9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Pengertian Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Suryosubroto, (2009:286-287) yang dimaksud dengan program
adalah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dan menurut Farida Yusuf, (dalam Suryosubroto, 2009:287)
mendeskripsikan program sebagai kegiatan yang direncanakan. Jadi program
merupakan kegiatan yang direncanakan untuk dilaksanakan dalam rangka
pencapaian tujuan.
Menurut Suharsimi AK, 1988:57 kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan
kegiatan pilihan.
Sedangkan definisi kegiatan ekstrakurikuler menurut Direktorat
Pendidikan Menegah Kejuruan (Kurikulum SMK 1984, Depdikbud: 6) adalah
kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran tatap muka, dilaksanakan di
sekolah atau di luar sekolah agar lebih memperkaya dan memperluas
wawasan pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai
mata pelajaran dalam kurikulum.
9
10
Dengan demikian yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan yang dilakukan di luar jam tatap muka biasa untuk menunjang
realisasi kurikulum agar dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan
kemampuan siswa dalam menghayati apa yang telah dipelajari dalam
kegiatan intrakurikuler. Di samping itu melalui kegiatan ekstrakurikuler
dikembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan diri siswa.
b. Tujuan dan Ruang Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Depdikbud (1998) kegiatan Ekstrakurikuler sebagai bagian dari
kebijaksanaan pendidikan secara menyeluruh mempunyai tujuan dan tugas
pokok, yaitu :
1. Memperdalam dan memperluas pengetahuan siswa.
2. Mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran.
3. Menyalurkan bakat dan minat.
4. Melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler disekolah
menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, 1987:9 :
1. Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat meningkatkan kemampuan
siswa beraspek kognitif, efektif, dan psikomotor.
2. Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan
pribadimenuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif.
3. Dapat mengetahui,mengenal serta membedakan antara hubungan
satu pelajaran dengan mata pelajaran lainya.Adapun ruang lingkup
11
kegiatan ekstrakurikuler harus bertitik tolak pada kegiatan yang
dapat menunjang serta mendukung program intrakurikuler.
Direktorat pendidikan Menengah Kejuruan (1987:12) menjelaskan
bahwa ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler harus berpangkal pada kegiatan
yang dapat menunjang serta dapat mendukung program intrakurikuler dan
program kokurikuler.
Berdasarkan kutipan diatas, jadi ruang lingkup kegiatan Ekstrakurikuler
adalah kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang dan mendukung
terlaksananya kegiatan intrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan
serta bakat dan minat siswa.
c. Asas Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Asas pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler meliputi :
1. Harus dapat meningkatkan pengayaan pengetahuan siswa, baik ranah
kognitif, afektif maupun psikomotorik.
2. Memberikan tempat serta mendorong penyaluran bakat dan minat
siswa, sehingga siswa akan terbiasa melakukan kesibukan-kesibukan
yang positif.
3. Adanya perencanaan, persiapan dan pembiayaan yang telah
diperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler
dapat mencapai tujuan.
4. Faktor-faktor para pelaksana untuk memonitor dan memberikan
penilaian.
12
d. Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler sangat banyak jenisnya, dikarenakan agar siswa
dapat memilih bakat dan minatnya masing-masing. Menurut Amir Daien
(1988) (dalam Suryosubroto, 2009:288) kegitan ekstrakurikuler dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
1. Kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat rutin adalah bentuk kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan secara terus menerus, seperti ;
latihan bola volly, latihan sepak bola, dan sebagainya. Kegiatan
Ekstrakurikuler yang bersifat rutin memungkinkan untuk pencapaian
prestasi maksimal buat peserta didik.
2. Kegitan ekstrakurikuler yang bersifat periodik adalah bentuk kegiatan
yang dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu saja, seperti lintas
alam, kemping, pertandingan olahraga, dan sebagainya. Kegiatan ini
berfungsi untuk selingan dari kegiatan lain seperti kegiatan kurikuler
karena dapat untuk mengurangi kepenatan dan menyegarkan pikiran
yang tegang.
Dan menurut Depdikbud (1987:27) kegiatan ekstrakurikuler dibagi
menjadi dua jenis yaitu :
a. Kegiatan yang bersifat sesaat, misal: karyawisata, bakti sosial.
b. Kegiatan yang bersifat kelanjutan, misal: pramuka, PMR, dan
sebagainya.
Selanjutnya menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1995: 3)
menjelaskan jenis-jenis kegiatan Ekstrakurikuler meliputi :
13
1. Pendidikan kepramukaan
2. Pasukan Pengibar Bendera (PASKIBRA)
3. Palang Merah Remaja (PMR)
4. Pasukan Keaman Sekolah (PKS)
5. Gema Pencinta Alam
6. Koperasi Sekolah
7. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
8. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR)
9. Olahraga
10. Kesenian
Dan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998: 6-10), ada
8 (delapan) materi dan jenis kegiatan Ekstrakurikuler, yaitu :
1. Kegiatan pembinaan ketaqwaan terhadap TuhanYang Maha Esa.
Jenis kegiatannya adalah : (a) melaksanakan peribadatan sesuai
dengan agamanya masingmasing, (b) memperingati hari-hari besar
agama, (c) membina kegiatan toleransi antar umat beragama,
(d)mengadakan lomba yang bersifat keagamaan, (e)
menyelenggarakankegiatan seni yang bernafaskan keagamaan.
