6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikterus
2.1.1 Definisi Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sklera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan dalam tubuh atau akumulasi bilirubin dalam darah pada bayi baru
lahir. Walaupun kuning pada bayi baru lahir merupakan keadaan yang relatif tidak
berbahaya, tetapi pada usia inilah kadar bilirubin yang tinggi dapat menjadi toksin
dan berbahaya terhadap sistem syaraf pusat.4
Ikterus yang ditemukan pada bayi baru lahir dapat merupakan suatu gejala
fisiologis (terdapat pada 25-50% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi lagi pada
neonatus kurang bulan) atau dapat merupakan hal yang patologis.5
2.1.2 Macam-Macam Ikterus
Ikterus mempunyai 2 macam yaitu:5
1) Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah ikterus normal yang timbul pada hari kedua dan
ketiga serta tidak mempunyai dasar patologi atau potensi menjadi ‘kernikterus’
dan tidak menyebabkan suatu morbiditas pada bayi.
Adapun tanda-tanda sebagai berikut :
1. Timbul pada hari kedua dan ketiga.
2. Kadar bilirubin indirek tidak melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan.
7
3. Kecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi 5%/hari.
4. Kadar bilirubin direk tidak melebihi 1mg%.
5. Ikterus menghilang pada 10 hari pertama.
6. Tidak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologis.
2) Ikterus Patologis
Ikterus patologis adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus
bila tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan
patologis dan kadar bilirubinnya mencapai suatu nilai yang disebut
hiperbilirubinemia.
Adapun tanda-tanda sebagai berikut:
1. Ikterus klinis terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
2. Kadar bilirubin serum melebihi 10mg% pada neonatus cukup bulan dan
melebihi 12,5 mg% pada neonatus kurang bulan.
3. Terjadi peningkatan bilirubin > 5 mg% perhari atau lebih dalam 24 jam.
4. Ikterus menetap setelah 2 minggu pertama.
5. Kadar bilirubin direk melebihi 1 mg%.
Gambar 2.1 Derajat Ikterus (Berdasarkan Kramer)1
8
2.1.3 Penyebab Ikterus Pada BBL
Kuning pada bayi baru lahir paling sering timbul karena fungsi hati masih
belum sempurna untuk membuang bilirubin dari aliran darah.
Kuning juga bisa terjadi karena beberapa kondisi klinis, diantaranya adalah:6
a. Ikterus fisiologis merupakan bentuk yang paling sering terjadi pada bayi
baru lahir. Jenis bilirubin yang menyebabkan pewarnaan kuning pada
ikterus disebut bilirubin tak terkonjugasi, merupakan jenis yang tidak
mudah dibuang dari tubuh bayi. Hati bayi akan mengubah bilirubin ini
menjadi bilirubin terkonjugasi yang lebih mudah dibuang oleh tubuh. Hati
bayi baru lahir masih belum matang sehingga masih belum mampu untuk
melakukan pengubahan ini dengan baik sehingga akan terjadi peningkatan
kadar bilirubin dalam darah yang ditandai sebagai pewarnaan kuning pada
kulit bayi. Bila kuning tersebut murni disebabkan oleh faktor ini maka
disebut sebagai ikterus fisiologis.
b. Breastfeeding jaundice, dapat terjadi pada bayi yang mendapat air susu ibu
(ASI) eksklusif terjadi akibat kekurangan ASI yang biasanya timbul pada
hari kedua atau ketiga pada waktu ASI belum banyak dan biasanya tidak
memerlukan pengobatan.
c. Ikterus ASI (breastmilk jaundice), berhubungan dengan pemberian ASI dari
seorang ibu tentu dan biasanya akan timbul pada bayi yang disusukannya
bergantung pada kemampuan bayi tersebut mengubah bilirubin indirek.
Jarang mengancam jiwa dan timbul setelah 4-7 hari pertama dan
berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis yaitu 3-12 minggu.
9
d. Ikterus pada bayi baru lahir akan terjadi pada kasus ketidak cocokan
golongan darah (inkompatibilitas ABO) dan rhesus (inkompatibilitas rhesus)
ibu dan janin. Tubuh ibu akan memproduksi antibody yang akan menyerang
sel darah merah janin sehingga akan menyebabkan pecahnya sel darah
merah sehingga akan meningkatkan pelepasan bilirubin dari sel darah
merah.
e. Lebam pada kulit kepala bayi yang disebut dengan sefalthematom dapat
timbul dalam proses persalinan. Lebam terjadi karena penumpukkan darah
beku dibawah kulit kepala. Secara alamiah tubuh akan menghancurkan
bekuan ini sehingga bilirubin juga akan keluar yang mungkin saja terlalu
banyak untuk dapat ditangani oleh hati sehingga timbul kuning.
2.1.4 Faktor Resiko Terjadinya Ikterus
Faktor resiko terjadinya ikterus pada bayi baru lahir yaitu:7
1) Resiko Obsterik:
a. Bayi prematur
b. Infeksi kehamilan
c. PEB
d. Ibu yang menderita diabetes militus (DM) dapat mengakibatkan bayi
menjadi kuning.
