ANALISIS UNSUR INTRINSIK DAN KEBAHASAAN TEKS DRAMA
“SYMPHONI ANAK JALANAN” DAN RANCANGAN
PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI SEMESTER II
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Disusun oleh:
Nama : Agustina Gidah
NIM : 141224081
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Tuhan Yang Maha Pengasih yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan hikmat
kepandaian. Tuhan Yesus kepala keluarga saya dan yang memegang kendali hidup
saya.
Ibuku terkasih Sudarti, Bapakku Kuantan, Kakakku Nurdin Supriana dan Ariusman,
adikku Sahruni, Okto Kardius, sahabatku May Eriani, M. Faraed Hardika.
Bapak Drs. P. Hariyanto, M.Pd,. terima kasih atas segala bantuan, bimbingan, dan
motivasi yang telah diberikan kepada saya selama tugas akhir serta selama saya
kuliah di Sanata Dharma.
Ibu Rishe Purnama Dewi,S.Pd,.M.Hum,. terima kasih atas bimbingan, nasehat, serta
bantuan, terima kasih sudah sabar dalam membimbing dan mengarahkan selama
kuliah serta selama proses pembuatan tugas akhir.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Moto
Tetap mencoba dan yakinlah suatu saat kamu pasti bisa membangun usaha
untuk membantu keluarga dan orang yang membutuhkan pekerjaan.
Kesuksesan tidak bias diukur dari gelar dan jabatan tapi dari pola pikir yang
terbuka akan perubahan serta punya hati membantu siapa pun di sekitarmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Gidah, Agustina. 2019. “Analisis Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Teks Drama
Symphoni Anak Jalan dan Rancangan Pembelajarannya Di SMA Kelas XI
Semester II” Skripsi: PBSI FKIP. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menganalisis unsur intrinsik teks drama symphoni anak jalanan.
Unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama meliputi tema dan amanat, tokoh, latar,
alur, urutan waktu, kata kerja menyatakan peristiwa, kata menyatakan pikiran dan
kata kerja sifat (descriptive language). Tujuan dari penelitian ini adalah
mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan rancangan
pembelajaran yang disusun berdasarkan kurikulum 2013 revisi 2017.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, metode penelitian
deskriptif mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama serta menyusun
rancangan pembelajaran di SMA kelas XI dengan tujuan untuk memudahkan guru
dalam mengajar materi analisis teks drama. Objek yang dikaji berupa teks drama
yakni unsur intrinsik dan kebahasan teks drama. Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik baca, catat atau tulis yang digunakan untuk menemukan
dan menguraikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan bahwa dalam drama “symphoni
anak jalanan” terdapat enam tokoh Atet, Iwo, Kemal, Abdul, Nasir, dan Komandan.
Alur dalam drama symphoni anak jalanan terdapat delapan tahap, yaitu eksposisi,
Komplikasi, Klimaks, Resolusi, Konklusi. Tema drama “symphoni anak jalan”
adalah perjuangan untuk mencari makan dan ketidak jujuran. Latar tempat dalam
drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah bertalatar tempatkan trotoar di sebuah
kota, kantor petugas, dan rumah komandan. Latar waktu dalam drama “Symphoni
Anak Jalanan” pada malam, pagi, dan siang hari. Hasil analisis yang telah dilakukan
oleh penelti dapat diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran kelas XI
semester II sastra di SMA. Tujuan dari pemebelajaran drama ini adalah
mendeskripsikan unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan merancang
pembelajaran berbentuk Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Gidah, Agustina. 2019. "Analysis of Intrinsic Elements and Linguistic Texts on
Drama Children 's Symphony and Learning Design in Class XI High School
Semester II" Thesis: PBSI FKIP. Sanata Dharma University Yogyakarta.
Researchers analyze the intrinsic elements of drama text symphony of street
children. Intrinsic and linguistic elements of the drama text include themes and
mandates, characters, backgrounds, lines, time sequences, verbs expressing events,
words expressing thoughts and verb traits (descriptive language). The purpose of this
study is to describe the intrinsic and linguistic elements of the drama text and
learning design compiled based on the 2017 revised 2013 curriculum.
This type of research is descriptive research, descriptive research method
describes the intrinsic and linguistic elements of the drama text and composes the
design of learning in high school class XI with the aim of facilitating teachers in
teaching drama text analysis material. The object studied in the form of drama text is
the intrinsic and linguistic elements of the drama text. The technique used in this
study is the technique of reading, writing or writing which is used to find and describe
the intrinsic and linguistic elements of the drama text.
The results of the research conducted showed that in the drama "symphony
of street children" there were six figures Atet, Iwo, Kemal, Abdul, Nasir, and
Commander. The flow in the drama symphony of street children has eight stages,
namely exposition, complications, climax, resolution, conclusion. The theme of the
drama "symphony of the child of the road" is a struggle to find food and dishonesty.
The location in the drama "Street Children Symphony" is to place the sidewalk in a
city, the office of the clerk, and the house of the commander. The time frame in the
drama "Street Children Symphony" at night, morning and afternoon. The results of
the analysis carried out by the researcher can be implemented as material for class
II XI literature in high school. The purpose of learning this drama is to describe the
intrinsic and linguistic elements of the drama text and to design learning in the form
of a Learning Implementation Plan (RPP).
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan kasih karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini
dengan judul “Analisis Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Teks Drama “Symphoni
Anak Jalanan” dan Rancangan Pembelajaran di SMA Kelas XI Semester II”. Skripsi
ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Bahasa Sastra Indonesia.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rishe Purnama Dewi,S.Pd,.M.Hum,. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, dan selaku dosen pembimbing dua yang memberikan dorongan
dalam penulisan skripsi.
2. Drs. P. Hariyanto, M.Pd,. selaku dosen pembimbing pertama yang dengan sabar
membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Segenap dosen PBSI yang telah memberikan pengalaman, wawasan, dan pengetahuan
yang berguna bagi penulis.
4. Kedua orang tua penulis yang selalu sabar dan memberikan dorongan, doa, semangat,
dan motivasi untuk terus berusaha dalam membuat skripsi.
5. Nurdin Supriana, Ariusman, Sahruni, dan Okto Kardius yang selalu menyemangati
dan mengingatkan untuk cepat menyelesaikan skripsi ini.
6. May Eriani yang selalu memberikan semangat dan sudah menjadi teman diskusi.
7. M. Faried Hardika yang telah membantu dan mengajari saya dalam membuat
sistematika penulisan skripsi dan selalu mengingatkan untuk membuat skripsi.
8. Teman-teman kos terima kasih selalu mengisi hari-hariku selama mengerjakan
skripsi.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................................ iii
MOTO ................................................................................................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................................... v
PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................................................ vii
ABSTRACT .................................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................................... xii
BAB I PENGANTAR .................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................................... 6
1.4 Batasan Istilah ............................................................................................................... 7
1.5 Sistematika Penyajian ................................................................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................... 11
2.1 Penelitian yang Relevan ........................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori ........................................................................................................... 14
2.2.1 Unsur Intrinsik Teks Drama ...................................................................... 14
2.2.1 Tema dan Amanat ................................................................................... 14
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2 Tokoh dan Penokohan............................................................................. 15
2.2.3 Latar ............................................................................................................. 17
2.2.4 Alur ............................................................................................................... 17
1 Eksposisi .............................................................................................. 18
2 Komplikasi .......................................................................................... 18
3 Klimaks ................................................................................................ 19
4 Resolusi ................................................................................................ 19
5 Konklusi ............................................................................................... 19
2.3 Kebahasaan Teks Drama .......................................................................................... 19
2.3.1 Urutan Waktu ........................................................................................... 20
2.3.2 Kata Kerja Menyatakan Peristiwa ....................................................... 20
2.3.3 Kata Menyatakan Pikiran ....................................................................... 20
2.3.4 Kata Kerja Sifat (Descriftiv Language) ............................................. 21
2.4 Rancangan Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Drama di SMA
..............................................................................................................21
2.4.1 Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP ................................................... 23
2.4.2 Langkah-Langkah Menyusun RPP...................................................... 23
2.4.3 Komponen-Komponen RPP .................................................................. 24
1 Tujuan Pembelajaran ........................................................................ 25
2 Materi atau Isi .................................................................................... 25
3 Strategi dan Metode Pembelajaran............................................... 26
4 Media dan Sumber Belajar ............................................................. 27
5 Evaluasi ................................................................................................ 27
2.5 Kerangka Berpikir ...................................................................................................... 28
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 31
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................................... 31
3.2 Subjek Penelitian ........................................................................................................ 32
3.3 Sumber Data ................................................................................................................ 33
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................................... 34
3.5 Instrumen Penelitian ...................................................................................................... 34
3.6 Teknik Analisis Data ..................................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................. 37
4.1 Deskripsi Data ............................................................................................37
4.2 Hasil Penelitian ..........................................................................................37
4.2.1 Gambaran Drama “Symphoni Anak Jalanan” ..................................40
4.2.2 Unsur Intrinsik Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” ................42
4.2.2.1 Tema dan Amanat ................................................................42
4.2.2.2 Tokoh dan Penokohan ............................................ 44
4.2.2.2.1. Iwo, Kamal, dan Atet...........................................44
4.2.2.2.2 Nasir dan Abdul....................................................45
4.2.2.2.3 Komandan.............................................................46
4.2.2.3 Latar.....................................................................................47
4.2.2.3.1 Latar Tempat.........................................................48
4.2.2.3.2 Latar Waktu..........................................................48
4.2.2.4 Alur ......................................................................................49
4.2.2.4.1 Eksposisi................................................................50
4.2.2.4.2 Komplikasi............................................................50
4.2.2.4.3 Klimaks.................................................................51
4.2.2.4.4 Resolusi.................................................................52
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.4.5 Konklusi ............................................................................ 53
4.2.3 Kebahasaan Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” .................... 53
4.2.3.1 Urutan Waktu dalam teks drama “Symphoni Anak
Jalanan” ..................................................................................... 54
4.2.3.2 Kata Kerja Menyatakan Peristiwa dalam teks
drama“Symphoni Anak Jalanan” ....................................... 55
4.2.3.3 Kata Menyatakan Pikiran dalam teks drama“Syimphoni
Anak Jalanan” .......................................................................... 56
4.2.3.4 Kata Kerja Sifat (Descriftiv Language) dalam teks
drama “Symphoni Anak Jalanan” ...................................... 57
4.2.4 Rancangan Pembelajaran drama “Symphoni Anak Jalanan”
Karya Ign Arya Sanjaya dalam bentuk Rencangan Pelaksanaan
Pembelajaran di SMA kelas X .......................................................... 60
4.2.4.1 Tahap-tahap Persiapan Rancangan Pelaksanaa
Pembelajaran .......................................................................... 61
4.2.4.1.1 Mencantumkan Identitas Sekolah .................... 61
4.2.4.1.2 Tujuan Pembelajaran ........................................... 62
4.2.4.1.3 Materi Pembelajaran ............................................ 63
4.2.4.1.4 Model atau Metode Pembelajaran ................... 63
4.2.4.1.5 Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran ...63
4.2.4.1.6 Media atau Sumber Belajar ............................... 66
4.2.4.1.7 Evaluasi Penilaian ................................................ 67
4.2.4.1.7.1 Penilaian Sikap Spiritual .................. 67
4.2.4.1.7.2 Penilaian Pengetahuan ....................... 68
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP ......................................................................................................................... 70
5.1 Simpulan ....................................................................................................................... 70
5.2 Implikasi ....................................................................................................................... 73
5.3 Saran .............................................................................................................................. 73
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona
dengan alat bahasa (Sumardjo, 1986:6). Sastra merupakan karya seni yang menggunakan
bahasa sebagai mediumnya (Pradopo, 2010:121). Sastra merupakan alat yang digunakan oleh
manusia untuk mengungkapkan pikiran yang kreatif dan digunakan untuk menyampaikan
kritik terhadap isu-isu atau kejadian yang terjadi di masyarakat itu sendiri.
Tanggapan positif terhadap drama “Symphoni Anak Jalanan” membuat peneliti tertarik
untuk menganalisis drama dan digunakan sebagai materi di sekolah. Drama “Symphoni Anak
Jalanan” juga menarik untuk dibaca karena bahasa yang sederhana serta alur cerita yang jelas
akan mempermudah peserta didik dalam menganalisis drama. “Symphoni Anak Jalanan”
sehingga peserta didik akan sadar serta bersyukur akan apa yang mereka miliki dan
mengingatkan peserta didik bahwa mengambil hak orang lain tidaklah diperbolehkan. Drama
“Symphoni Anak Jalanan” juga mengingatkan kepada peserta didik jika korupsi bukanlah
sikap yang terpuji dan berdampak merugikan orang lain oleh sebab itu guru harus membuat
rancangan pembelajaran yang baik. Sementara peneliti menggunakan karya Ign Arya Sanjaya
di kelas XI dengan tujuan supaya peserta didik dapat termotivasi serta bersyukur karena bisa
mendapat pendidikan sampai jenjang SMA. Peneliti memilih kelas XI karena di dalam
kurikulum 2013 revisi terdapat materi tentang drama yang ada di kelas XI semester II.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keraf, dkk. (dalam Dewantara, 2017:8) menjelaskan fungsi bahasa dalam seni (sastra).
Bahasa Indonesia digunakan untuk mengungkapkan perasaan melalui media seni, seperti
syair, puisi, prosa, dan lain-lain. Berdasarkan pandangan Keraf dapat disimpulkan bahwa
bahasa merupakan media yang sangat penting dalam mengungkapkan perasaan,dalam
membaca drama bahasa yang digunakan penulis harus mampu mengungkapkan perasaan
tokoh. Penggunan bahasa yang ditafsirkan melalui gaya bahasa dapat menimbulkan
keindahan, kenikmatan, dan perasaan tertentu bagi pembaca. Drama “Symphoni Anak
Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya termasuk drama yang menarik untuk dibaca dan dianalisis
oleh peserta didik pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Penggunaan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami,dengan demikian memudahkan peserta didik dalam
menganalisis drama “Symphoni Anak Jalanan”, hal tersebut bertujuan agar peserta didik
sadar pentingnya pendidikan dan sikap menghargai dalam setiap proses serta belajar
bertanggung jawab dan bersikap jujur dalam belajar maupun pada kehidupan sehari-hari, oleh
karenanya guru harus mampu membuat rancangan pembelajaran yang baik.
Pembelajaran drama tidak bisa dilepaskan dari pembelajaran Bahasa Indonesia. Oleh
sebab itu, guru harus membuatrancangan pembelajaran pembelajaran (RPP) yang berkaitan
dengan drama sehingga dengan adanya pembelajaran drama, peserta didik mampu
menganalisis drama dengan benar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2002:
43) menyatakan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan
penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Dengan menganalisis drama, peserta didik akan
lebih mudah memahami unsur intrinsik drama tersebut, tetapi guru harus mampu
menyampaikan tujuan dari pembelajaran menganalisis drama. Sementara selama ini guru
hanya menyampaikan materi tentang menganalisis drama dan cara-cara menganalisis tetapi
dalam akhir pembelajaran tidak memberikan intisari dan tujuan dari pembelajaran tersebut.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Peneliti tertarik meneliti drama karena materi tentang drama sangat menarik apabila guru
mampu memberikan materi dengan baik, karena dalam drama peserta didik dapat
mempraktekkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menyimak, berbicara, dan
menulis. Peserta didik diminta membaca teks drama dan menyimak teks drama yang
dibacakan atau ditonton sehingga peserta didik dapat mempraktekkan bagaimana menulis
naskah drama. Bahasa dalam drama harus dianalisis, karena peserta didik akan lebih mudah
memahami setiap kata ganti dan kata keterangan yang ada di dalam teks drama. Dalam proses
menganalisis peserta didik juga diajak untuk mampu memahami, menalar dan
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya sehingga peserta didik dapat lebih aktif dalam proses
belajar mengajar. Pembelajaran menganalisis drama dianggap membosankan, seperti dalam
pengamatan peneliti ketika proses belajar menganalisis peserta didik lebih banyak bermain
dan cenderung malas mendengarkan materi yang disampaikan guru. Hal ini juga dapat dilihat
dari tujuan kurikulum 2013 revisi 2017 dimana dalam KI.3 dan KD 3.18 peserta didik harus
mampu menganalisis unsur intrinsik drama yang dibaca atau dipertunjukkan.
Rancangan pembelajaran merupakan suatu rencana yang disusun oleh guru, dengan
mempertimbangkan metode dan tujuan pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar. Guru harus dapat mengkolaborasikan tujuan umum dan khusus dalam
pembelajaran, sehingga guru dapat membuat suatu rancangan pelaksanaan pembelajaran
(RPP) yang baik berdasarkan KI dan KD. Peneliti menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan KD 3.18 dengan menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama yang dibaca
atau dipertunjukkan.
Menurut Sanjaya (2009: 59), rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
program perencanaan yang disusun sebagai pedoman pelaksanaan untuk setiap kegiatan
proses pembelajaran. RPP dikembangkan berdasarkan silabus sehingga apa yang terdapat
dalam RPP merupakan gambaran proses pembelajaran yang akan dilakukan di kelas, dengan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
demikian proses belajar mengajar akan berjalan secara sistematis. Perencanaan merupakan
awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optimisme didasarkan atas
kepercayaan dalam mengatasi berbagai macam permasalahan. Rancangan pembelajaran harus
mampu menggambarkan proses yang akan dilakukan ketika mengajar, sehingga dalam
pelaksanaan di kelas guru mampu meminimalisir kesalahan dalam mengajar (Banghart dan
Trull dalam Majid, 2009: 16).
Peneliti menemukan guru yang masih kesulitan dalam membuat rancangan pelaksanaan
pembelajaran (RPP) karena adanya perubahan kurikulum. Beberapa guru dalam proses
belajar mengajar hanya berdasarkan pada buku paket yang ada, sehingga dalam proses belajar
mengajar menjadi tidak interaktif. Sementara tujuan dari kurikulumadalah guru menjadi
fasilitator dan peserta didik dituntut lebih aktif dan kreatif. Lebih lanjut, fungsi pendidikan
adalah menyiapkan peserta didik agar memiliki daya saing bukan menjadi peserta didik yang
pasif.
Melalui pengalaman tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
Analisis Unsur Intrinsik Drama “Symphoni Anak Jalanan” dan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran Di SMA kelas XI semester II. Harapan dari penelitian yang dilakukan ini dapat
membuat pembelajaran menganalisis menjadi menyenangkan. Drama karya Ign Arya Sanjaya
akan mengajarkan pada peserta didik pentingnya pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Bagaimanakah analisis unsur intrinsik drama “Symphoni Anak Jalanan”
karya Ign Arya Sanjaya?
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Bagaimanakah analisis kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan” karya
Ign Arya Sanjaya?
3. Bagaimanakah rancangan pembelajaran analisis unsur intrinsik dan
kebahasaan drama karya Ign Arya Sanjaya Di SMA Kelas XI semester II.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan penelitian yaitu.
1. Mendeskripsikan unsur intrinsik (judul, tokoh, latar, alur, tema, kebahasaan)
drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya.
2. Mendeskripsikan hasil analisis kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan”
karya Ign Arya Sanjaya.
3. Mendeskripsikan rancangan pembelajaran analisis unsur intrinsik dan
kebahasaan drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya Di
SMA kelas XI semester II.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi konstribusi atau kegunaan bagi berbagai penelitian,
yaitu
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian dari hasil penelitian berupa Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Penelitian ini diharapkan menambah kemampuan bagi guru
dalam menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, dapat menjadi
acuan baru bagi guru dalam menyusun rancangan pembelajaran analisis bahasa
dalam drama di SMA kelas XI Semester II.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, bagi peserta didik, bagi
sekolah, dan bagi peneliti.
3. Bagi Guru
Melalui penelitian ini, guru dapat memberikan pilihan alternatif mengenai media
yang digunakan dan metode pembelajaran. Guru lebih efektif dalam mengajar
sehingga proses belajar mengajar menjadi menyenangkan.
4. Bagi Peserta Didik
Bagi peserta didik penelitian ini dapat memberikan kemudahan dalam memahami
setiap materi yang disampaikan guru dengan metode pembelajaran yang secara
sistematis oleh guru. Sehingga peserta didik akan lebih mudah menganalisis teks
drama yang ada.
5. Bagi Akademisi
Manfaat bagi akademis adalah menambah literatur dan teori untuk
mengembangkan mengenai analisis unsur intrinsik dan kebahasaan serta
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) khususnya pembelajaran dengan
menganalisis bahasa dalam drama di SMA kelas XI semester II.
1.5 Batasan Istilah
Penelitian ini terdapat batasan istilah yang bertujuan agar tidak terjadi
kesalahan dalam mendiskripsikan.
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Drama
Drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia yang
harus melahirkan kehendak manusia dengan aktion dari perilaku (Toni,
2006: 17).
2. Struktur Drama
Menurut Endraswara (2011: 20-23) menjelaskan bahwa dalam drama
selalu mengikuti struktur alur yang tertata. Jadi yang dimaksud
Endraswara struktur baku dalam drama adalah babak, adegan, dialog,
prolog, dan epilog.
3. Unsur Intrinsik Drama
Tri Priyanti (2010: 109), mengemukakan bahwa unsur intrinsik drama
adalah unsur yang berkaitan dengan eksistensi sastra sebagai struktur
verbal yang otonom. Unsur intrinsik drama seperti tokoh, tema, amanat,
alur, dan latar.
4. Kebahasaan Teks Drama
Kosasi (2017: 376), menjelasakan bahwa fitur-fitur kebahasaan pada
drama memiliki banyak kesamaan dengan drama. Drama menggunakan
kata ganti orang ketiga pada bagian epilog atau prolog. Karena melibatkan
banyak perlaku tokoh, kata ganti yang lazim digunakan adalah mereka.
Sementara kebahasaan banyak menggunkan kata menyatakan urutan
waktu (konjungsi kronologis), kata kerja yang menggambarkan suatu
peristiwa, banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan pikiran dan
perasaan tokoh, dan menggunakan kata kerja sifat.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Silabus
Menurut Mulyasa (2007: 190), silabus adalah rencana pembelajaran pada
suatu kelompok pembelajaran dengan tema tertentu, yang mencakup
standar kompetensi. Kompetensi dasar, materi pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh
setiap satu pendidikan.
7. Rancangan Pelaksanan Pembelajaran (RPP)
Rancangan Pelaksanan Pembelajaran adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai
satu atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar ini dan
dijabarkan dalam rancangan pembelajaran (Mulyasa, 2007: 212).
1.6 Sistematika Penyajian
Sistematika penyajian dalam penelitian ini akan disajikan dalam lima bab. Bab I akan
membahas pendahulun yang akan menguraikan (a) latar belakang, (b) rumusan masalah, (c)
tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) batasan istilah, dan (f) sistemantika penyajian.
Bab II akan membahas landasan teori yang digunakan sebagai acuan yang terbagi dalam (a)
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan, (b) kajian pustaka.
