PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
RUANGAN RAWAT : Bangsal Cendana
TANGGAL DIRAWAT : 21 April 2012
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tuan A ( L / P )
Tanggal Pengkajian : 21 Mei 2012
Umur : 43 Tahun
RM No. : 0334678
Informan : Keluarga pasien, RM, observasi,
II. ALASAN MASUK
Keluarga menyatakan bahwa pasien Tn. A di rumah selalu mengurung diri di kamar dan
beberapa kali pernah berusaha meninggalkan rumah. Keluarga sudah berusaha membujuk pasien
untuk keluar dari kamarnya dan berkumpul dengan anggota keluarga yang lainnya dan sesekali
keluar rumah untuk sosialisasi, akan tetapi pasien menolak dan tetap berada di kamarnya. Pasien
selalu menyendiri, berdiam diri di kamar. Pasien menolak berhubungan dengan orang lain dan
jarang melakukan kegiatan sehari-hari, hanya menyendiri.
Pasien menyatakan sudah 1 bulan sebelum masuk RS jiwa berhenti minum obat karena di
rumah tidak ada anggota yang mengurusi minum obat. Pasien kadang memuntahkan lagi obat
yang diminum dan pasien malas minum obat sehingga pasien juga tidak pernah kontrol selama
masa pemulihan di rumah.
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
Ya Tidak
2. Pengobatan sebelumnya,
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Pelaku/usia Korban/Usia Saksi/Usia
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan 24
Kekerasan dalam keluarga 41
Tindakan criminal
Jelaskan No. 1, 2, 3 :
Keluarga pasien menyatakan 2 tahun yang lalu pasien pernah mengalami
gangguan jiwa dan dirawat di RS Jiwa karena merusak barang-barang di rumah.
Pasien kemudian pulang ke rumah setelah dirawat selama 6 bulan dan kontrol
rutin dengan minum obat yang diresepkan oleh dokter. Akan tetapi keluarga
mulai tidak mengawasi pasien minum obat sejak 2 bulan yang lalu sehingga
pasien berhenti minum obat. Pengobatan sebelumnya kurang berhasil karena
keluarga menyatakan setelah keluar dari rumah sakit pasien masih sulit untuk
bersosialisasi dan selalu mengurung diri di kamar.
Pasien menyatakan tidak memiliki riwayat aniaya fisik maupun seksual,
baik sebagai pelaku, korban maupun saksi. Keluarga mengatakan 2 tahun yang
lalu pasien pernah melakukan kekerasan rumah tangga yaitu merusak barang-
barang di rumah. Pasien menyatakan pernah mangalami penolakan saat ia masih
berusia 24 tahun, pasien tidak terlalu diterima di kelompok remaja di desanya.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan, Isolasi sosial :
menarik diri
4. Adakah anggota keluarga mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak
Hubungan keluarga Gejala Riwayat pengobatan/perawatan
sepupu pasien murung, pendiam, pernah menjalani terapi selama
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Jarang bicara 2 tahun saat berusia 40 th di
Merendahkan diri. RSJ akan tetapi tidak berhasil.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Keluarga pasien mengatakan saat masih usia 20 tahun, pasien kehilangan ibunya
yang sangat dekat dengannya karena kecelakaan lalu lintas. Saat itu pasien sangat
terpukul dan sedih. Pasien juga kurang mahir bersosialisasi sehingga di kelompok
remaja, saat umur 24 tahun pasien kurang diterima.
IV. FISIK
1. Tanda- tanda vital : TD : 130/100 mmHg S : 36,8o C N : 86x/mnt
P : 21x/mnt
2. Ukur : TB : 175 cm BB : 68 kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelasakan : pasien tidak mempunyai keluhan terkait kondisi fisiknya
Masalah keperawatan : -
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Tn. A , 48 th
Jelaskan : keluarga pasien mengatakan komunikasi dalam
keluarga berjalan dengan baik pada awal pernikahan meskipun pasien memang
tidak terlalu banyak bicara, akan tetapi sejak kembali dari dirawat di rumah sakit 2
tahun yang lalu komunikasi menjadi terhambat karena pasien cenderung
mengurung diri di kamar dan menjadi lebih pendiam. Pengambilan keputusan ada
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
di tangan istri, akan tetapi keputusan akhir selalu dibicarakan dengan suami, tapi 3
tahun yang lalu kebanyakan keputusan diambil oleh istri. Pola asuh anak menurut
cara pandang istri karena suami merasa istri lebih paham cara mengasuh anak dan
kondisi suami tidak memungkinkan. Pada saat masih dengan orang tuanya dulu
pasien cenderung dimanja dan dituruti keinginannya oleh orang tua karena anak
terakhir.