2. Kegiatan pembinaan kehidupan berbangsa dan bernegara. Jenis
kegiatanya adalah : (a) melaksanakan upacara bendera pada hari
Senin, serta hari-hari besar nasional, (b) melaksanakan bakti sosial,
(c) melaksanakan lomba karya tulis, (d) melaksanakan pertukaran
14
pelajar antar propinsi, (e) menghayati dan mampu menyanyikan lagu
lagu nasional.
3. Kegiatan pembinaan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara. Jenis
kegiatannya adalah : (a) melaksanakan tata tertib sekolah, (b)
melaksanakan baris-berbaris, (c) mempelajari dan menghayati
sejarah pejuangan bangsa, (d) melaksanakan wisata siswa dan
kelestarian lingkungan alam, (e) mempelajari dan menghayati
semangat perjuangn para pahlawan bangsa.
4. Kegiatan pembinaan kepribadian dan budi pekerti luhur Jenis
kegiatannya adalah : (a) melaksanakan Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila, (b) melaksanakan tata krama pergaulan,
(c)menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran rela berkorban
dengan perbuatan amal, (d) meningkatkan sikap hormat siswa
terhadap orangtua, guru, dan sesama teman di lingkungan
masyarakat.
5. Kegiatan pembinaan berorganisasi, pendidikan politik dan
kepemimpinan Jenis kegiatannya adalah : (a) mengembangkan peran
siswa dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ), (b)
melaksanakan latihan kepemimpinan siswa, (c) mengadakan forum
diskusi ilmiah, (d) mengadakan media komunikasi OSIS, (e)
mengorganisir suatu pementasan atau bazar.
15
6. Kegiatan pembinaan keterampilan dan kewiraswastaan Jenis
kegiatannya adalah : (a) meningkatkan keterampilan dalam
menciptakan sesuatu lebih berguna, (b) meningkatkan keterampilan
di bidang teknik, elektronik, pertanian dan peternakan, (c)
meningkatkan usaha-usaha keterampilan tangan, (d) meningkatkan
usaha koperasi sekolah, (e) meningkatkan penyelenggaraan
perpustakaan sekolah.
7. Kegiatan pembinaan kesegaran jasmani dan daya kreasi. Jenis
kegiatannya adalah : (1) meningkatkan usaha kesehatan sekolah, (2)
meningkatkan kesehatan mental, (3) menyelenggarakan kantin sehat,
(4) menyelenggarakan lomba berbagai macam olahraga.
8. Kegiatan pembinaan persepsi, apersepsi dan kreasi seni. Jenis
kegiatanya adalah : (1) meningkatkan wawasan dan keterampilan
siswa di bidang seni, (2) menyelenggarakan sanggar belajar
semacam seni, (3) meningkatkan daya cipta seni, (4) mementaskan,
memamerkan hasil berbagai cabang seni.
Secara umum kegiatan Ekstrakurikuler dapat dibagi menjadi :
1. Lomba Karya Ilmu Pengetahuan Remaja (LKIPR).
2. Pramuka.
3. PMR/UKS.
4. Koperasi sekolah.
5. Olahraga Prestasi.
16
6. Kesenian tradisional/modern.
7. Cinta alam dan lingkungan hidup.
8. Peringatan hari-hari besar.
9. Jurnalistik.
10. PKS
Berdasarkan uraian diatas, kegiatan Ekstrakurikuler dibedakan menjadi
kegiatan yang bersifat rutin dan bersifat periodik. Kegiatan yang bersifat rutin
diadakan terus menerus dan kegiatan yang bersifat periodik diadakan pada
waktu-waktu tertentu saja.
e. Visi dan Misi kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 81a (2013) Tentang Implementasi Kurikulum menjelaskan
bahwa kegiatan Ekstrakurikuler mempunyai Visi dan Misi didalamnya.yaitu :
1. Visi
Visi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah
berkembangnya potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, dan
kemandirian peserta didik secara optimal melalui kegiatan-kegiatan
di luar kegiatan intrakurikuler.
2. Misi
Misi kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan adalah :
17
a. Menyediakan sejumlah kegiatan yang dapat dipilih dan diikuti
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat peserta
didik.
b. Menyelenggarakan sejumlah kegiatan yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk dapat mengekspresikan
dan mengaktualisasikan diri secara optimal melalui kegiatan
mandiri dan atau berkelompok.
Dengan demikian kegiatan Ekstrakurikuler memiliki visi dan misi untuk
mengembangkan bakat dan minat siswa melalui kegiatan diluar kegiatan
intrakurikler.
f. Fungsi Kegiatan Ekstakurikuler
Menurut Winarno Narmoatmojo (2009) dalam Dasar Kebijakan dan
Aktualisasinya mengungkapkan fungsi kegiatan Ekstrakurikuler meliputi :
1. Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai
dengan potensi, bakat dan minat mereka.
2. Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3. Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan
bagi peserta didik yang menunjang proses perkembangan.
