ANALISIS PENGARUH MARGIN KEUNTUNGAN,
DANA PIHAK KETIGA, DAN RASIO KEUANGAN
TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2016-2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
SELLY ANJAR SARI
63010160140
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
i
ANALISIS PENGARUH MARGIN KEUNTUNGAN,
DANA PIHAK KETIGA, DAN RASIO KEUANGAN
TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA
PERIODE 2016-2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh :
SELLY ANJAR SARI
63010160140
PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon( 0298) 3432784 Salatiga
50721 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id
PERSETUJUAN PEMBIMBING
http://www.febi.iainsalatiga.ac.id/
iii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM Jalan Tentara Pelajar No. 02 Telepon( 0298) 3432784 Salatiga
50721 Website : www.febi.iainsalatiga.ac.id
PENGESAHAN
http://www.febi.iainsalatiga.ac.id/
iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
DAN
KESEDIAAN PUBLIKASI
v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
vi
MOTTO
JANGAN TERLALU AMBIL HATI DENGAN UCAPAN SESEORANG, KADANG
MANUSIA PUNYA MULUT TAPI BELUM TENTU PUNYA PIKIRAN
(ALBERT EINSTEIN)
TETAP BERBUAT BAIKLAH WALAUPUN ITU TAK DIHARGAI
(PENULIS)
vii
PERSEMBAHAN
Untuk kedua orang tuaku, Bapak Haryono dan Ibu Suharti, terimakasih atas
semua doa, dukungan, arahan, motivasi serta pengorbanan yang selalu engkau
berikan kepada saya demi meraih semua impian yang saya harapkan.
Terimakasih telah menjadi orang tua yang terbaik, yang tidak pernah lelah untuk
mengajarkan dalam hal kebaikan.
Adikku Muhammad Vicky Ega Pradipta, yang selalu memberikan semangat
untuk membanggakan kedua orang tua kita.
Alif Suryanto, terimakasih telah menemaniku dalam keadaan susah maupun
senang, terimakasih untuk support yang selalu kamu berikan sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik.
Dan teman-temanku (Dyah, , Zulfa, Arin, Uul, Ellen) terimakasih untuk
dukungan dan kebersamaan selama ini.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh
Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga dan Rasio Keuangan Terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia Periode
2016-2019” dengan baik. Sholawat serta salam kita ucapkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang telah menjadi suri tauladan yang baik bagi umatnya dan
senantiasa kita harapkan syafa’atnya.
Penelitian ini disusun sebagai salah satu syarat guna meraih gelar Sarjana
Ekonomi pada Program Studi S1 Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Penulisan skripsi ini dapat selesai
dengan lancar karena tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam.
3. Bapak Ari Setiawan, M.M. selaku Ketua Program Studi S1 Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
4. Bapak Dr. Nafis Irkhami, M.Ag, M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah dengan sabar memberi arahan dan masukan dalam proses penyusunan skripsi.
ix
5. Bapak Dr. Abdul Aziz NP, S.Ag., M.M. selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan motivasi dan masukan selama penulis menjalani
perkuliahan.
6. Seluruh dosen dan staff IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan
membantu penulis selama perkuliahan.
7. Kedua orang tua saya, Bapak Haryono dan Ibu Suharti serta Adikku Muhammad
Vicky Ega Pradipta yang senantiasa memberikan dukungan dalam penyelesaian
skripsi.
8. Teman-teman S1 Perbankan Syariah Angkatan 2016 yang telah menjadi teman
seperjuangan dalam menempuh studi.
9. Semua pihak yang telah membatu penyelesaian penulisan skripsi ini yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran untuk menambah kesempurnaan skripsi ini sehingga menjadi lebih baik
dalam penyusunan dimasa mendatang. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembacanya.
Salatiga, 9 September 2020
Penulis
Selly Anjar Sari
NIM 63010160140
x
ABSTRAK
Sari, Selly Anjar. 2020. Analisis Pengaruh Margin Keuntungan, Dana Pihak
Ketiga dan Rasio Keuangan Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia Periode 2016-2019. Skripsi, Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Program Studi S1-Perbankan Syariah IAIN Salatiga.
Pembimbing: Dr. Nafis Irkhami, M.Ag, M.A.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh margin keuntungan, dana
pihak ketiga, dan rasio keuangan terhadap pembiayaan murabahah pada Bank
Umum Syariah di Indonesia periode 2016-2019. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif dengan sampel 11 Bank Umum Syariah di Indonesia dan
diperoleh 44 data pada periode pengamatan 2016-2019. Jenis data yang digunakan
adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan yang dipublikasikan di website
resmi perbankan terkait. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linear berganda dengan dibantu software pengolah data Eviews 10. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial margin keuntungan berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah, dana pihak ketiga berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah, financing to deposit
ratio berpengaruf negatif dan tidak signifikan terhadap pembiayaan murabahah,
capital adequacy ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pembiayaan murabahah, return on asset berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pembiayaan murabahah.
Kata Kunci: Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga (DPK), Financing to Deposit
Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA), dan
Pembiayaan Murabahah
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI ...................iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT.................................................................................. v
MOTTO ..............................................................................................................................vi
PERSEMBAHAN .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xv
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................ 10
E. Sistematika Penulisan ........................................................................................... 11
xii
BAB II ............................................................................................................................... 13
LANDASAN TEORI ........................................................................................................ 13
A. Telaah Pustaka ...................................................................................................... 13
B. Kerangka Teori ..................................................................................................... 18
1. Agency Theory .................................................................................................. 18
2. Perbankan Syariah ............................................................................................ 19
3. Pembiayaan Murabahah .................................................................................... 21
4. Margin Keuntungan .......................................................................................... 24
5. Dana Pihak Ketiga (DPK) ................................................................................. 25
6. Financing To Debt Ratio (FDR) ....................................................................... 29
7. Capital Adequacy Ratio (CAR) ........................................................................ 31
8. Return On Assets (ROA) ................................................................................... 34
C. Kerangka Penelitian .............................................................................................. 36
D. Hipotesis ............................................................................................................... 36
BAB III ............................................................................................................................. 42
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 42
A. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 42
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................................ 42
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................. 43
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 45
xiii
E. Definisi Konsep dan Operasional ......................................................................... 46
F. Teknik Analisi Data .............................................................................................. 50
G. Alat Analisis .......................................................................................................... 58
BAB IV ............................................................................................................................. 59
ANALISIS DATA ............................................................................................................ 59
A. Deskriptif Obyek Penelitian .................................................................................. 59
B. Statistik Deskrptif ................................................................................................. 59
C. Analisis Data ......................................................................................................... 61
1. Uji Stasioner ...................................................................................................... 61
2. Uji Regresi Data Panel ...................................................................................... 61
3. Uji Statistik ....................................................................................................... 68
4. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 71
D. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 77
BAB V .............................................................................................................................. 81
PENUTUP ........................................................................................................................ 81
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 81
B. Saran ..................................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 84
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 89
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2016-2019
............................................................................................................................................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 13
Tabel 3.1 Daftar Populasi Bank Umum Syariah ............................................................... 35
Tabel 3.2 Daftar Sampel Bank Umum Syariah ................................................................. 36
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Stationer............................................................................................. 61
Tabel 4.3 Hasil Uji Regresi Common Effect Model ......................................................... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Regresi Fixed Effect Model .............................................................. 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Chow-Test ......................................................................................... 64
Tabel 4.6 Hasil Uji Regresi Random Effect Model .......................................................... 65
Tabel 4.7 Hasil Uji Hausman-Test .................................................................................... 66
Tabel 4.8 Hasil Uj Lagrange Multiplier ............................................................................ 68
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikoleniaritas ............................................................................... 73
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 75
Tabel 4.11 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................... 76
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2011-2019 .............. 3
Gambar 2.1 Model Penelitian ........................................................................................... 38
Gambar 4.1 Diagram Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut UU No. 21 tahun 2008 pasal 1 Bank Syariah adalah Bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah yang
dalam kegiatannya memberikan jasa lalu lintas pembayaran. Produk-produk
yang dikembangkan oleh bank syariahpun berdasarkan Al-Quran dan Hadis.
