6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Proyek
Pengertian manajemen proyek adalah implementasi ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan keahlian, serta teknik yang terbaik dan berkualitas yang
dijalankan secara bersamaan untuk mencapai target yang sebelumnya telah
direncanakan. Dengan dukungan sumber daya, sangat diharapkan bahwa semua
rangkaian kegiatan ini dapat menghasilkan output yang optimal, terutama output
yang berkaitan dengan kinerja, kualitas, waktu, dan keselamatan kerja. Dalam
dunia manajemen proyek, setiap perusahaaan memerlukan sistem pengelolaan
yang terkonsep karena suatu proyek pastinya memiliki keterbatasan sehingga goal
akhir proyek tersebut bisa terselesaikan. Terdapat beberapa hal yang perlu
dikelola dalam bidang manajemen proyek, yaitu waktu, kualitas, biaya,
keselamatan kerja, kesehatan karyawan, lingkungan, sumber daya, sistem
informasi, dan risiko.
Terdapat 3 tahap yang merupakan pokok dari proses pekerjaan suatu
proyek, antara lain :
2.1.1 Tahap Perencanaan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi vital dalam kegiatan dalam
kegiatan managemen proyek. Perencanaan dikatakan baik apabila seluruh proses
kegiatan yang ada didalamnya dapat diimplementasikan sesuai dengan sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan dengan tingkat penyimpangan minimal serta
hasil akhir yang maksimal.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
7
Secara umum perencanaan adalah suatu tahapan dalam managemen
proyek yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran sekaligus menyiapkan
segala program teknik dan administratif agar dapat diimplementasikan dalam
kehidupan nyata.
Tujuan perencanaan adalah melakukan suatu usaha yang dapat memenuhi
persyaratan pekerjaan proyek yang ditentukan oleh 3 elemen yang saling bertolak
belakang yaitu biaya, mutu, dan waktu.
Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,
terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Ada juga beberapa filosofi yang harus diperhatikan dalam melaksanakan
proses perencanaan yakni keamanan, efektivitas, efisiensi, dan juga mutu daripada
spesifikasi perencanaan.
2.1.2 Tahap Penjadwalan
Penjadwalan adalah bentuk implementasi tahap perencanaan di mana
penjadwalan ini memuat informasi tentang waktu pelaksanaan proyek dan
kemajuan proyek yang meliputi progres waktu, durasi, dan sumber daya (tenaga
kerja, material, peralatan, dan biaya). Proses updating dan monitoring wajib
dilakukan agar penyelenggara memiliki jadwal yang realistis sehingga pengerjaan
proyek dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan waktu penyelesaian yang
telah ditargetkan.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
8
Berikut merupakan beberapa manfaat diadakannya penjadwalan
konstruksi, yaitu :
1. Memberikan pedoman untuk pelaksanaan kegiatan dan untuk memberikan
prioritas perhatian dalam pengawasan dan pengendalian, agar proyek
dapar diselesaikan seusai rencana, terhindar dari keterlambatan, kenaikan
biaya, dan perselisihan kontraktual.
2. Dipakai sebagai dasar penentuan progress pembayaran, penyusunan cash
flow proyek dan pembuatan strategi pendaan proyek.
3. Merupakan dasar atau pedoman untuk pengendalian, baik yang berkaitan
dengan waktu maupun biaya proyek.
4. Memberikan pedoman kepada sub-ordinate unit mengenai batas-batas
waktu bagi mulainya dan berakhirnya tugas masing-masing.
5. Menghindari pengelolaan pelaksanaan proyek yang hanya mengandalkan
naluri saja.
6. Menghindari pemakaian sumber daya dengan intensitas yang tinggi sejak
awal proyek, dengan harapan dapat diselesaikan secepatnya.
7. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek.
8. Dapat dipakai mengevaluasi dampak akibat adanya perubahan-perubahan
pelaksanaan proyek, baik yang berkaitan dengan waktu penyelesaian
proyek, maupun biaya proyek.
