ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH
TERHADAP MINAT BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE KOTA BANDUNG
(Studi Kasus Pada Mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang Pernah Berkunjung ke
Kota Bandung)
SKRIPSI
Oleh
MAHDA NURHAMIDAH
1112081000047
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437/2016
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Mahda Nurhamidah
2. Nama Panggilan : Mahda
3. Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 06 September 1994
4. Jenis Kelamin : Perempuan
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Taman Sari, Desa Tembongraja RT/RW
04/01, Kec. Salem, Kab. Brebes, Jawa Tengah.
7. Status : Belum Menikah
8. Kewarganegaraan : Indonesia
9. Telepon : 081914926802
10. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (1999-2005) : MI Al-Falah Tembongraja
2. SMP (2005-2008) : MTs Al-Azhar Diponegoro
3. SMA (2008-2011) : MAN Awipari Kota Tasikmalaya
4. S1 (2012-2016) : Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
vi
1. Ayah : Drs. Risnandar
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 04 Juni 1964
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil
2. Ibu : Euis Komariah
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 11 April 1975
Pekerjaan : Wiraswasta
3. Kakak : M. Abduh Dzulkarnaen
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 06 Juni 1992
Pekerjaan : Mahasiswa
4. Adik : Mara Alvin Hakiem
Tempat & Tanggal Lahir : Brebes, 15 November 2016
Pekerjaan : Pelajar
vii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the effect of city branding and word
of mouth towards visit intention and its impact on tourist visiting decision a case
study to Students at the city of South Tangerang have ever been to the city of
Bandung.
This research uses purposive sampling with 100 respondents who are students
at the city of South Tangerang have ever been to the city of Bandung. This study uses
path analysis and Sobel test to determine the effect of intervening variables.
The findings of this study indicate that the effect of city branding on visit
intention and visiting decision, similiary word of mouth has effect on visit intention
and word of mouth influence on visiting decision. For the indirect effect produced
findings that effect city branding on visiting decision through visit intention, it‟s the
same with word of mouth has effect on visiting decision through visit intention.
Keywords: city branding, word of mouth, visit intention, visiting decision
viii
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh city Branding
dan word of mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung wistaawan studi kasus pada mahasiswa di kota Tanerang Selatan yang
pernah berkunjung ke kota Bandung.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dengan 100 responden yang
merupakan mahasiswa di kota Tanerang Selatan yang pernah berkunjung ke kota
Bandung. Penelitian ini menggunakan metode analisis jalur dan uji sobel untuk
mengetahui pengaruh variabel intervening.
Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa city branding berpengaruh
terhadap minat berunjung maupun keputusan berkunjung, begitu pula word of mouth
berpengaruh terhadap minat berunjung maupun keputusan berkunjung. Untuk
pengaruh tidak langsung menghasilkan temuan bahwa city branding berpengaruh
terhadap keputusan berkunjung melalui minat berkunjung, sama halnya dengan word
of mouth berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
Kata Kunci : city branding, word of mouth, minat berkunjung, keputusan berkunjung
ix
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat dan karunia yang telah dilimpahkan-Nya, hingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Analisis Pengaruh City Branding dan
Word Of Mouth terhadap Minat Berkunjung serta Dampaknya terhadap Keputusan
Berkunjung Wisatawan ke Kota Bandung (Studi Kasus pada Mahasiswa di Kota
Tangerang Selatan yang Pernah Berkunjung ke Kota Bandung)” ini disusun dalam
rangka menyelesaikan Program Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak
lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang mendalam kepada :
1. Ayahanda tercinta, Drs. Risnandar, Ibunda tercinta, Ibu Euis Komariah, Kakak
tercinta, Muhammad Abduh Dzulkarnaen, Adik tercinta, Mara Alfian Hakiem,
beserta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan lahir dan batin
kepada penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MSi selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, ST,. MM selaku dosen pembimbing skripsi pertama
yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan motivasi
dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatima, SE., MBA selaku dosen pembimbing skripsi
kedua yang telah meluangkan waktu, membimbing, dan terus memberikan
motivasi dengan penuh kesabaran dan pengertian kepada penulis.
6. Ibu Titi Dewi Warnida, SE., MSi selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
x
7. Ibu Ela Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Bapak Dr. Indoyama Nasarudin selaku dosen panasehat akademik yang selalu
memberikan arahan dan motivasi kepada penulis hingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan ilmu
yang tak ternilai hingga penulis menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Seluruh Staf Tata Usaha dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu dan
penulis dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.
11. Motivator Gunawa Widiyono. Terimakasih atas segala ketulusan, kesabaran,
kesetiaan, dan dukungan serta doa yang diberikan. Semoga ini menjadi langkah
awal kita menuju langkah berikutny yang kita cita-citakan.
12. Sahabat terbaikku Ria Nurul Hidayah, Neng Diana Fauziah dan Septiani Nur
Hidayati, Nurul Minchah, Diah Siti Utami, Aulia Maghfiroh serta teman-teman
kelas Manajemen B khususnya GGC (Ravena, Kiki, Gigi, Wilda, Syifa, Leli,
Devi, Annisa, Fifi, Obi) yang selalu memberikan doa, dukungan serta canda
tawa. Semoga Persahabatan kita akan terus terjalin di masa depan.
13. Kanda Adam Camubar, Ka Siti asiah, Ka Bingah Pangesti, Fitria Karima, Abi
Nubli, Wahyu Yulio, Wisnu Dwi Cahyo dan Muhammad Ulum, yang telah
bersedia membagi ilmu dan memberikan semangat dalam proses penyelesaian
skripsi ini.
14. Himpunan Mahasisiwa Islam Komisariat Fakultas Ekonomi dan Bisnis serta
Korps HMI-Wati (KOHATI) Cabang Ciputat yang telah mengajarkan saya
etika berorganisasi.
15. Temen-temen mahasiswa Manajemen angkatan 2012 serta temen-temen
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
xi
16. Dan kepada seluruh pihak, yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, yang
telah banyak membantu, mempermudah dan memperancar hingga skripsi ini
akhirnya selesai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
oleh karenanya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan.
Adapun segala kekurangan dan kesalahan pada skripsi ini sepenuhnya menjadi
tanggung jawab penulis. Harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
banyak orang.
Jakarta, 06 September 2016
(Mahda Nurhamidah)
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ...................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .............................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ v
ABSTRACT ..................................................................................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ................................................................................. 16
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 17
1. Tujuan Penelitian .............................................................................. 17
2. Manfaat Penelitian ............................................................................ 18
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pemasaran Jasa ....................................................................................... 20
xii
B. City Branding ......................................................................................... 31
C. Word Of Mouth ....................................................................................... 43
D. Wisatawan .............................................................................................. 51
E. Minat Berkunjung Wisatawan ................................................................ 53
F. Keputusan Berkunjung Wisatawan ........................................................ 56
G. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ................. 66
H. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 69
I. Kerangka Berpikir ................................................................................. .76
J. Hipotesis ................................................................................................. 78
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 81
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................................... 82
C. Metode Pengumpulan Data .................................................................... 85
D. Metode Analisis Data ............................................................................. 87
1. Uji Kualitas Data .............................................................................. 87
a. Uji Validitas ................................................................................ 87
b. Uji Reliabilitas ............................................................................ 88
E. Analisi Jalur (Path Analysis) .................................................................. 89
F. Uji Sobel ................................................................................................. 96
G. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 97
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Kota Bandung ............................................. 102
xiii
1. Deskripsi Kota Bandung Secara Singkat ........................................ 102
2. Visi dan Misi Dinas Pariwisata Kota Bandung .............................. 103
B. Analisis dan Pembahasan ..................................................................... 105
1. Deskripsi Data Responden .............................................................. 105
2. Uji Kualitas Data ............................................................................ 107
a. Hasil Uji Validitas ...................................................................... 107
b. Hasil Uji Reliabilitas .................................................................. 110
3. Analisis Deskriptif .......................................................................... 113
4. Analisis Jalur (Path Analysis) ......................................................... 140
a. Koefisien Korelasi ...................................................................... 141
b. Koefisien Determinasi ................................................................. 143
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................... 145
6. Uji Signifikansi Individu (Uji T) .................................................... 147
7. Diagram Analisis Jalur ................................................................... 156
8. Uji Sobel ......................................................................................... 157
9. Perhitungan Pengaruh ...................................................................... 161
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 167
B. Saran ..................................................................................................... 169
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 172
LAMPIRAN .................................................................................................................. 179
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL KETERANGAN HAL.
1.1 Sepuluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia
Tahun 2012 ..................................................................................................... 3
1.2 Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014................ 7
1.3 Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan
Wisatawan Terbanyak ................................................................................... 9
1.4 Jumlah Wistawan Domestik Dan Wisatawan Mancanegara Ke
Kota Bandung tahun 2010-2014 .................................................................. 10
1.5 Jumlah Kedatangan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Bandung
Tahun 2014 ................................................................................................... 11
2.1 Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat ............................................ 34
2.2 Hasil Survey Kriteria Kota ........................................................................... 35
2.3 Indikator Minat Beli ..................................................................................... 56
2.4 Penelitian Terdahulu .................................................................................... 69
3.1 Skala Likert .................................................................................................. 86
3.2 Kriteria Koefisien Korelasi .......................................................................... 94
3.3 Operasional Variabel Penelitian .................................................................. 99
4.1 Jenis Kelamin Responden ......................................................................... 105
4.2 Usia Responden ......................................................................................... 106
4.3 Kuantitas kunjungan wisatwan ke Kota Bandung dalam satu tahun ini .... 107
xv
4.4 Uji Validitas: City Branding (X1) .............................................................. 108
4.5 Uji Validitas: Word of Mouth (X2) ............................................................. 109
4.6 Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1) ....................................................... 109
4.7 Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2) ................................................ 110
4.8 Uji Reliabilitas: City Branding ................................................................... 111
4.9 Uji Reliabilitas: Word of Mouth ................................................................. 111
4.10 Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung ........................................................... 112
4.11 Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung ..................................................... 112
4.12 Kota Bandung sudah dikenal dimata turis internasional ........................... 113
4.13 Kota Bandung berkontribusi dalam kegiatan internasional
(peringatan Konferensi Asia Afrika) .......................................................... 114
4.14 Kota Bandung memiliki infrastruktur yang baik ....................................... 115
4.15 Kota bandung cukup nyaman untuk melakukan perjalanan wisata ........... 115
4.16 Kota bandung memiliki tata kota yang baik............................................... 116
4.17 Cuaca di kota Bandung sejuk ..................................................................... 117
4.18 Kota Bandung mampu memberikan beragam peluang untuk
membuka bisnis .......................................................................................... 117
4.19 Kota Bandung menyediakan sarana pendidikan yang cukup baik ............. 118
4.20 Kota Bandung memiliki kemudahan pilihan tempat tinggal ...................... 119
4.21 Kota Bandung bernuansa gaya hidup urban ............................................... 120
4.22 Pengunjung mudah mendapatkan hal-hal menarik di kota Bandung ......... 121
xvi
4.23 Penduduk kota Bandung bersahabat .......................................................... 121
4.24 Kota Bandung cukup terbuka dalam meneirima budaya atau
bahasa lain .................................................................................................. 122
4.25 Menurut saya Kota Bandung cukup aman ................................................. 123
4.26 Kualitas dasar kota Bandung cukup baik ................................................... 124
4.27 Kemudahan akomodasi kota Bandung cukup memuaskan ........................ 124
4.28 Kebutuhan pengunjung ketika berwisata di kota Bandung mudah
dipenuhi ...................................................................................................... 125
4.29 Saya sering mendengar cerita tentang kota Bandung dalam
percakapan sehari-hari................................................................................ 126
4.30 Saya sering mendapatkan rekomendasi untuk berwisata ke kota
Bandung ..................................................................................................... 126
4.31 Saya banyak mendengar tentang kota Bandung dari orang lain
(orang-orang yang berbeda) ....................................................................... 127
4.32 Berita mengenai kota Bandung menyebar cukup cepat ............................. 128
4.33 Saya sering mencari informasi mengenai tempat wisata di kota
Bandung ..................................................................................................... 129
4.34 Saya ingin segera berkunjung ke kota Bandung ........................................ 129
4.35 Saya lebih memilih berwisata ke kota Bandung dari pada ke kota lain ..... 130
4.36 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena
memenuhi kebutuhan saya untuk berwisata ............................................... 131
xvii
4.37 Saya memtuskan berkunjung ke kota Bandung karena informasi
tentang tujuan wisata tersedia .................................................................... 132
4.38 Saya memutuskan berkunjung karena kota Bandung memiliki
akses transportasi yang baik ....................................................................... 133
4.39 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena alat-
alat transportasi yang tersedia di kota Bandung beragam (angkot,
taksi, damri, ojek, kereta) ........................................................................... 134
4.40 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena alat-
alat transportasi yang tersedia cukup nyaman ............................................ 135
4.41 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena
perjalanan wisata sesuai dengan waktu yang ditetapkan (jam
buka dan tutup tempat wisata) .................................................................... 136
4.42 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena biaya
perjalanan wisata sesuai dengan kemampuan finansial saya ..................... 137
4.43 Saya memutuskan berkunjung karena perjalanan wisata ke kota
Bandung seusai pada waktu luang yang saya miliki .................................. 138
4.44 Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung karena banyak
tersedia travel agent dengan baik ............................................................... 138
4.45 Saya memutuskan berkunjung ke kota bandung karena tersedia
banyak pelayanan wisata (pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer) ... 139
4.46 Kriteria Koefisien Korelasi ........................................................................ 141
xviii
4.47 Koefisien Korelasi ...................................................................................... 142
4.48 Pengujian Hubungan Antar Variabel ......................................................... 143
4.49 Koefisien Determinasi Struktur I ............................................................... 143
4.50 Koefisien Determinasi Struktur II .............................................................. 144
4.51 Analisis Varian Struktur I .......................................................................... 145
4.52 Analisis Varian Struktur II ......................................................................... 146
4.53 Hasil Uji t Struktur I ................................................................................... 148
4.54 Uji t Persamaan Struktur I .......................................................................... 150
4.55 Hasil Uji t Struktur II ................................................................................. 151
4.56 Uji t Persamaan Struktur II ........................................................................ 155
4.57 Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan
Word of mouth (X2) terhadap Minat berkunjung (Y1) .............................. 162
4.58 Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Brandung (X1),
Word Of Mouth(X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan
Dampaknya Terhadap Keputusan Berkunjung (Y2) .................................. 164
4.59 Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung ................................ 166
xix
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR KETERANGAN HAL.
2.1 Model City Branding ................................................................................. 38
2.2 Model Pembentukan City Branding .......................................................... 40
2.3 Five-Model of the Consumer Buying Process Stage ................................. 57
2.4 Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision ........ 60
2.5 Kerangka Pemikiran .................................................................................. 77
3.1 Diagram Struktur I .................................................................................... 91
3.2 Diagram Struktur II ................................................................................... 91
3.3 Diagram Jalur ............................................................................................ 92
4.1 Analisis Jalur (Path Analysis) ................................................................. 156
xx
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN KETERANGAN HAL.
1 Kuisioner Penenlitian ........................................................................... 179
2 Tabel Jawaban Responden ................................................................... 185
3 Hasil Uji Kualitas Data ........................................................................ 193
4 Hasil Statistik Deskriptif ..................................................................... 205
5 Hasil Korelasi Semua Variabel ............................................................. 213
6 Hasil Pengujian analisis Jalur .............................................................. 214
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi semakin menguat seiring perkembangan transportasi dan
komunikasi yang semakin cepat, mudah, dan murah (Avraham, 2008 dalam
Fadallah dan Pontoh, 2014) sehingga menjadikan batasan wilayah bukan lagi
sebagai hambatan dalam pergerakan. Di era globalisasi saat ini, banyak sektor
bisnis berkembang pesat, hal ini tidak lepas dari peran pemasaran. Pemasaran
saat ini tidak hanya dilakukan oleh perusahaan swasta untuk membesarkan
produk atau mereknya namun, kini pemasaran mulai diadopsi oleh badan-badan
usaha milik negara termasuk daerah-daerah setingkat kabupaten dan kota.
Pemasaran jasa menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) adalah suatu aktivitas
ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Sektor jasa
merupakan sektor yang paling diperhitungkan dalam persaingan antar daerah.
Meluasnya tren globalisasi saat ini menjadikan daerah harus saling
berupaya untuk merebut pasar, khususnya para wisatawan dan investor ke daerah
masing-masing (Prahadi, 2015). Kini persaingan terjadi bukan hanya antar
pebisnis, tetapi juga antar daerah. Setiap daerah ingin lebih dikenal, lebih disukai
investor, lebih ramai intensitas perdagangan dan investasinya, serta lebih banyak
uang yang datang dan beredar di daerah itu. Itulah sebabnya, kini mem-branding-
kan kota atau daerah (city branding) untuk lebih mengenalkannya ke dunia luar
makin dibutuhkan agar sukses meraih pelanggan daerah.
2
Menurut Kartajaya dan Yuswohadi (2005:6) pelanggan daerah adalah
penduduk dan masyarakat daerah yang membutuhkan layanan publik yang
memadai seperti trader, tourist, investor (TTI) baik dari dalam maupun luar
daerah, talent , developer , Organizer (TDO), dan seluruh pihak yang memiliki
kontribusi dalam membangun keunggulan bersaing daerah.
Menurut Gelder (2008), Kompetisi global tidak lagi terbatas pada Kota-
Kota besar yang berkompetisi untuk dijadikan lokasi kantor pusat (headquarters)
dari perusahaan multinasional dan badan PBB, atau untuk event olahraga besar.
Sebagai contoh, Kota Alicante di Spanyol berjuang untuk berkompetisi sebagai
tujuan wisata pantai dunia dengan banyak kota lain di dunia. Mulai dari Antalya
di Turki hingga Pattaya di Thailand. Bordeaux dan wilayahnya menghadapi
kompetisi ketat dengan banyak daerah. Mulai dari Australia Bagian Selatan
hingga Afrika Bagian Selatan dalam hal pembuatan anggur (wine) tradisional
yang terbaik. Selain itu, pusat pembuatan mobil tradisional seperti West
Midlands, Detroit, Stuttgart, dan Nagoya bersaing dengan Bratislava dan
Shanghai.
Berikut ini sepuluh negara dengan jumlah wistawan terbanyak di dunia
pada tahun 2012 (Nirwandar, 2014:17) :
3
Tabel 1.1
Sepuluh Negara Dengan Jumlah Wistawan Terbanyak Di Dunia Tahun 2012
No Negara Jumlah Wisatawan
1 France 76,8 Juta
2 United States 59,7 Juta
3 China 55,7 Juta
4 Spain 43,6 Juta
5 Italy 28,1 Juta
6 UK 28,1 Juta
7 Turkey 27,0 Juta
8 German 26,9 Juta
9 Malaysia 24,6 Juta
10 Mexico 22,4 Juta
Sumber : UNWTO dalam Nirwandar (2014)
Untuk dapat menghadapi globalisasi tersebut, penting bagi sebuah kota
untuk memiliki branding sebagai arah gerak pembangunan kota tersebut dalam
konteks global, bukan hanya konteks lokal. Kota-kota yang ada di dunia butuh
untuk mengekpresikan karakteristik unik yang dimilikinya, menetapkan tujuan
ekonomi, kultur, dan politik dalam kaitannya untuk membedakan dirinya dari
wilayah lain dan dapat berkompetisi dengan baik untuk menarik sumberdaya,
wisatawan, dan penduduk (Kavaratzis & Ashwort, 2006 dalam Karim dkk,
2012).
Menurut Karim (2012) dalam Fadallah dan Pontoh (2014) Perencanaan
kota yang selama ini dibuat ternyata belum cukup untuk dapat memenangkan
persaingan antar kota. Oleh karena itu, konsep city branding muncul dalam
merespon kondisi tersebut sehingga perencanaan yang ada saat ini tidak hanya
dapat diimplementasikan tetapi juga mengangkat dan mengembangkan keunikan
4
Kota sebagai brand yang bernilai jual tinggi. Tujuannya ialah untuk
meningkatkan daya tarik kota itu sendiri dalam menarik sumber daya potensial
yang mampu menggerakkan perkembangan kota.
Persaingan antar daerah setingkat kabupaten dan Kota melalui teknik
pemasaran dikenal dengan city branding. Menururt Anholt dalam Moilanel dan
Rainisto (2009:7) city branding adalah manajemen suatu citra destinasi melalui
inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, kultural, dan
peraturan pemerintah. City branding merupakan suatu strategi yang dilakukan
negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam target pasar
mereka seperti layaknya positioning produk atau jasa, sehingga negara atau
daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia, (Siswoprasetijo,
2012). Untuk konteks Indonesia, jauh sebelum konsep city branding muncul,
sudah banyak kota yang telah memiliki positioning jati diri kuat yang dapat
dianggap sebagai cikal bakal sebuah citra suatu daerah.
Fenomena city branding sekarang ini menjadi hot issue di kalangan
praktisi pemasaran. Efektivitas city branding disadari penuh oleh beberapa
negara di kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Hongkong, Singapura, dan
Thailand. Mereka berlomba-lomba untuk menjadikan negaranya sebagai
kawasan destinasi terbaik di Asia Tenggara. Sebut saja Malaysia dengan
“Malaysia, Trully Asia”, kemudian Singapura dengan “Uniquely Singapore”,
Hongkong dengan “Asia‟s World City!” (Hutajalu, 2013).
5
Saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor yang berkontribusi cukup
besar pada setiap perkembangan dan pertumbuhan suatu negara termasuk
Indonesia. Untuk memperkuat image pariwisata Indonesia dibenak para
wisatwan, Indonesia memposisikan brand terbaruya itu dengan tagline
“Wonderful Indonesia” agar mampu bersaing dengan brand pariwisata Negara
lainnya (Maharani dkk, 2013). Di Indonesia sendiri sudah banyak kota-kota atau
daerah-daerah yang mengaplikasikan city branding, mereka juga berlomba-
lomba untuk menjadikan daerahnya tersebut sebagai destinasi wisata nasional
seperti Kota Jakarta dengan slogan “Enjoy Jakarta”, Malang dengan “Shining
Batu”, Pekalongan dengan “World‟s City Of Batik”, Solo dengan “Spirit Of
Java”, Surabaya dengan “Sparkling Surabaya”, kemudian Sumenep dengan
“The Heart Of Purity, dan Yogyakarta dengan “Jogja Istimewa”.
Kegiatan city branding bukan sebatas membuat slogan atau logo, tetapi
merupakan ruh dari kota tersebut. Ruh yang menjiwai segala aktivitas kota , baik
itu jiwa warganya, watak birokrasinya, maupun ketersediaan infrastruktur
penunjangnya. Sementara slogan, logo, desain interior, arsitektur bangunan,
ruang publik, serta unsur penataan visual kota lainnya merupakan
penyempurnaan dari keseluruhan ruh kota. City branding juga menuntut sinergi
dari keseluruhan unsur pembentuk kota, baik dari aspek sumber daya manusia,
fasilitas umum, fasilitas sosial maupun sistem transportasi. Tanpa sinergi yang
baik, upaya city branding akan sia-sia. Fungsinya tidak hanya mencakup
komunikasi pemasaran kota secara umum tetapi dapat juga mendukung strategi
6
pengembangan seni budaya dan pariwisata, sentra industri dan perdagangan,
pendidikan, kesejahteraan masyarakat, dan lain sebagainya. Dampak akumulasi
dari semuanya akan turut memutar roda perekonomian dari masyarakat di kota
tersebut (Karim dkk, 2012).
Mengacu pada pelaksanaan Undang-Undang No. 21 tahun 1999 yang
telah direvisi dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah atau lebih dikenal dengan Otonomi Daerah (otda), telah menunjukan sisi
yang berbeda dalam pengelolaan sebuah daerah. Disatu sisi pengelolaan sebuah
daerah sebelumnya dilakukan dengan sistem pemerintahan yang lebih
sentralistik, dengan adanya undang-undang tersebut menunjukan sisi lain dari
pengelolaan yang lebih desentralistik dimana daerah yaitu kabupaten dan Kota
serta provinsi diberi kewenangan secara otonomi untuk mengelola daerahnya
dalam beberapa bidang pemerintahan. Salah satu wujud dari diterapkannya
undang-undang ini adalah, pemerintah daerah mulai menawarkan potensi
daerahnya masing-masing sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan asli
daerah (PAD) dan secara luas diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi
masyarakatnya (Magandi dan Farida 2011) .
Menurut survei yang dilakukan oleh Fastbooking.com lokasi wisata
terpopuler pada tahun 2014 menempatkan New York pada urutan pertama,
kemudian Paris berada diurutan kedua, dan selanjutnya London dan beberapa
Kota di Amerika Utara. Sedangkan untuk Asia, Seoul di Korea Selatan menjadi
7
Kota paling popular di Asia, disusul Jakarta, Mumbai, Bangkok dan Bandung
(LKIP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2014).
Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada
Januari hingga September 2015 sebanyak 7.191.771 wisman atau tumbuh 3,53
persen dibandingkan periode yang sama tahun 2014 sebanyak 6.946.849 wisman.
(Sihombing, 2015). Berikut ini data mengenai jumlah wisatawan manacenagara
ke Indonesia menurut Negara wilayah regional tahun 2011-2014 :
Tabel 1.2
Jumlah Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia tahun 2011-2014
No Negara Asal Tahun
2011 2012 2013 2014
1 Amerika 297.061 312.209 333.150 358.707
2 Eropa 1.045.865 1.108.521 1.243.005 1.332.593
3 Afrika 31.640 41.583 51.298 56.503
4 Timur
Tengah
175.885 148.788 188.676 195.518
5 Asean 3.284.664 3.375.291 3.581.420 3.751.074
6 Asia Pasifik 2.814.616 3.058.070 3.404.580 3.741.016
Total 7.649.731 8.044.462 8.802.129 9.435.411
Sumber :www.bps.go.id
Tabel tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia dari tahun ke tahun.
Hasil survey Most Liveable Cities Index (MLCI) yang dilakukan oleh
Ikatan Ahli Perencana (IAP) tahun 2014 memberikan benchmark bagi para
pengambil kebijakan mengenai tingkat kelayakhunian kota. Kota Bandung
termasuk ke dalam 7 (tujuh) besar kota layak huni di Indonesia dari hasil survey
2014. Tujuh kota yang memiliki nilai di atas rata-rata nasional, yaitu Balikpapan
8
(71,12), Solo (69,38), Malang (69,3), Yogyakarta ( (67,39), Palembang (65,48),
Makassar ( (64,79), dan Bandung ( 64,4). Masuknya Kota Bandung pada
peringkat tujuh besar di tahun 2014 merupakan peningkatan yang cukup
signifikan, karena hasil survey di tahun 2009 dan 2011 peringkat Kota Bandung
masih berada di level yang lebih rendah (LKIP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Bandung, 2014).
Kota Bandung merupakan Kota metropolitan terbesar di Jawa Barat
sekaligus menjadi ibu Kota provinsi, pernah menjadi tempat berlangsungnya
Konferensi Asia Afrika 1955, suatu pertemuan yang menyuarakan semangat anti
kolonialisme. Kini warga Bandung patut berbangga hati, karena Kota Bandung
terpilih dalam 5 besar Kota kreatif se-Asia. Hal tersebut berdasarkan sebuah
survei yang dilakukan oleh salah satu media di Singapura yakni Channel News
Asia pada Desember 2011. Bandung juga sudah menjadi tujuan wisata baik oleh
wisatawan nusantara maupun mancanegara, hal ini ditunjang dengan keindahan
destinasi budaya dan seni serta kuliner yang dimiliki Kota Bandung. Dengan
demikian Bandung sudah menjadi tujuan tempat wisata dan bisnis (Tuti dkk,
2014).
Kota bandung dikenal dengan berbagai sebutan yang popular seperti
diantaranya Paris Van Java, Kota Kembang, Kota Kuliner, Surga Belanja, Kota
Pendidikan dan lain sebagainya. Kemudian “Bandung Everlasting Beauty”
menjadi tagline Kota bandung dalam rangka bersaing dengan Kota-Kota lainnya
yang juga telah memiliki tagline dalam upaya city branding.
9
Beberapa prestasi yang didapatkan oleh Kota Bandung tersebut tidak
menjadikan pariwisata yang ada di Kota Bandung masuk kedalam sepuluh
destinasi wisata di indonesia dengan angka kunjungan wisatawan terbanyak
seperti terlihat dalam tabel 1.3.
Tabel 1.3
Sepuluh Destinasi Wisata di Indonesia dengan Angka Kunjungan Wisatawan
Terbanyak
No Daerah Pariwisata Jumlah
Pengunjung
1. Jakarta Taman Impian Jaya Ancol 16.748.879
2. Jakarta Taman Mini Indonesia Indah, 4.697.316
3. Jakarta Taman Margasatwa Ragunan, 4.352.241
4. Jawa Tengah Candi Borobudur, 3.157.166
5. Yogyakarta Kebun Binatang Gembira loka 1.796.935
6. Bali Tanah Lot 1.786.712
7. Yogyakarta Candi Prambanan 1.305.798
8. Bali Pantai Pandawa 1.260.996
9. Jakarta Monumen Nasional 1.132.774
10. JawaTimur Kebun Binatang Surabaya 1.103.739
Sumber : www.tribunnews.com (2016)
Taman Impian Jaya Ancol merupakan daya tarik wisata yang paling
banyak dikunjungi wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2014. Hal ini
berdasarkan data dari Kementerian Pariwisata hasil olahan dari data Litbang
Kementerian Pariwisata, Badan Pusat Statistik, dan Pengelola Daya Tarik
Wisata, yang diungkapkan Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata
Nusantara Esty Reko Astuti, saat Rapat Koordinasi Nasional Kementerian
Pariwisata 2016, di Jakarta (Pertiwi, 2016).
Sama halnya dengan Negara indonesia, Kota bandung juga mengalami
peningkatan pengunjung baik pengunjung lokal maupun pengunjung
10
mancanegara. Berikut ini adalah jumlah data pengunjung domestik dan
mancanegara selama lima tahun terakhir 2010-2014 :
Tabel 1.4
Jumlah Wistawan Domestik Dan Wisatawan Mancanegara Ke Kota Bandung
tahun 2010-2014
No Keterangan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
1 Wisatawan
Domestik 3.024.666 3.882.010 3.354.857 3.726.447 4.242.294
2 Wisatawan
Mancanegara 180.603 194.062 158.848 170.982 176.487
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2015
Melihat data di atas, dapat diketahui bahwa dalam lima tahun tersebut ,
jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik sangat fluktuatif, bahkan pada
tahun 2012 Kota Bandung mengalami penurunan jumlah kunjungan wisatawan
secara drastis. Meskipun banyak meraih penghargaan tingkat nasional maupun
tingkat internasional, namun Kota bandung tidak luput dengan berbagai
hambatan. Menurut Herman Muhtar Ketua DPE (Dewan Pembangunan
Ekonomi) Kota Bandung, kemacetan masih menjadi masalah utama Kota
Bandung yang harus diselesaikan karena secara tidak langsung kondisi ini dapat
berpengaruh pada perkembangan pariwisata. Begitu pula menurut Wakil Ketua
Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Jawa Barat, D. Krisna Rusyana
mengatakan bahwa kendala yang dihadapi Kota Bandung saat ini adalah
kemacetan dan juga minimnya lahan parkir. Dua hal ini menjadi kendala dalam
mengembangkan dunia pariwisata di Kota Bandung (Fauzi, 2015).
11
Berikut merupakan data dari BPS Kota Bandung mengenai jumlah
pengunjung beberapa objek wisata di Kota Bandung. Kebun binatang Bandung
merupakan objek wisata yang paling banyak dikunjungi wisatawan pada tahun
2014.
Tabel 1.5
Jumlah Kedatangan Wisatawan ke Objek Wisata di Kota Bandung Tahun 2014
No Jenis Objek Wisata
Jumlah Kedatangan
Wisatawan Jumlah
Wisnus Wisman
1 Kebun Binatang Bandung 740.270 - 740.270
2 Taman Lalu Lintas AISN 306.800 - 306.800
3 Karang Setra 405.037 - 405.037
4 Museum Geologi 510.368 3.751 514.119
5 Museum Pos Indoneisa 45.654 351 46.005
6 Museum Konferensi Asia Afrika 201.729 9.810 211.539
7 Museum Mandala Wangsit
Siliwangi
12.956 151 13.107
8 Museum Sri Baduga 71.154 209 71.363
9 Saung Angklung Ujo 178.581 30.160 208.741
10 Wisata Rohani Daarut Tauhid 9.065 301 9.357
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bandung 2015
Kota Bandung sudah menjadi tujuan wisata mancanegara sejak era
kolonialisme Belanda. Pusat-pusat keramaian seperti Braga, Dago Tea House,
Museum Geologi, dan Lapangan Pacuan Kuda Tegallega sudah dikenal dan
ramai dikunjungi sejak dahulu. Bandung juga merupakan salah satu Kota dengan
bangunan berarsitektur Art Deco terbanyak di dunia. Kota Bandung yang
memiliki berbagai kelebihan, mulai dari alamnya yang masih sejuk, seni dan
budaya, kreativitas masyarakatnya, serta fashionnya, akhirnya ditetapkan sebagai
Kota Wisata Dunia oleh Unesco. Penetapan Kota Bandung sebagai Kota wisata
12
dunia dilakukan di Kota Beijing, China pada 25 September 2013.(LKIP Dinas
Kebudayaan & Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014).
Setelah ditetapkannya Kota Bandung sebagai Kota wisata dunia oleh
Unesco, Kota Bandung seyogyanya mulai dan terus membenahi berbagai
infrastruktur, keamanan dan kenyamanan berbagai tempat tujuan wisata,
termasuk dalam pengembangan kebudayaan agar sukses meraih para pelanggan
daerah.
Menurut Markplus.inc ada tiga segmentasi pasar yang perlu diperhatikan
di Indonesia yaitu kalngan Youth, Woman, dan Netizen. Bukan hanya jumlahnya
yang besar tetapi daya belinya juga besar, mereka bukan hanya pemberi
pengaruh tetapi juga merupakan pembuat keputusan untuk mayoritas produk dan
jasa yang ditawarkan. Berdasarkan segmentasi tersebut, penulis membatasi
segmentasi youth sebagai objek penelitian tentang city branding Kota Bandung
ini, karena mereka juga dapat menjadi pembuat keputusan seperti pemilihan
vacation spot, kafe atau resto, dan buying clothing (Marketers, 2014).
