BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia konstruksi yang berkembang cepat menuntut kita untuk dapat
memahami dan menguasai aspek-aspek yang berhubungan dengan bidang
konstruksi yang semakin berkembang dan inovatif sebagai bahan acuan dalam
pelaksanaan proyek konstruksi yang penuh persaingan.
Estimasi biaya merupakan hal penting dalam dunia industri konstruksi.
Ketidakakuratan dalam estimasi dapat memberikan efek negatif pada seluruh
proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat. ( Wahyu, Wuryanti.,Kolokium &
Open House Puslitbang Permukiman, Balitbang Departemen PU, Bandung,
2005).
Dalam tahap konstruksi dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya
merupakan faktor utama karena menyangkut modal yang harus ditanamkan dalam
pelaksanaan oleh kontraktor. Konsultan perencana dan pemilik sebagai
penyediaan dana untuk proyek juga sangat berkepentingan dengan faktor biaya
tersebut. Pembiayaan suatu bangunan tidak terlepas dari pengaruh situasi ekonomi
umum dan perilaku para peserta bisnis konstruksi. Dalam hal ini, pembengkakan
biaya dapat identik dengan penyebab biaya konstruksi tinggi. (Kaming, Peter F.
dkk, “Penyebab Biaya Tinggi Pada Industri Jasa Konstruksi Di Indonesia”,
Jakarta, 2002).
Sebagai contoh perencanaan konstruksi adalah pada pembangunan jalan
sebagai sarana transportasi. Perkiraan biaya hanya didasarkan pada suatu taksiran
kasar yang belum memperhitungkan kondisi jalan yang ada serta biaya-biaya
pemeliharaan terdahulu sehingga seringkali anggaran yang disusun menjadi tidak
efisien dan kurang tepat sasaran. Selain itu, sistem pemeliharaan jalan juga belum
dapat dilaksanakan secara optimal untuk menjaga kondisi jalan dalam tingkat
mantap karena belum adanya perencanaan pemeliharaan/perkiraan biaya yang baik
yang dibutuhkan dalam menyusun program pemeliharaan/penanganan jalan.
Maka dari itu dilakukan perhitungan yang detail yang dimaksudkan untuk
mengetahui perkiraan kebutuhan biaya pembangunan sebuah jalan. Perkiraan biaya
merupakan unsur yang penting dalam pengelolaan biaya
pembangunan/pemeliharaan secara keseluruhan. Dengan perkiraan biaya,
kebutuhan biaya pembuatan jalan dapat diprediksi dengan cepat. Pada tahap
pertama, tahap konseptual dipergunakan untuk mengetahui berapa besar biaya
yang diperlukan untuk melakukan pembangunan atau investasi. Selanjutnya,
perkiraan biaya memiliki fungsi dengan spektrum yang amat luas, yaitu
merencanakan dan mengendalikan sumber daya, seperti material, tenaga kerja,
pelayanan maupun waktu. Untuk itulah dibutuhkan penyusunan anggaran.
Penyusunan anggaran proyek merupakan salah satu faktor yang penting
dalam pengelolaan proyek konstruksi. Rendah atau tingginya penawaran akan
mempengaruhi terhadap proses awal proyek tepatnya pada saat tender. Sehingga
diperlukan kecermatan dalam penyusunan anggaran proyek, yang di dalamnya
membutuhkan pengalaman untuk mengestimasi nilai sebuah proyek. Untuk
mendapatkan estimasi yang tidak asal jadi diperlukan instrumen untuk melakukan
analisa. Instrumen yang umum dipakai di Indonesia adalah analisa BOW
(Burgerlijke Open bare Werken). Namun demikian, yang menjadi permasalahan
adalah ketika analisa tersebut digunakan, maka nilai proyek akan tinggi. Oleh
karena itu, untuk menentukan estimasi proyek pada awal tender selain diperlukan
analisa tersebut juga pengalaman dari kontraktor. (Hermawan, ”Analisa Indeks
Koefisien Pada Estimasi Biaya Konstruksi”, Semarang, 2007)
Dalam menaksir atau menentukan nilai suatu proyek tidaklah mudah,
kompleknya jenis pekerjaan serta penggunaan tenaga, bahan dan alat yang
berbeda-beda menambah tingkat kompleksitas dalam penyusunan rencana
anggaran biaya (RAB) dan time schedule suatu proyek. Penentuan komposisi
tenaga, bahan dan alat pada suatu pekerjaan umumnya didapat dari pengalaman
empiris. Di Indonesia para estimator sering menggunakan analisa BOW yang
ditetapkan tanggal 28 Pebruari 1921 pada jaman pemerintah Belanda dan SK-SNI
(Standar Nasional Indonesia) 2002 sebagai dasar perhitungannya. (Sulistyawan,
Abriyani. dkk, “Perhitungan Rencana Anggaran Biaya Proyek Konstruksi
Dengan Bahasa Pemrograman Visual Basic”, Universitas Diponegoro, 2007).
