8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi Geografi
2.1.1.1 Pengertian Sistem
Menurut O’Brien (2003, p8) Sistem adalah sekelompok
komponen yang saling berhubungan dan bekerja sama untuk
menghasilkan tujuan bersama dengan menerima input dan
menghasilkan output dalam sebuah transformasi yang terorganisir.
Menurut McLeod (2001, p11) menjelaskan pengertian
sistem sebagai sekelompok elemen yang terintegrasi dengan
maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.
Dari pengertian sistem tersebut, maka dapat disimpulkan
bahwa sistem merupakan sekumpulan komponen yang saling
terkait, bekerja sama, dan berinteraksi satu sama lain dalam
menerima masukan, memproses, dan menghasilkan keluaran
untuk mencapai suatu tujuan.
2.1.1.2 Pengertian Informasi
Menurut O’Brien (2003, p13) informasi adalah data yang
telah diubah menjadi sesuatu yang berarti dan pernyataan berguna
bagi pengguna akhir.
9
Menurut McLeod (2001, p16) menjelaskan pengertian
informasi sebagai data yang telah diproses atau data yang sudah
memiliki arti.
Dari beberapa pengertian informasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa informasi merupakan hasil dari pengolahan
data dalam suatu sistem, yang bermanfaat bagi penerimanya.
2.1.1.3 Pengertian Sistem Informasi
Menurut Laudon (2004, p7) mendefinisikan sistem
informasi sebagai gabungan komponen-komponen yang berelasi dan
bekerja sama untuk mengumpulkan, memproses, dan menyimpan
serta mendistribusikan informasi untuk mendukung perencanaan,
pengendalian, pengkoordinasian, dan pengambilan keputusan.
Menurut O’brien (2005, p6) Sistem informasi adalah
penggabungan dari manusia, hardware, software, dan jaringan
komunikasi dan sumber daya data yang mampu mengumpulkan,
mengubah, dan membagikan informasi dalam sebuah organisasi.
Dari beberapa pengertian sistem informasi tersebut, dapat
diambil kesimpulan bahwa sistem informasi merupakan
sekumpulan komponen yang melakukan pengumpulan data dan
analisa data yang ada untuk menghasilkan suatu informasi yang
dapat digunakan oleh penerima dalam pengambilan keputusan.
10
2.1.1.4 Pengertian Geografi
Geografi berasal dari bahasa yunani, yaitu geos dan
graphein. Geos berarti bumi atau permukaan bumi, sedangkan
graphein menceritakan atau melukiskan. Berdasarkan asal katanya,
geografi dapat diartikan pencitraan bumi atau pelukisan bumi.
Menurut Wardiyatmoko (1996, p3) Geografi adalah ilmu
yang mempelajari atau mengkaji bumi dan segala sesuatu yang
ada diatasnya, seperti penduduk, fauna, flora, iklim, udara, dan
segala interaksinya.
Menurut Richthoffen (Prahasta, 2002, p12) Geografi
adalah ilmu yang mempelajari permukaan bumi sesuai dengan
referensinya, atau studi mengenai area-area yang berbeda di
permukaan bumi.
Dari beberapa pengertian geografi tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari
permukaan bumi, iklim, penduduk, flora, fauna, serta sumber daya
alam yang ada di bumi.
2.1.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi
Sistem Informasi Geografi adalah sistem informasi khusus
yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferens i
keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit adalah sistem
komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun,
menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi bereferens i
11
geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya,
dalam sebuah database.
Menurut Paryono (1994, p1) Sistem informasi geografis
adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk
menyimpan, memanipulasi, dan menganalisis informasi geografis.
Sistem Informasi Geografis ( Prahasta, 2002, p49)
merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai
sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek
yang terdapat di permukaan bumi.
Gambar 2.1 Perbandingan manajemen informasi spatial dengan dan tanpa
SIG
12
2.1.1.6 Komponen Sistem (Subsistem) SIG
Beberapa subsistem dalam Sistem Informasi Geografi antara lain :
1. Input
Pada data input atau pemasukan data, yang dilakukan
adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data spasial
dan atau atribut dari berbagai sumber data. Data yang
digunakan harus dikonversikan menjadi format digitalyang
sesuai.
