8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Bisnis
Menurut Umar (2005, p3), definisi dari Raymond E. Glos menjelaskan
bahwa bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-
orang yang berkecimpung di dalam perniagaan dalam rangka memperbaiki standar
serta kualitas hidup.
Menurut Griffin dan Ebert (2007, p4), bisnis adalah organisasi yang
menyediakan barang atau jasa dengan maksud untuk mendapatkan laba.
Menurut Sugiyono (2005, p20), definisi dari Hughes dan Kapoor menjelaskan
bahwa bisnis ialah suatu suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan dalam
memenuhi keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan ada dalam
industri. Orang yang mengusahan uang dan waktunya dengan menanggung resiko
dalam menjalankan kegiatan bisnis disebut Entrepreneur.
2.1.2 Pengertian Studi Kelayakan
Menurut Husein Umar (2005, p8), mengatakan bahwa studi kelayakan bisnis
merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak
atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat di operasionalkan secara rutin
dalam rangka pencapaian keuntngan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan misalnya rencana peluncuran produk baru.
9
Menurut Suad Husnan dan Suwarsono (2000, p4), Studi Kelayakan Proyek
adalah “Penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan
dengan berhasil. Pengertian ini bias ditafsirkan agak berbeda-beda. Ada yang
menafsirkan dalam artian yang terbatas, terutama dipergunakan oleh pihak swasta
yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Sedangkan dari pihak pemerintah, atau lembaga non profit, pengertian
menguntungkan bisa dalam arti yang lebih relatif. Mungkin dipertimbangkan
berbagai faktor seperti manfaat bagi masyarakat luas bisa berwujud penyerapan
tenaga kerja, pemanfaatan sumber daya yang melimpah ditempat tersebut dan
sebagainya”.
Jadi studi kelayakan dapat diterjemahkan sebagai berikut adalah penelitian
tentang dapat tidaknya suatu investasi dapat dilaksanakan dengan berhasil.
Keberhasilan bisa diartikan lebih luas atau lebih terbatas yang terutama dipergunakan
oleh pihak swasta yang lebih berminat tentang manfaat ekonomis suatu investasi.
Menurut Siswanto Sutojo (2002, p7), hal-hal yang perlu diketahui dalam studi
kelayakan adalah:
1.) Ruang lingkup kegiatan proyek. Disini perlu dijelaskan bidang-bidang apa proyek
akan beroperasi.
2. Cara kegiatan proyek dilakukan. Dalam hal ini apakah proyek akan
ditangani sendiri, ataukah akan diserahkan pada pihak lain. Siapa yang akan
menangani proyek tersebut?
3. Evalusi terhadap aspek-aspek yang akan menentukan berhasilnya seluruh
proyek
4. Sarana yang diperlukan oleh proyek Bukan hanya menyangkut kebutuhan
saja tetapi juga fasilitas-fasilitas.
10
5. Hasil kegiatan proyek tersebut, serta biaya-biaya yang harus ditanggung
untuk memperoleh hasil tersebut.
6. Langkah-langkah untuk mendirikan proyek atau memperluas proyek,
beserta jadwal masing-masing proyek.
2.1.3. Manfaat Studi Kelayakan Bisnis
Menurut Husein Umar (2005, p19), mengatakan bahwa isi laporan sebuah
studi kelayakan bisnis menyatakan bahwa suatu rencana bisnis layak untuk
direalisasikan.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p12), Paling tidak ada lima manfaat
mengapa sebelum suatu usaha atau proyek dijalankan perlu dilakukan studi
kelayakan, yaitu :
1. Menghindari resiko kerugian.
2. Memudahkan perencanaan.
3. Memudahkan pelaksanaan pekerjaan.
4. Memudahkan pengawasan.
5. Memudahkan pengendalian.
2.1.4 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis
2.1.4.1 Aspek Keuangan
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p88) untuk memenuhi kebutuhan
investasi, modal dapat dicari dari berbagai sumber dana. Sumber dana yang dicari
dapat dipilih, apakah dengan cara menggunakan modal sendiri atau dengan modal
pinjaman (Modal asing). Masing-masing modal memiliki keuntungan dan kerugian,
11
hal ini dapat dilihat dari segi biaya, waktu, persyaratan untuk memperolehnya dan
jumlah yang dapat dipenuhi.