Kemunculan perbankan syariah ini merupakan sebuah alternatif dalam
sistem keuangan dengan karakter bebas bunga. Pasal 3 menyebutkan bahwa
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan
pemerataan kesejahteraan rakyat. Maka perbankan syariah menerapkan
sistem bagi hasil yang dinilai mampu meningkatkan keadilan dalam
masyarakat (Arthesa dan Handiman, 2006).
Perbankan Syariah di Indonesia mengalami perkembangan yang
sangat signifikan seiring dengan berkembangnya pemikiran masyarakat
yaitu tentang sistem perbankan syariah yang tanpa bunga. Pesatnya
perkembangan perbankan syariah saat ini dikarenakan bank syariah
memiliki beberapa keistimewaan-keistimewaan, salah satu keistimewaan
yang utama terletak pada konsep (built in concept) yaitu konsep perbankan
yang berorientasi pada kebersamaan. Kemudian orientasi kebersamaan
2
inilah yang menjadikan bank syariah mampu menjadi alternatif pengganti
sistem bunga yang selama ini hukumnya masih diragukan oleh banyak
masyarakat. Dapat dikatakan bahwa perbankan syariah merupakan
perpaduan antara bank komersial, bank investasi dan lembaga yang
mengurusi investasi (investment-management intitutions). Perbankan
syariah berorientasi pada investasi modal, dengan adanya pola ini maka
lembaga-lembaga keuangan syariah akan kokoh terhadap ancaman krisis
dibandingkan perbankan konvensional, serta jauh dari perilaku borrowing
short dan leading long (Irkhami, 2016: 67).
Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi
sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas
pokok yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan
mendasar antara kedua bank tersebut hanyalah bank syariah melakukan
kegiatan usahanya tidak berdasarkan bunga (interest fee), namun didasarkan
pada prinsip syariah atau prinsip pembagian keuntungan dan kerugian
(profit and loss sharing principle) (Rimadhani dan Erza, 2011).
Berlakukannya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka upaya
pengembangan industri perbankan syariah nasional semakin memiliki
landasan hukum yang memadai dan akan mendorong pertumbuhannya
secara cepat lagi. Menurut statistik Bank Indonesia, perkembangan dan
pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya cukup
3
memuaskan, yaitu tumbuh antara 40%-45% pertahun. Hal ini tercermin dari
pertumbuhan aset, peningkatan pembiayaan, dan ekspansi pelayan jaringan
kantor yang semakin meluas. Berikut adalah grafik perkembangan lembaga
keuangan syariah periode 2011-2019 di Indonesia dalam kurun waktu 9
tahun terakhir.
Sumber: Statistik Perbankan Syariah Tahun 2011-2019 (data diolah)
Gambar 1.1 Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia Periode
2011-2019
Menurut Zulfiana (2017:3), fungsi intermediasi yang terpenting bagi
bank adalah fungsi pembiayaan. Pembiayaan merupakan indikator utama
untuk mengukur perkembangan/pertumbuhan pangsa pasar perbankan
syariah nasional. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat memilih jenis
pembiayaan yang sesuai dengan kondisi arus kas perusahaannya atau jangka
waktu kebutuhan jumlah pinjamannya.
Salah satunya pembiayaan yang paling diminati masyarakat yaitu
pembiayaan dengan akad murabahah. Sebagaimana Fatwa No:04/DSN-
MUI/IV/2000 tentang murabahah dan menjadi pedoman bagi perbankan
11
11
11 12
12 13
13 14
142
4
24
23
22
22
21
21
21
20
15
5
15
8
16
3
16
3
16
3
16
6
16
7
16
7
16
4
2 0 1 1 2 0 1 2 2 0 1 3 2 0 1 4 2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9
BUS UUS BPRS
4
syariah dalam menjalankan akad murabahah menyatakan bahwa: “Bank
membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri dan
pembelian ini harus sah dan bebas riba”. Pada praktiknya bank syariah
hanya melakukan akad murabahah bila nasabah telah terlebih dahulu
melakukan pembelian dan pembayaran sebagai nilai barang (bayar uang
muka) (Arthesa dan Handiman, 2006).
Pada dasarnya, produk yang ditawarkan oleh perbankan syariah
dapat dibagi menjadi tiga besar, yaitu: produk penyaluran dana (financing),
produk penghimpunan dana (funding), dan produk jasa (service). Secara
garis besar, produk pembiayaan (penyaluran dana) pada perbankan syariah
dibagi menjadi empat kategori yaitu, pembiayaan dengan prinsip jual-beli,
pembiayaan dengan prinsip sewa, pembiayaan dengan akad pelengkap, dan
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (Karim, 2008).
Sejak awal perkembangan perbankan syariah di Indonesia, dari sisi
pembiayaan, akad murabahah lebih mendominasi pembiayaan bank syariah,
tetapi banyak kritikan yang dilontarkan pada bank syariah dalam masalah
penetapan margin keuntungan. Hal ini dikarenakan produk pembiayaan
murabahah merupakan produk yang mirip dengan produk pembiayaan
kredit berbunga flat pada bank non-syariah atau bank konvensional.
Pembiayaan murabahah adalah jual-beli barang pada harga asal dengan
tambahan keuntungan yang disepakati (Antonio, 2001). Perkembangan
pembiayaan bank umum syariah di Indonesia dapat dilihat dalam tabel di
bawah ini.
5
Tabel 1.1
Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Periode
2016-2019
Akad 2016 2017 2018 2019
Murabahah 139.536 150.276 154.805 160.654
Mudharabah 15.292 17.090 15.866 13.779
Musyarakah 78.421 101.561 129.641 157.491
Salam 0 0 0 0
Qardh 4.731 6.349 7.674 10.572
Istishna 878 1.189 1.609 2.097
Ijarah 9.150 9.230 10.597 10.589
Jumlah 248.008 285.695 320.191 355.182
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK.
Bank syariah dalam menyalurkan pembiayaannya, khususnya
pembiayaan murabahah harus memperhatikan beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi pembiayaan murabahah agar pembiayaan yang disalurkan
dapat menghasilkan keuntungan dan meminimalisir kerugian yang tidak
diinginkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembiayaan murabahah
diantaranya yaitu Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga (DPK) dan rasio
keuangan. Rasio keuangan yang dianalisis dalam penelitian ini adalah
Financing to Deposit Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan
Return On Asset (ROA). Dipilihnya rasio FDR, CAR, ROA karena rasio ini
menggambarkan tingkat kesehatan bank umum syariah (Harta, 2018).
Dalam pembiayaan murabahah margin keuntungan diperoleh dari
hasil alokasi pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan
kesepakatan antara penjual dan pembeli. Dimana bank sebagai penjual dan
nasabah sebagai pembeli. Sehingga dapat diartikan semakin banyak bank
6
menyalurkan pembiayaan dalam bentuk jual beli maka semakin banyak pula
margin keutungan yang akan diperoleh (Muhammad, 2004).
Penyaluran pembiayaan dalam bank sangat memerlukan sumber
dana, salah satu sumber dana perbankan yang terbesar berasal dari dana
pihak ketiga (DPK). Dana ini diperoleh dari masyarakat yang dihimpun
melalui giro, tabungan dan deposito. Kemudian dana yang berhasil
dihimpun oleh pihak bank akan disalurkan kembali dalam bentuk
pembiayaan. Semakin tinggi simpanan (dana pihak ketiga) yang dimiliki
bank syariah maka akan semakin banyak jumlah dana yang akan disalurkan
bank kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan (Kasmir, 2006).
Dalam penyaluran pembiayaan bank syariah juga perlu
memperhatikan batasan-batasan dalam pemberian pembiayaan guna
melihat kestabilan antara pembiayaan yang diberikan oleh bank dengan
dana pihak ketiga yaitu dengan melihat nilai Financing to Deposit Ratio
(FDR). Rasio tersebut secara sederhana merupakan rasio yang mengukur
presentase dari asset yang dimiliki oleh bank syariah yang digunakan untuk
penyaluran dana melalui pembiayaan. Suatu bank dikatakan liquid apabila
bank yang bersangkutan dapat memenuhi kewajiban utang-utangnya, dapat
membayar kembali semua deposannya, serta dapat memenuhi semua
permintaan pembiayaan yang diajukan tanpa terjadi penangguhan
(Muhammad, 2005).
