67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang,
Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang yang beralamat di Jalan
Mertokusumo, Desa Candirejo. Penelitian ini dilaksanakan pada
Semester 1 Tahun Pelajaran 2015/2016 pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Tuntang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
yang dilakukan pada mata pelajaran PKn dengan materi Ketaatan
Terhadap Perundang-undangan Nasional. Populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIII yang berjumlah 224 siswa, yang masing-
masing terdiri dari kelas VIII A sebanyak 32 siswa, kelas VIII B
sebanyak 32 siswa, kelas VIII C sebanyak 32 siswa, kelas VIII D
sebanyak 32 siswa, kelas VIII E sebanyak 32 siswa, kelas VIII F
sebanyak 32 siswa dan kelas VIII G sebanyak 32 siswa.
Sedangkan sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIII B
sebagai kelas eksperimen sebanyak 32 siswa dan kelas VIII F sebagai
kelas kontrol sebanyak 32 siswa. Sedangkan yang digunakan sebagai
kelas uji validitas instrumen adalah kelas VIII G sebanyak 32 siswa.
Dalam penelitian ini kelas eksperimen menggunakan metode TPS,
sedangkan kelas kontrol menggunakan metode diskusi kelompok.
68
Data jumlah siswa laki-laki dan perempuan dari masing-masing kelas
eksperimen, kontrol dan uji validitas tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 4.1
Data Subyek Penelitian SMP N 2 Tuntang Tahun Pelajaran 2015/2016
Subyek Penelitian Kelas
Jenis Kelamin Jumlah
Siswa L P
Kelas Eksperimen VIII B 16 16 32
Kelas Kontrol VIII F 18 14 32
Kelas Validitas VIII G 15 17 32
Jumlah Siswa Keseluruhan 96
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 oktober 2015 sampai
dengan tanggal 27 november 2015. Proses pembelajaran di kelas
eksperimen menggunakan metode TPS sedangkan di kelas kontrol
menggunakan metode diskusi kelonpok. Materi yang disampaikan dalam
pembelajaran tersebut yaitu “Ketaatan Terhadap Perundang-undangan
Nasional”. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam tiga kali
pertemuan dengan setiap kali pertemuan 2 X 40 menit.
69
4.3 Deskripsi Hasil Penelitian
4.3.1 Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Eksperimen
Data hasil belajar PKn di kelas eksperimen diperoleh setelah
diadakan postest. Sebelum diadakan postest siswa mendapat
perlakuan dengan menggunakan metode TPS dalam proses
pembelajaran PKn. Data hasil belajar siswa di kelas eksperimen
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2
Frekuensi Hasil Belajar PKn Kelas Eksperimen
Frekuensi Kelas Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 64 3 9.4 9.4 9.4
68 6 18.8 18.8 28.1
72 5 15.6 15.6 43.8
76 4 12.5 12.5 56.3
80 5 15.6 15.6 71.9
84 3 9.4 9.4 81.3
88 2 6.3 6.3 87.5
92 3 9.4 9.4 96.9
96 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas jumlah frekuensi data kelas eksperimen
sebanyak 32 dengan nilai 96 diperoleh 1 siswa, nilai 92 diperoleh 3
siswa, nilai 88 diperoleh 2 siswa, nilai 84 diperoleh 3 siswa, nilai 80
diperoleh 5 siswa, nilai 76 diperoleh 4 siswa, nilai 72 diperoleh 5
siswa, nilai 68 diperoleh 6 siswa, dan nilai 64 diperoleh 3 siswa.
70
Tabel 4.3
Tabel Statistik Kelas Eksperimen
N Valid 32
Missing 0
Mean 77.00
Median 76.00
Mode 68
Std. Deviation 9.144
Variance 83.613
Range 32
Minimum
Maximum
Sum
64
96
2464
Sementara berdasarkan tabel statistik kelas eksperimen di atas
menunjukkan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan
menggunakan metode TPS nilai rata-rata atau mean sebesar 77,00.
