70
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Desa Surodadi
a. Wilayah Geografis
Berdasarkan letak geografis, Desa Surodadi merupakan salah
satu desa yang terletak di Kecamatan Gajah dan merupakan desa
paling ujung selatan yang berbatasan dengan kecamatan Dempet
kabupaten Demak. Desa yang berada di wilayah Kecamatan Gajah,
Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah. Desa Surodadi memiliki
Luas 201 Ha, memiliki batas wilayah, diantaranya:1
1) Sebelah timur : Desa Kebonsari dan Desa Kramat
2) Sebelah selatan: Desa Kuwu, Desa Kedongori, dan Desa Kebonsari
3) Sebelah barat : Desa Jatisono, dan Desa Kuwu
4) Sebelah utara : Desa Kramat dan Desa Jatisono
Adapun letak gografis Kecamatan Gajah dengan Kabupaten
Demak berjarak kurang lebih 10 Km.
Secara administratif wilayah Desa Surodadi terdiri dari 10 RT
dan 2 RW. Desa Surodadi merupakan daratan rendah dengan luas 201
Ha, yang sebagian besar wilayahnya adalah areal persawahan. Iklim
Desa Surodadi sama dengan daerah-daerah lain di Indonesia yaitu
iklim dan dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Berdasarkan iklim yang dimiliki, sumber daya alam di Desa
Surodadi lebih dominan pada sektor petanian karena mempunyai
pengaruh langsung dengan aktifitas pertanian dan pola tanam di desa.
Berdasarkan iklim yang dimiliki Desa Surodadi, maka tak heran jika
banyak di jumpai areal persawahan yang membentang mengelilingi
desa. Iklim ini sangat mendukung dalam pertanian jika dapat
dimanfatkan sebaik mungkin. Hal ini juga memberikan banyak
1Dokumentasi Desa Surodadi, tanggal 25 Juli 2017.
71
manfaat bagi masyarakat desa khususnya dapat dijadikan sebagai salah
satu sumber mata pencaharian.
b. Demografi
Berdasarkan Data Admistrasi Pemerintah Desa Surodadi,
jumlah penduduk Desa Surodadi sampai akhir Bulan Februari 2017
tercatat secara administrasi berjumlah 1863 jiwa dengan jumlah kepala
keluarga 544. Penduduk laki-laki berjumlah 937 jiwa, sedangkan
perempuan berjumlah 926 jiwa. Komposisi penduduk desa Surodadi
berdasarkan jenis kelamin ini dapat dilihat dalam tabel berikut:2
Tabel 4.1
Komposisi Penduduk Desa Surodadi
Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis kelamin Jumlah 1 Laki-laki 937 2 Perempuan 926
Jumlah 1863 Sumber: profil desa
c. Agama
Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia yang telah
memberikan petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan. Agama juga
sebagai penyeimbang kehidupan masyarakat di berbagai bidang sosial,
ekonomi, pendidikan, politik, ilmu pengetahuan, teknologi dan lain
sebagainya. Dimana masyarakat menjadikan agama sebagai dasar atau
acuan mereka dalam menjalani kehidupa bermasyarakat yang baik dan
tidak menyimpang dari norma-norma atau peraturan yang ada.
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, terdiri dari
berbagai suku, ras dan budaya, adat istiadat dan agama. Agama-agama
yang secara formal diakui pemerintah Indonsia adalah Islam, Kristen
Protestan, Kristen Katholik, Hindu dan Budha. Keberadaan agama-
agama tersebut dijamin oleh UUD 1945 pasal 29 dan penjelasanya
yang dengan tegas menjamin kemerdekaan penduduk untuk memeluk
2 Dokumentasi Desa Surodadi, tanggal 25 Juli 2017.
72
agama dan kepercayaanya itu. Atas dasar konstitusional ini, maka
semua agama dapat hidup dan berkembang dibawah lindungan Negara
Adapun agama yang dianut oleh masyarakat Desa Surodadi
secara keseluruhan adalah agama Islam. Komposisi penduduk Desa
Gajah berdasarkan agama yang dianut dapat di lihat dalam tabel
berikut: 3
Tabel 4.2
Komposisi Penduduk Desa Surodadi Berdasarkan Agama
No Agama Laki-laki Perempuan 1 Islam 937 926 Jumlah 1863
Sumber: profil desa
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, dapat diihat bahwa secara
keseluruhan masyarakat Desa Surodadi beragama Islam dengan jumlah
peemeluk sebanyak 1863 orang. Di Desa Surodadi terdapat 12
musholla dan 2 masjid. Masyarakatnya yang mayoritas beragama
Islam menjadikan Desa Surodadi sebagai desa yang agamis dan
menanamkan segala sesuatunya atas dasar keagamaan.
Kehidupan beragama masyarakat di Desa Surodadi cukup baik,
hal tersebut bisa terlihat dengan jumlah jamaah yang menghadiri
tempat ibadah pada tiap-tiap waktu shalat cukup banyak. Meskipun
terdapat 2 masjid dalam 1 desa, tetapi ukhuwah islamiyah di Desa
Surodadi tetap terjalin dengan baik. Di samping itu, terdapat beberapa
majlis talim ibu-ibu dan para remaja yang selalu aktif mengadakan
acara-acara keagamaan. Sedangkan untuk anak-anak, terdapat
Madrasah Diniyyah serta terdapat beberapa tempat belajar mengaji
yang diadakan dirumah guru-guru ngaji yang rutin mengadakan belajar
membaca al-Quran setiap harinya.
3 Dokumentasi Desa Surodadi, tanggal 25 Juli 2017
73
d. Pendidikan
Pendidikan melepaskan kita dari kungkungan pikiran kita dan
memaksa kita untuk berpikir dan mempertanyakan suatu hal. Hal ini
membuat kita sadar akan hak-hak kita di masyarakat. Pendidikan
membuat kita berwawasan luas. Pendidikan membentuk dasar dari
setiap masyarakat. Hal ini berkaitan dalam pertumbuhan ekonomi,
sosial, dan politik serta perkembangan masyarakat pada umumnya.
Pendidikan menanamkan pengetahuan, dimana membuat penemuan
dan menerapkannya untuk kemajuan masyarakat menjadi mungkin.
Pendidikan adalah satu hal yang penting dalam memajukan
tingkat kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan tingkat
perekonomian pada khususnya. Dengan tingkat pendidikan yang
tinggi, maka akan mendongkrak tingkat kecakapan. Tingkat kecakapan
juga akan mendorong tumbuhnya keterampilan kewirausahaan. Dan
pada giliranya mendorong munculnya lapangan pekerjaan baru.
Dengan sendirinya akan membantu program pemerintah untuk
pembukaan lapangan kerja baru guna mengatasi pengangguran.
Pendidikan biasanya akan dapat mempertajam sistematika fikir atau
pola fikir individu. Selain itu mudah menerima informasi yang lebih
maju.4
Untuk melihat taraf/tingkat pendidikan penduduk Desa
Surodadi jumlah angka putus sekolah serta jumlah siswa menurut
jenjang pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
4 Dokumentasi Desa Surodadi, tanggal 25 Juli 2017.
74
Tabel 4.3
Komposisi Penduduk Desa Surodadi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Laki-laki Perempuan 1 TIDAK/BLM SEKOLAH 184 173 2 BELUM TAMAT SD/SEDERAJAT 102 88 3 TAMAT SD/SEDERAJAT 280 325 4 SLTP/SEDERAJAT 218 240 5 SLTA/DESERAJAT 122 81 6 DIPLOMA I/II 5 2 7 AKADEMI/DIPLOMA III/SARJANA
MUDA 5 7
8 DIPLOMA IV/STRATA-I 21 10 Sumber: profil desa
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat dilihat bahwa prosentase
tingkat pendidikan penduduk desa Surodadi terkecil adalah DIPLOMA
I/II dimana hanya terdapat 7 orang yang terdiri dari 5 orang laki-laki
dan 2 orang perempuan dari keseluruhan penduduk desa.
Pada saat ini, seiring dengan pola pikir penduduk yang
lebih maju, maka kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan
secara umum terus meningkat. Kebutuhan akan pendidikan menjadi
salah satu alasan pendidikan menjadi prioritas untuk masyarakat saat
ini. Kenyataan tersebut dapat dilihat dari semakin besarnya jumlah
murid yang melanjutkan penididikan ke jenjang yang lebih tinggi.
e. Pekerjaan
Penduduk Desa Surodadi mempunyai mata pencaharian yang
beragam. Sebagian besar sumber mata pencaharian Desa Surodadi
adalah pada sektor pertanian yakni para petani. Petani merupakan
pekerjaan utama yang dipilih oleh masyarakat Desa Surodadi. Selain
sebagai petani, mastarakat Desa Surodadi ada yang berprofesi sebagai
75
karyawan swasta, pedagang, guru dan lain-lain. Jenis pekerjaan ini
dapat dilihat pada tabel 4.4.5
Tabel 4.4
Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
No Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah 1 Belum/Tidak Bekerja 207 192 399 2 Mengurus Rumah Tangga 1 99 100 3 Pelajar/Mahasiswa 141 110 251 4 Pensiunan 6 0 6 5 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 9 3 12 6 Kepolisisan RI (POLRI) 2 0 2 7 Perdagangan 5 5 10 8 Petani/Pekebun 261 292 553 9 Karyawan Swasta 31 20 51 10 Karyawan BUMN 1 0 1 11 Karyawan Honorer 1 0 1 12 Buruh Harian Lepas 4 1 5 13 Buruh Tani/Perkebunan 5 7 12 14 Tukang Kayu 1 0 1 15 Penata Rias 0 1 1 16 Guru 3 1 4 17 Bidan 0 2 2 18 Sopir 7 0 7 19 Pedagang 8 9 17 20 Perangkat Desa 3 0 3 21 Kepala Desa 2 0 2 22 Wiraswasta 233 177 410 23 Pekerjaan Lainya 6 7 13
Sumber: profil desa
Berdasarkan tabe 4.4 diatas, menunjukkan bahwa sebagaian
besar masyarakat desa Gajah bekerja sebagai petani/pekebun dan
wiraswasta, yang terdiri dari petani/pekebun laki-laki sebanyak 261
dan petani/pekebun perempuan sebanyak 292, sedangkan wiraswasta
laki-laki sebanyak 233 dan wiraswasta perempuan sebanyak 177. Hal
5 Dokumentasi Desa Surodadi, 25 Juli 2017.
76
ini disebabkan karena tersedianya lahan persawahan yang luas di Desa
Surodadi.
f. Pemerintahan Umum
Untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya
di sektor pemerintahan umum, Desa Surodadi telah sejak lama
memberikan pelayanan antara lain berupa pencatatan sipil/surat-surat
keterangan perkawinan yang telah teradministrasi dengan baik. Selain
itu guna memenuhi persyaratan administrasi perjanjian, juga secara
rutin telah memberikan surat keterangan usaha kepada warga
masyarakat desa maupun pihak lain yang akan membuka usaha di
Desa Surodadi . Pengadministrasian juga telah dilakukan dengan baik,
meskipun telah dilakukan penyempurnaan/perbaikan demi kepentingan
kearsipan.