Pemasaran sebuah Kota, daerah, dan negara telah menjadi sesuatu hal
yang sangat dinamis, kompetitif, dan banyak dibicarakan akhir-akhir ini. Kota,
daerah, dan negara menyadari bahwa perlunya brand strategy yang akan
memberikan banyak manfaat dan keuntungan bagi daerah itu sendiri. Lokasi
geografis, seperti produk dan personal, juga dapat dijadikan acuan untuk
membuat brand dengan menciptakan dan mengkomunikasikan identitas bagi
suatu lokasi yang bersangkutan. Kota, negara bagian, dan Negara masa kini telah
13
aktif dikampanyekan melalui periklanan, direct mail, dan perangkat komunikasi
lainnya (Keller, 2003 dalam Lily dan Yulianti 2014).
Proses wisatawan untuk memutuskan kunjungannya terhadap suatu
daerah merupakan suatu perilaku konsumen yang berasal dari faktor karakteristik
dan rangsangan-rangsangan yang diterimanya. Salah satu rangsangan yang
mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan berkunjung wisatawan
terhadap suatu daerah adalah promosi. Promosi adalah aktivitas yang
menyampaikan manfaat produk atau jasa dan membujuk pelanggan untuk
membelinya (Kotler dan Amstrong, 2012:63). Maka, promosi merupakan
kegiatan terpenting yang memilki peran untuk memperkenalkan,
memberitahukan dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk atau jasa agar
mendorong konsumen untuk membeli produk atau jasa yang dipromosikan
tersebut. Untuk melakukan kegitan promosi suatu produk atau jasa, maka suatu
daerah harus dapat memilih secara tepat alat promosi apa yang akan digunakan
agar dapat mencapai keberhasilan khususnya meningkatkan kunjungan para
wisatawan.
Menurut Singh (2015), Kota-kota di dunia selalu berada dalam kompetisi
antara satu dengan lainnya. Sayangnya, tidak semua kota melakukan
upaya branding yang efektif. Di era digital, era yang ditandai oleh semakin
ditinggalkannya bentuk-bentuk promosi fisik, iklan perlahan akan menjadi hal
yang justru membuang-buang waktu dan sumber daya. Terkait dengan itu,
terdapat dua hal yang ditekankan dalam melakukan city
14
branding: Pertama, mempromosikan kota tidak dengan cara-cara atau gaya
beriklan. Kedua, tekankan pada penguatan identitas sebuah kota. Singh
mengatakan bahwa iklan yang baik adalah yang tidak beriklan sama
sekali. Maksud dari kalimat ini bukanlah sama sekali tidak mengupayakan
apapun. Tapi, jangan sampai terlihat jelas pengiklan sedang mengiklankan suatu
produk. Manusia saat ini cenderung bereaksi negatif terhadap iklan sehingga
dibutuhkan media yang lebih halus, yang menyampaikan pesan dengan maksimal
tanpa disadari oleh audiens.
Salah satu promosi yang digunakan dalam pembentukan city branding
adalah word of mouth atau pemasaran dari mulut ke mulut. word of mouth
merupakan salah satu sarana promosi yang dapat secara halus mempengaruhi
audiens dalam menetapkan keputusan.
Word of mouth atau pemasaran dari mulut kemulut adalah sebuah metode
promosi yang bangkit dengan pesat bagaikan virus yang mana pengendalian
terhadap word of mouth tidak dapat diatur, namun memiliki dampak yang sangat
berpengaruh terhadap perusahaan. Menurut Gartika (2010:7) ibarat virus,
kebaikan pun bisa menular kemana-mana dengan cepat, asalakan dilakukan
dengan cara yang tepat. Hebatnya semua virus ini tidak terlihat, namun
dampaknya sangat hebat. Jika baik, akan menumbuhkan perusahaan dan jika
buruk maka akan menenggelamkannya. Maka word of mouth menjadi sarana
promosi yang tepat untuk digunakan dalam mempromosikan suatu daerah.
15
Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat kegiatan word of mouth
bergerak dengan sangat cepat baik secara online maupun offline. Berdasarkan
hasil riset yang dilakukan oleh majalah SWA dan Onbee Marketig Research edisi
15, 9-22 juli 2015 tentang survey word of mouth di Indonesia menyatakan bahwa
untuk menetralisir 1 negatif WOM memerlukan 4 positif WOM, serta dampak
yang dihasilkan WOM ini adalah sebesar 86% responden percaya dengan apa
yang didengarnya setelah menerima WOM, baik itu WOM negatif maupun
WOM positif. 71% menyampaikan kepada orang lain, 70% berkeinginan
mencoba produk atau jasa tersebut, dan 68% mencari informasi lebih lanjut.
Word of mouth juga menjadi bagian penting dalam studi pemasaran mengingat
komunikasi dalam word of mouth mampu mempengaruhi minat berkunjung
wisatawan bahkan keputusan berkunjung wisatawan. Disisi lain kekuatan word
of mouth juga bertambah dikarenakan manusia adalah mahluk sosial yang senang
berinteraksi dan berbagi dengan sesamanya.
Menurut Aprilia Dkk (2015) salah satu hal yang dapat menumbuhkan
minat berkunjung yang akan berdampak pada keputusan berkunjung ke tempat
wisata adalah pengaruh orang disekitarnya yang mengkomunikasikan kualitas
tempat wisata tertentu. Word of mouth merupakan salah satu alat promosi jasa
yang diyakini untuk mempengaruhi orang lain dalam menentukan minat
berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung. Berdasarkan fenomena
objek yang terjadi, penulis menilai bahwa pentingnya melakukan kajian tentang
city branding Kota Bandung dari latar belakang dan penjelasan-penjelasan objek
16
data maka penelitian ini berjudul : “Analisis Pengaruh City Branding dan
Word of mouth Terhadap Minat Berkunjung serta Dampaknya Terhadap
Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Kota Bandung”.
B. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, diketahui adanya persaingan antar daerah-
daerah atau kota-kota di seluruh belahan dunia khususnya di indonesia. Setiap
kota berupaya untuk mengangkat potensinya sehingga dapat membedakan
antara satu kota dengan kota lainnya. Kota bandung memiliki beragam potensi
yang perlu diangkat dan dipromosikan, sehingga membutuhkan strategi
pemasaran dalam hal ini adalah city branding dan strategi word of mouth atau
pemasaran dari mulut ke mulut. Dalam merumuskan city branding dari Kota
bandung, perlu diketahu seberapa besar pengaruh city branding dan word of
mouth terhadap minat berkunjung wisatwan serta dampanya terhadap keputusan
berkunjung wisatwan ke Kota Bandung.
Dari perumusan masalah tersebut, maka timbul pertanyaan penelitian,
yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap minat berkunjung
2. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap minat berkunjung
3. Apakah variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara
simultan terhadap minat berkunjung
17
4. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap keputusan berkunjung
5. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap keputusan berkunjung
6. Apakah terdapat pengaruh signifikan antara variabel minat berkunjung
terhadap keputusan berkunjung
7. Apakah variabel city branding, word of mouth dan minat berkunjung
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung.
8. Apakah terdapat pengaruh antara city branding dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
9. Apakah terdapat pengaruh antara word of mouth dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
C. Tujuan dan manfaat penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini
dilakukan dengan tujuan:
1. Untuk menganalisis pengaruh signifikan antara variabel city
branding terhadap minat berkunjung
2. Untuk menganalisis pengaruh signifikan antara variabel word of
mouth terhadap minat berkunjung
3. Untuk menganalisis pengaruh variabel city branding dan word of
mouth berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung
18
4. Untuk menganalisis pengaruh signifikan antara variabel city
branding terhadap keputusan berkunjung
5. Untuk menganalisis pengaruh signifikan antara variabel word of
mouth terhadap keputusan berkunjung
6. Untuk menganalisis pengaruh signifikan antara variabel miat
berkunjung terhadap keputusan berkunjung
7. Untuk menganalisis pengaruh variabel city branding, word of mouth
dan minat berkunjung berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan berkunjung.
8. Untuk menganalisis pengaruh antara city branding dengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
9. Untuk menganalisis pengaruh antara word of mouth dengan
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
2. Manfaat Penelitian
Tujuan lain dibuatnya penelitian ini adalah untuk memberikan
manfaat terhadap:
1. Dinas Pariwisata Kota Bandung
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak dinas
pariwisata Kota Bandung sebagai informasi dan bahan masukan
untuk pengambilan keputusan dan penentu strategi-strategi
selanjutnya yang lebih efektif untuk memengembangkan pariwisata
daerah.
19
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pihak
perusahaan sebagai informasi dan bahan masukan untuk pengambilan
keputusan dan penentu strategi-strategi selanjutnya yang lebih efektif
untuk memenangkan persaingan di pasar.
3. Bagi Penulis
Sebagai wahana latihan pengembangan kemampuan dan
penerapan teoritis yang diperoleh dalam perkuliahan. Penyelesaian
tugas akhir.
4. Bagi Akademis
Penelitian ini bermanfaat untuk dijadikan sebagai bahan
bacaan untuk menambah pengetahuan dan bahan penyusunan
penelitian serupa dan lebih mendalam.
5. Peneliti Berikutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber
informasi bagi mahasiswa khususnya jurusan manajemen pemasaran
untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
6. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat mengenai perkembangan City Branding
suatu Kota.
20
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PEMASARAN JASA
1. Pengertian Jasa
Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:37) jasa adalah suatu aktivitas
ekonomi yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain. Seringkali
kegiatan yang dilakukan dalam jangka waktu tetentu (time-based), dalam
bentuk suatu kegiatan (performances) yang akan membawa hasil yang
dinginkan kepada penerima, obyek, maupun aset-aset lainnya yang menjadi
tanggung jawab dari pembeli. Sebagai pertukaran dari uang, waktu, dan
upaya, pelanggan jasa berharap akan mendapatkan nilai (value) dari suatu
akses ke barang-barang. Tenaga kerja, tenaga ahli, fasilitas, jejaring dan
sistem tertentu, tetapi para pelanggan biasnaya tidak akan mendapatkan hak
milik dari unsur-unsur fisik yang terlibat dalam penyediaan jasa tersebut.
Jasa merupakan semua aktivitas ekonomi yang hasilnya bukan
berbentuk produk fisik atau konstruksi, yang umumnya dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan serta memberikan nilai tambah (misalnya
kenyamanan, hiburan, kesenangan, atau kesehatan) dan selalu ada aspek
interaksi antara konsumen dan pihak produsen, meskipun pihak-pihak yang
terlibat tidak selalu menyadari (Lupiyoadi dan Hamdani, 2011:6)
Menurut Saladin (2006:134) jasa adalah setiap kegiatan atau manfaat
yang ditawarkan oleh suatu pihak pada pihak lain dan pada dasarnya tidak
21
berwujud, serta tidak menghasilkan kepemilikian sesuatu. Proses produksinya
mungkin juga tidak dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Sedangkan Kotler dan Keller (2012:378) mengemukakan pengertian
jasa (service) adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu
pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun.
Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa di dalam jasa terdapat
aspek transaksi antara pihak konsumen dengan pihak yang menyediakan
jasa, dimana transaksi atas suatu jasa tidak menyebabkan kepemilikan
apapun.
2. Karakteristik dan Klasifikasi Jasa
Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk
barang (fisik). Grifiin (1996) dalam Lupiyoadi (2011:6) menyebutkan
karakteristik jasa sebagai berikut:
a) Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat,dirasa, diraba,
didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal ini
adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk
kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.
b) Unstoragebility (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan
atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan. Karakteristik ini
disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada
umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan.
22
c) Customization (kustomisasai). Jasa seringakali didesain khusus untuk
memenuhi kebutuhan pelanggan.
3. Unsur Bauran Pemasaran Jasa
Berikut ini unsur-unsur bauran pemasaran jasa menurut Lupiyoadi
(2011: 70), yaitu:
1. Produk
Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang
memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan
dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk itu
saja tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut
“the offer” terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan
beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen. Yang
dimaksud dalam pembahasan produk jasa disini adalah total produk. Total
produk terdiri atas:
a) Produk inti (core product), merupakan fungsi inti dari produk
tersebut.
b) Produk yang diharapkan (expected product).
c) Produk tambahan (augmented product).
d) Produk potensial (potential product).
Tiga unsur selain core productmerupakan unsur yang potensial
untuk dijadikan nilai tambah bagi konsumen sehingga produk tersebut
berbeda dengan produk yang lain. Pemasar harus dapat mengembangkan
23
nilai tambah dari produknya selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat
dibedakan dan bersaing dengan produk lain.
Pemasar harus dapat mengembangkan nilai tambah dari produknya
selain keistimewaan dasarnya, supaya dapat dibedakan dan bersaing
dengan produk lain, dengan kata lain memiliki citra tersendiri.
a. Merek dan diferensiasi
Berhubunga dengan merek (brand) maka persoalan yang
sekarang ini muncul adalah kecenderuungan konsumen untuk
melihat merek terkenal dibanding fungsi utama dari produk
tersebut.Memang tidak dapat dipungkiri bahwa merek yang terkenal
pasti mutunya terjamin.Melihat situasi seperti ini maka pemasar
harus mampu mempopulerkan merek mereka supaya dapat bersaing
di pasar.
Sedangkan untuk dapat menjadi jasa yang unik dan berbeda
dari pesaing (diferensiasi), pemasar harus dapat mengembangkan
product surround (produk pelengkap) mereka, yaitu expected
product, augmented product, dan potential product. Dengan
pengembangan ini berarti bisa dilihat perbedaan antara produk yang
satu dengan yang lain.
24
b. Bukti fisik
Bukti fisik (physical evidence) merupakan lingkungan fisik
tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen.
Ada dua jenis bukti fisik, yaitu:
1) Bukti penting (essential evidence) : merupakan keputusan-
keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan
tata letak (layout) dari gedung, ruang dan lain-lain.
2) Bukti pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai
tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa.
Jadi, hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun
demikian peranannya sangat penting dalam proses produksi
jasa. Contoh : tiket pesawat. Bukti fisik membantu pemasar
memosisikan perusahannya di pasar dan memberikan
dukunagn nyata apalagi yang berhubungan dengan lokasi.
2. Penentuan harga
Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam
pemberian nilai kepada konsumen dan memengaruhi citra produk, serta
keputusan konsumen untuk membeli. Penentuan harga juga berhubungan
dengan pendapatan dan turut mempengaruhi penawaran atau saluran
pemasaran. Akan tetapi hal terpenting adalah keputusan dalam penentuan
harga harus konsisten dengan strategi pemasarn secara keseluruhan.
25
Dalam memutuskan strategi penentuan harga harus diperhatikan tujuan
dari penentuan harga itu sendiri, antara lain:
a) Bertahan
b) Memaksimalkan harga\memaksimalkan penjualan
c) Gengsi atau prestos
d) Pengembalian atas investasi (return on investment-ROI)
Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi penentuan harga
adalah:
a) Positioning (pemosisian jasa)
b) Sasaran perusahaan
c) Tingkat persaingan
d) Siklus hidup jasa
e) Elastisitas permintaan
f) Struktur biaya
g) Sumber daya yang digunakn
h) Kondisi ekonomi secar umum
i) Kapasitas jasa
Metode penentuan harga antara lain:
a) Penentuan harga biaya-plus (cost-plus pricing)
b) Penentuan harga tingkat pengembalian (rate of return pricing)
c) Penentuan harga paritas persaingan (competitive parity pricing)
d) Penentuan harga rugi (loss leading pricing)
26
e) Penentuan harga berdasarkan nilai (value-based pricing)
f) Penentuan harga relasional (relationship pricing)
3. Tempat (sistem penyampaian jasa)
Tempat dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan
keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan
bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi
yang strategis.
a. Lokasi
Lokasi berarti berhubungan dengan diman perusahaanharus
bermarkas dan melakukan operasi atau kegiatannya. Dalam hal ini
ada tiga jenis interkasi yang memengaruhi lokasi, yaitu :
1) Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan): apabila
keadannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting.
Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan
konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain
harus strategis.
2) Pemberi jasa mendatangi konsumen: dalam hal ini lokasi
idak terlalu penting, tetapi yang harus diperhatikan adalah
penyampaian jasa harus tetap berkualitas.
3) Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung:
berarti penyedia jasa dan konsumen berinterkasi melalui
sarana tertentu seperti telepon, computer atau surat. Dalam
27
hal ini lokasi menjadi sangat tidak penting selama
komunikasi antara kedua pihak terlaksana dengan baik.
b. Saluran distribusi
Penyampaian jasa juga dapat melalui organisasi maupun
orang lain. dalam penyampaian jasa ada tiga pihak yang terlibat,
yaitu:
1) Penyedia jasa
2) Perantara
3) Konsumen
Sehubungan dengan saluran distribusi maka perusahaan harus
dapat memilih saluran yang tepat untuk penyampaian jasanya, sebab
akan sangat memengaruhi kualitas jasa yang diberikan. Saluran
distribusi yang dapat dipilih, antara lain:
1) Penjual langsung (direct sales)
2) Agen (agent) atau broker
3) Agen atau broker penjual atau pembeli
4) Waralaba (franchises) dan pengantar jasa terkontrak
(contracted service delivery)
c. Promosi
Hal yang perlu dperhatikan dalam promosi adalah pemilihan
bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri atas:
1) Iklan (advertising)
28
2) Penjualan perorangan (personel selling)
3) Promosi penjualan (sales promotion)
4) Hubungan masyarakat (public relation)
5) Informasi dari mulut ke mulut word of mouth
6) Surat pemberitahuan langsung (direct mail)
Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk
mempromosikan jasa mereka.ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam promosi,yaitu :
1) Identifikasi terlebih dahulu audiens targetnya: hal ini
berhubungan dengan segmentasi pasar.
2) Tentukan tujuan promosi: apakah untuk menginformasikan,
memengaruhi, atau mengingatkan.
3) Kembangkan pesan yang disampaikan : hal ini berhubungan
dengan isi pesan (apa yang harus disampaikan), struktur pesan
(bagaimana menyampaikan pesan secara logis), gaya pesan
(ciptakan bahasa yang kuat), sumber pesan (siapa yang harus
menyampaikannya).
4) Pilih bauran komunikasi : apakah itu komunikasi personal
(personal communication) atau komunikasi nonpersonal
(nonpersonal communication).
\
29
d. Orang (people)
Dalam hubunganya dengan pemasaran jasa, maka “orang”
yang berfungsi sebagai penyedia jasa sangat memengaruhi kualitas
jasa yang diberikan.Keputusan dalam “orang” ini berarti
berhubungan dengan seleksi, pelatihan, motivasi, dan manajemen
sumber daya manusia. Untuk mencapai kualitas terbaik maka
pegawai harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan
mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dan memenuhi
kebutuhannya. Pentingnya “orang” dalam pemasarn jasa berkaitan
erat dengan pemasaran internal. Pemasaran perusahaan yang dalam
hal inii dapat diposisikan sebgai konsumen internal dan pemasok
internal. Tujuan dari adanya hubungan tersebut adalah untuk
mendorong “orang” dalam kinerja memberikan kepuasan kepada
konsumen, yaitu:
1) Contactors “orang” disini berinterkasi langsung dengan
konsumen dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat
memengaruhi keputusan konsumen untuk membeli
2) Modifiers “orang” disini tidak secara langsung memengaruhi
konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan
konsumen, contoh : resepsionis.
30
3) Influencers “orang” disini memengaruhi konsumen dalam
keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak
dengan konsumen.
4) Isolated “orang” disini tidak secara langsung ikut sertadalam
bauran pemasaran dan juga tidak sering bertemu dengan
konsumen. Contoh : karyawan bagian administrasi penjualan,
sdm, dan pemrosesan data.
e. Proses (process)
Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya
terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas, dan
hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada
konsumen. Proses dapat dibedakan dalam dua cara.yaitu:
1) Kompleksitas (complexity) , berhubungan dengan langkah-
langkah dan tahapan proses.
2) Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya
perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.
f. Layanan konsumen
Layanan konsumen (customer service) pada pemasaran jasa
lebih dilihat sebagai hasil dari kegiatan distribusi dan logistic,
dimana pelayanan diberikan kepada konsumen untuk mencapai
kepuasan.Layanan konsumen meliputi aktivitas untuk memberikan
31
kegunaan waktu dan tempat termasuk pelayanan pratransaksi, saat
transaksi, dan pasca transaksi.
Kegiatan sebelum transaksi (pratransaksi) akan turut
memengaruhi kegiatan transaksi dan setelah transaksi, karena itu
kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga
konsumen memberikan respons yang positif dan menunjukan
loyalitas yang tinggi. Strategi layanan konsumen menurut
Christopher Lovelock mencakup hal-hal sebagai berikut:
1) Identifikasi misi jasa
2) Penentuan sasaran dari layanan konsumen
3) Perumusan strategi layanan konsumen
4) Implementasi
B. CITY BRANDING
1. Definisi City Branding
Menurut Dinnie (2010) dalam Karim dkk (2012) city branding adalah
mengidentifikasi suatu set brand attributes yang dimiliki sebuah kota sesuai
urutan untuk membentuk sebuah dasar yang digunakan untuk menghasilkan
persepsi positif dari banyak audiens.
Menurut Anholt dalam Moilanen dan Rainisto (2009:7)
mendefinisikan city branding sebagai manajemen suatu citra destinasi melalui
inovasi strategis serta koordinasi ekonomi, komersial, sosial, cultural, dan
peraturan pemerintah.
32
City branding dapat dipandang sebagai pendekatan yang tepat untuk
mempromosikan suatu tempat atau wilayah, jika kita melihat dunia sebagai
pasar global dan suatu tempat wilayah merupakan sebuah produk atau
perusahaan yang sedang bersaing dengan tempat atau wilayah lainnya dalam
upaya untuk menjaga atau mempertahankan posisi mereka ditengah
persaingan. Adapun pengertian lain dari city branding menurut Chaniago
dalam Yuli (2011: 60) adalah proses atau usaha membentuk merek dari suatu
kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut untuk memperkenalkan
Kotanya kepada target pasar (investor, tourist, talent, event) Kota tersebut
dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, dan berbagai media
lainnya.
Pengertian city branding tersebut diperkuat oleh Gelder (2008)
City branding is about deliberately creating, developing and
demonstrating that value through appropriate „on brand‟ actions,
which consist of investments, physical and economic plans, attraction
programmes, events, communications, and the like.
Artinya city branding adalah mengenai kesengajaan menciptakan,
mengembangkan dan menunjukkan nilai yang tepat melalui 'on-brand'
actions, yang terdiri dari investasi, rencana fisik dan ekonomi, program
atraksi, kegiatan, komunikasi, dan sejenisnya.
Selain beberapa pengertian di atas city branding adalah perangkat
pembangunan ekonomi perkotaan. city branding merupakan perangkat yang
33
dipinjam dari praktik-praktik pemasaran oleh para perencana dan perancang
kota beserta semua pemangku kepentingan. Sebagimana produk, jasa dan
organisasi, kota membutuhkan citra dan reputasi yang kuat dan berbeda demi
mengatasi persaingan kota memperebutkan sumber daya ekonomi di tingkat
lokal, regional, nasional dan global (Rahmat dan Salamah, 2014:1)
Beberapa pemaparan tersebut, tentang pengertian city branding
dapat diambil kesimpulan bahwa city branding merupakan upaya untuk
membangun sebuah kota dengan menggunakan teknik pemasaran untuk
menemukan identitas dan positioning yang kuat agar dapat bersaing yang
bertujuan untuk menarik investor, penduduk, sumber daya yang baik,
wisatawan yang dikomunikasikan melalui berbagai cara kepada pihak internal
dan eksternal untuk memberikan merek kepada kota agar mudah dikenali dan
dapat meningkatkan minat serta kunjungan baik dari wisatawan lokal maupun
wisatawan mancanegara.
2. Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat
Brand korporat dan brand tempat merupakan dua hal yang berbeda,
berikut ini perbedaan antara brand korporat dan brand tempat menurut Allen,
2007 dalam Rahmat dan Salamah (2014: 20) :
34
Tabel 2.1
Perbedaan Brand Korporat dan Brand Tempat
Perbedaan Brand Korporat Dan Brand Tempat
brand korporat adalah brand diaplikasikan kepada produk dan jasa dalam kerangka
kerja organisasi korporat. Brand tempat didefinisikan sebagi brand yang
diaplikasikan pada produk dan jasa dalam kerangka politik/geografi. Ketika prinsip-
prinsip branding korporat diaplikasikan di arena branding tempat implementasinya
akan jadi berbeda.
Brand korporat Brand tempat
Memiliki komponen tuinggal
Produk/jasa
Hubungan kohesif dengan pemangku
kepentingan
Bersifat fungsional
Orientasi perorangan
Koherensi subbrand
Perusahaan privat
Atribuk produk konsisten
Fleksibel dalam penawaran produk
Memiliki banyak komponen produk/jasa
Hubungan terfragmentasi dengan
pemangku kepentingan
Kompleksitas organisasi tinggi
Berbasis pada pengalaman/hedonis
Orientasi kolektif
Rivalitas/ketidaksejajaran subbrand
Kemitraan privat dan publik
Peran pemerintah tinggi
Tidak fleksibel dalam penawaran produk
Sumber: (Allen,2007 dalam Rahmat dan Salamah, 2014:20)
3. Kriteria City Branding
Terdapat beberapa kriteria dalam membuat city branding yang
harusdipenuhimenurut Yuli (2011:60)diantaranya:
a) Attributes, city branding mampu menggambarkan sebuah karakter, daya
tarik, gaya dan personalitas kota.
b) Message, menggambarkan sebuah cerita secara pintar, menyenangkan dan
mudah atau selalu diingat.
c) Differentiation, memberikan kesan unik dan berbeda dari kota-kota yang
lain)
d) Ambassadorship, menginsipirasi orang untuk datang dan ingin tinggal di
kota tersebut.
35
Tabel dibawah ini menunjukan sejumlah fakta yang terkait dengan apa
yang dibutuhkan oleh sejumlah elemen masyarakat:
Tabel 2.2
Hasil Survey Kriteria Kota
Kriteria
Kota untuk
tempat
tinggal (%)
Kriteria Kota
untuk
investasi (%)
Kriteria
Kota untuk
wisata (%)
Perkembangan ekonomi 31% 34% 3%
Budaya dan hubungan masyarakat 22% 16% 47%
Area hijau dan pelestarian lingkungan 17% 10% 32%
Kondisi lalu lintas dan transportasi 11% 13% 9%
Sarana pendidikan 11% 6% 4%
Regulasi pemerintah Kota 5% 16% 4%
Infrastruktur kesehatan dan sanitasi 2% 6% 2%
Penanganan dan kendali bencana 0% 1% 1%
Sumber: kataanda.com dalam Marketeers, 2015 :143
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ekonomi dan budaya menjadi hal
yang penting bagi penduduk suatu kota. Sedangkan bagi calon investor, selain
kedua hal tersebut, regulasi pemerintah menjadi kriteria yang penting dari
suatu kota. Berbeda dengan kriteria yang dinilai oleh wsiatawan, menurut
mereka yang penting dari suatu kota adalah budaya masyarakat dan
lingkungan. Sebuah kota perlu terlebih dahulu menentukan positioning yang
ingin dibentuk. Positioning yang tepat sasaran yang tepat sasaran dan
didukung dengan diferensisasi yang solid akan brand kota tersebut kuat,
layaknya suatu produk untuk membentuk brand yang kuat.
36
4. Tujuan City Branding
Beberapa kota melakukan strategi dengan menerapkan city branding,
hal ini dianggap menguntungkan bagi para pemangku kepentingan. Berikut
alasan mengapa city branding perlu dilakukan menurut Handito, (dalam
Sugiarsono, 2009:3) :
a) Memperkenalkan kota atau daerah lebih dalam penerapan city
branding, suatu kota akan memperkenalkan dirinya lebih dalam,
karena pihak eksternal harus mengetahui keberadaan suatu Kota. Yang
kemudian peningkatan kunjungan terhadap suatu kota semakin tinggi.
b) Memperbaiki citra suatu kota yang sudah dinilai buruk oleh
pengunjung maupun penduduk kota sendiri, cukup sulit suatu Kota
memiliki daya tarik bagi pihak yang berkepentingan, namun salah satu
strategi mengembalikan citra positif kota yaitu dengan city branding
yang di imbangi dengan implementasi komprehensif, maka akan
meningkatkan daya tarik Kota sebagai tujuan para pemangku
kepentingan.
c) Menarik wisatawan asing dan domestik Penerapan city brand yang
tepat dapat menarik pemangku kepentingan eksternal kota termasuk
wisatawan domestik maupun asing, hal ini dikarenakan wisatawan
memandang merek merupakan pembeda satu dengan yang lainnya
sehingga akan memilih suatu tempat dengan keunikan atau ciri khas
yang tidak dimiliki kota lain.
37
d) Menarik minat investor untuk berinvestasi. Tujuan lain dari City
branding untuk mendapatkan investasi guna meningkatkan
pengembangan kota baik itu dari sektor ekonomi, sosial atau yang
lainnya.
e) Meningkatkan perdagangan melalui penerapan city brand suatu kota
akan dikenal luas oleh masyarakat baik itu di dalam negeri ataupun
luar negeri. Maka akan tercipta suatu transaksi yang dilakukan oleh
pihak eksternal kota maupun pihak internal kota yang menyebabkan
terjadinya peningkatan perdagangan.
5. City Branding Hexagon
City Branding hexagon diciptakan oleh Anholt untuk mengukur
efektivitas City branding. Terdapat enam aspek dalam pengukuran efektvitas
City branding yang terdiri atas presence, potential, place, pulse, people, dan
prerequisite. Model City branding hexagon dapat dilihat pada gamabar
berikut:
38
Gambar 2.1
Model City Branding
Sumber: Anholt (2007:60)
Anholt (2007:59), memaparkan secara terperinci penjelasan setiap
poin dalam City Branding hexagon yang terdiri atas presence, place,
potential, people, pulse, dan prerequisite.
1) Presence
Menerangkan tentang status atau kedudukan kota tersebut dimata
internasional. Dalam risetnya yang bekerjasama dengan GFK Roper
Public Affairs & corporate Communications pada tahun 2005, Anholt
melakukan survei terhadap 30 kota dan mengidentifikasi karakteristik
khusus dari kota tersebut serta menggali pendapat apakah kota tersebut
memeiliki kontribusi penting ditingkat dunia dalam hal budaya, sains,
atau jalannya pemerintahan selama kurun waktu 30 tahun terakahir.
39
2) Place
Mengukur bagaimana persepsi mengenai aspek fisik dari setiap
Kota. Apakah publik merasa nyaman apabila melakukan perjalanan
mengelilingi kota, seberapa indah penataan kota, serta bagaimana
keadaan cuaca di kota tersebut.
3) Potential
Mengevaluasi kesempatan ekonomi dan pendidikan yang
ditawarkan kepada publik dan apakah kota tersebut memiliki kemudahan
akses sebagai pilihan tempat tinggal.
4) Pulse
Menganalisa apakah kota tersebut memeperlihatkan nuansa gaya
hidup urban sebagai bagian terpenting dari citra kota, serta apakah publik
dapat dengan mudah menemukan hal-hal menarik sebagai pengunjung
maupun sebagai penduduk dari kota tersebut.
5) People
Menilai apakah penduduk kota bersahabat dan memeberikan
kemudahan dalam bertukar budaya serta bahasa juga apakah kota tersebut
menimbulkan rasa aman saat berada didalamnya.
6) Prerequisite
Memaparkan persepsi pubik terhadap kualitas dasar suatu kota,
apakah kota tersebut memeberikan kepuasan dengan akomodasi yang
disediakan, serta kemudahan akses pemenuhan kebutuhan.
40
Menurut Porpescu dan Cabos (2010) dalam Wibisono (2015),
memaparkan city branding hexagon memberikan instrument pengukuran
inovatif sehingga dapat mempermudah pemerintah untuk mengetahui persepsi
mengenai citra kota.
Model pembentukan city branding menurut Graham (2002 dalam
Karim Dkk 2012) terdiri dari interaksi antara aspek internal dan aspek
eksternal.
Gambar 2.2
Model Pembentukan City Branding
Sumber: Graham, 2002 dalam Karim, 2012
1. Komunikasi Primer berkaitan dengandengan efek komunikatif yang
ditimbulkan oleh aksi yang dilakukan oleh kota, ketika komunikasi bukan
Tertiary communication
infrastructure behavior
lanscape structure
Secondary communication Primary communication
Image communication
City’s image
41
merupakan tujuan utama dari aksi tersebut. Komunikasi ini dibagi
menjadi 4 wilayah intervensi, yaitu:
a. Strategi lansekap (Landscape Strategies), merujuk pada tindakan dan
keputusan yang berhubungan dengan rancang kota, arsitektur, ruang
hijau, dan ruang publik di kota.
b. Proyek infrastruktur (Infrastructure Projects), merujuk pada proyek
yang dibangun untuk membuat, meningkatkan atau memberikan
karakter khas untuk berbagai tipe infrastruktur yang dibutuhkan di
kota. Di satu sisi, elemen ini harus meningkatkan aksesibilitas kota
kepada berbagai audiens, apakah itu aksesibilitas pada jalan raya
untuk penduduk atau aksesibilitas terhadap monumen besar bagi
pengunjung, atau keberadaan bandar udara yang besar. Di satu sisi,
hal ini merujuk pada keberadaan dan ketercukupan berbagai fasilitas
seperti pusat budaya, fasilitas konferensi, dan lain-lain.
c. Struktur Organisasional dan Administratif (Organisational and
Administrative Structrure), merujuk pada efektivitas dan peningkatan
struktur pemerintahan kota.
d. Perilaku Kota (City‟s Behaviour), merujuk pada visi pemerintah kota,
strategi yang diadopsi atau insentif finansial yang disediakan
pemerintah kota bagi berbagai stakeholder. Dua elemen yang
signifikan adalah tipe pelayanan yang disediakan oleh Kota,
bersamaan dengan efektivitas penyediaan tersebut dan jumlah dan
42
jenis events (seperti festival, dan kultural lainnya , budaya atau event
yang lain).
