prodi
Kebidanan Unsika.
Savitri, R. (2015). Gambaran Skala Nyeri Haid pada Usia Remaja. Artikel Penelitian.
Jurnal Prodi Kebidanan Unsika.
Sormin. (2014). Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada
Remaja Putri di SMP Negeri 2 Siantan Kabupaten Pontianak. Jurnal Program
Studi Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura.
Ayu Idaningsih dan Fitri Oktarini
66 Syntax Literate, Vol. 5, No. 2 Februari 2020
Subandi, E. (2017). Pengaruh Mobilisasi Dini Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Post
Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Melati RSUD Gunung Jati Kota Cirebon Tahun
2017. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 2(5), 58–74.
Suparto. (2015). Efektivitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Dismenore Pada
Remaja Putri. Phederal Journal.
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
820
EFEKTIFITAS SENAM DISMENORE TERHADAP PENANGANANNYERI HAID PRIMER PADA REMAJA
Desti Ismarozi1)Sri Utami2)Riri Novayelinda3)
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau1
Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Riau2,3
E-mail :[email protected]
Abstract
The dysmenorrhea exercise is an activities that can used for reducing of pain. The aim of this research was todeterminedthe effectiveness of dysmenorrhea exercise for recucing primary menstrual pain of adolescents. The designof this research is posttest only control group design. The groups were divided into experiment group and controlgroup. The sample in the research is student of VIII class SMP Negeri 14 Pekanbaru. The total sample were 30 peoplewho were taken by using purposive sampling techniques by noticing to the inclusion criteria. Measuring instrumentsthat used in both groups are numeric rating scale for menstrual pain. Analysis used forunivariate distribution of ageand menarche.The bivariateanalyzesused Mann Whitney test. The statistic test show the difference of experiment andcontrol group with p-value 0,016 < α (0,05). It means that dysmenorrhea exercise was effectivefor reducing the primarymenstrual pain. The result of this research is expected to be an alternative to reducing the pain of primary menstrual.
Key words : Dysmenorrhea exercise, handling, menstrual pain, numeric rating scaleBibliography: : 47 (2001-2014)
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah masa yang pentingkarena merupakan masa peralihan dari masakanak-kanak ke masa dewasa (Proverawati,2009). Remaja (adolescence) adalah masatransisi dari masa kanak-kanak menuju masadewasa yang ditandai dengan adanyaperubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial.Masa ini mulai pada usia 12 tahun danberakhir sekitar usia 18 tahun. Pada masaremaja akan muncul serangkaian perubahanfisiologis yang kritis, yang membawaindividu pada kematangan fisik dan biologis(Sarwono, 2010).
Menstruasi atau haid adalah perdarahansecara periodik dan siklik dari uterus, disertaidengan pelepasan (deskuamasi) endometrium(Prawirohardjo, 2009). Bobak, dkk (2004)menyatakan lama rata-rata haid adalah limahari atau rentang tiga sampai enam hari danjumlah darah yang hilang rata-rata 50 ml ataudengan rentang 20-80 ml. Haid biasanyadimulai antara usia 10 sampai 16 tahun,tergantung pada berbagai faktor, termasukkesehatan wanita, status nutrisi dan berattubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Selamamasa haid banyak wanita yang mengalami
masalah haid, diantaranya dismenore(Wiknjosastro, 2007).
Dismenore adalah nyeri yang dirasakanselama menstruasi yang disebabkan oleh ototuterus yang mengalami kejang (Price, 2006).Dismenore terjadi akibat endometriummengandung prostaglandin dalam jumlahyang tinggi, akibat pengaruh progesteronselama fase luteal pada siklus haid,prostaglandin mencapai tingkat maksimumpada awal haid, sehingga menyebabkankontraksi miometrium yang kuat dan mampumenyempitkan pembuluh darah,menyebabkan iskemia, disintegrasiendometrium, perdarahan dan nyeri (Morgan&Hamilton 2009). Dismenore dapatmenghambat aktivitas remaja yangberdampak pada penurunan prestasi remaja disekolah karena ketidakhadirannya dalamproses pembelajaran. Studi yang lainmelaporkan bahwa dismenore menyebabkan14% remaja sering tidak masuk sekolah(French, 2005).
Prevalensi dismenore di Indonesia tahun2008 sebesar 64.25 % yang terdiri dari54,89% dismenore primer dan 9,36%disminore sekunder. Wanita pernahmengalami dismenore sebanyak 90%,masalah ini setidaknya mengganggu 50%
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
821
wanita masa reproduksi dan 60-85% padausia remaja (Annathayakheisha,2009).Dismenore mengakibatkan banyaknyaabsensi pada sekolah maupun kantor danmemaksa penderita untuk istirahat,meninggalkan pekerjaan serta gayahidupnyasehari-hari (Saifuddin &Rachimhadhi, 2008). Pada tahun 2010 diManado 98,5% siswi Sekolah MenengahPertama pernah mengalami dismenore, 94,5%mengalami nyeri ringan sedangkan yangmengalami nyeri sedang dan berat sebesar3,5% dan 2%. Hasil penelitian Mahmudionopada tahun 2011, angka kejadian dismenoreprimer pada remaja wanita yang berusia 14-19tahun di Indonesia sekitar 54,89% (Sophia,Muda & Jemadi, 2013).
Nyeri adalah pengalaman sensoriemosional yang tidak menyenangkan akibatdari kerusakan jaringan aktual atau potensial(Tamsuri, 2007). Untuk mengatasi rasa nyeridapat dilakukan dengan metode farmakologidan non-farmakologi.Terapi farmakologiyaitu terapi yang dapat membantumengurangi dismenore denganmengkonsumsi obat anti peradangan non-steroid (NSAID) yang mampu menyekatsintesis prostaglandin melalui penghambatanenzim siklooksigenase sehingga konversiasam arakidonat menjadi prostaglandinterganggu, setiap obat menghambatsiklooksigenase dengan kekuatan danselektivitas yang berbeda, prostaglandin dapatmenimbulkan nyeri terutama yang menyertaiproses radang, prostaglandin berperanmeningkatkan sensitivitas reseptornyerimenjadi penentu timbulnya nyeri (Price,2006).
Terapi nonfarmakologi yaitu terapi yangdapat membantu mengurangi dismenore yangterdiri dari kompres panas, massase, distraksi,istirahat dan olahraga atau senam (Price,2006). Salah satu cara untuk mengatasidismenore adalah dengan melakukan senamkhusus yaitu senam dismenoreyang fokusnyamembantu peregangan seputar otot perut,panggul dan pinggang, selain itu senamtersebut dapat memberikan sensasi rileks yangberangsur-angsurserta mengurangi nyeri jikadilakukan secara teratur (Badriyah &Diati,2004).
Senam dismenore merupakan aktivitasfisik yang dapat digunakan untuk menguranginyeri. Saat melakukan senam, tubuh akanmenghasilkan endorphin. Hormon endorphinyang semakin tinggi akan menurunkan ataumeringankan nyeri yang dirasakan seseorangsehingga seseorang menjadi lebih nyaman,gembira, dan melancarkan pengirimanoksigen ke otot (Sugani & Priandarini, 2010).Latihan atau senam ini tidak membutuhkanbiaya yang mahal, mudah dilakukan dantentunya tidak menimbulkan efek sampingyang berbahaya bagitubuh.
Hasil survei awal yang peneliti lakukandi Sekolah Menengah Pertama Negeri(SMPN) 14 Pekanbaru pada tanggal 03 Juni2014 dengan mewawancarai 15 orang siswi,12 diantaranya mengatakan sudah mengalamimenstruasi dan mengalami nyeri haid padasaat menstruasi disetiap bulannya serta tidakmengetahui bagaimana cara penanggulangandari nyeri yang dialami. Selain itu penelitijuga mewawancarai salah seorang GuruBimbingan Konseling (BK) yang mengatakanbahwa banyak siswi-siswi yang mengeluhsakit perut atau kram pada perut jika sedangmengalami menstruasi sehingga aktivitasbelajar siswi tersebut menjadi terganggu.
SMP Negeri 14 Pekanbaru merupakansalah satu sekolah terfavorit yang ada diPekanbaru yang berlokasi di jalan HangtuahNo. 43 Kecamatan Sail. Keberadaannya yangterletak di tengah kota membuat siswi-siswidengan mudahnya memperoleh berbagai jenismakanan cepat saji yang tersedia. Akibatnyamereka akan mengkonsumsi makanan yangtidak sehat sehingga akan berpengaruh padakondisi fisik karena terlalu banyakmengkonsumsi makanan cepat saji dapatmeningkatkan rasa nyeri pada saat haid.Selain itu, di SMP Negeri 14 belum pernahdilakukan penelitian terkait tentangpenanganan nyeri haid primer.
Dari fenomena diatas disertai denganadanya data yang mendukung, makamendorong peneliti untuk melakukanpenelitian mengenai “Efektifitas senamdismenore terhadap penanganan nyeri haidprimer pada remaja”.
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
822
TUJUANTujuan penelitian adalah mengetahui
mengetahui efektivitas senam dismenoreterhadap penanganan nyeri haid primer padaremaja di SMP Negeri 14 Pekanbaru
METODEDesain;Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan desain penelitianPosttest Only Control Group Design
Sampel: Metode pengambilan sampelyang digunakan dalam penelitian ini adalahpurposive samplingdengan jumlah sampelsebanyak 30 orang.
Instrument:Alat pengumpulan datayang digunakan berupa adalah lembarkuesioner tentang data demografi respondendan skala ukur nyeri menggunakan lembarnumeric rating scale untuk mengukurintensitas nyeri.
Analisa DataAnalisa data dengan menggunakan
Univariatdan Bivariat.
HASIL PENELITIANBerdasarkan penelitian didapatkan hasilsebagai berikut:
Tabel 1Distribusi Responden
Karakteristik
Kelompokeksperimen
(n=15)
Kelompokkontrol(n=15)
Jumlah
Umurresponden:
n % n % n %
12 tahun - - 1 6,7 1 3,313 tahun 6 40 11 73,3 17 56,714 tahun 9 60 2 13,3 11 36,715 tahun - - 1 6,7 1 3,3
Jumlah 15 100 15 100 30 100Umurmenarche:10 tahun 4 26,7 4 26,7 8 26,711 tahun 3 20 8 53,3 11 36,712 tahun 7 46,7 3 20 10 33,313 tahun 1 6,7 - - 1 3,3
Jumlah 15 100 15 100 30 100
Tabel 2Rata-rata Nyeri Haid Primer Sesudahdiberikan Intervensi pada Kelompok
Eksperimen dan tanpa diberikan intervensipada Kelompok Kontrol
Tabel 3Perbedaan Nyeri Haid Primer pada Kelompok
Eksperimen dan Kontrol Sesudah PemberianIntervensi Senam Dismenore
PEMBAHASAN
UmurNotoadmojo (2005), usia adalah umur
individu yang terhitung mulai dari dilahirkansampai saat berulang tahun. Usia adalahjumlah hari, bulan, tahun yang telah dilaluisejak lahir sampai waktu tertentu. Usia jugabisa diartikan sebagai satuan waktu yangmengukur waktu keberadaan suatu benda ataumakhluk baik yang hidup maupun yang mati.Pada penelitian yang telah dilakukan padasiswi di SMP Negeri 14 Pekanbaru,didapatkan hasil bahwa usia respondenterbanyak berada pada usia 13 tahun denganjumlah 17 responden(56,7%). Hasil inimenyatakan bahwa sebagian besar respondenberada dalam masa remaja awal (earlyadolescence), yaitu 11-13 tahun(Soetjiningsih, 2004).
Hasil penelitian ini sesuai penelitianyang dilakukan oleh Sopia, Muda dan Jemadi(2013) yang menyatakan hasil uji statistik
Intensitas nyerihaid primer
sesudah diberikanintervensi
M SD Min Max
- Kelompokeksperimen
3,07 1,378 1 5
- Kelompokkontrol
4,33 1,113 2 6
Kelompok nPost test Mean
differencep-
valueM SD
- KelompokEksperimen
15 3,07 1,378
1,26 0,016- Kelompok
Kontrol15 4,33 1,113
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
823
dengan menggunakan uji chi square diperolehnilai p=0,020 yang berarti secara umumterdapat hubungan yang bermakna antaraumur dengan kejadian dismenore pada siswiSMK Negeri 10 Medan tahun 2013.
Kejadian dismenore primer sangatdipengaruhi oleh usia wanita. Rasa sakit yangdirasakan beberapa hari sebelum menstruasidan saat menstruasi biasanya karenameningkatnya sekresi hormon prostaglandin.Semakin tua umur seseorang, semakin seringia mengalami menstruasi dan semakin lebarleher rahim maka sekresi hormonprostaglandin akan semakin berkurang. Selainitu, dismenore primer nantinya akan hilangdengan makin menurunnya fungsi saraf rahimakibat penuaan (Junizar, 2001).
Pada awal masa menstruasi seringterjadi siklus menstruasi yang anovulatoiratau menstruasi tanpa pelepasan sel telur yangdisebabkan kurangnya respons umpan balikdari hipotalamus terhadap estrogen danovarium.Paparan estrogen yang terus meneruspada ovarium dan peluruhan endometriumyang berproliferasi mengakibatkan polamenstruasi yang tidak teratur dan seringdisertai dengan rasa nyeri.(Widjanarko,2006).
Umur MenarcheHasil penelitian yang dilakukan pada
siswi SMP Negeri 14 Pekanbaru, didapatkanbahwa mayoritas usia menarche adalah 11tahun sebanyak 11 responden (36,7%).Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitianyang dilakukan oleh Sopia, Muda dan Jemadi(2013) tentang faktor-faktor yangberhubungan dengan dismenore pada siswiSMK Negeri 10 Medan, dengan hasil terdapathasil uji statistik dengan menggunakan uji chisquare diperoleh nilai p=0,031 artinya secaraumum terdapat hubungan yang bermaknaantara umur menarche dengan kejadiandismenore pada siswi SMK Negeri 10 Medantahun 2013.
Dismenore primer terjadi beberapawaktu setelah menarche biasanya setelah 12bulan atau lebih, sehingga siklus-siklus haidpada bulan-bulan pertama setelah menarcheumumnya berjenis anovulator yang disertaidengan rasa nyeri (Wiknjosastro,
2007).Menarche atau menstruasi pertamapada umumnya dialami remaja pada usia 13 –14 tahun, namun pada beberapa kasus dapatterjadi pada usia ≤ 12 tahun (Manuaba, 2010).Umur menarche yang terlalu muda (≤ 12tahun) dimana organ – organ reproduksibelum berkembang secara maksimal danmasih terjadi penyempitan pada leher rahim,maka akan timbul rasa sakit pada saat haidkarena organ reproduksi wanita belumberfungsi secara maksimal.
Hasil penelitian ini juga sesuai denganpenelitian Novia dan Puspitasari (2008)mengenai usiamenarche dengan judul faktorrisiko yang mempengaruhi kejadiandismenore primer menyatakan bahwa umurmenarche< 12 tahunkemungkinan seorangwanita akan menderita dismenore primer.Penelitian ini sesuai denganpendapatWinkjosastro (2007) yangmenyatakan bahwa menarchepada usia lebihawal merupakan faktor risikoyangberpengaruh terhadap kejadiandismenore primer.Winkjosastro (2007) jugamenyatakan bahwa alat reproduksiwanitaharus berfungsi sebagaimana mestinya.Namun bilamenarche terjadi pada usia yanglebih awal dari normal,di mana alatreproduksi belum siap untukmengalamiperubahan dan masih terjadipenyempitan pada leherrahim, maka akantimbul rasa sakit ketika menstruasi.
Perbandingan nyeri haid primer sesudahdiberikan intervensipada kelompokeksperimen dan tanpa diberikan intervensipada kelompokkontrol
Penelitian yang dilakukan pada siswiSMP Negeri 14 Pekanbarudidapatkan nilairata-rata nyeri haid primersesudah diberikanintervensi senam dismenore pada kelompokeksperimen yaitu 3,07 dimana nyeri tersebutdikategorikan sebagai nyeri ringansedangkannilai rata-rata intensitas nyeri haid primerpada kelompok kontrol tanpa diberikanintervensi senam dismenorerata-rata intensitasnyeri haid primer adalah 4,33 yang berartiberada dalam kategori nyeri sedang.