Bab III adalah metodelogi penelitian yang terdiri dari (a) jenis penelitian, (b) data penelitian,
(teknik pengumpulan data), dan (d) teknik analisis data. Bab IV berisi hasil dan pembahasan,
yang melipui (a) deskripsi data (b) RPP sebagai rancangan pembelajaran drama guna
menunjang keterampilan di SMA kelas XI. Bab V membahas tentang (a) kesimpulan, (b)
implikasi, dan (c) saran. Bagian akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab dua akan disampaikan beberapa kajian pustaka yang mengkaji drama.
Terdapat empat penelitian yang relevan dan memiliki kesamaan dengan topik yang akan
diteliti. Penelitian tersebut dilakukan oleh Agnia Sabitah (2017), Magdalena Yeni (2017),
Ambarwati (2014), dan Mahmudah (2015).
2.1 Penelitian yang Relevan
Pertama, penelitian Agnia Sabitah (2017) berjudul “Pembelajaran Menganalisis Isi dan
Kebahasaan Teks Drama Dengan Menggunakan Metode Discovery Learning Di Kelas XI
SMAN 1 Ciparay Tahun Pembelajaran 2016/2017”. Tujuan penelitian untuk memberikan
konstribusi dalam menulis, merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran
mengenai analisis isi dan kebahasaan teks drama dengan menggunakan metode Discovery
Learning di Kelas XI SMAN 1. Metode yang digunakan adalah eksperimen one grup prestes-
posttest design. Subjek dalam penelitian berupa peserta didik dengan model penelitian
tindakan kelas. Hasil penelitian yang dilakukan Sabitah adalah produk RPP dimana peneliti
merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran menganalisis isi dan
kebahasaan teks drama dengan menggunakan metode discovery learning.
Kedua, penelitian Magdalena Yeni (2017) berjudul “Unsur Intrinsik Drama Tangis
Karya P. Hariyanto dan Rancangan Pembelajaran Berbentuk Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran Di SMA”. Tujuan penelitian untuk memberikan kontribusi dalam penyusunan
rancangan pembelajaran di SMA. Subjek penelitian yang digunakan adalah guru Bahasa
Indonesia di SMA dan objek penelitian adalah rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP).
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif, dan hasil penelitian ini berupa produk
RPP.
Ketiga, penelitian Ambarwati (2014) berjudul “Citraan Dalam Naskah Drama
Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C Noer : Kajian Stilistika dan Makna Yang
Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra
Di SMA”. Tujuan penelitian untuk memberikan kontribusi bahan ajar sastra di SMA yakni
terhadap standar kompetensi mendengarkan. Subjek penelitian adalah naskah drama yang
berjudul “Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C
Noer”. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah teknik pustaka, simak, dan catat. Hasil penelitian adalah produk RPP.
Keempat, penelitian Mahmudah (2015) berjudul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Guru Bahasa Indonesia Di SMP Negeri 2 Bantul” penelitian bertujuan
untuk mendeskripsikan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), guru Bahasa
Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul, dengan mendeskripsikan kendala guru dalam penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) beserta upayanya, mendeskripsikan kesesuaian
komponen (RPP) guru. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
data primer. Subjek penelitian adalah guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2
Bantul, yang terdiri dari 4 guru Bahasa Indonesia dan objek penelitian adalah rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
semua guru di SMP Negeri 2 Bantul sudah menyusun RPP dari semester ganjil dan semester
genap serta menggunakan buku panduan pedoman dalam menyusun RPP.
Fokus penelitan Magdalena Yeni (2017) adalah menyusun Rancangan Pembelajaran di
SMA. Mahmudah (2015) fokus menganalisis rancangan pembelajaran yang telah disusun
guru Bahasa Indonesia di SMP 2 Bantul. Ambarwati (2014) mengfokuskan analisis makna
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya: Arifin C Noer, dan analisis kesesuaian
terhadap standar kompetesni. Agnia Sabitah (2017) mengfokuskan penelitian analisis isi dan
kebahasaan teks drama menggunakan metode discovery learning. Penelitian yang dilakuan
oleh peneliti berfokus pada analisis unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan
diimplementasikan dalam rancangan pembelajaran.
Mengacu pada penelitian sebelumnya, penelitian ini mengembangkan sasaran, tujuan,
dan teori yang berbeda dalam konteks analisis unsur intrinsik. Dalam buku guru khusus untuk
kelas XI menjelaskan ananlisis isi sementara unsur yang digunakan dalam menganalisis
adalah unsur intrinsik drama seperti tema, amanat, tokoh, latar, dan alur jadi analisis isi dan
unsur intrinsik hanyalah penafsiran kata yang berbeda tetapi intinya sama. Drama yang telah
dianalisis diimpelementasikan pada Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMA
Kelas XI Semester II.
2.2 Landasan Teori
Sugiyono (2013: 52) berpendapat bahwa landasan teori layaknya fondasi pada sebuah
bangunan, sehingga bangunan tersebut terlihat kokoh begitu pula dengan penulisan skripsi,
tanpa adanya landasan teori peneliti dan metode yang digunakan tidak akan berjalan lancar.
Landasan teori pada penelitian ini adalah unsur intrinsik, tema dan amanat, tokoh dan
penokohan, latar, alur, kebahasaan, urutan waktu, kata kerja yang menyatakan peristiwa, kata
menyatakan pikiran, dan kata kerja sifat.
2.2.1 Unsur Intrinsik Teks Drama
Menurut Tri Priyanti (2010: 109), unsur intrinsik drama merupakan unsur yang
berkaitan dengan eksistensi sastra sebagai struktur verbal yang otonom. Unsur intrinsiklah
yang utama dalam sebuah drama. Unsur intrisik merupakan unsur penting yang membangun
naskah drama karena teks drama yang dikatakan baik memiliki unsur intrinsik yang jelas
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Unsur intrinsik yang dimaskud adalah tokoh, tema,
alur, latar, dan bahasa.
2.2.2 Tema dan Amanat
Kernodle (dalam Dewojati, 2010: 173) mengemukakan, unsur penting yang ada pada
sebuah karya sastra yakni tema yang merupakan gagasan sentral yang mencakup semua
permasalahan yang ada dalam cerita. Hasanuddin (1996: 103) mengemukakan bahwa tema
adalah inti permasalahan yang hendak dikemukan oleh pengarang dalam karyanya. Tema
merupakan gagasan dan ide dalam karya sastra atau inti dari dari karya sastra itu sendiri yang
diungkapkan baik secara tersurat ataupun tersirat.
Waluyo (2002: 24) menjelaskan bahwa tema merupakan gagasan pokok yang
terkandung dalam drama. Waluyo (2002:28), membedakan tema dan amanat yakni tema
karya sastra berhubungan dengan arti, sedangkan amanat berhubungan dengan makna dari
karya sastra tersebut. Tema bersifat sangat lugas, objektif, dan khusus, sedangkan amanat
bersifat kias, subjektif, dan umum. Tema berhubungan dengan cerita yang ditulis dan
bagaimana penulis menuangkan imajinasi sehingga adanya sudut pandang yang dikemukakan
oleh pengarang.
Amanat dalam sebuah drama akan lebih tersampaikan kepada penikmat karya sastra
apabila drama tersebut dipentaskan. Pesan yang terdapat dalam drama tersebut secara praktis
akan lebih mudah diterima oleh penikmat. Satoto (2012: 9) menjelaskan bahwa tema berupa
pokok pikiran atau dasar suatu cerita yang diperoalkan atau dipermasalahkan serta dicari
jawabannya, maka amanat adalah pemecah atau jawabannya. Dapat disimpulkan bahwa tema
dan amanat adalah pesan yang ingin di sampaikan pengarang kepada pembaca baik secara
tersurat maupun tersirat. Dalam amanat, pembaca atau penonton diminta mencari sendiri
pesan yang disampaikan baik dari dialog para tokoh bahkan dari gerak gerik para tokoh,
sehingga penonton bias menyimpulkan isi drama tersebut dan pesan moral dari drama yang
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibaca atau dipentaskan. Amanat bersifat kias dalam lakon drama banyak memiliki kata-kata
kiasan yang berisikan pesan moral yang secara tersirat atau disampaikan secara tidak
langsung tetapi pembaca akan mengetahui pesan yang ingin disampaikan melalui alur cerita
yang dibaca.
2.2.3 Tokoh dan Penokohan
Menurut Kosasih (2017: 205) penokohan merupakan cara pengarang di dalam
menggambarkan karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama mempunyai posisi yang
penting. Tokohlah yang mengakutualisasikan naskah drama di atas pentas. Tokoh yang
didukung oleh latar peristiwa dengan aspek lainnya akan menampilkan cerita dan pesan-
pesan yang ingin disampaikan. Berdasarkan perannya, tokoh terbagi atas tokoh utama dan
tokoh pembantu. Jadi, tokoh merupakan orang yang berperan dalam bermain drama, misalnya
tokoh utama dan tokoh pendukung. Sementara penokoh merupakan sifat dari tokoh-tokoh
yang bermain drama misalnya, sifat dari tokoh utama baik, dan sifat tokoh pembantu kasar
dan jahat. Dalam tokoh dan penokohan memang tidak bisa dipisahkan karena setiap tokoh
mempunyai karakter masing-masing dalam berperan, tetapi harus diingat bahwa tokoh dan
penokoh merupakan sesuatu yang berbeda karena sifat melekat pada orang dan orang
bukanlah sifat.
Dewojati (2010: 169), menjelaskan bahwa karakter atau yang biasa disebut tokoh
adalah bahan atau bagaian yang paling aktif untuk menggerakan alur. Satoto (2012: 13)
mengatakan ada tiga jenis tokoh berdasarkan sifat peran watak protagonis, antagonis, dan
tritagonis.
1. Tokoh Protagonis: peran utama merupakan pusat atau sentral cerita.
2. Tokoh Antagonis: peran lawan, ia suka menjadi musuh atau penghalang tokoh
protagonis yang menyebabkan timbulnya tikaian (konflik).
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tokoh Tritagonis: peran penegah, tugas menjadi pelerai, pendamai atau pengantar
protagonis dan antagonis.
Dengan adanya tokoh maka alur drama akan tersampaikan dengan baik serta terbentuknya
alur cerita yang jelas.
2.2.4 Latar
Satoto (2014: 14) menjelasakan setting sering diterjemahkan latar namun menurut
Satoto kurang tepat karena setting pengertiannnya mencakup tidak hanya latar tetapi
mencakup aspek ruang, waktu, dan dalam keadaan action di tempat. Waluyo (2010: 12)
menjelaskan bahwa latar atau setting mengandung pengertian tempat, hubungan waktu, dan
lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa. Kosasih (2017: 206), latar adalah keterangan
mengenai ruangan dan waktu. Penjelasan latar dalam drama dinyatakan dalam petunjuk
pementasan. Bagian itu disebut kramagung. Latar juga dapat dinyatakan dalam melalui
percakapan para tokohnya. Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tata
panggung ataupun tata cahaya. Latar merupakan tempat kejadian di mana para tokoh
melakukan perannya dan mencakup aspek ruang dan waktu. Misalnya, pagi hari, siang hari,
dan malam hari. Latar tempat merupakan tempat di mana terjadinya peristiwa-peristiwa
dalam cerita misalnya, Ari belajar di kamarnya sambil mendengarkan musik. Latar suasana
misalnya, salah satu anggota polisi melepaskan tembakannya ke salah satu bandar narkoba,
membuat warga sekitar ketakutan, saat itu suasana sangat mencekam karena bandar narkoba
juga membalas tembakan polisi.
2.2.5 Alur
Menurut Hasanuddin (1996: 90), plot atau alur merupakan hubungan antar satu
peristiwa atau kejadian atau kelompok peristiwa lainnya. Jadi, plot atau alur menurut
Hasanuddin merupakan kejadian atau urutan peristiwa yang terjadi disetiap babak sehingga
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan adanya alur pembaca akan lebih mudah memahami setiap kejadian atau pestiwa yang
ada dalam cerita.
Endraswara (2011: 24) menjelaskan plot adalah alur atau jalan cerita. Alur yang
mengantarkan lakon mejadi semakin menarik. Dengan adanya plot, teks drama yang dibaca
akan memiliki alur cerita yang jelas sehingga pembaca akan lebih memudah memahi isi
cerita dalam drama. Plot harus ditata dengan sebaik mungkin melalui struktur yang jelas.
Menurut Endraswara, plot memiliki lima struktur yaitu Eksposisi, konfilik, komplikasi,
resolusi dan klimaks.
Sejalan dengan pendapat Endraswara, Tarigan (2011: 90) menjelaskan bahwa plot
dalam drama dikenal eksposisi, komplikasi, dan resolusi. Eksposisi lakon yang menentukan
aksi dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh; menyatakan situasi suatu lakon,
menunju konflik yang akan dikembangkan dalam cerita dan sesekali membayangkan resolusi
yang akan dilakukan. Konfik atau bagian tengah lakon sementara resolusi merupakan bagian
penemuan titik penyelesaian masalah dan pada titik temu penyelesaian masalah serta
memisahkan resolusi yaitu klimaks maka akan terjadi perubahan nasip para tokoh dalam
cerita. Berikut penjabaran kelima struktur yang dimaksudkan oleh Endraswara dan Tarigan.
1. Eksposisi
Eksposisi adalah suatu kesatuan awal atau pembuka dari suatu karya sastra. Jadi,
eksposisi merupakan keterangan mengenai tokoh-tokoh cerita dan eksposisi
biasanya dibacakan oleh pembawa acara.
2. Komplikasi
Komplikasi merupakan awal atau pengembangan konflik. Komplikasi lanjutan dari
eksposisi di mana peristiwa yang mulai dimunculkan dalam cerita.
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Klimaks
Klimaks adalah tahap terakhir setelah terjadinya konflik yang menetukan para nasib
para tokoh. Setelah terjadinya pergejolakan atau konflik maka para tokoh akan
menemukan titik terang dari konfik yang mereka hadapi.
4. Resolusi
Resolusi adalah peleraian masalah yang terjadi anatar para tokoh sehingga dengan
resolusi akan mentukan titik terang dari permasalahan serta mampu menentukan
ending dari sebuah konflik dan akan menjawab pertanyaan-pertanyaan pembaca
mengenai kejadiaan-kejadian dalam cerita.
5. Konklusi
Konklusi adalah sebuah penyelesaian konflik-konflik yang menjadi akhir sebuah
cerita. Tahap terakhir dalam sebuah cerita pastinya konflik-konflik sudah
terselesaikan dan memberikan kesan dan pesan kepada pembaca secara ekplisit.
Dapat disimpulkan bahwa plot merupakan jalan cerita yang dialami oleh tokoh
sehingga peristiwa yang diangkat dalam cerita mendapat titik tengah dan penyelesaian. Alur
sangat menetukan dalam cerita karena dengan adanya alur yang baik maka akan membuat
pembaca penasaran akan akhir dari cerita yang ada.
2.3. Kebahasaan Teks Drama
Kosasih (2017: 379) menjelaskan bahwa ada empat ciri kebahasaan dalam drama, yaitu
(1) urutan waktu, (2) kata kerja menyatakan peristiwa, (3) kata kerja menyatakan pikiran, (4)
kata kerja menyatakan sifat (Descriptive Language). Kebahasaan dalam drama berperan
penting karena membantu pembaca dalam memahami setiap kejadian atau peristiwa yang
dialami oleh tokoh.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.1. Urutan Waktu
Chaer (2008: 101) menjelaskan bahwa menghubungkan menyatakan waktu, yakni
konjungsi ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala, sejak, sambil, dan selama. Sementara
Kosasi (2017: 376) menjelaskan bahwa kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan
kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis). Misalnya: sebelum, sekarang,
setelah itu, mula-mula, kemudian. Jadi, dengan menganalisis kata yang menyatakan urutan
waktu peserta didik akan memahami setiap urutan peristiwa dalam drama dengan demikian
perserta didik akan mudah memahami alur cerita dalam drama.
2.3.2. Kata Kerja Menyatakan Peristiwa
Kosasi (2017: 376) berpendapat bahwa kebahasaan dalam drama lebih banyak
menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, menobuatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. Dengan adanya peristiwa
yang ada dalam drama peserta didik akan semakin tertarik membaca dan lebih mudah
mengingat isi drama dan adanya pembelajaran drama peserta didik akan lebih mengsyukuri
serta menghargai proses pendidikan yang masih peserta didik jalani.
2.3.3. Kata Menyatakan Pikiran
Kebahasaan yang banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau yang dirasakan oleh tokoh. Contohnya: merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, mengalami. Kosasih (2017: 377).
Dalam menganalisi drama peserta didik diminta menemukan kata yang menyatakan
pikiran. Kata menyatakan pikiran yang dirasakan oleh tokoh dalam drama ketika tokoh
mengalami kejadian yang menyenangkan atau pun yang mengharukan, sehingga komunikasi
atanra tokoh dan apa yang dirasakan oleh tokoh seolah-olah dirasakan oleh pembaca
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.3.4. Kata Kerja Sifat (Descriptive Language)
Kosasi (2017: 377) menjelaskan bahwa kata kerja sifat (Descriptive Language)
menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya:
rapi, bersih, baik, gagah, kuat. Adanya kata sifat peserta didik atau pembaca drama akan
lebih mengenal setiap sifat dari tokoh dalam drama. Peserta didik akan lebih mengenal dan
mengetahui setiap kejadian dalam drama.
2.4. Rancangan Pembelajaran Unsur Intrinsik dan Kebahasaan Drama di SMA
Revisi kurikulum 2013 tahun 2017 tidak terlalu signifikan. Namun, perubahan
difokuskan untuk meningkatkan hubungan atau keterkaitan diantaranya kompetensi inti (KI)
dan kompetensi dasar (KD) dan penyusunan rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
yang guru harus rangkum adalah PPK, 4C, dan HOTS sehingga guru harus kreatif dalam
mendesain rancangan pembelajaran (Kemendikbud, 2017: 07). Jadi, Kurikulum 2013 Revisi
2017 merupakan kurikulum baru yang ditetapkan pada pembelajaran 2017/2018. Kurikulum
ini adalah pengembangan dari kurikulum yang sebelumnya, baik kurikulum 2013. Kurikulum
berbasis kompetensi yang dirintis pada tahun 2004 maupun kurikulum tingkatan satuan
pendidikan pada tahun 2006.
Hal yang ditekankan pada kurikulum 2013 revisi 2017 adalah fokus penguatan pendidikan
karakter (PPK) yang meliputi strategi membangun budaya literasi di sekolah dan Hinghe Order
of Thingking Skill (HOTS) yang merupakan kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif,
metakognitif, dan berpikir kreatif yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dengan
kurikulum 2013 revisi 2017, peserta didik mampu berpikir kritis dalam belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah didapat serta mampu merefleksikan diri dari
semua proses pembelajaran dan mampu berpikir kreatif dalam menghadapi kesulitan belajar.
Sementara kurikulum 2013 menekankan pada peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hand
skill yang meliputi aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rancangan pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran peserta didik, tetapi dalam hal ini rancangan pembelajaran lebih difokuskan
untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran peserta didik (Uno, 2007: 2). Rancangan
pembelajaran adalah seperangkat rencana dan pengatuan kegiatan pembelajaran, media
pembelajaran, waktu, pengelolaan kelas, dan nilai hasil pembelajaran (Triwiyanto, 2015: 97).
Peneliti sependapat dengan pendapat Triwiyanto karena rancanan yang disebutkan lebih
lengkap dan sesuai dengan penyusunan RPP dengan komponen-komponen yang ada suatu
rancangan bisa disusun dengan baik. Rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah
rencana yang mengembangkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu
atau lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabar dalam silabus
(Anwar, 2011: 180).
2.4.1. Prinsip-Prinsip Pengembangan RPP
Prinsip pengembangan RPP atau Penyusunan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat
dijelaskan sebagai berikut. Perencanaan pembelajaran atau bisa disebut rancangan pelasanaan
pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan
ditetapkan guru dalam pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). Rancangan pembelajaran
mencakup komponen-komponen sebagai berikut:
1. Standar komponen, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.
2. Tujuan pembelajaran.
3. Materi pembelajaran.
4. Pendekatan dan metode pembelajaran.
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajran.
6. Alat dan sumber belajar.
7. Evaluasi pembelajaran.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4.2. Langkah-Langkah Pengbangan RPP
Cara mengemangkan RPP dan garis bersarnya, sebagai berikut (Majid, 2014: 261).
1. Mencantumkan identitas
2. Mencantumkan tujuan pembelajaran.
3. Mencantumkan materi pembelajaran
4. Mencantumkan metode atau model pembelajaran.
5. Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
6. Mencantumkan media, alat, bahan, dan sumber belajar.
7. Mencantumkan penilaian.
Dilihat dari prinsip pengembangan RPP dan langkah-langkah pengembangan RPP
menurut Majid dan Muslich diharapkan guru dipermudah dalam menyusun rancangan
pelaksanaan pembelajaran. Kegiatan dalam pelaksanaan pembelajaran yang mencakup
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan adalah di
mana guru mempersiapkan peserta didik supaya fokus dalam mengikuti pembelajaran yang
akan dilaksanakan dan mumulai pembelajaran dengan doa, serat guru memberikan kegiatan
literasi, dan mengajukan pertanyaan yang bersangkutan dengan materi pembelajaran.
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dari kurikulum yang
telah ditentukan serta dilakukan dengan kegiatan yang menyenangkan, interatif, inisiatif,
memotivasi, dan mendapat informasi yang aktual dari pembelajaran yang dilakukan.
Kegiatan penutup adalah di mana peserta didik dan guru menyimpulkan materi pembelajaran
secara bersama-sama sehingga peserta didik benar-benar memahami materi yang telah
dipelajari serta mampu mengembangkan ilmu pengetahuan di masyarakat.
2.4.3. Komponen-Komponen RPP
Pembelajaran merupakan komponen yang tidak bisa lepas dari rancangan pembelajaran
dengan demikian adanya komponen-komponen rancangan pembelajaran selalu ada
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
keterkaitan. Sanjaya (2008: 60), berpendapat bahwa dalam Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) minimal ada lima komponen pokok, yaitu komponen tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, model, media dan sumber pembelajaran serta komponen
evaluasi. Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 menyatakan bahwa
perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rancangan pelaksanaan pembelajaran
yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran,
sumber belajar dan penilaian hasil belajar.
2.4.3.1 Tujuan Pembelajaran
Sanjaya (2008: 60) berpendapat bahwa dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru
harus menjabarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar (SK/KD) menjadi indikator
hasil belajar. Dalam tujuan pembelajaran ada dua standar yang harus dipenuhi dalam tujuan
pembelajaran yaitu standar isi dan standar kompetensi lulusan dengan tujuan pembelajaran
dirumuskan sehingga dengan tujuan pembelajaran mampu tercapai dan dikuasai oleh siswa.
Jadi, guru harus merumuskan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut serta
guru harus mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan karakteristik daerah tersebut,
misalnya mengembangkan kurikulum muatan lokal (mulok) dengan demikian guru harus
membuat indikator hasil belajar sesuai dengan sikap dan prilaku peserta didik.
