13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jiwa sosial yang kita miliki akan memberikan bentuk solidaritas dan saling
keterikatan kita dengan orang lain. Dalam sejarah kehidupan bermasyarakat ada
suatu pandangan yang dinamakan dengan teori kontrak sosial, yang menjelaskan
bagaimana antaranggota dalam masyarakat membuat perjanjian untuk menjamin
keterikatan hubungan yang ada. Keterikatan sosial ini dapat kita lihat dalam
keluarga, komunitas, regu, pertemanan dan kelompok-kelompok masyarakat
umum (tim, kelompok keagamaan, paduan suara, serikat kerja, kelompok marga).
Ikatan, hubungan, rasa saling memiliki dan rasa persahabatan diantara masyarakat
dikatakan dapat didasari oleh ekonomi dan kesamaan konsumsi.
Namun tidak ada masyarakat yang tidak mengalami perubahan, sebab
kehidupan sosial adalah dinamis, termasuk ikatan dalam masyarakat tadi.
Perubahan sosial merupakan bagian dari gejala kehidupan sosial, ini merupakan
gejala sosial yang normal. Pertambahan penduduk serta perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan faktor yang dapat menyebabkan perubahan
sosial dan budaya. Hal ini akan mempengaruhi sikap dan pandangan manusia
untuk memanfaatkan sumberdaya alam guna memenuhi kebutuhan manusia.
Universitas Sumatera Utara
14
Teknologi membantu menemukan dan mengolah sumberdaya alam yang
dapat digunakan untuk pembangunan perekonomian. Perubahan teknologi akan
berjalan lebih cepat dibandingkan dengan perubahan-perubahan budaya,
pemikiran, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma yang menjadi alat untuk
mengatur kehidupan manusia. Teknologi seringkali memberikan kejutan budaya
yang akhirnya menyebabkan perubahan pola perilaku yang baru, walau harus
terjadi konflik dengan nilai-nilai yang tradisional.1
Seperti di Indonesia, kekayaan sumberdaya alam yang sangat beragam,
mulai dari tanah yang subur, hasil pertanian melimpah, juga hasil tambang yang
ditemukan di daerah tempat tinggal masyarakat pedesaan. Kehadiran sebuah
pertambangan di daerah pedesaan dapat menyebabkan perubahan dalam
kehidupan masyarakatnya. Perubahan ini akan berpengaruh terhadap hubungan-
hubungan sosial, demikian juga halnya dengan lingkungan yang masih tradisional.
Secara fisik yang tampak di lapangan pertambangan memberikan peluang bagi
masyarakat untuk turut serta dalam aktivitas pertambangan. Masyarakat
mendapatkan keuntungan di sektor ekonomi karena kehadiran pertambangan.
Namun secara perlahan sumberdaya alam yang dimiliki daerah diubah menjadi
komoditas yang hanya untuk kepentingan pemilik modal yang ada.
Masyarakat yang berada di sekitar lokasi pertambangan akan mendapatkan
keberkahan, keuntungan dengan hadirnya perusahaan yang melakukan
pertambangan. Sebagian dari mereka boleh saja berpikir demikian karena
menganggap hal baru seperti pertambangan yang akan dibuka di daerah tempat
1Kolip Usman dan Elly M. Setiadi. 2010. Pengantar Sosiologi – Pemahaman Fakta dan Gejala
Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Pemecahannya.
Universitas Sumatera Utara
15
tinggal mereka kelak akan menjadi titik tolak perubahan kehidupan dalam
bayangan kehidupan yang lebih baik, makmur dan ketertiban sosial yang terjaga.
