Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan dalam penelitian, maka metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Desain yang
digunakan adalah Pre Experimental Desains. Sugiyono (2014, hlm. 74) dikatakan
pre experimental desains karena desain ini belum merupakan eksperimen
sungguh-sungguh, karena masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh
terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi hasil eksperimen yang merupakan
variablel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen.
Hal ini dapat terjadi, karena tidak variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara
random.
Bentuk pre experimental desains yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
bentuk One-group pretest-posttest design, pada bentuk ini Sugiyono (2014, hlm.
74) mengungkapkan dalam bentuk ini terdapat pretest sebelum diberi perlakuan,
dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
membandingkan dengan keadaan sebelum perlakuan. Desain ini dapat
digambarkan seperti berikut:
Tabel 3.1
One-Group Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Sumber: Sugiyono, (2014, hlm. 75)
Keterangan :
O1 : pre test (sebelum diberikan perlakuan)
X : Perlakuan berupa pemberian aktivitas icebreaking
31
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
O2 : post test (setelah diberikan perlakuan)
Berdasarkan desain diatas, penelitian ini dilakukan pada satu kelas, dimana
kelas tersebut belajar seperti biasa menggunakan model pembelajaran
konvensional, kemudian pada pertengahan pelajaran akan diberikan perlakuan
berupa aktivitas icebreaking.
B. Variabel dan Paradigma Penelitian
1. Variabel Penelitian
Hartc dan Farhady (dalam Sugiyono, 2014, hlm. 38) menyatakan bahwa,
“Variabel penelitian adalah atribut seseorang atau obyek yang mempunyai
„variasi‟ antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain”. Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkapkan tentang kontribusi
pemberian aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa. Maka
dalam penelitian ini secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga jenis variabel,
yaitu :
a. Variabel Bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau disebut juga
variabel penyebab yakni pemberian aktivitas icebreaking.
b. Variabel Terikat merupakan variabel akibat yakni hasil belajar siswa.
c. Variabel Moderator merupakan variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan variabel independen dengan
dependen yakni tingkat kejenuhan belajar siswa.
2. Paradigma Penelitian
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 42) mengungkapkan “paradigma dalam
penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukan hubungan antara variable
yang akan diteliti”. Paradigma penelitian dapat digunakan sebagai panduan dalam
Pemberian Aktivitas Icebreaking
(Variabel Bebas)
Hasil Belajar Siswa
(Variabel Terikat)
Tingkat Kejenuhan Belajar Siswa
(Variabel Moderator)
32
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
merumuskan masalah penelitian, merumuskan hipotesis dan menentukan teknik
statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Berikut
ini paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Keterangan:
= Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 3.1 Paradigma Penelitian
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu definisi yang memberikan penjelasan atas
istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian, hal ini diperlukan agar tidak
terjadi kesalahan dalam memahami permasalahan dalam penelitian ini. Penulis
dalam penelitian ini memberi batasan pengertian sebagai berikut:
1. Kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar,
tetapi tidak mendatangkan hasil. Kejenuhan dapat terjadi karena proses belajar
siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya karena bosan
Siswa
Kesimpulan dan temuan penelitian
Pretest
Pembelajaran dengan pemberian aktivitas
icebreaking
Posttest
Feed
Back
Angket
33
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(boring) dan keletihan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling
umum adalah keletihan yang melanda siswa, karena keletihan dapat menjadi
penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.
2. Icebreaking atau pemecah kebekuan adalah kegiatan-kegiatan yang dilakukan
oleh fasilitator dalam hal ini guru guna menyegarkan suasana kelas atau
membuat suasana kelas menjadi akrab dan menyenangkan. Icebreaking dalam
pembelajaran pada umumnya dilakukan saat guru mengajar di ruang kelas.
Icebreaking dalam hal ini dimanfaatkan untuk menyegarkan suasana belajar,
menghilangkan kejenuhan, dan rasa kantuk selama proses KBM berlangsung.
D. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada penelitian ini adalah di ruang kelas siswa kelas XI
Teknik Sepeda Motor di SMK Negeri 8 Bandung Jl. Kliningan no. 31 Kota
Bandung 40295.
Gambar 3.2 SMK Negeri 8 Bandung (tampak depan)
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian menurut Sugiyono (2014, hlm. 80) mengungkapkan
bahwa, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek dan subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Berdasarkan penjelasan di
34
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
atas maka yang dijadikan sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
peserta didik SMKN 8 Bandung kelas XI kompetensi keahlian teknik sepeda
motor tahun ajaran 2015/2016 yang terdiri dari lima kelompok belajar, yaitu: XI
TSM 1, XI TSM 2, XI TSM 3, XI TSM 4, dan XI TSM 5.
2. Sampel
Sampel penelitian menurut Sugiyono (2014, hlm. 81), mengungkapkan bahwa,
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut”. Adanya sampel memudahkan dalam penelitian dan efektif, tujuan dari
pengambilan sampel sendiri adalah menggunakan sebagian objek penelitian yang
akan diteliti untuk memperoleh informasi tentang populasi tersebut.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah
sampling purposive. Sugiyono (2014, hlm. 85) mengungkapkan “sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”.
Sampel pada penelitian ini diambil dari kelas yang paling mengalami kejenuhan,
penentuan kelas diambil dari hasil observasi kepada guru-guru yang mengajar di
kelas XI TSM 3.
F. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2014, hlm. 102) menyatakan bahwa “instrument penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”. Adapun jenis instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Jenis Instrumen
Jenis Instrumen dibutuhkan untuk pengumpulan dan pengolahan data tentang
variabel-variabel yang diteliti, maka pada kegiatan penelitian ini digunakan
instrumen sebagai berikut:
a. Tes
Penggunaan tes dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data
kemampuan yang dimiliki siswa yang diteliti, karena fungsi dari tes itu sendiri
menurut Sugiyono (2014, hlm. 122) adalah, “mengukur prestasi belajar”. Pada
penelitian ini soal tes tertulis digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep
35
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, maka tes ini disusun sesuai dengan
indikator yang dikembangkan. Soal terdiri dari 20 butir soal berbentuk pilihan
ganda dengan lima alternatif jawaban pada materi kompetensi perawatan dan
perbaikan roda dan ban sepeda motor.
1) Pre test
Pre Test digunakan untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum
pelaksanaan pembelajaran.
2) Post test
Post test digunakan untuk mengukur kemajuan setelah pelaksanaan
pembelajaran.
b. Angket
Teknik angket dalam penelitian ini digunakan untuk memberikan tanggapan
siswa tentang pemberian aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan
belajar siswa. menurut Sugiyono (2014, hlm. 121) mengungkapkan bahwa
“angket digunakan bila responden jumlahnya besar dapat membaca dengan baik,
dan dapat mengungkapkan hal-hal yang sifatnya rahasia”.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini disusun menurut Skala Likert.
Menurut Sugiyono (2014, hlm. 93) mengemukakan bahwa “skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial”. Fenomena sosial dalam penelitian ini telah ditetapkan
secara spesifik yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Berdasarkan keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor sebagai berikut:
Tabel 3.2
Skala Jawaban pada Skala Likert
Pernyataan SS ST RG TS STS
Skor Positif 5 4 3 2 1
36
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Sumber: Sugiyono (2014, hlm.94)
Keterangan:
SS = Sangat setuju
ST = Setuju
RG = Ragu-ragu
TS = Tidak setuju
STS = Sangat tidak setuju
2. Validitas Instrumen
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud. Menurut Sugiyono (2014, hlm. 121)
mengungkapkan bahwa “instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan
untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrument tersebut
dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”.
Validitas pada penelitian ini instrumen dilakukan uji validitas isi (content
validity) untuk jenis instrument angket, kemudian melakukan pengujian validitas
dengan cara judgement oleh guru untuk instrumen test.
