BA B II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Ekslusif
1. Pengertian ASI Ekslusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein,
laktosa, dan gararn-gararn an-organik yang disekresi oleh kelenjar mamae
ibu yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. Sedangkan ASI ekslusif
adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan yang diberikan
tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air
putih sampai bayi berusia enam bulan. Setelah enam bulan, bayi
mulai dikenalkan dengan makanan lain dan tetap diberikan ASI
sampai bayi berumur dua tahun. (Hubertin: 2004)
ASI ekslusif merupakan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas
terbaik. Masa lompatan pertumbuhan otak adalah 0-6 bulan, bahkan sampai
dua tahun. Jika bayi mengalami kekurangan gizi besi pada masa
ini, pengurangan jumlah sel otak akan terjadi sebanyak 15-20 % dan
untuk pertumbuhan bayi, asupan terpenting adalah nutrisi (Utami
Roesli : 2008:45)
Mengapa pengenalan makanan tambahan dimulai pada usia enam
bulan dan bukan empat bulan? Pertama, dari hasil penelitian jumlah
komposisi ASI masih cukup untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi
apabila ASI diberikan secara tepat dan benar sampai bayi berumur enam
bulan. Namun pada kenyataannya, 60% bayi belum berumur empat bulan
sudah mendapat tambahan susu sapi. Kedua, bayi pada saat berumur
enam bulan, sistem pencernaannya mulai matur. Jaringan pada usus halus
bayi pada umumnya seperti saringan pasir. Pori-porinya berongga
sehingga memungkinkan bentuk protein ataupun kuman akan langsung
masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi. Pori-
pori dalarn usus bayi itu akan tertutup rapat setelah bayi berumur enarn bulan.
Dengan demikian, usus bayi setelah berumur enam bulan mampu
menolak faktor alergi ataupun kuman yang masuk.
Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukan bahwa
anak yang menyusu ASI sampai enam bulan jauh lebih sehat dari bayi
yang menyusu ASI hanya sampai empat bulan, dan frekuensi terkena
diare jauh lebih kecil. Bayi yang hanya menyusu ASI saja selama enam
bulan akan merangsang hormon prolaktin secara terus menerus sehingga
memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan sampai bayi berurnur dua
tahun. Ibu harus mendapat gizi yang baik dan terhindar dari stress
yang berkepanjangan.
2. Manfaat Pemberian ASI
Pemberian ASI memiliki banyak kelebihan bagi ibu maupun
bayinya.
a. Manfaat ASI bagi bayi
1) Komposisi yang sesuai
Air susu ibu mempunyai komposisi yang ideal untuk memenuhi
kebutuhan bayi. Tidak ada jenis air susu jenis lain yang memiliki
komposisi seperti ASI. Banyak orang tua yang memberi air susu
dari spesies lain untuk bayi. Namun tidak mungkin membuat air
susu sapi atau air susu lainnya menjadi seperti ASI.
2) Tidak memerlukan persiapan
Air susu ibu selalu segar, murni, dan siap untuk diminum,
tidak perlu untuk melakukan persiapan. Oleh karenanya,
pemaparan terhadap kontaminasi dari luar dapat dihindai.
3) Hangatnya sesuai untuk bayi
Air susu ibu selalu memiliki suhu yang paling baik untuk
bayi. Anda tidak perlu merebusnya dan memastikan suhunya tepat
untuk bayi.
4) Kontaminasi minuman
Air susu ibu besifat steril. Oleh karenanya aman bagi
bayi. Bebeapa studi membuktikan dan menunjukan bahwa
kejadian infeksi pernapasan sepeti flu, dan infeksi
gastointestinal (diare) jarang tejadi pada bayi yang menerima
ASI.
5) Bersifat anti alergi
Air susu ibu mengandung anti-body dibandinghan protein lain
sepeti makanan dan potein dari susu sapi. Anti-body ini
berguna untuk menghalangi penyerapan bahan makanan
beracun atau besifat alergi pada saat bayi tidak memiliki
respon tehadap kekebalan usus.
6) Petahanan melewati infeksi
Air susu ibu mengandung beberapa faktor anti mikroba (agen
yang menghalangi invasi) yang memiliki peran penting dalam
melawan infeksi pada bayi.
7) Hubungan ibu dan anak yang sehat
Air susu ibu sangat baik sekali dalam membangun interaksi
ibu dan anak yang sehat. Bayi yang menerima ASI merniliki kontak
yang dekat dan hangat dengan ibunya yang sudah melahirkan.
Dibandingkan dengan kehangatan air ketuban (air yang menjadi
tempat bayi berenang di dalam perut ibunya) yang
menyelimutinya dan baru saja ditinggalkan". Menyusui bayi akan
membeikan kepuasan dan rasa pemenuhan kebutuhan. Demikian
halnya dengan bayi yang mendapat kepuasan dan kesenangan.
(Suraj Gupte: 2004:86-87)
8) Air Susu Ibu (ASI) mengandung nutrisi yang optimal. baik
kuantitas dan kualitasnya
Air susu ibu mahluk mamalia adalah spesifik spesies
disesuaikan untuk tumbuh kembang anaknya masing-masing.
Komposisi ASI isapan-isapan pertama merupakan susu awal yang
banyak mengandung karbohidrat atau “nasi" dan lernak. Jadi, sekali
menyusu, bayi bisa mendapat nasi dan air.
9) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kesehatan bayi
Saat lahir, bayi dibekali daya tahan tubuh dari ibu yang cukup
banyak. Daya tahan ibu akan cepat menurun. sedangkan daya
tahan tubuh yang dibuat bayi terbentuk lebih lambat. Ada saatnya
daya tahan tubuh dari Ibu sudah menurun, sedangkan daya tahan tubuh
bayi belum cukup banyak terbentuk. Saat seperti ini, bayi ASl
akan dilindungi oleh daya tahan tubuh yang terdiri atas zat
hidup, misalnya daya tahan tubuh. Berikut ini adalah contoh
penyakit yang dapat mengenai bayi, diantaranya.
a) Muntah dan mencret
(1) Di Amerika Serikat, 400 bayi meninggal per tahun
akibat muntah dan mencret, 300 diantaranya tidak disusui.
