8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
1/24
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman padi merupakan jenis tanaman berasal dari family serelia atau biji-
bijian yang diminati hamper seluruh masyarakat dibelahan bumi ini. Kebutuhan akan
beras di Indonesia yang semakin banyak akan produksi tanaman padi menyebabkan
semakin banyaknya pembudidayaan tanaman atau petani tersebut menanam untuk
kebutuhan pokok masyrakat sekitar, tetapi pada setiap daerah ciri atau khas dari suatu
lahan, atau faktor yang mendukung maupun yang menghambat proses produktivitas
tanaman padi berbeda. Dari hal tersebut para pemuliaan tanaman mencoba untuk
merakit dengan beberapa teknik dan analisis dalam varietas baru yang sekiranya
toleran dan tahan serta mampu menghasilkan daya hasil yang baik sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi factor ekstern maupun intern.
Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi suatu tanaman adalah melalui
pengembangan varietas berdaya hasil tinggi, berkualitas, serta tahan terhadap hama-
penyakit. Karakter daya hasil merupakan karakter kompleks yang sangat dipengaruhi
oleh karakter pertumbuhan dan karakter komponen hasil. Karakter hasil dan
komponen hasil serta karakter pertumbuhan dikendalikan oleh banyak gen yang
ekspresinya sangat dipengaruhui oleh faktor lingkungan Desta et al., !""#$.
%erakitan varietas berdaya hasil tinggi dapat dilakukan melalui seleksi secara
langsung terhadap daya hasil atau tidak langsung melalui beberapa karakter lain yang
terkait dengan daya hasil &alconer dan 'ackay, ())#$. Seleksi secara tidak langsung
1
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
2/24
atau simultan untuk meningkatkan daya hasil berdasarkan indeks seleksi akan lebih
efisien dibandingkan dengan seleksi berdasarkan satu atau kombinasi dari dua
karakter saja 'oeljopa*iro, !""!$. +gar dapat melakukan seleksi secara simultan
maka karakter yang akan digunakan sebagai criteria seleksi harus dipilih berdasarkan
nilai heritabilitas serta keeratan hubungan atau korelasi dengan karakter yang
diinginkan. al ini dengan menggunakan karakter yang terpilih maka dapat disusun
suatu indeks seleksi yang efektif ricke dan eber, ()/ dalam Desta et al., !""#$.
Suatu penelitian atau perlakuan hubungan karakter hasil dengan karakter lain
diketahui melalui analisis korelasi dan analisis sidik lintas 0asution,!"("$.
Korelasi dua atau lebih antar sifat positif yang dimiliki akan memudahkan seleksi
karena akan diikuti oleh peningkatan sifat yang satu diikuti dengan yang lainnya.
Sehingga dapat ditentukan satu sifat atau indek seleksi. Sebaliknya bila korelasi
negatif, maka sulit untuk memperoleh sifat yang diharapkan. 1ila tidak ada korelasi
di antara sifat yang diharapkan, maka seleksi menjadi tidak efektif.
B. Tujuan
Tujuan dalam praktikum acara ini yaitu agar praktikan dapat mengetahui derajat
hubungan antara dua sifat pada tanaman dan praktikan dapat mengetahui bentuk
hubungan yang ada diantara dua sifat yang bersangkutan.
II. TINJAUN PUSTAKA
2
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
3/24
Korelasi adalah suatu teknik statistika yang digunakan utnuk mencari hubungan
antara dua variabel atau lebih yang sifatnya kuantitatif. Korelasi memiliki koefisien
antara -( sampai dengan (. 1ila koefisien korelasi sama dengan " berarti 2fit of
regression line3, sehingga pengetahuan kita tentang 4 tidak akan membantu dalam
mengadakan ramalan besarnya 5. 1ila koefisien korelasi sama dengan 6( atau -(
berarti semua titik terletak pada garis lurus, oleh karenanya kita dapat mengadakan
ramalan yang sangat mendekati persamaan garis regregasinya %angestu Subagyo dan
Djar*anto %s, !"""$.
Derajat hubungan antara dua sifat tanaman, biasanya dinyatakan dengan suatu
bilangan yang disebut koefisien korelasi. Korelasi adalah suatu teknik statistika yang
digunakan utnuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya
kuantitatif. %ersoalan korelasi akan timbul apabila berhadapan dengan pertanyaan
apakah ada sesuatu hubungan antara variabel-variabel dari sekumpulan data yang
diperoleh. %enyelidikan untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel biasanya
dimulai dengan sesuatu usaha untuk menemukan bentuk terdekat dari pada hubungan
itu dengan cara menyajikan dalam bentuk grafik yang disebut dengan scatter diagram.