2. Manipulasi
Manipulasi data merupakan proses editing terhadap data
yang telah masuk, hal ini dilakukan untuk menyesuaikan
tipe dan jenis data agar sesuai dengan sistem yang akan
dibuat, seperti penyamaan skala, pengubahan sistem
proyeksi, generalisasi dan sebagainya.
3. Manajemen Data
Tahap ini meliputi seluruh aktivitas yang berhubungan
dengan pengolahan data seperti menyimpan,
mengorganisasi, mengelola, dan menganalisis data ke
dalam sistem penyimpanan permanen.
4. Query
Pada SIG dalam file server, query dapat dimanfaatkan
dengan bantuan compiler atau interpreter yang digunakan
dalam mengembangkan sistem, sedangkan untuk SIG
13
dengan sistem database server dapat memanfaatkan SQL
yang terdapat pada DBMS yang digunakan.
5. Analisis
Terdapat dua jenis analisis dalam Sistem Informasi
Geografi, yaitu :
Fungsi analisis spasial adalah operasi yang dilakukan pada
data spasial. Sedangkan Fungsi analisis atribut adalah
fungsi pengolahan data atribut, yaitu data yang tidak
berhubungan dengan ruang.
6. Visualisasi atau Data Output
Penyajian hasil berupa informasi baru atau database yang
ada baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy.
2.1.1.7 Komponen Sistem Informasi Geografi
Komponen-komponen SIG terdiri dari :
1. Perangkat Keras (Hardware)
SIG membutuhkan komputer untuk menyimpan dan
memproses data. Juga membutuhkan hardware tambahan
seperti digitizers, scanner, dan lain-lain.
2. Perangkat Lunak (Software)
Perangkat lunak yang dimaksud adalah yang mempunyai
fungsi : pemasukan data, manipulasi data, penyimpanan
data, analisis data, dan penayangan informasi geografis.
14
Program aplikasi pembangun SIG, seperti : ArcGIS,
ArcView, MapInfo, ArcInfo, dan lain-lain.
3. Data dan Informasi Geografis
Data yang dapat diolah dalam SIG adalah fakta-fakta di
permukaan bumi yang memiliki referensi keruangan baik
referensi secara relatif maupun referensi secara absolut dan
sajikan dalam sebuah peta.
4. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia yang terlatih merupakan komponen
terakhir dari SIG yang memiliki peran sebagai pengoperasi
perangkat keras dan perangkat lunak, serta menangani data
geografis dengan kedua perangkat tersebut.
5. Metode (Prosedur)
Model dan teknik pemrosesan yang perlu dibuat untuk
berbagai aplikasi SIG.
2.1.1.8 Manfaat Sistem Informasi Geografis
Menurut Eko Budiyanto (2004, p3) ada beberapa manfaat dari
SIG adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan tentang lokasi atau letak
Lokasi atau tempat dapat dikelaskan dengan memberi
keterangan tentang nama tempat tersebut, kode pos, kode
wilayah, atau atribut lainnya. SIG menyimpan informasi
15
ini sebagai data atribut yang digambarkannya secara
spasial.
2. Menjelaskan kondisi ruang
Ruang tang dimaksud adalah tempat tertentu dengan satu
atau beberapa syarat tertentu pula. Dengan menggunakan
SIG dapat dijelaskan secara keseluruhan kondisi suatu
kawasan dalam kaitannya dengan tujuan tertentu.
3. Menjelaskan suatu kecenderungan (trend)
Analisis spasial dalam SIG dapat dilakukan secara multi
temporal dengan menggunakan data multi waktu.
Perkembangan antar waktu dari beberapa data tersebut
menjadi dasar analisis kemungkinan yang akan terjadi pada
masa depan. Analisis ini memberi penjelasan tentang
sesuatu yang akan terjadi di masa mendatang dengan
penggambaran lokasi di mana fenomena tersebut akan
terjadi.
4. Menjelaskan tentang pola spasial (spatial pattern)
Pola sebuah fenomena dapat dilihat dari sebarannya secara
spasial. Dengan mengetahui pola-pola secara spasial, dapat
dicari korelasinya dengan fenomena lain.
5. Pemodelan
Pemodelan mengaitkan berbagai informasi tentang letak,
kondisi lokasi, pola, dan kecenderungannya yang akan
terjadi di masa mendatang secara bersama-sama atau
16
sebagian. Dalam sebuah pemodelan dibentuk suatu
formulasi yang memungkinkan dilakukan beberapa
manipulasi data input. Hasil keluaran dari suatu pemodelan
merupakan gambaran fenomena yang akan terjadi. SIG
didukung oleh kemampuan beberapa software dapat
melakukan pemodelan spasial secara dua dimensi ataupun
tiga dimensi.
