ASUHAN KEPERAWATAN TN.Y DENGAN PERILAKU KEKERASAN
AKIBAT PSIKOSA AKUT DAN SEMENTARA DI RUANG
UNIT GAWAT DARURAT
RUMAH SAKIT JIWA CIMAHI
1). Identitas
Nama Klien : Tn.Y
Umur : 18 th
Jenis Kelamin : L
Pendidikan : Pelajar
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Sunda / Indonesia
Alamat : Nyalindung Rt 02/01 Cianjur
Status Perkawinan : Belum Kawin
Diagnosa Medis :Gangguan Psikosa akut dan
sementara
Tgl.Masuk Rumah Sakit : 4 Juni 2007
Tgl Dikaji : 4 Juni 2007
Penanggung jawab
Nama : Tn.P
Umur :
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Hubungan dgn Klien : Ayah Klien
Alamat : Nyalindung Rt 02/01 Cianjur .
2) Alasan Masuk
a). Berdasarkan pengakuan klien
Menurut klien saat dikaji , klien masuk RSJ karena ia ngamuk,sering
marah-marah,mengancam dengan kata-kata kasar,keluyuran malam hari
dan merusak barang –barang dan klien ingin membunuh bapaknya yang
bernama Pudin karena menurut pengakuan klien, klien selalu disiksa dan
dipukul oleh ayah tirinya yang bernama Pudin. Klien tidak mengetahui
dimana ayah kandungnya berada yang dia tahu bahwa ibu yang asli berada
di Arab Saudi . klien tinggal bersama ayah tiri dan ibu bernama Iroh.
b). Saat di kaji
Klien dengan tatapan mata tajam , berbicara keras, nada suara tinggi,
muka merah, pembicaraan ngawur, berkata-kata kasar “ aing pokokna
lamun panggih jeng Pudin arek di cacag kuurang “, menurut penuturan
klien , klien di bawa ke rumah sakit gara-gara di tuduh mencuri.
Masalah keperawatan : Perilaku Kekerasan
3) Faktor Prediposisi
a). Menurut status rekam medik, klien pernah mengalami gangguan jiwa ± 6
tahun yang lalu berobat kampung tetapi tdk ada perubahan dan blm pernah
berobt ke rs at pkm, sewaktu di rumah menunjukan gejala : ngamuk,
merusak barang , tidak bisa tidur, bicara ngawur , teriak-teriak, ingin
keluyuran , mudah tersinggung.
b). Dalam kelurga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
c). Klien tdk pernah melakukn dan atau mengalami at menyaksikn
penganiayaan fisik ,seksual,penolakn dari lingkngn dan tindkn keluarga
d). Pengalaman tidak menyenangkan
Menurut klien saat ia sekolah di SMP ia memiliki pacar, dimana
hubungannya baik dan saling mencintai, namun klien sangat kecewa
ketika pacarnya memutuskannya.yg smpai skrg msh mengingtnya.
(1).Klien menyatakan merasa direndahkan oleh pacarnya dan teman-
teman wanitanya sehingga klien sering marah.
(2). Klien merasa malu kalau orang lain menghinanya.
(3). Klien mengatakan merasa direndahkan sebagai orang tidak punya
(4). Klien merasa diperlakukan tidak adil oleh ayah tirinya.
Masalah keperawatan : Harga diri rendah
Berduka disfungsional
Resti mencederai diri sendiri, orang lain &
lingkungan.
Regiment therapeutik in efektif
4). Pemeriksaan fisik
a). Tanda-tanda Vital
Td : 130/80 N : 96x/mnt
P : 20x/mnt S : 37° /axilla
b). Ukur
Tb : 160 cm BB : 58 kg
c). Sistematik
(1). Sistem pernafasan
Bentuk hidung simetris, septumnasi ditengah ,lubang hidung bersih,
tidak tampak pernafasan cuping hidung, nafas bersih, bentuk dada datar
pergerakan dada kiri dan kanan simetris, suara paru bersih , tidak ada
keluhan sesak.