2) Penyakit Autoimun darah:
a. Rh incompatibility
b. Syndrom duffy
10
c. ABO incompatibility
3) Penyakit Kelainan Darah:
a. Eliptosit
b. Stomatosit
c. Sickle cell anemia
d. Thalasemia
4) Infeksi:
a. Bakteri
b. Parvovirus
c. TORCH
d. Sifilis
e. Malaria
5) Defek Enzim Kongenital:
a. UGT-1
b. Defesiensi G6PD
c. Piruvat Kinase
d. Hexokinase
e. Glukosa Phosfat
6) Penyakit Metabolik:
a. Hipoksia
b. Hipoalbumin
7) Kelainan Kongenital:
11
a. Hepatomilier
8) Gangguan Keseimbangan Cairan:
a. Dehidrasi
b. Asidosis
9) ASI
2.1.5 Gejala dan Tanda Klinis
Gejala utamanya adalah kuning di kulit, konjungtiva dan mukosa. Di
samping itu dapat pula disertai dengan gejala-gejala :8
1. Dehidrasi
Asupan kalori tidak adekuat. Misalnya kurang minum, muntah-muntah.
2. Trauma lahir.
Bruising, sefalhemathom (perdarahan kepala), perdarahan tertutup lainnya
3. Letargik dan gejala sepsis lainnya.
4. Petekiae (bintik merah di kulit) sering dikaitkan dengan infeksi kongenital,
sepsis atau eritroblastosis.
5. Pucat
Sering berkaitan dengan anemia hemolitik, misalnya ketidakcocokkan
golongan darah ABO, rhesus, kehilangan darah ekstravaskular.
6. Pletorik (penumpukan darah)
Polisitemia yang dapat disebabkan oleh keterlambatan memotong tali pusat,
bayi KMK.
7. Hepatosplenomegali (pembesaran hati dan limpa).
12
8. Feses dempul disertai urin coklat
Pikirkan ke arah ikterus obstruktif.
2.2 Ikterus Fisiologis
2.2.1 Definis Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah warna kuning yang terjadi pada kulit bayi yang
timbul pada hari ke 2-3 setelah bayi lahir, yang tidak mempunyai dasar patologis
dan akan menghilang dengan sendirinya pada hari ke 10. Pada ikterus fisiologis,
sebagian besar bilirubin merupakan bilirubin tak terkonjugasi dan bayi dalam
keadaan umum yang baik. Keadaan ini bervariasi antara satu bayi dengan bayi
lainnya.9
Umumnya terjadi pada bayi baru lahir, kadar bilirubin tak terkonjugasi pada
minggu pertama >2mg/dL. Pada bayi cukup bulan yang mendapat susu formula
kadar bilirubin akan mencapai puncaknya sekitar 6-8mg/dL pada hari ketiga
kehidupan dan kemudian akan menurun cepat selama 2-3 hari diikuti dengan
penurunan yang lambat sebesar 1mg/dL selama 1-2 minggu.2
Gambar 2.2. Ikterus Fisiologis (kulit,dan sklera bayi tampak kuning) 1
13
Pada bayi cukup bulan yang mendapat ASI kadar bilirubin puncak akan
mencapai kadar yang lebih tinggi (7-14 mg/dL) dan penurunan terjadi lebih
lambat. Bisa terjadi dalam waktu 2-4 minggu, bahkan dapat mencapai waktu 6
minggu.2 Sehingga Bayi yang diberikan ASI memiliki kadar bilirubin serum yang
lebih tinggi dibandingkan bayi yang diberikan susu formula. Pada bayi kurang
bulan yang mendapat susu formula juga akan mengalami peningkatan dengan
puncak yang lebih tinggi dan lebih lama,Kadar normal bilirubin tali pusat kurang
dari 2mg/dL dan berkisar dari 1,4-1,9mg/dL.6
2.2.2 Patofisiologi Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis tidak disebabkan oleh faktor tunggal, tapi konjungasi dari
berbagai faktor yang berhubungan dengan maturitas fisiologi bayi baru lahir.8
Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dalam sirkulasi pada bayi
baru lahir disebabkan oleh kombinasi peningkatan kesediaan bilirubin dan
penurunan clearance bilirubin. Pada bayi yang diberi minum lebih awal atau
diberi makan lebih sering dan bayi dengan aspirasi mekoneum atau pengeluaran
mekoneum lebih awal cenderung mempunyai insiden yang rendah untuk
terjadinya ikterus fisiologis.8
Pada bayi yang diberi minum susu formula cenderung mengeluarkan
bilirubin lebih banyak, pada mekoneum selama 3 hari pertama 3 hari kehidupan
dibandingkan dengan yang mendapat ASI.8 Bayi yang mendapat ASI, kadar
bilirubin cenderung lebih rendah pada yang defekasinya lebih sering. Bayi yang
terlambat mengeluarkan mekoneum lebih sering terjadi ikterus fisiologis.5
Hemoglobin
14
Gambar 2.3. Patofisiologi Ikterik (Patofisiologi terjadinya perubahan warna pada kulit )7
Globin Heme
Biliverdin Fe+
Peningkatan destruksi eritrosit (gangguan konjugasi bilirubin/ gangguan transport bilirubin peningkatan siklus entero hepatik) Hb dan eritrosit
abnormal
Pemecahan bilirubin berlebih/ bilirubin yang tidak berikatan dengan albumin meningkat
Suplay bilirubin melebihi kemampuan hepar
Hepar tidak mampu melakukan konjugasi
Sebagian masuk kembali ke siklus enterohepatik
Peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi dalam darah
Ikterus pada sklera, leher dan badan,peningkatan bilirubin indicert >12mg/dlGangguan
integritas kulit
Indkasi Fototerapi Sinar dengan intensitas tinggi
15
Sebagian besar neonatus mengalami peningkatan kadar bilirubin indirek
pada hari pertama kehidupan. Hal ini terjadi karena terdapatnya proses fisiologik
tertentu pada neonatus. Proses tersebut antara lain karena tingginya kadar eritrosit
neonatus, dan belum matangnya fungsi hepar.