9. Apabila diperbaharui secara teratur, selain untuk tindakan koreksi,
berfungsi pula sebagai dokumentasi adanya perubahan-perubahan didalam
pelaksanaan pekerjaan, keterlambatan yang tidak diharapkan, perubahan
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
9
waktu penyelesaian kegiatan dan adanya charge order, maka
pendokumentasian jadwal awal berikut perubahan-perubahannya dapat
dipakai sebagai dokumen historis proyek ataupun perusahaan.
10. Memberikan dukungan yang sangat berharga dalam komunikasi diantara
pihak-pihak yang terlibat atau berkepentingan dalam penyelenggaraan
proyek.
Terdapat beberapa metode pengelolaan penjadwalan suatu proyek, yaitu :
2.1.2.1 Kurva S (Hannum Curve)
Kurva S adalah sebuah grafik yang dikembangkan oleh Warren
T.Hanumm atas dasar pengamatan terhadap sejumlah besar proyek sejak awal
hingga akhir. Kurva S dapat menunjukkan kemajuan proyek berdasarkan
kegiatan, waktu dan bobot pekerjaan yang direpresentasikan sebagai persentase
kumulatif dari seluruh kegiatan proyek. Visualisasi kurva S dapat memberi
informasi mengenai kemajuan proyek dengan membandingkannya terhadap
jadwal rencana. Dari sinilah diketahui apakah ada keterlambatan atau percepatan
jadwal proyek. Indikasi tersebut dapat menjadi informasi awal guna melakukan
tindakan koreksi dalam proses pengendalian jadwal. Tetapi informasi tersebut
tidak detail dan hanya terbatas untuk menilai kemajuan proyek.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
10
Sumber : google.com
Gambar 2.1 Bentuk kurva s (Hannum Curve)
2.1.2.2 Penjadwalan Linear (Diagram Vektor)
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan
yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara,
terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat
memuaskan untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan
sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu
pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup
efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan
keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang
cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu
yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat
dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode
penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang
tidak dapat di tampilkan oleh metode network.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
11
2.1.2.3 Barchart atau Gantt Chart
Barchart ditemukan oleh Gantt dan Fredick W. Taylor dalam bentuk bagan
balok, dengan panjang balok sebagai representasi durasi setiap kegiatan. Format
bagan balok informatif, mudah dibaca dan efektif untuk komunikasi, serta dapat
dibuat dengan mudah dan sederhana. Kekurangannya, penyajian informasi bagan
balok agak terbatas, hubungan antar kegiatan tidak jelas, dan lintasan kritis
kegiatan proyek tidak dapat diketahui. Maka bila terjadi keterlambatan proyek,
prioritas kegiatan yang akan dikoreksi menjadi sukar dilakukan.
Sumber : google.com
Gambar 2.2 Bentuk BarChart atau Gantt Chart
2.1.2.4 Network Planning
Metode ini biasanya sangat efektif dipakai untuk proyek dengan jumlah
kegiatan relatif sedikit dan banyak digunakan untuk penjadwalan dengan kegiatan
yang berulang seperti pada proyek konstruksi jalan raya, runway bandar udara,
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
12
terowongan / tunnel atau proyek industri manufaktur. Metode ini sangat
memuaskan untuk diterapkan pada proyek – proyek tersebut karena menggunakan
sumber daya manusia yang relatif lebih kecil dan variasi keterampilan pada suatu
pekerjaan/kegiatan tidak sebanyak pada proyek yang lain. Metode ini juga cukup
efektif untuk digunakan pada proyek bangunan gedung bertingkat dengan
keragaman masing – masing tingkat bangunan relatif sama. Pada proyek yang
cukup besar, metode ini membantu memonitor progres beberapa kegiatan tertentu
yang berada dalam suatu penjadwalan keseluruhan proyek. Hal ini dapat
dilakukan bila metode ini dikombinasikan dengan metode network, karena metode
penjadwalan linier dapat memberikan informasi tentang kemajuan proyek yang
tidak dapat di tampilkan oleh metode network.