Diagram ini melukiskan titik-titik pada bidang 4 dan 5 dimana setiap titik ditentukan
oleh setiap pasang nilai 4 dan 5. Salah satu cara untuk menggunakan teknik korelasi
adalah bah*a hubungan antara variabel 4 dan 5 adalah hubungan yang linier
%angestu Subagyo dan Djar*anto %s, !"""$.
Korelasi antar dua karakter dapat dibagi dalam korelasi fenotipik dan korelasi
genotipik. Korelasi fenotipik r p$ dapat dipisahkan menjadi korelasi genotipik r g$ dan
3
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
4/24
korelasi lingkungan r e$. 7leh karena itu, korelasi fenotipik ini selanjutnya
diharapakan dapat menunjukan korelasi genotipik yang lebih berarti dalam program
pemuliaan tanaman. Korelasi ini dapat diartikan sebagai korelasi nilai pemuliaan dari
dua karakter yang diamati. Korelasi lingkungan merupakan sisaan galat yang juga
memberikan kontribusi terhadap fenotipe 0asir.!""($.
%erhitungan koefisien korelasi antara 4 dan 5 sebagai ukuran hubungan dapat
dilihat dari dua segi. %ertama, koefisien korelasi dihitung untuk menentukan apakah
ada korelasi antara 4 dan 5 dan jika ada apakah berarti atau tidak.Kedua, untuk
menentukan derjat hubungan antara 4 dan 5 jika hubungan itu memang sudah ada
atau barang kali diasumsikan ada Sudjana, ()8$. 9ika data hasil pengamatan terdiri
dari banyak variable, ialah berapa kuat hubungan antara variabel-variabel itu terjadi.
al ini perlu ditentukan derajat hubungan antara variabel-variabel. Studi yang
membahas tentang derajat hubungan antara variable-variabel dikenal dengan nama
analisis korelasi. :kuran yang dipakai untuk mengetahui derajat hubungan, terutama
untuk data kuantitatif, dinamakan koefisien korelasi Sudjana.()#$.
Koefisien korelasi itu berhubungan dengan persamaan regresi karena persamaan
regresi menunjukkan bentuk persamaan hubungan antara ! variabel atau lebih sedang
koefisien korelasi menunjukkan erat tidaknya hubungan antar variabel tersebut
Sudjana.()#$. ;rat kaitannya dengan penafsiran korelasi adalah mengenai kuasa
yang sering dibuat bukan pada tempatnya. 1erapapun besarnya koefisien korelasi
tidaklah selalu terjadi kausa yang mengatakan peubah yang satu penyebab bagi yang
lain. 'eskipun koefisien korelasi dengan perantaraan koefisien determinasi,
4
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
5/24
mengatakan persentase variasi peubah yang satu dijelaskan oleh peubah lain melalui
regresinya, namun ini tidak perlu bah*a peubah terakhir penyebab peubah pertama.
al ini diperkuat oleh ketentuan bah*a fungsi daripada koefisien korelasi adalah
untuk menyatakan derajat hubungan antara sejumlah peubah Sudjana, ()8$.
'engenai derajat hubungan ini secara verbal sering dipertanyakan. :ntuk
mendapatkan klasifikasi verbal seperti ini tidak ada satu pegangan yang merupakan
bandrol untuk batas-batas koefisien korelasi r, melainan harus ditinjau dari berbagai
segi, diantaranya Sudjana, ()8$<
(. Sifat atau karakteristik peubah yang sedang dipelajari=
!. Keberartian koefisien korelasi=
8. >ariabilitas kelompok=
?. 'aksud penggunaan koefisian korelasi.
Setiap koefisien korelasi yang tidak sama dengan nol, secara statistic merupakan
petunjuk hubungan antara dua variable. +pa saja yang bisa kita hubungkan tentu akan
menunjukkan koefisien korelatif, kalau tidak negative, pasti negative @itonga, ()A$.
Koefisien korelasi tidak memberikan semacam persentase hubungan secara langsung.
Kita tidak bisa mengatakan bah*a r B ",!/ menunjukkan setengah kekuatan dari r B
",/". demikian juga kita tidak bisa mengatakan kekuatan dari r B ",A" sampai ",)".
koefisien korelasi adalah suatu angka indeks, bukan sebagai suatu ukuran terhadap
suatu dengan menghubungkan skor-skor dari dua jenis pengujian, mensejajarkan
bentuk-bentuk tes yang sama @itonga, ()A$.