(2). Sistem Kardiovaskuler
Konjungtiva merah muda ( tidak anemik ) suara jantung S1 dan S2
terdengar regular tak terdapat suara tambahan, frekuensi nadi 96 x /mnt
tidak ada keluhan nyeri dada tidak tampak sianosis, CRT 3 detik
(3). Sistem Pencernaan
Mulut, tampak bibir lembab, gigi bersih, tidak terdapat bau mulut,
tidak tampak ada pembesaran tonsil, klien dapat mengunyah , tidak ada
keluhan nyeri tekan pada perut, bentuk abdomen datar, bising usus
8x/menit, buang air besar 1x hari tidak ada keluhan.
(4). Sistem musculoskeletal.
Bentuk tangan kanan dan kiri simetris, tangan kanan ROM bebas tak
ada keluhan .begitupun dengan tangan kiri
Kaki kanan dan kiri simetris kaki kiri ROM.
5 5
Kekuatan otot 5 5
(5). Sistem Integrumen
Bentuk rambut lurus, warna hitam, rambut pendek, distribusi merata,
kulit bersih, berwarna sawo matang , tidak terdapat oedema, terdapat lesi
pada pergelangan kaki kiri dan tangan kiri.
(6). Sistem Endokrin
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid pada palpasi leher.
(7). Sistem perkemihan
Klien BAK 3x/hari dengan lancar tidak ada keluhan blass teraba
lembek / kosong.
(8). Sistem Persyarafan
Kesadaran Komposmentis
Fungsi Nervus Kranial
N I ( Olfaktori ) : Klien dapat membedakan bau kayu putih
dengan kopi
N II : Mata kanan dan kiri dapat membaca tanpa alat
pembantu pada jarak 30 cm
N III ( Okulomotoris ) : Mata kiri dan kanan dapat digerakan ke atas
dan bawah, reflek pupil pisitif, pupil
berkontraksi pada saat pupil cahaya.
N IV ( Torklearis ) : Mata bisa digerakan ke bawah dan melirik
keluar.
N V ( Trigimenus ) : Klien dapat merasakan usapan lembut di pipi.
N VI ( Abduscen ) : Mata kanan dan kiri di gerakan kearah lateral.
N VII ( Facialis ) : Klien dapat mengerutkan dahi, membuka
mulut.
N VIII : Klien dapat mendengar suara petugas dan
menjawab pertanyaan dengan benar.
N IX ( Glosofaringeal ) : Klien dapat menelan makanan.
N ( Vagus ) : Klien dapat menelan dan bicara aktif
N XI ( Spinal asesoris ) : Klien dapat menggerakan bahu dan
menggelengkan kepala
N XIII ( Hipoglosal ) : Bentuk lidah simetris, dapat menjulurkan
lidah.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan.
5). Psikososial
a). Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Perempuan
KlienTinggal Serumah
Keluarga ini merupakan keluarga inti ( nuclear family ) dimana dalam
keluarga terdapat ayah, ibu dan anak. Ayah berperan sebagai pengambil
keputusan, keluarga berada pada tahap dengan menghadapi anak remaja.
Hubungan klien dgn keluarga baik, klien diasuh oleh uanya dgn kasih sayang,
ayah klien meninggalkan tanggung jawabnya dengan menikah dengan orang
lain.
Masalah keperawatan ; Tidak ada masalah.
b). Konsep diri
(1). Citra tubuh : Klien mengatakan menyukai seluruh anggota
tubuhnya dan menerima apa adanya tentang dirinya.
(2). Identitas diri : Klien mengatakan ia adalah sebagai anak laki-laki
dan ia masih sekolah di SMP.
(3). Peran : Klien sebelum dirawat berperan sebagai anak
pertama dari dua bersaudara namun beda bapak.
(4). Ideal diri : Klien berharap segera sembuh dan orang – orang
tidak takut lagi sama dia, klien pun berharap bisa
kerja kembali sehingga tidak ada orang yang akan
merendahkan dia.
