22
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Tinjauan Umum PT. Interindo Dutatekno
1.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Interindo Dutatekno
PT. Interindo Dutatekno (Interindo) didirikan pada tahun 1990, untuk
penyelenggara suatu bentuk usaha pabrikasi produk armature lampu dan rack kabel,
dengan merk dagang Interlite (untuk armature lampu) dan Interack (untuk rack
kabel). Produk kami telah digunakan diberbagai mall-mall, gedung perkantoran,
rumah sakit, sekolah dan gedung-gedung bertingkat lainnya. Selama bertahun-tahun
menjalankan usaha di bidang pembuatan rumah lampu (armature lamp dan cable
rack). PT. Interindo Dutatekno telah mengalami perkembangan yang begitu pesat,
dimana perusahaan sekarang ini telah menjadi salah satu perusahaan yang terdepan
dalam bidangnya.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat dan didorong untuk
memberikan pelayanan terbaik bagi pelanggan, PT. Interindo Dutatekno menjalani
kerja sama dengan May And Christele Ltd, yaitu suatu perusahaan yang
berkedudukan di jerman untuk mensupply Ballast dengan merek May and christe.
A. Visi dan Misi Perusahaan
Adapun Visi dan Misi perusahaan PT. Interindo Dutatekno sebagai berikut:
1. Visi Perusahaan
Visi yang dituju oleh PT. Interindo Dutatekno adalah menjadi yang
terbaik dan terdepan dalam bidang pembuatan armature lamp dan cable
rack.
23
2. Misi Perusahaan
a. Menempatkan kepuasan pelanggan sebagai komitmen dan prioritas
utama.
b. Memiliki sumber daya manusia yang profesional, berintegritas tinggi
serta berorientasi kepada peningkatan berkelanjutan.
c. Melakukan inovasi produk dan layanan dalam memberikan solusi
terbaik bagi pelanggan.
d. Memposisikan mitra kerja sebagai satu kesatuan dalam tim.
1.1.2. Struktur dan Tata Kerja PT. Interindo Dutatekno
A. Struktur Organisasi PT. Interindo Dutatekno
Struktur organisasi merupakan salah satu perangkat yang diperlukan dalam
upaya pelaksanaan secara efektif dan efisien. Pembagian kerja yang efektif dan
penentuan tanggung jawab baik secara individual maupun kelompok merupakan
penjabaran dari struktur organisasi. Sebuah perusahaan yang baik pada umumnya
mempunyai struktur organisasi yang baik pula, dimana kegiatan organisasi itu akan
membantu perusahaan untuk mencapai tujuan dan mendapatkan hasil yang
diharapkan.
Dengan diterapkan suatu sistem organisasi dalam perusahaan, maka akan
menciptakan adanya saling penyatuan dan kerja sama diantara para manajemen
puncak, manajemen tengah dan manajemen tingkatan. Apabila individual maupun
kelompok bekerja sama dengan baik dan sesuai dengan tugas masing-masing maka
diharapkan menjadi salah satu faktor yang mendukung perusahaan dalam mencapai
tujuan.
Pada umumnya struktur organisasi yang ditetapkan didalam suatu perusahaan
dikenal ada empat macam bentuk yaitu:
24
1. Bentuk organisasi garis
2. Bentuk organisasi fungsional
3. Bentuk organisasi garis dan staff
4. Bentuk organisasi fungsional dan staff
Apabila kita lihat bagan struktur organisasi maka tampak bahwa bentuk
struktur organisasi dari PT. Interindo Dutatekno adalah bentuk organisasi garis,
dimana wewenang dan tanggung jawab didalam organisasi tersebut berjalan menurut
garis vertikal. Seperti pada gambar berikut, dimana setiap bagian dibawahi oleh
seorang manajer kemudian manajer berhubungan langsung dengan direktur.