5
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
6/24
Korelasi yang sempurna jarang terjadi pada sifat-sifat kuantitatif, karena
lingkungan sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat tersebut.Sebagaimana laCimnya,
sistem yang hidup tidak membantu dengan menghasilkan bilangan bulat, keragaman
lebih mungkin terjadi daripada perkecualian Soepomo, ()#$. Kategori korelasi yang
baikE jelas tergantung pada apa yang dilakukan peneliti atau apa yang diharapkannya
dari uji kajinya. 9ika ia berharap uji kajinya menunjukkan tidak terdapat kaitan antara
dua peubah, maka koefisien sebesar nol akan sangat menggembirakan. 9ika
sebaliknya ia mengharapkan akan terlihat kaitan yang erat, maka harga r yang
mendekati ( akan dipandang sebagai hasil yang optimum. Sebagaimana laCimnya,
sistem yang hidup tidak membantu dengan menghasilkan bilangan bulat, keragaman
lebih mungkin terjadi daripada perkecualian Soepomo, ()#$.
1erhubung sifat-sifat yang dijadikan parameter merupakan sifat-sifat yang
membutuhkan data kuantitatif, maka terlebih dahulu sifat-sifat kuantitatif tersebut
diturun menjadi tabel frekuensi dimana 4 dan 5 merupakan peubah yang me*akili
sifat-sifat tertentu yang akan dicari korelasinya 0asoetion.()A#$. %erubahan pada
satu peubah bagaimanapun bertalian dengan perubahan pada peubah lain, maka kedua
peubah tersebut dapat dikatakan berkorelasi. Korelasi dapat positif jika 4 dan 5
keduanya bertambah atau negatif jika satu peubah bertambah semantara peubah
lainnya berkurang. Sebaliknya, jika perubahan pada 4 dan perubahan pada 5 tidak
berkaitan sama sekali,tidaklah terdapat pertalian, dan karenanya tidak terdapat
korelasi antara kedua peubah itu Schefler, ()A$.
6
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
7/24
Ketika r sama dengan 6(,-(, atau ", tidak ada pertanyaan tenang interprestasi
koefisien korelasi. Seperti kita telah siap ditunjukkan, apakah itu 6( atau -( ketika
semua titik-titik berada pada garis lurus, dan ada " ketika tidak ada variasi antara y
dapat dihubungkan dengan F, atau kata lain, ketika F tidak bisa membantu dalam
memprediksi y. :mumnya definisi r memberi tahu kita bah*a bagian perbedaan dari
y akan berhubungan dengan F sama dengan r !, atau dalam persentase sama dengan
(""G$ r !, dan dan hal ini bagaimana kita mengartikan kekuatan hubungan secara
tidak langung oleh semua nilai r &reund and %erles, ()))$.
1esar kecilnya bilangan dinyatakan dengan lambang bilangan. 1ilangan yang
menyatakan besar kecilnya hubungan itu disebut koefisien hubungan atau koefisien
korelasi. Koefisien korelasi itu bergerak diantara ",""" sampai 6(,""" atau diantara
",""" sampai -(,""". Tergantung kepada arah korelasi, nihil, positif, atau negatif.
Koefisien yang bertanda positif menunjukan korelasi yang positif. Koefisien yang
bertanda negatif menunjukan arah korelasi yang negatif. Sedangkan koefisien yang
bernilai ",""" menunjukan tidak adanya korelasi antara 4 dan 5 Sutrisno, !"""$.
III. METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan Alat
7
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
8/24
1ahan yang digunakan dalam praktikum korelasi antara dua sifat pada tanaman
adalah bahan-bahan yang hendak dicari koefisien korelasinya, yaitu tanaman padi.
+lat yang digunakan dalam praktikum korelasi antara dua sifat pada tanaman adalah
%enggaris, timbangan analitik, counter, lembar pengamatan dan alat tulis.
B. Pr!edur Kerja
(. Tabel frekuensi dibuat sesuai dengan format tabel yang akan diuji bahan-
bahannya.
!. 'asing-masing pada setiap sampel malai diukur atau dihitung panjang
malai, dihitung jumlah biji dan bobot biji pada malai.8. Semua hasil pengamatan pengukuran, perhitungan dan penimbangan ditulis
dengan baik pada masing-masing tabel frekuensi yang telah disiapkan
sebelumnya.?. Kemudian dicari korelasi anatara jumlah bulir dengan bobot biji, bobot biji
dengan panjang malai, panjang malai dengan jumlah bulir./. Ditentukan koefisien korelasinya.
I". HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Ha!#l
Tabel (. Data dan perhitungan Koefisien Korelasi %anjang 'alai F$ dan 9umlah 1ulir y$ dengan t table B 8,(!.
4 5
X i
-
´ X
X i
-
´ X ¿2
Y i
-
Ý
Y i -
Ý ¿2
4.5 X i -
´ X $
Y i - Ý $
8
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
9/24
$ $
!#,/ (!" (,A? 8,"!A# (?,? !"A,8# 8(" !/,"/#
!8,/ (?# -(,!# (,/A# ?",? (#8!,(# 8?8( -/",)"?
