BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
i Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
i Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan rahmat-Nya
penyusunan “Laporan Tahunan 2019 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan” dapat terselesaikan. Laporan ini sebagai bentuk pertanggungjawaban Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam
mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah dalam kaitannya dengan terselenggaranya good
governance. Serta sebagai dasar untuk meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang berdayaguna,
berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab dan untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja
instansi pemerintah.
Laporan Tahunan 2019 Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
Tahun 2019 ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang berbagai capaian kinerja yang telah
dicapai kepada masyarakat dan berbagai pihak yang berkepentingan. Serta hasil – hasil riset dan
pengembangan iptek kelautan dan perikanan.
Ucapan terima kasih yang tulus kami sampaikan kepada semua pihak atas kerjasama, tenaga
dan pikirannya. Karena berkat dukungan dan kerja keras dari seluruh pihak laporan ini dapat disusun
dan diterbitkan. Harapan kami semoga Laporan ini bermanfaat dan memberikan informasi tentang
kegiatan riset dan pengembangan iptek kelautan dan perikanan yang lebih relevan dan transparan bagi
pihak – pihak yang berkepentingan.
Maros, Desember 2019
Kepala Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan
A.Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
NIP. 19710717 200701 1 001
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
ii Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
RINGKASAN EKSEKUTIF Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP) sebagai UPT
dibawah Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumberdaya manusia kelautan dan Perikanan
(BRSDM-KP) Kementerian Kelautan dan Perikanan merupakan satu-satunya lembaga yang bergerak
dibidang riset budidaya ikan hias. Untuk menjalankan kegiatan sesuai tugas dan fungsinya pada tahun
2019 mendapatkan pagu anggaran Berdasarkan No DIPA: 032.12.2.403828/2019 Tanggal 5 Desember
Tahun 2018. pagu yang dialokasikan sebesar Rp.107.188.178.000,-. Selama periode Januari hingga
Desember 2019, Telah 5 kali melakukan revisi anggaran. Pagu sebelum revisi sebesar Rp.
107.188.178.000, revisi pertama dilakukan pada bulan April dimana adanya revisi POK, revisi
kedua, ketiga dan keempat telah melakukan Revisi DIPA Nomor: SP DIPA-032.12.2.403830/2019
Tanggal 16 Oktober 2019 dengan PAGU Rp. 109.996.776.000,-. revisi DIPA dan revisi kelima
adalah revisi POK 2019.
Pagu BRPBAPPP Rp.109.996.776.000 dengan realisasi anggaran BRPBAPPP sebesar
108.589.225.174 (98,72%) dengan rincian: realisasi belanja pegawai sebesar Rp. 85.178.098.952
(95,51%), belanja barang Rp. 21.121.930.731 (95,93%) dan belanja modal Rp. 2.289.195.491 (96,25%).
Jumlah PNBP yang telah disetorkan hingga bulan Desember sebesar Rp. 485.282.264 (222,61%)
Pelaksanaan kegiatan DIPA Tahun Anggaran 2019 BRPBAPPP Maros telah merealisasikan
penggunaan anggaran sampai dengan bulan Desember 2019 sesuai dengan program dan kegiatan
sebagai berikut :
A. Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan, terdiri dari :
1. Tenaga Penyuluh yang melakukan penyuluhan realisasi anggaran mencapai Rp. 9.855.953.700
(98,41%)
2. Kelompok Pelaku Utama/Usaha yang mendapatkan Penyuluhan realisasi anggaran mencapai Rp.
853.859.458 (94,24%)
3. Layanan Dukungan Manajemen Satker realisasi anggaran mencapai Rp. 104.608.600 (98,69%)
4. Layanan perkantoran realisasi anggaran mencapai Rp. 66.645.896.075 (99,51%)
B. Riset Perikanan , terdiri dari :
1. Program kegiatan Komponen Inovasi Perikanan yang Dihasilkan realisasi anggaran mencapai
Rp. 1.544.665.236 (71,16%).
2. Program kegiatan Sarana Prasarana Riset Perikanan realisasi anggaran mencapai Rp.
2.259.795.491 (99,20%).
3. Program kegiatan Inovasi Teknologi Perikanan yang Diusulkan untuk Direkomendasikan
realisasi anggaran mencapai Rp. 581.152.238 ( 96,86%).
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
iii Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
4. Program kegiatan Data dan/atau Informasi Riset Perikanan yang Dihasilkan realisasi anggaran
mencapai Rp. 258.225.100 (98,34%).
5. Program kegiatan Layanan Dukungan Manajemen Eselon I realisasi anggaran mencapai Rp.
816.010.507 (99,78%).
6. Program kegiatan Layanan Perkantoran realisasi anggaran mencapai Rp. 25.669.058.769
(99,25%%).
Dengan demikian besarnya serapan pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan telah mencapai Rp.
108.589.225.174 (98,72%) dari total anggaran Rp.109.996.776.000.
Kegiatan Riset di Balai Penelitian Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan terdiri dari
tiga kegiatan besar, yakni: 1) Perbenihan dan Pembesaran Krustase dan Ikan dengan 4 kegiatan
riset, 2) Riset Minapadi Air Payau Padi-Udang dengan 1 kegiatan riset, 3) Riset Kajian
Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan dengan 1 kegiatan riset, 4) Kajian Kawasan
dan Lingkungan Perikanan Budidaya Air Payau yang terdiri dari dua kegiatan riset. Selain itu,
terdapat empat kegiatan non riset yang dikelola oleh Sub-bagian Tata Usaha, Seksi Pelayanan Teknis,
Seksi Tata Operasional dan Seksi Penyuluhan.
Riset Perbenihan dan Pembesaran Krustase dan Ikan
1. Riset Perbaikan Sistem Produksi Larva dan Peningkatan Resistensi Udang Windu telah
merealisasikan anggaran sebesar 82,69% dan sedang dalam proses finishing laporan akhir.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Aplikasi probiotik RICA pada produksi massal benur udang
windu SPF menghasilkan sintasan larva tertinggi pada aktivasi probiotik selama 24 jam dan
sintasan larva terendah pada pemeliharaan larva tanpa aktivasi probiotik, sehingga untuk
kesimpulan sementara diperlukan aktivasi probiotik RICA selama 24 jam sebelum digunakan.
2. Perbaikan Sistem Produksi dan Perakitan Calon Induk Unggulan dalam Mendukung Domestikasi
Kepiting Bakau telah merealisasikan anggaran sebesar 66,57% dengan status finishing laporan
teknis dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa Perkawinan kepiting bakau baik dalam satu
spesies maupun beda spesies dapat terjadi di bak terkontrol. Ketika kepiting bakau dikawinsilan
gkan, maka metode yang lebih efektif adalah dengan memasukkan beberapa spesies kepiting bakau
betina ke dalam bak yang berisi jantan dari satu spesies. Namun demikian, tidak terjadi perkawinan
silang antara kepiting jantan S. paramamosain dengan kepiting betina S. tranquebarica. Anakan
kepiting bakau yang berasal dari perkawinan silang akan mengikuti sifat induk betina. Selanjutnya
diketahui bahwa larva dari perkawinan antara kepiting jantan S. tranquibarica dengan kepiting
betina S. olivacea mempunyai vitalitas yang tinggi.
3. Penelitian dan Pengembangan Pakan Ikan Beronang: Formulasi Pakan Induk Ikan Beronang,
dengan realisasi anggaran sebesar 77,49% dan sedang dalam finishing laporan teknis. Dari
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
iv Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
penelitian ini, diperoleh hasil: 1) didapatkan 10 isolat bakteri dari usus ikan baronang alam
memiliki aktivitas enzim amilasei, protease, dan selulase yang dapat digunakan sebagai probiotik
untuk meningkatkan mutu bahan dan dan pemanfaatan pakan bagi petumbuhan ikan baronang pada
khususnya, dan ikan budidaya pada umumnya. 2) Pada perlakuan dosis penggunaan EM-4 dalam
fermentasi pakan pembesaran ikan baronang menunjukkan fermantasi tepung sargassum dengan
EM-4 dapat dilakukan selama fermentasi 5 hari dan dosis EM-4 sebanyak 30 mL/kg substrat
untuk menurunkan kandungan serat kasar dan meningkatkan kandungan protein dan BETN tepung
sargassum.
4. Pencegahan Penyakit Udang, realisasi anggaran pada penelitian ini sebesar 69,13% dan telah
dalam finishing laporan akhir. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa udang budidaya di kawasan
pertambakan di Kabupaten Pinrang, Bone, Bulukumba, dan Jeneponto terindikasi adanya serangan
White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan protozoa hemo gregarin. Sedangkan EHP diduga juga
menyerang udang di Kabupaten Bulukumba. Penggunaan Nannochloropsis sp di pembenihan udang
windu walaupun mampu menekan perkembangbiakan bakteri Vibrio spp, namun tidak mampu
meningkatkan sintasan benih udang windu hingga PL12.
Riset Mina Padi Air Payau Padi-Udang
1. Riset Mina Padi Air Payau Padi-Udang, realisasi pada penelitian ini sebesar 80,71% dan telah dalam
finishing untuk laporan akhir. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Budidaya padi dan udang
Windu tahun 2019 merupakan lanjutan kegiatan tahun 2018 yang dilakukan dalam 2 musim tanam,
yakni musim tanam I (musim hujan pada bulan Pebruari-Mei 2019), sedangkan musim tanam II (
awal musim kemarau pada bulan Mei hingga Nopember 2019). Padi ditanam dengan jajar legowo
pada luasan 0,363 ha di lahan pelataran dan dilakukan pemeliharaan padi sekitar 110 hari,
sedangkan udang Windu ditebar pada luasan 0,242 ha caren dengan kepadatan 2-4 ekor/m2 dan
dilakukan pemeliharaan selama 65 hari. Potensi total hasil yang didapatkan yakni : hasil panen padi
diperoleh sekitar 3,5 - 4,5 ton gabah kering giling (konversi ke luasan ha) dan hasil panen udang
Windu diperoleh sekitar 125 - 278 kg/ha (di konversi ke produksi per ha) dengan survival rate (SR)
22-55%.
Riset Kajian Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan.
1. Riset Kajian Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan, realisasi pada peneli tian ini
sebesar 87,78% dan telah dalam finishing untuk laporan akhir. Dari penelitian ini
menunjukkan hasil bahwa prinsip Reduce, Reuse, dan Recycling dapat diterapkan dalam
kegiatan budidaya udang dan ikan ramah lingkungan yang menciri pada penghematan penggunaan
sumber daya lahan dan air, serta peningkatan produktivitas. Air limbah tambak hasil pengolahan
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
v Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
IPAL tambak terbukti dapat digunakan untuk media budidaya ikan, kekerangan dan rumput laut,
sekaligus berfungsi sebagai bioindikator kinerja IPAL. Sedimen limbah tambak terbukti dapat
dimanfaatkan untuk pupuk organik dan menghasilkan respons yang baik untuk menumbuhkan
pakan alami di tambak dan pupuk bagi tanaman daratan, serta sebagai media semaian mangrove
dan tanaman lombok. Sistem RAS yang diaplikasikan pada usaha pentokolan benur vaname dan
pembesaran udang vaname menghasilkan prospek untuk diaplikasikan di lapangan pada skala
usaha rumah tangga. Budidaya terpadu antara udang vaname dengan sayuran dapat dilakukan
dengan sistem akuaponik dengan media salinitas rendah.
Selama periode Januari-Desember 2019, telah dilakukan perhitungan revisi anggaran sebagai akibat
dari pembayaran TUKIN dan gaji Penyuluh perikanan. Selanjutnya, telah dilakukan kegiatan diseminasi
hasil riset perikanan, pembentukan jejaring/kerja sama serta fasilitasi dalam penerbitan karya tulis
ilmiah oleh Seksi Pelayanan Teknis dan Prasarana (Yantek). Selain itu, Seksi Yantek telah mensupport
kegiatan layanan publik seperti laboratorium terakreditasi di BRPBAPPP. Selanjutnya, perawatan dan
pengadaan sarana riset telah dilakukan pada beberapa fasilitas. Akan dilakukan kegiatan evaluasi
proposal kegiatan tahun 2019 sebagai acuan kegiatan riset di tahun ini serta telah pula mengusulkan
revisi anggaran untuk memfasilitasi kekurangan gaji dan tunjangan kinerja. Selain itu kegiatan
monitoring dan evaluasi telah dilakukan baik melalui monitoring pada Triwulan I dan III, juga telah
dilakukan monitoring dan pelaporan baik dalam aplikasi maupun laporan kinerja triwulan I, II, III dan IV
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
vi Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
DAFTAR ISI Kata Pengantar ........................................................................................... i
Ringkasan Eksekutif ................................................................................... ii
Daftar Isi .................................................................................................... vi
Daftar Tabel ................................................................................................ vii
Daftar Gambar ........................................................................................... viii
Bab I Pendahuluan ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi .................................... 2
1.3 Visi, Misi, dan Tujuan ............................................................ 3
1.4 Rencana Kinerja Output ......................................................... 8
1.5 Maksud dan Tujuan .............................................................. 10
Bab II Kebijakan dan Strategi Program .................................................. 11
2.1 Arah Kebijakan Nasional Pembangunan KP ........................................ 11
2.2 Arah Kebijakan dan Strategi Balai Riset Perikanan Budidaya
Air Payau dan Penyuluh.................................................. 13
Bab III Kinerja Pelaksana Program dan Kegiatan .................................... 15
3.1 Realisasi Anggaran Satuan Kerja dan Dukungan SDM ....... 15
3.2 Realisasi Anggaran Satuan Kerja ........................................ 15
3.3 Dukungan SDM ..................................................................... 17
3.4 Kegiatan Prioritas ................................................................. 19
Bab IV Permasalahan dan Rekomendasi ................................................... 72
Bab V Penutup ............................................................................................ 73
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
vii Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Rencana Kinerja Output BRPBAPPP Tahun 2019....................... 9
Tabel 3.1 Perkembangan realisasi keuangan BRPBAPPP per sumber dana.... 16
Tabel 3.2 Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 9
Unsur Pelayanan.....................................................................
44
Tabel 3.3 Daftar Jejaring yang disepakati dan ditindaklanjuti.................. 45
Tabel 3.4 Jumlah Karya Tulisan ilmiah yang terbit sejak tahun 2019.......... 46
Tabel 3.5 Daftar kunjungan ke Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
sejak tahun 2019......................................................................
49
Tabel 3.6 Nama sekolah, jumlah siswa yang mengikuti mangang di
BRPBAPPP..............................................................................
50
Tabel 3.7 Analisis Traffic Twitter BRPBAP3............................................ 53
Tabel 3.8. Kegiatan pengelolaan perpustakaan........................................ 53
Tabel 3.9 Jumlah Penyuluh Perikanan PNS dan jumlah Penyuluh Perikanan
Bantu yang Tersebar di 3 Provinsi...........................................
56
Tabel 3.10 Kegiatan Percontohan yang dilaksanakan di tahun 2019.......... 57
Tabel 3.11 Perolehan Apresiasi Nasional dan Internasional Referensi......... 61
Tabel 3.12 Alokasi dan realisasi anggaran PUI Udang tahun 2019 (per
Desember 2019)........................................................................
62
Tabel 3.13 Matriks nama SOP dan Tingkat Pemanfaatannya..................... 63
Tabel 3.14 Matriks nama Sistem Informasi Manajemen dan Tingkat
Pemanfaatannya......................................................................
65
Tabel 3.15 Matriks perolehan akreditasi KNAPPP (Nama Kegiatan,
Deskripsi)..................................................................................
66
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
viii Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
DAFTAR GAMBAR Gambar I.1. Struktur Organisasi Balai Riset Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan ................................................................
7
Gambar I.2. Peta Strategi BBRBLPP TA 2019................................................. 8
Gambar 3.1. Realisasi anggaran Balai Besar Riset Budidaya Laut dan
Penyuluhan Perikanan Januari – Desember 2019 .......................
16
Gambar 3.2. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Golongan................................... 18
Gambar 3.3. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Jabatan .................................... 18
Gambar 3.4. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan .............................. 18
Gambar 3.5. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian ............... 19
Gambar 3.6. Grafik Jumlah Penyuluh Berdasarkan Wilayah Penyebarannya 19
Gambar 3.7 Gambar 3.7. Rapat pembahasan proposal teknis 2019, revisi
anggaran TA 2019 di Kanwil, Rapat Pembahasan Perjanjian
Kinerja TA 2019 Rapat Penilaian SAKIP TA 2019 di lingkup BRSDM diBogor, Rapat Rabuan pembahsann IKU dan data
dukungnya, Rapat penyusunan dan penelaahan QC1 RKAKL TA
2020 lingkup BRSDM Di Bogor, . Pertemuan Pembahasan QC 1
RKAKL TA 2020 di Cibubur, Rapat Sosialisasi penyusunan LKj 2
dan evaluasi LKj 1.............................................................................
39
Gambar 3.8. Jumlah tweets, following, followers, dan yang malike tweeter
BRPBAPPP.........................................................................................
52
Gambar 3.9. Peraktek Magang Seleksi, mengikat dan pembenihan rumput laut
Gracillaria, sp kultur jaringan di Instalasi Tambak Maranak
BRPBAPPP Maros di bersama penyuluh, petani rumput laut dan teknisi yang didampingi oleh Peneliti ahli rumput
laut......................................................................................................
58
Gambar 3.10. Peninjauan kesiapan lokasi, penyerahan bahan sampai dengan penembaran bibit rumput laut di lokasi percontohan guna
mendukung ketersediaan bibit rumput laut Gracillaria, sp di
Kabupaten Maros (Borongkalukua, Binasangkara dan
Marusu).............................................................................................
58
Gambar 3.11. Sampling rutin dan terjadwal yang dilakukan setiap minggu oleh
Penyuluh, peneliti dan teknisi dalam rangka monitoring
perkembangan dan perumbuhan rumput laut....................................
58
Gambar 3.12. Antusias masyarakat dan pemerintah setempat untuk program
kampong probiotik rica setelah melihat hasil dari panen perdana
percontohan yang dilaksanakan di Desa Papalang Kab.Mamuju
Sulawesi Barat..................................................................................
58
Gambar 3.13. Peraktek aplikasi probiotik rica serbuk dimulai dari magang di hatchery NC IPWU Barru BRPBAPPP oleh Penyuluh perikanan
dan empat orang pelaku usaha pembenihan skala rumah tangga
yang didampingi langsung oleh Peneliti Bertempat di Kabupaten
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
ix Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Barru, Sulawesi Selatan.....................................................................
59 Gambar 3.14. Pendampingan Peneliti Ahli Kepiting memberikan pengalaman
dalam pembenihan dan penggemukan kepiting Bakau di Desa
Keera Kab. Wajo dalam rangka perconohan penggemukan
kepiting bakau dengan menggunakan media gallon bekas...............
59
Gambar 3.15. Sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi).................................. 60
Gambar 3.16. Sertifikat PUI (Pusat Unggulan IPTEK)............................................ 62
Gambar 3.17. SK Tim Sistem Manajemen Mutu KNAPPP....................................... 67
Gambar 3.18. Sertifikat KNAPPP............................................................................. 67
Gambar 3.19. Sertifikat Akreditasi untuk Lab BRPBAPPP...................................... 69
Gambar 3.20. Dokumentasi Akreditasi Laboratorium.............................................. 69
Gambar 3.21. Pembangunan Asrama........................................................................ 71
Gambar 3.22. Pembangunan Tambak Udang Windu................................................ 71
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
1 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Pembangunan Perikanan tentu sangat diharapkan dapat memberikan sumbangan terbesar bagi
pembangunan nasional secara langsung dalam meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di
pasar internasional serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor
strategis ekonomi dan domestik. Pembangunan Perikanan dapat mendorong pertumbuhan sektor
ekonomi lainnya sehingga menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun demikian,
harus diakui bahwa masih banyak masalah yang dihadapi dalam pembangunan perikanan sehubungan
dengan dinamika lingkungan strategis domestik dan global, antara lain berkaitan dengan jumlah dan
pertumbuhan penduduk, kemiskinan, kebutuhan energi, ketahanan pangan, degradasi lingkungan dan
perubahan iklim. Keadaan ini semakin bertambah berat dengan adanya persaingan yang semakin ketat
berkaitan dengan bergulirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Untuk mengatasi
hal tersebut, diperlukan temuan-temuan yang tepat guna dan inovasi baru teknologi yang inovatif dan
kelembagaan perikanan secara terus menerus dan berkelanjutan, agar dapat merespon permasalahan
dan dapat meningkatkan efisiensi industrialisasi ataupun daya saing usaha di bidang perikanan tangkap,
perikanan budidaya, pemulihan sumber daya ikan, dan teknologi alat dan mesin perikanan secara aman
dan bijaksana.
Nawa Cita atau sembilan agenda prioritas dari Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia
(2014-2018) yang digagas untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang
berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi yang berkepribadian dalam kebudayaan
yang harus diimplementasikan oleh kementerian yang ada. Dua di antaranya mempunyai kaitan yang
cukup penting dengan Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
(BRPBAP3), yang merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di
bidang riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada badan yang menangani riset kelautan dan perikanan serta pengembangan
sumber daya manusia kelautan dan perikanan. Pertama adalah tentang peningkatan produktivitas
rakyat dan daya saing di pasar internasional dan kedua adalah perwujudan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. Keduanya secara ringkas
diwujudkan dalam aspek komersialisasi bidang kelautan dan perikanan yang berkelanjutan oleh Menteri
Kelautan dan Perikanan. Hal ini diperkuat oleh Undang-Undang Kelautan Nomor 32 tahun 2014 yang
mendorong percepatan realisasi investasi di sektor kelautan dan perikanan.
