perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN
UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN
SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI
KONDISI FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2003-2009)
Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh:
INDAH SAFITRI
F0206071
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skipsi dengan judul:
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK
MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN
MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2003-2009)
Surakarta, Oktober 2010
Disetujui dan diterima oleh
Pembimbing,
( Drs. Harmadi, MM )
19580513 198403 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PENGESAHAN
Telah disetujui dan diterima baik oleh tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta guna melengkapi tugas-tugas dan memenuhi
syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen.
Surakarta, November 2010
Tim Penguji Skripsi
1. Drs. Atmadji, MM sebagai Ketua ( )
NIP. 19590531 198503 1 004
2. Drs. Harmadi, MM sebagai Pembimbing ( )
NIP. 19580513 198403 1 001
3. Muh. Juan Suamtoro, SE, M.Si sebagai Anggota ( )
NIP. 19760613 200812 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah Karya kecil ini kupersembahkan untuk,.
Sumber inspirasiku Bapak dan Ibu tercinta,.
Mba’ Wik & Mba’ Win plus compret-compret kecil
Mas Nug yang slama ini menemaniku.
Sahabat dan orang-orang disekelilingku yang kusayangi,.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
· ”Orang yang selalu mendekatkan diri pada Tuhan, tidak akan merasa
hidupnya tertekan”. (Aa Gym)
· ”Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh
karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika
niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk”. (Imam An Namawi)
· ”Ketahuilah bahwa sabar, jika dipandang dalam permasalahan seseorang
adalah ibarat kepala dari suatu tubuh. Jika kepalanya hilang maka
keseluruhan tubuh itu akan membusuk. Sama halnya, jika kesabaran
hilang, maka seluruh permasalahan akan rusak”. (Harun Yahya)
· ”Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba,
karena didalam mencoba itulah kita menemukan ndan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil”. (Mario Teguh)
· ”Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu.
Orang-orang yang terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan ”.
(Mario Teguh)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah
SWT, karena hanya dengan Ridho dan kemudahanNya, penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam tak lupa penulis selalu curahkan
kepada Rasulullah SAW, teladan bagi semua umat di muka bumi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN
RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU
PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi
Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2003-2009)” ini dapat terselesaikan juga atas dukungan dan doa yang
selalu tercurah dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Prof. DR. Bambang Sutopo, M. Com. Ak, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Ibu Dra. Endang Suhari, Msi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Bapak Reza Rahardian, SE, Msi, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Bapak Drs. Harmadi, MM, selaku dosen pembimbing skripsi dan
Pembimbing Akademik, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan
motivasi dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan ibu dosen pengajar dan seluruh karyawan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan juga selaku dosen pembimbing
Kuliah Kerja Manajerial atas bantuannya selama ini.
6. Seluruh keluarga besar, atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
7. Teman-teman mahasiswa jurusan manajemen 2006.
8. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu, untuk
segala dukungan dan doanya.
Walaupun tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, harapan penulis semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis selanjutnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Oktober 2010
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................. iv
HALAMAN MOTTO............................................................................. v
KATA PENGANTAR........................................................................... vi
DAFTAR ISI.......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR.............................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xii
ABSTRAKSI.......................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Perumusan Masalah................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian........................................................................ 10
D. Manfaat Penelitian...................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori........................................................................... 14
B. Penelitian Terdahulu................................................................... 26
C. Rerangka Penelitian.................................................................... 28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 31
B. Populasi dan Sampel.................................................................. 31
C. Definisi Operasional................................................................... 33
D. Metode Analisis Data................................................................. 37
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Statistik...................................................................... 40
B. Pengujian Data........................................................................... 48
C. Pembahasan................................................................................ 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan............................................................................... 72
B. Implikasi.................................................................................... 73
C. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 74
D. Saran........................................................................................... 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL II.1 RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU............... 26
TABEL IV.1 DAFTAR SAMPEL PENELITIAN.................................. 41
TABEL IV.2 STATISTIK DESKRIPTIF............................................... 44
TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL
DIKELUARKAN............................................................. 49
TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL
DIKELUARKAN............................................................. 50
TABEL IV.5 CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW................. 51
TABEL IV.6 -2 LOG LIKELIHOOD..................................................... 52
TABEL IV.7 ANALISIS REGRESI LOGISTIK................................... 53
TABEL IV.8 OMNIBUS TESTS........................................................... 64
TABEL IV.9 COX&SNELL AND NAGELKERKE…………………. 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
GAMBAR II. RERANGKA PEMIKIRAN........................................... 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rasio Keuangan
Lampiran 2 : Statistik Deskriptif
Lampiran 3 : Uji Multikolinearitas sebelum Variabel Dikeluarkan
Lampiran 4 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio)
Lampiran 5 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio dan quick ratio)
Lampiran 6 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan
CLTA)
Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas (minus current ratio, quick ratio, dan debt
ratio)
Lampiran 8 : Uji Multikolinearitas (minus minus current ratio, quick ratio,
debt ratio, dan SCA)
Lampiran 9 : Regresi Logistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAKSI
INDAH SAFITRI NIM. F0206071
ANALISIS PENGGUNAAN RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS (Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2003-2009)
Financial distress yang dialami oleh perusahaan apabila tidak segera diatasi akan mengarah ke keadaan yang lebih parah yakni kebangkrutan. Adanya sinyal-sinyal terjadinya financial distress dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengambil kebijakan yang tepat sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi perusahaan. Berkaitan dengan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah analisis penggunaan rasio keuangan untuk memprediksi kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2003-2009. Sampel yang diambil adalah sebanyak 66 perusahaan, 13 diantaranya merupakan sampel peusahaan dalam kondisi financial distress, dan 53 lainnya merupakan sampel perusahaan sehat. Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili oleh NFATA secara statistik signifikan negatif terhadap kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perusahaan diharapkan meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, meningkatkan rasio NFATA dengan cara menambah fixed assets produktif yang menunjang operasional perusahaan misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial distress.
Kata kunci: rasio keuangan, financial distress, regresi logistik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
ABSTRACT INDAH SAFITRI NIM. F0206071
USE OF FINANCIAL RATIO ANALYSIS FOR PREDICTING THE
POSSIBILITY OF A COMPANY EXPERIENCE financial distress (Empirical Study on the Manufacturing Companies Listed on Stock Exchange of Indonesia
Year 2003-2009)
The financial distress experienced by the company, if not addressed will lead to a more severe condition that is bankruptcy. The existence of the signals of financial distress can be used by companies to take a correct policy in an effort to improve the condition of the company. In connection with the above description, the problem to be investigated is the use of financial ratio analysis to predict the likelihood of a company experiencing financial distress.
The population of this research is the manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2003-2009. The samples taken are as many as 66 companies, 13 of which are samples of Vendor in financial distress, and 53 others is a sample of healthy companies. The technique used for sampling is purposive sampling. The data analysis technique in this research is logistic regression. The results showed that the ratio of profit margin as measured by the NIS and liquidity ratios are represented by NFATA statistically significant negative effect on the possibility of a company experiencing financial distress. The ratio of profit margins, profitability, leverage, liquidity, cash position, growth, and operating efficiency simultaneously affect the probability of companies experiencing financial distress
Based on these findings, the company is expected to increase the ratio of NIS by means of operational cost efficiency, for example by making the labor cost efficiency and cost-efficiency of raw materials. In addition, increasing the ratio fixed by adding NFATA productive assets that support the company's operations for example by building new factories, new warehouse, and buy new equipment, which can later be sold or used as collateral if the company is showing signs of financial distress. Keywords: financial ratios, financial distress, logistic regression
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan pasti diawali dengan
adanya kondisi financial distress pada perusahaan tersebut. Namun
sebaliknya, ketika perusahaan mengalami kondisi financial distress, belum
tentu kondisi tersebut akan diakhiri dengan terjadinya kebangkrutan. Hal ini
tergantung pada kemampuan perusahaan untuk mencegah kondisi financial
distress mengarah pada suatu kebangkrutan.
Menurut Brigham dan Daves, 2003 (dalam Fachrudin, 2008) kondisi
financial distress dimulai ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal
pembayaran atau ketika proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut akan segera tidak dapat memenuhi kewajibannya.
Pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan,
semuanya bereaksi terhadap adanya sinyal financial distress. Adanya sinyal
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress, digunakan pihak
internal perusahaan untuk segera mengambil tindakan prefentif dalam upaya
mencegah kondisi financial distress mengarah pada kebangkrutan suatu
perusahaan. Sinyal financial distress digunakan pihak eksternal sebagai acuan
dalam pengambilan keputusan yang tepat. Misalnya saja bagi pihak investor,
ketika investor mulai merasakan bahwa suatu perusahaan memberikan sinyal
terjadinya kondisi financial distress maka investor yang berorientasi pada
1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
return atau biasa disebut dengan risk averter akan mengambil keputusan
untuk menjual investasi tersebut. Oleh karena itu, prediksi mengenai kondisi
financial distress sangat diperlukan, baik bagi pihak internal perusahaan
maupun bagi pihak ekstenal perusahaan.
Fenomena mengenai financial distress dan bagaimana cara
mnemprediksinya mulai intensif dijadikan sebagai obyek penelitian. Area
terkait yang sering digunakan dalam penelitian ini adalah penggunaan
informasi laporan keuangan utamanya rasio-rasio keuangan dalam
memprediksi kemungkinan terjadinya kondisi financial distress pada suatu
perusahaan.
Analisis laporan keuangan dapat menjadi salah satu alat untuk
memprediksi terjadinya kondisi financial distress. Laporan keuangan yang
diterbitkan oleh suatu perusahaan merupakan sumber informasi perihal
kondisi keuangan perusahaan, baik kondisi keuangan tahun berjalan maupun
tahun-tahun sebelumnya. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk
mengukur kesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio keuangan yang ada.
