1. Keluhan utama (simptom) di bidang THT:
a. Telinga :
gangguan pendengaran (tuli)
suara berdenging (tinitus)
rasa nyeri di telinga (otalgi)
keluar cairan dari telinga
telinga terasa penuh
b. Hidung :
tersumbat/hidung buntu
cairan/sekret di hidung
bersin-bersin
rasa nyeri di daerah muka dan
kepala
perdarahan dari hidung
gangguan penghidu
hidung meler
c. Tenggorok :
nyeri tenggorok
nyeri menelan
rasa banyak dahak di tenggorokan
sulit menelan
batuk
rasa mengganjal/
menyumbat d tenggorokan
suara serak
tidak keluar suara
d. Kepala :
pusing berputar
pergerakan bola mata
abnormal
mual
muntah
keseimbangan tubuh terganggu
e. Leher : benjolan di leher
2. Anatomi telinga
Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar
suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengidentifikasi apa
yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya dengan mata kepala kita
sendiri. Orang yang tidak bisa mendengar disebut tuli.
Telinga adalah tempat beradanya indera pendengaran yang
memiliki saraf pendengaran. Telinga terbagi menjadi tiga bagian yaitu
telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam. Pada bagian rumah siput
tersebut terdapat ujung saraf yang berhubungan dengan pusat
pendengaran. Didalam telinga juga terdapat alat keseimbangan yang
terletak pada tiga saluran setengah lingkaran.
Telinga mempunyai reseptor khusus untuk mengenali getaran
bunyi dan untuk keseimbangan. Ada tiga bagian utama dari telinga
manusia, yaitu bagian telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.
Telinga luar berfungsi menangkap getaran bunyi, dan telinga tengah
meneruskan getaran dari telinga luar ke telinga dalam. Reseptor yang ada
pada telinga dalam akan menerima rarigsang bunyi dan mengirimkannya
berupa impuls ke otak untuk diolah.
a. Anatomi Telinga Luar
Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis
auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti
cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga).Telinga
terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata.Aurikulus
melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago,
kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga.Aurikulus
membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang
kanalis auditorius eksternus. Tepat di depan meatus auditorius eksternus
adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan
dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika
membuka dan menutup mulut.
Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter.
Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana
kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit
tipis.Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani.Kulit
dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang
mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen.Mekanisme
pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian
luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan
memberikan perlindungan bagi kulit
b. Anatomi Telinga Tengah
Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di
sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah
terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis
aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1
cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan
translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan
rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba
eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di
bagian mastoid tulang temporal.
Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus,
inkus stapes.Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan
ligamen, yang membantu hantaran suara.Ada dua jendela kecil (jendela
oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah
dengan telinga dalam.Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di
mana suara dihantar telinga tengah.Jendela bulat memberikan jalan ke
getaran suara.Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan
dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk
cincin.anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami
robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke
telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.
Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35
mm, menghubngkan telingah ke nasofaring.Normalnya, tuba eustachii
tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika
melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan.Tuba berfungsi
sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam
telinga tengah dengan tekanan atmosfer.
c. Anatomi Telinga Dalam
Telinga dalam terdiri atas dua bagian yaitu bagian anterior
koklea dan posterior vestibulum, termasuk kanal semisirkuler, utricel
dan sacculus. Telinga dalam berasal dari otic vesicle dan
perkembangannya dimulai pada akhir bulan pertama masa kehamilan
dan berkembang lengkap dalam 50 hari. Reseptor vestibuler dan
auditor terletak pada membran labirin yang dipenuhi oleh cairan
dengan kadar kalium tinggi disebut endolimfe. Membran labirin
terpisah dengan tulang labirin oleh perilimphe.
Menurut Rambe, koklea bagian tulang dibagi menjadi dua
lapisan oleh suatu sekat. Bagian dalam sekat ini adalah lamina
spiralis ossea dan bagian luarnya adalah lamina spiralis
membranasea.Ruang yang mengandung perilimfe terbagi dua, yaitu
skala vestibuli dan skala timpani. Kedua skala ini bertemu pada
ujung koklea yang disebut helikotrema.