7
Capital Adequacy Ratio (CAR) dapat memberikan kontribusi yang
cukup besar bagi pembiayaan, karena CAR merupakan rasio kecukupan
modal yang berfungsi menampung risiko kerugian yang memungkin
dihadapi oleh bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan
bank tersebut dalam menanggun risiko setiap kredit atau aktiva produktif
yang berisiko, serta bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional
dan penyaluran pembiayaan yang maksimal (Kuncoro, 2011).
Menurut Hanafi dan Halim (2007) aspek lain yang berpengaruh
terhadap keputusan bank dalam menyalurkan pembiayaan kepada debitur
adalah rentabilitas keuntungan yang tercermin dalam Return On Asset
(ROA). Rasio tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam
memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar nilai rasio ini
menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat.
Stabil atau sehatnya rasio ROA mencerminkan stabilnya jumlah modal dan
laba bank. Kondisi perbankan yang stabil akan meningkatkan kemampuan
bank dalam menyalurkan pembiayaan.
Berdasarkan paparan permasalahan di atas maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul “Analisis Pengaruh
Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga dan Rasio Keuangan
Terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah di
Indonesia Periode 2016-2019”.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini
dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Di Indonesia Syariah Periode 2016-
2019?
2. Bagaimana pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2016-
2019?
3. Bagaimana pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
Periode 2016-2019?
4. Bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Pebiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode
2016-2019?
5. Bagaimana pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Pembiayaan
Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia Periode 2016-
2019?
9
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
1. Untuk menganalisis pengaruh Margin Keuntungan terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
periode 2016-2019.
2. Untuk menganalisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
periode 2016-2019.
3. Untuk menganalisis pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR)
terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di
Indonesia periode 2016-2019.
4. Untuk menganalisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
periode 2016-2019.
5. Untuk menganalisis pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap
Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah Di Indonesia
periode 2016-2019.
10
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang
topik yang diteliti serta menambah wawasan bagi penulis tentang perbankan
terutama tentang Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga, Financing To
Debt Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Return On Assets serta
pengaruhnya terhadap Pembiayaan Murabahah.
2. Bagi Perbankan Syariah
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi maupun
sumbangan pemikiran yang bermanfaat sebagai acuan dalam menjelaskan
fungsi perbankan sebagai lembaga intermediasi dan memberikan gambaran
mengenai penyaluran pembiayaan Perbankan Syariah.
3. Bagi IAIN Salatiga
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan informasi dan
bahan rujukan bagi penelitian selanjutnya serta dapat pula dijadikan literatur
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai kebijakan penyalur
pembiayaan perbankan syariah.
11
E. Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima bab dan setiap
bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan
uraiannya sebagai berikut:
BAB I adalah Pendahuluan. Bab ini berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II adalah Landasan Teori. Bab ini berisi tentang landasan teori
yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian. Bab ini dimulai
dengan sub bab telaah pustaka untuk memaparkan penelitian sejenis yang
pernah dilakukan. Kemudian dilanjutkan dengan kerangka teori, kerangka
penelitian dan hipotesis penelitian.
BAB III adalah Metode Penelitian. Bab ini berisi tentang ruang
lingkup penelitian yang terdiri dari jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
operasional dan pengukuran variabel, teknik analisis, dan alat analisis.
BAB IV adalah Analisis Data. Bab ini berisi tentang hasil penelitian
yaitu, sekilas gambaran umum objek penelitian, deskripsi data dan analisis
data.
12
BAB V adalah Penutup. Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran
atas hasil penelitian, disesuaikan dengan rumusan masalah yang disajikan
secara singkat dan jelas.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian-penelitian tentang margin keuntungan, dana pihak ketiga
(DPK), financing to deposit ratio (FDR), capital adequacy ratio (CAR), dan
return on assets (ROA) terhadap pembiayaan murabahah pada Bank Umum
Syariah sebelumnya sudah banyak dilakukan, hal ini sebagai acuan atas
perbandingan untuk mencari perbedaan-perbedaan supaya tidak adanya
duplikasi. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang sudah ada :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti (Tahun) Judul Variabel Hasil Penelitian
Pengaruh Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah
Ratu Vien Sylvia
Aziza, Ade
Sofyan Mulazid
(2017)
Analisis Pengaruh
Dana Pihak Ketiga,
Non Performing
Financing, Capital
Adequacy Ratio,
Modal Sendiri dan
Margin Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, Modal
Sendiri,
Margin
Keuntungan
Margin
Keuntungan
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Widya Karunia
Harta,
Hardiwinoto, R.
Ery Wibowo
(2018)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada
Perbankan Syariah
Variabel
Independen:
DPK, Margin
Murabahah,
Inflasi, NPF,
CAR
Margin
Murabahah
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah
14
Herni Ali,
Miftahurrohman
(2016)
Determinan Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
Di Indonesia
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, ROA,
GDP, BOPO
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Hesty Erviani
Zulaecha, Firlia
Yulistiana
(2019)
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio,
Dana Pihak Ketiga,
Financing to
Deposit Ratio, dan
Non Performing
Finanacing
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
CAR, DPK,
FDR, NPF
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
M. Fauzan
(2017)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga dan
Modal Sendiri
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK, Modal
Sendiri
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
secara parsial
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah
Mizan (2017)
DPK, CAR, NPF,
dan ROA Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah
Variabel
Independen:
DPK, CAR,
NPF, ROA
Terdapat
pengaruh Dana
Pihak Ketiga
(DPK) terhadap
pembiayaan
murabahah
Ratu Vien Sylvia
Aziza, Ade
Sofyan Mulazid
(2017)
Analisis Pengaruh
Dana Pihak Ketiga,
Non Performing
Financing, Capital
Adequacy Ratio,
Modal Sendiri dan
Margin Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, Modal
Sendiri,
Margin
Keuntungan
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
berpengaruh
secara parsial
terhadap
pembiayaan
murabahah.
Widya Karunia
Harta,
Hardiwinoto, R.
Ery Wibowo
(2018)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada
Perbankan Syariah
Variabel
Independen:
DPK, Margin
Murabahah,
Inflasi, NPF,
CAR
Dana Pihak
Ketiga (DPK)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
15
Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Diah Nurdiwaty,
Faisol (2017)
Analisis Financing
to Deposit Ratio,
Debt To Equity
Ratio, Return On
Asset, dan Quick
Ratio Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah Di
Indonesia
Variabel
Independen:
FDR, DER,
ROE, QR
Financing to
Deposit Ratio
(FDR) secara
parsial
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah
Faishal Rahman,
Leny Suzan,
Muhamad
Muslih (2017)
Pengaruh Jumlah
Dana Pihak Ketiga
dan Financing to
Deposit Ratio
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK, FDR
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah.
Hesty Erviani
Zulaecha, Firlia
Yulistiana
(2019)
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio,
Dana Pihak Ketiga,
Financing to
Deposit Ratio, dan
Non Performing
Finanacing
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
CAR, DPK,
FDR, NPF
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Rizki Farianti,
Bambang Agus
Pramuka, Atiek
Sri Purwati
(2019)
Pengaruh NPF,
NOM, dan FDR
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Dengan
DPK Sebagai
Variabel
Moderating
Variabel
Independen:
NPF, NOM,
FDR
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Selamet Riyadi,
Rais Muchamad
Rafii (2018)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga,
Capital Adequacy
Ratio, BI Rate, dan
Financing to
Deposit Ratio
Terhadap
Pembiayaan
Variabel
Independen:
DPK, CAR
BI RATE,
FDR
Financing to
Deposit Ratio
(FDR)
berpengaruh
positif signifikan
terhadap
pembiayaan
murabahah
16
Murabahah Pada
Bank Syariah Di
Indonesia
Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan Murabahah
Hesty Erviani
Zulaecha, Firlia
Yulistiana
(2019)
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio,
Dana Pihak Ketiga,
Financing to
Deposit Ratio, dan
Non Performing
Finanacing
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
CAR, DPK,
FDR, NPF
Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Mizan (2017)
DPK, CAR, NPF,
dan ROA Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah
Variabel
Independen:
DPK, CAR,
NPF, ROA
Terdapat
pengaruh Capital
Adequacy Ratio
(CAR) terhadap
pembiayaan
Murabahah
Nahrawi (2017)
Pengaruh Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Return On
Asset (ROA), dan
Non Performing
Financing (NPF)
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah BNI
Syariah
Variabel
Independen:
CAR, ROA,
NPF
Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah.