2.1.2 Peta
2.1.2.1 Pengertian Peta
Peta adalah suatu alat peraga untuk menyampaikan suatu ide
berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah
(topografi), penyebaran penduduk, jaringan jalan dan hal lainnya
yang berhubungan dengan kedudukan dalam ruang. Peta dilukiskan
dengan skala tertentu, dengan tulisan atau simbol sebagai keterangan
yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas,
dapat juga hanya mencakup wilayah yang sempit.
Menurut Burrough (1986, p13) peta adalah sekumpulan titik,
garis, area yang digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat
yang mengacu pada sistem koordinat, dan peta biasanya
direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup
kemungkinan untuk dapat dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.
17
2.1.2.2 Penyusunan Peta Data Geografi
Untuk menyampaikan ide melalui peta dari berbagai hal,
seperti kedudukan peta dalam ruang muka bumi dengan objek
geografis tertentu digunakan penyederhanaan objek geografis,
seperti :
1. Data Titik (waypoint)
Data titik adalah kenampakan tunggal yang terdapat pada
permukaan bumi dengan satu dimensi. Secara koordinat
data titik terdiri dari dua variable yaitu x dan y atau (x,y).
Data yang termasuk kedalam kelompok data titik adalah,
kota, titik sample, jalur waypoint tracking, dan lain
sebagainya.
2. Data Line (garis)
Data garis adalah penampilan garis yang ada di permukaan
bumi dengan dua dimensi. Secara koorditat suatu garis
terdiri dari beberapa titik koordinat yang saling
terhubungkan antara satu dengan yang lain, atau dengan
kata lain tipe data garis adalah kumpulan beberapa data
titik. Data yang termasuk data garis adalah: sungai, jalan,
dan lain sebagainya.
3. Data Polygon (area)
Data area adalah kenampakan daerah dengan luas yang ada
di atas permukaan bumi secara tiga dimensi. Secara
koordinat suatu area terdiri dari titik-titik yang saling
18
terhubung membentuk suatu garis dan titik tersebut
tersambung anatara titik pertama dan titik akhir, atau
dengan kata lain area merupakan garis dengan dua ujung
saling terhubung (menutup). Data yang termasuk area
adalah pulau, danau, perkebunan, inclave, kawasan hutan
dan lain sebagainya.
2.1.2.3 Jenis Peta
Peta dapat dibedakan dari berbagai jenis :
1. Jenis Peta berdasarkan isinya
Berdasarkan isinya, peta dapat digolongkan menjadi dua jenis,
yaitu:
1. Peta Umum
Peta umum adalah peta yang menggambarkan permukaan
bumi secara umum. Peta umum ini memuat semua
penampakan yang terdapat di suatu daerah, baik
kenampakan fisis (alam) maupun kenampakan sosial
budaya. Kenampakan fisis misalnya sungai, gunung, laut,
danau dan lainnya. Kenampakan sosial budaya misalnya
jalan raya, jalan kereta api, pemukiman kota dan lainnya.
2. Peta Khusus atau Tematik
Peta khusus adalah peta yang menggambarkan
kenampakan-kenampakan (fenomena geosfer) tertentu,
baik kondisi fisik maupun sosial budaya. Contoh peta
19
khusus/tertentu: peta curah hujan, peta kepadatan
penduduk, peta penyebaran hasil pertanian, peta
penyebaran hasil tambang, chart (peta jalur penerbangan
atau pelayaran).
2. Jenis peta berdasarkan skalanya
Berdasarkan skalanya peta dapat digolongkan menjadi empat
jenis, yaitu:
1. Peta kadaster/teknik adalah peta yang mempunyai skala
antara 1 : 100 sampai 1 : 5.000. Peta ini digunakan untuk
menggambarkan peta tanah atau peta dalam sertifikat tanah,
oleh karena itu banyak terdapat di Departemen Dalam
Negeri, pada Dinas Agraria (Badan Pertanahan Nasional).
2. Peta skala besar adalah peta yang mempunyai skala 1 :
5.000 sampai 1 : 250.000. Peta skala besar digunakan
untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit,
misalnya peta kelurahan, peta kecamatan.