(5). Harga diri : Saat dikaji klien mengatakan malu sama orang –
orang , karena menurut dia selalu dihina oleh
teman-tamanya sehingga dia merasa rendah diri,
klien selalu dikucilkan oleh keluarga, klien
diperlakukan tidak adil oleh ayah tirinya,klien
kurang kasih sayang dari keluarganya
Masalah Keperawatan : Harga diri rendah
c). Hubungan Sosial
(1). Klien mengatakan dalam keseharianya dalam keluarga lebih dekat
pada ibunya daripada bapaknya. Karena sampai sekarang klien tidak
pernah mengenal bapaknya sendiri, ibu kandungnyapun berada di luar
negeri.
(2). Sebelum sakit klien selalu aktif di masyarakt ttp stlh dirwt tdk mau
berhubngn dgn orang lain krn merasa malu dan merasa di cemoohkn.
Masalh keperawm : harga diri rendah
d). Spiritual
(1). Nilai keyakinan
Klien saat dikaji mengatakan beragama islam dan merasa malu kepada
Allah SWT atas dosa-dosa yang telah ia perbuat dan ingin segera
sembuh.masyarakat sekitar klien mengangap bahwa penyakitnya tdk
bisa dismbhkn dan memalukan.
(2). Kegiatan Beribadah
Pasien rajin beribadah tidak pernah ketinggalan untuk salat lima waktu
Seblm dirawat,ttp setlh dirawat tdk pernah solat dgn alasn malas.
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
6). Status Mental
a). Penampilan
Penanpilan klien cukup rapi, rambut tidak acak-acakan berpakaian
sesuai dengan yang diberikan perawat sesuai dengan baju dan celana.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
b) Pembicaraan
Pembicaraan klien bernada tinggi, keras, mendominasi pembicaraan
cepat, agresif dalam berbicara, berbicara kasar bersifat ancaman,
membentak, klien sempat difiksasi di runag isolasi karena klien mengamuk.
Masalah keperawatan : perilaku kekerasan.
c). Aktivitas motorik
Klien tampak tegang, gelisah, menggerak-gerak tangannya seolah
ingin memegang sesuatu.
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan.
d). Alam perasaan
Klien mengatakan sedih tentang keadaan sekarang. Klien mengatakan
rindu pada ibunya yang berada di Arab Saudi tapi klien tidak bisa
menemuinya karena jauh, klien tidak bisa berbuat apa-apa.
Masalah keperawatan : ketidak berdayaan
e). Afek
Emosi klien labil, cepat berubah-ubah mudah tersinggung cepat marah
Masalah keperawatan : Perilaku kekerasan
f). Interaksi selama wawancara
Selama wawancara klien menatap tajam, kontak mata ada. mudah
tersinggung, mudah marah, pembicaraan kooperatif.
Masalh keperawtn : perilaku kekerasan
g). Persepsi
Saat dikaji klien tidak mengalami halusinasi, lihat, dengar maupun
rasa
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
h). Proses pikir
Dalam pembicaraan klien selalu sesuai dengan isi pembicaraan yaitu ingin
membeli sepeda motor.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
i). Isi pikir
Saat dikaji klien tdk memiliki obsesi . phobia, hipokondria pikiran imagis.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
j). Tingkat kesadaran
Saat dikaji klien mampu mengenal tempat, waktu dan orientasi terhadap
orang
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
k). Memori
1) Jangka panjng : Klien tidak ingat kapan ia masuk ke rumah sakit ,
tapi klien ingat orang yang mengantar ke rumah sakit yaitu ayah tirinya
dan saudaranya.
2) Jangka pendk :Klien masih dapat mengingat anggota keluarga dan
saudara-saudaranya semggu yg lalu menengoknya.