Kesehatan suatu perusahaan akan mencerminkan kinerja perusahaan,
distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya, pendapatan yang telah
diperoleh, beban tetap yang harus dibayar, serta potensi mengalami kondisi
financial distress yang akan dialami. Oleh karena itu rasio-rasio keuangan
bermanfaat dalam memprediksi potensi suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress (Etty M. Naser dan Titik Aryati, 2000 dalam Brahmana,
2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Rasio-rasio keuangan yang sering digunakan untuk memprediksi kondisi
financial distress antara lain rasio profit margin, rasio profitabilitas, rasio
leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio
operating efficiency.
Rasio profit margin menunjukkan tingkat kembalian keuntungan bersih
terhadap penjualan bersihnya sekaligus menunjukkan efisiensi biaya yang
dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap
kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi, 2003). Hal ini berarti
semakin tinggi rasio profit margin semakin kecil risiko perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
Rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh
laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal
sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien perusahaan tersebut dalam
memanfaatkan fasilitas perusahaan sehingga mengakibatkan naiknya kinerja
perusahaan. Rasio profitabilitas memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi
financial distress (Platt and Platt, 2006)
Rasio leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya. Semakin sedikit nilai rasio leverage berarti kinerja
perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan dapat terhindar dari
risiko mengalami kondisi financial distress, sehingga rasio ini memiliki
pengaruh positif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,
2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya, likuiditas perusahaan
ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah diubah
menjadi kas. Semakin besar nilai rasio likuiditas maka semakin baik kinerja
keuangan perusahaan yang pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress. Rasio likuiditas memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress (Almilia dan Kristijadi,
2003).
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar perusahaan.
Menurut Platt and Platt (2006), rasio cash position ini diharapkan memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya ditengah pertumbuhan ekonomi dan
industrri. Rasio ini memiliki pengaruh negatif terhadap kondisi financial
distress (Almilia dan Kristijadi, 2003).
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa efisien
perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk menggeneralisasikan
penjualannya. Menurut Platt and Platt (2006), rasio ini diharapkan memiliki
pengaruh negatif terhadap kondisi financial distress.
Penelitian mengenai prediksi kondisi financial distress dilakukan oleh
Almilia dan Kristijadi (2003). Kriteria penetapan suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress pada penelitian ini adalah beberapa tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan
dividen. Dalam penelitian ini dibentuk 12 persamaan regresi logit, dimana
masing-masing persamaan memiliki kombinasi variable independent yang
berbeda yang terdiri dari: net income/sales (NI/S), current assets/current
liabilities (CA/CL), working capital/total assets (WC/TA), current
assets/total assets (CA/TA), net fixed assets/total assets (NFA/TA), sales/total
assets (S/TA), sales/current assets (S/CA), sales/working capital (S/WC), net
income/total assets (NI/TA), net income/equity (NI/EQ), total liabilities/total
assets (TL/TA), current liabilities/total assets (CL/TA), notes payable/total
assets (NP/TA), notes payable/total liabilities (NP/TL), equity/total assets
(EQ/TA), cash/current liabilities (C/CL), cash/total assets (C/TA),
pertumbuhan sales (GROWTH S), dan pertumbuhan net income/total assets
(GROWTH NI/TA). Hasil dari persamaan logit pertama adalah rasio CA/CL
berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan kedua
menghasilkan rasio CL/TA dan WC/TA berpengaruh negatif, serta rasio
pertumbuhan GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap financial
distress. Persamaan regresi logit ketiga menghasilkan rasio CA/TA
berpengaruh negatif terhadap financial distress. Persamaan logit keempat,
kelima, dan keenam hasilnya adalah rasio NI/S berpengaruh negatif, dan
NFA/TA berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Hasil
persamaan logit ketujuh adalah CL/TA, NFA/TA dan GROWTH NI/TA
berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan logit
kedelapan dan kesembilan hasilnya NI/S berpengaruh negatif, dan NFA/TA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
berpengaruh positif terhadap kondisi financial distress. Persamaan kesepuluh,
kesebelas dan keduabelas hasilnya adalah NI/S, Cl/TA, dan CA/CL
berpengaruh negatif, serta GROWTH NI/TA berpengaruh positif terhadap
kondisi financial distress.
Brahmana (2006) meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress
perusahaan manufaktur di Indonesia. Kriteria yang digunakan untuk
menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah
perusahaan yang delisted dan perusahaan non-financial distress diwakili oleh
perusahaan manufaktur yang masih listing. Dalam penelitian ini
dikembangkan empat model regresi logit. Model pertama berdasarkan rasio
keuangan yang tidak disesuaikan terdiri dari: sales/total assets (SETA),
RETA, total debt/total assets (TDTA), NITA, fixed assets/total assets
(FATA), income/sales (IS), dan LN ASSETS. Hasil dari model pertama
adalah rasio LN ASSET signifikan positif. Model kedua berdasarkan rasio
keuangan yang disesuaikan dengan industri, terdiri dari: relatif industri_SETA
(RI_SETA), RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RIFA_TA, dan RI_IS. Hasil
dari persamaan logit kedua adalah rasio RI_TDTA signifikan negatif. Model
ketiga merupakan kombinasi dari model pertama ditambah dengan reputasi
auditor (RA). Persamaan ketiga menghasilkan rasio LN ASSET signifikan
positif. Sedangkan untuk model keempat merupakan kombinasi dari model
kedua ditambah dengan RA. Hasilnya adalah rasio RI_TDTA signifikan
negatif dan rasio LN ASSET signifikan positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Almilia (2006), melakukan penelitian yang berusaha untuk
mengeksplorasi lebih jauh tentang manfaat rasio keuangan yang berasal dari
informasi laporan arus kas, selain juga menggunakan rasio-rasio keuangan
yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi untuk memprediksi kondisi
financial distress suatu perusahaan. Pada penelitian ini kondisi financial
distress suatu perusahaan diwakili oleh dua kelompok perusahaan, yaitu
kelompok pertama diwakili oleh perusahaan yang mengalami net income
negatif selama 2 tahun berturut-turut; dan kelompok kedua diwakili oleh
perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif
selama 2 tahun berturut-turut. Satu kelompok perusahaan non-financial
distress sebagai perusahaan kontrol yang diwakili oleh perusahaan yang masih
tetap aktif serta tidak mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas
negatif selama 2 tahun berturut-turut. Dalam penelitian ini, digunakan tiga
model multinominal logit sebagai alat analisis. Model pertama didasarkan
pada rasio keuangan yang berasal dari neraca dan laporan laba rugi. Model
kedua menggunakan rasio dari laporan arus kas. Model ketiga menggunakan
rasio dari neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Hasil dari model
pertama adalah rasio TL/TA signifikan negatif terhadap probabilitas
perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3. Rasio TL/TA juga
signifikan negatif terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada
kelompok 3. Untuk model kedua, hasilnya adalah rasio arus kas bersih dari
aktivitas operasi/hutang lancar (CFFOCL) signifikan positif, dan rasio arus
kas bersih dari aktivitas operasi/ total aktiva (CFFOTA) signifikan negatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.
Rasio CFFOCL juga signifikan positif terhadap probabilitas perusahaan
diklasifikasikan pada kelompok 3. Sedangkan untuk model ketiga, hasilnya
adalah rasio arus kas bersih dari aktivitas operasi/total hutang (CFFOTL) dan
TLTA signifikan negatif, CATA signifikan positif, serta rasio arus kas bersih
dari aktivitas operasi/total sumber dana (CFFOTS) yang signifikan positif
terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3.
Rasio TLTA juga signifikan negatif, CFFOTL signifikan negatif, CATA
signifikan positif, serta CFFOCL dan NFATA yang signifikan positif terhadap
probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3.
Platt&Platt (2006), meneliti mengenai prediksi kondisi financial distress
dengan menggunakan logit regresi. Kriteria yang digunakan untuk
menetapkan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress adalah
selama dua tahun mengalami earning before interest and tax plus depreciation
and amortization (EBITDA) negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan
dua tahun mengalami net income negatif. Hasil yang didapatkan dari
penelitian ini adalah rasio Cash Flow/Sales, EBITDA/TA, Time Interest
Earned berpengaruh negatif pada risiko suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress. Sedangkan rasio Current Debt/TA, dan Quick Ratio
memiliki pengaruh positif.
Andreica, Mugurel, dan Marin (2009) meneliti mengenai prediksi
kondisi financial distress dengan kriteria penetapan kondisi financial distress
adalah net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut.
Hasil dari penelitian ini adalah rasio Profit Margin signifikan negatif dan rasio
Debt on Equity signifikan positif terhadap suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
Penelitian ini nantinya akan fokus dalam upaya memprediksi kondisi
financial distress yang dialami perusahaan dengan menggunakan rasio
keuangan yang terkandung dalam neraca dan laporan laba rugi. Prediksi
kondisi financial distress memberikan manfaat yang besar bagi banyak pihak
yang terkait dengan perusahaan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul ”ANALISIS PENGGUNAAN RASIO
KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEMUNGKINAN SUATU
PERUSAHAAN MENGALAMI KONDISI FINANCIAL DISTRESS
(Studi Empirik pada Perusahan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2003-2009)”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?
2. Apakah rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
3. Apakah rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan
CLTL berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
4. Apakah rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK
RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan?
5. Apakah rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
6. Apakah rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA
GROWTH berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
7. Apakah rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV,
dan SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan?
8. Apakah rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash
position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang disusun maka tujuan yang ingin
dicapai dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1. Mengetahui pengaruh rasio profit margin yang diukur dengan NIS
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
2. Mengetahui pengaruh rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan
EBITTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
3. Mengetahui pengaruh rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO,
CLTA, dan CLTL terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
4. Mengetahui pengaruh rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT
RATIO, QUICK RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan.