3. Peta skala sedang adalah peta yang mempunyai skala
antara 1 : 250.000 sampai 1: 500.000. Peta skala sedang
digunakan untuk menggambarkan daerah yang agak luas,
misalnya peta propinsi Jawa Tengah, peta propinsi maluku.
4. Peta skala kecil adalah peta yang mempunyai skala 1 :
500.000 sampai 1 : 1.000.000 atau lebih. Peta skala kecil
20
digunakan untuk menggambarkan daerah yang relatif luas,
misalnya peta negara, benua bahkan dunia.
3. Peta berdasarkan tujuannya
Peta dibuat orang dengan berbagai tujuan. Berikut ini contoh-
contoh peta untuk berbagai tujuan:
1. Peta Pendidikan (Educational Map).
Contohnya: peta lokasi sekolah SLTP/SMU.
2. Peta Ilmu Pengetahuan.
Contohnya: peta arah angin, peta penduduk.
3. Peta Informasi Umum (General Information Map).
Contohnya: peta pusat perbelanjaan.
4. Peta Turis (Tourism Map).
Contohnya: peta museum, peta rute bus.
5. Peta Navigasi.
Contohnya: peta penerbangan, peta pelayaran.
6. Peta Aplikasi (Technical Application Map).
Contohnya: peta penggunaan tanah, peta curah hujan.
7. Peta Perencanaan (Planning Map).
Contohnya: peta jalur hijau, peta perumahan, peta
pertambangan.
2.1.2.4 Fungsi Peta
Beberapa fungsi peta adalah sebagai berikut :
21
1. Menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan
bumi.
2. Memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat
di permukaan bumi.
3. Menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi,
seperti benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk
lainnya.
4. Membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk
mengetahui kondisi daerah yang akan diteliti.
2.1.2.5 Komponen atau Kelengkapan Peta
Peta yang baik dan benar harus mencantumkan beberapa hal
berikut, seperti :
1. Judul Peta
Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta a dapat segera
diketahui data dan daerah mana yang tergambar dalam peta
tersebut. Contoh: peta penyebaran penduduk pulau Jawa.
2. Skala Peta
Skala merupakan ciri yang membedakan peta dengan
gambar lain. Skala peta sangat erat kaitannya dengan data
yang disajikan.
3. Proyeksi Peta
Untuk menghindari terjadinya kesalahan yang lebih besar,
dalam ukuran (luas, jarak) bentuk permukaan bumi pada
22
peta, maka dalam pembuatan peta digunakan proyeksi peta.
Proyeksi peta adalah teknik pemindahan bentuk permukaan
bumi yang lengkung (bulat) ke bidang datar.
4. Legenda atau Keterangan Peta
Legenda digunakan untuk memudahkan peta untuk dibaca
dan ditafsirkan, pleh karena itu, peta harus dilengkapi
dengan legenda atau keterangan. Legenda menerangkan
arti dari simbol-simbol yang terdapat dalam peta.
5. Petujuk Arah atau Tanda Orientasi
Petunjuk berguna untuk menunjukkan arah Utara, Selatan,
Timur dan Barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada
peta untuk menghindari kekeliruan. Petunjuk arah pada
peta biasanya berbentuk tanda panah yang menunjuk ke
arah Utara.
6. Simbol dan Warna
Simbol-simbol di dalam peta berguna untuk mempermudah
informasi yang disampaikan agar tidak membingungkan.
Simbol-simbol dalam peta harus memenuhi syarat,
sehingga dapat menginformasikan hal-hal yang
digambarkan dengan tepat. Syarat-syarat tersebut adalah:
sederhana, mudah dimengerti dan bersifat umum. Warna di
dalam peta digunakan untuk membedakan suatu daerah
tertentu agar mempermudah dalam penggunaannya.
Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
23
Sumber merupakan keterangan mengenai asal data yang
terdapat di dalam peta. Tahun pembuatan peta sangan
penting untuk memastikan bahwa peta yang telah dibuat
masih relevan dan baik untuk digunakan.
2.1.3 Basis Data
2.1.3.1 Pengertian Data
Data (Laudon, 2004, p8) adalah aliran dari fakta-fakta
kasar yang merepresentasikan kejadian-kejadian yang terjadi
dalam organisasi atau lingkungan fisik sebelum disusun dalam
sebuah bentuk yang dapat dimengerti dan digunakan oleh
manusia.