Pengujian validitas instrument angket dilakukan dengan uji validitas butir
soal, untuk menguji validitas butir soal instrumen, maka harus dihitung
korelasinya, yaitu menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka
kasar :
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Arikunto, S (2012, hlm. 87)
Keterangan:
xyr = Koefisien korelasi
37
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
X = Jumlah skor X
Y = Jumlah skor Y
XY = Jumlah skr X dan Y
N = Jumlah responden
Klasifikasi validitas menurut Arikunto, S (2012, hlm. 89) adalah:
Tabel 3.3
Interpretasi Nilai r Validitas
Besarnya Nilai r Interpretasi
0,81 rxy ≤ 1,00
0,61 rxy ≤ 0,80
0,41 rxy ≤ 0,60
0,21 rxy ≤ 0,40
0,00 rxy ≤ 0,20
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah
Setelah harga koefisien korelasi ( rxy) diperoleh, kemudian dilanjutkan dengan
taraf signifikansinya dengan menggunakan rumus:
√
Arikunto, S (2013, hlm. 257)
Keterangan:
t = Uji signifikansi korelasi
r = Koefisien validasi
n = Jumlah responden
38
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Nilai thitung kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan taraf nyata 0,05
dengan derajat kebebasan (dk)=n-2. Apabila thitung> ttabel, berarti korelasi tersebut
signifikan.
3. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas instrumen digunakan untuk mengukur sejauh mana suatu alat ukur
memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan
seseorang.
Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden
untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya,
yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya
memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil
hasilnya tetap akan sama. Peneliti harus bisa memilih instrumen dengan tepat.
Reliabilitas tes dan angket pada penelitian ini dihitung dengan menggunakan
teknik Internal Consistency. Sugiyono (2014, hlm. 131) mengungkapkan bahwa
“Pengujian rehabilitas dengan Internal Consistency dilakukan dengan cara
mencobakan instrument sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis
dengan teknik tertentu”, dalam penelitian ini reliabilitas instrument dilakukan
dengan teknik belah dua dari Spearman-Brown, yaitu :
)
2
1
2
11(
2
1
2
12
11
r
xr
r
Arikunto, S (2012, hlm. 107)
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
r1/2 ½ = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen
39
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Besar koefisien reliabilitas diinterpretasikan untuk menyatakan kriteria
reliabilitas. Menurut Arikunto, S (2012, hlm. 107) kriterianya adalah sebagai
berikut :
r11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah.
0,20< r11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah.
0,40< r11 ≤ 0,60 : reliabilitas sedang.
0,60< r11 ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi.
0,80< r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi.
G. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang menjadi acuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
gambar 3.3 berikut ini:
Survey
Menyusun rancangan penelitian
Studi pendahuluan
Menetapkan waktu penelitian
Menyusun instrumen
Pelaksanaan pre test
Pengujian instrumen
Treatment/perlakuan aktivitas ice breaking
40
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.3. Prosedur penelitian
Secara lebih rinci tahapan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Survey pendahuluan untuk menemukan masalah penelitian.
2. Studi pendahuluan untuk lebih memperdalam permasalahan dan mencari
informasi yang diperlukan sehingga penelitian memungkinkan untuk
diteruskan.
3. Menyusun rancangan penelitian yaitu memilih metode penelitian dan tata cara
yang akan dilakukan dalam meneliti.
4. Menetapkan waktu penelitian dan materi pelajaran dengan mempelajari
silabus perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor pada kompetensi
keahlian teknik sepeda motor.
5. Menyusun instrument/alat ukur penelitian.
6. Melakukan validitas untuk instrument angket dengan cara uji coba angket
yang diberikan kepada siswa selain sampel penelitian.
7. Judgement instrumen dilakukan oleh guru dan dosen ahli untuk instrument
test.