Menurut Dwiasih Agustika (2009), aspek aspek finansial dari persiapan dan
analisis proyek menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari suatu proyek
diusulkan terhadap peserta. Analisis proyek dalam aspek keuangan adalah untuk
membandingkan biaya-biaya dengan manfaatnya dan menentukan proyek-proyek
yang mempunyai keuntungan yang layak suatu proyek dapat dilaksanakan atau tidak,
bila hasil yang diperoleh dari proyek dapat di bandingkan dengan sumber-sumber
yang di perlukan (Biaya). Dalam analisis ini diperlukan kriteria investasi yang
merupakan metode yang digunakan untuk menyatakan layak atau tidaknya suatu
usaha. Beberapa kriteria sebagai tolak ukur penilaian kelayakan investasi diantaranya
adalah:
- Payback Period (PP). Yaitu: Jumlah tahunan untuk balik modal
- Internal Rate of Return (IRR). Yaitu: Tingkat bunga yang
menyamakan nilai sekarang dari arus kas dengan pengeluaran investasi.
- Net Present Value (NPV). Yaitu: Nilai sekarang dari arus kas yang
diharapkan, yang didiskontokan pada harga modal yang sesuai dikurangi harga
investasi.
- Profitability Index (PI). Yaitu: Tingkat keuntungan terhadap biaya. .
(Gitinger,1986)
Selain beberapa metode diatas ada beberapa hal juga yang harus dianalisis
seperti:
- Laporan Laba Rugi
- Aliran Kas (Cash Flow)
- Biaya Modal (Cost Of Capital)
12
- Initial and Operational Cash Flow
2.1.4.1.2 Laporan Laba Rugi
Menurut Brigham dan Houston(2001, p38-50), Laporan laba rugi (income
statement atau profit and lose statement) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan yang di hasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-
unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau
rugi) bersih.
Unsur-unsur laporan laba rugi biasanya terdiri dari :
1.) pendapatan dari penjualan
Dikurangi beban pokok penjualan
2.) laba atau rugi kotor
Dikurangi beban usaha
3.) laba atau rugi usaha
Ditambah atau dikurangi penghasilan atau beban lain
4.) laba atau rugi sebelum pajak
Dikurangi beban pajak
5.) laba atau rugi bersih
2.1.4.1.3 Cash Flow
Menurut Brigham dan Houston (2001, p38-50), Laporan arus kas( Cash Flow
Statement atau Statement of Cash Flow) adalah bagian dari laporan keuangan suatu
perusahaan. Dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukan aliran masuk
dan keluar uang (kas) perusahaan.
Terdapat tiga jenis aliran kas, yaitu:
13
- Initial Cash Flow. Yang merupakan aliran masuk keluar.
- Operational Cash Flow dan Terminal Cash Flow. Yang merupakan aliran
kas masuk.
2.1.4.2 Aspek Manajemen
Menurut Plunket et.al (2005, p5), mendefinisikan manajemen sebagai : “One
or more managers individually and collectively setting and achieving goals by
exercising related functions (planning organizing staffing leading and controlling)
and coordinating various resources (information materials money and people)”.
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu
atau lebih manajer yang secara individu maupun bersama-sama menyusun dan
mencapai tujuan organisasi dengan melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan
pengorganisasian penyusunan staff pengarahan dan pengawasan) dan
mengkoordinasi berbagai sumber daya (informasi material uang dan orang).
Lewis et.al (2004, p5) mendefinisikan aspek manajemen sebagai: “The
process of administering and coordinating resources effectively and efficiently in an
effort to achieve the goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lebih
mempunyai arti bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan
mengkoordinasi sumber daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha
untuk mencapai tujuan organisasi.
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p168), Aspek Manajemen dan Organisasi
merupakan aspek yang cukup penting dianalisis untuk kelayakan suatu usaha. Karena
walaupun suatu usaha telah dinyatakan layak untuk dilaksanakan tanpa didukung
dengan manajamen dan organisasi yang baik, bukan tidak mungkin akan mengalamai
14
kegagalan. Adapun fungsi-fungsi manajemen tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut:
1.) Perencanaan (Planning). Adalah proses menentukan arah yang akan
ditempuh dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2.) Pengorganisasian (Organizing). Adalah proses mengelompokan kegiatan-
kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan dalam unit-unit.
3.) Pelaksanaan (Actuating). Adalah proses untuk menjalankan kegiatan atau
ekerjaan dalam organisasi.