Data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang relatif
tidak berarti bagi pemakai. Dua sifat data, antara lain:
a. Shared : data dapat digunakan bersama-sama dengan
pengguna.
b. Integrated : data merupakan kesatuan, sebisa mungkin
menghindari pengulangan, sehingga data menjadi
lebih valid dan benar.
2.1.3.2 Pengertian Basis Data
Basis data atau database (Connoly, 2002, p14) merupakan
koleksi bersama dari data logikal yang saling berhubungan, dan
24
deskripsi dari data tersebut didesain untuk menemui kebutuhan
informasi suatu organisasi.
Suatu database merepresentasikan entity, attribut, dan
hubungan logical antar entity. Entity adalah distinct object pada
organisasi yang akan dipresentasikan pada database. Entity dapat
berupa orang, tempat, barang, konsep, atau event. Attribut adalah
properti yang mendeskripsikan beberapa aspek dari objek yang
ingin di-record dan relationship adalah asosiasi antar entity.
Adapun tujuan utama konsep database adalah :
a. Mengurangi redundancy data
b. Independensi data
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-
tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan,
rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup
luas. Negara Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan
beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi
akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya.
2.2.2 Manfaat Hutan
Hutan memiliki banyak manfaat untuk semua manusia. Hutan
merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu dijaga karena
25
jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi manusia
di masa kini dan masa yang akan datang.
Berbagai manfaat atau fungsi hutan :
1. Manfaat Ekonomi
a. Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi
berbagai barang yang bernilai tinggi.
b. Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
c. Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil
hutan ke luar negeri.
2. Manfaat Klimatologis
a. Hutan dapat mengatur iklim
b. Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan
oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat Hidrolis
a. Dapat menampung air hujan di dalam tanah
b. Mencegah intrusi air laut yang asin
c. Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat Ekologis
a. Mencegah erosi dan banjir
b. Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
c. Sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati
2.2.3 Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran hutan
26
Dalam persebarannya hutan memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
persebaran hutan, seperti :
1. Keadaan tanah
Daerah gurun pasir akan membentuk hutan yang berbeda dengan
daerah tropis yang banyak hujannya.
2. Tinggi rendah permukaan tanah
Jenis hutan beserta isi tanaman dipengaruhi oleh suhu wilayah
yang berbeda antara dataran tinggi dan dataran rendah.
3. Makhluk hidup
Manusia dapat menentukan di mana boleh ada hutan dan tidak
boleh ada hutan.
4. Iklim
Iklim yang memiliki curah hujan tinggi akan membentuk hutan
yang lebat seperti hutan hujan tropis.
2.2.4 Pengertian Lahan
Lahan digunakan berkenaan dengan permukaan bumi beserta
segenap karakteristik-karakteristik yang ada padanya dan penting bagi
perikehidupan manusia.
Lahan atau land dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah di
permukaan bumi, mencakup semua komponen biosfer yang dapat
dianggap tetap atau bersifat siklis yang berada di atas dan di bawah
wilayah tersebut, termasuk atmosfer, tanah, batuan induk, relief, hidrologi,
27
tumbuhan dan hewan, serta segala akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas
manusia di masa lalu dan sekarang; yang kesemuanya itu berpengaruh
terhadap penggunaan lahan oleh manusia pada saat sekarang dan di masa
mendatang.
2.2.5 Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan
atas: penggunaan lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan
lahan tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam
polanya dapat dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap
musim dengan periode biasanya kurang dari setahun. Penggunaan lahan
tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman jangka panjang yang
pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara ekonomi
tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan lahan
permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian,
seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan
terbang, dan pelabuhan.
2.2.6 Karakteristik Lahan
Karakteristik lahan adalah sifat lahan yang dapat diukur atau
diestimasi. Dari beberapa pustaka menunjukkan bahwa penggunaan
karakteristik lahan untuk keperluan evaluasi lahan bervariasi. Sebagai
gambaran Tabel 1 menunjukkan variasi dari karakteristik lahan yang
digunakan sebagai parameter dalam evaluasi kesesuaian lahan oleh
28
beberapa sumber (Staf PPT, 1983; Bunting, 1981; Sys et al., 1993;
CSR/FAO, 1983; dan Driessen, 1971).