!?,/ " -",!# ","#A# -!/,# #//,8# ()#" #,#/#
!?,/ A# -",A# ",/AA# -!),# A#,(# (!? !!,?)#
!/,8 ("# ",/? ",!)(# ",? ",(# !#(, ",!(#
HB(!8,
HB /! " /,??? " 88A(,! (8"A#, 8,/!
∑́ B!
?,A#
∑́ B(
"/,#
" (,")#) " #A?,!? !#(/,8# ",A"?
•
X i− ´ X ¿2
¿∑¿S X 2=¿
B 5,48444 =1,3711
•
i=¿
Y i−Ý ¿2
¿¿
∑¿
n¿
SY
2=¿
• S xy=∑( X i− ´ X )(Y i− ́Y )n−1 B
3,524 B ",
•r=
S xy√ S
X 2 S
Y 2
B0,88
√ 1,3711 x 842,8 B0,88
33,9936 B ","!#
• r ² B ","!# B #,A# F 10
−4
• Sr=√
1−r ²
n−2 B√ 1−6,76 x 10−4
3 B√ 0,9993
3 B√ 0,3331 B ",/AA(
• t B rSr B 0,0260,5771 B ","?/
t tabel B 8,(!
9
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
10/24
Kesimpulan <t hitung
¿ t tabel , maka koefisien korelasi tidak berbeda nyata.
Tabel !. Data dan perhitungan Koefisien Korelasi %anjang 'alai F$ dan 1obot 1iji
C$ dengan t table B 8,(!.
4 J
X i
- ´ X
$
X i
-
´ X ¿2
Z i
- Z
$
Z i -
Z ¿2
4.J X i -
´ X $
Z i - Z $
!#,/ !,/" (,A? 8,"!A# ",8! ",("!? ##,!/ ",//#
!8,/ !,A" -(,!# (,/A# ",/! ",!A"? #8,?/ -",#//!
!?,/ (,A/ -",!# ","#A# -
",!(8
",(?) ?!,A/ ",(((
!? (,A" -",A# ",/AA# -",? ",!8"? ?", ",8#?
!/,8 !,!/ ",/? ",!)(# ","A ",""?) /#,)!/ ","8A
HB(!8,
(",) " /,//! " ",A)8 !A",8( ",?(#
∑́ B!
?,A#
!,( " (,")#) " ",(/# /?,"#! ","8!
•
X i− ´ X ¿2
¿∑¿
S X 2=¿
B5,552
4=1,388
•
Z i−Z ¿2
¿∑¿
SZ 2=¿
B0,793
4=0,1983
• S xz=
∑ ( X i− ´ X ) (Z i−Z )n−1 B
0,416
4 B ",("?
10
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
11/24
•r=
S xy√ S
X 2 S
Z 2
B0,104
√ 1,388 x0,1983 B0,104
0,5247 B ",()!
• r ² B ",()! B ","8)8
• Sr=√
1−r ²n−2 B
√ 1−0,0393
3 B√ 0,9607
3 B√ 0,3202 B ",/#/)
• t B
rSr B
0,1982
0,5659 B ",8/"!
•t tabel B 8,(!
• Kesimpulan <t hitung
t tabel , maka koefisien korelasi tidak berbeda
nyata.
Tabel 8. Data dan perhitungan Koefisien Korelasi 9umlah 1ulir y$ dan 1obot 1iji C$dengan t table B 8,(!.
5 J
Y i
- Ý
$
Y i -
Ý ¿2
Z i -
Z $
Z i -
Z ¿
2
5.J
Y i - Ý $
Z
i - Z $
(!" !,/" (?,? !"A,8# ",8! ",("!? 8"" ?,#"
(?# !,A" ?",? (#8!,(
#
",/! ",!A"? 8)?,! !(,""
" (,A/ -!/,# #//,8# -",?8 ",(?) (?" ((,""
A# (,A" -!),# A#,(# -",? ",!8"? (!),! (?,!"
("# !,!/ ",? ",(# ","A ",""?) !8,/ ","!
HB /! HB
(",)
" 88A(,! " ",A)8 (!"(,) /",#
11
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
12/24
i=¿
Y i−Ý ¿2
¿¿
∑¿
n¿
SY
2=¿
Z i−Z ¿2
¿∑¿
SZ 2=¿
B0,793
4=0,19825
S yz=∑(Y i− Ý )(Z i−Z )
n−1 B50,86
4 B (!,A(/
r= S yz√ S y
2SZ 2
B12,715
√ 842,8 x 0,19825 B12,71512,9261 B ",)8A
r ² B ",)8A B ",)#A##
Sr=√ 1−r ²n−2 B
√ 1−0,96766
3 B B√ 0,01078 B ",("8
t B
rSr B
0,9837
0,1038 B ),?A#)
t tabel B 8,(!
