i
ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA
DI KAMPUNG SABBE’TA, DESA PISING, KECAMATAN
DONRI – DONRI, KABUPATEN SOPPENG
Oleh
ERIC ESTRADA MOHD JAMIL
105950056415
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
ii
ANALISIS PEMASARAN PRODUK SUTERA
DI KAMPUNG SABBE’TA, DESA PISING, KECAMATAN
DONRI – DONRI, KABUPATEN SOPPENG
ERIC ESTRADA MOHD JAMIL
105950056415
Diajukan Untuk Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
iii
iv
v
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “ Analisis Pemasaran Produk
Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng” adalah benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun karya yang tidak
diterbitkan telah disebutkan dalam teks yang dicamtumkan dalam daftar pustaka
dibagian akhir skripsi ini.
Makassar, Januari 2020
Penulis
vi
Hak Cipta milik Universitas Muhammadiyah Makassar 2020
@Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa
mencantumkan atau menyebutkan sumber.
a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau
tinjauan sesuatu masalah
b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar Unismuh
Makassar
2. Dilarang mengumumkan dam memperbanyak sebagian atau seluruh
karya tulis dalam bentuk laporan apapunt tanpa izin Unismuh
Makassar
vii
ABSTRAK
ERIC ESTRADA MOHD JAMIL (105950056415). Analisis Pemasaran Produk
Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng. Dibimbing oleh Andi Azis Abdullah, S.Hut.,M.P. dan Ir. Muhammad
Tahnur, S.Hut.,M.Hut.,IPM.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Saluran Pemasaran, Margin
Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran. Jenis data yang dikumpulkan yakni data
primer dengan pengamatan langsung dilapangan melalui wawancara terhadapt
responden yang terlibat dalam pemasaran produk sutera. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat empat saluran pemasaran produk sutera serta margin
pemasaran yang terbentuk bervariasi. Sedangkan untuk saluran pemasaran ketiga
adalah saluran yang paling efisien secara ekonomis.
Kata Kunci : Saluran Pemasaran, Margin Pemasaran, efisiensi Pemasaran
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Tiada kalimat yang paling pantas penulis panjatkan selain puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang tak
terhingga sehingga penulis masih diberi kesempatan dan nikmat kesehatan untuk
menyelesaikan suatu hasil karya berupa skripsi yang berjudul “Analisis
Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan
Donri-Donri, Kabupaten Soppeng”. Penelitian dan penulisan skripsi ini adalah
sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kehutanan Strata Satu
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW sebagai Sang Rahmatan Lil Alamin dan para sahabat, yang telah
berjuang untuk menyempurnakan akhlak manusia di atas bumi ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis merasa telah banyak dibantu oleh
berbagai pihak penulis juga menyadari sepenuhnya selama mengikuti perkuliahan
di Universitas Muhammadiyah Makassar jurusan Kehutanan sampai penyelesaian
skripsi ini, diperoleh banyak bimbingan, bantuan dan arahan serta dukungan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis merasa patut menghaturkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang berjasa,
khususnya kepada kedua orang tuaku yang tercinta, atas kasih sayang, doa,
bimbingan, semangat dan bantuan moril maupun materilnya. Arahan serta
nasehatnya dalam menghadapi tantangan dan rintangan selama melakukan
penyelesaian studi.maka penulis sampaikan banyak terimakasih kepada :
ix
1. Bapak Dr. H. Burhanuddin,Pi.,MP. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. Husnah Latifah,S.Hut.,M.Si. selaku selaku Wakil Dekan I Fakultas
Pertaniaan universitas Muhammadiayah Makassar.
3. Dr. Ir. Hikmah,S.Hut.,M.Si.,IPM. selaku Ketua Prodi Jurusan Kehutanan
Fakultas Pertaniaan universitas Muhammadiayah Makassar.
4. Bapak Andi Azis Abdullah,S.Hut.,M.P. selaku pembimbing I yang penuh
kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk memberikan
petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
5. Bapak Muhammad Tahnur,S.Hut.,M.Hut.,IPM. selaku pembimbing II yang
penuh kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk
memberikan petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
6. Dr. Ir. Irma Sribianti,S.Hut.,M.P.,IPM. selaku Penguji I yang penuh
kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan fikirannya untuk memberikan
petunjuk, bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi ini.
7. Bapak Dr. Ir. Sultan, S.Hut.,M.P.,IPM. selaku Penguji II atas saran, kritik,
arahan dan bimbingan yang diberikan sehingga menghasilkan karya yang
terbaik dan dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi
masyarakat.
8. Bapak/Ibu Dosen, Jurusan Kuhatanan, yang penuh kesabaran meluangkan
waktu, tenaga dan fikirannya serta membimbing kami dalam menuntut ilmu
agar dapat bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun bagi masyarakat.
x
9. Teman-teman mahasiswa (i) angkatan 2015 Trembesi yang telah
memberikan semangat bantuan dan kebersamaannya selama ini, baik suka
maupun duka selama menjalani perkuliahan hingga penyelesaian dan
penulisan skripsi ini berlangsung.
10. Serta semua pihak yang telah banyak membantu, dimana nama-namanya
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Tidak ada sesuatu berwujud yang dapat penulis berikan, kecuali dalam
bentuk harapan, doa dan menyerahkan segalanya hanya kepada Allah SWT.
Semoga segala amal ibadahnya serta niat yang ikhlas untuk membantu akan
mendapatkan balasan yang setimpal dari-Nya.
Penulis menyadari bahwa tidak ada karya manusia yang sempurna di dunia
ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan masukan
baik berupa saran dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan
penulisan skripsi ini selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Makassar, Januari 2020
Penulis,
Eric Estrada MJ
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN KOMISI PENGUJI ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................ v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .........................................................................................
............................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................
............................................................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................
............................................................................................................................... xvi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
1.4. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar .....................................................................................................
