24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis dan Seting Penelitian
3.1.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK), karena
penelitian yang dilakukan bertujuan untuk memecahkan permasalahan yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran yaitu meningkatkan hasil dan motivasi
belajar siswa. Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan
bahwa penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri
dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.
3.1.2. Seting Penelitian
Setting penelitian adalah setting kelas dan kelompok, pelaksanaan
penelitian dan pengambilan data diperoleh pada saat proses kegiatan pembelajaran
yang berlangsung di dalam kelas. Kelas 4 ini dipilih atas dasar kesepakatan
peneliti dan guru bidang studi IPA kelas 4. Sumber data utama dalam penelitian
ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama pelaksanaan tindakan di kelas,
catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar siswa, hasil wawancara dengan
siswa dan guru, serta hasil tes.
3.2. Lokasi dan Karakteristik Subyek Penelitian
3.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SDN Kalibeji 01 Kec Tuntang Kab
Semarang.
3.2.2. Subjek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa kelas 4 SDN Kalibeji Kec Tuntang Kab
Semarang. Usia siswa pada kelas ini rata-rata antara 9-10 tahun. Perkembangan
kognitif anak pada usia ini menurut Piaget (Bringuier, 1980: 110), memiliki
beberapa karakteristik antara lain: kemampuan mengelompokkan sesuatu sesuai
dengan sifat, dapat mengatur obyek sesuai skala dimensi berat dan warna. Dari
25
segi kemampuan bahasa, anak pada usia ini memiliki keampuan memakai kalimat
majemuk dan gabungan, serta mulai mengerti tentang perubahan makna dan
bahasa/perilaku.
3.3. Variabel dan Definisi Operasional Konsep
3.3.1. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu:
a. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
terjadinya variabel terikat. Variabel bebas sering disimbolkan dengan
variabel X. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah
Model pembelajaran CTL tipe Learning Community.
b. Variabel terikat merupakan variabel akibat atau variabel yang menerima
pengaruh dari variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan variabel
Y. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah motivasi
belajar (Y1) dan hasil belajar IPA (Y2).
3.3.2. Definisi Operasional Konsep
Definisi operasional merupakan acuan dimana variabel konsep-konsep
perlu diterjemahkan, sehingga menjadi pembatas bagi penelitian ini. Pada
penelitian ini, ada tiga variabel konsep yang digunakan, yang perlu didefinisikan,
sehingga semua konsep yang terkait dengan ketiga variabel konsep ini mengacu
pada definisi operasional konsep ini. Adapun ketiganya adalah sebagai berikut:
a. Model Pembelajaran CTL tipe Learning Community adalah salah satu tipe
dari model pembelajaran kontekstual teaching and learning dengan langkah-
langkah pembelajaran sebagai berikut memberikan garis besar materi,
menuntun siswa ke dunia nyata melalui pengalaman yang dialami berkaitan
dengan materi pelajaran, memotivasi siswa untuk berani bertanya,
membentuk learning community dengan membagi siswa dalam kelompok,
memberikan pengarahan tentang belajar ketrampilan yang dapat dicontoh
sisw3aw, dan melakukan evaluasi.
b. Motivasi Belajar Siswa merupakan dorongan yang timbul baik dari dalam
diri maupun dari luar diri siswa untuk melakukan aktivitas belajar, demi
26
mencapai hasil belajar yang memuaskan, dengan aspek-aspek sebagai
berikut yaitu aspek intrinsik dan aspek ekstrinsik.
c. Hasil Belajar Siswa adalah hasil atau capaian yang telah diperoleh siswa
karena telah melewati proses belajar mengajar, dimana hasil atau capaian itu
diukur dengan memberikan tes di kepada siswa.
3.4. Desain Penelitian
Kemis dan Mc Taggart (Dikmenum, 1999: 21) mengemukakan bahwa
penelitian tindakan merupakan model penelitian yang pada hakekatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus.
Mengacu pada langkah-langkah yang dikembangkan Hopkins (1993: 49),
penelitian tindakan kelas ini diawali dengan perumusan gagasan atau ide awal
(initial idea) yang dikembangkan dalam identifikasi dan analisis masalah,
sehingga hasilnya merupakan suatu bentuk perencanaan yang dituangkan dalam
tujuan penelitian, kemudian dilaksanakan melalui kegiatan bersiklus. Siklus-siklus
tersebut dikembangkan melalui tahapan-tahapan berupa rancangan, tindakan,
pengamatan dan refleksi. Setelah dilaksanakan tindakan, kemudian dilakukan
evaluasi keseluruhan, pengolahan/analisis, penarikan kesimpulan dan pelaporan
penelitian.