2. Komunikasi sekunder adalah komunikasi yang formal dan disengaja yang
biasanya mengambil tempat pada praktek pemasaran pada umumnya
seperti pemasangan iklan pada indoor dan outdoor, hubungan masyarakat,
desain grafis, dan penggunaan logo. Hal ini memiliki kesamaan dengan
apa yang dimaksud dengan komponen promosi dari pemasaran tradisional
dan sejauh ini menjadi variabel pemasaran yang diadopsi kota dengan
senang hati.
3. Akhirnya, komunikasi tersier merujuk pada word of mouth (pemasaran
dari mulut ke mulut) yang diperkuat oleh media dan komunikasi
kompetitor. Hal ini tidak dapat dikontrol oleh kota tersebut. Keseluruhan
proses branding dan dua jenis komunikasi image yang dapat dikontrol
sebelumnya merupakan tujuan untuk membangkitkan dan memperkuat
komunikasi tersier yang positif khususnya terhadap penduduk asli yang
tinggal kota tersebut, yang pada saat bersamaan merupakan target audiens
yang terpenting dari city branding dan city marketers.
Word of mouth menjadi salah satu bagian dari pembentukan city
branding. Maka word of mouth menjadi sarana promosi yang tepat untuk
digunakan dalam mempromosikan suatu daerah.
43
C. WORD OF MOUTH
Dalam ilmu pemasaran, kegiatan promosi tidak hanya dapat dilakukan
oleh pihak perusahaan atau pemasar, akan tetapi juga dapat dilakukan oleh pihak
konsumen atau pelanggan. Adanya komunikasi yang digunakan oleh calon
konsumen atau pelanggan untuk bertukar informasi mengenai produk barang dan
jasa dapat dilakukan dengan cara komunikasi mulut ke mulut atau word of
mouth. Pertukaran informasi ini dilakukan oleh satu orang yang telah
menggunakan suatu produk dan membantu pihak lain atau calon pembeli untuk
mengetahui informasi tentang produk tersebut. Dalam pemasaran, komunikasi
word of mouth terjadi ketika konsumen memberikan saran atau pendapat dan
berbagi pengalaman kepada konsumen lain tentang sebuah produk, jasa atau
merek (Schiffman dan Wisenblit, 2015:248).
Menurut Kotler dan Armstrong (2010:436) word of mouth adalah sebuah
komunikasi personal seseorang terhadap produk diantara target pembeli,
tetangga, teman, keluarga dan rekan sejawat. Word of mouth bukanlah sesuatu
hal yang baru, tetapi popularitasnya sebagai piranti pemasaran terus
membumbung. Perkembangan word of mouth menjadi sangat luar biasa, dipacu
dan dipicu oleh pertumbuhan media sosial yang sangat fenomenal. Dari sekedar
percakapan dari mulut ke mulut yang dilakukan ketika bertatap muka, word of
mouth yang menunggangi media sosial berubah menjadi komunikasi viral yang
menyimpan pesannya beranak-pinak seperti rentenir yang menerapkan bunga
berbunga.
44
Sedangkan menurut Silverman (2011:51) word of mouth adalah
pertukaran informasi yang dilakukan antara orang-orang mengenai produk dan
jasa secara independen (bebas) tanpa ikatan perusahaan atau produsen.
Gartika (2007:7) menyatakan bahwa ibarat virus, word of mouth bisa
menular kemana-mana dengan cepat, asalkan dilakukan dengan cara yang tepat.
Hal ini dapat berarti positif, tapi juga bisa berarti negatif.
Informasi word of mouth masuk dalam kategori komunikasi informal
dengan ciri khas disampaikan oleh sumber informasi atau tidak menyampaikan
pesan atas nama organisasi atau perusahaan. Bentuk komunikasi word of mouth
sendiri dapat berupa pemberian informasi atau saran tentang produk oleh orang
tua atau teman. Pengirim pesan dinilai tidak mendapat keuntungan apapun
berkaitan dengan keputusan si penerima pesan di kemudian hari. Pemasar
menyadari bahwa kekuatan komunikasi informal word of mouth yang beredar di
antara konsumen hampir selalu lebih efektif daripada promosi pesan berbayar
yang dilakukan oleh pengiklan (Schiffman dan Wisenblit, 2015:249).
Word of mouth merupakan salah satu proses komunikasi yang melibatkan
pengirim pesan, penerima pesan, pesan yang disampaikan, pesan atau media
tempat pesan tersebut digunakan, tempat pesan tersebut disampaikan serta apa
yang dilakukan oleh penerima pesan setelah menerima pesan tersebut. Freddy
Rangkuti (2009:77) mendefinisikan word of mouth sebagai usaha pemasaran
yang memicu pelanggan untuk membicarakan, mempromosikan,
merekomendasikan dan menjual produk, jasa atau merek kepada pelanggan lain.
45
Berdasarkan beberapa definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa
word of mouth merupakan sebuah proses komunikasi yang dilakukan oleh
individu non-organisasi atau perusahaan dalam memberikan saran,
membicarakan, mempromosikan dan menjual suatu merek kepada orang lain.
Menurut penelitian Nielsen pada tahun 2013 tentang The Influence
Consumer Trust in Advertising yang dilakukan secara online lebih dari 29.000
responden tersebar di 58 negara yang berbeda. Menyatakan bahwa 84%
konsumen lebih percaya informasi pemasaran dengan media word of mouth yang
direkomendasikan dari keluarga, saudara dan teman yang dikenalinya dengan
tingkat kepercayaan tertinggi dibanding sarana informasi pemasaran lainnya.
Tingkat kepercayaan tersebut naik 6% dari tahun 2007 sebesar 78% serta
mengkonversi informasi word of mouth tersebut menjadi keputusan pembelian
yaitu sebesar 92% naik 18% dan tahun 2007 sebesar 74%. Adapun tingkat
kepercayaan word of mouth di Indonesia menurut Nielsen pada tahun 2013
sebsar 85% turun 4% dari tahun 2007.
Menurut Kotler (2012:206), konsumen menerima dan menanggapi Word
of mouth pada kondisi dan situasi dalam:
a. Konsumen kurang mendapat informasi yang cukup untuk membantu dalam
melakukan pilihian.
b. Produknya sangat kompleks dan sulit dinilai dengan menggunakan
penilaian kiriteria.
46
c. Konsumen kurang mampu untuk menilai produk, tidak penting bagaimana
informasi yang disebarkan dan ditujukan.
d. Sumber lain memiliki kredibilitas rendah
e. Pengaruh orang lain lebih mudah dijangkau dari pada sumber lain dan
karena dapat dikonsultasikan dengan menghemat waktu dan tenaga.
f. Kuatnya sebuah ikatan sosial yang ada antara penyabar dan peneriman
informasi.
g. Individu mempunyai sebuah kebutuhan yang tinggi pada persetujuan
lingkungan sosial.
Melalui komunikasi word of mouth seseorang dapat mengurangi sebuah
ketidakpastian dikarenakan ketidaktahuanya tentang sesuatu yang dimiliki,
dengan bertanya kepada orang lain yang pernah memakai produk bersangkutan,
akan menghasilkan informasi yang lebih dapat dipercaya, sehingga juga kaan
lebih menghemat waktu dan proses evaluasi merek.Kondisi tersebut didukung
oleh budaya Indonesia dimana informasi word of mouth cepat tersebar dan orang
sangat percaya pada informasi yang diterima dari orang terdekat dan yang
dikenalnya.
Informasi sebuah word of mouth berdasarkan sumber dan penerimannya
menurut Silverman (2011:128) terdapat tiga jenis yaitu:
a. Expert to expert, ketika seorang ahli berbicara dengan ahli mengenai sesuatu
hal (produk atau jasa) yang sesuai dengan keahlian dibidangnya, maka
47
pembicaraan mereka akan sangat penting, bernilai dan dapat menjadi sebuah
pengungkit didalam word of mouth.
b. Expert to peer, ketika seseorang yang awam akan sesuatu hal (produk atau
jasa) mencari sebuah informasi dan saran kepada seorang yang ahli didalam
bidangnya yang man informasi tersebut digunakan sebagai referensi untuk
mengambil sebuah keputusan.
c. Peer to peer, ketika sorang yang awam terhadap hal (produk atau jasa),
membuat sebuah keputusan akan mencari sebuah informasi dari seseorang
yang sudah berpengalaman dengan hal (produk atau jasa) tersebut.
Menurut Rangkuti (2009:96) pesan yang disampaikan melalui word of
mouth dapat diukur dengan menggunakan dimensi dan indikator berikut ini:
1. Lawan bicara
a) Keahlian lawan bicara
Suatu sikap yang dilakukan pada seseorang yang dapat
mempengaruhi lawan bicaranya dalam mengambil keputusan.
b) Kepercayaan terhadap lawan bicara
Kepercayaan seseorang terhadap lawan bicara dalam menerima
informasi yang diungkapkan seseorang.
c) Daya tarik lawan bicara
Penampilan seseorang yang dapat meyakinkan seseorang
memutuskan sesuatu.
48
d) Kejujuran lawan bicara
Cara bicara seseorang yang jujur dalam mengatakan sesuatu
berdasarkan kenyataan.
e) Objektivitas lawan bicara
Lawan bicara mengatakan keadaan yang sebenarnya tanpa
dipengaruhi pendapat atau pribadi sendiri.
f) Niat lawan bicara
Maksud atau tujuan lawan bicara dalam mengatakan sesuatu
yang dapat mempengaruhi seseorang dalam penyampaian informasi.
2. Tindakan anda setelah melakukan pembicaraan
a) Konsumsi pesan
Hasil komunikasi mengenai sesuatu yang dibutuhkan.
b) Pencarian informasi
Hasil komunikasi yang menjadi informasi sesorang dalam
memenuhi kebutuhan akan informasi.
c) Konversi
Hasil penyampaian informasi lawan bicara dari hal yang tidak
diketahui menjadi mengetahui.
d) Penyampaian kembali
Penyampaian kembali seseorang terhadap orang lain mengenai
suatu produk atau jasa.
49
e) Penciptaan ulang pesan
Melakukan pembicaraan terus menerus terhadap orang lain
mengenai suatu produk atau jasa yang dirasakan.
Pengukuran word of mouth mengacu pada konsep yang telah
diterapkan Godez dan Mayzlin (2004) yang mengemukakan dua elemen yang
dapat digunakan untuk mengukur word of mouth yaitu volume dan
dispersion. Dalam penelitian Godez dan Mayzlin mengemukakan bahwa
orang dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada tiga
aliran dalam literatur Word of mouth , yaitu:
1. Word of mouth sebagai penggerak perilaku pembelian
2. Pentingnya struktur sosial dalam aliran word of mouth
3. Word of mouth sebagi hasil dari perilaku konsumen dimasa lalu. Dampak
word of mouth tergantung pada siapa yang berbicara dengan siapa.
Berikut ini dua elemen yang dapat digunakan untuk mengukur word of
mouth menurut Godez dan Mayzlin (2004), yaitu :
a. Volume
Berdasarkan banyak word of mouth yang ada pada elemen ini
akan diukur seberapa banyak word of mouth yang ada. Hal ini
merupakan sesuatu yang sangat penting dan pernah dilakukan
pengukuran oleh beberapa peneliti termasuk Yahoo! Buzz index.
Pendekatan ini hampir sama dengan layanan kliping berita yang
memonitor beberapa kali produk suatu perusahaan tersebut. Selain itu
50
dapat pula dianalogikan sebagai frekuensi, yakni seberapa sering orang
membicarakan atau merekomendasikan. Semakin banyak percakapan
yang terjadi, tentunya akan semakin banyak orang yang mengetahui
tentang hal tersebut.
b. Dispersion
Elemen ini mendefinisikan sebagai tingkat dimana percakapan
mengenai produk mengambil tempat didalam komunikasi yang
luas.Apakah penyeberannya pada komunikasi yang sejinis saja sudah
mencapai diluar komunikasi sejenis.Hal ini dapat dianalogikan sebagai
jangkauan, yakni berapa banyak orang berbeda yang membicarakan.
word of mouth yang kurang meneyebar (diskusi hanya terbatas pada
populasi yang terbatas dan hegemoni) akan lebih sedikit dampaknya
jika dibandingkan dengan word of mouth yang tersebar laus. Dalam
penelitian ini Godez dan Mayzlin berharap word of mouth menyebar
cepet dalam masyarakat dan perlahan-lahan diantara mereka. Anggota
komunitas yang sama sering berinteraksi satu sama lainnya dan dengan
demikian lebih mungkin untuk belajar satu sama lain dari pada dari
anggota komunitas lain. Jadi, tergantung pada volume tertentu dari
word of mouth, lebih banyak orang akan menjadi informan tentang
produk atau jasa tertentu menunjukan lebih tersebarnya informasi.
Dalam penelitiannya Godez dan Mayzlim menyatakan bahwa seseorang
dipengaruhi oleh pendapat orang lain. Penelitian mengacu pada tiga aliran
51
dalam literatur word of mouth, yaitu: (1) Word of mouth sebagai penggerak
perilaku pembelian, (2) pentingnya struktur sosial dalam aliran word of mouth
dan (3) Word of mouth sebagai hasil dari perilaku konsumen di masa lalu.
Dampak word of mouth tergantung pada siapa yang berbicara dengan siapa.
Berdasarkan uraian di atas maka dimensi word of mouth yang
digunakan pada penelitian ini adalah teori menurut Godes dan Mayzlin (2004)
yang meliputi: volume dan dispersion, karena sesuai dengan objek penelitian.
D. WISATAWAN
Tidak semua orang yang masuk ke dalam suatu wilayah disebut
wistaawan. Panitia statistik liga bangsa-bangsa dalam siding dewan yang
diselenggarakan pada tanggal 24 Januari 1937 telah menciptakan kiriteria bahwa
orang-orang tersebut di bawah ini dianggap sebagai wistawan (Yoeti, 2008:190) :
1) Mereka yang mengadakan perjalanan dinas untuk pertemuan (meeting) atau
sebagai utusan untuk keperluan tertentu (ilmiah, diplomatik, keagamaan, dan
olahraga).
2) Mereka yang melakukan perjalnan untuk usaha (business)
3) Pengunjung yang melakukan perjalanan untuk bersenang-senang (travel for
Pleasure), kunjungan keluarga (family reason), menyembuhkan suatu
penyakin (travel for helath).
4) Penumpang yang datang berkunjung dengan kapal pesiar, walau tinggal
kurang dari 24 jam.
52
Pengunjung dalam pariwisata terdiri dari dua jenis yaitu wistawan
(tourist) dan pengujung harian (some day visitor).Yang termasuk dalam katagori
pengunjung harian ialah penumpang kapal pesiar, awak kendaraan seperti
pramugari dan anak buah kapal serta ekskursionis. Sementara itu, yang termasuk
dalam katagori wistawan ialah orang asing, para awak kendaraan yang bukan
residen dan warga negara penduduk luar negeri. Wiatawan menurut UNWTO
memiliki tiga kelompok tujuan kunjungan, seperti berikut ini (Ismayanti,
2010:8) :
a) Leisure and recreation (vakansi dan rekreasi)
Segala kegiatan yang memiliki tujuan vakansi dan rekreasi,
mengunjungi event budaya, kesehatan, olahraga aktif (yang bukan
profesional), dan tujuan lain termasuk dalam katagori bersenang-senang.
Kegiatan utama dalam katagori ini berupa kegiatan berjalan-jalan, keliling
Kota dan makan. Wistawan yang memiliki tujuan bersenang-senang dan
rekreasi disebut sebagi wistawan vakansi. Ada yang mengatur perjalanan
sendiri, ada pula yang meminta bantuan biro perjalanan untuk
mempersiapkan perjalanan.
b) Business and professional ( bisnis dan profesional)
Bebrapa tujuan kunjungan dalam katagore bisnis dan profesional
adalah rapat, misi, perjalanan insentif, dan bisnis. Tujuan-tujuan itu
berhubungan erat dengan pekerjaan. Perjalanan dilakukan tidak untuk
mencari nafkah, tetapi kegiatannya berdampak pada pekerjaan.
53
c) Other tourism purposes (tujuan wisata lain)
Wisata untuk belajar, pemulihan kesehatan, transit, dan berbagai
tujuan lain termasuk dalam katagori tujuan wistaa lain. Tujuan lain
diantaranya melakukan kunjungan kepada kerabat dan saudara, ziaah,
melakukan perjalanan keagamaan, melakukan widyawista.
Wistawan dari sisi perilakunya dapat dilihat melalui tiga aspek (Pitana,
2009 : 39 dalam Ramadhan dkk, 2015). Aspek tersebut, yaitu:
1. Melakukan perjalanan yang jauh dari tempat tinggal normalnya sehari-hari
2. Perjalanan tersebut dilakukan paling sedikit semalam tetapi tidaksecara
permanen
3. Dilakukan pada saat tidak bekerja atau mengerjakan tugas rutin lain tetapi
dalam rangka mencari pengalaman mengesankan dari interaksi dengan
beberapa karakteristik tempat yang dipilih untuk dikunjungi.
Objek penelitian ini dikhusukan bagi pengunjung Kota Bandung yang
bertujuan untuk vakansi dan rekreasi dan merupakan Mahasiswa di Kota
Tangerag Selatan.
E. MINAT BERKUNJUNG WISATAWAN
Teori minat berkunjung dianalogikan sama dengan minat beli, seperti
penelitian yang dilakukan oleh Albarq (2014) yang menyampaikan bahwa minat
berkunjung wisatawan sama dengan minat pembelian konsumen. Selain itu
Kotler et al ( 2006: 198) dalam Ramadhan dkk (2015) mengasumsikan bahwa
54
minat pembelian pada konsumen dapat disamakan dengan minat berkunjung
pada wisatawan.
Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap
mengkonsumsi. Menurut Kinear dan Taylor (1995: 306) dalam Dwityanti (2008)
minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum
keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Menurut Simamora (2004:131) minat beli adalah sesuatu yang pribadi
dan berhubungan dengan sikap individu yang berminat terhadap suatu objek akan
memiliki kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku
untuk mendekati atau mendapatkan objek tersebut.
Sedangkan menurut Howard (1989) dalam Dwityanti (2008) minat untuk
membeli (intention to buy) didefinisikan sebagai pernyataan yang berkaitan
dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu
merek tertentu dalam suatu periode waktu tertentu.
Dari beberapa pemaparan tersebut di atas dapat dsimpulkan bahwa minat
beli konsumen adalah suatu kegiatan pemusatan perhatian individu terhadap
suatu barang atau jasa yang disertai dengan perasaan senang terhadap barang atau
jasa tersebut, sehingga minat tersebut menimbulkan ketertarikan konsumen untuk
mencoba suatu produk kemudian timbul perasaan konsumen untuk membeli
produk tersebut.
Morris et al (2002) dalam Knihght dan Kim (2007 : 273) menyatakan :
55
“Importantly, emotional response to a brand is a strong predictor
of purchase intention and accounts for more than twice the variance of
cognition. Consumer are inundated with commercial massage relative to
brands, and advertisements that evoke emotional responses can
significantly affect purchase intention.”
Artinya, tanggapan emosional terhadap suatu merek merupakan alat ukur
yang kuat terhadap minat beli dan terhitung lebih dari dua varian pengetahuan.
Pelanggan dibanjiri oleh pesan iklan yang berhubungan dengan suatu merek, dan
periklanan yang membangkitkan respon emosional yang secara signifikan dapat
menyebabkan minat pembelian.
Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa minat beli
merupakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan sebuah
rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Hal ini sangat
diperlukan oleh para pemasar untuk mengetahui minat beli konsumen terhadap
suatu produk. Biasanya baik para pemasar maupun ahli ekonomi lainnya,
menggunakan variabel minat untuk memprediksi perilaku konsumen dimasa
yang akan datang.
Menurut Ferdinand (2014: 188) salah satu variabel yang mungkin lebih
sesuai untuk menggambarkan minat beli adalah seperti yang disajikan dalam
tabel berikut dibawah ini:
56
Tabel 2.3
Indikator Minat Beli
INDIKATOR MODEL
Indikator minat membeli adalah :
Intensitas pencarian informasi
Keinginan untuk segera membeli/
memiliki suatu produk
Preferensi bahwa produk tertentu
inilah yang diinginkan, seseorang
bersedia mengabaikan pilihan lain
Sumber: Ferdinand (2014: 188)
Konsumen atau wisatwan dalam memutuskan untuk berkunjung memiliki
berbagai pertimbangan seperti halnya sebelum melakukan pembelian. Dalam
proses untuk memilih, terdapat satu aspek dimana calon konsumen atau
wisatawan dapat menentukan seperti apa tujuan dari pilihan yang ada dibenak
konsumen atau wisatawan tersebut. Dorongan yang kuat dan memotivasi untuk
memilih sebagai suatu tindakan inilah yang kemudian disebut dengan minat.
F. KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN
Teori keputusan berkunjung wisatawan dianalogikan sama dengan
keptutusan pembelian, seperti penelitian yang dilakukan oleh Jalilvand dan
Samei (2012) dalam Aprilia dkk (2015) yang menyamakan bahwa keputusan
berkunjung wisatawan sama dengan keputusan pembelian konsumen.
Intensitas
pencarian
informasi
Keinginan
segera
membeli
Keinginan
preferensial
Minat
Membeli
57
1) Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan Keller (2012:188) proses keputusan pembelian
meliputi lima tahapan, yaitu :
Gambar 2.3
Five-Model of the Consumer Buying Process Stage
Sumber: Kotler dan Keller (2012:188)
Gambar 2.1 Menjelaskan proses keputusan pembelian yang terdiri dari
lima tahapan sebagai berikut :
1. Problem recognition (pengenalan masalah)
Proses pembelian dimulai saat pembeli menyadari suatu maslaha atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau pun internal. Pemasar
perlu mengidentifikasi keadaan yang memicu kebutuhan tertentu dengan
Problem recognition
Post purchase decision
Purchase decision
Evaluation of alternatives
Information search
58
mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen.Kemudian mereka dapat
mengembangkan strategi pemasaran yang memicu minat konsumen.
2. Information search (pencarian informasi)
Setelah mengenal kebutuhan yang dihadapinya, konsumen akan
mencari informasi lebih lanjut atau tidak. Ketika konsumen mengumpulkan
informasi, hanya bebrapa pilihan yang ,menjadi kuat. Jika kebutuhan itu
sangat penting bagi konsuemen maka pencarian informasi akan lebih
mendalam, salah satu cara konsumen yaitu mendapatkan informasi dari
berbagai pihak. Informasi-informasi yang didapatkan konsumen dibagi
menjadi empat kelompok sumber informasi diantaranya :
a. Pribadi : keluarga, teman, tetangga
b. Komersial : iklan, situs web, wiraniaga, penyalur, kemasan, tampilan.
c. Publik : media masa, organisasi pemeringkat, konsumen.
d. Pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
Jumlah dan pengaruh relatif dari sumber-sumber informasi tergantung
pada jenis produk dan karakteristik pembeli.Secara umum konsumen
menerima informasi tentang suatu produk dari sumber komersial, yaitu
sumber yang didominasi pemasar. Namun sumber informasi yang paling
efektif didominasi dari sumber pribadi. Setiap sumber informasi menjalankan
fungsi yang berbeda dalam memengaruhi keputusan pembelian. Yang menjadi
pusat perhatian pemasaran adalah sumber informasi pokok yang diperhatikan
konsumen.
59
3. Evaluation alternative (Evaluasi alternatif)
Setelah melalui tahapan pencarian informasi , konsumen akan
menghadapi sejumlah merek yang dapat dipilih, pemilihan alternatif ini
melalui beberapa proses tertentu,yaitu:
a. Konsumen akan mempertimbangkan berbagai sifat produk
b. Pemasar harus mempertimbangkan kegunaan cirri-ciri suatu produk
c. Konsumen biasnaya membangun seperangkat kepercayaan merek sesuai
dengan cirri-cirinya
d. Konsumen diasumsikan memiliki sejumlah fungsi kegunaan setiaap cirri
yang menggambarkan bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan dari
suatu produk yang bervariasi pada tingkat yang berbeda untuk masing-
masing ciri
e. Terbentuknya sikap konsumen terhadap bberapa merek melalui prosedur
penilaian. Konsumen ternyata menerapkan prosedur penilaian yang
berbeda untuk membuat suatu pilihan diantara sekian banyak cirri-ciri
objek
4. Purchase decision (Keputusan Pembelian)
Dalam tahap evaluasi, konsumen membentuk prefensi antar merek
dalam kumpulan pilihan. Konsumen membentuk suatu minat terhadap merek
yang paling dsukai. Dalam melaksanakan pembelian, konseumen dapat
membentuk lima sub keputusan : merek, penyalur, kuantitas waktu, dan
metode pembayaran. Cara sikap orang lain mengurangi altenatif yang disukai
60
akan bergantung pada dua hal yaitu intensitan negative orang lain pad
alternatif yang disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Minat beli berada pada posisi setelah konsumen
melakukan evaluasi alternatf sebelum melakukan keputusan pembelian seperti
gambar 2.4.
Gambar 2.4
Steps between Evaluation of Alternatives and a Purchase Decision
Sumber: Kotler dan Keller (2012:192)
Adapun pendapat menurut Peter dan Olson (2010:160) tentang
keputusan pembelian adalah alternatif sebuah pilihan konsumen sebagai
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua tau lebih perilaku alternatif, dan sebuah kegiatan memilih
salah satu dari berbagai merek yang adadiantarnya sebagai perwujudan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi pada setiap individu konsumen.
Purchase
decision
Evaluatuion of
alternatives
Purchase intention
Attitude of
other
Unanticipated
situational factors
61
Pertimbangan alternatif konsumen untuk menyelesaikan masalah
dalam memilih sebuah merek mana yang menjadi pilihan konsumen untuk
mengatasi masalahnya terdapat beberapa macam alternatif pilihaan yang
dibedakan berdasarkan beberapa klasifikasi yaitu: kelas produk, bentuk
produk, merek atau model yang ingin konsumen beli. Adapun klasifikasi
lainnya yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pilihan
membeli yaitu: meteode dalam pembayraan (kas, cek, atau kredit) yang
dikunjunginya, dan waktu yang dikunjunginya harian atau bulanan.
5. Post purchase behavior (Perilaku Pasca Pembelian)
Setelah pembelian, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan
kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan melakukan beberapa
kegiatan membeli produk yang akan menarik bagi pemasar. Tugas pemasar
belum selesai setelah konsumen membeli produk, namun akan sampai terus
berlangsung sampai periode pasca pembelian. Ada beberapa hal yang harus
diketahui oleh pemasar setelah produk terjual. Menurut Kotler dan Keller
(2012:172), terdapat tiga langkah yang menyangkut perilaku pasca pembelian,
diantaranya:
a. Post purchase satisfaction (kepuasan pasca pembelian)
Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari kedekatan antara
harapan pembeli produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas
produk tersebut.Jika kinerja tidak memenuhi harapan maka konsumen
kecewa, jika memenuhi harpan maka konsumen sangat puasa. Perasaan
62
ini menentukan apakah pelanggan membeli produk kembali dan
membeicarakan hal-hal yang positif atau negative tentang produk itu
kepada orang lain. Semakin besar kesenjangan antara harapan dan kinerja,
semakin besar ketidakpuasan yang terjadi. Disini gaya konsumen
memainkan peran. Bebrapa konsumen memperbesar kesenjangan itu
ketika produk tidak sempurna dan sangat mengecewakan, sedangkan
konsumen lain meminimalkan kesenjangan dan tidak terlalu kecewa.
b. Post purchase action (tindakan pasca pembelian)
Jika konsumen puas, kemungkinan akan membeli kembali produk
tersebut dan cenderung mengatakan hal-hal baik tentang merek tersebut
pada orang lain. Tetapi konsumen yang tidak puasa mingkin
meninggalkan atau mengembalikan produk, mereka mungkin mencari
informasi yang memastikan nilai produk yang tinggi. Jika kepuasan dan
ketidakpuasan pembeli atas suatu produk akan memengaruhi tindakan
selanjutnya.
c. Post purchase an disposal (pemakaian dan pembuangan pasca pembelian)
Tingkat kepuasan konsumen merupakan fungsi dari keadaan
produk yang sebenranya dengan produk yang diharapkan konsumen.
Kepuasan atau ketidakpuasan akan mempengaruhi aktifitas konsumen
berikutnya, rasa puas akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian berikutnya. Tetapi jika konsumen merasa tidak puasa,
konsumen akan beralih ke merek lain.
63
Selain itu menurut Swastha dan Irawan (2006:118), setiap keputusan
pembelian mempunyai strutur sebanyak tujuh komponenn, yaitu:
a. Keputusan tenteng jenis produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah
produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan yang lain. Perusahaan
memusatkan perhatiannya pada konsumen yang memiliki niat pembelian
setelah mengevaluasi berbagai alternatif yang ada.
b. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk
tertentu. Keputusan tersebut menyangkut pada ukuran, kualitas, maupun
corak warna dan sebaginya.
c. Keputusan tentang merek
Konsumen mengambil keputusan tentang merek mana yang akan
dibelinya. Penting bagi pemasar untuk mengetahui bagaimana konsumen
dalam memilih sebuah merek.
d. Keputusan tentang penjualnya
Konsumen mengambil keputusan dimana produk akan dibeli.
Dalam hal ini produsen, pedagang besar, dan pengecer harus mengetahui
bagaimana konsumen memilih penjual tertentu.
e. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak
produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Perusahaan harus
64
menyiapkan berbagai macam produk yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan konsumen.
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen mengambil keputusan tentang kapan ia harus
melakukan pembelian. Tersedianya dana untuk membeli sangat
mempengaruhi keputusan pembelian.
g. Keputusan tentang cara pembayaran
Konsumen mengambil keputusan tentang metode atau cara
pembayaran produk yang dibeli, baik secara tunai atau cicilan. Keputusan
tersebut mempengaruhi keputusan tentang penjual dan jumlah pembelian.
2) Visiting Decision (Keputusan Berkunjung)
Keputusan berkunjung pada suatu tempat berkaitan pada
pengambilan keputusan sebelum memutuskan untuk mengunjungi suatu
tempat (Kotler dan Keller, 2009:184 dalam Hurriyati, 2015). Keputusan
untuk mengunjungi tujuan wisata dibuat oleh wisatawan berkaitan pada
konsep perilaku konsumen.
Keputusan berkunjung merupakan proses dimana seorang
pengunjung melakukan penilaian dan memilih satu alternatif yang
diperlukan berdasarkan pertimbangan tertentu (Aprilia dkk,2015). Seperti
yang telah dikatakan oleh Kotler dan Keller bahwa perilaku konsumen
dipengaruhi oleh budaya, sosial, dan faktor-faktor pribadi, Khususnya terkait
pada keputusan untuk mengunjungi tempat wisata (Hurriyati, 2015).
65
Cleverdon mengatakan bahwa keputusan pembelian yang diasumsikan pada
keputusan berkunjung konsumen dipengaruhi oleh tempat tujuan wisata, tipe
perjalanan, waktu dan biaya, agen perjalanan, dan jasa perjalanan (Damanik
dan Weber,2006 dalam Hurriyati 2015).
a) Destination Area (Tempat tujuan)
Destination Area merupakan sub variabel dari yang terdiri dari
beberapa indikator diantaranya :
1. Kaitan atau hubungan antara tujuan para wistawaan dengan
kebutuhan para pengunjung.
2. Ketersediaan informasi terkait tujuan wisata wisatawan.
b) Traveling Mode (Tipe perjalanan)
Traveling mode merupakan sub variabel kedua dari visiting
decision, adapun indikator dari Traveling mode diantaranya:
1. Akses transportasi untuk sampai di tempat tujuan wisata
2. Keberagaman alat-alat transportasi yang tersedia
3. Kenyaman dari alat-alat transportasi yang tersedia
c) Time and Cost (Waktu dan Biaya)
Indikator dari Time and Cost diantaranya yaitu :
1. Perjalanan wisata sesuai dengan waktu yang ditetapkan termasuk
jam buka dan tutup dari pariwisata yang dituju.
2. Perjalanan wisata tergantung pada biaya perjalanan.
66
3. Perjalanan wisata tergantung pada waktu luang untuk melakukan
perjalanan.
d) Travel Agent (Agen Perjalanan)
Indikator dari dimensi Travel Agent yaitu Ketergantungan
wisatawan terhadap travel agent ketika melakukan perjalanan wisata.
e) Service Source (Sumber Jasa)
Indikator dari dimensi Service Source yaitu keberagaman dari
jenis pelayanan seperti pemandu wisata, pusat souvenir, photografer,
dll.
Berdasarkan uraian di atas, penulis menggunakan teori yang
dikemukakan oleh Damanik dan Weber untuk mengukur variabel keputusan
berkunjung wistawaan.
G. PENGARUH VARIABEL INDEPENDEN TERHADAP VARIABEL
DEPENDEN
1. Hubungan City Branding dengan Keputusan Berkunjung
Destination brand sering disebut juga sebagai merek suatu tempat.
Merek daerah didefinisikan sebagai aktivitas pemasaran untuk
mepromosikan citra positif suatu daerah tujuan wisata demi mempengaruhi
keputusan konsumen untuk mengunjunginya (Blain, et al., 2005 dalam
Roostika, 2012)
67
2. Hubungan City Branding dengan Minat Berkunjung
City branding memeiliki hakikat sebagai strategi dalam memasarkan
daerah dengan memberikan branding terhadap suatu kota tertentu agar
semakin dikenal. City branding dapat memunculkan minat wiasatawan
karena memiliki perbedaan dibandingkan Kota lain, sehingga memunculkan
minat untuk berkunjung (Ramadhan Dkk, 2015)
3. Hubungan Word of mouth dengan Keputusan Berkunjung
Komunikasi word of mouth merupakan strategi pemasaran yang
menitikberatkapan pada saran pengunjung kepada orang lain yang nantinya
dapat mempengaruhi orang lain untuk tertarik dan akan mengikuti sarannya.