Kesimpulan <t hitung L
t tabel , maka koefisien korelasi berbeda nyata.
B. Pe$%aha!an
12
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
13/24
'enurut Mosim , dkk. !"""$ dalam 0asution +rif '. !"("$ Korelasi antar sifat
merupakan fenomena umum yang terjadi pada tanaman. %engetahuan tentang adanya
korelasi antar sifat-sifat tanaman merupakan hal yang sangat berharga dan dapat
digunakan sebagai dasar program seleksi agar lebih efisien. 'enurut 'ur*ani
!""A$, korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi atau hubungan measures of association$. %engukuran asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistic
bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.
Diantara sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik
korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu orelasi %earson %roduct 'oment
dan Korelasi @ank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula teknik-
teknik korelasi lain, seperti Kendal, Nhi-SOuare, %hi Noefficient, Poodman-Kruskal,
Somer, dan ilson.
Korelasi merupakan teknik analisis untuk mengetahui adanya dan tingkat
hubungan suatu variabel dengan variabel lainnya.+nalisis korelasi ini menghasilkan
sebuah nilai koefisien korelasi, Q rho$ atau @, yang menunjukkan seberapa kuat
hubungan antar kedua variabel, dan koefisien determinasi, @!, yang menunjukkan
kekuatan yang lebih jauh. +nalisis Korelasi terdiri atas tiga macam, yaitu<
(. Korelasi %roduct 'oment %earson$, korelasi bivariate
!. Korelasi %arsial, korelasi multivariate dengan variabel kontrol
8. Korelasi Distance, menghitung keragaman data kuantitatif 'ur*ani, !""A$.
13
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
14/24
Ditinjau dari banyaknya sifat yang berhubungan, maka korelasi dapat dibedakan
menjadi Soepomo ()#$ <
(. Korelasi sederhana
Korelasi sederhana korelasi yang digunakan untuk mengetahui kekeratan
hubungan antara dua variable dan untuk mengetahui arah hubungan yang terjadi.
Koefisien korelasi sederhana menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi
antara dua variable misalnya hubungan antara panjang malai dengan banyaknya
gabah per malai pada tanaman padi.
!. Korelasi berganda multiple correlation$
Korelasi antara duaatau lebih variable bebas secara bersama-sama dengan suatu
variable terikat. +ngka yang menunjukkan arah dan besar kuatnya hubungan antara
dua atau lebih variable bebas dengan satu variable terikat disebut koefisien korelasi
ganda, dan basa disimbolkan @, misalnya daya hasil dipengaruhi oleh sifat banyak
anakan, ketahanan rebah, ketahanan terhadap hama dan penyakit, respon terhadap
pemupukan dan sebagainya.8. Korelasi partial
Korelasi partial digunakan bila ada lebih dari dua sifat berhubungan$ yaitu
hubungan antara dua sifat pada kondisi sifat lain konstan, misalnya tingginya hasil
dipengaruhi sterilitas biji dan reaksi terhadap serangan penyakit. Korelasi partial
menentukan hubungan antara hasil dan sterilitas bila pengaruh perbedaan reaksi
terhadap penyakit ditiadakan.
'enurut 0asoetion dan 1ariCi ()A#$, ada tiga macam hubungan yang dapat
terjadi, antara lain sebagai berikut <
14
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
15/24
(. 0ilai-nilai yang besar dari perubah acak 4 cenderung untuk terjadi bersama-sama
dengan nilai-nilai yang besar dari perubah acak 5. 1ila demikian dikatakanlah,
bah*a 4 dan 5 mempunyai korelasi positif.!. 0ilai-nilai yang besar dari perubah acak 4 cenderung untuk terjadi bersama-sama
dengan nilai-nilai yang kecil dari 5. 1ila demikian, dikatakanlah bah*a 4 dan 5
mempunyai korelasi negatif.
8. Tidak ada kecenderungan bagi nilai 4 tertentu untuk terjadi bersama-sama dengan
nilai tertentu dari 5. Kalau demikian halnya, dikatakanlah bah*a 4 dan 5 tidak
berkorelasi.
%ada tanaman nenas panjang buah, diameter buah, bobot buah, total padatan
terlarut dan kandungan asam merupakan karakter-karakter yang menjadi standar
perdagangan nenas baik untuk konsumsi segar maupun sebagai buah olahan Thakur
et al. ()" dalam Soedibyo, ())!, %y et al., ()A$. Karakter- komponen hasil dan
hasil tersebut di atas merupakan karakter kuantitatif yang dikendalikan banyak gen.