Dan SNI 2002 ini telah di revisi dan ditetapkan menjadi SNI 2007. Maka
penelitian ini akan membandingkan penggunaan Analisa Biaya Konstruksi BOW
dan SNI 2002 serta SNI 2007.Ada banyak faktor yang mempengaruhi lancarnya
pelaksanaan suatu proyek konstruksi. Salah satunya adalah ketersediaan dana
untuk membiayai pelaksanaan proyek konstruksi. Suatu proyek konstruksi akan
sulit terwujud apabila tidak tersedia cukup dana untuk membiayainya. Sebaliknya,
suatu proyek konstruksi akan berjalan lancar apabila dana yang dibutuhkan
terpenuhi.
Besarnya estimasi biaya yang diperlukan untuk merealisasikan suatu
proyek konstruksi harus sudah diketahui terlebih dahulu sebelum proyek berjalan
agar dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek tersebut dapat
dipersiapkan. Apabila dana untuk pelaksanaan proyek sudah dipersiapkan sejak
awal maka kemungkinan terhentinya proyek di tengah jalan akibat kekurangan
dana dapat diminimalisir.
Pengetahuan mengenai biaya proyek yang akan dilaksanakan sangat
penting bagi para kontraktor dan pemilik proyek. Bagi para kontraktor,
pengetahuan tersebut bermanfaat untuk menyusun Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang akan diajukan ke pemilik proyek untuk memenangkan tender.
Sedangkan bagi pemilik proyek, pengetahuan tersebut dapat digunakan untuk
mempertimbangkan kelayakan dan kerealistisan Rencana Anggaran Biaya (RAB)
yang diajukan oleh masing-masing kontraktor.
Estimasi biaya dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk menentukan
validitas suatu Rencana Anggaran Biaya (RAB). Apabila suatu RAB memiliki
nilai yang jauh lebih besar daripada estimasi biaya maka hampir dapat dipastikan
bahwa konstruktor telah melakukan mark up (pembengkakan) biaya proyek.
Sedangkan apabila suatu RAB memiliki nilai yang jauh lebih kecil daripada
estimasi biaya maka bangunan yang akan dihasilkan kemungkinan tidak memiliki
kualitas sebagaimana yang diharapkan.
Penghitungan estimasi biaya secara ‘manual’ adalah kurang efektif karena
memakan waktu lebih banyak dalam melakukan perhitungan. Selain dua hal di
atas, estimasi biaya secara ‘manual’ juga membutuhkan tenaga dan pikiran yang
tidak sedikit.
Dilatarbelakangi oleh permasalahan di atas maka Tugas Estimasi Biaya ini
mengusulkan pengembangan suatu sistem informasi yang mempermudah estimasi
biaya konstruksi. Dengan penghitungan estimasi biaya konstruksi secara ‘manual’
dapat dieliminasi atau setidaknya diminimalisasi.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan utama dari estimasi ini adalah untuk mengidentifikasi kebutuhan
sumber daya, biaya dan durasi dan hasil dari estimasi biaya biasa juga disebut
dengan RAB (Rencana Anggaran Biaya) atau proposal biaya. Sebelum dilakukan
estimasi perlu adanya studi secara mendetail akan pekerjaan yang akan dilakukan.
(Latief, Yusuf.,”Metode dan Tahapan Estimasi Biaya Proyek”, Departemen
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2)
Adapun manfaat dan tujuan dari tugas estimasi ini antara lain:
1. Bisa menganalisa perkiraan kebutuhan biaya perancangan sebuah
Perhitungan biaya konstruksi berdasarkan estimasi biaya.
2. Digunakan sebagai landasan serta acuan dalam memilih sumber dalam
penggunaan dana.