Word of mouth menjadi sangat penting ketika tempat wisata yang disarankan
memiliki nilai positif atau kesan yang baik bagi pengunjung. (Aprilia Dkk,
2015). Seperti pendapat yang dikemukakan oleh agustina (2014) dalam
Aprilia dkk., (2015) ketika seseorang menirima informasi mengenai suatu
produk maupun jasa dari orang lain seperti teman maupun saudarabagimana
pengalaman dalam menggunakan produk dan jasa tersebut, apabila informasi
yang disampaikan positif maka seseorang cenderung akan tertarik bahkan
mencoba produk dan jasa tersebut begitu juga sebaliknya. Hasil penelitian
menunjukan bahwa komunikasi Word of mouth berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi berkunjung pada Museum Bank Indonesia.
68
4. Hubungan Word of mouth dengan Keputusan Berkunjung
Sulistyawati, Dkk (2010) dalam Aprilia Dkk (2015) menyatakan
bahwa Word of mouth merupakan salah satu faktor yang mendorong
wisatawan untuk melakukan keputusan pembelian. Pengaruh referensi yang
diberikan oleh teman merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian patung kayu. Karena tidak sedikit
wisatawan yang yang melakukan pembelian patung kayu dipengaruhi oleh
teman-teman mereka yang sudah terlebih dahulu berkunjung dan sekaligus
membeli produk patung kayu.
5. Hubungan Minat Berkunjung dengan Keputusan Berkunjung
Variabel minat berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan berkunjung. Minat dari dalam diri pengunjung untuk
mengunjungi tempat wisata seperti Jatim Park 2 menjadi pendorong
pengunjung untuk menetapkan keputusan berkunjung di Jatim Park 2 atau
tempat wisata tersebut. Saat timbulnya minat, maka pengunjung akan sadar
bahwa pengunjung menyukai suatu tempat wisata tertentu sesuai dengan
minatnya dan ingin mengunjunginya (Aprilia, Dkk, 2015). Selanjutnya
ketika keyakinan akan suatu tempat wisata menguat, maka akan
menimbulkan keputusan untuk melakukan kunjungan (Shrimp, 2003 dalam
Aprilia, Dkk, 2015).
69
H. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan
dalam melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari
jurnal dengan melihat hasil penelitiannya dan akan dibandingkan dengan
penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu yang
berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada tabel
dibawah ini :
Tabel 2.4
Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian Metodologi Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Abdurrahm
an Hikmah
Ramadhan,
Suharyono,
Srikandi
Kumadji
Jurnal
Administra
si Bisnis
(JAB)|Vol.
28 No. 1
November
2015|
administras
ibisnis.stud
entjournal.
ub.ac.id
Pengaruh
City
Branding
terhadap
minat
berkunjung
serta
dampakny
a pada
keputusan
berkunjung
(survey
pada
Wisatawan
Kota
Surabaya
2015)
Kuantitatif,
Deskriptif
dengan
menggunak
an Path
Analysis
Terdapat
pengaruh
signifikan antara
City Branding
dengan minat
berkunjung
dengan nilai
koefisien (β)
sebesar 0,497,
City Branding
memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
berkunjung akan
tetapi tidak
signifikan karena
nilai koefisien
jalurnya (β) hanya
sebesar 0,091,
dan minat
Variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
dan analisis
yang
digunakan
dalamm
penelitian
sama-sama
memakai
analisis
kuantitatif
dengan
menggunak
an analisis
jalur.
Perbedaann
ya terletak
pada objek
yang diteliti
70
berkunjung
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
berkunjung
dengan nilai
koefisien (β)
sebesar 0,377
2 Fitri
Aprilia,
Srikandi
Kumadji,
Andriani
Kusumawat
i
Jurnal
Administra
si Bisnis
(JAB)|Vol.
24 No. 1
Juli2015|
administras
ibisnis.stud
entjournal.
ub.ac.id
Pengaruh
Word of
mouth
terhadap
minat
berkunjung
serta
dampakny
a pada
keputusan
berkunjung
(survey
pada
pengunjun
g tepat
wisata
“Jawa
Timur Park
2” Kota
Batu)
Kuantitatif
deskriptif
dengan
menggunak
an path
analysis
Terdapat
pengaruh
signifikan antara
Word of mouth
dengan minat
berkunjung
dengan nilai
koefisien (β)
sebesar 0,543,
Word of mouth
memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan secara
signifikan karena
nilai koefisien
jalurnya (β)
sebesar 0,365,
dan minat
berkunjung
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
berkunjung
dengan nilai
Variabel
yang
digunakan
dalam
penelitian
dan analisis
yang
digunakan
dalamm
penelitian
sama-sama
memakai
analisis
kuantitatif
dengan
menggunak
an analisis
jalur.
Perbedaann
ya terletak
pada objek
yang diteliti
71
koefisien (β)
sbesar 0,491
3 Ahmad M.
Zamil
Research
Journal of
internation
al studies
- issue
20(Septemb
er, 2011)
The impact
of Word of
mouth
(WOM) on
the
purchasing
decision of
the
jordanian
consumer
Desriptif
kuantitatif
hasil penelitian
menunjukan
bahwa bahwa
Word of mouth
dari keluarga,
teman, rekan
kerja, dan kerabat
memiliki dampak
yang besar
terhadap
keputusan
pembelian,
dampak lainnya
adalah dari
sumber lain
seperti
perusahaan dan
penjual. Secara
satatistik terdapat
hubungan
signifikan antara
Word of mouth
dengan keputusan
pembelian
Menggunak
an variabel
Word of
mouthdan
decision
purchasingy
ang di
asumsikan
sebagai
keputusan
berkunjung
Perbedaann
ya terletak
pada objek
yang
diteliti,varia
bel yang
digunakan,
serta
metode
penelitian
dalam
penelitian
ini
menggunak
an analisis
deskriptif
kuantitatif
sedangkan
penulis
meneili
dengan
menggunak
an metode
analisis
jalur.
4 Ratih
Huriyati,
Jurnal
Pendidikan
Sains
Sosial dan
Kemanusia
an
An
Analysis
Place
Branding
to
Enchance
the Image
of
Bandung
City and
Verifikasi
deskriptif
Pelaksanaan
Merek Tempat
dinilai cukup
baik, citra Kota
bandung dinilai
sangat tinggi,
sedangkan
keputusan
mengunjungi
destinasi
Persamaan
penelitian
ini yaitu
objek
penelitian
variabel
bebas
dilakukan
sama-sama
menggunak
Penelitian
ini berfokus
pada tiga
variabel
yaitu place
branding,
city image,
dan
decision to
visit
72
ISSN 1979-
0112
Vol.8(1)
2015
www.sosio
humanika-
jpssk.com
its
Implicatio
n Toward
the
Decision to
Visit
Tourism
Destinatio
n
pariwista secara
umum dinilai
tinggi
an variabel
place
branding
yang
memiliki
indicator
sama
dengan City
Branding
serta
keputusan
berkunjung
wisatawan
tourism.
Sedangkan
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
melihat City
Branding
dan
pengaruhny
a terhadap
minat
berkunjung
serta
dampaknya
terhadap
keputusan
berkunjung
5 Dina
Febiana,
Srikandi
Kumadji,
Sunarti
Jurnal
Administra
si Bisnis
(JAB)|Vol.
16 No. 1
November
2014|
administras
ibisnis.stud
entjournal.
ub.ac.id
Pengaruh
Word of
mouth
terhadap
Minat beli
serta
dampakny
a pada
keputusan
pembelian
(survei
pada
pengunjun
g yang
melakukan
pembelian
pada
biker’s
Resto dan
menggunak
an Path
Analysis
dann
annalisis
deskriptif
Terdapat
pengaruh
signifikan antara
Word of mouth
dengan minat
pembelian dengan
nilai koefisien (β)
sebesar 0,603,
Word of mouth
memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian secara
signifikan karena
nilai koefisien
jalurnya (β)
sebesar 0,164,
dan minat
Sama-sama
menggunak
na variabel
Word of
mouth dan
menggunak
an variabel
minat beli
serta
keputusan
pembelian
yang
diasumsikan
dengan
minat
berkunjung
serta
keputusan
berkunjung.
Perbedaan
terletak
pada objek
yang
diteliti.
73
Cafe di
Kota
Malang)
pembelian
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian dengan
nilai koefisien (β)
sebesar 0,701
Menggunka
n metode
analisis
jalur
6 Dr. Yin-Hsi
Lo
The
Journal of
Internation
al
Manageme
nt Studies,
Vol.7 No.2,
October,20
12
Does Word-
of-Mouth
Effect Really
Matter?
The Case of
Chinese
Tourist
Travel
Experience
in Taiwan
Structural
Equating
Modeling
(SEM)
Hasil penelitian
menemukan
pengaruh
langsung dan
positif dari Word
of mouth
terhadap
perceived value
dan perceived
risk, tetapi ada
pengaruh tidak
signifikan dari
perceived risk
terhadap
kepuasan
wisatawan dan
minat berperilaku.
Hal ini mungkin
menjelaskan
bahwa Taiwan
benar-benar
tertarik pada
destinasi
pariwiasata di
Cina. Tidak
peduli ada sesuatu
kejadian serius
terjadi yang
Persamaan
penelitian
ini yaitu
objek
penelitian
variabel
bebas
dilakukan
sama-sama
menggunak
an variabel
Word of
mouth
Pada
penelitian
ini berfokus
pada Word
of mouth,
perceived
value,
perceived
risk, tourist
satisfaction,
dan
behavioral
intention.
Metode
penlitiannya
menggunak
an
Structural
Equating
Modeling
(SEM).
Sedangkan
penelitian
yang
dilakukan
peneliti
melihat
Word of
74
dilaporkan oleh
media, namun hal
tersebut tidak
memberikan
dampak
signifikan pada
pertumbuhan
kunjungan
wisatawan ke
Cina dari Taiwan.
mouth yang
bedampak
pada minat
berkunjung
wisatawan
serta
keputusan
berkunjung
wisatawan.
Dan
penelitian
peneliti
menggunak
an analisis
kuantitatif
menggunak
an analisis
jalur
7 Abdul
Yusuf dan
Eman
Sulaiman,
Jurnal
Ilmiah
Solusi
Vol.1 No.1
Januari-
Maret
2014: 87-
94
Pengaruh
atribut
produk
wisata
terhadap
place
branding
dan
implikasin
ya
terhadap
keputusan
mengunjun
gi destinasi
wisata
pantai.
Kuantitatif Atribut produk
wisata di
karawang dinilai
para winus cukup
baik. Pelaksanaan
place branding
dinas
perhubungan,
pariwisata dan
kebudayaan serta
pihak terkait
lainnya, dinilai
para winus cukup
baik. Keadaan
keputusan
mengunjungi
destinasi
pariwisata secara
umum dinilai
Penelitian
ini
mengenai
place
branding
kabupaten
karawang
memiliki
kesamaan
pada teori
place
branding
dan metode
penelitian
kuantitatif
menggunak
an analisis
jalur.
Perbedaann
ya terletak
pada teori
yang
digunakan
dalam
melihat
proses
keputusan
berkunjung
wisatawan
dan variabel
yang
digunakan
75
tinggi. Diketahui
secara simultan
pengaruh atribut
produk wisata dan
place branding
berpengaruh
secara simultan
terhadap
keputusan
mengunjungi
destinasi
pariwisata
terbukti.
8. Bardiatul
Jannah
Zaiunul
Arifin
Andriani
Kusumawat
i
Jurnal
administras
i bisnis Vol
17 No.1
2014
http://admi
nistrasi
bisnis.stude
ntjournal.u
b.ac.id
Pengaruh
City
Branding
dan City
Image
terhadap
keputusan
berkunjung
wisatawan
ke
Banyuwan
gi
Explanatory
research
dengan
endekatan
kuantitatif
analisis
deskriptif
dan analisis
jalur (path
analysis)
Temeuan
penelitian inni
menunjukan
bahwa city
branding
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap city
image, city
branding
memiliki
pengaruh
signfikan
terhadap
keputusan
berkunjung, dan
city image
memiliki
pengaruh namun
tidak signifikan
terhadap
keputusan
berkunjung.
Penelitian
ini
menggunak
an variabel
yang sama
yaitu city
branding
dan
keputusan
berkunjung
Perbedaan
terletak
pada
variabel
intervening
dimana
peneliti
menggunak
an minat
berkunjung
sedangkan
dalam
penelitian
ini
menggunak
an variabel
city image
76
I. KERANGKA BERPIKIR
Dukungan teori, konsep, dan hasil penelitian terdahulu yang relevan serta
fakta empiris dilapangan menjadi bahan penting dalam penyusunan kerangka
pemikiran (Umar,2008:165).Berdasarkan uraian permasalahan dan landasan teori
di atas maka dapat disusun kerangka berpikir penelitian pengaruh dari variabel
City Branding dan Word of mouth terhadap minat berkunjung dan dampaknya
terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke Kota Bandung, yang secara
sistematis digambarkan seperti pada gambar 2.5.
77
Gambar 2.5
Kerangka Pemikiran
City Branding(X1) WOM (Word of Mouth)
(X2)
Minat Berkunjung (Y1)
Keputusan Berkunjung (Y2)
Kesimpulan dan Saran
Analisis Jalur (Path Analysis) :
1. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 1
2. Persamaan Analisis Jalur Strukutur 2
3. Pengujian Hipotesis (Uji t dan F)
4. Uji Sobel
Analisis Data:
1. Uji Validitas
2. Uji Reabilitas
Analisis Korelasi
78
J. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dicari
kebenarannya di dalam kenyataan (empirical verification), percobaan
(eexperimentation) atau praktek (implementation) (Umar,2011: 56). Berdasarkan
model penelitian di atas, maka dapat diajukan suatu hipotesis atau dugaan
sementara sebagai berikut:
1. Persamaan Struktur 1
a. Hipotesis 1
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap minat berkunjung
Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap minat berkunjung
b. Hipotesis 2
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap minat berkunjung
Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap minat berkunjung
c. Hipotesis 3
Ho : variabel city branding dan word of mouth tidak berpengaruh
secara simultan terhadap minat berkunjung.
Ha : variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara
simultan terhadap minat berkunjung
79
2. Persamaan Struktur 2
a. Hipotesis 4
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap keputusan berkujung
Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel city branding
terhadap keputusan berkunjung
b. Hipotesis 5
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap Keputusan Berkunjug
Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel word of mouth
terhadap keputusan berkunjung
c. Hipotesis 6
Ho : tidak ada pengaruh signifikan antara variabel minat berkunjung
terhadap keputusan berkunjung
Ha : terdapat pengaruh signifikan antara variabel miat berkunjung
terhadap keputusan berkunjung
d. Hipotesis 7
Ho : variabel city branding, word of mouth dan minat berkunjung
tidak berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung
Ha : variabel city branding, word of mouth dan minat berkunjung
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan berkunjung.
80
e. Hipotesis 8
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara city branding dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
Ha : Terdapat pengaruh antara city branding dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
f. Hipotesis 9
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara word of mouth dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
Ha : Terdapat pengaruh antara word of mouth dengan keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
81
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini berfokus pada hal-hal yang berkaitan dengan judul
penelitian, yaitu untuk menganalisa pengaruh city branding dan word of mouth
terhadap minat berkunjung dan dampaknya terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Kota Bandung. Penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Ruang
lingkup penelitian dilakukan kepada wisatawan Kota Bandung yang merupakan
mahasiswa yang ada di Kota Tangerang Selatan dan pernah melakukan
perjalanan wisata ke Kota Bandung.
Pemilihan ruang lingkup tersebut dilakukan dengan pertimbangan bahwa
di Kota Tangerang selatan banyak terdapat perguruan tinggi, kemudian
mahasiswa yang ada di Kota Tangerang Selatan terdiri dari berbagai daerah.
Selain itu mahasiswa juga bagian dari segmentasi youth dimana mereka terbuka
akan hal-hal baru. Keadaan tersebut didukung dengan adanya teknologi internet
yang banyak mengekspos keindahan alam di Kota Bandung. Dari segi biaya
traveling biasanya mahasiswa memiliki kemampuan finansial yang minim
sehingga Kota Bandung menjadi pilihan yang tepat untuk dikunjungi bagi
mahasiswa yang ada di Kota Tangerang Selatan dengan biaya traveling yang
relatif terjangkau. Kemudian dari segi cuaca dan iklim, Kota Bandung dan Kota
Tangerang Selatan sangatlah berbeda dimana Kota Tangerang Selatan memiliki
82
cuaca yang cukup panas, lain halnya dengan Kota Bandung yang sejuk dan asri,
sehingga Kota Bandung menjadi salah satu pilihan tujuan wisata yang tepat
untuk mencari udara segar. Mahasiswa yang ada di Kota Tangerang Selatan juga
merupakan objek yang paling terjangkau bagi peneliti.
Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan
diteliti serta hubungan antar satu variabel dengan variabel yang lain dan untuk
melihat hubungan variabel eksogen city branding (X1) dan word of mouth (X2)
terhadap variabel endogen yaitu minat berkunjung (Y1) dan keputusan
berkunjung (Y2) ke Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu
8 bulan terhitung 27 Desember 2015 dan diharapkan selesai sampai dengan 30
Agustus 2016.
C. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2012: 90).Populasi yang dimaksud ialah mahasiswa yang ada di
Kota Tangerang Selatan yang mengunjungi Bandung dengan tujuan
rekreasi, seperti objek wisata, wisata kuliner, wisata belanja, dan
sebagainya.
83
2. Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 91) sampel adalah sebagian atau populasi
yang diteliti.Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak
mungkin memepelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu.
Dalam menentukan jumlah sampel, peneliti menggunakan tektik non
probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2012: 85). Teknik non probability
sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2012: 87) purposive sampling adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.Pertimbangan yang
dilakukan dalam memilih responden adalah :
a. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang ada di Kota
Tangerang Selatan dan merupakan wisatawan yang pernah mengunjungi
Bandung dengan tujuan untuk rekreasi atau bersenang-senang, seperti
mengunjungi objek wisata, wisata belanja, wisata kuliner, event,
mengunjungi tempat spa dan sebagainya.
b. Minimal usia wisatawan sudah 18 tahun.
84
c. Wisatawan bukanlah penduduk Bandung dan tidak sedang menempuh
pendidikan ataupun bekerja di Bandung.
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
pengambilan sampel menurut Wibisono (2003) dalam Riduwan (2007:50)
apabila populasi tidak diketahui secara pasti adalah sebagai berikut:
n = (
)2
Dimana:
n = Besarnya sampel
Zα = Tingkat keyakinan yang dibutuhkan dalam penentuan sampel
1,96 dengan tingkat kepercayaan 95%
σ = Standar deviasi populasi
e = Tingkat kesalahan atau kesalahan maksimum yang dapat
ditoleransi.
Contoh perhitungan:
n =(
)
2 = (
)
2 = 96,04
Dengan demikian peneliti yakin dengan tingkat kepercayaan 95%
bahwa random berukuran 96,04 = 96 akan memberikan selisih estimasi rata-
rata dengan µ kurang dari 0,05. Jadi sampel yang diambil sebesar 100 orang
dari semua mahasiswa yang ada di Kota Tangerang Selatan yang pernah
berkunjung ke Kota Bandung.
85
D. Metode Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Dalam memperoleh data, penulis menggunakan data primer dan data
sekunder.
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya. Menurut Maholtra (2009: 120) data primer dibuat oleh
peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang
ditangani. Data primer dalam penelitian ini diperoleh secara lengkap
dari responden melalui daftar pertanyaan yang diajukan. Data primer
yang dikumpulkan meliputi data responden, pendapat responden
mengenai city branding, word of mouth, minat berkunjung dan
keputusan berkunjung wisatawan.
Pada penelitian ini penulis akan menyebarkan kuisioner dengan
beberapa pertanyaan kepada konsumen yang pernah mengunjungi Kota
Bandung guna memperoleh data untuk dianalisis. Kuesioner ini juga
menggunakan beberapa pertanyaan saringan di awal kuesioner yang
akan menanyakan apakah responden sudah pernah berkunjung ke Kota
Bandung minimal sekali dan sudah berumur minimal 18 tahun serta
merupakan mahasiswa di Kota Tangerang Selatan. Jika pertanyaan
saringan itu terpenuhi oleh responden maka responden baru dianggap
sebagai responden penelitian dan boleh melanjutkan pengisian kuesioner
86
penelitian. peneliti menyebarkan kuesioner ini secara online melalui
Google Form. Pertanyaan-pertanyaan pada kuisioner dibuat dengan
skala likert. Skala likert adalah pengukuran dengan lima katagori respon
yang berkisar anatara “sangat setuju” dan “sangat tidak setuju” yang
mengharuskan responden menentukan derajat persetujuan atau
ketidaksetujuan responden terhadap masing-masing dari serangkaian
pertanyaan mengenai objek stimulus (Malhotra, 2009: 298). Skala 1-5
untuk memeproleh data yang bersifat numerical dan diberi skor atau
nilai. Untuk katagori pertanyaan dengan jawaban sangat tidak setuju
atau sangat setuju.
Tabel 3.1
Skala Likert
No Jenis Jawaban Bobot
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber : Malhotra, 2009
Angka 1 (satu) menunjukan bahwa responden memberikan
tanggapan yang bersifat negatif (sangat tidak setuju) terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan, sedangkan angka 5 (lima)
menunjukan tanggapan yang bersifat positif (sangat setuju).
87
b. Data Sekunder
Menurut Maholtra (2009: 121) data sekunder adalah data yang
telah dikumpulkan untuk maksud selain untuk menyelesaikan suatu
masalah penelitian yang sedang dihadapi, data ini dapat ditemukan
dengan cepat serta tidak mahal. Data sekunder dapat diperoleh dan
ditemukan dari buku-buku, jurnal, dan sumber bacaan lain yang
memiliki relevansi dengan objek yang diteliti. Adapun data sekunder
yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan melakukan riset
kepustakaan. Dimana peneliti mengunjungi lembaga yang terkait dengan
penelitian, seperti perpustakaan FEB, Perpustakaan Utama UIN, dan
lembaga-lembaga lainnya yang dapat membantu penyusunan skripsi.
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan,
membaca buku, literatur, catatan perkuliahan, artikel, jurnal dan data
dari internet.
E. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ni adalah metode
analisis yang penghitungannya dengan menggunakan SPSS 22. Kuesioner
menggunakan skala likert.
1. Uji kualitas data
a. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid bila terdapat
88
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti, cara mengukurnya dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dalam suatu faktor
(Sugiyono, 2013:202). Korelasi menggunakan korelasi product moment
atau Pearson. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang
akan digunakan, Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan
dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of
freedom (df) = n – 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r hitung
lebih besar dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:52).
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam
penelitian ini menggunakna uji statistik Cronbach‟s Alpha. Kirteria
penilain uji reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh
Ghazali (2013;48) adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka
instrument penelitian dianggap reliabel (Ghozali, 2013:48).
89
F. Analisis Jalur (Path Analysis)
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis jalur.
Analisis jalur adalah analisis yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh
langsung dan tidak langsung variabel eksogen terhadap variabel endogen.
Pertimbangan menggunakan analisis ini karena antara satu variabel dengan
variabel lainnya mempunyai hubungan. Sebuah diagram jalur, tanda panah
berujung ganda (↔) menunjukkan hubungan korelasi dan tanda panah satu arah
(→) menunjukkan hubungan kausal atau pengaruh langsung dari variabel
eksogen (X) terhadap variabel endogen (Y) (Riduwan, 2007:7). Sedangkan
analisis jalur menurut Rutherford dalam Pardede dan Manurung, (2014:16)
adalah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang terjadi pada
regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak
hanya secara langsung, tetapi juga secara tidak langsung
Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi
berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan
(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal
dalam seperangkat variabel. (Weblay dalam Pardede dan Manurung, 2014:17).
Analisis jalur sebagai model perluasan regresi yang digunakan untuk
menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan
sebab akibat yang dibandingkan dengan peneliti. Dari definisi-defini tersebut
dapat disimpulkan bahwa analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis
regresi berganda (Garson dalam Pardede dan Manurung, 2014:17).
90
Dalam menganalisis penelitian dengan menggunakan analisis jalur, ada
beberapa langkah secara berurutan yang harus dijalankan untuk memenuhi
penelitian yang benar dengan menggunakan analisis jalur (Pardede dan
Manurung, 2014:58-80):
a. Menentukan diagram jalurnya berdasarkan paradigm hubungan variabel
b. Menentukan persamaan struktural
c. Menganalisis dengan menggunakan SPSS, analisis terdiri dari dua langkah
yaitu analisis substruktur I dan analisis substruktur II.
d. Interpretasi hasil perhitungan SPSS berdasarkan analisis regresi, korelasi
dan menentukan persamaan struktur berdasarkan diagram jalur yang
ditentukan.
e. Melakukan analisis jalur model trimming jika ada variabel eksogen yang
koefisien jalurnya tidak signifikan.
f. Melakukan Uji Sobel untuk menghitung pengaruh tidak langsung.
Sebelum peneliti menggunakan analisis jalur dalam penelitiannya, maka
peneliti harus merumuskan persamaan struktural dan diagram jalur. Hal ini
disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang dikembangkan oleh teori yang
digunakan untuk penelitian. Dimana diagram jalur ini dijelaskan tentang
hubungan antar variabel eksogen yaitu city branding (X1) dan word of mouth
(X2) dengan variabel endogen minat berkunjung (Y1) dan keputusan
berkunjung (Y2) dengan menggunakan diagram jalur sebagai berikut :
91
a) Struktur I
Gambar 3.1
Diagram Struktur I
ρy1x1
rx1x2
ρy1x2
Sumber: diolah dari data sekunder, 2016
Diagram di atas terdiri atas satu persamaan struktural, yaitu
persamaan struktur I dimana X1 dan X2 adalah varaiabel eksogen serta Y1
adalah variabel endogen. Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:
b) Struktur II
Gambar 3.2
Diagram Struktur II
ρy2x1
ρy1x1
rx1x2
ρy1y2
ρy1x2
ρy1x2
Sumber: diolah dari data sekunder, 2016
City Branding
(X1)
Keputusan
berkunjung (Y2)
Minat
Berkunjung (Y1)
Word of Mouth
(X2)
City Branding
(X1)
Word of Mouth
(X2)
Minat
Berkunjung (Y1)
92
Diagram jalur di atas terdiri atas persamaan structural II, dimana X1
dan X2 adalah varaiabel eksogen serta Y1 dan Y2 adalah variabel endogen.
Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:
c) Diagram Jalur
Berikut ini diagram jalur yang menjelaskan tentang hubungan antar
variabel eksogen yaitu city branding (X1) dan word of mouth (X2) dengan
variabel endogen minat berkunjung (Y1) dan keputusan berkunjung (Y2):
Gambar 3.3
Diagram Jalur Struktur II
Є1 Є2
ρy2x1
ρy1x1
rx1x2
ρy1y2
ρy1x2
ρy1x2
Sumber: diolah dari data sekunder, 2016
Diagram jalur di atas terdiri atas dua persamaan struktural, dimana X1
dan X2 adalah varaiabel eksogen serta Y1 dan Y2 adalah variabel endogen.
Persamaan struktural dapat dilihat sebagai berikut:
Struktur I : Y1=ρx1y1X1+ρx2y1X2+Є1
Struktur II: Y2=ρx1y2X1+ρx2y2X2+ ρy1y2Y1+Є2
City Branding
(X1)
Keputusan
berkunjung (Y2)
Minat
Berkunjung (Y1)
Word of Mouth
(X2)
93
a) Koefisien Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Dasar pemikiran
analisis korelasi ini adalah perubahan antar variabel artinya, jika
perubahan suatu variabel diikuti perubahan variabel yang lain maka
kedua variabel tersebut saling berkorelasi.
Koefisien korelasi hanya menggambarkan keeratan hubungan
antara variabel tetapi tidak menggambarkan kekuatan kausalitas atau
sebab-akibat, karena korelasi hanya digunakan untuk mengukur derajat
hubungan maka dalam analisis korelasi tidak terdapat istilah variabel
eksogen atau endogen. (Pardede dan Manurung, 2014:29). menurut
Sarwono (2006:59) Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik
kovarian atau asosiasi antara variabel. Besarnya koefisien korelasi
berkisar antara +1 sampai dengan -1. Koefisien korelasi menunjukan
kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel
acak. jika koefisien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan searah. Artinya jika nilai varabel X tinggi maka nilai varibel Y
juga akan tinggi. sebaliknya jika koefisien korelasi negatif, maka kedua
variabel mempunyai hubungan terbalik. Artinya jika nilai X tinggi, maka
nilai varibel Y akan menjadi rendah. Peneliti menggunakan korelasi
Pearson atau product moment dengan menggunakan SPSS 22 untuk
melihat derajat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya.
94
Untuk mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka dibuat
kriteria pengukuran berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Koefisien Korelasi
Nilai r Kriteria
0 Tidak ada korelasi
>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat
0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat
0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber: Sarwono (2006:59)
Untuk menentukan apakah korelasi dari masing-masing variabel
signifikan atau tidak diukur dari nilai signifikansi dari setiap hubungan
variabel. Nilai signifikansi harus lebih kecil nilainya dibanding nilai
tingkat toleransi yang digunakan. Dalam penelitian ini nilai toleransi
yang digunakan adalah 0,05
b) Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)
Koefisien determinasi yang dinotasikan dengan R2, merupakan
suatu ukuran yang penting dalam regresi, karena dapat
menginformasikan baik atau tidaknya suatu model yang terestimasi.
Dengan kata lain, angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah
garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya (Pardede dan
Manurung, 2014:38-39).
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
95
Dalam ouput SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model
summary dan tertulis R square yang sudah disesuaikan atau tertulis
adjust R square, karena disesuaikan dengan jumlah variabel independen
(Ghozali, 2013:97).
c) Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji-F diperuntukkan guna melakukan uji hipotesis koefisien
regresi secara bersamaan, melihat pengaruh variabel eksogen pada
variabel endogen secara simultan. Ada beberapa langkah dalam
menghitung uji F (Pardede dan Manurung, 2014:63):
1) Menentukan hipotesis
2) Menghitung F-hitung yang diperoleh dari output SPSS dari tabel
ANOVA
3) Menghitung F-tabel dengan ketentuan tarif signifikansi 0,05 dan
derajat kebebasan dengan ketentuan numerator : (jumlah variabel/4-
1) dan denumerator (jumlah sampel/100-4)
4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
5) Mengambil Keputusan.
d) Uji Signifikan Parameter Individu (Uji Statistik t)
Setelah melakukan uji koefisien secara simultan, maka langkah
selanjutnya adalah menghitung koefisien secara individu dengan
96
menggunakan suatu uji dikenal dengan sebutan uji-t. Langkah-langkah
dalam menghitung uji-t ialah (Pardede dan Manurung, 2014:65):
1) Menentukan hipotesis
2) Mengetahui besarnya angka t-hitung diperoleh dari output SPSS
3) Mengetahui besanya angka t-tabel dengan ketentuan tarif
signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (jumlah sampel/100-2)
4) Menentukan kriteria uji hipotesis sebagai berikut:
Jika t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
G. Uji Sobel
Pengujian hipotesis mediasi dapat dilakukan dengan prosedur yang
dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel (Sobel
test)(Ghozali, 2013:248). Uji sobel dilakukan dengan cara menguji kekuatan
pengaruh tidak langsung X ke Y melalui M. Pengaruh tidak langsung X ke Y
melalui M dihitung dengan cara mengalikan jalur X M (a) dengan jalur M
Y (b) atau ab. Jadi koefisien ab = (c – c’), dimana c adalah pengaruh X terhadap
Y tanpa mengontrol M, sedangkan c’ adalah koefisien pengaruh X terhadap Y
setelah mengontrol M. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan sa dan sb
danbesarnya standard error pengaruh tidak langsung (indirect effect) sab
dihitung dengan rumus dibawah ini:
Sab = √b2sa
2 + a
2sb
2 + sa
2sb
2
97
Untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka perlu
menghitung nilai t dari koefisien ab dengan rumus sebagai berikut:
t =
Nilai t hitung ini dibandingkan dengan nilai t tabel. Jika nilai t hitung
lebih besar darinilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi.
Asumsi uji sobel memerlukan jumlah sampel yang besar, jika jumlah sampel
kecil, maka uji sobel menjadi kurang konservatif.
H. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. ( Sugiyono, 2012 : 59).
Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen (bebas), variabel
intervening, dan variabel dependen (terikat).
a. Variabel Bebas
Variabel bebas (variable independent) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel terikat (Sugiyono, 2012 :59), dalam penelitian ini variabel
bebas tersebut adalah :
1) City Branding (X1)
2) Word of mouth (X2)
98
b. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang mempengaruhi
hubungan atara variabel independen dan dependen menjadi hubungan
yang tidak langsung dan dapat diamati dan diukur (Sugiyono, 2012 :59).
Dalam penelitian ini variabel Minat Berkunjung (Y1) merupakan
variabel yang mengintervensi hubungan kausal antara variabel bebas
(City brang dan Word of mouth) dengan variabel terikat yaitu Keputusan
berkunjung (Y2)
c. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2012: 59). Dalam peneilitian ini variabel terikat adalah
Keputusan berkunjung.
2. Instrumen Penelitian
Operasional variabel merupakan penjabaran mengenai dimensi
variabel dan indikator yang digunakan pada penelitian ini. Selanjutnya
operasional variabel menggambarkan juga mengenai pengukuran atas
dimensi variabel dan indikator yang dikembangkan pada penelitian
ini.Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran
likert.