Dengan adanya aktivitas pertambangan di wilayah mereka menciptakan persepsi
tersendiri bagi masyarakat sekitar tambang. Ada semacam pandangan bahwa
daerah yang mereka tempati akan diminati oleh para pengusaha bermodal banyak
dan ini akan membuka wawasan masyarakat terhadap perkembangan kemajuan
dunia dalam bidang teknologi dan informasi. Pembangunan infrastruktur juga
salah satu hal yang memiliki daya tarik besar terhadap masyarakat desa, apalagi
mereka yang merasa diabaikan pemerintah setempat akan sangat mudah tergoda
untuk mendukung dan memberikan ijin kepada pengelola tambang. Terlebih lagi
seperti kebanyakan masyarakat di pedesaan yang mengenyam bangku pendidikan
hanya pada tingkat Sekolah Dasar atau bahkan tidak pernah samasekali.
Sedangkan berdasarkan data dan fakta di lapangan beberapa daerah pertambangan
diIndonesia, persepsi yang dimiliki masyarakat diatas seringkali hanya sebatas
wacana yang tidak pernah tercapai. Harusnya pola pikir masyarakat yang
demikian betul-betul diperbaharaui, diberikanpemahaman bahwa sebenarnya
kehadiran pertambangan pada dasarnya hanya akan memberikan keuntungan yang
berpihak pada mereka pemilik modal saja.2
Sumberdaya alam yang di eksploitasi dalam aktivitas pertambangan akan
memiliki pengaruh langsung terhadap kelestarian lingkungan. Secara tegas
pemerintah Indonesia tidak ingin masyarakat tinggal diam dalam menjaga
kelestarian lingkungan. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga
kelestarian lingkungan, seperti yang tertuang dalam UU No 32 Tahun 2009
2Roro Nawang Wulan, Dampak Kegiatan Penambangan Mineral Bukan Logam di Kota Semarang
Universitas Sumatera Utara
16
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Bab XI pasal 70
tentang peran serta masyarakat mengatakan bahwa masyarakat dapat berperan
dalam bentuk: pengawasan sosial, pemberian saran, pendapat, usul, keberatan,
pengaduan; dan/atau penyampaian informasi dan/atau laporan. Tujuannya adalah
jelas agar masyarakat lebih meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, meningkatkan kemandirian, keberdayaan
masyarakat, dan kemitraan; menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan
masyarakat, ketanggapsegeraan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial;
dan mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka
pelestarian fungsi lingkungan hidup.3 Dalam prakteknya aplikasi penerapan UU
ini diserahkan pada lembaga pendidikan seperti Perguruan Tinggi, Peneliti dan
Lembaga Swadaya Masyarakat. Dengan demikian peranan masyarakat tetap
berjalan dan ditangani oleh pihak yang lebih sistematis.
PT Dairi Prima Mineral (PT DPM) dan Pemerintah Republik Indonesia
menjalin Kontrak Karya (KK) pada 18 Februari 1998. Dalam perjanjian itu
memuat kontrak karya bagi DPM untuk eksplorasi bahan mineral seluas 27.420
hektar yang terletak di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian daerah Provinsi
Aceh. Uji coba kandungan materi diawali tahun 1997 dengan deposit seng
tertinggi di dunia, yaitu 11,5%, sementara kadar kualitas timah hitam sebesar
6,8% karena memberikan hasil yang menjanjikan yang dinamakan dengan anjing
hitam (black dog). Pengujian materi selama 6 tahun untuk meguji kandungan
3 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2009
Universitas Sumatera Utara
17
sumberdaya yang ada, dan di tahun 2002 PT DPM melakukan studi kelayakan
untuk menentukan kelanjutan pembangunan proyek ini.4
Hadirnya Pertambangan PT Dairi Prima Mineral (DPM) di Dusun
Sopokomil, Desa Longkotan, Parongil, Kecamatan Silima Pungga-Pungga
Kabupaten Dairi membuat kehidupan masyarakat mengalamiperubahan dalam sisi
