BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prosedur
Prosedur merupakan rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan cara yang sama, prosedur merupakan komponen
dari sistem informasi, baik itu sistem informasi manajemen atau sistem informasi
akuntansi. Sistem informasi sehebat apapun tidak akan berjalan sebagaimana
mestinya tanpa adanya prosedur yang jelas. Prosedur sangat penting dimiliki bagi
suatu organisasi agar sesuatu dapat dilakukan secara seragam. Jika prosedur telah
diterapkan oleh pemakai sistem informasi, maka prosedur akan menjadi pedoman
bagaimana fungsi sistem informasi tersebut harus dioperasikan dan dengan adanya
prosedur yang memadai maka pengendalian dapat dilakukan dengan baik.
2.1.1 Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur yang dikemukakan oleh La Midjan dalam bukunya
“Sistem Informasi Akuntansi” yang diambil dari buku karangan Cecil Gilespie,
yaitu :
“ Suatu prosedur adalah urut-urutan dari pekerjaan tata usaha (clerical operation) yang biasanya melibatkan beberapa petugas didalam suatu bagian atau lebih yang diadakan untuk menjamin
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pelaksanaan yang seragam dari transaksi yang berulang-ulang dalam perusahaan. ” (2003:4)
Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi dalam bukunya “Sistem
Akuntansi”, adalah :
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal (clerikal operation), biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” (2001:5)
Suatu prosedur harus dapat menggambarkan kegiatan, yaitu :
1. Urut-urutan pekerjaan dimulai dan berakhir,
2. Aliran dokumen berikut distribusi dan pelaksanaan pekerjaan oleh masing-
masing bagian yang terlibat,
3. Kegiatan persiapan (contoh : internal cek dan lain-lain),
4. Kegiatan pengarsipan.
2.2 Sistem Akuntansi
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat
berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu.
2.2.1 Pengertian Sistem Akuntansi
Pengertian sistem yang dikutip dari buku “Sistem Informasi Akuntansi”
yang dikarang oleh La Midjan adalah :
LAPORAN TUGAS AKHIR
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
“ Sistem adalah suatu jaringan pekerjaan yang berhubungan dengan prosedur-prosedur yang erat hubungannya satu sama lain yang dikembangkan menjadi suatu skema untuk melaksanakan sebagian besar aktivitas perusahaan.” (2003:4)
Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku “Sistem Akuntansi”,
pengertian umum mengenai sistem adalah sebagai berikut :
1. “Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur;2. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang
bersangkutan;3. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem;4. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem yang lain yang lebih
besar.” (2001:2)
Berdasarkan pengertian umum mengenai sistem yang disebutkan diatas,
Mulyadi dalam bukunya “Sistem Akuntansi” menyebutkan bahwa :
“ Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.” (2003:3)
2.2.2 Unsur-unsur Sistem Akuntansi
Di dalam suatu sistem akuntansi terdapat beberapa unsur pokok yang
terkandung di dalamnya, yaitu terdiri dari :
1. Formulir
Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya
transaksi. Dalam sistem akuntansi secara manual (manual system), media
yang digunakan adalah formulir yang dibuat dari kertas (paper form).
Sedangkan dalam sistem akuntansi dengan komputer (computerized
system) digunakan berbagai macam media untuk memasukkan data ke
LAPORAN TUGAS AKHIR
9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
dalam sistem pengolahan data seperti : keyboard, optical and magnetis
character and code, mice, voice, touch sensors, dan cats.
2. Jurnal
Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama untuk mencatat,
mengklasifikasi, dan meringkas data keuangan dan data lainnya.
3. Buku Besar
Buku Besar (general ladger) terdiri dari rekening-rekening yang
digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya
dalam jurnal.
4. Buku Pembantu
Buku Pembantu terdiri dari rekening-rekening yang merinci data keuangan
yang tercantum dalam rekening keuangan tertentu dalam buku besar.
5. Laporan
Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Hasil
akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga
pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan,
daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo
persediaan yang lambat penjualannya.