Peningkatan kadar bilirubin tubuh dapat terjadi apabila terdapat
peningkatan penghancuran eritrosit, polisitemia, dan memendeknya umur eritrosit
bayi/janin, atau terdapatnya peningkatan sirkulasi enterohepatik. Keadaan lain
yang dapat memperlihatkan peningkatan kadar bilirubin adalah apabila ditemukan
konjugasi hepar ( defesiensi enzim glukoronil transferase ) atau bayi menderita
gangguan ekskresi.
2.2.3 Ikterus dan Pemberian ASI
Ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh
peningkatan bilirubin indirek. Ada dua jenis ikterus yang berhubungan dengan
pemberian ASI, yaitu :5,6
1. Ikterus yang timbul dini (hari ke 2 atau ke 3) yang disebabkan oleh asupan
makanan yang kurang karena produksi ASI masih kurang pada hari pertama.
Bayi yang mendapat ASI eksklusif dapat mengalami ikterus.
Ikterus ini disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari
pertama. Bayi mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin
direk yang sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan dan tidak
dikeluarkan melalui anus bersama makanan. Di dalam usus, bilirubin direk
diubah menjadi bilirubin indirek yang akan diserap kembali kedalam darah
16
dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi enteropati. Untuk mengurangi
terjadinya ikterus dini perlu tindakan sebagai berikut : bayi dalam waktu 30
menit diletakkan ke dada ibunya selama 30-60 menit posisi dan perlekatan
bayi pada payudara harus benar, berikan kolostrum karena banyak
membantu untuk membersihkan mekoneum dengan segera. Mekoneum
yang mengandung bilrubin tinggi bila tidak segera dikeluarkan, bilirubinnya
dapat diabsorbsi kembali sehingga meningkatkan kadar bilirubin dalam
darah. Bayi disusukan sesuai kemauannya tetapi paling kurang 8x sehari.
Jangan diberikan air putih, air gula atau apapun lainnya sebelum ASI keluar
karena akan mengurangi asupan susu.
2. Ikterus karena ASI.
Pertama kali di deskripsikan pada tahun 1963. Karakteristik ikterus karena
ASI adalah kadar bilirubin indirek yang masih meningkat setelah 4-7 hari
pertama, berlangsung lebih lama dari ikterus fisiologis, yaitu sampai 3-12
minggu dan tidak ada penyebab lainnya yang dapat menyebabkan ikterus.
Ikterus karena ASI Ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama bersifat
familial disebabkan oleh zat yang ada didalam ASI yang berhubungan
dengan pemberian ASI dari seorang ibu tertentu dan biasanya akan timbul
ikterus pada setiap bayi yang disusukannya. Selain itu, ikterus karena ASI
juga bergantung pada kemampuan bayi mengkonjungasi bilirubin indirek
(misalnya, bayi prematur akan lebih besar kemungkinan terjadinya ikterus).
17
Bilirubin ini dinamakan bilirubin inderek yang larut dalam lemak dan akan
diangkut ke hati terikat oleh albumin. Di dalam hati bilirubin dikonjugasi oleh
enzim glukoronid transferase menjadi bilirubin direk yang larut dalam air untuk
kemudian disalurkan melalui saluran empedu di dalam dan di luar hati ke usus.7
Didalam usus ini bilirubin direk ini akan terikat oleh makanan dan
dikeluarkan sebagai sterkobilin bersama tinja. Apabila tidak ada makanan di
dalam usus, bilirubin direk akan di ubah oleh enzim di dalam usus yang juga
terdapat di dalam air susu ibu (ASI), yaitu beta-glukoronidase menjadi bilirubin
inderek yang akan diserap kembali dari dalam usus ke dalam aliran darah.