27
Gambar 3. 1 Desain Penelitian Tindakan (Arikunto, 2006: 19)
a. Perencanaan (planning) merupakan kegiatan menyusun rancangan tindakan.
Kegiatan ini dilakukan untuk persiapan pelaksanaan penelitian. Perencanaan
dilaksanakan oleh peneliti sebelum tahap pelaksanaan tindakan diterapkan.
Kegiatan dalam tahap ini seperti: penyusunan skenario pembelajaran,
pembuatan istrumen pengamatan dan pembuatan media/alat peraga.
b. Tindakan (acting) dan observasi (observing), yaitu implementasi atau
penerapan isi rancangan. Hal yang perlu diingat pada tahap 2 ini adalah
pelaksana tindakan harus taat pada apa yang sudah dirumuskan dalam
rancangan. Dalam penelitian ini tindakan yang diterapkan adalah pmr dengan
alat peraga dan peneliti sebagai pelaksana tindakan. Bersamaan dengan
implementasi juga dilaksanakan kegiatan mengamati dampak atas tindakan
yang dilakukan. Kegiatan observasi ini dilakukan pada saat tindakan
Pelaksanaan model pembelajaran learning communitydan Pengamatan aktivitas guru dan siswa
Pelaksanaan model pembelajaran learning communitydan Pengamatan aktivitas guru dan siswa
Perencanaan
SIKLUS I
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi
Refleksi
28
diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan tindakan dan
pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian tindakan ini
dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika peneliti telah berperan sebagai
pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan adalah guru kelas.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara pengamatan terhadap apa yang
terjadi ketika tindakan berlangsung, wawancara, kuesioner atau cara lain yang
sesuai dengan data yang dibutuhkan.
c. Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi
atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak
tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui
perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan
sejauhmana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau
mengatasi masalah secara signifikan. Tahap ini dilaksanakan ketika pelaksana
sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan pengamat
dan subjek penelitian (siswa-siswa yang diajar) untuk bersama-sama
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan. Bertolak dari refleksi ini
pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan. Jika
penelitian tindakan dilakukan melalui beberapa siklus, maka dalam refleksi
terakhir, peneliti menyampaikan rencana yang disarankan kepada peneliti lain
apabila dia menghentikan kegiatannya.
Untuk lebih memperjelas rincian prosedur tindakan yang akan dilaksanakan
terdiri atas 2 siklus dengan tiga kali pertemuan tiap siklusnya, adalah sebagai
berikut:.
Siklus I
1. Perencanaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:a. Menyusun RPP.
b. Merencanakan membagi kelompok-kelompok siswa.
c. Menyiapkan materi ajar berupa buku paket IPA kelas 4 SD.
d. Menyiapkan alat peraga
29
e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi untuk melihat
bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pembelajaran dengan
model learning community.
f. Menyiapkan instrument penilaian lembar evaluasi hasil belajar untuk
melihat apakah materi IPA telah dikuasai oleh siswa.
2. Pelaksanaan dan Observasi
Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga
tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih
dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk
lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Kegiatan Awal
a. Salam pembukaan
b. Berdoa
c. Presensi
d. aprsepsi
b. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
b. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara bertanya jawab dengan
siswa terkait gambar yang diamati.
Elaborasia. Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen.
b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling
membelajarkan.
c. Guru mendatangkan siswa yang dianggap keahlian untuk membagikan
pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Konfirmasia. Guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
b. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang baru dipelajari.
c. Guru meluruskan pemahaman siswa yang keliru.
30
d. Guru memberikan penguatan.
c. Kegiatan Akhir
a. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok.
b. Guru memberikan salam penutup
c. Guru memberikan evaluasi
d. Doa penutup.
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan
kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran CTL tipe learning community, dan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe learning
community. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
dan terhadap hasil evaluasi siswa.
3. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan belajar.
Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai
dengan model pembelajaran learning community. Setelah tahap refleksi dan siklus
I selesai dilaksanakan, maka diperoleh hasil. Hasil tersebut akan dianalisis apakah
sudah sesuai dengan perencanaan atau belum, serta kelemahan-kelemahan apa
saja yang menghambat proses belajar mengajar. Apabila hasil yang diperoleh
belum mencapai ketuntasan belajar yang diharapkan maka dilanjutkan pada siklus
II.