18
4. Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Dari uraian diatas fungsi kegiatan ekstrakrikuler adalah untuk
mengembangkan kemampuan fisik, kreativitas, tanggung jawab,
mengembangkan kesiapan karir dan untuk membangun suasana yang rileks.
g. Prinsip-prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler
Menurut Oteng Sutisna (1985) (dalam Suryosubroto, 2009:291)
mengungkapkan prinsip-prinsip kegiatan Ekstrakurikuler adalah :
1. Semua murid, guru, dan personil administrasi hendaknya ikut serta
dalam usaha meningkatkan program.
2. Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
3. Pembatasan-pembatasan untuk partisipasi hendaknya dihindarkan.
4. Prosesnya adalah lebih penting daripada hasil.
5. Program hendaknya cukup komprehensif dan seimbang dapat
memenuhikebutuhan dan minat semua siswa.
6. Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah.
7. Program harus dinilai berdasarkan sumbangannya pada nilai-nilai
pendidikan di sekolah dan efisiensi pelaksanaannya.
8. Kegiatan ini hendaknya menyediakan sumber-sumber motivasi yang
kayabagi pengajaran kelas, sebaliknya pengajaran kelas hendaknya
juga menyediakan sumber motivasi yang kaya bagi kegiatan murid.
19
9. Kegiatan ekstrakurikuler ini hendaknya dipandang sebagai integral
dari keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sekedar
tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri.
Dan menurut Winarno Narmoatmojo (2009) dalam Dasar Kebijakan dan
Aktualisasinya juga mengungkapkan bahwa prinsip-prinsip kegiatan
Ekstrakurikuler meliputi :
1. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
3. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana
yang disukai dan mengembirakan peserta didik.
5. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.
Sebagai usaha pengembangan melalui Kegiatan Ekstrakurikuler perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Materi kegiatan yang dapat memberikan pengayaan bagi siswa.
2. Sejauh mungkin tidak terlalu membenani siswa.
3. Memanfaatkan potensi alam lingkungan.
20
4. Manfaat kegiatan-kegiatan industri dan dunia usaha.
Adapun langkah-langkah pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler adalah:
1. Kegatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara
perorangan atau kelompok ditetapkan oleh sekolah berdasarkan
minat siswa, tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya guru
atau petugas untuk itu, bilamana kegiatan tersebut memerlukannya.
2. Kegiatan-kegiatan yang direncanakan untuk diberikan kepada
siswahendaknya diperhatikan keselamatannya dan kemampuan siswa
sertakondisi sosial budaya setempat (Suryosubroto, 2009: 291-292).
2. Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
a. Partisipasi Siswa
Ditinjau dari segi etimologis, kata partisipasi merupakan pinjaman dari
bahasa Belanda “participatie” atau dari bahasa Inggris “Participation”
Sukanto (1983). Dalam bahasa Latin disebut “Participatio” yang berasal dari
kata kerja “Partipare” yang berarti ikut serta, sehingga partisipasi
mengandung pengertian aktif yaitu adanya kegiatan atau aktivitas.
Menurut Santoso Sastropoetro (1986,11).Partisipasi adalah keikutsertaan,
peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya.
Pengertian ini menjelaskan peran masyarakat dalam mengambil bagian, atau
turut serta menyumbangkan tenaga dan pikiran ke dalam suatu kegiatan,
berupa keterlibatan ego atau diri sendiri atau pribadi yang lebih daripada
sekedar kegiatan fisik semata.
21
Sedangkan menurut Keith Davis dan John W. Newstrom (1995:179)
partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosional orang-orang dalam
sistuasi kelompok yang mendorong mereka untuk memberikan kontribusi
kepada tujuan kelompok dan berbagi tanggung jawab pencapaian tujuan itu.
Pengertian partisipasi menurut Moelyarto Tjokrowinoto (1974) (dalam
Suryosubroto, 2009:293) didefinisikan sebagai berikut :
“ Partisipasi adalah penyetaan mental dan emosi seseorang di
dalamsituasi kelompok yang mendorong merekan untuk
mengembangkan daya pikir dan perasaan mereka bagi tercapainya
tujuan-tujuan, bersama tanggung jawab terhadap tujuan tersebut.”
H.A.R. Tilaar (2009:287) mengungkapkan partisipasi adalah sebagai
wujud dari keinginan untuk mengembangkan demokrasi melalui proses
desentralisasi dimana diupayakan antara lain perlunya perencanaan dari
bawah (button-up) dengan mengikutsertakan masyarakat dalam proses
perencanaan dan pembangunan masyarakatnya.
Secara umum, partisipasi dapat di artikan yaitu keterlibatan diri
seseorang dalam hal ini mental, emosi seta fisik dalam suatu kegiatan, baik
secara langsung maupun tidak langsung atau suatu proses identifikasi diri
seseorang untuk menjadi peserta dalam kegiatan bersama dalam situasi sosial
tertentu.
Dalam penelitian ini partisipasi yang dimaksud adalah keterlibatan siswa
dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh sekolah dalam hal ini
22
kegiatan Ekstrakurikuler. Partisipasi siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler
sangat penting karena siswa merupakan objek ang diharapkan mendapat
pengaruh darikegiatan Ekstrakurikler tersebut.
Adapun hal-hal yang harus terpenuhi agar tercapainya partisipasi dapat
berjalan sebagaimana mestinya. Menurut Pariata Westra (1977:16) (dalam
Suryosubroto, 2009:295) disebutkan:
1. Tersedianya waktu yang cukup untuk mengadakan partisipasi.
2. Pembiayaan hendaknya tidak melebihi nilai-nilai hasil yang
diperoleh
3. Pelaksanaan partisipasiharuslah memandang penting serta
urgenterhadap kelompok kerja.