99
Tabel 3.3
Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Dimensi Indikator Skala
1 City Branding
Anholt, 2007
Presence 1. Status dan
kedudukan Kota
dimata
internasional
2. Kontribusi
penting Kota
ditingkat dunia
Likert
Place 3. Aspek fisik Kota
4. Kenyamanan
Kota dalam
melakukan
perjalnana
5. Keindahan
penataan Kota
6. Kota memiliki
cuaca yang baik
Likert
Potential 7. Kota memberikan
kesempatan
ekonomi yang
baik
8. Kota menawarkan
pendidikan
kepada
masyarakat
9. Kota memiliki
kemudahan akses
sebagai pilihan
tempat tinggal
Likert
Pulse 10. Kota memiliki
nuansa gaya
hidup urban
11. Pengunjung
mudah
menemukan hal-
hal menarik di
Kota tersebut
Likert
People 12. Penduduk Kota
bersahabat
13. Penduduk dapat
Likert
100
bertukar budaya
dan bahasa
14. Kota
menimbulkan
rasa aman
Prerequisite 15. Kualitas dasar
Kota
16. Kota
memberikan
kepuasan dengan
akomodasi yang
disediakan
17. Kota memiliki
kemudahan
akses
pemenuhan
kebutuhan
Likert
2 Word of mouth
(Godez dan
Mayzlin, 2004)
Volume 18. Kota sering dibicarakan
19. Kota sering direkomendasikan
Likert
Dispersion 20. Banyak orang berbeda yang
membicarakan Kota tersebut
21. Kecepatan penyebaran berita
tentang Kota tersebut
Likert
3 Minat
Berkunjung
Wisatawan
(Ferdinand, 2006
dalam Effendy
dan Kunto,
2013)
22. Intensitas pencarian informasi Likert
23. Keinginan untuk segera
berkunjung ke suatu Kota
Likert
24. Preferensi bahwa kota tertentu
inilah yang diinginkan,
seseorang bersedia
mengabaikan pilihan lain
Likert
4 Visiting decision
(Keputusan
berkunjung)
(Damanik,Weber
dalam Hurriyati
2015)
Destination
Area
25. Kaitan atau hubungan antara
tujuan para wistawaan dengan
kebutuhan para pengunjung.
26. Ketersediaan informasi terkait
tujuan wisata wisatawan.
Likert
Traveling
Mode
27. Akses transportasi untuk
sampai di tempat tujuan wisata
28. Keberagaman alat-alat
transportasi yang tersedia
29. Kenyaman dari alat-alat
transportasi yang tersedia
Likert
101
Time and
Cost
30. Perjalanan wisata sesuai
dengan waktu yang ditetapkan
termasuk jam buka dan tutup
dari pariwisata yang dituju.
31. Perjalanan wisata tergantung
pada biaya perjalanan.
32. Perjalanan wisata tergantung
pada waktu luang untuk
melakukan perjalanan.
Likert
Travel
Agent
33. Ketergantungan wisatawan
terhadap travel agent ketika
melakukan perjalanan wisata.
Likert
Service
Source
34. Keberagaman dari jenis
pelayanan seperti pemandu
wisata, pusat souvenir,
photografer, dll
Likert
102
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Kota Bandung
1. Deskripsi Kota Bandung Secara Singkat
Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota
Propinsi Jawa Barat. Lokasi Kota Bandung cukup strategis, dilihat dari segi
komunikasi, dan perekonomian. Hal tersebut dikarenakan Kota Bandung
terletak pada pertemuan poros jalan yaitu:
a. Barat - Timur yang memudahkan hubungan dengan Ibukota Negara
b. Utara - Selatan yang memudahkan lalu lintas ke daerah perkebunan
(Subang dan Pangalengan).
Secara topografi Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 Meter di
atas permukaan laut (dpl), titik tertinggi di daerah Utara dengan ketinggian
899 Meter dan terendah di sebelah Selatan 400 Meter di atas permukaan laut.
Di wilayah Kota Bandung bagian selatan sampai lajur lintasan kereta api,
permukaan tanah relatif datar sedangkan di wilayah Kota bagian Utara
berbukit-bukit. Dari wilayah perbukitan Bandung Utara inilah orang dapat
menyaksikan bentuk dan panorama keseluruhan Kota Bandung. Keadaan
geologis dan tanah yang ada di Kota Bandung dan sekitarnya lapisan alluvial
hasil letusan Gunung Tangkuban Perahu. Jenis material di bagian utara
umumnya merupakan jenis andosol, di bagian selatan serta di bagian timur
terdiri atas sebaran jenis alluvial kelabu dengan bahan endapan liat. Di bagian
103
tengah dan barat tersebar jenis tanah andosol. Selama tahun 2014 tercatat suhu
tertinggi di Kota Bandung mencapai 30,9oC yang terjadi di bulan Oktober.
Suhu terendah di Kota Bandung pada tahun 2014 adalah 18,3oC yaitu pada
bulan September (LKIP Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung
2015).
2. Visi dan Misi Dinas pariwisata Kota bandung
Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Tahun 2014–
2018 adalah : “MEWUJUDKAN KOTA BANDUNG SEBAGAI KOTA
SENI BUDAYA DAN TUJUAN WISATA INTERNASIONAL” (LKIP
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung 2015). Visi di atas
mengandung pengertian bahwa Kota Bandung yang telah mantap sebagai
Kota Seni Budaya (Puseur Budaya) dan Kota Tujuan Wisata di Indonesi,
bertekad dan berupaya meningkatkan potensinya menjadi Kota Seni Budaya
dan Tujuan Wisata Internasional, sehingga Kota Bandung ke depan benar-
benar menjadi Kota Seni Budaya dan Tujuan Wisata yang berdaya saing
tinggi sejajar dengan Kota-Kota lain di dalam dan luar negeri yang selama ini
telah menunjukkan kiprahnya di bidang Budaya dan Pariwisata. Kota
Bandung dkenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan Provinsi Jawa
Barat, nasional, bahkan internasional. Perkembangan pariwisata Kota
Bandung ditopang oleh ketersediaan dan variasi produk wisata perKotaan
dalam bentuk berbagai fitur Kota, baik elemen primer maupun sekunder,
seperti : pengetahuan, sejarah, budaya, heritage, kuliner, belanja, dan lain
104
sebagainya. Sejalan dengan fungsi Bandung sebagai ibuKota provinsi Jawa
Barat dan Kota jasa, produk pariwisata MICE (Meeting, Incentive,
Conference, Exhibition), serta wisata berbasis pendidikan (knowlwdge-based
tourism) juga menjadi unggulan utama. Dalam lingkup nasional, Kota
Bandung ditetapkan sebagai destinasi sekunder dan berada di tempat ke-
empat, di bawah Jakarta dan Bali sebagai destinasi primer di Indonesia, dan
destinasi Borobudur-Yogya-Solo. Semenjak tahun 2011, Kota Bandung telah
ditetapkan sebagai salah satu Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional
(KPPN) dan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Provinsi Jawa
Barat (KPPN Bandung Kota dan sekitarnya) dan merupakan bagian dari
Destinasi Pariwisata Nasional (DPN Bandung-Ciwidey dan sekitarnya).
Adapun misi yang digunakan untuk menjabarkan visi tersebut
diantaranya (LKIP Dinas Kebudayan dan Priwisata Kota Bandung 2015) :
1. Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan
kebudayaan dan kesenian;
2. Mengembangkan industri pariwisata yang kreatif, inovatif dengan
memperhatikan terlaksananya sapta pesona;
3. Meningkatkan destinasi pariwisata Kota yang berdaya saing tinggi baik
pada tingkat regional, nasional maupun internasional; Meningkatkan
pemasaran melalui kemitraan dan kerjasama budaya dan pariwisata
dengan pemangku kepentingan.
105
B. Analisis Dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden
Terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran karakteristik responden
yang digunakan untuk melengkapi penelitian meliputi jenis kelamin, rentang
usia, serta kuantitas berkunjung ke Kota Bandung dalam satu tahun terakhir.
Responden dalam penelitian ini ialah mahasiswa di Kota Tangerang
Selatan yang khususnya pernah berkunjung ke Kota Bandung. Adapun uraian
gambaran umum responden pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik responden menurut jenis kelamin
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut jenis kelamin
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin
Keterangan Jumlah Persentase
Pria 40 40%
Wanita 60 60%
Total 100 100%
Sumber: diolah dari data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat bahwa responden terbanyak berjenis
kelamin wanita yaitu berjumlah 60 responden atau sebanyak 60%,
sedangkan responden berjenis kelamin pria berjumlah 40 responden atau
sebanyak 40%.
106
b. Karakteristik Responden Menurut Usia
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut usia dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2
Usia Responden
Usia
Keterangan Jumlah Persentase
< 18 tahun 0 0%
18 - 25 tahun 98 98%
> 25 tahun 2 2%
Total 100 100%
Sumber: diolah dari data primer, 2016
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa responden yang memiliki usia
kurang dari 18 tahun berjumlah 0 responden atau sebanyak 0%, jumlah
responden yang memiliki usia 18 sampai 25 tahun berjumlah 98 responden
atau sebanyak 98%, dan jumlah responden yang memiliki usia lebih dari 25
tahun berjumlah 2 responden atau sebanyak 2%.
c. Karakteristik Responden Menurut Kuantitas berkunjung wisatawan ke
Kota Bandung
Berdasarkan hasil mengenai karakteristik menurut kuantitas kunjugan
wisatawan ke Kota Bandung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
107
Tabel 4.3
Kuantitas kunjungan wisatwan ke Kota Bandung dalam satu tahun ini
Kuantitas Kunjungan
Keterangan Jumlah Persentase
1 kali 40 40%
2 kali 11 11%
3 kali 25 25%
Lebih dari 3 kali 24 24%
Total 100 100%
Sumber: diolah dari data primer, 2016
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 40 responden sebanyak 40% sudah
berkunjung ke Kota Bandung sebanyak 1 kali, 11 responden atau sebanyak
11% sudah berkunjung ke Kota Bandung sebanyak 2 kali, 25 responden atau
25% sudah berkunjung ke Kota Bandung sebanyak 3 kali, dan yang lebih
dari 3 kali mengunjungi Kota Bandung dalam satu tahun ini sebanyak 24
responden atau 24%. Tidak ada responden yang belum pernah berkunjung ke
Kota Bandung.
2. Uji Kualitas Data
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu
keusioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson
Correlation, pedoman suatu model dikatakan valid jika tingkat
signifikansinya dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dapat
dikatakan valid. Selain itu, kriteria yang digunakan dalam menentukan
valid tidaknya pertanyaan atau pernyataan yang digunakan dalam
penelitian ini ialah tingkat kepercayaan 95% (α = 5%), jumlah responden
108
sebanyak 30 responden untuk pra uji, dibandingkan dengan nilai r tabel =
0,361 didapat dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2, dalam
hal ini n adalah jumlah sampel pra uji yaitu 30 responden. Suatu kuesioner
dikatakan valid apabila r hitung lebih besar daripada r tabel. Kuesioner
dibagi menjadi empat bagian pertanyaan, variabel City Branding (X1)
dengan 17 pertanyaan , variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,
variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan, variabel Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.
1) Variabel City Branding
Tabel 4.4
Uji Validitas: City Branding (X1)
No Pertanyaan
Nilai r
table
Nilai r
hitung Keterangan
1 City Branding 1 0,361 0,610 Valid
2 City Branding 2 0,361 0,656 Valid
3 City Branding 3 0,361 0,910 Valid
4 City Branding 4 0,361 0,819 Valid
5 City Branding 5 0,361 0,423 Valid
6 City Branding 6 0,361 0,776 Valid
7 City Branding 7 0,361 0,876 Valid
8 City Branding 8 0,361 0,830 Valid
9 City Branding 9 0,361 0,567 Valid
10 City Branding 10 0,361 0,902 Valid
11 City Branding 11 0,361 0,844 Valid
12 City Branding 12 0,361 0,871 Valid
13 City Branding 13 0,361 0,829 Valid
14 City Branding 14 0,361 0,899 Valid
15 City Branding 15 0,361 0,547 Valid
16 City Branding 16 0,361 0,606 Valid
17 City Branding 17 0,361 0,855 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
109
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa variabel City Branding
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r
hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
2) Variabel Word of mouth
Tabel 4.5
Uji Validitas: Word of mouth (X2)
No Pertanyaan
Nilai r
table
Nilai r
hitung Keterangan
1 Word of mouth 1 0,361 0,678 Valid
2 Word of mouth 2 0,361 0,824 Valid
3 Word of mouth 3 0,361 0,750 Valid
4 Word of mouth 4 0,361 0,804 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa variabel Word of mouth
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r
hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
3) Variabel Minat Berkunjung
Tabel 4.6
Uji Validitas: Minat Berkunjung (Y1)
No Pertanyaan
Nilai r
table
Nilai r
hitung Keterangan
1 Minat Berkunjung 1 0,361 0,883 Valid
2 Minat Berkunjung 2 0,361 0,805 Valid
3 Minat Berkunjung 3 0,361 0,723 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel Minat Berkunjung
memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan berdasarkan r
hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
110
4) Variabel Keputusan Berkunjung
Tabel 4.7
Uji Validitas: Keputusan Berkunjung (Y2)
No Pertanyaan
Nilai r
tabel
Nilai r
hitung Keterangan
1 Keputusan Berkunjung 0,361 0,527 Valid
2 Keputusan Berkunjung 0,361 0,818 Valid
3 Keputusan Berkunjung 0,361 0,530 Valid
4 Keputusan Berkunjung 0,361 0,779 Valid
5 Keputusan Berkunjung 0,361 0,787 Valid
6 Keputusan Berkunjung 0,361 0,837 Valid
7 Keputusan Berkunjung 0,361 0,691 Valid
8 Keputusan Berkunjung 0,361 0,536 Valid
9 Keputusan Berkunjung 0,361 0,797 Valid
10 Keputusan Berkunjung 0,361 0,676 Valid
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.12 menunjukkan bahwa variabel Keputusan
Berkunjung memiliki kriteria valid untuk semua item pertanyaan
berdasarkan r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,361.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur kehandalan
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika instrumen
yang digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan
menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2013:202). Kirteria penilain uji
reliabilitas menurut Nunnally (1994) yang dikutip oleh Ghazali (2013;48)
adalah jika nilai Cronbach‟s Alpha > 0,70 maka instrument penelitian
dianggap reliabel. Perhitungan koefisien Cronbach‟s Alpha dilakukan
dengan menggunakan software SPSS versi 22.0.
111
Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari variabel City Branding (X1)
dengan 17 pertanyaan, variabel Word of mouth (X2) dengan 4 pertanyaan,
variabel Minat Berkunjung (Y1) dengan 3 pertanyaan,variabel Keputusan
Berkunjung (Y2) dengan 10 pertanyaan.
1) Variabel City Branding
Tabel 4.8
Uji Reliabilitas: City Branding
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
City Branding 0,948 17 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
City Branding sebesar 0,948. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
2) Variabel Word of mouth
Tabel 4.9
Uji Reliabilitas: Word of mouth
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Word of Mouth 0,763 4 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.13 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
Word of mouth sebesar 0,763. Dengan demikian dapat disimpulkan
112
bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai nilai
Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
3) Variabel Minat Berkunjung
Tabel 4.10
Uji Reliabilitas: Minat Berkunjung
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Minat Berkunjung 0,725 3 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.15 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
minat berkunjung sebesar 0,725. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
4) Variabel Keputusan Berkunjung
Tabel 4.11
Uji Reliabilitas: Keputusan Berkunjung
Reliability Statistics
Variabel Cronbach's Alpha N of Items Keterangan
Keputusan Berkunjung 0,882 10 Reliabel
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Tabel 4.16 menunjukkan nilai Cronbach‟s Alpha atas variabel
keputusan berkunjung sebesar 0,882. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena
mempunyai nilai Cronbach‟s Alpha lebih besar dari 0,70.
113
3. Analisis Deskriptif
Statistik deskriptif dimaksudkan untuk menganalisis data berdasarkan
atas hasil yang diperoleh dari jawaban responden terhadap masing-masing
indikator pengukur variabel. Statistik deskriptif pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
a. City Branding (X1)
Dalam penelitian variabel City Branding ini digunakan 17 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
Tabel 4.12
Kota Bandung sudah dikenal dimata turis internasional
City Branding 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 17 17,0 17,0 23,0
Setuju 64 64,0 64,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.12 responden ditanya apakah Kota Bandung sudah
dikenal dimata turis internasional. 1 responden menyatakan tidak setuju, 5
responden menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan netral, 64
responden menyatakan setuju serta 13 responden sisanya sangat setuju
dengan pertanyaan. 77 % dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
114
menunjukkan Kota Bandung sudah dikenal dimata turis internasional
menurut sebagian besar responden.
Tabel 4.13
Kota Bandung berkontribusi dalam kegiatan internasional (peringatan
Konferensi Asia Afrika)
City Branding 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 17 17,0 17,0 23,0
Setuju 63 64,0 64,0 87,0
Sangat Setuju 14 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.13 responden ditanya apakah Kota Bandung pernah
berkontribusi menjadi tuan rumah dalam peringatan Konferensi Asia Afrika.
1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden menyatakan tidak
setuju, 17 responden menyatakan netral, 63 responden menyatakan setuju
serta 14 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 77 % dari
responden menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung
pernah berkontribusi menjadi tuan rumah dalam peringatan Konferensi Asia
Afrika menurut sebagian besar responden.
115
Tabel 4.14
Kota Bandung memiliki infrastruktur yang baik
City Branding 3
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 8 8,0 8,0 10,0
Setuju 70 70,0 70,0 80,0
Sangat Setuju 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.14 responden ditanya apakah Kota Bandung memiliki
infrastruktur yang baik. 2 responden menyatakan tidak setuju, 8 responden
menyatakan netral, 70 responden menyatakan setuju serta 20 responden
sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 90% dari responden menjawab
setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung memiliki infrastruktur
yang baik menurut sebagian besar responden.
Tabel 4.15
Kota bandung cukup nyaman untuk melakukan perjalanan wisata
City Branding 4
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 8 8,0 8,0 10,0
Setuju 62 62,0 62,0 72,0
Sangat Setuju 28 28,0 28,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.15 responden ditanya apakah Kota bandung cukup
nyaman untuk melakukan perjalanan wisata. 2 responden menyatakan tidak
116
setuju, 8 responden menyatakan netral, 62 responden menyatakan setuju,
serta 28 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 90% dari
responden menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota bandung
cukup nyaman untuk melakukan perjalanan wisata menurut sebagian besar
responden.
Tabel 4.16
Kota bandung memiliki tata Kota yang baik
City Branding 5
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 21 21,0 21,0 22,0
Setuju 64 64,0 64,0 86,0
Sangat Setuju 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.16 responden ditanya apakah Kota bandung memiliki
tata Kota yang baik. 1 responden menyatakan tidak setuju, 21 responden
menyatakan netral, 64 responden menyatakan setuju serta 14 responden
sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 78% dari responden menjawab
setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota bandung memiliki tata Kota
yang baik menurut sebagian besar responden.
117
Tabel 4.17
Cuaca di Kota Bandung sejuk
City Branding 6
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 7 7,0 7,0 10,0
Setuju 64 64,0 64,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.17 responden ditanya apakah Cuaca di Kota Bandung
sejuk. 3 responden menyatakan tidak setuju, 7 responden menyatakan netral,
64 responden menyatakan setuju serta 26 responden sisanya sangat setuju
dengan pertanyaan. 90% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan Cuaca di Kota Bandung sejuk menurut sebagian besar
responden.
Tabel 4.18
Kota Bandung mampu memberikan beragam peluang untuk membuka bisnis
City Branding 7
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 9 9,0 9,0 11,0
Setuju 61 61,0 61,0 72,0
Sangat Setuju 28 28,0 28,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.18 responden ditanya apakah Kota Bandung mampu
memberikan beragam peluang untuk membuka bisnis. 2 responden
menyatakan tidak setuju, 9 responden menyatakan netral, 61 responden
118
menyatakan setuju serta 28 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 89% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan Kota Bandung mampu memberikan beragam peluang untuk
membuka bisnis menurut sebagian besar responden.
Tabel 4.19
Kota Bandung menyediakan sarana pendidikan yang cukup baik
City Branding 8
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 9 9,0 9,0 11,0
Setuju 63 63,0 63,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.19 responden ditanya apakah Kota Bandung menyediakan
sarana pendidikan yang cukup baik. 2 responden menyatakan tidak setuju, 9
responden menyatakan netral, 63 responden menyatakan setuju serta 26
responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 89% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung
menyediakan sarana pendidikan yang cukup baik menurut sebagian besar
responden.
119
Tabel 4.20
Kota Bandung memiliki kemudahan pilihan tempat tinggal
City Branding 9
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak setuju 4 4,0 4,0 4,0
Netral 40 40,0 40,0 44,0
Setuju 47 47,0 47,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.20 responden ditanya apakah Kota Bandung memiliki
kemudahan akses sebagai pilihan tempat tinggal. 2 responden menyatakan
tidak setuju, 40 responden menyatakan netral, 47 responden menyatakan
setuju serta 5 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 52% dari
responden menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung
memiliki kemudahan akses sebagai pilihan tempat tinggal menurut sebagian
besar responden.
Berdasarkan tabel 4.20 di atas diketahui bahwa jumlah responden yang
menjawab netral dan tidak setuju sebanyak 44 responden hal ini menunjukan
bahwa masih banyak yang menganggap bahwa kemudahan untuk memilih
tempat tinggal di Kota Bandung masih rendah, meskipun di Kota Bandung
tersedia banyak hotel. Oleh Karena itu, pemerintah perlu menyediakan
fasilitas untuk tinggal bagi wisatawan dengan harga yang beragam,
pemerintah juga dapat menyediakan penginapan ataupun homestay bekerja
sama dengan warga setempat daerah wisata, seperti yang dilakukan di
120
pariwisata umbul ponggok kabupaten Klaten Jawa Tengah. Hal tersebut
disampaikn oleh Bapak Ponco, Pengurus Pariwisata Umbul Ponggok dalam
acara Konvensi Kepariwisataan Jawa Tengah pada hari Jumat 29 Juni 2016.
Tabel 4.21
Kota Bandung bernuansa gaya hidup urban
City Branding 10
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 35 35,0 35,0 37,0
Setuju 52 52,0 52,0 89,0
Sangat Setuju 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.21 responden ditanya apakah Kota Bandung bernuansa
gaya hidup urban. 2 responden menyatakan tidak setuju, 35 responden
menyatakan netral, 52 responden menyatakan setuju serta 11 responden
sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 63% dari responden menjawab
setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung bernuansa gaya hidup
urban menurut sebagian besar responden.
Berdasarkan tabel 4.21 menunjukan bahwa masih banyak yang
menganggap bahwa Kota bandung belum bernuansa gaya hidup urban, salah
satunya dari penggunaan bahasa daerah yang kental, oleh karena itu
disarankan bagi karyawan yang bekerja dan melayani para wisatawan di
daerah wisata Kota Bandung untuk menggunakan bahasa nasional serta
121
menguasai bahasa asing untuk melayani wisatawan luar daerah dan
mancanegara.
Tabel 4.22
Pengunjung mudah mendapatkan hal-hal menarik di Kota Bandung
City Branding 11
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 7 7,0 7,0 8,0
Setuju 66 66,0 66,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.22 responden ditanya apakah Pengunjung mudah
mendapatkan hal-hal menarik di Kota Bandung. 1 responden menyatakan
tidak setuju, 7 responden menyatakan netral, 66 responden menyatakan
setuju serta 26 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 92% dari
responden menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Pengunjung
mudah mendapatkan hal-hal menarik di Kota Bandung menurut sebagian
besar responden.
Tabel 4.23
Penduduk Kota Bandung bersahabat
City Branding 12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 26 26,0 26,0 28,0
Setuju 51 51,0 51,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
122
Pada tabel 4.23 responden ditanya apakah Penduduk Kota Bandung
bersahabat. 2 responden menyatakan tidak setuju, 26 responden menyatakan
netral, 51 responden menyatakan setuju serta 21 responden sisanya sangat
setuju dengan pertanyaan. 72% dari responden menjawab setuju dan sangat
setuju menunjukkan Penduduk Kota Bandung bersahabat menurut sebagian
besar responden.
Tabel 4.24
Kota Bandung cukup terbuka dalam meneirima budaya atau bahasa lain
City Branding 13
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 29 29,0 29,0 31,0
Setuju 56 56,0 56,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.24 responden ditanya apakah Kota Bandung cukup terbuka
dalam meneirima budaya atau bahasa lain. 2 responden menyatakan tidak
setuju, 29 responden menyatakan netral, 56 responden menyatakan setuju serta
13 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 69% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan Kota Bandung cukup terbuka
dalam meneirima budaya atau bahasa lain menurut sebagian besar responden.
123
Tabel 4.25
Menurut saya Kota Bandung cukup aman
City Branding 14
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 8 8,0 8,0 8,0
Netral 34 34,0 34,0 42,0
Setuju 52 51,0 51,0 93,0
Sangat Setuju 6 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.25 responden ditanya apakah Kota Bandung Cukup aman. 8
responden menyatakan tidak setuju, 34 responden menyatakan netral, 52
responden menyatakan setuju serta 6 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 58% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan Kota Bandung cukup aman menurut sebagian besar responden.
Berdasarkan Tabel 4.25 diketahui bahwa jumlah responden yang netral
dan tidak setuju cukup banyak yaitu 42 respondenhal tersebut menunjukan
bahwa masih banyak yang menganggap bahwa Kota Bandung kurang aman,
salah satu langkah yang perlu dilakukan pemerintah terkait keamana Kota
adalah dengan melakukan penertiban geng motor yang meresahkan baik bagi
warga maupun para wisatawan Kota Bandung. selain itu waliKota Bandung
Ridwab Kamil juga menyampaikan bahwa untuk mengatasi keamanan Kota
perlu melakukan pelatihan bagi pelindung masyarakat (Linmas) serta
pertahanan sipil (Hansip).
124
Tabel 4.26
Kualitas dasar Kota Bandung cukup baik
City Branding 15
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 20 20,0 20,0 23,0
Setuju 73 73,0 73,0 96,0
Sangat Setuju 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.26 responden ditanya apakah Kualitas dasar Kota Bandung
cukup baik. 3 responden menyatakan tidak setuju, 20 responden menyatakan
netral, 73 responden menyatakan setuju serta 4 responden sisanya sangat setuju
dengan pertanyaan. 77% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan kualitas dasar Kota Bandung cukup baik menurut sebagian besar
responden.
Tabel 4.27
Kemudahan akomodasi Kota Bandung cukup memuaskan
City Branding 16
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 4 4,0 4,0 5,0
Netral 17 18,0 18,0 23,0
Setuju 66 65,0 65,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.27 responden ditanya apakah kemudahan akomodasi Kota
Bandung cukup memuaskan. 1 responden menyatakan sangat tidak setuju,
125
4 responden menyatakan tidak setuju, 17 responden menyatakan netral, 66
responden menyatakan setuju serta 12 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 76% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan kemudahan akomodasi Kota Bandung cukup memuaskan
menurut sebagian besar responden.
Tabel 4.28
Kebutuhan pengunjung ketika berwisata di Kota Bandung mudah dipenuhi
City Branding 17
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 21 21,0 21,0 22,0
Setuju 69 69,0 69,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.28 responden ditanya apakah kebutuhan pengunjung ketika
berwisata di Kota Bandung mudah dipenuhi. 1 responden menyatakan tidak
setuju, 21 responden menyatakan netral, 69 responden menyatakan setuju serta
9 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 78% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan kebutuhan pengunjung ketika
berwisata di Kota Bandung mudah dipenuhi menurut sebagian besar responden.
b. Word of mouth (X2)
Dalam penelitian variabel Word of mouth ini digunakan 4 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
126
Tabel 4.29
Saya sering mendengar cerita tentang Kota Bandung dalam percakapan sehari-
hari
Word of mouth 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 23 23,0 23,0 28,0
Setuju 63 63,0 63,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.29 responden ditanya apakah responden sering mendengar
cerita tentang Kota Bandung dalam percakapan sehari-hari. 5 responden
menyatakan tidak setuju, 23 responden menyatakan netral, 63 responden
menyatakan setuju serta 9 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan.
72% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian
besar responden sering mendengar cerita tentang Kota Bandung dalam
percakapan sehari-hari.
Tabel 4.30
Saya sering mendapatkan rekomendasi untuk berwisata ke Kota Bandung
Word of mouth 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 10 10,0 10,0 11,0
Setuju 67 67,0 67,0 78,0
Sangat Setuju 22 22,0 22,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
127
Pada tabel 4.30 responden ditanya apakah responden sering mendapatkan
rekomendasi untuk berwisata ke Kota Bandung. 1 responden menyatakan tidak
setuju, 10 responden menyatakan netral, 67 responden menyatakan setuju serta
22 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 89% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden
sering mendapatkan rekomendasi untuk berwisata ke Kota Bandung.
Tabel 4.31
Saya banyak mendengar tentang Kota Bandung dari orang lain (orang-orang
yang berbeda)
Word of mouth 3
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 9 9,0 9,0 12,0
Setuju 67 67,0 67,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.31 responden ditanya apakah responden banyak mendengar
tentang Kota Bandung dari orang lai. 3 responden menyatakan tidak setuju, 9
responden menyatakan netral, 67 responden menyatakan setuju serta 21
responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 88% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden
banyak mendengar tentang Kota Bandung dari orang lain.
128
Tabel 4.32
Berita mengenai Kota Bandung menyebar cukup cepat
Word of mouth 4
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 16 16,0 16,0 17,0
Setuju 60 60,0 60,0 77,0
Sangat Setuju 23 23,0 23,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.32 responden ditanya apakah berita mengenai Kota Bandung
menyebar cukup cepat. 1 responden menyatakan tidak setuju, 16 responden
menyatakan netral, 60 responden menyatakan setuju serta 23 responden sisanya
sangat setuju dengan pertanyaan. 73% dari responden menjawab setuju dan
sangat setuju menunjukkan berita mengenai Kota Bandung menyebar cukup
cepat menurut sebagian besar responden.
c. Minat Berkunjung (Y)
Dalam penelitian variabel minat berkunjung ini digunakan 3 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
129
Tabel 4.33
Saya sering mencari informasi mengenai tempat wisata di Kota Bandung
Minat Berkunjung 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 4 4,0 4,0 5,0
Netral 23 23,0 23,0 28,0
Setuju 54 54,0 54,0 82,0
Sangat Setuju 18 18,0 18,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.33 responden ditanya apakah responden sering mencari
informasi mengenai tempat wisata di Kota Bandung. 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 4 responden menyatakan tidak setuju, 23 responden
menyatakan netral, 54 responden menyatakan setuju serta 18 responden sisanya
sangat setuju dengan pertanyaan. 72% dari responden menjawab setuju dan
sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden sering mencari informasi
mengenai tempat wisata di Kota Bandung.
Tabel 4.34
Saya ingin segera berkunjung ke Kota Bandung
Minat Berkunjung 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 15 15,0 15,0 21,0
Setuju 52 52,0 52,0 73,0
Sangat Setuju 27 27,0 27,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
130
Pada tabel 4.34 responden ditanya apakah responden ingin segera
berkunjung ke Kota Bandung. 1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 5
responden menyatakan tidak setuju, 15 responden menyatakan netral, 52
responden menyatakan setuju serta 27 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 79% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden ingin segera berkunjung ke Kota
Bandung.
Tabel 4.35
Saya lebih memilih berwisata ke Kota Bandung dari pada ke Kota lain
Minat Berkunjung 3
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 12 12,0 12,0 13,0
Netral 49 49,0 49,0 62,0
Setuju 30 30,0 30,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.35 responden ditanya apakah responden lebih memilih
berwisata ke Kota Bandung dari pada ke Kota lain. 1 responden menyatakan
Sangat Tidak Setuju, 12 responden menyatakan tidak setuju, 49 responden
menyatakan netral, 30 responden menyatakan setuju serta 8 responden sisanya
sangat setuju dengan pertanyaan. Responden yang menjawab setuju dan sangat
setuju hanya 38% menunjukkan sebagian besar responden tidak lebih memilih
berwisata ke Kota Bandung dari pada ke Kota lain.
131
Tabel 4.35 menunjukan bahwa sebagian besar responden lebih memilih
berkunjung ke Kota lain di bandingkan ke Kota Bandung, menanggapi kondisi
tersebut pemerintah perlu melakukan promosi Kota lebih gencar dengan
menggunakan media elektronik maupun media cetak untuk mempromosikan
pariwisata Kota Bandung. Pemerintah juga perlu mengekspos bisnis fashion
Kota bandung karena berpeluang besar bagi kemajuan pariwisata Kota
Bandung sehingga Kota Bandung dapat di kenal sebagai pusat mode serta
Parisnya Indonesia atau dikenal dengan Paris van Java.
d. Keputusan Berkunjung (Z)
Dalam penelitian variabel keputusan berkunjung ini digunakan 10 butir
pertanyaan untuk mengukurnya, yaitu:
Tabel 4.36
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena memenuhi kebutuhan
saya untuk berwisata
Keputusan Berkunjung 1
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 3,0
Netral 25 25,0 25,0 28,0
Setuju 64 64,0 64,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.36 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena memenuhi kebutuhannya untuk berwisata.
1 responden menyatakan sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak
132
setuju, 25 responden menyatakan netral, 64 responden menyatakan setuju serta
8 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 72% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden
memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena memenuhi kebutuhannya
untuk berwisata.
Tabel 4.37
Saya memtuskan berkunjung ke Kota Bandung karena informasi tentang
tujuan wisata tersedia
Keputusan Berkunjung 2
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 22 22,0 22,0 25,0
Setuju 67 67,0 67,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.37 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena informasi tentang tujuan wisata tersedia. 3
responden menyatakan tidak setuju, 22 responden menyatakan netral, 67
responden menyatakan setuju serta 8 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 75% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden memtuskan berkunjung ke Kota
Bandung karena informasi tentang tujuan wisata tersedia.
133
Tabel 4.38
Saya memutuskan berkunjung karena Kota Bandung memiliki akses
transportasi yang baik
Keputusan Berkunjung 3
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 39 39,0 39,0 44,0
Setuju 46 46,0 46,0 90,0
Sangat Setuju 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.38 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung karena Kota Bandung memiliki akses transportasi yang baik. 2
responden menyatakan tidak setuju, 39 responden menyatakan netral, 46
responden menyatakan setuju serta 10 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 56% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung karena Kota
Bandung memiliki akses transportasi yang baik.