Skala vestibuli berawal pada foramen ovale dan skala timpani
berakhir pada foramen rotundum. Pertemuan antara lamina spiralis
ossea dan membranasea kearah perifer membentuk suatu membrana
yang tipis yang disebut membrana Reissner yang memisahkan skala
vestibuli dengan skala media (duktus koklearis). Duktus koklearis
berbentuk segitiga, dihubungkan dengan labirin tulang oleh jaringan
ikat penyambung periosteal dan mengandung end organ dari nervus
koklearis dan organ Corti. Duktus koklearis berhubungan dengan
sakkulus dengan perantaraan duktus Reuniens.
Organ Corti terletak di atas membrana basilaris yang
mengandung organel-organel yang penting untuk mekenisma saraf
perifer pendengaran. Organ Corti terdiri dari satu baris sel rambut
dalam yang berisi kira-kira 3000 sel dantiga baris sel rambut luar
yang berisi kira-kira 12.000 sel. Sel-sel ini menggantung lewat
lubang-lubang lengan horisontal dari suatu jungkat-jangkit yang
dibentuk oleh sel-sel penyokong. Ujung saraf aferen dan eferen
menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan sel rambut
terdapat strereosilia yang melekat pada suatu selubung yang
cenderung datar yang dikenal sebagai membrana tektoria.
Membrana tektoria disekresi dan disokong oleh limbus (Liston dan
Duvall, 1997).
3. Histologi telinga
Telinga luar terdiri dari tulang rawan elastis, jaringan kulit tipis,
folikel rambut, glandula sudorifera, lobus auricula yang terbentuk dari
jaringan adiposa. Meatus auricula eksternus terdiri dari glandula sebacea
yang menghasilkan serumen/sekret/earwax sebagai bakterisid, yang secara
histologis berbentuk tubuler. Membran timpani terdiri dari kumpulan
epitel gepeng selapis atau kuboid. Tuba eustachii terbentuk dari sel-sel
epitel silindris selapis dan bertingkat. Koklea dari jaringan ikat tipis dan
epitel gepeng selapis.
Histologi Kulit Telinga
Histologi kulit liang telinga sebenarnya mempunyai lapisan kulti
yang sama dengan lapisan kulit pada bagian tubuh lainnya yaitu dilapisi
epitel skuamosa. Kulit liang telinga merupakan lanjutan kulit daun telinga
dan kedalam meluas menjadi lapisan luar membran timpani.
Lapisan kulit liang telinga luar lebih tebal pada bagian tulanga
rawan dari pada bagian tulang. Pada liang telinga rulang rawan tebalnya
0,5 – 1 mm, terdiri dari lapisan empidermis dengan papillanya, dermis
dan subkutan merekat dengan perikondrium.
Lapisan kulit liang telinga bagian tulang mempunyai yang lebih
tipis, tebalnya kira-kira 0,2 mm, tidak mengandung papilla, melekat erat
dengan periosteum tanpa lapisan subkutan, berlanjut menjadi lapisan luar
dari membran timpani dan menutupi sutura antara tulang timpani dan
tulang skuama kulit ini tidak mengandung kelenjar dan rambut. Epidermis
dari laing telinga bagian tulang rawan biasanya terdri dari 4 lapis yaitu sel
basal, skuamosa, sel granuler dan lapisan tanduk.
Folikel-folikel Rambut
Folikel rambut banyak terdapat pada 1/3 bagian luar liang telinga
tetapi pendek tersebar secara tidak teratur dan tidak begitu banyak pada
2/3 liang telinga bagian tulang rawan. Pada liang telinga bagian tulang,
rambut-rambutnya halus dan kadang-kadang terdapat kelenjar pada
dinding posterior dan superior. Dinding luar folikel rambut dibentuk oleh
invaginasi epidermis yang mana menipis ketika mencapai dasar polikel,
dinding sebelah dalam folikel adalah rambut sendiri. Ruang potensial yang
terbentuk disebut kanalis folikularis. Kelenjar sebasea atau kelenjar lemak
banyak terdapat pada liang telinga dan hamper semuanya bermuara
kefolikel rambut.