5. Mengetahui pengaruh rasio cash position yang diukur dengan CCL dan
CTA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
6. Mengetahui pengaruh rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan
ROA GROWTH terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
7. Mengetahui pengaruh rasio operating efficiency yang diukur dengan STA,
SWC, SINV, dan SCA terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
8. Mengetahui pengaruh rasio profit margin, profitabilitas, leverage,
likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara simultan
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang membutuhkan, antara lain:
1. Bagi emiten
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi
emiten tentang rasio keuangan apa saja yang dapat digunakan untuk
memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan, sehingga
bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang
tepat dalam upaya mencegah kondisi financial distress mengarah ke
kebangkrutan.
2. Bagi investor dan calon investor
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan informasi bagi
investor dan calon investor tentang rasio keuangan apa saja yang dapat
digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan,
sehingga bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam membuat
keputusan investasi bagi calon investor maupun bagi investor itu sendiri.
3. Bagi kalangan akademis
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai
bahan acuan untuk mengembangkan kriteria pengambilan sampel dan
rasio-rasio keuangan yang dapat digunakan dalam penelitian-penelitian
berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
4. Bagi penulis
Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang
berupa pengetahuan praktis dan empiris mengenai rasio keuangan apa saja
yang berpengaruh terhadap prediksi kemungkinan kondisi financial
distress suatu perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan merupakan
salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan perusahaan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan, yang sangat berguna
untuk mendukung pengambilan keputusan yang tepat.
Pengertian laporan keuangan menurut Weston dan Copeland (1987)
adalah laporan yang berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa
lampau dan dapat memberi petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa
yang akan datang.
Dalam SAK tahun 2009 menjelaskan bahwa laporan keuangan
merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan
yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan
laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang terkait dengan laporan tersebut, misalnya, informasi
keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga.
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Laporan keuangan menurut Erich A. Helfert (dalam tim studi
analisis laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah
seperangkat laporan yang biasanya terdiri dari neraca untuk periode
tertentu, laporan operasi untuk periode tertentu, dan laporan arus dana
untuk periode yang sama, ditambah dengan laporan khusus yang
menjelaskan perubahan ekuitas kepemilikan pada neraca.
Laporan keuangan menurut peraturan Bapepam No. VIII.G.7
tentang Pedoman Penyajian Laporan Keuangan (dalam tim studi analisis
laporan keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) terdiri dari:
a. Neraca yang menggambarkan posisi keuangan yang menunjukkan
aktiva, kewajiban dan ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu.
b. Laporan Laba Rugi yang merupakan ringkasan aktivitas usaha
perusahaan untuk periode tertentu yang melaporkan hasil usaha bersih
atau kerugian yang timbul dari kegiatan usaha dan aktivitas lainnya.
c. Laporan Perubahan Ekuitas yaitu laporan yang menunjukkan
perubahan ekuitas perusahaan yang menggambarkan peningkatan atau
penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode pelaporan.
d. Laporan Arus Kas yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran
kas dalam aktivitas perusahaan selama periode tertentudengan
diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
e. Catatan Atas Laporan Keuangan yang memberikan penjelasan
mengenai gambaran umum perusahaan, ikhtisar kebijakan akuntansi,
penjelasan pos-pos laporan keuangan dan informasi penting lainnya.
Tujuan laporan keuangan sebagaimana tertuang dalam surat edaran
ketua Bapepam No. SE-02/PM/2002 (dalam tim studi analisis laporan
keuangan secara elektronik, Bapepam, 2005) adalah untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, perubahan ekuitas, dan arus
kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan
keuangan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta
menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas
penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan besama sebagian besar pengguna.
Para pengguna laporan keuangan menggunakan laporan keuangan
untuk memenuhi beberapa informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan
tersebut meliputi:
a. Investor. Penanaman modal berisiko dan penasehat mereka
berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan
dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi
untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemaampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Karyawan. Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi yang mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja, dan kesempatan kerja.
c. Pemberi pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d. Pemasok. Kreditor usaha lain tertarik dengan informasi keuangan
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
e. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada
perusahaan.
f. Pemerintah. Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah
kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga
membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar untuk menyusun
statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan pada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat mebantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderunganatau tren dari perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
2. Rasio Keuangan
a. Rasio Profit Margin
Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian
keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus
menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan.
b. Rasio Profitabilitas
Rasio Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien
perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan
sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan.
c. Rasio Leverage
Rasio Leverage menunjukkan proporsi penggunaan hutang
untuk membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio Leverage
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
berarti kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa
perusahaan dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial
distress.
d. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,
likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai
rasio Likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang
pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
e. Rasio Cash Position
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar
perusahaan.
f. Rasio Growth
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan ekonomi dan industrri.
g. Rasio Operating Efficiency
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
menggeneralisasikan penjualannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
3. Financial Distress
Kesulitan keuangan (financial distress) pada perusahaan terjadi
ketika perusahaan tidak dapat memenuhi jadwal pembayaran atau ketika
proyeksi arus kas mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut akan
segera tidak dapat memenuhi kewajibannya (Brigham dan Daves, 2003
dalam Fachrudin, 2008).
Ada beberapa definisi financial distress menurut Brigham dan
Gapenski, 1997 (dalam Fachrudin, 2008), sesuai tipenya, yaitu:
a. Economic Failure
Economic failure atau kegagalan ekonomi adalah keadaan
dimana pendapatan perusahaan tidak dapat menutupi total biaya,
termasuk cost of capitalnya. Bisnis ini dapat melanjutkan operasinya
sepanjang kreditur mau menyediakan modal dan pemiliknya mau
menerima tingkat pengembalian (rate of return) di bawah pasar.
Meskipun tidak ada suntikan modal baru saat aset tua sudah harus
diganti, perusahaan dapat juga menjadi sehat secara ekonomi.
b. Business Failure
Kegagalan bisnis didefinisikan sebagai bisnis yang
menghentikan operasi dengan akibat kerugian kepada kreditur.
c. Technical Insolvency
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan technical
insolvency jika tidak dapat memenuhi kewajiban lancar ketika jatuh
tempo. Ketidakmampuan membayar hutang secara teknis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya sementara, yang
jika diberi waktu, perusahaan mungkin dapat membayar hutangnya
dan survive, dengan kata lain ketidakmampuan perusahaan yang
mengalami technical insolvency disebabkan masalah arus kas secara
temporer. Biasanya masalah ini diselesaikan dengan restrukturisasi
hutang oleh para kreditur Di sisi lain, jika technical insolvency adalah
gejala awal kegagalan ekonomi, ini mungkin menjadi perhentian
pertama menuju bencana keuangan (financial disaster). Technical
insolvency dalam Brigham dan Gapenski di atas sama dengan equity
insolvency menurut Altman (1983). Equity insolvency tergambar jika
perusahaan tidak dapat membayar hutangnya ketika jatuh tempo
dalam kegiatan bisnis yang biasa.
d. Insolvency in Bankruptcy
Sebuah perusahaan dikatakan dalam keadaan Insolvent in
bankruptcy jika nilai buku hutang melebihi nilai pasar aset. Kondisi
ini lebih serius daripada technical insolvency karena pada insolvency
in bankruptcy, masalahnya bersifat permanen dan umumnya, ini
adalah tanda economic failure, dan bahkan mengarah kepada likuidasi
bisnis. Perusahaan yang dalam keadaan insolvent in bankruptcy tidak
perlu terlibat dalam tuntutan kebangkrutan secara hukum. Insolvency
in bankruptcy dalam Brigham dan Gapenski sama dengan bankruptcy
insolvency menurut Altman (1983), dapat dilakukan dengan uji neraca,
jika total asset perusahaan lebih kecil dari jumlah kewajiban.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
e. Legal Bankruptcy
Perusahaan dikatakan bangkrut secara hukum jika telah diajukan
tuntutan secara resmi dengan undang-undang. Brigham dan Gapenski
memasukkan legal bankruptcy sebagai salah satu tipe kesulitan
keuangan. Namun literatur lain membedakannya. Misalnya Scott
(1981) yang mengatakan bahwa perusahaan yang kesulitan memenuhi
komitmen keuangannya tidak selalu mengarah kepada kebangkrutan
(Low et al., 2001).
Lizal, 2002 (dalam Fachrudin, 2008) mengelompokkan penyebab-
penyebab kesulitan dan menyebutnya dengan Model Dasar Kebangkrutan
atau Trinitas Penyebab Kesulitan Keuangan. Menurut Lizal, ada tiga
alasan yang mungkin mengapa perusahaan menjadi bangkrut, yaitu:
a. Neoclassical Model
Pada kasus ini kebangkrutan terjadi jika alokasi sumber daya
tidak tepat. Kasus restrukturisasi ini terjadi ketika kebangkrutan
mempunyai campuran aset yang salah. Mengestimasi kesulitan
dilakukan dengan data neraca dan laporan laba rugi. Misalnya
Profit/Assets (untuk mengukur profitabilitas), dan Liabilities/Assets.
b. Financial Model
Pada model ini, campuran aset benar tapi struktur keuangan
salah dengan liquidity constraints (batasan likuiditas). Hal ini berarti
bahwa walaupun perusahaan dapat bertahan hidup dalam jangka
panjang tapi ia harus bangkrut juga dalam jangka pendek. Hubungan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
dengan pasar modal yang tidak sempurna dan struktur modal yang
inherited menjadi pemicu utama kasus ini. Tidak dapat secara terang
ditentukan apakah dalam kasus ini kebangkrutan baik atau buruk
untuk direstrukturisasi. Model ini mengestimasi kesulitan dengan
indikator keuangan atau indikator kinerja seperti Turnover/Total
Assets, Revenues/Turnover, ROA, ROE, Profit Margin, Stock
Turnover, Receivables Turnover, Cash Flow/Total Equity, Debt Ratio,
Cash Flow/(Liabilities-Reserves), Current Ratio, Acid Test Ratio,
Current Liquidity, Short Term Assets/Daily Operating Expenses,
Gearing Ratio, Turnover per Employee, Coverage of Fixed Assets,
Working Capital, Total Equity per Share, EPS Ratio, dan sebagainya.
c. Corporate Governance Model
Pada model ini, kebangkrutan terjadi jika mempunyai campuran
aset dan struktur keuangan yang benar tapi dikelola dengan buruk.