2.2. Pemasaran ............................................................................................. 5
2.3. Konsep Pemasaran ................................................................................ 6
2.4. Saluran Pemasaran ................................................................................ 7
2.5. Margin Pemasaran ................................................................................ 9
2.6. Efisiensi Pemasaran .............................................................................. 10
xii
2.7. Kokon ................................................................................................... 11
2.8. Benang Sutera ....................................................................................... 11
2.9. Ecoprint ................................................................................................ 11
2.10. Kain Sutera ........................................................................................... 12
2.11. Souvenir ................................................................................................ 12
2.12. Kerangka Pikir ...................................................................................... 13
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat................................................................................ 14
3.2. Objek dan Alat Penelitian ..................................................................... 14
3.3. Teknik Penentuan Populasi dan Sample ............................................... 14
3.4. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 15
3.5. Jenis Data .............................................................................................. 15
3.6. Analisis Data ........................................................................................ 15
3.7. Definisi Operasional ............................................................................. 17
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan Fisik
4.1.1. Letak Geografis ........................................................................ 19
4.1.2. Topografi .................................................................................. 19
4.1.3. Klimatologi ............................................................................... 20
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 22
4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur ..................... 23
4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan ........................... 24
4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk ..................................................... 25
4.2.5. Sarana dan Prasarana ................................................................ 26
4.3. Kelembagaan ........................................................................................ 27
V. HASIL DAN PEMBAHASAAN
5.1. Alur Produk Sutera ............................................................................... 28
5.2. Saluran Pemasaran ................................................................................ 29
5.3. Margin Pemasaran ................................................................................ 31
5.4. Efisiensi Pemasaran .............................................................................. 32
xiii
5.5. Keuntungan Pemasaran ........................................................................ 34
5.6. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran ................................... 35
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan ........................................................................................... 37
6.2. Saran ..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No Teks
Halaman
1. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir
di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng. .................... 20
2. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5 Tahun
Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ...... 21
3. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng Tahun, 2019 .................................................................................... 22
4. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019 ................................................... 23
5. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan
Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ................................................................. 24
6. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan
Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ................................................................. 25
7. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng ....................................................................................... 26
8. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng ....................................................................................... 27
9. Margin Pemasaran Produk Sutera Pada Masing-Masing Saluran
xv
Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .................................................................. 31
10. Efisiensi Pemasaran Produk Sutera pada Masing-Masing Saluran
Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .................................................................. 33
11. Keuntungan Pemasaran di Kampung Sabbe’ta .............................................. 34
12. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran di Kampung Sabbe’ta ......... 36
DAFTAR GAMBAR
No Teks
Halaman
1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera ...................... 13
2. Skema Alur Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta,
Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ......................... 28
3. Pola Saluran Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta,
Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ......................... 29
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
Halaman
1. Kuisioner I ..................................................................................................... 41
2. Kuisioner II .................................................................................................... 42
3. Kuisioner III ................................................................................................... 43
4. Kuisioner IV ................................................................................................... 44
5. Kuisioner V .................................................................................................... 45
6. Data Responden di Kampung Sabbe’ta Desa Pising ..................................... 46
7. Harga Tingkat Unit Pemasaran Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25 Boks
di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 47
8. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang I Untuk 1 Boks, 0,5 Boks
dan 0,25 Boks di Kampung Sabbe’ta ............................................................. 47
9. Harga Tingkat Pembeli dari Bali Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25 Boks
di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 48
10. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang II, dan Pekalongan
di Kampung Sabbe’ta ..................................................................................... 49
11. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang III, dan Makassar I di
Kampung Sabbe’ta ......................................................................................... 49
12. Harga Tingkat Pembeli dari Pariwisata di Kampung Sabbe’ta...................... 49
13. Harga Tingkat Pembeli dari Makassar II di Kampung Sabbe’ta ................... 50
14. Harga Tingkat Pembeli dari Klaten di Kampung Sabbe’ta............................ 50
15. Biaya Pengangkutan Pada Tingkat Konsumen di Kampung Sabbe’ta .......... 50
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Teks
Halaman
16. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Petani
Masing-masing Petani Sutera ........................................................................ 5 1
17. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Penenun
Produk Kain Polos .......................................................................................... 52
18. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin
Produk Ecoprint .............................................................................................. 52
19. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin
Produk Souvenir .............................................................................................. 52
20. Tabulasi Data Responden Petani Sutera ......................................................... 53
21. Tabulasi Data Responden Penenun Kain Sutera Produk Kain Polos .............. 64
22. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Ecoprint ......................... 65
23. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Souvenir ........................ 66
24. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 70
25. Surat Izin Penelitian ........................................................................................
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia memiliki potensi cukup besar untuk menghasilkan serat sutera
alam Kondisi alam dan lingkungan di Indonesia juga cukup menguntungkan bagi
pengembangan budidaya ulat sutera. Pengembangan komoditas sutera alam
sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu merupakan salah satu kegiatan
perhutanan sosial yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan,
perluasan kesempatan usaha dan kerja, pemberdayaan masyarakat dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Sadapotto, 2008).
Sutera alam bagi daerah Sulawesi Selatan merupakan sumber daya
kehutanan non kayu yang amat potensial dan merupakan salah satu komoditas
andalan daerah. Sutera alam sudah merupakan budaya yang melekat dengan
masyarakat Sulawesi Selatan. Sampai saat ini Sulawesi Selatan merupakan daerah
penghasil sutera terbesar di Indonesia, namun hampir seluruh sistem usaha
persuteraan alam masih dikelola secara tradisional, berskala kecil, dan berpola
subsistem (Nurhaedah dan Bisjoe, 2013).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan nomor 50/Kpts-II/1997
tanggal 20 Januari 1997 yang dimaksud dengan persuteraan alam adalah bagian
kegiatan perhutanan sosial dengan hasil kokon atau benang sutera yang terdiri dari
kegiatan penanaman murbei, pembibitan ulat sutera, pemeliharaan ulat sutera dan
pengolahan kokon (Harbi dkk,2015).
Usaha sutera di Provinsi Sulawesi Selatan, memiliki prospek usaha yang
sangat baik namun pemelihara ulat sutera mengalami penurunan jumlah setiap
2
tahunnya. Penurunan jumlah pemelihara ulat sutera dapat dilihat di Provinsi
Sulawesi – Selatan khususnya di Kabupaten Soppeng. Produksi kokon terus
menurun karena berbagai sebab antara lain banyaknya petani yang beralih ke
komoditas lain seperti kakao dan masuknya benang sutera impor. Pemerintah
melalui Departemen Kehutanan sudah mencoba berbagai langkah untuk
memperbaiki kondisi tersebut dengan berbagai kebijakan (Sadapotto, 2011).
Berbagai program pemerintah dikembangkan untuk mendukung
pengembangan sutera alam di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Soppeng
antara lain: fasilitas bantuan stek murbei, bantuan bibit ulat sutera, alat pengokonan,
mesin peralatan, fasilitas pemasaran, pemberdayaan petani dan permodalan
(Nurhaedah, 2013). Program tersebut ternyata masih kurang menarik perhatian para
petani sehingga banyak petani berpindah komoditi dikarenakan pemberdayaan ulat
sutera lebih sulit serta proses pengerjaannya lebih lama ketimbang komoditi
lainnya.
Saat ini petani penghasil produk sutera belum mampu memastikan ada
keuntungan atau tidak dari hasil penjualan produk sutera. Berdasarkan penelitian
Dwajayanti Syam, menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan pemeliharaan ulat
sutera di kecamatan donri-donri masih tergolong rendah, bahkan salah satu
pemeliharan memperolehi pendapatan minus atau tidak memperolehi keuntungan.
kemudian menurut, Ayu Merdeany Astuti menyimpulkan dalam
penelitiannya bahwa Produksi kokon terus menurun karena berbagai sebab antara
lain beralih ke komoditi lain seperti kakao dan masuknya benang sutera impor.
Pengusaha pemasaran benang sutera di kecamatan donri-donri dihadapkan pada
3
berbagai masalah seperti kepastian harga yang tidak tetap. Para pemeliharaan ulat
sutera memasarkan kokon dan benang sutera dengan harga yang lebih murah
karena adanya pedagang perantara.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Pemasaran Produk Sutera Di Kampung Sabbeta,
Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dilatar belakang masalah yang dikemukakan diatas,
maka pokok permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana sistem saluran pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?
2. Bagaimana marjin pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa Pising,
Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?
