ASPEK –ASPEK MEDIKOLEGAL DALAM PELAYANAN KESEHATAN
Oleh : dr. Iwan Aflanie, M.Kes, Sp.FIDI Wilayah Kalimantan Selatan
Tidak ada manusia yang sempurna !!
Tidak ada manusia yang sempurna !!
Profesi penyembuh (dokter,dll) adalah pekerjaan yang mulia
fakta
Kasus I
Dalam sebuah jamuan makan malam seorang ahli Obsgin bertemu dengan suami pasiennya.
Doctor : “If you come in with raincoat, please come out with raincoat. Do not leave it”
Suami pasien merasa tidak pernah meninggalkan “jas hujan” dalam “ruangan” isterinya
Suami menceraikan isterinya
Isteri (pasien) menuntut dokter yang menjual lelucon sepele itu
Pengadilan mewajibkan dokter membayar ribuan dollar
Pasien luka tusuk pada dada ditangani di UGD
Dalam keadaan yang belum stabil dirujuk ke Rumah Sakit lain dan meninggal dalam perjalanan
Hal ini disebabkan dokter bedah jaga (on call) menolak datang dengan alasan pasien tidak memiliki asuransi
Hakim mempersalahkan dokter spesialis tersebut dan mengatakan bahwa kasus ini sudah jelas kesalahannya dan tidak diperlukan kesaksian dari ahli lagi res ipsa loquitur (the thing speaks for itself)
Kasus II
Ketentuan Hospital by law jelas melarang merujuk pasien tanpa memperhatikan keadaannya
Tergopoh-gopoh seperti ini benar atau salah ???
Prof. Dr. Palui, BSS,DKK,ECT,NBA
Eh disini tertulis bahwa kejadian kesalahan medis di rumah sakit ini sangat tinggi Oh, pantesan,
katanya gue di-histerektomi
Dokter mengalami degradasi moral ???
Dokter:-Kurang bertanggungjawab ?-Pelayanan berorientasi pada uang ?-Tidak teliti ?-Bersikap acuh ?-dll
Dokter Malpraktek ???
Adakah yang salah ??
Apa yang salah ??
Kenapa jadi salah ??
Bagaimana seharusnya ??
Dst…………..
Sengketa Medik sangat sering terjadi !!
Medicine is a science of the
uncertainly, an art of the probability
Memahami Aspek Etiko-Mediko-Legal sebagai jawaban ? !
Lokomotif : Ilmu & Teknologi
Rel : Moralitas dan etika profesi
Rambu 2 & petugas : Hukum
Upaya Kesehatan
ASPEK HUKUM HUBUNGAN DOKTER DAN PASIEN
Dokter dan pasien adalah dua subyek hukum yang terkait dalam hukum kedokteran. Keduanya membentuk hubungan medik dan hubungan hukum.
Dalam melaksanakan hubungan antara dokter dan pasien, pelaksanaan hubungan antara keduanya selalu diatur dengan peraturan-peraturan tertentu agar terjadi harmonisasi dalam pelaksanaannya
* UU No. 23/1992 tentang Kesehatan* UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran* PP No 32/1996 tentang Tenaga Kesehatan* Permenkes No. 585/1989 tentang Informed
Consent* UU No. 1/1970 tentang Kesehatan Kerja* dll
Aturan-Aturan :
Hubungan Dokter dengan Pasien
Hubungan Dokter – Pasien dalam ilmu kedokteran umumnya berlangsung sebagai hubungan biomedis aktif-pasif yang disebut juga hubungan medik.
DokterAktif
Superior ?
PasienPasif
Kepercayaan
Pola Hubungan Dokter Pasien berdasarkanKeadaan Sosial Budaya dan Penyakit Pasien
Activity-Passivity
Pola hubungan klasik, disini dokter “seolah-olah” dapat melaksanakan ilmunya tanpa campur tangan pasiennya, dengan motivasi altruistis
Dalam keadan: pasien tidak sadar atau gawat darurat atau gangguan mental berat
Guidance-CooperationMembimbing dan kerjasama. Walaupun dokter mengetahui banyak, ia tidak semata-mata menjalankan kekuasaan, namun mengaharapkan kerjasama pasien yang diwujudkan dengan menuruti anjuran dan nasihat dokter
Dalam keadaan penyakit pasien yang tidak terlalu berat.Penyakit baru.
Mutual ParticipationFilosofi pola ini berdasarkan pemikiran bahwa setiap manusia memiliki martabat dan hak yang sama. Pasien berperan secara aktif dalam pengobatan dirinya.