Sumber : google.com
Gambar 2.3 Bentuk Network Planning
2.1.3 Tahap Pengawasan dan Pengendalian Proyek
Pengawasan (supervising) adalah suatu proses pengevaluasian atau
perbaikan terhadap pelaksanaan kegiatan dengan pedoman pada standar dan
peraturan yang berlaku dengan tujuan agar hasil dari kegiatan tersebut sesuai
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
13
dengan perencanaan proyek. Pengendalian (controlling) adalah usaha yang
sistematis untuk menentukan standart yang sesuai dengan sasaran perencanaan,
merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standart,
menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan
standart, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan agar
sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Bertitik tolak pada definisi-definisi tersebut, maka proses pengawasan dan
pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah berikut :
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standart dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai
sasaran.
3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan
hasil pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data dan informasi dari hasil implementasi.
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standart, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan.
Berikut merupakan unsur-unsur yang merupakan sasaran dari tahap
pengawasan dan pengendalian proyek, yaitu :
2.1.3.1 Manajemen Biaya
Pengelolaan biaya meliputi segala kegiatan yang berkaitan dengan
pengadaan dan pemakaian dana proyek, mulai dari proses memperkirakan jumlah
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
14
keperluan dana, mencari dam memilih sumber dan macam pembiayaan,
perencanaan serta pengendaloan alokasi pemakaian biaya sampai pada akuntansi
dan administrasi pinjaman atau keuangan.
2.1.3.2 Manajemen Waktu
Waktu atau jadwal merupakan salah satu sasaran utama proyek.
Keterlambatan akan mengakibatkan berbagai bentuk kerugian, misalnya
penambahan biaya, kehilangan kesempatan produk memasuki pasaran dan
lainnya. Pengelolaan waktu mempunyai tujuan utama agar proyek dapat
diselesaikan sesuai atau lebih cepat dari rencana dengan memperhatikan batasan
biaya, mutu dan lingkup proyek.
2.1.3.3 Manajemen Mutu
Pengelolaan mutu meliputi kegiatan-kegiatan yang diperlukan agar hasil
proyek memenuhi persyaratan, kriteria dan spesifikasi yang telah ditentukan. Agar
suatu produk atau jasa hasil proyek memenuhi hasil syarat penggunaan,
diperlukan suatu peoses yang panjang dan kompleks, mulai dari mengakaji syarat
yang dihendaki oleh pemilik proyek ata pemesan produk, menyusun program
mutu, dan akhirnya merencanakan dan mengendalikan aspek mutu pada tahap
implementasi atau produksi.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
15
2.2 Plat Lantai
Plat merupakan salah satu elemen dari struktur yang mempunyai ketebalan
yang relatif kecil jika dibandingkan dengan lebar dan panjangnya. Didalam
konstruksi beton, plat digunakan untuk mendapatkan bidang atau permukaan yang
rata. Pada umumnya bidang atau permukaan atas dan bawah daripada suatu plat
adalah sejajar atau hampir sejajar.
Plat lantai harus direncanakan dengan kaku, rata, lurus dan waterpass
(mempunyai ketinggian yang sama dan tidak miring) agar terasa nyaman bagi
pemilik ataupun pengguna.
Plat lantai adalah lantai yang tidak terletak langsung diatas tanah. Plat
didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada kolom bangunan. Adapun fungsi
plat lantai adalah sebagai berikut :
1. Memisahkan ruang bawah dan ruang atas.
2. Tempat bergantungnya kabel listrik dan lampu pada bagian bawah plat
lantai.
3. Mencegah perambatan suara dan meredam pantulan suara.
4. Menambah kekakuan struktur bangunan pada arah horizontal.
Adapun persyaratan teknik dan ekonomis yang harus dipenuhi oleh lantai,
antara lain :
1. Lantai harus memiliki kekuatan yang cukup untuk memikul beban kerja
yang ada diatasnya.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
16
2. Tumpuan pada dinding/balok harus mencukupo untuk menyalurkan beban
sehingga sekaligus dapat memperkaku struktur bangunan.