7leh karena itu pada seleksi yang ditujukan untuk perbaikan karakter tersebut perlu
mempertimbangkan karakter-karakter lain. 'enentukan karakter-karakter yang ada
kaitannya dengan karakter utama diperlukan informasi tentang korelasi antar karakter
0asution,!"("$.
'enurut Sudarmadji, dkk. !""A$ Seleksi yang ditujukan untuk perbaikan sifat
hasil biji per hektar mempertimbangkan sifat-sifat yang lain %oespodarsono, ()$.
'enentukan sifat-sifat yang ada kaitannya dengan sifat yang dituju, maka diperlukan
informasi hubungan antara sifat-sifat tersebut dengan sifat-sifat yang akan diperbaiki.
asil penelitian menunjukkan bah*a korelasi genotipik antara sifat hasil biji per
15
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
16/24
hektar dengan sifat-sifat yang lain bervariasi pada ketiga persilangan, di mana
korelasi genotipik berkisar dari R ",/) sampai ",)).
'enurut Nhandrasari, dkk. !""8$, +pabila terdapat dua sifat yang diamati
menunjukkan korelasi yang positif, maka dapat dijelaskan bah*a seiring bertambah
besar atau bertambah banyaknya suatu sifat akan selalu diikuti oleh bertambah besar
atau bertambah banyaknya sifat yang lain. Seperti halnya pada umur panen dengan
umur berbunga yang memiliki nilai korelasi yaitu ",A/8". +rtinya semakin cepat
*aktu berbunga, maka semakin cepat *aktu panennya. al ini juga dikemukakan
oleh Damayanti et al . !""A$ dalam Nhandrasari,dkk. !""8, bah*a umur berbunga
menentukan hasil. 9ika umur berbunganya cepat maka *aktu panennya pun cepat.
1egitu juga sebaliknya, jika umur berbungannya lama maka panennyapun lebih lama,
sedangkan apabila terdapat dua sifat menunjukan korelasi negatif itu artinya
bertambah besar atau bertambah banyaknya suatu sifat akan diikuti dengan
penurunan ukuran atau jumlah sifat yang lain. al ini dalam pemuliaan tanaman,
komponen hasil akan lebih efektif meningkatkan hasil apabila komponen hasil
berkorelasi positif terhadap hasil.
'enurut Nhandrasari, dkk !""8$, diketahui bah*a komponen hasil berupa
tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, bobot (""" butir, dan umur panen
berkorelasi positif terhadap hasil yang dalam penelitian ini berupa bobot gabah
panen. Sedangkan umur berbunga merupakan komponen hasil yang berkorelasi
negatif terhadap bobot gabah panen atau hasil. Komponen hasil yang berkorelasi
positif terhadap hasil dapat digunakan sebagai parameter dalam melakukan seleksi.
16
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
17/24
Dalam penelitian ini, komponen hasil yang berkorelasi posistif terhadap hasil
digunakan sebagai kriteria dalam pemilihan galur mana yang memiliki daya hasil
lebih besar dari pada varietas pembandingnya yaitu ciherang dan I@-#?. 0amun pada
beberapa parameter yang menunjukkan nilai negatif terhadap hasil, merupakan
parameter yang kurang mendukung terhadap tingginya hasil dan kurang baik apabila
digunakan sebagai parameter seleksi. Koefisien korelasi dapat dinyatakan sebagai
pengaruh total suatu komponen hasil terhadap hasil, baik secara langsung maupun
tidak langsung yang ditimbulkan oleh faktor genetik, faktor lingkungan, dan interaksi
antar keduanya.
'enurut Nhandrasaari, dkk. !""8, masing-masing karakter yang dikorelasikan
dengan hasil diuraikan ke dalam dua komponen yaitu pengaruh langsung dan tidak
langsung. Secara langsung, maksudnya komponen hasil tersebut memberikan
pengaruh terhadap hasil tanpa melalui komponen hasil lainnya. Secara tidak
langsung, artinya pengaruh komponen hasil terhadap hasil melalui sifat komponen
hasil lainnya. :ntuk mengetahui apakah suatu komponen hasil berpengaruh lagsung
atau tidak langsung terhadap hasil, maka dilakukan analisis lintas seperti pada tabel /,
sedangkan untuk menguraikan pengaruh langsung dan tidak langsung ke hasil, maka
digunakan sidik lintasan. asil analisa menunjukan bah*a bobot (""" butir, tinggi
tanaman, umur berbunga, serta anakan produktif memiliki koefisien korelasi yang
positif terhadap bobot gabah sedangkan umur panen memiliki koefisien korelasi
negatif terhadap hasil. :ntuk koefisien lintas, hasil analisa data menunjukan bah*a
tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, umur panen, serta bobot (""" butir
17
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
18/24
memiliki koefisien lintas yang positif terhadap bobot gabah panen dan koefisien lintas
pada umur berbunga bernilai negatif. Dari hasil analisa tersebut, maka dapat diambil
kesimpulan bah*a pada umur berbunga penyebab hubungan dengan hasil adalah
pengaruh tidak langsung. +pabila ingin melakukan seleksi dengan menggunakan
umur panen, maka yang harus diperhatikan adalah pengaruh tidak langsung umur
panen terhadap hasil tersebut Singh dan Nhaudary, ()A)$.