Subsektor perikanan budidaya telah menjadi andalan pembangunan nasional di sektor
perikanan. Di antara jenis perikanan budidaya di Indonesia yang meliputi budidaya air payau, budidaya
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
2 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
air tawar, budidaya laut, perairan umum, dan mina padi, maka budidaya air payau atau budidaya tambak
berkontribusi paling besar terhadap nilai produksi total perikanan budidaya. Walaupun ditemui
berbagai permasalahan dalam budidaya air payau, namun produksinya masih tetap meningkat terutama
5 tahun terakhir. Peningkatan produksi budidaya air payau tidak dapat dilepaskan dari dukungan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) yang telah dihasilkan selama ini. Oleh karena itu Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional / Badan Perencanaan Pembangunan Nasional telah menetapkan
skala prioritas berupa kemampuan penguasaan iptek di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) ketiga tahun 2015-2019 dalam pengembangan kelautan dan perikanan, di mana iptek
menjadi tumpuan dalam pengembangan ekonomi untuk memanfaatkan sumberdaya yang tersedia dan
memperkuat simpul-simpul ekonomi kelautan dan perikanan. Peningkatan penguasaan dan pemanfaatan
iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan menuju inovasi secara berkelanjutan menjadi
dasar dalam melaksanakan salah satu misi RPJMN tahun 2005-2025 untuk mewujudkan bangsa yang
berdaya saing. Berbagai inovasi teknologi yang telah dihasilkan oleh BRPBAP3 selama ini juga turut
berperan penting dalam peningkatan produksi perikanan budidaya air payau di Indonesia. Namun
demikian, kebutuhan inovasi teknologi yang efektif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan akan
menjadi fokus litbang untuk perikanan budidaya air payau di masa akan datang. Selain itu, dukungan
IPTEK yang kuat dapat dimanfaatkan sebagai keunggulan komparatif menuju peningkatan produksi,
industrialisasi ataupun ekspor. Pada saat yang sama, perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual
termasuk Hak Paten semakin menjadi kecenderungan di dunia global, sehingga sangat mendesak bagi
bangsa Indonesia untuk merebut keunggulan IPTEK melalui usaha–usaha mandiri
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi
Dalam struktur organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan
merupakan unit pelaksana teknis Kementerian Kelautan dan Perikanan di bidang riset perikanan
budidaya air payau dan penyuluhan perikanan, yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada
Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan. Sebagaimana disebutkan pada Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran, pemantauan, evaluasi dan laporan.
b. Pelaksanaan riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi, genetika,
bioteknologi, patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan,
plasma nutfah, serta analisis komoditi.
c. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
3 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
d. Penyusunan materi, motodologi, pelaksanaan penyuluhan perikanan, serta pengembangan dan
fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha.
e. Penyusunan kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh Pegawai Negeri Sipil (PNS), swadaya dan
swasta.
f. Pengelolaan prasarana sarana riset perikanan budidaya air payau dan penyuluhan perikanan. Dan
g. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya agar efektif, efisien dan akuntabel, Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan berpedoman pada dokumen perencanaan
yang terdapat pada: 1) RENSTRA, 2) RKT, dan 3) PK.
1.3. Visi, Misi dan Tujuan
Visi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan merupakan kondisi
yang diharapkan dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan
mempertimbangkan kondisi saat ini. Visi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan mengacu pada visi KKP yaitu “Mewujudkan pengelolaan riset perikanan budidaya air payau
yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan nasional”.
Sebagai langkah kongkret untuk mewujudkan visi (kondisi yang diharapkan) Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tersebut maka misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan yang merupakan cara untuk mendapatkan kondisi yang diharapkan,
telah ditetapkan misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan yang
mengacu pada misi KKP sebagai berikut:
a. Mewujudkan pembangunan perikanan budidaya air payau yang berdaulat, guna menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya perikanan melalui pengelolaan riset
perikanan.
b. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya perikanan budidaya air payau yang berkelanjutan melalui
pengelolaan riset perikanan.
c. Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui pengelolaan riset perikanan
budidaya air payau dan penyuluhan perikanan.
Tujuan yang diharapkan adalah penjabaran lebih lanjut dari visi dan misi BRPBAPPP dalam
rangka mencapai sasaran strategis pembangunan kelautan dan perikanan tahun 2017-2019, adalah:
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
4 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
a. Diperolehnya data, informasi, dan teknologi perikanan budidaya air payau yang bertanggung
jawab dan berorientasi pada masyarakat dan industri perikanan.
b. Tersebarluaskan hasil litbang perikanan budidaya air payau; dan
c. Meningkatnya kapasitas sumber daya litbang, kinerja litbang, pelayanan jasa litbang, dan kerja
sama litbang.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi tersebut, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan dibantu oleh:
1. Subbagian Tata Usaha
Subbagian tata usaha mempunyai tugas melakukan urusan administrasi kepegawaian, tata
laksana, keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Subbagian tata usaha menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan kepegawaian, administrasi jabatan fungsional, dan tata laksana; dan
b. Pelaksanaan urusan keuangan, persuratan, kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
Subbagian tata usaha terdiri atas:
a. Urusan kepagawaian
Urusan kepagawaian mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, administrasi
jabatan fungsional dan tata laksana.
b. Urusan keuangan dan umum
Urusan keuangan dan umum mempunyai tugas melakukan urusan keuangan, persuratan,
kearsipan, rumah tangga dan perlengkapan.
2. Seksi Tata Operasional
Seksi tata operasional mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program dan anggaran,
pemantauan, evaluasi dan laporan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi tata operasional menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana program dan anggaran; dan
b. Pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
Seksi tata operasional terdiri atas:
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
5 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
a. Subseksi Program dan Anggaran
Subseksi program dan anggaran mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana program dan anggaran.
b. Subseksi Monitoring dan Evaluasi
Subseksi monitoring dan evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pemantauan, evaluasi dan penyusunan laporan.
3. Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana
Seksi pelayanan teknis dan sarana mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis, jasa, informasi,
komunikasi, kerjasama, serta pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air
payau dan penyuluhan perikanan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi pelayanan teknis dan sarana menyelenggarakan fungsi:
a. Pelayanan teknis, jasa, informasi, komunikasi dan kerjasama riset perikanan budidaya air
payau serta pengelolaan perpustakaan; dan
b. Pengelolaan prasarana dan sarana riset perikanan budidaya air payau.
Seksi pelayanan teknis dan sarana terdiri atas:
a. Subseksi Pelayanan Teknis
Subseksi pelayanan teknis mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelayanan teknis,
jasa, informasi, komunikasi, kerjasama riset perikanan budidaya air payau dan pengelolaan
perpustakaan.
b. Subseksi Prasarana dan Sarana
Subseksi prasarana dan sarana mempunyai tugas melakukan pengelolaan prasarana dan
sarana riset perikanan budidaya air payau.
4. Seksi penyuluhan
Seksi penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi
kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha, pengelolaan prasarana
dan sarana penyuluhan, penyusunan materi, metodologi dan pelaksanaan penyuluhan perikanan,
serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta.
Dalam melaksanakan tugasnya, Seksi penyuluhan menyelenggarakan fungsi:
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
6 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
a. Penyiapan bahan pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi
pelaku utama dan pelaku usaha, serta pengelolaan prasarana dan sarana penyuluhan; dan
b. Penyiapan bahan penyusunan materi, metodologi dan penyelenggaraan penyuluhan
perikanan, serta kebutuhan peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta.
Seksi penyuluhan terdiri atas:
a. Subseksi Kelembagaan Kelompok
Subseksi kelembagaan kelompok mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan dan fasilitasi kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan
pelaku usaha, serta pengelolaan prasarana dan sarana penyuluhan.
b. Subseksi Penyelenggaraan
Subseksi penyelenggaraan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
materi, metodologi dan penyelenggaraan penyuluhan perikanan, serta kebutuhan
peningkatan kapasitas penyuluh swadaya dan swasta.
5. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melaksanakan:
a. Riset perikanan budidaya air payau di bidang biologi, reproduksi, genetika, bioteknologi,
patologi, toksikologi, ekologi, nutrisi dan teknologi pakan, pemetaan dan lingkungan,
plasma nutfah, serta analisis komoditi;
b. Pengembangan teknologi penelitian perikanan budidaya air payau;
c. Penyuluhan perikanan; dan
d. Kegiatan lainnya yang sesuai dengan keahlian dan kebutuhan serta tugas masing-masing
jabatan fungsional berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kelompok jabatan fungsional terdiri atas peneliti, teknisi litkayasa, penyuluh perikanan, arsiparis,
pranata computer, pengadaaan barang dan jasa (PBJ), analisis kepegawaian, pustakawan dan jabatan
fungsional lainnya yang diatur berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Kelompok penelitian (kelti) merupakan kelompok keahlian yang secara fungsional sebagai ujung
tombak dalam pelaksanaan kegiatan riset brpbap3 di bidang perikanan budidaya air payau. Setiap
kelti dipimpin oleh penanggung jawab kelti. Brpbap3 telah menetapkan lima kelti yaitu:
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
7 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
1. Kelti sumber daya dan lingkungan, bertugas melaksanakan riset di bidang pemetaan,
lingkungan, toksikologi, dan ekologi;
2. Kelti kesehatan dan lingkungan, bertugas melaksanakan riset di bidang biologi dan patologi;
3. Kelti perbenihan, genetika, dan bioteknologi, bertugas melaksanakan
4. riset di bidang reproduksi, genetika, bioteknologi, dan plasma nutfah;
5. Kelti nutrisi dan teknologi pakan, bertugas melaksanakan riset di bidang nutrisi dan
teknologi pakan; dan
6. Kelti teknologi perikanan budidaya, bertugas melaksanakan riset dibidang teknologi
perikanan budidaya dan analisis komoditas.
Adapun struktur organisasi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan sebagaimana Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 29/PERMEN-
KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan adalah sebagai berikut
Gambar 1.1. Struktur Organisasi BRPBAPPP Maros
Plt. KEPALA
A. Indra Jaya Asaad, S.Pi, M.Sc
KELOMPOK
SUBSEKSI PELAYANAN
TEKNIS Rosmiati,
SUBSEKSI PRASARANA DAN
SARANA Andi Muhammad
SEKSI PELAYANAN TEKNIS
DAN SARANA A. Indra Jaya Asaad,
Plh. SUBSEKSI PROGRAM DAN
ANGGARAN Ahmadirrahman Fajrihanif
Plh. SUBSEKSI MONITORING DAN EVALUASI
Rahmadhany
Plh. SEKSI TATA
OPERASIONAL Agus Nawang,
Plh. SEKSI
PENYULUHAN Anton Mulyawan, S.H
Plh. SUBSEKSI
KELEMBAGAAN Husain
SUBSEKSI
PENYELEGGARAAnsar, A.Md
SUBBAGIAN A. Bahtiar, S. St,
URUSAN
KEUANGAN DAN Dra. Sitti
URUSAN
KEPEGAWAIAN Hawasia,
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
8 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
1.4. Rencana Kinerja Output
Pada Tahun 2019, BRPBAPPP telah menetapkan target kinerja yang akan dicapai dalam bentuk
kontrak kinerja antara Kepala BRPBAPPP dengan Kepala Pusat Riset Perikanan. Pada Kontrak kinerja
tersebut terdapat peta strategi (strategy map) dengan 7 sasaran strategis (SS) yang ingin dicapai.
Untuk setiap SS yang disusun dan ditetapkan memiliki ukuran yang disebut sebagai Indikator Kinerja
Utama (IKU). Keseluruhan IKU BRPBAPPP pada tahun 2019 untuk semua SS berjumlah 20 IKU.
Peta strategi merupakan suatu dashboard (panel instrument) yang memetakan SS ke dalam
suatu kerangka hubungan sebab akibat yang menggambarkan keseluruhan perjalanan strategi
BRPBAPPP. Peta strategi Balitbang KP tahun 2019 yang disepakati antara Kepala BRPBAPPP dengan
BRSDM KP serta Kepala Pusat Riset Perikanan dan Pusat Pelatihan dan Penyuluhan. Dan pada tanggal
1 Januari 2019 BRPBAPPP telah menyepakati Peta Strategis seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
1.2 berikut:
Gambar 1.2. Peta Strategi BRPBAPPP TA 2019
Peta strategi BRSDM KP memetakan setiap Sasaran Strategis (SS) yang disusun dalam rangka
pencapaian tujuan organisasi sesuai visi dan misi yang diemban. Dengan menggunakan metodologi
Balanced Scorecard, setiap SS dikelompokan kedalam empat perspektif, yaitu stakeholders
perspective, customers perpective, internal process perspective, dan learning and growth perspective.
Dari perspektif stakeholders merupakan IKU terkait kegiatan penyuluhan yang berkontribusi langsung
terhadap masyarakat.
Dari perspektif customer terhadap IKU pemanfaatan hasil litbang budidaya air payau terhadap
masyarakat KP yang merupakan IKU BRSDM KP.
Dari perpektif proses internal BRSDM KP, untuk mendukung pencapaian SS pada layer
customers perpective tersebut diperlukan adanya tiga faktor penting berupa perumusan kebijakan,
pelaksanaan kebijakan serta pengendalian pengawasan, dan penegakan hukum terhadap core business
BRSDM KP.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
9 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Dan dari perspektif learning and growth, terdapat empat faktor penting yang harus dikelola
dengan baik guna menciptakan modal utama untuk mencapai tujuan organisasi yaitu faktor
pengembangan sumber daya manusia, faktor organisasi, faktor teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), dan faktor pengelolaan anggaran.
Sedangkan penjabaran dari sasaran strategis diatas pada Renstra disusunlah indikator kinerja
dan targetnya sesuai dengan tabel dibawah ini:
Tabel 1.1. Rencana Kinerja Output BRPBAPPP Tahun 2019
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
STAKEHOLDERS PERSPECTIVE
1 Terwujudnya kesejahteraan
masyarakat KP yang kompeten 1
Jumlah pelaku utama/pelaku usaha yang
kompeten dan inovatif meningkat produksinya
melalui penyuluhan perikanan lingkup BRPBAPPP
207
CUSTOMER PERSPECTIVE
2
Terwujudnya pengelolaan SDKP
yang partisipatif, bertanggungjawab dan
berkelanjutan
2 Jumlah UMK dan koperasi sector KP yang dibentuk dan dilegalisasi
4.140
3 Legilisasi izin usaha mikro kecil dan pendirian
koperasi sector KP 827
4 Nilai PNBP 218
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
3
Terselenggaranya tata kelola
pemanfaatan SDKP yang adil, berdaya saing dan berkelanjutan
5 Jumlah pelaku utama/usaha yang disuluh 49.710
6 Jumlah profil kelompok pelaku utama/usaha
yang disusun 4.971
7 Persentase penyuluh perikanan yang berkontribusi terhadap pelaksanaan program
KKP
100
8 Tersedianya metode percontohan penyuluhan
KP 4
9 Jumlah data dan/atau informasi hasil riset
perikanan 1
10 Jumlah komponen inovasi yang dihasilkan 2
11 Jumlah inovasi teknologi yang diusulkan untuk
direkomendasikan 1
12 Jumlah lembaga riset perikanan yang terstandar
1
13 Jumlah jejaring dan/atau kerjasama riset
perikanan yang dispakati dan ditindaklanjuti 5
14 Jumlah sarana dan prasarana BRPBAPPP
yang ditingkatkan kapasitasnya 1
15 Jumlah karya tulis ilmiah (KTI) BRPBAPPP
yang dipublikasikan 25
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
4 Terwujudnya ASN BRPBAPPP yang kompeten, professional dan
berintegritas
16 Indeks profesionalitas ASN lingkup
BRPBAPPP 60
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
10 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TAHUN
2019
5
Tersediannya manajemen
pengetahuan BRPBAPPP yang
handal dan mudah diakses
17
Persentase unit kerja BRPBAPPP yang
menerapkan system manajemen pengetahuan
yang terstandar
75
6
Terwujudnya birokrasi BRPBAPPP
yang efektif, efisien dan
berorientasi pada layanan prima
18
Persentase jumlah rekomendasi hasil
pengawasan yang dimanfaatkan untuk
perbaikan kinerja lingkup BRPBAPPP
80
7
Terkelolanya anggaran
pembangunan BRPBAPPP secara
efisien dan akuntabel
19 Nilai kinerja pelaksanaan anggaran
BRPBAPPP
Baik
87
20
Batas tertinggi persentase temuan LHP BPK atas laporan keuangan (LK) BRPBAPPP
dibandingkan realisasi anggaran BRPBAPPP
TA 2018
1
1.5 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kegiatan Tahun 2019 yaitu: sebagai sarana
pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan fungsi BRPBAPPP kepada Badan Riset dan Sumber
Daya Manusia Kelautan dan Perikanan; sebagai sarana evaluasi atas pencapaian kinerja BRPBAPPP
dari Bulan Januari hingga Desember dalam upaya memperbaiki kinerja sampai dengan akhir tahun; dan
sebagai bahan masukan untuk penyempurnaan dokumen perencanaan, pelaksanaan program dan
kegiatan yang akan datang.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
11 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BAB II. KEBIJAKAN DAN STRATEGI PROGRAM
2.1. Arah Kebijakan Nasional Pembangunan KP
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 telah menetapkan 7 (tujuh)
arah kebijakan umum yakni (1) Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan,
(2) Meningkatkan Pengelolaan dan Nilai Tambah Sumber Daya Alam (SDA) Yang Berkelanjutan, (3)
Mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan, (4) Peningkatan kualitas
lingkungan hidup, Mitigasi bencana alam dan perubahan iklim, (5) Penyiapan Landasan Pembangunan
yang Kokoh, (6) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Kesejahteraan Rakyat Yang
Berkeadilan, dan (7) Mengembangkan dan Memeratakan Pembangunan Daerah.
Kerangka pencapaian tujuan RPJMN 2015-2019 dirumuskan lebih lanjut dalam 9 Agenda Prioritas
Pembangunan Nasional (Nawa Cita), yaitu:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah- daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa- bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh Ke-Bhinneka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Strategi pembangunan nasional yang terkait dengan tugas KKP adalah:
1. Agenda/Nawa Cita ke-1:
Sub Agenda: Memperkuat Jati Diri sebagai Negara Maritim, dilaksanakan dengan strategi :
a. Meningkatkan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan secara terpadu;
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
12 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
b. Menyempurnakan sistem penataan ruang nasional dengan memasukkan wilayah laut sebagai
satu kesatuan dalam rencana penataan ruang nasional/regional;
c. Menyusun dan mengimplementasikan Rencana Aksi Pembangunan Kelautan dan Maritim untuk
penguasaan dan pengelolaan sumber daya kelautan dan maritim untuk kesejahteraan rakyat;
d. Meningkatkan sarana prasarana, cakupan pengawasan, dan peningkatan kelembagaan
pengawasan sumber daya kelautan;
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan;
dan
f. Mengintensifkan penegakan hukum dan pengendalian Illegal, Unreported and Unregulated (IUU)
Fishing serta kegiatan yang merusak sumber daya kelautan dan perikanan.
2. Agenda/Nawa Cita ke-4:
Sub Agenda: Pemberantasan Perikanan Illegal/IUU Fishing dilaksanakan dengan strategi :
a. Peningkatan koordinasi dalam penanganan pelanggaran tindak pidana perikanan;
b. Penguatan sarana sistem pengawasan pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan;
c. Penataan sistem perizinan usaha perikanan tangkap; dan
d. Peningkatan penertiban ketaatan kapal di Pelabuhan Perikanan.
3. Agenda/Nawa Cita ke-6:
Sub Agenda: Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional Melalui Peningkatan Hasil Perikanan
dilaksanakan dengan strategi :
a. Peningkatan mutu, nilai tambah dan inovasi teknologi perikanan;
b. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan;
c. Penyempurnaan tata kelola perikanan; dan
d. Pengelolaan perikanan berkelanjutan.
4. Agenda/Nawa Cita ke-7:
Sub Agenda: Peningkatan Kedaulatan Pangan melalui Peningkatan Produksi Perikanan
dilaksanakan dengan strategi:
a. Ekstensifikasi dan intensifikasi usaha perikanan untuk mendukung ketahanan pangan dan gizi;
b. Penguatan faktor input dan sarana prasarana pendukung produksi; dan
c. Penguatan keamanan produk pangan perikanan.
Sub Agenda: Pengembangan Ekonomi Maritim dan Kelautan
a. Pemanfaatan sumber daya kelautan untuk pembangunan ekonomi dan kesejahteraan nelayan
dan masyarakat pesisir;
b. Penyediaan data dan informasi sumber daya kelautan yang terintegrasi (one map policy) dalam
rangka mendukung pengelolaan sumber daya pesisir dan laut;
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
13 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
c. Pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya hayati laut;
d. Pengembangan SDM dan IPTEK kelautan yang berkualitas dan meningkatnya wawasan dan
budaya bahari mampu meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk kelautan dan
perikanan; dan
e. Peningkatan harkat dan taraf hidup nelayan dan masyarakat pesisir
2.2. Arah Kebijakan dan Strategis Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
Kebijakan Pokok :
Kebijakan Pusat Riset Perikanan tahun 2017-2019 ditetapkan dengan memperhatikan
pembangunan sektor unggulan dengan prioritas kedaulatan pangan.