3. Bagaimana efisiensi pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng ?
4
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui saluran pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
2. Mengetahui margin pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
3. Mengetahui efisiensi pemasaran produk sutera di kampung Sabbeta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
1.4. Kegunaan Penelitian
Kegunaan Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera Di Kampung
Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng:
1. Menjadi bahan referensi bagi dunia akademik atau peneliti selanjutnya
dibidang ulat sutera khususnya bagian analisis pemasaran produk sutera.
2. Memberikan informasi kepada pemerintahan mengenai pemasaran produk
sutera sehingga membantu dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat.
3. Memberikan informasi yang dapat membantu usaha persuteraan dalam
pemasaran produk sutera.
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar
Pasar adalah suatu tempat atau proses interaksi antara permintaan
(pembeli) dan penawaran (penjual) dari suatu barang dan jasa tertentu, sehingga
akhirnya dapat menentukan harga keseimbangan (harga pasar) dan jumlah yang
diperdagangkan. Jadi setiap proses yang mempertemukan antara pembeli dan
penjual, maka akan membentuk harga yang disepakati antara pembeli dan penjual
(Fuad dan Christine H, 2000).
Pasar dalam kehidupan sehari-hari keberadaan pasar sangatlah penting
bagi kita. Pasar secara umum diartikan sebagai tempat penjual menawarkan barang
atau jasa sesuai taksiran harga penjual. Namun seiring dengan kemajuan zaman dan
teknologi yang menyebabkan transaksi dapat dilakukan tanpa dipertemukan penjual
dan pembeli secara langsung, maka muncul pengertian pasar dalam arti luas, yaitu
proses interaksi penjual dan pembeli untuk mencapai harga pasar (Sunariyah,
2000).
2.2. Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh
produksi baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan
kelangsungan hidup usahanya. Hal tersebut disebabkan karena pemasaran
merupakan salah satu kegiatan perusahaan, dimana secara langsung berhubungan
konsumen. Maka kegiatan pemasaran dapat diartikan sebagai kegiatan manusia
yang berlangsung kaitannya dengan pasar. Pemasaran adalah suatu proses sosial
6
dan manajerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran produk serta nilai
dengan produk lain (Kotler, 2001).
Pemasaran yaitu sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan konsumen
(Philip dan Duncan, 2001).
Menurut Firdaus (2009) mendefinisikan pemasaran adalah tindakan-
tindakan yang menyebabkan berpindahnya hak milik atas barang serta jasa dan
menimbulkan distribusi fisik mereka. Proses pemasaran yaitu aspek fisik dan
nonfisik. Aspek fisik menyangkut perpindahan barang-barang ke tempat di mana
mereka dibutuhkan. Sedangkan pada aspek nonfisik dalam arti bahwa para penjual
harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula
mengetahui apa yang dijual.
Apabila pemasaran melakukan pekerjaan dengan baik untuk
mengidentifikasi kebutuhan konsumen, mengembangkan produk dan menetapkan
harga yang tepat, mendistribusikan dan mempromosikannya secara efektif, maka
akan sangat mudah menjual barang-barang tersebut (Soekartawi,2002).
2.3. Konsep Pemasaran
Konsep-konsep inti pemasaran meliputi, kebutuhan, keinginan,
permintaan, produksi, utilitas, nilai dan kepuasan ; pertukaran, transaksi, dan
hubungan pasar, pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara kebutuhan,
keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah suatu keadaan dirasakannya ketiadaan
kepuasan dasar tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas yang
7
spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih mendalam. Sedangkan
permintaan adalah keinginan akan produk yang spesifik yang didukung dengan
kemampuan dan kesediaan untuk membelinya (Basu dan Irawan, 2005).
Tujuan utama konsep pemasaran adalah melayani konsumen dengan
mendapatkan sejumlah laba, atau dapat diartikan sebagai perbandingan antara
penghasilan dengan biaya yang layak. Ini berbeda dengan konsep penjualan yang
menitikberatkan pada keinginan perusahaan. Falsafah dalam pendekatan penjualan
memproduksi subuah pabrik, kemudian meyakini konsumen agar bersedia
membelinya, sedangkan pendekatan konsep pemasaran menghendaki agar
manajemen menentukan keinginan konsumen terlebih dahulu, setelah itu baru
melakukan bagaimana caranya memuaskan.
2.4. Saluran Pemasaran
Aliran produk dari petani hingga sampai ke konsumen dalam proses
pemasaran hasil penjualan akan menciptakan suatu rangkaian yang disebut saluran
pemasaran. Saluran pemasaran yang terbentuk berbeda-beda sesuai dengan
komoditinya (Fatimah, 2011).
Kotler (2001) mendefinisikan saluran pemasaran sebagai seperangkat
organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses penyedian produk
atau layanan sehingga dapat digunakan atau dikonsumsi. Saluran pemasaran
melaksanakan pekerjaan pemindahan barang dari produsen ke konsumen. Hal
tersebut mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan
barang dan layanan dari mereka yang membutuhkan atau menginginkan.
8
Panjang pendeknya saluran pemasaran yang terbentuk dalam proses
pemasaran dapat dilihat dari banyaknya lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat
didalamnya. Peran lembaga pemasaran dalam proses pemasaran adalah
menyalurkan produk hingga sampai ke tangan konsumen, baik itu konsumen rumah
tangga maupun industri. Lembaga-lembaga pemasaran inilah yang akan
menjalankan fungi-fungi pemasaran (Fatimah, 2011).
Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh
suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui
produsen sampai ke konsumen akhir. Saluran ini terdiri dari semua lembaga atau
pedagang perantara yang memasarkan produk atau barang atau jasa produsen
sampai ke konsumen. Saluran pemasaran diperlukan karena produsen menghasilkan
produk dengan memberikan kegunaan bentuk bagi konsumen, sedangkan lembaga
penyalur membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan
dari produk tersebut (Kotler dan Susanto, 2001).
9
2.5. Margin Pemasaran
Magin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga
dan biaya pemasaran. Pada analisi pemasaran sering menggunakan konsep margin
pemasaran yang dipandang dari sisi harga. Margin pemasaran merupakan selisih
harga yang dibayar konsumen akhir dan harga yang diterima petani produsen.
Dengan menganggap bahwa selama proses pemasaran terdapat beberapa lembaga
pemasaran yang terlibat dalam aktifitas pemasaran, maka dapat dianalisa distribusi
margin pemasaran diantara lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat (Setiorini,
2008).
Margin pemasaran sebagai perbedaan harga yang diterima oleh penjual
pertama (produsen) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir. Berdasarkan
pengertian tersebut menunjukkan selisih harga dari dua tingkah rantai yang saling
berinteraksi. Margin pemasaran juga dinyatakan sebagai dari jasa-jasa pelaksanaan
kegiatan sejak produsen sampai tingkat konsumen. Komponen margin pemasaran
terbagi dua yaitu komponen biaya pemasaran dan komponen keuntungan lembaga
pemasaran. Besarnya biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran
berbeda-beda untuk setiap jenis produk dan tingkat lembaga pemasaran. Perbedaan
waktu dilakukan kegiatan/aktifitas pemasaran juga merupakan salah satu faktor
yang menimbulkan perbedaan pada biaya dan margin keuntungan dan yang
didapatkan oleh lembaga pemasaran (Hanafiah dan Saefuddin, 2006).