3. Lantai harus dijangkarkan pada dinding sedemikian rupa sehingga dapat
mencegah terjadi lenturan pada plat lantai atau balok.
4. Lantai harus memiliki massa yang cukup untuk dapat meredam gema
suara.
5. Porositas lantai sekaligus harus memberikan isolasi yang baik terhadap
hawa dingin dan hawa panas.
6. Lantai harus memiliki kualitas yang baik dan harus dapat dipasang dengan
cara cepat.
7. Konstruksi lantai harus sedemikian rupa sehingga setelah umur pemakaian
yang cukup panjang tidak kehilangan kekuatan.
Dalam penelitian ini ada 2 macam plat lantai yang akan dibandingkan
yaitu plat lantai konvensional dan plat komposit bondek.
2.2.1 Plat Lantai Konvensional
Plat lantai konvensional adalah plat lantai beton yang umumnya
dilengkapi dengan tulangan positif maupun negatif dan dicor secara langsung
dilokasi, bersama dengan balok penumpu. Plat lantai konvensional ini
dipasangkan tulangan baja pada kedua arahnya, dan tulangan silang untuk
menahan momen tarik dan juga lenturan. Plat lantai konvensional ini banyak
digunakan pada bangunan sipil, baik sebagai lantai bangunan, lantai atap, lantai
jembatan maupun lantai dermaga.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
17
Plat lantai menerima beban yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan
plat. Berdasarkan kemampuannya untuk menyalurkan gaya akibat beban, pelat
dibedakan menjadi :
1. Pelat satu arah ini akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan
beban yang berupa momen lentur pada bentang satu arah saja. Contoh
pelat satu arah adalah pelat kantilever dan pelat yang ditumpu 2 tumpuan
sejajar.
2. Pelat dua arah akan dijumpai jika pelat beton lebih dominan menahan
beban yang berupa momen lentur pada bentang dua arah. Contoh pelat dua
arah adalah pelat yang ditumpu oleh 4 (empat) sisi yang sejajar.
Perencanaan dan perhitungan plat lantai dari beton bertulang harus
mengikuti persyaratan yang tercantum dalam buku SNI Beton 1991, antara lain :
1. Plat lantai harus mempunyai ketebalan sekurang-kurangnya 12cm,
sedangkan untuk plat atap sekurang-kurangnya 7cm.
2. Harus diberi tulangan silang dengan diameter minimum 8mm dari baja
lunak atau baja sedang.
3. Pada plat lantai yang tebalnya lebih dari 25cm harus dipasang tulangan
rangkap atas bawah.
4. Jarak tulangan pokok yang sejajar tidak kurang dari 2.5cm dan tidak lebih
dari 20cm atau dua kali tebal plat, dipilih yang terkecil.
5. Semua tulangan plat harus terbungkus lapisan beton setebal minimum 1
cm, untuk melindungi baja dari karat, korosi, atau kebakaran.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
18
6. Bahan beton untuk plat harus dibuat dari campuran 1pc:2psr:3kr + air, bila
untuk lapis kedap air dibuat dari campuran 1pc:1.5psr:2.5kr + air
secukupnya.
Adapun keunggulan dari beton konvensional, antara lain :
1. Mudah dan umum dalam mengerjakan dilapangan.
2. Mudah dibentuk sesuai dengan keinginan dan keperluan.
3. Perhitungan relatif mudah dan umum.
4. Sambungan blaok, kolom dan plat lantai bersifat monolit (terikat penuh).
Kelemahan dari plat lantai konvensional, antara lain :
1. Diperlukan tenaga kerja yang lebih banyak, relatif lebih mahal.
2. Pemakaian bekisting relatif lebih banyak.
3. Pekerjaan dalam banguan agak lama karena pengerjaannya berurutan
saling bergantungan dengan pekerjaan lain.
4. Terpengaruh oleh cuaca, apabila hujan pengerjaan pengecoran tidak dapat
dilakukan.