Ketidakefisienan ini mendorong perusahaan menjadi out of the market
sebagai konsekuensi dari masalah dalam tata kelola perusahaan yang
tak terpecahkan. Model ini mengestimasi kesulitan dengan informasi
kepemilikan. Kepemilikan berhubungan dengan struktur tata kelola
perusahaan dan goodwill perusahaan.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan agar perusahaan
kesulitan keuangan dapat bangkit kembali dan meraih survive menurut
Fachrudin (2008), antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
a. Mencetak laba.
Laba dapat ditingkatkan dengan menghemat biaya, misalnya
dengan memangkas divisi atau unit bisnis yang merugi, dan
memangkas biaya yang tidak realisatis. Pada kasus kesulitan keuangan
yang tidak terlalu parah, perbaikan kondisi keuangan dapat dilakukan
dengan meningkatkan pendapatan melalui penjualan yang didukung
oleh usaha-usaha pemasaran. Analisa pasar perlu dilakukan untuk
memenangkan persaingan. Perusahaan juga perlu menemukan
keunggulan komparatif.
b. Mengubah cash flow menjadi positif.
Misalnya dengan restrukturisasi hutang dan penghematan.
Restrukturisasi hutang dapat dilakukan dengan negosiasi ulang dan
penjadwalan kembali hutang. Jika kreditur memilih kebangkrutan
perusahaan, maka uang mereka tidak akan kembali, tetapi jika
membantu perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan perubahan
manajemen dan perbaikan perusahaan secara total sehingga uang
mereka akan kembali. Gilson (1990) dalam Parker et al. (2002)
membuktikan semasa kesulitan keuangan, kontrol manajerial dan
klaim terhadap nilai residual perusahaan ditransfer ke kreditur,
biasanya bank. Pada saat itu, kreditur meningkat kanrepresentasinya
dalam dewan dan kontrol tidak langsungnya melalui kepemilikan
saham. Kreditur mungkin ingin memaksimalkan pembayaran penuh
jika setelah restrukturisasi perusahaan dapat survive, atau likuidasi. Di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
satu sisi mareka ingin klaim, bukan kepemilikan. Karena itu, mereka
tidak selalu bertindak untuk kepentingan terbaik perusahaan. Tapi di
sisi lain, orang dapat berargumen bahwa kontrol kreditur dapat
dihubungkan dengan meningkatnya kemungkinan survive perusahaan.
Sebagai contoh, restrukturisasi hutang sering mencakup modifikasi
perjanjian hutang sebagai upaya agar perusahaan tetap berjalan
sehingga akhirnya dapat membayar kewajibannya (Parker et al.,
2002).
c. Memperbaiki kinerja dengan melakukan perbaikan ke arah yang
positif.
Misalnya dengan merespon keinginan pelanggan. Tindakan ini
juga berguna untuk mengembalikan kepercayaan pelanggan.
d. Membangun budaya positif.
Membangun budaya baru dapat dilakukan dengan regenerasi
pimpinan yang memiliki highly motivated.
e. Mendapatkan pinjaman berbiaya rendah.
f. Membangun kepercayaan - antara lain kepercayaan karyawan,
pemegang saham, pelanggan, dan masyarakat umum.
g. Menyusun kekuatan.
Mengumpulkan orang-orang terbaik dan mengurangi orang yang
tidak tepat akan menghasilkan kekuatan inti yang akan memodifikasi
atau membuat perubahan radikal (Sembel, 2003).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
B. Penelitian Terdahulu
Tabel II.1 dibawah ini menunjukkan rangkuman penelitian terdahulu
mengenai prediksi kondisi financial distress.
TABEL II.1
RANGKUMAN PENELITIAN TERDAHULU
PENELITI/
TAHUN
KRITERIA SAMPEL
FINANCIAL DISTRESS
RASIO KEUANGAN
ALAT
ANALISIS
HASIL PENELITIAN
Almilia dan Kristijadi (2003)
Beberapa tahun mengalami net income negatif, dan lebih dari satu tahun tidak membayarkan dividen
- Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,
WC,TA, CA/TA, NFA/TA
- Efisiensi Operasi: S/TA, S/CA, S/WC
- Profitabilitas: ROA, NI/EQ
- Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA
- Posisi Kas: C/CL, C/TA
- Growth: S GROWTH, ROA GROWTH
Regresi Logistik (terdapat 12 persamaan)
1. CA/CL negatif (10%) 2. CL/TA negatif (10%), ROA
GROWTH positif (10%), WC/TA negatif (5%)
3. CA/TA negatif (5%) 4. NI/S negatif (10%), NFA/TA
positif (10%) 5. NI/S negatif (10%), NFA/TA
positif (5%) 6. NI/S negatif (10%), NFA/TA
positif (10%) 7. CL/TA positif (10%), NFA/TA
positif (5%), ROA GROWTH positif (10%)
8. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)
9. NI/S negatif (10%), NFA/TA positif (5%)
10. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
11. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (5%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
12. NI/S negatif (5%), CL/TA negatif (10%), CA/CL negatif (5%), ROA GROWTH positif (5%)
Purwanti (2005)
Z-Score <= 1,81 NI/S, ROA, NI/EQ, TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ, CURRENT RATIO, QUICK RATIO, CA/TA, NFA/TA, C/CL, C/TA, S GROWTH, ROA GROWTH, EBIT/IE, LTD/S, IE/S, AP/S, COGS/INV, S/AR, AR/TA, S/WC, S/CA, AR/INV, (AR+INV)/TA, COGS/S, SGAE/S, (COGS+SGAE)/S
Regresi Logistik
Tidak ada yang signifikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Tabel II.1 (lanjutan)
PENELITI/
TAHUN
KRITERIA SAMPEL
FINANCIAL DISTRESS
RASIO KEUANGAN
ALAT
ANALISIS
HASIL PENELITIAN
Brahmana (2006)
Delisted - Rasio keuangan yang tidak disesuaikan: SETA, RETA, TDTA, NITA, FATA, IS, LNASSET
- Rasio keuangan relatif industri: RI_SETA, RI_RETA, RI_TDTA, RI_NITA, RI_FATA, RI_IS
Regresi Logistik (terdapat 4 persamaan)
1. LN ASSET positif (10%)
2. RI_TDTA negatif (5%) 3. LN ASSET positif (5%) 4. RI_TDTA negatif (5%),
LNASSET positif (10%)
Almilia (2006)
Kelompok pertama: perusahaan yang selama 2 tahun berturut-turut mengalami net income negatif Kelompok kedua: perusahaan yang mengalami net income negatif dan nilai buku ekuitas negatif selama 2 tahun berturut-turut
1. Rasio keuangan dari neraca dan laba rugi:
- Profit Margin: NI/S - Likuiditas: CA/CL,
WC/TA, CA/TA, NFA/TA - Efisiensi Operasi: S/TA,
S/CA, S/WC - Profitabilitas: ROA,
NI/EQ - Financial
Leverage:TL/TA, CL/TA, NP/TA, NP/TL, EQ/TA
- Posisi Kas: C/CL, C/TA - Growth: S GROWTH,
ROA GROWTH 2. Rasio keuangan dari
arus kas: - Aktivitas operasi meliputi:
CFFO/CL, CFFO/TL, CFFO/TS, CFFO/TA, CFFO/EQ, CFFO/S, CFFO/I
- Aktivitas investasi meliputi: IPPE/PPE, IPPE/TU, CHWC/TU, RPPE/TS
- Aktivitas pendanaan meliputi: DI/TS, NETDEBT/TS
Multinominal Logistik (terdapat 3 persamaan)
1. TL/TA negatif pada (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3
2. CFFO/CL positif pada tingkt (5%), CFFO/TA negatif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, CFFO/CL positif (5%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3
3. CFFO/TL dan TL/TA negatif, CA/TA positif (5%), serta CFFO/TS positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 2 dan 3, TL/TA negatif (5%), CFFO/TL negatif (10%), CA/TA positif (5%), serta CFFO/CL dan NFA/TA positif (10%) terhadap probabilitas perusahaan diklasifikasikan pada kelompok 3
Platt&Platt (2006)
Selama dua tahun mengalami EBITDA negatif, dua tahun mengalami EBIT negatif, dan dua tahun mengalami net income negatif
- Profit Margin: EBITDA/S, NI/S, CF/S
- Profitability: EBITDA/TA, ROA, EBIT/TA, CF/TA, NI/EQ
- Financial Leverage:TL/TA, CL/TA, CL/TL, NP/TA, NP/TL, LTD/TA,Current LTD/TA, EQ/TA, LTD/EQ
- Liquidity: Current Ratio, Quick Ratio, WC/TA, CA/TA, NFA/TA
- Cash Position: C/CL, C/DA, C/TA
- Growth: S GROWTH, ROA GROWTH, CF GROWTH
- Miscellaneous: EBIT/INT, INT/S, LTD/S, CF/INT, CF/TL
Regresi Logistik
- Cash Flow/Sales (10%), EBITDA/TA (5%), Time Interest Earned (10%) berpengaruh negatif
- Current Debt/TA (10%), dan Quick Ratio (5%) berpengaruh positif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel II.1 (lanjutan)
PENELITI/
TAHUN
KRITERIA SAMPEL
FINANCIAL DISTRESS
RASIO KEUANGAN
ALAT
ANALISIS
HASIL PENELITIAN
- Operating Efficiency: COGS/INV, S/AR, S/TA, AR/TA, S/WC, S/INV, AR/INV, (AR+INV)/TA, SGA/S, (COGS+SGA)/S, DA/S, DA/EBIT, S/CA
Andreica, Mugurel, dan Marin (2009)
Net income selama dua tahun berturut-turut negatif dan perusahaan yang tidak mampu membayar tax atau utang selama 2 tahun berturut-turut
- Profit Margin - ROA - ROE - Profit per Employe - Operating Revenue
per Employee - Current Ratio - Debt on Equity - Debt on Total Assets - Working Capital per
Employee - Total Assets per
Employee - Growth Rate on Net
Profit - Growth Rate on Total
Assets - Turnover Growth - Company Size
Regresi Logistik
- Profit Margin signifikan negatif (5%)
- Debt on Equity signifikan positif (10%)
C. Rerangka Penelitian
Untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hipotesis apa saja yang akan
diuji dalam penelitian ini, maka disusun sebuah rerangkan penelitian untuk
mempermudah mengenai hal tersebut. Rerangka penelitian tersebut dapat
dilihat pada gambar II.1.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
GAMBAR II.1
RERANGKA PENELITIAN
D. Hipotesis Penelitian
H1: Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
H2: Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
Rasio Profit Margin
Rasio Profitabilitas
Rasio Leverage
Rasio Likuiditas
Rasio Cash Position
Rasio Growth
Rasio Operating Efficiency
Kondisi Perusahaan Perusahaan mengalami kondisi
financial distress perusahaan tidak mengalami
kondisi financial distress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
H3: Rasio leverage yang diukur dengan DEBT RATIO, CLTA, dan CLTL
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H4: Rasio likuiditas yang diukur dengan CURRENT RATIO, QUICK
RATIO, WCTA, CATA, dan NFATA berpengaruh terhadap prediksi
kondisi financial distress suatu perusahaan.