10
2.6. Efisiensi Pemasaran
Setiap pelaku pemasaran menginginkan proses pemasaran dapat berjalan
seefisien mungkin, sedangkan terjadinya proses pemasaran yang tidak efisien
dikarenakan panjangnya saluran pemasaran, tingginya biaya pemasaran dan
kegagalan pasar (Anandita dan Ratiya, 2004). Ada dua pengukuran efisiensi teknis
dan efifiensi ekonomis.
Menurut Hanafiah dan Saefuddin (2006), efisiensi teknis adalah upaya
pengendalian fisik produk dengan tujuan mengurangi kerusakan produk, mencegah
merosotnya mutu produk, dan menghemat tenaga kerja sehingga mengakibatkan
pengurangan biaya pemasaran. Efisiensi ekonomis bertujuan penggunaan biaya
yang serendah mungkin untuk memperolehi keuntungan.
Sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu
mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan
biaya semurah-murahnya dan mampu mengadakan pembagian yang adil dari
keseluruhan harga yang dibayarkan konsumen terakhir kepada semua pihak yang
ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang tersebut. Yang dimaksud
adil dalam hal ini adalah pemberian balas jasa fungi-fungsi pemasaran sesuai
sumbangan masing-masing (Rosnawati, 2011).
11
2.7. Kokon
Kokon dimanfaatkan oleh manusia untuk bahan baku benang, hingga
pengokonan harus ditangani dengan benar, baik persiapan alat pengokonan maupun
pelaksanaannya, agar menghasilkan kokon yang berkualitas baik. Keuntungan besar
dapat diperoleh dengan mudah dari kokon, apalagi bila diproses menjadi produk
lain seperti benang, kain, sarung dan tekstil bermutu tinggi (Atmoseodarjo S, 2006).
2.8. Benang Sutera
Benang sutera merupakan benang yang terbuat dari serat sutera (kokon),
yang dihasilkan oleh ulat sutera. Benang ini punya banyak kelebihan sehingga
banyak yang senang oleh kain dengan bahan benang sutera. Proses pembuatan
benang sutera dilakukan dengan mesin yang sederhana karena sifat filament sutera
kurang kuat mendapatkan tarikan dan gesekan. Sehingga prosesnya dilakukan
dengan kecepatan mesin tidak terlalu kencang (Atmoseodarjo S, 2006).
2.9. Ecoprint
Ecoprint dapat didefinisikan sebagai teknik pewarnaan kain yang cukup
sederhana namun dapat menciptakan visual yang unik dan menarik. Prinsip
pembuatannya yakni melalui kontak langsung antara daun, bunga, batang atau
bagian tumbuhan lainnya yang mengandung pigmen warna dengan bahan kain
tertentu. Motif kain yang dihasilkan biasanya akan selalu berbeda meski masih
menggunakan jenis daun dari tumbuhan yang sama. warna dan motif yang tercetak
pada umumnya akan memiliki karakteristik yang eksklusif (Fitinline,2019)
12
2.10. Kain Sutera
Kain sutera merupakan kain yang terkenal untuk bagus pembuatan
pakaian, biasanya digunakan membuat pakaian-pakaian untuk acara-acara resmi,
memiliki tekstur lembut, mulus dan berkilau sehingga terlihat mewah. Kain sutera
merupakan kain yang terbuat dari benang sutera yang dihasilkan dari proses
pertenunan. Pertenunan adalah proses membentuk suatu anyaman dari dua macam
benang, anyaman terbentuk dengan menyilangkan benang-benang dengan posisi
saling tegak lurus. Benang-benang yang searah dengan panjang kain disebut benang
lusi (lungsi, lungsin), sedangkan benang yang melintang kearah lebar kain disebut
sebagai benang pakan (Rahmat H, 2015).
2.11. Souvenir
Kokon yang mengandungi banyak jenis cacat merupakan suatu limbah.
Tetapi limbah tersebut masih merupakan bahan yang berharga, karena masih dapat
dimanfaatkan menjadi produk souvenir. Souvenir merupakan kerajinan tangan
(handy crafts) yang merupakan hasil kreativitas para perajin yang mampu merubah
benda-benda yang tidak berharga menjadi produk-produk kerajinan tangan yang
menarik diminati banyak orang, terutama wisatawan. Dalam bahasa Indonesia
souvenir disebut sebagai cinderamata, oleh-oleh, kenang-kenangan, atau buah
tangan. Cinderamata biasa berupa mainan kunci, kaos pajangan, hiasan dinding
maupun buku (Mardiyono dan Sugeng, 2008).
13
2.12. Kerangka Pikir
Berdasarkan kerangka pikir penelitian pada Gambar 1,
mengambarkan produk sutera untuk sampai ke tangan konsumen ditentukan
oleh elemen-elemen pemasaran. Saluran pemasaran, margin pemasaran,
efisiensi pemasaran dan analisis pemasaran produk sutera akan memberi
informasi tentang saluran pemasaran yang ada saat ini, margin dan efisiensi
pemasaran.
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Pemasaran Produk Sutera
Produk
Sute
Kai
Ben
Kok
Sou
Pem
asar
Saluran
Pem
Margin
Pemasa
Efisiensi
Pemasara
Kon
sum
Eco
Ulat
Sute
14
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Waktu dan tempat dilaksanakan kurang lebih dua (2) bulan, penelitian
dimulai pada bulan September Sampai bulan November 2019. Dengan judul
penelitian Analisis Pemasaran produk Sutera di Kampung Sabbeta, Desa Pising,
Kecamatan Donri-Donri, Kebupaten Soppeng.
3.2. Objek dan Alat Penelitian
1. Objek Penelitian
Petani ulat sutera yang terlibat dalam produksi produk sutera di Kampung
Sabbeta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kebupaten Soppeng.
2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitan ini adalah:
a. Kuisioner
b. Alat tulis untuk mencatat setiap informasi responden
c. Kamera (foto) untuk dokumentasi
3.3. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel
Penentuan populasi dalam penelitian ini berdasarkan saluran pemasaran
dengan berjumlah 12 orang yang terlibat langsung dalam usaha pemasaran produk
sutera berada disekitar Kampung Sabbeta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
yang dimana peneliti melakukan dengan wawancara langsung terhadap responden
dengan menggunakan alat bantu kuisioner pada saat penelitian, pemilihan
15
responden dilakukan secara sensus dari total populasi yang melakukan usaha
pemasaran produk sutera.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengambilan data sebagai berikut:
a. Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang akan diteliti
adalah produsen dan konsumen.
b. Kuisioner, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara menyusun daftar
pertanyaan yang harus dijawab responden.
3.5. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
a. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dan kuisioner masing-masing
responden, yang meliputi: data indentitas responden, nama produk, jumlah
produk, harga, dan biaya.
b. Data sekunder diperoleh dari kantor desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kebupaten Soppeng.
3.6. Analisis Data
1. Menggunakan metode analisis data kualitatif yang dilakukan dengan
wawancara langsung maupun pengamatan lapangan untuk mengetahui saluran
pemasaran. Wawancara langsung dengan bertanya kepada petani ulat sutera
baik yang terlibat langsung maupun tidak langsung.