(2) Kematian akibat penyakit ini meningkat 23,5 kali pada
bayi susu formula. (Vic: 1989)
(3) Mencret 17 kali lebih banyak pada bayi susu formula
b) Penyakit akibat saluran pemapasan
(1) Kematian akibat penyakit saluran pernapasan 2-5 kali lebih
banyak pada bayi susu formula. (Cunningham: 1991)
(2) Enam kali terjadi lebih sering pada bayi susu formula.
(Howwie: 1990)
c) Kanker pada anak (Limfoma maligna, Hodgkin, Leukimia,
Neuroblastoma).
Sekitar 6-8 kali lebih terjadi pada bayi susu formula.
(Davis: 1998, Benner Daniels 2002, Svanborg: 2003)
d) Sepsis dan meningitis
Sekitar 18 kali dan 4 kali lebih tinggi pada bayi susu
formula. (Ashraf: 1991)
10) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan kecerdasan bayi
Berikut ini adalah faktor yang mempengaruhi kecerdasan
anak;
a) Faktor genetis : kecerdasan yang diturunkan dari orang tua.
b) Faktor lingkungan : faktor ini dapat ditingkatkan melalui asuh,
asah dan asih.
11) Air Susu Ibu (ASI) meningkatkan jalinan kasih sayang ibu-anak.
(Utami Roesli: 2008;41)
b. Manfaat ASI bagi ibu
Manfaat pemberian ASI bagi ibu yang dikutip oleh Utami Roesli
(2008: 64-67) adalah sebagai berikut ;
1) Mengurangi resiko kanker payudara (Ca Mamma)
Peneliti dari Inggris mengevaluasi hubungan antara terjadinya
kanker dan menyusui. Penelitian ini melibatkan hampir 4.000
orang dewasa yang disurvei dari tahun 1937-1939. Menyusui
mengurangi resiko kanker payudara pada ibu dan infeksi,
alergi, dan automunitas pada bayi. (Martin R. Middleton N, Gunnell
D, Owen C, Smith G: 2005)
2) Mengurangi resiko kanker indung telur (Ca Ovarium) dan kanker
rahim (Ca Endometrium)
Penelitian besar di Italia pada 1.031 wanita yang mengidap
kaknker indung telur ephithelial dibandingkan dengan 2.411
perempuan dengan kondisi non-neoplastic akut vang tidak beresiko
menderita kanker indung telur. Hasilnya menunjukan tren terbaik
terhadap resiko terkena kanker indung telur dengan meningkatkan
durasi menyusui dan jumlah anak yang disusui. (Chiaffarino
F, Pellucchi E, Parazzini F, Fransceschi S, Motella M,
Ramazzotti V, La Vecchia: 2005).
Untuk menentukan hubungan antara menyusui dengan kanker
rahim, rumah sakit di Jepang membandingkan perempuan dengan
kanker rahim (155) dengan kontrol (96). Resiko kanker rahim
lebih besar pada perempuan yang tidak pernah menyusui.
(Okamura C. Terada Y, Murakami T, Sato S, Aoki D, Jobo T,
Okamura K. Yaeghasi N: 2006)
3) Mengurangi resiko keropos tulang (Osteoporosis)
Penelitian mengindikasikan bahwa perempuan dengan
banyak anak dan periode menyusui yang panjang mempunyai
kapadatan mineral tuang yang lebih tinggi atau sama. Dan resiko
patah lebih rendah atau sama dibandingkan dengan yang tidak
pernah melahirkan dan menyusui. (Karlson MK, Ahlborg HG,
Karlson C: 2005)
4) Mengurangi resiko "Rheumatoid Arthritis"
Penelitian dilakukan pada 121.700 perempuan. Perempuan
yang menyusui lebih sebentar beresiko yang lebih tinggi menderita
Rheumatoid Arthritis. (Karlson EW : 2004)
5) Metode KB paling aman
Kuisioner digunakan untuk memperoleh data dari para ibu di
Nigeria untuk mengetahui dampak menyusui dengan jarak
kelahiran anak secara alami. Jarak kelahiran anak lebih
panjang pada ibu yang menyusui secara ekslusif dari pada
yang tidak. (Egbounu I, Ezechukwu CC, Shukwuka JO,
Ikechebelu JL: 2005)
6) Mengurangi resiko diabetes maternal
Menyusui mengurangi resiko diabetes pada ibu dalam
hidupnya nanti. Lebih lama durasi menyusuinya, lebih rendah
resikonya menderrita diabetes. Berdasarkan penelitian
Harvard pada 83.585 ibu di Nurses' Health Study (NHS) dan
74.418 ibu di NHS II, diketahui menyusui mengurangi resiko
ibu dari diabetes sebanyak 15%. (Stube AM, Rich Edwars.
Willett WC : 2005)
7) Mengurangi stress dan gelisah
Penelitian membandingkan respon emosi dari 84 perempuan
yang menguasai ekslusif. 99 perempuan yang menggunakan susu
formula, dan 33 perempuan yang sehat yang tidak melahirkan.
Ibu yang menyusui lebih banyak memiliki mood positif, peristiwa
positif, dan kejadian stress lebih rendah dari pada ibu yang
menggunakan susu formula. Ibu yang Menyusui merniliki tingkat
depresi dan kemarahan yang lebih rendah dari pada ibu dengan susu
formula. (Goer MW: 200-5)
8) Berat badan lebih cepat kembali normal
Penelitian di Bazilia pada 405 perempuan selama 6-9 bulan
setelah melahirkan untuk membuktikan hubungan antara
pengurangan berat badan dan menyusui. Perempuan yang
kelebihan berat badan 20% dan menyusui 30 hari, setiap bulan
berat badannya berkurang antara 0,44 kg. Terdapat hubungan
antara menyusui dengan penurunan berat badan setelah melahirkan,
waktu menyusui yang lebih lama memberikan kontribusi yang
lebih banyak untuk menurunkan berat badan setelah melahirkan.
