i
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN MENJADI NASABAH ARISAN SEPEDA
MOTOR
( Studi Kasus pada BMT Amal Mulia )
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh :
DEWI LESTARI HANDAYANI
NIM : 21310030
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2015
ii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudari:
Nama : Dewi Lestari Handayani
NIM : 21310030
Jurusan : Perbankan Syari’ah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam S1
Judul : ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP
KEPUTUSAN MENJADI NASABAH ARISAN
SEPEDA MOTOR (studi pada BMT Amal Mulia)
Telah disetujui untuk dimunaqosyahkan.
Salatiga, 10 Maret 2015
Pembimbing
Fetria Eka Yudiana,
M.Si
NIP.
197402282009012005
iii
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PENGESAHAN
ANALISIS PERILAKU KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN
MENJADI NASABAH ARISAN SEPEDA MOTOR
(Studi Kasus Pada BMT Amal Mulia)
DISUSUN OLEH
DEWI LESTARI HANDAYANI
NIM : 21310030
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 27
Maret 2015 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Sarjana S1 Ekonomi Syari’ah
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr.Anton Bawono, M.Si
Sekretaris Penguji : Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I : Ahmad Mifdol M, Lc. M.Si
Penguji II : M. Taufikur Rahman, S.E,M.Si
Salatiga, 27 Maret 2015
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP. 19740320 200312 1
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Jl. Nakula Sadewa 5 No.9 Telp. (0298) 3419400 Faks. 323433 Salatiga 50722
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertandatangan di bawahini:
Nama : Dewi Lestari Handayani
NIM : 21310030
Jurusan : Syari’ah dan Ekonomi Islam
Program Studi : Perbankan Syari’ah S1
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Salatiga,10 Maret 2015
Yang menyatakan,
Dewi Lestari Handayani
v
MOTO
من جد و جد“MANJADDA WAJADA”
“Setiap ada kemauan pasti ada jalan”
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari
sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap” (Qs. Al Insyirah : 5-8)
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT atas rahmat, hidayah
dan inayah-Nya, serta dengan penuh cinta dan sayang skripsi ini saya
persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kelancaran, dan kemudahan dalam
melakukan penulisan skripsi ini.
2. Kedua Orang Tuaku, Bapak Mislan dan Alm. Ibu Zuliyati tercinta dan
tersayang, yang selalu dengan tulus menyayangiku, membesarkanku,
mendidikku, dan memberikan semangat untukku serta selalu mendoakan
yang terbaik untukku.
3. aby, terimakasih atas doa dan semua pengorbanannya demi
keberhasilanku
4. Teman-teman angkatan 2010 khususnya yang membantu proses
terselesaikannya skripsi ini.
5. Almamater ku S1 fakultas ekonomi dan bisnis yang kubanggakan
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul: “Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menjadi Nasabah
Arisan Sepeda Motor (Studi pada BMT Amal Mulia)” dengan lancar tanpa
kendala yang berarti. Shalawat serta salam tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarga, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini diajukan guna memenuhi tugas dan syarat untuk memperoleh
gelar sarjana strata satu (S1) dalam Jurusan Perbankan Syari’ah, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan
kepada semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan
dalam berbagai bentuk. Ucapan terimakasih terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Dr. Anton Bawono M. Si, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Fetria Eka Yudiana, S.E M.Si, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah S1
dan Dosen Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga
dan pikiran untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam
menyusun skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga. yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, sehingga
penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Seluruh karyawan BMT Amal Mulia.
6. Kedua Orang tuaku tercinta, yang telah memberikan dorongan do’a, moril
dan materil kepada penulis.
viii
7. Aby yang selalu menemani hingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi
ini. Terima kasih atas semangat, motivasi, perhatian, dan kasih sayang
yang telah diberikan kepada penulis.
8. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan
dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan hati penulis
menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta semoga skripsi
ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.
Salatiga,10 Maret 2015
Penulis
Dewi Lestari Handayani
NIM: 21310030
ix
ABSTRAK
Handayani, Dewi Lestari. 2015. Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Menjadi
Nasabah Arisan Sepeda Motor (studi pada BMT Amal Mulia). Skripsi. Jurusan
Perbankan Syariah. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institute Agama Islam Negeri
Salatiga.
Pembimbing: Fetria Eka Yudiana, M.Si
Kata Kunci: Perilaku Konsumen dan Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian konsumen terhadap suatu produk sangat dipengaruhi
oleh dua faktor tertentu yaitu: faktor internal dan faktor eksternal. Adapun
indikator dalam faktor internal adalah indikator pembelajaran, persepsi, keyakinan
& sikap, motivasi. dan faktor eksternal adalah indikator kebudayaan, kelas sosial,
pribadi dan psikologi. Indikator-indikator tersebut memiliki dimensi yang luas
artinya tiap indikator mempunyai pengaruh yang berbeda. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh dari indikator tersebut terhadap keputusan pembelian
nasabah di BMT Amal Mulia, baik secara simultan ataupun parsial, serta untuk
mengetahui indikator yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
Nasabah.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Explanatory
(penelitian penjelasan), yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel
persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi terhadap keputusan
pembelian nasabah di BMT Amal Mulia. Untuk mengetahui hal tersebut maka
digunakan analisis regresi linier berganda dengan uji F dan uji t untuk menguji
sampel dalam penelitian ini sebanyak 83 responden dengan pengambilan sampel
secara stratified random sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner
dan dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian instrumen menggunakan uji
validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa indikator persepsi (X1),pembelajaran
(X2), keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) berpengaruh secara simultan dan
secara parsial yaitu terhadap keputusan pembelian nasabah (Y) di BMT Amal
Mulia. Dari perhitungan uji F diperoleh F hitung sebesar 46,212 ≥ F tabel sebesar
2,489 dengan nilai signifikasi p = 0,000 ≤ 0,05. Selain itu nilai Adjusted R Square
yang diketahui 0,703 atau sebesar 70,3%. Dan dari hasil uji t diketahui bahwa
secara parsial, variabel persepsi (X1) nilai t hitung sebesar -0,164 ≤ nilai t tabel
1,66 dan nilai p = 0,870 ≥ 0,05 tidak berpengaruh signifikan, variabel
pembelajaran (X2), nilai t hitung sebesar 0,992 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai p =
0,324 ≥ 0,05 tidak berpengaruh signifikan, variabel keyakinan & sikap (X3), nilai
t hitung sebesar 4,975 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai p = 0,000 ≤ 0,05 berpengaruh
signifikan, variabel motivasi (X4),nilai t hitung sebesar 5,207 ≥ nilai t tabel 1,66
dan nilai p = 0,000 ≤ 0,05 berpengaruh signifikan, Untuk variabel yang
berpengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian nasabah (Y) adalah
motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata sebesar 5,207 dengan kontribusi
520,7%.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..................................................... iv
MOTTO.......................................................................................................... v
PERSEMBAHAN ......................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian .................................................................. 7
D. Kegunaan Penelitian.............................................................. 8
E. Sistematika Penulisan............................................................ 9
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka ...................................................................... 11
B. Pengertian Perilaku Konsumen ............................................ 15
C. Model Perilaku Konsumen…………………………………16
xi
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen…..18
E. Tahap-tahap dalam Proses Pembelian……………………..22
F. Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian…………….25
G. Tipe-tipe Keputusan Pembelian……………………………26
H. Pengertian Sistem Arisan…………………………………..31
I. Keterkaitan Antar Variabel………………………………...32
J. Kerangka Penelitian………………………………………..33
K. Hipotesis Penelitian………………………………………..34
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................... 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 37
C. Populasi dan Sampel ............................................................. 37
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................... 39
E. Jenis dan Sumber Data ......................................................... 40
F. Skala Pengukuran ................................................................. 41
G. Definisi Operasional Penelitian
1. Variabel Bebas (Independent Variables) ........................ 42
2. Variabel Terikat (Dependent Variables) ........................ 43
H. Instrumen Penelitian……………………………………….47
I. Uji Instrumen Penelitian……………………………………50
J. Model Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda ............................................. 52
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 53
K. Uji Hipotesis ......................................................................... 55
BAB IV : ANALISA PENELITIAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian .................................................. 57
1. Profil BMT Amal Mulia................................................. 57
2. Sejarah Singkat Pendirian BMT Amal Mulia ................ 58
3. Visi dan Misi BMT Amal Mulia .................................... 60
4. Aturan Arisan ................................................................. 60
5. Tugas Pokok Di Arisan Sepeda Motor………………...64
xii
6. Gambaran Umum Responden………………………….68
B. Analisis Data ........................................................................ 73
1. Hasil Uji Reabilitas dan Validitas .................................. 73
a. Uji Reabilitas ............................................................ 73
b. Uji Validitas .............................................................. 74
2. Uji Asumsi Klasik .......................................................... 75
a. Uji Multikolinearitas ................................................. 75
b. Uji Heteroscedasticity ............................................... 76
c. Uji Normalitas .......................................................... 78
d. Uji Linearitas ............................................................ 79
3. Uji Statistik..................................................................... 80
a. Uji t........................................................................... 81
b. Uji F ......................................................................... 84
c. Uji Determinan R2 .................................................... 85
C. Hasil Analisis Data ............................................................... 87
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 90
B. Saran ................................................................................... 92
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu dengan
Sekarang ..................................................................................... 12
Tabel 3.1 : Variabel, Konsep Variabel, Sub Variabel dan Indikator ........... 44
Tabel 4.1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia............................... 68
Tabel 4.2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............... 69
Tabel 4.3 : Deskripsi Responden Menurut Pendidikan ................................ 70
Tabel 4.4 : Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan .................................. 70
Tabel 4.5 : Deskripsi Responden Menurut Pendapatan ............................... 71
Tabel 4.6 : Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran .............................. 72
Tabel 4.7 : Hasil Uji Reabilitas Data ........................................................... 73
Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Data ............................................................. 74
Tabel 4.9 : Hasil Uji Multikolonieritas ........................................................ 76
Tabel 4.10: Hasil Uji Linieritas Regresi Persamaan Linier ......................... 79
Tabel 4.11: Hasil Uji Linieritas Regresi Persamaan Kuadrat ...................... 80
Tabel 4.12: Hasil Uji ttest .............................................................................. 82
Tabel 4.13: Hasil Uji F ................................................................................. 85
Tabel 4.14: Koefisien Determinasi .............................................................. 86
Tabel 4.15: Perbandingan Nilai T test dan T Tabel ..................................... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Model Perilaku Konsumen ..................................................... 17
Gambar 2.2 : Tahap-tahap dalam Proses Pembelian .................................... 25
Gambar 2.3 : Tahap antara Evaluasi Alternatif dan Keputusan
Pembelian. .............................................................................. 26
Gambar 2.4 : Empat Jenis Pengambilan Keputusan Beli…………………..27
Gambar 2.5 : Kerangka Penelitian………………………………………….34
Gambar 3.1 : Indikator Persepsi……………………………………………47
Gambar 3.2 : Indikator Pembelajaran………………………………………48
Gambar 3.3 : Indikator Kepercayaan dan Sikap……………………………48
Gambar 3.4 : Indikator Motivasi…………… ……………………………49
Gambar 3.5 : Indikator Keputusan Pembelian………...……………………50
Gambar 4.1 : Uji Heterokendastisitas………………………………………77
Gambar 4.2 : Uji Normalitas………..………………………………………78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Krisis ekonomi dan moneter yang terjadi pada periode lalu, merupakan
suatu pukulan yang sangat berat bagi sistem perekonomian Indonesia. Dalam
periode tersebut, berbagai lembaga keuangan, termasuk perbankan, mengalami
kesulitan keuangan. Tingginya tingkat suku bunga telah mengakibatkan tingginya
biaya modal bagi sektor usaha yang pada akhirnya mengakibatkan merosotnya
kemampuan usaha sektor produksi. Sebagai akibatnya kualitas aset perbankan
turun secara drastis sementara sistem perbankan diwajibkan untuk terus
memberikan imbalan kepada depositor sesuai dengan tingkat suku bunga pasar.
Rendahnya kemampuan daya saing pada usaha sektor produksi telah pula
menyebabkan berkurangnya peran system perbankan secara umum untuk
menjalankan fungsinya sebagai intermediator kegiatan investasi.
Namun dalam kondisi yang demikian perbankan syariah masih dapat
menunjukkan kinerja yang relatif lebih baik dibandingkan dengan lembaga
perbankan konvensional. Hal ini dapat dilihat dari relatif lebih rendahnya
penyaluran pembiayaan yang bermasalah (non perfoming Loans) pada bank
syariah dan tidak terjadinya negatif spread dalam kegiatan operasionalnya. Hal
tersebut dapat dipahami mengingat tingkat pengembalian pada bank syariah tidak
mengacu pada tingkat suku bunga dan pada akhirnya dapat menyediakan dana
2
investasi dengan biaya modal yang relatif lebih rendah kepada masyarakat.
Pengalaman historis itu telah memberikan harapan baru kepada masyarakat akan
hadirnya sistem perbankan syariah sebagai alternatif yang selain dapat memenuhi
harapan masyarakat dalam aspek syariah, juga dapat memberikan manfaat yang
luas dalam kegiatan perekonomian (Susanto, 2008:64).
Perbankan syariah atau perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah atau hukum Islam. Pada umumnya yang
dimaksud dengan bank syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta
peredaran uang yang beroperasi disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariah
(Sudarsono, 2004 : 27).
Selain bank syariah yang akhir-akhir ini banyak bermunculan di
Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga keuangan Mikro swasta yang
berprinsip syariah. Diantaranya adalah Baitul Maal wat Tamwil (BMT).
Keberadaan BMT ini merupakan usaha untuk memenuhi keinginan khususnya
sebagian umat islam yang menginginkan jasa layanan bank syari’ah untuk
mengelola perekonomiannya. Kemunculan BMT sebagai lembaga keuangan
mikro Islam yang bergerak pada sektor riil masyarakat bawah dan menengah
sejalan dengan lahirnya Bank Muamalat Indonesia (BMI). Karena BMI sendiri
secara operasional tidak dapat menyentuh masyarakat kecil ini, maka BMT
menjadi salah satu lembaga keuangan mikro Islam yang dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat.