Dalam hal melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari, di desa Surodadi sudah tersedia warung-warung.
Sedangkan untuk masalah ketentraman dan ketertiban desa menjadi
prioritas desa Surodadi. Hal itu dikarenakan dengan terjaminya
ketentraman dan ketertiban wilayah akan berdampak pula dengan
kondisi perekonomian masyarakat. Kerukunan/kegotong royongan dan
kehidupan yang layak bagi masyarakat desa Surodadi dan sekitarnya.
Kesemuanya itu akan berdampak positif terhadap perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pembangunan di desa Surodadi.6
Tabel 4.5
Nama Pejabat Wilayah Administrasi Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Muhamad Khaeroni Kepala Desa 2 Eko Supargiono Pelaksana tekhnis-jogoboyo 3 Abdul Karim Moden 4 Kenang Suyanto Ulu-ulu 5 Drs. Munjahid Sekertaris Desa
6 Dokumentasi Desa Surodadi, tanggal 28 Juli 2017.
77
6 Nur Abidin Kaur Pemerintahan dan Umum 8 Aries Hergianto Staf 9 Ahmad Shokib Zain Kaur Pembangunan dan Kesra 10 Sundari Staf 11 Darmanto Kaur Keuangan 12 Fitri Rusdiyana Tsani Staf
Sumber: profil desa
2. Gambaran Kelompok Tani di Desa Surodadi.
Kelompok tani di Desa Surodadi sudah ada sejak tahun 90an.
Kelompok tani berdiri di bawah naungan Gapoktan atau sering disebut
dengan gabungan kelompok tani. Sebanyak 476 Keluarga Petani, dengan luas
areal pertanian subur 186 Ha. Dibagi menjadi 4 (empat) Kelompok Tani
Gapoktan di Desa Surodadi disebut dengan Gapoktan Sido Makmur
yang membawahi beberapa kelompok tani, yaitu Sido Asih, Sido Tresno,
Sido Rukun, dan Rukun Santoso. Gapoktan pertama kali di ketuai oleh
Bapak Surip. Tetapi pada saat itu kelompok tani belum begitu pesat
perkembangannya serta belum maksimalnya organisasi tersebut
dikarenakan para pengurusnya juga sudah tidak produktif lagi, bahkan
sebagian besar ada yang sudah meninggal. Sehingga pada hari selasa, 01
April 2014 di selenggarakan rapat resufle pengurus Gapoktan Sido
Makmur serta pengurus Kelompok Tani Sido Asih, Sido Rukun, Sido
Tresno, dan Rukun Santoso yang bertempat di Balai Desa Surodadi
Kecamatan Gajah.
Pembentukan Gapoktan bertujuan untuk memperkuat
kelembagaan petani yang ada, sehingga pembinaan pemerintah kepada
petani akan terfokus dengan sasaran yang jelas. Gapoktan tersebut akan
senantiasa dibina dan di kawal hingga menjadi lembaga usaha yang
mandiri. Lembaga pendamping yang utama adalah Dinas Pertanian dimana
para penyuluh merupakan ujung tombak di lapangan. Dari sinilah berbagai
kegiatan pemerintah didistribusikan ke Kelurahan, dimana Gapoktan
selalu dilibatkan dalam setiap kegiatan yang memungkinkan. Diantaranya
program-program bantuan pemerintah seperti: penyaluran pupuk
78
bersubsidi, penyuluhan teknoloi pertanian, kredit usahatani bersubsidi, dan
program-program lain disalurkan. Petani yang ingin mendapat teknologi
baru dan berbagai program bantuan pemerintah harus menjadi anggota
kelompok atau anggota Gapoktan. Dengan demikian, peran keompok tani
tidak hanya sebagai media untk menyalurkan bantuan-bantuan pemerintah,
tetapi juga sebagai agen penerapan teknologi baru.
Salah satu program Gapoktan untuk meningkatkan hasil produksi
padi serta mensejahterakan para petani adalah dengan menggunakan
pendekatan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang bertujuan untuk
membatasi penggunaan insektisida sintetis. Penerapan PTT (Pengelolaan
Tanaman Terpadu) juga dipilih sebagai bentuk upaya untuk peningkatan
kualitas dan kuantitas hasil usaha tani, efisiensi biaya serta kesehatan
lingkungan tumbuh pertanaman dan lingkungan hidup. Serta penerapan
adopsi teknologi pertanian juga dilakukan sebagai bentuk upaya untuk
meningkatkan hasil panen.7
Nama-nama kepengurusan Gapoktan Sido Makmur dan Pengurus
Kelompok Tani di Desa Surodadi:8
Tabel 4.6
Nama Kepengurusan Gapoktan Sido Makmur
Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Ahmad Shokib Zain Ketua 2 Sukri Sekretaris 3 Masruri Bendahara
Sumber data: Arsip UPK Kecamatan Gajah
7 Observasi Kelompok Tani Desa Surodadi, tanggal 28 Juli 2017. 8 Dokumentasi Kelompok Tani Desa Surodadi, tanggal 28 Juli 2017.
79
Tabel 4.7
Nama Kepengurusan Kelompok Tani Sido Asih
Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Rakimin Ketua 2 Suwito Sekretaris 3 Marian Bendahara
Sumber data: Arsip Kelompok Tani Desa Surodadi
Tabel 4.8
Nama Kepengurusan Kelompok Tani Sido Rukun
Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Hanafi Ketua 2 Darmanto Sekretaris 3 Loso Bendahara
Sumber data: Arsip Kelompok Tani Desa Surodadi
Tabel 4.9
Nama Kepengurusan Kelompok Tani Sido Tresno
Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Mustaghfirin Ketua 2 Nur Hasyim Sekretaris 3 Nur Abidin Bendahara
Sumber data: Arsip Kelompok Tani Desa Surodadi
Tabel 4.10
Nama Kepengurusan Kelompok Tani Rukun Santoso
Desa Surodadi
No Nama Jabatan 1 Rakimin Ketua 2 Suwito Sekretaris 3 Marian Bendahara
Sumber data: Arsip Kelompok Tani Desa Surodadi
80
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Data Tentang Kendala yang Dihadapi Para Petani di Desa Surodadi
Setelah peneliti melakukan observasi di Desa Surodadi Kecamatan
Gajah dan wawancara dengan beberapa responden. Dalam penelitian ini,
peneliti akan lebih fokus melihat tentang kendala yang dihadapi para
petani, dengan mengambil beberapa sampel peneliti mendapatkan
beberapa hasil temuan. Diantara hasil temuan peneliti yaitu beberapa
kendala yang selama ini dirasakan hampir sebagian besar petani di Desa
Surodadi, selanjutya peneliti memasukkan data-data berikut ini:
a. Persiapan Masa Tanam
Banyak hal yang perlu dipersiapkan sebelum masa tanam.
Beberapa agenda harus di rancang sebelum masa tanam tiba. Yang
pertama dilakukan adalah dengan di adakannya musyawarah pertanian
persiapan MT 1 (Masa Tanam) padi dan MT 2 padi. Pada hari Pada
hari Rabu, 30 September 2015 telah dilaksanakan musyawarah
pertanian persiapan MT 1 tingkat desa yang bertempat di Balai Desa
Surodadi Kecamatan Gajah. Rapat tersebut dihadiri kepala desa,
pengurus Gapoktan, pengurus poktan dan petani. Dengan agenda
musyawarah yaitu:
1.) Irigasi Pertanian
2.) Pengolahan Tanah
3.) Penyebaran
Pada hari Sabtu, 06 Pebruari 2016 telah di laksanakan rapat
persiapan MT 2 dengan hasil rapat yaitu:
1.) Persemaian di upayakan sebelum tanggal 10 Pebruari 2016
2.) Pembahasan jerami blower pada saat menjelang MT 2 di bentuk tim
3.) Traktor untuk segera di operasikan tanggal 10 September 2106
untuk sebelah utara jalan dan tanggal 12 Sepetember 2016 untuk
sebelah selatan jalan.9
9 Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017.
81
Kendala yang sering dihadapi para petani pada persiapan masa
tanam adalah yang pertama adalah masalah irigasi. Yang kedua,
Pengolahan tanah, pengolahan tanah disini maksudnya adalah traktor.
Biasanya sebelumnya diadakan rapat untuk membahas pembagian
wilayah bagi yang mempunyai traktor.. Yang ketiga, penyebaran yaitu
bagaimana memilih bibit yang unggul sehingga nantinya dapat
meningkatkan hasil panen.10
Dari data tersebut dapat dimaknai bahwa pada saat menjelang
masa tanam diadakan pertemuan yang membahas tentang kendala-
kendala yang dihadapi para petani. Diantaranya, yang pertama masalah
irigasi pertanian, hal ini berkaitan dengan bagaimanan cara agar air
dapat dialirkan di area persawahan. Yang kedua yaitu pengolahan
tanah yang berkaitan dengan bagaimana cara mengolah tanah agar
nantinya siap untuk di tanami. Yang ketiga yaitu penyebaran yang
berkaitan dengan pemilihan bibit unggul yang nantinya diharapkan
dapat meningkatkan hasil panen. .
b. Hama
Hama merupakan salah satu permasalahan yang sampai saat ini
menjadi fokus bagi para petani. Salah satu langkah yang dilakukan
dalam pemberantasan hama yaitu dengan mengadakan sosialisasi.