Masalah Keperawatan : Hambatan komunikasi verbal
2. Konsep diri
a. Gambaran diri : pasien menyatakan bahwa anggota tubuhnya baik-
baik saja.
b. Identitas : pasien merupakan kepala keluarga dan
seorang suami serta ayah. Pasien merasa puas dengan perannya di keluarga
karena istri dan anaknya menghormatinya. Di tempat kerjanya pasien diterima
dengan baik. Pasien merasa puas dengan perannya sebagai laki-laki karena
memang dalam keluarga pasien sering dimintai pendapat oleh istri, meski
keputusan lebih sering oleh istri.
c. Peran : pasien merupakan kepala keluarga yang
mempunyai peran mengambil keputusan terakhir, pasien juga bertugas mencari
nafkah untuk keluarga, akan tetapi istri yang memnuhi nafkah sejak pasien
mengurung diri di kamar.
d. Ideal diri : pasien ingin dirinya yang mencari nafkah
dan istrinya tinggal di rumah menjaga anak karena dia laki-laki dan kepala
keluarga. Pasien berharap dirinya mampu diterima dengan baik di lingkungan
dan bisa berkomunikasi dengan baik dan bisa lebih berperan daripada istrinya.
e. Harga diri : pasien merasa dihargai di keluarganya, akan tetapi
pasien masih sedikit kaku dalam bersosialisasi. Pasien sedikit sedih karena
perannya lebih kecil daripada istrinya
Masalah Keperawatan : resiko HDR
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti : keluarga, terutama istri
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat : pasien sesekali ikut kerja
bakti atau ikut pertemuan warga, tapi jarang sekali. Setelah pasien sering
mengurung diri di kamar pasien tidak pernah ikut lagi.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : pasien merasa dirinya
terlalu kaku dan tidak mahir bersosialisasi, sehingga dalam berhubungan
dengan orang lain cenderung kaku dan menutup diri. Saat sakit pasien
terhambat dalam berhubungan dengan orang lain karena tidak keluar dari
kamarnya.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : pasien merupakan pemeluk
agama islam. Pasien menganggap jika ada gangguan jiwa maka dalam
masyarakat sudah menjadi hal biasa jika tidak akan diterima dengan baik
seperti ketika masih sehat.
b. Kegiatan ibadah : pasien tidak terlalu rajin dalam beribadah baik secara
individu atau berkelompok di masjid. Keluarga sering mengajak akan tetapi
pasien tidak terlalu berminat.
Masalah Keperawatan : -
VI. STATUS MENTAL.
1. Penampilan
Tidak rapih Penggunaan pakaian Cara berpakaian
Tidak sesuai seperti biasa
Jelaskan : pasien tidak rapi karena rambut pasien acak-acakan
dan baju pasien tidak rapi tersetrika, cenderung
menggulung dan terlipat-lipat.
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap Inkoheren
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Apatis Lambat Membisu Tidak mampu
Memulai pembicaraan
Jelaskan : pasien bicara dengan pelan dan dengan menunduk.
Pasien tidak suka bicara terlalu panjang, pasien bicara
setalah ditanya, tidak memulai pembicaraan sendiri.
Pasien cenderung diam dan setiap ditanya, pasien
hanya menjawab pertanyaan dengan singkat.
Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
3. Aktivitas Motorik
Lesu Tegang Gelisah Agitasi
Tik Grimasen Tremor Kompulsif
Jelaskan : pasien lesu dan cenderung tidak bersemangat. Saat
diajak komunikasi pasien menunduk dan kontak
mata pasien kurang. Pasien sedikit tegang dan
gelisah karena jarang berkomunikasi dan mengurung
diri di kamar.