3) Klien mampu menyebutkan nama perawat yang dikenakan saat
dikaji ( daya ingat saat ini )
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
l). Tingkat konsentrasi dan berhitung
Klien dapat berkonsentrasi pada pembicaraan dan mampu berhitung
sederhana yaitu 1+3 = 4
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
m). Kemampuan penilaian
Klien dapat mengambil keputusan sederhana dengan bantuan orang lain
ketika dimatanya ada kotoran ia mencoba membersihkannya dan akan cuci
muka.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
n). Daya tilik diri
Klien menyadari mengalami gangguan jiwa dan saat ini klien sadar berada
di rumah sakit jiwa karena sedang dalam perawatan.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
7). Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
Klien makan 3x / hari dgn mandiri, jenis makanan sesuai menu yang
diberikan tidak ada keluhan tentang makanan.
b. BAB / BAK
Klien BAB 1x / hari di wc tanpa bantuan dan mampu merapikn pakaian
kembali serta membershknya.
c. Berpakaian
Klien dapat memakai pakaian sendiri
d. Mandi
Klien mandi 2x / hari dengan menggunakan sabun dan menggososk gigi
dengan pasta gigi tanpa bantuan.
e. Istirahat tidur
Klien biasa tidur malam pukul 21.00 s/d 05.00 WIB dan tidur siang pukul
13.00 s/d 05.00 WIB.
a. Klien dapat minum obat tanpa keluhan sesuai dosis dan advice
yang diberikan dan stlh pulg nanti akan minum obat dgn teratur.
Masalah keperawatan : tak ada masalah.
g. pemeliharaan kesehatn ; stlh pulang akan berobat dan kontrol ke poli jiwa
secra teratur.
h. Aktivitas di dalam rumah: stlh pulang dr rsj klien mau membantu
orang tuanya di rumah
Mslh keperawtn : tdk ada masalah
i. Aktivitas diluar rumah ; klien mengatakn stlh pulang dr rsj akn belanja dan
bayar listrik tdk akan malu oleh orang lain
Mslh keperwtn : tdk ada masalah
8). Aspek Medis
Diagnosa Medis : F 23 ( Gangguan Psikosa akut dan sementara )
Therapi : 4 Juni 2007
a). Triheksifenidil ( thf 3x1 tab) 2 mg
b). Chorpromazine 100 mg 1 x1 tab / oral
c). Haloperidol 5 mg 3x1
d). Diazepam inj 1 amp IV
9). Daftar Masalah keperawatan
a.Resti mencederai orang lain, diri sendiri dan lingkungan
b. Perilaku kekerasan
c.Harga diri rendah
Analisa Data
ANALISA DATA
DATA MASALAHDS: Klien mengatakan pernah
mengamuk, menurut keluarga klien suka ngamuk, mengancam orang yang ada dihadapannya di rumah klien suka keluar malam sambil berteriak-teriak,merusak barang dan ingin keluyuran.
DO: Tatapan mata klien tajam, berbicara keras, nada tinggi pembicaraan ngawur serta kasar mengancam akan membunuh bapaknya.
Resiko mencederai orang lain diri sendiri dan lingkungan.
DS :Klien sering direndahkan dihina sebagai orang yang tidak punya oleh pacarnya maupun oleh teman-temannya, klein merasa diperlakukan tidak adil oleh ayah tirinya
DO : Klien tampak tiduran bila ada orang mudah tersinggung, marah ,sedih dan menangis.
Harga diri rendah
DS : Klien mengatakan akan membunuh bapaknya kalau bertemu “ aing pokokna lamun panggih jeung pudin arek di cacag kuurang “
DO : Klien berbicara keras nada tinggi mendominasi pembicaraan berperilaku agresif bersifat ancaman, berkata membentak, klien tampak gelisah, emosi labil ,mudah tersinggung, mudah marah
Perilaku kekerasan
POHON MASALAH
Resiko mencederai orang lain, diri sendiri atau lingkungan
Perilaku kekerasan/amuk
Gangguan Konsep diri harga diri rendah
Ketidak berdayaan Berduka disfungsional
2. Diagnosa Keperawatan
Dari data diatas didapatkan diagnosa sebagai berikut :