Sosialisasi dilaksanakan di balai desa pada hari Sabtu, 18 Oktober
2014 yang beragendakan sosialisasi penanganan hama tikus dan
perlindungan burung tito alba. Dengan hasil rapat yaitu:
1) Desa segera membuat Perdes yang mengatur tentang perlindungan
burung tito alba.
2) Memberi peringatan tertulis bagi yang memasang aliran listrik di
sawah.
10 Hasil Wawancara dengan Bapak Hanafi, Ketua Kelompok Tani Sido Rukun, 29 Juli
2017.
82
3) Mengadakan gropyokan tikus pada hari Senin, 20 Oktober 2014
secara bersama-sama.11
Sosialisasi yang telah dilaksanakan adalah sebagai bentuk
upaya yang dilakukan yakni sebagai bekal pegetahuan bagi para
petani. Sehingga para petani dapat menerapkan ilmu yang telah di
dapat dalam kehidupan nyata. 12
Dari data tersebut dapat dimaknai bahwa sosialisasi merupakan
cara yang dilakukan untuk memberi pengetahuan bagi para petani
dalam mengatasi kendala pada hama. Serta bentuk nyata gerakan
pemberantasan hama yaitu mengadakan gropyokan tikus.
c. Pupuk
Pada hari rabu, 24 Januari 2015 dilaksanakan rapat di balai
desa dengan agenda acara rapat persiapan masa tanam 2. Dengan hasil
rapat yaitu:
1) Sebaiknya persemaian mulai tanggal 10 Pebruari 2015.
2) Petani segera menyimpan pupuk.
3) Pemupukan pertama umur 1 minggu (UREA+ZA/
UREA+PONSKA).
4) Pemupukan kedua sebulan lebih.
5) Dianjurkan pupuk KCL umur 25-40 (KCL+UREA/ PONSKA).13
Pemilihan pupuk yang tepat sangat mempengaruhi hasil panen
padi. Jika tidak sesuai dengan kebutuhan dikhawatirkan akan
mengganggu tingkat produktivitas padi. Harga pupuk yang melambung
sangat memberatkan bagi para petani.14
Dari data tersebut dapat dimaknai bahwa pemilihan pupuk yang
sesuai dengan anjuran diharapkan dapat meningkatkan hasil panen.
11 Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017. 12 Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 30 Juli 2017. 13 Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017. 14 Hasil Wawancara dengan Bapak Hanafi, Ketua Kelompok Tani Sido Rukun, 29 Juli
2017.
83
Tetapi dengan harga pupuk yang melambung dapat memberatknan
para petani.
d. Panen
Pada hari Rabu, 14 Januari 2015 diadakan rapat di balai desa
dengan agenda acara penanganan panen padi MT 1 2015. Dengan hasil
rapat yaitu:
1) Tidak boleh blower di bawah pohon penghijauan.
2) Kawul blower tidak boleh di tengah jalan dan saluran air
3) Blower di tempat umum dan tanah hak milik orang lain di kenai
biaya.
4) Hari jumat pagi 16 Januari 2015 kerja bakti memperbaiki jalan
sarana tani15
Masa panen adalah saat yang begitu dinanti bagi para petani
maupun buruh tani di Desa Surodadi. Ini adalah akhir dari kerja keras,
ketekunan dan keuletan dalam bertani selama sekitar 4 bulan lamanya.
Namun ada beberapa kendala yang di temui dalam proses memanen
padi tersebut, baik yang disebabkan oleh manusia maupun cuaca.16
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa pada saat
panen terdapat beberapa kendala yang dihadapi, baik itu dari manusia
maupun cuaca. Beberapa peraturan juga dibuat pada saat panen.
e. Stabilitas Harga
Terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menstabilkan
harga padi. Hal ini juga menjadi masalah bagi penggarap, karena pada
saat panen harga-harga tersebut turun tentunya dapat mempengaruhi
besarnya keuntungan dan bahkan dapat juga menimbulkan kerugian,
tetapi pada saat tidak panen harga terjadi kelonjakan/naik.17
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa peran
pemerintah sangat dibutuhkan untuk dapat menstabilkan harga padi
15 Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017. 16 Hasil Wawancara dengan Bapak Mustaghfirin, Ketua Kelompok Tani Sido Tresno, 30
Juli 2017. 17 Hasil Wawancara dengan Bapak Arwani, masyarakat petani, 30 Juli 2017.
84
pada saat panen. Agar para petani tidak merasa dirugikan karena
adanya permainan harga.
2. Data Tentang Analisis SWOT pada Gapoktan Sido Makmur
a. Data Tentang Strenght (Kekuatan) pada Gapoktan Sido Makmur
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Gapoktan Sido
Makmur, terkait strenght (kekuatan) dari Gapoktan Sido Makmur,
yaitu:
Kekuatan pada Gapoktan sendiri yaitu penerapan kebijakan-
kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan seperti menerapkan
pendekatan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang mengusahakan
pertumbuhan tanaman sehat dan PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
yang mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu. Adanya
pembiayaan bagi para petani dengan adanya BLM PUAP. Adanya nilai
religi didalam Gapoktan Sido Makmur. Serta adanya adopsi teknologi
yang tepat dan efisien.18
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa kekuatan yang
ada pada Gapoktan Sido Makmur yaitu penerapaan kebijakan-kebijakan
yang sesuai dengan kondisi lingkungan seperti penerapan pendekatan
PTT dan PHT, adanya pembiayaan BLM PUAP bagi para petani,
adanya niliai religius didalam Gapoktan sehingga selain kepentingan
duniawi juga mementingkan kepentingan ukhrawi, Adopsi teknologi
yang tepat dan efisien. Selain itu terdapat juga pertemuan-pertemuan
rutin yang dilakukan di balai desa.19 .
b. Data Tentang Weakness (Kelemahan) pada Gapoktan Sido
Makmur
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Gapoktan Sido
Makmur, terkait weakness (kelemahan) dari Gapoktan Sido Makmur,
yaitu:
18
Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 30 Juli 2017. 19 Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017
85
Terbatasnya permodalan untuk pengembangan pertanian
mengakibatkan produktivitas para petani relatif rendah. Banyak dari
para petani yang tidak memiliki tempat untuk menyimpan hasil panen
mereka. Serta tingginya biaya untuk penggunaan teknologi juga
berpengaruh pada hasil panen para petani.20
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa yang menjadi
kelemahan Gapoktan Sido Makmur adalah terbatasnya permodalan para
petani, terbatasnya tempat-tempat penyimpanan bagi para petani,
tingginya biaya penggunaan teknologi pertanian. Selain itu, terbatasnya
manajemen administrasi dalam pembukuan Gapoktan Sido Makmur
juga menjadi kelemahan serta rendahnya pengetahuan petani mengenai
agribisnis.21 .
c. Data Tentang Opportunity (Peluang) pada Gapoktan Sido Makmur
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Gapoktan Sido
Makmur, terkait opportunity (peluang) dari Gapoktan Sido Makmur,
yaitu:
Sarana dan prasarana yang baik sangat mendukung untuk
menghubungkan antar wilayah. Tersedianya pasar terbuka khususnya
beras, tersedianya lembaga keuangan. Adanya pengusaha-pengusaha
yang mengolah padi dan memasarkan beras. Tersedianya teknologi
sesuai perkembangan zaman.22
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa yang menjadi
peluang yaitu sarana dan prasarana yang relatif baik, tersedianya pasar
terbuka khususnya beras menjadi peluang bagi para petani, tersedianya
lembaga keuangan yang sangat membantu para petani, adanya
pengusaha-pengusaha yang mengolah padi dan memasarkan beras yang
menyediakan sarana produksi, dan tersedianya teknologi pertanian yang
20
Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 31 Juli 2017. 21
Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017 22
Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 31 Juli 2017.
86
sesuai dengan perkembangan zaman dapat memudahkan para petani
dalam setiap kegiatan pertanian.23
d. Data Tentang Threat (Ancaman) pada Gapoktan Sido Makmur
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Gapoktan Sido
Makmur, terkait Threats (ancaman), yaitu:
Kenaikan harga sarana produksi, harga padi yang tidak menentu,
gagal panen yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit serta
bencana alam, adanya beras impor, dan juga tingginqa angka
kehilangan hasil panen menjadikan ancaman.24
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut dapat dimaknai bahwa
ancaman yang ada yaitu kenaikan harga sarana produksi khususnya
pupuk mengakibatkan para petani sulit untuk mengusahakan tanaman
padinya sesuai dengan rekomendasi pemerintah. Fluktuasi harga padi
pada saat terjadi panen raya. Gagal panen yang disebabkan oleh
serangan hama dan penyakit serta bencana alam seperti banjir dan
kemarau panjang. Adanya beras imporyang merupakan ancaman bagi
para petani. Tingginya angka kehilangan hasil panen oleh para petani.25
3. Data Tentang Bentuk Strategi untuk Meningkatkan Hasil Panen
Kelompok Tani
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di Gapoktan Sido
Makmur terkait dengan strategi untuk meningkatkan hasil panen kelompok
tani, yaitu:
Seperti yang sudah saya jelaskan tadi bahwa penerapan kebijakan-
kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan diantaranya penerapan
pendekatan PTT yaitu keuntungan yang diperoleh dalam pelaksanaan PTT
di antaranya hasil panen meningkat dan kualitas beras akan semakin baik,
penggunaan teknologi yang tepat berdasarkan lokasi tertentu akan
menurunkan biaya usaha padi bagi petani, dan menjaga kelestarian
23
Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017 24
Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 31 Juli 2017. 25
Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017
87
lingkungan petani dan sekitarnya sehingga lingkungan tidak mengalami
pencemaran dan kerusakan lahan karena penggunaan bahan kimia sangat
terbatas. Selanjutnya adalah penerapan PHT karena hampir setiap musim
terjadi ledakan hama pada pertanaman padi di Desa Surodadi, seperti
tikus, penggerak batang padi, wereng coklat.26
Berdasarkan data tersebut dapat dimaknai bahwa penerapan
kebijakan-kebijakan yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
padi salah satunya diatasi dengan pelaksanaan Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) serta penerapan PHT, untuk mengatasinya yaitu dengan
mempertimbangkan ekosistem, stabilitas, dan kesinambungan produksi
sesuai dengan tuntunan praktek pertanian yang baik dengan tujuan untuk
membatasi pengunaan insektisida sintetis dengan memperkenalkan konsep
ekonomi sebagai dasar penetapan pengendalian hama. Mengkombinasikan
pemberantasan hayati dengan pemberantasan kimiawi. Mengadakan
pertemuan-pertemuan rutin di balai desa, memasukkan nilai religi didalam
organisasi, memanfaatkan pasar terbuka, menerapkan adopsi teknologi
yang tepat dan efisien, dan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan
perkembangan zaman.27
C. Analisis Data Penelitian
1. Kendala yang Dihadapi Para Petani Di Desa Surodadi
Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis tentang kendala
yang dihadapi para petani di Desa Surodadi, maka dapat diketahui ada
beberapa kendala yang dihadapi oleh para petani. Yang pertama, kendala
pada saat persiapan masa tanam, di antaranya yaitu masalah irigasi
pertanian. Irigasi di Desa Surodadi merupakan tugas dari darmo tirto.