2.4.3.2 Materi atau Isi
Majid (2014: 263), menjelaskan bahwa materi haruslah mulai dari manfaat
pembelajaran drama, pengertian drama, penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik. Materi
atau isi pembelajaran berkaitan langsung dengan bahan pembelajaran yang harus dikuasi oleh
peserta didik berdasarkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Dalam mengembangkan materi
dan isi pembelajaran guru harus mampu mengembangkan wawasan dan mencari sumber
belajar dari berbagai sumber yang baru tetapi tetap memperhatikan kompetensi yang harus
dicapai dari tujuan pembelajaran.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ada dua materi pembelajaran
yang harus dikuasai peserta didik yaitu materi pembelajaran secara umum dan materi
pembelajaran antardaerah. Materi pembelajaran secara umum berupa materi yang
berdasarkan tujuan pembelajaran secara umum yang menjadi tujuan pemerintah pusat
sementara materi yang berdasarkan karakteristik antar daerah guru tetap menyampaikan
materi secara pokok tentang alat transportasi, tetapi cara pembahasaan atau titik fokus dalam
mempelajari alat transportasi akan berdasarkan kondisi daerah itu sendiri misalnya guru di
Kalimantan akan lebih berfokus membahas alat transportasi laut karena daerah Kalimantan
masih kurang akan alat transportasi darat sementara di Jawa, lebih berfokus dalam
pembelajaran alat transportasi darat karena daerah Jawa lebih dominan alat transportasi darat.
2.4.3.3 Strategi dan Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan bena-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai
model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi
yang dipilih (Majid, 2014: 263). Metode merupakan rancangan guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu dalam pembelajaran, sementara metode
pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan strategi yang
sudah dirancang oleh guru. Stategi yang telah dirancang harus mampu mendorong peserta
didik agar lebih aktif dalam proses belajar mengajar di kelas.
2.4.3.4 Media dan Sumber Belajar
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan
bahan (Majid, 2014: 263). Media merupakan alat bantu untuk mencapai tujuan pembelajaran
serta mempermudah guru dalam mencapai tujuan pembelajaran, sementara sumber belajar
adalah semua sumber yang digunakan untuk bahan belajar dan mengajar baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara
terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam belajar.
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Media dan sumber belajar merupakan alat bantu baik guru maupun peserta didik untuk
mempermudah dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2.4.3.5 Evaluasi dan Penilaian
Evaluasi merupakan alat ukur yang digunakan untuk melihat seberapa jauh
keberhasilan atau ketercapaian hasil belajar setiap peserta didik. Dalam evaluasi KTSP
diarahkan bukan hanya untuk menilai keberhasilan setiap peserta didik tetapi digunakan
untuk mengumpulkan informasi tentang proses belajar yang diikuti oleh setiap peserta didik
di kelas. Guru tidak hanya membuat rancangan pembelajaran dan guru tidak hanya membuat
tes tertulis sebagai alat evaluasi tetapi guru juga harus menggunakan alat evaluasi nontes
misalnya wawancara dan lain sebagainya.
Guru harus mampu mengunakan alat evaluasi sebagai bahan pertimbangan dalam
mengajar ke depannya melalui evaluasi pembelajaran sebelumnya dengan keberhasilan yang
sudah dicapai maka guru bisa mempertahankan dan meningkatkan kualitas belajar mengajar.
Penilaian dijabarkan atas jenis atau teknik penilaian, berbentuk instrumen, dan instrumen
yang digunakan untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran. Penilaian
dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun vertikal (Majid, 2014: 263).
2.5. Kerangka Berpikir
Analisis unsur intrinsik dalam drama merupakan materi yang menarik dipelajari oleh
peserta didik karena dengan menganalisis unsur intrinsik drama peserta didik memahami
bahwa drama bukan sekedar bacaan sementara tetapi ada unsur-unsur yang membangun
drama yang menarik untuk di dalami seperti unsur intrinsik yang di dalamnya ada tokoh, alur,
latar, tema, dan bahasa. Tokoh, tema, amanat, latar, alur, dan sudut pandang pembaca dapat
menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama dengan baik serta mendapatkan
pengetahuan baru dalam menganalisis yang benar.
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis kebahasaan dalam drama sangatlah penting bagi peserta didik. Analisis
kebahasaan dalam drama mampu membuka wawasan peserta didik bagamana mempelajari
kata ganti kalimat-kalimat tidak langsung, kalimat yang tidak baku, dan tidak lepas dari
kalimat-kalimat seru, suruhan, dan pertanyaan. Drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai
berikut. 1) banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungi kronologis),
2) banyak kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh,
menobatkan, menyingkirkan, menghadap, berisirahat, 3) banyak menggunakan kata kerja
yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami, 4) menggunakan kata-kata sifat
(descripitive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat atau suasana. Kata-kata yang
dimaksud, misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat. Kosasih (2017: 376-377).
Rancangan pembelajaran yang baik akan mambantu guru dalam menyampaikan materi
analisis kebahasaan dalam drama dengan demikian proses belajar mengajar di kelas tidak
akan membosankan dan dalam menganalisis drama peserta didik tidak akan merasa bosan.
Menurut Majid (2014: 261), guru harus bisa mengembangkan RPP melalui tahap-tahap yakni
mencantumkan identitas, mencantumkan tujuan pembelajaran, mencantumkan materi
pembelajaran, mencantumkan metode atau model pembelajaran, mencantumkan langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, mencantumkan media, alat, bahan, sumber belajar, dan
sumber penilaian. Dengan demikian, guru harus menyesuaikan metode belajar dengan kondisi
kelas tersebut. Oleh sebab itu, guru tidak hanya menyiapkan satu metode ketika di kelas,
dengan tujuan supaya proses belajar mengajar tidak kaku dan membosankan. Teks drama
“Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya digunakan sebagai materi pembelajaran
sehingga peserta didik SMA kelas XI semester II akan lebih mudah dalam belajar
menganalisis drama.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skema 1 Kerangka Berpikir
Teks drama “Symphoni
Anak Jalanan” karya: Ign
Arya Sanjaya
Analisis unsur intrinsik dan kebahasaan dalam drama
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Peserta didik SMA
kelas XI Semester II
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini terdiri dari lima subbab, yaitu pendekatan dan jenis pendekatan, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, sumber data, dan teknik ananlisis data. Kelima
subbab tersebut dijelaskan secara teperinci, yakni sebagai berikut.
3.1 Jenis Penelitian
Menurut Gay (dalam Hikmat, 2011:44) metode penelitian deskriptif adalah kegiatan
yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.
Jadi, dengan adanya metode deskriptif peneliti mendeskripsikan unsur intrinsik dan
kebahasaan teks drama serta menyusun rancangan pembelajaran di SMA kelas XI dengan
tujuan untuk memudahkan guru dalam mengajar materi analisis teks drama.
Penelitian ini akan menggunakan referensi atau literatur baik berupa buku, jurnal, kamus
yang membahas mengenai sastra drama, bahasa, dan yang membahasa mengenai rancangan
pembelajaran, sementara untuk mendapatkan data penelitian maka dilakukan teknik baca dan
tulis mengenai teks drama serta menyusun rancangan pembelajaran. Guru terkadang
menganggap tidak pentingnya menyusun rancangan pembelajar, sementara rancangan
pembelajaran harus menjadi dasar guru sebelum menyampaikan materi. Penelitian ini
mendeskripsikan tentang analisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama dan rencangan
pelaksanaan pembelajaran di SMA kelas XI semester II.
3.2 Subjek Penelitian
Travels (dalam Hikmat, 2011:44), menjelaskan bahwa tujuan utama menggunakan
metode ini untuk menggambarkan sifat suatu keadaan yang sementara berjalan pada saat
penelitian dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu. Subjek penelitian
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini adalah drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya: Ign Arya Sanjaya dan rancangan
pelaksanaan pembelajaran di SMA kelas XI semester II sementara penedakatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif.
Dari pendapat di atas, peneliti akan melakukan penelitian deskriptif. Pendekatan
deskriptif kualitatif akan digunakan peneliti dalam menganalisis bahasa dalam drama dan
hasil penelitian bersama guru bahasa Indonesia di SMA dengan tujuan penelitian telah
dilakukan dapat memberikan solusi mengenai permasalahan rancangan pembelajaran yang
dihadapan oleh guru di sekolah. Permasalahan dalam penyusunan RPP dan materi
kebahasaan dalam drama dapat diajarkan dengan baik ketika guru mengajar. Jadi, dari kedua
penelitian tersebut saling melengkapi satu sama lain. Peneliti dilakukan menganalisis subjek
dan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang ada. Fakta yang ditemukan akan di
deskripsikan secara mendalam. Peneliti akan mengumpulkan data utama, artinya penelitian
tidak dapat diwakilkan tetapi peneliti harus berhadapan langsung dengan subjek yang akan di
teliti. Oleh karena itu, membaca dan mencatat teks drama yang terdapat unsur intrinsik dan
kebahasaan karena sumber data yang menjadi subjek adalah teks drama “Symphoni Anak
Jalanan”.
3.3 Sumber Data
Sumber data yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah drama karya Ign Arya
Sanjaya. Data yang dianalisis berupa unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama dan
rancangan pembelajaran di SMA. Data penelitian atau teks drama yang dianalisis tidak
ditentukan tetapi peneliti memembuat rancangan pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013
karena dalam kurikulum 2013 menuntut adanya pembelajaran menganalisis unsur intrinsik
dan kebahasaan teks drama maka unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama cukup dijadikan
objek penelitian ini.
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Biodata Penulis
Nama : Ign Arya Sanjaya
Alamat : Jl. Parakan Resik No. 14 Bandung
Telp. : (022) 7501232
Judul Drama : “Symphoni Anak Jalanan”
Pengarang Drama : Ign Arya Sanjaya
Jumlah halaman drama : dua puluh halaman
Ign Arya lahir di Tabanan Bali dan dibesarkan di Lombok, tetapi sekarang Ign Arya
tinggal dan berkarya di Bandung bergabung dengan Studiklub Teater Bandung. Penulis
menulis beberapa naskah drama yang berjudul King Lear, Impian di Tengah Musim,
Pengadilan Anak Angkat, Jembangan yang Pecah, Kekawin-Kawin, Art, Norma, Saudagar
Venesia, dan Sandekala. Ign Arya Sanjaya juga sudah banyak bermain peran pada drama
Sangkuriang karya Utuy T. Sontani, Panji Koming karya Saini KM, Pinangan karya Anton P.
Chekov; Pagi Bening karya Serrapin dan Joaquin Alvares Quinterro, Inspektur Jenderal dan
Matjam-Matjam Maoenja karya Moliere, Malam ke Seratus, Satu Malam Tiga Repertoar
adalah beberapa repertoar yang telah disutradarainya tergabung juga dalam garapan Actors
Unlimited dan menyutradarai Kereta Api Bumel Serat Satwa bersama mainteater.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teks drama, teknik baca dan teknik
tulis. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan akan membantu peneliti dalam
mengumpulkan data dengan harapan data yang diperoleh benar-benar valid. Data yang
dikumpulkan harus sesuai dengan masalah di lapangan dan menemukan penyelesaian dari
masalah kebahasaan dalam drama serta penyusunan rancangan pembelajaran, sehingga dari
penelitian yang dilakukan benar-benar bermanfaat untuk peserta didik, peneliti, dan guru.
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Teknik catat digunakan dalam penelitian untuk menambahkan data tertulis yang
digunakan sebagai bahan analisis seberapa dalam data penelitian Sudikan (2007: 104).
Melalui teknik baca dan teknik tulis peneliti akan mampu memahami keseluruhan isi drama
dan unsur-unsur dalam drama. Peneliti mampu menguraikan kebahasaan yang ada dalam
drama serta dibantu dengan teknik catat, sehingga peneliti akan mudah mengingat dan
menjabarkan analisis kebahasaan dalam drama.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agara pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih baik, cermat, lengkap,
dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006: 163). Dalam penelitian
kualitatif yang menjadi instrument atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri, sehingga
peneliti harus divalidasi, dan peneliti berfungsi untuk menetapkan penelitian, memilih
informan dan melakukan pengumpulan data, menilai kualitas dan analisa data, menafsirkan
data dan membuat kesimpulan atas temuannya. Intrumen penelitian merupakan alat bantu
yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian serta memudahkan peneliti dalam
pengumpulan data dan digunakan untuk membantu dalam mengolah data yang telah
diperoleh. Intrumen penelitian yang baik sangat menentukan hasil akhir dari penelitian yang
dilakukan oleh sebab itu instrumen penelitian harus lengkap, cermat, dan sistematis.
3.6 Teknik Analisis Data
Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi merupakan teknik yang
digunakan untuk menarik kesimpilan melalui usaha menemukan, karekteristik pesan,
dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan
menghasilkan analisis kebahasaan dalam drama Karya: Ign Arya Sanjaya.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis data yang akan dilakukan untuk mengolah hasil dari penelitian ini dibagi
menjadi dalam beberapa langkah:
1. Peneliti harus membaca teks drama "Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya
Sanjaya.
2. Mengidentifikasi keseluruhan tokoh, alur, latar, bahasa, tema, sudut pandang, dan
amanat.
3. Analisis kebahasaan yang digunakan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya
Ign Arya Sanjaya.
4. Menjelaskan fungsi dan penerapan kebahasaan dalam drama untuk pembelajaran di
sekolah.
5. Peneliti akan membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan memasukan
drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya dalam materi
pembelajaran yang di susun dalam bentuk RPP.
6. RPP yang telah disusun akan dikoordinasikan ke guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas XI.
7. Masukan dan permasalahan yang ada dalam pengamatan akan di deskripsikan
peneliti dalam bab empat (IV).
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab empat ini peneliti memaparkan hasil penelitian yaitu unsur intrinsik dan
kebahasaan teks drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya serta Rancangan
Pelaksanaan Pembelajaran di SMA dengan menggunakan Kurikulum 2013.
4.1. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menemukan berbagai unsur intrinsik teks drama
yang ditemukan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya, diantaranya
tema atau amanat, tokoh dan penokohan, latar, latar, serta kebahasaan teks drama. Analisis
tokoh dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” ada berbagai macam tokoh diantaranya adalah
tokoh utama yang diperankan oleh Atet, Iwo, dan Kamal, sementara antagonis yaitu Abdul,
Nasar serta tokoh sentaral yang diperankan oleh Komandan.
Tema merupakan bagian yang mendasari suatu karya sastra, khususnya dalam teks
drama. Tema juga dapat disampaikan melalui lakon dan dialog antar tokoh-tokoh. Analisis
tema dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” dapat sesuaikan dengan kejadian yang dialami
oleh para tokoh. Tema dari drama yang “Symphoni Anak Jalanan” adalah kemiskinan yang
dialami oleh tokoh Iwo, Kamal, dan Abdul.
Latar merupakan gambaran mengenai tempat kejadian yang alami oleh para tokoh dalam
setiap peristiwa. Latar dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terdapat latar tempat, latar
waktu. Analisis latar itu dapat diperoleh keterangan tempat terjadinya peristiwa. Hal ini akan
mempermudah peserta didik dalam menganalisi unsur intrinsik drama. Oleh karena itu, latar
dapat dijadikan dalam bahan pembelajaran dengan tujuan supaya peserta didik terbantu
dalam menganalisi drama. Drama yang berjudul “Symphoni Anak Jalanan” berlatar
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tempatkan trotoar jalan dan rumah komandan. Latar waktu dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” ini terjadi pada malam hari, pagi, dan siang hari yaitu saat matahari mulai meninggi
Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo, dan Kemal.
Alur merupakan rangkaian peristiwa dalam drama dengan demikian setiap peristiwa
yang dimunculkan selalu berhubungan. Alur sangat penting karena menghantarkan setiap
tokoh dalam setiap kejadian yang menimbulkan konflik serta sampai pada tahap penyelesaian
konflik tersebut. Dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terdiri empat babak dan memiliki
alur maju dalam setiap babak memiliki sebab akibat yang membuat suatu peristiwa menjadi
logis. Pembagian alur dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” menjadi lima yaitu eksposisi,
komplikasi, klimaks, resolusi, dan konklusi.
Kebahasaan sangat penting dipelajari terutama dalam teks drama “Symphoni Anak
Jalanan”. Kebahasaan teks drama terdapat kata dan kalimat yang digunakan oleh para tokoh
dalam berkomunikasi sehingga pesan tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Teks
drama “Symphoni Anak Jalanan” akan lebih mudah dipahami peserta didik karena
kebahasaan yang di gunakan adalah percakapan sehari-hari dan peserta didik akan lebih
mudah saat menganalisis teks drama “Symphoni Anak Jalanan” misalnya dalam menganalisis
urutan waktu, kata kerja yang menyatakan peristiwa, kata kerja yang meyatakan pikiran, dan
kata kerja sifat.
Kata kerja yang menyatakan urutan waktu mempunyai peran yang sangat penting dalam
sebuat karya sastra terlebih dalam drama. Urutan waktu dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” membantu para tokoh dan pembaca untuk memahami alur cerita sehingga setiap
kejadian atau peristuwa di dalam drama mudah diingat oleh pembaca. Urutan waktu yang
runtut ditentukan oleh peristiwa yang dialami oleh tokoh di dalam drama. Kata kerja
meyatakan urutan waktu selalu berhubungan dengan kata kerja yang menyatakan peristiwa
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh sebab itu, kata kerja menyatakan peristiwa dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
menggambarkan peristiwa yang dialami oleh tokoh baik peristiwa menyenangkan atau pun
peristiwa menyedihkan.
Kata kerja menyatakan pikiran atau yang dirasakan oleh tokoh dalam drama biasanya
ketika tokoh mengalami peristiwa yang menyenangkan dan menyedihkan sehingga
terkadang munculnya harapan dalam pikiran tokoh. Dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
tokoh mengungkapkan rasa lapar dan haus saat mengamen dengan demikian pembaca seolah-
olah melihat dan merasakan apa yang dirasakan oleh tokoh dalam drama. Kata kerja yang
menyatakan pikiran dapat ditemukan ketika antar tokoh satu dengan tokoh lain saling
bertukar pikiran.
Kata Kerja Sifat (Descriftiv Language) sangatlah penting dalam drama karena dengan
kata kerja sifat pembaca diperkenalan dengan tokoh dalam drama dan tempat serta suasana
yang terjadi dalam drama. Kata sifat menjelaskan ciri-ciri tokoh seperti dalam drama bawa
tokoh Iwo, Atet, dan Kamal berpenampilan sederhana saat menghibur tamu undangan. Kata
sifat mampu mendeskripsikan sertiap tokoh dalam drama sehingga nampak perbedaan antar
tokoh atagonis dan protagonis.
4.1.1. Gambaran Drama
Drama “Symphoni Anak Jalanan” menceritakan tiga orang anak yang menjadi
pengamen. Iwo, Atet, dan Kamal merupakan anak yang terlantar dan harus mencari makan
dengan cara mengamen di jalan. Kamal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu
kelaparan sementara Atet dan Iwo tidak menghiraukan perutnya yang lapar Atet dan Iwo
tetap fokus bernyanyi lagu yang berjudul “lagu pengamen”. Setelah mereka ngamen meraka
bertiga berhenti sejenak untuk menghitung uang receh yang mereka dapat. Atet, Iwo, dan
Kamal mendapat uanng tiga ribu dua ratus rupiah, uang tersebut berencana untuk membeli
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
nasi bunkus namun tiba-tiba datang dua orang petugas yang berlari kearah mereka sambil
meniup peluit.
Pengamen dan petugas sempat kejar-kejaran sampai akhirnya Iwo, Kamal, dan Atet
tertangkap disebuah. Pada saat tertangkap sempat terjadi perdebatan antara pengamen dan
petugas karena pengamen tidak tahu kenapa mereka harus dikejar dan ditangkap. Namun
mendengar penjelasan bahwa petugas sebelumnya sudah melarang pengamen untuk
mengamen di daerah tersebut Iwo, Kamil, dan Atet melakukan pembelaan bahwa mereka
tidak mengetahui pemberitahuan tersebut dan mereka mengaku bahwa bukan mereka yang
diperingatkan petugas pada waktu itu namun pengamen lain. Petugas tidak mendengarkan
pembelaan yang dilakukan Iwo, Kamal, dan Atet mereka langsung dibawa ke kantor pada
saat itu juga untuk diproses.
keesokan harinya Iwo, Kamal, dan Atet duduk dibangku panjang untuk menunggu
apakah mereka dibebasakan atau tidak sambil dijaga oleh Abdul. Namun, tidak lama
kemudian datang Nasir menjelaskan jika meraka dibebaskan tetapi meraka dilarang
mengamen di daerah tersebut karena dekat rumah pejabat. Saat Nasir menjelaskan meraka
tidak boleh ngamen di daerah tersebut, tiba-tiba telepon berdering ternyata yang menelpon
adalah komandan yang meminta Abdu datang menghadap. Abdul bergegas ke ruang
komandan setelah datang Abdul dipersilahkan duduk lalu komandan menyampaikan maksud
dan tujuan kenapa ia memanggil Abdul.
Komandan menceritakan permasalahan yang dihadapinya ke Abdul dan meminta
bantuan Abdul untuk mencari orang yang bisa mengisi acara ulang tahun anaknya. Abdul
bingung mencari orang yang bisa mengisi acara ulang tahun anak komandan dan akhirnya
Abdul menawarkan pengamen yang ditangkap yaitu Iwo, Kamal, dan Atet tetapi mereka
harus di tes terlebih dulu apakah mereka layak atau tidak. Atet, Iwo, dan Kamal berhasil di
tes, mereka tampil diacara ulang tahun anak komandan setelah tapi mereka langsung pergi
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanpa sepengetahuan komandan dan petugas lainya. Komandan mencari mereka dan
menanyakan kepada petugasa namun petugas tidak tahu juga sampai akhirnya komandan
menitipkan rasa terima kasi dan memberikan amplop kepada petugas untuk diberikan kepada
pengamen yang telah mengisi acara ulang tahun anaknya.
Petuga mencari Iwo, Kamal, dan Atet untuk menyerahkan amplop yang dititipkan
kepada mereka. Namun, di dalam perjalana Abdul dan Nasir penasaran apa yang di amplop,
mereka membukanya dan melihat uang dua ratus ribu tanpa berpikir Nasir dan Abdul
mengambil lima puluh ribu satu orang. Setelah itu mereka melihat Atet dan Kamal sedang
ngamen Abdul dan Nasir menghampiri mereka dan memberikan amplop tersebut sementara
Iwo pergi ke WC. Pada saat Atet, Iwo, dan Kamal melihat uang yang di dalam amplop
mereka langsung pergi ke rumah makan untuk membeli nasi bungkus.