2. Menggunakan analisis kuantitatif untuk menghitung margin pemasaran dan
efisiensi pemasaran.
16
a. Margin pemasaran
Margin pemasaran sebagai perbedaan harga yang diterima oleh penjual
pertama (produsen) dan harga yang dibayar oleh pembeli terakhir.
Berdasarkan pengertian tersebut menunjukkan selisih harga dari dua
tingkat rantai pemasaran yang saling berinteraksi. Margin pemasaran juga
dinyatakan sebagai dari jasa-jasa pelaksanaan kegiatan sejak tingkat
produsen sampai tingkat konsumen.
Indikator margin pemasaran dalam sistem tata niaga tujuannya adalah
untuk mengetahui lokasi distribusi biaya yang diterima oleh lembaga
pemasaran dalam sistem tata niaga yang sedang berjalan. Secara matematis
formula umum margin pemasaran dirumuskan sebagai berikut:
Hanafiah dan seafuddin (2006)
Mp = Pr – Pf
Dimana :
Mp = Margin pemasaran
Pr = Harga tingkat konsumen (user)
Pf = Harga tingkat produsen
b. Efisiensi pemasaran
Soekartawi (2002) menyatakan bahwa efisiensi pemasaran adalah nisbah
antara total biaya dengan total nilai produk yang dipasarkan, yang
dirumuskan sebagai berikut:
17
Ep = (TB/TNP) x 100%
Dimana :
Ep = Efisiensi pemasaran
TB = Total biaya
TNP = Total nilai produk (jumlah produk x harga produk)
Kriteria = 0-33% : Efisien
34-67% : Kurang efisien
68-100% : Tidak efisien
3.7. Definisi Operasional
1. Pasar adalah tempat pertemuan pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi
jual beli barang atau jasa.
2. Pemasaran adalah perpindahan hak milik atas barang serta jasa dari produsen
ke konsumen.
3. Saluran pemasaran adalah rute dan status kepemilikan yang ditempuh oleh
suatu produk ketika produk ini mengalir dari penyedia bahan mentah melalui
produsen sampai ke konsumen akhir.
4. Margin pemasaran dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin
pemasaran yang terjadi dari biaya dan keuntungan dari setiap aktifitas lembaga
pemasaran yang berperan aktif, serta untuk mengetahui bagian harga yang
diterima produsen.
5. Efisiensi saluran pemasaran diukur secara teknis dan ekonomis bertujuan untuk
lebih keningkatkan keuntungan yang diterima lembaga pemasaran.
18
6. Produsen adalah petani yang memelihara ulat sutera dari bibit sutera sampai
menjadi produk untuk dijual atau dipasarkan.
7. Konsumen adalah orang yang membeli produk sutera dari petani ulat sutera
untuk diolah dan dijual kembali ke pembuat batik atau sarung.
8. Produk yang dimaksud di penelitian ini adalah kokon, benang sutera, serta kain
polos sutera.
19
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Keadaan Fisik
4.1.1. Letak Geografis
Desa pising secara administrasi pemerintah berada dalam wilayah
Kecamatan Donri-Donri , Kabupaten Soppeng , Sulawesi Selatan. Desa Pising
merupakan salah satu dari 9 desa kecamatan Donri-Donri. Desa ini terletak 3 km ke
selatan dari ibukota Kecamatan Donri-Donri. Desa Pising Memiliki luas wilayah ±
786 Ha2 dengan batas wilayah desa sebagai berikut:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
b. Sebelah Timur Berbatasan dengan Desa Labokong dan Kelurahan Salokaraja,
Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng.
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Pesse, Kabupaten Soppeng.
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pesse dan Desa Sering, Kabupaten
Soppeng.
4.1.2. Topografi
Desa Pising berada pada ketinggian 300 – 600 mdpl (Meter Di Atas
Permukaan Laut) dengan keadaan topgrafi datar, agak datar sampai bergelombang.
Dilihat dari kelerengannya, adalah berkisaran antara 0 – 15%.
20
4.1.3. Klimatologi
Keadaan iklim pada suatu daerah sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan, perkembangan serta produksi tenaman. salah satu faktor iklim yang
sangat berperan terhadap tertumbuhan tanaman adalah curah hujan. Data curah
hujan selama lima tahun terakhir di Desa Pising Kecamatan Donri-Donri dapat
dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data Curah Hujan Rata-Rata Bulanan Selama 5 Tahun Terakhir di Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
Bulan Curah Hujan (mm)
Jumlah Rata-Rata 2014 2015 2016 2017 2018
Januari 208 253 204 219 253 1.137 227,4
Februari 160 221 193 209 246 1.029 205,8
Maret 155 162 175 214 168 874 174,8
April - 12 6 - - 18 3,6
Mei - 33 - - 42 75 15
Juni 109 87 34 - - 230 46
Juli 172 123 - 20 17 332 66,4
Agustus 192 - 65 - - 257 51,4
September 124 83 - - - 275 55
Oktober 215 203 132 85 33 668 133,6
November 167 120 187 96 54 624 124,8
Desember 52 72 86 112 219 541 108,2
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.
Berdasarkan data yang diperoleh dari periode 2014 – 2018 dapat dilihat
rata-rata curah hujan tahunan. Nilai rata-rata bulan basah, bulan kering, dan bulan
lembab lima tahun terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng dapat dilihat pada Tabel 2.
21
Tabel 2. Jumlah Bulan Basah, Bulan Kering, dan Bulan Lembab selama 5 Tahun
Terakhir di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.
No Tahun Bulan Basah Bulan Kering Bulan Lembab
1 2014 9 3 -
2 2015 6 3 3
3 2016 5 5 2
4 2017 4 6 2
5 2018 4 8 -
Jumlah 28 25 7
Rata-Rata 5,6 5 1,4
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019.
selama kurun waktu 5 tahun terakhir, jumlah bulan basah 28 dengan rata-
rata 5,6 bulan kering sebanyak 25 dengan rata-rata 5 dan bulan lembab sebanyak 7
dengan rata-rata 1,4. dengan demikian berdasarkan data tersebut dapat ditentukan
nilai Q untuk mengetahui tipe iklim di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng yaitu:
Q =
x100%
=
x100%
= 0,89 x 100%
= 89%
= 0,89
Berdasarkan penggolongan iklim dari Schmid dan Fergusson, yaitu nilai Q
diatas 0,600 – 1,000 maka tipe iklim Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng termasuk Kedalam tipe Iklim D (sedang).
22
4.2. Keadaan Sosial Ekonomi Penduduk
4.2.1. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau
wilayah dan sekaligus sebagai modal utama suatu negara dikatakan berkembang
atau maju, bahkan suksesnya pembangunan disegala bidang dalam negara tidak
bisa terlepas dari peran penduduk, baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik,
budaya dan pendidikan, sekaligus sebagai faktor utama dalam pembangunan fisik
maupun nonfisik. Oleh karena kehadiran dan perannya sangat menentukan bagi
perkembangan suatu wilayah, baik dalam sekala kecil maupun besar.