interaksi sosial mereka. Hal ini merupakan dua hal yang saling berpengaruh satu
sama lain. Beberapa kegiatan untuk mendukung aktivitas pertambangan
mengikutsertakan masyarakat sekitar. Misalnya dari pertengahan tahun 2007
ratusan tenaga kerja terserap untuk pekerjaan konstruksi pembukaan jalan hantar
dari Parongil hingga ke pinggir hutan lindung sepanjang 4,1 km. PT Dairi Prima
Mineral telah mengantongi ijin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan
eksplorasi pada Oktober 2010.5 Penduduk desa ini terutama para ibu rumah
tangga yang biasanya bekerja di ladang mendapat lapangan kerja baru yakni
sebagai kuli angkut. Mereka memikul berbagai macam keperluan pertambangan
berupa bahan-bahan bangunan, makanan dan keperluan sehari-hari ke atas
bukitdimana penambangan berlangsung juga sebagian staf PT DPM bermukim
disana.6
Pertambangan ini memiliki dua sisi yang saling mempengaruhi yang bisa
membagi masyarakat di desa ini menjadi dua kelompok yang pro dan kontra. Pro
dalam artian mendukung kehadiran pertambangan dan kontra yaitu kelompok
4Brief History and Geography http://www.ptdpm.co.id/
5LSM Tolak Eksplorasi Tambang Di Dairi, Sumuthttp://www.jaringnews.com/keadilan/sandal-
jepit/8960/lsm-tolak-eksplorasi-tambang-di-dairi-sumut Berita Minggu, 29 Januari 2012 19:42 WIB 6 Penduduk Sopo Komil Jadi “Kacung” di Tanah
Sendirihttps://tobadreams.wordpress.com/2008/09/12/penduduk-sopo-komil-jadi-kacung-di-tanah-sendiri/Berita Tanggal 12 September, 2008
Universitas Sumatera Utara
18
masyarakat yang tidak setuju atau menolak kehadiran pertambangan di daerah
mereka. Kedua kelompok masyarakat ini akan memiliki pandangan masing-
masing terhadap kegiatan pertambangan tersebut.
Bagi masyarakat yang mendukung kehadiran pertambangan dalam benak
pikiran pasti berpikir bahwa daerah mereka akan maju, pembangunan besar-
besaran dan kehidupan yang lebih baik tentunya. Paling tidak masyarakat dapat
memiliki pandangan demikian oleh karena mereka menganggap bahwa
masyarakat akan mendapatkan keuntungan dari kehadiran pertambangan tersebut.
Misalnya saja ganti rugi lahan untuk akses transportasi pertambangan, penyalur
tenaga kerja, kedai makanan dan sektor informal lainnya, terlebih lagi pekerja atau
staf ahli yang datang dari luar daerahtentu ini sumber pendapatan bagi ekonomi
masyarakat dan juga kehadiran perusahaan tersebut akan membawa dampak
ekonomi yang tentunya akan meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat sekitar tambang dan masyarakat Dairi umumnya. Terserapnya banyak
tenaga kerja sebagai motor penggerak perusahaan akan merubah budaya dan
mental masyarakat agraris menjadi masyarakat Industri.
Di sisi lain bagi kelompok masyarakat yang menolak kehadiran
pertambangan memiliki pandangan yang negatif terhadap kehadiran
pertambangan tersebut. Alasan penolakan ini karena adanya kesadaran yang
dimiliki oleh masyarakat tentang dampak merugikan yang diakibatkan oleh
aktivitas penambangan terhadap lingkungan mereka berada. Alasan penolakan
yang dilakukan masyarakat Sopokomil adalah karena aktivitas pengeboran hingga
kedalaman di atas 100 meter, pembangunan sarana kantor dan perumahaan
karyawan, menyebabkan warga sulit mengakses lahan pertaniannya, debit air
Universitas Sumatera Utara
19
menurun dan keruh, juga memicu konflik horizontal yang melibatkan kelompok
marga.7 Masyarakat belajar banyak dari informasi dari media, baik cetak dan
elektronik yang menjelaskan banyak hal kepada mereka tentang beberapa daerah
yang memiliki usaha pertambangan besar, rakyat sekitar tetap miskin, bahkan
menyisakan potensi bencana alam yang membahayakan harta, nyawa dan benda
mereka.