LAPORAN TUGAS AKHIR
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.2.3 Tujuan Sistem Akuntansi
Tujuan umum dari sistem akuntansi adalah sebagai berikut :
1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru,
2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah
ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur
informasinya,
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern,
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan
akuntansi.
Berdasarkan uraian tujuan sistem akuntansi diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa sistem akuntansi merupakan faktor utama pendorong agar
manajemen perusahaan dapat menghasilkan informasi akuntansi yang terukur dan
mengandung arti.
2.3 Penjualan Konsinyasi
Penjualan secara konsinyasi merupakan jenis penjualan yang cukup
banyak dilakukan oleh perusahaan untuk memasarkan produknya. Penjualan
konsinyasi dilakukan dengan cara menitipkan barang dagangan kepada pihak lain
untuk dijual. Sedangkan hak kepemilikan atas barang yamg dititipkan tersebut
tidak berpindah sampai barang itu terjual.
LAPORAN TUGAS AKHIR
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3.1 Pengertian Penjualan Konsinyasi
Jika suatu perusahaan meminta bantuan kepada perusahaan lain untuk
menjual barang-barangnya dan pihak penjual diberikan komisi terhadap barang
yang dijualnya, bentuk seperti ini dinamakan penjualan konsinyasi.
Menurut Harry Simon dalam bukunya “Advance Accounting“ yang
diterjemahkan oleh Fadly Bangkalan, mengemukakan bahwa :
“Penjualan konsinyasi adalah penyerahan fisik atas barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual. Sering kali dibuat persetujuan mengenai hak yuridis atas barang-barang, bahwa hak atas barang-barang ini tetap berada di tangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh pihak agen penjual.” (2000:293)
Sedangkan menurut Allan R. Dredin dalam bukunya “Advance
Accounting” yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga, menerangkan bahwa :
“Berkaitan dengan penyerahan fisik barang-barang oleh pihak pemilik kepada pihak lain yang bertindak sebagai agen penjual, secara hukum dapat dinyatakan bahwa hak atas barang-barang ini tetap berada ditangan pemilik sampai barang-barang ini dijual oleh agen penjual.” (1999:158)
2.3.2 Prosedur Penjualan Konsinyasi
Dalam usaha untuk mengaktifkan suatu pengendalian penjualan yang ada
didalam suatu perusahaan diperlukan suatu prosedur penjualan yang menjadi
batasan umum untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan.
Batasan umum tersebut meliputi :
LAPORAN TUGAS AKHIR
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Setiap penjualan konsinyasi harus melalui nota pesanan atau surat
pesanan;
Penjualan konsinyasi harus dievaluasi terlebih dahulu layak tidaknya
langganan atau pembeli tersebut diberi fasilitas konsinyasi;
Setiap penerimaan harus dibuat tanda terima pembayaran yang ditanda
tangani pula oleh pembayar;
Setiap penyerahan barang harus didukung bukti tanda terima yang ditanda
tangani oleh pembeli;
Kelebihan atau kecurangan diskon serta pengembalian barang tidak cocok
dengan pesanan atau rusak harus disertai dengan pembuatan akta debit
atau nota kredit.
2.3.3 Operasi Penjualan Konsinyasi
Dalam penyerahan barang atas dasar konsinyasi harus disusun kontrak
(persetujuan) tertulis yang menunjukkan sifat hubungan antara pihak yang
menyerahkan barang (konsinyor) dan pihak yang menerima barang (konsinyi).
Persetujuan tersebut meliputi :
1. Syarat kredit yang harus diberikan oleh pihak konsinyi kepada para
pelanggan;
2. Beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi yang menyangkut biaya-
biaya yang dikeluarkan atas barang konsinyasi yang harus ditanggung oleh
pihak konsinyor;
LAPORAN TUGAS AKHIR
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
3. Komisi atau laba yang harus diberikan kepada pihak konsinyi atas tiap
barang yang berhasil terjual;
4. Penanganan dan pemeliharaan persediaan barang konsinyasi serta hasil
penjualannya;
5. Pengiriman uang dan penyelesaian masalah keuangan oleh pihak konsinyi;
6. Laporan-laporan periodik yang harus dikirimkan pihak konsinyi kepada
pihak konsinyor.