Penduduk Desa Pising terdiri dari 776 KK dengan total jumlah 2.623 jiwa
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 1.213 jiwa dan perempuan sebanyak 1.410 jiwa
yang tersebar dalam 2 dusun dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng Tahun, 2019
No Dusun Jumlah Jiwa
Jumlah Jumlah KK
Laki-laki Perempuan
1 Amessangeng 567 643 1.210 364
2 SoliE 646 767 1.413 412
Jumlah 1.213 1.410 2.623 776
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019
Tabel 3 menjelaskan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Pising
berada di dusun SoliE yakni 1.413 jiwa dengan perbandingan laki-laki sebanyak
646 jiwa sedangkan perempuan berjumlah 767 jiwa dengan jumlah KK sebanyak
412 jiwa.
23
4.2.2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Keadaan penduduk berdasarkan umur di Desa Pising terhitung mulai
angka bayi sampai lanjut usia. Keadaan umur penduduk Desa Pising masih sangat
potensial untuk mengembangkan satu titik usaha yang maksimal karena masih
banyak mendominasi oleh umur yang masih produktif, sehingga pola pikir untuk
mengembangkan usaha di bidang kehutanan terkhusus pada penciptaan ekonomi
sampingan pada tahapan usaha-usaha sampingan, adapun rincian umur dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng Berdasarkan Tingkat Umur, 2019
No Tingkat Umur
(Tahun)
Laki-laki
(Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa)
1 0 – 15 Tahun 300 385 685
2 16 – 30 Tahun 205 217 422
3 31 – 45 Tahun 257 273 530
4 46 – 60 Tahun 261 304 565
5 61 Tahun keatas 190 231 421
Jumlah 1.213 1.410 2.623
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019
Pada Tabel 4, menunjukkan bahwa penyebaran penduduk menurut ingkat
umur yang didominasi antara umur 46 – 60 tahun dengan jumlah 565 jiwa,
sedangkan yang paling rendah yaitu antara umur 61 tahun keatas dengan jumlah
421 jiwa.
24
4.2.3. Keadaan Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Pendidiakan adalah suatu usaha unutk menghasilkan perubahan-perubahan
pada perilaku manusia. Perubahan perilaku yang ditimbulkan oleh proses
pendidikan dapat dilihat melalui, perubahan dalam hal pengetahuan, perubahan
dalam keterampilan atau kebiasaan dalam melakukan sesuatu, dan perubahan dalam
sikap mental yang bersifat formal maupun informal. Oleh karena itu, data penduduk
berdasarkan pendidikan merupakan hal yang cukup untuk diketahui, adapun data
penduduk berdasarkan pendidikan di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rincian Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-
Donri, Kabupaten Soppeng
No Usia Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Usia 3 sampai 6 tahun yang belum masuk PAUD
(TK/Kelompok Bermain) 46 34 80
2 Usia 3 sampai 6 tahun yang masuk PAUD
(TK/Kelompok Bermain) 27 33 60
3 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak pernah sekolah 15 8 23
4 Usia 7 sampai 18 tahun yang tidak sedang sekolah 40 39 79
5 Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah
sekolah 180 215 395
6 Usia 18 sampai 56 tahun yang pernah SD tapi
tidak tamat 104 84 188
7 Tamat SD atau sederajat 3 1 4
8 Usia 12 sampai 56 tahun tidak tamat SLTP 3 1 4
9 Usia 18 sampai 56 tahun tidak tamat SLTA 1 2 3
10 Tamat SMP atau sederajat 100 83 183
11 Tamat SMA atau sederajat 25 25 50
12 Tamat D1 atau sederajat 29 37 66
13 Tamat D2 atau sederajat 5 2 7
14 Tamat D3 atau sederajat 2 1 3
15 Tamat S1 atau sederajat 31 44 75
16 Tamat S2 atau sederajat 2 1 3
17 Tamat S3 atau sederajat - - -
Jumlah 613 610 1.223
Sumber : Data Sekunder Desa Pisisng, 2019
25
Tabel 5, terlihat bahwa jumlah pendidikan berdasarkan data yang tercatat
pada tahun 2019, menunjukan bahwa Usia 18 sampai 56 tahun yang tidak pernah
sekolah berjumlah 395 orang, dimana jumlah laki-laki sebanyak 180 orang dan
perempuan sebanyak 215 orang. Hal tersebut dapat diartikan Desa Pising tergolong
tingkat pendidikannya masih rendah karena jarak sekolah jauh sehingga sulit untuk
melanjutkan pendidikan.
4.2.4. Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng sebagian besar adalah petani, selebihnya adalah buruh tani, tukang kayu,
pedagang, peternak dan tukang jahit. Untuk lebih jelasnya mata pencaharian
penduduk Desa Pising dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Mata Pencaharian Penduduk Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng
No Jenis Mata Pencaharian Jumlah (orang)
1 Petani 303
2 Buruh Tani 236
3 Buruh / Swasta 37
4 Pegawai Negeri 98
5 Pengrajin 25
6 Pedagang 12
7 Peternak 57
8 Perikanan 13
9 Montir 17
10 Tenaga Medis 5
11 Tukang Jahit 20
12 Tukang Batu 35
13 Tukang Kayu 72
14 Pekerjaan/Usaha lainnya 38
Jumlah 968
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019
26
Tabel 6, menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Desa Pising,
Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng mempunyai mata pencaharian dari
sector pertanian sebanyak 303 orang dan yang terendah mata pencaharian yaitu
tenaga medis dengan jumlah 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas
perekonomian didominasi oleh sector pertanian.
4.2.5. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat karena amat berhubungan dari berbagai segi kehidupan
jasmani maupun rohani, jenis sarana yang ada di Desa Pising, Kecamatan Donri-
Donri, Kabupaten Soppeng antara lain sarana pendidikan, sarana tempat ibadah dan
kesehatan adapun rincian sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Sarana dan Prasarana Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng
No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)
1 Kantor Desa 1
2 PAUD 2
3 TK 1
4 SD 3
5 SMP 1
6 Masjid 4
7 Puskesmas Pembantu (Pustu) 1
8 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 2
9 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) 1
10 Sarana Olahraga 6
11 Tempat Pemakaman Umum 5
12 Pos Ronda 5
Jumlah 32
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019
27
Tabel 7, menjelaskan bahwa sarana dan prasarana yang ada di Desa Pising,
Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng yang terbanyak adalah sarana
olahraga dengan jumlah 6 unit. Sedangkan sarana dan prasarana yang paling sedikit
adalah TK, SMP, Pustu dan Posbindu dengan jumlah 1 unit. Sarana dan prasarana
ini wajib menjadi perhatian pemerintah setempat untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat yang ada di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng.
4.3. Kelembagaan
Kelembagaan yang berada di Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri,
Kabupaten Soppeng sebagian besar bergerak diwilayah pertanian yang memang
menjadi mata pencaharian utama dari penduduk Desa Pising, hal tersebut tergambar
dalam Tabel 8.