:ntuk tinggi tanaman, jumlah anakan produktif dan bobot (""" butir, koefisien
lintas dan koefisien korelasi bernilai positif artinya baik tinggi tanaman maupun
jumlah anakan produktif memiliki hubungan yang sebenarnya terhadap bobot gabah
panen hasil$ dan seleksi langsung terhadap sifat tersebut akan sangat efektif.
Sedangkan umur panen memiliki koefisien korelasi negatif dan koefisien lintas
positif, artinya apabila ingin memperoleh pengaruh langsung hasil melalui umur
panen maka harus memperkecil panaruh tidak langsung Nhandrasari,dkk.,!""8$.
1erdasarkan sifat morfologi yang ada pada tanaman padi dalam praktikum ini
terdapat hubungannya dalam suatu uji korelasi. Sifat morfologi pada padi secara
umum memiliki malai yang cukup panjang dengan ukuran yang berbeda-beda setiap
tanaman, disamping itu terdapat banyaknya bulir yang ada pada tanaman padi.
1eberapa sifat morfologi ini nantinya akan berpengaruh terhadap korelasi sifat-sifat
pada tanaman padi. Kemudian dalam korelasi ini akan memperlihatkan dari sifat
kualitatif suatu tanaman kemudian dapat diperkirakan oleh pemulia sebagai uji
seleksi tanaman. 1erdasarkan data pengamatan dari perhitungan koefisien korelasi
panjang malai F$ dan jumlah bulir y$ dikatakan koefisiennya negative, karena
18
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
19/24
keduanya tidak saling berpengaruh= diikuti pula dengan data perhitungan koefisien
korelasi panjang malai F$ dan bobot biji C$ yang koefisien korelasi sama negatifnya
dan tidak berpengerauh= dan pada data perhitungaan koefisien korelasi jumlah bulir
y$ dan bobot biji C$ dengan koefisien korelasinya positif sehingga keduanya dapat
saling berpengaruh pada tanaman tersebut.
'enurut 'ohammadi et al., !""8$, dengan menggunakan analisis koefisien
lintas pathcoefisienanalysis) mampu ditentukan konstribusi relatif, dari komponen
tumbuh dan komponen hasil terhadap hasil, baik langsung maupun tidak langsung.
'etode ini memecah koefisien korelasi antara masing-masing karakter yang
dikorelasikan dengan hasil menjadi dua komponen, yaitu pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung, sehingga hubungan kausal di antara karakter yang
dikorelasikan dapat diketahui.
Daya hasil dipengaruhi oleh beberapa komponen yang saling berasosiasi,
sehingga seleksi terhadap hasil harus mempertimbangkan sifat-sifat yang berkorelasi
dengannya. %endugaan korelasi genotipik dan fenotipik antar-sifat berguna untuk
perencanaan dan evaluasi program pemuliaan. %ada umumnya nilai korelasi genotipik
lebih tinggi dibandingkan nilai korelasi fenotipik. al ini menunjukkan *alaupun
korelasi genotipik besar namun bila dipengaruhi oleh lingkungan akan berubah.
Informasi tentang adanya korelasi antarsifat dapat digunakan untuk memahami hasil
yang akan dicapai dan memberikan prosedur seleksi yang tepat 0ugrahaeni, !""($.
Dalam kegiatan seleksi, korelasi antar karakter tanaman memiliki arti yang
sangat penting. :ntuk mengestimasi suatu karakter tertentu dapat digunakan penduga
19
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
20/24
yang juga merupakan suatu karakter lain yang relative mudah diamati. Seleksi akan
efektif bila terdapat hubungan erat antara karakter penduga dengan karakter yang
dituju dalam suatu program seleksi. Dalam praktik biasanya digunakan karakter
morfologis 0asir.!""($.
'enurut Nhandrasari, dkk !""8$ untuk mengetahui tingkat keragaman dan
hubungan antar-karakter yang diamati, data dianalisis dengan menggunakan nilai
rata-rata dan analisis korelasi. al ini diperlukan untuk dapat menentukan kriteria
dalam memilih genotipe yang baik, dan untuk mengetahui karakter yang berpengaruh
terhadap hasil kacang hijau. Dengan menggunakan analisis korelasi, maka dapat
diketahui apakah karakter agronomi maupun komponen hasil memiliki korelasi yang
positif atau korelasi yang negatif terhadap hasil delapan nomor galur harapan padi.
