33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian korelasional. Arikunto
(2010) menyebutkan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk
mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara dua atau beberapa variabel.
Dengan teknik korelasional, penulis dapat mengetahui hubungan variasi dalam
sebuah variabel dengan variabel lain. Besar atau tingginya tingkat hubungan
tersebut dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Sifat penelitian ini
melukiskan hubungan yang terdapat antara variabel bebas, yaitu kecerdasan
emosional (X1) dan efikasi diri (X2) dengan variabel terikat, yaitu kreativitas
verbal (Y) pada siswa kelas Teknik Produksi Pakaian Jadi SMK Muhammadiyah
Suruh.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penulis
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan atau dengan kata lain
sekumpulan orang atau subjek yang diamati (Sugiyono, 2011). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas Teknik Produksi Pakaian Jadi (TPPJ)
SMK Muhammadiyah Suruh dengan deskripsi sebagai berikut :
34
Tabel 3.1
Deskripsi Kelas TPPJ SMK Muhammadiyah Suruh
No Kelas Jumlah Siswa
1 X TPPJ A 27
2 X TPPJ B 27
3 XI TPPJ A 33
4 XI TPPJ B 32
5 XII TPPJ A 36
6 XII TPPJ B 34
Jumlah 189
Dengan melihat tabel 3.1 dapat disimpulkan bahwa jumlah populasi
penelitian yaitu siswa kelas TPPJ SMK Muhammadiyah Suruh berjumlah 189
orang siswa.
3.2.2 Sampel
Sugiyono, (2011) menyatakan bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah probability sampling, merupakan
teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel (Sugiyono 2011).
Jenis sampelnya sendiri adalah simple random sampling yaitu pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
yang ada dalam populasi (Sugiyono 2011).
35
Selanjutnya dalam penentuan jumlah sampel penelitian, penulis akan
menggunakan rumus penentuan sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan
Michael (dalam Sugiyono 2011) sebagai berikut :
S = λ².N.P.Q
d²(N-1)+λ².P.Q
Dalam penerapan rumus tersebut Sugiyono (2011) telah membuat tabel
penentuan sampel dengan taraf kesalahan 1%, 5%, dan 10%. Penggunaan tabel
penentuan jumlah sampel disesuaikan dengan jumlah populasi yang dimiliki.
Melalui tabel tersebut penulis menggunakan sampel dengan taraf kesalahan 5%.
Penghitungan jumlah sampel diambil dari jumlah populasi siswa Teknik Produksi
Pakaian Jadi SMK Muhammadiyah Suruh sejumlah 189 orang (dibulatkan
menjadi 190 orang). Dengan jumlah 190 populasi, sampel yang dapat diambil
dengan taraf kesalahan 5 % sesuai tabel penentuan sampel Sugiyono (2011)
adalah 148 orang dan penulis melakukan pembulatasn keatas dengan mengambil
150 orang sampel penelitian.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian sesuai pendapat Sugiyono (2011) pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu :
3.3.1 Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011).
36
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah efikasi diri (X1) dan kecerdasan
emosional (X2).
3.3.2 Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kreativitas verbal (Y).
3.4 Definisi Operasional
3.4.1 Efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemamuan untuk
menyelesaikan tugas-tugasnya, shingga dapat mempengaruhi dan
mengatur fungsi kemampuan individu melalui cara berpikir memotivasi
diri sendiri, merasakan, dan proses pengambilan keputusan. Beberapa
aspek yang diukur dalam tingkat efikasi diri adalah Outcome Expectancy,
Efficacy Expectancy, Outcome Value.
3.4.2 Kecerdasan Emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengerti dan
memahami perasaan dan emosi diri sendiri, mampu mengolah emosi diri
sendiri, mampu memotivasi diri sendiri dan orang lain, serta mampu
mengenali emosi orang lain serta memiliki rasa empati terhadap orang
lain. Adapun aspek kecerdasan emosional meliputi kesadaran diri,
mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain
(empati) dan membina hubungan.