4.2.2. Unsur Intrinsik Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan”
Kosasih (2012: 132) mengatakan, drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan
menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan dan
dialog. Drama mewadahi seseorang untuk mengekspresikan emosinya agar menjadi lebih
positif, karena ketika seseorang yang biasanya dikenal tegas maka orang tersebut bisa
memerankan karakter antagonis. Drama dapat menggambarkan suatu kejadian yang sudah
pernah terjadi dan bisa menyadarkan seseorang akan suatu permasalahan yang ada
disekitarnya. Sebagian orang yang menanggap drama sebagai karya sastra dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah ’sastra lakon’ akan tetapi fokus pada naskah drama “Symphoni
Anak Jalanan” merupakan wujud seni bahasa tulis. Sebaliknya, orang yang menganggap
drama sebagai seni pertunjukan akan membuang fokus tersebut akan terbagi rata dengan
unsur lainnya, misalnya, alur cerita, gerak, dan ekpresi.
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.1. Tema dan Amanat
Kernodle (dalam Dewojati, 2010: 173) mengemukakan unsur penting yang ada pada
sebuah karya sastra ialah tema yang merupakan gagasan sentral yang mencakup semua
permasalahan yang ada dalam cerita. Tema menjadi dasar dari sebuah alur cerita atau drama
karena tema berkaitan dengan cerita yang ditulis dan bagaimana penulis menuangkan
imajinasi di dalam cerita. Tema dan amanat merupakan gagasan atau ide dalam karya sastra
yang diungkapkan dengan secara tersirat, dalam hal ini tema dan amanat karya “Symphoni
Anak Jalanan” dapat disiratkan melalui pelukisan tokoh yang diciptakan berdasarkan alur
ceritadan latar. Oleh karena itu dalam analisis tema atau amanat akan dikaji dengan
menganalisis tokoh, analisis alur, dan analisis latar.
Langkah awal dalam menganalisis harus dilihat berdasarkan lakuan tokoh didasarkan
pada tokoh utama dalam cerita. Tokoh utama dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah
Iwo, Atet, dan Kamal yang merupakan tokoh protagonis dengan peran yang sangat penting
dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”. Tema yang ingin disampaikan adalah mengenai
kemiskinan yang dialami oleh Iwo, Atet, dan Kamal. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan
sebagai berikut.
1) Atet :Sudah, sudah ! Eh, Wo, Mal, lumayan juga penghasilan kita hari ini.
Iwo dan Kemal: Berapa ?!
Atet : Tiga ribu dua ratus rupiah.
Kemal : “Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur
dong”
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dari kutipan di atas dapat simpulan bahwa tema dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
menceritakan kemiskinan karena mereka harus ngamen terlebih dahulu untuk mendapatkan
duit untuk beli nasi bungkus.
4.2.2.2. Tokoh dan Penokohan
Tokoh dan penokohan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah Iwo, Kamal, Atet,
Abdul, Nasir, dan Komandan. Menurut Kosasih (2017: 205) penokohan merupakan cara
pengarang di dalam menggambarkan karakter tokoh. Dalam pementasan drama, drama
mempunyai posisi yang penting. Penokohan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
menggambarkan karakter yang terlibat dalam drama, penokohan dalam drama ini meliputi
tokoh protagonis yaitu peran utama atau sentral cerita, tokoh antagonis yaitu peran lawan
yang menjadi musuh dan menyebabkan timbulnya tikaian (konflik), kemudian tokoh
tritagonis yaitu peran penengah yang bertugas melerai, pendamai atau pengantar protagonis
dan antagonis.
4.2.2.2.1. Iwo, Kamal, dan Atet
Tokoh Iwo, Kamal dan Atet merupakan tokoh utama atau tokoh protagonis dalam drama
“Symphoni Anak Jalanan”. Iwo, Kamal dan Atet memegang peran utama dalam drama
“Symphoni Anak Jalanan”. Kemunculan Iwo, Kamal dan Atet lebih banyak dari pada tokoh
lain karena alur cerita yang menceritakan tentang 3 anak jalanan, tingkat keterlibatan Iwo,
Kamal dan Atet dalam struktur cerita cukup tinggi. Iwo, Kamal dan Atet merupakan tokoh
yang sedang mendapatkan masalah. Masalah yang mereka hadapi muncul saat ada tokoh lain
muncul yaitu tokoh Abdul dan Nasir yang berperan sebagai petugas. Hal tersebut dapat
dilihat dari kutipan sebagai berikut.
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Abdul :(Tiba-tiba dua orang petugas datang sambil meniup peluit)
“Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah?” (halaman 2)
Bertiga
:(pengaman tertangkap di salah satu pojok)
“Maaf pak, apa salah kami?” (halaman 2)
Nasir
Iwo
Abdul
Kemal
Nasir
Atet
Abdul
: Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga, memangnya
kalian mau jadi jagoan ya? (halaman2)
: Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.(halaman 2)
: Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini, tahu! (halaman 2)
: Maaf pak, kami tidak tahu, pak!(halaman 2)
: Dasar anak brekele kamu (halaman 2)
: Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita
bertiga ngamen disini! (halaman 2)
:Baru pertama-baru pertma eh, kalian kira kita berdua buta apa? Sudah
sering aku lihat kalian pada genjrang-genjreng di sekitar sini.(halaman
2).
4.2.2.2.2. Nasir dan Abdul
Tokoh Nasir dan Abdul merupakan tokoh antagonis. Abdul dan Nasir disebut tokoh
antagonis karena bersikap merugikan Iwo, Kamal, dan Atet. Sifat Nasir dan Abdul tidak
mencerminkan sikap seorang petugas yang baik karena mereka mengambil keuntungan yang
bukan hak milik mereka. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
3) Abdul : “Dosa-dosa, buruan ah!” (Nasir mengeluarkan dan membuka
amplop) (halaman 7)
Nasir : Duit, isinya duit Dul!! (halaman 8)
Abdul : Berapa banyak? (Nasir menghitung).(halaman 8)
Nasir : Dua ratus ribu!! (halaman 8)
Abdul : Dua ratus ribu?! Wah banyak juga, ya!(halaman 8)
Nasir : Iya, banyak (halaman 8)
Abdul : Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk sarapan?
(halaman 8)
Nasir : Meminjam bagaimana maksud kamu? (halaman 8)
Abdul : “Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya
meminjamnya. Ya, hitung-hitung ongkos pengantaran.Nanti
kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka.”
Anu,ngomong- ngomong perutku sudah keroncongan,
nih!! (halaman 8)
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nasir : Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya?! ( halaman 8)
Abdul
: “Dosa-dosa, buruan!” (Nasir mengambil satu
lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul, dengan malu-malu dia mengambil 50 lagi untuk
dirinya).(halaman 8)
kemudian ribuan satu
Kemudian, masuk Atet dan Kemal sambil berdendang. Kedua petugas itu buru-buru
menyelipkan uang kutipan serta amplop itu kedalam kantung baju mereka. (halaman 8)
4.2.2.2.3. Komandan
Tokoh komandan merupakan tokoh tritagonis karena tokoh komandan bersikap
wibawa dan sebagai pengantar protagonis dan antagonis dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan”. Komandan merupakan tokoh yang membantu tokoh utama atau tokoh sentral
untuk mendapatkan kesempatan untuk mengisi acara ulang tahun anaknya. Hal tersebut
dapat dilihat dari kutipan berikut.
3) Komandan
Nasir
Komandan
Nasir
Komandan
Nasir
: “Kalau begitu mari kita temui mereka”. (mereka berdua pergi
ke ruang sebelah). (halaman 4)
: Siap, selamat pagi komandan! (halaman 4)
: Pagi, semua baik-baik saja Sir? (halaman 4)
: Baik, komandan. (halaman 4)
: Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita
sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang
tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-
anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu
dulu. (halaman 4)
: “Siap, komandan!” (terus mendekati para
pengamen). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan
yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam
acara ulang tahun anaknya bapak komandan. (halaman
4).
4.2.2.3. Latar
Latar menurut Kosasih (2017: 206) adalah keterangan mengenai ruangan dan waktu. Jadi
latar merupakan tempat kejadian dalam cerita dan kapan terjadinya suatu peristiwa dalam
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
cerita. Latar tempat dan waktu akan memberikan kesan bahwa kejadian yang di dalam cerita
seolah-olah sungguh terjadi serta bisa dibayangkan oleh pembaca sehingga mudah dipahami
dalam setiap kejadian. Latar pada naskah drama dapat dilihat pada petunjuk teknis yang
terdapat pada teks drama dan latar pada drama juga harus memberi kemungkinan untuk
dipentaskan sehingga drama tersebut dapat dikatakan baik karena drama yang baik bisa
dipentaskan serta mendapat keritikan dari pembaca.
4.2.2.3.1. Latar Tempat
Latar tempat merupakan lokasi terjadinya suatu peristiwa di dalam cerita dalam karya
sastra. Dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” latar kejadian di trotoar sebuah jalan di kota,
kantor petugas, dan rumah komandan. Hal ini ditunjukan dalam kutipan berikut.
4) Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet,
Iwo dan Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu
kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah lagu berirama dangdut. (halaman 1)
Setting pertama yaitu di sebuah trotoar sebuah jalan di sebuah kota. Pengamen biasanya
berjalan dan berkeliling untuk mengamen dan tidak jarang trotoar digunakan para pengamen, yang dimakasud trotoar dalam hal ini adalah jalan yang seharusnya digunakan oleh pejalan
kaki.
5) Keesokan harinya di kantor petugas. Iwo, Kemal dan Atet duduk di bangku
panjang, dua petugas, Abdul dan Nasir mendampingi mereka. Abdul duduk di belakang meja, sementara Nasir berdiri mondar-mandir dengan pentungan
karet di tangannya. (halaman 3).
Setting kedua yaitu pada saat Iwo, Kamal, dan Atet dibawa ke kantor petugas. Hal ini dapat dilihat pada kutipan kelima.
6) Komandan: “Begini Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor
dua akan berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan
di rumah, karena dia ingin mengundang beberapa temannya.
Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang
pemusik, organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar
apes, tadi pagi dia telpon, katanya nggak bisa tampil karena
bapaknya meninggal.” Nah, aku jadi bingung mencari
gantinya ?! Kira-kira kamu punya kenalan yang bisa nyanyi
nggak ?! (halaman 3)
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Setting ketiga yaitu di rumah komandan pada saat perayaan ulang tahun anaknya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan keenam.
4.2.2.3.2. Latar Waktu
Latar waktu dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” pada malam, pagi, dan siang hari.
Latar waktu yang menunjukan pada pagi hari dapat dilihat dalam kutipan beriku.
7) Nasir : “Siap, selamat pagi komandan!” (halaman 4)
Komandan : “Pagi, semua baik-baik saja Sir?”
(halaman4)
Nasir : Baik, komandan. (halaman 4)
Later waktu pada pagi hari mengambarkan saat nasir bertugas dikantor dan komandan
datang ke kantor walaupun malamnya sudah merayakan pesta ulang tahun anaknya.
Latar waktu pada siang hari dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
8) Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota. Abdul dan Nasir berjalan
mencari Atet, Iwo dan Kemal.Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka,
karena mentari mulai meninggi. Sambil berjalan mereka mendendangkan
potongan lagu.(halaman 6).
Keterangan waktu memberikan gambaran keadaan pada saat Abdul dan Nasir mencari
Atet, Iwo, dan Kamal untuk memberikan amplop yang dititipkan komandan.
9) Komandan : “Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang tahun anakku Ria nanti malam.” Aku ingin anak- anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu. (halaman 4)
Latar waktu yang menyatakan pada malam hari iyalah saat komandan mencari orang
yang bisa mengisi acara ulang tahun anaknya dan memanggil Nasir ke ruanganya
untuk melakukan tes bernyanyi serta melakukan apakah mereka layak atau tidak.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.4. Alur
Alur atau plot menurut Endraswara (2011: 24) ada lima struktur yaitu eksposisi,
konflik, komplikasi, resolusi dan klimaks. Alur dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
adalah alur maju, karena dari awal terjadinya masalah sampai akhir tokoh tidak pernah
flashback sehingga cerita berkembangan dengan runtut. Dalam alur drama “Symphoni Anak
Jalanan” terdapat empat babak sampai akhir menuju peristiwa yang kronologis. Alur akan
memudahkan pembaca dalam memahami setiap kejadian dalam drama setra mempu
menjelaskan setiap situasi di dalam lakon dan memberikan titik temu terhadap masalah yang
dialami tokoh. Berikut tahap dalam alur drama.
4.2.2.4.1. Eksposisi
Tarigan (2011: 90) menjelaskan bahwa eksposisi merupakan awal atau pembuka dari
suatu karya sastra yang biasanya berisi keterangan menegani tokoh dan latar. Hal ini dapat
dilihat dalam kutipan berikut.
10) Tokoh dalam drama:
1. Atet = pengamen
2. Iwo = pen gamen
3. Kemal = pengamen
4. Abdul = petugas
5. Nasir = petugas
6. Komandan
(halaman 1)
Pementasan: Menggambarkan sepotong trotoar sebuah jalan di satu kota. (halaman 1).
4.2.2.4.2. Komplikasi
Tarigan (2011: 90) menjelaskan bahwa komplikasi merupakan awal terjadinya suatu
peristiwa yang menimbulkan konflik antar tokoh antagonis dan protagonis. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut.
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11) Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet,
Iwo dan Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu
kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah lagu berirama dangdut. (halaman 1)
Tiga remaja mengamen di sepotong trotoar sebuah jalan di kota, hal tersebut dilakkan
karena harus mencari uang untuk makan.
12) Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah sisi panggung, bergegas sambil meniup peluitnya. Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu
terperangkap di salah satu pojok. (halaman 2)
Kutipan diatas menunjukkan adanya komplikasi kejadian yang menyebabkan adanya
konflik antara tokoh protagonis dan antagonis, dalam hal ini melibatkan Atet, Iwa dan Kemal
yang sedang melakukan aktifitas mengamen dan kemudian petugas yang melakukan
penertiban kepada mereka.
4.2.2.4.3. Klimaks
Endraswara (2011: 24) menjelaskan bahwa klimaks merupakan tahap akhir dari
penentuan nasip tokoh, baik tokoh antagonis mau pun tokoh protagonis. Klimaks dalam
drama “Symphoni Anak Jalanan” ditandai dengan tokoh Nasir (petugas) menyerahkan
amplop kepada Kamal dan Atet dan disusul Iwo yang pergi kerena kebelet setelah itu mereka
bertiga pergi ke rumah makan Padang untuk membeli nasi kapau dengan ayam bakar bumbu
balado yang lezat sambil mereka berjalan berputar-putar dan bernyanyi. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
13) Nasir : Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat penampilan kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi terhibur.
(Nasir menyerahkan amplop terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi). (halaman 8)
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.2.2.4.4. Resolusi
Resolusi merupakan peleraian yang terjadi anatar tokoh sehingga menemukan titik
terang terhadap masalah yang dialami oleh tokoh baik tokoh antagonis dan protagonis.
Peleraian dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” memang tidak terlihat karena tokoh utama
hanya melakukan apa yang dikatakan oleh antagonis seperti pada saat komandan dan petugas
meminta untuk melakukan tes bernyanyi pada tokoh utama untuk tampil diacara anaknya
yang ulang tahun dan di dalam drama juga tidak terlihat peristiwa yang terlalu mencekap
sehingga menimbulkan tokoh leraian. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.
14) Komandan :Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul,
aku butuh penyanyi untuk ulang tahun anakku Ria nanti
malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya
aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu
dulu. (halaman 8)
Nasir :”Siap, komandan!” (terus mendekati para pengamen). Kalian
bertiga, kalian betul-betul beruntung, kalian bertiga
mendapat kesempatan yang bagus kali ini.Kalian diminta
tampil dalam acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
(halaman 8)
Atet :Kami diminta tampil, wah kesempatan bagusnih…
Iwo :Ya, betul!(halaman 8)
Nasir :”Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test. Sekarang kalian
diminta untuk bernyanyi di hadapan komandan.” Ayo,
nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak
didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau
macam-macam!! (halaman 8)
4.2.2.4.5. Konklusi
Endraswara (2011: 24) juga menjelaskan konklusi merupakan tahap penyelesaian
konflik-konflik yang menjadi akhir sebuah cerita. Konklusi dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” dimana Nasir sebagai petugas keamanan memberikan amplop yang diterima Kamal
dan Atet setelah mereka menerima uang yang di dalam amplop, mereka berjalan sambil
bernyanyi berkeliling serta ingin ke rumah makan Padang untuk membeli nasi. Hal ini dapat
dilihat dari kutipan berikut.
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15) Nasir : “Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala
kadarnya. Karena berkat penampilan kalian yang bagus,tamu-
tamunya menjadi terhibur.” (Nasir menyerahkan amplop terus
keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti
nggak percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi). (halaman 8) Atet : Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin datang kemari.
Komandannya menitipkan duit buat kita (halaman 9) Iwo : Nah, sekarang mari kita pergi kerumah makan Padang yang di
belokan jalan itu. Kita pesan nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado yang lezat itu, setuju. (halaman 9)
Atet dan Kemal : Let’s go (mereka berjalan berputar-putar sambil bernyanyi). (halaman 9)
3.2.3. Kebahasaan Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan”
Kebahasaan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah menggunakan bahasa
yang sederhana serta digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” terdapat kebahasaan menurut Kosasi (2017: 205) ada empat kebahasaan dalam
drama yaitu menyatakan urutan waktu, kata kerja menyatakan peristiwa, kata kerja
menyatatakan pikiran dan kata kerja sifat (descriptive language).
3.2.3.1. Urutan Waktu dalam teks drama “Symphoni Anak Jalanan”
Dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terdapat kebahasaan yang menyatakan urutan
waktu yang biasanya disebut konjungsi. Konjungsi merupakan bentuk atau satuan
kebahasaan yang berfungsi sebagai penyambung, perangkai, atau penghubung antara kata
dengan kata, frasa dengan frasa, kalusa dengan klausa, kalimat dengan kalimat (Mulyasa,
2007). Menghubungkan menyatakan waktu, yakni konjungsi ketika, sewaktu, sebelum,
sesudah, tatkala, sejak, sambil, dan selama. (Chaer, 2008: 101). Pendapat Mulyana dan
Chaer menjelsakan bentuk dan fungsi dari urutan waktu dalam drama sehingga jelas
kongjungsi yang ada seperti ketika, sewaktu, sebelum, sesudah, tatkala, sejak, sambil, dan
selama.
Urutan waktu yang terdapat dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah
sebelumnya, sambil, setelah, kemudian. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16) Komandan : “Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul,
aku butuh penyanyi untuk ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin
mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu.”
Urutan waktu yang menyatakan kojungsi ialah kata sebelumnya, yakni pada saat
komandan ingin berterima kasih kepada Atet, Iwo, Kamal yang telah mengisi acara
ulang tahun anaknya.
17) Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota. Abdul dan Nasir berjalan
mencari Atet, Iwo dan Kemal. Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka, karena mentari mulai meninggi. Sambil berjalan mereka mendendangkan
potongan lagu.(halaman 6).
Gambaran urutan waktu pada saat Abdul dan Nasir hendak mencari Atet,
Iwo, Kamal untuk memberikan amplop yang diberikan komandan. Hal ini dapat dilihat
pada kutipan 18.
18) Nasir: ( setelah mohon persetujuan komandan )
“Baik, mulailah.”
Nasir melakukan tes bernyanyi kepada Atet, Iwo, Kamal dengan tujuan untuk melihat
apakah mereka pantas untuk mengisi acara ulang tahun anak komandan dengan tes makan
tergantung lagi dengan persetujuan komandan. Hal ini dapat dilihat pada kutipan 18.
19) Kemudian, masuk atet dan kemal sambil berdendang. kedua petugas itu buru-buru menyelipkan uang kutipan serta amplop itu kedalam kantung baju mereka.
Gambaran urutan waktu konjugsi kata kemudian ada ketika Abdul dan Nasir
mengambil uang yang ada dalam amplop, mereka buru-buru memasukan uang ke
dalam kantong mereka biar tidak dilihat oleh, Atet, Kamal, Iwo.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.3.2. Kata Kerja Menyatakan Peristiwa dalam teks drama “Symphoni Anak
Jalanan”
Kosasi (2017: 376) berpendapat bahwa kebahasaan dalam drama lebih banyak
menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti
menyuruh, menobuatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat. Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
Tiba-tiba telepon berdering, Abdul mengangkatnya. terdengar suara komandan
memanggilnya menghadap kemejanya.
20) Komandan : “Dul, harap segera datang keruangan saya.” (halaman
3)
Abdul :Siap, komandan. ( pergi ke meja komandan,
yang ada di ruangan itu juga, di atas level yang agak
ditinggikan ). (halaman 3)
Abdul :Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi
pengarahan oleh Nasir. (halaman 4)
Komandan : “Kalau begitu mari kita temui mereka.”
( mereka berdua pergi ke ruang sebelah ). (halaman 4).
Kata kerja yang menyatakan peristiwa dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” terjadi
ketika tokoh komandan memanggil Abdul untuk datang ke ruangnya dengan tujuan meminta
bantuan Abdul untuk mencarikan orang bisa mengisi acara di ruamhnya dalam acara ulang
tahun anak komandan.
3.2.3.3. Kata Menyatakan Pikiran dalam teks drama “Symphoni Anak Jalanan”
Kebahasaan yang banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang
dipikirkan atau yang dirasakan oleh tokoh yaitu merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, mengalami. Kosasih (2017: 377). Hal ini dapat dilihat
dalam kutipan berikut.
21) Komandan : “Begini Dul, aku sedang bingung nih.” Hari ini
anakku yang nomor dua akan berulang tahun.
Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang pemusik, organ tunggal
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi
pagi dia telpon, katanya nggak bisa tampil karena
bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung
mencari gantinya?! Kira-kira kamu punya
kenalan yang bisa nyanyi nggak?! (halaman 6)
Abdul :Kenalan? Rasanya nggak ada komandan.
(halaman 6)
Komandan :Atau, tolong cari tahu deh!
(halaman 6)
Abdul :Oh ya, ya?! Tapi bagaimana kalau kita test saja
mereka, komandan?! (halaman 6)
Komandan : Maksud kamu? (halaman 6)
Abdul : Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah
lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah
komandan.(halaman 6)
Komandan : “Wah, bagus juga ide kamu.” Tidak sia-sia ku
manggil kamu kemari. Dimana mereka?
(halaman 6).
Kata yang menyatakan pikiran atau ide ketika tokoh dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” mengalami masalah sehingga apa yang diinginkan oleh tokoh terhadap tokoh yang
lain dapat tersampaikan dengan baik yaitu ketika tokoh komandan menghadapi masalah
ketika pemain orgen tunggal tidak bisa datang ke acara ulang tahun anaknya dikarenakan
orang tuanya meninggal sehingga membuat komandan meminta bantuan kepada Abdul,
sehingga muncul ide baru Abdul mengajukan pengamen jalanan yang mengisi acara tetapi
melalui tes, apakah mereka layak atau tidak.