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal
4. Alam perasaan
Sedih Ketakutan Putus asa Khawatir Gembira
berlebihan
Jelaskan : pasien tampak putus asa karena hanya
menundukkan kepala dan cenderung diam. Pasien
tidak punya semangat.
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal
5. Efek
Datar Tumpul Labil Tidak sesuai
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Jelaskan : pasien cenderung bereaksi bila ada stimulus yang
kuat. Bila tidak ada stimulus yang berarti, pasien
hanya bereaksi seadanya dan kembali diam. Pasien
lebih sering melampiaskan emosi dengan merusak
barang daripada dengan marah-marah atau diskusi.
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah tersinggung
Kontak mata (-) Definsif Curiga
Jelaskan : selama wawancara interaksi pasien kurang, kontak
mata kurang dan pasien tidak mau menatap mata
lawan bicara langsung, pasien lebih sering
menunduk.
Masalah Keperawatan : hambatan komunikasi verbal
7. Persepsi
Pendengaran Penglihatan Perabaan
Pengecapan Penghidu
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan persepsi
Masalah Keperawatan : -
8. Proses Pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan asosiasi
Flight of idea Blocking Pengulangan
Pembicaraan/persevarasi
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan proses pikir,
pasien berbicara dengan jelas dan menjawab sesuai
pertanyaan dari perawat, meski menjawab tidak
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
dengan cepat. Pasien tidak terlalu suka bicara jika
tidak ditanya.
Masalah Keperawatan : -
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Curiga
Nihilistie Sisip pikir Kontrol pikir
Jelaskan : pasien tidak mengalami gangguan isi pikir, pasien
bicara logis dan koheren. Pasien berbicara sesuai
fakta.
Masalah Keperawatan : -
10. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Disorientasi waktu Tempat Orang
Jelaskan : pasien sadar dan bisa mengenali lingkungan
sekitarnya. Pasien komunikasi cukup baik meski
dengan menunduk dan kontak mata kurang.
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
Gangguan daya ingat Gangguan daya ingat
Jangka panjang jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan : pasien tidak memiliki gangguan daya ingat
atau memori. Pasien masih ingat tentang masa
lalu dan saat ini. Pasien bisa menjawab setiap
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
pertanyaan yang diajukan berhubungan
dengan masa lalunya maupun keadaannya
saat ini.
Masalah Keperawatan : -
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih Tidak mampu konsentrasi Tidak mampu
Berhitung sederhana
Jelaskan : pasien perhatiannya tidak mudah teralih, saat
ditanya bisa menjawab dan jawaban sesuai, akan
tetapi kadang-kadang harus diulang pertanyaannya
karena pasien menundukkan kepalanya dan kurang
konsentrasi. Perawat berbicara dengan suara tegas
dan memulai pembicaraan agar pasien bisa
berkomunikasi.
Masalah Keperawatan : -
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : pasien masih mampu menilai dan mengambil
keputusan atas pilihan yang diajukan setelah
dijabarkan.
Masalah Keperawatan : -
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang Menyalahkan hal-hal diluar
Diderita dirinya
Jelaskan : pasien menyatakan bahwa penyakitnya ini karena
dirinya tidak bisa bergaul dengan baik dan
berkomunikasi dengan baik. Ini dikarenakan saat ia
masih berumur 24 tahun di kelompok remaja di
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
desanya tidak begitu menerimanya, sehingga dia
menjadi kaku dalam bersosialisasi. Oleh karena itu
saat ini dia tidak suka bersosialisasi, lebih sering di
rumah terutama mengurung diri di dalam kamar.
Pasien tahu bahwa dirinya ada masalah dalam
bersosialisasi dan tahu bahwa dirinya sedang
menjalani terapi.
Masalah Keperawatan : -
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total
2. BAB / ABK
Bantuan minimal Bantuan total
Jelaskan : pasien makan sendiri dengan menggunakan piring
dan sendok. Pasien makan 2 kali sehari satu entong
dengan lauk dan sayur, nafsu makan tidak terlalu
baik, pasien suka berbagai jenis makanan tapi tidak
terlalu suka pedas dan santan. Pasien minum air putih
atau teh.