Kelenjar -kelenjar Sebasea dan Apokrin
Kelenjar sebasea pada telinga berkembang baik pada daerah konka,
ukuran diameternya 0,5 -2,2 mm. Kelenjar ini banyak terdapat pada liang
telinga luar bagian tulang rawan, dimana kelenjar ini berhubungan dengan
rambut.
Pada bagian luar liang telnga bagian tulang rawan, kelenjar sebasea
menjadi lebh kecil, berkurang jumlahnya dan lebih jarang atau tidak ada
sama sekali pada kulit liang telinga bagian tulangKelenjar sebasea terletak
secara berkelompok pada bagian superficial kulit. Umumnya, beberapa
alveoli yang berdekatan terbuka dalam saluran ekskresi yang pendek.
Saluran-saluran ini dilapisi dengan epitel tatah berlapisan yang mana ini
berlanjut dengan bungkus luar akar rambut dan dengan lapisan basal
epidermis bagian sekresi kelenjar-kelenjar sebasea berupa alveoli yang
bundar berdiameter 0,5 – 2,0 mm. kearah sentral alveoli, sebagian kecil
sel-sel mengalami penandukan tetapi ukuran bertambah besar, menjadi
polihidral dan secara bertahap terisi butir butir lemak. Lambat laun intinya
mengkerut dan menghilang, dan sel-sel pecah
menjadi serpihan-serpihan lemak bercambur dengan sisi bertanduk.
Campuran ini merupakan sekresi berminyak dari kelenjar, lalu
dieksresikan dalam kanalis folikularis dan keluar kepermukaan kulit.
Kelenjar apokrin terutama terletak pada dinding liang telinga
superior dan inferior.kelenjar -kelenjar ini terletak pada sepertiga tengah
dan bawah dari kulit dan ukurannya berkisar 0 ,5-2,0mm. seperti kelenjar
sebasea ,kelenjar apokrin terbentuk dari local dari pembungkus luar akar
folikel rambut.kelenjar –kelenjar ini dapat dibagi kedalam 3 bagian , yaitu
bagian sekresi, saluran sekresi didalam kulit dan saluran termilal atau
komponen saluran epidermal.
Bagian saluran yang melingkar adalah struktur tubular dimana
jarang bercabang dan terdiri dari lapisan epitel sebelah dalam, lapisan
mioepitel ditengah dan membrane proria disebalah luar. Disekeliling
tabular adalah jaringan ikat padat. Epitelnya berupa lapisan tunggal
bervariasi dari bentuk silinder hingga kuboidal sangat gepeng (pipih).
Didalam sitoplasma, biasanya terletak supranuklear terlihat sebagai granul
lipoid dan pigmen dalam ukuran yang berpariasi. Lapisan mioepitelium
yang tebalnya satu lapis sel berbentuk pipih dan mengandung otot polos
membentuk pembungkus berkesinambungan disekeliling bagian melingkar
dari kelenjar, dan apabila berkontraksi akan menekan lumen tubuli
sehingga sekret akan keluar. Apabila sampai dipermukaan epidermis,
sekret ini sebagian masuk folikel rambut dan sebagian lagi kepermukaan
bebas liang telinga, secara perlahan-lahan akan mengering dan berbentuk
setengah padat dan berwarna menjadi lebih gelap. Saluran sekresi relatif
panjang dan berbelok -belok dan mempunyai diameter yang bervariasi,
berbatas tegas dari bagian sekresi kelenjar.
4. Fisiologi telinga
Getaran suara ditangkap oleh daun telinga yang diteruskan ke
liang telinga dan mengenai membran timpani sehingga membran
timpani bergetar. Getaran ini diteruskanketulang-tulang pendengaran
yang berhubungan satu sama lain.