Dalam keadaan pasien cukup intelek, penyakit kronis atau ingin memelihara kesehatannya
Hubungan Hukum Dokter dengan Pasien:
Lahir karena kontrak
Lahir karena undang-undang
Hubungan Hukum antara dokter dan pasien:
Hubungan Karena Kontrak (Transaksi Terapeutik)
Hubungan kontraktual terjadi karena para pihak yaitu dokter dan pasien diyakini mempunyai kebebasan dan kedudukan yang setara. Kedua belah pihak lalu mengadakan suatu perikatan/perjanjian dimana masing-masing pihak harus melaksanakan peran atau fungsi terhadap yang lain. Peranan tersebut berupa hak dan kewajiban .
AnamnesaPemeriksaan FisikPemeriksaan PenunjangDiagnosisTerapi
Dicatat dalam Rekam Medis
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989
Dalam kontrak terapeutik, apakah dokter dapat dipersalahkan bila tindakan medik menyebabkan pasien merasa sakit atau kurang nyaman ??
Secara yuridis sering dipermasalahkan apakah tidndakan medis yang tidak mengenakkan/menyakitkan itu dapat dimasukkan dalam pengertian penganiayaan yang merupakan konsep hukum pidana .
Sebenarnya kualifikasi yuridis mengenai tindakan medik tidak hanya mempunyai arti bagi hukum pidana saja, melainkan juga bagi hukum perdata dan administratif.
Masalah Pidana : melukai orang lainMasalah Perdata : melakukan perjanjian Masalah Administratif : harus memiliki ijin praktek yang sah
Secara materil, suatu tindakan medik tidak bertentangan dengan hukum bila:
1. Mempunyai indikasi medis guna mencapai suatu tujuan yang konkrit
2. Sesuai dengan standar yang berlaku dalam ilmu kedokteran
lege artis
3. Terlebih dahulu mendapat persetuan dari pasien
Informed consent
Kontrak Terapeutik
2 jenis perjanjian
Resultaatsverbintenis berdasarkan hasil kerja
Inspanningverbintenis berdasarkan usaha yang maksimal
Pada umumnya, secara hukum hubungan dokter-pasien merupakan hubungan ikhtiar atau usaha maksimal
Pada beberapa keadaan dapat terjadi hubungan berdasarkan hasil kerja’misalnya: pembuatan gigi palsu atau organ palsu oleh dokter gigi, ahli orthopedi atau ahli bedah plastik
Pasal 1320 KUHPerdata; syarat syahnya perjanjian:
1. Kesepakatan dari pihak-pihak yang bersangkutan 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan3. Suatu hal tertentu4. Suatu sebab yang halal
Informed consent usia pasien telah 21 th usaha penyembuhan misalnya tidak melakukan abortus provokatus kriminalis
Perjanjian melahirkan hak dan kewajiban !!!
Hak-Hak Pasien:
1.Hak untuk memperoleh informasi2.Hak untuk memberikan persetujuan3.Hak atas rahasia kedokteran4.Hak untuk memilih dokter5.Hak untuk memilih sarana kesehatan6.Hak untuk menolak pengobatan/perawatan7.Hak untuk menolak tindakan medik tertentu8.Hak atas “second opinion”9.Hak untuk mengetahui isi rekam medis10.Hak untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya
1. Memberikan informasi secara lengkap & jujur tentang kesehatannya2. Mematuhi nasihat & petunjuk dokter 3. Mematuhi ketentuan yang berlaku
4. Memberikan imbalan jasa
5. Menambah & mengikuti perkembangan ilmu kedokteran
1. Memberikan pelayanan medis sesuai standar profesi dan SOP 2. Merujuk pasien bila tidak mampu
3. Menjaga rahasia pasien
4. Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan.
4. Menerima imbalan jasa
1. Memperoleh perlindungan hukum
2. Memberikan pelayanan medis menurut standar profesi & standar prosedur operasional3. Memperoleh informasi yang lengkap & jujur dari pasien atau keluarganya
Informed Consent
Expressed
Lisan
Tertulis
Implied : dianggap telah diberikan
Dalam kontrak terapeutik seperti halnya suatu perikatan,hal yang terpenting adalah adanya kesepakatan kerjasamaantara dokter dan pasien
pernyataansepihak dari pasien dan bukan perjanjian antara
pasien dengan dokter
dapat ditarik kembali setiap saat.
proses sekaligus hasil dari suatu komunikasi yang efektif antara
pasien dengan dokter
bukan sekedar penandatanganan formulir persetujuan.