Dari data diatas menunjukkan bahwaterdapat perbedaan rata-rata nyeri haid primerpada kelompok eksperimen yang diberikan
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
824
intervensi senam dismenore dengan kelompokkontrol yang tidak diberikan intervensi senamdismenore. Dalam penelitian Winy (2014)dengan judul efektifitas teknik relaksasiterhadap upaya penanganan dismenore padamahasiswi STiKes PKU MuhammadiyahSurakarta menyatakan bahwa terdapatperbedaan skala nyeri yang signifikan antarasebelum dan sesudah dilakukan teknikrelaksasi progresif dimana terdapat penurunanskala nyeri dari nyeri sedang menjadi nyeriringan. Penurunan skala nyeri ini terjadikarena terapi dengan teknik relaksasimemberikan individu kontrol diri ketikaterjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, stressfisik dan emosi pada nyeri.Kegiatan inimenciptakan sensasi melepaskanketidaknyamanan dan stress.Secara bertahap,klien dapat merelaksasikan otot tanpa harusterlebih dahulu menegangkan otot-otottersebut.Saat klien mencapai relaksasi penuhmaka persepsi nyeri berkurang dan rasa cemasterhadap pengalaman nyeri menjadiminimal.Hal ini sesuai dengan pernyataanPrasetyo (2010) yang menyatakan bahwanyeri ringan berada pada rentang skala 1-3dan nyeri sedang berada pada skala 4 sampai6.
Perbedaan rata-rata tingkat nyeri haidprimer pada kelompok eksperimen yangdiberikan intervensi senam dismenoresebanyak 5 kali, seminggu sebelummenstruasi berikutnya dapat terjadi karenaperubahan rata-rata nyeri tersebutdipengaruhioleh beberapa faktor dari senamdiantaranyadapat dilihat berdasarkan faktor-faktorlainseperti frekuensi, kontinuitasnya dan durasiwaktunya. Melakukansenam secara teraturdengan memperhatikan kontinuitasnya,frekuensi senamyang sebaiknya dilakukansebanyak 5 kali, seminggu sebelum mentruasiberikutnya dan dengan durasi waktuyangtepat untuk melakukan senam yaitu 30-45 menit, faktor-faktor tersebut akanmenghasilkan manfaat yang banyak bagitubuh (Wirakusumah, 2004).
Efektifitas senam dismenore terhadapintensitas nyeri haid primer pada remaja
Penelitian yang telah dilakukan diSMP Negeri 14 Pekanbaru, menggunakan ujiMann Whitney sebagai uji alternatif dari uji tindependen.
Pada uji Mann Whitney yangdigunakan untuk membandingkan rata-ratanyeri haid primerantara kelompok eksperimendan kelompok kontrol sesudah pemberianintervensi senam dismenore, hasilnyamenunjukkan p value (0,016) < α (0,05). Halini berarti terdapat pengaruh yang signifikanantara rata-ratanyeri haid primerpadakelompok eksperimen yang diberikan senamdismenore dan kelompok kontrol yang tidakdiberikan senam dismenore sehingga dapatdisimpulkan bahwa pemberian senamdismenore efektif dalam menangani nyerihaid primer pada remaja.
Nyeri pada saat menstruasi terjadikarena adanya jumlah prostaglandin yangberlebihan pada pembulah sehinggamerangsang hiperaktivitas uterus.Peningkatan prostaglandin menyebabkankontraksi myometrium meningkat sehinggamengakibatkan aliran darah haid berkurangdan otot dinding uterus mengalami iskemikdan disintegrasi endometrium (Morgan &Hamilton, 2009), dan dapat menyebabkanrangsangan pada serabut saraf nyeri yangterdapat pada uterus meningkat.
Senam dismenore ini merupakan salahsatu teknik relaksasi. Olahraga atau latihanfisik dapat menghasilkan hormon endorphin.Hormon ini dapat berfungsi sebagai obatpenenang alami yang diproduksi otak yangmelahirkan rasa nyaman dan untukmengurangi rasa nyeri pada saat kontraksi.Olahraga terbukti dapat meningkatkan kadarβ-endorphin empat sampai lima kali di dalamdarah. Semakin banyak melakukansenam/olahraga maka akan semakin tinggipula kadar β- endorphin. Seseorang yangmelakukan olahraga/senam, maka β-endorphin akankeluar dan ditangkap olehreseptor di dalamhipothalamus dan sistemlimbik yang berfungsi untuk mengatur emosi(Harry, 2005).Kadar endorphin beragam diantara individu, seperti halnya faktor-faktorseperti kecemasan yang mempengaruhi kadarendorphin. Individu dengan endorphin yangbanyak akan lebih sedikit merasakan nyeri.
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
825
Sama halnya aktivitas fisik yang berat didugadapat meningkatkan pembentukan endorphindalarn sistem kontrol desendens (Smeltzer &Bare, 2001).
Hasil penelitian ini sesuai denganpenelitian Munawar, Nurjannah & FikiNurviana (2012) dengan judul the effect ofaerobics on reducing the pain ofdysmenorrhea yang menyatakan bahwaterdapat perbedaan nyeri denganmenggunakan skala pengukuran NRS(numeric rating scale) dengan p-value (0,00).
Penelitian yang dilakukan oleh Puji(2009) menyatakan bahwa senam dismenoreefektif dalam mengurangi dismenore padaremaja yaitu sekitar 73.33% remajamengalami penurunan nyeri dari nyeri tingkatsedang ke nyeri tingkat ringan dan sebanyak26,67% mengalami penurunan nyeri darinyeri tingkat berat ke nyeri tingkat sedangdimana menjadi responden dalam penelitianini adalah remaja putri SMAN 2 Jember yangmenunjukkan bahwa p-value0,000 < α(0,05)artinya ada perbedaan tingkat dismenoresebelum dan sesudah dilakukan senamdismenore pada kelompok perlakuan padaremaja putri di Desa Sidoharjo KecamatanPati.
Dengan demikian pada penelitian inidapat disimpulkan bahwa pemberianintervensi senam dismenore dapatmenurunkan intensitas nyeri haid primer padaremaja. Oleh karena itu, memberikanintervensi senam dismenore efektif dalammenurunkan intensitas nyeri haid primer padaremaja.
KESIMPULANHasil uji Mann Whitney menunjukkan p
value (0,016) < α (0,05). Hal ini berartiterdapat perbedaan yang signifikan antararata-rata nyeri haid primer remaja padakelompok eksperimen yang diberikan senamdismenore dan kelompok kontrol tanpaberikan senam dismenore, sehingga dapatdisimpulkan bahwa pemberian intervensisenam dismenore efektif dalam menanganiintensitas nyeri haid primer pada remaja.
SARAN1. Bagi SMP Negeri 14 Pekanbaru
Pihak sekolah diharapkan dapatmenjadikan hasil penelitian ini sebagailangkah awal untuk mengurangiterjadinya nyeri haid yang dirasakan olehsiswi ketika haid sehingga siswi bisamengikuti pelajaran dengan baik tanpaharus izin ke UKS atau bahkan pulanguntuk manangani nyeri sehingga prestasisiswi yang mengalami nyeri haid primertidak terganggu.Untuk itu pihak sekolahbisa membuat program untuk melakukansenam dismenore pada siswi-siswi yangsudah mengalami haid denganpelaksanaan seminggu sebelum siswi-siswi mengalami haid berikutnya.
2. Bagi institusi keperawatanHasil penelitian ini dapat dijadikansebagai sumber informasi dalampengembangan ilmu keperawatanmaternitas khususnya keperawatanmaternitas dalam mengupayakanpemberian sumbangsih pengetahuanberupa senam dismenore dalam halmenangani nyeri haid primer padaremaja.
3. Bagi peneliti selanjutnyaBagi peneliti yang akan melanjutkanpenelitian ini diharapkan dapatmelakukan pretest terlebih dahulu untukdapat melihat perbedaan penurunan yangterjadi sebelum dan sesudah dilakukansenam dismenore .Peneliti jugadiharapkan dapat meneliti efektifitassenam dismenore dengan sampel yanglebih besar dan pembahasan yang lebihterperinci agar penelitian selanjutnyamenjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Annathayakeishka.(2009). Nyeri haid.Diperoleh 08 Juni 2014 darihttp://forum.dudung.net
Anurogo, D dan Wulandari, A. (2011).Carajitu mengatasi nyeri haid.Yogyakarta:ANDI.
Badriyah dan Diati. (2004). Be smart girl:Petunjuk Islami kesehatan reproduksibagi remaja. Jakarta: Gema Insani
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
826
Bobak, I. M., Lowdermik, D.L & Jensen,M.D. (2004).Buku ajar keperawatanmaternitas. Jakartra: EGC
French, L. (2005). American family physician.Diperoleh pada tanggal 18 Agustus 2014dari http://findarticles.com/p/articles/mi
Green.(2001). Psikologi pendidikan. Jakarta:Rineka cipta
Harry. (2007), Mekanisme endorphin dalamtubuh. Diperoleh 08 Juni 2014 darihttp://klikharry./2007/02/1.doc+endorphin+dalam+tubuh
Haruyama, S. (2011).The miracle ofendhorphin: Sehat mudah dan praktisdengan hormon kebahagiaan. Jakarta:Qonita PT. Mizan Pustaka
Hasanah, O. (2010).Efektifitas terapiakupresure terhadap dismenore padaremaja di SMPN 5 dan SMPN 13Pekanbaru. Tesis, Universitas Indonesia.Diperoleh pada tanggal 13 November2014 dari http://lib.ui.ac.id
Junizar, G. 2001. Pengobatan DismenoreSecara Akupuntur. PengobatanDismenore Secara Akupuntur.CerminDunia Kedokteran no. 133.Hal.50–51.Jakarta
Manuaba.(2010). Buku ajar penuntun kuliahginekologi. Jakarta: CV Trans Info Media
Martcellina, L. 2011. Pengaruh senamdismenore terhadap penurunan tingkatnyeri saat menstruasi pada remaja putriusia 12 – 17 tahun smp 131 di cipedakkecamatan jagakarsa.Jakarta :Universitas Pembangunan NasionalVeteran. http://www.library.upnvj.ac.id
Munawar., Nurjannah., Nurviana, F. (2012).The effect of aerobics on reducing thepain of dysmenorrhea. Diperoleh tanggal22 Januari 2015 darihttp://download.portalgaruda.org/article
Morgan dan Halminton.(2009). Obstetri danginekologi panduan praktik. Jakarta:EGC
Novia, I dan Puspitasari, N. (2008).Faktorrisiko yang mempengaruhi kejadiandismenore primer. Diperoleh tanggal 23Januari 2015 darihttp://journal.lib.unair.ac.id
Notoatmodjo, S. (2005).Promosi kesehatan,teori dan aplikasinya. Jakarta: RinekaCipta
Potter, P. A & Perry,A. G. (2006). Buku ajarfundamental: Konsep, proses dan praktik,Vol. 2 alih bahasa. Editor Monica Ester,dkk. Jakarta: EGC
Prasetyo, S. 2010. Konsep dan proseskeperawatan nyeri. Graha Ilmu.Yogyakarta
Prawirohardjo,S. (2009). Ilmu kandunganedisi 2. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Price, W. (2006). Patofisiologi konsep klinisproses proses penyakit. Edisi ke 6 vol 2.Jakarta: EGC
Proverawati, A & Misaroh, S. (2009).Menarche mentruasi pertama penuhmakna. Yogyakarta: Nuha Medika
Puji, I. (2009). Efektifitas senam dismenoredalam mengurangi dismenore padaremaja putri di SMUNSemarang.Skripsi.Dipublikasikan.
Salika. (2010). Serba-serbi kesehatanperempuan: Apa yang perlu kamuketahui tentang tubuhmu. Jakarta:Bukune
Sarwono, S.W. (2010). Psikologi remaja.Jakarta: Raja Grafindo Persada
Soetjiningsih.(2004). Tumbuh kembangremaja dan permasalahannya. Jakarta:Sagung Seto
Sophia, F. Muda, S. Jemadi. (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengandismenore pada siswi SMK Negeri 10Medan.Skripsi.http://repository.usu.ac.id
Sugani dan Priandarini. 2010. Cara cerdasuntuk sehat : Rahasia hidup sehattanpadokter. Jakarta: Transmedia.
Tamsuri, A. (2007). Konsep danpenatalaksanaan nyeri. Jakarta: EGC
Wiknjosastro. H., Saifuddin. A.B.,Rachimhadhi, T. (2007) . Ilmukandungan. Ed.2, Cet.5. Jakarta: PT BinaPustaka
Widjanarko, B. (2006). Dismenore TinjauanTerapi pada Dismenore Primer. BagianIlmu Kebidanan dan Penyakit KandunganFakultas Kedokteran Rumah Sakit UnikaAtma Jaya
Winy P, Rahma. (2014). Efektifitas teknikrelaksasi terhadap upaya penanganan
JOM Vol 2 No 1, Februari 2015
827
dismenorhea pada mahasiswi StiKesPKU Muhammadiyah Surakarta.Diperoleh tanggal 20 Januari 2015 darihttp://stikespku.ac.id
Wirakusumah, E.S. 2004. Tip dan solusi agartetap sehat, cantik, danbahagia di masamenopouse. Jakarta : PT GramediaPustaka Utama.
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 53
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP DERAJAT NYERI
HAID PADA MAHASISWI STIKES PAGUWARMAS MAOS CILACAP
TAHUN 2018
The effect of disminorhean exercise on menstrual pain degree to the students in
Paguwarmas Institute of helath science
Indah Sulistyoningrum 1 , Norif Didik Nurimanah 2, Ellyzabeth Sukmawati 3
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap
ABSTRAK
Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi yang
menghasilkan hormon endorphin yang menimbulkan rasa nyaman dan
meningkatkan kadar endorphin. Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh senam
dismenore terhadap derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos
Cilacap.
Metode Penelitian ini menggunakan quasi experiment design yaitu
pendekatan non equivalent control group. Sampel penelitian 15 mahasiswi diberi
perlakuan senam dismenorhoe dan 15 mahasiswi tidak diberikan perlakuan.
Analisis bivariat menggunakan rumus t-test. Setelah dilakukan uji normalitas
hasilnya tidak normal sehingga menggunakan uji wilcoxon.
Hasil Diperoleh z hitung sebesar -3,606, p value 0,00 dan z tabel sebesar
–1,96, α =0,05 adalah -3,606 sehingga ztabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475
=1,96 atau -1,96 maka zhitung>ztabel atau -zhitung<-ztabel. nilai signifikansi hasil uji
wilcoxson yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf kesalahan (α) 0,05 maka
nilai di luar daerah penerimaan Ho,artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
Kesimpulan dari penelitian terdapat pengaruh antara senam dismenore terhadap
derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas maos cilacap.
Kata Kunci: Senam dismenore, nyeri haid,
ABSTRACT
Dysmenorrhea Gymnastics activity is one of relaxation techniques which
produce endorphin hormone that creates a comfort sensation and increase the
endorphin levels. The research aims to know the influence of dysmenorrhea
Gymnastics activity against the menstrual pain degree on Paguwarmas Maos
Cilacap institute of health science students.
Method this research uses quasi experiment design namely non equivalent
control group approachment. As the research sample, 15 students are given the
dismenorhoe gymnastics treatment and 15 students are not. Bivariat analysis
using t-test formula. After the normality test is done, the result is abnormal so the
writer decided to use the wilcoxon test.
Results: z count Obtained as 3.606, p-value 0.00 and z tables of – 1.96, α =
0.05 was-3.606 so z tabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475 =1,96 atau -1,96 or
-1,96 so zcount>ztabel or –zcount<-ztabel. the significance value of wilcoxson test
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 54
results i.e. 0.000 which is smaller than the error standard (α) 0.05 so the value
outside the Ho reception area, means that Ho is denied and Ha is accepted. The
conclusions of the research is there is influence between dysmenorrhea
Gymnastics activity against the menstrual pain degree on Paguwarmas Maos
Cilacap institute of health science students.