Ratu Vien Sylvia
Aziza, Ade
Sofyan Mulazid
(2017)
Analisis Pengaruh
Dana Pihak Ketiga,
Non Performing
Financing, Capital
Adequacy Ratio,
Modal Sendiri dan
Margin Keuntungan
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, Modal
Sendiri,
Margin
Keuntungan
Capital
Adequacy Ratio
berpengaruh
secara parsial
terhadap
pembiayan
murabahah
17
Selamet Riyadi,
Rais Muchamad
Rafii (2018)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga,
Capital Adequacy
Ratio, BI Rate, dan
Financing to
Deposit Ratio
Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Syariah Di
Indonesia
Variabel
Independen:
DPK, CAR
BI RATE,
FDR
Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
Herni Ali,
Miftahurrohman
(2016)
Determinan Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
Di Indonesia
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, ROA,
GDP, BOPO
Capital
Adequacy Ratio
(CAR)
berpengaruh
negatif terhadap
pembiayaan
murabahah
Widya Karunia
Harta,
Hardiwinoto, R.
Ery Wibowo
(2018)
Analisis Faktor-
Faktor Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan
Murabahah Pada
Perbankan Syariah
Variabel
Independen:
DPK, Margin
Murabahah,
Inflasi, NPF,
CAR
Capital
Adequacy Ratio
(CAR) tidak
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
murabahah
Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah
Herni Ali,
Miftahurrohman
(2016)
Determinan Yang
Mempengaruhi
Pembiayaan Pada
Perbankan Syariah
Di Indonesia
Variabel
Independen:
DPK, NPF,
CAR, ROA,
GDP, BOPO
Return On Assets
(ROA)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
muarabahah
Mizan (2017) DPK, CAR, NPF,
dan ROA Terhadap
Pembiayaan
Murabahah Pada
Bank Umum
Syariah
Variabel
Independen:
DPK, CAR,
NPF, ROA
Terdapat
pengaruh Return
On Assets (ROA)
terhadap
pembiayaan
murabahah
Nahrawi (2017) Pengaruh Capital
Adequacy Ratio
(CAR), Return On
Asset (ROA), dan
Non Performing
Financing (NPF)
Terhadap
Pembiayaan
Variabel
Independen:
CAR, ROA,
NPF
Return On Assets
(ROA)
berpengaruh
positif terhadap
pembiayaan
murabahah
18
Murabahah BNI
Syariah
B. Kerangka Teori
1. Agency Theory
Pandangan Jansen dan Meckling terhadap teori keagenan adalah
suatu versi dari game theory yang membuat suatu model kontraktual
antara dua orang (pihak) atau lebih, dimana salah satu pihak disebut
agent dan pihak yang lain disebut principal melimpahkan
pertanggungjawaban atas decision making kepada agent, principal
memberikan amanah kepada agent untuk melaksanakan tugas tertentu
sesuai dengan kontrak yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.
Pihak principal memberikan amanah kepada agent untuk melaksanakan
tugas yang telah disepakati atau sesuai dengan kontrak yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak (penjual dan pembeli) (Mizan, 2017).
Bank syariah bertindak sebagai principal dan nasabah sebagai agen.
Dasar teori dari agency theory yaitu, (1) pihak-pihak yang ada
dalam hubungan keagenan tersebut adalah individu yang berusaha untuk
memaksimalkan tingkat kepuasan atau kepentingan masing-masing
melalui sumber dayanya yang memadai dan inovasinya dalam
bertindak, (2) pihak-pihak dalam hubungan keagenan mampu
membentuk expectations atau pengharapan yang tidak biasa mengenai
masa depan. Faktor yang mendorong terbentuknya agency adalah pihak-
pihak yang ada hubungannya dengan keagenan dan berusaha untuk
19
membangun kepuasan serta membentuk pengharapan masa depan yang
lebih baik (Sa’yidah & Huda, 2018).
Agency theory dapat terjadi dalam lembaga keuangan Islam
seperti bank syariah pada skema penyaluran produk pembiayaan yang
berbasis bagi hasil. Dimana ketika mudharib sebagai pihak yang aktif
serta memiliki pengetahuan mengenai proyek investasi yang berisiko
tetapi menguntungkan namun tidak memiliki dana awal untuk
membiayai proyek tersebut dan pihak shahibul maal sebagai pemilik
dana, tetapi terdapat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak.
Misalnya, nasabah sebagai pengelola dana mengabaikan kontrak yang
telah disepakati dan tidak berbuat berdasarkan kepentingan shahibul
maal seperti dengan melaporkan profit tidak sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya. Contoh lain, dalam akad mudharabah dimana
seharusnya pihak shahibul maal tidak ikut terlibat aktif dalam
pengambilan keputusan usaha tetapi hal tersebut justru dilanggar
(Wahyuni, 2016)
2. Perbankan Syariah
Menurut Undang-Undang Perbankan Syariah No. 21 Tahun
2008 pasal 1 ayat 2, menyatakan bahwa Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.
Sementara penjabaran Perbankan Syariah dalam UU No. 21 tahun 2008
20
pasal 1 ayat 1 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya (Hasan, 2009:4).
Bank syariah merupakan bank yang beroperasi dengan prinsip-
prinsip syariat Islam. Di dalam operasinya bank syariah mengikuti
aturan Al-Qura’an, Hadis dan regulasi dari pemerintah. Sesuai dengan
perintah dan larangan syariah, maka praktik-praktik yang mengandung
unsur riba dihindari, sedangkan yang diikuti adalah praktik-praktik
bisnis yang dilakukan zaman Rasulullah. Perbedaan pokok antara bank
syariah dan bank kovensional adalah adanya larangan riba (bunga) bagi
bank syariah, riba dilarang sedangkan jual-beli dihalalkan. Ini berarti
membayar dan menerima bunga atas uang yang dipinjamkan adalah
dilarang. Dalam operasioalnya, baik dalam kegiatan penghimpun dana
dari masyarakat maupun dalam penyaluran dana kepada masyarakat,
bank syariah tidak menghitung bunga tapi berdasarkan jual-beli dan bagi
hasil (Martono, 2010:94).
Landasan Bank Syariah
Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang
pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam. Dasar perbankan syariah
mengacu kepada ajaran agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an,
al-Hadis/as-Sunnah, dan Ijtihad. Ajaran agama Islam yang bersumber
pada wahyu Ilahi dan As-Sunnah mengajarkan kepada umatnya untuk
21
berusaha mendapatkan kehidupan yang baik didunia yang sekaligus
memperoleh kehidupan yang baik di akhirat. Bank syariah adalah bank
yang kegiatan usahanya dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
Sedangkan prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum
Islam (UU No. 21/2008 tentang Perbankan Syariah).
3. Pembiayaan Murabahah
Menurut Karim (2001: 160), Pembiayaan merupakan salah satu
tugas pokok bank yaitu memberi fasilitas yaitu pemberian fasilitas
penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak defisit unit.
Dalam Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang dimaksud dengan pembiayaan adalah
penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
2) Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan
istishna’.
4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh
5) Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi
multijasa.
Murabahah berasal dari kata ribhu (keuntungan), pembiayaan
murabahah adalah perjanjian jual beli antara lembaga keuangan syariah
22
termasuk bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang
diperlukan nasabah, kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin
keuntungan yang disepakati bank syariah dan nasabah.
Menurut Karim (2008: 113), Pembiayaan Murabahah adalah
akad jual beli barang dengan menyataan harga perolehan dan
keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli.
Pembiayaan Murabahah Dalam Perspektif Islam
Murabahah adalah istilah dalam Fiqih Islam yang berarti suatu
bentuk jual beli tertentu ketika penjual menyatakan biaya perolehan
barang, meliputi harga barang dan biaya-biaya lain yang dikeluarkan
untuk memperoleh barang tersebut, dan tingkat keuntungan yang
diinginkan. Pembayaran bisa dilakukan secara spot (tunai) atau
dikemudian hari yang disepakati bersama (Karim, 2008).