H5: Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA berpengaruh
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
H6: Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H7: Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC, SINV, dan
SCA berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
H8: Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,
growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam tipe explanatory research yang
memfokuskan pada hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji
hipotesis yang telah dirumuskan. Penelitian ini merupakan studi kasus pada
Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan library reseach method
untuk mencari landasan teori pendukung penelitian. Metode yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif, data
sekunder diolah, dianalisis, dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori
yang telah dipelajari. Analisa juga dilakukan melalui pendekatan kuantitatif
melalui pendekatan kuantitatif dengan metode statistik untuk menguji
hipotesis.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2003-2009. Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan
31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam
kondisi financial distress tersebut antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress
jika delisted pada periode 2003-2009.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan
tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun
perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.
3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Definisi Operasional
1. Variabel Dependen
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kondisi financial distress perusahaa yang merupakan variabel kategori, 0
untuk perusahaan sehat dan 1 untuk perusahaan yang mengalami kondisi
financial distress, dimana financial distress diwakili dengan perusahaan
delisted.
2. Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rasio keuangan yang terdiri dari rasio profit margin, rasio profitabilitas,
rasio leverage, rasio likuiditas, rasio cash position, rasio growth, dan rasio
operating efficiency.
a. Rasio Profit Margin
Rasio Profit Margin menunjukkan tingkat kembalian
keuntungan bersih terhadap penjualan bersihnya sekaligus
menunjukkan efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Rasio
ini yang diwakili oleh:
Ø Net income/sales (NIS) =salesincomenet
b. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas menunjukan kemampuan perusahaan
memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva
maupun modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini semakin efisien
perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sehingga mengakibatkan naiknya kinerja perusahaan. Rasio ini
diwakili oleh:
Ø ROA =assetstotal
incomenet
Ø EBIT/total assets (EBITTA) =assetstotal
EBIT
c. Rasio Leverage
Rasio leverage menunjukan proporsi penggunaan hutang untuk
membiayai investasinya, semakin sedikit nilai rasio leverage berarti
kinerja perusahaan semakin bagus yang berarti bahwa perusahaan
dapat terhindar dari risiko mengalami kondisi financial distress. Rasio
leverage diwakili oleh:
Ø Debt ratio =assetstotal
sliabilitietotal
Ø Current liabilities/total assets (CLTA) =assetstotal
sliabilitiecurrent
Ø Current liabilities/total liabilities (CLTL)
=sliabilitietotal
sliabilitiecurrent
d. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukan kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban finansial jangka pendek tepat pada waktunya,
likuiditas perusahaan ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar
yaitu aktiva yang mudah diubah menjadi kas. Semakin besar nilai
rasio likuiditas maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
pada akhirnya akan memperkecil risiko suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Current ratio =sliabilitiecurrent
assetscurrent
Ø Quick ratio= sliabilitiecurrent
sinventorieassetscurrent )( -
Ø Working capital/total assets (WCTA) =assetstotal
capitalworking
Dimana Working capital = current assets – current
liabilities.
Ø Current assets/total assets (CATA) =assetstotal
assetscurrent
Ø Net fixed assets/total assets (NFATA) =assetstotal
assetsfixednet
e. Rasio Cash Position
Rasio cash position merupakan rasio yang mengukur seberapa
besar uang kas yang tersedia untuk membayar kewajiban lancar
perusahaan. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Cash/current liabilities (CCL) =sliabilitiecurrent
cash
Ø Cash/total assets (CTA) =assetstotal
cash
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
f. Rasio Growth
Rasio growth merupakan rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan mempertahankan posisi ekonominya ditengah
pertumbuhan ekonomi dan industrri. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Persentase pertumbuhan sales (S growth) =1
1
-
--
t
tt
salessalessales
Ø Persentase pertumbuhan ROA (ROA growth)
=1
1
-
--
t
tt
ROA
ROAROA
g. Rasio Operating Efficiency
Rasio operating efficiency digunakan untuk mengukur seberapa
efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk
menggeneralisasikan penjualannya. Rasio ini diwakili oleh:
Ø Sales/total asets (STA) =assetstotal
sales
Ø Sales/working capital (SWC) =capitalworking
sales
Ø Sales/inventories (SINV) =sinventorie
sales
Ø Sales/current asets (SCA) =assetscurrent
sales
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
D. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah keadaan dimana antara dua variabel
independen atau lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang
sempurna atau mendekati sempurna. Model regresi yang baik
mensyaratkan tidak adanya masalah multikolinearitas.
Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:
1) Jika nilai variance inflation factor tidak lebih 10 dan tolerance
tidak kurang dari 0,1 maka dikatakan terbebas dari
multikolinearitas.
2) Jika nilai koefisien korelasi masing-masing variabel independen
lebih besar 0,7 maka model terbebas dari multikolinearitas.
3) Jika nilai koefisien determinan baik dilihat dari 2R maupun R-
square diatas 0,6 namun tidak ada variabel independen yang
berpengaruh terhadap variabel dependen maka model tersebut
terkena multikolinearitas.
2. Uji Hipotesis
Hipotesis dianalisis dengan menggunakan analisis regresi logistik.
Regresi logistik adalah regresi yang digunakan untuk mencari persamaan
regresi jika variabel dependen yang digunakan merupakan variabel yang
berbentuk skala ordinal atau variabel yang bersifat kualitatif (Purbayu,
2005). Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
SCABSINVBSWCB
STABROAGROWTHBSGROWTHBCTABCCLBNFATAB
CATABWCTABQUICKRATIOBIOCURRENTRATBCLTLB
CLTABDEBTRATIOBEBITTABROABNISBBZP
PL i
i
ii
191817
161514131211
109876
5432101ln
+++++++++
+++++
+++++==÷÷ø
öççè
æ-
=
Dimana:
÷÷ø
öççè
æ-
=i
ii P
PL
1ln = log peluang perusahaan mengalami kondisi financial
distress
B0 = konstanta
Bi = koefisien regresi variabel rasio keuangan
NIS = net income/sales
ROA = net income/total assets
EBITTA = EBIT/total assets
DEBTRATIO = total liabilities/total assets
CLTA = current liabilities/total assets
CLTL = current liabilities/total liabilities
CURRENTRATIO = current assets/current liabilities
QUICKRATIO = (current assets-inv)/current liabilities
WCTA = working capital/total assets
CATA = current assets/total assets
NFATA = net fixed assets/total assets
CCL = cash/current liabilities
CTA = cash/total assets
S GROWTH = pertumbuhan sales
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
ROA GROWTH = pertumbuhan ROA
STA = sales/total assets
SWC = sales/working capital
SINV = sales/inventories
SCA = sales/current assets
Kriteria pengujian hipotesis yaitu:
1) H0 diterima bila probabilitas > 0,05
2) H0 ditolak bila probabilitas < 0,05
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Statistik
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI pada periode 2003-2009. Data penelitian
diperoleh dari data sekunder yaitu laporan keuangan perusahaan yang
diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel
dimana sampel dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan
kriteria sampel yang ditentukan agar diperoleh sampel yang representatif.
Kriteria-kriteria untuk menetapkan sampel perusahaan yang termasuk dalam
kondisi financial distress tersebut antara lain:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Perusahaan tersebut termasuk dalam kategori mengalami financial distress
jika delisted pada periode 2003-2009.
3. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyampaikan laporan keuangan
tahunan untuk tahun t-1 dan t-2 dimana tahun t merupakan tahun
perusahaan delisted dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai
dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Pengambilan sampel untuk perusahaan sehat dilakukan dengan kriteria:
1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2003-2009.