Keywords : dysmenorrhea Gymnastics activity, menstrual pain,
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa remaja merupakan peralihan dari masa anak sampai dengan masa
dewasa dengan mengalami perkembangan semua aspek / fungsi untuk memasuki
masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Dalam
keadaan normal, masa reproduksi dimulai ketika sudah terjadi pengeluaran sel
telur yang matang (ovulasi) pada siklus menstruasi[1]
Pada saat menstruasi sering terjadi gangguan yang menimbulkan ketidak
nyamanan yang dikenal dengan dismenore. Angka kejadian dismenore cukup
tinggi yaitu 43-93 % wanita mengalami dismenore dan 5-10 % dari mereka
mengalami dismenore yang sangat berat dan meninggalkan kegiatan mereka 1-3
hari dalam sebulan. Di Kabupaten Cilacap di perkirakan yang mengalami
dismenore yaitu sekitar 1,03 % - 1,24% dan kurang lebih separuhnya
memerlukan pengobatan Dismenore dapat diatasi dengan cara terapi farmakologi
dan non farmakologi.
Senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi. Senam dapat
menghasilkan hormon endorphin. Endorphin adalah neuropeptide yang dihasilkan
tubuh saat tenang. Endorphin dihasilkan diotak dan susuan saraf tulang belakang.
Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi diotak
yang menimbulkan rasa nyaman dan meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh
untuk mengurangi nyeri pada saat kontraksi.[2]
Studi pendahuluan yang dilakukan di STIKES Paguwarmas dari 10
mahasiswa yang mengalami disminorhoe, 6 mahasiswa yang sering melakukan
senam disminore, 2 mahasiswa mengalami nyeri hebat, 2 nyeri sedang dan 4
nyeri ringan. Berdasarkan uraian latarbelakang diatas penulis tertarik untuk
melakukan penelitian Pengaruh Senam Dismenorhoe Terhadap Derajat Nyeri
Haid Pada Mahasiswi STIKES Paguwarmas Maos Cilacap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian “ Apakah ada pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid
pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap? “
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui pengaruh senam dismenore
terhadap derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap.
Tujuan khusus penelitia ini yaitu mengetahui derajat nyeri haid sebelum dilakukan
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 55
senam dismenore pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap, mengetahui
derajat nyeri haid setelah dilakukan senam dismenore pada mahasiswi Stikes
Paguwarmas Maos Cilacap, menganalisis pengaruh senam dismenore terhadap
derajat nyeri haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas Maos Cilacap.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan non equivalent control group.
Dengan mengobservasi sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Besar sampel penelitian ini yaitu 30 orang dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok mahasiswa yang diberi perlakuan senam dismenorhoe sebanyak
15 orang, kelompok ke dua adalah mahasiswa yang tidak diberi perlakuan senam
dismenorhoe sebanyak 15 orang. Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis
pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid pada remaja putri, dengan
menggunakan rumus t-test, dengan tingkat kepercayaan 95% atau dapat pula
dengan membandingkan P value dengan nilai α 0,05. Tahapan yang harus
dilakukan lebih dahulu uji normalitas, setelah diketahui hasilnya normal maka
dilakukan pengujian dengan uji T dependen. Jika hasilnya tidak normal maka
dilakukan pengujian non parametrik yaitu dengan uji wilcoxon.[3]
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Karakeristik Responden
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Umur Responden
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa yang dijadikan sampel
penelitian sebagian besar berumur 18 tahun sebanyak 17 orang (56,7%),
umur 19 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), umur 20 tahun sebanyak 1
orang (3,3%), dan umur 23 tahun sebanyak 1 orang (3,3%).
No Umur Frekuensi Prosentase (%)
1 18 Tahun 17 56,7%
2 19 Tahun 11 36,7%
3 20 Tahun 1 3,3%
4 23 Tahun 1 3,3%
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 56
2. Derajat Nyeri Haid (Pre Test)
Tabel2. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid (Pre Test)
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat derajat nyeri haid, tidak nyeri
tidak ada, nyeri ringan sebanyak 14 orang (46,7%) , nyeri sedang
sebanyak 13 orang (43,3%), nyeri berat sebanyak 3 orang (10,0%),
nyeri sangat berat tidak ada.
3. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid Responden yang
diberi perlakuan
Derajat nyeri haid yang diberikan perlakuan didapatkan hasil Post
test tidak nyeri sebanyak 6 orang (40,0%), nyeri ringan sebanyak 8
orang (53,3%), nyeri sedang sebanyak 1 orang (6,6%), nyeri berat dan
nyeri sangat berat tidak ada.
No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak Nyeri 0 0 %
2 Nyeri ringan 14 46,7 %
3 Nyeri sedang 13 43,3 %
4 Nyeri Berat 3 10,0 %
5 Nyeri sangat berat 0 0 %
No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak Nyeri 6 40,0 %
2 Nyeri ringan 8 53,3 %
3 Nyeri sedang 1 6,6 %
4 Nyeri Berat 0 0 %
5 Nyeri sangat berat 0 0 %
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 57
4. Derajat Nyeri Haid Responden yang tidak diberi perlakuan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Derajat Nyeri Haid Responden yang tidak
diberi perlakuan
Derajat nyeri haid yang tidak diberikan perlakuan didapatkan hasil
Post test tidak nyeri tidak ada, nyeri ringan sebanyak 7 orang (46,6%),
nyeri sedang sebanyak 7 orang (46,6%), nyeri berat sebanyak 1 orang
(6,6%), dan nyeri sangat berat tidak ada.
5. Hasil Analisis
Hasil pengujian data menunjukan nilai kebermaknaan pengujian
yang sangat baik. Nilai kebermaknaan yang diperoleh adalah sebesar
0,000 nilai ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai kebermaknaan
α 0,05.
No Derajat Nyeri Haid Frekuensi Prosentase (%)
1 Tidak Nyeri 0 0 %
2 Nyeri ringan 7 46,6 %
3 Nyeri sedang 7 46,6 %
4 Nyeri Berat 1 6,6 %
5 Nyeri sangat berat 0 0 %
Nyeri
Kelompok
Jumlah Kelompok yang diberi
perlakuan
Kelompok yang tidak
diberi perlakuan
Pre test Post test Pre test Post test
N % N % N % N % N %
Tidak nyeri 0 .0 6 20.0 0 .0 0 .0 6 10.0
Ringan 6 20.0 8 26.7 7 20.0 7 20.0 28 47.0
Sedang 7 26.7 1 3.3 7 23.3 7 23.3 22 37.0
Berat 2 3.3 0 .0 1 6.7 1 6.7 4 6.0
Sangat berat 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0 0 .0
Jumlah 15 15 100
z hitung = -3.606 z tabel = -1.96 pv = 0.00
α = 0.05
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 58
Dari analisis uji statistik wilcoxson diperoleh z hitung sebesar -3,606, p
value 0,00 dan z tabel sebesar –1,96, α = 0,05 adalah -3,606 sehingga
ztabel (α=5%)= z(α-α/2)=Z(0,05-0,05/2)= Z0,475 =1,96 atau -1,96 maka
zhitung>ztabel atau -zhitung<-ztabel. atau - zhitung < - ztabel. nilai signifikansi
hasil uji wilcoxson yaitu 0,000 yang nilainya lebih kecil dari taraf
kesalahan (α) 0,05 atau dengan signifikansi 95 % maka nilai di luar
daerah penerimaan Ho, artinya Ho ditolak dan Ha diterima.
B. Pembahasan
Dismenore atau nyeri haid adalah normal, namun dapat berlebihan apabila
dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikis seperti stress serta pengaruh dari hormon
prostaglandin dan progesteron. Di Stikes Paguwarmas sebagian mahasiswi
mengalami dismenore. Mahasiswi yang mengalami dismenore sebelum
melakukan senam dismenore menyatakan mereka minum obat atau jamu untuk
mengatasi nyeri saat haid. Untuk itu perlu adanya alternatif lain yang bersifat
preventif untuk mengatasi dismenore. Selain menggunakan obat untuk mengatasi
nyeri, ada alternatif preventif lain untuk mengatasi nyeri yaitu dengan cara
melakukan senam dismenore.
1. Umur Responden
Berdasarkan distribusi frekuensi umur responden pada mahasiswi Stikes
Paguwarmas sebagian besar responden berumur 18 tahun sebanyak 17 orang
(56,7%), umur 19 tahun sebanyak 11 orang (36,7%), umur 20 tahun sebanyak 1
orang (3,3%), umur 23 tahun sebanyak 1 orang (3,3%). Berdasarkan data tersebut
termasuk dalam masa remaja akhir. Pada masa remaja akhir terdapat ketidak
nyamanan salah satu diantaranya dismenore, termasuk pada mahasiswi Stikes
Paguwarmas. Hal ini kemungkinan karena keadaan fisik dan psikis seperti stress
serta pengaruh dari peningkatan hormon prostaglandin dan progesteron.
Pada masa remaja akhir terjadi optimalisasi fungsi saraf rahim sehingga
sekresi prostaglandin meningkat, sehingga menimbulkan rasa sakit. Berdasarkan
teori dismenore merupakan kontraksi otot rahim akibat peningkatan prostaglandin
sehingga menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang menyebabkan
terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang akan merangsang
rasa nyeri di saat datang bulan.[4]
2. Derajat Nyeri Haid (Pretest)
Berdasarkan hasil penelitian, sebelum dibagi menjadi dua kelompok yaitu
kelompok yang diberikan perlakuan dan kelompok yang tidak diberikan
perlakuan, hasil yang didapat bahwa sebagian besar responden mengalami derajat
nyeri ringan sebanyak 14 orang (46,67%) nyeri sedang sebanyak 13 orang
(43,33%), nyeri berat sebanyak 3 orang (10%), tidak nyeri dan nyeri sangat berat
tidak ada. Hal ini kemungkinan karena akibat rangsang nyeri tergantung pada
latar belakang pendidikan responden. Latar belakang pendidikan responden
sebelum kuliah di Stikes sangat beragam. Faktor pendidikan dan faktor psikis
dapat sangat berpengaruh. Nyeri dapat diperberat oleh keadaan psikis responden
yang dapat disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal karena
ketidakseimbangan hormon bawaan lahir. Hal ini juga berkorelasi dengan faktor
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 59
eksternal seperti asupan gizi pada makanan yang dikonsumsi serta status gizi
yang lebih baik[5]
3. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan
Dari hasil penelitian pada kelompok yang diberikan perlakuan menunjukan
derajat nyeri haid sebelum diberikan perlakuan (pre test) sebagian besar
responden mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (26,7%), nyeri ringan
sebanyak 6 orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 2 orang (3,3%), tidak nyeri dan
nyeri sangat berat tidak ada. Hal ini disebabkan karena pada mahasiswi yang
sedang kuliah di Stikes Paguwarmas mengalami aktifitas yang padat dan dapat
membuat keadaan fisik serta psikis berubah, serta dapat meningkatan hormon
prostaglandin dan progesteron. Sehingga menyebabkan setres.
Hal ini sesuai dengan teori, stres disebabkan karena perubahan fisik dan
psikis. Faktor stress ini dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Tanda
awal yang menunjukan keadaan stress adalah timbulnya reaksi yang muncul yaitu
menegangnya otot tubuh individu dipenuhi oleh hormon stress yang
menyebabkan tekanan darah, detak jantung, suhu tubuh, dan pernafasan
meningkat. Disisi lain saat stress, tubuh akan memproduksi hormon adrenalin,
estrogen, progesteron serta prostaglandin yang berlebihan. Estrogen dapat
menyebabkan peningkatan kontraksi uterus secara berlebihan, sedangkan
progesteron bersifat menghambat kontraksi. Peningkatan kontraksi secara
berlebihan ini menyebabkan rasa nyeri. Selain itu hormon adrenalin juga
meningkat sehingga menyebabkan otot tubuh tegang termasuk otot rahim dan
dapat menjadikan nyeri ketika haid [6]
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok yang diberikan perlakuan
responden mengalami derajat nyeri haid setelah (post test) diberi perlakuan
senam dismenore didapatkan hasil sebagian besar responden mengalami nyeri
ringan sebanyak 8 orang (26,7%), tidak nyeri sebanyak 6 orang (20,0%), nyeri
sedang sebanyak 1 orang (3,3%), nyeri berat dan sangat berat tidak ada.
Hal ini disebabkan karena mahasiswi mengalami relasasi saat melakukan
senam dismenore sehingga terjadi penurunan derajat nyeri haid.Hal ini sesuai
dengan teori senam dismenore merupakan salah satu teknik relaksasi. Olahraga
atau latihan fisik dapat menghasilkan hormon endorphin. Endorphin dihasilkan di
otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai
obat penenang alami yang diproduksi otak yang melahirkan rasa nyaman dan
meningkatkan kadar endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri pada
saat kontraksi. Semakin banyak melakukan senam dismenore maka akan semakin
tinggi pula kadar b-endorphin. Ketika seseorang melakukan senam, maka
b-endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam hipothalamus dan
sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi. Peningkatan b-endorphin
terbukti berhubungan erat dengan penurunan rasa nyeri [2]
Adapun senam yang benar haruslah memenuhi kriteria frekuensi 3-5 kali
seminggu dan lama 30 menit. Dari suatu penelitian telah disimpulkan bahwa
latihan paling sedikit 3 kali, hal ini disebabkan ketahanan atau stamina seseorang
akan menurun setelah 48 jam tidak melakukan latihan, jadi usahakan sebelum
stamina menurun harus berlatih lagi.[2]
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 60
4. Derajat Nyeri Haid Responden yang diberi perlakuan
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok yang tidak diberikan perlakuan
setelah diberikan perlakuan (post test) didapatkan hasil sebagian besar responden
mengalami nyeri sedang sebanyak 7 orang (23,3%), nyeri ringan sebanyak 7
orang (20,0%), nyeri berat sebanyak 1 orang (6,7%), tidak nyeri tidak ada dan
nyeri sangat berat tidak ada. Hal ini disebabkan karena mahasiswi tidak
melakukan senam dismenore kemungkinan tidak mengalami relaksasi sehingga
derajat nyeri yang responden rasakan tetap.
Hal ini sesuai teori kejadian dismenore akan meningkat dengan kurangnya
olaharaga, sehingga ketika terjadi dismenore, oksigen tidak dapat tersalurkan ke
pembuluh-pembuluh darah di organ reproduksi yang saat itu terjadi
vasokonstriksi sehingga menyebabkan timbulnya rasa nyeri tetapi bila seseorang
teratur melakukan olahraga, maka dia dapat menyediakan oksigen hampir 2 kali
lipat per menit sehingga oksigen tersimpaikan ke pembuluh darah yang
mengalami vasokonstriksi. Hal ini akan menyebabkan terjadinya penurunan
dismenore [4, 7]
5. Hasil Analisis
Hasil korelasi dengan menggunakan uji wilcoxson didapatkan bahwa
terdapat pengaruh senam dismenore terhadap derajat nyeri haid dengan p value
0,00 < α 0,05. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa senam dismenore
berpengaruh terhadap derajat nyeri haid. Hal ini Hal ini disebabkan pada saat
melakukan senam dismenore secara teratur berpengaruh terhadap penurunan
derajat nyeri. Selama dismenore, terjadi kontraksi otot rahim akibat peningkatan
prostaglandin sehingga menyebabkan vasospasme dari arteriol uterin yang
menyebabkan terjadinya iskemia dan kram pada abdomen bagian bawah yang
akan merangsang rasa nyeri di saat datang bulan[4]
Penelitian lain yang berkaitan dengan senam dismenore dilakukan oleh
Istiqomah Puji A 2009 dengan judul ‘’Efektivitas Senam Dismenore Dalam
Mengurangi Dismenore Remaja Putri Di SMU N 5 Semarang’’. Hasil penelitian
dengan responden sebanyak 15 orang menunujukkan tingkatan nyeri sebelum
melakukan senam dismenore adalah siswa dengan skala nyeri sedang sejumlah 8
siswa (53%). Untuk skala nyeri ringan sejumlah 1 orang siswa (7%) dan skala
nyeri berat sebanyak 6 orang siswa (40%). Menunjukkan perubahan skala nyeri
setelah melakukan senam dismenore dengan skala nyeri ringan sebanyak 11
orang siswa (73,33%) dan skala nyeri sedang sebanyak 4 orang siswa (26,67%).