Dasar Hukum Murabahah
1) Al-Quran
Sebagaimana dalam Firman Allah sebagai berikut:
َرةً َعن تَرَ َٰٓ أَن تَُكوَن تَِجَٰ ِطِل إَِلَّ لَُكم بَْينَُكم بِٱْلَبَٰ ۟ا أَْمَوَٰ أَيَُّها ٱلَِّذيَن َءاَمنُو۟ا ََل تَأُْكلُوََٰٰٓٓ نُكْم ۚ يََٰ اٍض م ِ
۟ا أَنفَُسُكْم ۚ . َ َكاَن بُِكْم َرِحيًما َوََل تَْقتُلُوَٰٓ إِنَّ ٱَّللَّ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman! Janganlah
kalian saling memakan (mengambil) harta sesamamu dengan
jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan sukarela diantaramu” (An-Nisa: 29).
23
2) As-Sunnah
Sabda Rasulullah SAW: “pendapatan yang paling afdhal
(utama) adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang
mabrur”. (HR. Ahmad Al Bazzar At-Thabrani).
3) Hadis dari riwayat Ibnu Majah, dari Syuaib:
“Tiga perkara yang didalamnya terdapat keberkahan:
menjual dengan pembayaran secara tangguh, muqaradhah (nama
lain dari mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung
untuk keperluan rumah dan tidak untuk dijual” (HR. Ibnu Majah).
Ketika Rasulullah SAW akan hijrah, Abu Bakar membeli
dua ekor keledai, lalu Rasulullah berkata kepadanya, "jual kepada
saya salah satunya", Abu Bakar menjawab: "salah satunya jadi milik
anda tanpa ada kompensasi apapun”. Rasulullah bersabda: "kalau
tanpa ada harga saya tidak mau".
Sebuah riwayat dari Ibnu Mas'ud, menyebutkan bahwa boleh
melakukan jual beli dengan mengambil keuntungan satu dirham atau
dua dirham untuk setiap sepuluh dirham harga pokok. Selain itu,
transaksi dengan menggunakan akad jual beli murabahah ini sudah
menjadi kebutuhan yang mendesak dalam kehidupan. Banyak
manfaat yang dihasilkan, baik bagi yang berprofesi sebagai
pedagang maupun bukan.
24
Rukun Akad Murabahah
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam
transaksi ada beberapa, yaitu:
a. Pelaku akad, yaitu ba’i (penjual)
b. Objek akad, yaitu mabi’ (barang dagangan) dan tsaman (harga);
dan
c. Sighah, yaitu Ijab dan Qabul.
4. Margin Keuntungan
Merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi
pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan
antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini bank sebagai penjual
sedangkan nasabah sebagai pembeli. Margin keuntungan dalam
murabahah dapat ditetapkan sedemikin rupa sehingga memastikan
bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan
keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-bank
Islam. (Muhammad, 2008).
Bank syariah menetapkan margin keuntungan terhadap produk-
produk pembiayaan yang berbasis Natural Centainty Contracts (NCC),
yaitu akad bisnis yang memberikan kepastian pembiayaan baik dari segi
jumlah maipun waktu seperti pembiayaan murabahah. penetapan
besarnya margin keuntungan ditetapkan rapat ALCO (Assets and Loan
Commitment) bank syariah (Karim, 2008:254).
25
Penelitian oleh Aziza dan Mulazid (2017), dapat disimpulkan
bahwa margin keuntungan bepengaruh positif terhadap pembiayaan
murabahah. Semakin besar pembiayaan yang dapat disalurkan maka
semakin besar pula margin keuntungan yang dihasilkan.
Margin Keuntungan Menurut Syariat Islam
Jika menurut syari’at Islam margin keuntungan pada
perdagangan tidak dibatasi oleh hitungan presentase, tetapi tergantung
pada permintaan dan penawaran banyak atau sedikitnya. Tetapi
dianjurkan bagi seorang muslim untuk memberi kemudahan dan
toleransi dalam jual beli. Seorang pedagang boleh menaikkan harga
menurut yang pantas selama tidak sampai kepada batas pemerkosaan
dan kedzaliman (Karim, 2008).
Margin Keuntungan dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
=𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑱𝒖𝒂𝒍 − 𝑩𝒆𝒍𝒊 𝑴𝒖𝒓𝒂𝒃𝒂𝒉𝒂𝒉
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒕𝒂𝒎𝒂
5. Dana Pihak Ketiga (DPK)
Menurut Kasmir (2006: 64) dana pihak ketiga adalah dana yang
dihimpun oleh bank yang berasal dari masyarakat yang terdiri dari
simpanan giro, simpanan tabungan, dan simpanan deposito. Dana – dana
yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana
26
terbesar yang diandalkan oleh bank yang bisa mencapai 80% - 90% dari
seluruh dana yang dikelola oleh bank.
Menurut Dendawijaya (2009) dana pihak ketiga merupakan
dana yang bersumber dari masyarakat, sumber dana yang paling
diandalkan oleh bank. Bank dapat memanfaatkan dana tersebut agar
menjadi pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. Bank dapat
menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Semakin besar pendapatan yang dihasilkan oleh bank, berarti semakin
besar pula kesempatan bank dalam menghasilkan keuntungan, sehingga
bank akan semakin tertarik dalam meningkatkan jumlah penyaluran
dana kepada masyarakat.
Firman Allah dalam surat Al-Baqarah 254 :
َٰٓ ا۟ ٱلَِّذينَ أَيَُّهايََٰ ا أَنِفقُوا۟ َءاَمنُوَٰٓ ُكم ِممَّن َرَزْقنََٰ عَة َوَلَ ُخلَّة َوَلَ فِيهِ بَْيع َلَّ يَْوم يَأْتِىَ أَن قَْبلِ م ِ
ۗ َشفََِٰفُرونَ ِلُمونَ ُهمُ َوٱْلَكَٰ
ٱلظََّٰ
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah
(dijalan Allah) sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu
sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada jalan lagi jua beli dan
tidak ada lagi syafa’at dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang
zalim”.
Menurut Yaya et al (2017), komponen DPK ini terdiri dari giro,
simpanan, dan sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban-kewajiban
lainnya yang terdiri dari kewajiban yang harus dibayar, surat-surat
berharga yang diterbitkan, pinjaman yang diterima setoran jaminan dan
lainnya. Tidak termasuk dana yang berasal dari bank sentral. Dana-dana
27
masyarakat yang disimpan dalam bank merupakan sumber dana terbesar
yang paling diandalkan bank yang terdiri dari 3 jenis, yaitu:
1) Tabungan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat
ditarik dengan cek, bilyet giro, dan atau alat lainnya yang
dipersamakan dengan itu. Produk tabungan ini menggunakan akad
wadiah dan mudharabah. Bagi nasabah yang bermotif hanya
menyimpan saja, maka menggunakan produk tabungan wadiah.
Sedangkan bagi nasabah yang bermotifasi atau mencari keuntungan,
maka menggunakan tabungan mudharabah yang sesuai.
2) Giro
Giro bank syariah dapat memberikan jasa simpanan giro
dalam bentuk rekening wadiah dan giro mudharabah. Dalam bentuk
wadiah bank menggunakan prinsip wadiah yad dhamanah. Dengan
prinsip ini bank sebagai kustodian harus menjamin pembayaran
kembali nominal simpanan wadiah. Bank tidak boleh menyatakan
atau menjanjikan imbalan atau keuntungan atas rekening wadiah.
Sedangkan giro mudharabah adalah giro yang dijalankan
berdasarkan akad mudharabah, baik mudharabah mutlaqah maupun
mudharabah muqadayyah. Hal ini tergantung nasabah memilih
dengan akad yag disepakati.
28
3) Deposito
Deposito adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat
dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah
penyimpan dengan bank atau pada saat jatuh tempo. Deposito
merupakan produk dari bank yang memang ditujukan untuk
kepentingan investasi dalam bentuk-bentuk surat berharga, sehingga
dalam perbankan syariah akan memakai prinsip mudharabah.
Berbeda dengan bank konvensional yang memberikan
imbalan berupa bunga bagi nasabah deposan, maka dalam
perbankan syariah imbalan yang diberikan kepada nasabah deposan
adalah bagi hasil sebesar nisbah yang telah disepakati diawal akad
(Anshori, 2007).