Irigasi adalah sistem untuk mengairi suatu lahan dengan cara membendung
sumber air. Irigasi biasa dimanfaatkan oleh para petani pada lahan
26
Hasil Wawancara dengan Bapak Ahmad Shokib Zain, Ketua Gapoktan, 31 Juli 2017. 27
Hasil Observasi Gapoktan Sido Makmur, tanggal 29 Juli 2017
88
persawahan untuk mengairi dan memberikan pasokan air di lahan
pertanian. Dahulu para petani dalam mengairi sawah mereka biasanya
dengan cara membendung parit-parit lalu menyalurkan ke lahan pertanian
mereka. Ada juga yang melakukan pengangkutan air menggunakan ember.
Namun cara tersebut sangatlah melelahkan dan di tambah lagi apabila
pada musim kemarau, maka cara tersebut tidak bisa dilakukan.
Namun sekarang para petani sudah tidak sulit lagi dalam mengairi
lahan pertanian mereka karena sudah adanya sistem irigasi yang akan
selalu menyalurkan sumber air yang tak pernah berhenti. Sistem irigasi ini
bisa di buka tutup. Sistem irigasi ini dibedakan menjadi dua macam, yaitu
Irigasi pompa adalah sistem air yang di salurkan dari lokasi yang rendah
ke lokasi yang tinggi dengan cara manual maupun mekanis dan irigasi
aliran adalah air di alirkan secara gravitasi dari sumber air ke tempat lahan
pertanian, sistem irigasi inilah yan sekaran digunakan oleh para petani
untuk mengairi ahan pertaniannya. Jadi pada intinya sistem irigasi ini
sangat bermanfaat sekali dalam bidang pertanian khususnya di Desa
Surodadi.
Selain irigasi ada juga pengolahan tanah, yang bertujuan untuk
mengubah sifat fisik tanah agar lapisan yang semula keras menjadi datar
dan berlumpur. Pengolahan tanah meliputi 3 fase, yaitu penggenangan
tanah sawah, membajak dan menggaru. Ketiga fase tersebut menggunakan
1/3 kebutuhan air dari total kebutuhan air selama pertumbuhan tanaman.
Pengolahan tanah dengan cara basah yaitu tanah sawah di bajak dalam
keadaan basah dan di garu memanjang dan menyilang sampai tanah
melumpur dengan baik. Pengolahan tanah paling lambat 15 hari sebelum
pemindahan bibit.
Setelah pengolahan tanah selanjutnya adalah penyebaran.
Penyebaran di sini berkaitan dengan pemakaian bibit unggul. Bibit unggul
merupakan bibit padi yang telah di uji coba menunjukkan bermacam-
macam keunggulannya jika dibandingkan dengan jenis lain. Di Desa
Surodadi petani menggunakan bibit padi varietas ciherang. Bibit padi
89
varietas ciherang dipilih karena merupakan salah satu varietas bibit yang
mempunyai banyak kelebihan. Beberapa kelebihan varietas ciherang
adalah menghasilkan beras yang pulen dan enak, mampu beradaptasi di
segala tempat kondisi alam, serta umurnya yang relatif lebih singkat.
Pemilihan bibit yang unggul merupakan salah satu langkah untuk
meningkatkan hasil penen padi para petani.
Biasanya sebelum tiba masa tanam diadakan rapat di balai desa
untuk membahas persiapan masa tanam. Dengan agenda musyawarah
yaitu irigasi pertanian , pengolahan tanah, dan penyebaran. Meskipun tidak
semua berjalan dengan lancar, karena tidak mudah menyatukan semua
opini menjadi satu. Tetapi ini adalah satu-satunya cara untuk menemukan
solusi dan jalan keluar sehingga di dapatkan kesepakatan bersama.
Yang kedua, yaitu kendala pada hama. Hama dan penyakit
merupakan musuh utama tanaman padi. Hama yang sering menyerang
tanaman padi para petani yaitu hama tikus, hama tikus biasa menyerang
pada batang muda (1-2 bulan). Gejalanya biasanya dapat dilihat dari
adanya tanaman padi yang roboh pada lahan pertanian dan serangan yang
paling hebat yaitu tidak adanya tanaman padi di lahan persawahan.
Pengendalian yang dilakukan yaitu dengan pergiliran tanaman, tanaman
serempak, sanitasi, mengadakan gropyokan, melepas musuh alami seperti
ular dan burung hantu (tito alba biasanya para petani di Surodadi
menyebutnya). Sedangkan penyakit yang sering menyerang padi para
petani di Desa Surodadi yaitu penyakit tungro yang disebabkan oleh
wereng hijau. Wereng hijau menyerang semua bagian tanaman sehingga
pertumbuhan tanaman kurang semprna, daun kuning hingga kecoklatan,
jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak
berisi. Bentuk pengendaliannya yaitu menanam padi yang tahan wereng.
Upaya pengendalian hama dan penyakit di Desa Surodadi yaitu dengan
mengadakan rapat atau musyawarah bersama yang biasanya akan di beri
arahan oleh penyuluh untuk sosialisasi penanganan hama dan penyakit
sehingga para petani bisa lebih terarah dalam mengambil langkah.
90
Yang ketiga, yaitu kendala pada pupuk. Untuk dapat meningkatkan
produksi padi, petani dituntut memberikan masukan pupuk dalam jumlah
yang relatif banyak. Namun pemerintah telah menghapuskan subsidi
pupuk secara menyeluruh pada tahun 1999. Hal ini mengakibatkan harga
pupuk urea, SP.36, KCI melambung tinggi sehingga sangat memberatkan
para petani. Jalan keluar untuk masalah tersebut adalah dengan mencoba
menyertakan pupuk alternatif yang diharapkan dapat mengurangi
peggunaan pupuk, seperti Urea, SP.36, dan KCL sampai 50% dari anjuran
BIMAS. Pupuk aternatif selain dapat meningkatkan pertmbuhan dan
produksi padi juga dapat memperbaiki sifat kimia dan biologi tanah serta
tidak mencemari lingkungan. Pupuk alternatif tersebut antara lain Floran,
Greener, dan Dekorgan, berupa pupuk organik cair yang mengandung hara
makro dan mikro lengkap dan berimban serta mengandung asam amino,
protein, hormon/enzim. Penyertaan pupuk organik cair ini dapat
meningkatkan mutu dan hasil padi.
Yang keempat, yaitu kendala pada saat panen, panen merupakan
saat yang sangat dinanti oleh para petani. Namun kadang banyak kendala
yang ditemui dalam proses memanen padi tersebut, baik yang disebabkan
oleh manusia maupun cuaca. Manusia menjadi faktor utama sebagai
kendala pada saat memanen padi. Ini dikarenakan jumlah orang yang
mencintai dunia pertanian semakin berkurang. Ditambah lagi sistem
pertanian yang dipakai belum semuanya mutlak sistem bertani secara
modern, akan tetapi semi modern. Banyak kegiatan-kegiatan yang masih
dilakukan secara manual, misalnya dalam memanen padi. Jika jumlah
orang semakin berkurang sedangkan jumlah area persawahan tetap, bisa
dibayangkan berapa waktu yang dibutuhkan untuk memanen satu hektar
sawah yang ada. Berkurangnya buruh tani ini disebabkan oleh generasi tua
sudah banyak yang meninggal, sedangkan generasi muda yang ada banyak
yang melakukan urbanisasi ke kota atau banyak yang memilih bekerja
selain di bidan pertanian. Jika hal ini dibiarkan dan sistem bertani masih
semi modern, maka bisa dibayangkan beberapa tahun yang akan datang
91
banyak area persawahan yang terbengkalai karena tidak ada yang
mengerjakannya.
Selain kendala dari manusia, ada juga cuaca. Tidak selamanya
panen jatuh pada musim kemarau, kadang jatuh pada musim penghujan.
Dengan banyaknya curah hujan, area persawahan menjadi semakin becek
dan banyak air. Keadaan ini mengakibatkan padi menjadi berat karena
adanya air ditambah lagi dengan adanya angin besar yang bisa membuat
padi jadi roboh. Jika padi roboh, di bawahnya banyak air dalam jangka
waktu 3-4 hari jika padi tidak segera di panen akan berakibat padi menjadi
kecambah atau bahkan busuk apabila belum begitu tua. Dan lebih parah
lagi biasanya buruh tani tidak mau memanen padi dengan keadaan padi
yang roboh. Dengan beberapa kendala tersebut maka diperlukan solusi
agar tidak merugikan para petani. Solusinya adalah dengan adopsi
teknologi yakni beralih ke pertanian modern sehingga pekerjaan lebih
cepat dan tidak memerlukan banyak tenaga manusia.