Penolakan ini bisa saja diakibatkan oleh kurangnya kemampuan
perusahaan untuk mengatasi isu-isu yang terkait dengan aspek sosial di
masyarakat sekitar lokasi pertambangan. Misalnya dengan apa kemungkinan yang
terjadi dengan lingkungan mereka, atau apa saja sebenarnya kandungan deposit
tambang yang ditemukan di daerah mereka. Masyarakat sekitar desa yang terdiri
dari memiliki Pemerintahan Desa, Kecamatan dan Kabupaten, masyarakat
pemangku hak ulayat dan buruh/pekerja merupakan unsur penting dalam
keberlangsungan perusahaan di daerah mereka. Apalagi jika ada sesuatu hal yang
tidak secara terus terang diberitahukan kepada masyarakat tentu penolakan akan
semakin kuat. Termasuk misalnya kerena kurangnya sosialisasi dan transparansi
perusahaan didalam melakukan kegiatan perusahaan. Masalah penyelesaian ganti
rugi lahan, tuntutan untuk bekerja dari masyarakat sekitar tambang, peningkatan
kesejahteraan buruh/pekerja, dan partisipasi keberadaan outsourcing lokal
seharusnya lebih ditangani secara transparan.8
7 Soerak Tongam http://bakumsu.or.id/news/ Hak Masyarakat Adat di Rampas, Negara Dibajak,
Pengusaha Merajalela 8 S.P Tulus Sihombing Dairi Menggugat http://www.kabarindonesia.com/
Universitas Sumatera Utara
20
Sumber tabel: Fakta singkat konflik agraria di Indonesia http://inkrispena.org/
Masyarakat selalu berhadapan dengan masalah ekonomi. Hal ini tampak
dari setiap kelompok yang mendukung dan yang menolak, seakan diberikan
pilihan untuk mendukung rusaknya lingkungan dengan harapan mendapatkan
keuntungan tinggi, ekonomi rumah tangga terjamin, pendapatan daerah tinggi,
pembangunan infrastruktur atau menolak kerusakan lingkungan, agar lingkungan
tetap terjaga untuk generasi selanjutnya namun dengan konsekuensi tetap dalam
kesenjangan sosial dan biarkan sumberdaya alam begitu saja tidak perlu diganggu
tangan manusia terlebih lagi oleh pihak asing. 9
Ketika pemerintah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun
2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Salah satu pasal dalam UU
tersebut memuat tentang larangan ekspor raw material mulai 2014 dan kewajiban
9NFC Danai Proyek Bumi Minerals US$ 340 Juta China Non-Ferrous Metal Industry's Foreign
Engineering and Construction Co Ltd (NFC) siap mengucurkan dana sebesar US$ 340 juta atau sekitar Rp 4 triliun untuk membiayai proyek pertambangan PT Dairi Prima Mineral (DPM), anak usaha PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). Bumi Minerals kini menguasai 80 persen saham Dairi Prima, pemegang konsesi pertambangan timah hitam dan seng di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Sisanya 20 persen saham dimiliki oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).TIM/WBPhttp://www.beritasatu.com/pasar-modal
Universitas Sumatera Utara
21
bagi perusahaan tambang untuk membangun smelter alias pabrik pemurnian dan
pengolahan barang tambang. Dengan demikian, mulai 2014, seluruh barang
tambang harus diolah dulu di dalam negeri dan baru boleh dijual di pasar ekspor
ketika sudah menjadi produk hilir. Ada 2 Pasal yang menjadi sorotan dalam
penerapan UU No. 4 Tahun 2009 ini, Pasal 103 ayat 1 dan Pasal 170. Pasal 103
ayat 1 : Pemegang IUP (Izin Usaha Pertambangan) dan IUPK (Izin Usaha
Pertambangan Khusus) Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan
pemurnian hasil pertambangan didalam negeri.
Artinya mewajibkan membangun pabrik pengolahan dan pemurnian di
daerah pertambangan. Pengolahan dan pemurnian hasil penambangan serta
pembangunan pabrik smelter akan mengakibatkan peningkatan penerimaan negara
dari sektor tambang dan kekayaan alam yang berupa mineral dan batubara bisa
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hadirnya undang-
undang ini berdampak langsung dengan aktivitas PT DPM, maka sekitar tahun
2011 sampai tahun 2015 pertambangan vakum dalam aktivitas penambangan
karena terkendala dengan pembangunan smelter tersebut.