Keberhasilan bank dalam menghimpun dana atau mobilisasi
dan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain sebagai
berikut (Rivai, 2013: 171)
1) Kepercayaan masyarakat pada suatu bank akan mempengaruhi
kemampuan bank dalam menghimpun dana dari masyarakat,
yang terkihat dari kinerja, kapabilitas, integritas, serta
kredibilitas.
2) Ekspektasi yaitu perkiraan pendapatan yang akan diterima
nasabah dibandingkan dengan alternatif lainnya dengan tingkat
risiko yang sama.
3) Keamanan yaitu jaminan dari pihak bank atas dana nasabah.
29
4) Ketepatan waktu pengambilan simpanan nasabah harus selalu
tepat waktu.
5) Pelayanan yang cepat, akurat dan fleksibel.
6) Pengelolaan dana bank yang hati-hati.
Penelitian yang dilakukan oleh Mizan (2017),
menyimpulkan bahwa DPK berpengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah. Semakin banyak dana yang dihimpun dari
masyarakat berupa giro, tabungan dan deposito maka pembiayaan
yang disalurkan juga semakin banyak.
DPK dapat dihitung mengggunakan rumus:
𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑷𝒊𝒉𝒂𝒌 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 (𝑫𝑷𝑲)
= 𝑮𝒊𝒓𝒐 + 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒐 + 𝑻𝒂𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
6. Financing To Debt Ratio (FDR)
Merupakan rasio kinerja bank yang menunjukkan seberapa jauh
kemampuan bank meyalurkan dana pinjaman yang berasal dari dana
pihak ketiga bank tersebut (Muhammad, 2005:55).
Seberapa besar pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat
atau nasabah, bank harus mampu mengimbanginya dengan segera
memenuhi kebutuhan akan penarikan kembali dana sewaktu-waktu oleh
deposan. FDR diartikan sebagai perbandingan antara pembiayaan yang
diberikan dengan dana yang diterima bank.
30
FDR ini menjadi salah satu rasio likuiditas bank yang berjangka
waktu agak panjang. FDR dianggap sebagai tolak ukur untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali
penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya
(Dendawijaya, 2009:116). Likuiditas merupakan kemampuan bank
untuk mendanai peningkatan aset dan memenuhi kewajiban yang
muncul, tanpa mengakibatkan kerugian besar (Greuning, 2011:163).
Penelitian yang dilakukan Farianti, dkk. (2019) menunjukan
bahwa variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) mempunyai pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap pembiayaan murabahah. Hubungan
kausal tersebut memberikan bukti bahwa semakin tinggi Financing to
Deposit Ratio, maka akan semakin tinggi pula jumlah pembiayaan
murabahah pada Bank Umum Syariah di Indonesia.
Dalam sebuah qaidah usuliyyah yang berbunyi:
“Pada dasarnya semua (kegiatan bisnis) muamalah itu
diperbolehkan sampai ada dalil yang menunjukkan atas
pengharamannya”. Prinsip itu mengandung pengertian bahwa hukum
ekonomi islam sebenarnya membuka secara luas kreatifitas manusia
untuk melakukan model-model transaksi baru yang belum pernah ada
sebelumnya. Dalam hal ini para pelaku bisnis hanya perlu
menyelaraskannya dengan prinsip-prinsip umum dan kaidah dasar
31
muamalah, agar keberadaannya dapat diterima secara syar’i. (Irkhami,
2016:30).
FDR dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑭𝒊𝒏𝒂𝒏𝒄𝒊𝒏𝒈 𝒕𝒐 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑭𝑫𝑹)
=𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏
𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑷𝒊𝒉𝒂𝒌 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
7. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Kuncoro (2011: 519) CAR adalah rasio kecukupan
modal yang menunjukkan bank dalam mempertahankan modal yang
mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi,
mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang
dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.
CAR adalah rasio kecukupan modal yang berfungsi menampung
risiko kerugian yang memungkinkan dihadapi oleh bank. Semakin
tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk
menangung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.
Jika nilai CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan
operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi
pembiayaan.
Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013,
bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari Aktiva
Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) yang dinyatakan dalam rasio
32
Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio ini bertujuan untuk memastikan
bahwa jika dalam aktivitasnya bank mengalami kerugian, maka
ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu mengcover
kerugian tersebut.
Modal dalam Islam, seperti dalam firman Allah surat al-Baqarah 278,
sebagai berikut :
َأَٰٓاا ُّأ َه َم َأ نََّذَّل ُّا ۟اُون اا قَّتٱأ َ ۟ا أها ُّأ ُّاَم ََّ ا ا ا َى َم ق َم قرى َّو ََّو َُّا ِا ُاا َ قَّىتأ ْا ا ُا
ِن ُاُ
”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”
Ini merupakan anjuran yang agung dari Allah untuk hamba-
hambaNya untuk menafkahkan harta mereka di jalanNya yaitu jalan
yang menyampaikannya kepadaNya. Termasuk dalam hal ini adalah
menafkahkan hartanya dalam meningkatkan ilmu yang bermanfaat,
dalam mengadakan persiapan berjihad di jalanNya, dalam
mempersiapakan para tentara maupun membekali mereka, dan dalam
segala macam kegiatan-kegiatan sosial yang berguna bagi kaum
muslimin. Kemudian disusul berinfak kepada orang-orang yang
membutuhkan, fakir miskin, dan kemungkinan saja dua cara itu dapat
disatukan hingga menjadi nafkah untuk menolong orang-orang yang
membutuhkan. Dapat dsimpulkan bahwa CAR adalah rasio kinerja bank
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
33
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, seperti kredit yang
diberikan kepada nasabah.
Penelitian yang dilakukan oleh Nahrawi (2017) menunjukan
bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah. Jika nilai CAR besar atau maka pembiayaan
murabahah yang disalurkan semakin besar, begitu juga sebaliknya jika
nilai CAR kecil maka pembiayaan murabahah yang disalurkan semakin
kecil. Kategori CAR baik atau sehat telah memenuhi tingkat wajar yang
telah ditetapkan oleh BI yaitu minimum 8%. Tingkat nilai CAR yang
rendah dapat mengakibatkan bank mengalami kesulitan serta
mengalami penurunan tingkat kesehatan bank, sehingga bank
diharapkan tetap menjaga kisaran CAR yang telah ditetapkan oleh BI.
Beberapa penelitian yang mendukung penelitian ini adalah penelitian
yang dilakukan oleh Bakti (2017), yang juga menunjukan bahwa CAR
memilik pengaruh yang signifikan terhadap pembiayaan. Setelah dana
yang menjadi modal terkumpul, maka bank syariah akan menyalurkan
dana tersebut melalui pembiayaan. Hal ini dilakukan agar bank syariah
mendapatkan keuntungan.
CAR dapat dihitung menggunakan rumus:
𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒅𝒆𝒒𝒖𝒂𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑪𝑨𝑹) =𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑩𝒂𝒏𝒌
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝑻𝑴𝑹 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
34
8. Return On Assets (ROA)
Menurut Hanafi dan Halim (2007:172) ROA adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba dengan menggunakan total aset yang dipunyai
perusahaaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai
aset tersebut. Aspek lain yang berpengaruh terhadap keputusan bank
untuk menyalurkan kredit kepada debitur adalah rentabilitas atau tingkat
keuntungan yang tercermin dalam Return On Assets (ROA). ROA
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank
dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin
besar nilai rasio ini menunjukkan tingkat rentabilitas usaha bank
semakin baik atau sehat. Stabil atau sehatnya rasio ROA mencerminkan
stabilnya jumlah modal dan laba bank. Kondisi perbankan yang stabil
akan meningkatkan kemampuan bank dalam menyalurkan kreditnya.
Beberapa penelitian yang mendukung untuk penelitian ini antara
lain dilakukan oleh Nahrawi (2017), Bakti (2017), yang menunjukkan
bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap
pembiayaan murabahah. Jika ROA mengalami peningkatan maka
pembiayaan murabahah yang disalurkan mengalami peningkatan,
begitu juga sebaliknya jika ROA mengalami penurunan maka
pembiayaan murabahah yang disalurkan mengalami penurunan.
Semakin tinggi nilai ROA yang tinggi menunjukkan tingkat rentabilitas
usaha bank semakin baik atau sehat. Stabil atau sehatnya rasio ROA
35
mencerminkan stabilnya jumlah modal dan laba bank. Kondisi
perbankan yang stabil akan meningkatkan kemampuan bank dalam
menyalurkan pembiayaannya.