8. Melakukan eksperimen dengan langkah-langkah sebagi berikut:
Pelaksanaan post test
Analisis data
Pembahasan hasil penelitian
Kesimpulan dan saran
Angket
41
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Menentukan sampel penelitian melalui obeservasi kepada guru-guru yang
mengajar di kelas XI TSM
b. Pre test yang diberikan kepada kelas yang dijadikan sampel penelitian.
c. Melaksanakan KBM dengan menggunakan metode pembelajaran
konvensional pada standar kompetensi merawat roda sepeda motor.
d. Memberikan aktivitas icebreaking ditengah-tengah pelajaran pada standar
kompetensi perawatan dan perbaikan roda sepeda motor.
e. Memberikan posttest di kelas.
f. Pengambilan data-data melalui angket setelah pelaksanaan pembelajaran.
9. Analisa data untuk menguji hipotesis.
10. Pembahasan hasil analisa.
11. Menyimpulkan hasil penelitian.
H. Teknik Analisis Data
1. Langkah-Langkah Analisis Data
Analisis data dilakukan setelah data-data yang diperlukan terkumpul. Secara
garis besar, teknik analisis data menurut Arikunto, S (2013, hlm. 278) menyatakan
bahwa, “secara garis besar, pekerjaan analisis data meliputi tiga langkah yaitu
persiapan, tabulasi dan penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian”.
Meliputi langkah- langkah sebagai berikut:
b. Persiapan
Kegiatan dalam langkah persiapan ini antara lain:
1) Mengecek nama dan jumlah responden yang akan di tes.
2) Mengecek kelengkapan soal tes kepada responden.
3) Menyebarkan soal tes kepada responden.
4) Memeriksa jumlah lembar jawaban tes yang telah diisi responden.
b. Tabulasi
1) Memberikan skor (scoring) terhadap soal.
2) Menjumlah skor yang telah didapat dari setiap responden.
42
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
c. Penerapan data sesuai dengan pendekatan penelitian
1) Mengolah data dengan uji statistika.
2) Analisis datadan pengujian hipotesis merupakan dasar dari penarikan
kesimpulan.
2. Pengolahan Skor Mentah Menjadi T-Skor
Pengolahan data dari skor mentah menjadi skor standar, dapat dilaksanakan
melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menghitung skor rata-rata (mean), yaitu dengan rumus:
= ∑
=
∑
Siregar, S (2005, hlm. 22)
Keterangan :
= Mean untuk variabel X
= Mean untuk variabel Y
∑ = Jumlah skor item variabel X
∑ = Jumlah skor item variabel Y
n = Jumlah responden
b. Menghitung harga simpangan baku, yaitu dengan rumus:
SD = √∑
Siregar, S (2005, hlm. 23)
Keterangan :
Xi = nilai tengah kelas interval
Xi - = deviasi data
c. Mengkonversikan skor mentah Z dan skor T, yaitu dengan rumus:
Z =
T = + Zi . 50
Siregar, S (2005, hlm. 24)
Ketarangan :
= rata-rata standar adalah 50
43
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
SD = simpangan baku standar (diambil 10)
Hasil perhitungan selanjutnya digunakan hasil perhitungan dari T-skor.
3. Uji Normalitas
Uji normalitas dapat dilakukan dengan langkah- langkah sebagai berikut:
a. Menentukan Rentang Skor (R), dengan rumus:
R =
Siregar, S (2005, hlm. 24)
Keterangan:
= Data terbesar
= Data terkecil
b. Menentukan Banyak Kelas Interval (i), dengan rumus:
i = 1 + 3,3 log n
Siregar, S (2005, hlm. 24)
Keterangan:
n = Jumlah sampel
c. Menentukan Panjang Interval (p), dengan rumus:
i
Rp
Siregar, S (2005, hlm. 25)
Keterangan: R = Rentang skor
i = Banyaknya kelas
d. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 3.4
Tabel Distribusi Frekuensi
Interval f iX iZ ol il ie 2
44
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Jumlah
Siregar, S (2005, hlm. 87)
e. Menghitung nilai Mean (rata-rata) dengan rumus:
∑
∑
Siregar, S (2005, hlm. 26)
Keterangan:
Fi = Jumlah frekuensi
Xi = Data tengah-tengah dalam interval
f. Menentukan Standar Deviasi (S), dengan rumus:
1
2
n
xXifiS
Siregar, S (2005, hlm. 29)
g. Menentukan batas bawah kelas interval (Xi) dengan rumus:
Xi = Bb – 0,5 kali desimal yang digunakan interval kelas.