2. Tidak pernah mengalami delisted pada periode 2003-2009.
3. Memiliki total assets yang hampir sama dengan perusahaan yang
mengalami kondisi financial distress.
Sesuai dengan kriteria diatas, dari tahun 2003 sampai 2009, terdapat 13
perusahaan manufaktur yang delisted yang merupakan sampel untuk
perusahaan yang mengalami kondisi financial distress, dan 53 perusahaan
sehat yang digunakan sebagai perusahaan kontrol dalam penelitian ini.
Berikut daftar perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini:
TABEL IV.1
DAFTAR SAMPEL PENELITIAN
NO TAHUN STATUS EMITEN
1 2003 Sehat PT Pioneerindo Gourmet International Tbk
2 Sehat PT Sekar Laut Tbk
3 Sehat PT Sarasa Nugraha Tbk
4 Sehat PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk
5 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk
6 Sehat PT Summitplast Interbenua Tbk
7 Sehat PT Jaya Pari Steel Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Tabel IV.1 (lanjutan)
NO TAHUN STATUS EMITEN
8 Sehat PT Pan Brothers Tex Tbk
9 Sehat PT Multi Agro Persada Tbk
10 Sehat PT Andhi Candra Automotive products Tbk
11 Sehat PT Multi Prima Sejahtera Tbk
12 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk
13 Financial Distress PT Procter & Gamble Indonesia Tbk
14 2004 Sehat PT Davomas Abadi Tbk
15 Sehat PT Sunson Textile Manufactures Tbk
16 Sehat PT Apac Citra Centertex Tbk
17 Sehat PT Fajar Surya Wisesa Tbk
18 Financial Distress PT Wahana Jaya Perkasa Tbk
19 Financial Distress PT Keramika Indonesia Assosiasi Tbk
20 Financial Distress PT Texmaco Perkasa Engineering Tbk
21 Sehat PT Branta Mulia Tbk
22 Sehat PT Tunas Ridean Tbk
23 2005 Sehat PT Suba Indah Tbk
24 Sehat PT Suparma Tbk
25 Financial Distress PT Dankos Laboratories Tbk
26 2006 Sehat PT Panasia Indosyntec Tbk
27 Sehat PT Budi Acid Jaya Tbk
28 Financial Distress PT Komatsu Indonesia Tbk
29 2007 Sehat PT Ades Waters Indonesia Tbk
30 Sehat PT Ultra Jaya Milk Tbk
31 Sehat PT Intanwijaya Internasional Tbk
32 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk
33 Financial Distress PT Summitplast Tbk
34 Sehat PT Alumindo Light Metal Industry Tbk
35 Sehat PT Jaya Pari Steel Tbk
36 Sehat PT Lion Metal Works Tbk
37 Sehat PT Nipress Tbk
38 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk
39 Financial Distress PT Sari Husada Tbk
40 Sehat PT Kimia Farma Tbk
41 2008 Sehat PT Century Textile Industry Tbk
42 Financial Distress PT Texmaco Jaya Tbk
43 Sehat PT Eterindo Wahanatama Tbk
44 Sehat PT Berlina Tbk
45 Sehat PT Kabelindo Murni Tbk
46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk
47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk
49 Sehat PT Sekar Laut Tbk
50 Sehat PT Eratex Djaja Tbk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel IV.1 (lanjutan)
NO TAHUN STATUS EMITEN
51 Sehat PT Unitex Tbk
52 Sehat PT Karwell Indonesia Tbk
53 Financial Distress PT Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk
54 Sehat PT Colorpak Indonesia Tbk
55 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk
37 Sehat PT Nipress Tbk
38 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk
39 Financial Distress PT Sari Husada Tbk
40 Sehat PT Kimia Farma Tbk
41 2008 Sehat PT Century Textile Industry Tbk
42 Financial Distress PT Texmaco Jaya Tbk
43 Sehat PT Eterindo Wahanatama Tbk
44 Sehat PT Berlina Tbk
45 Sehat PT Kabelindo Murni Tbk
46 2009 Sehat PT Akasha Wira International Tbk
47 Sehat PT Prasidha Aneka Niaga Tbk
48 Financial Distress PT Sekar Bumi Tbk
49 Sehat PT Sekar Laut Tbk
50 Sehat PT Eratex Djaja Tbk
51 Sehat PT Unitex Tbk
52 Sehat PT Karwell Indonesia Tbk
53 Financial Distress PT Daya Sakti Unggul Corporindo Tbk
54 Sehat PT Colorpak Indonesia Tbk
55 Sehat PT Intanwijaya Internasional tbk
56 Sehat PT Resource Alam Indonesia Tbk
57 Sehat PT Asiaplast Industries Tbk
58 Sehat PT Kageo Igar Jaya Tbk
59 Financial Distress PT Tunas Alfin Tbk
60 Sehat PT Yanaprima Hastapersada Tbk
61 Sehat PT Lion Metal Works Tbk
62 Sehat PT Tira Austenite Tbk
63 Sehat PT Multi Prima Sejahtera Tbk
64 Sehat PT Bristol-Myers Squibb indonesia Tbk
65 Sehat PT Schering-Plough Indonesia Tbk
66 Financial Distress PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk
Sumber: ICMD
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan tentang ringkasan
variabel-variabel penelitian tanpa menghubungkan atau membandingkan
dengan variabel lain, jadi menceritakan karakteristik statistik suatu variabel
secara mandiri. Nilai statistik deskriptif dari masing-masing variabel
penelitian ini adalah sebagai berikut:
TABEL IV.2
STATISTIK DESKRIPTIF
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Berdasarkan statistik deskriptif variabel penelitian yang disajikan dalam
tabel IV.2 maka dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
1. Variabel NIS memiliki nilai minimum sebesar -1.130 pada PT Keramika
Indonesia Assosiasi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.579 pada PT
Multi Prima Sejahtera Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata
sebesar -0.01872 dan standar deviasi sebesar 0.259290.
2. Variabel ROA memiliki nilai minimum sebesar -0.552 pada PT Ades
Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.439 pada PT Unitex
Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.02234 dan
standar deviasi sebesar 0.163803.
3. Variabel EBITTA memiliki nilai minimum sebesar -0.547 pada PT Ades
Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.455 pada PT
Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai
rata-rata sebesar 0.05465 dan standar deviasi sebesar 0.150825.
4. Variabel DEBT RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.055 pada PT
Jaya Pari Steel Tbk. dan nilai maksimum sebesar 5.195 pada PT Texmaco
Jaya Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.72357 dan
standar deviasi sebesar 0.850684.
5. Variabel CLTA memiliki nilai minimum sebesar 0.000 pada PT Davomas
Abadi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 2.731 pada PT Texmaco Jaya
Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.49887 dan
standar deviasi sebesar 0.576067.
6. Variabel CLTL memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Davomas
Abadi Tbk. dan nilai maksimum sebesar 1.244 pada PT Apac Citra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Centertex Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
0.70659 dan standar deviasi sebesar 0.271817.
7. Variabel CURRENT RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.034 pada
PT Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 497.929 pada PT
Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
1.02918E1 dan standar deviasi sebesar 61.122557.
8. Variabel QUICK RATIO memiliki nilai minimum sebesar 0.016 pada PT
Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 298.536 pada PT
Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
6.51925 dan standar deviasi sebesar 36.670954.
9. Variabel WCTA memiliki nilai minimum sebesar -2.638 pada PT
Texmaco Jaya Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.856 pada PT Jaya Pari
Steel Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.00845
dan standar deviasi sebesar 0.691070.
10. Variabel CATA memiliki nilai minimum sebesar 0.043 pada PT Wahana
Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.915 pada PT Sara Lee
Body Care Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata
sebesar 0.50733 dan standar deviasi sebesar 0.237062.
11. Variabel NFATA memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Wahana
Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.864 pada PT Fajar Surya
Wisesa Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.34609
dan standar deviasi sebesar 0.238239.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
12. Variabel CCL memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Ades
Waters Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 118.398 pada PT
Davomas Abadi Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
2.22302 dan standar deviasi sebesar 14.534062.
13. Variabel CTA memiliki nilai minimum sebesar 0.001 pada PT Wahana
Jaya Perkasa Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0.413 pada PT Sari
Husada Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 0.08172
dan standar deviasi sebesar 0.093002.
14. Variabel S GROWTH memiliki nilai minimum sebesar -0.747 pada PT
Texmaco Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 5.123
pada PT Resource Alam Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh
nilai rata-rata sebesar 0.19365 dan standar deviasi sebesar 0.760244.
15. Variabel ROA GROWTH memiliki nilai minimum sebesar -20.909 pada
PT Karwell Indonesia Tbk. dan nilai maksimum sebesar 48.254 pada PT
Eratex Djaja Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
0.30674 dan standar deviasi sebesar 6.878228.
16. Variabel STA memiliki nilai minimum sebesar 0.010 pada PT Texmaco
Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 3.103 pada PT
Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-
rata sebesar 1.12802 dan standar deviasi sebesar 0.653545.
17. Variabel SWC memiliki nilai minimum sebesar -125.179 pada PT
Summitplast Tbk. dan nilai maksimum sebesar 647.018 pada PT Panasia
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Indosyntec Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar
1.38342E1 dan standar deviasi sebesar 84.584633.
18. Variabel SINV memiliki nilai minimum sebesar 0.285 pada PT Texmaco
Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 70.395 pada PT
Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-
rata sebesar 9.70404 dan standar deviasi sebesar 10.999690.
19. Variabel SCA memiliki nilai minimum sebesar 0.203 pada PT Texmaco
Perkasa Engineering Tbk. dan nilai maksimum sebesar 7.322 pada PT
Procter & Gamble Indonesia Tbk. Secara keseluruhan diperoleh nilai rata-
rata sebesar 2.50555 dan standar deviasi sebesar 1.469632.