4. Pengawasan (Controlling). Adalah proses untuk mengukur dan menilai
pelaksanaan tugas apakah telah sesuai dengan rencana.
Menurut Dwiasih Agustika (2009), definisi dari Gittinger menyatakan bahwa
aspek manajemen merupakan hal-hal yang menyangkut bentuk usaha, kemampuan
staff proyek untuk menjalankan aktivitas administrasi dengan garis wewenang dan
tanggung jawab yang sudah jelas dalam organisasi proyek serta kebutuhan upah
tenaga kerja. Aspek manajemen perlu dikaji secara deskriptif untuk dapat melihat
sumber daya manusia dalam menjalankan jenis-jenis pekerjaan, serta untuk melihat
sumber daya lain seperti struktur organisasi yang berguna dalam menentukan garis
kerja guna mengatur pelaksanaan operasional perusahaan serta sistem informasi yang
digunakan dalam perusahaan. Proyek dapat dikatakan layak apabila perusahaan
menggunakan sistem manajemen sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan itu
sendiri sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan.
Selain itu adapun menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p185), Struktur
sederhana organisasi dikarakteristikan oleh hal-hal yang bukan sebenarnya
ketimbang yang sebenarnya. Struktur sederhana tidaklah rumit, kompleksitas rendah,
15
sedikit formalisasi dan mempunyai wewenang yang desentralisasi pada seseorang,
cepat, fleksibel dan membutuhkan sedikit biaya untuk pemeliharaan nya. Lapisan
struktur tidaklah rumit, pertanggung jawaban mudah dan ketidakpastian minimum.
Kelemahan struktur sederhana adalah penggunanya yang terbatas, mempunyai resiko
tinggi karena cenderung bergantung pada seseorang. Struktur sederhana digunakan
pada organisasi yang tergolong kecil dan struktur sederhana juga efektif bila jumlah
karyawan yang dipekerjakan tidak sedikit dan juga tidak banyak atau dengan kata
lain jumlah yang menengah. Seperti yang terjadi di perusahaan yang akan kami teliti.
2.1.4.3 Aspek Pasar dan Pemasaran
Menurut Husein Umar (2005, p35), kutub pertama dari model lingkungan
bisnis adalah aspek pasar. Pengkajian Aspek Pasar sangat penting dilakukan karena
tidak ada proyek atau bisnis yang berhasil tanpa adanya permintaan atas barang atau
jasa yang dihasilkan proyek tersebut. Pada dasarnya, analisis aspek pasar bertuuan
antara lain untuk mengetahui berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan dan
market share dari produk bersangkutan.
2.1.4.3.1 Pengertian Pasar
Menurut Husein Umar (2005, p35), Pasar menurut para ahli dapat diartikan
sebagai tempat pertemuan antara penjual dan pembeli, atau saling bertemu nya antara
kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk suatu harga.
Pendapat ahli lain mengatakan bahwa pasar merupakan suatu sekelompok orang
yang diorganisasikan untuk melakukan tawar menawar sehingga dengan demikian
terbentuk harga.
16
Menurut Stanton (2000, p92), mengemukakan pengertian yang lain tentang
pasar yakni merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai keinginan untuk
puas, uang untuk belanja dan kemauan untuk membelanjakan nya.
Tiga faktor utama yang menunjang terjadinya pasar adalah:
1.) Orang dengan segala keinginan nya.
2.) Daya Beli.
3.) Tingkah laku dalam pembelian.
2.1.4.3.2 Pengertian Permintaan dan Penawaran
Menurut Husein Umar (2005, p36), Permintaan dapat diartikan sebagai
jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk
membeli pada berbagai tingkat harga sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai
kuantitas barang yang ditawarkan di pasar pada berbagai tingkat harga.
Dalam prosesnya, tingkat penawaran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1.) Harga barang-barang lain
2.) Biaya Faktor Produksi
3.) Tujuan Perusahaan
4.) Tingkat Teknologi yang digunakan
2.1.4.3.3 Bentuk Pasar
Menurut Husein Umar (2005, p38), Bentuk Pasar dapat dilihat dari sisi
produsen atau penjual dan sisi konsumen. Dari sisi produsen atau penjual, pasar
dapat dibedakan atas:
17
1.) Pasar Persaingan Sempurna. Pada Pasar ini aktivitas persaingan nya tidak
nampak karena tidak terbatasnya jumlah produsen sehingga pangsa pasar mereka
menjadi ter kotak-kotak atau kecil-kecil.