Sumber : Gambar Kerja
Gambar 2.4 Potongan plat lantai konvensional
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
19
2.2.2 Plat Komposit Bondek
Plat komposit bondek adalah plat lantai kombinasi yang menggunakan
steel deck yang biasanya disebut bondek sebagai pengganti tulangan momen
positif (tulangan bawah), dimana bondek ini juga sekaligus sudah berfungsi
sebagai bekisting plat dan lantai kerja, sedangkan untuk tulangan momen negative
(tulangan atas) bias menggunakan baja tulangan biasa atau menggunakan
wiremesh. Bondek merupakan bahan penulangan positif satu arah pada plat lantai
beton bangunan bertingkat. Lembaran galvanis berbentuk plat gelombang ini
terbuat dari baja structural dengan ketebalan 0.70 – 1.20mm. Bondek atau plat
baja bergelombang jika dikombinasikan dengan campuran beton akan membentuk
suatu sistem plat lantai komposit yang sempurna.
Bondek juga berfungsi sebagai bekisting tetap dan langit-langit ruangan
bangunan. Dapat dipesan sesuai dengan panjang yang dibutuhkan dan untuk
memudahkan dalam pemasangan dan pengangkutan dianjurkan panjang maksimal
12 meter.
Adapun keunggulan-keunggulan dari penggunaan plat komposit bondek,
yaitu :
1. Mudah dan cepat dalam pemasangan. Plat komposit beton langsung
berfungsi sebagai bekisting permanen yang siap dicor dalam waktu
singkat. Efisiensi waktu dan kemajuan pekerjaan dapat dipercepat karena
waktu untuk pembuatan dan pembongkaran bekisting sudah tidak
diperlukan. Pekerjaan pembesian dibagian yang mengalami tarik, dapat
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
20
direduksi atau bahkan dihilangkan karena telah digantikan fungsinya oleh
plat galvanis bondek.
2. Mengurangi pemakaian perancah dan tiang-tiang penyangga sehingga
lebih menghemat biaya dalam pelaksanaanya.
3. Plat komposit bondek dapat secara langsung digunakan sebagai plafond.
4. Ketahanannya terhadap kebakaran lebih baik dan lolos uji kelenturan serta
pembebanan.
5. Dapat dipesan sesuai kebutuhan dan memberikan platform kerja yang
aman.
6. Dapat dipasang pada konstruksi baja maupun beton.
Teknologi bondek pun memiliki kelemahan-kelemahan yang dapat fatal di
dalam segi struktural. Penggunaan floordeck dapat memperlemah kekuatan inersia
yang ada karena floordeck sudah termasuk material komposite, dimana dalam segi
defleksi/lendutan akan lebih tinggi jika dibandingkan dengan pelat konvensional
biasa. Sehingga dalam segi kenyamanan akan berkurang. Ketika dalam proses
konstruksi berlangsung, getaran akibat floordeck dengan tebal 12-14 cm yang
terjadi akan besar dan mudah membuat orang awam cukup panik ketika berada di
atasnya.
Sumber : google.com
Gambar 2.4 Potongan plat komposit bondek
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
21
2.3 Aspek-Aspek Analisa
2.3.1 Aspek Pembiayaan ( Rencana Anggaran Biaya )
Perkiraan biaya adalah memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang
diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan atas informasi yang tersedia
(Iman Soeharto, 2007). Perkiraan biaya memegang peranan penting dalam
penyelenggaran proyek. Pada taraf pertama dipergunakan untuk mengetahui
berapa besar biaya yang diperlukan untuk membangun proyek. Selanjutnya,
perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya seperti material, tenaga kerja,
pelayanan, maupun waktu. Meskipun kegunaanya sama, namun penekananya
berbeda-beda untuk masing-masing organisasi peserta proyek. Bagi pemilik,
angka yang menunjukkan jumlah perkiraan biaya akan menjadi salah satu patokan
untuk menentukan kelayakan investasi. Bagi kontraktor, keuntungan finansial
yang akan diperoleh tergantung pada seberapa jauh kecakapan membuat perkiraan
biaya. Bila penawaran harga yang diajukan didal proses lelang terlalu tinggi,
kemungkinan besar kontraktor yang bersangkutan akan mengalami kekalahan.