3.4.3 Kreativitas verbal merupakan kemampuan atau cara berpikir seseorang
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, berbeda, belum
37
ada sebelumnya berupa suatu gagasan, ide, hasil karya, serta respon dari
situasi yang tidak terduga.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
pengkuran. Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai
acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur,
sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan
data kuantitatif (Sugiyono, 2011). Skala dalam penelitian ini menggunakan skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena social. (Sugiyono,2011).
Penelitian ini menggunakan tiga buah skala, skala kecerdasan emosional, skala
efikasi diri dan skala kreativitas verbal.
1. Skala Kreativitas Verbal
Kreativitas verbal diukur menggunakan skala kreativitas verbal yang
disusun oleh Munandar (1999) sesuai teori Guilford (1975). Skala ini
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia kemudian menerjemahkan kedalam
bahasa inggris (Back Traslation) dalam penelitian ini. Skala kreativitas verbal
disusun berdasarkan aspek-aspek kerativitas dalam teori Guilford (1975) yang
meliputi fluency, orisinilitas, elaborasi, flexibility. Kreativitas verbal yang diukur
sendiri adalah berpikir kreatif.
38
Alat ukur dibuat dalam bentuk skala likert dengan lima alternatif pilihan
jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju (STS)”, “Tidak Setuju (TS)”, Ragu-ragu (R)”
Setuju (S)” dan “Sangat Setuju (SS)”. Untuk pernyataan favorable, pilihan
jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju
(TS)”mendapat skor 2,”Ragu (R) mendapat skor 3, Setuju (S)” mendapat skor 4
dan “Sangat Setuju (SS) mendapat skor 5. Sebaliknya untuk pernyataan
unfavorable, “Sangat Tidak Setuju (STS)” mendapat skor 5, “Tidak Setuju
(TS)”mendapat skor 4” ,” Ragu (R) mendapat skor 3” Setuju (S)” mendapat skor
2 dan “Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi untuk skala
kreativitas verbal yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam
tabel berikut ini.
Tabel 3.4
Skala Kreativitas Verbal
Aspek Indikator Item
favorabel
Item
unfavorabel
Total
.Fluency
(Kelancaran)
Memproduksi sejumlah ide
12, 18 7,9 4
Jawaban-jawaban, atau
pertanyaan yang berfariasi
4,8 3 3
Flexibility kemampuan yang
berhubungan dengan
kesiapan mengubah arah atau
memodifikaksi informasi
1,29,30 23,24 5
Kecepatan menghasilkan
berbagai pemikiran
11,27,6 19 4
.Orisinility Keaslian dari hasil karya, ide,
gagasan ataupun pendapat
31,32 28 3
Mengkombinasikan sebuah
hasil karya atau pendapat
25 13,20 3
Elaborasi Pengembangan suatu gagasan
atau produk/hasil karya atau
5,4,17,22,10 4
39
ide
Memperinci detail-detail
suatu objek atau gagasan
2,15,21,26 4
Jumlah
23
9
32
2. Skala Kecerdasan Emosional
skala kecerdasan emosional disusun berdasarkan aspek-aspek kecerdasan
emosional Salovey (Goleman, 2001; 2005), mengungkapkan lima aspek dalam
kecerdasan emosional yang meliputi kesadaran diri, mengelola emosi, memotivasi
diri sendiri, mengenali emosi orang lain (empati) dan membina hubungan.