Untuk nilai tengah atau mediannya adalah 76,00, sedangkan nilai
yang paling sering keluar adalah 68. Adapun simpangan baku atau
standar deviation adalah 9.144 dan memiliki rentang skor yang
merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan terendah diperoleh
rentang skor 32. Sedangkan nilai terendah adalah 64 dan nilai
tertinggi 96. Untuk jumlah hasil belajar PKn kelas eksperimen
adalah 2464.
71
4.3.2 Data Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Kontrol
Data hasil belajar PKn di kelas kontrol diperoleh setelah diadakan
postest. Sebelum diadakan postest siswa mendapat perlakuan dengan
menggunakan metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran
PKn. Data hasil belajar siswa di kelas kontrol dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut :
Tabel 4.4
Frekuensi Hasil Belajar PKn Kelas Kontrol
Frekuensi Kelas Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 58 3 9.4 9.4 9.4
60 5 15.6 15.6 25.0
64 4 12.5 12.5 37.5
68 4 12.5 12.5 50.0
72 4 12.5 12.5 62.5
74 2 6.3 6.3 68.8
76 3 9.4 9.4 78.1
78 2 6.3 6.3 84.4
80 2 6.3 6.3 90.6
84 2 6.3 6.3 96.9
90 1 3.1 3.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
Berdasarkan tabel di atas jumlah frekuensi data kelas kontrol
sebanyak 32 dengan nilai 90 diperoleh 1 siswa, nilai 84, 80, 78
masing-masing diperoleh 2 siswa, nilai 76 diperoleh 3 siswa, nilai 74
diperoleh 2 siswa, nilai 72, 68, 64 masing-masing diperoleh 4 siswa,
nilai 60 diperoleh 5 siswa, dan nilai 58 diperoleh 3 siswa.
72
Tabel 4.5
Tabel Statistik Kelas Kontrol
N Valid 32
Missing 0
Mean 70.00
Median 70.00
Mode 60
Std. Deviation 8.740
Variance 76.387
Range 32
Minimum
Maximum
Sum
58
90
2240
Sementara berdasarkan tabel statistik kelas kontrol di atas
menunjukkan kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan
menggunakan metode diskusi kelompok nilai rata-rata atau mean
sebesar 70,00. Untuk nilai tengah atau mediannya adalah 70,00,
sedangkan nilai yang paling sering keluar adalah 60. Adapun
simpangan baku atau standar deviation adalah 8.740 dan memiliki
rentang skor yang merupakan selisih nilai siswa tertinggi dan
terendah diperoleh rentang skor 32. Sedangkan nilai terendah adalah
58 dan nilai tertinggi 90. Untuk jumlah hasil belajar PKn kelas
kontrol adalah 2240.
73
4.3.3 Perbandingan Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Perbedaan hasil antara metode pembelajaran TPS dan metode
diskusi kelompok dapat dilihat dari perbedaan rata-rata kedua kelas
tersebut. Dalam penelitian ini dilakukan analisis deskriptif untuk
memberikan gambaran data minimum, maksimum, mean dan standar
deviasi yang digambarkan dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.6
Hasil Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std.
Deviation
Eksperimen 32 64 96 77.00 9.144
Kontrol 32 58 90 70.00 8.740
Valid N (listwise) 32
Berdasarkan tabel diatas diketahui data kelas kontrol dengaan jumlah
siswa (N) sebanyak 32, mempunyai nilai rata-rata hasil belajar
sebesar 70,00 dengan hasil belajar minimum sebesar 58 dan
maksimum 90, serta standar deviasinya sebesar 8,740. Sedangkan
untuk kelas eksperimen dapat dilihat bahwa jumlah siswa (N)
sebanyak 32, mempunyai nilai rata-rata hasil belajar sebesar 77,00
dengan hasil belajar minimum sebesar 64 dan maksimum 96,
sedangkan standar deviasinya sebesar 9,144. Jadi berdasarkan nilai
rata-rata, nilai kelas eksperimen yang menggunakan metode TPS
lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan
74
metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran (77,00>70,00)
dengan selisih rata-rata 7.