Olahraga sebagai salah satu aktivitas yang menurut teori dapat menurunkan nyeri
saat dismenore tetapi dalam penelitian didapatkan hasil bahwa olahraga yang
teratur dan tidak adanya aktivitas olahraga tidak berpengaruh terhadap skala nyeri
yang diderita oleh sebagian besar responden. Hal tersebut tidak sesuai dengan
pendapat[5]. Dismenore yang dapat dikurangi dengan olahraga secara teratur. Hal
ini mungkin terjadi karena olahraga yang hanya berfungsi meningkatkan aliran
darah seperti mekanisme stimultan adrenoreseptor sebagai obat dismenore atau
memperbesar volume darah, belum cukup menyebabkan berkurangnya dismenore
masih diperlukan jenis olahraga tertentu yang bisa mengurangi faktor-faktor
terjadinya dismenore atau yang mampu membawa penderita keadaan psikis atau
somatis pada tingkat yang normal).[5]
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Derajat Nyeri Haid Pada Mahasiswi
STIKES Paguwarmas Maos Cilacap (Indah Sulistyoningrum,
Norif Didik Nurimanah, Ellyzabeth Sukmawati) 61
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
1. Derajat nyeri haid yang dialami oleh mahasisiwi Stikes Paguwarmas
maos cilacap sebagaian besar respoden mengalami derajat nyeri haid
pre test yaitu nyeri ringan sebanyak 14 orang (48,3%)
2. Derajat nyeri haid yang dialami oleh mahasiswi Stikes Paguwarmas
maos cilacap sebagian besar responden mengalami derajat nyeri haid
post test yaitu nyeri ringan sebanyak 8 orang (53,3%)
3. Terdapat pengaruh antara senam dismenore terhadap derajat nyeri
haid pada mahasiswi Stikes Paguwarmas maos cilacap tahun 2017.
B. SARAN 1. Bagi responden
Diharapkan dengan adanya penelitian ini responden dapat
mempraktekan gerakan ringan pada senam dismenore untuk
menurunkan nyeri pada saat haid.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai senam
dismenore terhadap derajat nyeri haid dengan sampel yang lebih
banyak dan variabel yang dikembangkan, dan dapat mengobservasi
secara langsung dan menambah jumlah responden serta dapat
menggunakan standar operasional prosedur dan instrumen dengan
kuesioner yang telah diukur realibilitasnya.
3. Stikes Paguwarmas
Diharapkan dapat menambah kepustakaan tentang senam dismenore,
agar mahasiswi dapat menambah pengertahuan tentang senam
dismenore dan cara mengatasi nyeri dengan cara preventif serta dapat
mengaplikasikan secara nyata.
DAFTAR PUSTAKA
1. Proverawati, A., Menarche Menstruasi Pertama Penuh Makna. 2009,
Yogyakarta: Nuha Medika.
2. Harry. Mekanisme Endhorpin Dalam Tubuh. 2017 [cited 2017 24];
Available from: Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc +
endorphin + dalam + tubuh.
3. Sugiyono, Statistika untuk Penelitian. 2007, Bandung: Alfabeta.
4. David, R.d., Apa yang ingin diketahui remaja tentang seks. 2014, Jakarta
Bumi Aksara.
5. Yustianingsih, A., Hubungan Aktifitas Olahraga Terhadap Dismenorea
Pada Siswi SMK Pemuda Muhammadiyah Krian Sidoarjo Jawa Timur.
2014, Yogyakarta: UGM.
6. H.Handrawan, Ilmu Kandungan. 2017, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.
7. Hanifa, W.d., Ilmu Kebidanan. 2005, Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
52
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI MENSTRUASI
PADA REMAJA USIA 16-17 TAHUN
(Influence Of Gymnasticsdysmenorrhea To Declinemenstrualpaininadolescentsprincess
Age 16-17year)
Lina Silvia Santi
Email : [email protected]
ABSTRACT
Dysmenorrhea is painful during menstruation, dysmenorrhea consists of a complex
symptom of cramps is mainly felt in the lower abdominal area but can spread to the back or
surface in the thigh, which sometimes causes the patient is helpless in holding back the pain
Dysmenorrhea is one of the relaxation techniques can produce endorphin hormone, the
hormone has a function as a natural sedative produced by the brain so as to cause a sense of
comfort and increase endorphin levels in the body to reduce pain during contractions. This
study aims to determine the effect of dysmenorrhea on the decrease of menstrual pain in girls
aged 16-17 years.
The research design is using Pra Experimental with One Group Pre Test Post Test.
The sample in this study were 14 girls who experienced menstrual pain with Total Sampling
technique.
The result of the research using Wilcoxon test showed that p value <0,05 (0,002)
means that there is influence of dysmenorrhea gymnastics on the decrease of menstrual pain
in girls aged 16-17 years.
The conclusion of this research is that there is influence of dysmenorrhea
gymnastics on the decrease of menstrual pain in adolescent girls 16-17 years old. It is
recommended that this dysmenorrhoeal gymnastics be used as SOP in midwifery care in
young women especially to decrease the level of menstrual pain.
Key Words : Gymnastics Dysmenorrhea, Menstrual Pain
PENDAHULUAN
ASEAN pada tahun 2015
disimpulkan bahwa presentase di
Indonesia angkanya diperkirakan 55 %
perempuan produktif yang tersiksa oleh
disminore Hal ini disebabkan karena
pengetahuan remaja perempuan dalam
mendorong menangani kejadian disminore
masih relative rendah1.
Penyebab dismenore bermacam-
macam, bisa karena penyakit (radang
panggul), kelainan uterus, stres atau cemas
yang berlebihan bisa juga karena
ketidakseimbangan hormonal. Faktor-
faktor yang menyebabkan dismenore
primer antara lain faktor kejiwaan yang
secara emosional tidak stabil yang terjadi
pada gadis remaja apabila tidak mendapat
penerangan yang baik tentang proses
haid2.
Latihan-latihan olahraga yang ringan
sangat dianjurkan untuk mengurangi
dismenore.Olahraga/senam merupakan
salah satu teknik relaksasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini
disebabkan saat melakukan olah
raga/senam tubuh akan menghasilkan
endorphin. Endorphin dihasilkan diotak
dan susunan syaraf tulang
belakang.Hormon ini dapat berfungsi
sebagai obat penenang alami yang
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
53
diproduksi otak sehingga meningkatkan
rasa nyaman3.
Senam dismenore dilakukan secara
teratur dengan memperhatikan
kontiunitasnya, frekuensi sebaiknya
dilakukan 3-4 kali dalam satu minggu atau
5-7 hari sebelum menstruasi, durasi yaitu
30-45 menit setiap kali melakukan senam.
Selain hal tersebut senam dismenore
dilakukan dengan waktu yang tepat yaitu
setiap pagi hari karena konsentrasi
endorphin terendah ditemukan pada saat
sore hari dan tertinggi pada saat malam
hari4.
Masa remaja, usia diantara masa
anak-anak dan dewasa, yang secara
biologis yaitu antara umur 10 sampai 19
tahun. Peristiwa yang tepenting yang
terjadi pada gadis remaja ialah datang haid
yang pertama kali, biasanya sekitar umur
10 sampai 16 tahun.Saat haid yang
pertama ini datang dinamakan menarce5.
Berdasarkan data dari World health
Organization (WHO) angka dismenore di
Dunia sangat besar, rata-rata lebih dari
50% perempuan disetiap negara
mengalami dismenore. di Swedia sekitar
72%. Di Amerika Serikat diperkirakan
hampir 90% wanita mengalami dismenore,
dan 10-15% mengalami dismenore berat,
yang menyebabkan mereka tidak mampu
melakukan kegiatan apapun. Sementara di
Indonesia angkanya diperkirakan 55%
perempuan produktif yang tersiksa oleh
dismenore6.
Berdasarkan data dari yang
didapatkan di Dinas Kesehatan Kabupaten
Tanah Bumbu tahun 2017, bahwa jumlah
kejadian dismenorekhususnya bagi remaja
puteri dari bulan Januari sampai bulan
Desember 2017 mencapai 326 remaja
namun diduga permasalahan dismenore ini
jumlah penderita selalu lebih banyak dari
laporan yang bisa diklaim dan dari data
yang didapat8.
Berdasrkan dari hasil studi
pendahuluan pada tanggal 27 Maret 2018
yang dilakukan di Madrasah Aliyah Darul
Azhar diperoleh jumlah keseluruhan siswi
kelas XI sebanyak 58 siswi. Dari hasil
wawancara terdapat 25 siswi yang
mengalami dismenore, 19 (76%) siswi
yang tidak tahu cara menangani
dismenore, dan 6 (24%) siswi menangani
nyerinya dengan cara meminum obat
penurun nyeri. Dari hasil tersebut maka,
masih banyak pada remaja putri yang
mengalami dismenoredan tidak tahu cara
penangannya.
METODE PENELITIAN
Tempat penelitian dilakukan di
Madrasah Aliyah Darur Azhar Simpang
Empat Kabupaten Tanah Bumbu Proses
penelitian dilakukan mulai dari bulan Mei
sampai bulan Juni 2018.
Desain penelitian dalam penelitian
ini adalah Pra Eksperimental dengan
rancangan yang digunakan adalah
rancangan One group pretest postest.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua remaja yang mengalami
nyeri menstruasi di Masreasah Aliyah
Darul Azhar Kabupaten Tanah Bumbu
pada bulan Mei-Juni 2018 yang berjumlah
25remaja nyeri menstruasi.
Adapun pengambilan sampel pada
penelitian ini berjumlah 14 sampel
dilakukansecaratotal sampling dengan
menentukan sampel sesuai dengan kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi.
Adapun instrumen untuk pemberian
senam dismenoreyang digunakan pada
penelitian ini adalah SOP (Standar
Operasional Prosedur),dan untuk nyeri
menstruasi menggunakan lembar
observasi.
Analisis penelitian terdiri dari
analisis univariat dan bivariat, untuk
menguji hipotesis menggunakan uji
statistic nonparametrik yaitu uji
Wilcoxon.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Nyeri
Menstruasi Pada Remaja Usia 16-17
Tahun Sebelum diberikan Senam
Dismenoredi Madrasah Aliyah Darul
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
54
Azhar Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu No. Tingkat Nyeri
Menstruasi
Frekuensi
(Orang)
Presentase
(%)
1 Tidak Nyeri 0 0
2 Nyeri Ringan 4 28,6
3 Nyeri Sedang 4 28,6
4 Nyeri Berat 5 35,7
4 Nyeri Sangat
Berat
1 7,1
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.1diatas dapat
diketahui bahwa sebelum dilakukan senam
dismenore hampir setengahnya (35,7%)
responden mengalami nyeri berat pada saat
menstruasi
Tabel 5.2Distribusi FrekuensiNyeri
Mnestruasi Pada Remaja Usia 16-17
Tahun SesudahDiberikanSenam
DIsmenore di Madrasah Aliyah Darul
Azhar Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Tanah Bumbu No. Tingkat Nyeri
Menstruasi
Frekuensi
(Orang)
Presentase
(%)
1 Tidak Nyeri 4 28,9
2 Nyeri Ringan 6 42,9
3 Nyeri Sedang 2 14,3
4 Nyeri Berat 2 14,3
5 Nyeri Sangat
Berat
0 0
Total 14 100
Berdasarkan tabel 5.2diatas dapat
diketahui bahwasesudah dilakukan senam
dismenorehampir setengahnya (42,9%)
responden mengalami nyeri ringan pada
saat menstruasi.
Tabel 5.3 Analisis Hasil Penelitian Senam
Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
MnestruasiPada Remaja Putri Usia 16-17
Tahun. N
o.
Tingkat
Nyeri
Menstruasi
Sebelum Sesudah
P
value
Freku
ensi
(oran
g)
Persentase
(%)
Frekue
nsi
(orang)
Persentase
(%)
1 Tidak Nyeri
0 0 4 28,6
0,002
(<0,05
2 Nyeri Ringan
4 28,6 6 42,9
3 Nyeri Sedang
4 28,6 2 14,3
4 Nyeri Berat 5 35,7 2 14,3 )
5 Nyeri Sangat
Berat 1 7,1 0 0
Total 14 100 14 100
Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat
diketahui bahwa sebelum diberikan senam
dismenore sebagian kecil (7,1%) dari
responden mengalami nyeri sangat berat
saat menstruasi, Setelah diberikan senam
dismenore diketahui bahwa hampir
setengahnya (42,9%) dari responden
mengalami nyeri ringan saat menstruasi.
Uji yang digunakan adalah uji wilcoxon
didapatkan nilai P value (Exact. Sig/2
tailed) 0,002 (<0,05) artinya terdapat
perbedaan nyeri menstruasi sebelum dan
sesudah diberikan senam dismenore. Oleh
karena itu H0 ditolak dan H1 diterima
yang berarti ada pengaruh senam
dismenore terhadap nyeri menstruasi pada
remaja putri usia 16-17 tahun di Madrasah
Aliyah Darul Azhar Kecamatan Simpang
Empat Kabupaten Tanah Bumbu .
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 5.4 di Madrasah Aliyah Darul Azhar
Tanah Bumbu Pada awal sebelum
dilakukan senam dismenore diketahui
bahwa seluruh responden yang mengalami
nyeri dismenoresaat menstruasi (100%),
responden hampir setengahnya mengalami
nyeri sedang sebelum diberikan senam
dismenore (42,9%), hampir setengahnya
(28,9%) tidak nyeri saat menstruasi.
Dismenore adalah nyeri sewaktu
haid.Dismenoreterdiri dari gejala yang
kompleks berupa kram perut bagian bawah
yang menjalar ke punggung atau kaki dan
biasanya disertai gejala gastrointestinal
dan gejala neurologis seperti kelemahan
umum8.
Dismenore adalah nyeri kram
(tegang) daerah perut mulai terjadi pada 24
jam sebelum terjadinya perdarahan haid
dan dapat bertahan selama 24-36 jam
meskipun beratnya hanya berlangsung
selama 24 jam pertama.Kram tersebut
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
55
terutama dirasakan di daerah perut bagian
bawah tetapi dapat menjalar ke punggung
atau permukaan dalam paha, yang
terkadang menyebabkan penderita tidak
berdaya dalam menahan nyerinya
tersebut9.
Berdasarkan hasil penelitian pada
tabel 5.2 di Madrasah Aliyah Darul Azhar
Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Tanah Bumbu diketahui bahwa sebagian
besar responden mengalami penurunan
nyeri menstruasi sesudah diberikan senam
dismenoreyaitu hampir setegahnya
mengalami nyeri ringan (42,9%), hampir
setengahnya tidak mengalami nyeri
(28,9%) saat menstruasi.
Hal ini disebabkan karena adanya
senam dismenore dan relaksasi yang ibu
dapatkan.Setidaknya setelah mereka
mendapatkan senam dismenore, sedikitnya
bisa mengurangi nyeri menstruasi yang
mereka alami.
Pada saat melakukan senam maka
endorphinakan keluar dan ditangkap oleh
reseptor didalam hipotalamus dan system
limbic yang memiliki fungsi mengatur
emosi dan stres agar produksi hormon
penyebab nyeri haid dalam hipotalamus
dan system limbic yaitu
adrenalin,estrogen, progesterone dan
prostaglandin dapat dikendalikan serta
nyeri haid dapat berkurang atau hilang3.
Hal ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Darnisahtahun 2013
bahwa senam dismenore membantu remaja
merasa lebih segar, rileks, dan nyaman
selama haid, remaja yang diberikan senam
dismenore 30 menit 3x dalam satu minggu.