a. Perilaku kekerasan
b. Resiko mencederai orang lain diri sendiri dan
lingkungan
c. Gangguan konsep diri
BAB I PENDAHULUAN
r Belakang
A. Tujuan
B. Metode Telaahan
C. Sistematika penulisan
BAB II Tinjauan teoritis
2.1 Konsep dasar
2.2 Pengertian psikosa akut dan sementara
2.3 Pengertian perilaku kekerasan dan marah
2.4 Tanda dan gejala gangguan psikosa
2.5 Psikodinamika
2.6 Dampak perilaku kekerasan terhadap kebutuhan dasar manusia.
BAB III Tinjauan Kasus Asuhan Keperawatan
Tn.Y dengan perilaku akut dan sementara di Ruang Rajawali
Rumah Sakit Jiwa Cimahi
BAB IV
PERENCANAAN IMPLEMENTASI
EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN
BAB V Penutup
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
Daftar Pustaka
Table 4.1
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama klien : Tn.YNo.RM :Dx Medis : Gangguan Psikosa Akut dan Sementara.
No Tanggal No. DiagnosaKeperawatan
Catatan Perkembangan Paraf
1. 5 Juni 2007 DP 1 TUK 7 S : Klien mengatakan sudah tidak marah lagi sama ayahnya. Kalau seandainya pulang klien mengatakan akan minta maaf kepadanya.
O : Ekspresi wajah tenangKlien dapat mendemontrasi ulang cara mengatasi marah Secara verbal Secara fisik Secara spiritual
A: Klien dapat mendemontrasikan cara mengontrol perilaku kekerasan . resiko mencederai orang lain dan lingkungan tdak terjadi.
P : TUK 7 tercapai pertahankan intervensi
Nirna
DP 1 TUK 8 S :O : Keluarga tidak datang ke RSA : TUK 8 belum terlaksanaP Lakukan home visited an lakukan
intervensi Tuk 8
Nirna
2 6 Juni 2007 DP 1 TUK 7 S : Klien mengatakan sudah tidak marah lagi sama ayahnya. Klien mengatakan “ saya sudah sehat jiwa raga dan alhamdulilah tenang “
O: Ekspresi wajah tenangA: Klien dapat mendemontrasikan cara
mengontrol perilaku kekerasan . resiko mencederai orang lain dan lingkungan tidak terjadi.
P: TUK 7 tercapai pertahankan intervensi.DP 1 TUK 8 S :
O : Keluarga tidak datang ke RS
A : TUK 8 belum terlaksanaP : Lakukan home visited an lakukan intervensi
Tuk 8
3 7 Juni 2007 DP 1 TUK 7 S :Klien mengatakan sudah tidak marah lagi sama ayahnya. Klien menagtakan “ saya sudah sehat jiwa raga dan alhamdulilah tenang “
O : Ekspresi wajah tenangA:Klien dapat mendemontrasikan cara
mengontrol perilaku kekerasan . resiko mencederai orang lain dan lingkungan tidak terjadi
P : TUK 7 tercapai pertahankan intervensiDP 1 TUK 8 S :
O : Keluarga tidak datang ke RSA : TUK 8 belum terlaksanaP : Lakukan home visited an lakukan intervensi TUK 8.
BAB VPEMBAHASAN
Dalam melakukan proses Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn. Y dengan
perilaku kekerasan akibat psikosa akut dan sementara yang dilaksanakn dari tanggal 4
s/d 7 juni 2007. dalam pelaksanaannya menerapkan konsep-konsep atau teori-teori
keperawatan yang ada menurut penulis sesuai dengan keadaan klien saat itu dengan
harapan akan menghasilkan atau mencapai tujuan ( goal ) dari pemberi asuhan
keperawatan secara baik.
Kesenjangan –kesenjangan yang ditemukan penulis selama melaksanakan
Asuhan Keperawatan pada Tn. Y antara lain :
1. Pengkajian
Dalam tahap awal proses keperawatan penulis memulainya dengan menjalin
thrust antara perawat-klien, sehingga penulis berhasil mengumpulkan data
sesuai dengan yang diperlukan kemudian data tersebut di kelompokan,
dianalisa, kemudian dibuat diagnosa keperawatan .