4. Peserta partisipasi haruslah memandang penting serta
kemampuantertentu agar efektif untuk dipartisipasikan.
5. Pelaku partisipasi haruslah berhubungan agar saling tukar ide.
6. Tidak ada pihak-pihak yang merasa terancam dengan adanya
partisipasi itu.
7. Partisipasi agar efektif jika didasari atas asas-asas adanya kebebasan
kerja.
b. Macam-Macam Partisipasi
Menurut Sundariningrum dalam Sugiyah (2010:38) mengklasifikasikan
partisipasi menjadi dua berdasarkan cara keterlibatannya, yaitu:
1. Partisipsai langsung
23
Partisipasi yang terjadi apabila individu menampilkan kegiatan
tertentu dalam proses partisipasi. Partisipasi ini terjadi apabila setiap
orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok
permasalahan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain
atau terhadap ucapannya.
2. Partisipasi tidak langsung
Partisipasi yang terjadi apabila individu mendelegasikan hak
partisipasinya pada orang lain.
c. Manfaat Partisipasi
Menurut Pariatra Westra dalam Widi Astuti (2008:14) manfaat
partisipasi adalah:
1. Lebih mengemukakan diperolehnya keputusan yang benar.
2. Dapat digunakan kemampuan berpikir kreatif dari para anggotanya.
3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi serta
membangun kepentingan bersama.
4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.
5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan.
Pendapat lain dikemukakan oleh Burt K. Schalan dan Roger (Widi
Astuti, 2008:14) bahwa manfaat dari partisipasi adalah:
1. Lebih banyak komunikasi dua arah.
2. Lebih banyak bawahan mempengaruhi keputusan.
3. Manajer dan partisipasi kurang bersikap agresif.
24
4. Potensi untuk memberikan sumbangan yang berarti dan positif,
diakui
5. dalam derajat lebih tinggi.
Sedangkan menurut pendapat Keith Davis (1985: 186) (dalam
Suryosubroto, 2009:296) mengemukakan manfaat prinsipil dari partisipasi,
yaitu:
1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar.
2. Dapat digunakan kemampuan berfikir kreatif dari para anggotanya.
3. Dapat mengendalikan nilai-nilai martabat manusia, motivasi
sertamembangun kepentingan bersama.
4. Lebih mendorong orang untuk bertanggung jawab.
5. Lebih memungkinkan untuk mengikuti perubahan-perubahan.
Dari pendapat-pendapat diatas tentang partisipasi, dapat disimpulkan
bahwa partisipasi memberi manfaat-manfaat yang penting untuk keberhasilan
dari progam yang direncanakan, yaitu :
1. Lebih memungkinkan diperolehnya keputusan yang benar karena
banyaknya sumbangan yang berarti dan positif.
2. Mengedepankan komunikasi dua arah sehingga baik bawahan
maupun atasan memiliki kesempatan yang sama dalam mengajukan
pemikiran.
3. Mendorong kemampuan berpikir kreatif demi kepentingan bersama.
4. Pengembangan potensi diri dan kreativitas.
25
5. Adanya penerimaan yang lebih besar terhadap perintah yang
diberikan dan adanya perasaan diperlukan.
6. Melatih untuk bertanggung jawab dan mendorong untuk membangun
kepentingan bersama.
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa dalam kegiatan
Ekstrakurikuler
Pada dasarnya banyak faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi
seseorang yang tercermin dalam prilaku dan aktifitasnya dalam suatu
kegiatan. Faktor yang mempengaruhi derajat partisipasi antara lain
pendidikan, penghasilan dan pekerjaan anggota masyarakat dalam hal ini
orang tua siswa.
Dikemukakan oleh Noeng Moehajir (1980:135) (dalam Suryosubroto,
2009:298), bahwa tumbuhnya pertisipasi dapat dilihat dari derajat
partisipasinya, yaitu:
1. Partisipasi tanpa mengenal objek partisipasi yang berpartisipasi
karena diperintahkan untuk ikut.
2. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah mengenal ide baru
tersebut, ada daya tarik dari objek dan ada minat dari subjek.
3. Berpartisipasi karena yang bersangkutan telah melihat lebih detail
tentang alternatif pelaksanaan dan penerapan ide tersebut.
26
4. Berpartisipasi karena yang bersangkutan langsung memanfaatkan ide
dan usaha pembangunan tersebut untuk dirinya, keluarga, dan
masyarakat.
Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler sebagai organisasi siswa
disekolah agar dapat melibatkan semua siswa disekolah, harus
menyelenggarakan jenis kegiatan yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan
memiliki kemanfaatan bagi dirinya sebagai sarana pendewasaan diri dan
penyaluran bakat-bakat potensial mereka, di samping kepala sekolah harus
memerintahkan siswa untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yang
diselenggarakan oleh sekolah yang bertujuan mengembangkan program
kegiatan ekstrakurikuler sekolah (Suryosubroto, 2009:299-300).
e. Bentuk-bentuk partisipasi siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler
Bentuk partisipasi siswa dalam kegiatan Ekstrakurikuler antara satu
dengan yang lainya pasti berbeda, baik dari usaha maupun dari cara untuk
mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Dusseldrop seperti yang dikutip
oleh Subandiyah (1990) (dalam Suryosubroto, 2009: 300) kegiatan
ekstrakurikuler siswa pada intinya terdiri atas:
1. Mendatangi pertemuan.
2. Melibatkan diri dalam diskusi.
3. Melibatkan diri dalam aspek organisasi dari proses partisipasi,
misalnya: mengikuti kegiatan yang dilaksanakan, menyelenggarakan
pertemuan kelompok.