Kedua belah pihak harus menaati persetujuan tersebut. Selain itu juga,
pihak konsinyi sebagai pihak yang menjual barang memiliki hak dan kewajiban
yang diatur dalam UU penitipan dan keagenan.
2.3.3.1 Hak Pihak Konsinyi
1. Pihak konsinyi berhak memperoleh penggantian atas pengeluaran yang
dibutuhkan berkaitan dengan barang konsinyi dan juga berhak
memperoleh imbalan atas penjualan barang konsinyasi.
2. Pihak konsinyi berhak menawarkan garansi biasa atas barang konsinyasi
yang dijual, dan sementara itu pihak konsinyor terikat pada syarat
pemberian garansi seperti ini.
2.3.3.2 Kewajiban Pihak Konsinyi
1. Pihak konsinyi harus melindungi barang-barang pihak pemilik dengan cara
yang baik dan sesuai dengan sifat dan kondisi barang konsinyasi. Jika
LAPORAN TUGAS AKHIR
14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
pihak konsinyi telah menerima instruksi khusus, maka ia harus
melaksanakannya dengan baik untuk menghindari kewajiban.
2. Pihak konsinyi harus menjual barang konsinyasi dengan harga yang telah
ditentukan, atau jika tidak ada ketentuan mengenai harga, ia harus
menjualnya dengan harga yang memuaskan kepentingan pihak pemilik.
3. Pihak konsinyi harus memisahkan barang konsinyasi dari barang dagangan
lainnya. Jika pemisahan fisik ini tidak dilakukan, maka barang konsinyasi
ini harus diberi tanda khusus atau diselenggarakan catatan yang
memungkinkan untuk menetapkan dengan segera barang konsinyasi ini.
Piutang usaha konsinyasi harus dipisahkan dari piutang usaha pihak
konsinyi sendiri. Akan tetapi, dalam praktiknya uang kas dari penjualan
konsinyasi seringkali disatukan dengan uang kas konsinyi sendiri, dalam
hal ini tidak ada persetujuan khusus mengenai pemisahannya.
4. Pihak konsinyi harus mengirimkan laporan berkala mengenai kemajuan
penjualan barang konsinyasi. Laporan yang dikirim oleh pihak konsinyi ini
disebut sebagai perkiraan penjualan konsinyasi (account sales).
2.3.4 Keuntungan Penjualan Konsinyasi
Dalam suatu perjanjian kerja, seperti halnya pihak konsinyor dan pihak
konsinyi tentulah dilandaskan pada pemikiran untuk tidak saling merugikan,
maksudnya suatu perjanjian atau kesepakatan seperti itu mau mereka lakukan
LAPORAN TUGAS AKHIR
15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
karena adanya keuntungan untuk masing-masing pihak, baik bagi konsinyor
maupun konsinyi.
2.3.4.1 Keuntungan Penjualan Konsinyasi Bagi Konsinyor
1. Memperluas daerah pemasaran suatu produk oleh konsinyor yang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain :
a. Memperkenalkan produk baru dimana masyarakat belum mengetahui
produk tersebut,
b. Membuka divisi penjualan di suatu daerah memerlukan modal yang
sangat mahal, maka dengan penjualan konsinyasi kita dapat menekan
biaya modal yang tinggi tersebut.
2. Konsinyor dapat memilih tenaga kerja yang
handal, professional, dan dapat dipercaya dalam memasarkan produknya.
3. Konsinyor dapat mengendalikan harga jual
eceran barang konsinyasi tersebut, pengendalian ini akan susah dilakukan
bilamana barang tersebut dijual pada agen penjualan.
4. Konsinyor dapat menekan harga penjualan.
5. Konsinyor dapat memperoleh spesialis penjual
barang seperti baju, yang nantinya konsinyor akan mengeluarkan sejumlah
komisi yang berupa presentase harga jual.