4.4 Uji Prasyarat Analisis Data
4.4.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data yang diperoleh
dari sampel merupakan data sampel yang berdistribusi normal atau
tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Adapun hasil uji normalitas dapat dilihat
berdasarkan tabel berikut :
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol SMP N 2 Tuntang
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
nilai Eksperimen .145 32 .084 .940 32 .075
Kontrol .129 32 .192 .947 32 .120
a. Lilliefors Significance Correction
Data dikatakan terdistribusi normal bila nilai signifikansinya lebih
dari 0,05 (signifikansi > 0,05). Berdasarkan uji normalitas
Kolmogorov-Smirnov di atas, pada taraf signifikansi diketahui nilai
signifikansi kelas eksperimen sebesar 0.084 atau lebih besar dari
0,05 (0,084 > 0,05), maka signifikansinya normal dan untuk nilai
signifikansi kelas kontrol sebesar 0.192 atau lebih besar dari 0,05
(0,192 > 0,05). Dengan demikian data yang diperoleh dari sampel
kelas eksperimen dan kelas kontrol merupakan data yang
75
berdistribusi normal. Berikut ini adalah diagram uji normalitas kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Grafik 4.1
Hasil Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Grafik 4.2
Hasil Uji Normalitas Kelas Kontrol
76
4.4.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah dua kelompok
sampel dalam penelitian berasal dari populasi yang mempunyai
variansi sama atau tidak. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai
signifikansinya > 0,05 maka data berasal dari populasi yang
variansinya sama atau homogen. Tetapi, jika nilai signifikansinya <
0,05 maka data berasal dari populasi yang variansinya tidak sama
atau berbeda atau heterogen.
Tabel 4.8
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variance
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
Nilai Based on Mean .241 1 62 .625
Based on Median .284 1 62 .596
Based on Median and
with adjusted df .284 1 61.986 .596
Based on trimmed mean .254 1 62 .616
Berdasarkan tabel pada baris Based on Mean kolom signifikansi
diketahui bahwa nilai signifikansi dari data penelitian sebesar 0,625.
Karena hasil perolehan pengujian ini lebih besar dari yang telah
ditetapkan yaitu 0,05 (0,625 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
kedua kelompok kelas eksperimen dan kontrol mempunyai variansi
yang sama atau homogen.
77
4.4.3 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
4.4.3.1 Analisis Data
Dalam penelitian ini teknik statistik yang digunakan adalah
Statistik “Parametrik”. Statistik Parametrik digunakan untuk
menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji
ukuran populasi melalui data sampel (Sugiyono, 2012 : 36).
Maka analisis data menggunakan “Teknik Analisis Ttes(uji) atau
uji T”. Teknik analisis ini digunakan dalam penelitian
komparasional yang melakukan perbandingan antar dua
variabel, yaitu apakah memang secara signifikan dua variabel
yang sedang diperbandingkan atau dicari perbedaannya itu
memang berbeda atau tidak.
4.4.3.2 Pengujian Hipotesis
Berdasarkan uji normalitas dan uji homogenitas maka langkah
selanjutnya dilakukan analisis data menggunakan uji
Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS 16.00. Uji
Independent Sample T-test ini digunakan untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kedua
kelompok kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dan
untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh yang
signifikan antara metode pembelajaran TPS dengan metode
diskusi kelompok terhadap hasil belajar PKn, yang disajikan
dalam tabel sebagai berikut :
78
Tabel 4.9
Hasil Analisis Uji Independent Sample T-Test
Hasil Belajar PKn Kelas VIII SMP N 2 Tuntang Tahun 2015/2016
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
Post test kelas
eksperimen
kontrol
F Sig. T Df
Sig.
(2-
tailed)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Nilai Equal
variances
assumed
.046 .832 3.130 62 .003 7.000 2.236 2.530 11.470
Equal
variances not
assumed
3.130
61.87
4
.003 7.000 2.236 2.530 11.470
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai signifikansi Sig. (2-tailed) adalah
0,003. Dengan probabilitas signifikansi 0,003 < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya, bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara hasil belajar yang menggunakan
metode TPS (kelas VIII B) dan metode diskusi kelompok (kelas VIII F).