3. Dapat menentukan pembatasan jumlah dana yang digunakan.
4. Berfungsi untuk memperjelas sumber dan biaya yang ada maupun jenis
penggunaan dana, sehingga pengawasan dapat dipermudah.
5. Merealisasikan sumber penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang
maksimal.
6. Untuk memperlengkap rencana yang telah disusun dengan anggaran lebih
jelas dan nyata.
7. Untuk menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang
berkaitan dengan keuangan.
1.3 Pembatasan Masalah
Dalam perencanaan estimasi biaya yang kami laksanakan dalam tugas ini,
pelaksanaan Tebal Perkerasan Jalan Raya Muara Siban Simpang Embacang Kab.
Lahat STA 0+000 sampai STA 5+200 Provinsi Sumatera Selatan dengan tahapan
kegiatan estimasi sebagai berikut:
1. Perhitungan volume galian dan timbunan tanah.
2. Perhitungan PKA.
3. Perhitungan Kuantitas pekerjaan.
4. Perhitungan jam kerja alat.
5. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja, koefisien material
dan jumlah alat.
6. Perhitungan harga sewa alat.
7. Perhitungan analisa satuan pekerjaan.
8. Pehitungan RAB.
9. Rekapitulasi RAB.
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan laporan ini, dibagi menjadi 4 kelompok pembahasan yang
kemudian diuraikan secara terperinci per bab yang akan membahas setiap
permasalahan agar dapat dipahami dengan jelas. Materi yang akan diuraikan
dalam tugas estimasi biaya ini adalah sebagai berikut ;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang estimasi biaya , tujuan dan
manfaat dari estimasi biaya, pembatasan masalah estimasi biaya , dan sistematika
penulisan estimasi biaya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang pengertian Estimasi Biaya , Jenis jenis dari
biaya , anggaran , jenis – jenis estimasi , tahap penyusunan estimasi biaya, RAB
( Rencana Anggaran Biaya).
BAB III ISI ( PERHITUNGAN )
Pada Bab ini menguraikan tentang perhitungan volume galian timbunan,
perhitungan PKA, perhitungan jam kerja, perhitungan Koefisien alat,jumlah alat
& pekerja & material, perhitungan sewa alat, perhitungan analisa satuan
pekerjaan, RAB, dan Rekap RAB.
BAB IV PENUTUP
Pada Bab ini Mengambil kesimpulan dari Tugas Estimasi Biaya yang
telah dilakukan dan menyebutkan saran-saran pengembangan lebih lanjut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Estimasi Biaya
Estimasi biaya adalah proses menaksir hubungan antara biaya-biaya dan
pengarah biaya yang menyebabkannya. Beberapa biaya-biaya secara langsung
dihubungkan dengan suatu aktivitas dan dapat diperkirakan didasarkan pada
aktivitas itu. Biaya-Biaya lain secara tidak langsung dihubungkan dengan suatu
aktivitas dan tidak mudah untuk diramalkan sebab tidak langsung.
Estimasi biaya adalah penghitungan kebutuhan biaya yang diperlukan
untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan sesuai dengan persyaratan
atau kontrak.
Dalam melakukan estimasi (perhitungan) biaya diperlukan:
- Pengetahuan dan keterampilan teknis estimator, seperti membaca gambar,
melakukan estimasi (perhitungan), dll.
- Personal judgement berdasarkan pengalaman estimator.
Estimasi dibedakan menjadi:
- Estimasi biaya konseptual
- Estimasi biaya detail
Estimasi biaya konseptual adalah estimasi biaya berdasarkan konsep
bangunan yang akan dibangun.
Estimasi juga berarti perkiraan mengenai nilai (value), jumlah (amount),
ukuran (size),atau berat (weight) dari sesuatu. Definisi perkiraan biaya adalah seni
memperkirakan kemungkinan jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan
yang didasarkan pada informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto -
National Estimating Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka
perkiraan biaya mempunyai pengertian sebagai berikut :
Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan perkiraan
atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya.
Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang pernah
ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.
Estimasi biaya pada suatu proyek konstruksi harus disiapkan sebelum
suatu proyek dilaksanakan, untuk menetapkan besarnya kemungkinan biaya pada
suatu proyek. Jadi estimasi biaya merupakan suatu perkiraan yang paling
mendekat pada biaya sesungguhnya. Sedangkan bila sebenarnya dari suatu proyek
tidak akan diketahui sampai suatu proyek terselesaikan secara lengkap.