(Kac G, Benicio MHDA. Velazquez Mendelez G, Valente JG,
Sruchiner CG: 2004)
Menyusui setidaknya sampai enam bulan mengurangi
kemungkinan ibu menderita kanker payudara, kanker rahim,
kanker indung telur. Perlindungan terhadap kanker
payudara sesuai dengan lama pemberian ASI. Ibu yang menyusui
akan 20-30% terhindar dari kanker payudara.
Berdasakan 43 penelitian dari 30 negara pada 50.000 ibu
menyusui dan 97.000 tidak menyusui, kemungkinan kejadian
kanker payudara lebih rendah pada ibu menyusui. Jika menyusui
lebih dari dua tahun, ibu akan 59% lebih jarang menderita kanker
payudara.
3. Pemberian ASI
Ibu-ibu yang akan menyusui bayinya tentu harus mengetahui tentang
persiapan yang harus dilakukan dan cara-cara menyusui yang
benar, supaya kegiatan laktasi ini bisa berjalan dengan baik.
a. Mempersiapkan pemberian ASI
Cara terbaik dalam pemberian – pemberian ASI adalah
dengan kejiwaan ibu yang sedapat mungkin tenang dan tidak banyak
menghadapi banyak permasalahan. Hygiene perorangan dan
kesejahteraan yang normal sangat penting. Seperti menjaga
kebersihan tangan dan kuku, jari tangan ibu, atau orang lain yang akan
merawat bayi juga harus ditekan. Puting susu tidak boleh
digunakan sebagai ganjal di balik BH untuk menghentikan pembatasan
ASI. Bantalan disposable ini sudah tersedia untuk keperluan ini dan
dapat dikenakan dalam waktu relatif singkat jika perembesan
ASI menimbulkan masalah. Ibu harus mengenakan pakaian yang
tidak menghalangi pemberian ASI. Jika gaun yang dikenakan harus
dinaikan dahulu ke atas untuk mengeluarkan payudara, maka cara ini
tentunya tidak mengenakan dan pada bagian bawah pakaian
semacam ini bisa terdapat lokia. BH khusus untuk laktasi yang
bersih dan dapat menyangga payudara harus dikenakan sepanjang
siang serta malam harinya untuk memberikan kenyamanan dan
mencegah statis air susu pada daerah-daerah payudara yang
tergantung. Jika ibu memiliki BH khusus semacam ini, ia dapat
menggunakan alat penguat (binder) untuk mengatasi masalah ini. BH
untuk laktasi harus dapat dibuka dari depan dan talinya bisa diturunkan
sebelum ibu menyusui bayinya. Tali tersebut dapat dipasang kembali
setelah ibu selesai menyusui.
Prosedur membersihkan puting berbeda antara rumah sakit yang
satu dan rumah sakit yang lainnya. Namun, selama puting berada dalam
keadaan bersih, apakah dibersihkan dengan cara mengusapnya
memakai air yang steril ataukah dibersihkan secara khusus
dengan larutan pembersih, caranya tidak menjadi masalah. Setiap
kerak atau air susu yang mengering dan setiap bekas krim/salep yang
dioleskan sebelumnya harus dibersihkan dengan hati-hati. Larutan
alkohol tidak boleh dipakai untuk membersihkan puting karena
dapat membuat puting menjadi kering dan mudah pecah-pecah.
Bayi harus berada dalam keadaan bersih; tangan, mata, hidung,
pakaian, popok dan selimut harus diperiksa dahulu sebelum bayi
disusui. Perhatian terhadap semua detail ini akan membantu
mengurangi kemungkinan infeksi pada payudara dan menghindari
komplikasi lainnya.
b. Cara menyusui bayi
Ibu harus menyusui bergantian diantara dua payudara. Namun,
satu buah dada harus disusukan sampai dianggap habis air
susunya kemudian ke payudara yang lainnya. Bila payudara pertama
yang disusui masih ada air susunya, hendaknya dikeluarkan
dengan memasase payudara ke arah puting susu sampai payudara
tidak mengeluarkan air susu lagi. Hal ini untuk memperlancar
pengeluaran air susu berikutnya dan pengeluaran berikut akan
lebih banyak. Demikian halnya pada payudara kedua. Bila tedapat
sisa sedikit harus segera dikeluarkan lebih dulu tetapi bila masih banyak
biakan saja dan untuk menyusui berikutnya dimulai pada payudara
yang mengandung sisa ASI sebelumnya. (Hubetin: 2004 : 52)
Adapun urutan tindakan menyusui adalah sebagai berikut :
1) Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan
peralatan sepeti kapas, air hangat, handuk kecil, dan penopang
kaki ibu. Siapkan semua sesuai dengan kebutuhan.
2) Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi
bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu behadapan dan
bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikan kepalanya agar tidak
terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus lurus (tidak
membungkuk).
3) Setelah bayi siap menyusu masukan putting susu sampai daerah
areola mamae masuk ke mulut bayi . pastikan bayi mengisap
dengan benar dan biarkan bayi bersandar kearah ibu. Jaga agar
posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan
menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan
sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi
tidak tertekan pada buah dada ibu.
4) Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga
memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. Air susu
keluar dengan lancar dan puting susu tidak lecet. Bila posisi tidak
benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman
yang membahayakan ibu dan bayi.
5) Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian
pada kedua payudara sehingga mempertahankan ASI tetap
diproduksi seimbang pada kedua payudara. Bila menghadapi
masalah, segera cari bantuan petugas yang memahami tata
laksana ASI sehingga segera mendapatkan pemecahannya
karena bila produksi ASI mengelami penekanan, produksinya
akan segera berhenti dan sulit untuk dirangsang kembali.
6) Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan
sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri untuk
menjaga kelembapan.
7) Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur. sendawakan bayi dengan
meletakkan bayi terlungkup kemudian punggungnya ditepuk-tepuk
secara perlahan atau bayi ditidurkan terlungkup di pangkuan dan
tepuk punggung bayi. (Hubertin: 2004; 56-61)
Setelah mengetahui cara menyusui dan urutan tindakan
menyusui, sebaiknya seorang ibu menyusui harus mengetahui apakah
dia sudah menyusui dengan benar atau belum? Dan untuk mengetahui
hal ini ibu tersebut harus mengetahui tanda-tandanya, antara lain
sebagai berikut:
1) Tanda-tanda menyusui yang benar
a) Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir melipat ke luar,
b) Dagu dan hidungnya menempel payudara:
c) Dia telah memasukkan sebanyak Mungkin bagian areola ke
mulutnya;
d) Dia menyusu dengan teratur dan mendalam, sebentar-sebentar
berhenti sesaat;
e) Dia menelannya secara teratur;
f) Puting susu ibu terasa nyaman setelah beberapa kali
susuan pertama.