Siregar, S (2005, hlm. 86)
Dimana : Bb = batas bawah interval
h. Menghitung Harga Baku (Zi), dengan rumus:
S
xxiZ
Siregar, S (2005, hlm. 86)
i. Lihat nilai peluang Zi pada tabel statistik, isikan peluang pada kolom Lo.
j. Menghitung Luas Interval (Li), dengan rumus:
Li =L1 – L2
Siregar, S (2005, hlm. 87)
k. Menghitung Frekuensi Ekspektasi (ei), dengan rumus:
45
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
iii fLe .
Siregar, S (2005, hlm. 87)
l. Menghitung Chi-Kuadrat (2),dengan rumus:
ei
eifi2
2
Siregar, S (2005, hlm. 87)
m. Lakukan interpolasi pada tabel 2, untuk menghitung P-value.
n. Kesimpulan kelompok data normal jika P-value > α = 0,05.
4. Metode Statistik Parametrik
b. Uji Linieritas dan Keberartian Regresi
1) Analisis Regresi Linier Sederhana
Regresi sederhana linier sederhana digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan yang linier antara dua variabel (variabel X dan variabel Y).
model regresi linier sederhana berbentuk sebagai berikut:
Ŷ = a + b.X
Siregar, S (2005, hlm. 197)
Keterangan:
Ŷ = variabel terikat
X = variabel bebas
a dan b = koefisien regresi
Koefisien regresi a dan b dapat dicari berdasarkan metode kuadrat terkecil dari
pasangan dua variabel data X dan Y yang diperoleh dari hasil penelitian dengan
menggunakan rumus:
a = ∑ ∑
∑ ∑
∑ ∑
b = ∑ ∑ ∑
∑ ∑
Siregar, S (2005, hlm. 200)
46
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Regresi yang didapat dari perhitungan sederhana tersebut dapat digunakan
untuk menghitung harga Y bila X diketahui, dengan syarat regresi tersebut harus
mempunyai kelinieran dan keberartian regresi pada taraf signifikan (α = 0,05).
2) Analisis Linieritas dan Keberartian Regensi
Uji kekeliruan dapat dilakukan dengan menghitung jumlah kuadrat. Jumlah
kuadrat yang disebut adalah sumber variansi. Sumber variansi yang perlu dihitung
menurut Ridwan (2007: 152) adalah sebagai berikut:
a) Menghitung jumlah kuadrat total (JK(T)) dengan rumus:
JK(T) = Y2
b) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(a)) dengan rumus:
JK(a) = ∑
c) Mencari jumlah kuadrat regresi (JK(b/a)) dengan rumus:
JK(b/a) = b {∑ ∑ ∑
}
d) Mencari jumlah kuadrat residu (JK (r)) dengan rumus:
JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK (b/a)
e) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(a)) dengan rumus:
RJK(a) = JK(a)
f) Mencari rata-rata jumlah kuadrat regresi (RJK(b/a)) dengan rumus:
RJK(b/a) = JK(b/a)
g) Mencari rata-rata jumlah kuadrat residu (R JK(r)) dengan rumus:
RJK(r) =
h) Menguji signifikan dengan rumus:
Fhitung =
Kaidah pengujian signifikansi:
Jika: Fhitung ≥ Ftabel, maka terima Ho, artinya tidak signifikan.
47
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Fhitung ≤ Ftabel, maka tolak Ho, artinya signifikan.
Dengan taraf signifikan (α = 0,05)
Mencari nilai Ftabel menggunakan Tabel F dengan rumus:
Ftabel = F{(1- α)(dk Reg(b/a)), (dk Res)}
f (F)
Ho diterima α Ho ditolak
F
Ftabel
Gambar 3.4 Kurva F Statistik
i) Menghitung jumlah kuadrat kekeliruan (JK (E)) dengan rumus:
JK(E) = {∑ (∑
)}
Dengan membuat tabel penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk
mencari (JK(E)).