Tabel 4.38 berkaitan dengan akses transportasi ke Kota Bandung. Masih
banyak yang mengaggap bahwa akses transportasi Kota Bandung kurang baik,
meskipun usaha travel tujuan Kota Bandung sudah cukup banyak namun waktu
tempuh ke Kota bandung terkadang masih terhambat kemacetan, oleh karena
itu pemerintah perlu merealisasikan program kereta cepat sehingga akses
menuju Kota bandung lebih cepat.
134
Tabel 4.39
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena alat-alat transportasi
yang tersedia di Kota Bandung beragam (angkot, taksi, damri, ojek, kereta)
Keputusan Berkunjung 4
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 4,0
Netral 41 41,0 41,0 45,0
Setuju 45 45,0 45,0 90,0
Sangat Setuju 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.39 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena alat-alat transportasi yang tersedia di Kota
Bandung beragam (angkot, taksi, damri, ojek, kereta). 1 responden menyatakan
sangat tidak setuju, 3 responden menyatakan tidak setuju, 41 responden
menyatakn netral. 45 responden menyatakan setuju serta 10 responden sisanya
sangat setuju dengan pertanyaan. 55% dari responden menjawab setuju dan
sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung
ke Kota Bandung karena alat-alat transportasi yang tersedia di Kota Bandung
beragam (angkot, taksi, damri, ojek, kereta).
Tabel 4.39 masih berkaitan dengan transportasi di Kota bandung. Dari
tabel tersebut diketahi masih banyak yang mengaggap bahwa alat-alat
tranportasi yang tersedia di Kota Bandung masih kurang beragam, oleh Karena
itu pemerintah perlu menyediakan berbagai angkutan umum yang baik serta
meratakan rute transportasi di Kota Bandung agar menyentuh seluruh daerah.
135
Tabel 4.40
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena alat-alat transportasi
yang tersedia cukup nyaman
Keputusan Berkunjung 5
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 6 6,0 6,0 6,0
Netral 41 41,0 41,0 47,0
Setuju 49 49,0 49,0 96,0
Sangat Setuju 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.40 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena alat-alat transportasi yang tersedia cukup
nyaman. 6 responden menyatakan tidak setuju, 41 responden menyatakan
netral, 49 responden menyatakan setuju serta 4 responden sisanya sangat setuju
dengan pertanyaan. 53% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung ke Kota
Bandung karena alat-alat transportasi yang tersedia cukup nyaman.
Tabel 4.40 berkaitan dengan kenyaman transportasi di Kota bandung.
Masih banyak yang mengaggap bahwa alat-alat tranportasi yang tersedia di
Kota Bandung kurang nyaman. Oleh karena itu pemerintah perlu
memperbaharui alat-alat transportasi yang tersedia, menata dan menyediakan
lahan parkir dengan baik, serta pemerintah juga dapat membangun sistem
transportasi umum yang menarik shingga baik warga maupun wistawan merasa
nyaman menggunakan transportasi yang tersedia di Kota Bandung.
136
Tabel 4.41
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena perjalanan wisata
sesuai dengan waktu yang ditetapkan (jam buka dan tutup tempat wisata)
Keputusan Berkunjung 6
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 34 34,0 34,0 39,0
Setuju 56 56,0 56,0 95,0
Sangat Setuju 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.41 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena perjalanan wisata sesuai dengan waktu
yang ditetapkan (jam buka dan tutup tempat wisata). 5 responden menyatakan
tidak setuju, 34 responden menyatakan netral, 56 responden menyatakan setuju
serta 5 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 61% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden
memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena perjalanan wisata sesuai
dengan waktu yang ditetapkan (jam buka dan tutup tempat wisata).
Berdasarkan tabel 4.41 dapat diketahui bahwa resaponden yang
menjawab netral dan tidak setuju sebanyak 39 orang hal tersebut menunjukan
masih banyak yang menganggap bahwa perjalanan wisata di Kota Bandung
masih belum sesuai dengan waktu yang ditetapkan (jam buka dan tutup tempat
wisata), terkait hal tersebut pemerintah perlu memastikan kembali jam buka dan
137
jam tutup setiap wisata serta menjaga agar karyawan di setiap tempat wisata
bersikap disiplin.
Tabel 4.42
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena biaya perjalanan
wisata sesuai dengan kemampuan finansial saya
Keputusan Berkunjung 7
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 22 22,0 22,0 28,0
Setuju 60 60,0 60,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.42 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena biaya perjalanan wisata sesuai dengan
kemampuan finansialnya. 1 responden menytakan sangat tidak setuju, 5
responden menyatakan tidak setuju, 22 responden menyatakan netral, 60
responden menyatakan setuju serta 12 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 72% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung ke Kota
Bandung karena biaya perjalanan wisata sesuai dengan kemampuan
finansialnya.
138
Tabel 4.43
Saya memutuskan berkunjung karena perjalanan wisata ke Kota Bandung
seusai pada waktu luang yang saya miliki
Keputusan Berkunjung 8
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 14 14,0 14,0 16,0
Setuju 68 68,0 68,0 84,0
Sangat Setuju 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.43 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung karena perjalanan wisata ke Kota Bandung seusai pada waktu luang
yang saya miliki. 2 responden menyatakan tidak setuju, 14 responden
menyatakan netral, 68 responden menyatakan setuju serta 16 responden sisanya
sangat setuju dengan pertanyaan. 84% dari responden menjawab setuju dan
sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung
karena perjalanan wisata ke Kota Bandung seusai pada waktu luang yang saya
miliki.
Tabel 4.44
Saya memutuskan berkunjung ke Kota Bandung karena banyak tersedia travel
agent dengan baik
Keputusan Berkunjung 9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak Setuju 7 7,0 7,0 7,0
Netral 35 35,0 35,0 42,0
Setuju 46 46,0 46,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
139
Pada tabel 4.44 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota Bandung karena banyak tersedia travel agent dengan baik.
7 responden menyatakan tidak setuju, 35 responden menyatakan netral, 46
responden menyatakan setuju serta 12 responden sisanya sangat setuju dengan
pertanyaan. 58% dari responden menjawab setuju dan sangat setuju
menunjukkan sebagian besar responden memutuskan berkunjung ke Kota
Bandung karena banyak tersedia travel agent dengan baik.
Berdasarkan tabel 4.44 diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakn netral dan tidak setuju atas pernyataan sebesar 42 orang hal tersebut
menunjukan bahwa masih banyak wisatawan yang memutuskan berkunjung ke
Kota Bandung bukan karena banyak tersedia travel agent dengan baik, hal
tersebut berarti responden memutusakn berkunjung ke Kota Bandung dengan
alasan lain. Untuk meningkatkan kunjungan, berhubungan dengan travel agent
pemerintah dapat menyediakan berbagai travel agent bekerja sama swasta
dengan komposisi harga yang beragam serta fasilitas yang menarik.
Tabel 4.45
Saya memutuskan berkunjung ke Kota bandung karena tersedia banyak
pelayanan wisata (pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer)
Keputusan Berkunjung 10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid
Tidak Setuju 6 6,0 6,0 6,0
Netral 31 31,0 31,0 37,0
Setuju 49 49,0 49,0 86,0
Sangat Setuju 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
140
Pada tabel 4.45 responden ditanya apakah responden memutuskan
berkunjung ke Kota bandung karena tersedia banyak pelayanan wisata
(pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer). 6 responden menyatakan tidak
setuju, 31 responden menyatakan netral, 49 responden menyatakan setuju serta
14 responden sisanya sangat setuju dengan pertanyaan. 63% dari responden
menjawab setuju dan sangat setuju menunjukkan sebagian besar responden
memutuskan berkunjung ke Kota bandung karena tersedia banyak pelayanan
wisata (pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer).
Berdasarkan tabel 4.45 diketahui bahwa jumlah responden yang
menyatakn netral dan tidak setuju atas pernyataan sebesar 37 orang hal tersebut
menunjukan bahwa masih banyak wisatawan yang memutuskan berkunjung ke
Kota Bandung bukan karena Kota bandung karena tersedia banyak pelayanan
wisata (pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer), hal tersebut berarti
responden memutusakn berkunjung ke Kota Bandung dengan alasan lain. Kota
Bandung dapat mengembangkan berbagai pelayana wisata salah satu hal yang
dapat dikembangkan yaitu pusat souvenir atau pusat oleh-oleh, terkait hal
tersebut pemerintah dapat membangun atau menyediakan sebuah daerah belanja
untuk kebutuhan belanja oleh-oleh, souvenir atau cenderamata khas Kota
Bandung seperti Malioboro di Kota Yogyakarta.
4. Analisis Jalur (Path Analysis)
Teknik pengolahan data selanjutnya adalah dengan menggunakan analisis
jalur (path analysis), dimana analisis jalur ini berfungsi untuk mengetahui
141
pengaruh langsung dan tidak langsung dari sekumpulan variabel yaitu variabel
eksogen terhadap variabel endogen, pengujian yang harus dilakukan ialah:
a. Koefisien Korelasi
Dalam metode analisis jalur, untuk mengetahui derajat hubungan
antara satu variabel dengan variabel lainnya. Koefisien korelasi hanya
menggambarkan keeratan hubungan antara variabel tetapi tidak
menggambarkan kekuatan kausalitas atau sebab-akibat, karena korelasi
hanya digunakan untuk mengukur derajat hubungan maka dalam analisis
korelasi tidak terdapat istilah variabel eksogen atau endogen.
Tabel 4.46
Kriteria Koefisien Korelasi
Nilai r Kriteria
0 Tidak ada korelasi
>0 s.d. 0,25 Korelasi sangat lemah
0,25 s.d. 0,5 Korelasi cukup kuat
0,5 s.d. 0,75 Korelasi kuat
0,75 s.d 0,99 Korelasi sangat kuat
1 Korelasi sempurna
Sumber: Sarwono, 2006
Untuk mempermudah pemberian kategori koefisien korelasi maka
dibuat kriteria pengukuran seperti pada tabel 4.46. Untuk menentukan
apakah korelasi dari masing-masing variabel signifikan atau tidak diukur
dari nilai signifikansi dari setiap hubungan variabel. Nilai signifikansi harus
lebih kecil nilainya dibanding nilai tingkat toleransi yang digunakan. Dalam
penelitian ini nilai toleransi yang digunakan adalah 0,05. Setelah
memproses data dengan SPSS, hasil yang diperoleh dapat dilihat pada tabel
142
4.47 berikut:
Tabel 4.47
Koefisien Korelasi
Correlations
City
Branding
Word of
mouth
Minat
Berkunjung
Keputusan
Berkunjung
City
Branding
Pearson
Correlation 1 ,450
** ,405
** ,465
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Word of
mouth
Pearson
Correlation ,450
** 1 ,415
** ,534
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Minat
Berkunjung
Pearson
Correlation ,405
** ,415
** 1 ,547
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Keputusan
Berkunjung
Pearson
Correlation ,464
** ,534
** ,547
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Dari hasil data pada tabel 4.47 dapat dilihat bahwa empat hubungan
dikategorikan memiliki hubungan korelasi cukup kuat dan dua hubungan
lainnya dikategorikan berhubungan kuat. Nilai signifikansi semua hubungan
yaitu 0,000 lebih kecil dari dibanding nilai toleransi yang ditetapkan yaitu
0,05 ini berarti semua korelasi signifikan. Dapat disimpulkan hasil data SPSS
pada tabel 4.48 sebagai berikut:
143
Tabel 4.48
Pengujian Hubungan Antar Variabel
Hubungan Koefisien
Kolerasi
Kategori Probabilitas Kesimpulan
City Branding (X1)
dengan Word of mouth
(X2)
0,450 Korelasi
cukup kuat
0,000 Signifikan
City Branding (X1)
dengan Minat
Berkunjung (Y)
0,405 Korelasi
cukup kuat
0,000 Signifikan
City Branding (X1)
dengan Keputusan
Berkunjung (Z)
0,465 Korelasi
cukup kuat
0,000 Signifikan
Word of mouth (X2)
dengan Minat
Berkunjung (Y)
0,415 Korelasi
cukup kuat
0,000 Signifikan
Word of mouth (X2)
dengan Keputusan
Berkunjung (Z)
0,534 Korelasi
kuat
0,000 Signifikan
Minat Berkunjung (Y)
dengan Keputusan
Berkunjung (Z)
0,547 Korelasi
kuat
0,000 Signifikan
Sumber: Data primer diolah, 2016
b. Koefisien Determinasi
1) Koefisien Determinasi Struktur I
Tabel 4.49
Koefisien Determinasi Struktur I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,482a ,232 ,216 1,754
a. Predictors: (Constant), Word of mouth, City Branding
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.49 didapat model analisis jalur dengan nilai
koefisien kolerasi (R) sebesar 0,482. Nilai koefisien determinasi (R
144
Square) sebesar 0,232 (23,2%). Nilai R square sebesar 23,2% ini
menunjukkan bahwa pengaruh city branding dan word of mouth
terhadap minat berkunjung secara gabungan adalah 23,2%, sedangkan
sisanya sebesar 0,768 atau 76.8% (100% - 23,2%) adalah
kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh
terhadap variabel minat berkunjung. Probabilitas variabel minat
berkunjung dapat dijelaskan sebesar 23.2% dengan variabel city
branding dan word of mouth.
2) Koefisien Determinasi Struktur II
Tabel 4.50
Koefisien Determinasi Struktur II
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,662a ,439 ,421 3,592
a. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of mouth
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Pada tabel 4.50 didapat model analisis jalur dengan nilai
koefisien kolerasi (R) sebesar 0,662. Nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,439 (43,9%). Nilai R square sebesar 43,9% ini
menunjukkan bahwa pengaruh city branding, word of mouth dan minat
berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara gabungan adalah
43,9%, sedangkan sisanya sebesar 56,1% (100% - 43,9%) adalah
kemungkinan terdapat aspek-aspek lain yang memiliki pengaruh
terhadap variabel keputusan berkunjung. Probabilitas variabel
145
keputusan berkunjung dapat dijelaskan sebesar 43,9% dengan variabel
city branding, word of mouth dan minat berkunjung.
5. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis secara silmultan bertujuan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel eksogen secara bersama-sama terhadap variabel endogen.
Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:
1) Uji F Persamaan Struktur I
Tabel 4.51
Analisis Varian Struktur I
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 90,301 2 45,150 14,674 ,000b
Residual 298,449 97 3,077
Total 388,750 99
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
b. Predictors: (Constant), Word of mouth, City Branding
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Berdasarkan tabel 4.51, untuk menguji pengaruh city branding dan
word of mouth terhadap minat berkunjung secara simultan, hipotesisnya
adalah :
Ho : ρx1y1= ρx2y1 = 0 , diduga variabel city branding dan word of mouth
tidak berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung
Ha : ρx1y1= ρx2y1 ≠ 0, diduga variabel city branding dan word of mouth
berpengaruh secara simultan terhadap minat berkunjung
Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
146
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.51,
didapatkan hasil F-hitung sebesar 14,674 dengan probabilitas 0,000. F-tabel
dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=2, df2=97
maka F-tabel= 3,09. Hasilnya adalah F-hitung (14,674) > F-tabel (3,09) dan
dengan hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel
city branding dan word of mouth secara simultan berpengaruh siginifikan
terhadap minat berkunjung
2) Uji F Persamaan Struktur II
Tabel 4.52
Analisis Varian Struktur II
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 967,570 3 322,523 25,002 ,000b
Residual 1238,390 96 12,900
Total 2205,960 99
a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung
b. Predictors: (Constant), Minat Berkunjung, City Branding, Word of mouth
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Berdasarkan tabel 4.52, untuk menguji pengaruh city branding, word
of mouth dan minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung secara
simultan, hipotesisnya adalah :
147
Ho : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 = 0, diduga variabel city branding, word of
mouth dan minat berkunjung tidak berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan berkunjung.
Ha : ρx1y2= ρx2y2 = ρy1y2 ≠ 0, diduga variabel city branding, word of
mouth dan minat berkunjung berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan berkunjung.
Dengan kriteria uji hipotesis sebagai berikut :
Jika F-hitung > F-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika F-hitung < F-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Melalui langkah tersebut serta hasil ANOVA pada tabel 4.52,
didapatkan hasil F-hitung sebesar 25,002 dengan probabilitas 0,000. F-tabel
dengan level signifikansi 0,05, degree of freedom (df) untuk df1=3, df2=96
maka F-tabel= 2,7. Hasilnya adalah F-hitung (25,002) > F-tabel (2,7) dengan
hasil ini maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa variabel city
branding, word of mouth dan minat berkunjung secara simultan berpengaruh
siginifikan terhadap keputusan berkunjung.
6. Uji Signifikansi Individu (Uji t)
Pengujian hipotesis secara parsial bertujuan untuk mengukur besarnya
pengaruh variabel eksogen secara parsial terhadap variabel endogen. Perlu
diberitahu untuk setiap uji hipotesis kriterianya adalah sebagai berikut:
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Jika t-hitung < t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
148
Hasil hipotesis yang dalam pengujian ini adalah:
a. Uji t Persamaan Struktur I
Tabel 4.53
Hasil Uji t Struktur I
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,438 1,808 ,796 ,428
City Branding ,074 ,027 ,274 2,747 ,007
Word of mouth ,301 ,103 ,292 2,932 ,004
a. Dependent Variable: Minat Berkunjung
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
1) Hubungan Antara City Branding Dengan Minat Berkunjung
Hipotesisnya ialah:
Ho : ρx1y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel city branding terhadap minat berkunjung
Ha : ρx1y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variable city branding terhadap minat berkunjung
Menurut tabel 4.53, nilai t-hitung adalah 2,747 dengan
probabilitas 0,007. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of
freedom (df) untuk df=n-2 atau 100-2= 98 maka t-tabel adalah
1,98447. Hasilnya adalah t-hitung (2,747) > t-tabel (1,98447). Maka
dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa
149
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel city branding
terhadap minat berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul
“Pengaruh City Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya
pada keputusan berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya
2015)” Hasil penelitian menjelaskan bahwa city branding berpengaruh
secara signifikan terhadap minat berkunjung dengan koefisien beta
sebesar 0,497.
2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Minat Berkunjung
Hipotesis atas parsial ini ialah:
Ho : ρx2y1 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel word of mouth terhadap minat berkunjung
Ha : ρx2y1 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variabel word of mouth terhadap minat berkunjung
Menurut tabel 4.53, nilai t-hitung adalah 2,932 dengan
probabilitas 0,004. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of
freedom (df) untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447.
Hasilnya adalah t-hitung (2,932) > t-tabel (1,98447) dan level
signifikan (0,004) < (0,05). Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan
Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
antara variabel word of mouth terhadap minat berkunjung.
150
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Aprilia,dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh
Word of mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada
keputusan berkunjung (survey pada pengunjung tepat wisata “Jawa
Timur Park 2” Kota Batu)” . Hasil penelitian menjelaskan bahwa word
of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat berkunjung
dengan nilai koefisien beta sebesar 0,543. selain penelitian tersebut hal
serupa ditemukan dalam penelitian yang dilakukan oleh Febiana, dkk
(2015) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Word of mouth
terhadap Minat beli serta dampaknya pada keputusan pembelian
(survei pada pengunjung yang melakukan pembelian pada biker’s
Resto dan Cafe di Kota Malang)”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa
word of mouth berpengaruh secara signifikan terhadap minat
pembelian dengan nilai koefisien beta sebesar 0,603. penelitian
tersebut menggunakan variabel minat beli yang diasumsikan sebagai
minat berkunjung.
Tabel 4.54
Uji t Persamaan Struktur I
Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung
No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil
1 ρx1y1X1 ≠ 0 ρx1y1X1 = 0,274 2,747 1,98447 Ho ditolak
2 ρx2y1X2 ≠ 0 ρx2y1X2 = 0,292 2,932 1,98447 Ho ditolak
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
151
Berdasarkan hasil pada tabel 4.54, tes parsial city branding dan
word of mouth berpengaruh signifikan terhadap minat berkunjung. Maka
dari itu persamaan dari analisis jalur struktur I ialah:
Y1=ρx1y1X1+ρx2y1X2+Є1
Y1=0,274X1+0,292X2+0,768
Angka residu didapat dari 1- R square yaitu 1-0,232= 0,768
b. Uji t Persamaan Struktur II
Tabel 4.55
Hasil Uji t Struktur II
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,825 3,714 2,107 ,038
City Branding ,120 ,057 ,188 2,109 ,038
Word of mouth ,754 ,220 ,307 3,433 ,001
Minat Berkunjung ,818 ,208 ,343 3,934 ,000
a. Dependent Variable: Keputusan Berkunjung
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
1) Hubungan Antara City Branding Dengan Keputusan Berkunjung
Hipotesisnya ialah:
Ho : ρx1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel city branding terhadap keputusan berkujung
Ha : ρx1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variabel city branding terhadap keputusan berkunjung
152
Menurut tabel 4.55, nilai t-hitung adalah 2,109 dengan
probabilitas 0,038. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of
freedom (df) untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447.
Hasilnya adalah t-hitung (2,109) > t-tabel (1,98447). Maka dapat
disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel city branding terhadap
keputusan berkunjung.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jannah,dkk (2014) dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh
City Branding dan City Image terhadap keputusan berkunjung
wisatawan ke Banyuwangi” Hasil penelitian menjelaskan bahwa city
branding berpengaruh secara signifikan terhadap Keputusan
Berkunjung sebesar 0,269 dengan nilai t hitung sebesar 2,494 dan
dengan nilai probabilitas 0,014. Penelitian lainnya yang memiliki
pengaruh yang sama adalah penelitian yang dilakukan wandari,dkk
(2014) dalam penelitian berjudul “Pengaruh City Branding “Shining
Batu” terhadap City image dan keputusan berkunjung wisatawan ke
Kota Batu”. Penelitian tersbut juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Hurriyati (2015) dalam penelitiannya yang berjudul “An
Analysis Place Branding to Enchance the Image of Bandung City and
its Implication Toward the Decision to Visit Tourism Destination” ,
hasil penelitian menjelaskan bahwa place barnding atau city branding
153
berpengaruh terhadap keputusan berkunjung sebesar 0,628 atau
sebesar 7,8%.
2) Hubungan Antara Word of mouth Dengan Keputusan Berkunjung
Hipotesis atas parsial ini ialah:
Ho : ρx2y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel word of mouth terhadap Keputusan Berkunjug
Ha : ρx2y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variabel word of mouth terhadap keputusan berkunjung.
Menurut tabel 4.55, nilai t-hitung adalah 3,433 dengan
probabilitas 0,001. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of
freedom (df) untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447.
Hasilnya adalah t-hitung (3,433) > t-tabel (1,98447). Maka dapat
disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel word of mouth terhadap
keputusan berkunjung.
Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya, yang dilakukan oleh
Ahmad M.Zamil dalam penelitian yang berjudul “The impact of Word
of mouth (WOM) on the purchasing decision of the jordanian
consumer”. Hasil penelitian menunjukan bahwa bahwa Word of
mouth dari keluarga, teman, rekan kerja, dan kerabat memiliki dampak
yang besar terhadap keputusan pembelian, dampak lainnya adalah dari
sumber lain seperti perusahaan dan penjual. Secara satatistik terdapat
154
hubungan signifikan antara Word of mouth dengan keputusan
pembelian. penelitian tersebut juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aprilia, dkk (2015) dengan penelitian berjudul
“Pengaruh Word of Mouth terhadap minat berkunjung serta
dampaknya pada keputusan berkunjung (survey pada pengunjung tepat
wisata “Jawa Timur Park 2” Kota Batu)”. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa Word of Mouth memiliki pengaruh terhadap
keputusan secara signifikan karena nilai koefisien jalurnya (β) sebesar
0,365.
3) Hubungan Antara Minat Berkunjung Dengan Keputusan Berkunjung
Hubungan atas parsial ini ialah:
Ho : ρy1y2 = 0, diduga bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara
variabel minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh signifikan antara
variabel miat berkunjung terhadap keputusan berkunjung
Menurut tabel 4.55, nilai t-hitung adalah 3,934 dengan
probabilitas 0,000. t-tabel dengan signifikansi level 0,05 dan degree of
freedom (df) untuk df=n-2 or 100-2= 98 maka t-tabel adalah 1,98447.
Hasilnya adalah t-hitung (3,934) > t-tabel (1,98447). Maka dapat
disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara variabel minat berkunjung terhadap
keputusan berkunjung.
155
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ramadhan, dkk (2015) dalam penelitiannya yang berkudul
“Pengaruh City Branding terhadap minat berkunjung serta dampaknya
pada keputusan berkunjung (survey pada Wisatawan Kota Surabaya
2015)” Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada pengaruh signifikan
minat berkunjung terhadap keputusan berkunjung dengan nilai
koefisien beta sebesar 0,377. Selain itu, terdapat beberapa penelitian
sebelumnya yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan dari minat
berkunjung terhadap keputusan berkunjung, diantaranya adalah
penelitian dari Aprilia, Dkk (2015).
Tabel 4.56
Uji t Persamaan Struktur II
Pengaruh city branding dan word of mouth terhadap keputusan berkunjung
No Hipotesis Analisis Jalur t-hitung t-tabel Hasil
1 ρx1y2X1 ≠ 0 ρx1y2X1 = 0,188 2,109 1,98447 Ho ditolak
2 ρx2y2X2 ≠ 0 ρx2y2X2 = 0,307 3,433 1,98447 Ho ditolak
3 ρy1y2Y2 ≠ 0 ρy1y2Y2 = 0,343 3,934 1,98447 Ho ditolak
Sumber: Data primer diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Berdasarkan hasil pada tabel 4.56, tes parsial city branding, word of
mouth, dan minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap keputusan
berkunjung. Maka dari itu persamaan dari analisis jalur struktur II ialah:
Y2=ρx1y2X1+ρx2y2X2+ρy1y2Y1+Є2
Y2= 0,188 X1+ 0,307X2+ 0,343Y1+ 0,561
Angka residu didapat dari 1- R square yaitu 1-0,439= 0,561
156
7. Diagram Analisis Jalur
Besarnya koefisien jalur diperlihatkan oleh hasil output diagram jalur
dengan menggunakan software SPSS 22.0. Hasil koefisien jalur dari
keseluruhan variabel dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 4.1
Analisis Jalur (Path Analysis)
0,768 0,5761
0,188
0,274
0,450
0,343
0,292
0,307
Sumber: Data primer diolah, 2016
Y1=0,274 X1+0,292 X2+0,768
Y2= 0,188 X1+ 0,307 X2+ 0,343 Y1+ 0,561
Berdasarkan diagram di atas, dapat diketahui terdapat dua buah
persamaan analisis jalur yaitu sebagai berikut:
a. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua
variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan
korelatif secara bersama-sama mempengaruhi variabel endogen minat
berkunjung (Y1).
City Branding
(X1)
Word of Mouth
(X2)
Minat
Berkunjung (Y1)
Keputusan
Berkunjung (Y2)
157
b. Variabel city branding (X1) dan word of mouth (X2) merupakan dua
variabel eksogen yang satu dengan yang lainnya mempunyai kaitan
korelatif secara bersama-sama variabel perantara minat berkunjung (Y1)
mempengaruhi variabel endogen keputusan berkunjung (Y2).
8. Uji Sobel
Uji sobel dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh tidak
langsung, dengan menghitung nilai t dari koefisien variabel eksogen dan
variabel mediasi, nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel. Jika nilai t
hitung lebih besar dari nilai t tabel maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh
mediasi (Ghozali, 2013:248). Pengujian sobel yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. City Branding Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat
Berkunjung
Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel city
branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel city
branding terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa city branding
berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga
berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui
pengaruh city branding terhadap keputusan berkunjung melalui minat
berkunjung dapat diuji dengan uji sobel sebagai berikut:
158
Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx1y1)
Sx1y1 = √ y12sx1
2 + x1
2sy1
2 + sx1
2sy1
2
Dimana: x1 = 0,120
sx1 = 0,057
y1 = 0,818
sy1 = 0,208
Sx1y1 = √(0,818)2(0,057)
2 + (0,120)
2(0,208)
2 + (0,057)
2(0,208)
2
Sx1y1 = 0,04738957
Berdasarkan hasil Sx1y1 ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Perkalian koefisien (x1y1) = (0,120)( 0,818) sebesar 0,09816
t =
=
= 2,07134186
Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,07134186
lebih besar dari t-tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
1,98447. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara
city branding dengan keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa
terdapat pengaruh antara variabel city branding terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung .
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh:
Abdurrahman Hikmah Ramadhan, Suharyono, Srikandi Kumadji (2015)
159
dalam penelitiannya yang berkudul “Pengaruh City Branding terhadap
minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan berkunjung (survey
pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)”. Pengaruh tidak langsung sebesar
18%. Artinya bahwa pengaruh City Branding terhadap Keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung sebesar 0,180 menunjukkan bahwa
variabel minat berkunjung berperan dalam hubungan City branding
terhadap keputusan berkunjung.
b. Word of mouth Terhadap Keputusan Berkunjung Melalui Minat
Berkunjung
Ho : ρy1y2 =0 diduga bahwa tidak ada pengaruh antara variabel word of
mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Ha : ρy1y2 ≠ 0, diduga bahwa terdapat pengaruh antara variabel word of
mouth terhadap minat berkunjung melalui minat berkunjung
Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa word of mouth
berpengaruh langsung terhadap keputusan berkunjung dan juga
berpengaruh langsung terhadap minat berkunjung. Untuk mengetahui
pengaruh word of mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat
berkunjung dapat diuji dengan dengan uji sobel sebagai berikut:
Hitung standard error dari koefisien indirect effect (Sx2y1)
Sx2y1 = √ y12sx2
2 + x2
2sy1
2 + sx2
2sy1
2
Dimana: x2 = 0,754
sx2 = 0,220
160
y1 = 0,818
sy1 = 0,208
Sx2y1 = √(0,818)2(0,220)
2 + (0,754)
2(0,208)
2 + (0,220)
2(0,208)
2
Sx2y1 = 0,24305526
Berdasarkan hasil Sx2y1 ini, selanjutnya dapat menghitung nilai t
statistik pengaruh mediasi dengan rumus sebagai berikut:
Perkalian koefisien (x2y1) = (0,754)( 0,818) sebesar 0,616772
t =
=
= 2,53757931
Hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 2,53757931
lebih besar dari t tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
1,98447. Maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh mediasi antara
word of mouth terhadap keputusan berkunjung melalui minat berkunjung.
Maka dapat disimpulkan, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa
terdapat pengaruh antara variabel word of mouth terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung.
Hal ini sejalan dengan penelitian dari Aulia et al., (2013) dalam
Aprilia, Dkk (2015) tentang pengaruh word of mouth terhadap keputusan
berkunjung yang memiliki hubungan signifikan. Seseorang yang
melakukan kunjungan ke suatu tempat wisata melalui minat terlebih
dahulu akan memiliki keinginan yang tinggi untuk berkunjung ke tempat
wisata tersebut karena telah memperoleh informasi yang mendalam
161
mengenai tempat wisata tersebut sebelum melakukan kunjungan dan telah
memilih sesuai dengan minatnya. Keputusan berkunjung ke Kota
Bandung semata-mata disebabkan oleh tingginya word of mouth tentang
Kota Bandung.
Dari hasil uji sobel dengan memakai hasil uji t sebagai acuannya,
dapat dilihat bahwa ada pengaruh mediasi diantara variabel eksogen (city
branding) melewati variabel mediasi (minat berkunjung) terhadap
variabel endogen (keputusan berkunjung). Begitu pula mediasi antara
variabel eksogen word of mouth melewati variabel mediasi (minat
berkunjung) terhadap variabel endogen (keputusan berkunjung) terdapat
pengaruh dengan perolehan t hitung sebesar 2,53757931 lebih besar dari t
tabel dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,98447.
9. Perhitungan Pengaruh
Analisis pengaruh ditunjukan untuk melihat seberapa kuat pengaruh suatu
variabel dengan variabel lainnya baik secara langsung, maupun secara tidak
langsung. Hasil perhitungan pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan
pengaruh total oleh software SPSS 22.0 dan perhitungan menggunakan metode
perhitungan menururt Riduwan (2015:126) dengan cara memangkatkan nilai
koefisien jalur adalah sebagai berikut:
a. Perhitungan Pengaruh Struktur I
Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city branding dan
word of mouth terhadap variabel minat berkunjung. Berikut dibawah ini tabel
162
pengaruh langsung dan tidak langsung city branding dan word of mouth
terhadap variabel minat berkunjung:
Tabel 4.57
Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung City branding (X1) dan Word of mouth
(X2) terhadap Minat berkunjung (Y1)
Variabel Pengaruh
Langsung
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui
X1
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui
X2
Total
Pengaruh
Langsung
Total
Pengaruh
Tidak
Langsung
Total
Pengaruh
Langsung
dan Tidak
Langsung
X1 (0,274)2 =
0,075076
- (0,274)
(0,450)
(0,292) =
0,0360036
0,075076 0,0360036 0,1110796
X2 (0,292)2 =
0,085264
(0,292)
(0,450)
(0,274) =
0,0360036
- 0,085264 0,0360036 0,1212676
Total Pengaruh 0,2323472
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Dari tabel 4.57 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city
branding (X1) terhadap minat berkunjung (Y1) adalah sebesar
0,075076 atau 7,5076%, pengaruh tidak langsung melalui word of
mouth (X2) sebesar 0,0360036 atau 3,60036%. Sehingga total
pengaruh yang diberikan variabel city branding (X1) adalah sebesar
0,1110796; atau 11,10796% terhadap minat berkunjung (Y1). Pengaruh
word of mouth (X2) terhadap minat berkunjung (Y1) adalah sebesar
0,085264 atau 8,5264%, pengaruh tidak langsung melalui city
branding (X1) sebesar 0,0360036 atau 3,60036%. Sehingga total
163
pengaruh yang diberikan variabel word of mouth (X2) adalah sebesar
0,1212676 atau 12,12676% terhadap minat berkunjung (Y1).