Masalah Keperawatan : -
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total
4. Berpakaian / berhias
Bantuan minimal Bantuan total
5. Istirahat dan tidur
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Tidur siang lama : 12.30 s/d 15.00
Tidur malam lama : 22.00 s/d 05.00
Kegiatan sebelum / sesudah tidur
6. Penggunan obat
Bantuan minimal Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan lanjutan Ya Tidak
Perawatan pendukung Ya Tidak
8. Kegiatan di dalam rumah
Mempersiapkan makanan Ya Tidak
Menjaga kerapian rumah Ya Tidak
Mencuci pakaian Ya Tidak
Pengaturan keuangan
Ya Tidak
9. Kegiatan di luar rumah
Belanja Ya Tidak
Transportasi Ya Tidak
Lain - lain Ya Tidak
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Jelaskan : pasien tidak melakukan kegiatan di luar rumah
karena pasien selalu mengurung diri di kamar
Masalah Keperawatan : isolasi sosial : menarik diri
VIII. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan masalah reaksi lambat / berlebihan
Tekhnis relaksasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah Raga Mencederai diri
Lainnya: - Lainnya: diam, mengurung diri
Masalah Keperawatan: isolasi sosial : menarik diri
IX. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : pasien menyatakan dulu
kurang diterima di kelompok remaja seusianya saat masih di desanya.
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : pasien menyatakan dirinya
tidak terlalu sering bersosialisasi dengan orang di lingkungannya. Pasien
merasa orang yang sakit masti akan diperlakukan beda.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : -
Masalah pekerjaan, spesifik : Pasien menyatakan tidak lagi bekerja karena
selalu di kamar.
Masalah dengan perumahan, spesifik: -
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Masalah ekonomi, spesifik: -
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik : -
Masalah lainya, spesifik : -
Masalah Keperawatan: isolasi sosial : menarik diri
X. PENGETAHUAN KURANG TENTANG
Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presipitasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan,
lainnya
Masalah Keperawatan: Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif
Analisis Data
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Tanggal/jam Data Masalah
21/05/2012
08.30
Subjektif:
Keluarga pasien mengatakan pasien selalu
mengurung diri di kamar
Objektif :
Pasien selalu diam
Kontak mata pasien kurang saat interaksi
Pasien selalu menyendiri, berdiam diri di kamar
Pasien menolak berhubungan dengan orang lain
Pasien jarang melakukan kegiatan sehari-hari, hanya
menyendiri
Setiap ditanya, pasien hanya menjawab pertanyaan
dengan singkat.
Isolasi sosial
21/05/2012
09.00
Subjektif :
Pasien sudah 1 bulan sebelum masuk RS jiwa
berhenti minum obat
Pasien mengatakan di rumah tidak ada anggota yang
mengurusi minum obat
Pasien kadang memuntahkan lagi obat yang
diminum
Pasien menyatakan malas minum obat
Objektif :
Pasien tidak pernah kontrol selama masa pemulihan
di rumah
Penatalaksanaan
regimen terapeutik
inefektif
21/05/2012
09.30
Subjektif :
Keluarga pasien menyatakan pasien pernah merusak
barang-barang di rumah
Pasien lebih sering melampiaskan emosi dengan
merusak barang daripada dengan marah-marah atau
diskusi.
Objektif :
Resiko perilaku
kekerasan
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Ekspresi muka tumpul
Sikap pasien kaku
XI. ASPEK MEDIK
Diagnosis Medik : Gangguan Mental Organik
Terapi Medik : Haloperidol 1x1
Chorpramozin 2x1
XII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Isolasi sosial : mengurung diri
Penatalaksanaan regimen terapi inefektif
Resiko perilaku kekerasan
Hambatan komunikasi verbal
Resiko HDR
XIII. DAFTAR DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Isolasi sosial: mengurung diri berhubungan dengan koping individu inefektif
Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif berhubungan dengan konflik keluarga
Resiko perilaku kekerasan
Senin, 21 Mei 2012
Kelompok 6
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
INISIAL KLIEN : T. A RUANGAN : Cendana RM NO : 0334678
Diagnosa
Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria
Evaluasi
Intervensi
Keperawatan
Rasional
Isolasi
Sosial
Tujuan
umum:
Pasien
dapat
berinteraksi
dengan
orang lain
Tujuan
Khusus :
1. Pasien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya.
2.Pasien
dapat
melaksan
akan
hubungan
sosial
secara
bertahap
3.Pasien
mampu
menjelask
an
1.pasien
menunjukkan
tanda-tanda
percaya kepada
/ terhadap
perawat:
Wajah
cerah,
tersenyum
Mau
berkenala
n
Ada
kontak
mata
Bersedia
mencerita
kan
perasaan
Bersedia
mengungk
apkan
masalahn
ya
2.Pasien dapat
melaksanakan
hubungan sosial
secara bertahap
a. Beri salam setiap
berinteraksi.