Tabel 3.5
Penolong Pasangan Variabel X dan Y untuk Mencari (JK(E))
No Responden X Y
Diurutkan dari
Data X Terkecil
Hingga Data
Terbesar
Kelompok n Y (JK(E))
j) Mencari rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan (RJK(E)) dengan rumus:
RJK(E) =
48
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
k) Mencari jumlah kuadrat Tuna Cocok (JK(TC)) dengan rumus:
JK(TC) = JK(r) - JK(E)
l) Mencari rata-rata jumlah kuadrat Tuna Cocok (RJK(TC)) dengan rumus:
RJK(TC) =
m) Mencari nilai Fhitung dengan rumus:
Fhitung =
n) Menentukan keputusan pengujian linieritas:
Jika: Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho ditolak artinya data berpola Linier.
Fhitung ≥ Ftabel, maka Ho diterima artinya data tidak berpola Linier.
Dengan taraf signifikan (α = 0,05)
Mencari Ftabel = F {(1- α)(dkTC), (dkE)}
o) Semua besaran diatas dapat diperoleh dari dalam Tabel Analisis Varians
(ANAVA), langkah berikutnya membuat Tabel ANAVA seperti pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Analisis Varians (ANAVA) Regresi
Sumber
Varians
Derajat
Kebebasan
(dk)
Jumlah Kuadrat (JK)
Rata-rata
Jumlah
Kuadrat
(RJK)
Fhitung
Total N JK(T) = Y2 - -
Regresi (a) 1 JK(a) = ∑
RJK(a) = JK(a)
Regresi (b/a)
1 JK(b/a) = b {∑ ∑ ∑
} RJK(b/a) =
JK(b/a)
Residu (r) n – 2 JK(r) = JK (T) – JK (a) – JK
(b/a) RJK(r) =
Tuna k -2 JK(TC) = JK(r) - JK(E) RJK(TC) =
49
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Cocok
Kekeliruan/Error (E)
n – k JK(E) = {∑ (∑
)} RJK(E) =
p) Membuat grafik linieritas variabel X dan Y
Y = a + bX
Variabel Y
Variabel X
Gambar 3.5 Grafik Linieritas
c. Analisis Korelasi
1) Perhitungan koefisien korelasi data berdistribusi normal
Apabila hubungan X dan Y linier, maka perhitungan koefisien korelasi dapat
dihitung dengan menggunakan rumus “Pearson Product Moment” di bawah ini:
2222 YYNXXN
YXXYNrxy
Arikunto, S (2013, hlm. 317)
Selanjutnya harga koefisien korelasi (rxy) yang diperoleh diinterpretasikan
pada indeks korelasi, seperti pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai rxy
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 ≤ rxy < 0,199 Sangat Rendah
0,20 ≤ rxy < 0,399 Rendah
0,40 ≤ rxy < 0,599 Sedang
50
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
0,60 ≤ rxy < 0,799 Tinggi
0,80 ≤ rxy ≤ 1,000 Sangat Tinggi
Sumber: Riduwan (dalam Darmawan, D.E, 2014, hlm. 41)
2) Perhitungan koefisien korelasi data berdistribusi tidak normal
Perhitungan koefisien korelasi untuk data yang berdistribusi tidak normal
menggunakan statistik non parametrik dengan menggunakan rumus korelasi tata
jenjang atau Rank Spearman. Adapun prosedur pengujiannya adalah sebagai
berikut:
a) Buat tabel rangking variabel X dan Y, susun rangking variabel bebas (X)
secara berurutan.