Penelitian ini sesuai dengan
penelitian Istiqumah tahun 2014 yang
menunjukkan hasil analisis lebih lanjut
menggunakan independent t test
didapatkan ada pengaruh yang signifikan
dengan melakukan senam dismenore
terhadap nyeri menstruasipada remaja usia
16-17 tahun (p=0,000), dalam
penelitiannya menyebutkan bahwa senam
dismenore dapat mengurangi nyeri saat
menstruasi.
Berdasarkan penelitian terdahulu
yang dilakukan Ika Diana (2013) dengan
judul Pengaruh Senam Dismenore
terhadap Intensitas Nyeri Nyeri Haid pada
Remaja Di SMA Negri 2 Surabaya.Data
penelitian dianalisa dengan uji Spearman
Rank.Berdasarkan hasil data diketahui
bahwa ada perbedaan penurunan intensitas
nyeri menstruasi sebelum dan sesudah
diberikan senam dismenore.Hasil
perhitungan menggunakan Spearman Rank
(Rho) dengan tingkat kemaknaan α (sig. 2-
tailed) 0,05 didapatkan 0,001< 0,05 maka
H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya
ada pengaruh senam dismenoreterhadap
intensitas nyeri haid pada remaja di Sma
Negri 2 Surabaya, sehingga senam
dismenore mengurangi perasaan tidak
nyaman selama menstruasi.
Menurut peneliti nyeri
dismenoredalam menstruasi dipengaruhi
oleh faktor nyeri atau sakit pada
menstruasipada remaja usia 16-17 tahun
yang menyebabkan ibu sangat cemas
karena takut akan peningkatan nyeri,
ketika diberikan senam dismenoreselama
30 menit dalam 3x satu minggu dapat
mengurangi nyeri menstruasi pada remaja,
karena dengan dilakukannya senam
dismenore dapat membantu remaja
menjadi lebih rileks dan nyamanserta
dapat mengurangi rasa nyeri dan rasa sakit
saat menstruasi.
Hal ini dibuktikan dengan
terjadinya penurunan tingkat nyeri
menstruasi pada saat sebelum
diberikansenam dismenoreberjumlah 14
responden, didapatkan 1 responden
mengalami nyeri sangat berat, 5 responden
mengalami nyeri berat, dan nyeri sedang
dan nyeri ringan 4 responden, maka
setelah diberikan senam dismenoreterdapat
penurunan nyeri menstruasi yaitu
sebanyak 2 responden mengalami nyeri
berat dari 5 responden mengalami nyeri
berat, sementara untuk 6 responden yang
mengalami nyeriringan.
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
56
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Nyeri menstruasi sebelum diberikan
intervensi senam dismenore pada
remaja putri usia 16-17 tahun hampir
setengahnya (35,7%) mengalami
gejala berat dan hampir setengahnya
(28,6%) responden mengalami nyeri
sedang pada saat menstruasi.
2. Nyeri menstruasi sesudah diberikan
intervensi senam dismenore
padaremaja putri usia 16-17
tahunhampir setengahnya (42,9%)
responden mengalami nyeri ringan
dan hampir setengahnya (28,9%)
responden tidak nyeri pada
saatmenstruasi.
3. Ada pengaruh senam dismenore
terhadap penurunan nyerimenstruasi
pada remaja putri usia 16-17 tahun.
SARAN
1. Bagi Responden
Hendaknya seluruh remaja putri
terus melakukan olahraga atau senam
secara teratur agar dapat
meningkatkan kesehatan khususnya
untuk pencegahan nyeri menstruasi.
2. Bagi Ilmu Kebidanan
Lebih meningkatkan peran bidan
dalam promosi kesehatan sebagai
pencegahan terjadinya nyeri
menstruasidan menjadi landasan
dalam mengembangkan kompetensi
pembelajaran pada mahasiswa
mengenai nyeri menstruasidan
manfaat olahraga terhadap kesehatan.
3. Bagi Organisasi IBI
Diharapkan semoga program-
program kesehatan akan lebih baik
lagi kedepannya terutama dibidang
“Kebidanan” melalui organisasi IBI
dan dapat dipakai sebagai bahan
masukan dalam memberikan
komunikasi Informasi Edukasi kepada
siswi yang mengalami nyeri
menstruasi dan cara mengatasinya.
4. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat
dijadikan sebagai landasan promosi
kesehatan mengenai senam dismenore
termasuk pencegahan dari gejala nyeri
menstruasi dengan cara melakukan
olahraga atau senam yang teratur.
5. Bagi Sekolah Madrasah Aliyah
Darul Azhar
Meningkatkan peran guru
olahraga dan peran UKS sekolah
dalam menghimbau siswi
khususnya untuk remaja putri dan
memberikan informasi untuk lebih
rutin dalam melakukan olahraga
atau senam agar meningkatkan
kesehatan dan untuk mengurangi
dampak dari nyeri menstruasi.
6. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan agar peneliti
selanjutnya menambahkan waktu
penelitian dan bekerjasama dengan
guru disekolah tersebut, dan
peneliti mengontrol variabel
perancu seperti faktor lain yang
dapat mempengaruhi nyeri haid
seperti faktor kejiwaan,
kebudayaan, dan pengalaman nyeri
sebelumnya untuk lebih dilakukan
pemantauan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Kemenkes RI. (2017). Panduan hari
peringatan hari kesehatan sedunia.
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia: Jakarta
2. Judhi, M & Sudarti. (2012). Buku Ajar
Penanganan dismenore primer dan
sekunder. Yogyakarta: Nuha medika.
3. Harry. (2012). Mekanisme endorphin
dalam tubuh. Diakses pada tanggal 7
april
2018.Darihttp:/klikharry.files.com/201
0/04/9/doc+endorpin+dalam+tubuh.
4. Wirakusumah. (2009).Sop senam
dismenorea.html
http://raepamun27.blogspot.co.id.
Diakses tanggal 5 Spril 2018.
5. Jones, D. I. (2009). Paduan
Terlengkap Tentang Kesehatan,
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
57
Penyakit Kandungan Dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta: EGC.
6. World health organization. (2015).
Profil Kesehatan Dunia Dari
http:/www.whoint/mediacenter/factsh
eets/f310/. Diakses pada tanggal 4
April 2018Dismenore Pada Remaja
Putri di SMUN 5 Semarang.
7. Dinas Kesehatan Tanbu. (2017).
Cakupan Remaja Putri yang
mengalami Dysminorea, Tanah
Bumbu.
8. Dewi, S. N. (2012). Biologi
Reproduksi. Yogyaakarta: Pustaka
Rihama.
9. Proverawati & Misaroh. (2009).
Asuhan Kesehatan Reproduksi
Ramaja Wanita: Bandung.
10. Setyowati, D. (2015). Pengaruh
endorphin massage terhadap
intensitas nyeri kala I fase aktif pada
persalinan di RSU Dr. Wahidin
Sudiro Husodo Kota Mojokerto.
Midwifery, 13(1), 1-6
11. Madrasah Aliyah Darul Azhar. (2018
a) Data Remaja Siswi : Tanah Bumbu.
12. Dharma, K.K. (2011). Metodologi
penelitian keperawatan. Jakarta:
Trans Info Media
13. Darnisah, Umala. H. (2013). SKRIPSI
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Dismenore Pada
Remaja Putri Di Sma Negri 1 Baso.
Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
14. Solehati, T & Kokasih, C.E. (2015).
Konsep dan aplikasi relaksasi dalam
keperawatan maternitas. Bandung:
PT. Refika Aditama
15. Saryono. (2011a). Kumpulan
instrumen penelitian kesehatan.
Yogyakarta: Nuha Medika
16. STIKES Darul Azhar. (2017).
Pedoman penulisan dan petunjuk
pembuatan tugas akhir. Batulicin
17. Laila. (2011). Efektivitas senam
dismenore.http://dhyanmuff.blogspot.
co.id/2015/11/ html.Diakses tanggal 5
April 2018.
18. Ika, Diana. N. (2013). KTI Pengaruh
Senam Dismenore Terhadap
Penurunan Nyeri Haid Pada Remaja di
Sma Negri 2 Surabaya.
19. Iswari, P.D., Surinati, A.K., &
Mastini, P. (2014). Hubungan
Dismenore Dengan Aktifitas Belajar
Mahasiswi PSIK FK UNUD. Skripsi.
Bali: Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana.
20. Istiqumah, Puji. A. (2014). SKRIPSI
Efektivitas Senam Dismenore
Terhadap Penurunan Nyeri .
21. Hidayat, A.A.A. (2007). Metode
penelitian keperawatan dan teknik
analisis data. Jakarta: Salemba
Medika.
22. Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
penelitian kesehatan. Jakarta:Rineka
Cipta.
23. Nursalam. (2008). Konsep dan
penerarapan metodologi penelitian
ilmu keperawatan pedoman skripsi,
tesis dan instrument penelitian
keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
24. Setiawan, A. & Saryono. (2010).
Metedologi penelitian kebidanan DIII,
DIV, S1 & S2. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Jurnal Darul Azhar Vol 8, No.1 Agustus 2019 – Februari 2020 : 52 - 58
58
25JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA REMAJA PUTRI SMK 1 TAPANGO KECAMATAN TAPANGO KABUPATEN POLEWALI MANDAR
NuraeniStikes Bina Generasi Polewali Mandar, Kab. Polewali Mandar, Propinsi Sulawesi Barat
ABSTRACT
Gymnastics is a sport that involves the performance of movements that require strength, speed and harmony Regular physical movement. The modern form of gymnastics is: Cross unbalanced, balance beam, floor exercise. These forms supposedly evolved from exercises used by the ancient Greeks to climb and descend a horse and circus performances.
The purpose of this study was to prove no effect disminore gymnastics against a decrease in pain in adolescents SMK 1 Tapango District of Tapango Polewali Mandar
The gymnastics group Mann Whitney test to determine the effect is not significant given and given gymnastics dysmenorrhea.
The population was 30 patients teenage girls in vocational Tapango Tapango District of Polewali Mandar. The technique used is total sample and the sampling consisted of 30 respondents of which 15 respondents were diberika group gymnastics dysmenorrhea and 15 respondents were not given group gymnastics dimenore who met the inclusion criteria. Data collected by means of unstructured interviews and direct observation in patients.
From the results of the study showed that there is influence given and not given exercises to decrease pain of dysmenorrhea. This can be seen with a value of P = 0.000 which is less than the significance level α = 0:05 to show gymnastics dysmenorrhea effectively used to reduce pain
Based on the results of the study are gymnastic effect on the pain of dysmenorrhea dysmenorrhea. While the advice is recommended for researchers to multiply the number of existing samples so the results more meaningful and more accurate than research ini.
Keywords: Gymnastics, Dysmenorrhea, pain, Mann Whitney
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
26 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
ABSTRAK
Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan ada pengaruh senam disminore terhadap penurunan nyeri pada remaja SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar
Kelompok senam di uji Mann Whitney untuk mengetahui ada pengaruh bermakna tidak diberikan dan diberikan senam dismenore.
Populasinya adalah 30 pasien remaja putri di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar. Tehnik sampel yang digunakan secara Total sampling dan terdiri dari 30 responden dimana 15 responden merupakan kelompok diberikan senam dismenore dan 15 responden kelompok tidak diberikan senam dimenore yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara tidak terstruktur dan observasi langsung pada pasien.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh diberikan dan tidak diberikan senam dismenore terhadap penurunan nyeri. Hal ini dapat dilihat dengan nilai P = 0.000 yaitu kurang dari tingkat kemaknaan α = 0.05 sehingga menunjukan senam dismenore efektif digunakan untuk menurunkan nyeri
Berdasarkan hasil penelitian adalah senam dismenore berpengaruh terhadap nyeri dismenore. Sedangkan saran yang dianjurkan bagi peneliti memperbanyak jumlah sampel yang ada agar hasilnya lebih bermakna dan lebih akurat dari penelitian ini.
Kata Kunci : Senam, Dismenore, Nyeri, Mann Whitney
PENDAHULUAN
Masa remaja adalah suatu fase perkembangan yang dinamis dalam kehidupan seseorang. Masa ini merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial (1).
Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke – 1). Menstruasi akan terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi berikutnya. Rata – rata perempuan mengalami siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. Hanya sekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus menstruasi selama 28 hari (2).
Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah
nyeri menstruasi, sifat dan derajat rasa nyeri ini bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu aktivitas sehari hari, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi. Umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul rasa nyeri (2).
Nyeri haid/dismenore merupakan adalah ketidakseimbangan hormon progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul, faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya dismenore pada beberapa wanita. Wanita pernah mengalami dismenore sebanyak 90%. Masalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa
27JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik untuk mengatasi masalah dismenore ini (3).
Latihan-latihan olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. Olahraga/senam merupakan salah satu teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/senam tubuh akan menghasilkan endorphin. Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak sehingga menimbulkan rasa nyaman (4). Dari hasil penelitian ternyata dismenore lebih sedikit terjadi pada olahragawati dibandingkan wanita yang tidak melakukan olahraga/senam (3).
Dari uraian diatas dan mengingat sering timbulnya masalah dismenore pada remaja yang dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar maka perlu adanya penelitian untuk mencari alternative terapi yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan biaya untuk mencegah dan mengatasi masalah dismenore tersebut dengan senam dismenore dalam mengurangi maupun mengatasi masalah nyeri haid ini.
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: Mengetahui penurunan nyeri sebelum dilakukan senam dismenore pada remaja putri SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.
Manfaat dari penelitian ini antara lain a. Dapat membantu remaja yang mengalami dismenore dalam mengurangi dan mencegah nyeri saat menstruasi sehingga dapat mengikuti pembelajaran dari awal hingga akhir mata pelajaran b. Sebagai informasi bagi institusi pendidikan bahwa senam merupakan salah satu alternatif terapi untuk mengatasi dan mengurangi siswa-siswa yang mengalami dismenore sehingga mereka dapat lebih berkonsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran dan dapat mengajarkan gerakan senam tersebut kepada siswa-siswanya c. Dapat
menjadikan senam sebagai salah satu alternatif terapi ke dalam intervensi yang diterapkan bidan/perawat untuk memberikan pelayanan asuhan kebidanan bagi masalah dismenore yang sering dialami remaja d. Memberi pengalaman baru bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan dapat mengetahui keefektifan terapi senam secara langsung dalam menangani masalah dismenore remaja dan mengaplikasikan teori yang telah didapat untuk mengatasi masalah dismenore pada keluarga peneliti sendiri.
BAHAN DAN CARA KERJA
1. Desain penelitian Berdasarkan tujuan penelitian ini, desain
yang akan digunakan adalah quasy experiment, dengan rancangan kelompok tidak diberikan intervensi dan diberikan intervensi. Sampel terlebih dahulu memenenuhi kriteria inklusi setelah itu sampel dilakukan penilaian skala nyeri sebelum intervensi dan setelah intervensi senam dismenore. Berdasarkan penelitian ini maka desain yang digunakan adalah rancangan dibagi dua kelompok, pertama kelompok yang diberikan intervensi dan kedua kelompok diberikan intervensi. Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok control dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretes (01) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa waktu dilakukan post tes (02) pada kedua kelompok tersebut ( 9).
2. SampelSampel adalah sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (9).
Dengan kriteria inklusi adalah karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk di teliti. Sampel yang diambil adalah 30 kemudian dibagi menjadi 15 remaja putri
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
28 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
melakukan senam dismenore dan 15 remaja putri yang tidak melakukan senam dismenore di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar.
3. Identifikasi Variabel 3.1. Variabel Independen
Senam Dismenore a. Definisi Operasional
Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik dalam memberikan kondisi yang nyaman dan rileks pada remaja saat mengalami dismenore dengan melakukan senam dismenore gerakan sederhana minimal selama 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau sore hari. Diharapkan senam tersebut memberikan efek dalam mengurangi dan mencegah dismenore. Karena senam dapat menyebabkan tubuh menjadi relaks dengan menghasilkan hormon endorphin.
b. Alat ukur Berupa gerakan senam sederhana yang
dilakukan minimal 3 hari sebelum menstruasi pada pagi dan atau sore hari.