2.) Pasar Monopoli. Adalah sebuah bentuk pasar yang dikuasai oleh seorang
penjual saja. Dalam hal ini tidak ada produ substitusi serta terdapat hambatan untuk
masuknya pesaing dari luar.
3.) Pasar Persaingan Monopolistik. Merupakan bentuk campuran antara
persaingan dengan monopoli. Dikatakan mirip pasar persaingan sempurna karena ada
kebebasan bagi perusahaan untuk masuk keluar pasar, selain itu barang yang dijual
pun tidak homogen. Oleh karena barang-barang yang heterogen itu dimiliki oleh
beberapa perusahaan besar saja, maka pasar ini mirip dengan pasar monopoli.
Dari sisi konsumen, pasar daat dibedakan menjadi empat bentuk yaitu:
1.) Pasar Konsumen
2.) Pasar Industri
3.) Pasar Penjual Kembali (Reseller)
4.) Pasar Pemerintah
2.1.4.3.4 Mengukur dan Meramal Permintaan
Menurut Kottler (2003, p75), Apabila perusahaan menemukan suatu pasar
yang menarik, maka perusahaan perlu mengestismasi besarnya pasar pada masa
sekarang dan masa yang akan datang dengan cermat. Perusahaan akan kehilangan
sejumlah laba karena terlalu besar atau terlalu kecil mengestisimasikan besarnya
pasar.
18
2.1.4.3.4.1 Mengukur Permintaan Pasar Saat Ini
Manajemen perlu mengestimasi tiga aspek dari permintaan pasar sekarang.
Ada tiga metode praktis untuk mengestimasi permintaan saat ini, yaitu :
1.) Mengestimasi Total Permintaan Pasar. Yaitu total volume yang dibeli oleh
sekelompok konsumen tertentu dalam suatu wilayah Geografis selama jangka waktu
tertentu dan dalam suatu lingkungan pemasaran tertentu pula. Salah satu metode
praktis untuk mengestimasi total permintaan pasar adalah dengan menggunakan
persamaan Q = n . p . q. Dimana Q adalah total permintaan pasar, n adalah jumlah
pembeli dipasar, p adalah harga rata-rata satuan, dan q adalah jumlah yang dibeli
rata-rata pembeli per tahun.
2.) Mengestimasi Wilayah Permintaan Pasar
Dalam hal memilih wilayah terbaik serta mengalokasi anggaran pemasaran
yang optimal, dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
A.) Market Build-Up
Metode ini digunakan terutama oleh perusahaan industri untuk
mengidentifikasi para pembeli potensial pada pasar.
B.) Market Factor Index
Metode ini digunakan terutama oleh perusahaan barang konsumsi, dengan
mengidentifikasikan faktor-faktor pasar yang ada korelasinya dengan potensi dan
menggabungkanya didalam sebuah indeks tertimbang.
3.) Mengestimasi Penjualan Aktual dan Pangsa Pasar
Perusahaan perlu mengetahui penjualan yang sebenarnya dari industri
bersangkutan yang terjadi dipasar, jadi perusahaan harus mengidentifikasi para
pesaingnya dan mengestimasi penjualan mereka.
19
2.1.4.3.4.2 Meramal Permintaan Mendatang
Menurut Husein Umar (2005, p41), manajemen perlu menelaah permintaan
mendatang dan terdapat banyak cara untuk meramal penjualan dimasa mendatang.
beberapa caranya antara lain :
1.) Survey niat pembeli
Yaitu dengan menanyakan kepada pembeli secara langsung dengan harapan
mereka akan menjawab secara objektif.
2.) Pendapat para tenaga penjual (Wiraniaga)
Yaitu perusahaan meminta tenaga penjualnya untuk mengestisimasikan
penjualan setiap produk untuk daerah masing-masing, kemudian estimasi individu
dijumlahkan untuk mendapat ramalan penjualan secara keseluruhan.
3.) Pendapat para ahli
Yaitu pendapat yang dihasilkan berdasarkan data dan analisis yang dianggap
lengkap dan juga ilmiah.
4.) Analisis regresi
Yaitu seperangkat prosedur statistik untuk menemukan faktor-faktor nyata
yang paling penting yang mempengaruhi penjualan.