Bilirubin indirek ini akan diikat oleh albumin dan kembali ke dalam hati.
Rangkaian indirek ini disebut sirkulus enterohepatik.7
Bayi yang medapatkan ASI eklusif dapat mengalami ikterus. Ikterus ini
disebabkan oleh produksi ASI yang belum banyak pada hari pertama kelahiran.
Bayi yang mengalami kekurangan asupan makanan sehingga bilirubin direk yang
sudah mencapai usu tidak terikat oleh makanan sehingga bilirubin direk yang
sudah mencapai usus tidak terikat oleh makanan.7
Didalam usus, bilirubin direk ini diubah menjadi bilirubin indirek yang akan
diserap kembali ke dalam darah dan mengakibatkan peningkatan sirkulasi
enterohepatik.7
2.2.4 Penyebab Ikterus karena ASI.
Penyebab ikterus karena ASI belum jelas tetapi ada beberapa faktor yang
diperkirakan memegang peranan, yaitu:6,7
18
a) Terdapat hasil metabolisme hormon progesteron yaitu pregnane 3-α 20
betadiol di dalam ASI yang menghambat uridine disphoglucoronic acid
(UDPGA).
b) Peningkatam konsentrasi asam lemak bebas yang nonesterified yang
menghambat fungsi glukoronid transferase di hati.
c) Peningkatan sirkulasi enterohepatik karena adanya peningkatan aktivitas β
glukoronidase di dalam ASI saat berada dalam usus bayi.
d) Defek pada aktivitas uridine diphosphate-glucoronyl transferase(UGT1A1)
pada bayi homozigot atau heterozigot untuk varian sindrom Gilbert.
2.3 Air Susu Ibu (ASI)
2.3.1 Pengertian ASI
Menurut World Health Organization (WHO), ASI eksklusif adalah
pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain baik susu formula, air putih, air
jeruk, atau makanan tambahan lain sebelum mencapai usia enam bulan.
Sedangkan pengertian ASI eksklusif menurut Roesli (2000) adalah bayi hanya
diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air
teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur
susu, biskuit, bubur nasi, dan lain-lain. Pemberian ASI saja tanpa makanan
pendamping apapun sampai bayi berusia enam bulan akan mempunyai manfaat
yang luar biasa bagi perkembangan dan pertumbuhan bayi di samping
meningkatkan ikatan kasih sayang ibu dan bayi .9
2.3.2 Manfaat ASI Bagi Bayi
19
Beberapa manfaat bagi bayi,diantaranya :10
a. Dapat memulai kehidupannya dengan baik.
Bayi yang mendapatkan ASI mempunyai kenaikan berat badan yang naik
setelah lahir, pertumbuhan setelah periode perinatal baik, dan mengurangi
kemungkinan obesitas. Jika dibandingkan ibu yang diberi penyuluhan
tentang ASI dan laktasi dengan ibu yang tidak diberikan penyuluhan,
umumnya ibu yang diberi penyuluhanlah yang banyak memiliki bayi
dengan kenaikan berat badan yang baik setelah lahir (pada minggu pertama
kelahiran). Alasannya adalah karena ibu-ibu yang tidak diberi penyuluhan,
kurang mengetahui tentang ASI dan manfaatnya.
b. Mengandung antibodi
Bayi baru lahir secara alamiah mendapatkan immunoglobulin (zat kekebalan
atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar zat tersebut
dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan bayi baru
lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup saat
mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan dari
ibu menurun dan yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi,
terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi.
Kesenjangan tersebut hanya dapat dihilangkan atau dikurangi dengan
pemberian ASI. Air susu ibu merupakan cairan yang mengandung
kekebalan atau daya tahan tubuh sehingga dapat menjadi pelindung bayi
dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.
20
Mekanisme pembentukan antibodi pada bayi adalah sebagai berikut :
apabila ibu mendapat infeksi maka tubuh ibu akan membentuk antibodi dan
disalurkan dengan bantuan jaringan limfosit. Antibodi di payudara disebut
mammae associated immunocompetent lymphoid tissue (MALT). Kekebalan
terhadap penyakit saluran pernafasan yang ditransfer disebut Bronchus
associated immunocompetent lymphoid tissue (BALT) dan untuk penyakit
daluran pencernaan ditransfer melalui Gut associated Immunocompetent
lymphoid Tissue (GALT).
c. ASI mengandung komposisi yang tepat
ASI mengandung komposisi yang tepat maksudnya karena ASI berasal dari
berbagai bahan makanan yang baik untuk bayi terdiri dari proporsi yang
seimbang dan cukup kuantitas semua zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan 6 bulan pertama. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal,
berkomposisi seimbang, dan secara alami disesuaikan dengan kebutuhan
masa pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna,
baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan mencukupi kebutuhan tumbuh bayi
hingga usia bayi 6 bulan. Setelah usia 6 bulan, bayi harus mulai
mendapatkan makanan pendamping ASI seperti buah-buahan (pisang,
pepaya, jeruk, tomat, dan alpukat) ataupun makanan lunak dan lembek
(bubur susu dan nasi) karena pada usia ini kebutuhan bayi akan zat gizi
menjadi semakin bertambah dengan pertumbuhan dan perkembangan bayi
sedangkan produksi ASI semakin menurun. Walaupun seperti ini,
21
pemberian ASI juga jangan dihentikan, ASI dapat terus diberikan sampai
bayi berumur 2 tahun atau lebih.
d. Memberi rasa aman dan nyaman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu dan
bayi.