27
4. Mengambil bagian dalam proses keputusan dengan cara menyatakan
pendapat atau masalah, misalnya: tujuan yang harus dicapai oleh
kelompok, cara mencapai tujuan, mengalokasikan sumber yang
langka, pemilihan perorangan yang mewakili kelompok, penilaian
efektivitasefisiensi, dan relevansi kegiatan.
5. Ikut serta memanfaatkan hasil program misalnya: ikut serta dalam
latihan atau ikut serta dalam memanfaatkan keuntungan.
Sedangkan Jumrowi yang dikutip oleh Subandiyah (1990:14) (dalam
Suryosubroto, 2009:301) mengemukakan bahwa bentuk partisipasi dalam
suatu kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
1. Partisipasi dalam memberikan buah pikir.
2. Partisipasi tenaga.
3. Partisipasi harta benda.
4. Partisipasi harta benda yang diberikan.
5. Partisipasi sosial yang diberikan sebagai kedekatan hati.
Menurut Suryosubroto (2009:302), unutk mengukur partisipasi siswa
dalam kegiatan Ekstrakurikuler ditentukan oleh :
1. Tingkat kehadiran dalam pertemuan.
2. Jabatan yang dipegang.
3. Pemberian saran, usulan, kritik, dan pendapat bagi
peningkatanorganisasi.
4. Kesediaan anggota untuk berkorban.
5. Motivasi anggota.
28
f. Pembina Kegiatan Ekstrakurikler
Begitu banyak kegunaan dari kegiatan Ekstrakurikuler untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Tetapi, mengatur siswa dalam
jumlah besar akan sulit dilakukan. Apalagi diluar dari jam pelajaran. Maka
dari itu diperlukan pengelolaan kegiatan Ekstrakurikuler yang baik, khsusnya
pengaturan siswa, peningkatan disiplin siswa dan semua petugas.
Dengan demikain diperlukan diperlukan manajemen yang lebih baik lagi
agar tidak menggangu kegiatan intrakurikuler. Untuk jenis kegiatan
Ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelajaran yaitu olahraga, musik, seni
tari dan sebagainya, sekolah dapat memanfaatkan guru bidang study
disekolah tersebut.
Tugas seorang pembina kegiatan Ekstrakurikuler seperti yang
diungkapkan oleh Made Pidarta (2009) dalam bukunya Supervisi Pendidikan
Kontekstual dikatakan sebagai berikut :
1. Tugas mengajar
a. Merencanakan aktivitas
b. Membimbing aktivitas
c. Mengevaluasi
2. Ketatausahaan
a. Mengadakan presensi
29
b. Menerima dan mengatur keuangan
c. Mengumpulkan nilai
d. Memberikan tanda penghargaan
3. Tugas-tugas umum
Tugas umum dari seorang guru atau pembina Ekstrakurikuler yaitu
mengadakan pertandingan, pertunjukan, perlombaan, dan lain-lain
dengan maksud dan tujuan yang telah di tentukan.
Sebelum memulai pembinaan, seorang guru/pelatih kegiatan
Ekstrakurikuler harus memiliki suatu progam latihan yang akan dilaksanakan
dalam pembinaannya. Penyusunan progam ini dimaksudkan agar seorang
guru/pelatih mempunyai pedoman yang jelas dalam menjalankan kegiatan
Ekstrakurikuler. Penyusunan Progam latihan dilakukan setiap semester.
Selain berguna untuk guru juga diperlukan saat kepala sekola melakukan
supervisi.
Pembinaan kegiatan ekstrakurikuler dapat berbeda antara sekolah satu
dengan sekolah lain. Tetapi para guru/pelatih harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut :
1. Kegiatan harus dapat meningkatkan pengayaan siswa yang beraspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Memberikan tempat serta penyaluran bakat dan minat sehingga
siswa akan terbiasa dengan kesibukan-kesibukan yang bermakna.
30
3. Adanya perencanaan dan persiapan serta pembinaan yang
telahdiperhitungkan masak-masak sehingga program ekstrakurikuler
mencapaitujuan.
4. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh semua atau sebagai siswa.
Setelah program selesai, pembina perlu mengadakan evaluasi. Evaluasi
ini dimaksudkan untuk mengetahui kemanfaatan program bagi siswa maupun
bagi sekolah, hemat biaya atau tidak, dan sebagainya. Hasil evaluasi ini
bermanfaat bagi pengambil keputusan untuk menentukan perlu tidaknnya
suatu program ekstrakurikuler dilanjutkan (Suryosubroto, 2009: 302-305).
g. Sarana dan Prasarana
1. Sarana
Keberhasilan suatu progam latihan tidak lepas dari ketersediaan sarana
dan prasarana yang memadai. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2005: 999) menyatakan bahwa sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.