5.) Analisis deret waktu
Yaitu analisis yang memakai data kuantitatif masa lalu dimana data dirinci
menjadi komponen-komponen trend, siklus, musim dan residu yang prosesnya dapat
menggambarkan prosedur statistik.
20
2.1.4.3.5 Segmenting ,Targeting and Positioning
- Segmenting
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p225), melalui segmentasi pasar
perusahaan membagi pasar yang besar dan heterogen menjadi segmen yang lebih
kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan produk atau jasa
yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Ada empat topik segmentasi yang
penting antara lain :
1.) Segmentasi Pasar Konsumen
Dibagi menjadi empat variabel, yakni :
A.) Segmentasi Geografis. Segementasi ini membutuhkan pembagian pasar
menjadi unit geografis yang berbeda seperti negara, wilayah, daerah, kota atau
bahkan lingkungan sekitar.
B.) Segmentasi Demografis. Segmentasi ini membagi pasar menjadi klompok
berdasarkan variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup
keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi, dan kebangsaan.
Faktor demografis adalah dasar paling umum yang digunakan untuk menetapkan
segmentasi kelompok pelanggan.
C.) Segmentasi Psikografis. Segmentasi ini membagi membeli menjadi
kelompok berbeda berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau juga karakteristik
kepribadian dalam suatu kelompok demografis yang sama.
D.) Segmentasi Prilaku. Segmentasi ini membagi pembeli menjadi kelompok
berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap sebuah produk.
2.) Segmentasi Pasar Bisnis
Konsumen dan pemasar bisnis menggunakan banyak variabel yang sama
untuk menetapkan segmen pasar mereka. Pembeli bisnis dapat disegmentasikan
21
secara Geografis, Demografis, atau lewat pencarian manfaat. tetapi pemasar bisnis
juga menggunakan variabel tambahan seperti karakteristik operasi, pendekatan
pembelian, faktor situasional dan karakteristik pribadi pelanggan. Dengan mengejar
segmen dan bukannya seluruh pasar, perusahaan dapat menghantarkan proposisi nilai
yang tepat bagi masing-masing segmen yang dilayani.
3.) Segmentasi Pasar International
Perusahaan dapat melakukan segmentasi pasar international dengan suatu
kombinasi variabel. Perusahaan dapat menetapkan segmen berdasarkan letak
Geografis, Pasar dunia juga bisa disegmentasikan berdasarkan faktor ekonomi.
Selain itu faktor politik, hukum, dan budaya juga bisa dijadikan kombinasi variabel
untuk segmentasi pasar secara international.
4.) Persyaratan Untuk Segmentasi Efektif
Agar bermanfaat dan juga memiliki efektifitas yang tinggi, segmen pasar
harus memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni :
A.) Terukur. Maksudnya adalah ukuran, daya beli, dan profile segmenya
dapat diukur.
B.) Aksesibilitas. Maksudnya adalah segmen pasar bisa dijangkau dan
dilayani dengan efektif.
C.) Substansial. Maksudnya adalah segmen pasar harus cukup besar atau
menguntungkan untuk dilayani.
D.) Dapat didiferensiasi Maksudnya adalah segmen dapat dibedakan secara
konseptual dan direspon secara berbeda terhadap element dan program pemasaran
yang berbeda pula.
E.) Dapat ditindaklanjuti Maksudnya adalah program harus efektif dan bisa
dirancang untuk menarik dan melayani segmen.
22
Menurut Thompson (2000, p49), segmentasi pasar dimulai dari
mengidentifikasi mass market (pemasaran masal). Mass market ini terlalu beragam
dan sulit untuk menetapkan target market dengan program pemasaran tunggal,
dengan demikian pasar tersebut perlu di segmen menjadi kelompok-kelompok yang
homogen.
- Targetting
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p238), Dalam memilih segmen pasar
sasaran perusahaan harus memutuskan berapa banyak segmen yang akan menjadi
sasarannya. Pasar sasaran (Target Market) terdiri dari sejumlah pembeli yang berbagi
kebutuhan dan karakteristik sama yang akan dilayani perusahaan. Umumnya
penetapan target pasar bisa dilaksanakan pada tingkat yang berbeda, yakni :
1.) Pemasaran Tanpa Diferensiasi. Dengan menggunakan strategi pemasaran
ini, perusahaan bisa memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar dan
menargetkan keseluruhan pasar dengan satu penawaran.