Sebaiknya bila memenangkan lelang dengan harga terlalu rendah, kontraktor akan
mengalami kesulitan di kemudian hari. Sedangkan bagi konsultan, angka tersebut
diajukan kepada pemilik sebagai usulan jumlah biaya terbaik untuk berbagai
kegunaan sesuai perkembangan proyek.
Biaya langsung (direct cost) adalah semua biaya yang berhubungan
langsung dengan pekerjaan konstruksi di lapangan. Biaya langsung dapat
diperoleh dengan mengalikan volume/kuantitas suatu pekerjaan dengan harga
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
22
satuan (unit cost) pekerjaan tersebut. Harga satuan pekerjaan ini terdiri atas harga
bahan, upah buruh dan biaya peralatan.
Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah semua biaya proyek yang
secara tidak langsung berhubungan dengan konnstruksi di lapangan tetapi harus
ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut. Biaya-biaya yang termasuk
dalam biaya tidak langsung adalah biaya overhead dan biaya tak terduga.
Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang dikeluarkan secara periodik dan
besarnya selalu konstan atau tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume
kegiatan yang terjadi pada periode tersebut. Biaya tetap juga bisa disebut sebagai
biaya operasional.
Biaya variable (variabel cost) adalah biaya yang besarnya selalu berubah,
tergantung pada volume kegiatan yang dilakukan. Biaya variabel juga dapat
disebut sebagai biaya produksi perunit produk.
Berikut merupakan beberapa jenis biaya yang ditinjau dalam perhitungan
rencana anggaran biaya, yakni :
1. Biaya material.
Pada biaya material penulis menggunakan biaya material yang berlaku di
Kota Batam.
2. Biaya tenaga kerja.
Pada biaya tenaga kerja penulis menggunakan biaya tenaga kerja dengan
tinjauan gaji harian yang berlaku di Kota Batam.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
23
2.3.1.1 Volume Pekerjaan
Volume suatu pekerjaan adalah menghitung jumlah banyaknya volume
pekerjaan dalam satu satuan. Volume juga bisa disebut sebagai kubikasi pekeraan
jadi volume (kubikasi) suatu pekerjaan bukalah merupakan volume (isi
sesungguhnya) melainkan jumlah volume bagian pekerjaan dalam satu satuan.
Beberapa contoh, sebagai berikut :
- Volume bondek = 60 m2
(Satuan Luas)
- Volume Readymix = 50 m3
(Satuan Ruang)
- Volume Lisplank = 6 m (Satuan panjang)
Masing-masing daripada jenis volume dapat diperhitungkan dari rumus
sebagai berikut :
- Satuan Luas
- Satuan Ruang
Ataupun
2.3.1.2 Harga Analisa
Harga analisa merupakan suatu harga yang merupakan hasil perpaduan
daripada biaya sumber daya manusia (secara langsung dan tidak langsung), biaya
material, biaya pengadaan peralatan pekerjaan (alat ringan ataupun alat berat).
Satuan Luas (m2) = Satuan Panjang(m) x Satuan Panjang(m)
Satuan Ruang (m3) = Satuan Panjang(m) x Satuan Panjang(m)
x Satuan Panjang(m)
Satuan Ruang (m3) = Satuan Luas(m
2) x Satuan Panjang(m)
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
24
Berikut merupakan rumus perhitungan dari harga analisa :
2.3.2 Aspek Sumber Daya Manusia
Tenaga kerja sangatlah berperan dalam proses jalannya sebuah proyek
atau setiap jenis pekerjaan, tenaga kerja adalah sumber daya manusia yang
memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda sesuai dengan bidang dan
keahliannya. Adapun kemampuan tenaga kerja meliputi jenis dan macam-macam
tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan (Iman Suharto, 1995).