2. Prasarana
Menurut Soepartono (2000: 5) mengemukakan bahwa prasarana berarti
“segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses
(usaha atau pembangunan).” Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai
sesuatu yang mempermudah atau memperlancarmtugas dan memiliki sifat
yang relatif permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan.
31
Dan menurut Depdiknas (2001: 28) menyatakan bahwa prasarana
pendidikan adalah fasilitas yang mendukung keterlaksanaan kegiatan
pendidikan seperti gedung dan benda yang tidak dapat dipindahkan lainya.
h. Pendanaan
Dana merupakan salah satu sarana yang menentukan lancar atau tidaknya
pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler. Dana kegiatan Ekstrakurikuler dapat
diartikan dana yang disediakan oleh masing-masing sekolah untuk
terlaksananya kegiatan Ekstrakurikuler di sekolahan tersebut.
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 bab
VIII pasal 33-36 mengenai sumber daya pendidikan. Menerangkan bahwa
dana pendidikan berasal dari :
1. APBN dan APBD merupakan biaya langsung yang terkait dengan
penggajian guru, administrator, staf sekolah, pembelian peralatan,
materi pelajaran dan gedung sekolah. Dana pendidikan selain gaji
dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari
APBD. Dana APBD berasal dari APBD Provinsi dan APBD
Kabupaten/Kota. Dana tersebut tergantung pada kemampuan
keuangan pemerintah setempat dan daerah lain. Dana pendidikan
yang berasal dari APBD diperuntukkan sama dengan dana yang
berasal dari APBN, yakni bisa untuk pendanaan rutin dan untuk
pendanaan pembangunan, tergantung pada kebutuhan sekolah.
Untuk pendanaan rutin contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga
32
honorer. Untuk pendanaan pembangunan direalisasikan untuk
rehabilitasi gedung, sarana olahrada dan sejenisnya. Dana APBN
pun dapat digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
yang setiap daerah mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD
digunakan untuk Bantuan Operasional Pembangunan (BOP).
Sedangkan dana rutin, yaitu dana yang dipakai membiayai kegiatan
rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan, penelitian, pengabdian
masyarakat, biaya pemeliharaan, dsb.
2. Dana Penunjang Pendidikan berupa beasiswa yang diterima oleh
peserta didik untuk menunjang biaya pendidikannya.
3. Dana dari Masyarakat yang berupa bantuan/sumbangan BP3
(sekarang menjadi SPP) yaitu dana untuk peserta didik seperti untuk
pembayaran seragam, buku, ATK, transport. Selain sumbangan SPP
juga ada dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai
pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana prasarana, alat
belajar, media, dsb.
4. Sumbangan dari Pemerintah Daerah setempat ialah sumbangan yang
diterima oleh sekolah dari pemerintah daerah setempat dimana
sekolah tersebut berada.
5. Bantuan lain-lain adalah bantuan yang diterima oleh sekolah dari
berbagai pihak selain APBN dan APBD, Dana Penunjang
Pendidikan, Dana dari Masyarakat, Sumbangan dari Pemerintah
33
Daerah setempat. Bantuan tersebut berasal dari kerjasama sekolah
dengan instansi lain atau yang sejenis. Diantaranya ialah bantuan
yang berasal dari luar negeri.
Semua dana yang masuk harus dipergunakan dengan baik untuk
terlaksanya kegiatan Ekstrakurikuler yang baik. Pememimpin dalam hal ini
harus mampu mengatur dan menjalankan kebijakan agar semua dana dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien.
i. Strategi pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani
Pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani adalah suatu proses
pendidikan dan pembudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan jasmani
yang dilaksanakan melalui jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah
(Depdikbud 1998:5 dalam Aris Santoso). Tujuan yang terkandung dalam
pembinaan dan pengembangan pendidikan jasmani adalah peningkatan
kualitas sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan untuk mendukung
peningkatan produktivitas kerja, prestasi belajar, dan ketahanan sosial.
j. Penyusunan progam kegiatan Ekstrakurikuler
Penyusunan program ekstrakulikuler adalah suatu aktifitas yang di
maksud memilih kegiatan-kegiatan yang sudah didefinisi sesuai dengan
langkah kebijakan. Pemilihan demikian harus dilakukan karena tidak semua
kegiatan yang diidentifikasi tersebut nantinya dapat di laksanakan dengan
perkataan lain, penyusunan program berarti seleksi atas kegiatan-kegiatan
yang sudah diidentifikasi dalam kebijakan.