Tabel 3.8
Ranking Korelasi Spearman
No Xi Yi Rxi Ryi bi bi2
1 2
2 - -
- n
X1 X2
X3 - -
- Xn
Y1 Y2
Y3 - -
- Yn
Rx1 Rx2
Rx3 - -
- Rxn
Ry1 Ry2
Ry3 - -
- Ryn
(Rx1 - Ry1) (Rx2 - Ry2)
(Rx3 - Ry3) - -
- (Rxn - Ryn)
(Rx1 - Ry1)2 (Rx2 - Ry2)2
(Rx3 - Ry3)2 - -
- (Rxn - Ryn)2
Jml - - Rxn Ryn - (Rxn - Ryn)2
b) Buat ranking variabel Y sesuai keadaannya.
c) Hitung selisih rangking
b = Rxi – Ryi.
d) Hitung bi2 = (Rxi - Ryi)
2 dan jumlahkan bi2 = (Rxn - Ryn)2
dimana: Rxi = variabel X
Ryi = variabel Y
bi2 = kuadrat selisih ranking
e) Gunakan rumus:
rs = 1 - ∑
51
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Bila tidak ada ranking yang sama.
rs = ∑
∑ ∑
√∑ ∑
Bila ada ranking yang sama.
Tabel 3.9
Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Interpretasi
0,00 ≤ rs < 0,20 Sangat Rendah
0,20 ≤ rs < 0,40 Rendah
0,40 ≤ rs < 0,60 Sedang
0,60 ≤ rs < 0,80 Tinggi
0,80 ≤ rs ≤ 1,00 Sangat Tinggi
Sumber: Riduwan (dalam Darmawan, D.E, 2014, hlm. 42)
5. Uji Hipotesis
a. Tingkat kejenuhan belajar siswa
Berdasarkan landasan teori dan asumsi yang diuraikan sebelumnya, maka
penulis merumuskan hipotesis mengenai pemberian aktivitas icebreaking terhadap
kejenuhan belajar siswa sebagai berikut:
H0 : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan pemberian
aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa.
HA : ρ ≠ 0 : Terdapat hubungan yang positif dan signifikan pemberian
aktivitas icebreaking dalam menangani kejenuhan belajar siswa.
Uji hipotesis mengenai pemberian aktivitas icebreaking terhadap tingkat
kejenuhan belajar siswa dapat dilakukan cara menguji kebenaran dari hipotesis
yang dilengkapi pada bab dua akan diuji dengan rumus uji t-student, yaitu:
thitung = rxy√
Siregar, S (2005, hlm. 170)
52
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
dimana: rxy = koefisien korelasi
n = jumlah responden
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
untuk distribusi t pada taraf kepercayaan 97,5% (taraf signifikan α = 0,025)
dengan dk = n – 2.
Kriteria pengujian: Jika thitung > ttabel, maka tolak Ho dan terima H1
Jika thitung < ttabel, maka terima Ho dan tolak H1
b. Hasil belajar siswa
Uji hipotesis mengenai hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan
menggunakan statistik uji t, dengan menguji perbedaan rata-rata hasil belajar pada
siklus pre test dan post test. Pengujian perbedaan rata-rata menggunakan
pendekatan t’ yang dihitung dengan rumus:
Karena variabel yang diuji mengalami peningkatan/pertambahan, maka
diajukan hipotesis:
Ho : ρ = 0 : Tidak terdapat hubungan yang positif pemberian aktivitas
icebreaking dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor.
HA : ρ ≠ 0 : Terdapat hubungan yang positif pemberian aktivitas icebreaking
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada kompetensi
perawatan dan perbaikan roda dan ban sepeda motor.
√
√
Siregar S. (2004, hlm. 160)
Di mana:
53
Syukur Junjunan, 2016 EKSPERIMEN PEMBERIAN AKTIVITAS ICEBREAKING DALAM MENANGANI KEJENUHAN BELAJAR SISWA DI SMKN 8 BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
: Nilai Rata-rata Pre-test
: Nilai Rata-rata Post test
: Varians Pre-test
: Varians Post-test
: Jumlah responden siswa pada Pre-test
: Jumlah responden siswa pada Post-test
: Simpangan baku total
Kriteria pengujian, Ho diterima apabila t’< ttabel pada taraf kesalahan 5%
dan dk=(n-1).
Top Related