Selanjutnya stapes menggerakkan foramen ovale yang juga
menggerakkan perilimfe dalam skala vestibuli. Getaran diteruskan melalui
membrane Reissner yang mendorong endolimfe dan membran basalis
ke arah bawah dan perilimfe dalam skala timpani akan bergerak
sehingga foramen rotundum terdorong ke arah luar. Pada waktu
istirahat, ujung sel rambut Corti berkelok, dan dengan
terdorongnya membran basal, ujung sel rambut itu menjadi lurus.
Rangsangan fisikini berubah menjadi rangsangan listrik akibat adanya
perbedaan ion Natrium dan Kalium yang diteruskan ke cabang-
cabang N. VIII, kemudian meneruskan rangsangan itu ke
pusatsensorikpendengaran di otak melalui saraf pusat yang ada di lobus
temporalis.
5. Mekanisme patofisiologi otorrhea / keluar cairan dari telinga
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara
membuang sel-sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran
telinga. Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud bisa
mengganggu mekanisme pembersihan ini dan bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan
menyebabkan penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi
atau berenang. Kulit yang basah dan lembut pada saluran telinga lebih
mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur. Apabila sudah terjadi infeksi
telinga akan semakin lembab dan sekret akan berbau busuk.
Sekret yang serosa (cair) biasanya timbul karena otitis eksterna
difusa dan sering menimbulkan krusta pada orifisium liang telinga luar.
Selain otitis eksterna, keluarnya cairan jernih melalui telinga bisa jadi
adalah cairan serebrospinal yang bocor karena adanya fraktur pada tulang
tengkorak.
Sekret yang mukopurulen berasal dari telinga bagian tengah yaitu
otitis media supuratif akut dan otitis media supuratif kronik yang jinak.
Warnanya kuning pucat, lengket dan tidak berbau. Proses infeksi dan
inflamasi yang terjadi pada telinga tengah berkaitan dengan inflamasi yang
terjadi pada tuba eustachius. Keadaan yang paling sering terjadi adalah
infeksi saluran atas yang melibatkan nasofaring. Manifestasi inflamasi
dalam hal ini akan menjalar dari nasofaring hingga mencapai ujung medial
tuba Eustachius atau secara langsung terjadi di tuba Eustachius, sehingga
memicu stasis sehingga mengubah tekanan di dalam telinga tengah. Di sisi
lain, stasis juga akan memicu infeksi bakteri patogenik yang berasal dari
nasofaring dan masuk ke dalam telinga tengah dengan cara refluks,
aspirasi, atau insuflasi aktif. Akibatnya akan terjadi reaksi inflamasi akut
yang ditandai dengan vasodilatasi, eksudasi, invasi leukosit, fagositosis,
dan respon imun lokal yang terjadi di telinga tengah. Eksudasi ini semakin
lama akan semakin banyak produksinya sehingga suatu saat cairan akan
mendesak membran timpani yang akhirnya akan membuat membran
timpani perforasi dan pasien akan mengeluh keluarnya cairan kental yang
berwarna kuning atau hijau dengan bau yang busuk.
Daftar Pustaka
Boies. Penyakit Telinga Luar. Buku Ajar Penyakit Telinga,
Hidung, Tenggorokan, ed 6, Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit
Buku Kedokteran, EGC, Jakarta, 1994: 78 - 80.
Dorland. Kamus Kedokteran, ed 26, Alih Bahasa Tim Penterjemah
EGC, Jakarta, 1996: 1694.
Selesnick SH : Otitis Externa : Management of the Recalcitrant
Case. Dalam The American Journal of Otology, Vol. 15, No.3, 1994: 408
– 12
Sobotta. Atlas Anatomi Manusia, Alih Bahasa Adji Dharma,
Jakarta ; EGC, 2009: 244 - 5.
Soepardi. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorokan Kepala dan Leher ed 7. FK UI. Jakarta.
Top Related