6. Konsinyor dapat menghindari resiko-resiko
tertentu, karena konsinyor menyerahkan barang-barangnya kepada agen
penjual, maka ia dapat mengambil barang-barang yang tidak terjual.
LAPORAN TUGAS AKHIR
16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.3.4.2 Keuntungan Penjualan Konsinyasi Bagi Konsinyi
Adapun alasan-alasan konsinyi mengapa dia lebih menyukai barang
konsinyasi adalah :
1. Kebutuhan modal usaha dapat diatasi karena penetapan harga pokok
persediaan barang konsinyasi ditetapkan oleh pihak konsinyor selaku
pemilik barang.
2. Konsinyi akan mendapatkan imbalan atau komisi tanpa harus
mengeluarkan dana awal terlebih dahulu.
3. Resiko terhadap kerusakan fisik barang atau juga goncangan harga dapat
dihindari.
4. Resiko kerugian akibat kegagalan menjual barang konsinyasi dapat
dihindari terutama pada produk-produk baru atau produk yang pertama
kalinya dijual di suatu daerah tertentu.
2.4 Sistem Akuntansi Penjualan Konsinyasi
Terdapat beberapa faktor yang membedakan konsinyasi dengan penjualan
biasa yang harus ditetapkan dalam mencatat penyerahan barang konsinyasi dan
transaksinya yang timbul kemudian. Prosedur akuntansi yang biasa diikuti oleh
pihak konsinyi tergantung pada :
1. Laba atas penjualan konsinyasi apakah harus dihitung dan dicatat terpisah
dari laba atas penjualan lainnya.
LAPORAN TUGAS AKHIR
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Laba atas penjualan konsinyasi apakah harus dihitung dan dicatat tanpa
ada pemisahan atau digabungkan dengan laba atas penjualan lainnya.
Pencatatan transaksi dan ayat jurnal untuk transaksi di dalam buku pihak
konsinyi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Catatan pihak konsinyi jika laba atas penjualan konsinyasi terpisah dari laba
atas penjualan lainnya
a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu
memorandum dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang
diselenggarakan untuk tujuan ini. Catatan lengkap haruslah dilaksanakan
untuk menunjukan semua rincian yang berkaitan dengan penerimaan
barang konsinyasi.
b. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi
dr. Konsinyasi Masuk.......................................xxx
cr. Kas..................................................................xxx
c. Penjualan oleh pihak konsinyi
dr. Kas..............................................................xxx
cr. Konsinyasi Masuk..........................................xxx
d. Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi pihak konsinyasi
dr. Konsinyasi Masuk.......................................xxx
cr. Komisi atas Penjualan Konsinyasi..................xxx
LAPORAN TUGAS AKHIR
18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Karena tidak ada bagian dari beban pihak konsinyi yang dibebankan pada
komisi atau laba konsinyasi, maka perkiraan pendapatan konsinyasi harus
dipandang sebagai laba kotor.
e. Pengiriman uang kas oleh pihak konsinyi
dr. Konsinyasi Masuk.......................................xxx
cr. Kas..................................................................xxx
2. Catatan pihak konsinyi jika laba atas penjualan konsinyasi digabungkan
dengan laba atas penjualan lainnya
a. Penyerahan barang kepada pihak konsinyi
Pihak konsinyi mencatat barang konsinyasi dengan ayat jurnal
memorandum.
b. Beban pihak konsinyi ditetapkan pada konsinyasi
dr. PT. Y...........................................................xxx
cr. Kas..................................................................xxx
c. Penjualan oleh pihak konsinyi
Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada penjualan biasa
dr. Kas ......................................xxx
cr. Penjualan........................................................xxx
dr. Pembelian....................................................xxx
cr. PT. Y..............................................................xxx
LAPORAN TUGAS AKHIR
19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
d. Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi pihak konsinyi
No Entry (pihak konsinyi tidak memuat ayat jurnal, pendapatan pihak
konsinyi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi)
e. Pengiriman uang kas oleh pihak konsinyi
dr. PT. Y...........................................................xxx
cr. Kas..................................................................xxx
LAPORAN TUGAS AKHIR
20
Top Related