34
Menurut Suharsimi Arikunto (1988:57) yang di maksud dengan program
Ekstrakulikuler ialah sederetan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Program tidak terlepas dari strategi utama
sekolah/Madrasah yang telah ditetapkan sebelumnya. Rencana program
meliputi program kerja untuk mengimplementasikan sasaran sebagai nama
yang dimaksud oleh kebijakan organisasi. Maka rancangan program
didasarkan atas visi, misi, tujuan, sasaran, dan kebijaksanaan yang ada
hubungannya dengan segala aspek. Program adalah unsur pertama yang harus
ada demi terciptanya suatu kegiatan.
k. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kegiatan Ekstrakurikuler
Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan kegiatan
Ekstrakurikuler, yaitu :
1. Guru/Pelatih
Kemampuan guru/pelatih dalam kegiatan Ekstrakurikuler sangat penting,
karena seorang guru/pelatih tidak hanya tentang meningkatkan kemampuan
fisik dari anak didiknya saja tetapi juga harus melihat aspek lain seperti
halnya psikologis, sosiologis dan lain sebagainya. Maka dari itu seorang
guru/pelatih juga harus menguasai pengetahuan khusus. Seperti yang di
ungkapkan oleh Ucup Yusuf, dkk (2000: 16) pengetahuan tersebut antara lain
“tentang ruang lingkup, tujuan secara sistem latihan, prinsip-prinsip
latihan,faktor-faktor latihan, komponen-komponen latihan, perencanaan dan
35
penyusunan serta evaluasi program latihan, kemampuan-kemampuan
biomotorik dan pengembangannya”.
Menurut Sukadiyanto (2002: 4) bahwa “pelatih adalah seseorang yang
memiliki kemampuan profesional untuk membantu mengungkapkan potensi
olahragawan menjadi kemampuan yang nyata secara optimal dalam waktu
relatif singkat.” Untuk itu tugas utama pelatih adalah membimbing
olahragawan dan membantu mengungkap kampotensi yang dimiliki
olahragawan sehingga olahragawan dapat mendiri sebagai peran utama
mengaktualisasikan akumulasi hasil latihan dalam kancah pertandingan.
Untuk tercapainya tujuan dari kegiatan Ekstrakurikuler yang diinginkan
keberadaan pelatih yang baik sangat diharuskan. Pelatih dituntut untuk bisa
membimbing para siswa agar bisa berkembang sesuai dengan yang
diharapkan sekolah.
2. Jadwal pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Waktu pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler sangat penting untuk
keberhasilan kegiatan ini. Untuk mendapat hasil yang maksimal diperlukan
waktu yang cukup agar guru/pelatih dapat memberikan materi kepada siswa.
3. Sarana dan Prasarana
a. Sarana
Menurut Soepartono (2000: 6), sarana pendidikan jasmani merupakan
terjemahan dari “Facilitie”, sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan
36
dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana
olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1. Peralatan (apparatus)
Peralatan adalah sesuatu yang digunakan, contoh : palang tunggal, palang
sejajar, gelang-gelang, dan lain-lain.
2. Perlengkapan (device)Terdiri dari :
a. Pertama, sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana,
misalnya: net, bendera untuk tanda, garis batas.
b. Kedua, sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi
dengan tangan atau kaki, misalnya : bola, raket, pemukul.
Sedangkan menurut Agus Suryobroto (2004:4), sarana atau alat adalah
segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan, yang mudah dibawa, dan dapat dipindahkan oleh
pelakunya atau siswa.
Dari pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa sarana adalah alat
yang digunakan sebagai penunjang kegiatan Ekstrakurikuler yang dapat
dipindahkan, harga lebih murah dan dapat di ubah sesuai kebutuhan siswa.
b. Prasarana
Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan
penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Menurut
Agus Suryobroto (2004: 4), prasarana atau perkakas adalah segala sesuatu
37
yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan, mudah dipindah tetapi berat.
Dan menurut Menurut Soepartono (2000: 4), prasarana atau fasilitas
adalah segala sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan, bersifat permanen atau tidak dapat dipindah-
pindahkan.
Fasilitas-fasilitas yang ada haruslah memenuhi standart pemakaian antara
lain : ukuran sesuai kebutuhan, bersih, sirkulasi udara baik, pencahayaan
cukup, kebersihan dijaga, dan tidak membahayakan saat digunakan. Hal ini
sesuai dengan yang diutarakan oleh Agus Suryobroto (2004: 16), persyaratan
sarana prasarana pendidikan jasmani adalah :
1. Aman, aman merupakan syarat paling utama yaitu sarana dan
prasarana pendidikan jasmani harus terhindar dari unsur bahaya.
2. Mudah dan murah, sarana dan prasarana pendidikan jasmani mudah
didapat/disiapkan/diadakan dan jika membeli tidak mahal harganya,
tetapi juga tidak mudah rusak.
3. Menarik, sarana dan prasarana pendidikan jasmani dapat menarik
perhatian siswa sehingga siswa merasa senang dalam
penggunaannya.
4. Memacu untuk bergerak, denganadanya sarana dan prasarana
tersebut maka siswa terpacu untuk bergerak.
38
5. Sesuai dengan kebutuhan, dalam penyediaannya seharusnya
disesuaikan dengan kebutuhan ataupun penggunaannya. Siswa SD
berbeda dengan siswa SMP, siswa SMP berbeda dengan siswa SMA
dan seterusnya. Misalnya, bola sepak untuk siswa SD mestinya akan
cenderung lebih empuk dan ringan dibandingkan dengan bola sepak
untuk siswa SMP atau SMA.
6. Sesuai dengan tujuan, jika sarana dan prasarana digunakan untuk
mengukur keseimbangan maka akanberkaitan dengan lebar tumpuan
dan tinggi tumpuan.
7. Tidak mudah rusak, sarana dan prasarana tidak mudah rusak
meskipun harganya murah.