2. Diagnosa Keperawatan
Dari hasil analisa didapatkan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan
BAB II yaitu :
a. Resiko mencederai orang lain, diri sendiri dan lingkungan
berhubungan dengan perilaku kekerasan
b. Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
c. Harga diri rendah berhubungan dengan ketidakberdayaan.
3. Perencanaan
Pada tahap kedua ini penulis menyusun sesuai dengan permasalahan yang
ada sesuai dengan keadaan klien saat itu. Dalam tahap perencanaan ini penulis
tidak begitu mengalami kesulitan dikarenakan sumber/literature yang memuat
rencana tindakan keperawatan jiwa sudah memiliki standar Asuhan
Keperawatan secara nasional maupun Asuhan Keperawatan lingkup Rumah
Sakit / instansi setempat . begitupun untuk rencana Asuhan Diagnosa ketiga .
4. Implementasi
Dalam melaksanakan tindakan keperawatan penulis tidak lepas dari rencana
yang telah disusun yang sebelumnya di telaah terlebih dahulu tentang
kesesuaian dengan kebutuhan klien saat akan dilakukan tindakan.
Dalam proses pelaksanaan tindakan penulis mendapat dukungan yang
positif dari perawat ruangan dan pembimbing Akademi, bahkan dari klien
sendiri, sehingga apa yang direncanakan dapat terimplementasikan secara
keseluruhan.
Hambatan dalam implementasi tindakan keperawatan hampir tidak ada
walaupun untuk melengkapi data dan melaksanakan tindakan memerlukan
waktu yang sangat lama dan keluarga klien pada saat selama kami berada di
Rumah Sakit Jiwa Cimahi keluarga klien tidak datang untuk menjenguk klien
sehingga pelaksaan Tuk 8 tidak terpenuhi.
5. Evaluasi
Pada tahap akhir proses keperawatan , sesuai dengan tinjauan teoritis yang ada
penulis melakukan evaluasi / penilaian terhadap setiap tindakan yang telah dilakukan
yaitu proses evaluasi atau formatif. Yang didokumentasikan pada catatan
keperawatan dan melakukan evaluasi sumatif terhadap tujuan yang telah ditetapkan
dalam perencanaan baik itu tujuan khusus maupun tujuan umum dimana setelah
dievaluasi ketiga diagnosa teratasi pada hari keempat.
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL
1. Definisi
Gangguan hubungan sosial merupakam suatu gangguan hubungan
interpersonal yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel
yang menimbulakan perilaku maladaptif dan menggangu fungsi seseorang
dalam hubungan sosial.
2. Rentang Respon Sosial
Respon adaptif Respon Maladaptif
Menyendiri ( Solitude ) Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsive
Kebersamaan Ketergantungan Narcisme
Saling Ketergantungan
a. Menyendiri ( Solitude )
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah di lakukan di lingkungan sosialnya dan juga suatu cara mengevaluasi
diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
b. Otonomi merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide-ide ,pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan merupakan suatu kondisi dalam hubungan sosial interpersonal
dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
d. Saling ketergantungan merupakan suatu hubungan saling tergantung antara
individu dengan orang lain dalam rangka membina hubungan interpersonal.
3. Tanda dan gejala isolasi sosial yang dapat di temukan dengan wawancara :
a. Pasien menceritakan perasaan kesepian atau di tolak oleh orang lain.
b. Pasien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c. Pasien mengatakan hubungan yang tidak aman berada dengan orang
lain.
d. Pasien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
e. Pasien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
f. Pasien tidak yakin dapat melangsungkan hidup.
Tanda dan gejala isolasi sosial yang di temukan dengan observasi.
a. Pasien banyak diam dan tidak mau bicara
b. Pasien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang
dekat
c. Pasien tampak sedih,ekspresi datar dan dangkal.
d. Kontak mata kurang.