Hubungan fisik ibu dan bayi baik untuk perkembangan bayi, kontak kulit
ibu ke kulit bayi yang mengakibatkan perkembangan psikomotor maupun
sosial yang lebih baik. Hormon yang terdapat dalam ASI juga dapat
memberikan rasa kantuk dan rasa nyaman. Hal ini dapat membantu
menenangkan bayi dan membuat bayi tertidur dengan pulsa. Secara
psikologis menyusui juga baik bagi bayi dan meningkatkan ikatan dengan
ibu. Misalnya, jika seorang ibu sedang membaca atau duduk di depan
komputer saat menyusui, bayi tetap mendapat manfaat dari kehangatan dan
keamanan karena meringkuk di tubuh ibunya.
e. Terhindar dari alergi
Pada bayi baru lahir system igE belum sempurna. Pemberian susu formula
akan merangsang aktivasi system ini dan dapat menimbulkan alergi. ASI
tidak menimbulkan efek ini. Pemberian protein asing yang ditunda sampai
umur 6 bulan akan mengurangi kemungkinan alergi.
f. ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
Lemak pada ASI adalah lemak tak jenuh yang mengandung omega 3 untuk
pematangan sel-sel otak sehingga jaringan otak bayi yang mendapat ASI
eksklusif akan tumbuh optimal dan terbebas dari rangsangan kejang
sehingga menjadikan anak lebih cerdas dan terhindar dari kerusakan sel-sel
22
saraf. Menyusui juga membantu perkembangan otak. Bayi diberi ASI rata-
rata memiliki IQ 6 poin lebih tinggi dibandingkan dengan bayi yang diberi
susu formula. Berdasarkan hasil studi Horwood dan Fergusson tahun 1998
terhadapt 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak
kecendurangan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan
IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan
peningkatan angka di sekolah.
2.3.3 Jenis ASI Berdasarkan Faktor Produksi
Jika dilihat dari waktu produksinya, ASI dapat dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu :10
1. Kolostrum
Merupakan ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga
setelah bayi lahir. Kolostrum adalah susu pertama yang dihasilkan oleh payudara
ibu berbentuk cairan berwarna kekuningan atau sirup bening yang mengandung
protein yang lebih tinggi dan sedikit lemak dari pada susu yang matang. Pada
awal menyusui, kolostrum yang keluar mungkin hanya sesendok saja. Pada hari
pertama pada kondisi normal produksi kolostrum sekitar 10-100 cc dan terus
meningkat setiap hari sampai sekitar 150-300ml/24 jam.
Kolostrum merupakan cairan yang agak kental berwarna kekuning-kuningan
lebih kuning dibandingkan dengan ASI mature, bentuknya agak kasa karena
mengandung butiran lemak dan sel-sel epitel dengan khasiat :
23
a. Sebagai pembersih selaput khusus BBL sehingga saluran pencernaan siap
untuk menerima makanan.
b. Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin sehingga
dapat memberikan perlindungan tubuh terhadap infeksi.
c. Mengandung zat antibodi sehingga mampu melindungi tubuh bayi dari
berbagai penyakit infeksi untuk jangka waktu sampai dengan 6 bulan.
Tabel 2.1 Kandungan dan Manfaat Kolostrum10
NO Kandungan Kolostrum
Manfaat Kolostrum
1. Kaya Antibody Melindungi bayi terhadap infeksi dan alergi
2. Banyak sel darah putih
Melindungi bayi terhadap infeksi
3. Pencahar Membersihkan air ketuban dan membantu mencegah bayi kuning.
4. Faktor-Faktor Pertumbuhan
Membantu usus bayi berkembang lebih matang,serta mencegah alergi dan keadaan tidak tahan.
5. Kaya vitamin A Mengurangi keparahan infeksi dan mencegah infeksi mata.
Jika dibandingkan dengan ASI mature, kolostrum memiliki kandungan zat-
zat sebagai berikut:10
a. Kolostrum mengandung zat anti infeksi 10-17 kali lebih banyak
dibandingkan ASI mature.
b. Kolostrum lebih banyak mengandung antibodi ketimbang ASI mature yang
dapat memberikan perlindungan bagi bayi hingga usia 6 bulan pertama
c. Kolostrum mengandung lebih banyak immunoglobulin A (IgA), laktoferin
yang merupakan protein yang mempunyai afinitas yang tinggi terhadap zat
24
besi,kadar laktoferin tertinggi pada hari pertama setelah postpartum dan sel-
sel darah putih, yang semuanya sangat penting untuk pertahanan tubuh bayi.
d. Kolostrum dapat berfungsi sebagai pencaharan ideal untuk membersihkan
zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir, dan mempersiapkan
saluran pencernaaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang.
e. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan ASI mature.