Untuk melaksanakan arah kebijakan tersebut di atas, strategi dan langkah operasional yang akan
ditempuh Pusat Riset Perikanan selaras dengan agenda pembangunan / Nawa Cita ke-6 dan ke-7,
serta menjabarkan misi KKP yang terkait dengan kesejahteraan yaitu meningkatkan pemberdayaan dan
kemandirian dalam menjaga keberlanjutan usaha perikanan, yang dilaksanakan dengan strategi sebagai
berikut :
1) Menyelenggarakan riset perikanan dengan mengacu 2 dari 10 fokus riset 2017, yaitu: (a).
Sustainable Aquaculture dan (f). Inovasi Teknologi.
2) Melakukan transformasi kegiatan melalui inovasi secara berkelanjutan untuk dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat KP, dengan langkah operasional sebagai berikut: (a). Meningkatkan
kemandirian UPT dengan membangun kemitraan/kerjasama dan (b). Melakukan pengembangan
riset menuju kesiapan teknologi yang teruji di lapangan dan berguna bagi stakeholders.
3) Meningkatkan sinergitas dengan lembaga lain lingkup Pusat Riset Perikanan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektifitas kegiatan, dengan langkah operasional sebagai berikut: (a). Meningkatkan
dukungan IPTEK bagi peningkatan daya saing produk dan produktivitas melalui inovasi,
penguasaan penelitian dan penerapan Iptek yang disinergikan dengan kegiatan pendidikan,
pelatihan, dan penyuluhan; (b). Meningkatkan peran riset sebagai penyedia teknologi inovatif
untuk mendukung Tri Darma Perguruan Tinggi serta menjadi bahan penyusunan modul kurikulum
sehingga sejalan kemajuan teknologi, dan pemanfaatan sarpras riset dan peneliti dalam
meningkatkan kapasitas peserta didik; (c). Meningkatkan peran riset dalam pengembangan sistem
informasi spasial untuk daerah penangkapan ikan.
Kerangka Regulasi
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional kita selain mengenal kerangka anggaran, juga
terdapat kerangka regulasi yang digunakan dalam mempengaruhi kinerja pembangunan nasional.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
14 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam Renstra BRSDM Tahun 2015–2019, untuk melaksanakan
arah kebijakan dan strategi pembangunan tahun 2015- 2019, memerlukan pula kerangka regulasi
yang merupakan perencanaan pembentukan regulasi dalam rangka memfasilitasi, mendorong dan
mengatur perilaku masyarakat dan penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.
Untuk itu, pada Rencana Strategis BRPBAP3 Tahun 2017-2019, kerangka regulasi akan
disiapkan, mengacu Renstra Pusriskan dan BRSDM Tahun 2017-2019 pada program legislasi
Kementerian Kelautan dan Perikanan dan nasional
Kerangka Kelembagaan
Pencapaian kinerja yang dilakukan BRPBAP3 didukung pula dengan perubahan kelembagaan
terkait struktur organisasi BRPBAP3. Kerangka kelembagaan sendiri merupakan perangkat
Kementerian/ Lembaga (struktur organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara)
yang digunakan untuk mencapai visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan
berpedoman pada RPJM Nasional. Dalam kaitannya dengan kerangka kelembagaan BRPBAP3,
pedoman dalam penyusunan kelembagaan juga memperhatikan target kinerja dan struktur
kelembagaan yang ada di tingkat Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Renstra KKP Tahun 2017 – 2019 menyatakan bahwa penguatan kapasitas kelembagaan KKP
dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal yakni:
Perubahan paradigma pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan dari production oriented
ke people oriented.
1. Mandat yang diberikan meliputi mandat konstitusional, mandat teknis, mandat pembangunan, dan
mandat organisasi.
2. Kebijakan pembangunan, kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah, peraturan perundangan
terkait yang berlaku.
3. Prinsip-prinsip pengorganisasian yang right sizing, unified function, efektif, efisien dan
transparan, sesuai dengan bisnis proses (Business Process Management) pembangunan kelautan
dan perikanan.
4. Tata laksana dan sumber daya aparatur.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2017 tentang Kementerian Kelautan dan
Perikanan, KKP telah melakukan penaatan kelembagaan yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
15 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BAB III. KINERJA PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1. Realisasi Anggaran Satuan Kerja dan dukungan SDM
Kinerja utama Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros
ditentukan sampai sejauh mana hasil-hasil riset dan penyuluhan perikanan dimanfaatkan pengguna
sesuai dengan sasaran strategis yang telah ditetapkan dengan mengimplementasikan metode Balanced
Scorecard (BSC) dalam pengelolaan kinerjanya, meskipun dalam prakteknya belum sepenuhnya
mengakomidir prinsip-prinsip Balanced Scorecard (BSC), namun hal tersebut tetap dilanjutkan dengan
tujuan untuk memastikan target-target sasaran yang telah dicanangkan akan tercapai, dimana dengan
harapan akhir misi-misinya dapat terwujud dengan nyata. Manfaat positif lainnya adalah dapat
terhindarkannya duplikasi (overlap) kegiatan unit kerja lingkup Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros, dan dapat ditelusurinya kontribusi unit kerja bawahan
terhadap sasaran kinerja yang telah ditetapkan. Dalam manajemen kinerja Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tahun 2019 terdapat 7 (enam) sasaran strategis dan 20
(tiga belas) indikator kinerja utama.
Dari hasil pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data bahwa capaian kinerja organisasi Balai
Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros pada bulan November tahun
2019 adalah sebesar 101,31%.
Pengukuran kinerja digunakan sebagai alat dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan
pelaksanaan kegiatan program sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros. Pengukuran
kinerja dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang didasarkan pada indikator kinerja utama
yang telah diidentifikasi agar sasaran dan tujuan strategis pada peta strategi yang dituangkan pada
penetapan kinerja Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan Maros pada
tahun 2019 dapat tercapai.
3.2. Realisasi Anggaran Satuan Kerja
Realisasi anggaran Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan tersaji
pada Gambar 2.1. Dari Grafik terebut dijelaskan bahwa realisasi anggaran hingga b ulan Desember
sebesar Rp. 108.589.225.174 atau 98,72%, dengan rincian realisasi belanja pegawai sebesar Rp
85.178.098.952 (99,51%); realisasi belanja barang sebesar Rp 21.121.930.731 (95,93%) dan realisasi
belanja modal sebesar Rp 2.289.195.491 (96,25%) seperti tersaji pada Gambar 3.1.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
16 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Gambar 3.1. Realisasi anggaran BRPBAPPP Januari – Desember 2019
Perkembangan realisasi keuangan satker per sumber dana dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel 3.1. Perkembangan realisasi keuangan BRPBAPPP per sumber dana
RM (Rp) HLN (Rp)
B.PEGAWAI B.BARANG B.MODAL B.BARANG B.MODAL
PAGU 85.601.348.000 21.111.884.000 2.278.000.000 905.144.000 100.400.000
REALIS
ASI 85.178.098.952 20.770.172.595 2.259.795.491 351.758.136 29.400.000
% 99,51 98,38 99,20 38,86 29,28
TOTAL
PAGU 108.991.232.000 1.005.544.000
TOTAL
REALISA
SI
108.208.067.038 (99,28%) 381.158.136 (37,91%)
Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa penyerapan hingga bulan Desember Tahun 2019
berdasarkan sumber dana aplikasi SAS per tanggal 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut :
Realisasi Rupiah Murni (RM) bulan Desember pada belanja pegawai sebesar Rp. 85.178.098.952
(99,51%) dari Pagu Rp. 85.601.348.000. Sedangkan pada belanja barang terealisasi sebesar Rp.
20.770.172.595 (98,38%) dari Pagu Rp. 21.111.884.000; dan pada belanja modal sampai dengan
bulan Desember terealisasi sebesar Rp. 2.259.759.491 (99,20%) dari Pagu Rp. 2.278.000.000
Realisasi Hibah Luar Negeri (HLN) bulan Desember 2019 pada belanja barang sebesar Rp
351.758.136 (38,86 %) dari Pagu sebesar Rp 905.144.000. Sedangkan pada belanja modal
terealisasi sebesar Rp. 29.400.000 dari pagu sebesar Rp 100.400.000 (29,28%).
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
17 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak di BRPBAPPP Gondol hingga bulan Desember 2019
adalah sebesar Rp 485.282.264 atau sebesar 222,61% dari target sebsar Rp 218.000.000. Realisasi
PNBP berasal dari PNBP fungsional berupa jasa analisa pada laboratium terakreditasi (Laboratoium
Bioteknologi, Patologi dan Kimia) dan Non akreditasi (Laboratorium Biologi), sewa asrama, penjualan
sisa hasil penelitian, penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu, penerimaan
kembali uang persediaan dana rupiah, penerimaan kembali tambahan uang persediaan dan penambahan
nilai gedung dan bangunan
Dari data tolak ukur DIPA per bidang/kegiatan terlihat bahwa pada anggaran terkait kegiatan
Pelatihan dan Penyuluhan KP hingga Bulan Desember seperti Tenaga penyuluh yang melakukan
penyuluhan terealisasi telah terealisasi sebesar 98,41%, Kelompok pelaku utama / usaha yang
mendapatkan penyuluhan telah terealisasi sebesar 94,24%, dan Layanan dukungan manajemen satker
telah terealisasi sebesar 98,69% serta Layanan Perkantoran yang telah terealisasi sebesar 99,51%.
Sedangkan anggaran untuk kegiatan Riset Perikanan, terlihat pada setiap bidang/kegiatan baik
litbang maupun non litbang seperti kegiatan komponen inovasi perikanan yang dihasilkan telah
terealisasi sebesar 71,16%, pada kegiatan Sarana dan prasarana riset perikanan terealisasi sebesar
99,20%, pada kegiatan Inovasi teknologi perikanan yang diusulkan untuk direkomendasikan telah
terealisasi sebesar 96,86%, pada kegiatan Data dan informasi riset perikanan yang dihasilkan telah
terealisasi sebesar 98,34%, pada kegiatan Layanan Dukungan Eselon I telah terealisasi 99,78%, dan
pada kegiatan Layanan perkantoran telah terealisasi 99,25%.
3.3. Dukungan SDM
Kapasitas sumberdaya manusia dalam menunjang kegiatan penelitian BRPBAPPP merupakan
faktor yang sangat vital untuk menghasilkan output penelitian yang berkualitas dan dapat diserap oleh
stake holder. Sumber daya manusia yang dimiliki oleh BRPBAPPP sampai dengan bulan desember
tahun 2019 berjumlah 522 orang, yang terdiri dari 111 orang dari kegiatan Riset dan 407 orang
Penyuluh dengan rincian sebagai berikut:
a. Menurut Golongan
Jumlah pegawai menurut golongan: Golongan IV sebanyak 103 orang (22 orang dari kegiatan riset
dan 81 orang penyuluh), Golongan III sebanyak 347 orang (60 orang dari kegiatan riset dan 287
orang penyuluh), Golongan II sebanyak 68 orang (29 orang dari kegiatan riset dan 39 orang
penyuluh), dan Golongan I tidak ada.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
18 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Gambar 3.2. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Golongan
b. Menurut Struktural dan Fungsional
Administrasi sebanyak 39 orang, Analisa Kepegawaian 1 orang, Pustakawan sebanyak 2 orang,
Fungsional PBJ sebanyak 1 orang, Arsiparis sebanyak 2 orang, Peneliti sebanyak 42 orang,
penyuluh perikanan sebanyak 410 orang, litkayasa sebanyak 25 orang.
Gambar 3.3. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Jabatan
c. Menurut Pendidikan
Rincian jumlah pegawai berdasarkan pendidikan dari kegiatan riset adalah sebegai berikut : S3
sebanyak 13 orang, S2 sebanyak 45 orang, S1 sebanyak 323 orang, D4 sebanyak 22 orang, D3
sebanyak 47 orang, SLTA sebanyak 72 orang.
Gambar 3.4. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
19 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
d. Menurut Status Kepegawaian
Jumlah pegawai menurut status kepegawaian sebanyak 788 orang yang terdiri dari: PNS sebanyak
522 orang (66,24%) yang terdiri dari 112 orang dari kegiatan Riset dan sebanyak 410 orang dari
Penyuluhan; dan Tenaga Kontrak sebanyak 266 orang (15,78%) yang terdiri dari 42 orang pegawai
kontrak dari kegiatan Riset dan sebanyak 224 orang PPB (Penyuluh Perikanan Bantu).
Gambar 3.5. Grafik Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian
e. Persebaran Penyuluh
Jumlah penyuluh secara keseluruhan ada 410 orang, dengan rincian jumlah penyuluh disetiap
wilayah penyebarannya adalah sebagai berikut : Jumlah penyuluh di wilayah Provinsi Sulawesi
Selatan sebanyak 262 orang, wilayah Provinsi Sulawesi Tenggara sebanyak 119 orang, wilayah
Provinsi Sulawesi Barat sebanyak 29 orang dan Jumlah Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) sebanyak
224 orang
Gambar 3.6. Grafik Jumlah Penyuluh Berdasarkan Wilayah Penyebarannya
3.4. Kegiatan Prioritas
A. Riset
Program Penelitian dan Pengembangan yang dilaksanakan tahun 2019 oleh Balai Riset Perikanan
Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan berjumlah 8 KASK (kegiatan penelitian) yang terdiri
dari 2 KASK dengan output data dan informasi, 4 KASK dengan output Jumlah komponen inovasi riset
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
20 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
yang dihasilkan dan 2 KASK dengan output kompon inovasi teknologi yang diusulkan untuk
direkomendasikan dengan masing - masing KASK terdiri dari 2 unit kegiatan. Berikut adalah capaian
hasil yang diperoleh sampai dengan bulan Desember 2019 dari setiap kegiatan riset berdasarkan
indikator kinerja yang ditargetkan dan ditetapkan dalam TAPJA BRPBAPPP TA. 2019.
1. Data dan / atau Informasi Riset Perikanan :
1.1. Kajian Tingkat Adopsi, Aplikasi dan Efektifitas Pelaksanaan CBIB berbasis Kluster pada Tambak
Tradisional
Pemanfaatan dan produktivitas lahan untuk budidaya tambak masih tergolong rendah. Hasil dari
kegiatan riset aplikasi informasi dan analisis geospasial 2015-2018 secara umum menujukkan
adanya berbagai kendala teknis pengelolaan kawasan tambak di sentra-sentra produksi udang
di Indonesia. Hal ini antara lain disebabkan karenapengelolaan lahan tambak dikelola secara
individual dan proses bimbingan teknis peningkatan produktivitas lahan budidaya juga masih
bersifat parsial dan cenderung tidak terkoordinasi sehingga kelebihan dan kekurangan dari
teknologi yang diterapkan juga hanya dapat diketahui secara individu atau oleh kelompok-
kelompok petambak tertentu. Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) berbasis klaster diharapkan
dapat memfasilitasi operasional kelompok-kelompok atau organisasi pembudidaya yang
menggabungkan aksi kolektif para pembudidaya skala kecil untuk mengatasi berbagai tantangan
dalam budidaya tambak. Penelitian ini dilaksanakan disentra pengembangan budidaya tambak di
kecamatan lanrisang dan Kecamatan Mattirosompe Kabupaten Pinrang, provinsi Sulawesi
Selatan.
Hasil secara umum menunjukkan bahwa tingkat dopsi CBIB oleh para pembudidaya di
Kabupaten Pinrang baru pada kisaran 40-45%. Dari 4 aspek yang dievaluasi yang meliputi 1)
Aspek Teknis; 2) Aspek Manajemen; 3) Aspek Keamanan Pangan; dan 4) Aspek Lingkungan
menunjukkan persentase penerapan CBIB di tambak Kecamatan Lanrisang dan Mattiro Sompe
tertinggi pada Aspek Keamanan Pangan dan Teknis dan yang rendah pada Aspek Manajemen
dan Lingkungan. Keempat aspek yang dinilai tersebut menunjukkan bahwa persentase
penerapan CBIB di tambak Pokdakan SalopokkoE, CempaE, Pottotau, dan Rawa Subur Lapolo
Balena berturut-turut 45,89; 43,80; 47,50%; dan 44,63 dengan rata-rata 45,46%. Aspek
Manajemen dan Lingkungan harus menjadi aspek yang mendapatkan perhatian serius untuk
meningkatkan penerapan CBIB di Kabupaten Pinrang. Juga disarankan agar Aspek Sosial
Ekonomi dipertimbangkan dalam penilaian penerapan CBIB di tambak. Manfaat langsung dari
teknologi berupa keuntungan relatif termasuk keuntungan ekonomi (produksi dan pendapatan)
yang lebih tinggi merupakan faktor yang paling mempengaruhi keputusan pembudiya untuk
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
21 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
mengadopsi teknologi CBIB. Selain itu juga didorong anggapan bahwa penerapan CBIB dapat
memperbaiki reputasi positif didalam masyarakat serta dapat berkontribusi dalam memperbaiki
lingkungan budidaya. Tingkat adopsi juga dapat dimaksimalkan jika ada dukungan pengusaha
ekspor atau pengusaha lokal serta adanya arahan dan pendampingan dari pemerintah terkait,
balai riset dan akademisi.
Para pembudidaya meyakini bahwa untuk memaksimalkan tingkat adopsi dan aplikasi CBIB
prioritas utama yang harus diperbaiki adalah aspek fisik seperti lokasi; pengelolaan air;
penanganan, penggunaan dan pembuatan pakan yang harus sesuai dengan syarat dan pedoman
CBIB. Hal ini sejalan dengan hasil analisis aspek rekayasa dan faktor pembatas lingkungan
dimana pada kedua kluster tambak diketahui bahwa keberadaan faktor-faktor pembatas kualitas
air berkaitan erat dengan kondisi petakan tambak yang bermasalah dalam melakukan pergantian
air termasuk membuang secara tuntas limbah budidaya setelah beroperasi. Kedua klaster
tambak CBIB dapat dikategorikan sebagai tanah berpasir (kisaran kandungan pasir 56 – 90%)
dan juga memiliki karakteristik tanah sulfat masam. Faktor rekayasa tambak dan kualitas
lingkungan ini akan menjadi faktor penghambat utama penerapan dan tingkat adopsi CBIB di
lokasi studi.
1.2. Kajian Lingkungan Perikanan Budidaya
Telah dilakukan survei II. Survei I dilakukan sebelum ada kegiatan budidaya udang vaname di
tambak intensif sehingga data yang diperoleh meggambarkan rona awal perairan, sedangkan
survei II dilakukan setelah adanya proses budidaya. Data yang diperoleh dari survei II akan
memberikan gambaran rona perairan setelah kegiataan budidaya berlangsung. Hasil pengukuran
kualitas air secara insitu, secara umum perairan Arungkeke Kabupaten Jeneponto memiliki suhu
perairan antara 26,5 – 27,8 C dengan rerata 26,87 C, DO antara 5,97 – 6,70 mg/L dengan rerata
6,37 mg/L, salinitas sekitar 33,46 – 34,01 ppt dengan rerata 33,85 ppt dan pH berkisar antara
8,22 – 8,43 dengan rerata 8,38. Hasil pengukuran karakteristik sedimen secara langsung
menunjukkan bahwa pHF berkisar antara 6,88 – 8,10 dengan rerata 7,71 dan potensial redoks
antara -319,9 – 261,1 mV dengan rerata -30,5 mV. Selanjutnya masih dilakukan analisa
kualitas air di laboratorium untuk parameter amonia,nitrat, nitrit, fosfat, BOT danTSS.