Adapun struktur organisasi pada PT. Interindo Dutatekno dapat dilihat pada
halaman berikut ini:
25
Sumber: PT. Interindo Dutatekno
Gambar III.1
Struktur Organisasi PT. Interindo Dutatekno
B. Tata Kerja Organisasi PT. Interindo Dutatekno
Adapun tata kerja organisasi dari PT. Interindo Dutatekno sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan wakil pemegang saham yang mengawasi
manajemen dalam perusahaan. Dewan ini terdiri dari 3 orang yang diketuai oleh
seorang ketua komisaris. Masing-masing anggota ini akan bertanggung jawab
kepada ketuanya. Setiap anggota dewan ini bertugas mengawasi setiap
26
kebijaksanaan manajemen yang dilakukan oleh perusahaan dan kemudian
melaporkannya kepada ketua komisaris, yang pada gilirannya akan melaporkan
Rapat Umum Pemegang Saham.
2. Direktur
Merupakan Pimpinan tertinggi dalam perusahaan yang membawahi langsung tiga
manajer (manajer pemasaran, manajer keuangan, dan akunting, manajer produksi)
yang mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Mengangkat dan menghentikan para manajer.
b. Mengadakan penilaian atas kebijaksanaan yang telah dijalankan oleh para
manajer.
c. Mengkoordinir tugas-tugas para manajer agar tujuan perusahaan dapat
tercapai.
d. Meneruskan dan menentukan perincian pelaksanaan kebijaksanaan umum
yang telah digariskan oleh para pemegang saham.
e. Membuat perjanjian kerjasama dengan pihak lain.
f. Menerima laporan dari masing-masing manajer.
g. Bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan operasional.
h. Merumuskan, menyusun dan menetapkan rencana strategik dan jangka
panjang mengenai aktivitas perusahaan.
i. Peninjauan secara langsung dan tidak langsung kegiatan operasional.
3. Bagian Keuangan dan Akunting
Bagian keuangan dan akunting merupakan bagian yang dikepalai oleh seorang
manajer dan bertanggung jawab langsung kepada dewan direksi. Tugas dan
tanggung jawab yang ada pada bagian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengadakan perencanaan keuangan perusahaan.
27
b. Bertanggung jawab atas penyelenggara pembukaan yang sistematis, teratur,
cermat dan benar.
c. Mengkoordinir dan mengatur kegiatan pembukaan dan administrasi keuangan
perusahaan.
d. Mengawasi pelaksanaan fungsi keuangan dan administrasi ini agar berjalan
sebagaimana mestinya.
4. Bagian Umum
Bagian umum dikepalai oleh seorang kepala bagian dan bertanggung jawab
langsung kepada manajer keuangan dan akunting. Tugas dan tanggung jawab
yang ada pada bagian ini :
a. Mengkoordinir pelaksanaan tugas administrasi kepegawaian dan masalah
hukum.
b. Mengurus personalia karyawan serta mengusulkan pengangkatan atau
penurunan jabatan, pemindahan, dan pemberhentian karyawan perusahaan.
c. Menyeleksi dan mengusulkan penerimaan karyawan kepada maanajer
keuangan dan administrasi.
d. Mengkoordinir pelaksanaan tugas umum dan keamanan perusahaan.
5. Bagian Produksi
Bagian produksi ini dipimpin oleh seorang manajer produksi yang bertanggung
jawab langung kepada direksi. Manajer produksi ini membawahi seorang
koordinator produksi yang bertanggung jawab atas kegiatan operasional produksi.
Tugas dan tanggung jawab yang ada pada bagian ini adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan kegiatan produksi secara keseluruhan. Perencanaan ini
dikoordinasikan dengan bagian pemasaran, pembelian, dan keuangan.
28
b. Mengorganisir kegiatan produksi agar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien
c. Mengawasi kegiatan pelaksanaan produksi.