Siklus II
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II, sama dengan siklus I, hanya
dilengkapi dengan revisi dari refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus I.
rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Melakukuan perencanaan perbaikan tindakan pada pelaksanaan tindakan
berdasarkan refleksi pada siklus I, yaitu:
a. Merencanakan ulang strategi melaksanakan pembelajaran.
31
b. Merencanakan ulang pembagian kelompok dan peran dalam kelompok.
c. Merencanakan ulang melaksanakan langkah-langkah pembelajaran secara
lebih cermat.
2. Pelaksanaan dan Observasi
Sesuai dengan standar proses bahwa pembelajaran dilaksanakan dalam tiga
tahap yaitu pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dalam kegiatan inti masih
dijabarkan lagi ke dalam kegiatan eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Untuk
lebih jelasnya tahap pelaksanaan tindakan pada penelitian ini sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal
e. Salam pembukaan
f. Berdoa
g. Presensi
h. aprsepsi
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
c. Guru menunjukkan gambar yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari.
d. Guru menggali pemahaman siswa dengan cara bertanya jawab dengan
siswa terkait gambar yang diamati.
Elaborasid. Guru membagi siswa dalam kelompok secara heterogen.
e. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok untuk saling
membelajarkan.
f. Guru mendatangkan siswa yang dianggap keahlian untuk membagikan
pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari.
Konfirmasie. Guru mengarahkan siswa untuk menarik kesimpulan.
f. Guru dan siswa bertanya jawab mengenai materi yang baru dipelajari.
g. Guru meluruskan pemahaman siswa yang keliru.
h. Guru memberikan penguatan.
3. Kegiatan Akhir
32
e. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok.
f. Guru memberikan salam penutup
g. Guru memberikan evaluasi
h. Doa penutup.
Bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan observasi
selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti melakukan pengamatan
kepada keterlaksanaan tindakan guru dalam pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran CTL tipe learning community, dan aktivitas siswa dalam mengikuti
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL tipe learning
community. Observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
dan terhadap hasil evaluasi siswa.
3. Refleksi
Pada tahap ini peneliti melakukan refleksi terhadap proses kegiatan
belajar. Refleksi dilakukan atas dasar hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh
observer/teman sejawat terhadap keterlaksanaan tindakan guru kelas sesuai
dengan model pembelajaran learning community. Hasil refleksi pada siklus II,
sangat ditentukan oleh hasil yang diperoleh selama proses pelaksanaan tindakan
siklus II. Harapannya, hasil tersebut memberikan sesuai yang diharapkan.
3.5. Instrumen Pengumpulan Data
1. Lembar observasi yang menjadi instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah lembar observasi pembelajaran. Lembar observasi
mengacu pada langkah-langkah pembelajaran CTL tipe learning
community. Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi lembar observasi
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL
tipe learning community.
33
Tabel 3. 1Lembar Observasi Kinerja Guru
Tahapan kegiatan Aspek yang diamati Indikator Kegiatan pendahuluan Membuka pelajaran 1. Memberikan salam
2. Mengabsensi3. Memberikan motivasi utnuk
membangkitkan minat belajar siswa terhadap materi
4. Memberikan apersepsi5. Menjelaskan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Penyampaian materi dan strategi pembelajaran
1. Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing
Penggunaan model pembelajaran dan pemanfaatan sumber belajar
1. Menyajikan garis besar materi perubahan kenampakan benda langit.
2. Menuntun siswa ke dunia nyata siswa melalui pengalaman-pengalaman yang peranah dialami yang berkaitan dengan materi.
3. Membentuk learning communitydengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil
4. Memberikan pengarahan tentang bagaimana cara belajar yaitu pembelajaran ketrampilan yang dapat dicontoh siswa.
Penilaian hasil belajar 1. Mengadakan evaluasi.2. Menanyakan siswa tentang suasana
belajar di kelas3. Mengadakan refleksi terhadap proses
dan hasil belajar.4. Bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran.Kegiatan penutup Mengakhiri pelajaran 1. Memberikan penguatan
2. Memberikan tes3. Menutup pelajaran
2. Evaluasi dalam bentuk tes. Tes diberikan setelah pertemuan kedua dari
masing-masing siklus dilaksanakan. Tes dilaksanakan dalam maksud untuk
melihat bagaimana pengaruh model pembelajaran CTL tipe learning
community dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Instrument tes disajikan
dalam kisi-kisi soal tes berikut ini:
34
Tabel 3. 2Kisi-Kisi Soal
SK KD Indikator Item SoalNomor Soal
Jumlah Soal
Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan
Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik (erosi, abrasi, banjir, dan longsor)
Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir dan longsor)
Menyebutkan kerusakan lingkungan
Mendeskripsikan cara pencegahan lingkungan erosi tanah, banjir dan longsor
1 – 15
1 – 15
15
15
Total 30 30
3. Angket. Angket yang diberikan adalah angket motivasi belajar. Angket ini
digunakan untuk mengukur bagaimana model pembelajaran CTL tipe
learning community berpengaruh dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa. Berikut disajiikan dalam kisi-kisi angket motivasi belajar siswa.
Tabel 3. 3Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa
Variabel Aspek Indikator Jumlah item
Motivasi Intrinsik Ada dorongan dalam diri menggunakan model pembelajaran CTL tipe learning community dalam pembelajaran IPA
5
Ekstrinsik Didorong oleh guru untuk menggunakan model pembelajaran CTL tipe learning community dalam pembelajaran IPA
5
Total 10
3.6. Teknik Analisis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data deskriptif
kualitatif dan deskriptif komparatif untuk data kuantitatif. Data yang diperoleh
akan dianalisis dalam bentuk-bentuk kata atau penjelasan yaitu data deskriptif
kualitatif dan dalam bentuk angka yaitu data kuantitatif. Data kualitatif yang
diperoleh dari hasil observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran CTL tipe learning community yang dilakukan oleh guru,
35
sedangkan untuk keperluan data kuantitatif, diperoleh dari hasil tes belajar
siswa. Analisa data dilakukan dengan cara:
1. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa hasil
belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung ketuntasan belajar
siswa secara individual jika siswa tersebut mampu mencapai skor minimal
65 dan ketuntasan klasikal jika siswa yang memperoleh nilai 65 ini
jumahnya sekitar 75% dari jumlah seluruh siswa dan masing-masing
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Ketuntasan individual = jumlah nilai maksimal
jumlah nilaix100%
Ketuntasan klasikal = jumlah siswa yang tuntas belajar
jumlah seluruh siswax100%
Keterangan
Ketuntasan indiviual : Jika siswa mencapai ketuntasan skor ≥ 65
Ketuntasan klasikal : Jika > 75% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan
skor ≥ 650.
2. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif. Dalam penelitian
kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian, tabel, hubungan antar
kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya. Tetapi hal yang paling sering
digunakan dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
3. Mengukur skala motivasi belajar dalam mengikuti pembelajaran IPA
dengan model pembelajaran CTL tipe learning community, digunakan skala
menggunakan rumus Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang
dan rendah. Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa, digunakan
ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:
Nilai=Σskor yang diperoleh siswa
Σskor maksimumX100%
Dengan ketentuan sebagai berikut:
≥ 80 ke atas : tinggi60 – 79 : sedang≤ 59 : rendah
36
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliabel adalah
instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2010: 27).
Teknik yang digunakan untuk menguji kevalidan instrumen menggunakan
teknik corrected item to total score correlation yang dinotasikan (r), yang
mengatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki
koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,05. Adapun rumusnya adalah
sebagai berikut:
rit=N⅀it-(⅀i)(⅀t)
√(n⅀i2-(⅀i)2 n⅀t2-(⅀t)2)2
Keterangan:rit = koefisien korelasi antara dua variabel
i = skor setiap item
t = skor total
(⅀i)2= kuadrat jumlah skor item
⅀i2= jumlah kuadrat skor item
⅀t2= jumlah kuadrat skor total
(⅀t)2 = kuadrat jumlah skor total
Untuk menentukan validitas suatu instrumen, digunakan ketentuan koefisien
validitas instrumen, seperti yang disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. 4Koefisien Validitas Instrumen
Koefisien Kualifikasi0,91 – 1,000,71 – 0,900,41 – 0,700,21 – 0,40
Negatif – 0,20
Sangat tinggiTinggiCukupRendah
Sangat rendah
37
Pada siklus I ada 23 instrumen soal yang diujikan. Setelah diuji validitas,
instrument yang dinyatakan valid ada 15 instrumen soal dan instrument yang
dinyatakan tidak valid ada 8. Adapaun instrument yang valid adalah sebagai
berikut: 1, 2, 3, 6, 7, 8, 10, 11, 14, 15, 16, 18, 19, 21, 22. Soal yang tidak valid
adalah soal nomor: 4, 5, 9, 12, 13, 17, 20, 23 (hasil pengujian terlampir)
Pada siklus II, dari 25 instrumen soal yang diujikan, ada 15 soal yang
dinyatakan valid dan ada 10 soal yang dinyatakan tidak valid. Soal yang
dinyatakan valid adalah soal nomor: 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 18,
20. Soal yang tidak valid adalah soal nomor: 1, 2, 5, 15, 19, 21, 22, 23, 24, 25
(hasil pengujian terlampir).