3
BMT merupakan salah satu jenis lembaga keuangan bukan bank yang
bergerak dalam skala mikro sebagaimana koperasi simpan pinjam (KSP). Adapun
bank umum merupakan lembaga keuangan makro sedangkan bank perkreditan
rakyat merupakan lembaga keuangan menengah. Dari sekian banyak lembaga
keuangan mikro seperti koperasi, BKD dan lainnya, BMT merupakan lembaga
keuangan mikro yang berlandaskan syariah. Selain itu BMT juga dapat dikatakan
sebagai suatu lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bergerak dibidang
keuangan. Ini disebabkan karena BMT tidak hanya bergerak dalam pengelolaan
modal (uang) saja, tetapi BMT juga bergerak dalam pengumpulan zakat, infaq,
dan shadaqah (ZIS). Ini merupakan sebuah konsekwensi dari namanya itu sendiri
yaitu bait al-mal wat tamwil yang merupakan gabungan dari kata baitul maal dan
bait at-tamwil. Secara singkat, bait al-mal merupakan lembaga pengumpulan
dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit. Sedangkan bait at-tamwil
merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna disalurkan dengan orientasi
profit dan komersial (Sumiyanto, 2008 : 15).
Produk-produk BMT yang bermacam-macam disediakan untuk
masyarakat, misalnya kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada sektor
pertanian, industri, perdagangan barang dan jasa, koperasi, pedagang kecil dan
lainnya. Kredit yang diberikan untuk mengembangkan dan meningkatkan
produktivitas usahanya. Produktivitas perlu ditingkatkan karena merupakan faktor
terpenting dalam suatu usaha yang dijalankan agar tetap dapat tumbuh dan
berkembang, serta menentukan daya saing diera pasar bebas yang akan datang.
4
Memahami kebutuhan nasabah merupakan salah satu prioritas BMT Amal
Mulia. BMT Amal Mulia merupakan lembaga keuangan syariah yang bergerak
secara khusus melayani jasa perbankan yang berdasarkan prinsip syari'ah
menyediakan berbagai poduk antara lain produk pelayanan, produk pendanaan,
produk pembiayaan. Selain itu BMT Amal Mulia berusaha mengembangkan
produk sampingan di luar produk utamanya yaitu arisan sepeda motor. Arisan
dimasa sekarang dimodifikasi sedemikian rupa dengan berbagai barang yang
digunakan sebagai arisan. Arisan itu sendiri dahulunya adalah sekedar acara
silaturahmi antar tetangga atau pun keluarga. Arisan sepeda motor ini dipandang
perlu karena memiliki kendaraan pribadi menjadi harapan setiap orang untuk
mendukung aktivitasnya.
Arisan ini menjadi lebih menarik karena biasanya yang dijadikan bahan
untuk arisan adalah uang, namun di BMT Amal Mulia ini adalah sepeda motor.
Arisan ini merujuk pada fungsi lembaga keuangan yaitu sektor rill atau usaha
milik BMT karena sebagai ajang promosi dengan biaya yang sedikit. Alasan
dilakukan penelitian di BMT Amal Mulia karena adanya persaingan yang sangat
ketat dikarenakan semakin banyaknya lembaga keuangan syariah saat ini. Agar
mampu mensosialkan ke masyarakat luas, maka perusahaan harus mengetahui
perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan untuk memilih produk
pelayanan yaitu pembelian sepeda motor dengan sistem arisan yang berhubungan
dengan perilaku konsumen dan keputusan pembelian.
5
Keputusan dalam melakukan pembelian merupakan hal yang sangat
komplek terjadi melalui proses yang sangat panjang. Pada dasarnya keputusan
untuk melakukan selalu muncul dan diawali oleh adanya rasa ingin tahu akan
kebutuhan terhadap suatu produk, baik berupa barang atau jasa. Beberapa dari
faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian dapat dikendalikan oleh
penjual, tetapi beberapa faktor lain tidak dapat dikendalikan. Jika dilihat dari
kebutuhan konsumen dapat timbul dengan sendirinya karena faktor psikologis,
dan juga disebabkan karena adanya kebutuhan lain yang bersifat tersembunyi
yang akan muncul apabila didorong oleh faktor budaya, kelas sosial, pribadi dan
psikologis (kotler,2002:183). Dengan kata lain keputusan pembelian suatu produk
baik barang maupun jasa disebabkan karena pengaruh faktor-faktor eksternal dan
internal.
Karakteristik konsumen terdiri dari profesi, jenis kelamin dan umur.
Profesi perlu diketahui karena profesi orang berbeda-beda dan mempunyai tingkat
upah atau gaji yang berbeda pula. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap
kemampuan nasabah dalam mengikuti system arisan sepeda motor. Jenis kelamin
perlu diketahui karena sekarang lebih banyak wanita dari pada pria dan wanita
cenderung memiliki sifat hemat selain itu dalam dunia pekerjaan kebanyakan
wanita berpenghasilan lebih kecil dari pada pria hal tersebut juga berpengaruh
pada kemampuan konsumen dalam mengikuti system arisan sepeda motor.
Identitas konsumen menurut umur menggambarkan tingkat pengalaman dan
6
kedewasaan pola pikir seorang konsumen. Sebab semakin tinggi umur konsumen
maka akan mempengaruhi keputusan pembelian sepeda motor.
Faktor internal sangat berpengaruh terhadap perilaku pembelian
konsumen. Faktor ini merupakan faktor-faktor yang ada dalam diri individu
(konsumen), dimana akan dapat berubah bila ada pengaruh dari faktor luar
(eksternal) (Amirullah, 2002:45). Selain dipengaruhi oleh faktor internal, individu
masih dipengaruhi adanya faktor eksternal dalam melakukan suatu keputusan
pembelian. Menurut kotler (2002:183), faktor lingkungan eksternal yang
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu : (1) kebudayaan, (2) kelas sosial, (3)
pribadi, (4) psikologi.
Salah satu cara dalam memahami kebutuhan dan keinginan konsumen
adalah dengan menganalisis faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal dipilih
karena dalam proses keputusan pembelian, konsumen seringkali dipengaruhi
faktor kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, keluarga dan keputusan
pembelian juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu keadaan ekonomi,
motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap. Akhirnya tercipta suatu
keputusan untuk mengadakan pembelian.
Berdasarkan uraian diatas dan melihat betapa pentingnya memahami
perilaku konsumen, maka peneliti ingin mengkaji tentang:” Analisis Perilaku
Konsumen terhadap Keputusan Menjadi Nasabah Arisan Sepeda Motor Di
BMT Amal Mulia .”
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi
memiliki pengaruh secara signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah
arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia?
2. Diantara variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi,
manakah yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan menjadi
nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia?
C. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan
motivasi berpengaruh terhadap keputusan menjadi nasabah arisan sepeda
motor di BMT Amal Mulia.
2. Untuk mengetahui faktor apakah yang paling dominan antara persepsi,
pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi terhadap keputusan
menjadi nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia.
8
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi BMT Amal Mulia
a) Dengan adanya penelitian ini BMT Amal Mulia dapat mengambil
manfaat dan dapat dijadikan pertimbangan untuk menetapkan
kebijakan strategi pemasaran yang tepat.
b) Sebagai wacana pada BMT Amal Mulia.
2. Bagi Peneliti
Mendapatkan gambaran tentang perilaku konsumen di BMT Amal Mulia
dan mengimplementasikannya dengan teori-teori ilmiah yang sudah
didapat dalam perkuliahan ke dunia usaha yang sebenarnya.
3. Bagi Lembaga
a) Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan
referensi yang kelak dapat bermanfaat bagi penelitian selanjutnya.
b) Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan khususnya
wacana tentang analisis perilaku konsumen terhadap system arisan
sepeda motor .
E. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi penulis akan membahas kedalam enam bab
dapat diperincikan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
9
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan telaah pustaka, pengertian perilaku konsumen,
model perilaku konsumen, faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen, tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian,
evaluasi alternatif dan keputusan pembelian, tipe-tipe keputusan
pembelian, pengertian sistem arisan, keterkaitan antar variabel,
kerangka penelitian dan hipotesis penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala
pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian,
uji instrumen penelitian, dan alat analisis.
BAB IV ANALISIS DATA
Dalam bab ini memuat tentang deskripsi obyek penelitian dan hasil
analisa data serta pembahasan atas hasil pengolahan data.
10
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah
dilakukan dan saran-saran yang nantinya akan berguna bagi ilmu
pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
Khoirul dalam skripsi (2005) dengan judul “Analisa faktor-faktor
eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusan sepeda
Motor Merk Honda” (Studi kasus Di kotamadya Malang). Variabel-variabel yang
diteliti antara lain yaitu produk, harga, promosi dan distribusi. Dari analisis data
yang dilakukan, secara simultan (bersama-sama) diketahui bahwa semua variabel-
variabel di atas, berpengaruh terhadap keputusan Pembelian, sedangkan secara
parsial di ketahui bahwa variabel produk, harga, dan promosi berpengaruh secara
signifikan terhadap keputusan pembelian. Sedangkan variabel distribusi tidak
berpengaruh secara signifikan. Dari ke empat variabel tersebut, variabel produk
merupakan faktor yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap
pengambilan keputusan pembelian.
Penelitian Napian dalam skripsi (2013) dengan judul analisis pengaruh
kualitas produk, promosi, kepercayaan merek, dan kepuasan konsumen terhadap
keputusan pembelian sepeda motor Yamaha mio soul (Studi kasus pada pengguna
Yamaha Mio Soul di wilayah Ciputat). Variabel-variabel yang diteliti antara lain
yaitu kualitas produk, promosi, kepercayaan merek dan kepuasan konsumen. Dari
analisis data yang dilakukan terbukti bahwa secara simultan (bersama-sama)
12
semua variabel independen berpengaruh terhadap pembelian. Sedangkan dari
hasil uji variabel secara parsial diketahui bahwa kepercayaan merek berpengaruh
signifikan dan dominan terhadap keputusan pembelian.
Penelitian Melati dalam TA (2012) dengan judul “Preferensi Masyarakat
Mengikuti Arisan Sepeda Motor di BMT Amal Mulia Suruh” ( study kasus pada
masyarakat di wilayah suruh). Variabel-variabel yang diteliti antara lain yaitu
keamanan, angsuran, menabung dan pembiayaan. Dari penelitian tersebut dapat
disimpulkan bahwa sistem arisan dengan metode lelang mudah untuk
diterapkan/dijalankan. Walaupun terdapat sedikit kendala namun dapat ditangani
dengan baik. Arisan tersebut mempunyai banyak manfaat pula dan preferensi
masyarakat mengikuti arisan tersebut adalah karena angsuran arisan ringan,
sistem pembayaran arisan termasuk mudah, dan keamanannya terjamin.
Table 2.1
Perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dengan sekarang
No. Peneliti Judul Variabel Analisis Hasil penelitian
1. Khoirul
(2005)
Analisa
faktor-faktor
eksternal
yang
mempengaru
hi konsumen
dalam
pengambilan
keputusan
Variabel-
variabel
yang diteliti
antara lain
yaitu
produk, harga,
promosi dan
distribusi.
Uji validitas,
uji reabilitas,uji
asumsi klasik,
uji
multikolinierita
s,uji
heterokendastis
itas, uji gejala
auto korelasi,
Secara simultan
(bersama-
sama)diketahui
bahwa semua
variabel-variabel di
atas, berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian,
sedangkan secara
13
sepeda Motor
Merk Honda
(Studi kasus
Di kotamadya
Malang).
uji normalitas,
uji regresi
linier berganda,
uji f, uji t,
koefisien
determinasi,
nilai korelasi
parsial di ketahui
bahwa variabel
produk, harga,dan
promosi
berpengaruh
secarasignifikan
terhadap keputusan
pembelian.
Sedangkan variabel
distribusi tidak
berpengaruh secara
signifikan. Dari ke
empat variabel
tersebut, variabel
produk merupakan
faktor yang
mempunyai
pengaruh paling
dominan terhadap
pengambilan
keputusan
pembelian.
2. Syukron
(2013)
Analisis
pengaruh
kualitas
produk ,
promosi,
kepercayaan
merek, dan
kepuasan
Variabel-
variabel yang
diteliti antara
lain yaitu
kualitas
produk,
promosi,
kepercayaan
uji
validitas, uji
reliabilitas, uji
koefisien
determinasi, uji
F, uji t, uji
regresi linier
berganda
Secara simultan
(bersama-sama)
semua variabel
independen
berpengaruh
terhadap pembelian.
Sedangkan dari hasil
uji variabel secara
14
konsumen
terhadap
keputusan
pembelian
sepeda motor
Yamaha mio
soul”(Studi
kasus pada
pengguna
Yamaha Mio
Soul di
wilayah
Ciputat).
merek dan
kepuasan
konsumen.
parsial diketahui
bahwa kepercayaan
merek berpengaruh
signifikan dan
dominan terhadap
keputusan
pembelian.
3. Dwi Desi
Mambang
Melati
(2012)
Preferensi
masyarakat
mengikuti
arisan sepeda
motor Di
BMT Amal
Mulia
Variabel yang
diteliti adalah
keamanan,
angsuran,
menabung,
pembiayaan
Sistem arisan
dengan metode
lelang mudah untuk
diterapkan/dijalanka
n. preferensi
masyarakat
mengikuti arisan
tersebut adalah
karena angsuran
arisan ringan, sistem
pembayaran arisan
termasuk mudah,
dan keamanannya
terjamin.
Dalam penelitian ini, penulis tertarik dengan pembahasan mengenai
bagaimana perilaku konsumen yang terdiri dari persepsi, pembelajaran, keyakinan
15
& sikap dan motivasi memiliki pengaruh secara simultan atau parsial terhadap
keputusan nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia Suruh. Selain itu,
penulis juga ingin mengetahui variabel perilaku konsumen yang terdiri dari
persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap dan motivasi yang paling dominan
berpengaruh terhadap keputusan nasabah arisan sepeda motor di BMT Amal
Mulia tahun 2014.
B. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa
konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman (2008:6)
mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi mengenai
bagaimana seorang individu membuat keputusan untuk mengalokasikan sumber
daya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energi). Nasabah memiliki
keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari
berbagai usia, latar belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi
lainnya. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana nasabah
berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku tersebut.
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2008:214):
Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu, kelompok dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan menempatkan barang, jasa, ide atau
pengalaman untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka.
16
Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6):
Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan
untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang,
usaha) guna membeli barang- barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh
dua hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses
pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di
atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.
C. Model perilaku konsumen
Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang mudah
untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang berpengaruh dan saling
interaksi satu sama lainnya, sehingga pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh
suatu perusahaan harus benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan
memperhatikan faktor-faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu
memahami konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku,
bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam perbedaan
namun mereka juga memiliki banyak kesamaan.
17
Para pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau
perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya dengan baik.
Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat merancang strategi pemasaran
dengan lebih baik. Pemasar yang mengerti perilaku konsumen akan mampu
memperkirakan bagaimana kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap
informasi yang diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi
pemasaran yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang
memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih baik.
Dalam sub bab berikut akan dijelaskan mengenai perilaku pembelian
konsumen. Kotler (2002:183) menggambarkan model perilaku konsumen sebagai
berikut:
Rangsangan
Pemasaran
Rangsangan
Lain
Ciri-ciri
Pembeli
Proses Keputusan
Pembelian
Keputusan
Pembeli
Produk
Harga
Saluran
pemasaran
Promosi
Ekonomi
Teknologi
Politik
Budaya
Budaya
Sosial
Pribadi
Psikologi
Pemahaman masalah
Pencarian informasi
Pemilihan alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku pasca
pembelian
Pemilihan produk
Pemilihan merek
Pemilihan saluran
pembelian
Penentuan waktu
pembelian
Jumlah Pembelian
Sumber : kotler (2002)
Gambar 2.1
Model perilaku konsumen
18
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi lapisan
masyarakat dimana ia dilahirkan dan berkembang. Ini berarti konsumen berasal
dari lapisan masyarakat atau lingkungan yang berbeda akan mempunyai
penilaian, kebutuhan, pendapat, sikap, dan selera yang berbeda-beda, sehingga
pengambilan keputusan dalam tahap pembelian akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Kotler (2002:183)
terdiri dari:
1. Faktor Kebudayaan
Faktor kebudayaan mempunyai pengaruh yang paling luas dan
mendalam terhadap perilaku konsumen. Di dalam faktor budaya terdapat
peranan penting dalam perilaku pembelian yaitu:
a. Budaya
Merupakan penentu keinginan dan perilaku yang mendasar pada diri
seseorang. Perilaku manusia sebagian besar diperoleh melalui suatu proses
sosialisasi baik itu kumpulan nilai, persepsi, preferensi.
b. Sub-budaya
Masing-masing budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
memberikan identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih spesifik.
Sub-budaya mencakup kebangsaan,agama, kelompok ras, dan daerah
geografis.
c. Kelas Sosial
19
Pada dasarnya semua masyarakat memiliki bentuk srata sosial.Srata social
dalam suatu masyarakat ditentukan oleh suatu kombinasi pekerjaan,
pengeluaran, pendidikan, kekayaan dan variable lain termasuk didalamnya
adalah strategi pembelian. Definisi kelas social menurut Philip Kotler
adalah :
Kelas social adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen, yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya
menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2. Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku seorang konsumen dipengaruhi oleh
faktor-faktor sosial seperti :
a. kelompok acuan : kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang,
contoh : keluarga, sahabat, tetangga dan lain-lain.
b. keluarga : organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan ia telah menjadi obyek penelitian yang luas.
c. Peran dan status sosial : kebudanyaan seseorang dalam setiap kelompok
dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status. Setiap peranan
membawa status yang mencerminkan penghargaan umum yang sesuai
diberikan oleh masyarakat.
20
3. Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik kepribadiannya
termasuk usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi gaya
hidup, kepribadian dan konsep diri.
4. Faktor Psikologis
Menurut Kotler (2002:183) pilihan pembelian seseorang dipengaruhi
oleh empat faktor psikologi utama yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran,
serta keyakinan dan sikap.
a. Motivasi
Motivasi atau dorongan adalah suatu kebutuhan yang kuat untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap
kebutuhan. Para ahli psikologi telah mengembangkan teori motivasi pada
manusia yaitu :
1) Teori Motivasi Freud : kekuatan psikologi yang sebenarnya
membentuk perilaku pembeli sebagian dari bawah sadar, seseorang
akan menekan berbagai keinginan dan dorongan kebagian bawah sadar
dalam proses menjadi dewasa dan menerima aturan sekitarnya.
2) Teori Motivasi Maslow : Maslow berusaha menjelaskan motivasi
seseorang didorong oleh kebutuhan tertentu. Tingkat kebutuhan
menurut Maslow adalah sebagai berikut :
a) Kebutuhan fisik
21
b) Kebutuhan keamanan
c) Kebutuhan sosial
d) Kebutuhan penghargaan diri
e) Kebutuhan aktualisasi diri
3) Teori Motivasi Herzberg : Teori ini lebih dikenal dengan teori dua
factor yaitu motivasi dibedakan antara faktor-faktor yang
menyebabkan kepuasan dan faktor-faktor yang menyebabkan
ketidakpuasan. Teori ini mengandung dua implikasi yaitu mencegah
hal-hal yang tidak memuaskan konsumen dan mengenal secara cermat
factor-faktor utama yang memuaskan konsumen.
b. Persepsi
Persepsi merupakan proses seseorang sebagai individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk
menciptakan sebuah gambar yang bermakna tentang dunia. Persepsi
tergantung bukan hanya pada sifat-sifat rangsangan dengan medan
sekelilingnya dan kondisi dalam diri individu. Definisi persepsi menurut
William J. Stanton adalah sebagai berikut :
Persepsi adalah makna yang kita pertalikan berdasarkan pengalaman
masa lalu dan rangsangan yang kita terima melalui panca indra.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :
1) Karakteristik fisik dan rangsangan
2) Hubungan dengan sekeliling
22
3) Kondisi dalam diri kita sendiri
c. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Perubahan perilaku seseorang terjadi melalui keadaan saling
mempengaruhi antara dorongan (drive), petunjuk bertindak (clues),
tanggapan (respon) dan penguat (reinforcement). Sedang menurut Willian
J. Stanton definisi pembelajaran adalah :
pembelajaran adalah perubahan-perubahan perilaku yang disebabkan
oleh pengalaman-pengalaman masa lalu.
Tanggapan konsumen sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu.
Apabila konsumen merasa puas maka tanggapan akan diperkuat dan
kecenderungan bahwa tanggapan yang sama akan terulang kembali.
d. Keyakinan dan Sikap
Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang
tentang sesuatu hal, sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan
emosioal, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau tidak
menguntungkan dan bertahan lama dari seseorang terhadap suatu obyek
atau gagasan tertentu.
E. Tahap-Tahap dalam Proses Keputusan Pembelian
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
dalam pembelian mereka. Proses pengambilan keputusan tersebut merupakan
23
sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap yaitu
sebagai berikut: (Kotler, 2002:205)
1. Pengenalan Masalah. Penganalisaan keinginan dan kebutuhan ini ditujukan
terutama untuk mengetahui adanya keinginan dan kebutuhan yang belum
terpenuhi dan belum terpuaskan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka
konsumen akan segera memahami adanya kebutuhan yang belum segera
terpenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya, serta kebutuhan yang sama
harus dipenuhi. Jadi dari tahap ini proses pembelian itu mulai dilakukan,
kemudian pemasar dapat mengembangkan strategi pemasaran yang memicu
minat konsumen.
2. Pencarian Informasi. Konsumen yang tergugah kebutuhannya akan terdorong
untuk mencari informasi yang lebih banyak mengenai produk atau jasa yang
ia butuhkan. Pencarian informasi dapat bersifat aktif maupun pasif. Informasi
yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk
membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian
informasi pasif, dengan membaca suatu pengiklanan di majalah atau surat
kabar tanpa mempunyai tujuan khusus dalam perkiraanya tentang gambaran
produk yang diinginkan.
3. Evaluasi Alternatif. Tahap ini meliputi dua tahap, yaitu menetapkan tujuan
pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif
pembelian berdasarkan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian bagi masing-
masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan
24
kebutuhannya. Ada konsumen yang mempunyai tujuan pembelian untuk
meningkatkan prestasi, ada yang sekedar ingin memenuhi kebutuhan jangka
pendeknya dan sebagainya.
4. Keputusan Pembelian. Keputusan untuk membeli disini merupakan proses
pembelian yang nyata. Jadi, setelah tahap-tahap dimuka dilakukan maka
konsumen harus mengambil keputusan apakah membeli atau tidak. Bila
konsumen memutuskan untuk membeli, konsumen akan menjumpai
serangkaian keputusan yang harus diambil menyangkut jenis produk, merek,
penjual, kuantitas, waktu pembelian dan cara pembayarannya. Perusahaan
perlu mengetahui beberapa jawaban atas pertanyaan–pertanyaan yang
menyangkut perilaku konsumen dalam keputuan pembeliannya.
5. Perilaku Pasca pembelian. Setelah membeli produk, konsumen akan
mengalami level kepuasan atau ketidakpuasan. Tugas pemasar tidak berakhir
saat produk dibeli, melainkan berlanjut hingga periode pasca pembelian.
Pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca
pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
Tahap-tahap pada proses kegiatan dalam suatu pembelian digambarkan
oleh Kotler (2002:204) seperti berikut:
25
Sumber : Kotler (2002)
Gambar 2.2
Tahap-Tahap Dalam Proses Pembelian
Gambar proses tersebut didasarkan pada anggapan bahwa konsumen akan
melakukan keseluruhan lima tahap untuk setiap pembelian yang mereka lakukan
pada situasi tertentu saja.
F. Evaluasi Alternatif dan Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk preferensi atas merek-merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen juga mungkin membentuk niat untuk
membeli produk yang paling disukai. Menurut Kotler (2002:208) ada dua faktor
yang berada di antara niat pembelian dan keputusan pembelian. Dua faktor
tersebut digambarkan sebagai berikut:
Pengenalan
masalah
Pencarian
informasi
Evaluasi
alternatif
Keputusan
pembelian
Perilaku
pascapembelian
26
Sumber : Kotler (2002)
Gambar 2.3
Tahap Antara Evaluasi Alternatif Dan Keputusan Pembelian
Faktor pertama adalah sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain
mengurangi alternatif yang disukai oleh seseorang akan bergantung pada dua hal:
1. Intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang disukai
konsumen dan
2. Motivasi konsumen untuk menuruti orang lain. Faktor kedua adalah factor
situasi yang tidak terantisipasi yang dapat muncul dan mengubah niat
pembeliannya.
G. Tipe-Tipe Keputusan Pembelian
Setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang
pencarian, pembelian, penggunaan beragam produk, dan merek pada setiap
periode tertentu. Berbagai macam aktivitas kehidupan seringkali harus dilakukan
Evaluasi
alternatif
Niat
pembelian
Sikap orang lain
Factor situasi
yang tidak
terantisipasi
Keputusan
pembelian
27
oleh setiap konsumen pada setiap hari. Konsumen melakukan keputusan setiap
hari atau setiap periode tanpa menyadari bahwa mereka telah mengambil
keputusan.
Pengambilan keputusan konsumen berbeda-beda tergantung pada jenis
keputusan pembelian. Kotler (2000:246) membedakan empat jenis perilaku
pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat
perbedaan merek-merek. Berikut merupakan gambar jenis pengambilan
keputusan pembeli:
KETERLIBATAN
TINGGI
KETERLIBATAN RENDAH
Perbedaan
merek yang
signifikan
Perilaku pembelian
kompleks
Periaku pembelian mencari
variasi
Sedikit
perbedaan
merk
Perilaku pembelian
mengurangi disonansi
Perilaku pembelian menurut
kebiasaan
Sumber : henry assail dalam bukunya kotler & susanto
Gambar 2.4
Empat Jenis Pengambilan Keputusan Beli
28
1. Perilaku Pembelian Kompleks
Para konsumen mempunyai perilaku pembelian komplek ketika
mereka sangat terlibat dalam suatu pembelian dan menyadari adanya
perbedaan nyata antara berbagai merek. Para konsumen sangat terlibat bila
suatu produk mahal, jarang dibeli, berisiko, dan mempunyai ekspresi pribadi
yang tinggi. Biasanya konsumen tidak mengetahui banyak mengenai kategori
produk dan harus banyak belajar.
Pembeli ini akan melalui suatu proses belajar yang pertama ditandai
dengan mengembangkan kepercayaan mengenai produk tersebut, kemudian
pendirian dan membuat pilihan pembelian dengan bijaksana. Pemasar perlu
mengembangkan strategi-strategi yang membantu pembeli dalam mempelajari
atribut-atribut dari kelas produk tersebut, kepentingan relatifnya, dan
kedudukan merek perusahaan yang tinggi pada atribut yang paling penting.
Sebagai contoh, seseorang yang akan membeli sebuah komputer pribadi
mungkin tidak mengetahui atribut-atribut apa yang harus dicari.
2. Perilaku Pembelian Mengurangi Disonansi
Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam sebuah pembelian
namun melihat sedikit perbedaan di antara berbagai merek. Keterlibatan yang
tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian tersebut mahal, jarang dilakukan
dan berisiko. Dalam kasus ini, pembeli akan berkeliling untuk mempelajari
apa yang tersedia namun akan membeli dengan cukup cepat, barangkali
pembeli sangat peka terhadap harga atau terhadap kenyamanan berbelanja.
29
Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki pengaruhnya adalah perilaku.