4.5 Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara kelompok siswa kelas eksperimen
(metode TPS) dan kelompok siswa kelas kontrol (metode diskusi
kelompok) terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VIII.
79
Dalam penelitian ini pada awal proses pembelajaran guru
menyampaikan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan siswa serta
memberikan motivasi kepada siswa. Pembelajaran di kelas eksperimen
(kelas VIII B) menggunakan metode TPS dengan langkah-langkah
sebagai berikut yaitu guru membagi kelompok dan setiap kelompok
terdiri dari empat siswa, lalu guru memberikan tugas untuk masing-
masing kelompok, masing-masing anggota kelompok ditugaskan untuk
memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri-sendiri terlebih
dahulu, setelah itu kelompok membentuk anggota-anggotanya secara
berpasangan, setiap pasangan mendiskusikan hasil pengerjaan
individunya. Kedua pasangan lalu bertemu kembali dalam kelompoknya
masing-masing untuk menshare hasil diskusinya. Setelah itu masing-
masing kelompok menshare/mempresentasikan hasil diskusinya.
Kemudian, guru melakukan evaluasi dan penutup. Pembelajaran
menggunakan metode TPS ini dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan
setelah itu dilakukan post test.
Sedangkan pada kelas kontrol (kelas VIII F) proses pembelajaran
menggunakan metode diskusi kelompok. Proses pembelajaran dimulai
dengan guru menyampaikan tujuan dan kegiatan yang harus dilakukan
siswa serta memberikan motivasi kepada siswa. Selanjutnya guru
menyampaikan materi yang akan didiskusikan, kemudian guru membagi
kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari empat siswa, masing-
masing siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing, setiap anggota
80
diharapkan berpartisipasi aktif, kemudian tiap kelompok diskusi
melaporkan hasil diskusinya dan guru melakukan evaluasi dan penutup.
Pembelajaran menggunakan metode diskusi kelompok ini juga dilakukan
sebanyak tiga kali pertemuan setelah itu dilakukan post test.
Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis pada kedua kelompok
tersebut untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
Berdasarkan analisis uji hipotesis terlihat bahwa terdapat perbedaan hasil
belajar siswa yang menggunakan metode TPS dengan metode diskusi
kelompok. Hal tersebut ditujukan pada uji t dengan bantuan SPSS 16.00,
dengan nilai signifikansi Sig. (2-tailed) adalah 0,003.Dengan probabilitas
signifikansi 0,003 < 0,05 , maka dapat disimpulkan bahwa : ada
perbedaan pengaruh yang signifikan antara metode TPS dan diskusi
kelompok terhadap hasil belajar PKn siswa kelas VIII SMP N 2 Tuntang.
Hasil belajar PKn di kelas eksperimen yang diberi perlakuan
menggunakan metode TPS menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil
belajar sebesar 77 dari 32 siswa dengan nilai maksimal yang diperoleh
siswa sebesar 96 dan nilai minimal sebesar 64 dengan standar deviasi
sebesar 9,144. Sedangkan hasil belajar kelas kontrol yang diberi
perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok mempunyai nilai rata-
rata hasil belajar sebesar 70 dengan nilai maksimal yang diperoleh siswa
sebesar 90 dan nilai minimal sebesar 58 dengan standar deviasi sebesar
8,740. Dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar PKn kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan dengan nilai kelas kontrol. Hal ini
81
menunjukkan bahwa siswa yang diberi perlakuan menggunakan metode
TPS hasil belajar PKn lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi
perlakuan menggunakan metode diskusi kelompok. Selisih rata-rata kelas
eksperimen dan kelas kontrol adalah sebesar 7.