2) Tanda-tanda menyusui yang tidak benar
a) Kepala bayi tidak lurus dengan badannya;
b) Dia menyusu hanya pada puting susu, tidak menyusu pada areola
dengan puting susu masuk jauh ke bagian belakang mulutnya;
c) Bayi menyusu dengan ringan, cepat dan gugup, tidak menyusu
secara sungguh-sungguh dan teratur,
d) Pipinya berkerut ke arah dalam atau terdengar suara "cik-
cik";
e) Ibu tidak mendengar bayi menelan secara teratur setelah
produksi ASI meningkat. (Kathryn: 2005: 91)
4. Pengelompokkan ASI
Menurut Hubertin (2004: 25) produksi ASI berbeda dalam kadar
komposisi. Ini disebabkan oleh perbedaan kebutuhan bayi untuk
berkembang dari hari ke hari. Dari berbagai unsur kebutuhan yang sangat
berbeda. Di bawah ini akan diuraikan berbagai stadium ASI serta
komposisinya.
a. Air Susu Ibu (ASI) stadium I
Air Susu Ibu (ASI) stadium I adalah kolostrum. Kolostrum
merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari
hari ke-l sampai hari ke-4. Setelah persalinan komposisi
kolostrum ASI mengalami perubahan. Kolostrum berwarna kuning
keemasan disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel
hidup. Kolostrum merupakan pencahar (pembersih usus bayi) yang
membersihkan mekonium sehingga mukosa usus bayi yang baru lahir
segera bersih dan siap menerima ASI. Hal ini menyebabkan bayi yang
mendapat ASI pada minggu ke-1 fasesnya berwarna hitam
Kandungan tertinggi dalam kolostrum adalah anti-body yang siap
melindungi bayi ketika kondisi bayi masih sangat lemah. Kandungan
protein dalam kolostrum lebih tinggi dibandingkan dengan kandungan
protein dalam susu matur. Jenis protein globulin membuat konsistensi
kolostrum menjadi paket ataupun padat sehingga bayi lebih lama
merasa kenyang meskipun hanya mendapat sedikit kolostrum.
Kandungan hidrat arang dalarn kolostrum lebih rendah dibanding
ASI matur. Ini disebabkan oleh aktivitas bayi pada tiga hari pertama
masih sedikit dan tidak terlalu banyak memerlukan kalori. Total kalori
dalam kolostrum hanya 58 kal/100 ml kolostrrum (dalam bentuk
cairan, pada hari pertama bayi memerlukan 20-30 cc).
Mineral terutama natrium, kalium dan klorida dalam kolostrum
lebih tinggi dibanding susu matur. Vitamin yang larut dalam lemak
lebih tinggi sedangkan vitamin yang larut di air lebih sedikit.
Lemak kolostrum lebih banyak mengandung kolesterol dan
lisotin sehingga bayi sejak dini sudah terlatih mengolah
kolesterol. Kolesterol ini di dalam tubuh bayi membangun enzim yang
mencerna kolesterol.
Karena adanya tipsin inhibitor, hidrolis protein di dalam usus
bayi menjadi kurang sempurna. Hal ini sangat menguntungkan karena
dapat melindungi bayi. Bila ada protein asing yang masuk, akan
terhambat sehingga tidak menimbulkan alergi. Kekebalan bayi
bertambah dengan volume kolostrum yang meningkat, akibat isapan
bayi baru lahir terus menerus. Hal ini mengharuskan bayi segera setelah
lahir diberikan kepada ibunya untuk ditempelkan ke payudara.
agar bayi dapat sesering mungkin menyusu. Hal kedua yang tidak
kalah penting adalah adanya refleks let-down pada ibu untuk
merangsang pengeluaran kolostrum menjadi lebih banyak.
b. Air Susu Ibu (ASI) stadium II
Air Susu Ibu (ASI) stadium II adalah ASI peralihan. ASI ini
diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-l0. Komposisi protein makin
rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang makin tinggi, dan jumlah
volume ASI semakin meningkat. Hal ini merupakan pemenuhan
terhadap aktivitas bayi yang mulai aktif karena bayi sudah
beradaptasi terhadap lingkungan. Pada masa ini. pengeluaran ASI
mulai stabil begitu juga kondisi fisik ibu. Keluhan nyeri pada payudara
sudah berkurang. Oleh karena itu, yang perlu ditingkatkan adalah
kandungan protein dan kalsium dalam makanan ibu.
c. Air Susu Ibu (ASI) stadium III
ASI Stadium III adalah ASI matur. ASI yang disekresi pada
hari ke-10 sampai seterusnya. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang
terus berubah disesuaikan dengan perkembangan bayi sampai
berumur enam bulan. Setelah enam bulan, bayi rnulai dikenalkan
dengan makanan lain selain ASI. Dimulai dengan makanan yang
lunak. kemudian padat dan makanan yang biasa sesuai dengan umur
bayi. Telur akan lebih aman bila diberi setelah satu tahun karena sistem
pencernaan bayi telah siap mengatasi alergi yang dapat ditimbulkan
oleh jenis, proteinnya.
Masa kritis pemberian ASI adalah pada bulan kedua bagi ibu
yang harus kembali bekerja. Biasanya ibu mulai melatih dengan
memberi pengenalan susu buatan. Hal ini merupakan tindakan yang
keliru karena dengan memberi pengenalan pada susu buatan berarti
akan mulai terjadi penekan produksi ASI. Keadaan ini dapat dengan
ibu tetap harus lebih sering memberikan ASI dan mengosongkan
payudara dengan melakukan pengurutan tiap kali sehabis menyusui.
Pengosongan payudara setiap kali menyusui akan terus
merangsang hormon prolaktin yang membantu memproduksi ASI
menjadi lebih banyak dan dapat menyimpan sisa ASI nya dalam lemari
pendingin. Dengan metode ini, bayi tidak pernah kekurangan ASI
walaupun ibu pergi bekerja.