Tabel 8. Unit Kelembagaan Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten
Soppeng
No Nama Kelembagaan Jumlah (Unit)
1 Kelompok Tani Tanaman Pangan 4
2 Kelompok Tani Perkebunan 4
3 Kelompok Tani Sutera 4
4 Kelompok Tani Perternakan 2
5 Kelompok Tani Perikanan 2
6 Kelompok PKK 3
Jumlah 19
Sumber : Data Sekunder Desa Pising, 2019
Tabel 8, menunjukkan bahwa kelompok tani pertanian sebanyak 8
kelompok yang dari kelompok tani tanaman pakan dan kelompok tani perkebunan.
Dari 4 kelompok tani sutera yang masih eksis, salah satu kelompok adalah
kelompok Tani Sabbe’ta yang beranggotakan 12 orang.
28
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAAN
5.1. Alur Produk Sutera
Kabupaten Soppeng merupakan salah satu daerah penghasil sutera di
Sulawesi Selatan. Sutera di Sulawesi Selatan telah lama menjadi bagian dari
kehidupan budaya masyarakat terutama di Kabupaten Soppeng. Budidaya sutera
telah dikenal sejak tahun 19-an dan sampai sekarang masih digeluti oleh sebagian
masyarakat pedesaan. Adapun tahapan awal proses produk sutera yaitu, kegiatan
budidaya ulat sutera dimana larva ulat diletakkan pada wadah yang berisi daun
murbei sampai ulat menjadi kepompong. Selanjutnya kepompong di pintal menjadi
benang dan ditenun menjadi kain polos, supaya kain terlihat lebih bagus bisa
diproses dengan metode ecoprint, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.
Gambar 2. Skema Alur Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising,
Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng
Uni
K
KK
K
Ko
Ko
K
K
K
K
29
5.1. Saluran Pemasaran
Saluran pemasaran merupakan jalur dari lembaga-lembaga pemasaran
yang mempunyai kegiatan menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Pola
saluran pemasaran produk sutera dapat diketahui dengan cara mengikuti arus
pemasaran produk sutera mulai dari petani hingga sampai kepada konsumen.
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, dapat diketahui pola saluran
pemasaran produk sutera di Kampung Sabbe’ta, dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3. Pola Saluran Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa
Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng
Keterangan: Petani Sutera : Produsen Benang
Unit Pemasaran : Unit Pemasaran Kampung Sabbe’ta
Penenun Kain : Produsen Kain Polos
Pengrajin Ecoprint : Produsen Ecoprint
Pengrajin Souvenir : Produsen Souvenir
Pembeli : Konsumen
Pe
U P P
Pem
Pem
Pem
Pem
Pem
Pem
Pem
Pem
Pem
30
Berdasarkan gambar 3 diatas diketahui bahwa, pemasaran produk sutera di
Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng
terdapat empat pola saluran pemasaran, yaitu:
1. Pola saluran pemasaran I
2. Pola saluran pemasaran II
3. Pola saluran pemasaran III
4. Pola saluran pemasaran IV
Pe
Uni
Pembeli dari
Pembeli dari Bali
Pen
Pembeli dari
Pembeli dari
Pen
Pembeli dari
Pembeli dari
Pengraji
Pembeli dari
Pembeli dari
Pembeli dari
31
5.2. Marjin Pemasaran
Margin pemasaran dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu sudut pandang harga
dan biaya pemasaran. Margin pemasaran adalah perbedaan antara berapa yang
dibayarkan oleh konsumen dan berapa yang diterima oleh petani/pengrajin untuk
produk sutera ditingkat konsumen dengan harga produk sutera ditingkat
petani/pengrajin dan dinyatakan dalam rupiah (Rp). Adapun margin pemasaran
produk sutera pada masing-masing saluran pemasaran di Kampung Sabbe’ta dapat
dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Margin Pemasaran Produk Sutera Pada Masing-Masing Saluran
Pemasaran di Kampung Sabbe’ta
Saluran Pemasaran Uraian Harga Jual
(Rp)
Harga Beli
(Rp)
Margin
Pemasaran
(Rp)
Saluran Pemasaran I Bibit Untuk 1 Boks
a. Petani 646.644
b. Unit Pemasaran 1.798.000 646.644 1.151.356
c. Pembeli dari Sengkang I 1.829.000 1.798.000 31.000
d. Pembeli dari Bali 1.860.000 1.798.000 62.000
Bibit Untuk 0,5 Boks
a. Petani 407.412
b. Unit Pemasaran 924.520 407.412 517.108
c. Pembeli dari Sengkang I 940.460 924.520 15.940
d. Pembeli dari Bali 956.400 924.520 31.880
Bibit Untuk 0,25 Boks
a. Petani 165.890
b. Unit Pemasaran 410.350 165.890 244.480
c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 410.350 7.075
d. Pembeli dari Bali 424.500 410.350 14.150
Saluran Pemasaran II Penenun Kain 3.737.280
Pembeli dari Sengkang II 5.000.000 3.737.280 1.262.720
32
Pembeli dari Pekalongan 5.125.000 3.737.280 1.387.720
Saluran Pemasaran III Pengrajin Ecoprint 8.729.223
Pembeli dari Sengkang III 12.500.000 8.729.223 3.770.777
Pembeli dari Makassar I 12.750.000 8.729.223 4.020.777
Saluran Pemasaran IV Souvenir Perhiasan
a. Pengrajin Souvenir 129.082
b. Pembeli dari Pariwisata 600.000 129.082 470.918
c. Pembeli dari Makassar II 615.000 129.802 485.198
d. Pembeli dari Klaten 630.000 129.802 500.198
Souvenir Interior
a. Pengrajin Souvenir 529.398
b. Pembeli dari Pariwisata 1.900.000 529.398 1.370.602
c. Pembeli dari Makassar II 1.915.000 529.398 1.385.602
d. Pembeli dari Klaten 1.930.000 529.398 1.400.602
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
Berdasarkan Tabel 9, diketahui bahwa margin pemasaran tertinggi terdapat
pada saluran pemasaran II di Pembeli dari Makassar I dengan jumlah Rp4.020.777
dan margin pemasaran yang terendah terdapat pada saluran pemasaran I untuk bibit
0,25 boks di Pembeli dari Sengkang I dengan jumlah Rp7.075. sedangkan harga
jual yang tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III di Pembeli dari Makassar I
dengan jumlah Rp12.750.000 dan harga jual yang terendah terdapat pada saluran
pemasaran VI pada produk souvenir perhiasan dengan jumlah Rp129.802.
5.3. Efisiensi Pemasaran
Sistem pemasaran dianggap efisien apabila mampu menyampaikan hasil-
hasil dari produsen kepada konsumen dengan biaya wajar serta mampu
mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayarkan
konsumen. Untuk mengetahui efisiensi pemasaran dapat dilihat pada Tabel 10.