3.2. Variabel dependen
a. Nyeri saat menstuasi sebelum melakukan senam
1) Definisi Operasional Perasaan tidak nyaman yang dirasakan
remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.
2) Alat Ukur Lembar skala nyeri Universal Pain
Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (6).
b. Nyeri saat menstuasi setelah melakukan senam
1) Definisi Operasional Perasaan tidak nyaman yang dirasakan
remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi dengan senam gerakan sederhana.
2) Alat Ukur Lembar skala nyeri Universal Pain
Assessment Tool yang menampilkan tingkatan nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam tentang siswa yang mengalami dismenore (9).
4. Cara Kerja Peneliti mengidentifikasi remaja putri yang
mengalami dismenore, mengidentifikasi skala nyeri dismenore yang mereka rasakan dari pengalaman menstruasi bulan lalu, serta waktu remaja tersebut mengalami menstruasi dengan menyebar lembar observasi sebagai tahap pretest. Melakukan pendekatan pada remaja-remaja putri tersebut satu persatu dan melakukan kontrak tempat dan waktu. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari pertemuan yang telah disepakati dan memberikan surat kesediaan mereka menjadi responden. Peneliti mengajarkan tentang gerakan senam dismenore dan tata cara pelaksanaan, kemudian membuat kesepakatan agar remaja bersedia untuk melakukan senam dismenore tersebut di rumah selama minimal 3 hari sebelum menstruasi setiap pagi dan atau sore hari.
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 15 Mei 2015 sampai 21 Mei 2015. Pengambilan sampel dengan cara Total Sampling dan banyaknya anggota sampel adalah 30 orang. Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMK Tapango yang mengalami menstruasi.
Data primer diambil melalui tehnik wawancara tidak terstruktur dan observasi langsung yang dilakukan pada responden.
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
29JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Tabel 1Distribusi Responden Berdasarkan
Karakteristik Nyeri Pada Remaja Putri SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten
Polewali Mandar Tahun 2016
Skala nyeri frekwensi %
Ringan 8 26,7Sedang 12 40Berat 10 33,3
total 30 100
Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa karakteristik nyeri dismenore tidak diberikan senam dismenore sebanyak 0 responden nyeri ringan, 5 responden nyeri sedang dan sebanyak 10 responden nyeri berat, sedangkan kelompok remaja yang diberikan senam dismenorea 8 responden nyeri ringan, 7 responden nyeri sedang dan 0 responden untuk nyeri berat.
1. Analisis Bivariat Variabel PenelitianAnalisis bivariat dilakukan untuk melihat ada
pengaruh antara sebelum dan sesudah pemberian senam dismennore terhadap nyeri. Dari hasil
Tabel.2 Crostabulation Antara Nyeri Dismenore Dengan Senam Dismenore Terhadap Remaja Putri SMK
Tapango di Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar
Nyeri Responden * Senam Dismenore Crosstabulation
Count
Senam Dismenore
Tidak diberikan Diberikan Total senam senam
Nyeri Responden Nyeri ringan 0 8 8 Nyeri sedang 5 7 12 Nyeri berat 10 0 10
Total 15 15 30Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa nyeri dismenore dari 30 responden didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri sedang yaitu nyeri sedang sebanyak 12 responden (40 %) kemudian nyeri berat yaitu 10 responden (33,3 %) dan paling sedikit adalah nyeri ringan sebanyak 8 responden (26,7 %).
Responden yang diberikan dan tidak diberikan selanjutnya ditabulasi menjadi crostabulasi antara kelompok yang diberikan dan tidak diberikan senam sehingga dapat dilihat perbedaan antara diberikan dan tidak diberikan senam pada 30 responden remaja putri SMK Tapango seperti data dibawah ini :
perhitungan dengan program SPSS versi 21 maka dapat ditabulasikan sebagai berikut :
Pada penelitian ini hasil nilai p adalah 0,036 dengan signifikasi 0,000 < α = 0,05 yang berarti ada pengaruh senam dismenore terhadap nyeri. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan melakukan senam dismenore dapat menurunkan nyeri dismenore secara berarti.
2. PembahasanTerdapat pengaruh sebelum dan sesudah
senam dismenore terhadap penurunan nyeri dismenore.
Hasil analisis data tentang pengaruh
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
30 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
senam dismneore sebelum dan sesudah senam menunjukkan nilai signifikasi (p) 0,000 artinya p < α, dengan nilai < 0,05 yang berarti ada pengaruh yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian senam dismenore. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa senam dapat meningkatan jumlah dan ukuran pembuluh – pembuluh darah yang menyalurkan darah keseluruh tubuh. Jadi olahraga penting untuk remaja putri yang mengalami dismenore karena latiahan yang sedang dan teratur akan meningkatkan pelepasan endorfin beta (penghilang nyeri alami) kedalam aliran darah, sehingga dapat mengurangi nyeri haid atau dismenore. (4).
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitoan yang dilakukan oleh Istiqamah Puji yang melakukan penelitian tentang Efektifitas senam dismenore dalam mengurangi dismenore pada remaja putri di SMU N 5 Semarang memperoleh hasil bahwa ada pengaruh senam dismenore
terhadap dismenore yang dialami oleh remaja.Tujuan dari senam dismenore adalah
meningkatkan ketegangan otot-otot dan pembuluh darah yang jarang sekali bisa menurunkan tegangan darah tinggi Dengan pemberian kompres air dingin Peningkatan volume darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk organ reproduksi. Dengan olahraga rutin atau senam terjadi peningkatan volum darah yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk organ reproduksi sehingga memperlancar pasokan oksigen ke pembuluh darah yang mengalami vasokontraksi, sehingga nyeri haid dapat berkurang.
KESIMPULAN DAN SASARAN
1. Tingkat nyeri dismenore diberikan senam menunjukkan bahwa nyeri dismenore dari 30 respon didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri sedang yaitu nyeri sedang sebanyak 12 responden (40 %)
Tabel 3 Uji Unpaired T Test
Group Statistics
Nyeri Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Senam Dismenore Nyeri ringan 8 1.00 .000 .000 Nyeri sedang 12 .58 .515 .149
Independent Samples Test
Levene’s Test for T-test for Equality of Means Equality of Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95%Confidence (2-tailed) Difference Difference Interval of the Difference
Lower Upper
Senam Equal 252.000 .000 2.268 18 .036 .417 .184 .031 .803Dismenore variances assumed
Equal variances 2.803 11.000 .017 .417 .149 089 .744 not assumed
Sumber : Data Sekunder 2015
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
31JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
2. Tingkat nyeri dismenore tidak diberikan senam menujukkan bahwa karakteristik nyeri dismenore tidak diberikan senam dismenore didapatkan bahwa responden paling banyak adalah nyeri ringan yaitu 8 responden.
3. Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri didapatkan nilai signifikasi dengan nilai signifikasi (p) 0,000; artinya p > α, dengan nilai > 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian senam dismenore terhadap penurunan nyeri pada remaja putri dikarenakan senam dadapat memperlebar darah dan menghasilkan hormon endorphin sehingga nyeri dismenore dapat diatasi setelah remaja putri melakukan senam tersebut.
SARAN
1. Bagi SMKN 1 TapanggoBerdasarkan kesimpulan diatas dengan
melakukan senam dismenore terhadap penurunan nyeri, maka diharapkan kepada remaja putri di ruangan untuk mengaplikasikan tindakan non farmakologik seperti senam dismenore dirumah
dan kehidupan sehari-hari
2. Bagi profesi kebidananSenam dismenore dalam merupakan suatu
bentuk tindakan kebidanan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien khususnya remaja. Maka kita harus berusaha untuk menerapkan tehnik non farmakologik tersebut kepada pasien khususnya yang mangalami dismenore.
3. Bagi pembacaUntuk menambah pengetahuan khususnya
tentang nyeri dismenore untuk pembaca harus lebih mencari secara spesifik tentang kompres air dingin.
4. Bagi Penelitian lebih lanjut Diharapkan lebih banyak menambah
besar sampel penelitian dan menambah daerah penelitian sehingga dapat terjangkau sasaran penelitian untuk mengetahui sejauh mana pengaruh senam dismenore terhadap penurunan nyeri pada remaja putri, selain itu juga perlu penelitian lanjutan dengan cara terapi non farmakologis yang lain.
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
32 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R . 2002. Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
2. Sumodarsono,S. 1998. Pengetahuan praktis kesehatan dalam olahraga. Jakarta : PT.Gramedia.
3. Annathayakeishka. Nyeri haid. 2009. Available at http://forum.dudung.net/index.php?action=printpage;topic=14042.0. Diposkan tanggal 10 Januari 2009
4. A. Azis Alimul Hidayat (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Alikasi Konsep dan Proses Keperawatan I. Jakarta : Salemba Medika
5. Harry. Mekanisme endorphin dalam tubuh. 2007. Available at Http:/klikharry.files.wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + dalam + tubuh. Diposkan tanggal 10 Januari 2009
6. Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset keperawatan. Cetakan pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
7. Bobak.2005.Keperawatan maternitas. edisi 4. jakarta EGC
8. Bruner dan suddrat, 2007. Keperawatan maternitas Edisi 8 vol 1,Jakarta :EGC
9. Mauaba,IBG.2006. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.Jakarta:EGC
10. Notoatmadjo,Soekidjo.2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.jakarta: Rineka Cipta.
11. P r a w i r o h a r d j o , S a r w o n o . 2 0 0 9 . I l m u Kandungan.Jakarta: YBPSP
12. Winjosastro. 2005 Ilmu Kebidanan. Jakarta; Yayasan Bina Pustaka
13. https://ciniacinau.wordpress.com/pengertian-s e n a m - d a n - j e n i s - j e n i s - s e n a m - l a n t a i /(jurnalsenam.co.id) Diakses pada tanggal 28 Februari 2015
14. Istiqamah Puji A.2010. Efektifitas Senam Dismenore dalam Mengurangi Dismenore pada Remaja Putri di SMU N 5 Semarang. Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
15. Desti Ismarozi, Sri Utami, Riri Novayelinda. 2015. Efektifitas Senam DismenoreTerhadap Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja.Diakses tanggal 18 Agustus 2016
Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri
33JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
FOLIKEL ANTRAL OVARIUM PADA PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONA BOVINE ZONA PELUSIDA SEBAGAI KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI
Milatun Khanifah1, Sri Poeranto2, Sutrisno3
1 Muhammadiyah Health Science Institute of Pekajangan, Pekalongan, Indonesia
[email protected] Departement of Parasitology Faculty of Medicine University of
Brawijaya, Malang, Indonesia3 Division of Fertility, Endocrinology and Reproduction, Departement
of Obstetric and Gynocology, Saiful Anwar General Hospital, Malang, Indonesia
ABSTRACT
Overpopulation is still an importance issue in developing countries such as Indonesia. On the other side of the contraceptive method that is currently relied upon to handle such problems have many deficiencies that promote efforts to suppress a population of less than optimal. Development of contraceptive methods such as the use of non-hormonal targets Monoclonal antibodies bovine imunokontrasepsi ZP3 as a candidate material needs to be done. This study aims to determine the effect of Mab-bZP3 as candidate materials immunokontrasepsi against ovarian histology, namely the number of antral follicles are normal and atretic. True experimental research was conducted on 36 animals model, there were consist of three control groups and three treatment groups, respectively were analyzed on day 5th, 10th, and 20th after the treatment. The control groups were given an injection of 50 mL of Phosphate Buffer Saline and the treatment groups were given an injection of Mab bZP3 50 mL. There was no significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of normal antral follicles (p-value 0.715) and atretic antral follicles (p-value 0.604). There was no significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of atretic antral follicles (p-value 0071) between the times observation on each of the control and treatment groups. However, There was significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average number of normal antral follicles (p-value 0.036) between the times observation on their respective control and treatment groups. The control group were examined on day 5th, the only significant different with the control group and the treatment group were examined on the 20th day. While the average number of normal antral follicles lowest for the control group were examined on day 20, but no significant evidence on discrepancy in the treatment groups were examined on the 20th day. These results indicate that Mab bZP3 as a candidate imunocontraceptive material has no effect on follicles development, in terms of the
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
34 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
regulation of apoptosis and FSH receptors on the granulosa cells. Reversiblility of contraceptive methode, as demonstrated by evidance that no significant disperancy effect of Mab bZP3 toward average number of antral follicles between control and treatment groups on day 20th.
Key words: imunocontraception, Monoclonal antibody bovine zona pelusida 3, normal antral follicles, atretic antral follicles.
ABSTRAK
Kepadatan penduduk masih merupakan masalah yang penting bagi negara-negara bekembang seperti Indonesia. Di sisi lain penggunaan metode kontrasepsi yang saat ini diandalkan untuk menangani masalah tersebut memiliki bbeberapa kekurangan yang menyababkan upaya menekan jumlah penduduk kurang optimal. Pengembangan metode kontrasepsi dengan target non hormonal seperti penggunan Monoklonal antibodi bovine ZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi terhadap histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik. Penelitian True experimental ini dilakukan terhadap 36 hewan coba yang terdiri dari tiga kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing dianalisa pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20 setelah perlakuan. Kelompok kontrol diberikan suntikan Phospat Buffer Saline 50 μl dan kelompok perlakuan diberi suntikan Mab bZP3 sebanyak 50 μl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal (p-value 0,715) maupun folikel antral atretik (p-value 0,604) antara kelompok kontrol dengan perlakuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antar waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, berbeda signifikan hanya dengan kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Mab bZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi tidak berpengaruh terhadap perkembangan folikel, dalam hal regulasi apoptosis dan fungsi reseptor FSH pada sel granulosa. Efek kontrseptif bersifat reversible, yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan jumlah folikel antral antara kelompok kontrolndan perlakuan pada hari ke-20.
Kata Kunci: imunokontrasepsi, Monoclonal antibodi bovine zona pelusida 3, folike antral normal, folikel antral atretik.
PENDAHULUAN
Populasi penduduk dunia diperkirakan mencapai lebih dari sembilan milyar pada tahun 2050 [1]. Salah satu upaya untuk menangani masalah overpopulasi tersebut adalah mencari target suatu bahan sebagai kandidat metode kontrasepsi [2]. Pengembangan metode kontrasepsi untuk mengontrol fertilitas, di masa mendatang
difokuskan pada perbaikan metode kontrasepsi yang sudah ada sekarang ini dalam hal kemanjuran, efek samping, durasi dan aksi kerja, kemudahan penggunaan, proses produksi dan biaya, tidak mengganggu kesehatan dan dengan target baru non-hormonal [3].
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mendapatkan kandidat metode kontrasepsi yang aman dan reversibel adalah pengembangan metode
35JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
immunokontrasepsi. Immunokontrsepsi merupakan metode penghambatan fertilisasi dan perkembangan melalui cara imunologis. Induksi respon imun oleh antigen yang berperan terhadap interaksi gamet secara spesifik merupakan salah satu pendekatan untuk immunokontrasepsi. Antigen Zona Pellucida (ZP) efektif digunakan sebagai imunokontrasepsi pada berbagai jenis hewan. Pada mamalia Zona Pellucida tersusun atas beberapa jenis glikoprotein pada tiap spesies, yang diberinama ZP1, ZP2, ZP3, dan ZP4. ZP3 merupakan glikoprotein major dari zona pellucida yang berperan sebagai reseptor spermatozoa, menginduksi antibodi serta menimbulkan infertilitas yang reversibel tanpa menyebabkan gangguan pada ovarium [4].
Sumitro dan kelompoknya dalam berbagai rangkaian penelitian di bidang immunokontrasepsi menggunakan bahan dasar ZP3 dari sapi. ZP3 sapi dipilih karena dari penelitian mereka menunjukkan reaksi interspesifik antibodi terhadap zona ZP (anti-bZP3) di antara kelas mamalia yaitu mencit, tikus putih, kambing dan sapi [5]. Selain itu, penggunaan ZP3 sapi juga dilakukan mengingat limbah ovarium sapi dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang belum termanfaatkan dengan maksimal dapat digunakan sebagai sumber ZP3 [6].