b. Perkenalkan
nama, nama
panggilan perawat
dan tujuan
perawat
berkenalan
c. Tanyakan dan
panggil nama
kesukaan pasien
d. Tunjukkan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
e. Tanyakan
perasaan pasien
dan masalah yang
dihadapi pasien
f. Buat kontrak
interaksi yang
jelas
g. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan pasien
h. Observasi
a. Salam merupakan
awal dari suatu
komunikasi
b. Perkenalan perawat
merupakan awal
menciptakan
hubungan
kepercayaan
c. Panggilan kesukaan
pasien menimbulkan
minat pasien
berkomunikasi
karena familiaritas.
d. Kejujuran
memunculkan trust
dari pasien
e. Masalah yang
diketahui bisa
diidentfikasi
penyelesaiannya
f. Kontrak yang jelas
menjadikan interaksi
berjalan sesuai dan
teratur
g. Minat perawat
dalam
mendengarkan
pasien menmberikan
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
perasaann
ya setelah
berhubun
gan
sosial.
dengan:
Perawat
Perawat
lain
Pasien
lain
Kelompok
3.Pasien dapat
menjelaskan
perasaannya
setelah
berhubungan
sosial dengan :
Orang
lain
Kelompok
perilaku pasien
saat berhubungan
sosial
i. Beri motivasi dan
bantu pasien
untuk berkenalan /
berkomunikasi
dengan :
Perawat lain
Pasien lain
Kelompok
j. Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan pasien
bersosialisasi
k. Beri motivasi
pasien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal yang
telah dibuat.
l. Beri pujian
terhadap
kemampuan pasien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan.
m. Diskusikan dengan
pasien tentang
perasaannya
kesan perhatian
sehingga pasien
akan lebih terbuka.
h. Perilaku pasien bisa
digunakan sebagai
bantuan identifikasi
masalah.
i. Latihan komunikasi
bisa membantu
kelancaran pasien
berkomunikasi di
tahapan lanjutan
j. Jadwal harian
menjadikan acuan
latihan kemampuan
berkomunikasi agar
menjadi biasa dan
lancar saat terjun di
masyarakat
k. Jadwal yang
dipatuhi menjadikan
proses latihan lebih
lancar dan teratur
sehingga hasil akan
muncul lebih cepat
l. Pujian dapt
memberikan
semangat pasien dan
menjadikan pasien
mengulangi hal yang
baik tersebut untuk
kelancaran
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
setelah
berhubungan sosial
dengan :
Orang lain
Kelompok
n. Beri pujian
terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
komunikasi
m. Respon perasaan
pasien penting untuk
menunjukkan
kemajuannya dalam
berkomunikasi
n. Pujian penting untuk
menjadikan pasien
lebih terbuka dalam
mengungkapkan
perasaannya
sehingga terbina
trust dan masalah
dapat diketahui.
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus (masalah utama ): Isolasi Sosial
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
II. Proses terjadinya masalah : sejak dua bulan yang lalu pasien putus obat karena tidak
ada keluarga yang mengawasi. Pasien selalu mengurung diri di kamar dan tidak mau
bersosialisasi di masyarakat. Pasien diam dan kontak mata jarang saat berkomunikasi.
III. A. Pohon masalah
Akibat
Core Problem
Penyebab
B. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji :
1. isolasi sosial
2. penatalaksanaan regimen terapi inefektif
3. resiko perilaku kekerasan
IV. Diagnosa keperawatan :
A. Isolasi sosial: mengurung diri berhubungan dengan koping individu inefektif
B. Penatalaksanaan regimen terapeutik inefektif berhubungan dengan konflik keluarga
C. Resiko perilaku kekerasan
V. Rencana tindakan keperawatan
INISIAL KLIEN : T. A RUANGAN : Cendana RM NO : 0334678
Diagnosa Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Isolasi Sosial
Penatalaksanaan Regimen Terapeutik Inefektif
RPK
Evaluasi Keperawatan
Isolasi
Sosial
Tujuan
umum:
Pasien
dapat
berinteraksi
dengan
orang lain
Tujuan
Khusus :
4. Pasien
dapat
membina
hubungan
saling
percaya.