Tabel 2.1 Tabel Parameter Dalam Evaluasi Kesesuaian Lahan
Staf PPT (1983) Bunting (1981) Sys et al. (1993) CSR/FAO (1983) Driessen (1971) Tipe hujan (Oldemanet al.)
Periode pertumbuhan tanaman
Temperatur rerata (°C) atau elevasi
Temperatur rerata (°C) atau elevasi
Lereng
Kelas drainase Temperatur rerata pada periode pertumbuhan
Curah hujan (mm) Curah hujan (mm) Mikrorelief
Sebaran besar butir (lapisan atas)
Curah hujan tahunan Lamanya masa kering (bulan)
Lamanya masa kering (bulan) Keadaan batu
Kedalaman efektif Kelas drainase Kelembaban udara Kelembaban udara Kelas drainase
Ketebalan gambut Tekstur tanah Kelas Drainase Kelas drainase Regim
kelembaban
Dekomposisi gambut/jenis gambut
Kedalaman perakaran Tekstur/Struktur Tekstur Salinitas/
alkalinitas
KTK Reaksi tanah (pH) Bahan kasar Bahan kasar Kejenuhan basa
Kejenuhan basa Salinitas/ DHL Kedalaman tanah Kedalaman tanah Reaksi tanah (pH)
Reaksi tanah (pH)
Pengambilan hara (N, P, K) oleh tanaman
KTK liat Ketebalan gambut Kadar pirit
C-organik Pengurasan hara (N, P, K) dari tanah
Kejenuhan basa Kematangan gambut
Kadar bahan organik
P-tersedia Reaksi tanah (pH) KTK liat Tebal bahan organik
Salinitas/DHL C-organik Kejenuhan basa Tekstur
Kedalaman pirit Aluminium Reaksi tanah (pH) Struktur, porositas, dan tingkatan
Lereng Salinitas/DHL C-organik Macam liat
29
(%)/mikrorelief
Erosi Alkalinitas Aluminium Bahan induk/ cadangan mineral
Kerusakan karena banjir Lereng Salinitas/DHL Kedalaman
efektif Batu dan kerikil, penghambat pengolahan tanah
Genangan Alkalinitas
Pori air tersedia Batuan di permukaan Kadar pirit
Penghambat pertumbuhan karena kekurangan air
CaCO3 Lereng
Kesuburan tanah Gypsum Bahaya erosi
Permeabilitas lapisan atas Jumlah basa total Genangan
Batuan di permukaan
Singkapan batuan
Karakteristik lahan yang digunakan pada jenis ini adalah:
temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara,
drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut,
kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H20,
C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya
erosi, genangan, batuan di permukaan, dan singkapan batuan.
30
Tabel 2.2 Karakteristik Lahan
Temperatur udara merupakan temperatur udara tahunan dan dinyatakan dalam °C
Curah hujan merupakan curah hujan rerata tahunan dan dinyatakan dalam mm
Lamanya masa kering merupakan jumlah bulan kering berturut-turut dalam setahun dengan jumlah curah hujan kurang dari 60 mm
Kelembaban udara merupakan kelembaban udara rerata tahunan dan dinyatakan dalam %
Drainase merupakan pengaruh laju perkolasi air ke dalam tanah terhadap aerasi udara dalam tanah
Tekstur menyatakan istilah dalam distribusi partikel tanah halus dengan ukuran <2 mm
Bahan kasar menyatakan volume dalam % dan adanya bahan kasar dengan ukuran >2 mm
Kedalaman tanah menyatakan dalamnya lapisan tanah dalam cm yang dapat dipakai untuk perkembangan perakaran dari tanaman yang dievaluasi
Kketebalan gambut digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tebalnya lapisan gambut dalam cm dari permukaan
Kematangan gambut digunakan pada tanah gambut dan menyatakan tingkat kandungan seratnya dalam bahan saprik, hemik atau fibrik, makin banyak seratnya menunjukkan belum matang/mentah (fibrik)
KTK liat menyatakan kapasitas tukar kation dari fraksi liat
Kejenuhan basa jumlah basa-basa (NH4OAc) yang ada dalam 100 g contoh tanah.
Reaksi tanah (pH) nilai pH tanah di lapangan. Pada lahan kering dinyatakan dengan data laboratorium atau pengukuran lapangan, sedang pada tanah basah diukur di lapangan
C-organik kandungan karbon organik tanah.
Salinitas kandungan garam terlarut pada tanah yang dicerminkan oleh daya hantar listrik.