2.) Pemasaran Terdifrensiasi. Dengan menggunakan strategi pemasaran ini
perusahaan bisa memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar dan
merancang penawaran terpisah bagi masing-masing segmen.
3.) Pemasaran Terkonsentrasi. Maksudnya adalah dengan pemasaran ini maka
target yang diincar semakin diperkecil ruang lingkupnya. Strategi ini sesuai untuk
perusahaan yang sumber dayanya terbatas.
4.) Pemasaran Mikro. Adalah praktek penghantaran produk dan program
pemasaran untuk memenuhi selera individu dan lokasi tertentu.
- Positioning
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p247), posisi produk (product’s
position) adalah cara produk didefinisikan oleh konsumen terhadap atribut penting—
23
tempat dimana produk berada dalam pikiran konsumen dibandingkan produk
pesaing.
Tugas Positioning pada dasarnya terdiri dari tiga tahap, yakni :
1.) Menentukan kumpulan perbedaan nilai pelanggan yang mungkin
memberikan keunggulan kompetitif untuk membangun posisi.
2.) Memilih keunggulan kompetitif yang tepat.
3.) Memilih keseluruhan strategi positioning.
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p61), positioning adalah pengaturan
suatu produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan diinginkan, relative
terhadap produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.
Menurut Fanggidae (2006), positioning adalah suatu strategi dalam kegiatan
pemasaran yang bertujuan untuk menciptakan perbedaan (Differents), keuntungan
(Advantages), manfaat (Benefits) yang membuat konsumen selalu ingat dengan suatu
produk. Dengan kata lain sebagai usaha menempatkan sesuatu dalam pikiran orang
dengan terlebih dahulu memberikan informasi tentang segala sesuatu seperti
fasilitas, program yang diberikan, Dosen yang dimiliki dengan cara penyuguhan
kualitas pelayanan dan bagaimana mempresentasikanya.
2.1.4.3.6 Marketing Mix
Menurut Amstrong dan Kotler (2008, p62), Bauran pemasaran atau marketing
mix adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang dipadukan perusahaan
untuk menghasilkan respon yang diinginkanya dipasar sasaran. Bauran pemasaran
terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi
permintaan produknya. Berbagai kemungkinan ini dapat dikelompokan menjadi
empat kelompok variabel yang disebut ’4P’ yakni :
24
1.) Product (produk). Produk berarti suatu kombinasi barang atau jasa yang
ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran. Beberapa faktor yang patut
diperhatikan adalah Kualitas, Ragam, Desain, Fitur, Kemasan, Nama merek, dan
Layanan.
2.) Price (harga). Adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan
untuk memperoleh produk yang diinginkan. Faktor yang diperhatikan biasanya
adalah Daftar harga, Diskon, Potongan harga, Periode pembayaran, atau Persyaratan
kredit.
3.) Place (tempat). Yang dimaksud dengan tempat ini adalah meliputi
kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran. Faktor-
faktor yang patut diperhatikan adalah Lokasi, Logistik, dan Transportasi.
4.) Promotion (promosi). Promosi berarti aktivitas perusahaan yang
menyampaikan manfaat produk dan pada dasarnya bertujuan untuk membujuk
pelanggan membelinya. Faktor-faktor yang diperhatikan adalah seperti Iklan,
Penjualan pribadi, Promosi penjualan, Hubungan masyarakat.
Program pemasaran yang efektif memadukan semua element bauran
pemasaran tadi kedalam suatu program pemasaran terintegrasi yang dirancang untuk
mencapai tujuan pemasaran perusahaan dengan menghantarkan nilai bagi konsumen.
2.1.4.4 Aspek Ekonomi dan Sosial
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p200), Setiap usaha yang dijalankan,
tentunya akan memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif dan negatif
ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik bagi perusahaan itu sendiri,
pemerintah ataupun masyarakat luas. Dalam aspek ekonomi dan sosial dampak
25
positif yang diberikan dengan adanya investasi lebih ditekankan kepada masyarakat
khususnya dan pemerintah umumnya.
Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi adalah akan
memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatannya. Dampak negatif pun tidak
akan terlepas dari aspek ekonomi, misalnya eksplorasi sumber daya alam yang
berlebihan, masuknya pekerja dari luar daerah sehingga mengurangi peluang bagi
masyarakat sekitar.