Consent
Hubungan Karena Undang-Undang(Zaakwarneming)
Dalam keadaan pasien tidak sadar sehingga dokter tidak mungkinmemberikan informasi, maka dokter dapat bertindak atau melakukan tindakan medik tanpa seizin pasien sebagai tindakanBerdasarkan perwakilan sukarela atau menurut ketentuan Pasal 1354 KUHPerdata disebut zaakwarneming.
Dalam keadaan demikian, perikatan yang terjadi tidak berdasarkan persetujuan pasien tetapi berdasarkan suatu perbuatan menurut hukum.
Apa itu rekam medis ?
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 749a/Menkes/Per/XII/1989 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.
Dalam penjelasan Pasal 46 ayat (1) UU Praktik Kedokteran, yang dimaksud dengan rekam medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien.
Bisakah pembuatan Rekam Medis didelegasikan ?
Selain dokter dan dokter gigi yang membuat/mengisi rekam medis, tenaga kesehatan lain yang memberikan pelayanan langsung kepada pasien dapat membuat/mengisi rekam medis atas perintah/pendelegasian secara tertulis dari dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran.
SIAPA PEMILIK REKAM
MEDIK ?
Rahasia Medis
HubunganTenaga Kesehatan Pasien
Profesi kedokterran
Itikad Baik
RahasiaMedis
“segala sesuatu yang kulihat dan kudengar dalam melakukan praktekku, akan kusimpan sebagai rahasia”
Hipokrates
Definisi :Rahasia Medis adalah segala sesuatu yang diketahui oleh karena atau pada saat melakukan pekerjaan di bidang kedokteran
Apa sanksi bagi orang yang membuka rahasia medis ?
Pasal 322 KUHP1)Barangsiapa dengan sengaja membuka rahasia yang wajib disimpannya karena jabatan atau pencahariannya baik yang sekarang maupun yang dahulu, diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan bulan atau pidana denda paling banyak sembilan ribu rupiah.2)Jika kejahatan dilakukan terhadap seseorang tertentu, maka perbuatan itu hanya dapat dituntut atas pengaduan orang itu.
Pasal 112 KUHP Barang siapa dengan sengaja mengumumkan surat-surat, berita-berita atau keterangan-keterangan yang diketahui harus dirahasiakan untuk kepentingan negara, atau dengan sengaja memberitahukan atau memberikan kepada negara asing, kepada seorang raja atau suku bangsa, diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun
Apakah setiap pembukaan rahasia medis akan dihukum ?
Tidak !!?
Undang-undang memang menjamin tentang kerahasiaan medik namun dengan adanya undang-undang lain yang lebih tinggi derajatnya mengharuskan dokter (tenaga kesehatan) untuk membuka rahasia tersebut. Dasar hukum pembuatan Visum et Repertum adalah pasal 133 KUHP lebih tinggi derajatnya dari PP No. 10 tahun 1966.
Selain itu juga diatur dalam KUHP Pasal 49, 50 dan 51
MEMILIKI KOMPETENSIKNOWLEDGE DAN SKILL (STANDARPROFESI).
MEMILIKI KOMPETENSI ETIK/MORAL (STANDAR ETIK).
MEMAHAMI DAN MEMATUHI HUKUM
MEMILIKI KOMPETENSI HUMAN RELATIONINTERPERSONAL COMMUNCATION,ADAT ISTIADAT, INFORMASIMEMILIKI KEPEDULIAN SOSIALYANG TINGGISUKA MENOLONG
Profesi Dokter & Tenaga Kesehatan
I. Kewajiban Umum 9 pasal
II. Kewajiban Dokter Terhadap Pasien 4 pasal
III. Kewajiban Terhadap Teman Sejawat 2 pasal
IV. Kewajiban Terhadap Diri Sendiri 2 pasal
MEDICAL SCHOOL
Professional Physician
Ethics & Medical Research
Ethics Physician-Colleages
Ethics Physician- Society
Ethics Physician-Patients
Basic principles of medical ethics
BIOETHICSMEDICAL
ETHICS
Ethical codeKODEKI
MedicalForensic
Legislations
RegulationsHospital Law
Environmental Health Law
Works Health Law
MEDICAL LAW
MEDICAL SCIENCE
HEALTH LAW
Medico-ethico-legal
conflict
KUHAP, KUHP,
Administration
Profession standard,Standard Operating
Procedures
Terima Kasih
Top Related