Berikut adalah pengaruh total kedua variabel terhadap minat
berkunjung, yaitu:
Pengaruh total ρy1x1X1 = 0,075076 + 0,0360036 = 0,1110796
Pengaruh total ρy1x2X2 = 0,085264 + 0,0360036 = 0,1212676
Maka pengaruh total ρy1x1X1 + ρy1x2X2 = 0,1110796+ 0,1212676=
0,2323472
Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2) yaitu sebesar
0,232.
b. Perhitungan Pengaruh Struktur 2
Pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel city
brandung, word of mouth dan minat berkunjung terhadap variabel
keputusan berkunjung. Berikut dibawah ini tabel pengaruh langsung
dan tidak langsung city brandung, word of mouth dan minat
berkunjung terhadap variabel keputusan berkunjung:
164
Tabel 4.58
Pengaruh Langsung Dan Tidak Langsung City Brandung (X1), Word Of
Mouth(X2) Terhadap Minat Berkunjung (Y1) Dan Dampaknya Terhadap
Keputusan Berkunjung (Y2)
Variabel Pengaruh
Langsung
Pengaruh
Tidak
Langsung
Melalui
Y1
Total
Pengaruh
Langsung
Total
Pengaruh
Tidak
Langsung
Total
Pengaruh
Langsung
dan Tidak
Langsung
X1 (0,188)2 =
0,035344
(0,188)
(0,343) =
0,064484
0,035344 0,064484 0,099828
X2 (0,307)2 =
0,094249
(0,307)
(0,343) =
0,105301
0,094249 0,105301 0,19955
Y1 (0,343)2 =
0,117649
- 0,117649 - 0,117649
Total Pengaruh 0,417027
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Dari tabel 4.58 diatas dapat kita ketahui bahwa pengaruh city
branding (X1) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah sebesar
0,035344 atau 3,5344%, pengaruh tidak langsung melalui minat
berkunjung (Y1) sebesar 0,064484 atau 6,4484%. Sehingga total
pengaruh yang diberikan variabel city branding (X1) adalah sebesar
0,099828 atau 9,9828% terhadap keputusan berkunjung (Y2). Pengaruh
word of mouth (X2) terhadap keputusan berkunjung (Y2) adalah
sebesar 0,094249 atau 9,4249%, pengaruh tidak langsung melalui
minat berkunjung (Y1) sebesar 0,105301 atau 10,5301%. Sehingga
total pengaruh yang diberikan variabel word of mouth (X2) adalah
165
sebesar 0,19955 atau 19,955% terhadap keputusan berkunjung (Y2).
Pengaruh yang dimiliki minat berkunjung (Y1) terhadap keputusan
berkunjung (Y2) hanya berpengaruh secara langsung sebesar 0,117649
atau 11,7649%.
Berikut adalah pengaruh total ketiga variabel terhadap kepuasan,
yaitu:
Pengaruh total ρy2x1X1 = 0,035344+ 0,064484= 0,099828
Pengaruh total ρy2x2X2 = 0,094249+ 0,105301= 0,19955
Pengaruh total ρy1y2Y1 = 0,117649
Maka pengaruh total ρy2x1X1 + ρy2x2X2+ ρy2y1Y1 = 0,099828+
0,19955+ 0,117649= 0,417027
Hasil ini mendekati koefisien determinan (R2x1x2y1) yaitu
sebesar 0,439.
Berdasarkan perhitungan pengaruh tersebut diatas maka dapat
diketahui besarnya pengaruh antar variabel, baik pengaruh langsung maupun
pengaruh tidak langsung. selain itu juga dapat diketahui variabel eksogen
mana yang memiliki pengaruh paling besar terhadap variabel endogen.
Berikut ini tabel Rekapitulasi pengaruh langsung dan tidak langsung variabel
eksogen terhdap variabel endogen :
166
Tabel 4.59
Persentase Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
No Pengaruh Besarnya
Pengaruh
1. Pengaruh langsung city branding terhadap minat berkunjung 7,5076%
2. Pengaruh langsung word of mouth terhadap minat
berkunjung
8,5264%
3 Pengaruh langsung city branding dan word of mouth
terhadap minat berkunjung
16,034%
4. Pengaruh langsung city branding terhadap keputusan
berkunjung
3,5344%
5. Pengaruh langsung word of mouth terhadap keputusan
berkunjung
9,4249%
6. Pengaruh langsung minat berkunjung terhadap keputusan
berkunjung
11,7649%
7. Pengaruh langsung city branding, word of mouth dan minat
berkunjung terhadap keputusan berkunjung
24,7242%
8. Pengaruh variabel city branding terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung
6,4484%
9. Pengaruh variabel word of mouth terhadap keputusan
berkunjung melalui minat berkunjung
10,5301%
Sumber: data diolah dengan SPSS 22.0, 2016
Berdasarkan tabel 4.59 dapat diketahui bahwa yang memiliki
pengaruh paling besar adalah pengaruh langsung secara simultan antara city
branding, word of mouth dan minat berkunjung terhadap keputusan
berkunjung dengan persentase sebesar 24,7242%. Sedangkan pengaruh
langsung secara individu pengaruh langsung minat berkunjung terhadap
keputusan berkunjung adalah yang paling besar dengan pengaruh sebesar
11,7649%. Selanjutnya untuk yang meiliki pengaruh paling besar dari
pengaruh tidak langsung adalah pengaruh variabel word of mouth terhadap
keputusan berkunjung melalui minat berkunjung dengan pengaruh sebesar
10,5301%.
167
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan mengenai pengaruh city
branding dan word of mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada
keputusan berkunjung wisatawan ke Kota Bandung studi kasus pada mahasiswa
di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung, dengan
metode analisis yang digunakan yaitu path analysis, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,274 dan tingkat signifikan
sebesar 0,007. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan
meningkatkan minat berkunjung.
2. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel minat
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,292 dengan tingkat
signifikan sebesar 0,004. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka
akan meningkatkan minat berkunjung.
3. Variabel city branding dan word of mouth berpengaruh secara simultan
terhadap minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji f sebesar 14,674
dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi nilai city
branding dan word of mouth, maka semakin meningkat pula minat
berkunjung.
168
4. Variabel city branding berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,188 dengan tingkat
signifikan 0,034. Hal ini berarti semakin tinggi city branding maka akan
meningkatkan keputusan berkunjung.
5. Variabel word of mouth berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan
berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,307 dengan tingkat
signifikan 0,001. Hal ini berarti semakin tinggi word of mouth maka akan
meningkatkan keputusan berkunjung.
6. Variabel minat berkunjung berpengaruh signifikan terhadap variabel
keputusan berkunjung, didasarkan pada hasil uji t sebesar 0,343 dengan
tingkat signifikan 0,000. Hal ini berarti semakin tinggi minat berkunjung
maka akan meningkatkan keputusan berkunjung.
7. Variabel city branding, word of mouth, dan minat berkunjung berpengaruh
secara simultan terhadap keputusan berkunjung, didasarkan pada pada hasil
uji f sebesar 25,002 dengan tingkat signifikansi 0,000. Hal ini berarti
semakin tinggi nilai city branding dan word of mouth, maka semakin
meningkat pula keputusan berkunjung.
8. Variabel city branding berpengaruh terhadap keputusan berkunjung melalui
minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji sobel sebesar 2,07134186,
dimana uji sobel menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t table dengan
tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar 1,98447.
169
9. Variabel word of mouth berpengaruh terhadap variabel keputusan
berkunjung melalui variabel minat berkunjung, didasarkan pada hasil uji
sobel sebesar sebesar 2,53757931, dimana uji sobel menunjukkan nilai t
hitung lebih besar dari t table dengan tingkat signifikansi 0,05 yaitu sebesar
1,98447.
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan di atas maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut :
1. Dari hasil penelitian terhadap variabel city branding dapat diketahui bahwa
variabel city branding terhadap minat berkunjung serta keputusan berkunjung
memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup rendah, hal
tersebut diakabiatkan oleh beberapa hal seperti, kemanan kota yang kurang
baik, akses transportasi yang masih kurang baik, serta transportasi yang
tersedia masih kurang nyaman, pilihan tempat tinggal yang masih rendah,
serta rendahnya wisatawan memilih Kota Bandung dibanding kota lain untuk
dijadikan tujuan wisata. Untuk meningkatkan minat serta keputusan
berkunjung wistawan pemerintah perlu meningkatkan keamanan kota dengan
cara menertibkan geng motor, pemerintah juga perlu memperbaiki akses
transportasi Kota Bandung salah satunya dengan cara merelisasikan kereta
cepat, menyediakan penginapan seperti homestay dengan harga yang
beragam. pemerintah juga dapat melakukan promosi melalui berbagai media,
baik media elektronik maupun media cetak guna mempromosikan pariwisata
170
yang ada di Kota Bandung. Selain itu pemerintah juga perlu melakukan
tourism board bekerja sama dengan kedutaan besar luar negeri untuk
mempromosikan berbagai pariwisata di Indonesia khusunya kota Bandung di
Negara masing-masing guna menarik minat wisatawan mancanegara. Untuk
menarik minat pengunjung dan keputusan berkunjung, pemerintah hendaknya
terus memelihara, mengembangkan, serta meningkatkan aspek seluruh Kota
Bandung yang dimaksud dalam indikator City Branding secara kreatif dan
konsisten.
2. Dari hasil penelitian terhadap variabel word of mouth dapat diketahui bahwa
variabel word of mouth terhadap minat berkunjung serta keputusan
berkunjung memiliki pengaruh yang signifikan namun pengaruhnya cukup
rendah. Komunikasi dari mulut ke mulut (word of mouth) merupakan hal yang
penting bagi Kota Bandung untuk meningkatkan minat serta keputusan
berkunjung wistawan. Pengunjung yang telah mengunjungi Kota Bandung
merupakan komunikator yang berpotensi dapat menyebarkan word of mouth
tentang tempat wisata di Kota Bandung kepada orang lain sehingga
diharapkan akan dapat menciptakan minat berkunjung seseorang. Menanggapi
hal tersebut agar word of mouth yang tersebar bersifat positif, hendaknya
pemerintah memberikan pelayanan wista yang baik, menyediakan fasilitas
wistaa yang lengkap, menghimbau warga Kota Bandung untuk bersikap
ramah pada wistawan. pemerintah juga dapat melakukan e-wom seperti
melalui media sosial yang akan mendorong seseorang untuk berkunjung ke
171
Kota Bandung. dengan demikian Kota Bandung dapat disukai oleh semua
orang dan menimbulkan pengalaman positif. Lebih jauh mereka yang
memiliki pengalaman positif akan merekomendasikan kepada orang lain dan
akan dapat menarik minat sehingga berakhir pada keputusan berkunjung.
172
DAFTAR PUSTAKA
Anholt, Simon. 2007 ” Competitive Identity : The New Management for Nations,
Cities and Region”, USA : Palgrave macmillan.
Abdul Yusuf dan Eman Sulaiman, 2014 “Pengaruh atribut produk wisata terhadap
place branding dan implikasinya terhadap keputusan mengunjungi destinasi
wisata pantai.” Jurnal Ilmiah Solusi Vol.1 No.1 Januari-Maret: 87-94
Ahmad M. Zamil , 2011” The impact of Word of mouth (WOM) on the purchasing
decision of the jordanian consumer” Research Journal of international studies-
issue 20(September.
Aprilia, Fitri, Srikandi Kumadji, dan Andriani Kusumawati, 2015| “Pengaruh Word of
mouth terhadap minat berkunjung serta dampaknya pada keputusan
berkunjung (survey pada pengunjung tempat wisata “Jawa Timur Park 2”
Kota Batu)” Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 24 No. 1 Juli
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dina Febiana, Srikandi Kumadji, Sunarti, 2014 “Pengaruh Word of mouth terhadap
Minat beli serta dampaknya pada keputusan pembelian (survey pada
pengunjung yang melakukan pembelian pada biker’s Restodan Cafe di Kota
Malang) “ Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November |
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Dr. Yin-Hsi Lo, 2012 “Does Word-of-Mouth Effect Really Matter? The Case of
Chinese Tourist Travel Experience in Taiwan” The Journal of International
Management Studies, Vol.7 No.2, October
Dityanti, Esthi. , 2008 “ Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli
Konsumen Terhadap Layanan Internet Banking Mandiri (studi kasus pada
173
karyawan depeartemen pekerjaan umum Jakarta)”. Program Studi Magister
Manajemen, Universitan Diponegoro Semarang.
Ferdinand, Agusty. “Metode Penenlitian Manajemen”. Semarang: Badan Penerbit
Universitas Diponegoro, 2014
Fadallah, Ali Akbar, dan Nia Kurniasih Pontoh, 2012 “PENERAPAN CITY
BRANDING DI INDONESIA : STUDI KASUS KOTA PEKALONGAN,
JAWA TENGAH” volume 1 nomor 2 oktober Jurnal perencanaan wilayah
dan Kota a http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=614
Godes, David dan Dina Mayzlin, 2004 “Using Online Conversation to Study Word
of mouth Communication.” , Markting Science. Vol. 23 No 4.
Gartika, Gagan, 2010 “Silaturahim Marketing” Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Ghozali, Imam, 2013 “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 21 Up
Date PLS Regresi”, Edisi 7, cetakan VII, Undip, Semarang.
HermawanKartajaya, Yuswohadi, 2005 “Attracting Tourist, Traders, Investors :
Strategi memsarkan daerah di era otonomi”, Jakarta, PT Gramedia pustaka
Utama.
Hurriyati, Ratih, 2015 “An Analysis Of Place Branding To Enchance The Image Of
Bandung City And Its Implication Toward The Decisions To Visit Tourism
Destination” Jurnal Pendiidkan Sains Sosial Kemanusiaan , Vol.8 (1) Mei
ISSN 1979-0112
Ismayanti, 2010 “Pengantar Pariwisata”. Jakarta: PT. Gramedia.
Karim, Muhammad Yunus, Nia K. Pontoh dan Bagas Dwi pantara Putra “POTENSI
KOTA CIREBON YANG MENDUKUNG PEMBENTUKAN CITY
174
BRANDING” volume 1 nomor 1 juli 2012
http://sappk.itb.ac.id/jpwk1/?p=252
Knight, D. K., E. Y. Kim. 2007. “Japanese Consumers‟ need for uniqness: effect on
brand perceptions and purchase intention”. Journal of Fashion Marketing
and Management 11(2): 270-280
Kotler, Philip dan Gary Amstrong, 2010 “Principles Of Marketing” 13 Edition,
Pearson Education, New Jersey USA.
Kotler, Philip Dan Kevin Lane Keller, 2012 “Marketing Management” 13 Edition,
New Jersey: Pearson Prentice Hall.Inc.
Kumala, O Benazir, 2012 “Pengaruh Word of mouth terhadap Minat beli konsumen
pada Tune Hotels Kuta-Bali” Jakarta.
LKIP DinasKebudayaandanPariwisata Kota Bandung, 2014.
Lovelock, Christoperdan Jochen Wirtz, 2011 ”Service Marketing” Pearson
Education, New Jersey USA.
Lupiyoadi, Rambat dan Dedi Hamdani, 2011 “Manajemen Pemasaran Jasa”, Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Magandi, Rizal Haridan Farida Indriani, 2011 “Peran Perguruan Tinggi dalam
Membangun City Branding yang berkelanjutan: sebuah upaya untuk
mendorong pertumbuhan perekonomian daerah” ISSN 2089-3590 : Prosiding
SNaPP2011 : Sosial, Ekonomi, danHumaniora
Maharani, Conny ,Rini Andari, dan Tomy Andianto, 2013 ”Pengaruh Brand
Positioning Wonderfull Indonesia terhadap keputusan wisatawan
mancanegara untuk berkunjung ke Indonesia” Jurnal THE Anthology, Edisi I,
Vol 1 No 17
175
Majalah SWA “Word of mouth” Edisi /15/9-22, 2015, Penerbit Yayasan Sembada
Swakarya, Jakarta.
Malhotra, Naresh K, 2009 “Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan” Jakarta: Indeks.
Marketers, City Branding, Perlukah?,Edisi Mei 2015, Hal. 143
Majalah SWA edisi 15 9-22 juli 2015 judulSurvei WOMM 2015: StrategiPemasaran
Word of mouth (Majalah SWA Edisi 15/2015)
Moilanen, Teemudan Rainisto, 2009 “How To Brand Nation , Cities And
Destination, A Planning Book For Place Branding”. USA : Palgrave
Macmillan.
Nirwandar, Sapta, 2014 “Building Wow Indonesia Tourism And Creative Industry”
Jakarta : PT Gramedia Utama.
Purwianti danYulianty Ratna Dwi Lukito, 2014, Analisis Pengaruh City Branding
Kota Batam Terhadap Brand Attitude (Studi Kasus Pada Stakeholder Di Kota
Batam), Jurnal Manajemen, Vol.14, No.1, November, Lily Fakultas Ekonomi,
Universitas Internasional Batam.
Peter, J Paul dan Olson Jerry C, 2010 “Consumer Behavior and Marketing Strategy”.
9 edition, McGraw Hill, New York.
Pardede, Ratlan dan Manurung Reinhard, 2014 “Analisis Jalur (Path Analysis) Teori
dan Aplikasi dalam Riset Bisnis, Jakarta: PT.Rineka Cipta
Rahmat, M YanandadanUmmiSalamah, 2014 “Branding Tempat : Membangun Kota,
Kabupaten, Dan Provinsi Berbasis Identitas”, Jakarta: Makna Informasi.
Rangkuti, Freddy, 2009 “Mengukur Efektivitas Program Promosi” Jakarta: PT
Gramedia Utama.
176
Ramadhan, Abdurrahman Hikmah, Suharyono, dan Srikandi Kumadji, 2015
“Pengaruh City Branding Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Pada
Keputusan Berkunjung (Survey Pada Wisatawan Kota Surabaya 2015)” Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 28 No. 1 November.
Roostika, Ratna. April 2014. Citra Merek TujuanWistaa Dan Perilaku Wisatawan :
Yogyakarta Sebagai Daerah TujuanWisata. Jurnal manajemen dan Akuntansi,
Vol 1 no 1
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2007 “Cara Menggunakan dan Memakai
Analisis Jalur (Path Analysis)”, Bandung: Alfa Beta
Saladin, Djaslim, 2006 “Manajemen Pemasaran” Edisi Keempat, Bandung: Penerbit
Linda Karya.
Sarwono, Jonathan. 2007 “Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS”,
Yogyakarta : CV Andi Offset
Schiffman, Leon G. dan Leslie Lazar Kanuk, 2015 “Consumer Behavior” 11 Edition
Pearson Education, New Jersey USA.
Silverman, George, 2011 “The Secret Of Word of mouth Marketing How To Trigger
Exponential Sales Through Runway Word of mouth” New York: Amacom.
Simamora, Bilson, 2004 “Panduanriset Perilaku Konsumen”. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Sugiarsono, Joko, 2009 “City Branding, Bukanasalmembuat Logo dan Slogan. SWA,
Vol. 25 No. 17.,Hlm 192.
Sugiyono, 2012 “Metode Penelitian Bisnis”, Bandung, CV Alfabeta.
Suliyanto, 2005 “Analisis Data Dalam Aplikasi Pemasaran”, Bogor : Ghalia
Indonesia.
177
Swastha, Basu dan Irawan, 2006 ”Manajemen Pemasaran Modern “ Yogyakarta:
Liberty.
Tuty , Herawati, Christina L Rudatin dan Djuni Akbar, 2014 “Potensi Kota Bandung
Sebagai Destinasi Incentive Melalui Pengembangan Ekonomi Kreatif” Jurnal
Epigram, Vol.11 No.2 Oktober :95-102
Umar, Husein, 2011 “Metodologi Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesisi Bisnis”,
Jakarta, Rajawali Pers.
Gelder,Van Sicco (2008) An Introduction to City Branding. Amsterdam: Placebrands
Limited
Yoeti A, Oka, 2008 “Ekonomi Pariwisata :Introduksi, Informasi dan Implementasi”,
Jakarta:Kompas.
Yuli, Aditya. 2011, City Branding Sebagai Strategi Pengembangan Pariwisata
Ditinjau Dari Aspek Hukum Merek( Studi Kasus City Branding Daerah
Istimewa Yogyakarta Sebagai Daerah Tujuan Wisata Unggulan Di Indonesia).
Jurnal Ilmiah Hukum QISTI Vol.5 No 1, Januari
Sumber lain:
http://swa.co.id/advertisingpromotion/pentingnya-city-branding Corporate and
marketing communication, 13 nov 2012, diakses 15 Maret 2016 pukul 20.28
https://bandungkota.bps.go.id/ diakses 20 Maret 2016 pukul 20.22
http://www.galamedianews.com/bandung-raya/30939/macet-dan-masalah-parkir-
hambat-pariwisata-Kota-bandung.html Fauzi, Andri Ridwan :BANDUNG
RAYA, Kamis, 9 Juli 2015, 12.23. diakses 20 Juni 2016 pukul 05.38
178
http://jabar.tribunnews.com/2012/09/25/pariwata-bandung-masih-terganjal-banyak-
masalah Herman, Muhtar: Selasa, 25 September 2012 17:48, diakses 23 april
2016 pukul 22.13
http://marketeers.com/article/5-cara-mengembangkan-city branding.html Hutajalu,
Rina: 30 april 2013,diakses 15 Maret 2016 pukul 2016
http://marketeers.com/new/44-ywn-is-youth-women-and-netizen/#44 . Posted on
October 2, 2012, diakses 15 Maret 2016 pukul 23.58
http://www.nielsen.com/us/en/insight/news/2013/under-the-influence-consumer-trust-
in-advertising.html diakses 10Maret 2016 pukul 2013
http://www.tribunnews.com/travel/2016/01/27/10-destinasi-wisata-di-indonesia-
dengan-angka-kunjungan-wisatawan-terbanyak Pertiwi, Ni Luh Made: Rabu,
27 Januari 2016 20:39 WIB, diakses 3 maret 2016 pukul 13.25
http://swa.co.id/business-strategy/management/ini-manfaat-city-branding-untuk-
pemda Prahadi, Yefri Yurdiato, 13 mei 2015 diakses 15 Maret 2016 pukul
20.43
http://m.bisnis.com/industry/read/20151102/12/488166/industry-pariwisata-jumlah-
wisatawan-asing-ke-indonesia-71-juta Sihombing, Martin, diakses 19 2016
pukul 05.30
http://marketeers.com/article/yang-tak-boleh-dilewatkan-dalam-city-branding.html
Singh Marketers, diakses 15 maret 2016 pukul 18.25
www.bps.go.id , diakses pada tanggal 23 maret 2016 pukul 20.22
179
179
LAMPIRAN
180
Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PENGARUH CITY BRANDING DAN WORD OF MOUTH TERHADAP MINAT
BERKUNJUNG SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KEPUTUSAN BERKUNJUNG KE
KOTA BANDUNG
(Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjungke Kota
Bandung)
Dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Pengaruh City Branding Dan Word Of
Mouth Terhadap Minat Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota
Bandung” (Studi kasus pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke
Kota Bandung) di Program Studi Manajemen S1, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Syarif Hidayatullah Jakarta, maka saya:
Nama : MahdaNurhamidah
NIM : 1112081000047
Fakultas / Jur : Fakultas Ekonomi dan Bisnis / Manajemen
Judul Skripsi :”Analisis Pengaruh City Brandingdan Word Of MouthTerhadap Minat
Berkunjung Serta Dampaknya Terhadap Keputusan Berkunjung Ke Kota Bandung” (Studi kasus
pada mahasiswa di Kota Tangerang Selatan yang pernah berkunjung ke Kota Bandung)
Mohon kesediaan Saudara/i untuk menjadi responden dengan mengisi lembar kuesioner ini.
Memgingat data yang saya kumpulkan ini sangat besar arti dan pengaruhnya terhadap hasil
penelitian ini, maka saya mohon kepada responden untuk mengisi kuesioner ini secara jujur dan
benar. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas dan setiap jawaban responden. Atas kesediaan dan
bantuan para responden untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.
Hormat Saya,
MahdaNurhamidah
(Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
181
A. Profil Responden
Petunjuk Pengisian: Berilah tanda check list (√) atau tanda silang (X) pada pilihan jawaban yang
ada:
1. Nama (boleh tidak diisi) :……………………………………………
2. Jenis Kelamin : Pria Wanita
3. Usia Anda saat ini : < 18 tahun 25 - 30 tahun
18 - < 25 tahun > 30 tahun
4. Mahasiswa di Kota Tangerang Selatan : Ya Tidak
5. Pernah berkunjung ke kota Bandung : Ya Tidak
6. Berapa kali anda mengunjungi kota Bandung dalam 1 tahun ini :
1x 2x 3x >3x
7. Tanggal pengisian : ………………………………………………………..
B. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Isilah data diri anda sebelum melakukan pengisian kuesioner.
2. Berikut ini keterangan alternatif pilihan jawaban yang tersedia, yaitu :
No JenisJawaban Bobot
1 SangatSetuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 TidakSetuju (TS) 2
5 SangatTIdakSetuju
(STS)
1
3. Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat dengan memberi tandacheck list ( √ )
atau tanda silang ( X ) pada kotak yang disediakan dibawah ini:
182
PERTANYAAN / PERNYATAAN PENELITIAN
City Branding (X1)
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
Presence (Keakraban)
1. Kota Bandung sudah dikenal dimata turis
internasional
2. Kota Bandung berkontribusi dalam kegiatan
internasional ( peringatan Konferensi Asia
Afrika)
Place (Tempat)
3. Kota Bandung memiliki infrastruktur yang baik
4. Kota bandung cukup nyaman untuk melakukan
perjalanan wisata
5. Kota bandung memiliki tata kota yang baik
6. Cuaca di kota Bandung sejuk
Potential (Potensi)
7. Kota Bandung mampu memberikan beragam
peluang untuk membuka bisnis
8. Kota Bandung menyediakan sarana pendidikan yang
cukup baik
9 Kota Bandung memiliki kemudahan pilihan tempat
tinggal
Pulse (Semangat)
10. Kota Bandung bernuansa gaya hidup urban
183
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
11. Pengunjung mudah mendapatkan hal-hal menarik di
kota Bandung
People (orang)
12. Penduduk kota Bandung bersahabat
13. Kota Bandung cukup terbuka dalam meneirima
budaya atau bahasa lain
14. Menurut saya Kota Bandung cukup aman
Prerequisites (prasyarat)
15. Kualitas dasar kota Bandung cukup baik
16. Kemudahan akomodasi kota Bandung cukup
memuaskan
17. Kebutuhan pengunjung ketika berwisata di kota
Bandung mudah dipenuhi
WOM (Word of Mouth) (X2)
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS T N S SS
Volume
18. Saya sering mendengar cerita tentang kota Bandung
dalam percakapan sehari-hari
19. Saya sering mendapatkan rekomendasi untuk
berwisata ke kota Bandung
184
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS T N S SS
Dispersion
20. Saya banyak mendengar tentang kota Bandung dari
orang lain (orang-orang yang berbeda)
21. Berita mengenai kota Bandung menyebar cukup
cepat
MinatBerkunjung (Y)
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
22. Saya sering mencari informasi mengenai tempat
wisata di kota Bandung
23. Saya ingin segera berkunjung ke kota Bandung
24. Saya lebih memilih berwisata ke kota Bandung dari
pada ke kota lain
Visiting Decision (KeputusanBerkunjung) (Z)
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
Destination Area
25. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena memenuhi kebutuhan saya untuk
berwisata
26. Saya memtuskan berkunjung ke kota Bandung
karena informasi tentang tujuan wisata tersedia
185
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
Traveling Mode
27. Saya memutuskan berkunjung karena kota Bandung
memiliki akses transportasi yang baik
28. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena alat-alat transportasi yang tersedia di
kota Bandung beragam (angkot, taksi, damri,
ojek, kereta)
29. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena alat-alat transportasi yang tersedia
cukup nyaman
Time and Cost
30. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena perjalanan wisata sesuai dengan waktu
yang ditetapkan (jam buka dan tutup tempat
wisata)
31. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena biaya perjalanan wisata sesuai dengan
kemampuan finansial saya
32. Saya memutuskan berkunjung karena perjalanan
wisata ke kota Bandung seusai pada waktu
luang yang saya miliki
Travel Agent
33. Saya memutuskan berkunjung ke kota Bandung
karena banyak tersedia travel agent dengan
baik
Service Source
34. Saya memutuskan berkunjung ke kota bandung
186
NO PERTANYAAN / PERNYATAAN
PENILAIAN
STS TS N S SS
karena tersedia banyak pelayanan wisata
(pemandu wisata/ pusat souvenir/ fotografer)
187
Lampiran 2 : Tabel Jawaban Responden
1. Variable City Branding
N
O
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
X1.6
X1.7
X1.8
X1.9
X1.10
X1.11
X1.12
X1.13
X1.14
X1.15
X1.16
X1.17
1 4 5 4 4 4 4 3 5 2 4 4 5 3 4 4 4 4 67
2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 65
3 5 5 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 73
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 63
5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 3 4 4 70
6 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 59
7 3 3 4 5 4 4 4 4 4 3 5 3 4 3 3 3 4 63
8 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 2 3 4 4 64
9 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 79
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 66
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
12 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 63
13 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 60
14 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 54
15 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 63
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 69
17 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 60
18 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 5 3 4 2 2 4 4 62
19 5 5 5 5 4 5 5 3 3 4 5 4 3 3 4 5 4 72
20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 64
21 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 3 4 4 4 4 66
22 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 64
23 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 60
24 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 56
25 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 63
26 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 60
27 4 4 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 4 4 4 63
28 5 5 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 5 4 70
29 4 4 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 5 67
30 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 74
31 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 3 3 4 63
32 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 4 4 5 4 76
33 3 3 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 5 3 4 66
34 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 4 2 2 2 4 45
35 4 4 4 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 4 4 4 69
36 4 4 4 5 4 5 5 5 2 3 4 3 2 4 3 4 3 64
37 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 2 3 4 4 4 62
38 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 83
39 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 59
40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 67
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 2 62
42 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 62
188
43 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 74
44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 66
45 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 3 4 3 3 5 3 71
46 4 4 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 4 76
47 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 63
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 68
49 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 62
50 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 67
51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 4 64
52 5 5 5 5 4 5 5 5 4 3 4 5 4 3 4 5 3 74
53 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 4 4 3 73
54 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 67
55 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 4 4 65
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 82
57 4 4 5 5 5 5 5 5 4 3 5 3 4 5 4 4 3 73
58 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 63
59 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 64
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 69
61 5 5 4 5 4 5 5 5 3 4 5 5 3 4 3 5 3 73
62 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 3 69
63 4 4 4 5 4 5 5 5 3 4 4 3 3 4 4 4 4 69
64 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 64
65 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 73
66 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 5 3 4 4 4 67
67 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
68 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 79
69 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 64
70 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 73
71 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
72 1 1 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 1 3 53
73 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 4 5 5 82
74 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 68
75 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 71
76 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 68
77 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 66
78 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 67
79 5 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 78
80 4 4 4 5 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 69
81 3 3 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 4 3 5 73
82 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 61
83 2 2 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 2 4 61
84 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 38
85 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 64
86 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 65
87 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 48
88 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 72
189
89 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 80
90 4 4 4 5 3 5 5 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 73
91 5 5 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 5 4 63
92 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 53
93 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 61
94 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 65
95 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 66
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
97 3 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 3 5 77
98 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 61
99 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 4 4 3 4 4 73
10
0 5 5 4 4 3 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 68
2. Variabel Word of Mouth 3. Variabel Minat Berkunjung
NO X2.1 X2.2 X2.3 X2.4
NO Y.1 Y.2 Y.3
1 4 4 4 5 17
1 4 4 3 11
2 4 4 4 4 16
2 4 4 3 11
3 3 4 4 4 15
3 4 4 3 11
4 3 4 4 3 14
4 3 4 3 10
5 4 4 4 4 16
5 4 4 4 12
6 4 4 4 4 16
6 4 4 3 11
7 2 5 5 3 15
7 1 1 1 3
8 3 4 3 3 13
8 4 3 2 9
9 5 4 5 5 19
9 4 4 4 12
10 3 4 4 3 14
10 3 4 3 10
11 4 4 4 4 16
11 4 4 3 11
12 4 4 4 4 16
12 3 4 4 11
13 2 3 4 3 12
13 3 3 2 8
14 4 4 4 4 16
14 4 5 4 13
15 4 4 4 4 16
15 4 3 4 11
16 4 5 4 4 17
16 4 4 4 12
17 4 4 4 4 16
17 4 4 3 11
18 4 4 4 5 17
18 5 5 3 13
19 4 5 5 4 18
19 3 4 4 11
20 3 4 4 4 15
20 3 4 3 10
21 4 4 4 4 16
21 4 4 2 10
22 4 4 3 4 15
22 3 4 2 9
23 4 4 4 4 16
23 2 2 3 7
24 3 4 4 4 15
24 3 4 4 11
25 4 3 4 4 15
25 3 4 3 10
26 4 4 4 4 16
26 4 3 3 10
27 2 4 4 4 14
27 5 4 2 11
28 4 5 5 5 19
28 4 5 3 12
29 4 2 4 5 15
29 3 2 4 9
30 5 5 5 5 20
30 5 5 5 15
190
31 4 4 4 3 15
31 2 4 4 10
32 4 4 4 4 16
32 5 5 5 15
33 4 3 4 4 15
33 4 4 3 11
34 3 4 2 4 13
34 4 4 2 10
35 3 4 5 5 17
35 5 5 3 13
36 4 4 2 4 14
36 4 4 3 11
37 4 4 4 4 16
37 4 3 2 9
38 4 5 5 4 18
38 5 5 5 15
39 4 4 4 4 16
39 4 4 3 11
40 4 4 4 5 17
40 3 3 3 9
41 4 4 4 4 16
41 4 2 3 9
42 3 3 3 3 12
42 4 4 3 11
43 5 5 5 5 20
43 5 5 4 14
44 4 4 4 3 15
44 4 4 4 12
45 3 4 4 4 15
45 4 3 2 9
46 4 4 5 5 18
46 4 4 4 12
47 3 4 5 4 16
47 4 4 3 11
48 4 4 4 4 16
48 4 4 4 12
49 4 4 4 4 16
49 4 4 3 11
50 3 4 4 5 16
50 4 5 3 12
51 4 5 4 5 18
51 4 2 2 8
52 4 4 4 4 16
52 4 5 3 12
53 4 4 4 4 16
53 3 4 4 11
54 5 5 5 5 20
54 4 4 4 12
55 2 3 3 3 11
55 4 3 3 10
56 5 5 5 5 20
56 5 5 5 15
57 3 5 4 3 15
57 5 5 2 12
58 4 4 4 4 16
58 3 3 3 9
59 4 4 4 5 17
59 5 5 5 15
60 4 4 4 5 17
60 4 4 4 12
61 3 4 4 4 15
61 5 4 3 12
62 3 4 4 3 14
62 2 3 3 8
63 4 4 3 3 14
63 3 3 3 9
64 4 4 4 4 16
64 4 4 3 11
65 4 5 5 5 19
65 3 4 3 10
66 4 4 4 4 16
66 4 4 4 12
67 4 4 4 4 16
67 4 4 4 12
68 5 5 5 5 20
68 5 4 4 13
69 2 4 4 4 14
69 4 5 4 13
70 4 3 3 4 14
70 3 4 3 10
71 4 5 5 5 19
71 5 5 5 15
72 3 4 4 4 15
72 4 4 4 12
73 3 5 3 4 15
73 5 5 5 15
74 3 4 4 4 15
74 4 5 3 12
75 5 5 5 5 20
75 3 4 3 10
76 4 4 4 4 16
76 5 5 4 14
191
77 3 3 4 4 14
77 3 5 3 11
78 3 4 4 4 15
78 4 4 4 12
79 4 4 3 3 14
79 4 4 4 12
80 5 5 4 4 18
80 4 3 3 10
81 4 5 5 4 18
81 4 4 4 12
82 4 4 4 4 16
82 4 4 3 11
83 4 5 5 5 19
83 4 5 3 12
84 4 4 4 2 14
84 4 5 2 11
85 3 3 3 3 12
85 3 3 3 9
86 4 4 4 3 15
86 3 4 4 11
87 3 3 4 3 13
87 3 3 3 9
88 4 4 4 4 16
88 4 5 3 12
89 4 5 4 4 17
89 4 5 5 14
90 5 5 5 5 20
90 5 5 3 13
91 4 4 2 4 14
91 4 4 4 12
92 4 4 4 4 16
92 4 4 3 11
93 4 4 4 4 16
93 3 3 3 9
94 4 3 4 4 15
94 2 2 2 6
95 4 4 4 4 16
95 3 4 3 10
96 3 4 5 4 16
96 5 4 4 13
97 4 5 5 5 19
97 4 5 3 12
98 4 4 4 4 16
98 4 4 4 12
99 4 4 4 4 16
99 4 5 3 12
100 4 4 4 4 16
100 5 5 3 13
4. Variabel Keputusan Berkunjung
NO Z.1 Z.2 Z.3 Z.4 Z.5 Z.6 Z.7 Z.8 Z.9 Z.10 1 4 4 4 3 2 4 5 4 2 3 35
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
3 4 4 4 3 4 3 4 4 5 3 38
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
6 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 36
7 1 3 4 4 3 2 1 3 3 3 27
8 3 4 3 3 3 4 4 2 4 4 34
9 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 43
10 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 34
11 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 37
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
13 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 32
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
15 4 4 3 3 3 4 3 4 2 2 32
16 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 41
17 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 33
18 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 43
192
19 4 3 3 3 4 4 2 4 3 4 34
20 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 35
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
22 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39
23 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 35
24 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 36
25 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 36
26 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 36
27 4 4 4 4 4 4 2 4 2 2 34
28 4 5 5 5 4 3 4 4 5 5 44
29 3 4 4 3 3 3 4 5 3 3 35
30 5 5 5 5 5 4 4 5 3 5 46
31 4 2 2 2 4 3 5 5 2 2 31
32 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
33 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 35
34 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
35 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 35
36 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 37
37 4 4 3 3 4 4 4 5 3 4 38
38 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 43
39 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 37
40 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 35
41 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 33
42 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 34
43 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42
44 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
45 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38
46 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 42
47 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 35
48 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
49 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 36
50 3 4 4 4 4 4 4 4 3 5 39
51 4 4 4 4 3 3 3 4 5 5 39
52 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 38
53 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32
54 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 35
55 3 4 3 3 3 4 5 5 3 3 36
56 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
57 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33
58 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 33
59 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 41
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 4 4 2 2 3 3 4 4 2 2 30
62 4 4 2 3 4 4 4 5 5 4 39
63 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32
64 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 35
193
65 3 5 4 4 4 5 4 4 5 5 43
66 4 3 5 5 4 4 4 5 5 5 44
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
68 4 4 5 5 4 4 3 5 4 4 42
69 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 37
70 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 30
71 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 40
72 4 3 4 4 4 3 4 3 3 4 36
73 5 2 4 4 2 2 4 4 2 2 31
74 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 36
75 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 43
76 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 34
77 3 3 3 3 3 3 3 4 3 5 33
78 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 36
79 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 43
80 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 37
81 3 3 5 4 4 4 5 4 4 3 39
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
83 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 34
84 2 2 4 1 2 2 2 4 3 2 24
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30
86 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 35
87 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 32
88 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 38
89 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 47
90 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 41
91 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 33
92 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 36
93 3 3 3 4 2 3 2 4 3 3 30
94 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 26
95 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 35
96 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
97 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
98 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
99 4 4 4 4 3 4 5 5 4 4 41
100 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 33
194
Lampiran 3: Hasil Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas Data dan Uji Reabilitas Data
a. Validitas Variabel City Branding
Correlations
X1.