Perilaku konsumen tipe ini adalah melakukan pembelian terhadap satu merek
tertentu secara berulang-ulang dan konsumen mempunyai keterlibatan yang
tinggi dalam proses pembeliannya. Perilaku pembelian seperti ini
menghasilkan tipe perilaku konsumen yang loyal terhadap merek (Brand
Loyalty). Sebagai contoh, seseorang yang berbelanja untuk membeli
permadani (Karpet). Pembelian permadani merupakan suatu keputusan
keterlibatan karena harganya mahal dan berkaitan dengan identifikasi diri,
namun pembeli kemungkinan besar berpendapat bahwa permadani dengan
harga yang hampir sama, memiliki kualitas yang sama. Sebagai contoh,
seseorang yang akan membeli sebuah komputer pribadi mungkin tidak
mengetahui atribut-atribut apa yang harus dicari.
3. Perilaku Pembelian Mencari Variasi
Beberapa situasi pembelian ditandai oleh keterlibatan konsumen yang
rendah namun perbedaan merek yang signifikan. Dalam situasi itu, konsumen
sering melakukan peralihan merek. Konsumen pada tipe ini, urutan hirarki
pengaruhnya adalah: kepercayaan kemudian perilaku. Konsumen ini tidak
melakukan evaluasi sehingga dalam melakukan pembelian suatu merek
produk hanya berdasarkan kebiasaan dan pada saat pembelian konsumen ini
kurang terlibat. Perilaku seperti ini menghasilkan perilaku konsumen tipe
limited decision making. Sebagai contoh, pembelian garam. Para konsumen
sedikit sekali terlibat dalam membeli jenis produk tersebut. Mereka pergi ke
30
toko dan langsung memilih satu merek. Bila mereka mengambil merek yang
sama, katakanlah, garam Morton, hal ini karena kebiasaan, bukan karena
loyalitas merek. Tetapi cukup bukti bahwa para konsumen tidak terlibat dalam
pembuatan keputusan yang mendalam bila membeli sesuatu yang harganya
murah, atau produk yang sudah sering mereka beli.
4. Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan
Banyak produk dibeli dengan kondisi rendahnya keterlibatan
konsumen dan tidak adanya perbedaan merek yang signifikan. Mereka pergi
ke toko dan mengambil merek tertentu. Jika mereka tetap mengambil merek
yang sama, hal itu karena kebiasaan, bukan karena kesetiaan terhadap merek
yang kuat. Terdapat bukti yang cukup bahwa konsumen memiliki keterlibatan
yang rendah dalam pembelian sebagian besar produk yang murah dan sering
dibeli.
Konsumen pada tipe ini, hirarki pengaruhnya adalah kepercayaan,
perilaku dan evaluasi. Tipe ini adalah perilaku konsumen yang melakukan
pembeliannya dengan pembuatan keputusan, dan pada proses pembeliannya
konsumen merasa kurang terlibat. Perilaku pembelian seperti ini
menghasilkan tipe perilaku konsumen inertia. Konsumen dalam tipe ini akan
mencari suatu toko yang menawarkan produk berharga murah, jumlahnya
banyak, kupon, contoh cuma-cuma, dan mengiklankan ciri-ciri suatu produk
sebagai dasar atau alasan bagi konsumen untuk mencoba sesuatu yang baru.
31
H. Pengertian Sistem Arisan
Sistem adalah “ Kesatuan dari unit-unit yang berkaitan secara fungsional
yang mepunyai tujuan bersama.”( Placidus Sudibyo, 1985:1) sedangkan menurut
Mulyadi (1997:2) sistem adalah “ Sekelompok unsur yang erat hubungannya satu
dengan lainnya yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.”
Setelah dijelaskan dari pengertian kedua diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem
adalah sekelompok unsur atau unit yang saling berkaitan dan berfungsi untuk
mencapai suatu tujuan.
Arisan dalam Kamus Besar Indonesia diterangkan merupakan
pengumpulan uang atau barang yang bernilai sama oleh beberapa orang kemudian
diundi diantara mereka untuk menentukan siapa yang memperolehnya, undian
dilaksanakan secara berkala sampai semua anggota memperolehnya.(Tim
Penyusun, 1990:48)
Arisan menurut Basith (2008:132) adalah anggota menyerahkan sejumlah
uang tertentu kemudian diundi untuk memutuskan siapa yang dapat menarik dana
sejumlah itu yang selanjutnya ia dapat menerimanya. Pada waktu berikutnya yang
telah disepakati, mekanisme itu diulang lagi dan yang telah memperoleh pada
kesempatan sebelumnya tetap harus menyetorkan sejumlah uang dan ia tidak
dapat lagi menarik dana.
Dari pengertian yang telah diuraikan diatas dapat disimpulkan bahwa
sistem arisan adalah menyimpan sekaligus meminjam sejumlah uang dari peserta
32
lainnya dengan maksud agar pada suatu saat dapat mengumpulkan uang dalam
jumlah besar untuk keperluan yang besar pula.
I. Keterkaitan Antar Variabel
Istilah keterkaitan dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan saling
berhubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. Keterkaitan
nasabah dalam melakukan keputusan pembelian mencakup variabel persepsi,
pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi.
Dalam keputusan pembelian sepeda motor dengan sistem arisan, setiap
nasabah dapat terlibat dalam tahap proses keputusan pembelian. Seorang nasabah
mungkin terlibat dalam kesadaran akan adanya suatu masalah sehingga timbul ide
pembelian, dalam pencarian informasi tentang produk yang akan dibeli, maupun
dalam mengevaluasi produk yang telah dibeli. Dalam pengambilan keputusan
pembelian nasabah tidak hanya terlibat pada tahap pembelian, tetapi juga
dimungkinkan bagi mereka untuk membuat sub keputusan dari keseluruhan
pengaruh dalam mengambil suatu keputusan. Dalam melakukan pembelian
dengan sistem arisan mungkin seorang nasabah mendapat pengaruh dari pihak
lain, sebagai misal dari teman, tetangga, relasi atau rekan kerja. Pengaruh tersebut
mengakibatkan seseorang termotivasi berbuat sesuatu karena dipengaruhi oleh
persepsinya terhadap situasi yang dihadapinya. Sewaktu seseorang berbuat,
mereka belajar menggambarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu
yang bersumber dari pengalaman. Melalui perbuatan dan belajar, orang
33
memperoleh kepercayaan dan sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah
laku mereka untuk mengikuti arisan karena suatu kebutuhan yang cukup kuat
mendesak untuk mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap
kebutuhan itu.
J. Kerangka Penelitian
Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dirumuskan
secara sederhana bahwa kekuatan yang mempengaruhi keputusan membeli sepeda
motor dengan sistem arisan dapat dibagi dalam dua kekuatan, yaitu: kekuatan
internal; kepribadian dan psikologi, kekuatan eksternal; sosial masyarakat,
dimana masing-masing aspek memiliki komponen dan unsur yang dapat
mempengaruhi perilaku konsumen anggota arisan sepeda motor. Aspek-aspek itu
sangat menentukan sekali, seperti aspek kejiwaan, yaitu motivasi, karena sistem
arisan sepeda motor merupakan penyerang utama khususnya di BMT Amal
Mulia. Aspek kepribadian ; keadaan ekonomi, karena sistem arisan sepeda
merupakan layanan jasa terbaru di BMT Amal Miulia.
34
Gambar 2.5
Kerangka penelitian
K. Hipotesis Penelitian
Menurut Muh Pabundu (2006:29) dalam bukunya metodologi riset bisnis
menyatakan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari sebuah rumusan
masalah penelitian, karena sifatnya masih sementara maka harus di buktikan
secara empiris dengan berbagai metodologi untuk menjawab suatu hipotesis.
Dengan demikian peneliti mengajukan beberapa hipotesis yang diuji
dalam penelitian ini, yaitu :
H1 : Menyatakan bahwa persepsi (X1) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
Persepsi (X1) Motivasi (X4)
Pembelajaran
(X2)
Keputusan
nasabah (Y)
Keyakinan &
sikap (X3)
35
H0 : Menyatakan bahwa persepsi (X1) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
H2 : Menyatakan bahwa pembelajaran (X1) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
H0 : Menyatakan bahwa pembelajaran (X2) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan
pembelian sepeda motor (Y)
H3 : Meyatakan bahwa keyakinan & sikap (X3) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
H0 : Meyatakan bahwa keyakinan & sikap (X3) tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan
pembelian sepeda motor (Y)
H4: Menyatakan bahwa Motivasi (X4) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
H0 : Menyatakan bahwa Motivasi (X4) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian
sepeda motor (Y)
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Adapun penyusunan penelitian ini menggunakan penelitian Explanatory
(penelitian penjelasan) yaitu penelitian yang menyoroti hubungan kausal antara
variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.(Singarimbun,1995 : 4).
Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Prosesnya diawali
dengan teori dan selanjutnya dengan menggunakan logika deduktif diturunkan
hipotesis penelitian yang disertai pengukuran dan operasionalisasi konsep,
kemudian generalisasi empiris yang berdasarkan pada statistik, sehingga dapat
disimpulkan sebagai temuan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
(Arikunto, 2006 : 12) bahwa penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian
yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.
Dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu diawali
dengan pengumpulan data dengan cara wawancara, menyebar kuisioner kepada
sejumlah responden yang menjadi sampel penelitian, melakukan pengamatan
langsung di obyek penelitian, menentukan instrumen penelitian, menentukan
37
metode yang digunakan, serta menganalisis data yang sudah dikumpulkan
kemudian disajikan penemuan penelitian dalam bentuk skripsi.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana dilakukannya semua
kegiatan penelitian. Lokasi penelitan mengambil lokasi di Jl. Raya Suruh –
Salatiga, Kec.suruh, Kab. Semarang, Prop. Jawa Tengah Telp. (0298) 317100
Kode Pos : 50776.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakasanakan dalam waktu satu bulan yaitu tanggal 8
sampai dengan 15 Desember tahun 2014.
C. Populasi & Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Arikunto (2002:108) Populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan konsumen, dimana
responden yang diteliti adalah semua nasabah yang mengikuti system arisan
sepeda motor di BMT Amal Mulia.
2. Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2002:108) Sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti, untuk mendapatkan sampel yang reprensif. Sedangkan
Menurut Bawono ( 2006:28-29) sampel adalah objek atau subjek penelitian
yang dipilih guna mewakili keseluruhan dari populasi. Hal ini dilakukan untuk
38
menghemat waktu dan biaya. Sehingga didalam menentukan sampel harus
hati-hati, karena kesimpulan yang dihasilkan, nantinya merupakan kesimpulan
dari populasi.
Adapun teknik untuk menentukan jumlah sampel, digunakan rumus
sebagai berikut:
S = P
(P .e2) + 1
dimana :
S = sampel
P = populasi
e2 = eror atau tingkat kesalahan yang
Dalam penelitian ini jumlah sampel yang digunakan adalah sebanyak
83 nasabah untuk mewakili populasi nasabah BMT Amal Mulia sebanyak 480
nasabah per bulan april 2014, dengan tingkat kesalahan 10%. Dalam
pertimbangan 10% , maka perolehan sampel (s) minimum sebesar 83 orang,
dengan pertimbangan sebagai berikut:
S = P
(P.e2) + 1
= 480
(480.(0,1)2) + 1
39
= 480 = 480 = 82,76 = 83orang.
4,8 + 1 5,8
Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan
sampel Stratified random sampling yaitu suatu teknik penentuan sampel
penelitian dengan menetapkan pengelompokan anggota populasi dalam
kelompok-kelompok tingkatan (Supardi,2005:110).
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Bawono dalam bukunya, multivariate Analysis dengan SPSS
(2006) metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mendapatkan data yang akan dianalisis atau diolah untuk
menghasilkan suatu kesimpulan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Wawancara
Wawancara adalah metode atau cara mengumpulkan data serta
berbagai informasi dengan jalan menanyakan langsung kepada seseorang
yang dianggap ahli dalam bidangnya dan juga berwenang dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Dalam penelitian ini wawancara
dilakukan dengan sebagian konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor.
Wawancara ini dapat digunakan untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui observasi.
b. Questionare ( angket )
40
Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada objek
penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna.
Metode ini dilakukan dengan memberi sejumlah pertanyaan yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian kepada para nasabah yang mengikuti system
arisan sepeda motor.
c. Pengamatan (observation)
Pengamatan adalah metode pengumpulan data dengan cara melakukan
pengamatan secara langsung di objek penelitian. Jadi dalam penelitian ini
peneliti datang sendiri dan memahami secara detail di objek penelitian.
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT Amal Mulia
dalam bentuk daftar anggota nasabah yang mengikuti system arisan
dan data lainnya yang menunjang dalam penelitian ini.
b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari BMT Amal Mulia dalam
bentuk informasi baik lisan maupun tulisan, yang merupakan data
pendukung dalam penelitian ini.
2. Sumber Data
Data yang digunakan didalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder, yaitu:
41
a. Data Primer adalah data dan informasi yang diperoleh secara langsung
oleh peniliti dari narasumber atau responden yang ada dilapangan.
Data primer biasanya disebut dengan data asli / data baru yang
mempunyai sifat up to date.
b. Data Sekunder adalah informasi dan data dari sumber arsip berupa
buku-buku yang relevan, jurnal, majalah, internet dan sumber lain
yang mengupas tentang penelitian ini (Bawono,2006:30).
F. Skala pengukuran
Skala pengukuran adalah seperangkat aturan yang diperlukan untuk
mengkuantitatifkan data dari pengukuran suatu variabel. Skala pengukuran ada 4
macam, yaitu nominal, ordinal, interval, dan rasio.
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala
interval. Menurut Bawono (2006:31) skala interval adalah nama lain dari skala
likert yang artinya memberikan rangking terhadap responden. Bentuk asal dari
skala likert memiliki lima kategori. Apabila diranking, maka susunannya akan
dimulai dari sangat tidak setuju (strongly disagree) sampai kepada sangat setuju
(strongly agree).