3.2.3.4. Kata Kerja Sifat (Descriptive Language) dalam teks drama “Symphoni Anak
Jalanan”
Kosasih (2017: 377) menjelaskan bahwa kata kerja sifat (descriptive language)
menggunakan kata-kata sifat untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya:
rapi, bersih, baik, gagah, kuat, dan tegas. Kata kerja yang menyatakan sifat dalam drama
“Symphoni Anak Jalanan” merupkan kata kerja yang menggambarkan tokoh dan tempat
secara mendalam pada drama “Symphoni Anak Jalanan”. Kata sifat memperjelas tokoh,
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nasir dan Abdul merupakan tokoh yang tegas tetapi tidak jujur. Hal ini dapat dilihat pada
kutipan berikut.
22) Nasir : “Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga
yang kami tangkap.” Sekarang, ayoikut ke kantor. Ayo cepat, cepat,
cepat…!!(halaman 3)
Abdul : Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya doang.(halaman 7)
Nasir : Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
Abdul :Makanya, buruan buka, biar kita tidak penasaran.
Nasir : Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?!
Abdul : Dosa-dosa, buruan ah!
(Nasir mengeluarkan dan membuka amplop).
Nasir : Duit, isinya duit Dul!!
Abdul : Berapa banyak?
(Nasir menghitung)
Nasir : Dua ratus ribu!! (halaman 7)
Abdul : Dua ratus ribu?! Wah banyak juga, ya! (halaman 8)
Nasir : Iya, banyak …(halaman 8)
Abdul : Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk sarapan ?(halaman
8)
Nasir : Meminjam bagaimana maksud kamu ? (halaman 8)
Abdul : Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya
meminjamnya. Ya, hitung-hitung ongkos pengantaran. Nanti
kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu, ngomong-
ngomong perutku sudah keroncongan, nih!! (halaman 8)
Nasir : Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya?! (halaman 8)
Abdul : Dosa-dosa, buruan ! (Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan,
segera dirampas oleh Abdul, kemudian dengan malu-malu dia
mengambil 50 ribuan satulagi untuk dirinya). (halaman 8)
Nasir dan Abdul adalah tokoh yang tegas ketika menjalankan tugas saat berhadapan
dengan pengamen yang melanggar anturan bahwa pengamen tidak boleh mengamen di
jalan atau trotoar mereka tidak mendengarkan alasan bawa pengamen tersebut tidak
mengetahui dan baru mengamen di jalan tersebut Abdul dan Nasir menangkap
pengamen yang melanggar aturan.
Kata sifat memperjelas tokoh, Iwo, Kamal dan Nasir merupakan tokoh yang jujur. Hal
ini dapat dilihat pada kutipan berikut
23) Iwo : “Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.” (halaman 2)
Abdul : Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini, tahu!!
(halaman2)
Kemal : Maaf pak, kami tidak tahu, pak! (halaman 2)
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nasir
Atet
: Dasar anak brekele, kamu (halaman 2)
:”Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru
kita bertiga ngamen disini!” (halaman 2)
pertama kali ini
Kamal, Atet, dan Iwo merupakan tokoh yang jujur. Hal ini dapat dilihat ketika mereka
ditangkap mereka jujur mengatakan bawah mereka tidak mengetahui bahwa di jalan
tersebut sudah diperingatkan tidak boleh mengamen dan mereka menjelaskan bawa
mereka pertama kali mengamen di jalan tersebut.
Kata sifat memperjelas tempat. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.
24) Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota, tiga remaja
tanggung, Atet, Iwo dan Kemal sedang mengamen. Iwo sering
bermimpi, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal senantiasa
menepuk-nepuk perutnya yang selalu kelaparan.Mereka sedang
menyanyikan sebuah lagu berirama dangdut. (halaman 1)
Trotoar dan jalan di sebuah kota merupakan kata sifat memperjelas tempat di mana
awal terjadinya masalah yang dihadapi oleh tokoh antagonis
25) Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah sisi panggung,
bergegas sambil meniup peluitnya. Setelah kejar-kejaran, akhirnya
anak-anak itu terperangkap di salah satu pojok. (halaman 1)
Kata sifat memperjelas tempat tetapi lebih memperjelas tempat dalam kontek suasana
tata panggung. Di mana dijelaskan bahwa dua orang petugas datang dari sebelah sisi
panggung, bergegas sambil meniup peluit.
Kata sifat memperjelas suasana. Hal ini bisa dilihat pada kutipan berikut.
26) Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota. Abdul dan Nasir
berjalan mencari Atet, Iwo dan Kemal. Terlihat keringat mulai
menitik di dahi mereka, karena mentari mulai meninggi. Sambil
berjalan mereka mendendangkan potongan lagu. (halaman 6).
Kata sifat memperjelas suasana adalah dimana saat Abdul dan Nasir berjalan mencari
Atet, Iwo, Kamal. Terlihat keringat mulai menitih di dahi mereka, karena matahari
mulai meninggi. Suasana yang mereka alami saat itu ialah yang ramai dengan
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kendaraan dan cuaca yang panas, karena harus mencari Iwo, Atet, Kamal untuk
menyerahkan amplop yang dititipkan komandan.
3.2.4. Rancangan Pembelajaran drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya
Sanjaya di SMA kelas XI.
Rancangan pembelajaran merupakan suatu alat yang digunakan dalam proses
pembelajaran peserta didik, tetapi dalam hal ini rancangan pembelajaran lebih difokuskan
untuk meningkatkan keterampilan pembelajaran peserta didik (Uno, 2007: 2). Pembelajaran
drama di sekolah pada saat ini masih berfokus pada ranah kognitif atau pengetahuan saja,
akibatnya peserta didik tidak tertarik dengan pembelajaran drama dan perserta didik kurang
mampu dalammembuat produk drama sehingga dalam menganalisis drama pun masih kurang
berminat. Dengan demikian guru harus membuat rancangan pembelajaran menganalisis
drama dengan tahap menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama peserta didik ke
depannya mampu membuat produk dalam bentuk teks drama serta menguasi seluk-beluk
drama. Guru harus mempersiapkan rancangan pembelajaran dengan sebaik mungkin untuk
meningkatkan minat dan bakat peserta didik terlebih dahulu.
3.2.4.1. Tahap-tahap Persiapan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perencanaan pembelajaran atau bisa disebut Rancangan Pelasanaan Pembelajaran
(RPP) adalah rencana pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan ditetapkan guru dalam
pembelajaran di kelas (Muslich, 2007: 53). Tahap dalam menyusun rancangan pembelajaran
guru harus memperhatikan setiap prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam
menyusun rancangan pembelajaran. Berikut tahap-tahap dalam menyusun rancangan
pembelajaran.
3.2.4.1.1. Mencantumkan Identitas Sekolah
Sekolah : SMA Kolese De Britto Yogyakarta
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/II
Materi Pokok : Teks Drama
Alokasi Waktu : 2 x 45 ( menit )
Kompetensi Inti :
KI.3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, secara mandiri,
dan mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
Kompetensi Dasar :
3.18 Menganalisis alur cerita, babak demi babak, dan konflik dalam drama yang
dibaca atau ditonton..
Indikator :
3.18 Mempertujukan salah satu tokoh dalam drama yang dibaca atau ditonton
secara lisan.
3.2.4.1.2. Tujuan Pembelajaran
Sanjaya (2008: 60) berpendapat bahwa dalam merumuskan tujuan pembelajaran guru
harus menjabarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK/KD) menjadi indikator
hasil belajar. Tujuan pembelajaran merupakan penguasaan kompetensi yang bersifat
operasional yang ditargetkan dalam rancangan pembelajaran. Rancangan pembelajaran
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dirumuskan dengan mengacu pada indikator, dalam bentuk pertanyaan yang operasional.
Tujuan pembelajaran yang diharapkan dalam RPP yang akan disusun adalah peserta didik
dapat mengidentifikasi unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama.
3.2.4.1.3. Materi Pembelajaran
Majid (2014: 263), menjelaskan bahwa materi haruslah mulai dari manfaat
pembelajaran drama, pengertian drama, penjelasan mengenai unsur-unsur intrinsik. Materi
pembelajaran merupakan bahan ajar yang digunakan untuk mencapai tujan pembelajaran.
Materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang terdapat dalam silabus
yang telah ditentukan oleh sekolah atau pemerintah pusat. Materi pembelajaran dalam RPP
ini, merupakan teori tentang drama yang mencakup empat keterampilan pengetahuan baik
faktual, kongseptual, prosedural, dan metakongnitif.
3.2.4.1.4. Model atau Metode Pembelajaran
Metode dapat diartikan bena-benar sebagai metode, tetapi dapat pula diartikan sebagai
model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan atau strategi
yang dipilih (Majid, 2014: 263). Jadi metode yang digunakan dalam RPP yaitu saintifik
learning. Proses pembelajaran harus dirancangan dengan sedemikian rupa agar peserta didik
secara aktif mengkongstruk kongsep, mengidentifikasi atau menemukan masalah supaya
peserta didik mampu merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis dan
mampu mengumpulkan data.
3.2.4.1.5. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Sanjaya (2008: 60), berpendapat bahwa dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) minimal ada lima komponen pokok, yaitu komponen tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, model, media dan sumber pembelajaran serta komponen evaluasi. Langkah-
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
langkah menyusun RPP dalam setiap pertemuan. Inti dari langkah-langkah kegiatan
pembelajaran adalah mencakup pembukaan atau kegiatan awali yang harus dilakukan dalam
mengajar, kegiatan inti, penutup, serta alokasi waktu yang dibutuhkan dalam melaksanakan
proses belajar mengajar dikelas haruslah tersusun secara sistematis. Langkah-Langkah
Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Waktu
Pendahuluan 1.Guru memulai pembelajaran dengan
memberi salam kepada peserta didik.
2. Guru meminta salah satu peserta didik 10 menit
untuk memimpin doa sebelum memulai
proses belajar menjajar.
3. Guru mempresensi peserta didik.
4. Guru memberikan kegiatan literasi
membaca teks drama secara bebas kepada
peserta didik.
5. Guru memberikan pertanyaan mengenai
materi pembelajaran sebelumnya.
6. Guru menyampaikan informasi mengenai
fungsi pembelajaran dan kaitannya
dengan konteks kehidupan.
7. Guru menyampaikan kompetensi dasar,
indikator, dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dalam materi pembelajaran.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Inti Mengamati
1. Guru menyampaikan hal-hal yang
berkaitan dengan kegiatan pembelajaran
yang akan dilalui.
Menanya
1. Peserta didik menanyakan seputar 70 menit
pengetian drama.
2. Pesera didik membuat pertanyaan yang
berkaitan dengan unsur intrinsik drama
tersebut.
Mengeksplorasi
1. Peserta didik membentuk kelompok
dalam satu kelompok terdiri dari 4-5
orang.
2. Peserta didik berdiskusi dengan
kelompok serta dibimbing guru yang siap
untuk mengarahkan perserta didik supaya
diskusi berjalan dengan baik.
Mengasosiasi
1. Peserta didik mengidentifikasi unsur
intrinsik drama yang terdapat dalam teks
drama “Symphoni Anak Jalanan”.
2. Peserta didik berdiskusi dengan teman
kelompok.
3. Peserta didik menyimpulkan hasil temuan
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mereka.
Mengomunikasikan
1. Perwakilan kelompok menyampaikan
hasil temuan mereka di depan kelas.
2. Kelompok saling menilai kebenaran dan
kejelasannya.
Penutup 1. Peserta didik bersama guru
menyimpulkan materi pembelajaran.
10 Menit
2. Peserta didik dan guru merefleksikan
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
3. Guru menutup proses pembelajaran serta
memberikan salama kepada peserta didik.
3.2.4.1.6. Media atau Sumber Belajar
Sumber belajar mencakup sumber rujukan, lingkungan, media, narasumber, alat, dan
bahan (Majid, 2014: 263). Media belajar dapat digunakan sebagai alat yang digunakan dalam
belajar. Media belajar biasanya dikenal dengan alat dan bahan ajar tetapi seiring
berkembangnya zaman sehingga alat dan bahan ajar tidak hanya berupa TV, radio, komputer,
tetapi manusia juga merupakan bahan ajar dengan maksud berdiskusi, seminar dan simulasi.
Dengan demikian, peserta didik dapat menyampaikan pesan, perasaan, dan ide yang
dipikiran. Sementara, sumber belajar tidak bisa dibatasi karena lingkugan, buku, media cetak,
media elektronik dan lain-lain dapat meningkatkan kemampan seseorang dalam
mengembangkan dirinya dalam belajar. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah
media teks drama “Symphoni Anak Jalanan”. Sumber belajar yang digunakan adalah media
elektronik dan Buku Bahasa Indonesia untuk SMA/MA/SMK/MAK kelas XI.
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3.2.4.1.7. Evaluasi dan Penilaian
Penilaian digunakan untuk menilai hasil yang telah dicapai peserta didik sehingga guru
bisa melihat kemampuan peserta didik dalam menganalisis unsur intrinsik dan kebahasaan
teks drama “Symphoni Anak Jalanan” serta untuk melihat ketercapaian indikator dan tujuan
pembelajaran. Ada dua penilaian yang harus dilakukan oleh guru ialah penilaian sikap dan
penilaian pengetahuan. Penilaian dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun
vertikal (Majid, 2014: 263).
3.2.4.1.7.1. Penilaian Sikap Spiritual
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XI/II
Sikap Spiritual yang mengacu pada KI.1 dan KI.2 sebagai perwujudan dari
menguatkan interaksi vertikal dengan Tuhan Yang Maha Esa sementara sikap
sosial sebagai perwujudan eksistensi kesadaran dalam upaya mewujudkan
kesalarasan hidup supaya mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Hal
dapat dikembangan melalui sikap tanggung jawab, jujur, peduli, disiplin,
santun, dan percaya diri. Berikut kolom aspek penilaian diisi dengan angka yang
sesuai kriteria berikut:
Berilah tanda (√ ) pada kolom sesuai dengan hasil pengamatan!
No. Nama Aspek penilaian yang dinilai Keterangan
Siswa
Tanggung Jujur Peduli Disiplin Santun Percaya
Jawab Diri
3.2.4.1.7.2. Penilaian Pengetahuan
Teknik : Tulis
Bentuk : Uraian
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Instrumen :Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni Anak
Jalanan”.
Kriteria Penilaian
No Deskripsi Skor Skor Maksimal
Soal
1. Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni 5
Anak Jalanan” secara tepat. 10
Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni 3
Anak Jalanan” kurang tepat.
Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni 2
Anak Jalanan” tidak tepat.
2. Mengidentifikasi kebahasaan drama “Symphoni 5
Anak Jalanan” secara tepat.
Mengidentifikasi kebahasaan drama“Symphoni 3
Anak Jalanan” kurang tepat.
Mengidentifikasi kebahasaan drama “Symphoni 2 10
Anak Jalanan” tepat.
Pedoman Penilaian
Skor maksimal= jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Nilai= skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari pembahasan penelitian, dapat
disimpulkan bahwa unsur intrinsik drama “Symphoni Anak Jalanan” karya Ign Arya Sanjaya
meliputi tema dan amanat, tokoh dan penokohan, latar, alur, dan kebahasaan yang mencakup
urutan waktu, kata kerja menyatakan peristiwa, kata menyatakan pikiran serta kata kerja sifat
(descriftiv language). Tokoh dalam drama adalah Iwo, Kamal, Atet, Abdul, Nasir, dan
Komandan. Tokoh Iwo, Kamal, Atet merupakan tokoh sentral dan merupakan tokoh
protagonis dalam drama sementara Atet juga mewakili tokoh leraian atau resolusi. Mereka
ditampilkan sebagai tokoh pusat kisahan dalam drama. Abdul dan Nasir merupakan tokoh
antagonis lawan protagonis, hal itu dapat dilihat dari sikap Abdul dan Nasir yang mempunyai
sifat tidak jujur dan mengambil uang yang bukan hak mereka. Tokoh komandan merupakan
tritagonis karena komandan merupakan tokoh yang mempunyai sikap yang berwibawa dan
membantu tokoh utama dalam mendapat kesempatan untuk tampil diacara anaknya yang
berulang tahun.
Drama “Symphoni Anak Jalanan” mempunyai urutan peristiwa yang disajikan dalam
urutan alur. Alur yang terdapat dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” anak jalana
mempunyai lima tahap yang harus dilalui yaitu eksposisi, komplikasi, klimaks, resolusi, dan
konklusi. Eksposisi merupakan awal atau pembuka dari suatu karya sastra yang biasanya
berisi keterangan menegani tokoh dan latar. Komplikasi merupakan awal terjadinya suatu
peristiwa yang menimbulkan konflik atar tokoh antagonis dan protagonis. Komplikasi
merupakan awal terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan konflik atar tokoh antagonis
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan protagonist yaitu tokoh Iwo, Atet, dan Kamal dikejar-kejar serta ditangkap oleh petugas
Nasar dan Abdul. Klimaks merupakan tahap akhir dari penentuan nasip tokoh, baik tokoh
antagonis mau pun tokoh protagonis. Akhir dari kisahan drama “Symphoni Anak Jalanan”
terlihat saat petugas memberikan amplop kepada Atet dan Kamal. Atet dan Kamal
mengambali amplop yang berisi uang sementara Kamal datang setelah pergi dari kamar kecil.
Iwo, Kamal, dan Atet membuka amplop yang berisikan uang mereka terlihat bahagia dan
lagsung pergi ke rumah makan Padang untuk membeli nasi. Resolusi merupakan peleraian
yang terjadi anatar tokoh sehingga menemukan titik terang terhadap masalah yang dialami
oleh tokoh baik tokoh antagonis dan protagonis. Leraian antara tokoh atagonis dan protagonis
tidak begitu terlihat hal itu dikarenakan tokoh portagonis tidak melakukan permbelaan diri.
Konklusi merupakan tahap penyelesaian konflik-konflik yang menjadi akhir sebuah cerita.
Resulusi merupakan tahap dimana tokoh protagonis dan atagonis berdamai, seperti
munculnya petugas yang memberikan amplop yang berisikan uang kepada Atet dan Kamal
setelah itu tokoh Atet, Kamal, dan Iwo pergi sambal bernyanyi menuju rumah makan Padang.
Latar dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah latar tempat dan latar waktu.
Drama “Symphoni Anak Jalanan” berlatar tempatkan trotor di sebuah kota dan rumah
komandan. Latar waktu di dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” ialah pada malam hari,
pagi, dan siang hari.
Amanat dalama drama “Symphoni Anak Jalanan” dapat dilihat dari tingkah laku tokoh.
Jadi, melihat tingkah laku tokoh maka pembaca dapat menyimpulkan pesan moral apa yang
di dalam drama. Amanat yang disampikan oleh pengarang adalah kerja keras yang dilakukan
anak remaja demi sesuap nasi.
Kebahasaan dalam drama “Symphoni Anak Jalanan” adalah menggunakan bahasa yang
sederhana serta digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam drama “Symphoni Anak
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Jalanan” terdapat kebahasaan yang menyatakan urutan waktu, kata kerja menyatakan
peristiwa, kata kerja menyatakan pikiran dan kata kerja sifat (descriptive language).
Kebahasaan yang menyatakan urutan waktu dalam drama ketika Nasir bertanya kepada
komandan tentang Atet, Iwo, dan Kamal serta pada saat Komandan menjelaskan bahwa
komandan tidak melihat mereka pulang. Kebahasaan yang menyatakan urutan waktu pada
siang hari yaitu pada saat tokoh Abdul, Iwo, dan Kamal berjalan di trotoar matahari mulai
meninggi. Kebahasaan yang urutan waktu pada pagi hari saat Nasir menyapa komandan.
Kata kerja yang menyatakan peristiwa saat tokoh Komandan meminta Abdul datang ke
ruanganya. Kata menyatakan pikiran merupakan yaitu merasakan, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, mengalami. Kata-kata yang berisi pendapat seperti pada saat
komandan menceritakan bahwa anaknya akan ulang tahun dan tidak ada yang mengisi acara
untuk bernyanyi Komandan meminta bantuan Abdul untuk mencarikan. Kata kerja sifat
adalah kata kerja yang menggambarkan tokoh seperti saat Nasir menangkap ketiga pengamen
tanpa menerima alasan yang dilontarkan oleh mereka.
Untuk mengajarkan unsur intrinsik dan kebahasaan dalam drama kepada peserta didik
sebaiknya guru membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) supaya proses belajar
mengajar lebih efektif dan efisen. Guru hanya membuat rancangan pembelajaran tanpa
membuat silabus karena silabus sudah disusun oleh pemerintah. Rancangan pembelajaran
harus disusun sesuai dengan kurikulum yang berlaku pada saat ini seperti kurikulum 2013
direvisi pada tahun 2018.
5.2. Implikasi
Drama karya Ign Arya Sanjaya memiliki pesan yang mendalam karena drama
“Symphoni Anak Jalanan” mengisahkan remaja yang berjuang hidup dan harus mengamen
untuk mendapat makan sementara jika dilihat dari kehidupan para remaja zaman sekarang
banyak sekali remaja yang kurang bersyukur dan tidak menggunakan kesempatan untuk
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menempuh pendidikan serta lebih banyak remaja yang suka bersenang atau berpoya-poya.
Peserta didik dapat memahami nilai-nilai kerja keras yang terdapat dalam drama “Symphoni
Anak Jalanan” tersebut. Selain itu, hasil penelitian ini juga dapat dikembangkan untuk
bermain drama dengan demikian peserta didik akan lebih mendalam dalam menghayati nilai-
nilai yang ada dalam drama serta menjadi tantangan untuk peserta didik untuk tampil
berekting atau bermain peran.
5.3. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai
berikut. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang sastra, terutama
unsur intrinsik dan kebahasaan drama dengan tujuan agar mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia tidak hanya menjadi pembaca tetapi mampu menganalisis unsur intrinsik
dan kebahasaan drama dengan demikian akan mengetahui kekurangan dan kelebihan drama
yang dibaca. Peneliti berharap guru mampu menyusun rancangan pelaksanan pembelajaran
(RPP) lebih kreatif dan inovatif sesuai dengan prinsip-prinsip penyusunan kurikulum yang
sedang berlaku.
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati.Indra. 2014. Citraan dalam Naskah Drama Matahari di Sebuah Jalan Kecil
Karya Arifin C Noer: Kajian Stilistika dan Makna Yang Terkandung di Dalamnya
Serta Implementasinya dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastradi SMA. Skripsi PBSI.
FKIP.Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Anwar, Kasful dan Hendra Harmi. 2011. Perencanaan Sistem Pembelajaran KTSP.
Bandung. Alfabeta.
Chaer, Abdul. 2008. Morfologi bahasa indonesia (pendekatan proses). Jakarta: Rineka cipta.
Dewojati, Cahyaningrum. 2010. Drama: Sejarah, Teori, dan Penerapannya. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press.
Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra: apresiasi, ekspresi, dan
pengkajian. Jakarta: CAPS.
Hasanuddin. 1996. Drama Dalam Karya Dua Demensi: Kajian Sejarah dan Analisis.