Estimasi biaya pekerjaan konstruksi biasanya memberikan indikasi
tertentu terhadap biaya total proyek. Estimasi biaya mempunyai peranan penting
dalam suatu proyek, karena tanpa adanya estimasi biaya suatu proyek tidak akan
berhasil.
Kualitas suatu estimasi biaya proyek tergantung pada tersedianya data dan
informasi, teknik atau metode yang digunakan, serta kecakapan dan pengalaman
estimator. Tersedianya data dan informasi memegang peranan penting dalam hal
kualitas estimasi biaya proyek yang dihasilkan. Sebagai contoh, pada awal
formulasi lingkup proyek, jika sebagian data atau informasi belum tersedia atau
belum ditentukan, maka estimasi atau perkiraan biaya yang dihasilkan masih
berupa perkiraan kasar dengan akurasi di atas 50%.
Nilai/harga/volume proyek yang baik tergantung dari bagaimana membuat
suatu estimasi biaya yang baik, dimana biaya yang mungkin timbul harus
dikendalikan seminimal mungkin.
Dalam estimasi biaya, unsur – unsur yang menentukan adalah WBS (Work
Breakdown Schedule), volume ( quantity), dan harga satuan pekerjaan, WBS dan
volume, ketetapannya tergantung dari lengkapnya data berdasarkan gambar dan
spesifikasi.
2.2 Jenis – Jenis Biaya
Definisi biaya menurut Mulyadi (2001:7) “Biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomis yang dilakukan dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan mencapai untuk tujuan tersebut”. Dari Definisi diatas tadi
berarti ada empat unsur pokok biaya tersebut yaitu :
1. Biaya merupakan sumber daya ekonomis
2. Di ukur dalam satuan uang
3. Yang telah terjadi atau akan terjadi
4. Pengorbanan tersebut untuk tujuan tersebut
Biaya adalah suatu harga yang dikeluarkan untuk membiayai sesuatu. Jenis
jenis biaya :
- Biaya Proyek : biaya yang dibutuhkan proyek untuk melaksanakan
suatu proyek mulai dari tahap studi pendahuluan sampai selesainya
tahap pelaksanaan dan pemeliharaan.
- Biaya pelaksanaan konstruksi : bagian dari biaya proyek yang di
butuhkan pada tahap pelaksanaan dan pemeliharaan.
Biaya Produksi
Pengertian Biaya Produksi
Biaya produksi adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang
dan penyediaan jasa. Menurut Carter dan Usry (2002:40) Biaya produksi adalah
“Manufacturing costs also called production cost is usually defined as the sum of
three cost elements: direct materials, direct labor, and factory overhead”.
Biaya manufaktur juga disebut biaya produksi atau biaya pabrik, biasanya
didefinisikan sebagai jumlah dari tiga elemen biaya yaitu : bahan baku langsung,
tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
Biaya produksi dapat terbagi lagi dalam dua kategori yaitu biaya utama dan
biaya konversi. Biaya utama yaitu biaya yang berhubungan langsung dengan
produksi yaitu biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung sedangkan biaya
konversi adalah biaya yang diperlukan untuk memproses bahan baku menjadi
produk selesai yaitu biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead.
2.3 Anggaran
Anggaran merupakan implementasi dari rencana dari rencana strategi
yang telah ditetapkan. Penyusunan anggaran adalah Proses pengoperasionalan
rencana dalam bentuk pengkuantifikasian, biasanya dalam unit moneter, untuk
kurun waktu tertentu. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara
kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun.
Anggaran biaya merupakan salah satu unsur fungsi perencanaan proyek
kosntruksi. Penyusunan anggaran rnerupakan perencanaan secara detail perkiraan
biaya bagian atau keseluruhan kegiatan proyek, yang selanjutnya digunakan untuk
menerapkan fungsi pengawasan dan pengendalian biaya dan waktu pelaksanaan.
Anggaran biaya proyek dapat didefinisikan sebagai perencanaan biaya yang akan
dikeluarkan sehubungan adanya suatu proyek dengan rencana kerja dan syarat-
syarat RKS) tertentu, yang dihitung oleh cost estimalor dan disetujui oleh pemberi
tugas (pemilik ). Pada tahap perencanaan selain gambar rencana dan spesifikasi,
konsultan perencana juga menghitung rencana anggaran biaya bangunan demikian
juga kontraktor akan membuat rencana anggaran biaya konstruksi ( RAB ) untuk
penawaran.( lihat bab estimasi biaya dan bab estimasi biaya detail ) . Pada bab ini
di bahas pembuatan rencana anggaran secara detail dengan menggunakan analisa
harga satuan.