Lima kategori penilaian dimana masing-masing pernyataan diberi skor 1
sampai 5, dapat dengan kriteria sebagai berikut :
1. Jawaban sangat tidak setuju dengan skor 1
2. Jawaban tidak setuju dengan skor 2
42
3. Jawaban cukup setuju dengan skor 3
4. Jawaban setuju dengan skor 4
5. Jawaban sangat setuju dengan skor 5
G. Definisi Operasional Penelitian
Menurut Bawono (2006:27) definisi operasional adalah definisi tentang
variabel-variabel yang akan digunakan, baik variable dependen maupun variabel
independen.sehingga nantinya tidak menghasilkan data yang bias yang bisa
membuat interprestasi data yang bias. Sesuai dengan perumusan masalah yang
ada maka dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan
variabel terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Varibel bebas merupakan suatu variabel yang dapat mempengaruhi
variabel lainnya (Pabundu Tika, 2006:19). Adapun variabel bebas (X)
Perilaku Konsumen dalampenelitian ini dengan indikator sebagai berikut :
a. persepsi (X1) indikatornya dibagi menjadi 3, meliputi :
1) perhatian selektif
2) interprestasi informasi
3) produk
b. Pembelajaran (X2) indikatornya meliputi :
1) Dorongan bertindak
2) Tanggapan
43
3) penyesuaian
c. Kepercayaan & sikap (X3) indikatornya meliputi :
1) Mengetahui sistem arisan yang di adakan di BMT Amal Mulia.
2) Memberikan respon yang positif terhadap sistem arisan
3) Percaya jika mengikuti sistem arisan hasilnya tidak akan
mengecewakan
d. Motivasi (X4) indikatornya meliputi :
1) Jarak tempat tinggal meyakinkan untuk mengikuti sistem arisan
sepeda motor.
2) Merasa aman jika mengikuti sistem arisan
3) Percaya bisa diterima sebagai anggota arisan sepeda motor.
4) Kebutuhan akan penghargaan diri.
5) Status keluarga yang baik sehingga mendorong kemampuan untuk
mengikuti sistem arisan
2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (Pabundu Tika, 2006:19). Dalam
penelitian ini variabel terikat adalah keputusan pembelian konsumen (Y).
indikatornya meliputi :
1) Pemilihan produk
2) Pemilihan merk
44
3) Pemilihan saluran pembelian
4) Penentuan waktu pembelian
5) Jumlah pembelian
Selanjutnya konsep, variabel serta item-item ditunjukkan pada tabel
berikut:
Table 3.1
Variable , Konsep Variabel, Sub Variabel dan Indikator
Variable Konsep Variabel Sub Variabel Indikator
Persepsi
(X1)
Persepsi adalah proses
dimana individu memilih,
mengorganisasi, dan
mengartikan masukan
informasi untuk menciptakan
suatu gambaran tentang
kehidupan.
Perhatian
selektif
Perhatian selektif
Distorsi selektif Interprestasi
informasi
Ingatan selektif Produk
Pembelaja
ran (X2)
Pembelajaran adalah Proses
pembelajaran meliputi
perubahan-perubahan pada
diri seseorang yang
Dorongan
(drives)
Dorongan untuk
bertindak
Petunjuk (cues) Tanggapan
45
berkembang dari
pengalaman. Pembelajaran
ini meliputi tahapan-tahapan:
drive stimuli, cues,
discrimination.
Diskriminasi
(discrimination)
Penyesuaian
Kepercaya
an & sikap
(X3)
Kepercayaan terhadap suatu
produk akan mempengaruhi
pendapat seseorang untuk
membeli produk tersebut.
Sikap juga sama pentingnya
dengan kepercayaan karena
tingkah laku akan
menunjukan apakah
konsumen menyukai suatu
produk atau tidak
faktor
emosional
pengetahuan
pendapat
keyakinan
Motivasi
(X4)
Suatu keadaan dalam pribadi
yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan
keinginan tertentu guna
mencapai tujuan. Indicator
Maslow, meliputi kebutuhan
kebutuhan fisik tempat tinggal
kebutuhan akan
rasa aman
rasa aman
kebutuhan
sosial
interaksi
kebutuhan kebutuhan akan
46
fisik, kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan social,
kebutuhan penghargaan dan
kebutuhan aktualisasi diri.
penghargaan penghargaan diri
kebutuhan
aktualisasi diri
kemampuan
keputusan
pembelian
(Y)
Suatu proses pengambilan
keputusan dalam membeli
suatu produk yang dimulai
dari pengenalan masalah,
pencarian informasi,
penilaian alternatif,
membuat keputusan
pembelian dan akhirnya
didapatkan perilaku
setelah membeli yaitu
puas atau tidak puas atas
suatu produk yang
dibelinya (Kotler, 2002).
Pengenalan
masalah
Kebutuhan
Pencarian
informasi
Informasi tentang
kualitas
Penilaian
alternatif
Manfaat dari system
arisan
Keputusan
pembelian
Ketertarikan untuk
mengikuti system
arisan
Perilaku pasca
pembelian
Kepuasan
sumber :data yang diolah,2014
47
H. Instrument Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa
angket kuesioner dengan penilaian skala likert. Kuisioner tersebut terdiri dari
enam bagian, yaitu :
1. Bagian pertama berisi tentang data responden yang meliputi : jenis kelamin,
usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran tiap bulan.
2. Bagian kedua, ketiga, keempat, kelima dan keenam berisi tentang pertanyaan-
pertanyaan dengan kerangka sebagai berikut :
a. Analisis perilaku konsumen
Indikator yang digunakan dalam penelitian variabel persepsi,
pembelajaran, kepercayaan & sikap, motivasi adalah
Gambar 3.1 Indikator persepsi
Persepsi (X1)
Perhatian selektif
Interprestasi
informasi
Produk
48
Gambar 3.2 Indikator pembelajaran
Gambar 3.3 Indikator kepercayaan & sikap
Pembelajaran (X2)
Dorongan untuk
bertindak
Tanggapan
Penyesuaian
Kepercayaan&sikap
(X3)
Pengetahuan
Pendapat
Keyakinan
49
Gambar 3.4 Indikator motivasi
b. Keputusan nasabah
Indikator yang digunakan dalam penelitian variabel keputusan
nasabah adalah:
Motivasi (X4)
Tempat tinggal
Rasa aman
Interaksi
Kebutuhan akan
penghargaan diri
Kemampuan
50
Gambar 3.5 Indikator keputusan pembelian
I. Uji Instrument Penelitian
a. Uji reliabilitas
Menurut Bawono (2006:63), pada prinsipnya uji reliabilitas adalah
menguji data yang kita peroleh sebagai misal hasil dari kuisioner yang kita
bagikan, jika kuisioner tersebut itu handal atau reliable, maka jawaban
responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu.Teknik yang digunakan
dalam pengukuran reliabilitas ini adalah teknik cronbach alpha. Suatu
instrument adalah reliabel sebagai alat pengumpul data apabila
memberikan hasil ukuran yang sama terhadap suatu gejala pada waktu
yang berlainan.
Keputusan
pembelian (Y)
Kebutuhan
Informasi
Manfaat
Ketertarikan
Kepuasan
51
Untuk menguji reliabilitas, menurut Arikunto (2006:196) dapat
menggunakan rumus Alpha Cornbach sebagai berikut:
r11 = k 1- b2
( k - 1 ) 12
Dengan keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
b2
= jumlah varians butir
12
= varians total
b. Uji validitas
Menurut Arikunto (2002:144), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.
Sesuatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.
Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.
Dimana menurut Arikunto (2002:146) r hitung dapat ditentukan
dengan rumus:
RXY = NXY – ( X ) ( Y )
NX2 – ( X
2 ) ( Y
2 – ( Y
2 )
52
Dimana :
r = Nilai validitas atau koefisien korelasi
x = Skor kuesioner atau item
y = Skor total atau total variabel
n = Banyaknya sampel
Setelah nilai r (koefisien korelasi) diperoleh maka langkah selanjutnya
adalah membandingkan antara hasil nilai r yang terdapat pada tabel nilai
kritis. Menurut Mason yang dikutip oleh Sugiyono (2004:124) bahwa jika
didapat koefisien korelasi > 0,3 dan signifikan (p< 0,05), maka instrumen
dinyatakan valid.
Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen dalam penelitian ini
menggunakan bantuan komputerisasi program software SPSS 20 for
windows.
J. Model Analisis Data
1. Analisis Regresi Berganda
Persamaan regresi berganda merupakan persamaan regresi dengan
menggunakan dua atau lebih variable independen. Analisis ini digunakan
setelah hasil pengujian menunjukkan skala interval. Analisis ini digunakan
untuk menentukan ketepatan prediksi dan untuk melengkapi analisis
sejauh mana hubungan yang kuat antara variabel terikat (Y) keputusan
53
pembelian konsumen, dan variabel bebas (X), maka dalam penelitian ini
regresinya sebagai berikut (asnawi &masyuri, 2009: 181):
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + …. + e
Keterangan :
Y = Variabel terikat yaitu keputusan pembelian konsumen
A = Kostanta
B1 -B 5 = Koefisien regresi variabel bebas ke-1 sampai ke-5
X1 = persepsi
X2 = pembelajaran
X3 = keyakinan & sikap
X4 = motivasi
e = Standar kesalahan
2. Uji Asumsi Klasik
Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari
persamaan regresi, maka dalam analisis data harus memenuhi beberapa
asumsi klasik sebagai berikut (pengolahan data dengan komputerisasi
menggunakan program SPSS 20 forwindows).
1) Uji Multikolinieritas
Menurut Santoso (2002:112), tujuan dari multikolinieritas
adalah untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya
korelasi variable independent. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
54
terdapat problem Multikolinieritas (multiko). Model regresi yang baik
seharusnya terjadi korelasi diantara independent variabel.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat
dilihat dari nilai VIF ( variance inflaction factor ). jika nilai VIF lebih
kecil dari 5 maka tidak terjadi non-multikolinieritas.
2) Uji Heteroskendastisitas
Menurut Santoso (2002:208), tujuan uji heteroskendastisitas
untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan lain
tetap, maka disebut homoskendastisitas. Dan jika varians
berbeda,disebut heteroskendastisitas. Model regresi yang baik adalah
tidak terjadi heteroskendastisitas. Heteroskendastisitas diuji dengan
menggunakan uji koefisien metode scatter plot dengan memplotkan
nilai ZPRED (nilai prediksi variabel dependen) dan SRESID
(residualnya). Dengan melihat grafik scatterplot pada output yang
dihasilkan, apabila titik-titik yang dihasilkan membentuk suatu pola
hal ini menunjukkan adanya gejala heteroskendastisitas. Sedangkan
jika pola yang dihasilkan menyebar atau tidak beraturan di atas atau di
bawah angka 0 (nol), maka hal ini mengindikasikan tidak adanya
gejala heteroskedastisitas.
55
3) Uji Normalitas
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi
kita, data variabel dependen dan variabel independen yang kita pakai
apakah berdistribusi normal atau tidak (Bawono, 2006). Sebuah data
penelitian yang baik adalah yang datanya berdistribusi normal.
Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah
dengan menggunakan uji Durbin-Watson terdapat nilai standar
residual hasil persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil uji
Durbin-Watson lebih kecil dari 0,05 (5%) maka distribusi normal dan
sebaliknya terdistribusi tidak normal.
K. Uji Hipotesis
a. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji variabel-variabel bebas secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat.dengan F tabel .
Apabila F hitung > F tabel dengan sigifikasi dibawah 0, 05(5%) maka
secara bersama-sama (simultan) variabel bebas Pengujian ini dilakukan
dengan cara membandingkan nilai F hitung berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat, begitu jugasebaliknya.
Rumus yang dikemukakan oleh Bawono (2006:91) untuk mengetahi F
hitung , yaitu : F hitung = R2/ (K-1)
( 1-R2 )/(n-K)
56
Keterangan :
F = F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F tabel
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah sampel
k = Jumlah variabel bebas (independent variabel)
Kriteriapengambilan keputusan
Jika F hitung p ≤ 0,05 maka Ho diterima
Jika F hitung p > 0,05 maka Ho ditolak
Bila Ho ditolak maka Ha diterima berarti variabel-variabel bebas yang
diuji mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel terikat.
b. Uji t (Uji Parsial)
Uji t ini digunakan untuk melihat tingkat signifikansi variabel
independen mempengaruhi variable dependen secara individu atau sendiri-
sendiri. Pengujian ini dilakukan secara parsial atau individu, dengan
menggunakan uji t statistik untuk masing-masing variable bebas, dengan
tingkat kepercayaan tertentu. Apabila t hitung >t tabel dengan signifikasi
dibawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya.
57
Rumus t hitung = r n – 2
n- r2
Keterangan :
R = korelasi produk momen
N = jumlah responden
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika t hitung p < 0,05 maka Ho diterima
Jika t hitung p > 0,05 maka Ho ditolak.
c. Uji R2
(koefisien determinasi)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen (Y) dengan variabel independen
(X1,2,3). Apabia angka koefisien determinasi (R2) semakin mendekati 1
berarti model regresi yang digunakan sudah semakin tepat sebagai model
penduga terhadap variabel dependen (Y).
58
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Profil BMT Amal Mulia
Nama Koperasi : Koperasi BMT Amal Mulia
No Badan Hukum : 069/BH/KDK.II.I/IV/1999 tanggal 24 Maret
1999
Perubahan : 01/PAD/I/2011 tanggal 12 Januari 2011
Kantor Pusat : Jl. Raya Suruh-Salatiga, Karang Asem
kec.Suruh Kab Semarang Jawa Tengah,
Telp/ Fax : 0298 317100 kode pos 50776
Kantor Cabang : Jl. Raya Wonosegoro- Karanggede, Trayon,
Kebonan, kec. Karanggede, Kab Boyolali
Kantor Cabang : Jl. Wahid Hasyim 16 D Sidorejolor, Sidorejo
Salatiga Telp.(0298) 322969
NPWP : 02.253.369.9.5.505.000
SIUP : 503/12/PM/III/2010
TDP : 111726500228
Ijin Simpan Pinjam
59
Kab.Semarang : 009/SISPK/KD.UKM/XII/2009
Jawa Tengah : 01/SISPK/XIV/I/2011
Logo :
2. Sejarah Singkat Pendirian BMT Amal Mulia
BMT Amal Mulia merupakan salah satu dari 15 Koperasi Syari’ah di
wilayah Kabupaten Semarang yang lahir melalui program P3T
(Penanggulangan Pengangguran Pekerja Terampil) pada bidang LEP
(Lembaga Ekonomi Produktif) yang diselenggarakan atas kerjasama
antara Depnaker Kabupaten Semarang dengan fasilitator PINBUK (Pusat
Inkubasi Bisnis Usaha Kecil) Dati II Kabupaten Semarang.