Skala Kecerdasan Emosional dibuat dalam bentuk skala likert dengan empat
alternatif pilihan jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju (STS)”, “Tidak Setuju
(TS)”, Setuju (S)” dan “Sangat Setuju (SS)”. Untuk pernyataan favorable, pilihan
jawaban “Sangat Tidak Setuju (STS)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju
(TS)”mendapat skor 2, Setuju (S)” mendapat skor 3 dan “Sangat Setuju (SS)
mendapat skor 4. Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, “Sangat Tidak Setuju
(STS)” mendapat skor 4, “Tidak Setuju (TS)” mendapat skor 3” , “Setuju (S)”
mendapat skor 2 dan “Sangat Setuju (SS)” mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi
untuk skala efikasi diri yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera
dalam tabel berikut ini :
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional
40
Aspek Indikator Item
favorabel
Item
unfavorabel
Total
Kesadaran
Diri
a) Mengenali perasaan saat
perasaan terjadi
b) Menyadari seluruh pikirannya
c) Mengetahui kemampuan diri
11
12
20
21
4
Mengelola
Emosi
a) Mengungkapkan perasaan
dengan tepat
b) Mampu mengelola, mengatur
dan menyeimbangkan emosi
c) Kemampuan untuk bangkit dari
perasaan yang menekan
1
5
13
22
4
Memotivasi
diri sendiri
a) Mampu mengambil inisiatif,
keputusan atau gagasan
b) Mampu bertahan menghadapi
kegagalan dan frustasi
c) Memiliki rasa optimis yang
tinggi dalam mencapai tujuan
2
6
14
15
23
24
6
Mengenali
Emosi Orang
lain (Empati)
a) Mampu memahami perasaan
orang lain
b) Mampu menerima sudut
pandang orang lain
3
7
8
16
17
25
26
7
Membina
Hubungan
a) Mampu membaca situasi
b) Terampil dalam berkomunikasi
dengan orang lain
c) Mampu bekerjasama dengan
orang lain
4
9
10
18
19
27
28
7
TOTAL 10 18 28
3. Skala Efikasi Diri
Efikasi diri diukur menggunakan skala efikasi diri yang disusun
berdasarkan teori Bandura (1997). Skala sikap ini mengungkapkan efikasi diri
siswa dengan jumlah item sebanyak 30. Skala efikasi diri mengungkap dimensi
efikasi diri yaitu luas pengharapan, besar pengharapan, dan kemantapan
pengharapan, sehingga dapat diketahui tinggi atau rendahnya efikasi diri.
Skala efikasi diri yang digunakan yaitu skala efikasi diri yang disusun
berdasarkan teori Bandura (1997) yang dimodifikasi oleh Telahele (2005). Skala
41
efikasi diri dibuat dalam bentuk skala likert dengan empat alternatif pilihan
jawaban yaitu “Sangat Tidak Setuju (STS)”, “Tidak Setuju (TS)”, Setuju (S)” dan
“Sangat Setuju (SS)”. Untuk pernyataan favorable, pilihan jawaban “Sangat
Tidak Setuju (STS)” mendapat skor 1, “Tidak Setuju (TS)”mendapat skor 2,
Setuju (S)” mendapat skor 3 dan “Sangat Setuju (SS) mendapat skor 4.
Sebaliknya untuk pernyataan unfavorable, “Sangat Tidak Setuju (STS)” mendapat
skor 4, “Tidak Setuju (TS)” mendapat skor 3” , “Setuju (S)” mendapat skor 2 dan
“Sangat Setuju (SS) mendapat skor 1. Adapun kisi-kisi untuk skala efikasi diri
yang dirancang oleh peneliti sebagaimana yang tertera dalam tabel berikut ini.
Tabel 3.3
Tabel Kisi-Kisi Skala Efikasi Diri (Self Efficacy)
Aspek Indikator Item
favorabel
Item
unfavorabel
Total
Outcome
Expectancy
Suatu kemungkinan hasil dari
suatu perilku yaitu suatu
perkiraan tingkah laku yang
bersifat khusus. Mengandung
keyakinan sejauh mana
perilaku tertentu akan
menimbulkan konsekunsi
tertentu
2, 5, 11, 18,
25
9,15, 20, 24,
30
10
Efficacy
Expectancy
Menunjukkan bahwa harapan
seseorang berkaitan dengan
kesanggupan melakukan
suatu perilaku yang
dikehendaki.
1, 8, 17, 22,
28
6, 12, 16, 23,
29
10
Outcome
Value
Nilai yang mempunyai arti
dari konsekunsi-konsekunsi
yang terjadi bila suatu pilihan
dilakukan dan seseorang
harus mempunyai outcome
Value yang tertingi untuk
mendukung outcome
expectancy yang dimiliki
3, 7, 14, 21,
27
4, 10, 13, 19,
26
10
42
Jumlah 15 15 30
.