B. Pengujian Data
1. Asumsi Klasik
a. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya
hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi.
Metode untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat
dari Variance Inflation Factor (VIF) atau Tolerance Value. Apabila
nilai tolerance value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil
daripada 10 maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas.
Besarnya VIF dan Tolerance Value dari hasil analisis dapat dilihat
pada Tabel IV.3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
TABEL IV.3 UJI MULTIKOLINEARITAS SEBELUM VARIABEL DIKELUARKAN
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Dari hasil output SPSS di atas dapat diketahui bahwa terdapat
beberapa variabel yang mengalami multikolinearitas, yaitu Debt
Ratio,CLTA, Current Ratio, Quick Ratio, CCL, dan SCA karena
memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan Tolerance value kurang dari 0,10.
Salah satu cara untuk mengobati gejala terjadinya
multikolinearitas adalah dengan mengeluarkan satu atau lebih variabel
independen yang mempunyai nilai korelasi tinggi dari model regresi
(Imam Ghozali, 2006). Dari sini bisa diketahui bahwa untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
mengobati multikolinearitas, tidak harus semua variabel yang
mengalami multikolinearitas dikeluarkan dari model.
Variabel yang dikeluarkan dalam model ini adalah debt ratio,
Current Ratio, Quick Ratio dan SCA. Hasil uji multikolinearitas
setelah beberapa variabel dikeluarkan dari model, dapat dilihat pada
Tabel IV.4 di bawah ini:
TABEL IV.4 UJI MULTIKOLINEARITAS SETELAH VARIABEL DIKELUARKAN
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Setelah beberapa dari variabel dikeluarkan diperoleh model yang
terbebas dari multikolinearitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2. Uji Hipotesis
a. Pengujian Kelayakan Model
Untuk menilai kelayakan model regresi logistik dalam
memprediksi kondisi perusahaan mengalami financial distress
digunakan uji Chi Square Hosmer and Lemeshow.
TABEL IV.5
CHI SQUARE HOSMER AND LEMESHOW
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Dari output di atas terlihat bahwa nilai Chi Square adalah
sebesar 12,049 dengan nilai Sig sebesar 0,099. Dari hasil tersebut
terlihat bahwa nilai Sig lebih besar daripada 0,05 sehingga berarti
bahwa tidak ada perbedaan antara klasifikasi yang diprediksi dengan
klasifikasi yang diamati. Sehingga dapat disimpulkan model regresi
logistik dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
Penilaian keseluruhan model regresi logistik menggunakan nilai
-2 Log Likelihood dimana jika terjadi penurunan dalam nilai -2 Log
Likelihood pada blok kedua dibandingkan dengan blok pertama, maka
dapat disimpulkan bahwa model kedua dari regresi logistik menjadi
lebih baik. Hasilnya dapat dilihat pada tabel IV.6.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
TABEL IV.6
-2 LOG LIKELIHOOD
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Dari output diatas, terlihat bahwa nilai -2 Log Likelihood pada
blok pertama adalah sebesar 65,495, dan pada blok kedua adalah
43,910. dengan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa model regresi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
logistik kedua lebih baik dalam memprediksi kemungkinan suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress.
b. Hasil Regresi Logistik
Untuk mengetahui koefisien regresi logistik masing-masing
variabel dapat dilihat pada tabel IV.8.
TABEL IV.7
ANALISIS REGRESI LOGISTIK
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Berdasarkan hasil pengolahan regresi logistik di atas maka
model analisis regresi logistik dapat ditransformasikan dalam model
persamaan berikut:
)(799,4)(498,6443,2
1ln
NFATANIS
PP
Li
ii
---=
÷÷ø
öççè
æ-
=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Dari tabel IV.7, masing-masing variabel independen dapat
diinterpretasikan pengaruhnya terhadap kondisi financial distress
sebagai berikut:
1) Konstanta sebesar -2,443; artinya jika nilai koefisien regresi
logistik variabel lainnya nol (0) maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 2,443. Lebih jelasnya adalah jika nilai koefisien regresi
logistik variabel lainnya nol (0) maka peluang bahwa Y sama
dengan satu (1) akan turun sebesar 2,443.
2) Koefisien regresi logistik variabel NIS sebesar -6,498; artinya jika
variabel NIS naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 6,498. Lebih jelasnya adalah jika variabel NIS naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 6,498.
3) Koefisien regresi logistik variabel ROA sebesar 2,986; artinya jika
variabel ROA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar
2,986. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA naik sebesar 1
satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik
sebesar 2,986.
4) Koefisien regresi logistik variabel EBITTA sebesar 4,080; artinya
jika variabel EBITTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik
sebesar 4,080. Lebih jelasnya adalah jika variabel EBITTA naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan naik sebesar 4,080.
5) Koefisien regresi logistik variabel CLTA sebesar -4,294; artinya
jika variabel CLTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 4,294. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTA naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 4,294.
6) Koefisien regresi logistik variabel CLTL sebesar 3,034; artinya
jika variabel CLTL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar
3,034. Lebih jelasnya adalah jika variabel CLTL naik sebesar 1
satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik
sebesar 3,034.
7) Koefisien regresi logistik variabel WCTA sebesar -5,005; artinya
jika variabel WCTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 5,005. Lebih jelasnya adalah jika variabel WCTA naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 5,005.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
8) Koefisien regresi logistik variabel NFATA sebesar -4,799; artinya
jika variabel NFATA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 4,799. Lebih jelasnya adalah jika variabel NFATA naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 4,799.
9) Koefisien regresi logistik variabel CCL sebesar -0,742; artinya
jika variabel CCL naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 0,742. Lebih jelasnya adalah jika variabel CCL naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 0,742.
10) Koefisien regresi logistik variabel CTA sebesar 13,499; artinya
jika variabel CTA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar
13,499. Lebih jelasnya adalah jika variabel CTA naik sebesar 1
satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik
sebesar 13,499.
11) Koefisien regresi logistik variabel S GROWTH sebesar -0,022;
artinya jika variabel S GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka log
peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress
akan turun sebesar 0,022. Lebih jelasnya adalah jika variabel S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama
dengan satu (1) akan turun sebesar 0,022.
12) Koefisien regresi logistik variabel ROA GROWTH sebesar 0,011;
artinya jika variabel ROA GROWTH naik sebesar 1 satuan, maka
log peluang suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress
akan naik sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel ROA
GROWTH naik sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama
dengan satu (1) akan naik sebesar 0,011.
13) Koefisien regresi logistik variabel STA sebesar 0,457; artinya jika
variabel STA naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar
0,457. Lebih jelasnya adalah jika variabel STA naik sebesar 1
satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik
sebesar 0,457.
14) Koefisien regresi logistik variabel SWC sebesar -0,011; artinya
jika variabel SWC naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan turun
sebesar 0,011. Lebih jelasnya adalah jika variabel SWC naik
sebesar 1 satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1)
akan turun sebesar 0,011.
15) Koefisien regresi logistik variabel SINV sebesar 0,036; artinya
jika variabel SINV naik sebesar 1 satuan, maka log peluang suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress akan naik sebesar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
0,036. Lebih jelasnya adalah jika variabel SINV naik sebesar 1
satuan maka peluang bahwa Y sama dengan satu (1) akan naik
sebesar 0,036.
c. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh variabel independen yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu rasio profit margin, profitabilitas, leverage,
likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
1) Rasio profit margin terhadap prediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan.
· Variabel NIS
Dari Tabel IV.7 di atas dapat dilihat pengaruh variabel NIS
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,034 < 0,05 sehingga
signifikan pada level 5%.
H1 yang menyatakan bahwa rasio profit margin berpengaruh
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress dinyatakan diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
2) Rasio profitabilitas terhadap prediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan.
· Variabel ROA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,527 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel EBITTA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel EBITTA
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,385 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
H2 yang menyatakan bahwa rasio profitabilitas berpengaruh
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress dinyatakan ditolak.
3) Rasio leverage terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
· Variabel CLTA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTA terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
diperoleh nilai Sig sebesar 0,235 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel CLTL
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CLTL terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,227 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
H3 yang menyatakan bahwa rasio leverage berpengaruh terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
dinyatakan ditolak.
4) Rasio likuiditas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
· Variabel WCTA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel WCTA
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,123 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel NFATA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel NFATA
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,052 < 0,1 sehingga
signifikan pada level 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
H4 yang menyatakan bahwa rasio likuiditas berpengaruh terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
dinyatakan partially suported oleh rasio NFATA..
5) Rasio cash position terhadap prediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan.
· Variabel CCL
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CCL terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,681 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel CTA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel CTA terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,222 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
H5 yang menyatakan bahwa rasio cash position berpengaruh
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress dinyatakan ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
6) Rasio growth terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
· Variabel S GROWTH
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel S GROWTH
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial
distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,972 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel ROA GROWTH
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel ROA
GROWTH terhadap probabilitas perusahaan mengalami
kondisi financial distress diperoleh nilai Sig sebesar 0,814 >
0,05 sehingga tidak signifikan.
H6 yang menyatakan bahwa rasio growth berpengaruh terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
dinyatakan ditolak.
7) Rasio operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial
distress suatu perusahaan.
· Variabel STA
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel STA terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,596 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
· Variabel SWC
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SWC terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,456 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
· Variabel SINV
Dari tabel IV.7 dapat dilihat pengaruh variabel SINV terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
diperoleh nilai Sig sebesar 0,392 > 0,05 sehingga tidak
signifikan.
H7 yang menyatakan bahwa rasio operating efficiency
berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi
financial distress dinyatakan ditolak.
8) Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash
position, growth, dan operating efficiency secara simultan
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
Untuk mengetahui pengaruh simultan semua variabel
independen terhadap variabel dependen dapat dilihat dari selisih
nilai -2 loglikelihood pada block 0 dan block 1.
Besarnya nilai -2 Log Likelihood pada block 0 adalah
65,495. Setelah semua variabel independen dimasukkan ke dalam
model, nilai -2 Log Likelihood menjadi 43,910. selisih antara block
0 dan block 1 merupakan model Chi Square yang dipakai untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
menguji signifikansi secara simultan. Dalam penelitian ini model
Chi Square yang diperoleh adalah 65,495 – 43,910 = 21,585. nilai
tersebut sama dengan output SPSS 16.0 dibawah ini:
TABEL IV.8
OMNIBUS TESTS
Dari tabel IV.8 dapat dilihat pengaruh rasio profit margin,
profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan
operating efficiency secara simultan terhadap probabilitas
perusahaan mengalami kondisi financial distress diperoleh nilai
Sig sebesar 0,088 < 0,1 sehingga signifikan pada level 10%.
H8 yang menyatakan bahwa rasio profit margin,
profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position, growth, dan
operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap
probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
dinyatakan diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
d. Pengujian Koefisien Determinasi
Cox&Snell R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru
ukuran 2R pada multiple regression yang didasarkan pada teknik
estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari satu (1)
sehingga sulit diinterpretasikan. Nagelkerke R Square merupakan
modifikasi dari koefisien Cox&Snell R Square untuk memastikan
bahwa nilainya berfariasi dari nol (0) sampai satu (1). Hal ini
dilakukan dengan cara membagi nilai Cox&Snell R Square dengan
nilai 2R pada multiple regression.
TABEL IV.9
COX&SNELL AND NAGELKERKE
Sumber: Hasil Pengolahan Komputer, SPSS 16.0
Dari output diatas nilai Cox&Snell R Square adalah sebesar
0,279 dan nilai Nagelkerke R Square adalah sebesar 0,443 yang berarti
bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh
variabilitas variabel independen adalah sebesar 44,3%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
C. Pembahasan
Setelah analisis dilakukan, maka hasil dari analisis menunjukkan bahwa
rasio profit margin yang diukur dengan NIS dan rasio likuiditas yang diwakili
oleh NFATA berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami
kondisi financial distress. Selain itu, semua variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu rasio profit margin, profitabilitas,
leverage, likuiditas, cash position, growth, dan operating efficiency secara
simultan berpengaruh terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi
financial distress. Maka dibawah ini pembahasan hasil perhitungan statistik
yang telah dilakukan.
1. Rasio profit margin terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel NIS
Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel NIS
signifikan pada level 5% terhadap prediksi suatu perusahaan
mengalami kondisi financial distress. Variabel NIS memiliki pengaruh
negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial
distress. Hasil penelitian yang menyatakan bahwa variabel NIS
memiliki pengaruh negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress, mendukung hasil penelitian yang dilakukan
oleh Almilia dan Kristijadi (2003) pada persamaan regresi logistik
kesepuluh, sebelas, dan duabelas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
2. Rasio profitabilitas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel ROA
Pada penelitian ini variabel ROA tidak berpengaruh terhadap
prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress. Hal
ini mendukung peneltian dari Almilia dan Kristijadi (2003).
b. Variabel EBITTA
Untuk hasil dari variabel EBITTA yang tidak berpengaruh
terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial
distress mendukung penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).
3. Rasio leverage terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel CLTA
Hasil penelitian menunjukkan variabel CLTA tidak berpengaruh
terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial
distress tidak mendukung penelitian sebelumnya dari Almilia dan
Kristijadi (2003) pada persamaan regresi logistik kedua, sepuluh,
sebelas, dan duabelas yang menyatakan bahwa variabel CLTA
signifikan negatif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
b. Variabel CLTL
Variabel CLTL tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress mendukung
penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).
4. Rasio likuiditas terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel WCTA
Variabel WCTA tidak berpengaruh terhadap suatu perusahaan
mengalami kondisi financial distress tidak mendukung penelitian
sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003) pada persamaan regresi
logistik kedua yang menyatakan bahwa variabel WCTA signifikan
negatif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress.
b. Variabel NFATA
Pada tingkat signifikansi 5%, variabel NFATA tidak
berpengaruh terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress. Namun pada level signifikansi 10%, variabel
NFATA berpengaruh terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami
kondisi financial distress. Variabel NFATA memiliki pengaruh
negatif pada prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi financial
distress. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Almilia (2006), dimana dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa
variabel NFATA signifikan positif pada level 10% terhadap prediksi
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.
5. Rasio cash position terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel CCL
Variabel CCL tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).
b. Variabel CTA
Variabel CTA tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).
6. Rasio growth terhadap prediksi kondisi financial distress suatu
perusahaan.
a. Variabel S GROWTH
Variabel S GROWTH tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).
b. Variabel ROA GROWTH
Variabel ROA GROWTH tidak berpengaruh terhadap prediksi
suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress dan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
mendukung penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003)
pada persamaan regresi logistik kedua, tujuh, sepuluh, sebelas, dan
duabelas yang menyatakan bahwa variabel ROA GROWTH signifikan
positif terhadap prediksi suatu perusahaan mengalami kondisi
financial distress.
7. Rasio operating efficiency terhadap prediksi kondisi financial distress
suatu perusahaan.
a. Variabel STA
Variabel STA tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).
b. Variabel SWC
Variabel SWC tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Almilia dan Kristijadi (2003).
c. Variabel SINV
Variabel SINV tidak berpengaruh terhadap prediksi suatu
perusahaan mengalami kondisi financial distress dan mendukung
penelitian sebelumnya dari Platt and Platt (2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
8. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,
growth, dan operating efficiency secara simultan terhadap prediksi kondisi
financial distress suatu perusahaan.
Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash
position, growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh
terhadap probabilitas perusahaan mengalami kondisi financial distress
pada level 10%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab IV telah dilakukan analisis data dan pembahasan terhadap
hipotesis yang diajukan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab IV
dapat dirumuskan kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, dan saran yang
akan disajikan pada bab ini.
A. Kesimpulan
Dari analisis data yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Rasio profit margin yang diukur dengan NIS berpengaruh negatif terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
2. Rasio profitabilitas yang diukur dengan ROA dan EBITTA tidak
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
3. Rasio leverage yang diukur dengan CLTA dan CLTL tidak berpengaruh
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
4. Rasio likuiditas yang diukur dengan WCTA tidak berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
5. Rasio likuiditas yang diukur dengan NFATA berpengaruh negatif terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
6. Rasio cash position yang diukur dengan CCL dan CTA tidak berpengaruh
terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
7. Rasio growth yang diukur dengan S GROWTH dan ROA GROWTH tidak
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
8. Rasio operating efficiency yang diukur dengan STA, SWC dan SINV tidak
berpengaruh terhadap prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan
9. Rasio profit margin, profitabilitas, leverage, likuiditas, cash position,
growth, dan operating efficiency secara simultan berpengaruh terhadap
prediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.
B. Implikasi
1. Bagi Emiten
Berdasarkan hasil penelitian rasio NIS memiliki pengaruh negatif yang
kuat terhadap kondisi financial distress, sehingga perusahaan harus
mampu meningkatkan rasio NIS dengan cara melakukan efisiensi biaya
operasional, misalnya dengan melakukan efisiensi biaya tenaga kerja dan
efisiensi biaya bahan baku. Selain itu, rasio NFATA memiliki pengaruh
negatif yang lemah terhadap kondisi financial distress, sehingga
perusahaan harus mampu meningkatkan rasio NFATA dengan cara
menambah fixed assets produktif yang menunjang operasional perusahaan
misalnya dengan membangun pabrik baru, gudang baru, dan membeli
peralatan baru, yang nantinya dapat dijual atau dijadikan jaminan apabila
perusahaan menunjukkan sinyal-sinyal terjadinya kondisi financial
distress.
2. Bagi Investor dan calon investor
Dalam melakukan investasi pada perusahaan manufaktur, investor maupun
calon investor harus memperhatikan nilai dari rasio NIS dan NFATA, serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
menggunakannya dalam analisis investasi. Perusahaan yang memiliki rasio
NIS dan NFATA yang baik memiliki risiko financial distress yang lebih
kecil sehingga investor dapat mempertahankan investasinya dan calon
investor dapat memilih untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
3. Bagi kalangan akademis
Bagi penelitian selanjutnya dapat mengembangkan kriteria penetapan
sampel financial distress, menambah jumlah sampel perusahaan dan rasio
keuangan lainnya sehingga dapat memperbanyak sampel penelitian dan
menambah faktor-faktor lain yang diduga mempunyai pengaruh terhadap
kemungkinan suatu perusahaan mengalami kondisi financial distress.
C. Keterbatasan Penelitian
1. Penelitian ini hanya menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hal ini mengakibatkan kemungkinan
hasil penelitian ini tidak bisa digeneralisasikan untuk semua jenis
perusahaan.
2. Penetapan sampel perusahaan yang mengalami kondisi financial distress
diwakili oleh perusahaan manufaktur yang delisted.
3. Penelitian ini belum memasukkan rasio keuangan yang berasal dari
laporan arus kas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
D. Saran
1. Penelitian selanjutnya harus mengembangkan sampel, tidak hanya pada
perusahaan manufaktur saja tetapi dapat menggunakan perusahaan selain
perusahaan manufaktur.
2. Kriteria penetapan sampel perusahaan financial distress harus
dikembangkan, tidak hanya berdasarkan pada kriteria delisted saja.
3. Rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan arus kas dapat digunakan
untuk penelitian berikutnya.
Top Related