Yang kelima yaitu kendala stabilitas harga, harga padi/ beras
ditentukan oleh adanya permintaan dan penawaran. Namun harga ini tidak
mencerminkan harga yang sesungguhnya. Petani tidak dapat
memaksimalkan keuntungan dari produksi padinya karena tergantung dari
siklus alam. Permintaan cenderung tetap karena konsumsi beras tidak
begitu berubah dalam satu tahun, sedangkan penawaran tinggi apabila
kondisi alam mendukung untuk itu. Pada saat penawaran tinggi,
sedangkan permintaan tetap maka harga akan mengalami penurunan.
Harga seringkali lebih banyak ditentukan oleh pedagang, dan petani tidak
mempunyai daya tawar. Apabila pemerintah tidak melakukan kebijakan
publik, maka kesejahteraan petani sebagai produsen tidak akan terjamin.
2. Analisis SWOT pada Gapoktan Sido Makmur
Analisis SWOT merupakan identifikasi faktor-faktor internal dan
eksternal. Berdasarkan analisis data-data hasil pengamatan dan wawancara
pada Gapoktan Sido Makmur, maka dapat dilihat komponen kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancamannya. Berikut uraiannya:
92
a. Strenght (Kekuatan)
Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa kekuatan yang
dimiliki oleh gapoktan dalam meningkatkan hasil panen kelompok tani.
Kekuatan itu meliputi:
1) Kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan
Setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan
kondisi lingkungan. Diantaranya dengan menerapkan pendekatan
PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang mengusahakan
pertumbuhan tanaman sehat dan PHT (Pengendalian Hama Terpadu)
yang mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu.
Teknologi budidaya padi yang dianjurkan adalah teknologi yang
dirakit berdasarkan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu (PTT)
sebagai suatu pendekatan yang diyakini mampu mengoptimalkan
produktivitas. Secara sederhana PTT dapat diartikan sebagai suatu
pendekatan inovatif dalam pengelolaan tanaman dengan memadukan
sejumlah komponen teknologi dan sumberdaya sedemikian rupa
sehingga diperoleh hasil optimal, keuntungan maksimal dan
sumberdaya alam terjaga kelestariannya untuk menjamin pertanian
berkelanjutan.
Berdasarkan pengertian tersebut PTT tidak sekedar
meningkatkan produktivitas, tetapi mengupayakan agar sumberdaya
dan modal dimanfaatkan secara efisien untuk memperbesar
pendapatan. Pemanfaatan pupuk, pestisida, dan air, didasarkan pada
kebutuhan tanaman agar tidak menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan. PTT merupakan suatu pendekatan yang akan
mengembalikan tingkat hasil panen padi seperti semua karena
dengan PTT hasil padi dan kualitas padi meningkat, melalui
penggunaan teknologi yang tepat, biaya usahatani padi berkurang,
dan kesehatan serta kelestarian lingkungan tumbuh padi dan
lingkungan kehidupan menjadi terjaga. Model PTT bukan paket
teknologi yang tetap, tetapi merupakan pendekatan usaha tani yang
93
dinamis. Sehingga dapat memecahkan masalah setempat,
memelihara dan meningkatkan kesuburan tanah
Penerapan PTT padi di Desa Surodadi untuk penggunaan bibit
tanaman sudah semua petani menggunakan varietas ciherang. Dasar
pemilihan varietas tersebut adalah: memiliki potensi hasil tinggi,
memiliki ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu, memiliki
ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu, dan mengikuti
permintaan pasar. Penerapan PTT padi untuk komponen pemupukan
sesuai pemupukan berimbang berdasarkan Peraturan Menteri
Pertanian yaitu pupuk Urea sebanyak 250-350 kg/ha, Pupuk SP36
sebanyak 50-100 kg/ha, dan pupuk KCL sebanyak 50-100 kg/ha atau
menggunakan Pupuk Phonska sebanyak 150-250 kg/ha. .
Pengendalian hama terpadu mencegah masyarakat dari
ketergantungan terhadap pestisida kimia dengan pendekatan
berkelanjutan untuk mengelola hama dengan memadukan
sedemikian rupa berbagai aspek pengendalian. Pengendalian hama
terpadu sangat erat kaitannya dengan konsep pertanian
berkelanjutan. Pertanian berkelanjutan adalah pemanfaatan
sumberdaya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya tidak dapat
diperbaharui untuk produksi pertanian dengan menekan dampak
negatif terhadap lingkungan seminimal mungkin. Dampak negatif
dari ketergantungan terhadap pestisida, keamanan makanan, dan
kebutuhan akan pertanian berkelanjutan seara global menjadi
indikator berkembangnya pengendalian hama secara terpadu (PHT).
PHT pada tanaman padi dapat dilakukan dengan cara menggunakan
varietas tahan, pergiliran varietas antar musim, penggunaan musuh
alami, teknologi pengendalian hama padi dengan sistem integrasi
palawija pada pertanaman padi, serta pengendalian hama
berdasarkan ambang ekonomi.
Dengan penerapan pengendalian hama tanaman padi secara
terpadu, maka selain mendapatkan produksi yang tinggi,
94
menguntungkan secara ekonomi, serta produk yang aman
dikonsumsi, petani juga dapat menjaga keseimbangan ekosistem
secara berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan tujuan pertanian
berkelanjutan yaitu menguntungkan, ramah lingkungan, dan dapat
diterima masyarakat baik secara sosial dan ekonomi.
Prinsip dasar pengendalian hama terpadu yaitu dengan
mengidentifikasi secara pasti jenis dan populasi hama penyakit,
memperkirakan tingkat kerusakan/serangannya, dan menguasai
teknik-teknik pengendaliannya. Penerapan PHT padi di Desa
Surodadi baru dilakukan 65% petani. Hal ini disebabkan karena
masih banyak pola pikir para petani yang melindungi tanamannya
dari serangan hama dan penyakit meskipun sebenarnya tingkat
serangan hama dan penyakit masih rendah. Tetapi para petani tidak
berani mengambil risiko sehingga setiap ada serangan hama dan
penyakit meskipun masih di bawah batas ambang ekonomi, petani
akan segera melakukan pemberantasan dengan menggunakan
pestisida kimia.
Penerapan PHT di Desa Surodadi diantaranya meliputi
pengolahan tanah secara sempurna sebelum proses budidayan yang
dapat membunuh mikro organisme pengganggu, penanaman satu
bibit muda dengan jarak 30x30cm atau lebih yang dapat
menghambat perkembangan bakteri dan jamur, dan penggenangan
sawah selama beberapa hari bisa mematikan larva penggerak.
2) Pertemuan-pertemuan rutin di balai desa
Pertemuan-pertemuan rutin di Gapoktan yang biasa dilakukan setiap
menjelang masa tanam, panen, dan pasca panen yang bertempat di
balai desa.
3) Pembiayaan bagi para petani juga merupakan kekuatan yang cukup
signifikan karena dengan adanya BLM PUAP di dalam Gapoktan
Sido Makmur yang sangat membantu para petani, petani yang
semula hendak menjual tanamannya dengan sistem ijon akan
95
mengurungkan niatnya karena telah dapat meminjam uang dari
kelompok dengan jaminan tanamannya yang masih ada di lahan
sawahnya.
4) Dengan adanya nilai religius di dalam Gapoktan, para petani selalu
merasa di awasi dengan keberadaan Tuhan dalam setiap kegiatan
yang dilakukan. Beberapa nilai religius yang penting untuk
diterapkan dalam pengembangannya adalah menerapkan prinsip-
prinsip syariah dalam setiap kegiatan, rasa syukur terhadap produksi
tanaman yang didapatkan setiap panen, dan mengeluarkan zakat
maal sebagai bentuk pembersihan terhadap harta benda yang
dimiliki.
5) Adopsi teknologi yang tepat dan efisien
Pemilihan teknologi berdasarkan pada kebutuhan para petani.
Disesuaikan dengan kondisi para petani, baik dari segi ekonomi,
sosial, maupun finansial para petani.
b. Weakness (Kelemahan)
Kelemahan-kelemahan yang terlihat pada Gapoktan mencakup:
1) Terbatasnya kemampuan permodalan
Hampir 70% para petani mengatakan bahwa mereka mengalami
keterbatasan modal usahatani untuk pengembangan pertanian di
lahan sawahnya. Hal ini berhubungan dengan pupuk yang
dibutuhkan para petani. Akibatnya produktivitas tanaman padi yang
diusahakan para petani relatif rendah. Oleh karena itu, keterbatasan
modal merupakan kelemahan bagi para petani.
2) Terbatasnya manajemen administrasi
Administrasi dan pembukuan yang dilakukan masih sederhana,
belum sesuai dengan keadministrasian yang lengkap. Beberapa buku
yang dimiliki dimanfaatkan menjadi satu untuk pencatatan atau
mengadministrasikan keanggotaan, pinjaman dan pengembalian.
Seharusnya pencatatan tersebut harus dipisah-pisah supaya dapat
96
memudahkan. Oleh karena itu, administrasi yang terbatas merupakan
kelemahan.
3) Rendahnya pengetahuan petani mengenai agribisnis
Terbatasnya pengetahuan para petani terhadap agribisnis merupakan
salah satu kelemahan. Pengetahuan merupakan salah satu hal yang
sangat berpengaruh dalam meningkatkan produksi panen para petani.
4) Tidak adanya tempat-tempat yang memadai untuk menyimpan padi,
khususnya pada musim penghujan. Kondisi ini mengakibatkan para
petani harus segera menjual padinya untuk menghindari kerusakan.
Akibatnya para petani memperoleh harga yang rendah karena pada
saat itu terjadi penen raya dan harga padi menjadi rendah
5) Tingginya biaya penggunaan teknologi pertanian
Teknologi pertanian dengan biaya yang mahal juga menjadi kendala
dalam pemanfaatan teknologi yang ada. Dengan mahalnya biaya
tersebut menjadikan para petani sebagian ada yang memilih cara
manual yang membutuhkan waktu yang lebih lama, serta angka
kehilangan hasil panen lebih besar.