Koordinator produksi pabrik membawahi bidang-bidang :
a. Quality Control
Melakukan pengawasan mutu atau kualitas dari produk-produk yag
dihasilkan sebelum dipasarkan.
b. Produksi
Bagian ini bertanggung jawab atas jalannya produksi dan juga administrasi
produksi.
c. Gudang
Bagian ini mengelola gudang barang jadi, bahan baku dan penolong, dan
persediaan alat-alat produksi. Kesemuanya disimpan dengan cara yang dapat
dipertanggung jawabkan dan di administrasikan secara baik. Fungsi bagian
ini ialah penyimpanan dan melaksanakan keluar masuknya barang atas dasar
permintaan dari mereka yang berwenang dan sesuai prosedur yang
digariskan.
6. Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab
langsung kepada direksi. Tugas dan tanggung jawab yang ada pada bagian ini
adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan pemasaran hasil-hasil produksi perusahaan.Dalam
pembuatan perencanaan ini, bagian ini harus bekerja sama dengan bagian
produksi.
b. Menetapkan harga jual (Selling Price) atas produk yang akan dipasarkan.
29
c. Mengatur kegiatan pemasaran produksi.
d. Mengatur dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan penjualan.
e. Mengadakan administrasi penjualan dengan sistematis dan rapi.
7. Bagian Pembelian
Bagian pembelian dipimpin oleh seorang kepala pembelian yang mempunyai
tugas dari tanggung jawab sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan pembelian atas bahan-bahan baku, bahan penolong,
suku cadang, dan material lainnya yang dibutuhkan untuk produksi.
b. Mengkoordinir kegiatan pembelian barang-barang yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan produksi dengan memperhatikan pula kualitas dan harga
barang.
c. Mengawasi kegiatan pembelian bahan-bahan yang dibutuhkan.
1.1.3. Kegiatan Usaha
PT. Interindo Dutatekno merupakan perusahaan yang bergerak dibidang
konstruksi yang menyediakan barang berupa kabel, alat listrik dan perlengkapan
lampu yang penjualannya dilakukan secara tunai maupun kredit, namun aktivitas
penjualannya didominasi oleh penjualan kredit. Perusahaan melakukan kegiatan
penjualan berdasarkan kebijakan yang telah ditetapkan oleh perusahaan yakni
kebijakan kredit.
3.2. Data Penelitian
3.2.1 Data Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Data yang penulis gunakan diambil dari laporan keuangan PT. Interindo
Dutatekno pada tahun 2014-2017 untuk menghitung Perputaran Piutang (Receivable
Turn Over). Perputaran piutang dapat dihitung dengan membagi antara penjualan
30
kredit bersih dengan piutangnya maka nilai Perputaran Piutang dapat diketahui
sebagai berikut:
Tabel III.1
Data Perputaran Piutang PT. Interindo Dutatekno Tahun 2014-2017
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun Penjualan Piutang Perputaran Piutang
2014 Rp 80.075.753.909 Rp 37.853.009.877 2,12 kali
2015 Rp 60.589.670.956 Rp 31.013.883.983 1,95 kali
2016 Rp 18.899.870.269 Rp 20.527.615.903 0,92 kali
2017 Rp 24.149.748.182 Rp 18.473.940.377 1,31 kali
Sumber : Data diolah penulis
Dari tabel III.1 dapat dilihat pada tahun 2014 besarnya Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) PT. Interindo Dutatekno yaitu 2,2 kali yang artinya
perputaran piutang yang berhasil tertagih sebesar 2,12 kali, tahun 2015 besarnya
Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) PT. Interindo Dutatekno yaitu 1,95 kali
yang artinya perputaran piutang yang berhasil tertagih sebesar 1,95 kali, tahun 2016
besarnya Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) PT. Interindo Dutatekno yaitu
1,95 kali yang artinya perputaran piutang yang berhasil tertagih sebesar 0,92 kali,
tahun 2017 besarnya Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) PT. Interindo
Dutatekno yaitu 1,95 kali yang artiya perputaran piutang yang berhasil tertagih
sebesar 1,31 kali. Dari hasil Perputaran Piutang di atas dapat disimpulkan bahwa
Perputaran Piutang setiap tahunnya selalu mengalami penurunan.