Demikian pula dengan parameter sedimen yaitu bahan organik, karbon organik, total-N, dan
fosfat. Juga dilakukan analisa plankton dan makrozoobentos.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
22 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
2. RISET KOMPONEN INOVASI RISET PERIKANAN BUDI DAYA AIR PAYAU YANG DI HASILKAN
Riset ini terdiri 5 Unit Kegiatan :
2.1. Aplikasi probiotik pada Produksi Lava SFV dan Pengembangan teknologi peningkatan resistensi
dan kualitas Udang Windu
Keberlanjutan budidaya udang windu Penaeus monodon sangat tergantung dari penyedian benih
dan calon induk unggul. Produksi benih unggul SPF difokuskan pada pengembangan penggunaan
probiotik bubuk dalam proses produksi larva. Selain itu akan dilakukan kajian reproduksi induk
dan penilaian morfologi serta pengujian vitalitas benih yang dihasilkan. Pada Tahun 2018, riset
aplikasi probiotuk RICA cair dan bubuk (tepung) memperlihatkan hasil yang cukup baik
dibandingkan dengan kontrol dan probiotik komersil yang dicobakan. Oleh karena itu, probiotik
bubuk memberikan harapan yang cukup potensial untuk dikembangan kedepan. Pada Tahun
2019, produksi larva udang windu SPF difokuskan pada aplikasi probiotik bubuk dengan
melakukan aktivasi bakteri sebelum digunakan. Benur SPF yang dihasilkan tetap didistribusikan
ke pembudidaya. Riset perakitan strain udang windu tahan penyakit dan teknologi RNAi (RNA
interferensi) merupakan kelanjutan dari riset sebelumnya dengan menitik beratkan pada
peningkatan resistensi dalam melawan patogen penyebab penyakit khususnya WSSV. Riset
RNAi pada Tahun 2018 menunjukkan keberhasilan dalam produksi dsRNA VP-WSSV baik
secara in-vitro (menggunakan kit RNAi Megascript) maupun in-vivo (kloning gen pada bakteri
rekombinan). Aplikasi dsRNA in-vivo dan invitro pada udang windu melalui injeksi dan
perendaman memperlihatkan sintasan dan respon imun yang lebih baik dibandingkan dengan
kontrol (tanpa dsRNA). Dengan pertimbangan kemudahan dalam produksi dan aplikasi massal,
maka pada tahun 2019, pengembangan teknologi RNAi difokuskan pada dsRNA in-vivo dengan
metode aplikasi menggunakan pakan pellet yang diperkaya dengan dsRNA. Salah satu kendala
dalam pengembangan domestikasi udang windu adalah rendahnya kualitas calon induk yang
dihasilkan dari tambak. Selain kendala serangan penyakit, pematangan induk hasil domestikasi
juga menjadi kendala. Peningkatan kualitas calon induk udang windu yang diproduksi dari
tambak perlu dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya pemacuan pematangan gonad
menggunakan hormon dan herbal. Penerapan inseminasi buatan pada induk hasil dari tambak
menjadi salah satu penentu kesuksesan pemijahannya. Aplikasi teknologi krio-preservasi
spermatofora menjadi salah satu aspek yang perlu dikaji dalam menghasilkan spermatofora
yang selalu siap saat diperlukan untuk inseminiasi buatan. Keberhasilan beberapa komponen
teknologi inovasi tersebut sangat diperlukan dalam menghasilkan larva unggul SPF dan
peningkatan risistesinya terhadap penyakit bintik putih serta pemijahan udang windu hasil
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
23 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
produksi dari tambak. Hasil penelitian ini diharapan dapat mendukung peningkatan produksi
larva dan pembesaran udang windu di tambak, serta mendukung isu akuakultur berkelanjutan
dan pengentasan kemiskinan pembudidaya. Hasil riset yang dicapai pada 2019 ,meliputi,
aplikasi probiotik RICA pada produksi massal benur udang windu SPF memperlihatkan hasil
yang lebih baik pada aktivasi probiotik RICA selama 24 jam sebelum digunakan, dan kegiatan ini
telah menghasilkan produk biologi larva PL-12 udang windu SPF sebanyak 2.510.100 (100,4%
dari target 2,5 juta) yang sudah didistribusikan ke pembudidaya di beberapa Kab/Kota di
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Penggunaan dsRNA pada pakan memberikan sintasan
udang windu yang lebih tinggi (27,3% ) dibandingkan dengan pakan tanpa dsRNA serta respon
imun yang lebih baik. Perbaikan kualitas udang windu dapat dilakukan dengan menggunakan
hormon, herbal dan penyimpanan spermatofora dapat dilakukan dengan teknik kriopreservasi.
Hormon 17α- methyl testoteron 300ng/100g bobot udang memberikan respon peningkatan
jumlah sperma tertinggi dan TKG. Ekstrak rimpang rumput teki mengandung 1,7 % juvenile
hormone dari berat kering, aplikasinya memberikan respon perkembangan vitellogenin dan
spermatogenin. Penggunaan kriopreservasi gliserol 15%, memberikan respon sel sperma lebih
baik dibandingkan dengan gliserol 5%. Meskipun demikian, litbang peningkatan resistensi dan
kualitas udang windu masih perlu dilakukan dalam upaya mendukup keberhasilan domestikasi.
Output riset yang dihasilkan dapat dimanfaatkan oleh stakeholder seperti: Ditjen Perikanan
Budidaya, Perguruan Tinggi, Dinas Kelautan dan Perikanan, dan pembudidaya/pembenih.
2.2. Perbaikan Sistem Produksi Dan Perakitan Calon IndukUnggul dalam Mendukung Domestikasi
Kepiting Bakau
Penelitian “Perbaikan sistem produksi dan perakitan calon induk ungguldalam mendukung
domestikasi kepiting bakau” terdiri dari 3 Unit Penelitian. Unit 1 penanggung jawab Drs.
Gunarto MSc, “Upaya kawin silang kepiting bakau scylla spp” Tahap 1, berlangsung dari bulan
Februari hingga Juni 2019. Dalam rangka untuk memperbaiki ukuran kepiting bakau S. olivacea,
maka penelitian kawin silang kepiting bakau perlu dilakukan. Kawin silang pada kepiting bakau
Scylla spp telah berhasil dilakukan di bak terkontrol, Namun belum ada informasi ukuran
kepiting jantan S. tranquebarica yang paling tepat untuk mengawini kepiting betina S. olivacea.
Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan ukuran kepiting jantan S. tranquebarica yang lebih
sering mengawini kepiting betina S. olivacea yang baru molting. 15 individu kepiting betina
remaja S. olivacea dipelihara secara individu di bak-bak kerucut ukuran diameter 60 cm, tinggi
100 cm, diisi air sebanyak 500 L yang satu dengan lainnya saling terhubung membentuk sistem
resirkulasi. Di bak segi empat lainnya sebanyak 12 unit juga dipelihara secara individu di setiap
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
24 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
bak sebanyak 1 ekor kepiting jantan S. tranquebarica ukuran 200-500g. Kepiting diberi pakan
ikan rucah secara et libitum sebanyak 3x/hari (pagi, siang dan sore). Kepiting betina yang
molting segera dipindah ke bak perkawinan, selanjutnya juga ditebar kepiting jantan S.
tranquebarica berbagai ukuran yang mewakili tiga group ukuran kepiting jantan. Kemudian
ditunggu hingga satu diantara kepiting jantan mengawini kepiting betina yang baru molting.
Setelah selesai kawin, ukuran kepiting yang kawin (panjang dan lebar karapas serta berat) baik
jantan maupun betina dicatat. Selanjutnya kepiting betina dipelihara secara individu di bak agar
matang gonad hingga memijah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepiting jantan
S.tranquebarica berat >300g adalah paling sering mengawini kepiting betina S. olivacea
sebaliknya tidak satu ekorpun kepiting jantan S.tranquebarica ukuran < 300g sukses mengawini
kepiting betina S. olivacea. Waktu paling cepat yang dibutuhkan dari setelah kawin hingga
matang gonad stadia IV adalah 59 hari pemeliharaan. Tahap 2. Penelitian berlangsung dari
bulan Agustus hingga Oktober 2019. Tujuan penelitian adalah melanjutkan upaya kawin silang
kepiting bakauantara kepiting jantan S. tranquebarica dan S. olivacea untuk dapat mengawini
kepiting betina S. olivacea dan S. serrata. Metode yang digunakan adalah sebagai berikut : 1).
Calon induk betina S. serrata masih banci dilepas satu pasang kaki jalannya, ukuran lebar
karapas 100-130 mm dan berat dengan kisaran 180-380g ditebar di dua bak fiber bulat ukuran
4 ton dan masing masing diisi air sebanyak 1 ton. Padat tebar kepiting betina dalam setiap bak
adalah 5 ekor/bak. Selanjutnya di setiap bak juga ditebar 2 ekor jantan S. olivacea dan 3 ekor
jantan S. tranquebarica ukuran dengan kisaran 200-500g. 2). Calon induk betina S. olivacea
masih banci dilepas satu pasang kaki jalannya, dengan lebar karapas 100-130 mm dan berat
120-250 g ditebar di dua bak fiber bulat ukuran 4 ton, masing-masing diisi air sebanyak 1 ton.
Padat tebar kepiting betina adalah 5 ekor/bak. Selanjutnya di setiap bak ditebar 2 ekor jantan S.
olivacea dan 3 ekor jantan S. tranquebarica ukuran 200-500g. Kepiting diberi pakan ikan rucah
secara et libitum sebanyak 3x/hari (pagi, siang dan sore). Kepiting jantan dibiarkan memilih
pasangannya sendiri untuk dikawini. Setelah melakukan perkawinan baik kepiting jantan maupun
kepiting betina ditimbang beratnya dan diukur panjang dan lebar karapasnya. Selanjutnya
kepiting betina dipelihara secara individu di bak fiber kerucut volume 500 L agar matang gonad
hingga memijah. Data ukuran kepiting jantan yang kawin dibandingkan ukurannya berdasarkan
spesies dan dianalisis secara deskriptif. Kepiting betina yang sudah kawin tetapi mati, maka
dibuka karapasnya untuk melihat status kondisi perkembangan gonadnya. Berdasarkan data
ukuran kepiting jantan yang kawin diketahui bahwa betina S. olivacea dikawini oleh jantan S.
tranquebarica ukuran >300g sebanyak 3 ekor dan ukuran >200g sebanyak 1 ekor dan dikawini
oleh jantan S. olivacea ukuran >400g sebanyak 2 ekor. Sedangkan kepiting betina S. serrata
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
25 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
dikawini oleh jantan S. tranquebarica ukuran >200g sebanyak 2 ekor dan dikawini oleh jantan S.
olivacea sebanyak 1 ekor. Dari 9 ekor betina yang kawin, sampai awal Desember 2019 baru dua
ekor yang memijah yaitu betina S. serrata yang kawin dengan jantan S. tranquebarica ukuran
280g. Telur yang dihasilkan berwarna kuning pucat, fekundtas sekitar satu juta, namun yang
berhasil menetas hanya beberapa ekor dan larvanya lemah, mayoritas telur hanya
berkembang hingga stadia gastrula. Sedangkan induk memijah yang kedua adalah kepiting
bakau betina S. olivacea yang kawin dengan kepiting jantan S. tranquebarica (ukuran 423 g,
lebar karapas 118,5 mm) memijah setelah 57 hari dari perkawinan. Saat ini induk masih
diinkubasi agar menetaskan telurnya. Unit 2. “Pembalikan jenis kelamin”. Terdapat perbedaan
pertumbuhan antara jantan dan betina pada kepiting bakau, dimana kepiting jantan tumbuh lebih
cepat dibandingkan betina. Namun demikian, nilai jual kepiting betina dapat lebih tinggi
dibandingkan jantan pada saat kepiting betina mengandung telur yang bisa mencapai 1/3 bobot
bandannya. Oleh karena itu, pemilihan jenis kelamin kepiting dapat memberikan perbedaan nilai
ekonomi yang nyata di dalam usaha budidayanya. Pembalikan jenis kelamin telah berhasil
dilakukan pada berbagai jenis ikan budidaya namun belum umum dilakukan pada jenis krustase
apalagi pada kepiting bakau. Penelitian ini bertujuan melakukan penelitian pendahuluan untuk
mengetahui kemungkinan jantanisasi kepiting bakau dengan perlakuan hormon Methyl
Testosterone (MT). Dua seri penelitian telah dilakukan yang pertama adalah perendaman
crablet instar-4 (C-4) dengan berbagai dosis hormon MT (0, 1, 10, dan 100 ppm) selama empat
jam. Yang kedua adalah perlakuan pemberian hormon melalui pakan selama satu bulan dengan
dosis yang berbeda (0, 2.5, 5.0 dan 7.5 ppm) setelah terlebih dahulu dilakukan perendaman
dengan dosis 7.5 ppm selama empat jam.
Hasil penelitian pertama menunjukkan bahwa perendaman dengan larutan hormon MT pada
dosis 100 ppm selama empat jam menyebabkan kematian krablet C-4 100% namun tidak terjadi
kematian pada 0 dan 1 ppm. Sedangakan pada perlakuan 10 ppm, terjadi kematian 10%. Setelah
dipelihara lebih lanjut selama 2 bulan, diperoleh seks ratio jantan dan betina yang tidak berbeda
nyata antar perlakuan. Dengan kata lain, perendaman larutan hormon MT selama empat jam
tidak efektif untuk merubah jenis kelamin kepiting bakau C-4. Hasil penelitian kedua
menunjukkan bahwa perendaman krablet C-4 dengan dosis 7.5 ppm yang dilanjutkan dengan
perlakuan MT malalui pakan dari dosis 2.5-7.5 ppm menghasilkan 100% jantan. Unit 3.
“Pengujian nilai toleransi larva kepiting bakau terhadap faktor lingkungan”. Pengujian toleransi
salinitas diperoleh bahwa salinitas 0-10 ppt dan salinitas 50 ppt adalah salinitas yang ekstrim
bagi larva kepiting bakau yang ditunjukkan pada hasil paparan salinitas tersebut setelah 1 jam
larva yang bertahan tidak lebih dari 50 % (untuk salinitas 5-10 ppt) dan 0 % pada salinitas 0
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
26 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
dan 50 ppt. Untuk salinitas 15 ppt masih bertahan 80 % hidup pada 1 jam pertama tetapi setelah
24 jam sudah mati total 100 %. Untuk pengujian salinitas 20-40 ppt masih bertahan hidup
hingga 24 jam lebih. Proses adaptasi dilakukan melalui proses osmoregulasi. Nilai Osmolalitas
Media (OM) menurun ketika terjadi perubahan penurunan salinitas, dan sebaliknya OM
meningkat ketika salinitas meningkat. Pengujian suhu tinggi dengan suhu air media awal saat
penebaran larva kepiting bakau adalah 27oC, setelah 5 menit meningkat
menjadi 35oC (SR 53 %), 7 menit 39oC (33%), 10 menit 42oC (0%). Untuk shock treatmen larva
langsung pada suhu 40-42oC, larva yang berasal dari stok bak inkunasi awal, mati dalam waktu
5 menit sedangkan larva yang fit (pemisahan stok hasil seleksi) baru mati setelah 15 menit
paparan suhu 42 oC. Pengujian suhu rendah (cold shock treatment), kisaran suhu 10-20oC ( ±
14oC), 50 % larva masih bergerak pada menit ke-20-30. Selanjutnya suhu menurun <10 oC
(hingga 5 oC). Setelah 40 menit, larva yang bergerak sisa 20 % dan pada menit ke-60, larva
sudah mati semua. Pengujian pH meliputi kisaran : 3; 4; 6,5; 7,5; 8, 9 dan 10 menggunakan
wadah toples berisi air laut 1-2 liter yang diisii larva zoea sebanyak 10-20 ekor. Pengamatan
larva hari pertama dilakukan tiap 30 menit, hari berikutnya pengamatan/penghitungan larva
dilakukan 2 kali sehari yakni pada pagi (07.00) dan sore (16.00) hingga larva habis /mati semua.
2.3. Penelitian Dan Pengembangan Pakan Ikan Baronang
Penelitian ini terdiri dari 2 unit kegiatan yaitu: (1). Isolasi dan uji pemanfaatan mikroba
probiotik dari usus ikan baronang dalam peningkatan mutu bahan baku pakan, dan (2)
Penggunaan EM (Effective microorganism) dalam pakan pembesaran ikan baronang (S.
guttatus). Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan komponen teknologi berupa: (i) mikroba
probiotik dari usus ikan baronang untuk meningkatkan mutu bahan baku pakan; (ii)
mengevaluasi penggunaan EM (effective microorganism) dalam fermentasi bahan pakan
(Sargassum) dan pakan terhadap kinerja pertumbuhan ikan baronang, S. guttatus. Unit 1
dilakukan dengan mengisolasi kandidat bakteri probiotik dari usus ikan baronang alam,
kemudian bakteri tersebut diseleksi berdasarkan aktivitas enzim pencernaan (protease, amilase,
dan sellulase) yang dihasilkan. Dilanjutkan dengan uji patogenitas bakteri, kemudian dikultur
massal, lalu dijadikan bakteri fermentor dalam peningkatan mutu tepung sargassum. Tepung
sargassum hasil fermentasi dianalisis proksimat untuk selajutnya dianalisis secara deskriptif
kualitasnya. Unit 2 terdiri dari 2 sub unit yaitu: 2.1. Dosis penggunaan EM dalam fermentasi
pakan pembesaran ikan baronang dan 2.2. Perbaikan mutu bahan baku pakan (Sargassum sp)
melalui fermentasi dengan EM-4. Pada sub unit 2.1. perlakuan yang dicobakan adalah
fermentasi pakan baronang dengan dosis EM-4 berbeda (10 mL/kg, 20 mL/kg, 30 mL/kg, dan
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
27 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
40 mL/kg) dan pakan tanpa fermentasi. Pada sub unit 2.2. juga terdiri dari 2 unit sub unit yaitu:
2.1.1. Fermentasi tepung sargassum menggunakan EM-4 dengan metode fermentasi dan kadar
air berbeda. Perlakuan yang dicobakan adalah fermentasi dengan metode aerob, fakultatif, dan
an-aerob pada kadar air substrat 35%, 50%, dan 65% dan didisain dengan rancangan acak
lengkap pola faktorial. Pada unit sub unit 2.1.1. Fermentasi tepung sargassum dengan dosis
EM-4 dan lama fermentasi. Perlakuan yang dicobakan adalah dosis EM-4 yaitu: 10 mL/kg, 20
mL/kg, 30 mL/kg, 40 mL/kg dan 50 mL/kg dengan lama waktu fermentasi 5 hari, 10 hari, dan
15 hari.
Hasil penelitian didapatkan 10 isolat bakteri dari usus ikan baronang alam memiliki aktivitas
enzim amilase, protease, dan selulase. Hasil uji patogenitas menunjukkan bahwa ke 10 isolat
bakteri tersebut tidak memiliki aktivitas pathogen terhadap ikan baronang. Pada ujicoba
pemanfaatannya melalui fermentasi menunjukkan bahwa bakteri tersebut dapat meningkatkan
mutu (meningkatkan kandungan protein dan bahan ekstrak tanpa nitrogen serta menurunkan
serat kasar) bahan pakan tepung sargassum. Ke-10 isolate bakteri usus tersebut berpotensi
sebagai probiotik untuk meningkatkan mutu bahan baku dan pemanfaatan pakan bagi
pertumbuhan ikan baronang pada khususnya, dan ikan budidaya pada umumnya.
Pada perlakuan dosis penggunaan EM-4 dalam fermentasi pakan pembesaran ikan baronang
menunjukkan tingkat pemanfaatan pakan dan laju petumbuhan ikan baronang tidak berbeda
nyata (P>0,05) di antara perlakuan, namun pakan yang tidak difermentasi cenderung
memberikan respon pertumbuhan ikan sedikit lebih tinggi dibandingkan yang diberi pakan hasil
fermentasi EM-4. Pada perlakuan metode fermentasi dan kadar air substrat berbeda
menunjukkan hasil bahwa kandungan proksimat tepung sargassum hasil fermentasi tidak
berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan baik dengan metode fermentasi maupun dengan
kadar air substrat. Namun demikian rata-rata kandungan serat kasar terendah yaitu 14,6% dan
bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) tinggi yaitu 47,8% terjadi pada metode fermentasi
anaerob dengan kadar air 65%. Sementara tepung sargassum yang tidak difermentasi memiliki
kandungan serat kasar cukup tinggi rata-rata 24,0% dan kandungan BETN cukup rendah rata-
rata 38,0%.
Pada perlakuan dosis EM-4 dan lama waktu fermentasi yang berbeda menunjukkan hasil bahwa
kandungan protein tepung sargassum hasil fermentasi tertinggi didapatkan pada perlakuan dosis
EM-4 sebanyak 30 mL/kg dengan lama fermentasi 5 hari. Kandungan lemak tepung sargassum
hasil fermentasi tertinggi terjadi pada lama fermentasi 5 hari. Kandungan abu dan serat kasar
tepung sargassum hasil fermentasi tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan, namun
sudah mengalami penurunan yang cukup tinggi dibandingkan tepung sargassum yang tidak
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
28 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
difermentasi. Kandungan BETN tertinggi terjadi pada tepung sargasum hasil fermentasi selama
10 dan 15 hari dan tidak dipengaruhi oleh dosis EM-4 yang dicobakan. Populasi bakteri
heterotrof pada tepung sargassum yang difermentasi menunjukkan jumlah yang berbeda nyata
(P<0,05) di antara perlakuan dosis EM-4 dan lama fermentasi, namun tidak ada interaksi di
antara perlakuan. Jumlah populasi bakteri heterotrof tertinggi terjadi pada hari ke- 5 waktu
fermentasi, dan cenderung menurun pada hari ke 10 dan hari ke 15 waktu fermentasi.
Sementara berdasarkan dosis EM-4, ternyata jumlah populasi bakteri heterotroph tertinggi
terjadi pada perlakuan dosis EM-4 sebanyak 50 mL/kg substrat. Berdasarkan hasil penelitian
ini disimpukan bahwa fermantasi tepung sargassum dengan EM-4 dapat dilakukan selama
fermentasi 5 hari dan dosis EM-4 sebanyak 30 mL/kg substrat untuk menurunkan kandungan
serat kasar dan meningkatkan kandungan protein dan BETN tepung sargassum.
2.4. Pencegahan Penyakit Udang
Kematian udang di tambak akibat serangan penyakit masih sering terjadi, baik oleh
vibriosis maupun oleh White Spot Syndrome Virus (WSSV). Peningkatan rasio vibrio dengan
bakteri umum (TBV/TPC) hingga lebih 10% berkorelasi dengan kematian udang di tambak.
Probiotik RICA cair telah terbukti mampu mengendalikan penyakit udang, namun
penggunaannya ke pulau lain masih terkendala pada pengirimannya, sehingga dicoba pembuatan
dalam bentuk serbuk. Pada tahun 2016, probiotik RICA serbuk telah dicobakan pada
pemeliharaan larva udang windu di hatchery, juga pentokolan dan pembesaran udang windu di
tambak. Upaya lain untuk pencegahan penyakit udang adalah pemanfaatan herbal mangrove.