Bandung: Angkasa.
Hikmat. 2011. Metode Penelitian. Yogyakara: Graha Ilmu.
Ign, Arya, Sanjaya. 2004. Diambil Pada 1 Januari. Dari https://syarif023.
wordpress.com/naskah-drama-symphoni-anak-jalanan/.
Kosasih. 2017. Bahasa Indonesia. Jakarta. Pusat kurikulum dan perbukuan, Belitbang,
Kemendikbud.
Kosasih. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yarma Wijaya.
Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Majid, Abdul. 2014. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
Remaja Rosda karya.
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Suatu Panduan Praktis.Bandung:
Remaja Rosda Karya.
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Moleong, Lexy.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja karya.
Mangdalena, Yeni. 2013. Unsur Intrinsik Drama ‘Tangis Karya P. Hariyanto dan
Rancangan Pembelajarannya Berbentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di
SMA”. Skripsi PBSI. FKIP.Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Mahmudah, Triastuti. 2015. Penyusunan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Guru
Bahasa Indonesia di SMP Negeri 2 Bantul. Skripsi PBSI. FKIP.UNY.
Pradopo, Rachnat Djoko. 2010. Beberapa Teori Sastra, Metode Kritik, dan Penerapannya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Priyanti, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra dengan Ancangan Litrasi Kritis. Jakarta: Bumi
Aksara.
Riantiarno, N. 2003. Menyentuh Teater-Tanya Jawab Seputar Teater Kita. Jakarta: 3 Book.
Sabitah, Agnia. 2017. “Pembelajaran Menganalisis Isi dan Kebahasaan Teks Drama Dengan
Menggunakan Metode Discovery Learning di Kelas XI SMAN 1 Ciparay Tahun
Pembelajaran 2016/2017”. Skipsi PBSID. UniversitasPasundan Bandung.
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Aprtisiasi Kesustraan. Jakarta: Gramedia.
Sudikan, 2007. Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuatitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Satoto. 2012. Analisis Drama dan Teater. Yogyakarta: Ombak Dua.
Santoso. 1990. Struktur Bahasa Siang. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarata: Kencana Prenada Media
Group.
Toni. 2006. Serkasme Remaja Dalam Pementasan Babi-Babi Disko Oleh Mainteater.
Bandung: Skripsi Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Tarigan, Henry Guntur. 2011. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa Bandung.
Uno, B. Hamsah .2007. Perencanaan Pembelajaran. Gorontalo: Bumi Aksara.
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wiyanto. 2002. Trampil Bermain Drama. Jakarta :Gramedia Pustaka.
Waluyo, Herman. 2002. Apresiasi dan Pengajaran Sastra. Surakarta: Sebelas Maret
Universitas Press.
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SYMPHONI ANAK JALANAN
IGN. Arya Sanjaya
Diposkan oleh Nasrul Wafi
Dramatic Personae
Atet
= pengamen
Iwo
= pengamen
Kemal = pengamen
Abdul = petugas
Nasir = petugas
Komandan
BABAK SATU
DI SEPOTONG TROTOAR SEBUAH JALAN DI SEBUAH KOTA, TIGA REMAJA
TANGGUNG, ATET, IWO DAN KEMAL SEDANG MENGAMEN. IWO SERING
BERMIMPI, ATET SANGAT ACUH DENGAN DIRINYA DAN KEMAL SENANTIASA
MENEPUK-NEPUK PERUTNYA YANG SELALU KELAPARAN. MEREKA SEDANG
MENYANYIKAN SEBUAH LAGU BERIRAMA DANGDUT.
Lagu Pengamen
Mondar-mandir di sela-sela mobil
nyanyi-nyanyi sampai suaraku sember
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hilir-mudik di antara rumah makan
senyam-senyum sampai bibirku dower
andai saja kupunya rumah mobil juga
ku tak akan sengsara
andai saja kudapat hasil berjuta-juta
pasti aku traktir semua
( kepada penonton )
mau, mau, mau ...
KEMAL
Dapat berapa kita hari ini ?
ATET
Sebentar, aku hitung dulu. ( Menghitung uang recehan, penghasilan mereka )
IWO
Eh, kawan-kawan, tadi malam aku bermimpi kejatuhan durian !
ATET
Benjol dong kepalamu. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh !
IWO
Memangnya kenapa kalo aku mimpi ketiban durian ?!
KEMAL
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kita jadi kebelet pingin durian dong ! Ah, bego kamu !
IWO
Iya, mimpi dulu, nanti benerannya !!
KEMAL
Dasar tukang mimpi !
ATET
Sudah, sudah ! Eh, Wo, Mal, lumayan juga penghasilan kita hari ini.
IWO + KEMAL
Berapa ?!
ATET
Tiga ribu dua ratus rupiah.
KEMAL
Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur dong ...
TIBA-TIBA DUA ORANG PETUGAS DATANG DARI SEBUAH SISI PANGGUNG,
BERGEGAS SAMBIL MENIUP PELUITNYA. SETELAH KEJAR-KEJARAN,
AKHIRNYA ANAK-ANAK ITU TERPERANGKAP DI SALAH SATU POJOK.
ABDUL
Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah ?!
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BERTIGA
Maaf pak, apa salah kami ?!
NASIR
Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga, memangnya kalian mau jadi jagoan ya ?!
IWO
Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.
ABDUL
Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini, tahu !!
KEMAL
Maaf pak, kami tidak tahu, pak !
NASIR
Dasar anak brekele, kamu ...
ATET
Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
ABDUL
Baru pertama-baru pertama, eh, kalian kira kita berdua buta apa ?! Sudah sering aku lihat
kalian pada genjrang-genjreng di sekitar sini ...
IWO
Barangkali bukan kami, pak !
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang kami
tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, cepat ...!!
BERTIGA
Tapi pak, bukan kami, sungguh bukan kami ...
KETIGA ANAK ITU DIGIRING OLEH PETUGAS, MEREKA SEMUA KELUAR.
BABAK DUA
KEESOKAN HARINYA DI KANTOR PETUGAS. IWO, KEMAL DAN ATET DUDUK DI
BANGKU PANJANG, DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR MENDAMPINGI
MEREKA. ABDUL DUDUK DI BELAKANG MEJA, SEMENTARA NASIR BERDIRI
MONDAR-MANDIR DENGAN PENTUNGAN KARET DI TANGANNYA.
NASIR
Nah, hari ini kalian bertiga akan dibebaskan. Tapi ingat, jangan sekali-sekali kulihat lagi
kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik tahu !! Bapak pejabat yang rumahnya dekat
situ empet matanya ngeliatin kamu-kamu semua... ngerti, nggak ?!
Bertiga Ngerti bang, eh, pak !
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TIBA-TIBA TELEPON BERDERING, ABDUL MENGANGKATNYA. TERDENGAR
SUARA KOMANDAN MEMANGGILNYA MENGHADAP KEMEJANYA.
KOMANDAN
Dul, harap segera datang keruangan saya !
ABDUL
Siap, komandan. ( pergi ke meja komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas level
yang agak ditinggikan )
ABDUL
Siap, komandan !
KOMANDAN
Duduklah.
ABDUL
Terima kasih, ‘dan !
KOMANDAN
Komandan Begini Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan
berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang
beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang pemusik,
organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia telpon, katanya nggak
bisa tampil karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung mencari gantinya ?! Kira-kira
kamu punya kenalan yang bisa nyanyi nggak ?!
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Kenalan ? Rasanya nggak ada komandan.
KOMANDAN
Atau, tolong cari tahu deh !
ABDUL
Baik komandan. ( Hendak berbalik, tiba-tiba ingat sesuatu ) Maaf komandan, bagaimana
kalau pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita suruh tampil di rumah komandan ?!
KOMANDAN
Pengamen ?!
ABDUL
Iya, komandan !
KOMANDAN
Kamu menangkapnya di mana ?
ABDUL
Di depan rumah boss, komandan.
KOMANDAN
Oh, begitu. Ehm, boleh juga. Tapi apa mereka bisa bernyanyi dengan baik ?! Jangan-jangan
mereka hanya bisa nyanyi sepotong-sepotong saja, kan di jalan mereka nggak pernah
nyanyi utuh ?!
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Oh ya, ya ?! Tapi bagaimana kalau kita test saja mereka, komandan ?!
KOMANDAN
Maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah komandan.
Komandan Wah, bagus juga ide kamu. Tidak sia-sia ku manggil kamu kemari.
Dimana mereka ?
ABDUL
Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir.
Komandan Kalau begitu mari kita temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang sebelah ).
NASIR
Siap, selamat pagi komandan !
KOMANDAN
Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
NASIR
Baik, komandan.
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMANDAN
Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk
ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya
aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu.
NASIR
Siap, komandan ! ( terus mendekati para pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil
dalam acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
ATET
Kami diminta tampil, wah kesempatan bagus nih ...
IWO
Ya, betul !
NASIR
Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di
hadapan komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak
didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau macam-macam !!
KEMAL
Baik, pak. Ayo kita nyanyikan sebuah lagu kawan.
IWO
Iya, tapi lagu apa ?
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEMAL
Lagu Judul-judulan aja ?!
IWO
Jangan, itu saru ...
ATET
Bagaimana kalau lagu plesetannya kang Harry itu ?
IWO
Jangan, itu masuk kategori lagu protes, kan nggak boleh katanya.
KEMAL
Kalau begitu, lagu ( menyebutkan sebuah judul lagu yang akan di tampilkan ) saja !
IWO
Ya, ya, lagu itu aja, tapi kamu hafal nggak ?!
KEMAL
Hafal dong ...
ATET
Oke, kalau begitu !! Pak, kami siap pak !
NASIR
( setelah mohon persetujuan komandan )
Baik, mulailah.
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MEREKA BERTIGA MULAI MENYANYIKAN SEBUAH LAGU ( YANG JUDULNYA
SUDAH DISEBUTKAN DIATAS ) YANG SESUAI DENGAN SITUASI SERTA
KONDISI DI TEMPAT PEMENTASAN.SELESAI NYANYIAN, KOMANDAN, ABDUL
DAN NASIR BERTEPUK TANGAN.
KOMANDAN
Bagus, bagus !!
ABDUL
Dahsyat, man !!
NASIR
Asyiikkkk !!!
KOMANDAN
Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar kostumnya nanti diatur oleh Abdul dan Nasir.
Ayo kita berangkat ( mereka keluar )
BABAK TIGA
ESOK HARINYA, DI KANTOR DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR NGOBROL
TENTANG PESTA ANAK KOMANDAN MEREKA TADI MALAM.
ABDUL
Meriah banget pestanya si Ria tadi malam ya, Sir !!
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Ya, makanannya enak-enak dan melimpah, teman-temannya si Ria juga cantik-cantik dan
seksi-seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak itu juga nyanyinya nggak malu-maluin,
kompak dan apik deh.
ABDUL
Ya, walau peralatan mereka sederhana, tapi penampilan mereka tetap memikat. Sampai
semua yang hadir terpikat dan terkagum-kagum dibuatnya.
NASIR
Eh, kira-kira komandan datang nggak hari ini ?!
ABDUL
Aku jamin, nggak bakalan. Paling-paling dia sedang molor kecapaian ! ( Tiba-tiba masuk
sang komandan )
KOMANDAN
Siapa yang kamu bilang molor, Dul ?!
ABDUL
Eh, itu komandan, ehm .. anak-anak itu ...tentu mereka kecapaian.
KOMANDAN
Oh ya, tapi dimana mereka, ya ?!
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Kurang tahu, komandan.
KOMANDAN
Dimana kira-kira aku bisa menemukan mereka ?!
ABDUL
Apa mereka sudah nyolong sesuatu dari rumah komandan ?!
NASIR
Betul komandan, apa mereka sudah berlaku kurang senonoh di pesta tadi malam ?!
KOMANDAN
Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi malam aku tidak melihat mereka pulang.
Jadinya belum sempat mengucapkan terima kasih.
ABDUL
Oh, saya kira mereka tak tahu diri dan berbuat kacau.
NASIR
Ya, saya juga mengira mereka telah mempermalukan komandan di depan para undangan
komandan.
KOMANDAN
Oh, tidak-tidak. Malahan tamu-tamuku banyak yang memuji mereka. Banyak diantaranya
yang menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan sekarang aku mau minta tolong pada
kalian berdua untuk menemui mereka.
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Mereka disuruh tampil lagi, komandan ?!
Komandan Tidak, aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasihku pada mereka.
Karena mereka telah tampil dengan baik dan dapat menghibur tamu-tamuku. Tolong
sampaikan ini kepada mereka. ( Menyerahkan amplop ). Nah, aku pulang dulu, karena ada
urusan yang harus kubereskan dulu, berkaitan dengan pesta tadi malam.
ABDUL + NASIR
Baik, komandan !
KOMANDAN
Tolong sampaikan kepada mereka sekarang juga !
ABDUL + NASIR
Siap, komandan !! ( Komandan keluar )
ABDUL
Sir, ayo kita berangkat ..
NASIR
Ayo !!! ( mereka berdua keluar )
BABAK EMPAT
SEPOTONG TROTOAR DI SEBUAH JALAN, DI SEBUAH KOTA. ABDUL DAN NASIR
BERJALAN MENCARI ATET, IWO DAN KEMAL. TERLIHAT KERINGAT MULAI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MENITIK DI DAHI MEREKA, KARENA MENTARI MULAI MENINGGI. SAMBIL
BERJALAN MEREKA MENDENDANGKAN POTONGAN LAGU.
ABDUL
Mengamen jangan mengamen
kalau tak pada tempatnya
mengamen boleh saja
asal dibagi dua ...
NASIR
Huusss ...
bertugas harus bertugas
tak boleh karena terpaksa
bertugas tentu saja
suka atau tak suka ...
ABDUL
Sir, kearah mana kita harus mencari mereka, ya ?!
NASIR
Kesana !!
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Kenapa kesana ?
NASIR
Karena disana ada warungnya si Mawar, si janda bahenol ...
ABDUL
Dasar buaya kamu, ayo ... ( mereka berjalan sebentar ) Wah, lumayan capek nih.
NASIR
Ya, kakiku juga mulai pegel nih.
ABDUL
Tapi kemana perginya anak-anak brekele itu, ya ?!
NASIR
He-eh, kalau dicari menghilang bagai setan, nah kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing di
depan mata. Dasar apa tuh ..., kata kamu ?!
ABDUL
Brekele ...
NASIR
Ya, brekele ...
ABDUL
Tapi ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu ?!
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Maksud kamu ?
ABDUL
Iya, amplop yang diberikan komandan untuk anak-anak itu.
NASIR
Huss, ini amanat tahu !!
ABDUL
Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya doang.
NASIR
Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
ABDUL
Makanya, buruan buka, biar kita tidak penasaran.
NASIR
Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ah ! ( Nasir mengeluarkan dan membuka amplop ).
NASIR
Duit, isinya duit Dul !!
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Berapa banyak ? ( Nasir menghitung )
NASIR
Dua ratus ribu !!
ABDUL
Dua ratus ribu ?! Wah banyak juga, ya !
NASIR
Iya, banyak ...
ABDUL
Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk sarapan ?
NASIR
Meminjam bagaimana maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya, hitung-hitung
ongkos pengantaran. Nanti kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu,
ngomong-ngomong perutku sudah keroncongan, nih !!
NASIR
Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?!
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh
Abdul, kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan satu lagi untuk dirinya)
KEMUDIAN, MASUK ATET DAN KEMAL SAMBIL BERDENDANG. KEDUA
PETUGAS ITU BURU-BURU MENYELIPKAN UANG KUTIPAN SERTA AMPLOP
ITU KEDALAM KANTUNG BAJU MEREKA.
NASIR
Itu mereka, hai .. kamu !! ( mendengar teriakan itu, atet dan Kemal lari, terus dikejar
oleh kedua petugas. Mereka lari keliling panggung )
ABDUL
Tunggu, tunggu dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian ...
ATET
Terus, mau ngapain dong ?!
NASIR
Mau ngasihin uang !!
KEMAL
Ngasih uang buat apa ? ( mereka berhenti berkejaran )
ABDUL
Kamu aja yang ngejelasin, Sir.
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat
penampilan kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi terhibur. ( Nasir menyerahkan
amplop terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak
percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi )
KEMAL
Duit ?! Wah, berapa banyak isinya, ya ?!
ATET ( Mengeluarkan isi amplop )
Seratus ribu ...
KEMAL
Banyak amat ! Eh, Tet bagaimana kalau kita pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar nih !!
ATET
Tapi ini amanat buat kita bertiga. Bagaimana kalau kita tunggu Kemal dulu, sebentar lagi
pasti dia datang. Nanti kita sarapannya sama-sama, bagaimana ?! ( Iwo masuk ) Tuh,
Iwo sudah datang.
IWO
Maaf friends, aku kebelet tadi. Tapi sekarang sih sudah lega, kita berangkat ?!
ATET
Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan
duit buat kita ...
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IWO
Duit, berapa banyak ?!
KEMAL
Seratus ribu.
ATET
Nah, ini uangnya. ( menyerahkan amplop ).
IWO
Baik juga hati komandan itu, ya ?!
ATET + KEMAL
Ya !!
IWO
Nah, sekarang mari kita pergi kerumah makan Padang yang di belokan jalan itu. Kita pesan
nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado yang lezat itu, setuju ...
ATET + KEMAL
Let’s go ... ( mereka berjalan berputar-putar sambil bernyanyi )
Lagu Symphoni Anak Jalanan
Kucoba-coba menapis madu
madu kutapis sengat kudapat
kucoba-coba menulis lagu
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lagu kutulis uang kudapat
Jamane-jamane jaman edan
asyik jadi anak jalanan
walaupun susah mencari makan
namun tak pernah menjadi beban
Sungguh enak anak-anak jalanan
anak jalanan banyak kawannya
walau disaku uang tak ada
tetap berdendang tertawa-tawa
SELESAI
Parakan Resik, Mei 2004.
BIODATA PENULIS
NAMA IGN. Arya Sanjaya
ALAMAT Jl. Parakan Resik No. 14
Bandung
Telp. (022) 7501232
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
TRINGULASI HASIL PENELITIAN
ANALISIS UNSUR INTRINSIK DRAMA “SYMPHONI ANAK JALANAN” KARYA IGN ARYA SANJAYA
DAN RANCANGAN PEMBELAJARANNYA DI SMA KELAS XI SEMESTER II
Bapak/Ibu Guru Triangulator mohon untuk mengecek dan memeriksa kembali data yang diperoleh peneliti untuk menetukan
kevalidtan data. Tringulator yang dipercaya untuk memeriksa data yang diperoleh peneliti dalam penelitian adalah penyidik yang
memiliki kemampuan dalam bidang drama.
Petunjuk pengisian:
1. Bapak/Ibu Guru Tringulator mohon memberikan tanda centang pada kolom trangulasi jika setuju atau tidak setuju
terhadap analisis unsur intrinsik dan kebahasaan drama karya Ign Arya Sanjaya. 2. Bapak/Ibu Guru Tringulator mohon memberikan tanda centang pada kolom keterangan Tringulator.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Hasil Analisis Unsur Intrinsik Teks Drama “Symphoni Anak Jalanan” Karya Ign Arya Sanjaya
No Unsur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis Setuju Tidak Keterangan
Intrinsik Setuju
1. Tema 1.Tema dalam drama Kutipan 1. Abdul: (Tiba-tiba dua orang petugas
merupakan makna yang datang sambil meniup peluit) Eh, eh, mau lari
terkandung dalam cerita. kemana kalian, hah ? (halaman 2)
Tema dalam drama
“Symphoni Anak Jalanan” Pengamen:(pengaman tertangkap di salah satu
menyampaikan bahwa pojok) Maaf pak, apa salah kami ? (halaman 2)
kemiskinan yang dialami Atet : Sudah, sudah ! Eh, Wo, Mal, lumayan juga
anak jalan dan mereka harus
penghasilan kita hari ini.
berjuang mencari makan dan
Iwo dan Kemal: Berapa ?!
menghadapi penangkapan
Atet : Tiga ribu dua ratus rupiah.
yang dilakukan oleh petugas.
“Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus
Dengan demikian
nasi kuah sayur dong”
permasalahan yang dihadapi
oleh tokoh Atet, Iwo, dan
Nasir merupakan tema dari
drama “Symphoni Anak
Jalanan” selain itu tema lain
yang dapat dilihat adalah
dimana adanya ketidak
jujran dari petugas.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tokoh Tokoh Protagonis
1. Atet, Kamal, dan Nasir
adalah anak yang menjadi
pengamen tokoh ini merupakan
tokoh utama dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”.
Atet, Kamal, dan Abdul
menjadi tokoh utama karena
ketiga tokoh lebih dominan
muncul dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”.
Kutipan 2. Nasir: (Tiba-tiba dua orang petugas
datang sambil meniup peluit) Eh, eh, mau lari
kemana kalian, hah ? (halaman 2)
Bertiga: (pengaman tertangkap di salah satu
pojok) Maaf pak, apa salah kami ? (halaman 2)
Nasr: Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga,
memangnya kalian mau jadi jagoan ya ?
(halaman2)
Iwo: Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.
(halaman 2)
Abdul: Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat
ini, tahu! (halaman 2)
Kemal: Maaf pak, kami tidak tahu, pak! (halaman
2)
Nasir : Dasar anak brekele kamu (halaman 2)
Atet: Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru
pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
(halaman 2).
Abdul: Baru pertama-baru pertma eh, kalian kira
kita berdua buta apa? Sudah sering aku lihat kalian
pada genjrang-genjreng di sekitar sini. (halaman 2)
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kutipan 3. Abdul : Dosa-dosa, buruan ah ! ( Nasir
Tokoh 2. Tokoh Abdul dan Nasir mengeluarkan dan membuka amplop ) (halaman 7) Antagonis digambarkan sebagai tokoh
atagonis karena tidak Nasir : Duit, isinya duit Dul !! ( halaman 8) mencerminkan petugas yang
baik karena mengambil uang Abdul: Berapa banyak ? (Nasir menghitung). yang seharusnya untuk Atet,
( halaman 8) Kamal, dan Nasir.
Nasir : Dua ratus ribu !! ( halaman 8)
Abdul : Dua ratus ribu ?! Wah banyak juga, ya !