Return on Assets (ROA) Dalam Perspektif Islam
Keuntungan dalam bahasa Arab disebut dengan ar-ribh yang
berarti dalam perdagangan. Di dalam Almu’jam al Iqtisad al-Islamiy
disebutkan bahwa profit merupakan pertambahan penghasilan dalam
perdagangan. Profit kadang dikaitkan dengan barang dagangan itu
sendiri. Menurut Qai’ahjiy (1998), profit adalah tambahan dana yang
diperoleh sebagai kelebihan dari beban biaya produksi atau modal.
Secara khusus laba dalam perdagangan (jual beli) adalah tambahan yang
merupakan perbedaan antara harga pembelian barang dengan harga
jualnya. Adapun ketentuan tentang ukuran besarnya profit atau laba
tidak ditemukan dalam Al-qur’an maupun hadis. Islam tidak
memberikan standarisasi pasti terkait pengambilan laba dalam jual beli.
Kendatipun begitu, sepantasnya bagi seorang muslim untuk tidak
mendzalimi sesama muslim yang lain dengan mengambil keuntungan
terlalu besar. Harga yang sangat mahal karena keuntungan yang diambil
sangat besar tentu sangat memberatkan kepada pihak pembeli. Dalam
hal ini, tidak akan ada istilah tolong menolong yang sedari awal sangat
diwanti-wanti oleh Islam. Islam tidak melarang untuk mengambil
keuntungan, namun dalam batas kewajaran.
ROA dapat dihitung menggunakan rumus:
36
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 (𝑹𝑶𝑨)
=𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
C. Kerangka Penelitian
Gambar 2.1 Model Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti, yang kebenarannya masih harus diuji secara teoritis (Wirartha,
2006: 214). Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Margin Keuntungan terhadap Pembiayaan Murabahah
Bank dapat mempertinggi pembiayaan murabahah bulan
sekarang dengan melihat berapa jumlah margin keuntungan bulan
sebelumnya. Apabila bulan sebelumnya bank bisa memperoleh
MARGIN
KEUNTUNGAN
CAR
DPK
FDR
ROA
PEMBIAYAAN
MURABAHAH
37
keuntungan yang lebih tinggi maka bank akan mempertinggi jumlah
pembiayaan murabahah pada bulan selanjutnya. Sehingga margin
keutungan mempunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan
murabahah. Semakin tinggi margin keuntungan yang diperoleh bank
maka semakin banyak kemampuan bank dalam menyalurkan
pembiayaan murabahah, mengingat murabahah begitu diterima dalam
pelaksanaan investasi perbankan syariah (Karim, 2008).
Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H1 : Margin Keutungan berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan murabahah pada Bank Umum Syariah.
2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Murabahah
Kemampuan bank dalam menjual kreditnya kepada masyarakat
akan sangat tergantung dari sumber dana yang dikuasainya. Maka jika
suatu bank akan melaksanakan ekpansi kreditnya maka otomatis harus
dapat memperluas modalnya. Tambahan dana berupa modal bagi sebuah
bank bisa didapat melalui DPK. Jadi bisa dikatakan bahwa DPK
memiliki pengaruh positif dengan pembiayaan. Semakin tinggi DPK
yang dimiliki oleh bank, maka semakin meningkat kredit yang
disalurkan (Muljono, 2008:85)
Pembiayaan dikatakan sebagai salah satu aktiva produktif yang
merupakan lawan daripada DPK, karenanya permintaan dan penawaran
38
terhadap pembiayaan tentunya harus mempertimbangkan faktor
likuiditasnya dalam penghimpunan DPK, karena dengan semakin
meningkat DPK yang dikumpulkan bank syariah maka kemungkinan
semakin meningkat pula pembiayaan atau penyaluran dana yang
diberikan bank syariah kepada masyarakat. Sehingga hubungan DPK
terhadap pembiayaan murabahah adalah signifikan positif. Jadi jika
jumlah dana DPK meningkat maka pembiayaan murabahah yang
diberikan oleh bank syariah juga akan semakin meningkat (Kasmir,
2006)
Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H2: Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah.
3. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
FDR dianggap sebagai tolak ukur untuk mengetahui seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan
sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009:116). Jadi, jika FDR
tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut termasuk dalam
kategori likuid. Rasio FDR memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap pembiayaan murabahah, dimana semakin tinggi rasio tersebut
39
maka jumlah pembiayaan murabahah pada suatu bank akan semakin
tinggi (Muhammad, 2005:359).
Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H3: Financing to Deposit Ratio berpengaruh positif signifikan
terhadap pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah.
4. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap Pembiayaan
Murabahah
Rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank
yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Rasio ini bertujuan untuk
memastikan bahwa jika dalam aktifitasnya bank mengalami kerugian,
maka ketersediaan modal yang dimiliki oleh bank mampu mengcover
kerugian tersebut. CAR digunkan untuk mengukur rasio kecukupan
modal bank sering terganggu karena penyaluran pembiayaan yang
berlebihan. Tingginya CAR mengindikasikan adanya sumber daya
financial yang idle. Dalam kondisi ini wajar jika bank-bank kemudian
bertahan untuk tidak menyalurkan kreditnya karena kenaikan kredit
yang disalurkan akan menambah asset beresiko hingga mengharuskan
40
bank menambah modal untuk memenuhi ketentuan CAR (Dendawijaya,
2009).
Semakin tinggi nilai CAR membuat kepercayaan diri bank
dalam meningkatkan aktivitas pembiayaanya, dikarenakan bank
tersebut memiliki kemampuan dalam menanggung risiko yang mungkin
terjadi dan bank akan memanfaatkan kondisi tersebut untuk
memaksimalkan keuntungan dari pembiayaan. Maka CAR memiliki
pengaruh positif terhadap pembiayaan yang disalurkan oleh bank
(Dendawijaya, 2009).
Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H4: Capital Adequacy Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah.
5. Pengaruh Return On Assets (ROA) terhadap Pembiayaan Murabahah
ROA merupakan rasio yang terpenting diantara rasio
profitabilitas yang ada. ROA diperoleh dengan cara membandingkan
laba bersih setelah pajak terhadap total asset. Semakin tinggi hasil ROA
suatu perusahaan mencerimkan bahwa rendahnya penggunaan aset
untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai ROA yang menunjukkan
tingkat rentabilitas usaha bank semakin baik atau sehat, stabil atau
sehatnya rasio ROA mencerminkan stabilnya jumlah modal dan laba
41
bank. Kondisi perbankan yang stabil akan meningkatkan kemampuan
bank dalam menyalurkan pembiayaannya (Kasmir, 2012).
Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut:
H5: Return On Assets berpengaruh positif signifikan terhadap
pembiayaan Murabahah pada Bank Umum Syariah
42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan (Sugiyono, 2016:11). Di dalam penelitian ini data yang digunakan
adalah data sekunder, data sekunder adalah data yang didapat dari catatan, buku,
dan majalah berupa laporan keuangan, publikasi perusahaan, laporan
pemerintah, artikel, buku-buku sebagai teori dan lain sebagainya.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Karena penelitian ini menggunakan data sekunder, maka tidak ada
lokasi penelitian. Penelitian mengambil data di website masing-masing
perusahaan perbankan syariah yang digunakan sebagai sampel penelitian, yaitu
dengan meneliti laporan keuangan Bank Umum Syariah selama empat tahun
periode yaitu tahun 2016 sampai dengan tahun 2019.
43
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono (2016:297), populasi merupakan wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam
penelitian ini berjumlah 14 Bank Umum Syariah di Indonesia yang
terdaftar di Bank Indonesia pada tahun 2016-2019.
Tabel 3.1
Daftar Populasi Bank Umum Syariah
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Untuk pengambilan sampel agar
menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, diperlukan metode
pengumpulan sampel yang tepat. Pengambilan sampel menggunakan
teknik purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik
1. Bank Muamalat Indonesia 8. Bank Panin Syariah
2. BRI Syariah 9. BJB Syariah
3. BNI Syariah 10. Bank Victoria Syariah
4. BCA Syariah 11. Maybank Syariah Indonesia
5. Bank Syariah Mandiri 12. BTPN Syariah
6. Bank Mega syariah 13. Bank Victoria Syariah
7. Bank Syariah Bukopin 14. Bank Aceh Syariah
44
pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
(Sugiyono, 2016:301).