Selain itu, protein utama pada ASI mature adalah kasein, sedangkan protein
utama pada kolostrum adalah globulin sehingga dapat memberikan daya
perlindungan tubuh terhadap infeksi.
f. Kolostrum juga mengandung lisosom yang berfungsi sebagai anti bakteri
dan menghambat pertumbuhan berbagai virus.
g. Kolostrum mengandung Lactobasillus ada di dalam usus bayi dan
menghasilkan berbagai asam yang mencegah pertumbuhan bakteri patogen.
Untuk pertumbuhannya, Lactobasillus membutuhkan gula yang
mengandung nitrogen yaitu faktor bifidus. Faktor bifidus ini terdapat di
dalam kolostrum dan ASI.
h. Kolostrum lebih banyak mengandung vitamin dan mineral dibandingkan
ASI mature.
2. Air Susu Masa Peralihan (Masa Transisi)
Merupakan ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh.
Pada masa ini, susu transisi mengandung lemak dan kalori yang lebih tinggi dan
protein yang lebih rendah daripada kolostrum.10
3. ASI Mature
25
ASI mature merupakan ASI yang dihasilkan mulai dari hari kesepuluh
sampai seterusnya. ASI mature merupakan nutrisi bayi yang terus berubah
disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai usia 6 bulan. ASI ini berwarna
putih kekuning-kuningan yang diakibatkan warna dari garam Ca-caseinant,
riboflavin, dan karoten yang terdapat di dalamnya. (seperti susu krim) dan
mengandung lebih banyak kalori dari pada susu kolostrum ataupun transisi.10
2.3.4 Komposisi ASI
Adapun beberapa komposisi ASI lainnya adalah sebagai berikut :11
1. Karbohidrat
Laktosa (gula susu) merupakan bentuk utama karbohidrat dalam ASI
dimana keberadaannya secara proporsional lebih besar jumlahnya daripada
susu sapi. Laktosa membantu bayi menyerap kalsium dan mudah
bermetabolisme menjadi dua gula biasa (galaktoda dan glukosa) yang
diperlukan bagi pertumbuhan otak yang cepat pada masa bayi.
2. Protein
Protein utama dalam ASI adalah air dadih. Mudah dicerna, air dadih
menjadi kerak lembut dari bahan-bahan gizi siap diserap ke dalam aliran
darah bayi. Sebaliknya, kasein merupakan protein utama dalam susu sapi.
Ketika susu sapi atau susu formula dari sapi diberikan kepada bayi, kasein
membentuk kerak karet yang tidak mudah dicerna, kadang-kadang
memberikan kontribusi terjadinya konstipasi. Beberapa komponen protein
26
dalam ASI memainkan peranan penting dalam melindungi bayi dari
penyakit dan infeksi.
3. Lemak
Lemak mengandung separuh dari kalori ASI. Salah satu dari lemak tersebut,
kolesterol diperlukan bagi perkembangan normal system saraf bayi, yang
meliputi otak. Kolesterol meningkatkan pertumbuhan lapisan khusus pada
syaraf selama berkembang dan menjadi sempurna. Asam lemak yang cukup
kaya keberadaannya dalam ASI, juga memberikan kontribusi bagi
pertumbuhan otak dan syaraf yang sehat. Asam lemak poly tak jenuh,
seperti docosahexasonoic acid (DHA), pada ASI membantu perkembangan
penglihatan.
4. Vitamin
a. Vitamin A
ASI mengandung vitamin A dan betakaroten yang cukup tinggi. Selain
berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi mendukung
pembelahan sel, kekebalan tubuh dan pertumbuhan. Inilah alasan bahwa
bayi yang mendapat ASI mempunyai tumbuh kembang dan daya tahan
tubuh yang baik.
b. Vitamin D
ASI hanya sedikit mengandung vitamin D. Sehingga dengan pemberian
ASI Eksklusif ditambah dnegan membiarkan bayi terpapar sinar matahari
pagi. Hal ini mencegah bayi dari menderita penyakit tulang karena
kekurangan vitamin D.
27
c. Vitamin E
Salah satu keuntungan ASI adalah mengandung vitamin E yang cukup
tinggi, terutama pada kolostrum dan ASI transisi awal. Fungsi penting
vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah merah.
d. Vitamin K
Vitamin K dalam ASI jumlahnya sangat sedikit sehingga perlu tambahan
vitamin K yang biasanya dalam bentuk suntikan. Vitamin K ini berfungsi
sebagai faktor pembekuan darah.
e. Vitamin yang larut dalam air
Hampir semua vitamin yang larut dalam air terdapat dalam ASI.