4. Diagnosa Keperawatan
Bila dilihat dari hasil pengkajian di atas diagnosa yang dapat di tegakan adalah :
Isolasi sosial
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN KURANG PERAWATAN DIRI
1. Definisi
a. Kurang perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi
akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun.
b. Kurang perawatan diri tampak dari ketidakmampuan merawat
kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri, dan
toileting ( B.A.B) DAN ( B.A.K ) secara mandiri.
2. 2. Rentang Respon Sosial
Respon adaptif Respon Maladaptif
Menyendiri ( Solitude ) Kesepian Manipulasi
Otonomi Menarik diri Impulsive
Kebersamaan Ketergantungan Narcisme
Saling Ketergantungan
e. Menyendiri ( Solitude )
Merupakan respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang
telah di lakukan di lingkungan sosialnya dan juga suatu cara mengevaluasi
diri untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya.
f. Otonomi merupakan kemampuan individu dalam menentukan dan
menyampaikan ide-ide ,pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
g. Kebersamaan merupakan suatu kondisi dalam hubungan sosial interpersonal
dimana individu mampu untuk saling memberi dan menerima.
h. Saling ketergantungan merupakan suatu hubungan saling tergantung antara
individu dengan orang lain dalam rangka membina hubungan interpersonal.
3. Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan diri
maka tanda dan gejala dapat di peroleh melalui : Observasi
a. Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan :
Rambut kotor
Gigi kotor
Kulit berdaki dan bau
Kuku panjang dan kotor
b. Ketidakmampuan berhias / berdandan , ditandai dengan :
Rambut acak-acakan
Pakaian kotor dan tidak rapi
Pakaian tidak sesuai
Pada pasien laki-laki tidak bercukur
Pada pasien perempuan tidak berdandan.
c. Ketidak mampuan makan secara mandiri, ditandai dengan :
Ketidakmampua mengambil makan sendiri
Makan berceceran
Makan tidak pada tempatnya.
d. Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri, ditandai dengan :
BAB / BAK tidak pada tempatnya
Tidak membersihkan diri dengan baik setelah BAB/ BAK
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan
Kurang perawatan diri :
Kebersihan diri
Berdandan
Makan
BAB / BAK
ASUHAN KEPERAWATANPASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
Disampaikan padaSosialisasi Penerapan SAK Jiwa
Oleh : Nirna Julaeha
3. Tanda dan gejala
a.Mengkritik diri sendiri
b.Perasaan tidak mampu
c.Pandangan hidup yang pesimis
d.Penurunan produktivitas
e.Penolakan terhadap kemampuan diri
f.Kurang memperhatiakn peraatan diri
g.Berpakaian tidak rapi
h.Selera makan kurang
i.Tidak berani menatap lawan jenislebih banyak menunduk
j.Bicara lambat dengan nada rendah.
4. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data di atas, yang di dapat melalui observasi wawancara atau
pemeriksaan fisik, bahkan melalui sumber sekunder maka perawat dapat
menegakan diagnosa keperawatan.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
Asuhan keperawatanDengan pasien harga diri rendah
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga , tidak berarti dan rendah diri
yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadap diri sendiri dan kemauan
diri.
2. Rentang Respon
Respon adaptif Respon Maladaptif
Aktualisasi konsep diri harga diri kerancuan Depersonalisasi Diri positif rendah identitas
a. Aktualisasi diri
Pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan latar belakang
pengalaman nyata yang sukses dan dapat di terima
b. Konsep diri positif
aApabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam beraktualisasi diri
dan menadari hal-hal positif maupun yang negative dari dirinya
c. Harga diri rendah
individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan merasa lebih rendah dari
orang lain.
d. Kerancuan identitas
Kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas masa kanak-kanak ke
dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa dewasa yang
harmonis
e. Depersonalisasi
Perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri sendiri yang berhubungan
dengan kecemasan , kepanikan serta tidak dapat membedakan dirinya dengan
orang lain.