Tabel 4.11
Kekuatan dan Kelemahan pada Gapoktan Sido Makmur
No. Faktor Internal 1. Kekuatan
a. Kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan
b. Pertemuan-pertemuan rutin di balai desa c. Adanya pembiayaan/pinjaman di Gapoktan d. Nilai religi didalam organisasi e. Adopsi teknologi yang tepat dan efisien
2. Kelemahan a. Terbatasnya kemampuan permodalan b. Terbatasnya manajemen administrasi c. Rendahnya pengetahuan petani menganai
agribisnis d. Tidak adanya tempat yang memadai untuk
97
menyimpan padi e. Tingginya biaya penggunaan teknologi
pertanian.
c. Opportunity (Peluang)
Terdapat beberapa peluang di lingkungan eksternal Gapoktan Sido
Makmur terkait dengan peningkatan produktivitas padi. Peluang-
peluang tersebut meliputi:
1) Sarana dan prasarana transportasi yang relatif baik
Di lingkungan eksternal Gapoktan Sido Makmur terdapat sarana dan
prasarana transportasi yang sangat mendukung, diantaranya adalah
jalan utama yang menghubungkan antar wilayah kecamatan dan
kota. Selain itu sarana transportasi yang tersedia seperti mobil roda
empat juga sangat mudah untuk diperoleh baik untuk mengangkut
sarana produksi pertanian seperti benih, pupuk, dan pestisida serta
hasil-hasil pertanian. Bahkan sekarang terdapat jalan yang relatif
lebar pada akses persawahan.
2) Tersedianya pasar yang terbuka, khususnya beras
Pasar yang dimaksud adalah adanya permintaan beras yang cukup
tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di lingkungan
Desa Surodadi maupun wilayah di luar Desa Surodadi. Selain itu di
pasar-pasar seperti pasar tradisional, warung-warung dan
supermarket banyak ditemukan beras yang di datangkan dari luar
Kabupaten Demak. Ini berarti bahwa berapapun jumlah padi yang
dihasilkan oleh para petani pasti akan terserap di pasar meskipun
terkadang harganya kurang layak bagi para petani.
3) Tersedianya lembaga keuangan
Salah satu faktor eksternal yang merupakan peluang untuk
meningkatkan hasil panen adalah adanya lembaga keuangan
mikro/koperasi yang sangat membantu para petani dalam hal
pembiayaan atau pinjaman.
98
4) Adanya pengusaha-pengusaha yang mengolah padi dan memasarkan
beras
Terdapat sejumlah pengusaha yang mengolah padi dan memasarkan
beras termasuk yang menyediakan sarana produksi. Oleh karena itu,
keberadaan pengusaha-pengusaha ini merupakan salah satu peluang
yang dapat dimanfaatkan oleh para petani dalam meningkatkan nilai
tambah dari hasil usahataninya dan memudahkan untuk memperoleh
saran produksi.
5) Tersedianya teknologi pertanian sesuai perkembangan zaman
Dengan adanya teknologi pertanian yang sesuai dengan
perkembangan zaman, dapat memudahkan para petani dalam setiap
kegiatan pertanian. Dengan teknologi akan mempersingkat waktu
kerja, sehingga para petani juga akan memiliki lebih banyak waktu
luang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan lainnya,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani.
d. Threat (Ancaman)
Ancaman merupakan salah satu faktor eksternal yang dapat
melemahkan atau menghambat dalam meningkatkan hasil panen para
petani. Hasil wawancara dan survai dengan dengan para petani dan
pengurus secara bersama-sama ditemukan bahwa terdapat beberapa hal
yang merupakan ancaman di antaranya:
1) Kenaikan harga sarana produksi
Hasil penelitian diperoleh informasi bahwa harga sarana produksi,
khususnya pupuk (Urea, TSP dan KCL, dan Ponska) telah
mengalami kenaikan antara 10,00% sampai dengan 15,00%.
Kenaikan harga pupuk ini mengakibatkan para petani sulit untuk
mengusahakan tanaman padinya sesuai dengan rekomendasi
pemerintah.
2) Fluktuasi harga padi
Fluktuasi harga padi pada musim hujan dimana pada saat panen raya,
harga padi di Desa Surodadi mengalami penurunan karena pada saat
99
yang bersamaan wilayah di luar daerah Surodadi juga mengalami
panen raya.
3) Gagal panen yang disebabkan oleh serangan hama dan penyakit dan
bencana alam seperti banjir dan kemarau panjang.
Gagal panen yang dimaksudkan adalah suatu kondisi para petani
tidak dapat melakukan panen secara layak yang disebabkan oleh
adanya serangan hama dan penyakit serta bencana alam seperti
banjir dan kemarau panjang. Serangan hama yang pernah melanda
tanaman padi di Desa Surodadi adalah adanya hama tikus. Serangan
hama tikus sempat merugikan para petani karena banyaknya
tanaman padi yang tidak menghasilkan. Selain itu serangan penyakit
yang pernah menyerang tanaman padi di Desa Surodadi adalah
tungro yang juga menyebabkan para petani gagal panen.
4) Adanya beras impor
Salah satu faktor eksternal yang juga merupakan ancaman bagi para
petani adalah adanya impor beras. Konsekuaensi dari impor beras ini
adalah tetap menjaga harga padi agar tetap stabil. Padahal para
petani sangat membutuhkan adanya kenaikan harga padi karena para
petani menjual hasil panennya dalam bentuk padi. Rendahnya harga
padi menyebabkan pendapatan para petani juga semakin rendah. Jika
kondisi ini terus berlanjut, dikhawatirkan nantinya para petani tidak
akan mampu mempertahankan pekerjaan di sektor pertanian,
khususnya tanaman padi
5) Tingginya angka kehilangan hasil panen
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka
kehilangan hasil panen para petani. Diantaranya para petani sebagian
ada yang masih menggunakan alat sederhana secara manual dalam
memanen hasil pertaniannya, kurangnya pengetahuan petani tentang
teknologi yang mendukung pertaniannya, biaya yang tinggi
membuat para petani lebih memilih tidak menggunakan teknologi
modern.
100
Tabel 4.12
Peluang dan Ancaman pada Gapoktan Sido Makmur
No. Faktor Eksternal 1. Peluang:
a. Sarana dan prasarana transportasi yang relatif baik
b. Tersedianaya pasar yang terbuka, khususnya beras
c. Tersedianya lembaga keuangan d. Adanya pengusaha-pengusaha yang mengolah
padi dan memasarkan beras e. Tersedianya teknologi pertanian sesuai dengan
perkembangan zaman 2. Ancaman:
a. Kenaikan harga sarana produksi b. Fluktuasi harga padi c. Gagal panen d. Adanya beras impor e. Tingginya angka kehilangan hasil panen
3. Analisis Strategi Untuk Meningkatkan Hasil Panen Kelompok Tani di
Desa Surodadi
Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
eksternal (peluang dan ancaman), maka langkah selanjutnya yaitu
membuat analisis SWOT untuk faktor internal dan eksternal serta matriks
SWOT.
Tabel 4.13
Tabel IFAS. Analisis SWOT untuk Faktor Internal
pada Gapoktan Sido Makmur
Faktor internal strategi Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(axb)
Kekuatan (Strength)
a.Kebijakan-kebijakan yang 0,75 4 3
101
sesuai dengan kondisi
lingkungan
b.Pertemuan-pertemuan rutin di
balai desa
0,9 5 4,5
c.Adanya pembiayaan/ pinjaman
di Gapoktan
0,8 4 3,2
d.Nilai religi didalam organisasi 1 5 5
e.Adopsi teknologi yang tepat
dan efisien
0,85 4 3,4
Jumlah 4,3 22 19,1
Kelemahan (Weakness)
a.Terbatasnya kemampuan
permodalan
0,9 1 0,9
b.Terbatasnya manajemen
administrasi
0,7 3 2,1
c.Rendahnya pengetahuan petani
mengenai agribisnis
0,85 2 1,7
d.Tidak adanya tempat yang
memadai untuk menyimpan
padi
0,89 2 1,78
e.Tingginya biaya penggunaan teknologi pertanian
0,8 2 1,6
Jumlah 4,14 10 8,08
Total 8,44 32 27,18
Adapun bentuk analisis SWOT pada Gapoktan Sido Makmur dalam
bentuk eksternal dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
102
Tabel 4.14
Tabel EFAS. Analisis SWOT untuk Faktor Eksternal
pada Gapoktan Sido Makmur
Faktor Eksternal strategi Bobot
(a)
Rating
(b)
Skor
(axb)
Peluang (Opportunity)
a.Sarana dan prasarana transportasi yang relatif baik
0,85 5 4,25
b.Tersedianya pasar terbuka, khususnya beras
0,9 5 4,5
c.Tersedianya lembaga keuangan 0,8 4 3,2
d.Adanya pengusaha-pengusaha yang mengolah padi dan memasarkan beras
0,75 3
2,25
e.Tersedianya teknologi sesuai dengan perkembangan zaman
0,8 4 3,2
Jumlah 4,1 21 17,4
Ancaman (Threats)
a.Kenaikan harga sarana produksi
0,75 1 0,75
b.Fluktuasi harga produksi 0,7 2 1,4
c.Gagal panen 0,8 1 0,8
d.Adanya beras impor 0,7 2 1,4
e.Tingginya angka kehilangan hasil panen
0,85 1 0,8
Jumlah 3,8 7 5,15
Total 7,9 28 22,55
103
Keterangan:28
a. Bobot nilai
1) 1,00 = sangat penting
2) 0,75 = penting
3) 0,50 = standar
4) 0,25 = tidak penting
5) 0,10 = sangat tidak penting
b. Rating nilai
1) 5 = sangat baik
2) 4 = baik
3) 3 = netral (standar)
4) 2 = tidak baik
5) 1 = sangat tidak baik
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, perbandingan antara kekuatan
dan kelemahan pada tabel IFAS dan antara peluang dan ancaman pada
tabel EFAS diketahui jumlah berikut:
Kekuatan = 19,1
Kelemahan = 8,08
Peluang = 17,4
Ancaman = 5,15
Dapat dilihat bahwa pada hasil perhitungan IFAS S (19,1) > W (8,08),
sementara pada hasil perhitungan EFAS O (17,4) > T (5,15). Sehingga
jelas bahwa Gapoktan Sido Makmur berada pada posisi yang baik yaitu
agressive/berkembang (strategi SO).