8. Sesuai dengan lingkungan, sarana dan prasarana pendidikan jasmani
hendaknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan
sekolah, misalnya, sarana dan prasarana yang cocok untuk lapangan
lunaktetapi digunakan untuk lapangan keras, jelas hal ini tidak
cocok.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan, prasarana adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk menunjang kegiatan dan sifatnya
permanen atau susah dipindahkan.
39
4. Lingkungan
Menurut Uttoro (2007:23) Keadaan lingkungan dapat dibagi dua macam
yaitu lingkungan sekitar dan lingkungan disebabkan faktor musim dan iklim.
Lingkungan sekitar yang dimaksud adalah ligkungan sekitar sekolah dan
lingkungan sekitar siswa. Lingkungan sekitar sekolah dapat berpengaruh
terhadap prestasi siswa, contoh lingkungan sekitar sekoah adalah kebersihan,
kenyamanan dan keamanan sekolah.
Sedangkan lingkungan akibat faktor musim dan iklim adalah keadaan
cuaca. Seperti hujan, mendung, panas. Dengan keadaan lingkngan yang baik
maka prestasi yang diharapkan akan bisa tercapai.
l. Hambatan Kegiatan Ekstrakurikuler
Dari penjalasan yang dijabarkan diatas memberikan petunjuk betapa
penting serta kompleksnya kegiatan Ekstrakurikuler sebagai pendukung
kegiatan kurikuler dan sebagai ajang pembibitan atlet. Tetapi semua itu tidak
lepas dari permasalahan-permasalahan atau hambatan-hambatan yang
dihadapi dalam pembinaan kegiatan Estrakurikuler.
Menurut Drs. Slameto ( 2010 : 54) faktor-faktor yang mempengaruhi
pembelajaran digolongkan menjadi faktor intern dan faktor ekstern, yaitu :
1. Faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar (intern).
Faktor intern terbagi menjadi (1) faktor jasmaniah (faktor kesehatan,
40
cacat tubuh), (2) faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motif, kematangan, kesiapan), (3) faktor kelelahan.
2. Faktor yang ada di luar individu (ekstern). Faktor ekstern terbagi
menjadi (1) faktor keluarga (cara orang tua mendidik, keadaan
ekonomi keluarga, suasana rumah), (2) faktor sekolah (metode
mengajar, disiplin sekolah, kurikulum), (3) faktor masyarakat (bentuk
kehidupan masyarakat, teman bergaul), (4) faktor lingkungan.
B. Penelitian Relevan
1. Mahmud, Achmad (2013) Pengelolaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga Dan Kesehatan Berbasis Prestasi Ekstrakurikuler Di SMK Negeri
1 Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan (1) karakteristik
perencanaan pembelajaran Penjasorkes Berbasis prestasi Ekstrakurikuler di
SMK Negeri 1 Purworejo (2) Karakteristik Materi Pembelajaran Penjasorkes
Berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo; (3)
Karakteristik aktivitas (interaksi) belajar mengajar siswa dan guru dalam
pembelajaran Penjasorkes Berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1
Purworejo; (4) Karakteristik media pembelajaran Penjasorkes berbasis
prestasi Ekstrakurikuler di SMK Negeri 1 Purworejo; (5) karakteristik sistem
evaluasi pembelajaran Penjasorkes Berbasis prestasi Ekstrakurikuler di SMK
Negeri 1 Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan
desain etnogarfi. Nara sumber dalam penelitian adalah kepala sekolah,guru
penjasorkes dan siswa. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara
41
mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan model
interaktif. Thesis thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Rendy Hatdyan M (2009) Hubungan Tingkat Partisipasi Dalam
Ekstrakurikuler Olahraga Dengan Keterampilan Sosial Siswa Di SMP Negeri
1 Cisolok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat
partisipasi dalam ekstrakurikuler olahraga dengan keterampilan sosial siswa
dan untuk mengetahui seberapa besar hubungan tingkat partisipasi dalam
ekstrakurikuler olahraga dengan keterampilan sosial siswa di SMPN 1
Cisolok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
dengan populasi yaitu siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
olahraga di SMPN 1 Cisolok sebanyak 120 orang siswa, dan sampelnya
diambil secara random sebanyak 30 orang siswa. Instrumen penelitian berupa
angket. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan juga grafik. Dari
pengolahan data statistik diperoleh nilai persentase untuk tiap variabel,
simpangan baku, variansi, normalitas, serta uji t untuk menguji data yang
telah diperoleh. Analisis grafik menunjukkan dengan jelas adanya persentase
yang diperoleh dari hubungan tingkat partisipasi dalam ekstrakurikuler
olahraga dengan keterampilan sosial siswa di SMPN 1 Cisolok. Hasil
pengolahan dan analisis mendeskripsikan bahwa terdapat hubungan yang erat
Tingkat Partisipasi dalam Ekstrakurikuler Olahraga, dengan Keterampilan
Sosial Siswa khususnya di SMPN 1 Cisolok. Jurnal. Universitas Pendidikan
Indonesia.
42
C. Kerangka Pemikiran
EVALUASI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA PENDIDIKAN
JASMANI SMP SE-KAB. SRAGEN
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
SMP KABUPATEN SRAGEN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA
EVALUASI
PARTISIPASI SISWA
PEMBINAAN
SARANA PRASARANA
PENDANAAN
PELATIH
KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER
HAMBATAN