( halaman 8)
Nasir : Iya, banyak ( halaman 8)
Abdul:Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit
untuk sarapan ? ( halaman 8)
Nasir: Meminjam bagaimana maksud kamu ? (
halaman 8) Abdul: Ya, kita kan tidak mencuri atau
merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya,
hitung-hitung ongkos pengantaran. Nanti kalau kita
ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu,
ngomong-ngomong perutku sudah keroncongan,
nih !! ( halaman 8)
Nasir : Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?! ( halaman 8)
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tokoh Tritagonis
Abdul: Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul,
kemudian malu-malu dia mengambil 50 ribuan
satu lagi untuk dirinya ). ( halaman 8)
Kemudian, masuk Atet dan Kemal sambil
berdendang. Kedua petugas itu buru-buru
menyelipkan uang kutipan serta amplop itu
kedalam kantung baju mereka. ( halaman 8)
Kutipan 4. Komandan: Kalau begitu mari kita
Komandan merupakan tokoh temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang
berwibawa dan merupakan sebelah ). (halaman 4)
tokoh penagntar protagonis dan
antagonis. Nasir: Siap, selamat pagi komandan ! (halaman 4)
Komandan: Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
(halaman 4)
Nasir: Baik, komandan. (halaman 4)
Komandan: Terima kasih. Begini Sir, tadi aku
sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi
untuk ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku
ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya
aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebuah lagu dulu. (halaman 4)
Nasir: Siap, komandan ! ( terus mendekati para
pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan
yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam
acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
(halaman 4)
Latar Latar Latar tempat dalam drama Kutipan 6. Di sepotong trotoar sebuah jalan di
tempat “Syimphoni Anak Jalanan” sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet, Iwo dan
adalah bertalatar tempatkan Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi,
trotoar di sebuah kota, Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal
kantor petugas, dan rumah senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu
komandan. kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah
lagu berirama dangdut. (halaman 1)
Komandan: Begini Dul, aku sedang bingung nih.
Hari ini anakku yang nomor dua akan berulang
tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di
rumah, karena dia ingin mengundang beberapa
temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku
juga minta seorang pemusik, organ tunggal untuk
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Latar Waktu
Latar waktu dalam drama
“Symphoni Anak Jalanan”
pada malam, pagi, dan siang
hari yaitu saat Atet, Iwo, dan
Kamal harus ditangkap dan
dibawa ke kantor oleh
petugas keamanan serta latar
waktu yang dapat dilihat saat
komandan mencari orang
yang bisa mengisi acara
ulang tahun anaknya dan
memanggil Nasir ke
memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia
telpon, katanya nggak bisa tampil karena bapaknya
meninggal. Nah, aku jadi bingung mencari
gantinya ?! Kira-kira kamu punya kenalan yang
bisa nyanyi nggak ?! (halaman 3)
Keesokan harinya di kantor petugas. Iwo, Kemal
dan Atet duduk di bangku panjang, dua petugas,
Abdul dan Nasir mendampingi mereka. Abdul
duduk di belakang meja, sementara Nasir berdiri
mondar-mandir dengan pentungan karet di
tangannya. (halaman 3)
Kutipan 7. Nasir : Siap, selamat pagi komandan !
(halaman 4)
Komandan: Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
(halaman 4)
Nasir : Baik, komandan. (halaman 4)
Komandan: Terima kasih. Begini Sir, tadi aku
sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi
untuk ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku
ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya
aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan
sebuah lagu dulu. (halaman 4)
Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Alur
Eksposisi
Komplikasi
ruanganya untuk melakukan
tes bernyanyi serta
melakukan apakah mereka
layak atau tidak.
Eksposisi merupakan awal
dalam karya sastra seperti
perkenal tokoh-tokoh di dalam
drama.
Komplikasi merupakan awal terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan konflik atar tokoh
Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan
Kemal. Terlihat keringat mulai menitik di dahi
mereka, karena mentari mulai meninggi. Sambil
berjalan mereka mendendangkan potongan
lagu.(halaman 6).
Kutipan 8. Tokoh dalam drama:
1. Atet = pengamen
2. Iwo = pengamen
3. Kemal = pengamen
4. Abdul = petugas
5. Nasir = petugas
6 Komandan
Pementasan: Menggambarkan sepotong trotoar
sebuah jalan di satu kota. (halaman 1)
Kutipan 9. Di sepotong trotoar sebuah jalan di
sebuah kota, tiga remaja tanggung, Atet, Iwo dan
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
antagonis dan protagonis. Kemal sedang mengamen. Iwo sering bermimpi,
Atet sangat acuh dengan dirinya dan Kemal
senantiasa menepuk-nepuk perutnya yang selalu
kelaparan. Mereka sedang menyanyikan sebuah
lagu berirama dangdut. (halaman 1)
Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah
sisi panggung, bergegas sambil meniup peluitnya.
Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu
terperangkap di salah satu pojok. (halaman 2)
Klimaks Klimaks merupakan tahap akhir Kutipan 10. Nasir: Bapak komandan ingin
dari penentuan nasip tokoh, baik
menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya.
Karena berkat penampilan kalian yang bagus, tokoh antagonis mau pun tokoh
tamu-tamunya menjadi terhibur. (Nasir
protagonis. Klimaks dalam menyerahkan amplop terus keluar bersama Abdul.
drama “Symphoni Anak Jalanan” Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak
ditandai dengan tokoh Nasir percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi).
(petugas) menyerahkan amplop (halaman 8)
kepada Kamal dan Atet dan
disusul Iwo yang pergi kerena
kebelet setelah itu mereka bertiga
pergi ke rumah makan Padang
untuk membeli nasi kapau
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan ayam bakar bumbu
balado yang lezat sambil mereka
berjalan berputar-putar dan
bernyanyi.
Resolusi Resolusi merupakan peleraian
yang terjadi anatar tokoh
sehingga menemukan titik terang
terhadap masalah yang dialami
oleh tokoh baik tokoh antagonis
dan protagonis. Peleraian dalam
drama “Symphoni Anak Jalanan”
memang tidak terlihat.
Kutipan 11. Komandan: Terima kasih. Begini Sir,
tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh
penyanyi untuk ulang tahun anakku Ria nanti
malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi
sebelumnya aku ingin mendengarkan mereka
menyanyikan sebuah lagu dulu. Nasir: Siap, komandan ! (terus mendekati para
pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan
yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil dalam
acara ulang tahun anaknya bapak komandan. Atet : Kami diminta tampil, wah kesempatan
bagus nih … Iwo: Ya, betul ! Nasir: Tapi, tentu saja kalau
kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk
bernyanyi di hadapan komandan. Ayo,
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Konklusi
Kebahasaan Urutan
Waktu
Konklusi merupakan tahap penyelesaian konflik-konflik
yang menjadi akhir sebuah cerita. Konklusi dalam drama “Symphoni Anak Jalanan”
dimana Nasir sebagai petugas
keamanan memberikan amplop
yang diterima Kamal dan Atet
setelah mereka menerima uang
yang di dalam amplop, mereka berjalan sambil bernyanyi
berkeliling serta ingin ke rumah
makan Padang untuk membeli
nasi.
Drama “Symphoni Anak
Jalanan” terdapat kebahasaan yang menyatakan urutan
nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang
penting enak didengar dan sopan, jangan lagu
protes-protesan, awas kalau macam-macam !!
Kutipan 12. Nasir : Bapak komandan ingin
menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya.
Karena berkat penampilan kalian yang bagus,
tamu-tamunya menjadi terhibur. (Nasir
menyerahkan amplop terus keluar bersama Abdul.
Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak
percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi)
(halaman 8)
Atet: Wo, tadi petugas yang menangkap kita
kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan
duit buat kita (halaman 9)
Iwo : Nah, sekarang mari kita pergi kerumah
makan Padang yang di belokan jalan itu. Kita
pesan nasi kapau dengan ayam bakar bumbu
balado yang lezat itu, setuju. (halaman 9)
Atet dan Kemal : Let’s go ( mereka berjalan
berputar-putar sambil bernyanyi) (halaman 9)
Kutipan 13. Kebahasaan yang menyatakan urutan
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
waktu yang biasanya disebut waktu pada malam hari.
konjungsi. Urutan waktu yang Nasir : Betul komandan, apa mereka sudah berlaku
terdapat dalam drama
kurang senonoh di pesta tadi malam ?!
“Symphoni Anak Jalanan”
Komandan: Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi
adalah pagi, siang dan malam
hari. malam aku tidak melihat mereka pulang. Jadinya
belum sempat mengucapkan terima kasih.
Nasir : Baik, komandan.
Komandan: Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah
cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk ulang
tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak
ini bisa tampil, tapi sebelumnya aku ingin
mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu.
(halaman 4)
Kebahasaan yang menyatakan urutan waktu pada siang
hari.
Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota. Abdul
dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan Kemal.
Terlihat keringat mulai menitik di dahi mereka, karena
mentari mulai meninggi. Sambil berjalan mereka
mendendangkan potongan lagu.(halaman 6).
Esok harinya, di kantor dua petugas, Abdul dan Nasir
ngobrol tentang pesta anak komandan mereka tadi
malam.
Kebahasaan yang menyatakan urutan waktu pada pagi
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Kerja Menyatakan
Peristiwa
hari.
Nasir: Siap, selamat pagi komandan !
Komandan : Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
Kata kerja yang menyatakan
Kutipan 14. Tiba-tiba telepon berdering, Abdul peristiwa dalam drama
mengangkatnya. terdengar
suara komandan “Symphoni Anak Jalanan”
seperti menyuruh, menobuatkan, memanggilnya menghadap kemejanya. Komandan:
meyingkirkan, menghadap, dan Dul, harap segera datang keruangan saya ! (halaman 3) berisirahat.
Abdul : Siap, komandan. ( pergi ke meja
komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas
level yang agak ditinggikan ) (halaman 3)
Abdul: Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir. (halaman 4)
Komandan: Kalau begitu mari kita temui mereka.
(mereka berdua pergi ke ruang sebelah).(halaman
4).
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Menyatakan
Pikiran
Kata yang menyatakan pikiran
tokoh dalam drama “Symphoni
Anak Jalanan” sehingga apa yang
dirasakan oleh tokoh dapat
dihayati oleh pembaca.
Kutipan 15. Komandan: Begini Dul, aku sedang
bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan
berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada
perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang
beberapa temannya. Selain makan-makan ala
kadarnya, aku juga minta seorang pemusik, organ
tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes,
tadi pagi dia telpon, katanya nggak bisa tampil
karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung
mencari gantinya ?! Kira-kira kamu punya kenalan
yang bisa nyanyi nggak ?!
Abdul : Kenalan ? Rasanya nggak ada komandan.
Komandan: Atau, tolong cari tahu deh !
Abdul: Oh ya, ya ?! Tapi bagaimana kalau kita
test saja mereka, komandan ?!
Komandan: Maksud kamu ?
Abdul: Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah
lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah
komandan.
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kata Kerja
Sifat
(Descriftif Language)
Kata kerja yang menyatakan sifat
dalam drama “Symphoni Anak
Jalanan” merupkan kata kerja
yang menggambarkan tokoh dan
tempat secara mendalam pada drama “Symphoni Anak
Jalanan”. Kata sifat memperjelas
toko, kata sifat memperjelas tempat, dan kata sifat
memperjelas tempat.
Komandan: Wah, bagus juga ide kamu. Tidak sia-
sia ku manggil kamu kemari. Dimana mereka ?
Kutipan 16. Kata sifat memperjelas tokoh.
Nasir : Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas
malam ini kalian bertiga yang kami tangkap.
Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat,
cepat …!! (halaman 3)
Abdul: Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya
doang. (halaman 7)
Nasir : Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
Abdul: Makanya, buruan buka, biar kita tidak
penasaran. Nasir : Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?! Abdul: Dosa-dosa, buruan ah ! ( Nasir
mengeluarkan dan membuka amplop ). Nasir :
Duit, isinya duit Dul !! Abdul : Berapa banyak ? (Nasir menghitung ) Nasir : Dua ratus ribu !! (halaman 7) Abdul : Dua ratus ribu ?! Wah banyak juga, ya ! (halaman 8)
Nasir : Iya, banyak …(halaman 8)
Abdul :Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
untuk sarapan ? (halaman 8)
Nasir : Meminjam bagaimana maksud kamu ? (halaman 8).
Abdul: Ya, kita kan tidak mencuri atau
merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya,
hitung-hitung ongkos pengantaran. Nanti kalau kita
ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu,
ngomong-ngomong perutku sudah keroncongan, nih !! (halaman 8)
Nasir : Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?! (halaman 8)
Abdul: Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil
satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh Abdul,
kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan satu lagi untuk dirinya). (halaman 8)
Kamal, Atet, dan Iwo merupakan tokoh yang
jujur. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut
Iwo: Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.
(halaman 2)
Abdul: Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat
ini, tahu !! (halaman 2)
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemal: Maaf pak, kami tidak tahu, pak ! (halaman
2)
Nasir: Dasar anak brekele, kamu (halaman 2)
Atet: Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru
pertama kali ini kita bertiga ngamen disini ! (halaman 2)
Kata sifat memperjelas tempat
Di sepotong trotoar sebuah jalan di sebuah kota,
tiga remaja tanggung, Atet, Iwo dan Kemal sedang
mengamen. Iwo sering bermimpi, Atet sangat acuh
dengan dirinya dan Kemal senantiasa menepuk-
nepuk perutnya yang selalu kelaparan. Mereka
sedang menyanyikan sebuah lagu berirama
dangdut. (halaman 1)
Tiba-tiba dua orang petugas datang dari sebuah
sisi panggung, bergegas sambil meniup peluitnya.
Setelah kejar-kejaran, akhirnya anak-anak itu
terperangkap di salah satu pojok. (halaman 1)
Kata sifat memperjelas suasana
Sepotong trotoar di sebuah jalan, di sebuah kota.
Abdul dan Nasir berjalan mencari Atet, Iwo dan
Kemal. Terlihat keringat mulai menitik di dahi
mereka, karena mentari mulai meninggi. Sambil
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berjalan mereka mendendangkan potongan lagu.
(halaman 6).
Triangulator
Yogyakarta, 14 Desember 2018
Drs. B. Rahmanto, M.Hum.
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah Menegah Atas (SMA)
Drama “Symphoni Anak Jalanan” sesuai dengan Kurikulum 2013 Revisi 2017
Sekolah
Mata pelajaran
Kelas/Semester
Materi Pokok
Alokasi Waktu
: SMA Kolese De Britto Yogyakarta
: Bahasa Indonesia
: XI/II
: Analisis Teks Drama
: 2 x 45 ( menit )
A. Kompetensi Inti
KI.3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI.4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No Kompetensi Dasar Indikator
1. 3.18 Mengidentifikasi alur 4.18 Mepertunjukan salah satu
cerita, babak demi babak, dan tokoh dalam yang dibaca atau
konflik dalam drama yang ditonton secara lisan.
dibaca atau ditonton.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah proses pembelajaran
1. Peserta didik mampu mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama.
2. Peserta didik mampu mengidentifikasi kebahasaan teks drama.
D. Materi Pembelajaran
1. Mengenal pengertian drama teks drama
Drama Menurut Ahmadi 1990: 53 Istilah drama berasal dari akar tunjang
“drama” dari bahasa Greek (Yunani Kuno) drau yang berarti melakukan (action)
atau berbuat sesuatu. dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa drama
merupakan gerakan yang memiliki makna dengan tujuan menyampaikan pesan
kepada penonton. Dengan melakukan suatu yang seolah-olah dialah yang
mengalami masalah tersebut itulah drama yang sesungguhnya dengan
memerankan sikap dan karakter lain sehingga penonton sulit membedakan
karakter asli dengan karakter yang hanya diperankan oleh tokoh lain.
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Mengenal unsur intrinsik drama
2.1 Unsur Intrinsik Drama
Unsur intrinsik merupakan unsur pembangun drama yang menjadi inti dalam
drama itu sendiri. Setiap teks drama memiliki pesan atau amanat yang
disampaikan, sehingga bermanfaat untuk pembaca, berikut unsur unsur intinsik
dalam drama.
2.1.1 Tema dan Amanat
Tema merupakan hal yang penting dalam membaca teks drama karena tema
merupakan gagsan pokok yang tersirat dan tersurat dalam drama. Tema menjadi
inti dari permasalahan yang diangkat oleh pengarang sehingga ceritanya menarik
dan tema biasanya tema digabungkan menjadi amanat karena amanat merupakan
makna yang disampaikan dengan bahasa kias.
2.1.2 Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam drama yang mengalami
peristiwa-peristiwa dalam drama. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama,
sikap, dan karakter tokoh itu sendiri, dengan demikian tokoh biasanya dibagi
menajdi tokoh utama, anatgonis, protagonis, dan tritagonis.
2.1.3 Latar
Latar merupakan tempat terjadinya peristiwa dalam drama dimana ada latar
waktu, latar keterangan tempat dan kejadian sehingga setiap peristiwa yang
ditampilkan oleh tokoh dapat mendukung apa yang diperankan tokoh dan menjadi
pendukung setiap peristiwa sehingga peristiwa tersebut seolah-olah terjadi.
Latar dapat dinyatakan dalam dialog atau percakapan sehingga pembaca akan
mengetahui peristiwa yang dialami oleh tokoh. Latar merupakan unsur yang
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sangat menetukan menarik tidaknya sebuah drama karena latar mampu
menyampaikan kesan tersendiri untuk pembaca sehingga drama yang siap di
pentaskan harus dipersiapkan dengan tata carapanggung yang menarik.
2.1.4 Alur
Alau adalah urutan kejadian dalam setiap peristiwa dalam drama sehingga
dengan adanya alur setiap kejaian dalam peristiwa menjadi berkesinambungan
serta memudahkan pembaca dalam membaca teks drama. Alur dalam drama
memiliki tahap-tahap yang jelas harus dilalui oleh tokoh yaitu eksposisi,
komlikasi, klimaks, resolusi, dan konklusi melalui tahap-tahap tersebut maka
dapat dikatakan baik.
2.2 Kebahasaan Teks Drama
Kebahasaan dalam drama merupakan unsur yang penting karena dengan
adanya kebahasaan yang mudah dipahami maka kemungkinan drama dipentaskan
dan mudah dipahami oleh pembaca. kebahasaan dalam drama dapat dilihat dari
dialong tokoh Kebahasaan drama memiliki ciri-ciri yang harus dipamai oleh
penulis dan pembaca.
2.2.1 Urutan Waktu
Kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata yang
menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
2.2.1 Kata Kerja Menyatakan Peristiwa
Kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata kerja yang
menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobuatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2.2 Kata Menyatakan Pikiran
Kebahasaan yang banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan
sesuatu yang dipikirkan atau yang dirasakan oleh tokoh. Contohnya:
merasakan, menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
2.2.3 Kata Kerja Sifat (descriptive language)
Menggunakan kata-kata sifat (descriftiv language) untuk
menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya: rapi, bersih, baik,
gagah, kuat.
3. Unsur intrinsik drama “Symphoni Anak Jalanan”.
Peserta didik diberik kesempatan untuk menganlisis drama “Symphoni Anak
Jalanan” supaya peserta didik menemukan pengalaman langsung dalam proses
belajar menganalisis unsur interinsik drama yang mencakup, tema, amanat, alur,
tokoh, dan penokohan serta kebahasaan teks drama seperti urutan waktu, kata
kerja yang menyatakan peristiwa, kata menyatakan pikiran dan kata kerja sifat
(descriptive language).
E. Metode Pembelajaran
Metode: Discovery learning
F. Langkah-Langkah Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi waktu
Pendahuluan 8. Guru memberi salam kepada peserta didik.
9. Guru meminta salah satu peserta didik untuk
memimpin doa sebelum memulai proses 10 menit
belajar menjajar.
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10. Guru mempresensi peserta didik.
11. Guru memberikan kegiatan literasi
membaca teks drama secara bebas kepada
peserta didik.
12. Guru memberikan pertanyaan mengenai
materi pembelajaran sebelumnya.
13. Guru menyampaikan informasi
mengenai fungsi pembelajaran dan kaitannya
dengan konteks kehidupan.
14. Guru menyampaikan kompetensi dasar,
indikator, dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai dalam materi pembelajaran.
Inti Mengamati
1. Guru menyampaikan hal-hal yang berkaitan
70 menit
dengan kegiatan pembelajaran yang akan
dilalui.
Menanya
3. Peserta didik menanyakan seputar pengetian
drama.
4. Pesera didik membuat pertanyaan yang
berkaitan denganunsur intrinsik drama
tersebut.
Mengeksplorasi
3. Peserta didik membentuk kelompok dalam
satu kelompok terdiri dari 4-5 orang.
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Peserta didik berdiskusi dengan kelompok
serta dibimbing guru yang siap untuk
mengarahkan perserta didik supaya diskusi
berjalan dengan baik.
Mengasosiasi
4. Peserta didik mengidentifikasi unsur
intrinsik yang terdapat dalam teks drama
“Symphoni Anak Jalanan”.
5. Peserta didik berdiskusi dengan teman
kelompok.
6. Peserta didik menyimpulkan hasil temuan
mereka.
Mengomunikasikan
3. Perwakilan kelompok menyampaikan hasil
temuan mereka di depan kelas.
4. Kelompok saling menilai kebenaran dan
kejelasannya.
4. Peserta didik bersama guru menyimpulkan
Penutup materi pembelajaran.
11 menit
5. Peserta didik dan guru merefleksikan
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
6.Guru menutup proses pembelajaran serta
memberikan salama kepada peserta didik.
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Spritual Jurnal
NO Nama Hari/tanggal Kejadian Tindak lanjut
2. Penilaian pengetahuan
Bentuk tes tertulis
Bentuk soal : uraian
Instrument :
Mengidentifikasi unsur intrinsik dan kebahasaan teks drama “Symphoni Anak
Jalanan”.
Kriteria Penilaian
No Deskripsi Skor Skor Maksimal
Soal
1. Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni 5
Anak Jalanan” secara tepat. 10
Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni
Anak Jalanan” kurang tepat. 3
Mengidentifikasi unsur intrinsik drama “Symphoni
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Anak Jalanan” tidak tepat. 2
2. Mengidentifikasi kebahasaan drama “Symphoni 5
Anak Jalanan” secara tepat.
Mengidentifikasi kebahasaan drama “Symphoni
3
Anak Jalanan” kurang tepat.
10
Mengidentifikasi kebahasaan drama “Symphoni
Anak Jalanan” tepat. 2
Pedoman Penilaian
Skor maksimal= jumlah skor tertinggi setiap kriteria.
Nilai= skor yang diperoleh x 100
Skor maksimal
a. Penilaian Keterampilan
Mandiri :
Kelas :
Tanggal :
Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!
No. Nama Siswa Aspek penilaian yang dinilai Keterangan
Tanggung Jujur Peduli Disiplin Santun Percaya
Jawab Diri
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Media dan Alat Pembelajaran
Media : LCD, Laptop, karalink, Papan tulis.
E. Sumber Pembelajaran
Kosasih. 2017. Bahasa Indonesia. SMA kelas XI. Jakarta: Pusat Kurikulum dan
Perbukuan, Belitbang, Kemendikbud.
Hasanuddin. 1996. Drama dalam karya dua demensi: Kajian Sejarah dan Analisis.
Bandung: Angkasa.
Ign, Arya, Sanjaya. 2004. Diambil Pada 1 Januari. Dari
https://syarif023.wordpress.com/naskah-drama-symphoni-anak-jalanan/.
Triangulasi
Yogyakarta, 14 Desember 2018
Agustina Gidah.