Alkalinitas kandungan natrium dapat ditukar
Kedalaman bahan sulfidik
dalamnya bahan sulfidik diukur dari permukaan tanah sampai batas atas lapisan sulfidik.
Lereng menyatakan kemiringan lahan diukur dalam %
Bahaya erosi
bahaya erosi diprediksi dengan memperhatikan adanya erosi lembar permukaan (sheet erosion), erosi alur (reel erosion), dan erosi parit (gully erosion), atau dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang (rata-rata) per tahun
31
Genangan jumlah lamanya genangan dalam bulan selama satu tahun
Batuan di permukaan volume batuan (dalam %) yang ada di permukaan tanah/lapisan olah
Singkapan batuan volume batuan (dalam %) yang ada dalam solum tanah
Sumber air tawar tersedianya air tawar untuk keperluan tambak guna mempertahankan pH dan salinitas air tertentu
Amplitudo pasang-surut perbedaan permukaan air pada waktu pasang dan surut (dalam meter)
Oksigen ketersediaan oksigen dalam tanah untuk keperluan pertumbuhan tanaman/ikan
Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei
dan/atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci
dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya.
Data tersebut digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan
bagi komoditas tertentu.
Setiap karakteristik lahan yang digunakan secara langsung dalam evaluasi
ada yang sifatnya tunggal dan ada yang sifatnya lebih dari satu karena
mempunyai interaksi satu sama lainnya. Karenanya dalam interpretasi
perlu mempertimbangkan atau memperbandingkan lahan dengan
penggunaannya dalam pengertian kualitas lahan. Sebagai contoh
ketersediaan air sebagai kualitas lahan ditentukan dari bulan kering dan
curah hujan rata-rata tahunan, tetapi air yang dapat diserap tanaman tentu
tergantung pula pada kualitas lahan lainnya, seperti kondisi atau media
perakaran, antara lain tekstur tanah dan kedalaman zone perakaran
tanaman yang bersangkutan.
32
2.2.7 Kawasan Konservasi
Kawasan Konservasi atau kawasan yang dilindungi ditetapkan
oleh pemerintah berdasarkan berbagai macam criteria sesuai dengan
kepentingannya. Tiap negara mempunyai katagorisasi sendiri untuk
penetapan kawasan yang dilindungi, di mana masing-masing negara
memiliki tujuan dan perlakuan yang mungkin berbeda-beda. Namun, di
tingkat internasional, WCPA (World Commission on Protected Areas)
yang dulunya Commision on National Parks and Protected Areas
(CNPPA) yaitu sebuah komisi dibawah IUCN (The World Conservation
Union) memiliki tanggungjawab khusus dalam pengelolaan kawasan
yang dilindungi secara umum di dunia, baik untuk kawasan darat maupun
perairan.
Kawasan/Hutan konservasi dalam katagorisasi nasional mencakup
2 kelompok besar, yaitu kawasan suaka alam (KSA) dan kawasan
pelestarian alam (KPA). Kawasan Suaka Alam yang terdiri Cagar Alam
dan Suaka Margasatwa, bertujuan untuk perlindungan system penyangga
kehidupan dan pengawetan sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.
a. Cagar Alam (strictly nature reserve and wilderness area) adalah
suatu kawasan yang ditetapkan untuk menjaga agar suatu
species,, habitat, kondisi geologi, ekosistem, juga proses
ekologis agar tetap seperti apa adanya, tanpa campur tangan
manusia dengan tujuan utama untuk kepentingan ilmiah atau
pemantauan lingkungan. Pengelolaan dalam Cagar Alam hanya
berupa monitoring (termasuk riset) dan pengamanan saja
33
(sehingga sering dikenal sebagai zero manajemen). Kegiatan
pemanfaatan yang diperbolehkan dalam Cagar Alam sangat
terbatas, terutama yang berkaitan dengan kepentingan ilmiah
serta bukan kegiatan yang sifatnya ekstraktif (mengambil sesuatu
yang berupa fisik dari kawasan).
b. Suaka Margasatwa adalah kawasan yang ditetapkan untuk
melindungi populasi dan habitat dari 1 atau lebih species tertentu
yang memiliki nilai penting secara ilmiah. Dalam suaka
margasatwa intervensi pengelola untuk menjaga
keberlangsungan populasi species tersebut diperkenankan,
misalkan dalam bentuk perbaikan habitat, control populasi dan
sebagainya.