1.2.2. Data Return On Asset (ROA)
Data yang penulis gunakan diambil dari laporan keuangan PT. Interindo
Dutatekno pada tahun 2014-2017 untuk menghitung Return On Asset (ROA) dengan
rumus Return On Asset (ROA) yaitu laba bersih setelah pajak dibagi dengan total
aset yang dimiliki dikali 100%, maka nilai Return On Asset (ROA) dapat diketahui
sebagai berikut.
31
Tabel III.2
Data Return On Asset (ROA) PT. Interindo Dutatekno Tahun 2014-2017
(Dalam Jutaan Rupiah)
Tahun EAT Total Aktiva ROA
2014 Rp 10.182.542.480 Rp 63.034.201.418 16%
2015 Rp 5.454.814.573 Rp 67.092.849.386 8%
2016 Rp (19.628.262.097) Rp 54.086.878.878 -8%
2017 Rp (4.177.920.370) Rp 54.908.120.932 -36%
Sumber : Data diolah penulis
Dari tabel III.2 dapat dilihat besarnya nilai Return On Asset (ROA) PT.
Interindo Dutatekno pada tahun 2014 menunjukkan bahwa tingkat pengembalian aset
yang diperoleh sebesar 16%, lalu pada tahun 2015 menunjukkan bahwa tingkat
pengembalian aset yang diperoleh sebesar 8%, tahun 2016 menunjukkan bahwa
tingkat pengembalian aset yang diperoleh sebesar -8%, dan pada tahun 2017
menunjukkan bahwa tingkat pengembalian aset yang diperoleh sebesar -36%.
Berdasarkan tabel III.2 dapat disimpulkan bahwa jika rata-rata industri atau
standar kesehatan untuk Return On Asset (ROA) adalah 0,5% - 1,25%, maka laba
perusahaan pada tahun 2014 dan 2015 bisa dikatakan baik karena di atas rata-rata
industri sebesar 16% dan 8%, sedangkan pada tahun 2016 dan 2017 perusahaan
mengalami kerugian sebesar -8% dan -36% dan bisa dikatakan tidak baik karena
dibawah rata-rata industri.
32
1.2.3. Tabel Penolong
Tabel III.3
Tabel Penolong
N X Y πΏπ ππ XY
1 2,12 16 4,4944 256 33,92
2 1,95 8 3,8025 64 15,6
3 0,92 -8 0,8464 64 -7,36
4 1,31 -36 1,7161 1296 -47,16
β 6,3 -20 10,8594 1680 -5
Sumber : Data diolah penulis
Keterangan :
X : Perputaran Piutang (Receivable Turn Over)
Y : Return On Asset (ROA)
Berdasarkan tabel penolong tabel III.3 maka dapat dibuat beberapa
persamaan untuk mempermudah perhitungan secara matematis uji koefisien korelasi,
uji koefisien determinasi, dan persamaan regresi yang terbentuk antara Perputaran
Piutang (Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. Interindo
Dutatekno. Persamaan yang terbentuk yaitu:
1. Uji Koefisien Korelasi
Diketahui:
n = 4
βXY = -5
βX = 6,3
βY = -20
βπ2 = 10,8594
βπ2 = 1680
33
Maka:
π =n(β π₯π¦) β (β π₯. β π¦)
β[π β π₯2 β (β π₯)2 ][π β π¦2 β (β π¦)2]
π =4 x (β5) β 6,3 x (β20)
β[4 π₯10,8594 β (6,3)2][4 π₯1680 β (β20)2]
π =β20 β (β126)
β[43,4376 β 39,69][6720 β (β400)]
π =106
β[3,7476][6320]
π =106
β23.684,832
π =106
153,90
r = 0,689
Dari pehitungan diatas dapat diketahui koefisien korelasi antara Perputaran
Piutang terhadap ROA sebesar 0,689.Yang berarti korelasinya bernilai positif
artinya dengan begitu terjadi hubungan searah variabel X dan variabel Y, bila
variabel X naik maka variabel Y naik dan kekuatan hubungannya kuat.