Setelah menyusun dan menghitung nilai bobot, rating/peringkat dan
skor untuk tabel eksternal dan internal, selanjutnya dilakukan analisis dan
penentuan keputusan dengan menempatkan pendekatan matriks SWOT.
Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor-
faktor strategis perusahaan.29 ini dapat menggambarkan secara jelas
28 Irham Fahmi, Manajemen Strategis Teori dan Aplikasi, ALFABETA, Bandung, 2013,
hlm. 262.
104
bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan. Sehingga dihasilkan strategi yang tepat bagi Gapoktan Sido
Makmur Matriks SWOT ini menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategi, yaitu:
a. Strategi SO
Strategi SO disebut juga konsep strategi aggressive, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.30 Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Mempertahankan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kondisi
lingkungan
Setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan kondisi
lingkungan. Diantaranya dengan menerapkan pendekatan PTT
(Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang mengusahakan pertumbuhan
tanaman sehat dan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang
mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu.
2) Mempertahankan pertemuan-pertemuan rutin di balai desa
Dengan diadakannya pertemuan-pertemuan yang rutin dilaksanakan
menjelang masa tanam tiba, panen, dan pasca panen dapat memberi
arahan sebelum bertindak dan menambah wawasan pengetahuan
bagi para petani tentang agribisnis.
3) Menggunakan sarana dan prasarana transportasi yang relatif baik
Sarana dan prasarana yang memadai sangat mendukung dalam
pertanian. Diantaranya akses jalan maupun transportasi yang
memudahkan dalam mengangkut benih, pupuk, maupun hasil panen.
4) Mempertahankan nilai religi didalam organisasi
Dengan menanamkan nilai religi maka dalam setiap kegiatan
berdasarkan atas prinsip syariah. Yang nantinya akan menumbuhkan
rasa damai serta keberkahan didalamnya.
29 Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Gramedia Pustaka, Jakarta, 2014, hlm. 83.
30Ibid., hlm. 84.
105
5) Memanfaatkan pasar terbuka, khususnya beras
Dengan adanya pasar terbuka, memberikan peluang bagi para petani.
Permintaan beras yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat menjadi faktor pendukung. Berapapun jumlah padi yang
dihasilkan oleh para petani akan terserap di pasar terbuka
6) Menerapkan adopsi teknologi yang tepat dan efisien
Dengan penggunaan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan para
petani dapat membantu meringankan pekerjaan para petani sehingga
dapat memaksimalkan hasil panen. Para petani memiliki lebih
banyak waktu karena terbantu adanya teknologi sehingga pekerjaan
lebih cepat serta efisien
7) Memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan perkembangan zaman
Seiring berjalannya waktu, teknologi memiliki peranan penting
dalam segala aspek, terutama pada sektor pertanian. Teknologi yang
semakin canggih juga terus dikembangkan untuk memenuhi
kebutuhan
b. Strategi ST
Strategi ST yaitu dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman. strategi tepat adalah strategi diversifikasi yaitu suatu strategi
yang memanfaatkan kekuatan yang dimiliki sekarang untuk membuka
peluang jangka panjang dengan produk atau pasar yang lain atau
baru.Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Memperluas jangkauan pasar yang ada sekarang
2) Adopsi teknologi yang tepat untuk meminimalisir angka kehilangan
hasil panen
3) Menerapkan kebijakan-kebijakan yang sesuai dengan kondisi
lingkungan dan masyarakat setempat untuk memperkecil
kemungkinan gagal panen
4) Memanfaatkan pembiayaan/pinjaman dalam mengatasi kenaikan
harga sarana produksi
106
5) Mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai religi dalam
organisasi
c. Strategi WO
Strategi WO yaitu dengan meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang. Strategi yang dilakukan yaitu putar haluan
dalam arti mengambil berbagai langkah untuk mengatasi kelemahan
yang dihadapi secara internal agar peluang pasar dapat di manfaatkan.
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Memanfaatkan lembaga keuangan yang ada untuk mengatasi
terbatasnya permodalan bagi para petani
2) Pemilahan teknologi pertanian didasarkan pada kemampuan
finansial para petani
3) Adanya pengusaha-pengusaha yang mengolah dan memasarkan padi
sebagai salah satu bentuk solusi bagi para petani yang tidak memiliki
tempat untuk menyimpan padi.
4) Sosialisasi kepada para petani seputar pasar terbuka khususnya beras
dapat memberikan wawasan dan pengetahuan para petani
d. Strategi WT
Strategi WT yaitu meminimalkan kelemahan untuk menghindari
ancaman. Strategi ini disebut juga konsep strategi defensive, yaitu
bagaimana mencapai sasaran dengan meminimalkan kelemahan
(weakness) untuk menghindari atau mengatasi ancaman (threats)
Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Memberikan pengetahuan kepada para petani seputar agribisnis
untuk menekan angka gagal panen
2) Membuat tempat penyimpanan padi yang memadai untuk
menghindari adanya beras impor
3) Memilih teknologi dengan biaya yang masih dapat terjangkau
sehingga memperkecil angka kehilangan hasil panen para petani
Berikut adalah gambar matriks SWOT yang berisi strategi yang dapat
diambil setelah menggabungkan data internal dan eksternal.
107
Tabel 4.15
Matriks SWOT.
IFAS
EFAS
Kekuatan (Strength) 1.Kebijakan sesuai
dengan kondisi lingkungan
2.Pertemuan rutin di balai desa
3.Adanya pembiayaan/pinjaman di Gapoktan
4.Nilai religi didalam organisasi
5.Adopsi teknologi yang tepat dan efisien
Kelemahan (Weakness) 1.Terbatasnya kemampuan
permodalan 2.Terbatasnya manajemen
administrasi 3.Rendahnya pengetahuan
petani mengenai agribisnis
4.Tidak adanya tempat yang memadai untuk menyimpan padi
5.Tingginya biaya penggunaan teknologi pertanian.
19,1 8,08 Peluang (Opportunity) 1.Sarana dan prasarana
transportasi yang relatif baik
2.Tersedianya pasar yang terbuka , khususnya padi
3.Tersedianya lembaga keuangan
4.Adanya pengusaha yang mengolah padi dan memasarkan beras
5.Tersedianya teknologi pertanian sesuai perkembangan zaman.
Strategi SO 1.Mempertahankan
kebijakan sesuai dengan kondisi lingkungan
2.Mempertahankan pertemuan-pertemuan rutin di balai desa
3.Menggunakan sarana dan prasarana yang baik
4.Mempertahankan nilai religi didalam organisasi
5.Memanfaatkan pasar terbuka, khusunya beras
6.Menerapkan teknologi yang tepat dan efisien
7.Memanfaatkan teknologi sesuai
Strategi WO 1.Memanfaatkan lembaga
keuangan yang ada untuk mengatasi terbatasnya permodalan bagi para petani
2.Pemilahan teknologi pertanian didasarkan pada kemampuan finansial para petani
3.Adanya pengusaha yang mengolah dan memasarkan padi sebagai solusi bagi petani yang tidak memiliki tempat penyimpan padi
4.Sosialisasi kepada petani seputar pasar terbuka dapat memberikan wawasan petani
108
dengan perkembangan zaman.
17,4 19,1 + 17,4 = 36,5 8,08 + 17,4 = 25,48 Ancaman (Threat) 1.Kenaikan harga saran
produksi 2.Fluktuasi harga padi 3.Gagal panen 4.Adanya beras impor 5.Tingginya angka
kehilangan hasil panen
Strategi ST 1.Memperluas jangkauan
pasar yang ada sekarang
2.Adopsi teknologi yang tepat untuk meminimalisir angka kehilangan hasil panen
3. Menerapkan kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan masyarakat setempat untuk memperkecil kemungkinan gagal panen
4.Memanfaatkan pembiayaan/pinjaman dalam mengatasi kenaikan harga sarana produksi
5.Mempertahankan dan mengembangkan nilai religi dalam organisasi
Strategi WT 1.Memberikan pengetahuan kepada para petani seputar agribisnis untuk menekan angka gagal panen 2.Membuat tempat penyimpanan padi yang memadai untuk menghindari adanya beras impor 3.Memilih teknologi dengan biaya yang masih dapat terjangkau sehingga memperkecil angka kehilangan hasil panen padi para petani
5,15 19,1 + 5,15 = 24,25 8,08 + 5,15 = 13,23
Berdasarkan analisis SWOT di atas menunjukkan bahwa strategi SO
lebih tinggi dibandingkan dengan strategi yang lain yaitu 36,5, dengan
demikian alternatif strategi pada Gapoktan Sido Makmur yang paling tepat
adalah strategi SO atau konsep strategi agressive dimana strategi ini ialah
menggunakan kekuatan yang dimiliki Gapoktan Sido Makmur untuk
memanfaatkan peluang yang ada sehingga didapatkan hasil panen yang
optimal.
109
Adapun cara yang dapat dilakukan oleh Gapoktan Sido Makmur untuk
meningkatkan hasil panen kelompok tani ialah:
a. Mempertahankan kebijakan yang sesuai dengan kondisi lingkungan
Setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan berdasarkan kondisi
lingkungan. Diantaranya dengan menerapkan pendekatan PTT
(Pengelolaan Tanaman Terpadu) yang mengusahakan pertumbuhan
tanaman sehat dan PHT (Pengendalian Hama Terpadu) yang
mengendalikan hama dan penyakit secara terpadu.
Penerapan PTT padi di Desa Surodadi untuk penggunaan bibit
tanaman sudah semua petani menggunakan varietas ciherang. Dasar
pemilihan varietas tersebut adalah: memiliki potensi hasil tinggi,
memiliki ketahanan terhadap hama atau penyakit tertentu, memiliki
ketahanan terhadap kondisi lingkungan tertentu, dan mengikuti
permintaan pasar. Penerapan PTT padi untuk komponen pemupukan
sesuai pemupukan berimbang berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian
yaitu pupuk Urea sebanyak 250-350 kg/ha, Pupuk SP36 sebanyak 50-
100 kg/ha, dan pupuk KCL sebanyak 50-100 kg/ha atau menggunakan
Pupuk Phonska sebanyak 150-250 kg/ha. .