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah
yang ada di Indonesia periode 2016-2019. Bank Umum Syariah di
Indonesia bejumlah 14 bank, dalam penelitian ini hanya menggunakan
11 Bank Umum Syariah yang memenuhi kriteria penelitian ini. Adapun
kriteria sampel yang akan digunakan yaitu:
a. Perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan perbankan
yang go public.
b. Bank yang secara rutin mempublikasikan laporan keuangan pada
periode pengamatan 2016-2019.
c. Tersedia variabel data penelitian dalam periode pengamatan.
Dalam penelitian ini, periode yang diteliti yaitu periode 2016-
2019, Berdasarkan data di atas jumlah sampel yang terseleksi dengan
menggunakan metode purposive sampling sebanyak 11 Bank Umum
Syariah, yaitu:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Bank Umum Syariah
1. Bank Muamalat Indonesia
2. BRI Syariah
3. BNI Syariah
4. BCA Syariah
5. Bank Syariah Mandiri
6. Bank Mega syariah
7. Bank Syariah Bukopin
8. Bank Panin Syariah
9. BJB Syariah
10. Bank Victoria Syariah
45
11. BTPN Syariah
D. Teknik Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini berupa data sekunder yang diperoleh dari
publikasi laporan keuangan perbankan syariah. Laporan keuangan tersebut
diambil dari website masing-masing bank dengan mengambil beberapa data
variabel yang digunakan. Selain itu data-data penelitian ini juga berasal dari
sumber yang relevan seperti jurnal, buku, website resmi, dll. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Dokumentasi
Yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen-
dokumen atau arsip-arsip yang berkaitan dengan objek penelitian. Data
ini dapat diperoleh melalui website masing-masing bank.
2. Kepustakaan
Teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dan
membaca buku, jurnal, majalah, surat kabar, literatur-literatur, catatan-
catatan, laporan-laporan, internet dan lainnya yang relevan dan
berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian,
sehingga menunjang untuk dijadikan referensi. Berbagai sumber
kepustakaan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat secara
lengkap dalam daftar pustaka.
46
E. Definisi Konsep dan Operasional
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan sesuai dengan yang
diharapkan, maka perlu dipahami berbagai unsur-unsur yang menjadi dasar
dari suatu penelitian ilmiah yang termuat dalam operasionalisasi variabel
penelitian. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan penulis mengenai
Analisis Pengaruh Margin Keuntungan, Dana Pihak Ketiga, FDR, CAR, dan
ROA Terhadap Pembiayaan Murabahah. Maka terdapat dua variabel yang
digunakan sehubungan dengan penelitian ini, antara lain adalah:
1. Variabel Dependen
Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output,
kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,
2016:64). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (variabel
dependen) adalah pembiayaan. Pembiayaan adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau
tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil (Kasmir, 2014:82).
47
2. Variabel Independen
Varibel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,
prediktor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (Sugiyono, 2016:64). Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen adalah:
a. Margin Keuntungan (X1)
Menurut Muhammad (2008) Margin Keuntungan
merupakan keuntungan yang diperoleh dari hasil alokasi
pembiayaan dalam bentuk jual beli murabahah dengan kesepakatan
antara penjual dan pembeli. Dalam hal ini bank sebagai penjual
sedangkan nasabah sebagai pembeli. Margin keuntungan dalam
murabahah dapat ditetapkan sedemikin rupa sehingga memastikan
bahwa bank dapat memperoleh keuntungan yang sebanding dengan
keuntungan bank-bank berbasis bunga yang menjadi saingan bank-
bank islam. Margin Keuntungan dapat dirumuskan sebagai berikut
(Karim, 2009).
𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 𝑲𝒆𝒖𝒏𝒕𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
=𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑱𝒖𝒂𝒍 − 𝑩𝒆𝒍𝒊 𝑴𝒖𝒓𝒂𝒃𝒂𝒉𝒂𝒉
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏 𝑶𝒑𝒆𝒓𝒂𝒔𝒊 𝑼𝒕𝒂𝒎𝒂
48
b. Dana Pihak Ketiga (X2)
Menurut Dendawijaya (2009) Dana Pihak Ketiga merupakan
dana yang bersumber dari masyarakat, sumber dana yang paling
diandalkan oleh bank. Bank dapat memanfaatkan dana tersebut agar
menjadi pendapatan, yaitu dengan menyalurkan dana. Bank dapat
menyalurkan dananya kepada masyarakat dalam bentuk
pembiayaan. Semakin besar pendapatan yang dihasilkan oleh bank,
berarti semakin besar pula kesempatan bank dalam menghasilkan
keuntungan, sehingga bank akan semakin tertarik dalam
meningkatkan jumlah penyaluran dana kepada masyarakat. DPK
dapat dirumuskan sebagai berikut (Antonio, 2001).
𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑷𝒊𝒉𝒂𝒌 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 = 𝑮𝒊𝒓𝒐 + 𝑫𝒆𝒑𝒐𝒔𝒊𝒕𝒐 + 𝑻𝒂𝒃𝒖𝒏𝒈𝒂𝒏
c. Financing to Deposit Ratio (X3)
Menurut Greuning (2011) Financing to Deposit Ratio (FDR)
merupakan rasio pembiayaan terhadap dana pihak ketiga yang
menggambarkan sejauh mana simpanan digunakan untuk pemberian
pembiayaan yang biasa digunakan untuk mengukur tingkat
likuiditas perbankan syariah dengan membandingkan jumlah kredit
yang disalurkan dengan jumlah deposit yang dimiliki. FDR dapat
dirumuskan sebagai berikut (Suwiknyo, 2016).
𝑭𝑫𝑹 =𝑷𝒆𝒎𝒃𝒊𝒂𝒚𝒂𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝑫𝒊𝒃𝒆𝒓𝒊𝒌𝒂𝒏
𝑫𝒂𝒏𝒂 𝑷𝒊𝒉𝒂𝒌 𝑲𝒆𝒕𝒊𝒈𝒂 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
49
d. Capital Adequacy Ratio (X4)
Menurut Kuncoro (2011) Capital Adequacy Ratio (CAR)
adalah rasio kinerja bank untuk mengatur kecukupan modal yang
dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. CAR diukur
dari perbandingan antara modal yang dimiliki bank dengan Aktiva
Tertimbang Menurut Resiko (ATMR). CAR dapat dirumuskan
sebagai berikut (Dendawijaya, 2009).
𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒅𝒆𝒒𝒖𝒂𝒄𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 (𝑪𝑨𝑹) =𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑩𝒂𝒏𝒌
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝑻𝑴𝑹 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
e. Return On Assets (X5)
Menurut Kasmir (2012:201) Return On Assets (ROA) adalah
rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva yang
digunakan dalam perusahaan. Selain itu, ROA memberikan ukuran
yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukan
efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pendapatan. Analisis ROA mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total assets
(kekayaan) yang dipunyai perusahaan setelah disesuaikan dengan
biaya-biaya untuk mendanai aset tersebut. ROA dapat dirumuskan
sebagai berikut (Hery, 2016).
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 (𝑹𝑶𝑨)
=𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉 𝑺𝒆𝒕𝒆𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒆𝒕 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
50
F. Teknik Analisi Data
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah bagian statistika mengenai
pengumpulan data, penyajian, penentuan nilai-nilai statistika,
pembuatan diagram atau gambar mengenai sesuatu hal, disini data yang
disajikan dalam bentuk yang lebih mudah dipahami atau dibaca.
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian, sehingga dapat menjadi patokan analisis
lebih lanjut (Nasution, 2017).
2. Uji Stasioneritas
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan
data sekunder, maka perlu dilakukan uji stasioner. Sebuah data dapat
dikatakan stasioner jika memenuhi asumsi bahwa rata-rata dan
variansinya konstan sepanjang waktu serta kovarian antar dua data
runtut waktu tergantung pada kelambanan antara dua periode tersebut.
Pengambilan keputusan pada uji stasioner adalah apabila nilai
probabilitasnya lebih kecil dari 0,05(5%), maka data tersebut bersifat
stasioner (Winarno, 2015:11.5-11.6). uji yang digunakan adalah uji Unit
Root dengan u