Proses pendirian diawali dengan sosialisasi Koperasi Syari’ah oleh
PINBUK Dati II Kabupaten Semarang pada acara pengajian IPHI
Kecamatan Suruh yang diselenggarakan di rumah Bapak H. Syahri di
Dusun Morangan Desa Suruh, sosialisasi perdana Kecamatan Suruh ini
baru bersifat informatif.
Bersamaan dengan Calon Pengelola yang terseleksi melalui P3T
tersebut mengikuti pelatihan tentang manajemen operasional Koperasi
Syari’ah se-Jawa Tengah di Asrama Haji Donohudan, Solo yang
diselenggarakan oleh PINBUK Dati I Propinsi Jawa Tengah. Pelatihan
60
tersebut diadakan selama dua minggu dan dilanjutkan dengan Job on
Training di Koperasi Syari’ah Assa’adah Gedangan Salatiga selama tiga
hari.
Setelah pelatihan dan Job on Training selesai kemudian diadakan
pertemuan ulang pada pertengahan bulan Agustus 1998 di rumah Bapak H.
Badarudin yang dihadiri oleh beberapa orang yang merupakan tim
formatur yang mengagendakan segera dibentuk susunan pengurus
sementara kemudian ditindak lanjuti pertemuan di gedung Ar-Rohmah
yang dihadiri oleh calon pendiri, tepat pada acara tersebut disahkan
susunan pengurus BMT AMAL MULIA Suruh serta disepakati ketentuan
simpanan pokok per anggota Rp. 200.000,- dan simpanan wajib per
anggota pendiri sebanyak Rp. 2.000,- setiap bulannya.
Akhirnya pada hari Selasa Pon, tanggal 20 Oktober 1998 telah
diresmikan BMT Amal Mulia oleh Bapak Camat Suruh yang diwakili oleh
MPP Kecamatan Suruh Bapak Suparno Andes di kantor pusat BMT Amal
Mulia Suruh, yang berlokasi di Jl. Sumberejo Suruh No. 57 yang dihadiri
oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus, anggota pendiri dan tamu
undangan lainya. BMT Amal Mulia juga mendirikan kantor cabang
pembantu yaitu BMT Amal Mulia cabang Karanggede yang bertempat di
Jln. Raya Wonosegoro karanggede Trayon Kebonan kec.Karanggede,
Kabupaten Boyolali. Dan juga mendirikan kantor cabang pembantu yaitu
61
Amal Mulia cabang Salatiga yang bertempat di Jln. Wahid Hasyim 16 D,
Sidorejo lor, Sidorejo Salatiga. (sumber: BMT Amal Mulia).
3. Visi Misi dan Tujuan BMT Amal Mulia
a. Visi :
Menjadi Lembaga Keuangan Swadaya yang tumbuh dan
berkembang di wilayah kecamatan Suruh, Karang gede, Salatiga dan
sekitarnya.
b. Misi :
Terbentuknya pusat penghimpunan dan pendistribusian dana
umat berdasarkan prinsip syariat Islam dengan sistem bagi hasil
melalui kegiatan usaha yang bersifat produktif, sosial, perspektif,
untuk memberi semangat usaha masyarakat dalam rangka mencapai
kesejahteraan hidup.
4. Aturan Arisan
1. Jenis Kendaraan
Sepeda motor Supra X 125 Spoke, peserta boleh menukar dengan
merk lain, bilamana harga kendaraan yang dipilih kurang, maka
peserta harus menambah sesuai selisih harga dan sebaliknya.
2. Hak Peserta Arisan
a. Memperoleh sepeda motor Supra X 125 Spoke, beserta bonus yang
diberikan oleh pihak dealer.
62
b. Memperoleh BPKB setelah arisan selesai.
c. Memperoleh door prize bagi yang beruntung dan datang pada saat
lelang.
d. Mengikuti lelang dengan sistem lelang tertutup sesuai dengan
kemampuan peserta.
e. Bagi pemenang lelang mendapatkan jaminan asuransi
kendaraannya 1 tahun pertama.
3. Kepanitiaan
Pengelola BMT Amal Mulia dengan membentuk sebuah panitia kerja
yang bertugas melaksanakan kegiatan rutin arisan sampai dengan
selesainya kegiatan arisan.
4. Peserta Arisan
a. Nasabah/calon anggota/anggota BMT Amal Mulia Suruh
b. PNS/swasta
c. Masyarakat umum yang berminat memiliki sepeda motor dengan
sistem arisan
5. Sistem Arisan dan Ketentuan Umum
1) Peserta mengikuti arisan dengan sistem lelang tertutup.
2) Peserta kurang lebih 60 orang dalam satu kelompok dengan
setoran Rp. 200.000 sudah termasuk asuransi.
3) Peserta yang mengundurkan diri sebelum arisan selesai, wajib
mencari nama pengganti, jika tidak, maka uang yang sudah
63
dibayarkan hanya kembali 50 %, itupun setelah ada peserta
pengganti.
4) Harga kendaraan berdasarkan harga dealer(price list) pada saat
pembelian, apabila diambil motor yang harganya di bawah harga
Supra X 125, maka peserta harus membayar sesuai angka lelang.
5) Perhitungan standar minimal lelang adalah kekurangan harga
kendaraan ditambah asuransi dan biaya pengelolaan sebesar 5 %
dari harga kendaraan.
6) Standar lelang untuk menang ditentukan minimal Rp. 6.000.000,
bilamana sisa menjadi tambahan saldo lelang bulan yang akan
datang dan akan dievaluasi setahun sekali.
7) Pemenang lelang wajib memiliki rkening tabungan di BMT Amal
Mulia.
8) Untuk menjamin keamanan dan kelangsungan arisan, semua
kendaraan diasuransikan di Asuransi Asoka Mas Cabang
Semarang selama satu tahun pertama.
9) BPKB disimpan oleh panitia sebagai jaminan sampai arisan selesai
dan perpanjangan STNK oleh panitia dan biaya ditanggung oleh
peserta.
10) Jika peserta meninggal dunia oleh sebab apapun, kendaraan hilang
dan atau rusak, maka peserta atau ahli warisnya wajib meneruskan
arisan sampai selesai.
64
11) Pembayaran paling lambat tanggal 15, bulan bersangkutan dan
keterlambatan pembayaran arisan setiap minggu didenda Rp. 5.000
dan hasil uang denda tersebut menjadi milik semua peserta arisan.
Jika keterlambatan lebih dari dua bulan dan sudah mendapat
sepeda motor, maka panitia berhak menyita / mengambil alih
sepeda motor hasil arisan.
12) Waktu dan tempat lelang dilaksanakan setiap bulan sekali pada
hari Sabtu ke- 2, jam 14.00 WIB di aula BMT Amal Mulia Suruh.
13) Segala sesuatu yang belum tercantum dalam ketentuan ini dapat
ditambah dan dikurangi demi kelancaran dan suksesnya arisan
dengan melibatkan peserta arisan.
14) Bagi peserta yang sudah melelang arisan, motor tidak boleh
diperjualbelikan. (Sumber : BMT Amal Mulia Suruh).
6. Syarat menjadi peserta arisan yaitu :
1. Foto kopi identitas diri
2. Mengisi dan menyetujui isi dokumen permohonan dan pernyataan
menjadi peserta arisan
3. Tanda tangan bermaterai
4. Mengangsur iuran arisan perbulan sebesar Rp 200.000. Peserta
dapat membayarkan iuran arisan kepada pihak panitia arisan
maupun pada pihak teller/kasir secara langsung di kantor.
65
Keterlambatan pembayaran arisan akan dikenakan denda sebesar
Rp 5.000 setiap minggunya, dimulai pada minggu kedua.
5. Tugas Pokok Di Arisan Sepeda Motor
1) Ketua : Mustofa Al-Amin,S.Ag
Tugas :
Bertanggung jawab apabila kegiatan arisan ini menyangkut
masalah hukum apapun
Bertanggung jawab atas pelaksanaan arisan dari awal sampai
arisan selesai
Bertanggung jawab membagi hasil akhir arisan sesuai tugas
masing-masing
Hak : Mendapat hasil akhir aisan
2) Sekretaris : Amir Mahmud dan Nur Faizah
Tugas :
Membuat daftar anggota
Mencatat pendaftaran calon anggota
Mencatat pembayaran iuran anggota arisan
Menyiapkan kartu door prize
Mencatat saldo uang arisan
Membuat dan mencatat asumsi lelangan
Mencatat nama pelelang dan jumlah lelang di papan tulis
Membuat berita acara pemenang lelang
Merekap pendapatan 5% dan memasukkn ke rekening
tabungan
66
Merekap fee dari dealer dan memasukkan ke rekening
tabungan
Merekap pendapatan dari asuransi dan memasukkan ke
rekening tabungan
Hak : Mendapat hasil akhir arisan
3) Bendahara : Isti’anah dan Slamet bagyo
Tugas :
Bertanggung jawab atas pembayaran arisan baik ketika
pelaksanaan arisan maupun dalam jam kerja biasa ( di bantu
anggota )
Menyelesaikan urusan pemenang terhadap dealer / negoisasi
pembelian sepeda motor sesuai jenis yang diambil
pemenang (Honda,Yamaha,Suzuki)
penghitungan lelang sesuai dengan jenis kelompok dan
jenis motor yang diambil
pengambilan STNK dan PLAT (3 mingguan)
pengambilan BPKB (3 bulanan)
Bertanggung jawab terhadap urusan asuransi kendaraan lelang
Bertanggung jawab terhadap urusan pajak tahunan (arisan
belum selesai BPKB di panitia)
Bertanggung jawab pendistribusian BPKB apabila arisan sudah
selesai
Bertanggung jawab pendistribusian sisa iuran arisan apabila
terjadi sisa
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
4) Anggota :
67
1. Sukarli
2. Bagyo
3. Sihab
4. Sri Susilowati
5. Edy Yulianto
Tugas :
Menyiapkan kartu lelang
Menyiapkan door prize mulai dari pembelian jenis dan jumlah
yang dibutuhkan, membacakan kartu door prize sampai
pendistribusiannya
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
5) Anggota :
1. Restina
2. Anny
3. Faizah
4. Iwan
5. Siti Sa’idah
Tugas : Menerima iiuran pada saat pelaksanaan arisan
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
6) Anggota :
1. Kiptiyah
2. Sri Susilowati
3. Fatmawati
4. Linta Aftukha Royana
Tugas :
68
Bertanggung jawab konsumsi
Bertanggung jawab pendistribusian konsumsi
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
7) Anggota :
1. Linta Aftukha Royana
2. Fatmawati
3. Isti’anah
4. Siti Sa’idah
Tugas : Bertanggung jawab atas pembayaran arisan sehari-hari
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
8) Anggota :
1. Edy Yulianto
2. Hamdan majid
3. Wahyu
4. Puji
Tugas :
Mengecek dan menagih peserta yang terlambat dan macet
Sumber informasi ke : mbak Restina
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
9) Anggota :
1. Sukarli
2. Avid
3. Sahid
69
Tugas : Bertanggung jawab atas parker dan kebersihan
ruangan arisan
Hak : Mendapatkan hasil akhir arisan
6. Gambaran Umum Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 83
responden terhadap konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia melalui penyebaran koesioner didapat sebuah gambaran
umum karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, jumlah
penghasilan dan pengeluaran yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.1 karakteristik responden berdasarkan usia, menunjukkan
bahwa usia konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal
Mulia di dominasi oleh konsumen dengan usia 30 s.d 40 tahun. Hal ini
dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada dengan usia 30 s.d 40
tahun berjumlah 29 responden dengan prosentase (34,9%), sedangkan
No. Usia jumlah prosentase
1 < 30 tahun 11 13,3%
2 > 50 tahun 15 18,1%
3 30 – 40 tahun 29 34,9%
4 40 – 50 tahun 28 33,7%
total 83 100%
Sumber : data primer diolah, 2015
70
karakteristik responden terendah usia 30 tahun berjumlah 11 dengan
prosentase 13,3%.
Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 36 43,4%
2 Perempuan 47 56,6%
Total 83 100%
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.2 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen perempuan. Hal ini dapat
dilihat dari keseluruhan responden yang ada bahwasanya konsumen
perempuan berjumlah 47 responden dengan prosentase (56,6%),
sedangkan konsumen laki-laki berjumlah 36 responden dengan prosentase
(43,4%).
71
Tabel 4.3
Deskripsi Responden Menurut Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir Jumlah
SD 9
SMP 13
SMA 31
Perguruan Tinggi 30
Total 83
Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen yang berpendidikan SMA.
Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada bahwasanya
konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal Mulia
adalah yang berpendidikan SMA dengan jumlah 31 responden.
Tabel 4.4
Deskripsi Responden Menurut Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Prosentase
Lainnya 10 12%
PNS 7 8,4%
Swasta 31 37.3%
Wirausaha 35 42.2%
Total 83 100% Sumber : data primer diolah, 2015
72
Tabel 4.4 karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia di dominasi oleh konsumen yang pekerjaannya adalah
berwirausaha. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang ada
bahwasanya konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di BMT Amal
Mulia adalah yang pekerjaannya berwirausaha dengan jumlah 35
responden dengan prosentase 42,2%.