2. Uji Koefisien Determinasi
Diketahui:
n = 4
βXY = -5
βX = 6,3
βY = -20
βπ2 = 10,8594
βπ2 = 1680
Maka:
34
π2 =[n(β π₯π¦) β (β π₯. β π¦)]2
[π β π₯2 β (β π₯)2 ][π β π¦2 β (β π¦)2]
π2 =[4 x (β5) β (6,3 x (β20))]2
[4 π₯10,8594 β (6,3)2][4 π₯1680 β (β20)2]
π2 =[(β20) β (β126)]2
[[43,4376 β 39,69][6720 β 400]]
π2 =[106]2
[3,7476][6320]
π2 =11.236
23.684,832
π2 = 0,474
Jadi:
KD = (π)2 x 100%
KD = 0,474 x 100%
KD = 47,4%
Dapat diketahui nilai koefisien determinasi sebesar 47,4%. Sementara sisanya
52,6% dipengaruhi oleh faktor lain, kontribusi dari faktor lainnya selain dari
faktor variabel bebas (Perputaran Piutang).
3. Uji Persamaan Regresi
Diketahui:
n = 4
βXY = -5
βX = 6,3
βY = -20
βπ2 = 10,8594
βπ2 = 1680
Persamaan regresi untuk dua variabel adalah:
οΏ½ΜοΏ½ = a + bX
35
Rumus untuk mencari nilai b:
π =n. β ππ β β π. β π
n. β π2 β (β π)2
π =4. (β5) β 6,3. (β20)
4. 10,8594 β (6,3)2
π =β20 β (β126)
43,4376 β 39,69
π =106
3,7476
π = 28,285
Rumus untuk mencari nilai a:
π = β π
πβ π [
β π
π]
π = β20
4β 28,285 [
6,3
4]
π = (β5) β 28,285 [1,575]
π = (β5) β 44,549
π = β49,549
Dari perhitungan di atas dapat diketahui nilai dari b sebesar 28,285 dan nilai a
sebesar -49,549. Maka didapatkan persamaan regresi sebagai berikut:
οΏ½ΜοΏ½ = -49,549+ 28,285X
3.3 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Return On Asset (ROA)
3.3.1 Uji Koefisien Korelasi
Berdasarkan tabel III.I dan III.2 yang menjelaskan tentang perhitungan dari
perputaran piutang (Receivabel Turn Over) dan Return On Asset (ROA) dari tahun
2014-2017 PT. Interindo Dutatekno dapat diketahui pengujian metode koefisien
korelasi antara Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset
36
(ROA) yang bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat hubungan antara Perputaran
Piutang (independen) dan Return On Asset (dependen). Hasil uji koefisien korelasi
(r) Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA)
dapat dilihat melalui output SPSS versi 21 dibawah ini:
1. Hipotesis yang terbentuk sebagai berikut:
a. Ho = Tidak ada hubungan yang signifikan antara Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo
Dutatekno.
b. Ha = Ada hubungan yang signifikan antara Perputaran Piutang (Receivable
Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo Dutatekno.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima
Berikut ini adalah tabel korelasi hasil perhitungan menggunakan SPSS versi 21.
Tabel III.4
Tabel Correlations
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan tabel Correlations di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikan
0,311 > 0,05, maka keputusannya Ho diterima Ha ditolak. Dapat disimpulkan bahwa
37
tidak terdapat hubungan yang signifikan antara Perputaran Piutang (Receivable Turn
Over) terhadap Return On Asset (ROA). Hubungan dapat dilihat dari Pearson
Correlation ssebesar 0,689 yang artinya bahwa Perputaran Piutang (Receivable Turn
Over) terhadap Return On Asset (ROA) memiliki hubungan yang kuat dan searah
dengan Return On Asset (ROA).