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.6.1 Validitas
Sebelum penelitian dilaksanakan terlebih dahulu melakukan uji coba
instrument untuk mengetahui validitas item dan reliabilitas instrument. Karena
dalam suatu alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan validitas dan
reliabelitas, alat ukur yang tidak reliable atau tidak valid akan memberikan
informasi yang tidak akurat mengenai keadaan subyek atau model dikenai tes
(Azwar,2001).
Validitas adalah ketepatan mengukur yang dimiliki oleh sebutir item,
dalam mengukur apa yang seharusnya diukur lewat butir item tersebut Sugiyono
(2005). Kriteria untuk menentukan validitas instrumen digunakan pedoman dari
Ali (1995) yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap
valid jika memilki coefisien corrected item to total correlation ≥ 0,20 dengan
kategori sebagai berikut :
0,00 – 0,20 : tidak valid
0,21 – 0,40 : validitas rendah
0,41 – 0,60 : validitas sedang
0,61 – 0,80 : validitas tinggi
0,81 – 1,00 : validitas sangat tinggi
43
Tabel 3.5 Validitas skala Kreativitas verbal
No Corrected Item-
Total Correlation
Keteragan
1 .233 Valid
2 .327 Valid
3 .620 Valid
4 .643 Valid
5 .240 Valid
6 .591 Valid
7 .287 Valid
8 .515 Valid
9 .626 Valid
10 .435 Valid
11 .286 Valid
12 .423 Valid
13 .406 Valid
14 .575 Valid
15 .349 Valid
16 .545 Valid
17 .332 Valid
18 .288 Valid
19 .575 Valid
20 .502 Valid
21 .329 Valid
22 .618 Valid
23 .370 Valid
24 .575 Valid
25 .250 Valid
26 .472 Valid
27 .310 Valid
28 .311 Valid
29 .540 Valid
30 .591 Valid
31 .276 Valid
32 .719 Valid
44
Dari tabel 3.5 telihat dari 32 item pada skala kreatiivitas yang telah diuji
dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh corrected item to total
correlation (besar nilai r) ≥ 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang menyatakan
bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien
corrected item to total correlation ≥ 0,2.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut:
Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,0 – 0,20. Ada 15 item yang memiliki koefisien corrected item to total
correlation antara 0,21 – 0,40. Ada 12 item yang memiliki koefisien corrected
item to total correlation antara 0,41 – 0,60. Ada 5 item yang memiliki koefisien
corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,80. Dan tidak ada item yang
memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00. Dengan
demikian semua item dapat dikatakan valid.
Tabel 3.6 Validitas Skala Efikasi Diri
No Corrected Item-Total
Correlation Item
1 .527 Valid
2 .524 Valid
3 .500 Valid
4 .262 Valid
5 .541 Valid
6 .353 Valid
7 .272 Valid
8 .497 Valid
9 .382 Valid
10 .429 Valid
11 .524 Valid
45
Dari tabel 3.6 di atas terlihat dari 30 item pada skala efikasi diri siswa di
yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected item
to total correlation (besarnya nilai r) ≥ 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995) yang
menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika memiliki
koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut:
Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,0 – 0,20. Ada 12 item yang memiliki koefisien corrected item to total
correlation antara 0,21 – 0,40. Ada 16 item yang memiliki koefisien corrected
item to total correlation antara 0,41 – 0,60. Ada 2 item yang memiliki koefisien
corrected item to total correlation antara 0,61 – 0,80. Dan tidak ada item yang
12 .399 Valid
13 .262 Valid
14 .541 Valid
15 .353 Valid
16 .381 Valid
17 .432 Valid
18 .285 Valid
19 .382 Valid
20 .402 Valid
21 .399 Valid
22 .607 Valid
23 .426 Valid
24 .527 Valid
25 .504 Valid
26 .608 Valid
27 .472 Valid
28 .480 Valid
29 .512 Valid
30 .377 Valid
46
memiliki koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00. Dengan
demikian semua item dapat dikatakan valid.