Sementara untuk KPA yang terdiri dari Taman Nasional, Tahura,
Taman Wisata Alam dan Taman Buru, selain kedua tujuan tersebut, juga
bertujuan untuk pemanfaatan yang lestari.
a. Taman Nasional merupakan suatu pelestarian alam yang
mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan system zonasi, yang
dimanfaatkan untuk keperluan penelitian, ilmu pengetahuan,
pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi.
Taman Nasional di Indonesia dalam prakteknya merupakan
kawasan konservasi yang paling terorganisir, baik dari sis i
infrastruktur maupun kelembagaannya.
b. Tahura (Taman Hutan Raya) secara prinsip hampir mirip dengan
Taman Nasional, namun memiliki derajat kepentingan
34
keragaman hayati yang lebih rendah, serta dikelola untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa alami maupun bukan alami,
jenis asli maupun tidak asli. Ada pembagian blok-blok
pengelolaan yang hampir serupa dengan system zonasi, namun
lebih ditujukan untuk penataan koleksi.
c. Taman Wisata Alam dan Taman Buru merupakan bentuk
kawasan yang dilindungi/hutan konservasi yang memiliki tujuan
pemanfaatan tertentu (wisata alam dan perburuan). Meskipun
bertujuan untuk wisata dan perburuan namun sebagai hutan
konservasi maka aktivitas wisata dan perburuan harus sesuai
dengan kaidah-kaidah konservasi.
Saat ini pemanfaatan di kawasan pelestarian alam (KPA),
kebanyakan masih bertumpu pada kegiatan-kegiatan yang berbasis pada
wisata alam dan pengambilan hasil hutan non kayu.
2.2.8 Rehabilitasi Hutan dan Lahan
Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) merupakan bagian dari system
pengelolaan hutan dan lahan, yang ditempatkan pada kerangka Daerah
Aliran Sungai (DAS). Rehabilitasi mengambil posisi dalam mengisi
kesenjangan antara sistem perlindungan yang tidak dapat mengimbangi
hasil dengan sistem budidaya hutan dan lahan, sehingga terjadi
deforestasi dan degradasi fungsi hutan dan lahan. Sistem RHL dicirikan
oleh komponen sebagai berikut:
1. Komponen obyek rehabilitasi hutan dan lahan
35
2. Komponen teknologi
3. Komponen institusi
Sistem RHL tersebut merupakan sistem yang terbuka, yang
melibatkan para pihak yang berkepentingan dengan penggunaan hutan
dan lahan. Dengan demikian, pada prinsipnya RHL diselenggarakan atas
inisiatif bersama para pihak. Ini berbeda dengan penyelenggaraan RHL,
selalu melalui inisiatif pemerintah dan menjadi beban tanggungan
pemerintah. Dengan kata lain, ke depannya RHL dilaksanakan oleh
masyarakat dengan kekuatan utama dari masyarakat sendiri.
Menurut Dishut Kabupaten Deli Serdang ada beberapa kegiatan
yang dilakukan dalam rehabilitasi hutan dan lahan. Kegiatan tersebut
berada pada Kabupaten Deli Serdang yang tersebar di beberapa
kecamatan. Beberapa kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan tersebut
diantaranya adalah:
1. Hutan Kota adalah upaya penanaman pada hamparan lahan
dengan pohon -pohon yang kompak dan rapat didalam wilayah
perkotaan baik pada tanah. Negara maupun tanah hak, yang
ditetapkan sebagai hutan kota
2. Reboisasi adalah upaya pembuatan tanaman jenis pohon hutan
pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/ terbuka,
alang-alang atau semak belukar dan hutan rawan untuk
mengembalikan fungsi hutan
36
3. Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan
konstruksi bronjong batu atau kerucut bambu/kayu yang dibuat
pada alur sungai dengan tinggi maksimum 4 meter
4. Embung air adalah bangunan penampung air berbentuk kolam
berfungsi untuk menampung air hujan/air limpasan, atau air
rembesan pada lahan tadah hujan yang berguna sebagai sumber air
untuk memenuhi kebutuhan pada musim kemarau
5. Sumur resapan air adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air
yang dibuat sedemikian rupa menyerupai sumur pada daerah
pemukiman dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai
tempat menampung air hujan dan meresapnya kedalam tanah.
Top Related