Penyediaan tenaga kerja pada umumnya meliputi tenaga kerja biasa,
tenaga kerja terampil, dan tenaga kerja ahli. Untuk setiap pekerjaan memerlukan
tenaga kerja tertentu baik mengenai jumlah maupun keahlian dalam
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Secara teoritis keperluan rata-rata jumlah
tenaga kerja dapat dihitung dari total lingkup kerja proyek yang dinyatakan dalam
jam-orang atau bulan dibagi dengan kurun waktu perencanaan. Metode
perhitungan tersebut, tentu tidak sesuai dengan kenyataan yang sesunguhnya,
karena akan timbul pemborosan dengan mendatangkan sekaligus banyak tenaga
kerja pada awal proyek,mengingat pada saat awal belum cukup pekerjaan tersedia
untuk mereka. Pekerjaan konstruksi menunggu material hasil kegiatan pembelian,
sedangkan pembelian baru akan dimulai bila paket disiapkan oleh ahli
engineering telah selesai.
Harga Satuan = Biaya SDM + Biaya Material + Biaya Alat
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
25
Oleh karena itu, untuk merencanakan tenaga kerja proyek yang realistis
perlu diperhatikan bermacam-macam factor, diantaranya yang terpenting adalah :
1. Produktifitas tenaga kerja
2. Tenaga kerja periode puncak (peak)
3. Jumlah tenaga kerja kantor
4. Perkiraan jumlah tenaga kerja di lapangan
5. Meratakan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak (fluctuation) yang
tajam.
Macam atau jenis tenaga kerja berdasarkan keahlian/kemampuan yaitu :
1. Tenaga kerja terdidik/ tenaga ahli/ tenaga mahir
Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu
keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau
pendidikan formal dan non formal. Contohnya seperti sarjana ekonomi,
insinyur, sarjana muda, doktor, master, dan lain sebagainya.
2. Tenaga kerja terlatih
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih
ini tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan latihan dan
melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir,
pelukis,dan lain-lain.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
26
3. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini
seperti kuli,buruh angkat, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan
masih banyak lagi contoh lainnya.
Pada analisa banyak jumlah tenaga kerja yang akan digunakan pada
pekerjaan plat lantai konvensional ataupun pada pekerjaan plat komposit bondek
akan digunakan “ SNI 7394:2008 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan
Beton untuk Konstruksi Bangunan Gedung dan Rumah” sebagai acuan
perhitungan.
2.3.3 Aspek Waktu Pelaksanaan
Manajemen waktu proyek merupakan salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh seorang manajer proyek. Manajemen waktu proyek dibutuhkan
manajer proyek untuk memantau dan mengendalikan waktu yang dihabiskan
dalam menyelesaikan sebuah proyek. Dengan menerapkan manajemen waktu
proyek, seorang manajer proyek dapat mengontrol jumlah waktu yang dibutuhkan
oleh tim proyek untuk membangun deliverables proyek sehingga memperbesar
kemungkinan sebuah proyek dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan. Terdapat beberapa proses yang perlu dilakukankan seorang manajer
proyek dalam mengendalikan waktu proyek yaitu :
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
27
1. Mendefinisikan aktivitas proyek
Merupakan sebuah proses untuk mendefinisikan setiap aktivitas yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
2. Urutan aktivitas proyek
Proses ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendokumentasikan
hubungan antara tiap-tiap aktivitas proyek.
3. Estimasi aktivitas sumber daya proyek
Estimasi aktivitas sumber daya proyek bertujuan untuk melakukan
estimasi terhadap penggunaan sumber daya proyek.
4. Estimasi durasi kegiatan proyek
Proses ini diperlukan untuk menentukan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan proyek.
5. Membuat jadwal proyek
Setelah seluruh aktivitas, waktu dan sumber daya proyek terdefinisi
dengan jelas, maka seorang manager proyek akan membuat jadwal proyek.