Penelitian imunokontrasepsi berbahan dasar zona pelusida sapi telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Namun, mereka lebih banyak mengkaji pengaruhnya terhadap tingkat kehamilan, seperti yang dilakukan oleh Pantiwati. Penelitian dengan memberikan passive imunisasi anti bZP3 terhadap 36 tikus (100µl anti bZP3 dalam 100µl Complet Freund’s Adjuvant/CFA) dan 36 mencit (50µl anti bZP3 dalam 50µl Complet Freund’s Adjuvant/CFA) menunjukkan bahwa titer antibodi tertinngi didapat pada serum mencit perlakuan yang diinkubasi selama 63 hari. Mencit perlakuan, mencit dan tikus kontrol terjadi kebuntingan terjadi kebuntingan 100% sampai hari ke-126, sedangkan tikus perlakuan mengalami kegagalan 4,5%[7]. Penelitian menggunakan monoklonal antibodi bZP3 (Mab bZP3) masih terus dilakukan dalam rangka mendapatkan kandidat bahan yang
memiliki spesifisitas yang lebih baik sehingga lebih efektif dan aman untuk menghambat fertilisasi/antifertilisasi [4]. Pada penelitian ini penggunaan Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi dilihat pengaruhnya terhadap histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian True Eksperimen dengan Nested Design yang dilakukan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Brawijaya Malang dan Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.
Hewan CobaPenelitian ini menggunakan mencit Mus
Musculus Balb/c betina yang berusia 1-2 bulan, yang didapatkan dari Unit Pra-Klinik Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT) Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berjumlah 36 ekor. Mencit dibagi menjadi enam kelompok yaitu 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok kontrol yang masing-masing dibedah pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20.
Pemberian Imunisasi Pasive Mab bZP3 dan PBSPemberian Mab bZP3 dan Phospate Buffer
Saline (PBS) dilakukan pada fase estrus. Mencit perlakuan mendapat Mab bZP3 sebanyak 50 μl yang dicampur dengan 50μl adjuvan, sedangkan mencit kontrol mendapat 50μl PBS. Injeksi dilakukan secara Intra Muskuler.
Pembuatan preparat histopatologis Pemotongan organ dilakukan setelah melewati
proses fiksasi organ, dehidrasi, clearing, impregnansi dan embedding. Penyayatan organ dilakukan menggunakan microtome dengan ketebalan 4 μm.
Pengamatan Jumlah Folikel AntralProses identifikasi folikel normal dan atretik
36 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
pada folikel antral dilakukan dengan pewarnaan Haematoksilin Eosin. Pengamatan dilakukan di bawah mikroskop cahaya. Sel folikel dihitung di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran 400x. Ciri folikel atretik menurut JuniquerA (1997) adalah folikel dengan ciri terlepasnya sel granulosa dari membrane basal, terdapat banyak celah di antara sel-sel penyusun membrane granulosa serta terlepasnya sel-sel folikel dan masuk ke dalam antrum folikuli.
ANALISA STATISTIK
Hasil pemeriksaan jumlah folikel antral normal dan atretik ditampilkan dalam bentuk mean±SD dan dianalisa secara statistik menggunakan Nested ANOVA. P value kurang dari 0,005 dinyatakan tidak signifikan secara statistik. Pengujian asumsi normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
transformasi data dengan transformasi untuk folikel antral atretik dan Log (Y+0.5) untuk data folikel normal.
Hasil uji normalitas pada folikel antral normal yaitu nilai koefisien 0,989 dan p-value > 0.100. Hasil uji normalitas pada folikel antral atretik yaitu nilai koefisien 0,984 dan p-value > 0.100. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas pada kedua variabel tersebut telah terpenuhi.
Hasil uji homogenitas pada folikel antral normal yaitu nilai koefisien 2.09 dan p-value 0.094. Hasil uji homogenitas pada folikel antral atretik yaitu nilai koefisien 1.22 dan p-value 0.326. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas pada kedua variabel tersebut telah terpenuhi.
Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik pada pemberian Antibodi Mab-bZP3
Berikut deskriptif jumlah folikel antral normal dan atretik pada masing-masing kelompok :
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
Saphiro Wilk. Pengujian asumsi homogenitas ragam dilakukan dengan menggunakan uji Levene.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam penelitian ini, data jumlah folikel antral normal dan atretik bernilai kecil, sehingga sebelum dilakukan analisis, dilakukan proses
Tabel 1.Deskriptif Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik
Mean ± SD
Antibodi Pemeriksaan Jumlah Folikel Jumlah Folikel Antral Normal Antral Atretik
Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06 10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56 20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15
Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47 10 hari 2.00 ± 1.1 5.00 ± 0.89 20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37
deskriptif ditunjukkan bahwa pada kelompok kontrol, rata-rata jumlah folikel antral normal terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 0.50 ± 0.84 dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 5.00 ± 6.13. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah folikel antral normal terendah didapatkan pada
37JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 0.83 ± 1.17 dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 2.17 ± 0.98.
Rata-rata jumlah folikel antral atretik pada kelompok kontrol, terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-10 yakni sebesar 2.83 ± 2.56. dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 4.50 ± 3.15. Rata-rata jumlah folikel antral atretik
menentukan jumlah oosit, yang secara klinis berhubungan dengan outcome berupa kehamilan atau kelahiran hidup, tergantung pada kualitas dan kuantitas oosit [10].
Untuk menguji perbedaan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik dilakukan proses pengujian dengan menggunakan Nested ANOVA kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut LSD 5%. Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral dengan menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5% :
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
terendah didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 3.00 ± 2.37. dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 6.83 ± 1.47.
Berdasarkan tabel 1. jumlah folikel antral normal semakin sedikit seiring dengan semakin bertambahnya usia saat dilakukan pemeriksaan. Pola perubahan folikel normal seperti ini mirip dengan proses fisiologis yang terjadi pada perkembangan folikel di ovarium. Seiring dengan bertambahnya usia wanita, jumlah folikel berkurang sehingga menurunlah jumlah folikel antral[8]. Jumlah folikel antral dapat digunakan sebagai metode untuk memperkirakan jumlah oosit yang sehat dalam ovarium pada masa reproduksi dan memiliki hubungan diagnostik yang penting dalam keluarga berencana [9]. Jumlah folikel antral
Tabel 2.Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Kontrol dan Perlakuan
Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%
Mean ± SD
Antibodi Jumlah Folikel Jumlah Folikel Antral Normal Antral Atretik
Kontrol 2.67 ± 4.26 3.5 ± 2.85Perlakuan 1.67 ± 1.19 4.94 ± 2.26p-value 0.715 0.064
Hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik didapatkan p-value lebih dari 0,05 pada semua variabel. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal maupun folikel antral atretik antara kelompok kontrol dengan perlakuan.
Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada kedua jenis folikel antral, baik normal maupun atretik menjadi indikasi bahwa pemberian Mab b-ZP3 hanya bekerja untuk menutup reseptor ZP3, tidak menyebabkan gangguan pada sel granulosa. Dijelaskan bahwa sel granulosa terbukti sebagai sel utama dalam ovarium yang menyediakan kondisi fisik dan kimia yang adekuat berguna bagi perkembangan folikel dan oosit normal. Hal ini berlangsung selama proses folikulogenesis
38 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
diferensiasi sel pregranulosa menjadi sel granulosa yang matur [11].
Hasil penelitian ini juga memberi petunjuk bahwa pemberian mab-bZP3 tidak mempengaruhi reseptor FSH yang terdapat pada sel granulosa. Reseptor FSH pada folikel hanya dimiliki oleh sel granulosa[12]. Proses seleksi folikel dominan memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap FSH, yang menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor FSH. Hasilnya adalah, peningkatan inhibin dan estradiol memicu mekanisme feedback negatif yang mencegah folikel melanjutkan proses perkembangan. Selain sel granulosa, sel teka juga memainkan peran penting, karena produksi hormon steroid dibutuhkan untuk pertumbuhan folikel yang normal [13].
Jumlah folikel antral normal atau yang sehat secara morfologi berkaitan dengan keberlangsungan fungsi reproduksi seorang wanita. Dijelaskan bahwa pada tahap antral, kebanyakan folikel mengalami atresia. Namun, di bawah stimulasi gonadotropin
/ cyclic recruitment) untuk mencapai tahap pre-ovulasi. Akhirnya, berkurang jumlah folikel pada kumpulan folikel pada fase istirahat menyebabkan folikel ovarium menyusut [14].
Tidak adanya perbedaan yang signifikan jumlah folikel antral yang mengalami atresia pada penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Mab-bZP3 tidak menyebabkan regulasi apoptosis pada folikel. Dikemukakan bahwa apotosis folikular diperlukan untuk mengatur perkembangan folikel primordial sampai ke tahap preovulatory dan hanya satu yang dominan akhirnya mengalami ovulasi, sedangkan lebih dari 99% folikel mengalami atresia. atresia diatur oleh kematian sel terprogram (apoptosis) dan survival promotoring factor termasuk gondaotropin dan regulator ontraovarian (steroid gondala, sitokin, protein intraseluler) [15] [16].
Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel antral normal dan atretik antara waktu pemeriksaan :
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
yang optimal setelah pubertas, sebagian kecil di antaranya dibebaskan (pengambilan secara siklik
Keterangan: Pada mean±sd jika memuat huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang
Tabel 3.Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Waktu Pemeriksaan
Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%
Mean ± SD
Jumlah JumlahAntibodi Pemeriksaan Folikel Folikel Antral Normal Antral Atretik
Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06 a 10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56 abc 20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15 c
Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47 ab 10 hari 2.00 ± 1.10 5.00 ± 0.89 ab 20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37 bc
p-value 0.036 0.071
39JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
signifikan dan jika memuat huruf yang sama berarti tidak ada perbedaan yang signifikan.
Tabel 3. menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan.
Berdasarkan hasil uji LSD 5%, ditunjukkan bahwa rata-rata jumlah folikel antral normal tertinggi terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-10, dan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-5 dan ke-10. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20.
Dari tabel 3. dapat dilihat, perbedaan yang signifikan hanya terjadi antara kelompok kontrol hari ke-5 dengan hari ke-20 baik kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan, dan antara kelompok kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan hari ke-5 dan ke-10. Ini menjadi bahwa Mab bZP3 dapat diharapkan sebagai metode kontrasepsi yang memiliki ciri berdaya guna (efektif) dalam mencegah kehamilan dan bersifat reversible. Sifet efektif ditunjukkan oleh adanya antara kelompok kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan hari ke-5 dan ke-10. Sifat reversible ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol hari ke-5 dengan hari ke-20 baik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Diterangkan bahwa secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal antara lain aman, berdaya guna, harga terjangkau dan bersifat reversibel [2].
Sifat efektif dan reversible dari suatu metode kontrasepsi sangat sesuai bagi pengguna kontrasepsi yang berada dalam rentang reproduksi sehat, yaitu mereka yang paling mungkin untuk mengalami kehamilan. Saifudin (2012) menjelaskan bahwa dalam penggunaan kontrasepsi rasional, berdasarkan usia, maka pada usia reproduksi sehat (20-35 tahun), pilihan utama kontrasepsi adalah yang memiliki ciri efektifitas tinggi dan mampu mengembalikan kesuburan [17].
Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida
41JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
EFEKTIFITAS PEMBERIAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) DAN TEMU LAWAK (CURCUMA XANTHORHIZA ROXB) TERHADAP PENURUNAN NYERI DISMENORE PRIMER
Tuti Sukini1, Bekti Yuniyanti2, Anis Aryanti3
1,2 Dosen Prodi Kebidanan Magelang, 3 Bidan di Puskesmas Mungkid Magelang
ABSTRACT
Early changes that appear in adolescents especially young women is biological development. One of adolescent development that appear is menstruation in young women. At the time of menstruation problems that many women experience is the discomfort or pain and it is commonly called dysmenorrhea. The prevalence of dysmenorrhea is quite high in the world which estimated 50% of all women in the world suffer from dysmenorrhea in a menstrual cycle. The prevalence of dysmenorrhea is quite high of 183 adolescents, 119 (65%) experienced dysmenorrhea and decreased quality of life (70.6% became irritable, 44.5% emotionally unstable, and lazy to do the legwork (Kumhar et al, 2011: pages 267). The incidence of dysmenorrhea in Central Java reached 56%, incidence of dysmenorrhea 68.4% is discovered in Jepara itself.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of the leaf extract of aloe vera (aloe vera) and Temu Lawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) in reducing dysmenorrhea in adolescent girls.
This research is a quantitative pre experimental design “Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group”. Interventions that were given is aloe vera and temulawak. The population in this study were all girl students in class VIII junior of IT Ihsanul Fikri Junior High School and the sample of 40 respondents were taken by simple random sampling technique. Data were collected using a questionnaire containing a pain scale of Bourbanis scale. The results were analyzed using the Wilcoxon test with Confident Interval by 95%.
Results showed there is effect giving extract aloe vera and temulawak to the reduction of dysmenorrhea and get the value of p = 0.001. Giving aloe vera more effective than temulawak with a mean value of aloe vera 3.2 greater than temulawak 2,85. Giving aloe vera more effective against decrease pain scale in students with dysmenorrhea.
Keywords: Aloe Vera, Temu Lawak, dysmenorrhea
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
42 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
PENDAHULUAN
Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial.1 Pada remaja wanita perubahan paling awal muncul adalah perkembangan secara biologis. Salah satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu mulainya remaja wanita mengalami menstruasi.2 Pada saat menstruasi masalah yang banyak dialami wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore.2,3
Dismenore merupakan masalah ginekologis yang paling umum dialami wanita baik wanita dewasa maupun wanita pada umur remaja.2
Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan
pada saat menstruasi yang digambarkan sebagai nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang terjadi selama menstruasi.4 Hasil penelitian Chung et al, menunjukkan bahwa dijumpai 95% mengalami sindroma Pre-menstruasi dan 95% di antaranya disertai perasaan sedih, tegang pada payudara, nyeri perut, dan sakit kepala. Kondisi ini mempengaruhi beratnya dysmenorrhea. Dismenorea dan gejala pra menstruasi adalah gangguan umum yang mempengaruhi lebih dari50% dari wanita menstruasi, penyebabnya adalah kelebihan produksi prostaglandin (PG) diendometrium selama siklus ovulasi.5 Hal ini menunjukkan bahwa wanita dengan dismenore memiliki kadar yang lebih tinggi dari PG dalam plasma dan debit menstruasi dibanding wanita
ABSTRAK
Pada remaja wanita perubahan paling awal muncul adalah perkembangan secara biologis. Salah satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu mulainya remaja wanita mengalami menstruasi. Pada saat menstruasi masalah yang banyak dialami wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore. Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi .Prevalensi dismenore cukup tinggi dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dismenore dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6% menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, dan malas melakukan pekerjaan rutin (Kumhar et al, 2011: hal 267). Angka kejadian dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%, di Jepara sendiri angka kejadian dismenore 68,4%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lidah buaya (aloe vera) dan temu lawak dalam menurunkan dismenore pada remaja putri.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif pre experimental dengan desain “Quasi Experimental Pre-Post Test with Control Group”. Intervensi yang diberikan adalah pemberian lidah buaya dan temulawak. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri dengan jumlah sampel 40 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner berisi skala nyeri dari Bourbanis scale. Hasil dianalisis menggunakan Wilcoxon test. dengan Confident Interval 95%.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian lidah buaya dan temulawak terhadap penurunan dismenore dan mendapatkan nilai p= 0,001. Pemberian lidah buaya lebih efektif untuk menurunankan skala nyeri dismenore dibandingkan dengan temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2 lebih besar dari temulawak 2,85.
Disarankan dapat disosialisasikan melalui seminar, atau lokakarya dan digunakan sebagai salah satu sumber Evidence Based Practice khususnya penggunaan tanaman herbal yaitu lidah buaya dan temulawak sebagai tanaman untuk mengatasi dismenore.