Hingga tahun 2014 didapatkan beberapa jenis mangrove yang potensial sebagai anti Vibrio
harveyi yaitu Sonneratia alba, S. caseolaris, S. lanceolata, dan Bruguiera gymnorrhiza,
sedangkan sebagai anti WSSV adalah S. alba dan B. gymnorrhiza. Tahun 2018 herbal mangrove
telah diujicobakan untuk pencegahan penyakit udang di tambak, namun masih perlu
dibandingkan dengan penggunaan probiotik RICA serbuk dan mikroalga. Penanggulangan
vibriosis menggunakan mikroalga sebagai anti quorum sensing telah dimulai pada tahun 2016.
Hasil penelitian tahun 2017 menunjukkan, bahwa secara umum ekstrak mikroalga hanya dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Vibrio pada 24 jam pertama, sedangkan mikroalga
Nannochloropsis sp dapat menurunkan populasi bakteri Vibrio patogen dalam media
pemeliharaan. Pada tahun 2018 didapatkan bahwa mikroalga Nannochloropsis sp dan
Porpyridium sp dapat mempertahankan kelangsungan hidup udang sekitar 90% meskipun telah
diinfeksi dengan Vibrio harveyi berpendar. Dengan tujuan untuk mendapatkan alternatif
pencegahan penyakit udang yang ramah lingkungan, maka penelitian tahun 2019 terbagi dalam
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
29 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
tujuh (7) unit penelitian, yaitu 1) Pemantauan penyakit udang di Sulawesi Selatan; 2)
Pemanfaatan mikroalga untuk pencegahan penyakit pada pembenihan udang windu; 3)
Pemanfaatan mikroalga sebagai immunostimulan pada udang; 4) Pencegahan vibriosis pada
udang menggunakan ekstrak mangrove; 5) Pencegahan penyakit WSSV pada udang
menggunakan ekstrak mangrove; 6) Pencegahan penyakit udang di tambak melalui aplikasi
probiotik, ekstrak mangrove, dan mikroalga; 7) Efektivitas probiotik serbuk pada pencegahan
penyakit udang di tambak. Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa udang budidaya di kawasan
pertambakan di Kabupaten Pinrang, Bone, Bulukumba, dan Jeneponto terindikasi adanya
serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV) dan protozoa hemo gregarin. Sedangkan EHP
diduga juga menyerang udang di Kabupaten Bulukumba. Penggunaan Nannochloropsis sp di
pembenihan udang windu walaupun mampu menekan perkembangbiakan bakteri Vibrio spp,
namun tidak mampu meningkatkan sintasan benih udang windu hingga PL12. Penambahan
ekstrak mikroalga Porphyridium aerugenum dalam pakan udang dapat meningkatkan jumlah
hemosit dan aktivitas Pro-PO. Perendaman dalam larutan ekstrak mangrove Sonneratia alba
selama 24-48 jam dapat meningkatkan ketahanan udang windu dari serangan Vibrio harveyi
patogen. Penyuntikan ekstrak perebusan daun Sonneratia alba kering masih lebih baik daripada
dengan daun segarnya dalam upaya mencegah serangan White Spot Syndrome Virus (WSSV).
Penggunaan herbal mangrove S. alba di tambak dengan alkalinitas rendah masih cenderung
menghasilkan produksi udang windu sedikit lebih baik dari pada penggunaan probiotik RICA
serbuk ataupun mikroalga Nannochloropsis sp. Probiotik RICA4-5-3 dalam bentuk serbuk
masih cukup efektif untuk menurunkan kandungan bahan organik total (BOT) dan kualitas air
lainnya, serta mampu menurunkan rasio TBV/TPC dalam sedimen dan air tambak. Hasil
penelitian ini menunjukkan, bahwa produksi dan sintasan udang windu yang diaplikasikan
probiotik serbuk cenderung lebih baik daripada aplikasi bentuk cair, walaupun keduanya
berbeda tidak nyata. Di masa datang probiotik serbuk dapat menggantikan probiotik cair yang
relatif sulit dalam distribusinya, sehingga pembudidaya udang dapat lebih mudah mendapatkan
bahan yang ramah lingkungan dalam pencegahan penyakit udang di tambak. Pada tahun 2019,
kegiatan penelitian ini menghasilkan satu paten biasa IDP000062538 (Kit Vibriosis) dan paten
sederhana IDS000002449 (Metode aplikasi probiotik untuk perbaikan kualitas air tambak).
2.5. Riset Mina Padi Air Payau (Padi Dan Udang)
Pemanfaatan lahan sawah yang terintrusi air laut melalui kegiatan budidaya padi udang Windu
telah dirintis tahun 2018 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui
program INTAN-AP Pusat Riset Perikanan-BRSDM_KP. Peneliti BRPABAP3 Maros sebagai
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
30 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
pelaksana pada kegiatan di lapangan melalui koordinasi dengan Puriskan telah melakukan
serangkaian program pemanfaatan lahan yang dimulai dari perencanaan, koordinasi dengan
pemerintah daerah, survei hingga pelaksanaan kegiatan pada lokasi milik kelompok tani
Massiddi’e dengan luasan sekitar 1 ha di Dusun Oring Desa Lawallu Kecamatan Soppeng Riaja
Kabupaten Barru Sulawesi Selatan yang telah di tentukan berdasarkan survei kelayakan lahan.
Lahan yang digunakan tersebut pada awalnya ditinggalkan pemiliknya karena tidak layak untuk
ditanami padi sehingga terlantar berpuluh tahun.
Pada uji coba tahun 2018 telah dilakukan rekonstruksi dan pengolahan lahan dalam rangka
persiapan budidaya padi udang Windu. Kegiatan persiapan lahan setelah rekonstruksi berupa
pembalikan tanah menggunakan eskavator, pengolahan lahan persemaian dan pelataran sawah
menggunakan hand tractor milik kelompok tani, penaburan benih, tanam pindah di lahan
pelataran sawah dan selanjutnya pemeliharaan padi yang diikuti dengan pemberantasan hama
menggunakan biopestisida nabati, pemupukan, penyiangan gulma, sampling pertumbuhan hingga
panen. Seiring dengan itu dilakukan pula persiapan lahan caren ; berupa pengapuran, pengisian
air, pemberantasan hama menggunakan saponin, penumbuhan plankton, pemupukan, penebaran
tokolan udang Windu, sampling pertumbuhan dan berakhir dengan panen udang Windu.
Benih padi yang ditanam pada lahan tersebut toleran terhadap salinitas <7 ppt, yaitu INPARI 34
dan INPARI 35 hasil rekomendasi dari BB Padi Sukamandi. Sementara tokolan udang Windu
yang digunakan diproduksi dari IPUW Barru telah diadaptasikan terhadap kadar salinitas rendah
yakni <7 ppt. Kedua teknologi tersebut dapat diintegrasikan menjadi sebuah inovasi untuk
menjawab permasalahan lahan tidur/idle yang disebabkan oleh intrusi air laut.
Budidaya padi dan udang Windu tahun 2019 merupakan lanjutan kegiatan tahun 2018 yang
dilakukan dalam 2 musim tanam, yakni musim tanam I (musim hujan pada bulan Februari-Mei
2019), sedangkan musim tanam II ( awal musim kemarau pada bulan Mei hingga November
2019). Padi ditanam dengan jajar legowo pada luasan 0,363 ha di lahan pelataran dan dilakukan
pemeliharaan padi sekitar 110 hari, sedangkan udang Windu ditebar pada luasan 0,242 ha caren
dengan kepadatan 2-4 ekor/m2 dan dilakukan pemeliharaan selama 65 hari. Potensi total hasil
yang didapatkan yakni : hasil panen padi diperoleh sekitar 3,5 - 4,5 ton gabah kering giling
(konversi ke luasan ha) dan hasil panen udang Windu diperoleh sekitar 125 - 278 kg/ha (di
konversi ke produksi per ha) dengan survival rate (SR) 22-55
3. Jumlah Inovasi Teknologi yang diusulkan untuk direkomendasikan
3.1. Kajian Budidaya Ikan dan Udang Ramah Lingkungan
Target produksi udang masih dihadapkan pada berbagai tantangan, satu diantaranya adalah
manajemen budidaya yang mampu menghasilkan tingkat produktivitas yang tinggi dengan beban
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
31 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
limbah budidaya yang minimal. Untuk saat ini, udang vaname masih menjadi tumpuan yang
strategis bagi upaya pencapaian target produksi udang dalam rangka industrialisasi perikanan
budidaya.
Padat penebaran tinggi yang diaplikasikan dalam sistem budidaya udang memberikan
konsekuensi terhadap beban limbah yang dihasilkan. Retensi N dan P pakan pada budidaya
udang vaname masing-masing 22,27% dan 9,79% sehingga nutrien yang terbuang ke lingkungan
perairan tambak masing-masing mencapai 77,73% Nirogen dan 90,21% Phosphor (Hongsheng
et al. 2008). Syah et al. (2006) melaporkan budidaya udang vaname dengan padat penebaran 50
ekor/m2 menghasilkan beban limbah yang terbuang ke lingkungan perairan mencapai
108,49±1,53 kgN dan 56,13±6,56 kgP. Pada padat penebaran 500 dan 600 ekor/m2, retensi N
masing-masing 30,47% dan 33,34% serta retensi P masing-masing 16,59% dan 18,05% (Syah
et al. 2014). Dengan demikian beban limbah N dan P yang dihasilkan dapat mencapai 406,57
kgN dan 100,33 kgP (500 ekor/m2) serta 532,30 kgN dan 119,50 kg (600 ekor/m2).
Limbah budidaya udang memiliki potensi dampak negatif terhadap kualitas lingkungan badan air
penerima beban limbah. Sementara intensitas dampak tergantung pada manajemen air (jumlah
dan frekuensi pergantian), padat penebaran yang diaplikasikan dan jumlah pakan yang
dibutuhkan, profil pantai dan karakteristik badan air penerima effluent. Berdasarkan potensi
dampak yang dapat ditimbulkan, maka upaya meminimalisir dampak negatif limbah budidaya
harus dilakukan melalui aplikasi IPAL sebagai bagian dari sistem budidaya yang utuh dan
berkelanjutan.
Upaya pengolahan air buangan tambak udang intensif telah dikembangkan dengan menggunakan
sistem resirkulasi (Castin et al. 2013, Hochheimer, 2003), kolam sedimentasi dan penggunaan
kembali air buangan serta mengkonstruksi lahan basah (Anh et al., 2010), sistem lahan basah
buatan aliran air permukaan yang ditanami rumput vetiver, Chrysopogon zizanioides, L
(Rahardjo et al., 2015), pemanfaatan kekerangan, Crassostrea lugubris dan kerang hijau, Perna
viridis serta rumput laut Gracilaria fisheri untuk memperbaiki kualitas air buangan tambak
udang (Songsangjinda, 2004), filtrasi oleh bivalve, Saccostrea commercialis (Jones et al., 2001),
oyster, Cassostrea rhizophore (de Azevedo et al., 2015), lumut Enteromorfa flexuosa dan
rumput laut, Gracilaria verrucosa (Devi & Gowri, 2007) atau melalui aplikasi teknologi bioflok
(Crab et al., 2007, Krummenauer et al., 2014) serta penggunaan filter (Jegatheesan, et al.,
2006) dan teknik bioremediasi (Divya et al., 2015). Sebagian besar penelitian tersebut masih
dalam skala laboratorium sehingga perlu ditingkatkan kapasitasnya untuk skala komersial.
Pada tahun 2015, IPAL tambak telah dibangun dan berfungsi dengan baik. Dari kajian awal
diperoleh informasi bahwa parameter TSS, pH, DO, BOD, BOT air limbah dapat diturunkan
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
32 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
sampai batas ambang yang diprasyaratkan bagi air limbah tambak. Sementara parameter Total
Nitrogen dan Phosphat belum mencapai batas ambang yang dipersyaratkan (Fahrur et al. 2016).
Untuk itu, kajian pengolahan limbah TSI dan evaluasi kinerja IPAL masih perlu dilanjutkan. Pada
tahun 2016 diperoleh informasi bahwa efektifitas kinerja IPAL untuk parameter kunci air limbah
(TSS, Total N, Phosphat) dikategorikan sangat efisien dengan nilai efektifitas >90%. Sementara
untuk parameter BOD5 dikategorikan efisien dan parameter BOT cukup efisien (Syah et al.,
2017). Sarang tawon sebagai media pembiakan mikroba cukup efektif dalam upaya memperbaiki
kualitas air limbah tambak untuk parameter TAN (>90%) dan BOT (>15%). Peletakan sarang
tawon pada kolam aerasi-1 sebanyak 25% dari volume kolam sudah cukup efektif memperbaiki
kualitas air limbah tambak. Kerang hijau cukup efektif menurunkan kandungan TSS air limbah
tambak selama 6 jam pengamatan. Semakin tinggi kepadatan kerang hijau, semakin cepat
penurunan kandungan TSS dalam media air limbah tambak dengan laju filtrasi kerang hijau
berkisar 87—244 mL/ind/jam. Semakin padat kerang hijau, laju filtrasi semakin menurun. Nilai
efektifitas kerang hijau dalam menurunkan kadar TSS air limbah berkisar antara 55—50%. Oleh
karena itu keberadaan IPAL tambak diharapkan mampu memperbaiki dan menjamin buangan
limbah tambak berada dan memenuhi syarat baku mutu lingkungan bagi limbah tambak sebelum
dibuang ke perairan (Syah et al., 2018). Pada tahun 2019 kajian riset difokuskan pada (a)
Pemanfaatan IPAL tambak sebagai media budidaya ikan, (b) Pemanfaatan sedimen limbah
tambak untuk semaian mangrove dan bahan baku pupuk organik, (c) Manajemen kualitas air
melalui aplikasi kapur, (d) Aplikasi Teknologi resirkulasi dalam sistem budidaya, dan (e)
Pengembangan akuponik udang dan sayur di salinitas rendah dan (f) Polikultur. Hasil kajian ini
digunakan sebagai bahan penyusunan rekomendasi teknologi hasil litbang Kelautan dan
Perikanan TA 2019 yakni teknologi pentokolan benur udang vaname kepadatan tinggi skala
rumah tangga.
Meningkatnya perhatian pemerintah terhadap pembangunan di sektor kelautan dan perikanan
mendorong meningkatnya juga kebutuhan teknologi terekomendasi bidang kelautan dan
perikanan. Berdasarkan Pasal 28 UU No 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan dan Kehutanan yang menyatakan bahwa materi penyuluhan dalam bentuk teknologi
tertentu yang akan disampaikan kepada pelaku utama dan pelaku usaha harus mendapat
rekomendasi dari lembaga pemerintah dan ditetapkan oleh Menteri. Berdasarkan hal tersebut
maka telah disusun bahan rekomendasi teknologi pentokolan benur vaname kepadatan tinggi
skala rumah tangga.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
33 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
B. Kegiatan Tata Operasional
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
34 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
35 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
36 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
37 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
38 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
39 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
DOKUMENTASI TATA OPERASIONAL TA 2019
C. Kegiatan Pelayanan Teknis
C.1. Pelayanan Teknis
Penyebarluasan hasil penelitian dan pengembangan hasil riset perikanan sangat diperlukan baik untuk
mendasari pengambilan keputusan, meningkatkan produksi maupun peningkatan kesejahteraan
pembudidaya. Salah satu penyebaran hasil litbang yang dilakukan oleh tim pelayanan teknis Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan adalah Kegiatan Diseminasi. Kegiatan ini
Gambar 3.7. Rapat pembahasan proposal teknis 2019, revisi anggaran TA 2019 di Kanwil, Rapat
Pembahasan Perjanjian Kinerja TA 2019 Rapat Penilaian SAKIP TA 2019 di lingkup BRSDM
diBogor, Rapat Rabuan pembahsann IKU dan data dukungnya, Rapat penyusunan dan penelaahan QC1
RKAKL TA 2020 lingkup BRSDM Di Bogor, . Pertemuan Pembahasan QC 1 RKAKL TA 2020 di
Cibubur, Rapat Sosialisasi penyusunan LKj 2 dan evaluasi LKj 1
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
40 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
dilselenggarakan dalam bentuk pertemuan/tatap muka, temu konsultasi, dan temu lapang. Sejak tahun
2019 jumlah diseminasi yang telah dilaksanakan oleh tim pelayanan teknis berjumlah 11 kegiatan yaitu:
Diseminasi Hasil Litbang
Salah satu penyebaran hasil litbang yang dilakukan oleh Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Payau dan Penyuluhan Perikanan adalah Kegiatan Diseminasi. Kegiatan ini dilselenggarakan dalam
bentuk pertemuan/tatap muka, temu konsultasi, dan temu lapang. Sejak tahun 2019 jumlah diseminasi
yang telah dilaksanakan oleh berjumlah 11 kegiatan. Kegiatan ini melebih targert yang ditentukan,
karena ada kerjasama dengan kelompok pembudidaya, penyuluh dan Pusat Unggulan Iptek Udang.
Kegiatan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1, Adapun judul kegiatan diseminasi dapat dilihat
dibawah ini.
1. Bimtek Penggunaan Biopestisida pada sistem budidaya padi dan udang windu (PANDU)
Bimtek ini dilaksanakan pada tanggal 5 Maret 2019 di Kabupaten
Barru yang dihadiri sekitar 40 orang peserta. Adapun yang hadiri
pada acara tersebut adalah Kepala Bidang Pusat Riset Kelautan dan
Perikanan Dr. Agus Cahyadi, S.Pi., M.Si, Plt. Kepala Balai A.
Indrajaya Asaad, Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Ketua
PUI, dan penyuluh perikana kabupaten Maros, Pangkep, Barru,
Pare-pare, Pinrang dan petani tama yang ada di Desa Lawallu.
2. Workshop on Delivery of Work-Integrated Learning for Research Cooperation between Cambodia
and Indonesia, held at the Research Institute for Coastal Aquaculture and Fisheries Extension,
Maros, South Sulawesi, 4–8 February 2019
Workshop ini dilaksanakan selama 4 (empat) hari mulai tanggal 4–8
Februari 2019 di aula II Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau
dan Penyuluhan Perikanan. Sebagai narasumber pada acara
tersebut adalah Prof. Janelle dari University of Tasmania dan Dr
Mike Rimmer dari University of Shunsine Coast. Workshop ini
adalah bagian dari kegiatan KS Aciar SSTC Project FIS/2016/130
Accelerating the development of finfish mariculture in Cambodia through south-south research
cooperation with Indonesia. Peserta workshop adalah tim nutrisi sebagai pelaksana KS SSTC dan
beberapa pejabat struktural BRPBAP3. Tujuan pelaksanaan workshop adalah untuk membantu tim
peneliti nutrisi menyusun modul training sebagai salah satu kegiatan transfer capacity building dari
Indonesia ke Kamboja, kedua menyusun modul training yang memenuhi standar umum sistem
pengajaran di Australia.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
41 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
3. Seminar Nasional Teknisi Litkayasa
Seminar Nasional Litkayasa ini berlangsung di aula II BRPBAPPP
Maros, pada tanggal 12-13 Maret 2019, Acara dibuka oleh Plt.
Kepala Balai dan dihadiri oleh 40 peserta antara lain: BRPBAPPP
Maros, BPBAP Takalar, BPBAP Situbondo, LRBRL Gorontalo,
BRPBLPP Gondol, dan BRPPUPP Palembang. Tujuan dilaksanakan
seminar ini untuk berbagi pengalaman dan informasi dan dapat berperan sebagai partner peneliti
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian. Selain itu diharapkan juga untuk dapat
memberikan wawasan tentang perkembangan peneitian dan dapat meningkatkan pengetahuan teknis
yang diperoleh melalui komunikasi dan presentasi formal diantara teknisi litkayasa.
4. Diseminasi Teknologi Budidaya Rumput Laut (Teknik seleksi bibit Gracillaria, Gracilaria verrucosa di Marana, Kabupaten Maros,
Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari mulai tanggal 16 s/d 19
April 2019 di Instalasi Tambak Percobaan Maranak. Acara ini
diikuti oleh beberapa penyuluh perikanan yang berada di
Maros dan pembudidaya yang berada disekitar lokasi. Tujuan
kegiatan diseminasi ini adalah untuk memperkenalkan ke
peserta metode seleksi rumput laut hasil riset kultur jaringan
rumput laut BRPBAPPP yang telah banyak diadopsi oleh pembudidaya di sekitar wilayah Maros
Baru. Selain itu juga untuk mendapatkan varietas bibit unggul Gracilaria verrucosa yang
mendukung peningkatan produksi rumput laut di tambak serta mendukung pengembangan kebun
bibit rumput laut secara berkelanjutan.
5. Hilirisasi teknologi budidaya udang vanname superintensif
Kegiatan hilirisasi ini dilaksanakan di ITP Punaga, Takalar pada
tanggal 29 Juni 2019. Peserta yang hadir sebanyak 40 peserta
terdiri dari pelaku usaha atau pembudidaya udang, anggota
Shrimp Club Indonesia (SCI), penyuluh, akademisi, peneliti, dan
pelaku bisnis pakan dan obat-obatan, serta DKPD terkait.
Kegiatan ini bertujuan agar teknologi dan produk yang
dihasilkan dapat segera diadopsi dan dikomersialisasikan oleh pelaku usaha untuk mendukung
pembangunan perikanan budidaya.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
42 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
6. Pelaksanaan FGD Tentang ”Efektivitas Aplikasi dan Tingkat Adopsi CBIB berbasis Klaster Pada
Tambak Tradisional”oleh Tim Peneliti Sumberdaya dan Lingkungan BRPBAPPP di Kabupaten Pinrang
Focus Group Discussion (FGD) ini berlangsung di aula Dinas
Perikanan KIabupaten Pinrang pada tanggal 17 Juni 2019.