Karakteristik Anggaran :
1. Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha,
2. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun satuan keuangan
tersebut dibantu dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual
atau diproduksi),
3. Anggaran umumnya meliputi periode satu tahun,
4. Anggaran merupakan komitmen manajemen,
5. Usulan anggaran yang telah disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari
penyusun anggaran,
6. Anggaran yang telah disusun hanya dapat dirubah jika terjadi kondisi khusus,
7. Secara periodik, dilakukan analisis selisih antara anggaran dengan
sesungguhnya dan dijelaskan.
Kegunaan anggaran :
1. Memperjelas rencana strategi,
2. Membantu koordinasikan kegiatan beberapa bagian dari suatu organisasi,
3. Melimpahkan tanggung jawab kepada manager,
4. Memperoleh kesepakatan bahwa anggaran merupakan dasar penilaian kinerja
manager.
Isi anggaran :
1. Anggaran pendapatan,
2. Anggaran Biaya produksi dan Biaya penjualan,
3. Anggaran biaya pemasaran,
4. Anggaran Biaya Adiministrasi dan Umum,
5. Anggaran litbang,
6. Anggaran lainnya : anggaran modal, anggaran neraca, anggaran aliran kas.
Proses penyusunan anggaran :
1. Menerbitkan pedoman penyusunan anggaran oleh staf anggaran yang
disetujui manajer puncak,
2. Membuat proposal anggaran permulaan oleh masing2 manajer pusat
pertanggung jawaban,
3. Negosiasi, yaitu mendiskusikan anggaran yang diusulkan,
4. Slack, yaitu perbedaan Karena menurunkan tingkat penjualan atau menaikkan
biaya,
5. Review dan persetujuan oleh CEO/ Dewan direktur,
6. Revisi anggaran, baik secara sistematis maupun kondisi khusus.
Teknik kuantitatif dalam penyusunan anggaran :
1. Simulasi
2. Estimasi Probabilitas
3. Anggaran tak terduga
2.4 Jenis – Jenis Estimasi
Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engineering, kualitas estimasi sangat
ditentukan oleh :
Tersedianya data dan informasi
Teknik dan metode yang digunakan
Kecakapan dan pengalaman estimator
Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan dari proyek-
proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi mengenai jumlah material
yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan
( produktivitas perorang ataupun pergroup tenaga kerja ) , jam kerja peralatan, dll.
Ada beberapa metoda dalam melakukan estimasi biaya konstruksi yaitu :
1. Estimasi harga-pasti (fixed-price)
o Metoda lumpsum (lumpsum estimate) ; Metoda ini umumnya
dilakukan bila jenis pekerjaan dan jumlahnya telah diketahui
dan dikenal benar. Kontraktor berani mengambil resiko. Bila
ketidakpastian terjadi di lapangan, maka tingkat resiko yang
dipikul kontraktor lebih besar. Keuntungan bagi owner
adalah bahwa harga konstruksi diketahui dengan baik
sehingga memudahkan untuk menentukan anggaran.
o Metoda harga satuan (unit-price estimate) ; Metoda harga
satuan biasanya berdasarkan harga satuan setiap jenis
pekerjaan. Dalam penawaran juga dicantumkan juga estimasi
jumlah setiap jenis pekerjaan untuk mendapatkan total biaya
yang mana volume jumlah hanya berdasarkan pada gambar
rencana arsitektur yang belum tentu dijamin keakuratannya.
Seperti halnya pacta cara estimasi lump sum, survey jumlah
dibuat untuk setiap jenis penawaran. Biaya total proyek
dihitung meliputi tenaga kerja, material, peralatan, sub-
kontrator, overhead, markup, dsb.