Soal yang dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas. Teknik
yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan teknik
Reliability Coefficient Alpha menggunakan program SPSS 18 for windows. Hasil
pengujian reliabilitas dengan alat bantu SPSS disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3. 5Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Siklus I dan II
Kriteria untuk menentukan reliabilitas instrument disajikan dalam tabel
berikut ini:
Tabel 3. 6Koefisien Reliabilitas Instrumen
Nilai Reliabilitas0,90 ≤……. Sangat Reliabel0,71 – 0,89 Reliabel0,41 – 0,70 Cukup Reliabel0,21 – 0,40 Kurang Reliabel…..≤ 0,20 Tidak Reliabel
Berdasarkan kriteria koefisien reliabilitas di atas, maka reliabilitas
instrumen pada siklus I dan II masuk dalam kategori reliabel.
38
3.8. Uji Tingkat Kesukaran Soal
Uji tingkat kesukaran soal dimaksudkan untk mengetahui apakah instrument
soal yang diujikan tepat atau belum tepat. Tepat artinya instrument soal yang
diujikan masuk dalam kategori sedang dan bukan dalam kategori terlalu sulit
ataupun terlalu mudah. Untuk menguji tingkat kesukaran soal digunakan
persamaan sebagai berikut:
TK=∑B∑PKeterangan:TK = tingkat kesukaran
∑B = jumlah siswa yang menjawab benar
∑P = jumlah siswa peserta tes.
Untuk mengetahui tingkat atau kategori tingkat kesukaran soal,
digunakan ketentuan sebagai berikut:
Tabel 3. 7Kategori Tingkat Kesukaran Soal
Nilai F Tingkat Kesukaran
0.00 – 0.25 Sukar
0.26 – 0.75 Sedang
0.76 – 1.00 Mudah
Berikut ini disajikan hasil pengujian tingkat kesukaran instrument soal baik
siklus I maupun siklus II.
Tabel 3. 8Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus I
Nomor Soal Nilai F Tingkat Kesukaran1 0.6 Sedang2 0.6 Sedang 3 0.6 Sedang6 0.6 Sedang7 0.5 Sedang8 0.3 Sedang
10 0.4 Sedang11 0.6 Sedang14 0.5 Sedang15 0.3 Sedang
39
16 0.4 Sedang
18 0.3 Sedang19 0.5 Sedang 21 0.5 Sedang
22 0.5 Sedang
Tabel 3. 9Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Siklus II
Nomor Soal Nilai F Tingkat Kesukaran3 0.3 Sedang4 0.3 Sedang 6 0.5 Sedang
7 0.4 Sedang8 0.5 Sedang9 0.3 Sedang
10 0.6 Sedang11 0.6 Sedang12 0.5 Sedang
13 0.3 Sedang14 0.3 Sedang 16 0.7 Sedang17 0.6 Sedang 18 0.7 Sedang 20 0.5 Sedang
Berdasarkan hasil pengujian, maka tingkat kesukaran instrument soal siklus
I maupun siklus II masuk dalam kategori sedang. Dengan demikian, instrument
soal ini adalah instrument soal yang baik untuk diujikan pada siswa kelas 4 SDN
Kalibeji 01.
3.9. Indikator Kinerja
Pembelajaran dikatakan berhasil, apabila terjadi:
1) Meningkatnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA, yaitu
perolehan nilai siswa berada pada kategori tinggi.
2) 75% dari total siswa dalam kelas lulus kriteria individual dan 75% siswa
dalam kelas lulus kriteria KKM = 65 (acuan yang digunakan sekolah).
Top Related