FGD ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan perikanan budidaya seperti Instansi Pemerintah (Dinas
Perikanan, BRPBAPPP, penyuluh perikanan, pedangan
pengumpul, LSM, WWF, PT. Atina dan kelompok
pembudidaya udang sekabupaten Pinrang. Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah dapat menentukan tingkat
adopsi CBIB, mengidentifikasi aspek CBIB yang perlu ditingkatkan dan menentukan kategori tingkat
adopsi CBIB.
7. Diseminasi IPTEK Perikanan Budidaya Air Payau bagi Guru SMK Perikanan Budidaya
Diseminasi IPTEK khusus guru-guru SMK ini telah
dilaksanakan yang kedua kalinya. Acara ini dilaksanakan di
BRPBAPPP Maros pada tanggal 17-18 Oktober 2019 dihadiri
oleh 25 peserta yang teridiri dari Guru-guru SMK se
Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Tujuan dilaksanakan
diseminasi ini adalah untuk mengikuti perkembangan ilmu
pengetahun dan teknologi, terutama yang telah dihasilkan oleh BRPBAPPP.
8. Diseminasi Pakan Mandiri Komoditas Air Payau
Diseminasi pembuatan pakan mandiri telah dilakukan
di Kelurahan Coppo, Kabupaten Barru pada tanggal 23
Oktober 2019. Kegiatan ini dihadiri 40 peserta yang teridiri:
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Barru, Ir. Andi Sidda,
Ketua PUI Udang, penyuluh perikanan Barru dan
pembudidaya setempat. Kegiatan ini sekaligus sebagai
Jambore Pusat Unggulan Iptek Udang, Adapun tujuan
dilaksanakan diseminasi ini adalah memberikan informasi teknologi pemanfaatan bahan baku lokal
dengan menggunakan teknologi sederhana yang aplikatif.
9. Diseminasi Teknologi Pembenihan dan Pembesaran Ikan
Kegiatan ini dilaksanakan di BRPBAPPP Maros pada tanggal
21 November 2019. Acara ini dihadiri oleh 40 peserta yang
merupakan Sinergitas Pusat Unggulan IPTEK udang antara
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
43 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
PUI udang BRPBAPPP, PUI Pembenihan Ikan Laut, dan PUI Pemuliaan Ikan. Kegiatan Sinergitas
PUI ini diahadiri oleh pelaku usaha pembudidaya ikan, penyuluh perikanan satminkal BRPBAPPP
dari beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan
10. Sosialisasi Pembuatan Pakan berbahan Baku Lokal
Sosialisasi pembuatan pakan telah dilaksanakan di Desa
Borimasunggu, Kecamatan Maros Baru pada tanggal 9
Desember 2019 yang merupakan kolaborasi BRPBAPPP
dengan penyuluh perikanan dan pembudidaya tambak. Acara
ini dihadiri oleh Kepala Desa dan Sekertaris Camat dan
beberapa pembudidaya, penyuluh dan peneliti BRPBAPPP. Tujuan acara ini untuk mendampingi
pembudidaya dalam pembuatan pakan berbahan-baku lokal, dan juga menentukan formulasi bahan
baku dan pembuatan pakan dengan analisis kandungan proksimat.
11. Diseminasi Hasil Riset Pemanfaatan Limbah Tambak Sebagai Pupuk Organik Bagi Pembudidaya
Acara ini berlangsung pada tanggal 15 Desember 2019 di Desa
Bontomanai Kabupaten Pangkep, yang dihadiri oleh 20 peserta
yang terdiri dari Plt. Kepala Balai, penyuluh perikanan,
pembudidaya dan beberapa peneliti BRPBAP. Materi
disampaikan oleh Bapak Mat Fahrur, S.Pi dan Dr. Sahabuddin.
Setelah penyampaian materi dilanjutkan dengan kunjungan
lapang ke UKM di kabupaten Pangkep
Pada kegiatan diseminasi juga dilaksanakan pengukuran survey Kepuasan Masyarakat (SKM)
yang bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari tingkat kinerja unit pelayanan diseminasi hasil
litbang. SKM merupakan gambaran tentang kinerja pelayanan yang dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menetapkan kebijakan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan selanjutnya, juga mengetahui
kelemahan atau kekurangan dari pada Unit pelayanan sebagai salah satu unit penyelenggaraan
pelayanan di bidang litbang perikanan budidaya air payau.
Kuesiner yang digunakan mengacu pada Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor Kep/ 25/M.Pan/2/2004. Terdapat 128 kuisioner yang telah dlisi oleh responden pada 11
kegiatan diseminasi dan menjadi data untuk dianalisis. Kuesioner dibagi 3 yaitu identitas responden,
identitas pencecah, dan mutu pelayanan. Mutu layanan yang yg digunakan adalah 9 unsur, data yang
dikumpulkan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden melalui wawancara
tatap muka dengan menggunakan kuesioner terstruktur (Tabel 3.2).
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
44 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Tabel 3.2. Nilai Rata-Rata (NRR) dan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 9 Unsur Pelayanan
Berdasarkan tabel 3.2. mutu layanan masing-masing unsur (9 unsur) penilaian dalam kategori
SANGAT BAIK. Unsur yang memiliki nilai tertinggi adalah unsur Penanganan Pengaduan (3,69). Angka
ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan pelayanan paling tinggi diperoleh dari unsur Penanganan
Pengaduan, sedangkan pada Kualitas Sarana dan Prasarana (3,31) memberikan tingkat kepuasaan
paling rendah. Hal tersebut dikarenakan kurangnya fasilitas penginapan pada balai saat kegiatan.
Responden berharap agar Balai dapat menyediakan penginapan yang cukup memadai untuk para
peserta agar nantinya kegiatan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Jejaring/Kerjasama yang Disepakati dan Ditindaklanjuti
Sesuai dengan Indikator Kinerja balai, jejaring atau kerjasama riset budidaya air payau yang
disepakati dan ditiindaklanjutii berjumlah 5 indikator jejaring. Adapun Jejaring yang disepakati
diperoleh 1 indikator, dan jejaring yang ditindaklanjuti 4 indikator. Target yang telah dicapai
berjumlah 7 indikator dengan rincian: 2 jejaring internasional, 2 jejaring dalam bentuk riset, dan 3
jejaring non riset. Adapun daftar jejaring yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3.3
No UNSUR PELAYANAN
Nilai
Unsur
*)NRR
tertimbang per
unsur = NRR
per unsur x
0.071
NILAI SKM
Mutu Layanan Pelayan
an
1 Kesesuaian Pelayanan 3.40 0.37 84.96 sangat baik
2 Kemudahan Prosedur 3.43 0.38 85.74 sangat baik
3 Kecepatan Pelayanan 3.41 0.38 85.24 sangat baik
4 Kompetensi Petugas 3.55 0.39 88.78 sangat baik
5 Kesopanan dan Keramahan 3.50 0.39 87.60 sangat baik
6 Kualitas Sarana dan
Prasarana 3.31 0.36 82.81 sangat baik
7 Kesesuaian materi
Narasumber 3.53 0.39 88.28 sangat baik
8 Kepastian Jadwal 3.35 0.37 83.86 sangat baik
9 Penanganan Pengaduan 3.69 0.41 92.13 sangat baik
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
45 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Tabel 3.3 . Daftar Jejaring yang disepakati dan ditindaklanjuti Nama Kerjasama Deskripsi Singkat
Internasional
Research and Human
Resources Development
Collaboration in Aquaculture
Kerjasama ini meliputi 4 bidang focus yaitu:
Collaboration in aquaculture research
Staff and student exchange
Training and internship, and
Knowledge sharing in aquaculture hatchery, growoutand post-harvest technology
2. ACIAR Project
FIS/2016/130
Accelerating the Development
of Finfish Marine culture in Cambodia through south-
south research cooperation
with Indonesia
1. Provide training for Cambodia researchers
(grow-out nutrition, larval rearing, PCR and
epidemiology).
2. Research (Nutrition and feed development,
larval rearing)
Riset
3. Radius Artha Djaya Kerjasama dalam bidang magang teknologi
budidaya udang vaname terhitung sejak Maret 2019
sampai Juli 2019
4. PT. Minerindo Trifabuana
Kerjasama dalam bidang riset aplikasi zeolit pada
budidaya udang terhitung sejak Maret 2019 sampai
dengan Maret 2020
Non Riset
5. Sekolah Tinggi
Muhammadiyah Sinjai (STIP)
Kerjasama untuk menyelenggarakan peningkatan layanan
pendidikan program pelatihan, magang, dan praktek kerja
industry di bidang perikanan budidaya air payau selama
3 tahun terhitung sejak 25 Juni 2018 s/d 24 Juni 2021
Universitas Dayanu
Ikhsanuddin, Baubau, Provinsi
Sulawesi Tenggara
Penelitian, Pelatihan Dan Magang Teknologi Budidaya Air
Payau
STIP Muhammadiyah Bone Kerjasama dalam Penelitian Perikanan Budidaya Air
Payau di Bidang Biologi dan Teknologi Pakan terhitung
April 2019 sampai Juni 2023
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
46 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Karya Tulis Ilmiah (KTI)
Jumlah tulisan yang disusun berdasarkan data dan informasi yang dihasilkan dari kegiatan riset
sesuai dengan kinerja balai berjumlah 25 buah karya tulis. Sesuai dengan target yang dicapai selama
tahun 2019. Dari 25 judul yang sudah dipublish dan ada beberapa judul yang masih dalam tahap
perbaikan. Daftar karya tulis ilmiah yang telah terbit dapat dilihat pada tabel 3.4
Tabel 3.4 . Jumlah Karya Tulisan ilmiah yang terbit sejak tahun 2019
No Judul Publikasi Nama Peneliti-
Perekayasa
Nama Jurnal,
Volume-Tahun,
Status (Accepted-Published)
Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi
1 Kondisi Plankton pada Tambak
Udang Windu (Penaeus monodon
Fabricius) dengan Substrat
Berbeda
Erfan Andi Hendrajat
dan A. Sahrijanna
Jurnal Berita Biologi
LIPI, Vol 18 (1): 47-
57, Terakreditasi
Peringkat 2, No
Akreditasi
21/E/KPT/2018.
2 Performa Rumput Laut
Kappaphycus alvarezii Hasil
Seleksi di Perairan Laikang,
Kabupaten Takalar.
Mat Fahrur, A.
Parenrengi, Makmur
dan Sri Redjeki Hesti
M
Media Akuakultur, 14
(1), 2019, 9-18
3 Pengaruh sumber spermatofor
pada inseminasi buatan induk
betina udang windu turunan pertama (F-1) terhadap
pemijahan, kualitas telur dan
larva turunannya (F-2)
Samuel Lante dan
Usman
Media Akuakultur
Vol 14 (2)
4 Suplementasi ragi roti
(Saccharomyces cerevisiae)
dalam pakan pembesaran ikan
baronang (Siganus gutttus).
Kamaruddin,
Lideman, Bunga R.
Tampangallo, dan
Usman
Media Akuakultur
Vol 14 (2) 2019
5 Konstrasi dan penentuan status kualitas air untuk budidaya
tambak di Kecamatan Jabon,
Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur
Akhmad Mustafa, Hasnawi, Taruna
Mulia, Muhammad
Banda Salamat dan Muh, Farid S
Jurnal Riset Akuakultur, Vol. 14
(2) 2019
6 Estimasi Kebutuhan Kapur Untuk
Tambak Tanah Sulfat Masam
(TSM) Di Pulau Laut, Kabupaten Kota Baru Provinsi Kalimantan
Selatan
Tarunamulia,
Hasnawi, Admi
Athirah
Jurnal Riset
Akuakultur, Vol. 14
(2) 2019
7 Peremajaan bibit rumput laut,
Gracilaria verrucosa hasil kultur
jaringan melalui seleksi massal
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum, Andi
Indra Jaya Asaad,
Hidayat Suryanto
Suwoyo, Erfan Andi
Jurnal Riset
Akuakultur, Vol. 14
(3) 2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
47 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
H
8 Performa bibit rumput laut
Gracilaria verrucosa hasil kultur
jaringan dengan budidaya
metode sebar (broadcoast) di tambak Kabupaten Sinjai
Rosmiati, Emma
Suryati, Herlina
Usman, Rohama
Daud, dan Herlinah
Jurnal Riset
Akuakultur, Vol. 14
(3) 2019
9 Performansi pertumbuhan dan
reproduksi udang windu Penaeus
monodon yang diberi pakan
dengan penambahan vitamin C
dan E
Usman,Kamaruddin,
Samuel Lante, dan
Bunga Rante
Tamppangallo
Jurnal Riset
Akuakultur, Vol. 14
(4) 2019
10 Penagaruh Aplikasi dsRNA VP-
15 In-Vitro dan In-Vivo
Terhadap Sintasan dan Respon
Imun Udang Windu Penaeus
Monodon
Andi Parenrengi,
Andi Tenriulo, Sri
Redjeki Hesti M,
Samuel Lante dan
Agus Nawang
Jurnal Riset
Akuakultur, Vol. 14
(4) 2019
11 Larva Development and growth
of mangrove crab, Scylla
tranquebarica crablet form individual selection for the
broodstock candidate
Gunarto, Muh Nur
Syafaat, Herlinah
Aquacultura
Indonesiana Vol. 20
(1 ) : 24-31
12 Fatty Acid Profile of
Hepatopancreas and Oocyte of Tiger Shrimp, Penaeus
monodon, Fed Modified-
commercial Diet by
Supplementing Vitamin C and E
Usman, Kamaruddin,
Asda Laining, and Ike Trismawanti
Aquacultura
Indonesiana (2019) 20 (1): 15-23
13 The Preference siza of male
mud crab, Scylla tranquebarica
at succes mating with female, Scylla olivacea in controlled
tanks
Gunarto, Sulaiman
dan Herlinah
Aquacultura
Indonesiana (2019)
20 (2): 37-45
14 Epiphyte Identification on
Kappaphycus alvarezii Seaweed Farming Area in Arungkeke
Waters, Jeneponto and the
Effect on Carrageenan Quality
Sri Redjeki Hesti
Mulyaningrum, Hidayat Suryanto
Suwoyo, Mudian
Paena, Bunga Rante Tampangallo
ILMU KELAUTAN:
Indonesian Journal of Marine Sciences
September 2019 Vol
24(3):146-152
15 Analisis resiko produksi dan
pendapatan pada usaha tambak
udang windu di Kabupaten Kota Baru, Provinsi Kalimantan
Selatan
A. Indra Jaya Asaad,
Ruzkiah Asaf, Admi
Athirah, dan Erna Ratnawati
Jurnal Sosial
Ekonomi Perikanan
Vol. 14 (2) Tahun 2019
16 Identifikasi konsentrasi logam
berat pada air di perairan sekitar
tambak Kecamatan Tayu,
Kabupaten Pati, Semarang
Ruskiah Asaf, Admi
Athirah M dan
Hasnawi
Jurnal Universitas
Gorontalo Tahun
2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
48 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Jurnal Ilmiah Internasional Terakreditasi
17 Influence of Squid Meal in
Maturation Diet on Gonadosomatic Index and
Gonadal Amino Acid Content of
Golden Spotted Rabbitfish,
Siganus guttatus.
Asda Laining, Ike
Trismawanti, Usman, and Muhammad Hafid
Masruri
Indonesian
Aquaculture Journal, 14 (1), 2019, 31-38
18 Effects of different feeding
regimes on larvae and crablets
of purple mud crab, Scylla tranquebarica (Fabricius, 1798)
Muhammad Nur
Syafaat, Gunarto,
Sulaeman, Herlinah , Hongyu Ma , Mhd
Ikhwanuddin
Aquaculture Reports,
p 1-7
journal homepage: www.elsevier.com
19 Detection of Vibrio harveyi
using IAVh primer in shrimp fy infected under different
immersion time
A.K. Kadriah and
Nurbaya
IOP Conference
Series: Earth and Environmental
Science
Publishing Science
253 (2019) 012015 p
1-7
20 Study on the potential of Aaptos
aaptos aqueous extract as an antibacterial agent Vibrio
harveyi in tiger shrimp
(Penaeus monodon Fabricus)
post larvae
Rosmiati, and Muliani IOP Conference
Series: Earth and Environmental
Science
Publishing Science
253 (2019) 012015 p 1-7
21 Karakterisasi spasio-Temporal
Kualitas Air di Tambak dan perairan sekitar kawasan
pertambakan minapolitan
Kamariah,
Tarunamulia dan Hasnawi
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan dan Perikanan
Universitas
Hasanuddin
Makassar, 21 Juli
2019
22 Karakteristik sosial ekonomi
masyarakat nelayan pesisir di
Kabupaten Pulau Morotai
Erna Ratnawati,
Ruzkiah Asaf, dan
Tarunamulia
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan
dan Perikanan Universitas
Hasanuddin
Makassar, 21 Juli
2019
23 Analisis sarana produksi tambak
di kawasan inti minapolitan
Kecamatan Suppa Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan
Atmi Athirah,
Ruzkiah Asaf, dan
Tarunamulia
Prosiding simposium
Nasional VI Keluatan
dan Perikanan Universitas
Hasanuddin
Makassar, 21 Juli
2019
TERBITAN BUKU
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
49 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
24 Penerapan teknologi
transgenesis dalam
menghasilkan udang windu tahan
penyakit
Andi Perenrengi,
Andi Tenriulo,
Herlinah dan Agus
Nawang
Buku : Status dan
Prospek Penerapan
Molekuler Genetik
Pada Udang Windu
Penaeus monodon
25 Aplikasi penanda DNA Mikro
satelit ketahanan penyakit pada
udang windu, Penaeus monodon
Andi Tenri Ulo,
Herlinah, Emma
Suryati, dan Andi Parenrengi
Buku : Status dan
Prospek Penerapan
Molekuler Genetik Pada Udang Windu
Penaeus monodon
Kunjungan
Beberapa instansi, universitas, sekolah menengah kejuruan sampai Anggota Dewan telah
berkunjung ke Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau sejak Januari s/d Desember tahun 2019 dapat
dilihat pada Tabel 3.5
Tabel 3.5 . Daftar kunjungan ke Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau sejak tahun 2019
No Asal Kunjungan Tanggal berkunjung Jumlah Peserta
1 Universitas Muhammadiyah Makassar 8 Januari 2019 44 orang
2 Universitas Hasanuddin 16 Maret 2019 30 orang
3 STITEK Balik Diwa 29-30 Maret 2019 31 orang
4 Politeknik Pertanian pangkep 11-12 April 2019 48 orang
5 STITEK Balik Diwa 18 April 2019 20 orang
6 Praktek Terpadu Universitas Hasanuddin 20 April 2019 197 orang
7 Dinas Perikanan Kab. Berau 24 April 2019 2 orang
8 Universitas Muslim Indonesia 25 April 2019 78 orang
9 Dinas Perikanan Kabupaten Paser 25 April 2019 3 orang
10 Universitas Hasanuddin 3-5 Mei 2019
11 UNISMUH 7 Mei 2019 17 orang
12 Anggota DPR Kota Bau-bau 17 Mei 2019 25 orang
13 Kunjungan anggota DPR Kabupaten Buton 22 Mei 2019 4 orang
14 Kunjungan dari Sekolah Tinggi Teknologi
Kelautan (STITEK BALITDIWA
24 Mei 2019 23 orang
15 Kunjungan Bagian Humas SMK SMAK
Makassar
3 Juni 2019 2 orang
16 Kunjungan Balai Rehabilitasi Baddoka
dalam rangka kegiatan Activity Outside
residen program
3 Juli 2019 20 orang
17 Kunjungan Multi Monodon Indonesia Group dengan mitranya dari Perancis
23 Juli 2019 4 orang
18 Kunjungan ke harchery kepiting bakau
untuk mengenal pembenihan kepiting bakau
29 Juli 2019 3 orang
19 Kunjungan Menteri Johor dan Rombongan 20 Agustus 2019 20 orang
20 Kunjungan siswa SD Negeri percontohan PAM Makassar
20 Agustus 2019 59 orang
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
50 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
21 Kunjungan Sumbaryono Lim 21 Agustus 2019 5 orang
22 Kunjungan Politeknik Pertanian Pangkep 2 September 2019 5 orang
23 Studi lapang (Field Study) Sekolah
Menengah Kejuruan Negeri 2 Pinrang
18 Oktober 2019 80 orang
24 Kunjungan Universitas Hasanuddin ke ITP
Takalar
31 Oktober 2019 164 orang
25 Kunjungan Universitas Bosowa 1 November 2019 7 orang
26 Kunjungan Universitas Hasanuddin ke
IPUW Barru
3 November 2019 44 orang
27 Kunjungan Stitek Balitdiwa 8 November 2019 34 orang
28 Kunjungan Universitas Muslim 13 November 2019 54 orang
29 Kunjungan praktek wisata Mahasiswa
Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene
Kepulaun
19 November 2019 98 orang
30 Universitas Muhammadiyah Makassar 20 November 2019 34 orang
31 Anggota DPRPusat Komisi IV 18 Desember 2019 20 orang
Jumlah Pengunjung 1.175 orang
Kegiatan Magang, PKL, dan Penelitian Kegiatan magang, PKL, dan Penelian merupakan kegiatan tambahan di seksi pelayanan teknis.