Penerapan PHT di Desa Surodadi diantaranya meliputi pengolahan
tanah secara sempurna sebelum proses budidaya yang dapat membunuh
mikro organisme pengganggu, penanaman satu bibit muda dengan jarak
30x30cm atau lebih yang dapat menghambat perkembangan bakteri dan
jamur, dan penggenangan sawah selama beberapa hari bisa mematikan
larva penggerak.
b. Mempertahankan pertemuan-pertemuan rutin di balai desa
Pertemuan-pertemuan yang rutin dilaksanakan yaitu menjelang
masa tanam tiba, panen, dan pasca panen. Pada saat menjelang masa
tanam biasanya diadakan rapat dengan agenda yang pertama irigasi
pertanian. Seperti kita ketahui bahwa di setiap desa ada yang bertugas
dalam pengairan, di Desa Surodadi disebut sebagai darmo tirto yang
bertugas memenuhi kebutuhan akan irigasi untuk padi di sawah dan
110
mengatur pembagian air di sawah. Setiap para petani yang sawahnya
mendapat pelayanan irigasi dikenakan biaya yang besarnya sesuai
kesepakatan. Dana tersebut digunakan untuk pembelian alat-alat
operasional dan selebihnya untuk insentif.
Yang kedua, pengolahan tanah yang bertujuan untuk mengubah
tanah yang semula keras menjadi datar dan berlumpur. Yang meliputi 3
fase, yaitu penggenangan tanah sawah, membajak dan menggaru.
Nantinya dalam rapat akan dibahas masalah pembagian wilayah bagi
yang punya traktor dan garu serta besarnya biaya untuk jasa tersebut.
Yang ketiga penyebaran, penyebaran di sini berkaitan dengan
pemakaian bibit unggul. Para petani biasanya memakai bibit padi
ciherang.
Yang selanjutnya dengan agenda pemilihan pupuk. Biasanya
diadakan sosialisasi untuk memberi wawasan bagi para petani
bagaimana memilih pupuk yang sesuai dengan kebutuhan serta cara
yang efektif dilakukan. Pemilihan pupuk berkaitan dengan hama dan
penyakit tanaman. Untuk memberantas hama selain di beri pupuk, bisa
juga dilakukan dengan tindakan. Seperti gropyokan untuk mengusir
hama tikus.
Agenda pertemuan yang selanjutnya membahas menjelang panen
raya tiba. Diantaranya alat yang digunakan untuk panen padi, maupun
peraturan-peraturan yang harus ditaati menyangkut masalah panen raya.
Pemanenan padi bisa dilakukan dengan 2 metode yaitu tradisional dan
modern. Pemanenan secara tradisional seperti ani-ani atau diarit
membutuhkan waktu yang lama dan tenaga yang tidak sedikit.
Sedangkan secara modern mempunyai keuntungan dari durasi waktu
tetapi juga mempunyai kelemahan karena dapat memotong tumbuhan
apapun tidak hanya padi. Perontokkan padi juga bisa menggunakan alat
tradisional dan modern. Perontokkan tradisional memiliki keunggulan
gabah yang dirontokkan tidak hancur, sedangkan kelemahannya
dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan sepetak sawah.
111
Sedangkan secara modern biasanya menggunakan mesin penggiling.
Keunggulannya yaitu membutuhkan waktu yang relatif singkat.
Sedangkan kelemahannya padi kadang hancur karena proses
penggilingan.
Proses selanjutnya yaitu pengangkutan. Biasanya ada jasa ojek
padi yang mengangkut padi dari sawah sampai ke rumah para petani
menggunakan motor. Ada juga dengan menggunakan mobil, namun
diperlukan juga orang untuk mengangkut padi sampai ke mobil, biasa
disebut manol. Setelah padi di angkut selanjutnya adalah proses
pengeringan yang membutuhkan waktu tidak sebentar, tergantung bdari
intensitas sinar matahari.
Agenda yang terakhir membahas masalah penyimpanan hasil
produksi. Penyimpanan sebaiknya dilakukan dengan memberi alas pada
bawahnya. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi resiko kehilangan
hasil produksi. Penyimpanan merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menjaga padi sampai waktu tertentu dengan keadaan aman. Yang perlu
diperhatikan adalah kelembaban tempat penyimpanan harus rendah
sehingga dapat mengurangi resiko jamur tumbuh. Yang terakhir
penggilingan, penggilingan dapat dilakukan melalui 2 metode yaitu
tradisional dan modern. Namun cara yang modern dipilih karena
menawarkan kecepatan dan waktu yang dibutuhkan relatif sebentar.
Namun untuk mengadakan pertemuan perlu adanya kerjasama
antar anggota. Diperlukan kekompakan untuk mencapai tujuan
bersama. Sehingga dihasilkan kesepakatan yang terbaik serta dapat
meningkatkan produksi padi para petani.
c. Menggunakan sarana dan prasarana yang baik
Sarana dan prasarana yang memadai sangat mendukung dalam
pertanian. Diantaranya akses jalan maupun transportasi yang
memudahkan dalam mengangkut benih, pupuk, maupun hasil panen.
Memanfaatkan sarana dan prasarana yang sudah ada, baik itu yang
112
berupa irigasi, alat pertanian seperti traktor, cangkul, arit, alat penanam
padi, power tresher, dan mesin sedot air.
Namun sayangnya penggunaan alat-alat modern belum sepenuhnya
dimanfaatkan karena sebagian petani masih memilih menggunakan alat-
alat tradisional.
d. Mempertahankan nilai religi didalam organisasi
Dengan menanamkan nilai religi maka setiap kegiatan didasarkan
pada prinsip syariah. Tidak hanya masalah dunia saja tetapi juga
berkaitan dengan akhirat nantinya. Setiap panen biasanya masyarakat
Desa Surodadi mengeluarkan zakat sebagai bentuk rasa syukur atas
panen yang didapatkan.
e. Memanfaatkan pasar terbuka, khusunya beras
Pasar yang dimaksud adalah adanya permintaan beras yang cukup
tinggi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat baik di lingkungan Desa
Surodadi maupun wilayah di luar Desa Surodadi. Selain itu di pasar-
pasar seperti pasar tradisional, warung-warung dan supermarket banyak
ditemukan beras yang di datangkan dari luar Kabupaten Demak. Ini
berarti bahwa berapapun jumlah padi yang dihasilkan oleh para petani
pasti akan terserap di pasar meskipun terkadang harganya kurang layak
bagi para petani.
f. Menerapkan teknologi yang tepat dan efisien
Dengan penggunaan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan para
petani, maka dapat membantu meringankan pekerjaan para petani
sehingga dapat memaksimalkan hasil panen. Para petani memiliki lebih
banyak waktu karena terbantu adanya teknologi sehingga pekerjaan
lebih cepat serta efisien. Teknologi yang diterapkan sebaiknya juga
memperhatikan kondisi finansial para petani. Karena besarnya biaya
bagi jasa teknologi pertanian modern juga memberatkan bagi para
petani.
113
g. Memanfaatkan teknologi sesuai dengan perkembangan zaman.
Seiring berjalannya waktu, teknologi memiliki peranan penting
dalam segala aspek, terutama pada sektor pertanian. Teknologi yang
semakin canggih juga terus dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan.
Dengan adanya teknologi pertanian yang sesuai dengan perkembangan
zaman, dapat memudahkan para petani dalam setiap kegiatan pertanian.
Dengan teknologi akan mempersingkat waktu kerja, sehingga para
petani juga akan memiliki lebih banyak waktu luang yang bisa
dimanfaatkan untuk melakukan pekerjaan lainnya, sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan para petani.
Untuk mengetahui hasil dari strategi SO yang telah dibahas
sebelumnya sudah tepat atau belum, maka peneliti melakukan observasi
di lapangan dan didapatkan hasil yaitu yang pertama, para petani
menerapkan kebijakan-kebijakan sesuai dengan kondisi lingkungan
diantaranya menerapkan PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) yakni
dengan menggunakan bibit unggul varietas ciherang dan penerapan
PHT (Pengendalian Hama Terpadu) pengolahan tanah secara sempurna
sebelum proses budidaya yang dapat membunuh mikro organisme
pengganggu, penanaman satu bibit muda dengan jarak 30x30cm atau
lebih yang dapat menghambat perkembangan bakteri dan jamur, dan
penggenangan sawah selama beberapa hari bisa mematikan larva
penggerak.
Yang kedua, pertemun-pertemuan di balai desa yang masih rutin
dilaksanakan di balai desa guna memberi pengetahuan kepada para
petani tentang cara bertani yang baik. Yang ketiga, sarana dan prasarana
yang baik dimanfaatkan oleh para petani sebagai akses untuk
mempermudah pengangkutan bibit, pupuk maupun hasil panen. Yang
keempat, Pengeluaran zakat setiap kali panen oleh para petani sebagai
bentuk rasa syukur terhadap hasil panen yang didapatkan. Yang kelima,
permintaan beras yang cukup tinggi dikarenakan mayoritas penduduk
114
Indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokok membuka
peluang yang bisa dimanfaatkan oleh para petani. Yang keenam,
teknologi yang ada seperti blower, power tresher juga dimanfaatkan
para petani untuk mempermudah dalam pemanenan padi mereka. Yang
ketujuh, perkembangan teknologi mengikuti perkembangan zaman.
Untuk mengukur tingkat produktivitas hasil panen oleh penyuluh
dan Ketua Gapoktan Sido Makmur, dilaksanakan uji coba pada 7
bidang areal persawahan di Desa Surodadi. Hasil dari pengukuran
tersebut menunjukkan produktivitas panenan padi kali ini mencapai
8,56 ton per hektar. Dari informasi yang disampaikan penyuluh dan
ketua Gapoktan Sido Makmur, di kecamatan Gajah standar
produktivitas hasil panen padi sudah mencapai rata-rata 7,8 ton per
hektar. Dengan demikian ada kenaikan hasil panen padi kali ini.
Sehingga produktivitas panen kali ini di Desa Surodadi dipandang
sudah cukup tinggi.