5. Kebutuhan Nutrisi Selama Menyusui
Masa laktasi tidak dapat dipisahkan dari masa kehamilan dan
persalinan. Apabila kedua masa ini dilalui dengan sehat berarti masa
laktasi tidak terlalu berat untuk memenuhinya. Pertumbuhan pada tiap
tahap perkembangan akan saling mempengaruhi.
Nutrisi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangan
bayi yang harus dilakukan sejak awal kehamilan
Berdasarkan kenyataan yang ada. kelompok masyarakat dengan
keadaan ekonomi yang kurang tepat menyusui dengan baik dan bayi dapat
tumbuh dan berkembang walau hanya mendapat ASI saja sampai
bayi berumur enam bulan. Hal ini dapat terjadi disebabkan kebutuhan
protein dalam ASI diambil dari tubuh ibu sendiri dari berbagai cadangan
zat gizi untuk pemenuhan pembentukan ASI, terutama dengan lemak
ibu. Dernikian juga kadar lemak dari diet ibu yang kurang pada masa
laktasi tidak terlalu memberi pengaruh komposisi lemak pada ASI
sehingga kornposisi lemak dalam ASI akan sama dengan komposisi lemak
dalam depot ibu (cadangan lemak ibu di bawah kulit) akan diambil.
Kurang karbohidrat, sedikit berpengaruh pada kadar laktosa ASI, hanya
volume ASI akan berkurang bila ibu diet rendah kalori sehingga selama
menyusui tidak dibenarkan menurunkan berat badan. Vitamin sangat
dipengaruhi oleh diet ibu sehingga sangat perlu bagi ibu hamil atau
menyusui untuk mengkonsumsi sayur dan buah setiap harinya.
Kekurangan mineral pada diet ibu memberi dampak kecil terhadap mineral
ASI. Kebutuhan mineral akan diambil dari depot ibu yang juga akan
berdampak bila kekurangan dalam waktu yang lama.
Jadi, asupan nutrisi pada ibu menyusui perlu diperhatikan dengan
baik. Dan porsi makanan yang paling banyak dimakan oleh ibu menyusui
adalah :
a. Karbohidrat komplek, seperti nasi. roti dan sereal;
b. Sayur-sayuran;
c. Daging, tahu, tempe, ikan laut, atau ikan tawar;
d. Buah segar, yogurt rendah lemak, kue kering asin sebagai snack;
e. Susu
Berlawanan dengan kepercayaan umum, tidak ada makanan atau
komposisi tertentu dijamin bisa meningkatkan volume ASI, tetapi
kekurangan cairan bisa bepengaruh negatif terhadap produksi air susu
dan menjadikan ibu merasa kelelahan. Pada orang dewasa sehat
disarankan minum air antara enam hingga delapan gelas per hari. Ibu
menyusui tidak dianjurkan memaksakan diri minum air disaat tidak
sedang merasa haus. Tetapi harus diingat pada saat ibu merasa haus,
ibu mungkin akan sedikit mengalami dehidrasi. Jika air seni
berwarna kuning tua atau ibu mengalami kesulitan buang air besar,
mungkin ibu belum mendapatkan cukup cairan. (Kathryn: 2005; 172)
Jadi kebutuhan nutrisi selama menyusui harus diberikan secara
adekuat, kekurangan dalam waktu sesaat tidak terlalu mempengaruhi
kualitas ASI karena masih dapat dipengaruhi oleh cadangan lemak
dari tubuh ibu, tetapi kekurangan dalam waktu yang lama dan cadangan
tubuh ibu habis akan memberikan dampak kepada ibu maupun
pertumbuhan dan perkembangan bayi. Upaya menurunkan berat badan
pada masa laktasi akan merugikan ibu dan bayinya. (Hubertin: 2004; 9)
6. Cara menyusui yang baik dan benar
a. Melekat dengan baik
Dagu bayi menempel pada payudara ibu, mulut bayi terbuka lebar,
bibir bawah bayi membuka keluar, areola bagian atas ibu tampak
lebih banyak.
b. Posisi benar
Seluruh badan bayi tersangga dengan baik, kepala dan tubuh bayi
lurus, badan bayi menghadap ke dada ibunya dan badan bayi dekat
ke ibunya.
c. Menghisap dengan efektif
Bayi menghisap dalam, teratur, diselingi istirahat, hanya
terdengar suara menelan (NTBS DFA PHP – II. 2005).
7. 10 Manfaat Menyusui Bagi Bayi dan Ibu
a. Bayi mendapatkan nutrisi terbaik
Air susu setiap spsies, makhluk hidup yang menyusui itu
berbeda-beda sesuai dengan laju pertumbuhan dan kebiasaan
menyusui anaknya. Jadi, ASI dirancang sedemikian rupa untuk
bayi manusia. Melalui proses menyusui, bayi akan mendapatkan ASI
sebagai nutrisi terbaik yang dibutuhkan karena ASI memenuhi
komposisi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.
Dibanding dengan susu formula, ASI mengandung kebutuhan
nutrien yang lebih lengkap dengan kualitas, kuantitas, dan komposisi
ideal untuk pertumbuhan dan kesehatan, kesehatan dan kecerdasan bayi.
b. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Bayi di dalam rahim, secara alami mendapat zat kekebalan
tubuh dari ibunya melalui tali plasenta, tetapi zat kekebalan ini
akan cepat menurun setelah lahir. Sementara itu, kemampuan
bayi untuk membuat pertahanan tubuhnya sendiri masih lemah.
Kesenjangan ini bisa diatasi bila bayi mendapatkan ASI.
ASI di hari-hari pertama mengandung colostrum yang hampir
tidak ditemukan dalam susu formula. Colostrum adalah zat antibodi
aktif yang sangat diperlukan untuk daya tahan tubuh.
c. Meningkatkan kecerdasan anak
Perkembangan kecerdasan berkaitan erat dengan pertumbuhan
otak. Faktor utarna yang mempengaruhi pertumbuhan otak bayi dan
anak adalah nutrisi atau gizi yang diterimanya.