Sebanyak 185 Siswa/Mahasiswa dari sekolah menengah dan perguruan tinggi yang mengikuti
magang, pkl, prakerin dan penelitian di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan
Perikanan (Tabel 3.6).
Tabel 3.6 . Nama sekolah, jumlah siswa yang mengikuti mangang di BRPBAPPP
No Nama Sekolah Jumla
(orang)
Tanggal
pelaksanaan
Lokasi
Penempatan
1 Politeknik Bone 6 22 Juni s/d 5
Februari 2019 ITP Punaga
2 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Neg. 2 Bontang
8 9 Juni s/d 29
April
IPUW di Barru
dan
Laboratorium
Maros
3 SUPM Pontianak 5 15 Januari s/d 7
Mei 2019 IPUW di Barru
4 SUPM Bone 5 Januari s/d Mei
2019 IPUW di Barru
5 Politeknik Nunukan 2 25 Januari s/d
28 Maret 2019 Laboratorium
Maros
6 Universitas Dayanu
Iksanuddin Bau-bau
10 19 Februari s/d
22 April 2019
IPUW di Barru
dan ITP Punaga,
Takalar
7 Universitas Islam Makassar 2 26 Jnui s/d 28
Maret 2019 Laboratorium di Maros
8 Sekolah Tinggi Ilmu
Perikanan (STIP) Jakarta
1 14 Maret s/d 3
Juni 2019 Pandu, Barru
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
51 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
9
Sekolah Menengan Kejuruan
(SMK) Neg. 1 Maros, Jurusan Agribisnis
13 29 April s/d 29
Agustus 2019
ITP Maranak,
IPUW Barru, dan Lab Maros
10
Sekolah Menengan Kejuruan
(SMK) Neg. 1 Maros,
Jurusan Perkantoran
5 29 April s/d 29
Agustus 2019 Maros
11 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Pinrang
7 29 Juni s/d 29
November 2019 ITP Punaga dan Maros
12 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 1 Nunukan
4 1 Juli s/d 1
Oktober 2019 ITP Punaga
13 Universitas Nusa Cendana
Kupang
7 2 Juli s/d 2
Agustus 2019 IPUW Barru
14 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 6 Palu
9 19 Juli s/d
Oktober 2019 Maros
15 Universitas Muhammadiyah
Makassar
8 19 Juli s/d
Oktober 2019 TSI
16 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Negeri 3 Majene
6 19 Juni s/d 18
September 2019
IPUW Barru
17 Politeknik Pangkep 20 22 April s/d 3
Mei
IPUW Barru dan
Maros
18 Sekolah Menengah Analis
Kimia (SMAK) Makassar
8 Agustus s/d
Oktober 2019 Maros
19 STP Muhammadiyah Sinjai
4 Juli s/d
September
2019
Maros
20 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Tridarma
5 Juni s/d Mei
2019 Maros
21 Univeristas Negeri Makassar
6 Juli s/d
September 2019
Maros
22 Universias Hasanuddin
1 Juli s/d
September
2019
IPUW Barru
23 Universias Hasanuddin 2 Mei s/d Juli
2019 IPUW Barru
24 Universias Hasanuddin 3 Juni s/d
September
2019
IPUW Barru
25 STIP Muhammadiyah Sinjai 4 11 Juli s/d 11
September
2019
Maros
26 Sekolah Usaha Perikanan
Menengah (SUPM) Bone
28 17 September
s/d 15 November 2019
Maranak
27 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) Tridarma Maros
5 16 Desember
2019 s/d 16 Mei 2020
Marors
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
52 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
27
Fakultas Perikanan dan Ilmu
KelautanUniveristas Muslim Indonesia (UMI)
1 23 Desembe
2019r s/d 23 Januari 2020
Maros
Jumlah peserta 185
Twitter adalah layanan jejaring sosial yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan
membaca pesan berbasis teks hingga 280 karakter Twitter menjadi salah satu dari sepuluh situs yang
paling sering dikunjungi di Internet, Tingginya popularitas Twitter menyebabkan layanan ini telah
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam berbagai aspek. Seperti halnya twitter Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan dengan nama: @RISET_MAROS. Twitter ini
telah dimanfaatkan oleh beberapa user, terbukti total followernya berjumlah 2.350 orang, dan jumlah
following 185 orang. Untuk melihat jumlah tweets, following, follower dan yang melike dapat dilihat
pada Gambar 1 dan untuk triwulan dapat dilihat pada Gambar 2, sedangkan trend twitter BRPBAPPP
per triwulan dapat dilihat pada Tabel
Gambar 3.8. Jumlah tweets, following, followers dan yang melike tweeter BRPBAPPP
Periode Januari – April 2019 Periode April– Juni 2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
53 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Periode Juli – September 2019 Periode Oktober – Desember 2019
Tabel 3.7 . Analisis Traffic Twitter BRPBAP3
Periode Tweets Impression
Engagement
Link Retweets Likes Replies
Januari – Maret 2019 136 189, 2 356 2.4 3.2 K 2 April – Juni 2019 481 222. 5 446 4,9 6,7K 1Juli – September 401 149. 3 201 1 2.6K 7 Oktober – Desember
2019 137 84,0 2
,
5
195 3
2 1.8 KK 3
4
Impression : Number of times users saw the Tweet on Twitter
Engagement Rate : Number of engagement (clicks, retweets, replies, follows and likes)
divided by the total number of impression.
Perpustakaan
Kegiatan pengelolaan perpustakaan Seksi Pelayanan Teknis dan Sarana merupakan kegiatan
rutin layanan perpsutakaan sebagai sumber referensi ilmiah untuk kegiatan litbang. Kegiatan
perpustakaan dan bahan pustaka yang diperoleh pada tahun 2019 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 3.8 . Kegiatan pengelolaan perpustakaan
No Kegiatan Judul Eksemplar
I. Penerimaan Bahan Pustaka
1 Buku 3 12
2 Majalah 5 20
3 Prosiding 1 1
4 Skripsi/Tesis/Disertasi 2 2
5 Laporan PKL 55 55
II. Pengolahan Bahan Pustaka
1 Katalogisasi 11 13
2 Klasifikasi 11 13
3 Imputing Database Senayan 397 745
4 Penjilidan bahan pustaka 32 35
III. Pelayanan Perpustakaan
1 Sirkulasi Bahan Pustaka 28 32
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
54 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
2 Penyediaan bahan pustaka 26 26
3 Validasi database 60 60
4 Bimbingan pemakai/PKL Perpustakaan 12 12
C.2. Sarana dan Prasarana
Kegiatan penggunaan dan pemeliharaan sapras litbang pada tahun 2019 yaitu :
1. Perbaikan shaker (lab Patologi)
2. Perbaikan timbangan digital (Lab Patologi)
3. Perbaikan hotplate (Lab Tanah )
4. Perbaikan Distruksi (Lab Tanah)
5. Pegantian Balon lampu Mikroscope ( Lab Palnkton )
6. Pemninjuan lapangan dalam rangka konstrusi tambak tanah takalar
7. Pemeliharaan pintu utama /penggatian engsel tamam Aula 2 dan dan pengecetan dinding aula
2(seharusnya tugas bag.umum subag TU)
8. Penyampaian Master plan sapras pada masing-masing Ka.Kelti
9. Pemeliharaan water filter (Lab Air)
10. Pemasangan jaringan pipa untuk halaman kantor (Seharusnya pekerjaan bag umum)
11. Penggantian kamera Lab Pankton
12. Pengadaan bibit tanaman untuk penghijauna halaman kantor Maros,Barru dan Takalar 9
seharusnya tugas Bag.umum
13. Pemantauan kondisi Frezzer di Laab Nutrisi. Biotek dan Patologi
14. Pemasangan tralis jendela Mess Maranak
15. Monitoring loog book pemampaatan sapras tiap-tiap lab di lingkup Balai
16. Memgikuti pertemuan degan Ka,Dinas KP Maros terkait pelepasan aset yang akan di beton
(Jalan menuju kantor instalasi tambak Maranak)
17. Menerima peralatan berupa kincir yang kondisi Rusak Berat dari Takalar (digudangkan)
18. Pekerjaan Pemasangan Partisi Mess Maranak
19. Perbaikan Kamera KJD .Lab Biotek
20. Mengikuti sosialisasi Bitrix
21. Pengecekan kapasitas daya isap Negative presur Ruang asam Lab Nutrisi
22. Pengantian Slang pembuangan distuksi Lab Tanah
23. Monitoring pengguanaan Sapras di Barru
24. Mengikuti pertemuan dengan kepala BRSDM KP
25. Mengikuti acara pelantikan PBJ oleh Ses . BRSDM.KP
26. Mengukuti Focus Group Discussion (FGD) terkait proyrk jalan mamminasata di Makssar
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
55 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
27. Pemeliharaan Lab Air (Pengecetan)
28. Pembuatan selasar Aula 2
29. Pemeliharaan Lab Basah
Konstruksi Tambak Tanah Takalar
Pemasangan tralis Mess Maranak
Kamera KJD Lab Biotek
Kondisi Kincir Rusak Berat di Gudang
Rehab asrama Barru
Filter air di Lab Air
D. Penyuluhan Perikanan
Data tenaga Penyuluhan di Awal Tahun 2019 dengan Jumlah Penyuluh sebanyak 410 Orang Penyuluh
Perikanan PNS dan 224 Penyuluh Perikanan Bantu (PPB), yang tersebar di 3 Provinsi di 47 Kab/Kota
dengan sebaran jumlah peneliti sampai dengan 31 Dsember 2019.
Perubahan jumlah tenaga Penyuluhan dapat dipengaruhi oleh perpindahan/mutasi dan Batas Usia
Pensiun (BUP) dengan pendataan Penyuluhan tahun 2019 sebagai berikut :
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
56 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Tabel 3.9 . Jumlah Penyuluh Perikanan PNS dan jumlah Penyuluh Perikanan Bantu yang Tersebar di 3
Provinsi .
No Provinsi PP PNS PPB
1. Sulawesi Selatan 262 127
2. Sulawesi Tenggara 119 68
3. Sulawesi Barat 29 29
Jumlah 410 224
1. Kelompok Pelaku Utama/ Usaha Kelompok Pelaku Utama/Usaha yang mendapatkan Pendampingan
dari Penyuluh Kelautan dan Perikanan
1.1. Penyusunan administrasi dan profil kelompok
Buku administrasi Kelompok telah diseragamkan dan dicetak sebanyak 4.330 Buku
Administrasi lengkap dan sudah didistribusikan ke kelompok binaan Penyuluhan sebagai
sumber data Kelopok yang menjadi syarat administrasi kelompok.
Profil Kelompok telah dibuat oleh masing masing penyuluh perikanan dengan target
Penyuluh PNS sebanyak 4.971 Kelompok sesuai dengan target IKU 5
Pembuatan Profil kelompok telah dipedomani Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Nomor
4/PER-BRSDM/2019 tentang Pedoman Administrasi dan Profil Kelompok Kelautan dan
Perikanan.
Target Profil Kelompok telah tercapai di Akhir Bulan Desember sebanyak 4,971 Kelompok.
Kendala yang dihadapi dalam pencapaian bahan profil kelompok yaitu banyaknya Penyuluh
Perikanan yang membuat dan mengumpulkan profil kelompok di akhir tahun 2019 sehingga
capaian kinerja terlambat untuk tercapai sesuai target.
Rencana perbaikan kedepan, meminta profil kelompok dilksanakan lebih awal karena profil
kelompok adalah pekerjaan utama penyuluh perikanan dan merupakan indikator adanya
pembetukan kelompok.
1.2. Penumbuhan dan Pembentukan UMKM Sektor KP
Pembentukan UMKM sebagai Target capaian di tahun 2019 menjadi kendala besar yang
disebkan dari banyaknya kendala dilapanga n yang menjdi syarat dan ketentuan
pembentukan berbeda disetiap wilayah, tergantung kebijakan pemerintah setempat.
Anggran Bantuan UMKM Rp. 246.000.000,- dengan realisasi Sebesar Rp. 225.800.000,-
dengan sisa Anggaran sebesar Rp. 20.200.000,-
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
57 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Kurang pahamnya Luhkan dan Pejabat yang berwenang dalam penerbitan sertifikat dan
belangko UMKM. Sehingga terjadi keterlambatan pengumpulan laporan dan
pertanggungjawaban bantuan biaya (ATK, peggandaan, Konsumsi dan Jasa) yang
menumpuk dikhir tahun dgn batas pengajuan akhir pertanggngjawaban keuangan.
1.3. Penumbuhan dan Pembentukan Koperasi Sektor KP
Pembayaran batuan biaya koperasi sebesar Rp.16.100.000 Telah dilaksanakan sesuai
target Realisasi sebanyak 100%
Pembentukan Koperasi dengan target capaian sebanyak 7 Koperasi dapat direalisasikan
tanpa menemukan kendala yang berarti.Yang menjadi pertanyaan Apakah setelah
pembentukan koperasi, pelaku usaha dapat mengembangkan potensi kelompok menjadi
lebih baik dan mensejahterakan kelompok KP diwilayah koperasi tersebut.
1.4. Unit Percontohan Sektor KP
Unit Percontohan Satminkal BRPBAPPP pada tahun 2019 di laksanakan pada bulan Agustus
2019 karena keterlambatan pemberian juknis pelaksanaan percontohan Peraturan Kepala Badan Riset Sumber Daya Manusia Kelautan Dan Perikanan Nomor : 8/PER-BRSDM/2019
tentang Percontohan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan tahun 2019 yang menyebabkan
kegiatan percontohan mengalami keterlambatan pelaksanaan dan adanya kegiatan yang
tidak sesuai lokasi dan temanya dengan sehigga tidak sesuai dengan usulan Pertama yaitu Budidaya Mina Padi Udang Vaname dan Nila Salin yang perencanaan awalnya dilaksanakan
di Kab. Barru menjadi Budiaya Udang Vaname menggunaka Probiotik Rica yang
dilaksanakan di Kab. Mamuju Sulawesi Barat.
Anggaran Sebesar Rp. 290.259.000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 270.000.000,-
Tabel 3.10. Kegiatan Percontohan yang dilaksanakan di tahun 2019 sebagai berikut
Sulawesi Selatan Maros
Budidaya 1
Budidaya Rumput Laut dengan Menggunakan Bibit Hasil Seleksi
Sulawesi Selatan
Mamuju Budidaya 2 Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus dgn meggunakan Probiotik Rica
Sulawesi Selatan Barru
Budidaya 3
Aplikasi Penggunaan Probiotik Rica Serbuk di Pembenihan Skala Rumah Tangga
Sulawesi Selatan
Wajo Budidaya 4
Penggemukan Kepiting Bakau dengan Pemanfaatan Galon Bekas
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
58 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
1.4.1. Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Budidaya Pembibitan Rumput Laut Gracilaria Hasil
Seleksi Kulur Jaringan Di Kabupaten Maros Brpbappp Maros
Gambar. 3.9. Peraktek Magang Seleksi, mengikat dan pembenihan rumput laut Gracillaria, sp ,kultur
jaringan di Instalasi Tambak Maranak BRPBAPPP Maros di bersama penyuluh, petani rumput laut dan
teknisi yang didampingi oleh Peneliti ahli rumput laut
Gambar.3.10. Peninjauan kesiapan lokasi, penyerahan bahan sampai dengan penembaran bibit rumput
laut di lokasi percontohan guna mendukung ketersediaan bibit rumput laut Gracillaria, sp di Kabupaten
Maros (Borongkalukua, Binasangkara dan Marusu)
Gambar 3.11. . Sampling rutin dan terjadwal yang dilakukan setiap minggu oleh Penyuluh, peneliti dan
teknisi dalam rangka monitoring perkembangan dan perumbuhan rumput laut.
1.4.2. Unit Percontohan Budidaya Udang Vaname Tradisional Plus Dengan Menggunakan Probiotik Rica Di Kabupaten Mamuju
BRPBAPPP Maros 2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
59 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Gambar 3.12. Antusias masyarakat dan pemerintah setempat untuk program kampong probiotik rica setelah melihat hasil dari panen perdana percontohan yang dilaksanakan di Desa Papalang Kab.Mamuju
Sulawesi Barat
1.4.3. Unit Percontohan Pembenihan Udang Windu Skala Rumah Tangga Menggunakan Probiotik Rica
Serbuk Di Kabupaten Barru BRPBAPPP Maros
Gambar 3.13. Peraktek aplikasi probiotik rica serbuk dimulai dari magang di hatchery NC IPWU Barru
BRPBAPPP oleh Penyuluh perikanan dan empat orang pelaku usaha pembenihan skala rumah tangga
yang didampingi langsung oleh Peneliti Bertempat di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan
1.4.4. Unit Percontohan Pemanfaatan Lahan Penggemukan Kepiting Bakau Dengan Menggunakan
Media Galon Bekas Di Kabupaten Wajo BRPBAPPP Maros 2019
Gambar 3.14. Pendampingan Peneliti Ahli Kepiting memberikan pengalaman dalam pembenihan dan
penggemukan kepiting Bakau di Desa Keera Kab. Wajo dalam rangka perconohan penggemukan kepiting bakau dengan menggunakan media gallon bekas
II.c. Kegiatan Kunci / Prioritas Lainnya
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan juga mempunyai beberapa
kegiatan positif lainnya seperti kegiatan kerjasama dengan pihak lain baik dalam negeri maupun luar
negeri, Akreditasi Laboratorium ISO/IEC 17025:2017 pada Laboratorium Bioteknologi, Laboratorium
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
60 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Kimia dan Laboratorium Patologi, Pusat Unggulan Iptek (PUI)Udang Windu, Zona Integritas Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) dan Akreditasi KNAPPP.
1. Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)
Pelaksanaan Zona Integritas WBK di tahun 2019 adalah dengan melaksanakan update data dukung
proses pelaksanaan sesuai tahapan yang dilaksanakan pada pembangunan Zona Integritas di tahun
2018. Hal yang menjadi catatan penting di dalam pengendalian konflik kepentingan adalah, dengan
semakin berkurangnya jumlah pegawai sebagai akibat zero recruitment sejak tahun 2015 hinggga
2019, berakibat pada peningkatan potensi konflik kepentingan, disebabkan rangkap jabatan dan
tugas. Hal ini juga tergambar dari belum adanya pejabat definitif yang ditetapkan untuk jabatan :
1. Kepala Seksi Tata Operasional
2. Kepala Seksi Penyuluhan
3. Kepala Sub Seksi Program dan Anggaran
4. Kepala Sub Seksi Monitoring dan Evaluasi
5. Kepala Seksi Penyuluhan
6. Kepala Sub Seksi Kelembagaan Kelompok
Keenam jabatan tersebut saat ini dilaksanakan oleh Pelaksana Harian (Plh) dan telah berjalan sejak
1 Januari 2019. Tentunya diharapkan, solusi dari hal ini adalah untuk segera mengangkat pejabat
definitif guna menghindari potensi konflik kepentingan yang dapat timbul, disamping tentunya
kurang optimalnya peran dan fungsi di masing-masing jabatan tersebut.
Gambar 3.15. Sertifikat WBK (Wilayah Bebas dari Korupsi)
2. Pusat Unggulan IPTEK (PUI)
BRPBAPPP telah ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) pada tahun 2018 dengan fokus
unggulan Udang dengan dukungan komoditas lainnya dalam budidaya air payau. Penetapan tersebut
menjadi pendukung dalam pengembangan lembaga menjadi lembaga unggul dan inovatif. Fokus
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
61 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
pengembangan PUI Udang, meliputi: (a) sourcing absorptive capacity, (b) research and development
capacity, dan (c) disseminating capacity. Keberhasilan pengembangan ketiga aspek tersebut dapat
dicapai dengan menetapkan indikator kinerja dari masing-masing komponen kegiatan yang akan
dilakukan pada tahun ini. Pada tahun 2019 telah ditetapkan 6 (enam) produk unggulan, yakni: (a)
Probiotik RICA, (b) Teknologi super intensif plus IPAL, (c) Larva udang SPF, (d) Pakan mandiri, (e)
Kit Vibriosis, dan (f) Aplikasi Geospasial SiPETAK.
PUI Udang 2019 mendapatkan insentif anggaran dari Kemenristekdikti sebesar Rp.
535.000.000,- yang terdiri dari komponen; (a) penguatan kapasitas lembaga (SACR&D-DC), (b)
sinergitas keunggulan iptek, (c) asistensi-supervisi dan monev, dan (d) Hirilisasi Produk.
Penggunaan anggaran tersebut dilakukan dengan mengacu pada Rencana Anggaran Biaya yang telah
ditetapkan dengan melakukan perpaduan dengan anggaran yang ada di DIPA-BRPBAPPP Maros
Tahun Anggaran 2019. Realisasi anggaran PUI 2019 sudah mencapai 100% sampai dengan
Desember 2019. Sampai dengan Oktiber 2019, capain kinerja PUI Udang terahdap 27 indikator
kinerja utama (IKU) memperlihatkan hasil yang cukup memadai. Capaian IKU untuk komponen SAC,
R&D, dan DC memperlihatkan capaian sesuai dengan target dan bahkan beberapa IKU memiliki
capaian yang melebihi target yang ditetapkan.