Dampak positif dari aspek sosial bagi masyarakat secara umum adalah
tersedianya sarana dan prasarana yang dibutuhkan, seperti pembangunan jalan,
jembatan, listrik, dan sarana lainnya. Kemudian bagi pemerintah dampak negatif dari
aspek sosial adanya perubahan demografi di suatu wilayah, perubahan budaya dan
kesehatan masyarakat.
Jadi, dalam aspek ekonomi dan sosial yang perlu ditelaah apakah usaha atau
proyek dijalankan akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada
berbagai pihak atau sebaliknya. Oleh karena itu, aspek ekonomi dan sosial ini perlu
dipertimbangkan, karena dampak yang akan ditimbulkan nantinya sangat luas
apabila salah dalam melakukan penilaian.
2.1.4.5 Aspek Lingkungan Industri
Menurut Umar (2005, p250), ada konsep untuk menganalisis persaingan
bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing.
1.) Persaingan di Antara Perusahaan Sejenis
Persaingan antara perusahaan sejenis biasanya merupakan kekuatan terbesar
dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh suatu perusahaan
dapat berhasil jika mereka memberikan keunggulan kompetitif dibandingkan strategi
26
yang dijalankan perusahaan pesaing. Perubahan strategi oleh satu perusahaan
mungkin akan mendapatkan serangan balasan seperti menurunkan harga,
meningkatkan kualitas, menambahkan fitur, menyediakan jasa, memperpanjang
garansi, meningkatkan promosi dan pembaharuan kemasan. Menurut Porter yang
dikutip Umar (2005, p270), tingkat persaingan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu:
1.) Jumlah kompetitor
2.) Tingkat pertumbuhan industri
3.) Karakteristik produk
4.) Biaya tetap yang besar
5.) Kapasitas
6.) Hambatan keluar
2.) Kemungkinan Masuknya Pesaing Baru
Pendatang baru dalam suatu industry akan membawa kapasitas baru, inovasi
baru, modal baru, pemasaran yang baru, keinginan mendapatkan pangsa pasar.
Akibatnya, harga dapat menjadi turun atau biaya menjadi semakin tinggi sehingga
akan mengurangi profitabilitas. Ancaman masuknya pendatang baru bergantung pada
rintangan masuk dan reaksi pesaing yang sudah ada dalam mengantisipasi pendatang
baru. Jika pendatang baru merasakan kesulitan bersaing terhadap pesaing yang telah
ada, maka ancaman dari pendatang baru akan rendah. Menurut Umar (2005, p268)
terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat masuknya pendatang baru ke dalam
industri, sebagai berikut:
1.) Skala ekonomi
2.) Diferensiasi produk
3.) Kecukupan modal
27
4.) Biaya peralihan
5.) Akses ke saluran distribusi
6.) Ketidakunggulan biaya independen
7.) Peraturan pemerintah
3.) Potensi Pengembangan Produk Substitusi
Persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan yang memproduksi produk
yang sejenis, namun perusahaan juga bersaing dengan perusahaan yang
memproduksi produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari
industri dengan menetapkan harga maksimum yang dapat diberikan oleh perusahaan
dalam industri. Semakin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk
pengganti, semakin ketat pembatasan laba industri. Produk pengganti seringkali
timbul dengan cepat ketika suatu perkembangan meningkatkan persaingan di industri
mereka, dan menyebabkan penurunan harga atau perbaikan kinerja.
4.) Kekuatan Tawar-menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawarnya terhadap para pemain dalam
industri, dengan menaikkan harga atau mengurangi kualitas produk yang ditawarkan,
hal ini memberikan kekuatan pada pemasok untuk menaikan harga. Namun bila
banyak pemasok untuk suatu jenis barang, maka biasanya daya tawar pemasok
semakin kecil. Menurut Umar (2005,p272), pemasok akan kuat apabila beberapa
kondisi berikut :
A.) Jumlah pemasok sedikit
B.) Produk/pelayanan yang ada adalah untuk dan mampu menciptakan
switching cost yang besar.
C.) Tidak tersedia produk subtitusi
28
D.) Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk
yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan.
E.) Perusahaan hanya membeli dalm jumlah yang kecil dari pemasok.