ASI yang didapat bayi selama proses menyusui akan
memenuhi kebutuhan nutrisi bayi sehingga dapat menunjang
perkembangan kognitifnya. Perkembangan otak paling pesat terjadi
pada usia 0 - 2 atau 3 tahun, dimana volume otak akan mencapai
80%. Karenanya, pemberian ASI sangat dibutuhkan pada masa ini.
Walaupun otak telah mengalami perkembangan yang pesat pada masa
ini, bukan berarti bahwa perkembangan otak berhenti sampai disitu
saja. Volume otak akan terus berkembang hingga usia 12 tahun.
d. Dasar perkembangan kepribadian anak
Menyusui bayi akan memperkuat ikatan batin ibu-anak. Rasa
aman dalam diri bayi akan tumbuh saat ia berada dalam dekapan
ibunya. la menikmati sentuhan kulit yang lembut dan mendengar bunyi
jantung sang ibu seperti yang telah dikenalnya selama dalam
kehamilan. Kondisi tersebut merupakan dasar bagi perkembangan
emosi yang hangat pada diri anak. Melalui proses menyusui, anak
akan belajar berbagi dan memberikan kasih sayang pada orang-orang
di sekitarnya.
e. Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya
rahim ke bentuk semula
Saat bayi rnenghisap puting susu ibu, kelenjar pituitary akan
terstimulasi untuk meningkatkan produksi hormon oksitosin guna
merangsang kontraksi otot-otot di saluran ASI sehingga ASI terpancar
keluar. Hormon oksitosin juga akan merangsang kontraksi otot polos
rahim berikut pembuluh darahnya. Efek ini akan bekerja maksimal
jika setelah persalinan, ibu langsung menyusui bayinya. Dengan
begitu, penyempitan pembuluh darah yang terbuka saat persalinan
bisa dipercepat. Hal ini jelas berdampak positif, karena perdarahan di
rahim akibat persalinan akan cepat terhenti. Otot-otot rahim yang
mengkerut secara otomatis akan menyebabkan pembuluh darah
yang terbuka menjadi terjepit sehingga perdarahan akan segera
terhenti.
f. Mencegah anemia defisiensi zat besi
Bila perdarahan pasca persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih
cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia
pada ibu akan berkurang. Berhentinya pendarahan setelah persalinan
akan mengurangi terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah
yang menyebabkan anemia pada ibu.
g. Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil
Dengan menyusui, cadangan lemak dalarn tubuh ibu yang memang
disiapkan sebagai sumber energi selarna kehamilan akan
digunakan sebagai energi pembentuk ASI. Akibatnya, cadangan
lemak tersebut akan menyusut, sehingga penurunan berat badan ibu
pun akan terjadi lebih cepat.
h. Menunda kesuburan
Manfaat lain dari pemberian ASI secara eksklusif adalah
sebagai alat kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan.
Kemungkinan untuk mencegah kehamilan bisa mencapai 99%.
Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu bayi belum
diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan, dan ibu
belum mengalami menstruasi
i. Menimbulkan perasaan dibutuhkan
Rasa bangga dan bahagia karena dapat memberikan sesuatu
dari dirinya demi kebaikan bayinya (menyusui bayinya) akan
memperkuat hubungan batin antara ibu dan bayinya.
j. Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan ovarium
Penelitian mernbuktikan bahwa ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif memiliki risiko terkena kanker payudara dan kanker
ovarium 25% lebih kecil bila dibandingkan ibu yang tidak
menyusui secara eksklusif.
B. Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh
menusia melalui pengamatan inderawi. Pengetahuan muncul ketika
seseorang menggunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda
atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan
sebelumnya. Atau dengan pengertian lain bahwa pengetahuan adalah
informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang.
Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis,
konsep, teori, prinsip, dan prosedur yang secara probabilitas bayesian
adalah benar atau berguna. Misalnya ketika seseorang mencicipi
masakan yang baru dikenalnya, la akan mendapatkan pengetahuan
tentang bentuk, rasa dan aroma masakan tersebut.
(www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)
Pengetahuan yang lebih menekan pengamatan dan pengalaman
inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan
aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan observasi
yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut
juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang
dapat melukiskan objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa
didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulang
kali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk pemimpin organisasi
dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen
organisasi dengan sendirinya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses
tanggal 15 Januari 2011)
Selain pengetahuan empiris, ada juga pengetahuan yang didapatkan
melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme.
Rasionalisme lebih menekan pengetahuan yang bersifat apriori, tidak
menekan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika.
Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2, bukan didapatkan melalui
pengalaman atau pengamatan empiris, melalui sebuah pemikiran logis
atau akal budi. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari
2011)
Pengetahuan adalah kumpulan dari pengalaman-pengalaman dan
pengetahuan dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam
suatu bangunan yang teratur. (Hadi: 2001; 2)
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman
seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang
menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah
sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya. Rasa sakit
akan menyebabkan seseorang bertindak pasif atau aktif dengan tahapan-
tahapannya. (www.wikipedia.org/wiki. diakses tanggal 15 Januari 2011)
Pengetahuan di atas digunakan oleh individu sebagai dasar
pembentukan perilaku, penelitian Rogers mengungkapkan bahwa
sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri
orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam anti
mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu;
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus;
c. Evalution (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi;
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru;
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. (Notoatmodjo: 2003)
Adapun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers
menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-
tahap di atas.