1
X1.
2
X1.
3
X1.
4
X1.
5
X1.
6
X1.
7
X1.
8
X1.
9
X1.
10
X1.
11
X1.
12
X1.
13
X1.
14
X1.
15
X1.
16
X1.
17
TOT
AL
X1.
1
Pearson
Correlation 1
,982
**
,485
**
,267 ,017 ,211 ,275 ,251 ,124 ,484
**
,340 ,267 ,447
*
,543
**
,067 ,962
**
,448
*
,612
**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,007 ,154 ,928 ,264 ,141 ,181 ,515 ,007 ,066 ,154 ,013 ,002 ,724 ,000 ,013 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
26,6
67
25,3
33
9,33
3
5,33
3 ,333
4,33
3
5,66
7
4,66
7
2,33
3
9,66
7
7,33
3
5,33
3
8,00
0
10,0
00
1,00
0
24,6
67
7,66
7
157,
667
Covariance ,920 ,874 ,322 ,184 ,011 ,149 ,195 ,161 ,080 ,333 ,253 ,184 ,276 ,345 ,034 ,851 ,264
5,43
7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
2
Pearson
Correlation
,982
**
1 ,498
**
,278 ,068 ,214 ,288 ,258 ,151 ,498
**
,310 ,278 ,462
*
,556
**
,118 ,981
**
,461
*
,628
**
Sig. (2-
tailed) ,000
,005 ,137 ,721 ,255 ,123 ,169 ,424 ,005 ,096 ,137 ,010 ,001 ,534 ,000 ,010 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
25,3
33
24,9
67
9,26
7
5,36
7
1,26
7
4,26
7
5,73
3
4,63
3
2,76
7
9,63
3
6,46
7
5,36
7
8,00
0
9,90
0
1,70
0
24,3
33
7,63
3
156,
633
Covariance ,874 ,861 ,320 ,185 ,044 ,147 ,198 ,160 ,095 ,332 ,223 ,185 ,276 ,341 ,059 ,839 ,263
5,40
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
3
Pearson
Correlation
,485
**
,498
**
1 ,629
**
,423
*
,598
**
,751
**
,666
**
,431
*
,967
**
,724
**
,768
**
,930
**
,965
**
,503
**
,451
*
,968
**
,909
**
Sig. (2-
tailed) ,007 ,005
,000 ,020 ,000 ,000 ,000 ,017 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,005 ,012 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
9,33
3
9,26
7
13,8
67
9,06
7
5,86
7
8,86
7
11,1
33
8,93
3
5,86
7
13,9
33
11,2
67
11,0
67
12,0
00
12,8
00
5,40
0
8,33
3
11,9
33
168,
933
Covariance ,322 ,320 ,478 ,313 ,202 ,306 ,384 ,308 ,202 ,480 ,389 ,382 ,414 ,441 ,186 ,287 ,411
5,82
5
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
195
X1.
4
Pearson
Correlation ,267 ,278
,629
**
1 ,352 ,913
**
,904
**
,936
**
,535
**
,604
**
,858
**
,866
**
,522
**
,588
**
,565
**
,278 ,549
**
,818
**
Sig. (2-
tailed) ,154 ,137 ,000
,057 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,000 ,003 ,001 ,001 ,138 ,002 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
5,33
3
5,36
7
9,06
7
14,9
67
5,06
7
14,0
67
13,9
33
13,0
33
7,56
7
9,03
3
13,8
67
12,9
67
7,00
0
8,10
0
6,30
0
5,33
3
7,03
3
158,
033
Covariance ,184 ,185 ,313 ,516 ,175 ,485 ,480 ,449 ,261 ,311 ,478 ,447 ,241 ,279 ,217 ,184 ,243
5,44
9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
5
Pearson
Correlation ,017 ,068
,423
*
,352 1 ,261 ,279 ,293 ,357 ,481
**
,146 ,282 ,465
**
,362
*
,317 ,072 ,481
**
,419
*
Sig. (2-
tailed) ,928 ,721 ,020 ,057
,164 ,136 ,116 ,052 ,007 ,443 ,131 ,010 ,050 ,088 ,705 ,007 ,021
Sum of
Squares and
Cross-
products
,333 1,26
7
5,86
7
5,06
7
13,8
67
3,86
7
4,13
3
3,93
3
4,86
7
6,93
3
2,26
7
4,06
7
6,00
0
4,80
0
3,40
0
1,33
3
5,93
3
77,9
33
Covariance ,011 ,044 ,202 ,175 ,478 ,133 ,143 ,136 ,168 ,239 ,078 ,140 ,207 ,166 ,117 ,046 ,205
2,68
7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
6
Pearson
Correlation ,211 ,214
,598
**
,913
**
,261 1 ,891
**
,902
**
,472
**
,580
**
,857
**
,848
**
,507
**
,549
**
,558
**
,219 ,526
**
,774
**
Sig. (2-
tailed) ,264 ,255 ,000 ,000 ,164
,000 ,000 ,009 ,001 ,000 ,000 ,004 ,002 ,001 ,245 ,003 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
4,33
3
4,26
7
8,86
7
14,0
67
3,86
7
15,8
67
14,1
33
12,9
33
6,86
7
8,93
3
14,2
67
13,0
67
7,00
0
7,80
0
6,40
0
4,33
3
6,93
3
153,
933
Covariance ,149 ,147 ,306 ,485 ,133 ,547 ,487 ,446 ,237 ,308 ,492 ,451 ,241 ,269 ,221 ,149 ,239
5,30
8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
7
Pearson
Correlation ,275 ,288
,751
**
,904
**
,279 ,891
**
1 ,911
**
,558
**
,718
**
,945
**
,969
**
,652
**
,719
**
,575
**
,286 ,687
**
,876
**
Sig. (2-
tailed) ,141 ,123 ,000 ,000 ,136 ,000
,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,125 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
5,66
7
5,73
3
11,1
33
13,9
33
4,13
3
14,1
33
15,8
67
13,0
67
8,13
3
11,0
67
15,7
33
14,9
33
9,00
0
10,2
00
6,60
0
5,66
7
9,06
7
174,
067
196
Covariance ,195 ,198 ,384 ,480 ,143 ,487 ,547 ,451 ,280 ,382 ,543 ,515 ,310 ,352 ,228 ,195 ,313
6,00
2
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
8
Pearson
Correlation ,251 ,258
,666
**
,936
**
,293 ,902
**
,911
**
1 ,565
**
,644
**
,873
**
,936
**
,561
**
,616
**
,549
**
,261 ,584
**
,829
**
Sig. (2-
tailed) ,181 ,169 ,000 ,000 ,116 ,000 ,000
,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,002 ,164 ,001 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
4,66
7
4,63
3
8,93
3
13,0
33
3,93
3
12,9
33
13,0
67
12,9
67
7,43
3
8,96
7
13,1
33
13,0
33
7,00
0
7,90
0
5,70
0
4,66
7
6,96
7
148,
967
Covariance ,161 ,160 ,308 ,449 ,136 ,446 ,451 ,447 ,256 ,309 ,453 ,449 ,241 ,272 ,197 ,161 ,240
5,13
7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
9
Pearson
Correlation ,124 ,151
,431
*
,535
**
,357 ,472
**
,558
**
,565
**
1 ,526
**
,476
**
,535
**
,395
*
,407
*
,370
*
,184 ,366
*
,567
**
Sig. (2-
tailed) ,515 ,424 ,017 ,002 ,052 ,009 ,001 ,001
,003 ,008 ,002 ,031 ,026 ,044 ,332 ,047 ,001
Sum of
Squares and
Cross-
products
2,33
3
2,76
7
5,86
7
7,56
7
4,86
7
6,86
7
8,13
3
7,43
3
13,3
67
7,43
3
7,26
7
7,56
7
5,00
0
5,30
0
3,90
0
3,33
3
4,43
3
103,
433
Covariance ,080 ,095 ,202 ,261 ,168 ,237 ,280 ,256 ,461 ,256 ,251 ,261 ,172 ,183 ,134 ,115 ,153
3,56
7
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
10
Pearson
Correlation
,484
**
,498
**
,967
**
,604
**
,481
**
,580
**
,718
**
,644
**
,526
**
1 ,689
**
,737
**
,895
**
,936
**
,511
**
,451
*
,934
**
,901
**
Sig. (2-
tailed) ,007 ,005 ,000 ,000 ,007 ,001 ,000 ,000 ,003
,000 ,000 ,000 ,000 ,004 ,012 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
9,66
7
9,63
3
13,9
33
9,03
3
6,93
3
8,93
3
11,0
67
8,96
7
7,43
3
14,9
67
11,1
33
11,0
33
12,0
00
12,9
00
5,70
0
8,66
7
11,9
67
173,
967
Covariance ,333 ,332 ,480 ,311 ,239 ,308 ,382 ,309 ,256 ,516 ,384 ,380 ,414 ,445 ,197 ,299 ,413
5,99
9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
11
Pearson
Correlation ,340 ,310
,724
**
,858
**
,146 ,857
**
,945
**
,873
**
,476
**
,689
**
1 ,919
**
,622
**
,698
**
,432
*
,305 ,660
**
,840
**
Sig. (2-
tailed) ,066 ,096 ,000 ,000 ,443 ,000 ,000 ,000 ,008 ,000
,000 ,000 ,000 ,017 ,101 ,000 ,000
197
Sum of
Squares and
Cross-
products
7,33
3
6,46
7
11,2
67
13,8
67
2,26
7
14,2
67
15,7
33
13,1
33
7,26
7
11,1
33
17,4
67
14,8
67
9,00
0
10,4
00
5,20
0
6,33
3
9,13
3
175,
133
Covariance ,253 ,223 ,389 ,478 ,078 ,492 ,543 ,453 ,251 ,384 ,602 ,513 ,310 ,359 ,179 ,218 ,315
6,03
9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
12
Pearson
Correlation ,267 ,278
,768
**
,866
**
,282 ,848
**
,969
**
,936
**
,535
**
,737
**
,919
**
1 ,672
**
,733
**
,565
**
,278 ,705
**
,870
**
Sig. (2-
tailed) ,154 ,137 ,000 ,000 ,131 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
,000 ,000 ,001 ,138 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
5,33
3
5,36
7
11,0
67
12,9
67
4,06
7
13,0
67
14,9
33
13,0
33
7,56
7
11,0
33
14,8
67
14,9
67
9,00
0
10,1
00
6,30
0
5,33
3
9,03
3
168,
033
Covariance ,184 ,185 ,382 ,447 ,140 ,451 ,515 ,449 ,261 ,380 ,513 ,516 ,310 ,348 ,217 ,184 ,311
5,79
4
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
13
Pearson
Correlation
,447
*
,462
*
,930
**
,522
**
,465
**
,507
**
,652
**
,561
**
,395
*
,895
**
,622
**
,672
**
1 ,891
**
,301 ,407
*
,959
**
,827
**
Sig. (2-
tailed) ,013 ,010 ,000 ,003 ,010 ,004 ,000 ,001 ,031 ,000 ,000 ,000
,000 ,107 ,026 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
8,00
0
8,00
0
12,0
00
7,00
0
6,00
0
7,00
0
9,00
0
7,00
0
5,00
0
12,0
00
9,00
0
9,00
0
12,0
00
11,0
00
3,00
0
7,00
0
11,0
00
143,
000
Covariance ,276 ,276 ,414 ,241 ,207 ,241 ,310 ,241 ,172 ,414 ,310 ,310 ,414 ,379 ,103 ,241 ,379
4,93
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
14
Pearson
Correlation
,543
**
,556
**
,965
**
,588
**
,362
*
,549
**
,719
**
,616
**
,407
*
,936
**
,698
**
,733
**
,891
**
1 ,497
**
,508
**
,924
**
,893
**
Sig. (2-
tailed) ,002 ,001 ,000 ,001 ,050 ,002 ,000 ,000 ,026 ,000 ,000 ,000 ,000
,005 ,004 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
10,0
00
9,90
0
12,8
00
8,10
0
4,80
0
7,80
0
10,2
00
7,90
0
5,30
0
12,9
00
10,4
00
10,1
00
11,0
00
12,7
00
5,10
0
9,00
0
10,9
00
158,
900
Covariance ,345 ,341 ,441 ,279 ,166 ,269 ,352 ,272 ,183 ,445 ,359 ,348 ,379 ,438 ,176 ,310 ,376
5,47
9
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
15
Pearson
Correlation ,067 ,118
,503
**
,565
**
,317 ,558
**
,575
**
,549
**
,370
*
,511
**
,432
*
,565
**
,301 ,497
**
1 ,140 ,388
*
,554
**
198
Sig. (2-
tailed) ,724 ,534 ,005 ,001 ,088 ,001 ,001 ,002 ,044 ,004 ,017 ,001 ,107 ,005
,461 ,034 ,001
Sum of
Squares and
Cross-
products
1,00
0
1,70
0
5,40
0
6,30
0
3,40
0
6,40
0
6,60
0
5,70
0
3,90
0
5,70
0
5,20
0
6,30
0
3,00
0
5,10
0
8,30
0
2,00
0
3,70
0
79,7
00
Covariance ,034 ,059 ,186 ,217 ,117 ,221 ,228 ,197 ,134 ,197 ,179 ,217 ,103 ,176 ,286 ,069 ,128
2,74
8
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
16
Pearson
Correlation
,962
**
,981
**
,451
*
,278 ,072 ,219 ,286 ,261 ,184 ,451
*
,305 ,278 ,407
*
,508
**
,140 1 ,405
*
,612
**
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,012 ,138 ,705 ,245 ,125 ,164 ,332 ,012 ,101 ,138 ,026 ,004 ,461
,026 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
24,6
67
24,3
33
8,33
3
5,33
3
1,33
3
4,33
3
5,66
7
4,66
7
3,33
3
8,66
7
6,33
3
5,33
3
7,00
0
9,00
0
2,00
0
24,6
67
6,66
7
151,
667
Covariance ,851 ,839 ,287 ,184 ,046 ,149 ,195 ,161 ,115 ,299 ,218 ,184 ,241 ,310 ,069 ,851 ,230
5,23
0
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
X1.
17
Pearson
Correlation
,448
*
,461
*
,968
**
,549
**
,481
**
,526
**
,687
**
,584
**
,366
*
,934
**
,660
**
,705
**
,959
**
,924
**
,388
*
,405
*
1 ,853
**
Sig. (2-
tailed) ,013 ,010 ,000 ,002 ,007 ,003 ,000 ,001 ,047 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,034 ,026
,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
7,66
7
7,63
3
11,9
33
7,03
3
5,93
3
6,93
3
9,06
7
6,96
7
4,43
3
11,9
67
9,13
3
9,03
3
11,0
00
10,9
00
3,70
0
6,66
7
10,9
67
140,
967
Covariance ,264 ,263 ,411 ,243 ,205 ,239 ,313 ,240 ,153 ,413 ,315 ,311 ,379 ,376 ,128 ,230 ,378
4,86
1
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TO
TA
L
Pearson
Correlation
,612
**
,628
**
,909
**
,818
**
,419
*
,774
**
,876
**
,829
**
,567
**
,901
**
,840
**
,870
**
,827
**
,893
**
,554
**
,612
**
,853
**
1
Sig. (2-
tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,021 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000
Sum of
Squares and
Cross-
products
157,
667
156,
633
168,
933
158,
033
77,9
33
153,
933
174,
067
148,
967
103,
433
173,
967
175,
133
168,
033
143,
000
158,
900
79,7
00
151,
667
140,
967
249
0,96
7
Covariance 5,43
7
5,40
1
5,82
5
5,44
9
2,68
7
5,30
8
6,00
2
5,13
7
3,56
7
5,99
9
6,03
9
5,79
4
4,93
1
5,47
9
2,74
8
5,23
0
4,86
1
85,8
95
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
199
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Reabilitas City Branding
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,948 17
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X1.1 62,33 76,782 ,539 ,950
X1.2 62,33 75,954 ,591 ,949
X1.3 62,07 75,513 ,896 ,942
X1.4 61,97 76,309 ,791 ,944
X1.5 62,07 81,789 ,359 ,951
X1.6 62,07 76,616 ,741 ,945
X1.7 61,93 75,237 ,855 ,942
X1.8 62,03 76,861 ,806 ,944
X1.9 62,57 80,047 ,515 ,949
X1.10 62,03 75,206 ,886 ,942
X1.11 61,87 75,154 ,818 ,943
X1.12 61,97 75,620 ,850 ,943
X1.13 62,00 77,241 ,805 ,944
X1.14 62,10 76,231 ,873 ,942
X1.15 62,30 81,597 ,504 ,949
X1.16 62,33 77,195 ,538 ,950
X1.17 62,03 77,344 ,835 ,943
200
c. Validitas Variabel Word of Mouth
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 TOTAL
X2.1 Pearson Correlation 1 ,524** ,281 ,334 ,678
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,133 ,071 ,000
N 30 30 30 30 30
X2.2 Pearson Correlation ,524** 1 ,436
* ,571
** ,824
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,016 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30
X2.3 Pearson Correlation ,281 ,436* 1 ,527
** ,750
**
Sig. (2-tailed) ,133 ,016 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30
X2.4 Pearson Correlation ,334 ,571** ,527
** 1 ,804
**
Sig. (2-tailed) ,071 ,001 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,678** ,824
** ,750
** ,804
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
d. Reabilitas Variabel Word of Mouth
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,763 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.1 12,20 2,717 ,459 ,758
X2.2 11,87 2,257 ,661 ,652
X2.3 11,97 2,378 ,520 ,732
X2.4 12,07 2,271 ,618 ,676
201
e. Validitas Variabel Minat Berkunjung
Correlations
Y1 Y2 Y3 TOTAL
Y1 Pearson Correlation 1 ,651** ,487
** ,883
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,000
N 30 30 30 30
Y2 Pearson Correlation ,651** 1 ,271 ,805
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,148 ,000
N 30 30 30 30
Y3 Pearson Correlation ,487** ,271 1 ,723
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,148 ,000
N 30 30 30 30
TOTAL Pearson Correlation ,883** ,805
** ,723
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
e. Reabilitas Variabel Minat Berkunjung
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,725 3
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1 7,67 1,609 ,716 ,426
Y2 7,33 1,747 ,532 ,655
Y3 8,13 2,051 ,413 ,787
202
f. Validitas Variabel Keputusan Berkunjung
Correlations
Z1 Z2 Z3 Z4 Z5 Z6 Z7 Z8 Z9 Z10
TOTA
L
Z1 Pearson
Correlation 1 ,412
* ,188 ,542
** ,226 ,369
* ,332 ,069 ,272 ,225 ,527
**
Sig. (2-tailed) ,024 ,319 ,002 ,231 ,045 ,073 ,718 ,146 ,233 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z2 Pearson
Correlation ,412
* 1 ,125 ,468
** ,578
** ,933
** ,374
* ,354 ,937
** ,599
** ,818
**
Sig. (2-tailed) ,024 ,509 ,009 ,001 ,000 ,042 ,055 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z3 Pearson
Correlation ,188 ,125 1 ,494
** ,403
* ,204 ,415
* ,342 ,273 ,226 ,530
**
Sig. (2-tailed) ,319 ,509 ,006 ,027 ,280 ,023 ,065 ,144 ,230 ,003
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z4 Pearson
Correlation ,542
** ,468
** ,494
** 1 ,585
** ,501
** ,532
** ,350 ,389
* ,470
** ,779
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,009 ,006 ,001 ,005 ,002 ,058 ,033 ,009 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z5 Pearson
Correlation ,226 ,578
** ,403
* ,585
** 1 ,620
** ,576
** ,207 ,577
** ,655
** ,787
**
Sig. (2-tailed) ,231 ,001 ,027 ,001 ,000 ,001 ,272 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z6 Pearson
Correlation ,369
* ,933
** ,204 ,501
** ,620
** 1 ,462
* ,379
* ,929
** ,517
** ,837
**
Sig. (2-tailed) ,045 ,000 ,280 ,005 ,000 ,010 ,039 ,000 ,003 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z7 Pearson
Correlation ,332 ,374
* ,415
* ,532
** ,576
** ,462
* 1 ,506
** ,378
* ,209 ,691
**
Sig. (2-tailed) ,073 ,042 ,023 ,002 ,001 ,010 ,004 ,039 ,267 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z8 Pearson
Correlation ,069 ,354 ,342 ,350 ,207 ,379
* ,506
** 1 ,409
* ,264 ,536
**
Sig. (2-tailed) ,718 ,055 ,065 ,058 ,272 ,039 ,004 ,025 ,159 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Z9 Pearson
Correlation ,272 ,937
** ,273 ,389
* ,577
** ,929
** ,378
* ,409
* 1 ,508
** ,797
**
Sig. (2-tailed) ,146 ,000 ,144 ,033 ,001 ,000 ,039 ,025 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
203
Z10 Pearson
Correlation ,225 ,599
** ,226 ,470
** ,655
** ,517
** ,209 ,264 ,508
** 1 ,676
**
Sig. (2-tailed) ,233 ,000 ,230 ,009 ,000 ,003 ,267 ,159 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
TOT
AL
Pearson
Correlation ,527
** ,818
** ,530
** ,779
** ,787
** ,837
** ,691
** ,536
** ,797
** ,676
** 1
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
g. Reabilitas Keputusan Berkunjung
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,882 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Z1 32,40 22,869 ,417 ,884
Z2 32,53 20,602 ,761 ,860
Z3 32,57 22,737 ,415 ,885
Z4 32,60 20,041 ,698 ,864
Z5 32,73 20,892 ,724 ,863
Z6 32,53 20,809 ,790 ,859
Z7 32,37 20,999 ,590 ,873
Z8 32,23 23,357 ,449 ,881
Z9 32,47 21,154 ,741 ,862
Z10 32,47 21,223 ,575 ,874
204
Lampiran 4 : Statistik Deskriptif
1. Statistik Deskriptif Variabel City Branding City Branding 1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 17 17,0 17,0 23,0
Setuju 64 64,0 64,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 2
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 17 17,0 17,0 23,0
Setuju 63 64,0 64,0 87,0
Sangat Setuju 14 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 3
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 8 8,0 8,0 10,0
Setuju 70 70,0 70,0 80,0
Sangat Setuju 20 20,0 20,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 4
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 8 8,0 8,0 10,0
Setuju 62 62,0 62,0 72,0
Sangat Setuju 28 28,0 28,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
205
City Branding 5
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 21 21,0 21,0 22,0
Setuju 64 64,0 64,0 86,0
Sangat Setuju 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 6
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 7 7,0 7,0 10,0
Setuju 64 64,0 64,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 7
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 9 9,0 9,0 11,0
Setuju 61 61,0 61,0 72,0
Sangat Setuju 28 28,0 28,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 8
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 9 9,0 9,0 11,0
Setuju 63 63,0 63,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
206
City Branding 9
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak setuju 4 4,0 4,0 4,0
Netral 40 40,0 40,0 44,0
Setuju 47 47,0 47,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 10
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 35 35,0 35,0 37,0
Setuju 52 52,0 52,0 89,0
Sangat Setuju 11 11,0 11,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 11
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 7 7,0 7,0 8,0
Setuju 66 66,0 66,0 74,0
Sangat Setuju 26 26,0 26,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 12
Frequenc
y Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 26 26,0 26,0 28,0
Setuju 51 51,0 51,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
207
City Branding 13
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 29 29,0 29,0 31,0
Setuju 56 56,0 56,0 87,0
Sangat Setuju 13 13,0 13,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 14
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 8 8,0 8,0 8,0
Netral 34 34,0 34,0 42,0
Setuju 52 51,0 51,0 93,0
Sangat Setuju 6 7,0 7,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 15
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 20 20,0 20,0 23,0
Setuju 73 73,0 73,0 96,0
Sangat Setuju 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
City Branding 16
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 4 4,0 4,0 5,0
Netral 17 18,0 18,0 23,0
Setuju 66 65,0 65,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
208
City Branding 17
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 21 21,0 21,0 22,0
Setuju 69 69,0 69,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
2. Statistik Deskriptif Variabel Word of Mouth
Word of Mouth 1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 23 23,0 23,0 28,0
Setuju 63 63,0 63,0 91,0
Sangat Setuju 9 9,0 9,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Word of Mouth 2
Frequen
cy Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 10 10,0 10,0 11,0
Setuju 67 67,0 67,0 78,0
Sangat Setuju 22 22,0 22,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Word of Mouth 3
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 9 9,0 9,0 12,0
Setuju 67 67,0 67,0 79,0
Sangat Setuju 21 21,0 21,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
209
Word of Mouth 4
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Netral 16 16,0 16,0 17,0
Setuju 60 60,0 60,0 77,0
Sangat Setuju 23 23,0 23,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
4. Statistik Deskriptif Variabel Minat Berkunjung
Minat Berkunjung 1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 4 4,0 4,0 5,0
Netral 23 23,0 23,0 28,0
Setuju 54 54,0 54,0 82,0
Sangat Setuju 18 18,0 18,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Minat Berkunjung 2
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 15 15,0 15,0 21,0
Setuju 52 52,0 52,0 73,0
Sangat Setuju 27 27,0 27,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Minat Berkunjung 3
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 12 12,0 12,0 13,0
Netral 49 49,0 49,0 62,0
Setuju 30 30,0 30,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
210
5. Statistik Deskriptif Variabel Keputusan Berkunjung
Keputusan Berkunjung 1
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 3,0
Netral 25 25,0 25,0 28,0
Setuju 64 64,0 64,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 2
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 3,0
Netral 22 22,0 22,0 25,0
Setuju 67 67,0 67,0 92,0
Sangat Setuju 8 8,0 8,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 3
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 39 39,0 39,0 44,0
Setuju 46 46,0 46,0 90,0
Sangat Setuju 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 4
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 3 3,0 3,0 4,0
Netral 41 41,0 41,0 45,0
Setuju 45 45,0 45,0 90,0
Sangat Setuju 10 10,0 10,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
211
Keputusan Berkunjung 5
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 6 6,0 6,0 6,0
Netral 41 41,0 41,0 47,0
Setuju 49 49,0 49,0 96,0
Sangat Setuju 4 4,0 4,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 6
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 5,0
Netral 34 34,0 34,0 39,0
Setuju 56 56,0 56,0 95,0
Sangat Setuju 5 5,0 5,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 7
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Sangat Tidak Setuju 1 1,0 1,0 1,0
Tidak Setuju 5 5,0 5,0 6,0
Netral 22 22,0 22,0 28,0
Setuju 60 60,0 60,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 8
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 2 2,0 2,0 2,0
Netral 14 14,0 14,0 16,0
Setuju 68 68,0 68,0 84,0
Sangat Setuju 16 16,0 16,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
212
Keputusan Berkunjung 9
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 7 7,0 7,0 7,0
Netral 35 35,0 35,0 42,0
Setuju 46 46,0 46,0 88,0
Sangat Setuju 12 12,0 12,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
Keputusan Berkunjung 10
Frequency Percent Valid
Percent Cumulative
Percent
Valid
Tidak Setuju 6 6,0 6,0 6,0
Netral 31 31,0 31,0 37,0
Setuju 49 49,0 49,0 86,0
Sangat Setuju 14 14,0 14,0 100,0
Total 100 100,0 100,0
213
Lampiran 5 : Hasil Korelasi Semua Variabel
Correlations
X1 X2 Y Z
X1 Pearson Correlation 1 ,450** ,405
** ,465
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
X2 Pearson Correlation ,450** 1 ,415
** ,534
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Y Pearson Correlation ,405** ,415
** 1 ,547
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
Z Pearson Correlation ,465** ,534
** ,547
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
214
Lampiran 6: Hasil Pengujian Analisis Jalur
1. Pengujian Struktur I
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,482a ,232 ,216 1,754
a. Predictors: (Constant), X2, X1
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 90,301 2 45,150 14,674 ,000b
Residual 298,449 97 3,077
Total 388,750 99
a. Dependent Variable: Y
b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,438 1,808 ,796 ,428
X1 ,074 ,027 ,274 2,747 ,007
X2 ,301 ,103 ,292 2,932 ,004
a. Dependent Variable: Y
2. Pengujian Struktur II
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,662a ,439 ,421 3,592
a. Predictors: (Constant), Y, X1, X2
215
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 967,570 3 322,523 25,002 ,000b
Residual 1238,390 96 12,900
Total 2205,960 99
a. Dependent Variable: Z
b. Predictors: (Constant), Y, X1, X2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 7,825 3,714 2,107 ,038
X1 ,120 ,057 ,188 2,109 ,038
X2 ,754 ,220 ,307 3,433 ,001
Y ,818 ,208 ,343 3,934 ,000
a. Dependent Variable: Z
Top Related