2. Estimasi harga-perkiraan (approximate estimate)
Metoda ini didasarkan fakta perincian biaya dari proyek
sebelumnya. Ada beberapa metoda yang termasuk kategori ini
yaitu :
o Harga per fungsi, metoda ini didasarkan pada estimasi
biaya setiap jenis penggunaan
o Harga luas, metoda ini menggunakan harga per luas lantai
o Harga volume kubik, metoda ini didasarkan pada volume
bangunan
o Modular takeoff, metoda ini mengacll pada konsep modul
dan kemudian dikalikan untuk selllruh proyek
o Partial takeoff, metoda ini merupakan jumlah dari
gabungan jenis-jenis pekerjaan yang diperkirakan
menggunakan harga satuan.
o Harga satuan panel, metoda ini dilakukan dengan
mengasumsikan harga satuan per luas lantai, keliling,
dinding, atap, dan sebagainya
o Harga parameter, metoda ini menggunakan harga satuan
dari komponen bangunan yang berbeda seperti site work,
pondasi, lantai, dinding, dan sebagainya.
Sebagaimana tahapan proyek konstruksi data dan informasi akan
semakin lengkap dari tahap studi kelayakan sampai dengan tahap pelaksanaan,
atau dalam arti kualitas perkiraan biaya akan semakin mendekati ketepatannya.
Menurut Wulfram I Ervianto , edisi revisi 2005. Estimasi biaya dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis , yaitu ;
Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi kelayakan
adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb layak dibangun, maka
memperkirakan biaya konstruksinya berdasarkan pengalaman/ membandingkan
dengan bangunan yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya
pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat digunakan dengan cara
estimasi konseptual.
Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu bangunan
berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor yang lain , dengan patokan
harga yang didasarkan pada bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual
telah tersedia gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode estimasi
konseptual sebagai berikut :
A. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan data dari proyek
sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini bersifat garis besar dan
ketelitiannya rendah.
B. Metode Satuan isi (m3 ) dapat dipakai pada bangunan dimana volume
sangat dipentingkan. Metoda ini hanya dapat diandalkan untuk fase awal
perencanaan dan perancangan untuk bangunan yang kurang lebih identik.
C. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan fungsi dari fasilitas
sebagai dasar penetapan biaya
D. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe sama. Metoda ini
paling berguna untuk proyek-proyek yang mempunyai komponen utama
sama. Biaya komponen utama ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1.00.
Semua komponen yang lain harganya merupakan fungsi dari komponen
utama.
E. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric Estimates),
dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya. Harga satuan ditentukan
oleh penjumlahan tiap harga satuan elemen dalam setiap sistem atau
mengalikan dengan data faktor pengali yang ada.
Estimasi Detail/ Terperinci adalah memperkirakan biaya konstruksi
secara lebih terinci dengan berpedoman pada gambar rencana, spesifikasi, gambar
potongan dan gambar detail telah tersedia, demikian juga gambar kerja yang
selanjutnya dari gambar kerja dapat dihitung material-material yang memerlukan
potongan yang berpola ( cutting list ), sehingga volume dari masing-masing detail
bagian konstruksi maupun potongan pola tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau
disebut dengan metode harga satuan dan volume pekerjaan ( Quantity Take Off ).
Sistem estimasi subkontraktor Dipakai pada bagian konstruksi khusus
yang disubkontraktorkan.
Estimasi pekerjaan tambah kurang Dimana pekerjaan tambah kurang
dapat terjadi karena kebutuhan pemilik, kesalahan dalam dokumen kontrak, atau
perubahan kondisi lokasi proyek.
Estimasi kemajuan Berfungsi sebagai dasar permintaan pembayaran,
sebagai pembanding terhadap keuntungan dan kerugian yang telah diramalkan
sebelumnya.
2.5 Tahap Penyusunan Estimasi Biaya
Rencana Anggaran Biaya atau RAB merupakan pekerjaan perencanaan
yang dapat menjembatani antara kebutuhan desain dan anggaran yang tersedia
sehingga suatu pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan. RAB dapat digunakan
sebagai acuan dan media kontrol dalam pekerjaan pembangunan karena setiap
jenis pekerjaan berbeda satu dengan yang lain dan kebutuhan material serta
kuantitas pekerjaannya pun berbeda pula.