Diantaranya adalah vitamin B, vitamin C dan asam folat. Kadar vitamin B1
dan B2 cukup tinggi dalm ASI, tetapi vitamin B6 dan B12 serta asam folat
rendah, terutama pada ibu yang kurang gizi. Sehingga ibu yang menyusui
perlu tambahan vitamin ini.
f. Mineral
Mineral dalam ASI memiliki kualitas yang lebih baik dan mudah diserap
dibandingkan dengan mineral yang terdapat dalam susu sapi. Mineral utama
yang terdapat dalam susu sapi adalah kalsium yang berguna bagi
pertumbuhan jaringan otot dan rangka, transmisi jaringan saraf dan
pembekuan darah. Walaupun kadar kalsium pada ASI lebih rendah daripada
susu sapi, namun penyerapannya lebih besar. Mineral yang cukup tinggi
terdapat dalam ASI dibandingkan susu sapi dan susu formula adalah
selenium, yang berfungsi mempercepat pertumbuhan anak.
28
g. Air
Air merupakan bahan pokok terbesar dari ASI (sekitar 87%). Air
membantu bayi memelihara suhu tubuh. Bahkan pada iklim yang sangat
panas, ASI mengandung semua air yang dibutuhkan bayi.
h. Kartinin
Kartinin dalam ASI sangat tinggi. Kartinin berfungsi membantu proses
pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme
tubuh.
2.3.5 Pengaruh Waktu Pada Produksi ASI
Produksi ASI yang akan dihasilkan ibu pada kelenjar payudaranya tidaklah
sama setiap waktunya. Dikatakan bahwa, volume ASI akan menurun sesuai
dengan waktu. Pada hari-hari pertama kelahiran bayi, apabila pengisapan putting
susu cukup adekuat, maka akan dihasilkan secara bertahap 10-100 ml ASI.
Produksi ASI akan optimal setelah hari 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan
mengkonsumsi 700-800 ml/hari. Produksi ASI mulai menurun 500-700 ml setelah
6 bulan pertama, 400-600 ml pada 6 bulan kedua usia bayi, dan akan menjadi 300-
500 ml pada tahun kedua usia anak.10
2.4 Masalah Menyusui Pada Bayi
Adapun masalah menyusui bayi adalah :10
1. Bayi prematur dan bayi kecil (BBLR)
Bayi kecil, prematur atau dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
mempunyai masalah menyusui karena refleks menghisapnya masih relatif
29
lemah. Oleh karenanya bayi kecil justru harus cepat dan lebih sering dilatih
menyusu. Berikan sesering mungkin walaupun waktu menyusuinya pendek-
pendek untuk merangsang menghisap sentuhlah langit-langit bayi dengan
ibu jari yang bersih. Bila bagi dirawat di RS, harus sering dijenguk, dilihat,
disentuh dengan kasih sayang atau disusui langsung.
2. Bayi kuning
Kuning dini terjadi pada bayi usia antara 2-10 hari. Bayi kuning lebih sering
terjadi dan lebih berat kasusnya pada bayi-bayi yang tidak medapat ASI
cukup. Warna kuning disebabkan kadar bilirubin (hiperbilirubinemia), yang
dapat terlihat pada kulit dan sklera (putih mata). Pada bayi baru lahir jarang
terjadi sebelum mencapai kadar 5mg/100ml.
Untuk membedakan ikterus neonatus fisiologis atau bukan, ada patokan dari
Maisels (1981), yaitu bila ada salah satu faktor berikut berarti bukan suatu ikterus
fisiologis :10
a. Ikterus muncul pada 24 jam pertama
b. Konsentrasi bilirubin serum total meningkat lebih dari 5mg/dL per hari
c. Konsentrasi bilirubin serum total lebih dari 12,9 mg/dL pada bayi cukup
bulan dan diatas 15mg/dL pada bayi prematur.
d. Konsentrasi bilirubin indirek serum diatas 1,5-2mg/dL.
e. Ikterus berlangsung lebih dari 1 minggu pada bayi cukup bulan dan 2
minggu pada bayi prematur.
Untuk mencegah agar warna kuning tidak lebih berat, bayi jelas
membutuhkan lebih banyak menyusu. Yang harus dilakukan adalah mulai
30
menyusu segera setelah bayi lahir dan susui bayi sesering mungkin tanpa dibatasi.
Menyusui bayi dini sangat penting karena bayi akan mendapat kolostrum (susu
awal). Kolostrum bersifat purgatif ringan sehingga membantu bayi untuk
mengeluarkan mekoneum (feses bayi pertama yang berwarna kehitaman).