Dari hasil pengujian tersebut dapat dikatakan bahwa besarnya nilai
Perputaran Piutang belum tentu memiliki hubungan yang signifikan terhadap Return
On Asset (ROA). Maka perputaran piutang tersebut tidak memiliki hubungan yang
signifikan terhadap Return On Asset (ROA) yang dihasilkan perusahaan.
3.3.2 Uji Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (π2) untuk variabel bebas Perputaran Piutang (X)
terhadap Return On Asset (Y). Perhitungan bertujuan untuk mengetahui kekuatan
pengaruh variabel bebas dan variabel terikat yang diketahui dari besarnya nilai
koefisien determinasi atau koefisien korelasi yang dikuadratkan (π2) yang nilainya
berada diantara 0 dan 1.
1. Hipotesis yang terbentuk sebagai berikut:
a. Ho= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo
Dutatekno.
b. Ha= Ada pengaruh yang signifikan antara Perputaran Piutang (Receivable
Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo Dutatekno.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima
38
Tabel III.5
Tabel Model Summary
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan tabel Model Summary III.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai
signifikan sebesar 0,311 > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak. Dapat disimpulkan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA). Hubungan dapat dilihat
dari R Square sebesar 0,474 yang artinya bahwa nilai persentase Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) mempengaruhi Return On Asset (ROA) sebesar 47,4%.
Sementara sisanya 52,6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diikut sertakan
dalam penelitian.
3.3.3 Uji Persamaan Regresi Linear Sederhana
Pada analisis ini akan dijelaskan hasil persamaan regresi linear sederhana
untuk mengetahui nilai konstan dan uji hipotesis. Koefisen persamaan regresi linear
sederhana untuk sampel adalah οΏ½ΜοΏ½ = a + bX. Model regresi hubungan antara
Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) dapat
dilihat dari hasil output SPSS versi 21 dibawah ini:
39
1. Hipotesis yang terbentuk sebagai berikut:
a. Ho = Persamaan regresi yang terbentuk antara Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo
Dutatekno tidak signifikan.
b. Ha = Persamaan regresi yang terbentuk antara Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) PT. Interindo
Dutatekno signifikan.
2. Dasar Pengambilan Keputusan
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima
Tabel III.6
Tabel Anova
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan dari tabel Anova III.6 diatas, diperoleh tabel signifikan sebesar
0,311 > 0,05, maka Ho diterima Ha ditolak. Sehingga dapat dikatakan antara
Perputaran Piutang (Receivable Turn Over) terhadap Return On Asset (ROA) tidak
signifikan. Dan untuk mengetahui angka konstanta dan persamaan regresi yang
terbentuk dapat dilihat dari tabel Coefficients.
40
Tabel III.7
Tabel Coefficients
Sumber: Data diolah menggunakan IBM SPSS Statistics 21
Berdasarkan tabel III.7 diatas bahwa nilai signifikan sebesar 0,311 > 0,05,
maka Ho diterima Ha ditolak. Persamaan regresi yang terbentuk οΏ½ΜοΏ½= -49,549 +
28,285X. Dimana Y adalah Return On Asset (ROA) dan X Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over).
Berdasarkan persamaan regresi οΏ½ΜοΏ½= -49,549 + 28,285X yang terbentuk dapat
dianalisis sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar -49,549 menyatakan bahwa jika tidak ada Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) maka nilai Return On Asset (ROA) adalah -49,549 %.
2. Koefisien regresi X sebesar 28,285 menyatakan bahwa jika Perputaran Piutang
(Receivable Turn Over) bertambah satu satuan 1% akan mengakibatkan
pertambahan Return On Asset (ROA) sebesar 28,285%.
Top Related