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran
1. Pengertian Drama
Menurut Ahmadi (1990: 53) istilah drama berasal dari akar tunjang “drama” dari
bahasa Greek (Yunani Kuno) drau yang berarti melakukan (action) atau berbuat sesuatu.
dengan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa drama merupakan gerakan yang memiliki
makna dengan tujuan menyampaikan pesan kepada penonton. Dengan melakukan suatu yang
seolah-olah dialah yang mengalami masalah tersebut itulah drama yang sesungguhnya
dengan memerankan sikap dan karakter lain sehingga penonton sulit membedakan karakter
asli dengan karakter yang hanya diperankan oleh tokoh lain.
2. Unsur Intrinsik Teks Drama
Unsur Intrinsik teks drama merupakan inti dari sebuah teks drama yang di dalamnya
ada unsur intrinsik drama. Setiap teks drama memiliki pesan atau amanat yang disampaikan,
sehingga bermanfaat untuk pembaca, berikut unsur yang membangun unsur intrinsik teks
drama.
3. Tema dan Amanat
Tema merupakan hal yang penting dalam membaca teks drama karena tema
merupakan gagsan pokok yang tersirat dan tersurat dalam drama. Tema menjadi inti dari
permasalahan yang diangkat oleh pengarang sehingga ceritanya menarik dan tema biasanya
tema digabungkan menjadi amanat karena amanat merupakan makna yang disampaikan
dengan bahasa khias.
4. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan orang yang berperan dalam drama yang mengalami peristiwa-
peristiwa dalam drama. Tokoh dalam drama berkaitan dengan nama, sikap, dan karakter
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tokoh itu sendiri, dengan demikian tokoh biasanya dibagi menajdi tokoh utama, antagonis,
protagonis, dan tritagonis.
5. Latar
Latar merupakan tempat terjadinya peristiwa dalam drama dimana ada latar waktu,
latar keterangan tempat dan kejadian sehingga setiap peristiwa yang ditampilkan oleh tokoh
dapat mendukung apa yang diperankan tokoh dan menjadi pendukung setiap peristiwa
sehingga peristiwa tersebut seolah-olah terjadi.
Latar dapat dinyatakan dalam dialog atau percakapan sehingga pembaca akan
mengetahui peristiwa yang dialami oleh tokoh. Latar merupakan unsur yang sangat
menetukan menarik tidaknya sebuah drama karena latar mampu menyampaikan kesan
tersendiri untuk pembaca sehingga drama yang siap di pentaskan harus dipersiapkan dengan
tata carapanggung yang menarik.
6. Alur
Alau adalah urutan kejadian dalam setiap peristiwa dalam drama sehingga dengan
adanya alur setiap kejaian dalam peristiwa menjadi berkesinambungan serta memudahkan
pembaca dalam membaca teks drama. Alur dalam drama memiliki tahap-tahap yang jelas
harus dilalui oleh tokoh yaitu eksposisi, komlikasi, klimas, resolusi, dan konklusi melalui
tahap-tahap tersebut maka dapat dikatakan baik.
7. Kebahasaan Teks Drama
Kebahasaan dalam drama merupakan unsur yang penting karena dengan adanya
kebahasaan yang mudah dipahami maka kemungkinan drama dipentaskan dan mudah
dipahami oleh pembaca. kebahasaan dalam drama dapat dilihat dari dialong tokoh
Kebahasaan drama memiliki ciri-ciri yang harus dipamai oleh penulis dan pembaca.
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Urutan Waktu
Kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata yang menyatakan
urutan waktu (konjungsi kronologis).
b. Kata Kerja Menyatakan Peristiwa
Kebahasaan dalam drama lebih banyak menggunakan kata kerja yang
menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi, seperti menyuruh, menobuatkan,
menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
c. Kata Menyatakan Pikiran
Kebahasaan yang banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu
yang dipikirkan atau yang dirasakan oleh tokoh. Contohnya: merasakan,
menginginkan, mengharapkan, mendambakan, mengalami.
d. Kata Kerja Sifat (descriptive language)
Menggunakan kata-kata sifat (descriftiv language) untuk menggambarkan
tokoh, tempat, atau suasana. Misalnya: rapi, bersih, baik, gagah, kuat, dan tegas.
8. Teks Naskah Drama
SYMPHONI ANAK JALANAN
IGN. Arya Sanjaya Diposkan oleh Nasrul Wafi
Dramatic Personae
Atet = pengamen
Iwo = pengamen
Kemal = pengamen
Abdul = petugas
Nasir = petugas
Komandan
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BABAK SATU
DI SEPOTONG TROTOAR SEBUAH JALAN DI SEBUAH KOTA, TIGA REMAJA
TANGGUNG, ATET, IWO DAN KEMAL SEDANG MENGAMEN. IWO SERING
BERMIMPI, ATET SANGAT ACUH DENGAN DIRINYA DAN KEMAL SENANTIASA
MENEPUK-NEPUK PERUTNYA YANG SELALU KELAPARAN. MEREKA SEDANG
MENYANYIKAN SEBUAH LAGU BERIRAMA DANGDUT. Lagu Pengamen
Mondar-mandir di sela-sela mobil
nyanyi-nyanyi sampai suaraku sember
hilir-mudik di antara rumah makan
senyam-senyum sampai bibirku dower
andai saja kupunya rumah mobil juga
ku tak akan sengsara
andai saja kudapat hasil berjuta-juta
pasti aku traktir semua
( kepada penonton )
mau, mau, mau ...
KEMAL
Dapat berapa kita hari ini ?
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ATET
Sebentar, aku hitung dulu. ( Menghitung uang recehan, penghasilan mereka )
IWO
Eh, kawan-kawan, tadi malam aku bermimpi kejatuhan durian !
ATET
Benjol dong kepalamu. Eh, Wo, jangan mimpi- mimpi melulu deh !
IWO
Memangnya kenapa kalo aku mimpi ketiban durian ?!
KEMAL
Kita jadi kebelet pingin durian dong ! Ah, bego kamu !
IWO
Iya, mimpi dulu, nanti benerannya !!
KEMAL
Dasar tukang mimpi !
ATET
Sudah, sudah ! Eh, Wo, Mal, lumayan juga penghasilan kita hari ini.
IWO + KEMAL
Berapa ?!
ATET
Tiga ribu dua ratus rupiah.
KEMAL
Berarti kita bisa makan sama-sama sebungkus nasi kuah sayur dong ... TIBA-TIBA DUA
ORANG PETUGAS DATANG DARI SEBUAH SISI PANGGUNG, BERGEGAS SAMBIL
MENIUP PELUITNYA. SETELAH KEJAR-KEJARAN, AKHIRNYA ANAK-ANAK ITU
TERPERANGKAP DI SALAH SATU POJOK.
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Eh, eh, mau lari kemana kalian, hah ?!
BERTIGA
Maaf pak, apa salah kami ?!
NASIR
Sudah sering dikasih tahu masih bandel juga, memangnya kalian mau jadi jagoan ya ?!
IWO
Ampun pak, kami sungguh tidak mengerti.
ABDUL
Kalian dilarang ngamen di sekitar tempat ini, tahu !!
KEMAL
Maaf pak, kami tidak tahu, pak !
NASIR
Dasar anak brekele, kamu ...
ATET
Betul pak, kami bener-bener tidak tahu. Baru pertama kali ini kita bertiga ngamen disini !
ABDUL
Baru pertama-baru pertama, eh, kalian kira kita berdua buta apa ?! Sudah sering aku lihat
kalian pada genjrang-genjreng di sekitar sini ...
IWO
Barangkali bukan kami, pak !
NASIR
Pokoknya aku tidak mau tahu, yang jelas malam ini kalian bertiga yang kami
tangkap. Sekarang, ayo ikut ke kantor. Ayo cepat, cepat, cepat ...!!
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BERTIGA
Tapi pak, bukan kami, sungguh bukan kami ...
KETIGA ANAK ITU DIGIRING OLEH PETUGAS, MEREKA SEMUA KELUAR.
BABAK DUA
KEESOKAN HARINYA DI KANTOR PETUGAS. IWO, KEMAL DAN ATET DUDUK
DI BANGKU PANJANG, DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR MENDAMPINGI
MEREKA. ABDUL DUDUK DI BELAKANG MEJA, SEMENTARA NASIR BERDIRI
MONDAR-MANDIR DENGAN PENTUNGAN KARET DI TANGANNYA.
NASIR
Nah, hari ini kalian bertiga akan dibebaskan. Tapi ingat, jangan sekali-sekali kulihat lagi
kalian ngamen di tempat itu lagi. Berisik tahu !! Bapak pejabat yang rumahnya dekat
situ empet matanya ngeliatin kamu-kamu semua... ngerti, nggak ?! Bertiga Ngerti bang,
eh, pak !
TIBA-TIBA TELEPON BERDERING, ABDUL MENGANGKATNYA. TERDENGAR
SUARA KOMANDAN MEMANGGILNYA MENGHADAP KEMEJANYA.
KOMANDAN
Dul, harap segera datang keruangan saya !
ABDUL
Siap, komandan. ( pergi ke meja komandan, yang ada di ruangan itu juga, di atas level yang
agak ditinggikan )
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Siap, komandan !
KOMANDAN
Duduklah.
ABDUL
Terima kasih, ‘dan !
Komandan Begini Dul, aku sedang bingung nih. Hari ini anakku yang nomor dua akan
berulang tahun. Dan kami ingin sedikit ada perayaan di rumah, karena dia ingin mengundang
beberapa temannya. Selain makan-makan ala kadarnya, aku juga minta seorang pemusik,
organ tunggal untuk memeriahkannya. Tapi dasar apes, tadi pagi dia telpon, katanya nggak
bisa tampil karena bapaknya meninggal. Nah, aku jadi bingung mencari gantinya ?! Kira-kira
kamu punya kenalan yang bisa nyanyi nggak ?!
ABDUL
Kenalan ? Rasanya nggak ada komandan.
KOMANDAN
Atau, tolong cari tahu deh !
ABDUL
Baik komandan. ( Hendak berbalik, tiba-tiba ingat sesuatu ) Maaf komandan, bagaimana kalau
pengamen yang kami tangkap tadi malam saja kita suruh tampil di rumah komandan ?!
KOMANDAN
Pengamen ?!
ABDUL
Iya, komandan !
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMANDAN
Kamu menangkapnya di mana ?
ABDUL
Di depan rumah boss, komandan.
KOMANDAN
Oh, begitu. Ehm, boleh juga. Tapi apa mereka bisa bernyanyi dengan baik ?! Jangan-jangan
mereka hanya bisa nyanyi sepotong-sepotong saja, kan di jalan mereka nggak pernah
nyanyi utuh ?!
ABDUL
Oh ya, ya ?! Tapi bagaimana kalau kita test saja mereka, komandan ?!
KOMANDAN
Maksud kamu ?
ABDUL
Ya, kita suruh mereka menyanyikan sebuah lagu, yang utuh tentu saja. Nah, kalau komandan
anggap layak, kita tampilkan mereka di rumah komandan.
Komandan Wah, bagus juga ide kamu. Tidak sia-sia ku manggil kamu kemari.
Dimana mereka ?
ABDUL
Di ruangan sebelah, komandan. Sedang diberi pengarahan oleh Nasir.
Komandan Kalau begitu mari kita temui mereka. ( mereka berdua pergi ke ruang sebelah ).
NASIR
Siap, selamat pagi komandan !
KOMANDAN
Pagi, semua baik-baik saja Sir ?
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Baik, komandan.
KOMANDAN
Terima kasih. Begini Sir, tadi aku sudah cerita sama Abdul, aku butuh penyanyi untuk
ulang tahun anakku Ria nanti malam. Aku ingin anak-anak ini bisa tampil, tapi sebelumnya
aku ingin mendengarkan mereka menyanyikan sebuah lagu dulu.
NASIR
Siap, komandan ! ( terus mendekati para pengamen ). Kalian bertiga, kalian betul-betul
beruntung, kalian bertiga mendapat kesempatan yang bagus kali ini. Kalian diminta tampil
dalam acara ulang tahun anaknya bapak komandan.
ATET
Kami diminta tampil, wah kesempatan bagus nih ...
IWO
Ya, betul !
NASIR
Tapi, tentu saja kalau kalian lulus test. Sekarang kalian diminta untuk bernyanyi di
hadapan komandan. Ayo, nyanyikanlah sebuah lagu, lagu apa saja, yang penting enak
didengar dan sopan, jangan lagu protes-protesan, awas kalau macam-macam !!
KEMAL
Baik, pak. Ayo kita nyanyikan sebuah lagu kawan.
IWO
Iya, tapi lagu apa ?
KEMAL
Lagu Judul-judulan aja ?!
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IWO
Jangan, itu saru ...
ATET
Bagaimana kalau lagu plesetannya kang Harry itu ?
IWO
Jangan, itu masuk kategori lagu protes, kan nggak boleh katanya.
KEMAL
Kalau begitu, lagu ( menyebutkan sebuah judul lagu yang akan di tampilkan ) saja !
IWO
Ya, ya, lagu itu aja, tapi kamu hafal nggak ?!
KEMAL
Hafal dong ...
ATET
Oke, kalau begitu !! Pak, kami siap pak !
NASIR
( setelah mohon persetujuan komandan )
Baik, mulailah.
MEREKA BERTIGA MULAI MENYANYIKAN SEBUAH LAGU ( YANG JUDULNYA
SUDAH DISEBUTKAN DIATAS ) YANG SESUAI DENGAN SITUASI SERTA
KONDISI DI TEMPAT PEMENTASAN.SELESAI NYANYIAN, KOMANDAN, ABDUL
DAN NASIR BERTEPUK TANGAN.
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMANDAN
Bagus, bagus !!
ABDUL
Dahsyat, man !!
NASIR
Asyiikkkk !!!
KOMANDAN
Nah, sekarang bersiap-siaplah kalian. Biar kostumnya nanti diatur oleh Abdul dan Nasir.
Ayo kita berangkat ( mereka keluar )
BABAK TIGA
ESOK HARINYA, DI KANTOR DUA PETUGAS, ABDUL DAN NASIR NGOBROL
TENTANG PESTA ANAK KOMANDAN MEREKA TADI MALAM.
ABDUL
Meriah banget pestanya si Ria tadi malam ya, Sir !!
NASIR
Ya, makanannya enak-enak dan melimpah, teman-temannya si Ria juga cantik-cantik dan
seksi-seksi, wah, betah aku jadinya. Dan anak-anak itu juga nyanyinya nggak malu-maluin,
kompak dan apik deh.
ABDUL
Ya, walau peralatan mereka sederhana, tapi penampilan mereka tetap memikat.
Sampai semua yang hadir terpikat dan terkagum-kagum dibuatnya.
NASIR
Eh, kira-kira komandan datang nggak hari ini ?!
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Aku jamin, nggak bakalan. Paling-paling dia sedang molor kecapaian ! ( Tiba-tiba masuk
sang komandan )
KOMANDAN
Siapa yang kamu bilang molor, Dul ?!
ABDUL
Eh, itu komandan, ehm .. anak-anak itu ...tentu mereka kecapaian.
KOMANDAN
Oh ya, tapi dimana mereka, ya ?!
NASIR
Kurang tahu, komandan.
KOMANDAN
Dimana kira-kira aku bisa menemukan mereka ?!
ABDUL
Apa mereka sudah nyolong sesuatu dari rumah komandan ?!
NASIR
Betul komandan, apa mereka sudah berlaku kurang senonoh di pesta tadi malam ?!
KOMANDAN
Tidak, tidak. Kalian salah sangka. Tadi malam aku tidak melihat mereka pulang.
Jadinya belum sempat mengucapkan terima kasih.
ABDUL
Oh, saya kira mereka tak tahu diri dan berbuat kacau.
NASIR
Ya, saya juga mengira mereka telah mempermalukan komandan di depan para undangan
komandan.
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KOMANDAN
Oh, tidak-tidak. Malahan tamu-tamuku banyak yang memuji mereka. Banyak diantaranya
yang menanyakan dimana aku menemukan mereka. Dan sekarang aku mau minta tolong pada
kalian berdua untuk menemui mereka.
ABDUL
Mereka disuruh tampil lagi, komandan ?!
Komandan Tidak, aku hanya ingin menyampaikan ucapan terima kasihku pada mereka.
Karena mereka telah tampil dengan baik dan dapat menghibur tamu-tamuku. Tolong
sampaikan ini kepada mereka. ( Menyerahkan amplop ). Nah, aku pulang dulu, karena ada
urusan yang harus kubereskan dulu, berkaitan dengan pesta tadi malam.
ABDUL + NASIR
Baik, komandan !
KOMANDAN
Tolong sampaikan kepada mereka sekarang juga !
ABDUL + NASIR
Siap, komandan !! ( Komandan keluar )
ABDUL
Sir, ayo kita berangkat ..
NASIR
Ayo !!! ( mereka berdua keluar )
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BABAK EMPAT
SEPOTONG TROTOAR DI SEBUAH JALAN, DI SEBUAH KOTA. ABDUL DAN
NASIR BERJALAN MENCARI ATET, IWO DAN KEMAL. TERLIHAT KERINGAT
MULAI MENITIK DI DAHI MEREKA, KARENA MENTARI MULAI MENINGGI.
SAMBIL BERJALAN MEREKA MENDENDANGKAN POTONGAN LAGU.
ABDUL
Mengamen jangan mengamen
kalau tak pada tempatnya
mengamen boleh saja
asal dibagi dua ...
NASIR
Huusss ...
bertugas harus bertugas
tak boleh karena terpaksa
bertugas tentu saja
suka atau tak suka ...
ABDUL
Sir, kearah mana kita harus mencari mereka, ya ?!
NASIR
Kesana !!
ABDUL
Kenapa kesana ?
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Karena disana ada warungnya si Mawar, si janda bahenol ...
ABDUL
Dasar buaya kamu, ayo ... ( mereka berjalan sebentar ) Wah, lumayan capek nih.
NASIR
Ya, kakiku juga mulai pegel nih.
ABDUL
Tapi kemana perginya anak-anak brekele itu, ya ?!
NASIR
He-eh, kalau dicari menghilang bagai setan, nah kalau lagi nggak dicari, eh, malah ngibing
di depan mata. Dasar apa tuh ..., kata kamu ?!
ABDUL
Brekele ...
NASIR
Ya, brekele ...
ABDUL
Tapi ngomong-ngomong, apa ya isi amplop itu ?!
NASIR
Maksud kamu ?
ABDUL
Iya, amplop yang diberikan komandan untuk anak-anak itu.
NASIR
Huss, ini amanat tahu !!
ABDUL
Eeeh, aku kan cuma pengen tahu isinya doang.
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
NASIR
Iya, ya. Apa ya, kira-kira isinya ?
ABDUL
Makanya, buruan buka, biar kita tidak penasaran.
NASIR
Tapi dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ah ! ( Nasir mengeluarkan dan membuka amplop ).
NASIR
Duit, isinya duit Dul !!
ABDUL
Berapa banyak ? ( Nasir menghitung )
NASIR
Dua ratus ribu !!
ABDUL
Dua ratus ribu ?! Wah banyak juga, ya !
NASIR
Iya, banyak ...
ABDUL
Bagaimana kalau kita meminjamnya sedikit untuk sarapan ?
NASIR
Meminjam bagaimana maksud kamu ?
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Ya, kita kan tidak mencuri atau merampoknya, kita hanya meminjamnya. Ya, hitung-hitung
ongkos pengantaran. Nanti kalau kita ada rezeki kita kembaliin kepada mereka. Anu,
ngomong-ngomong perutku sudah keroncongan, nih !!
NASIR
Boleh juga ide kamu. Tapi, dosanya kita bagi dua, ya ?!
ABDUL
Dosa-dosa, buruan ! ( Nasir mengambil satu lembar 50 ribuan, segera dirampas oleh
Abdul, kemudian dengan malu-malu dia mengambil 50 ribuan satu lagi untuk dirinya)
KEMUDIAN, MASUK ATET DAN KEMAL SAMBIL BERDENDANG. KEDUA
PETUGAS ITU BURU-BURU MENYELIPKAN UANG KUTIPAN SERTA AMPLOP ITU
KEDALAM KANTUNG BAJU MEREKA.
NASIR
Itu mereka, hai .. kamu !! ( mendengar teriakan itu, atet dan Kemal lari, terus dikejar
oleh kedua petugas. Mereka lari keliling panggung )
ABDUL
Tunggu, tunggu dulu !! Kami datang bukan mau menangkap kalian ...
ATET
Terus, mau ngapain dong ?!
NASIR
Mau ngasihin uang !!
KEMAL
Ngasih uang buat apa ? ( mereka berhenti berkejaran )
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABDUL
Kamu aja yang ngejelasin, Sir.
NASIR
Bapak komandan ingin menyampaikan ucapan terima kasih ala kadarnya. Karena berkat
penampilan kalian yang bagus, tamu-tamunya menjadi terhibur. ( Nasir menyerahkan
amplop terus keluar bersama Abdul. Sementara Atet dan Kemal bengong, seperti nggak
percaya dengan kenyataan yang mereka hadapi )
KEMAL
Duit ?! Wah, berapa banyak isinya, ya ?!
ATET ( Mengeluarkan isi amplop )
Seratus ribu ...
KEMAL
Banyak amat ! Eh, Tet bagaimana kalau kita pinjam sedikit buat sarapan, perutku lapar nih !!
ATET
Tapi ini amanat buat kita bertiga. Bagaimana kalau kita tunggu Kemal dulu, sebentar lagi
pasti dia datang. Nanti kita sarapannya sama-sama, bagaimana ?! ( Iwo masuk ) Tuh,
Iwo sudah datang.
IWO
Maaf friends, aku kebelet tadi. Tapi sekarang sih sudah lega, kita berangkat ?!
ATET
Wo, tadi petugas yang menangkap kita kemarin datang kemari. Komandannya menitipkan
duit buat kita ...
IWO
Duit, berapa banyak ?!
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KEMAL
Seratus ribu.
ATET
Nah, ini uangnya. ( menyerahkan amplop ).
IWO
Baik juga hati komandan itu, ya ?!
ATET + KEMAL
Ya !!
IWO
Nah, sekarang mari kita pergi kerumah makan Padang yang di belokan jalan itu. Kita pesan
nasi kapau dengan ayam bakar bumbu balado yang lezat itu, setuju ...
ATET + KEMAL
Let’s go ... ( mereka berjalan berputar-putar sambil bernyanyi )
Lagu Symphoni Anak Jalanan
Kucoba-coba menapis madu
madu kutapis sengat kudapat
kucoba-coba menulis lagu
lagu kutulis uang kudapat
Jamane-jamane jaman edan
asyik jadi anak jalanan
walaupun susah mencari makan
namun tak pernah menjadi beban
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sungguh enak anak-anak jalanan
anak jalanan banyak kawannya
walau disaku uang tak ada
tetap berdendang tertawa-tawa
SELESAI
Parakan Resik, Mei 2004.
BIODATA PENULIS
NAMA IGN. Arya Sanjaya
ALAMAT Jl. Parakan Resik No. 14
Bandung
Telp. (022) 7501232
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Top Related