Jadwal proyek ini nantinya dapat digunakan untu menggambarkan secara
rinci mengenai seluruh aktivitas proyek dari awal pengerjaan proyek
hingga proyek diselesaikan.
6. Mengontrol dan mengendalikan jadwal proyek
Saat kegiatan proyek mulai berjalan, maka pengendalian dan pengontrolan
jadwal proyek perlu dilakukan. Hal ini diperlukan untuk memastikan
apakah kegiatan proyek berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan
atau tidak.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
28
Pada aspek waktu pelaksanaan ini penulis akan menjabarkan tahapan-
tahapan daripada pekerjaan plat lantai konvensional maupun plat komposit
bondek dan juga akan menghitungkan seberapa lamakah jangka waktu yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan dari masing-masing jenis plat lantai
dengan menggunakan Metode Gantt Chart.
2.4 Penelitian Terdahulu
1. Tistogondo, Julistyana. Efisiensi Biaya Plat Beton Komposit Baja
Bergelombang Pada Proyek Pasar Baru Bratang, Surabaya.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 19,04% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Surabaya khususnya
Proyek Pasar Baru Brutang.
2. Pasaribu I.R. dan Tarigan J. Desain dan Analisa Harga Pelat Satu Arah
dengan Menggunakan Pelat Komposit Dibandingkan dengan Pelat Beton
Biasa pada Bangunan Bertingkat.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih mahal 8.94% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan.
3. Fastaria R dan Putri Y.E. Analisa Perbandingan Metode Halfslab dan Plat
Komposit Bondek Pekerjaan Struktur Plat Lantai Proyek Pembangunan
Apartement De Papilio Tamansari, Surabaya.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 30.26% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Surabaya khususnya pada
Proyek Pembangunan Apartemen De Papilio Tamansari Surabaya.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
29
4. Uji, Andi Tenri. Perbandingan Biaya Pelaksanaan Pelat Beton
Menggunakan Boundeck dan Pelat Konvensional Pada Gedung Graha
Suraco.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih mahal 28.12% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Makassar khususnya pada
Proyek Pembangunan Gedung Graha Suraco Makassar.
5. Widhiawati, Rai. Analisa Biaya Pelaksanaan Pelat Konvensional dan
Sistem Pelat Menggunakan Metal Deck.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 7.51% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Denpasar.
6. Yuliana, Candra. Perbandingan Pengunaan Deking Baja dan Metode
Konvensional untuk Plat Lantai Diperhitungkan Terhadap Biaya, Waktu,
dan Metode Pelaksanaan.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 13.89% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Banjarmasin.
7. K Aiman, Naufal. Studi Perbandingan Penggunanaan Teknologi Pelat
Beton Konvensional dan Pelat Beton Bondek Gedung Ballroom
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 6.58% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Makassar khususnya pada
Proyek Pembangunan Gedung Ballroom Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
30
8. Panjaitan MR dan Alfiandri MR. Analisis Perbandingan Rencana
Anggaran Biaya Struktur Pelat Lantai Sistem Konvensional dengan Sistem
Floordeck pada Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Fakultas MIPA
UNIMED.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 9.56% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan khususnya pada
Proyek Lanjutan Pembangunan Gedung Fakultas MIPA UNIMED.
9. Sitohang BRS dan Hasugian CN. Analisis Perbandingan Biaya Struktur
Pelat Lantai Cara Konvensional dan Floordeck pada Pembangunan
Siloam Hospital Medan.
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 11.72% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Medan khususnya pada
Proyek Pembangunan Siloam Hospital Medan.
10. Sari, Dwi Anita. Studi Perbandingan Pembangunan Rusanawa dengan
Beberapa Alternatif Metode Pelaksanaan (Struktur Kovensional,
Pracetak, Floordeck).
Kesimpulan : Plat Komposit Bondek lebih murah 13.62% daripada
menggunakan Plat Konvensional Beton di Kota Malang.
Trian Asputra, Analisa Perbandingan Plat Lantai Konvensional dan Plat Komposit Bondek, 2016UIB Repository©2016
Top Related