Apabila dananya terbatas, dengan melihat Rencana Anggaran Biaya yang
telah dibuat dapat menentukan bagian pekerjaan mana yang bisa didahulukan dan
mana yang dapat dikerjakan belakangan supaya tidak mengganggu pekerjaan
yang lain. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam membuat Rencana
Anggara Biaya meliputi:
a. Hitung Volume Pekerjaan
Volume pekerjaan dapat dihitung dengan melihat gambar kerja yang sudah
dibuat sebelumnya. Perhitungan volume dapat menggunakan rumus
matematika sederhana sesuai dengan jenis pekerjaan yang ada dalam
perencanaan.
b. Analisis Jenis Pekerjaan
Jenis-jenis pekerjaan dalam rencana pembangunan memerlukan material dan
upah pekerjaan yang tidak sama satu dengan yang lain. Untuk itulah
diperlukan analisis jenis pekerjaan sesuai dengan spesifikasi pekerjaan di
dalamnya. Analisis pekerjaan dipakai untuk menentukan harga satuan
pekerjaan yang digunakan dalam perhitungan RAB.
c. Estimasi Biaya Secara Keseluruhan
Menghitung esitmasi biaya secara keseluruhan setelah volume pekerjaan
dihitung dan analisis jenis pekerjaan serta harga satuan upah dan material.
Harga satuan upah dan material dapat diperoleh dengan survey lapangan di
pasaran atau berkonsultasi pada konsultan/kontraktor untuk mendapatkan
harga yang tepat.
Dalam penyusunan anggaran biaya suatu rancangan bangunan biasanya
dilakukan 2 (dua) tahapan yaitu :
Estimasi Biaya Kasar, yaitu penaksiran biaya secara global dan menyeluruh
yang dilakukan sebelum rancangan bangunan dibuat.
Perhitungan Anggaran Biaya, yaitu penghitungan biaya secara detail dan
terinci dsesuai dengan perencanaan yang ada.
Tahapan Estimasi Biaya :
Penaksiran anggaran biaya yang dilakukan adalah melakukan proses
perhitungan volume bangunan yang akan dibuat, harga satuan standar dari tipe
bangunan dan kualitas finishing bangunan yang akan dikerjakan.
Karena taksiran dibuat sebelum dimulainya rancangan bangunan, maka jumlah
biaya yang diperoleh adalah taksiran kasar biaya bukan biaya sebenarnya atau
actual.
Tahap penyusunan Estimasi Biaya
Tahapan penyusunan Estimasi biaya dalam konstruksi yaitu ;
a. Menentukan metode konstruksi
b. Menjabarkan Lingkup Kegiatan Proyek Konstruksi atau disebut Work
Break Down Structure ( WBS )
c. Membuat Organisasi pelaksanaan atau disebut Organizatiom Analisisn
Tabel ( OAT ) untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
d. Integrasi antara WBS dan OAT untuk RAB yang dibuat oleh kontraktor
e. Menghitung Volume masing-masing pekerjaan ( sesuai dengan WBS )
f. Menganalsisis Harga Satuan ( Menetapkan AHS yang akan digunakan )
g. Menetapkan Harga Satuan Pekerjaan
h. Membuat Rencana Anggaran Biaya
DIAGRAM TAHAPAN PENGERJAAN ESTIMASI BIAYA
Penjelasan dari diagram di atas yaitu:
1. Perhitungan isi galian dan timbunan tanah.
Menjelaskan mengenai volume yang diperlukan untuk galian dan
timbunan.
2. Perhitungan PKA
Menjelaskan mengenai PKA alat berat yang digunakan.
3. Perhitungan jam kerja alat
Menjelaskan mengenai jam kerja effisien dari alat yang digunakan.
4. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja
Menjelaskan mengenai koefisien dari alat dan pekerja yang dipakai
untuk perhitungan analisa pekerjaan.
5. Perhitungan analisa satuan pekerjaan
Menjelaskan perhitungan analisa satuan pekerjaan secara detail. Berisi
rincian perhitungan harga satuan pekerjaan untuk setiap pekerjaan.
6. Pehitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Menjelaskan mengenai dana akhir yang diperlukan untuk sebuah
pembangunan jalan berdasarkan geometrik dan tebal perkerasan.
7. Rekapitulasi RAB (Rencana Anggaran Biaya)
Berisi Rekapitulasi dari RAB (Rencana Anggaran Biaya) yang telah
dibuat untuk dihitung biaya totalnya.