Secara teoritis metode TPS merupakan jenis pembelajaran
kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
dalam meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan (Trianto, 2011 :
81). Kelebihan metode ini antara lain melibatkan seluruh peserta didik
dalam kegiatan belajar karena siswa dituntut untuk bekerja sendiri dan
bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan secara teoritis metode
diskusi kelompok merupakan suatu cara penyajian bahan pelajaran di
mana guru memberi kesempatan kepada para siswa (kelompok-kelompok
siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan
pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan atas suatu masalah (Hasibuan dalam Tukiran, 2011 : 23).
Kelebihan metode ini antara lain sama-sama melibatkan semua siswa
secara langsung dalam proses pembelajaran, melatih siswa menghadapi
masalah secara berkelompok dan berpikir bersama memecahkan masalah
yang mereka hadapi serta mengambil keputusan. Hal yang dikemukakan
tersebut terjadi di tempat penelitian pada kedua kelas yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kedua kelas ini diberikan materi yang
sama, alokasi waktu yang sama dan soal-soal pos test yang sama. Namun
pembelajaran di kelas eksperimen yang menggunakan metode TPS lebih
82
baik hasil belajarnya dibanding dengan kelas kontrol yang menggunakan
diskusi kelompok. Keunggulan pada kelas eksperimen yang
menggunakan metode TPS yaitu seluruh siswa dalam kegiatan belajar
aktif, keaktifan siswa dalam hal ini yaitu masing-masing siswa
dipaksakan untuk mengemukakan ide, gagasan dan pendapatnya dalam
menyelesaikan suatu permasalahan yang diberikan oleh guru.
Selanjutnya, gagasan dan pendapatnya disampaikan kepada teman
pasangannya setelah itu baru disharekan dalam kelompok itu untuk
diambil satu kesimpulan jawaban yang dianggap paling benar dari
permasalahan tersebut, dengan begitu siswa dapat bekerja sendiri dan
bekerja sama dengan siswa lain. Dengan dipaksakan siswa untuk berpikir
secara individu di dalam kelompok dan adanya kerjasama pada tahap
pair (berpasangan) yang maksimal maka hasil yang diperoleh siswa
dapat lebih optimal.
Sedangkan pada kelas kontrol melalui metode diskusi kelompok
hasilnya kurang baik karena jalannya diskusi hanya didominasi oleh
beberapa siswa yang menonjol saja, tidak semua siswa berani
mengemukakan pendapat. Hal ini sudah diantisipasi dengan cara
mengusahakan agar semua siswa berani mengemukakan pendapat dengan
cara guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk
memberi dorongan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan
mengusahakan supaya semua siswa mendapat giliran berbicara,
sementara siswa lain belajar mendengarkan pendapat temannya tetapi
83
hasilnya masih kurang baik karena tidak semua siswa dapat fokus pada
kegiatan pembelajaran.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dyah
Ayu Nur “Komparasi Metode Team Group Tournament (TGT) dan
Metode Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas
IX SMP Negeri Kebakkramat”. Hasil penelitian menunjukkan : Terdapat
perbedaan penggunaan metode TGT dan TPS terhadap hasil belajar IPS
siswa kelas IX IPS SMP Negeri Kebakkramat. Hal ini dapat dilihat dari
hasil analisis data yang menunjukkan rata-rata kelas metode TGT sebesar
77,41 dan rata-rata kelas metode TPS sebesar 82,41 di mana selisihnya
sebesar -4,90 dengan signifikansi 0,000 (sangat signifikan). Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dita Wahyu Tri
Utamaningsih yang berjudul “Upaya Peningkatan Prestasi Belajar PKn
Melalui Metode Pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) Bagi Siswa Kelas
VII C SMP N 3 Prambanan Tahun Ajaran 2009/2010”. Dalam penelitian
skripsinya diungkapkan bahwa metode pembelajaran Think-Pair-Share
(TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas VII C SMP N 3
Prambanan Tahun Ajaran 2009/2010. Dari hasil penelitian tersebut
bahwa selama proses pembelajaran peserta didik dapat berpikir secara
individu dan dapat berdiskusi secara berpasangan sehingga peserta didik
dapat bekerja sama secara maksimal sehingga materi pokok yang
diajarkan dapat dikuasai dengan baik.
Top Related