5) Kekuatan Tawar-menawar Pembeli
Pembeli bersaing dengan industri dengan meminta penurunan harga, tawar-
menawar terhadap mutu yang lebih tinggi dan pelayanan yang lebih baik, serta
berperan sebagai pesaing. Kekuatan dari tiap-tiap pembeli yang penting dalam
indsutri tergantung pada sejumlah karakteristik situasi pasarnya pada kepentingan
relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan
keseluruhan bisnis pembeli tersebut.
Menurut Umar (2005, p272), ada beberapa kondisi yang dapat memperkuat
tawar menawar pembeli, yaitu :
1.) Pembeli membeli dengan jumlah besar
2.) Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan
3.) Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok
4.) Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehinga
sensitif terhadap harga dan diferensiasi servis.
5.) Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga
pembeli dengan mudah mencari subsitusinya
2.1.4.6 Aspek Amdal
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p212), Lingkungan hidup merupakan
salah satu aspek yang sangat penting untuk ditelaah sebelum suatu investasi suatu
usaha dijalankan. Dampak yang timbul ada yang langsung mempengaruhi pada saat
29
kegiatan usaha atau proyek dilakukan sekarang atau baru terlihat beberapa waktu
kemudian dimasa yang akan datang.
Dampak lingkungan hidup yang terjadi adalah berubahnya suatu lingkungan
dari bentuk aslinya seperti perubahan fisik kimia, biologi, atu sosial. Perubahan
lingkungan ini jika tidak diantisipasi dari awal akan merusak tataan yang sudah ada,
baik terhadap fauna, flora, maupun manusia sendiri. Oleh karena itu, sebelum suatu
usaha atau proyek dijalankan maka sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi tentang
dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun yang akan
datang. Masyarakat semakin sadar akan pentingnya lingkungan yang sehat, baik
terhadap manusia, hewan, dan tumbuh-tumbuhan. Jika aspek lingkungan dinyatakan
tidak layak untuk dijalankan, maka sebaiknya dibatalkan karena akan memperoleh
kerugian lebih besar dari manfaatnya.
2.1.4.7 Aspek Legal
Menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p24), untuk memulai studi kelayakan
suatu usaha pada umumnya akan meninjau juga dari aspek hukum. Tujuan dari aspek
hukum adalah untuk meneliti keabsahan, kesempurnaan, dan keaslian dari dokumen-
dokumen yang dimiliki.
Selain itu, menurut Kasmir dan Jakfar (2003, p27), perseroan terbatas adalah
Badan Hukum perusahaan yang paling banyak digunakan oleh para pengusaha, baik
kelas atas, kelas menengah, maupun kelas kecil. Penyebabnya adalah karena badan
hukum jenis ini memiliki banyak kelebihan jika dibandingkan dengan badan hukum
lainnya. Kelebihannya antara lain luasnya bidang usaha yang dimiliki, kewenangan,
dan tanggung jawab yang dimiliki terbatas kepada modal yang disetor. Hal-hal
penting yang perlu diketahui tentang Perseroan Terbatas adalah :
30
1.) Bahwa Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum perusahaan
untuk melakukan suatu kegiatan bisnis.
2.) Pendirian Perseroan Terbatas dilakukan atas dasar suatu perjanjian antara
pihak-pihak yang terlibat didalamnya.
3.) Pendirian Perseroan Terbatas didasarkan atas kegiatan atau ada usaha
tertentu yang akan dijalankan.
4.) Pendirian Perseroan Terbatas dengan modal yang terbagi dalam bentuk
saham.
5.) Perseroan Terbatas harus mematuhi persyaratan yang telah ditetapkan
dalam Undang-undang serta peraturan Pemerintah lainnya.
Ada pula tata cara dan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pendirian
Perseroan Terbatas, yakni :
1.) PT didirikan sekurang-kurangnya oleh dua orang.
2.) Pendirian PT dituangkan dalam Akta Notaris.
3.) Bahasa yang digunakan bahasa Indonesia.
4.) Mencantumkan perkataan “PT” dalam akta Notaris.
5.) Disahkan oleh Menteri Kehakiman.
6.) Didaftarkan berdasarkan Undang-undang wajib daftar perusahaan.
7.) Diumumkan dalam berita negara.
8.) Memiliki modal dasar sekurang-kurangnya Rp.20.000.000 (dua puluh juta
rupiah).
9.) Modal ditempatkan sekurang-kurangnya 25% dari modal dasar.
10.) Menyetor modal setor 50% dari modal ditempatkan pada perusahaan
didirikan.
31
2.2 Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Top Related