2.6 Rencana Anggaran Biaya
Kegiatan estimasi adalah salah satu proses utama dalam proyek
konstruksi untuk menjawab pertanyaan “Berapa besar dana yang harus disediakan
untuk sebuah bangunan?” . Pada umumnya , biaya yang dibutuhkan pada sebuah
proyek konstruksi berjumlah besar. Ketidaktepatan yang terjadi dalam
penyediaannya akan berakibat kurang baik pada pihak pihak yang terlibat
didalamnya. Sebagian dasar untuk membuat system pembiayaan dalam sebuah
perusahaan, kegiatan estimasi juga digunakan untuk merencanakan jadwal
pelaksanaan konstruksi. Estimasi dapat diartikan permaalan kejadian pada masa
mendatang. Dalam proyek konstruksi, khususnya pada tahap pelaksanaan,
kontraktor hanya dapat memperkirakan urutan kegiatan, aspek pembiayaan, aspek
kualitas dan aspek waktu dan kemudian memberi nilai pada masing-masing
kejadian tersebut. Kegiatan estimasi pada umumnya dilakukan dengan terlebih
dahulu mempelajari gambar rencana dan spesifikasi. Berdasarkan gambar
rencana, dapat diketahui kebutuhan material yang nantinya akan digunakan,
sedang berdasarkan spesifikasi dapat diketahui kualitas bangunannya. Perhitungan
kebutuhan material yang nantinya akan digunakan, sedangkan berdasarkan
spesifikasi dapat diketahui kualitas bangunannya. Perhitungan kebutuhan material
dilakukan secara teliti dan konsekuen kemudian ditentukan harganya. Dalam
melakukan kegiatan estimasi, seorang estimator harus memahami proses
konstruksi secara menyeluruh, termasuk jenis dan dan kebutuhan alat, karena
faktor tersbut dapat mempengaruhi biaya konstruksi. Selain faktor faktor tersebut
diatas, terdapat faktor lain yang sedikit banyak ikut member konstribusi dalam
pembuatan perkiraan biaya, yaitu ; pruktivitas tenaga kerja, ketersediaan material,
ketersediaan peralatan, cuaca, jenis kontrak, masalah kualitas, etika, system
pengendalian, kemampuan management. (sumber : Ervianto , 2005)
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang pada pembuatan tugas ini, yakni:
1. Estimasi biaya adalah bagian utama dalam dunia industri konstruksi
karena ketidakakuratan dalam estimasi bisa berdampak negatif pada
seluruh proses konstruksi dan semua pihak yang terlibat dalam Proyek
kontruksi.
2. Dalam langkah dari suatu siklus hidup sebuah proyek, biaya adalah
faktor utama yang menyangkut modal yang harus ditanamkan
dalam pelaksanaan proyek oleh kontraktor.
3. Berdasarkan penjelasan dan perhitungan pada BAB III maka dapat
disimpulkan bahwa perhitungan-perhitungan yang harus dilakukan
dalam Rencana Anggaran Biaya adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan volume galian dan timbunan tanah.
b. Perhitungan Kerja Alat berat.
c. Perhitungan Kuantitas pekerjaan.
d. Perhitungan jam/hari kerja alat.
e. Perhitungan koefisien alat dan koefisien pekerja, koefisien material
dan jumlah alat.
f. Perhitungan harga sewa alat.
g. Perhitungan analisa satuan pekerjaan.
h. Pehitungan Rencana anggaran biaya.
i. Rekapitulasi Rencana anggaran biaya.
4. Dari perhitungan tugas estimasi biaya dengan lokasi Jalan Raya
Muara Siban Simpang Embacang Kab. Lahat STA 0+000 sampai STA
5+200 Provinsi Sumatera Selatan didapatkan rencana anggaran biaya
sebesar Rp. 40.000.0000.0000 (EmpatPuluh Milyar Rupiah).
4.2 Saran
Tugas Estimasi biaya ini dalam pelaksanaannya hampir secara
keseluruhan telah sesuai dengan syarat atau prosedur yang ada. Akan tetapi,
ada beberapa hal yang masih sedikit kurang dalam perhitungan, untuk itu
penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam penyusunan sebuah Rencana Anggaran Biaya harus disertai
sumber yang jelas dan satu sumber yang akurat dan update.
Sebagai contoh: harga satuan alat, bahan dan upah.
2. Perhitungan dalam Rencana Anggaran Biaya harus dilakukan
dengan seksama agar tidak terjadi kekeliruan antara rencana
anggaran biaya dan pekerjaan di lapangan.
3. Seorang estimator harus bertanggung jawab terhadap sebuah
Rencana Anggaran Biaya yang dibuatnya maka dari itu harus
mempunyai etos kerja dan kejujuran dalam pelaksanaannya.