Teori fungsionalis memandang bahwa penyebab perubahan adalah adanya
ketidakpuasan masyarakat oleh karena kondisi sosial yang berlaku pada masa
sekarang ini mempengaruhi pribadi mereka. William Ogburn menjelaskan,
meskipun ada hubungan yang berkesinambungan diantara unsur sosial yang satu
dengan lainnya, tidak secara keseluruhan perubahan akan memberikan dampak
pada semua unsur sosial. Artinya, sebagian unsur lain tidak mengalami perubahan
(statis). Sehingga unsur yang tidak mengalami perubahan ini dikatakan
Universitas Sumatera Utara
22
mengalami ketertinggalan yang berakibat pada ketimpangan atau kesenjangan
kebudayaan.
Sedangkan Durkheim secara khusus memberikan pandangannya mengenai
perubahan di dalam masyarakat, ia memberi perhatian serius pada proses-proses
yang disebutnya sebagai kohesi, solidaritas, integrasi, kekuasaan, ritual, dan
aturan sosial. Dengan kohesi, Durkheim hendak menunjukkan bahwa solidaritas
sosial baik secara mekanis maupun organis, telah membawa masyarakat pada
suatu tahapan atau puncak tertinggi peradaban manusia, yaitu kohesi sosial,
sebagai kondisi di mana setiap elemen sosial dalam masyarakat berfungsi
memberikan standar norma bagi hidup bersama.10
Pendekatan Durkheim adalah
melihat proses sosial dan perubahan yang ada menuju pada suatu keseimbangan
yang baru dalam hal relasi sosial. Dimana relasi sosial dalam masyarakat ini
memiliki berbagai unsur yang akan mengalami segala perubahan, maka beberapa
diantaranya dapat melakukan fungsinya dengan baik, juga mengalami
disfungsional setelah adanya perubahan terhadap masyarakat, dalam kasus ini
adalah kehadiran pertambangan.
Adanya pengaruh kebudayaan modern mengubah banyak segi kehidupan
masyarakat, khusunya masyarakat pedesaan. Masyarakat desa yang dulunya tidak
mengenal perlengkapan modern seperti TV, listrik, kendaraan bermotor, internet
dan lainnya ini sudah menjadi bagian baru dalam kehidupan mereka.
Meningkatnya jumlah penduduk, dan merasuknya sistem ekonomi uang
(kapitalisme modern) semakin menghilangkan pola kebudayaan tradisonal yang
10
Panji Ciptawan 2012 Analisis Konsep Honne dan Tatemae Dalam Komik Homunculus Jilid 1 dan 2 Karya Yamamoto Hideo
Universitas Sumatera Utara
23
dulu ada. Peningkatan jumlah penduduk dapat menyebabkan pergeseran mata
pencaharian, semakin sempitnya lahan pertanian membuat mereka harus mencari
sumber pendapatan yang lain. Demikian juga dengan sistem ekonomi uang, gaya
hidup yang dulunya sederhana, sekarang harus menyesuaikan diri dengan gaya
dan penampilan modern yang membuat mereka sadar untuk mengarahkan sektor
pertanian ini untuk mengejar uang. Maka oleh karena itu, penelitian ini ingin
mengkaji bagaimana kohesi sosial dalam masyarakat dari ketika kehadiran
perusahaan dan pada fase vakumnya proses pertambangan PT Dairi Prima
Mineral.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi kohesi sosial diantara masyarakat yang tinggal di sekitar
konsesi tambang dengan adanya aktivitas pertambangan ?.
2. Bagaimana kohesi sosial yang terjadi pada masyarakat setelah pertambangan
vakum beroperasi?.