Tabel 3.7 Validitas Skala Kecerdasan Emosional
Dari tabel 3.7 di atas terlihat dari 28 item pada skala emotional intelegence
di yang telah diuji dengan koefisien validitas yang ditunjukkan oleh Corrected
No Corrected Item-Total
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
1 .430 .901
2 .350 .902
3 .335 .902
4 .511 .900
5 .214 .904
6 .500 .899
7 .273 .903
8 .237 .904
9 .293 .903
10 .203 .904
11 .446 .901
12 .798 .894
13 .452 .900
14 .486 .900
15 .660 .897
16 .486 .900
17 .354 .902
18 .680 .896
19 .623 .897
20 .729 .895
21 .531 .899
22 .555 .898
23 .522 .899
24 .362 .902
25 .347 .902
26 .649 .896
27 .560 .898
28 .568 .898
47
item to total correlation (besarnya nilai r) ≥ 0,2. Dikemukakan oleh Ali (1995)
yang menyatakan bahwa suatu item instrumen penelitian dianggap valid jika
memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥ 0,2.
Berdasarkan uji validitas yang dilakukan, didapat hasil sebagai berikut:
Tidak ada item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation antara
0,0 – 0,20. Ada 8 item yang memiliki koefisien corrected item to total correlation
antara 0,21 – 0,40. Ada 13 item yang memiliki koefisien corrected item to total
correlation antara 0,41 – 0,60. Ada 7 item yang memiliki koefisien corrected item
to total correlation antara 0,61 – 0,80. Dan tidak ada item yang memiliki
koefisien corrected item to total correlation antara 0,81 – 1,00. Dengan demikian
semua item dapat dikatakan valid.
3.6.2 Reliabilitas
Guna menentukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria
yang dikemukakan oleh George & Mallery (1995) sebagai berikut :
α > 0,9 sangat bagus ( excellent)
α > 0,8 dikatakan bagus ( good)
α > 0,7 dapat diterima (acceptable)
α > 0,6 dapat dipertanyakan ( questionable)
α > 0,5 jelek ( poor)
α < 0,5 tidak adapat diterima ( unacceptable)
48
Tabel 3.8.
Reliabilitas Skala Kreativitas verbal
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.897 32
Tabel 3.8 di atas diperoleh angka koefisien Alpha = 0,897. Menurut
George dan Mallery (1995) termasuk memiliki tingkat reliabilitas bagus (good).
Untuk itu, creativity scale yang disusun oleh Munandar (1999) dapat digunakan.
Sedangkan uji reliabilitas skala efikasi diri sebagai berikut :
Tabel 3.9.
Reliabilitas Skala Efikasi Diri
Cronbach's
Alpha N of Items
.888 30
Tabel 3.9. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,888. Menurut
George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas
bagus (good). Untuk itu, skala sikap self efficacy yang disusun berdasarkan teori
Bandura (1997) yang dimodifikasi dari Telahele (2005) dapat digunakan. Sedangkan
uji reliabilitas skala kecerdasan emosional sebagai berikut :
49
Tabel 3.10.
Reliabilitas Skala Kecerdasan Emosional
Tabel 3.10. diperoleh angka koefisien Alpha Cronbach’s = 0,888. Menurut
George dan Mallery (1995) angka tersebut termasuk dalam tingkat reliabilitas
sangat bagus (excelent). Untuk itu, skala kecerdasan emosional Salovey ( dalam
Goleman, 2001; 2005) dapat digunakan
3.7 Teknik Analisis Data
Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis statistik untuk
melihat keterkaitan antar variabel. Dalam analisa secara deskriptif, data yang
diperoleh dari responden ditabulasi, diolah, dan dideskripsikan. Metode
penghitungan yang digunakan adalah korelasi Spearman's rho. Sedangkan
bantuan perangkat lunak SPSS 16.0 digunakan untuk mengolah semua data.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.903 28
Top Related