Tabel 4.5
Deskripsi Responden Menurut Pendapatan/Bulan
Pendapatan tiap bulan Jumlah Prosentase
1.000.000 12 14,5%
≥ 4.000.000 4 4,8%
1.000.000 - 2.000.000 48 57,8%
2.000.000 - 3.000.000 15 18,1%
3.000.000 - 4.000.000 4 4,8%
Total 83 100% Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.5 karakteristik responden berdasarkan pendapatan tiap bulan,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia didominasi pendapatan Rp 1.000.000 s.d 2.000.000.
Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang mempunyai
pendapatan/bulan Rp. 1.000.000 s.d 2.000.000 berjumlah 48 responden
dengan prosentase (57,8%), sedangkan pendapatan terendah adalah
73
pendapatan ≥ 4.000.000 dan 3.000.000 – 4.000.000 berjumlah 4 responden
dengan prosentase (4,8 %).
Tabel 4.6
Deskripsi Responden Menurut Pengeluaran/Bulan
Pengeluaran tiap bulan Jumlah Prosentase
1.000.000 12 14,5%
≥ 4.000.000 4 4,8%
1.000.000 - 2.000.000 50 60,2%
2.000.000 - 3.000.000 14 16,9%
3.000.000 - 4.000.000 3 3,6%
Total 83 100% Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.6 karakteristik responden berdasarkan pengeluaran tiap bulan,
menunjukkan bahwa konsumen yang mengikuti arisan sepeda motor di
BMT Amal Mulia didominasi pengeluaran tiap bulannya Rp 1.000.000 s.d
2.000.000. Hal ini dapat dilihat dari keseluruhan responden yang
mempunyai pengeluaran/bulan Rp. 1.000.000 s.d 2.000.000 berjumlah 50
responden dengan prosentase (60,2%), sedangkan pengeluaran terendah
adalah 3.000.000 – 4.000.000 berjumlah 3 responden dengan prosentase
(3,6%).
74
B. Analisis Data
1. Hasil Uji Instrument
a. Hasil Uji Reliabilitas
Menurut (Bawono, 2006: 63), Uji reliabilitas adalah menguji data yang
kita peroleh sebagai misal hasil dari jawaban kuesioner yang dibagikan.
Jika kuesioner tersebut handal atau reliable, andai kata jawaban
responden tersebut konsisten dari waktu ke waktu. Suatu instrumen
adalah reliabel sebagai alat pengumpul data apabila memberikan hasil
ukuran yang sama terhadap suatu gejala pada waktu yang berlainan.
Tabel 4.7
Hasil Uji Reliabilitas Data
No. Variabel Alpha Keterangan
1. Persepsi (X1) 0,698 Reliabel
2. Pembelajaran (X2) 0,607 Reliabel
3. Kepercayaan & sikap (X3) 0,711 Reliabel
4. Motivasi (X4) 0,640 Reliabel
5. Keputusan pembelian nasabah
(Y)
0,735 Reliabel
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel 4.7 diatas dapat diketahui hasil perhitungan dari masing-
masing indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2), kepercayaan & sikap
(X3), dan motivasi (X4) serta keputusan pembelian nasabah (Y) memiliki
75
koefisien keandalan (reliabilitas) sebesar α = 0,05. Sehingga dapat
dikatakan bahwa dari seluruh indikator yang ada pada instrumen dalam
penelitian ini reliabel.
b. Hasil Uji Validitas
Menurut Arikunto (2002:144), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen.
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Data
variabel Pearson corelation Significant
(2-Tailed) Kesimpulan
X1 0,604** - 0,782** 0,000 Valid
X2 0,585** - 0,718** 0,000 Valid
X3 0,668** - 0,816** 0,000 Valid
X4 0,572** - 0,691** 0,000 Valid
Y 0,633** - 0,753** 0,000 Valid
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan
dari masing- masing variabel X1, X2, X3, dan X4 serta keputusan
pembelian konsumen (Y) memiliki koefisien korelasi > 0,3 dan
signifikasi probabilitas kurang dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa
dari seluruh item indikator yang ada pada instrumen dalam penelitian ini
valid, karena item pertanyaan semua variabel berbintang dua yang
76
menunjukkan signifikasi pada level 1% sehingga tidak ada item
pertanyaan yang dihapus dan semua item digunakan pada keseluruhan
model pengujian.
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dilakukan untuk menghasilkan model regresi yang
handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
yang menghasilkan model regresi yang tidak bias dan handal sebagai
penaksir (Bawono, 2006:115). Uji asumsi klasik yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah uji multikolinieritas, uji heteroskendastisitas,
uji normalitas dan uji linearitas.
a. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji ada tidaknya
korelasi di antara variabel bebas satu dengan variabel bebas lainya.
Dalam pengujian ini, peneliti menggunakan metode VIF (Varian
Inflation Factor) dan nilai Tolerance juga metric kolerasi. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dideteksi dari
besarnya nilai VIF (Variance Inflation Factor). Bila nilai VIF lebih
kecil dari 5, maka tidak terjadi non – multikolinieritas. Dari hasil
analisis diperoleh nilai VIF untuk masing-masing indikator bebas
seperti yang tercantum dibawah ini :
Tabel 4.9
77
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolera
nce
VIF
1
(Constant) 1.740 1.377 1.263 .210
jml_X1 -.009- .057 -.012- -.164- .870 .671 1.490
jml_X2 .096 .097 .102 .992 .324 .361 2.773
jml_X3 .476 .096 .467 4.975 .000 .432 2.315
jml_X4 .372 .071 .410 5.207 .000 .614 1.629
Sumber : data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil pengujian multikolonieritas seperti yang
tercantum pada tabel 4.9 diatas, dapat dikatakan bahwa masing-masing
indikator bebas mempunyai nilai VIF yang lebih kecil dari 5. Sehingga
dapat dinyatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah bebas dari multikolinieritas.
b. Hasil Uji Heterokendastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menentukan efisiensi
dalam sampel serta menilai keabsahan dari nilai T-test dan T-tabel.
Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji koefisien metode
scatter plot dengan memplotkan nilai ZPRED (nilai prediksi variabel
dependen) dan SRESID (residualnya). Dengan melihat grafik
scatterplot pada output yang dihasilkan, apabila titik-titik yang
78
dihasilkan membentuk suatu pola hal ini menunjukkan adanya gejala
heteroskendastisitas. Sedangkan jika pola yang dihasilkan menyebar
atau tidak beraturan di atas atau di bawah angka 0 (nol), maka hal ini
mengindikasikan tidak adanya gejala heteroskedastisitas. Adapun hasil
uji heteroskedastisitas pada penelitian ini sebagai berikut:
Sumber : data primer diolah, 2015
Gambar 4.1
Uji Heterokendastisitas
Dari grafik scatterplot pada gambar 4.1 terlihat titik-titik menyebar
membentuk pola tidak beraturan di bawah dan di atas angka 0 (nol) pada
sumbu Y. Hal ini memberi kesimpulan bahwa model regresi yang
digunakan peneliti tidak ada gejala heteroskedastisitas dan layak untuk
persamaan regresi.
c. Uji Normalitas
79
Uji normalitas memiliki tujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi variabel dependen dan independen yang
digunakan berdistribusi dengan normal atau tidak. Pembuktian apakah
data yang digunakan dapat berdistribusi dengan normal yaitu dengan
melihat pada histogram maupun probability plot. Dapat dikatakan
normal jika titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Hasil uji normalitas dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Sumber : data primer diolah, 2015
Gambar 4.2
Uji Normalitas
Berasarkan pengolahan data dengan normal probability plot,
didapatkan hasil bahwa seluruh data berdistribusi dengan normal dan
tidak terjadi adanya penyimpangan. Ditunjukkan dalam grafik normal
80
plot titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, sehingga model regresi yang digunakan dapat
memenuhi asumsi normalitas.
d. Uji Liniearitas
Uji linieritas digunakan untuk menguji apakah spesifikasi
model yang digunakan sudah sesuai atau lebih baik menggunakan
model yang lain. Penelitian ini uji linieritas yang digunakan yaitu
dengan metode durbin watson. Pengujian ini digunakan untuk menguji
apakah spesifikasi model yang tepat itu dalam bentuk linier atau
kuadrat. Adapun hasil uji linieritas pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Uji Linieritas Regresi Persamaan Linier
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .83
9a
.703 .688 1.227 1.871
a. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2
b. Dependent Variable: jml_Y Sumber : data primer diolah, 2015
Tabel 4.11
81
Uji Linieritas Regresi Persamaan Kuadrat
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .827
a
.684 .668 1.265 1.939
a. Predictors: (Constant), jml_X42, jml_X12, jml_X32, jml_X22
b. Dependent Variable: jml_Y2
Sumber : data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil output diatas maka dapat diketahui bahwa
besarnya nilai durbin watson untuk persamaan linier adalah 1,871
sedangkan untuk persamaan kuadrat adalah 1,939. Nilai tabel durbin
watson dapat diketahui sebagai berikut : jumlah sampel = 83, jumlah
variabel independen (k) = 4, dengan asumsi derajat kepercayaan 5%,
nilai tabel dU = 1,77, nilai 4 – dU = 4 – 1,77 = 2,23. Karena nilai DW
test kedua persamaan tersebut berada di antara nilai dU dan 4 – dU,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kesalahan spesifikasi
model atau keduanya layak digunakan untuk model regresi.
3. Uji Statistik
Uji Statistik digunakan untuk melihat tingkat ketetapan atau
keakuratan dari suatu fungsi atau persamaan untuk menaksir dari data
yang dianalisa. Nilai ketetapan atau keaktualan dapat diukur dari goodness
of fit nya. Uji statistik ini dapat dilihat dari nilai t hitung, F hitung dan nilai
82
koefisien diterminasinya. Berkaitan apakah uji statistik dikatakan lolos
atau tidak, tergantung dari tingkat signifikansi dari hasi perhitungannya,
jika hasil berada di daerah kritis atau yang menolak Ho maka dikatakan
bahwa uji statistiknya lolos dan layak untuk uji selanjutnya dan berlaku
sebaiknya jika berada didaerah yang menerima Ho.
a. Analisis dan Interprestasi Secara Parsial (Uji ttest)
Seperti yang dijelaskan pada BAB III bahwasanya besarnya
hubungan antara variabel bebas (persepsi, pembelajaran, keyakinan &
sikap, dan motivasi) terhadap keputusan pembelian nasabah dihitung
dengan analisis regresi. Model analisis regresi yang digunakan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Tabel 4.12
Uji t (Uji Parsial)
83
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig. 95.0% Confidence
Interval for B
B Std. Error Beta Lower
Bound
Upper
Bound
1
(Constant) 1.740 1.377 1.263 .210 -1.002- 4.482
jml_X1 -.009- .057 -.012- -.164- .870 -.123- .104
jml_X2 .096 .097 .102 .992 .324 -.097- .289
jml_X3 .476 .096 .467 4.975 .000 .286 .667
jml_X4 .372 .071 .410 5.207 .000 .230 .514
a. Dependent Variable: jml_Y
Sumber : data primer diolah, 2015
Dari pengolahan data dengan bantuan SPSS 20, maka diperoleh model
persamaan regresi berganda sebagai berikut:
Y = 1,6646 + -0.009X1 + 0.096X2 + 0.476X3 + 0.372X4 + e
Dari persamaan regresi tersebut di atas maka akan diinterpretasikan
sebagai berikut :
a. a = 1,6646
Nilai konstanta 1,6646, menunjukkan bahwa keputusan
pembelian nasabah akan konstan sebesar 166,46% jika tidak
dipengaruhi indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2),keyakinan &
sikap (X3) dan motivasi (X4). Maka, dapat diartikan bahwa keputusan
pembelian nasabah akan menurun sebelum atau tanpa dipengaruhi
84
adanya indikator persepsi (X1), pembelajaran (X2),keyakinan & sikap
(X3) dan motivasi (X4), (X1, X2, X3,X4 = 0).
b. β1 = -0.009
Berarti indikator persepsi mempengaruhi keputusan pembelian
sebesar -0,9% atau berpengaruh negatif yang artinya jika Kelompok
acuan ditingkatkan 1% atau diturunkan 1% maka tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Dengan asumsi indikator bebas lainnya
tetap (X2, X3,X4 = 0) atau Ceteris Paribus.
c. β2 = 0.096
Berarti indikator pembelajaran (X2) mempengaruhi keputusan
pembelian nasabah sebesar 9,6% atau berpengaruh positif yang artinya
jika pembelajaran ditingkatkan 1% saja, maka keputusan pembelian
(Y) akan meningkat sebesar 9,6%. Begitu juga sebaliknyan jika
indikator pembelajaran diturunkan 1% saja, maka keputusan
pembelian (Y) akan menurun sebesar 9,6%. Dengan asumsi indikator
bebas lainnya tetap (X1,X3, X4 = 0) atau Cateris Paribus.
d. Β3= 0.476
Berarti indikator keyakinan & sikap (X3) mempengaruhi
keputusan pembelian nasabah sebesar 47,6 % atau berpengaruh positif
yang artinya jika indikator keyakinan & sikap dinaikkan 1% saja,
maka keputusan pembelian nasabah akan meningkat sebesar 47,6 %.
85
Sebaliknya jika indikator keyakinan & sikap diturunkan 1% saja, maka
keputusan pembelian nasabah akan menurun sebesar 47,6 %. Dengan
asumsi bahwa indikator bebas lainnya tetap (X1, X2, X4 = 0) atau
Cateris Paribus.
e. Β4 = 0.372
Berarti indikator motivasi (X4) mempengaruhi keputusan
pembelian nasabah sebesar 37,2 % atau berpengaruh positif yang
artinya jika indikator motivasi dinaikkan 1% saja, maka keputusan
pembelian nasabah akan meningkat sebesar 37,2 %. Sebaliknya jika
indikator motivasi diturunkan 1% saja, maka keputusan pembelian
nasabah akan menurun sebesar 37,2 %. Dengan asumsi bahwa
indikator bebas lainnya tetap (X1, X2, X3 = 0) atau Cateris Paribus.
b. Analisis dan Interpretasi Secara Simultan (Uji Fhitung)
Uji ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara
bersama-sama (Bawono, 2006).