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran kohesi
sosial yang terjadi di masyarakat dari awal kehadiran pertambangan, dari masa
perencanaa, masa pembangunan, masa eksplorasi dan sampai pada masa vakum
aktivitas pertambangan di Dusun Sopokomil.
Universitas Sumatera Utara
24
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini, manfaat yang diberikan antara lain:
a. Manfaat teoritis
Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam kajian ilmu sosial untuk
memahami perubahan sosial yang ada dalam masyarakat, kohesi sosial dan
solidaritas.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan berguna bagi peneliti lainnya yang ingin
mengkaji kohesi sosial dalam pendekatan dan dalam lingkup yang berbeda. Di
samping itu berguna bagi pihak pemangku jabatan pemerintahan agar memahami
fenomena yang terjadi di masyarakat sehingga dapat membuat kebijakan yang
lebih mendukung kesejahteraan rakyatnya.
1.5 Defenisi Konsep
1. Kohesi Sosial
Kohesi sosial dalam penelitian ini adalah nilai-nilai bersama dan ikatan
yang ada, keteraturan sosial dan kendali sosial, solidaritas sosial, jejaring sosial
dan modalsosial, serta kelekatan dan identifikasi pada tempat dimana masyarakat
berdomisili. Nilai-nilai dalam masyarakat ini muncul karena mereka saling
membutuhkan satu sama lain sehingga membentuk suatu pola untuk saling
membantu. Kohesi sosial ini dapat menggambarkan bahwa kualitas sosial dalam
Universitas Sumatera Utara
25
masyarakat dapat dijadikan patokan dalam meninjau kembali tingkat
kesejahteraan ekonomi dan hubungan sosial mereka. Kualitas sosial ini memiliki
empat karakteristik, yaitu kestabilan ekonomi, keterbukaan hubungan sosial,
perluasan kohesi sosial dan kebebasan individu.
2. Kegiatan Pertambangan
Kegiatan pertambangan adalah proses pengolahan sumberdaya alam yang
dilakukan oleh PT Dairi Prima Mineral di Dusun Sopokomil, Desa Longkotan
yang berupa timah hitam untuk menjadi komoditas berupa modal ekonomi. Dalam
kegiatan ini menyangkut tentang masyarakat sekitar desa yang ikut serta dalam
berlangsungnya aktivitas pertambangan tersebut. Keikutsertaan masyarakat
dimulai dari ketika perencanaan, kemudian masuk ke proses pendirian
pertambangan (konstruks) hingga kemudian pengoperasian atau disebut dengan
masa ekplorasi.
3. Dampak Sosial
Merupakan akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu hal baru yang hadir
dalam aspek kehidupan masyarakat dimana mereka bertempat tinggal. Dalam hal
ini dampak sosial diartikan bagaimana kehadiran pertambangan dimulai dari masa
perencanaan, tahapan konstruksi (pembangunan) dan ketika sudah beroperasi
sampai pada masa vakum beroperasi sekarang yang memberikan pengaruh atau
mengubah sistem kehidupan yang meliputi interaksi antara masyarakat.
Perubahan dalam sistem kehidupan masyarakat Sopokomil berhubungan
dengan kegiatan mereka sebagai masyarakat pedesaan. Masyarakat yang pada
umumnya bekerja sebagai petani berubah menjadi masyarakat yang bekerja di
Universitas Sumatera Utara
26
sektor pertambangan meliputi proses perencanaan, konstruksi dan eksplorasi.
Sebagai sesuatu kegiatan yang termasuk baru dalam aktivitas mereka hal ini
menyebabkan beberapa perubahan yang terjadi.
4. Sikap Masyarakat
Adalah suatu penilaian dan tindakan yang dilakukan oleh mereka ketika
diberikan pilihan untuk memilih sesuatu yang baik dan benar atau salah dan buruk
dampaknya. Sikap masyarakat ini dapat diartikan bagaimana mereka menilai dan
bertindak atas kehadiran pertambangan, sebelum beroperasi, setelah beroperasi
dan ketika vakum beroperasi.
Universitas Sumatera Utara
Top Related