Bilirubin dikeluarkan melalui feses. Jadi, kolostrum berfungsi mencegah dan
menghilangkan bayi kuning.10
Jika bilirubin mencapai kadar mengkhawatirkan, sebaiknya bayi dirawat
untuk mendapat terapi sinar. Untuk sementara, pemberian ASI dihentikan sambil
dilakukan pemeriksaan. Namun, ada kalanya kasus bayi kuning terjadi karena
kurangya pemberian ASI pada hari-hari pertama. Karena ASI hari-hari pertama
masih sedikit dan pengeluaran feses atau kotoran bayi atau sedikit, timbul ikterus
(kuning) dini. Dokter biasanya akan meminta ibu menyusui lebih sering sehingga
ASI lebih banyak dan pengeluaran kotoran bayi lebih lancar. 10
2.4.1 Hal-Hal Yang Mempengaruhi Produksi ASI
Pemberian ASI juga mengalami kendala pada faktor produksi ASI. Adapun
hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI adalah :10
1. Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola
makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar.
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
31
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan pikiran
harus tenang. Keadaan psikologis ibu yang tertekan, sedih dan tegang akan
menurunkan volume ASI.
3. Perawatan payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang payudara mempengaruhi
hipofise untuk mengeluarkan hormon prolaktin dan oksitosin.
4. Anatomis payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI. Selain itu,
perlu diperhatikan juga bentuk anatomis papila atau putting susu ibu
5. Faktor fisiologi ASI terbentuk oleh karena pengaruh dari hormon prolaktin
yang menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu
6. Pola istirahat Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran
ASI. Apabila kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI juga
berkurang.
7. Faktor hisapan anak atau frekuensi penyusuan Semakin bayi sering bayi
menyusu pada payudara ibu, maka produksi dan pengeluaran ASI akan
semakin banyak akan tetapi, frekuensi penyusuan bayi prematur dan cukup
bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa pada produksi ASI bayi prematur
akan optimal dengan pompaan ASI lebih dari 5kali/hari selama bulan
pertama setelah melahirkan. Pompaan dilakukan karena bayi prematur
belum dapat menyusu. Sedangkan pada bayi cukup bulan, frekuensi
penyusuan 10x/hari selama 2 minggu pertama. Setelah melahirkan
berhubungan dengan produksi ASI yang cukup. Sehingga direkomendasikan
32
penyusuan paling sedikit 8x/hari pada periode awal setelah melahirkan.
Frekuensi penyusuan ini berkaitan dengan kemampuan stimulasi hormon
dalam kelenjar payudara.
8. Berat Lahir Bayi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan menghisap ASI
yang lebih rendah dibandingkan bayi yang berat lahir normal
(BBL>2500gr). Kemampuan menhisap ASI yang lebih rendah ini meliputi
frekuensi dan lama penyusuan yang lebih rendah dibandingkan bayi berat
lahir normal yang akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan
oksitosin dalam memproduksi ASI.
9. Umur kehamilan saat melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan < 34 minggu) sangat
lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga produksi ASI
lebih rendah daripada bayi yang lahir yang cukup bulan. Lemahnya
kemampuan menghisap pada bayi prematur dapat disebabkan berat badan
lahir yang rendah dan belum sempurnanya fungsi organ.
2.4.2 Faktor Lain Penyebab Rendahnya Pemberian ASI Eklusif
33
Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Kurangnya
pengetahuan tentang manfaat ASI dan gencarnya promosi susu formula membuat
banyak ibu dan gagal menyusui bayinya secara eksklusif.10
Masalah pada ibu dan bayi masih ada faktor lain yang mempengaruhi
rendahnya pemberian ASI eksklusif misalnya belum semua bayi memperoleh
IMD. Inisiasi menyusui dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah
dilahirkan, dimana bayi dibiarkan mencari putting susu ibunya sendiri (tidak
disodorkan ke putting susu). Inisiasi menyusu dini akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Tantangan justru datang dari internal,
yakni tenaga kesehatan yang harus ditingkatkan awareness dan pemahaman
tentang IMD.10
2.5 Kerangka Penelitian
2.5.1 Kerangka Teori
34
= Faktor yang diteliti
= Faktor yang tidak diteliti
Gambar 2.4 Kerangka Teori.7,13
2.5.2 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang dilakukan.
Neonatus
PrematuritasFaktor Resiko
Menghambat konjugasi entero hepatik
Faktor GenetikAsupan
ASI/kolostrum pada hari ke 2-5 hari kelahiran
Hipoglikemia
Hipoalbuminemia
Ekresi bilirubin berkurang di hati
Ikterus Fisiologis
Bilirubin Indirek
Hiperbilirubin dalam darah
Resiko Obsetrik
35
Berdasarkan tinjauan di atas,maka penulis membuat kerangka kosnep
sebagai berikut:
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.5 Kerangka Konsep
2.6 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ha: Ada hubungan ikterus fisisologis dengan pemberian kolostrum sebagai upaya
manajemen nutrisi bayi baru lahir di RSUD.H.Abdul Moeloek Bandar
lampung Tahun 2015.
Ho: Tidak ada hubungan ikterus fisisologis dengan pemberian kolostrum sebagai
upaya manajemen nutrisi bayi baru lahir di RSUD.H.Abdul Moeloek
Bandar lampung Tahun 2015.
.
Pemberian kolostrum
pada neonatus
Ikterus fisiologis
neonatus