2. Macam-Macam Pengetahuan
Pengetahuan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pengetahuan
atau tahu bahwa, pengetahuan atau bagaimana dan pengetahuan atau
tahu tentang dapat ditambahkan satu lagi jenis pengetahuan yang
serumpun dengan itu pengetahuan atau tahu mengapa.
a. Tahu bahwa
Pengetahuan tahu bahwa adalah pengetahuan tentang informasi
tertentu tahu bahwa sesuatu terjadi, tahu bahwa itu atau itu
memang demikian adanya, bahwa apa yang dikatakan memang
benar. Jenis pengetahuan itu disebut juga pengetahuan teoritis,
pengetahuan ilmiah, walaupun masih pada tingkatan yang tidak
begitu mendalam. Pengetahuan ini berkaitan dengan keberhasilan
dalam mengumpulkan informasi atau data tertentu. Seseorang yang
mempunyai pengetahuan jenis ini berarti ia memang mempunyai
informasi akurat melebihi orang lain.
b. Tahu tentang/akan/mengenai
Yang dimaksud dengan jenis pengetahuan ini adalah sesuatu
yang sangat spesifik menyangkut pengetahuan akan sesuatu atau
seseorang melalui pengalaman atau pengenalan pribadi secara
langsung pada objeknya. Oleh karena itu, sering disebut sebagai
pengetahuan berdasarkan pengenalan, ciri-ciri pengetahuan
model ini adalah sebagai berikut :
1) Mempunyai tingkat objektivitas yang cukup tinggi;
2) Subjek mampu membuat penilaian tertentu atas objeknya
karena pengenalan dan pengalaman pribadi yang bersifat
langsung dengan objek;
3) Bersifat singular yaitu hanya berkaitan dengan barang atau
ojek khusus.
c. Tahu mengapa
Biasanya jenis pengetahuan berkaitan dengan "pengetahuan
bahwa" hanya saja "tahu mengapa" jauh lebih mendalam dan
serius, karena berkaitan dengan penjelasan. Penjelasan ini merupakan
pengetahuan tertinggi dan mendalam sekaligus juga merupakan
pengetahuan ilmiah. (Notoatmodjo: 2003; 21)
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Seseorang
Menurut Notoatmodjo (2003: 18) faktor internal dan faktor
eksternal yang mempengaruhi terbentuknya pengetahuan yaitu :
a. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir,
yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Orang berpikir menggunakan inteleknya atau pikirannya. Cepat atau
tidaknya dan terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung
kemampuan intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi
penerimaan pesan dalam komunikasi adalah taraf intelegensi
seseorang. Secara common sence dapat dikatakan bahwa orang-
orang yang lebih intelegen akan lebih mudah menerima suatu pesan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa orang yang
mempunyai taraf intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan
yang baik dan sebaliknya.
b. Pendidikan
Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau rneningkatkan
pengetahuan, menimbulkan sifat positif, serta memberikan atau
meningkatkan kemampuan masyarakat atau individu tentang aspek-
aspek yang bersangkutan, sehingga dicapai suatu masyarakat yang
berkembang. Pendidikan formal dan non-formal. Sistem pendidikan
yang berjenjang diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan
melalui pola tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 18). Jadi tingkat
pengetahuan seseorang terhadap suatu objek sangat ditentukan oleh
tingkat pendidikan.
c. Pengalaman
Menurut teori Determinan perilaku yang disampaikan WHO,
menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang itu berperilaku
tertentu salah satunya disebabkan karena adanya pemikiran dan
perasaan dalam diri seseorang yang terbentuk dalam pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan, dan penilaian-penilaian
seseorang terhadap objek tersebut, dimana seseorang mendapatkan
pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun pengalaman orang
lain. (Notoatmodjo: 2003; 143)
d. Informasi
Teori depedensi mengenai efek komunikasi massa, disebutkan
bahwa media massa dianggap sebagai sistem informasi yang
memiliki peranan penting dalam proses pemeliharaan, perubahan, dan
konflik dalam tatanan masyarakat, kelompok atau individu dalam
aktivitas sosial dimana media massa ini nantinya akan
mempengaruhi fungsi kognitif, afektif, dan behavioral. Pada fungsi
kognitif diantaranya adalah berfungsi untuk menciptakan atau
menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, perluasan sistem,
keyakinan masyarakat dan penegasan atau penjelasan nilai-nilai
tertentu. (Notoatmodjo: 2003; 102)
Media dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi
boolet, leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan
poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, video, slide,
dan film serta papan (billboard). (Notoatmodjo: 2003; 99)
e. Kepercayaan
Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang, mengenai apa
yang berlaku bagi objek sikap, sekali kepercayaan itu telah terbentuk,
maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa
yang dapat diharapkan dari objek tertentu. (Saifudin: 2002; 130) .
f. Umur
Umur dapat mempengaruhi seseorang, semakin cukup umur
tingkat kemampuan; kematangan seseorang akan lebih matang
dalam berpikir dan menerima informasi.
g. Sosial budaya
Sosial termasuk di dalamnya pandangan agama, kelompok
etnis dapat mempengaruhi proses pengetahuan khususnya dalam
penerapan nilai-nilai keagamaan untuk memperkuat super egonya.
h. Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi berpengaruh terhadap tingkah lakunya.
Individu yang berasal dan keluarga yang bestatus sosial ekonominya
baik dimungkinkan lebih memiliki sikap positif memandang diri dan
masa depannya dibandingkan mereka yang berasal dari keluarga
dengan status ekonomi rendah.
C. KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka
hubungan antara konsep-konsep yang akan diamati atau diukur melalui
penelititan yang akan dilakukan (Notoatmodjo. 2005).
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas tentang ASI eksklusif, maka
peneliti membuat kerangka konsep sebagai berikut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :Umur Pendidikan Pengalaman
Factor eksternal antara lain :LingkunganSocial ekonomi
Pengetahuan ibu tentang :Umur Pengertian ASI eksklusif Manfaat ASI eksklusifCara pemberian ASI eksklusif
Baik Cukup Kurang
Kerangka konsep
Diteliti
Tidak diteliti
2. Definisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel
diamati atau diteliti perlu sekali, variabel-variabel tersebut diberi batasan
atau definisi operasianal.
Defnisi operasional juga bermanfaat untuk mengarahkan kepada
pengukuran atau pengamanan terhadap variabel-variabel yang
bersangkutan serta mengembangkan instrumen (alat ukur) (Notoatmodjo,
2006).
Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai berikut :
Tabel 2.1Definisi Operasional
Variabel Sub
Variabel
Definisi
OperasionalSkala
Alat
UkurKategori
Pengetahuan
ibu tentang
ASI
Eksklusif
Segala
sesuatu yang
diketahui
oleh seorang
ibu
mengenai
ASI
Eksklusif
Ordinal Kuisioner Baik
76 % - 100 %
Cukup
56 % - 75 %
Kurang
< 55 %
Manfaat
ASI
Eksklusif
Menambah
kekebalan
pada bayi
dan tidak
perlu biaya
Ordinal Koisioner Baik
76 % - 100 %
Cukup
56 % - 75 %
Kurang
< 55 %
Cara Saat Ordinal Kuisioner Baik
pemberian
ASI
Eksklusif
menyusui
putting
harus masuk
ke mulut
bayi
76 % - 100 %
Cukup
56 % - 75 %
Kurang
< 55 %
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan peneliti tentang suatu
konsep pengertian tertentu (Noto Atmodjo, 2005:70).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengetahuan Ibu
tentang ASI eksklusif.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, yaitu penelitian
yang dilakukan dengan menjelaskan / menggambarkan variabel masa lalu dan
sekarang (sedang terjadi) (Arikunto; 2006: 10).
Adapun peristiwa yang digambarkan pada penelitian ini adalah
gambaran pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Eksklusif di Desa
Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten Cianjur Tahun 2011.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto; 2006: 130).
Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh ibu
menyusui di Desa Kertamukti Kecamatan Haur Wangi Kabupaten
Cianjur yang berjumlah 206 orang (F/II/Gizi/PKM NLD: 2010).
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto;
2006: 131).
Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah :
a. Bersedia menjadi responden;
b. lbu yang memberikan ASI eksktusif;
c. Bisa baca dan tulis dalam bahasa indonesia.
3. Cara pengambilan sampel
Cara pengambilan sampel pada penelitian ini adalah random
Sampling. Pemilihan sampel dengan cara ini merupakan propabilitas
yang paling sederhana. Untuk mencapai sampling ini setiap elemen di
seleksi secara acak (Notoatmodjo; 2005: 85).
C. Besarnya Sampel dan Cara Pengambilan Sampel
1. Besar sample
Sampel dalam penelitian ini diamhil dengan rumus proporsi
menurut Arikunto yaitu "bilamana populasi homogaen sekedar ancer-ancer
maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil
semuanya, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
selanjutnya jika subyeknya lebih dari 100 maka jumlah dapat diambil
antara 10-15 atau 20-25%". (Arikunto; 2006: 134).
Jadi besar sample yang di ambil adalah 10 % dari populasi 206 bayi
yaitu 21 bayi. Dan untuk antisipasi terjadinya mising data/kesalahan
data maka sample ditambah 10 % menjadi 28 dari jumlah bayi menurut
mardalis 2000.
2. Cara pengambilan sample
Cara pengambilan sample pada penelitian ini adalah dengan
teknik Stratified random sampling, di mana setiap unit atau anggota
mempunyai karaktistik bersipat heterogen. Hal ini di fokukan dengan
cara mengidentifikasi dan besarnya populasi. Cara pengambilan sampel
menggunakan random sampling yaitu pengambilan sampel sebagian
responden dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk
terpilih sebagai sampel. (Notoatmodjo; 2005: 85).
Kriteria inklusi penelitian ini adalah:
1. Ibu yang memberikan ASI eksklusif;
2. Ibu yang bersedia menjadi responden;
3. Ibu yang bisa membaca dan menulis.
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kertamukti Kecamatan
Haur Wangi Kabupaten Cianjur pada tanggal …………………….. 2011.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik
wawancara (interview), yaitu suatu medote yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
pendirian secara lisan dari responden yang menjadi objek penelitian atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (faca to face).
Jadi data tersebut dapat diperoleh langsung dari responden melalui suatu
pertemuan atau percakapan.
2. Instrumen Penelitian
Alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh penelitian dalam
kegiatanya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan
dipermudah olehnya.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan instrumen koesioner yaitu
sebagai daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda
ceklist ( √ ) terhadap alternatif jawaban yang dipilih benar atau salah.
F. Teknik Analisis Data
Tahapan proses analisa dalam penelitian ini adalah:
1. Editing Data
Memeriksa kembali semua data yang telah dikumpulkan melalui
pembagian koisioner dengan tujuan mencetak kembali apakah hasilnya
sudah sesuai dengan rencana atau tujuan yang hendak dicapai. Hal
ini untuk memastikan apakah data telah terisi semua dan dapat dibaca
serta relevan.
2. Coding data
Merupakan kegiatan pengubahan data lebih ringkas dengan
menggunakan kode yang dirumuskan untuk mempermudah dalam
melakukan tabulasi dan anilisis data. Jawaban yang benar diberi
nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0.
3. Tabulating
Tabulating adalah kegiatan untuk meringkas data yang masuk
(data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah dipisahkan. Proses ini
meliputi:
1) Mempersiapkan tabel dengan kolom dan barisnya yang cermat
sesuai kebutuhan;
2) Menghitung banyak frekuensi untuk setiap kategori jawaban. Dan
hasil angket yang telah diisi ditabulasi dan diberi skor yaitu:
a) Yang menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor l;
b) Yang tidak menjawab sesuai dengan kunci jawaban diberi skor
0.
Berdasarkan skor tabulasi kemudian diprosentasikan dengan
menggunakan rumus:
P = xy
100%
Keterangan :
P : Prosentase
X : Skor yang didapat
Y : Skor yang diharapkan
Setelah diprosentasikan, hasil penelitian akan menggunakan
tingkat pengetahuan yaitu : Baik : 75%-100%
Cukup : 55%-74%
Kurang baik : < 55%
(Arikunto; 2006).
Jumlah.jawaban yang benar X 100 %
Jumlah Seluruh soal
Rumus untuk menentukan kesimpulan dari data yang telah
dikumpulkan dari hasil penelitian dengan menggunakan kuisioner pada
responden yaitu
G. Etika Penelitian
Sebelum responden diberikan kuesioner yang harus diisi, maka peneliti
harus memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan penelitian dengan
membuat informed concent.
Adapun hak-hak responden yang harus dilindungi menurut American
Nurse Association (ANA) antara lain:
1. Kerelaan diri untuk menjadi responden;
2. Kebebasan sendiri tidak ada unsur paksaan;
3. Tanpa identitas dan dijaga kerahasiaannya;
4. Perlakuan yang wajar;
5. Terlindung dari ketidaknyamanan dan hal-hal yang membahayakan.
Top Related