Tabel 3.11. Perolehan Apresiasi Nasional dan Internasional Referensi
No Nama Apresiasi
Penghargaan
Deskripsi Singkat KeteranganInformasi
Lainnya
1 Prayoga Sala Penghargaan PRAYOGA
SALA diberikan kepada UPT
yang dinilai berkinerja baik di
dalam bidang IPTEK dan
Inovasi yang diselenggarakan
oleh Kemenristek
Penghargaan ini
diberikan oleh
Kemenristekdikti
Nomo:
214/M/KPT/2019
2
2 Penghargaan Penghargaan ini diberikan
karena penggunaan probiotik
RICA telah terbukti dapat
digunakan untuk upaya pencegahan penyakit pada
budidaya udang windu
Penghargaan ini
diberikan oleh PT.
Atina
3 Produk unggulan yang
dipromosikan di
IID
Kit deteksi vibriosis telah lulus seleksi dan ditetapkan
sebagai produk unggulan
nasional oleh kementerian
riset, teknologi, perguruan tinggi untuk ikut dipamerkan
dalam ajang international
Nama produk Kit Vibriosis yang
dipamerarkan di
Jerman tanggal 26-
29 Juli 2019
4 Sertifikat Paten
Sederhana
Sertifikat ini diberiikan oleh
Kementerian Hukum dan Hak
Ir. Muliani, M.Si,
dkk. 04 April 2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
62 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Asasi Manusia dengan nomor
paten IDS000050493
5 Sertifikat Panen
Sederhana
Sertifikat ini diberikan oleh
Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia dengan nomor paten IDS000002449
Ir. Muharijadi
Atmomarsono, M.Sc.
Dkk., 25 Juli 2019
Realisasi Anggaran
Sampai dengan Desember 2019, realisasi anggaran PUI Udang sebesar Rp 353.000.000,- atau 100%
dari total pagu yakni Rp.535.000.000,-. Rincian anggaran dan realisasi berdasarkan komponen PUI
Udang 2019 disajikan pada Tabel berikut:
Tabel 3.12 .Alokasi dan realisasi anggaran PUI Udang tahun 2019 (per Desember 2019)
No. Komponen Pagu Realisasi Sisa Anggaran
1 SAC 40.400.000 40.400.000 0
2 RND 53.800.000 53.800.000 0
3 DC 105.800.000 105.800.000 0
4 Sinergitas 100.000.000 100.000.000 0
5 Asistensi Lembaga 40.000.000 40.000.000 0
6 Monev dan
supervise/honorarium
70.000.000 70.000.000 0
7 Hirilisasi Produk 125.000.000 125.000.000 0
TOTAL 535.000.000 535.000.000 -
Gambar 3.16. Sertifikat PUI (Pusat Unggulan IPTEK)
3. KNAPPP
Pemanfaatan standar operasional prosedur (SOP) merupakan indikator tingkat kulitas tata kelola
organisasi Komite Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP). Sebanyak 21
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
63 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
SOP pada akrditasi KNAPPP dimanfaatkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. SOP diterbitkan
pada tahun 2018 dan dimana paa tahun 2019 belum dilakukan revisi. SOP internal lembaga disusun
sebagai panduan dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi serta mempermudah
dalam pemantauannya. SOP disusun mengacu pada tugas dan fungsi serta output yang akan dihasilkan.
Kegiatan sosialisasi SOP telah dilakukan ke seluruh staf BRPBAPPP dalam rangka implementasinya di
lapangan. Rekapitulasi SOP KNAPPP disajikan pada Tabel 3.15
Tabel 3.13. .Matriks nama SOP dan Tingkat Pemanfaatannya
No Nama SOP Deskripsi Singkat
SOP
Perkembangan
Penerapa SOP
1 Pengajuan proposal kerjasama
ke Stakeholder
Petunjuk dan
proses pengajuan
proposal dari/ke
stakeholder
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 02 08 April 2019
2 Monitoring dan Evaluasi
kerjasama
Petunjuk dan
proses monitoring
dan evaluasi kerjasam
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah dilakukan revisi 02
08 April 2019
3 Prosedur Terkait Kode Etik Petunjuk dan proses prosedur
terkait kode etik
Dilakukan sesuai prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 05
08 April 2019
4 Pengembangan Metode dan
Identifikasi Proses
Petunjuk dan
proses
pengembangan
metode dan identifikasi proses
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 05 08 April 2019
5 Prosedur Terkait Analisis
Risiko
Petunjuk dan
proses terkait analisis risiko
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit 2018 dan telah
dilakukan revisi 03,
08 April 2019
6 Kelayakan dan Kemampuan
sumber Daya Eksternal
Petunjuk dan
proses terkait
kelayakan dan
kemampuan sumber
daya eksternal
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
7 Pengelolaan Sumber Daya
Informasi
Petunjuk dan
proses terkait
pengelolaan sumber daya informasi
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah dilakukan revisi 01,
21 September 2018
8 Perolehan Data Hasil
Penelitian
Petunjuk dan
terkait perolehan
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
64 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
data hasil penelitian 2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
9 Pengelolaan, Perlindungan,
diseminasi hasil penelitian, dan kekayaan intelektual
Petunjuk dan
proses terkait pengelolaan,
perlindungan,
diseminasi hasil
penelitian, dan kekayaan
intelektual
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit 2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
10 Kepemilikan Kekayaan
Intelektual
Petunjuk dan
proses terkait kepemilikan
kekayaan
intelektual
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit 2018 dan telah
dilakukan revisi 02,
24 Juni 2019
11 Penetapan Tingkat Pelayanan
terhadap Pelanggan
Petunjuk dan
proses terkait
penetapan tingkat
pelayanan pelanggan
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01, 21 September 2018
12 Prosedur menjaga kerahasiaan Petunjuk dan
proses terkait
menjaga kerahasiaan
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah dilakukan revisi 01,
21 September 2018
13 Penanganan perselisihan Petunjuk dan proses terkait
penanganan
perselisihan
Dilakukan sesuai prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 02,
21 September 2018
14 Jaminan Asuransi Petunjuk dan
proses terkait
Jaminan Asuransi
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 02,
21 September 2018
15 Pendanaan dari Hibah dan
Jasa Pelayanan
Petunjuk dan
proses terkait dari Hibah dan Jasa
Pelayanan
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit 2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
16 Penyelenggaraan
pertemuan/rapat
Petunjuk dan
proses terkait
Penyelenggaraan
pertemuan/rapat
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01, 21 September 2018
17 Evaluasi standar kompetensi Petunjuk dan
proses terkait
evaluasi standar
kompetensi
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
65 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
18 Evaluasi Indikator Kinerja
Utama
Petunjuk dan
proses terkait
Evaluasi Indikator
Kinerja Utama
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01,
21 September 2018
19 Pengadaan Barang / Jasa
Pemerintah
Petunjuk dan
proses terkait
pengadaan
barang/jasa
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 01, 21 September 2018
20 Komunikasi Internal Petunjuk dan
proses komunikasi
internal
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah dilakukan revisi 02,
08 April 2019
21 Penyusunan Rencana Strategis Petunjuk dan
proses penyusunan
Renstra
Dilakukan sesuai
prosedur. Terbit
2018 dan telah
dilakukan revisi 03,
08 April 2019
Sistem informasi manjemen yang diaplikasikan di BRPBAPPP adalah, antara lain: Sipayauji,
kinerjaku, saiba, e-pegawai, simpeg dan sirup. Sitem informasi tersebut secara online dimanfaakan
dalam mendukung manajemen KNAPPP yang telah ditetapkan, dengan aspek teknis, adminstrasi,
keuangan serta pengadan barang dan jasa. Tabel…. Menyajikan dan tingkat pemanfaatan nama sistem
informasi manajemen dan tingkat pemanfaatannya.
Tabel 3.14. Matriks Nama Sistem Informasi Manajemen dan Tingkat Pemanfaatannya
No Nama Sistem Informasi
Manajemen
Deskripsi Singkat Penerapan
1 Sipayauji Petunjuk dan proses analisa
sampel
Dilakukan sesuai
prosedur. Inovasi pelayanan public ini
dan diterapkan sampai
sekarang
2 Kinerjaku Petunjuk dan proses terkait
perencanaan, pengukuran,
pelaporan dan evaluasi
kinerja
Dilakukan sesuai
prosedur yang dimulai
dengan pengisian
indicator kinerja utama, rencana aksi untuk
masing-masing IKU,
pengumpulan bukti
capaian dan pengimputan target dan
realisasi IKU
3 Saiba Petunjuk dan proses terkait
pelaporan keuangan
Dilakukan sesuai
prosedur aplikasi keuangan satuan kerja
yang digunakan untuk
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
66 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
keperluan pelaporan
4 e-pegawai
(Presensi, eSKP
dan elogbook
Sistem informasi yang
memuat pelaporan kinerja,
presensi dan kegiatan harian
pegawai
Dilakukan sesuai
prosedur dan dilakukan
verifikasi setiap
tanggal 5 bulan berikutnya
5 Simpeg Sistem Informasi yang
memuat data profil pegawai
Dilakukan update data
pegawai secara berkala
6 Sirup Sistem Informasi Rencana
Umum Pengadaan
Dilakukan update
secara berkala
Seperti halnya dengan akreditasi lembaga lainnya, akreditasi KNAPPP telah didapatkan pada
tahun 2018, sehingga pada tahun 2019 dilakukan updating dokumen, internal audit, assesmen akreditasi
awal dan tindak lanjut hasil ketidaksesuaian hasil assesmen KNAPPP (Tabel…).
Tabel 3.15. .Matriks Perolehan Akreditasi KNAPPP (Nama Kegiatan, Deskripsi)
No. Nama Kegiatan Deskripsi Singkat
1 Updating Dokumen KNAPPP Telah dilakukan updating dokumen
KNAPPP yang disesuaikan dengan kondisi
saat ini untuk reassesment
2 Internal Audit KNAPPP Internal audit telah dilaksanakan pada
tanggal 25-26 Maret 2019
3 Asesmen Akreditasi Awal
KNAPPP di BRPBAPPP pada
tanggal 24-25 Juli 2018.
Telah dilakukan Asesmen Survailan
KNAPPP pada tanggal 2-3 Mei 2019.
Terdapat 10 temuan ketidaksesuain yang
terdiri dari 3 mayor dan 7 minor. Sebagian
besar hanya terkait administrasi di laboratorium
4 Tindak Lanjut Hasil
Ketidaksesuaian Hasil Assesmen KNAPPP
Semua Hasil Ketidaksesuaian Telah
Ditindaklanjuti pada tanggal 15 Juli 2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
67 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Gambar 3.17. SK Tim Sistem Manajemen Mutu KNAPPP
Gambar 3.18. Sertifikat KNAPPP
4. Komite Akreditasi Nasional (KAN) Laboratorium Terakreditasi
a. Diawali dengan penyusunan agenda tahunan kegiatan lab.
b. Penyusunan bobot target kegiatan Akreditasi Lab.
c. Pengadaan bahan kimia untuk analisa sampel dan validasi metode dan uji kompetensi
d. Penyusunan dan pembahasan Dokumen Sistem Manajemen Mutu Terintegrasi (ISO 9001 dan
ISO 17025) pada tanggal 1-2 Maret 2019 di Instalasi IPUW Barru.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
68 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
e. Pendaftaran Uji Profisiensi Lab Tanah tahun 2019, dengan Balai Penelitian Tanah (Balittanah)
Bogor sebagai Lab Provider.
f. Pendaftaran Uji Profisiensi Lab Nutrisi tahun 2019 dengan Balai Besar Industri Agro (BBIA)
Bogor sebagai Lab Provider
g. Pendaftaran online Re-Akreditasi ke KAN melalui KANMIS.
h. Upload data kelengkapan berkas dokumen untuk Re-Akreditasi 2019.
i. Pengadaan bahan kimia untuk analisa sampel pada sub kegiatan Akreditasi Laboratorium.
j. Penyelesaian proses analisis sampel uji profisinesi tanah dan pengiriman hasil uji tanah kepada
Lab Provider Balittanah Bogor.
k. Keikutsertaan Lab Nutrisi sebagai peserta Uji Profisiensi pada Lab BBIA Bogor untuk periode
Juli s/d Oktober 2019
l. Pelaksanaan Uji Banding Lab Patologi bersama dengan Lab Penguji BPBAP Takalar dan Lab
Penguji BBKIMP Makasar
m. Pengesahan kelengkapan dokumen Re-Akreditasi oleh KAN. Saat ini masih menunggu surat
resmi dari KAN mengenai Jadwal Pelaksanaan Re Asessmen, namun untuk sementara KAN
menjadwalkan pada bulan September 2019 dengan menetapkan dua orang Tim Asesor (Asesor
Kepala: Yus Maria Novelina S dari BBIA Bogor dan Asesor anggota: Dinamella Wahjuningrum
dari IPB Bogor).
n. Inisiasi permintaan penawaran Kalibrasi Alat kepada Lab Kalibrasi BPPMB Makasar dan Lab
Kalibrasi BBIA Bogor
o. Pelaksanaan Re-Asesmen ISO 17025 : 2017 di Laboratorium Penguji BRPBAP3 oleh 2 orang
Tim Asesor KAN pada tanggal 5 – 6 September 2019. Ditemukan 12 ketidaksesuaian dengan
kategori 2. Ringkasan temuan menunjukkan bahwa Laboratorium telah membuat dokumen
sistem mutu sesuai ISO 17025 : 2017, namun ada beberapa persyaratan yang perlu ditingkatkan
oleh laboratorium diantaranya :
Peningkatan pemahaman terhadap persyaratan dan butir-butir ISO 17025 : 2017 kepada
seluruh personil laboratorium.
Pengendalian dokumen (sebagai contoh, lembar kerja masih belum dibuat secara unik untuk
membedakan antara pengujian satu dengan lainnya).
Peningkatan pemahaman evaluasi perhitungan ketidakpastian pengukuran batas waktu
tindak lanjut (perbaikan) temuan ketidaksesuaian diterima oleh KAN paling lambat tanggal 4
November 2019.
p. Pelaksanaan Kaji Ulang Dokumen ISO 17025: 2017 oleh Tim SMMT pada tanggal 17 September
2019
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
69 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
q. Tindak lanjut (perbaikan I) temuan ketidaksesuaian telah dimuat di KANMIS tanggal 23 Oktober
2019 dan Verifikasi I oleh Tim Asesor KAN
r. Sosialisasi Hasil Kaji Ulang Dokumen ISO 17025: 2017 oleh Koordinator Mutu ISO 17025 pada
tanggal 31 Oktober 2019
s. Verifikasi Tindakan Perbaikan II tanggal 13 November 2019 dan hasil verifikasi oleh Tim
Asesor telah memenuhi (100%)
t. Pelaksanaan Kalibrasi Alat-Alat Laboratorium (35 unit) oleh Lab Kalibrasi BSPMB Makasar
pada tanggal 5 – 6 November 2019 (100%)
u. Pelaksanaan Audit Internal SMMT ISO 9001: 2015 dengan ISO 17025: 2017 pada tanggal 7 – 13
November 2019 di BRPBAPPP Maros (100%)
v. Pelaksanaan Kalibrasi Alat-Alat Laboratorium (sebanyak 6 unit) oleh Lab Kalibrasi BBIA Bogor
pada tanggal 11 Desember 2019 (100%)
w. Pelaksanaan Tinjauan Manajemen SMMT ISO 9001: 2015 dengan ISO 17025: 2017 pada tanggal
10 Desember 2019 (100%)
x. Progres Re Assesmen Laboratorium Penguji, verifikasi tindakan perbaikan oleh Tim Asesor
sudah memenuhi, dan saat ini masih menunggu hasil Rapat PANTEK untuk mendapatkan
rekomendasi status akreditasi yang baru (100 %)
Gambar 3.19. Sertifikat Akreditasi untuk Lab BRPBAPPP
Gambar 3.20. Dokumentasi Akreditasi Laboratorium
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
70 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
5. Pengadaan Belanja modal Dukungan anggaran dari pusat untuk pengadaan sapras litbang difokuskan pada pengadaan
sarana infrastruktur beberapa tahun terakhir. Sebagian kecil dialokasikan untuk pengadaan
peralatan. Namun perlu diperhatikan dalam proses pengganggaran tersebut bahwa BRPBAP3
Maros merupakan balai riset yang memiliki instalasi penelitian yang aktif digunakan sebagai
lokasi penelitian. Instalasi penelitian tersebut yaitu: Instalasi Tambak Percobaan di Kabupaten
Takalar, Instalasi Tambak Percobaan di Maranak Kab Maros, dan Instalasi Pembenihan Udang
Windu di Kab Barru. Selain itu di kantor utama BRPBAP3 di Maros terdapat laboratorium
penguji yaitu: laboratorium nutrisi, bioteknologi, kualitas air, kesehatan ikan dan lingkungan,
laboratorium tanah yang sudah terakreditasi Komisi Akreditasi Nasional ISO 17025:2008
dengan ruang lingkup sebanyak 21 parameter. Dari ekspose sarana diatas, maka tentunya
kebutuhan sapras litbang berupa peralatan membutuhkan kuantitas yang lebih banyak
dibandingkan Balai yang tidak memiliki instalasi yang aktif. Bahkan secara khusus di Instalasi
Tambak Percobaan di Takalar sudah ramai dikunjungi oleh pengelola dan manajer tambak
intensif disekitar lokasi tersebut untuk analisis sampel dari tambak mereka. Hal ini menjadi
suatu nilai tambah keberadaan instalasi tersebut sebagai rujukan para pengguna eksternal
selain memang digunakan secara rutin untuk kebutuhan internal.
Anggaran Sarana dan Prasarana Riset (belanja modal) BRPBAPPP Tahun anggaran 2019
sebesar Rp.2.278.000.000,- sampai bulan Desember 2019 realisasi Rp. 2.260.727.696,- (99,24%),
adanya peningkatan realisasi karena ada salah satu belanja modal yang telah selesai dan telah
dimanfaatkan oleh para taruna Poltek Bone bersama para gurunya yang datang ke Barru, yakni
: Pembangunan asrama. Sedangkan Belanja modal pada pembangunan tambak telah selesai juga
pada tanggal 29 november 2019.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
71 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
DOKUMENTASI BELANJA MODAL TA 2019
Gambar 3.21. Pembangunan Asrama
Gambar 3.22. Pembangunan Tambak Udang Windu
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
72 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BAB IV. PERMASALAHAN DAN REKOMENDASI IV.a. Permasalahan
Selama tahun anggaran 2019, ada beberapa permasalahan yang di hadapi BRPBAPPP dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, diantaranya adalah :
1. Pengadaan sarana dan prasarana BRPBAPPP pada Pengadaan Asrama sempat terkendala karena
adanya Adanya Masalah pada Aplikasi selama 1 minggu sehingga menghambat kinerja untuk
dilakukan tender.
2. Pengadaan sarana dan prasarana BRPBAPPP pada Pengadaan Tambak Udang Windu sempat
terkendala karena adanya dokumen CV. Wija Dwipa yang ditolak oleh PPK karena ada ketidak
sesuaian dokumen dari calon pemenang yang disampaikan oleh Pokja Pemilihan dengan Dokumen
yang di bawa oleh CV. Wija Dwipa tgl 11 juni 2019.
3. Adanya hasil pemeriksaan BPK terhadap IMB gedung bangunan BRPBAPPP. Tindaklanjutnya
adalah Membentuk tim serta melakukan koordinasi dengan BRSDM dan dinas terkait penerbitan
IMB.
IV.b. Rekomendasi
Untuk mengatasi permasalahan yang muncul, ada beberapa rekomendasi yang dapat dilakukan
untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, yaitu :
1. Pengadaan sarana dan prasarana BRPBAPPP pada Pengadaan Tambak Udang Windu telah
dilakukan perbaikan pada dokumen CV. Wija Dwipa yang ditolak oleh PPK karena ada ketidak
sesuaian dokumen dari calon pemenang yang disampaikan oleh Pokja Pemilihan dengan Dokumen
yang di bawa oleh CV. Wija Dwipa tgl 11 juni 2019.
2. Proses Hibah BMN berupa tanah ke Pemda Maros. Tindaklanjutnya melakukan koordinasi dengan
Pemda Maros dan KPKNL Makassar
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
73 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
BAB V. PENUTUP
Sampai dengan akhir bulan Desember, Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan
Penyuluhan Perikanan secara optimal berusaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam
rencana strategis. Berbagai keberhasilan kinerja yang telah dicapai pada tahun ini diharapkan dapat
dipertahankan dan lebih ditingkatkan pada tahun – tahun yang akan datang. Sementara untuk beberapa
program/kegiatan yang capaian kinerjanya belum mencapai target sebagaimana direncanakan akan
ditingkatkan kinerjanya pada tahun-tahun mendatang. Sehingga untuk mengoptimalkan tugas pokok dan
fungsi Balai, masih perlu dilakukan perbaikan sarana dan penambahan sarana penelitian selain itu
diperlukan dukungan seluruh SDM yang ada dan masyarakat sekitar, melalui pemanfaatan dan
pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan secara berkelanjutan.
Kami menyadari masih ada beberapa program kerja yang belum dapat diselesaikan pada tahun
ini sesuai dengan target yang diprogramkan. Dengan disusunnya Laporan Tahunan (Januari s.d.
Desember) 2019 ini diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada Pimpinan
maupun seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan fungsi BRPBAPPP, sehingga dapat memberikan
umpan balik guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya dalam rangka lebih memberikan manfaat
kepada masyarakat maupun kepada berbagai pihak yang berkepentingan.
BRPBAPPP Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dam Penyuluhan Perikanan Research Institiute For Coastal Aquaculture
74 Laporan Tahunan (Januari s.d. Desember) TA. 2019
Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau dan Penyuluhan Perikanan (BRPBAPPP)
Top Related