Tabel 4.13
86
Uji f (Uji Simultan)
ANOVAa
Model Sum of
Square
s
Df Mean Square F Sig.
1
Regression 278.182 4 69.546 46.212 .000b
Residual 117.384 78 1.505
Total 395.566 82
a. Dependent Variable: jml_Y b. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2
Sumber : data primer diolah, 2015
Dengan melihat tabel di atas, nilai F hitung = 46.212. F tabel
dapat dicari dengan melihat kolom df, yaitu dengan df pembilang = 4 dan
df penyebut = 78 sedangakan α : 5%, maka nilai F tabel = 2,489.
Berdasarkan nilai F hitung dan F tabel, maka F hitung > F tabel, sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependen. Dan dengan kata lain hipotesis
variabel persepsi, pembelajaran, keyakinan & sikap, dan motivasi secara
bersama-sama mempengaruhi keputusan pembelian nasabah.
c. Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Uji koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen dengan
variabel independen atau sejauh mana kemampuan variabel
independen dapat mempengaruhi variabel dependen.
87
Menurut Gujarati dalam Bawono (2006:92-93) Analisis
koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase (%) pengaruh keseluruhan variabel independen yang
digunakan (X1, X2, X3, X4) terhadap variabel dependen (Y).
Pengujian ini dilakukan dengan melihat R² pada hasil analisis
persamaan regresi yang diperoleh. Apabila angka koefisien diterima
(R²) semakin mendekati 1 berarti model regresi yang digunakan sudah
semakin tepat sebagai model penduga terhadap variabel dependen (Y).
Tabel 4.14
Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 .839a .703 .688 1.227
a. Predictors: (Constant), jml_X4, jml_X1, jml_X3, jml_X2 Sumber : data primer diolah, 2015
Dari tabel di atas diketahui nilai koefisien korelasi (R) sebesar :
0.839. Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara
variabel independen dan variabel dependen. Sedangkan nilai koefisien
determinasi (R2) = 0,703 yang menjelaskan bahwa variabel independen
berkontribusi mempengaruhi variabel dependen sebesar 70,3 %, sisanya
29,7 % dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
88
C. Hasil Analisis Data
Untuk mengetahui apakah secara parsial dan secara simultan variabel
bebas yang terdiri dari persepsi (X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap
(X3) dan motivasi (X4) berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah
(Y). Hal ini dapat diketahui dengan melihat table Coefficients melalui
pengujian hipotesis dan kemudian dibandingkan dengan t tabel yaitu N =
jumlah sampel 83 α = 0,05 dengan nilai t tabel sebesar 1,66. Maka dari hasil
analisis SPSS diperoleh hasil dari tiap-tiap variabel, dan dapat diketahui
manakah yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah, sehingga
dapat dibuktikan pada hasil dibawah ini :
Tabel 4.15
Perbandingan Nilai T test dan T tabel
Variabel
Independen Nilai t test
Nilai t
table Nilai Sig.
X1 -0.164
1,66
0.870
X2 0.992 0.324
X3 4.975 0.000
X4 5.207 0.000 Sumber : data primer diolah, 2015
a. Pengaruh Variabel Persepsi Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang
diperoleh variabel persepsi (X1) adalah sebesar -0.164 dimana nilai t
test < nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0,870 di mana nilai
signifikasinya lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
89
bahwa persepsi secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti dengan dilakukan
pengujian tersebut maka hipotesis persepsi ditolak.
b. Pengaruh Variabel Pembelajaran Terhadap Keputusan Pembelian
Nasabah
Pada tabel 4.12 dapat dilihat bahwa nilai t test pada variabel
pembelajaran (X2) adalah sebesar 0.992 dimana nilai t test lebih kecil
dari nilai t tabel 1,66. Dengan nilai sig 0.324, di mana nilai
signifikasinya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian nasabah, tetapi tidak signifikan karena nilai
signifikan yang dihasilkan lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti dengan
pengujian ini maka hipotesis pembelajaran ditolak.
c. Pengaruh Variabel keyakinan & sikap Terhadap Keputusan Pembelian
Nasabah
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang
diperoleh variabel keyakinan & sikap (X3) adalah sebesar 4.975
dimana nilai t test > nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0.000
di mana nilai signifikasinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa keyakinan & sikap secara individu berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti
90
dengan dilakukan pengujian tersebut maka hipotesis keyakinan &
sikap diterima.
d. Pengaruh Variabel motivasi Terhadap Keputusan Pembelian Nasabah
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas nilai t test yang
diperoleh variabel motivasi (X4) adalah sebesar 5.207 dimana nilai t
test > nilai t tabel yaitu 1,66. Dan dengan nilai sig 0.000 di mana nilai
signifikasinya lebih kecil dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel motivasi secara individu berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian nasabah. Hal ini berarti dengan
dilakukan pengujian tersebut maka hipotesis motivasi diterima.
e. Pengaruh variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen
Dari uji regresi dapat dilihat bahwa nilai F hitung sebesar
46.212 dan nilai F tabel sebesar 2,489, maka F hitung > F tabel,
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara
bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
f. Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian nasabah
Dari analisis yang ditunjukkan pada tabel Dari tabel 4.12 dapat
diketahui bahwa variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah
variabel motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata sebesar 5.207 .
Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa variabel motivasi (X4) yang
91
paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y). Sedangkan
nilai rata-rata dari variabel yang lainnya yaitu, variabel keyakinan &
sikap (X3) memiliki nilai rata-rata sebesar 4.975, variabel
pembelajaran (X2) memiliki nilai rata-rata sebesar 0.992 dan variabel
persepsi (X1) memiliki nilai rata-rata sebesar -0.164.
92
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh persepsi, pembelajaran,
keyakinan & sikap, dan motivasi terhadap keputusan pembelian nasabah
sepeda motor dengan system arisan di BMT Amal Mulia, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi
(X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3), dan motivasi (X4)
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian
konsumen (Y). Dari hasil perhitungan uji F, dapat dilihat bahwa F hitung
sebesar 46.212 dan F tabel sebesar 2,489, berarti F hitung ≥ F tabel dan nilai
signifikasi F = 0,000 ≤ 0,05 dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.
Sehingga hal ini membenarkan adanya hipotesis yang menyatakan bahwa ada
pengaruh yang signifikan secara simultan variabel persepsi (X1),
pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian nasabah (Y).
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan analisis regresi
parsial variabel persepsi (X1), nilai t hitung sebesar -0.164 ≤ nilai t tabel 1,66
dan nilai sig 0,870 ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, itu berarti tidak
93
terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel persepsi (X1) terhadap
keputusan pembelian nasabah (Y). Variabel pembelajaran (X2), nilai t hitung
sebesar 0.992 ≤ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig = 0.324 ≥ 0,05, maka Ho
diterima dan Ha ditolak, itu berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan
oleh variabel pembelajaran (X2) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y).
variabel keyakinan & sikap (X3), nilai t hitung sebesar 4.975 ≥ nilai t tabel
1,66 dan nilai sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ha diterima dan Ho ditolak, itu berarti
terdapat pengaruh yang signifikan oleh variabel keyakinan & sikap (X3)
terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Variabel motivasi (X4), nilai t
hitung sebesar 5.207 ≥ nilai t tabel 1,66 dan nilai sig = 0,000 ≤ 0,05, maka Ha
diterima dan Ho ditolak, itu berarti terdapat pengaruh yang signifikan oleh
variabel motivasi (X4) terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Sehingga
hipotesis kedua yang mengatakan terdapat pengaruh positif tetapi tidak
signifikan secara parsial dari variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2)
terhadap keputusan pembelian nasabah di tolak. Sedangkan keyakinan &
sikap (X3) dan motivasi (X4) terhadap keputusan pembelian nasabah di
terima karena berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini dikarenakan variabel
persepsi (X1), pembelajaran (X2), berpengaruh positif tetapi tidak signifikan.
Sedangkan yang berpengaruh secara signifikan terdapat pada variabel
keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4). sehingga hal ini membenarkan
adanya hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh yang signifikan
94
secara parsial pada variabel keyakinan & sikap (X3) dan motivasi (X4)
terhadap keputusan pembelian nasabah (Y).
Indikator yang pengaruhnya paling dominan terhadap keputusan
pembelian nasabah (Y) adalah motivasi (X4) yaitu memiliki nilai rata-rata
sebesar 5.207. Dari hasil tersebut bahwa variabel motivasi (X4) yang paling
berpengaruh terhadap keputusan pembelian nasabah (Y). Sedangkan nilai
rata-rata dari variabel yang lainnya yaitu, variabel keyakinan & sikap (X3)
memiliki nilai rata-rata sebesar 4.975, variabel pembelajaran (X2) memiliki
nilai rata-rata sebesar 0.992 dan variabel persepsi (X1) memiliki nilai rata-
rata sebesar -0.164. Jadi, hipotesis kedua yang berbunyi bahwa variabel
persepsi (X1) adalah variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan
pembelian konsumen (Y) ternyata ditolak.
B. Saran-saran
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai rujukan dalam melakukan penelitian
selanjutnya terlebih mengenai analisis perilaku konsumen terhadap arisan
sepeda motor dengan sistem lelang yaitu persepsi, pembelajaran,
keyakinan & sikap, dan motivasi
2. Bagi Pihak Manajemen BMT Amal Mulia.
a. Untuk meningkatkan dan mempertahankan keputusan pembelian
nasabah terhadap arisan sepeda motor dengan sistem lelang maka yang
perlu diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia, yaitu:
95
variabel persepsi (X1), pembelajaran (X2), keyakinan & sikap (X3),
dan motivasi (X4), karena dari keempat variabel tersebut sangat
berpengaruh signifikan sekali secara simultan (bersama-sama) dan
secara parsial (individu) yaitu indikator motivasi terhadap keputusan
pembelian nasabah.
b. Dalam penelitian ini variabel motivasi seperti kebutuhan nasabah
BMT Amal Mulia terhadap produk arisan dengan sisitem lelang
mempunyai nilai rata-rata sebesar 5.207, dari hal ini harus lebih
diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia sebagai acuan
dalam strategi pemasaran yang baik. Pengetahuan terhadap siapa yang
berperan dalam proses keputusan membeli nasabah dalam mengikuti
arisan dengan system lelang , serta membantu pihak manajemen dalam
perencanaan dan pengembangan system arisan.
c. Melihat rendahnya nilai rata-rata dari variabel persepsi, dalam
kaitannya terhadap keputusan pembelian. Maka, hal yang perlu
diperhatikan oleh pihak manajemen BMT Amal Mulia adalah harus
lebih meningkatkan lagi segala hal yang berkaitan dengan item
variabel persepsi, seperti : kebutuhan kendaraan saat ini, interprestasi
informasi dari teman,tetangga, keluarga, relasi atau rekan
kerja,perasaan aman, serta produk yang dijadikan patokan terhadap
keputusan pembelian nasabah di BMT Amal Mulia, Karena variabel
96
persepsi juga berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian nasabah di BMT Amal Mulia.
DAFTAR PUSTAKA
Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, edisi pertama, cetakan pertama,
Penerbit : Graha Ilmu, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian suatu pendekatan praktek.
Jakarta : PT. RINEKA CIPTA. Asnawi dan Masyuri. 2009.
Metodologi Riset Manajemen Pemasaran. Malang : UIN-Malang
Press.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga : STAIN
Salatiga Press.
Desi Mambang Melati,Dwi. 2012. Preferensi Masyarakat Mengikuti Arisan
Sepeda Motor DI BMT AMAL MULIA SURUH. Tugas Akhir Pada
Program Studi DIII Perbankan Syariah STAIN Salatiga.
Khoirul. 2005. Analisa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen
dalam pengambilan keputusan sepeda Motor Merk Honda. Malang :
Universitas Islam Negeri Malang.
Mulyadi, Sistem Akuntansi, Edisi 3, STIE YKPN, 1997.
Santoso, Singgih. 2002. BukuLatihan SPSS Statistik Parametik. Jakarta : PT.
Elex Media Komputindo.
Schiffman dan Kanuk. 2008. Perilaku Konsumen. Indonesia : PT. Macanan
Jaya Cemerlang.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi, 1995.Metode Penelitian Survey,
LP3ES, Jakarta.
Stanton, J.William. Fundamental Of Marketing. Seven Edition. Tokyo : Mc.
Graw-Hill,1992. Sudah diterjemahkan oleh Yohanes Lamarto.
Dengan Judul Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh, Jiid I. Jakarta :
Erlangga, 1993
Sudarsono, Heri. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta :
Kampus Fakultas Ekonomi UII.
Sugiarto dan Placidus Sudibyo, Sistem Akuntansi dan Permasalahannya, Edisi
I, BPFE, Yogyakarta, 1985.
Sugiyono, 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung.
Sumber Data : Data yang diolah, 2015.
Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Solo : ISES
Publishing. Utama, Ananda. 2012.
Supardi.2005. Metode Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: UII Press
Napian, Syukron. 2013. analisis pengaruh kualitas produk, promosi,
kepercayaan merek, dan kepuasan konsumen terhadap keputusan
pembelian sepeda motor Yamaha mio soul. Jakarta : Universitas
Islam Negeri Jakarta.
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka,
Jakarta, 1989.
Kotler dan Keller. “Manajemen pemasaran” edisi 12, Cetakan Kedua. PT
Indeks Jakarta, 2008.
Kotler dan susanto. 2000. Manajemen Pemasaran di Indonesia analisis,
perencanaan, implementasi dan pengendalian. Indonesia : Salemba
Empat.
Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran I. Jakarta :Prenhallindo.
Tika, Muh Pabundu. 2006. Metode Riset Bisnis.Jakarta : PT. Bumi Aksara.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38972/4/Chapter%20l.pdf,
20/10/2014
http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/99/jtptiain-gdl-rifaatulma-
4923-1-skripsi_-3.pdf, 20/10/2014
http://eprints.uns.ac.id/9924/1/75811407200904541.pdf 20/10/2014
Top Related