5.Pasien
dapat
melaksan
akan
hubungan
sosial
secara
bertahap
6.Pasien
mampu
menjelask
an
perasaann
ya setelah
berhubun
4.pasien
menunjukkan
tanda-tanda
percaya kepada
/ terhadap
perawat:
Wajah
cerah,
tersenyum
Mau
berkenala
n
Ada
kontak
mata
Bersedia
mencerita
kan
perasaan
Bersedia
mengungk
apkan
masalahn
ya
5.Pasien dapat
melaksanakan
hubungan sosial
secara bertahap
dengan:
Perawat
Perawat
o. Beri salam setiap
berinteraksi.
p. Perkenalkan
nama, nama
panggilan perawat
dan tujuan
perawat
berkenalan
q. Tanyakan dan
panggil nama
kesukaan pasien
r. Tunjukkan sikap
jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
s. Tanyakan
perasaan pasien
dan masalah yang
dihadapi pasien
t. Buat kontrak
interaksi yang
jelas
u. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan pasien
v. Observasi
perilaku pasien
saat berhubungan
sosial
o. Salam merupakan
awal dari suatu
komunikasi
p. Perkenalan perawat
merupakan awal
menciptakan
hubungan
kepercayaan
q. Panggilan kesukaan
pasien menimbulkan
minat pasien
berkomunikasi
karena familiaritas.
r. Kejujuran
memunculkan trust
dari pasien
s. Masalah yang
diketahui bisa
diidentfikasi
penyelesaiannya
t. Kontrak yang jelas
menjadikan interaksi
berjalan sesuai dan
teratur
u. Minat perawat
dalam
mendengarkan
pasien menmberikan
kesan perhatian
sehingga pasien
akan lebih terbuka.
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
gan
sosial.
lain
Pasien
lain
Kelompok
6.Pasien dapat
menjelaskan
perasaannya
setelah
berhubungan
sosial dengan :
Orang
lain
Kelompok
w. Beri motivasi dan
bantu pasien
untuk berkenalan /
berkomunikasi
dengan :
Perawat lain
Pasien lain
Kelompok
x. Diskusikan jadwal
harian yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
kemampuan pasien
bersosialisasi
y. Beri motivasi
pasien untuk
melakukan
kegiatan sesuai
dengan jadwal yang
telah dibuat.
z. Beri pujian
terhadap
kemampuan pasien
memperluas
pergaulannya
melalui aktivitas
yang dilaksanakan.
aa.Diskusikan dengan
pasien tentang
perasaannya
setelah
berhubungan sosial
dengan :
v. Perilaku pasien bisa
digunakan sebagai
bantuan identifikasi
masalah.
w. Latihan komunikasi
bisa membantu
kelancaran pasien
berkomunikasi di
tahapan lanjutan
x. Jadwal harian
menjadikan acuan
latihan kemampuan
berkomunikasi agar
menjadi biasa dan
lancar saat terjun di
masyarakat
y. Jadwal yang
dipatuhi menjadikan
proses latihan lebih
lancar dan teratur
sehingga hasil akan
muncul lebih cepat
z. Pujian dapt
memberikan
semangat pasien dan
menjadikan pasien
mengulangi hal yang
baik tersebut untuk
kelancaran
komunikasi
aa. Respon perasaan
pasien penting untuk
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012
Orang lain
Kelompok
bb. Beri pujian
terhadap
kemampuan pasien
mengungkapkan
perasaannya.
menunjukkan
kemajuannya dalam
berkomunikasi
bb.Pujian penting untuk
menjadikan pasien
lebih terbuka dalam
mengungkapkan
perasaannya
sehingga terbina
trust dan masalah
dapat diketahui.
Sutejo/Kep Jiwa/Jrsn Keperawatan/Poltekkes Kemnkes Yogyakarta/2012