1erdasarkan hasil pengamatan uji korelasi dari perhitungan masing-masing
variable yang diamati mengahsilkan data yang berbeda. Data perhitungan koefisien
korelasi pada panjang malai F$ dan jumlah bulir y$ didapatkan hasil kepastian
korelasi sebesar t hitung$ ","?/, hal ini dengan ketentuan t tabel sebesar 8,(!
menyatakan bah*a t hitung t tabel. +rtinya dari perbandigan nilai tersebut koefisien
korelasi tidak berbeda nyata, sehingga menyebabkan kedua variable yang diamati
tidak berpengaruh terhadap hasil. Data dan perhitungan koefisien korelasi panjang
malai F$ dan bobot biji C$ didapatkan hasil kepastian korelasi sebesar t hitung$
"8/"!, hal ini dengan ketentuan t tabel sebesar 8,(! menyatakan bah*a t hitung t
tabel. +rtinya dari perbandigan nilai tersebut koefisien korelasi tidak berbeda nyata,
sehingga menyebabkan kedua variable yang diamati tidak berpengaruh terhadap
20
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
21/24
hasil. %engamatan terakhir yaitu pada data dan perhitungan koefisien korelasi jumlah
bulir y$ dan bobot biji C$ didapatkan hasil kepastian korelasi sebesar t hitung$
),?A#), hal ini dengan ketentuan t tabel sebesar 8,(! menyatakan bah*a t hitung L t
tabel. +rtinya dari perbandigan nilai tersebut koefisien korelasi berbeda nyata,
sehingga menyebabkan kedua variable yang diamati memberikan berpengaruh
terhadap hasil.
". KESIMPULAN DAN SARAN
A. Ke!#$&ulan
21
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
22/24
(. Korelasi antara dua sifat tanaman berguna untuk mengetahui derajat
hubungan antara dua sifat pada tanaman dan untuk mengetahui bentuk
hubungan yang ada antara tanamanyang bersangkutan.
!. 1esarnya nilai koefisien dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kemiripan dalam
variabilitas tanaman induk dengan keturunannya.
8. Koefisien korelasi yang positif menunjukkan derajat hubungan yang nyata,
sedangkan koefisien korelasi yang negatif menunjukkan hubungan yang berla*anan.
?. Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang telah dilakukan, pengamatan
pada tabel pertama t hitung t tabel ","?/8,(!$ maka data tersebut dalam
koefisien korelasi tidak berbeda nyata. %ada tabel kedua hasil koefisien yang
tidak berbeda nyata dengan t hitung sebesar ",8/"! dan t tabel 8,(!.
Sedangkan pada tabel ketiga menunjukkan koefisien korelasinya
memperlihatkan beda nyata serta dengan ukuran sebesar t hitung ),?A#) dan t
tabel 8,(!. Sehingga keduanya saling berpengaruh terhadap hasil.
B. Saran
Seharusnya dalam praktikum ini sebaiknya praktikan dalam menganalisis dan
memperhitungkan nilai korelasi dapat dilakukan dengan teliti.
22
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
23/24
DA'TAR PUSTAKA
Nhandrasari, dkk. !""8. Uji Daya hasil delapan galur Harapan Padi Sawah (Orya
sati!a ".). %eneliti 1alai %engembangan Teknologi %ertanian 5ogyakarta.
23
8/16/2019 Anida Acara 2 Dpt
24/24
Desta , idodo I, Sobir, Trikoesoemaningtyas,Sopandie S. !""#. Pemilihan #ara$ter %gronomi Untu$ &enyusun 'nde$s Sele$si Pada Populasi
#edelai enerasi *+ . 1ul.+gron.8?$($ ()-!?.
&reund, 9ohn ; and 1enjamin '. %erles. ())). Statistics % *irst ourse. %rentice all
:pper Saddle @iver, 0e* 9ersey.'ohammadi S+, %rasanna 1', Singh 00. !""8. Se-uential Path &odel for
Determining 'nterrelationships %mong rain ield and /elated haracters
in &ie. Nrop Science. ?8ol.(8 0o.8. 1alai %enelitian Tanaman Tembakau dan Serat. 'alang.
Sudibyo 'T. ())!. %engaruh :mur %etik 1uah 0anas Subang Terhadap 'utu.
1urnal Horti$ultura. !!$< 8#-?!.
Sudjana.()8. 0e$ni$ %nalisis /egresi dan #orelasi. Tarsito, 1andung.
Sudjana. ()#. &etode Stati$ti$. Tarsito, 1andung.
Sutrisno, adi. !""". Statisti$ 1ilid 8. 5ayasan %enerbit &akultas %sikologi :P',5ogyakarta.
24
Top Related