Kata Kunci : Lidah Buaya, Temulawak ,Dismenore
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
43JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
tanpa dismenore, sedangkan gejala pra menstruasi yang dialami sebelum menstruasi karena perubahan kadar estrogen serta progesteron. 6
Dismenorea primer adalah penyakit yang paling sering dilaporkan oleh remaja dan dewasa muda.7 Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di dunia menderita dysmenorrhea dalam sebuah siklus menstruasi.8 Prevalensi dysmenorrhea cukup tinggi dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dysmenorrhea dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6% menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, dan malas melakukan pekerjaan rutin. 9 Kejadian dysmenorrhea meningkat dengan umur (13,6% pada umur 12 tahun, 39,5% pada umur 13 tahun, 50,3% pada umur 14 tahun dan 55% pada umur 15 tahun. 10 Dysmenorrhea pada remaja harus ditangani meskipun hanya dengan pengobatan sendiri atau non farmakologis. 11 Pendekatan non-farmakologis yang sering digunakan remaja untuk mengatasi dysmenorrhea antara lain: kompres hangat, olahraga, terapi mozart,dan relaksasi, senam dan minum minuman herbal. Brain gym dapat meningkatkan b-endorphin sehingga bisa menurunkan rasa nyeri saat mengalami dysmenorrhea. 12 Sejumlah 90% wanita menggunakan pengobatan herbal untuk mengatasi dysmenorrhea dan melaporkan efektif mengurangi nyeri.13
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman fungsional karena semua bagian dari tanaman dapat dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai penyakit .14 Antrakuinon dalam lidah buaya mengandung aloin dan emodin yang berfungsi sebagai analgesik.15 Kandungan bahan alami temulawak bisa mengurangi keluhan dismenorea primer. Temulawak mempunyai kandungan curcumin dan curcumenol, curcumine berfungsi sebagai antiinflamasi dan antipiretik, sedangkan curcumenol berfungsi sebagai analgetik. Mekanisme biokimia terpenting yang dihambat oleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam sel-sel epitel uterus. Jika penghambatan terhadap influks ion inidilakukan ke dalam sel epitel uterus, maka kontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan
dihilangkan sehingga tidak terjadi dismenorhea primer.16 Curcumenol sebagai agen analgetika akan menghambat pelepasan PG yang berlebihan.17
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian “Quasi Experimental Pre Test Post Test with Control Group”. Intervensi yang diberikan adalah pemberian lidah budaya dan temulawak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lidah buaya (aloe vera) dan temu lawak dalam menurunkan dysmenorrhea pada remaja putri. Penelitian dilakukan bulan Juni 2016 di SMP IT Ihsanul Fikri Kecamatan Mungkid. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Purposive sampling Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 orang yaitu remaja putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri Kecamatan Mungkid yang mengalami dismenore yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, meliputi bersedia menjadi responden, tidak sedang mengalami stres psikologis, tidak alergi terhadap temulawak, tidak alergi terhadap lidah buaya, siswi dengan haid teratur, tidak memiliki sakit yang berhubungan dengan alat reproduksi, dismenore pada hari 1 atau hari ke 2 pada saat penelitian tidak minum obat yang dapat mengurangi nyeri.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian1. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Lidah Buaya
Tabel 1.1.Distribusi Frekwensi Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Diberikan
Lidah Buaya Pada Remaja Putri(n=20) Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Ringan Sedang Berat
Sebelum 0 9(45 %) 10(50%) 1(5%)Sesudah 10(50%) 10(50%) 0 0
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
44 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Berdasarkan Tabel 1.1 sebelum diberikan lidah buaya responden paling banyak mengalami nyeri sedang sebanyak 10 responden.Setelah diberikan intervensi lidah buaya tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri sedang ataupun nyeri berat.
2. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Diberikan Temu Lawak
Tabel 1.2.Distribusi Frekwensi Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah
Diberikan TemulawakPada Remaja Putri (n=20)
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri Nyeri Ringan Sedang Berat
Sebelum 0 12(60%) 7(35%) 1(5%)Sesudah 15(75%) ) 4(20 %) 1(5 %) 0
Melihat Tabel 1.2 didapatkan sebelum diberikan temu lawak skala nyeri remaja putri sebagian besar adalah nyeri ringan sebanyak 12 responden. Setelah diberikan tindakan tidak di jumpai lagi responden dengan nyeri berat.
3. Perbedaan Penurunan Nyeri dismenore Sebelum Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya dan Temulawak
Tabel 1.3. Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya dan
TemulawakPada Remaja Putri (n=20)
Mean Mean Selisih Kelompok Skala Nyeri Skala Nyeri skor skala p value sebelum sesudah nyeri
Lidah buaya 3,8 0,6 3,2 0,000Temulawak 3,3 0,45 2,85 0,000
Hasil Uji Wilcoxon diperoleh p value 0,001 baik pada pemberian lidah buaya maupun temu lawak. Hal ini berarti lidah buaya dan temulawak
efektif menurunkan nyeri dismenore. Namun dari kedua intervensi tersebut lidah buaya lebih efektif dibanding temu lawak. Hal ini dilihat dari selisih mean masing-masing intervensi. Pada intervensi lidah buaya selisih rata–rata sebesar 3,2 yang berarti lebih besar dari selisih rata-rata pada intervensi temu lawak yaitu 2,8.
PEMBAHASAN
1. Intensitas nyeri dismenore sebelum dan sesudah diberikan lidah buaya dan temulawak
Nyeri haid terjadi karena ada peningkatan produksi prostaglandin. Peningkatan ini akan mengakibatkan kontraksi uterus dan vasokontriksi pembuluh darah, maka aliran darah yang menuju ke uterus menurun sehingga tidak mendapat suplai oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan nyeri. 18
Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan dengan pemberian obat analgesik dan anti inflamasi dan terapi ramuan herbal yang telah di percaya khasiatnya yang berasal dari bahan-bahan tanaman. Obat herbal lain yang dapat digunakan adalah lidah buaya. Lidah mengandung antrakuinon dan kuino, antrakuinon dan kuinon memiliki efek menghilangkan rasa sakit (analgetik) dan menghilangkan pusing. Antrakuinon mengandung aloin dan emodin yang dapat berfungsi sebagai analgesik. 15 Aktivitas analgesik dari tanaman ini dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit.Selain itu, kehadiran dua Dihydrocoumarin dengan imunomodulator dan antioksidan properti telah dilaporkan dalam studi sebelumnya. Ini cenderung untuk membantu dalam pengurangan rasa sakit melalui stimulasi sistem kekebalan tubuh dan penurunan prostaglandin yang bertanggung jawab untuk rasa sakit.19
Pemberian temulawak pada respon yang mengalami dismenorea akan dapat mengurangi
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
45JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
skala nyeri haid. Kurkumin yang terkandung dalam temulawak mempunyai aktivitas penghilang rasa sakit dan anti radang. Selain itu Curcumin juga dapat mengatasi ansietas, demensia, dismenore gingivitis, sakit kepala, impotensi, lumbago, paringitis dan vertigo. Curcumin yang terkandung dalam temulawak 100% mampu menghilangkan nyeri bawah perut yang dapat terjadi selama menstruasi. Curcumin sebagai analgesic telah di konfirmasi dalam mengurangi berbagai jenis nyeri seperti sakit gigi, kolik perut dan nyeri sendi.20
2. Efektifitas pemberian lidah buaya dan temulawak dalam menurunkan nyeri dismenore pada remaja putri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat efektifitas pemberian lidah buaya dengan temulawak dalam menurunkan dismenore adalah lebih efektif pada pemberian temulawak daripada lidah buaya akan tetapi dengan perbedaan selisih rata-rata penurunan skala nyeri yang sedikit (hampir sama). Pemberian lidah buaya dan temulawak pada siswi yang mengalami nyeri haid mempunyai efek yang sama yaitu terjadi penurunan skala nyeri antara 3,2 dan 2,85. Jika dilihat dari hasil penelitian tersebut, kedua perlakukan menimbulkan efek analigesik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan lidah buaya mempunyai pengaruh terhadap dismenore. Fungsi analgesik pada lidah buaya adalah antrakuinon.
Prostaglandin cenderung untuk merangsang saraf yang sinyal rasa sakit ke otak dan terlibat dalam pembengkakan pembuluh darah di lokasi cedera, membuka ruang di dinding kapiler untuk sel darah putih.19 Aktivitas analgesik dari tanaman ini dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit.
Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan adanya pengaruh pemberian lidah buaya terhadap penurunan nyeri. Penelitian yang dilakukan oleh Mawle Dan Masika tahun
2010, antrakuinon cenderung membantu dalam pengurangan rasa sakit melalui stimulasi sistem kekebalan tubuh dan penurunan prostaglandin yang bertanggung jawab untuk rasa sakit.19 Antrakuinon berfungsi sebagai anti imflamasi, sedangkan aloin dan emodin dalam antrakuinon berfungsi sebagai analgesik.
Pemberian temulawak pada responden yang mengalami dismenore juga dapat mengurangi nyeri dismenore. Temulawak mengandung curcumin yang dapat berfungsi sebagai analgesik. Curcumine dan anthocyanin akan bekerja dalam menghambat rekasi cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat atau mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi uterus. Mekanisme penghambatan kontraksi uterus melalui curcumine adalah dengan mengurangi influks ion kalsium (Ca2+) ke dalam kanal kalsium pada sel-sel epitel uterus. Sebagai agen analgetika, curcumenol akan menghambat pelepasan prostaglandin yang berlebihan.21 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian temulawak juga berpengaruh pada penurunan dysmenorhea pada siswi. Hal ini karena curcumenol yang terkandung dalam temulawak dapat berfungsi sebagai analgesik. Curcumenol sebagai agen analgetika akan menghambat pelepasan Prostaglandin yang berlebihan.22
KESIMPULAN
Gambaran skala nyeri sebelum diberikan lidah buaya skala nyeri respoden sebagian besar mempunyai intensitas nyeri ringan 9 (45%) Setelah diberikan intervensi lidah buaya tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri sedang maupun nyeri berat. Gambaran nyeri sebelum diberikan temulawak, skala nyeri siswi sebagian besar mempunyai intensitas nyeri ringan 12 (60%).Setelah diberikan temulawak sebanyak tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri berat.Pemberian lidah buaya (p value = 0,001) dan temulawak (p value = 0,001) efektif terhadap penurunan nyeri dismenore. Pemberian
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
46 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
lidah buaya lebih efektif dibandingkan dengan temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2 lebih besar daru temulawak 2,85. Disarankan pada: mayarakat hendaknya membudidayakan tanaman lidah buaya dan temulawak untuk bahan herbal mengatasi dismenore, sekolah hendaknya dapat memberikan informasi kepada siswi tentang pemanfaatan temulawak dan lidah buaya sebagai salah satu pengoabatan secara nonfarmakologis dalam menurunkan nyeri menstruasi sehingga dapat mengurangi pemakaian obat analgesik bagi siswi yang mengalami dismenore. Tenaga Kesehatan (bidan), hendaknya secara periodik bekerja sama dengan pihak sekolah (BP) memberikan penyuluhan kesehatan tentang reproduksi sehat, khususnya tentang dismenore dan penanganannya dengan lidah buaya atau temulawak. Peneliti lain ini bisa menjadi sumber referensi di bidang farmakologis atau obat alternatif untuk mengurangi nyeri haid baik untuk siswi maupun wanita lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R. Psikologi perkembangan : pengantar dalam berbagai bagiannya. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. 2002.
2. Schwartz. M.W. Pedoman klinis pediatric. EGC : Jakarta. 2005.
3. Sarwono.W. Psikologi remaja edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2013.
4. Tangcai.K, Titapant.V, Bonboonhirnsarn.P. Dysmenorrhoae in thai adolescent prevalence, impact and knowledge of treatment. J.Med ASSOC Thai. 2004.
5. Chung, S., Kim, T., Lee, H., Lee, A., Jeon, D., Park, J., dan Kim, Y. (2014). Premenstrual Syndrome and Premenstrual Dysphoric Disorder in Perimenopausal Women. Journal of Menopausal Medicine 2014;20:69-74
6. Lakkawar, N.J., Jayavani R. L., Arthi, N.P., Alaganandam, P., dan Vanajakshi N. (2014. A Study of Menstrual Disorders in Medical
Students and its Correlation with Biological Variables. Scholars Journal of Applied Medical Sciences (SJAMS).., 2014; 2(6E):3165-3175.
7. Rehman, H., Begum, W., Anjum, F., dan Tabasum, H. (2013). Approach to dysmenorrhoea in ancient ages and its current relevance. International Journal of Herbal Medicine 2013; 1 (4): 88-91
8. Iswari. D.P., Surinati, K., dan Mastini, P. (2014). Hubungan Dismenore dengan aktivitas belajar mahasiswi PSIK FK UNUD Tahun 2014. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
9. Kumbhar, S.K., Reddy, M., Sujana, B., Reddy, R.K., Bhargavi, D.K., Balkrishna, C. (2011). Prevalence Of Dysmenorrhea Among Adolescent Girls (14-19 Yrs) Of Kadapa District And Its Impact On Quality Of Life: A Cross Sectional Study. National Journal of Community Medicine Vol 2 Issue 2 July-Sept 2011
10. Kazama, M., Maruyama, K., dan Nakamura, K. (2015). Prevalence of Dysmenorrhea and Its Correlating Lifestyle Factors in Japanese Female Junior High School Students. Tohoku J. Exp. Med., 2015, 236, 107P-r1
11. Azizah, N. (2013). Aplikasi relaksasi nafas dalam sebagai upaya Penurunan skala nyeri menstruasi (dismenorrhea) pada siswi MTS. Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun 2013. JIKK Vol. 5. No. 1 Januari 2014 : 14-22
12. Yona, F., Misrawati., Zulfitri, R., Efektivitas Brain Gym Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore. Skripsi. Tidak dipublikasikan
13. Tariq, N., Hashim, M.J., Jaffery, T., Ijaz, S., Sami, S.A., Badar, S., dan Ara, Z. (2009). Impact and Healthcare-seeking Behaviour of premenstrual symtoms and dysmenorrhoea. British Journal of Medical Practitioners, Desember 2009. Volume 2 Number 4. 40-43
14. Widiawati, W., dan Lutfiati, D. (2014). Perbedaan hasil penyembuhan kulit wajah berjerawat antara masker lidah buaya dengan masker non lidah buaya. e- Journal. Volume 03
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
47JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode Februari 2014, hal 217-225
15. Surya, P., Gouri, B., Yogeshchand, R., Gyanander, A., Jitender, B., Balram, G. (2015). Aloevera; A natural adjunct in periodontal therapy. Journal Of Biological Science. VOL 2 ISSUE 9 September 2015 Paper 1
16. Safitri, M., Utami, T., dan Sukmaningtyas, W. (2014). Pengaruh Minuman Kunyit Asam Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid Primer Pada Mahasiswi DIII Kebidanan. Diakses tanggal 8 Februari 2016 dari jurnal.unimus.ac.id/index.php/ psn12012010/article/view/1216
17. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214
18. Guyton A.Cdan J.E. Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku Penerbit Kedokteran EGC
19. Mwale, M., dan Masika, P.J. (2010). Analgesic and anti-inflammatory activities of Aloe ferox Mill. aqueous extract. African Journal of Pharmacy and Pharmacology Vol. 4(6) pp. 291-297, June 2010
20. Chakraborty, P.S., Ali, S.A., dan Kaushik, S et al (2011). Curcuma longa - A multicentric clinical verification study. Indian Journal of Research in Homoeopathy. Vol. 5, No. 1, January - March, 2011
21. Amaza, D.S., Sambo, N., Zirahei, J.V., Dalori, M.B., Japhet, H., dan Toyin, H. (2012). Menstrual Pattern among Female Medical Students in University of Maiduguri, Nigeria. British Journal of Medicine & Medical Research 2(3): 327-337, 2012
22. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106-214
Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak
Top Related