33
Tabel 10. Efisiensi Pemasaran Produk Sutera pada Masing-Masing Saluran
Pemasaran di Kampung Sabbe’ta
Saluran Pemasaran Uraian
Total Nilai
Produk
(Rp)
Total Biaya
Pemasaran
(Rp)
Efisiensi
Pemasaran
(%)
Saluran Pemasaran I Bibit Untuk 1 Boks
a. Petani 646.644
b. Unit Pemasaran 1.798.000
c. Pembeli dari Sengkang I 1.829.000 50.000 2,73
d. Pembeli dari Bali 1.860.000 120.000 6,45
Bibit Untuk 0,5 Boks
a. Petani 165.890
b. Unit Pemasaran 410.350
c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 50.000 11,97
d. Pembeli dari Bali 956.400 120.000 12,54
Bibit Untuk 0,25 Boks
a. Petani 165.890
b. Unit Pemasaran 410.350
c. Pembeli dari Sengkang I 417.425 50.000 11,97
d. Pembeli dari Bali 424.500 120.000 28,26
Saluran Pemasaran II Penenun Kain 3.737.280
Pembeli dari Sengkang II 5.000.000 50.000 1,00
Pembeli dari Pekalongan 5.125.000 120.000 2,34
Saluran Pemasaran III Pengrajin Ecoprint 8.729.223
Pembeli dari Sengkang III 12.500.000 50.000 0,40
Pembeli dari Makassar I 12.750.000 80.000 0,62
Saluran Pemasaran IV Souvenir Perhiasan
a. Pengrajin Souvenir 129.082
b. Pembeli dari Pariwisata 600.000 100.000 16,66
c. Pembeli dari Makassar II 615.000 80.000 13,10
d. Pembeli dari Klaten 630.000 135.000 21,42
Souvenir Interior
a. Pengrajin Souvenir 529.398
b. Pembeli dari Pariwisata 1.900.000 100.000 5,26
c. Pembeli dari Makassar II 1.915.000 80.000 4,17
d. Pembeli dari Klaten 1.930.000 135.000 6,99
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
34
Berdasarkan Tabel 10, diketahui bahwa efisiensi pemasaran di Kampung
Sabbe’ta terdapat pada saluran pemasaran III untuk Pembeli dari Sengkang III
dengan nilai efisiensi terkecil yaitu 0,40% sedangkan nilai efisiensi terbesar
terdapat pada saluran pemasaran I untuk Pembeli dari Bali yaitu 28,26%. Dimana
standarisasi efisiensi yaitu 0-33% termasuk dalam kategori efisien dan 34-67%
termasuk dalam kategori kurang efisien sedangkan 68-100% termasuk dalam
kategori tidak efisien.
5.4. Keuntungan Pemasaran
Keuntungan pemasaran diperoleh dari besarnya margin pemasaran
dikurangi biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh masing-masing lembaga
pemasaran. Keuntungan lembaga pemasaran merupakan balas jasa yang diterima
oleh masing-masing lembaga pemasaran yang turut serta memasarkan suatu produk
mulai dari tingkat petani sampai konsumen akhir. untuk mengetahui lebih rinci
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Keuntungan Pemasaran di Kampung Sabbe’ta
No Saluran Pemasaran Margin
Pemasaran (Rp)
Total Biaya
Pemasaran (Rp)
Keuntungan
Pemasaran (Rp)
1 Saluran Pemasaran I
a. Bibit 1 Boks 1.244.356 170.000 1.074.356
b. Bibit 0,5 Boks 564.928 170.000 394.928
c. Bibit 0,25 Boks 265.705 170.000 95.705
2 Saluran Pemasaran II 2.650.440 170.000 2.480.440
3 Saluran Pemasaran III 7.791.554 130.000 7.661.554
4 Saluran Pemasaran IV
a. Souvenir Perhiasan 1.456.314 215.000 1.241.314
b. Souvenir Interior 4.156.806 215.000 3.941.806
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
35
Berdasarkan Tabel 11, diketahui bahwa keuntungan pemasaran tertinggi
terdapat pada saluran pemasaran III berjumlah Rp7.661.554 dengan margin
pemasaran sebesar Rp7.791.554 dan total biaya berjumlah Rp130.000 sebagai biaya
pengangkutan. Sedangkan keuntungan pemasaran yang terendah terdapat pada
saluran pemasaran I untuk bibit 0,25 boks berjumlah Rp95.705 dengan margin
pemasaran sebesar Rp265.705 dan total biaya berjumlah Rp170.000 sebagai biaya
pengangkutan. Dimana semakin tinggi margin pemasaran dan semakin rendah
biaya yang dikeluarkan maka semakin tinggi pula keuntungan pemasaran, dan
sebaliknya jika semakin rendah margin pemasaran serta semakin tinggi biaya yang
dikeluarkan maka semakin rendah pula keuntungan pemasaran yang diperoleh
suatu lembaga pemasaran.
5.5. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran
Suatu sistem pemasaran yang efisien dapat memberikan kepuasan kepada
lembaga-lembaga pemasaran yang terlibat mulai dari petani, lembaga pemasaran
terkait hingga konsumen akhir dari sistem pemasaran yang dilaksanakan.
Sementara margin pemasaran adalah perbedaan harga di tingkat petani sampai
tingkat konsumen akhir karena adanya biaya pemasaran di setiap lembaga yang
terlibat dalam pemasaran produk sutera di Kampung Sabbe’ta. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 12.
36
Tabel 12. Perbandingan Efisiensi dan Margin Pemasaran di Kampung Sabbe’ta
No Saluran Pemasaran Margin Pemasaran (Rp) Efisiensi Pemasaran (%)
1 Saluran Pemasaran I
a. Bibit 1 Boks 1.244.356 9,18
b. Bibit 0,5 Boks 564.928 24,51
c. Bibit 0,25 Boks 265.705 40,23
2 Saluran Pemasaran II 2.650.440 3,34
3 Saluran Pemasaran III 7.791.554 1,02
4 Saluran Pemasaran IV
a. Souvenir Perhiasan 1.456.314 51,18
b. Souvenir Interior 4.156.806 16,42
Sumber : Data Primer Setelah Diolah 2019
Berdasarkan Tabel 12, diketahui bahwa margin pemasaran tertinggi
terdapat pada saluran pemasaran III dengan jumlah Rp7.791.554. Sedangkan
pemasaran produk yang efisiensi terdapat pada saluran pemasaran III dengan nilai
efisiensi terkecil yaitu 1,02% .Berdasarkan uraian diatas saluran pemasaran III
memiliki margin pemasaran tertinggi dan memiliki nilai efisien terkecil. Sementara
nilai efisiensi terbesar yaitu 51,18% terdapat pada saluran pemasaran IV untuk
souvenir perhiasan dikarenakan total biaya pemasarannya tinggi. Dimana menurut
Anandita dan Ratiya, (2004) terjadinya proses pemasaran yang tidak efisien
dikarenakan panjangnya saluran pemasaran, tingginya biaya pemasaran dan
kegagalan pasar.
37
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan mengenai
Analisis Pemasaran Produk Sutera di Kampung Sabbe’ta, Desa Pising, Kecamatan
Donri-Donri, Kabupaten Soppeng dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Terdapat empat saluran pemasaran produk sutera yang digunakan petani/
pengrajin/penenun (produsen) di Kampung Sabbe’ta dalam menyampaikan hasil
produksinya; Saluran 1 (Petani ‒ Unit Pemasaran ‒ Pembeli dari Sengkang I dan
Pembeli dari Bali), Saluran 2 (Penenun Kain ‒ Pembeli dari Sengkang II dan
Pembeli dari Pekalongan), Saluran 3 (Pengrajin Ecoprint ‒ Pembeli dari Sengkang
II dan Pembeli dari Makassar I), Saluran 4 (Pengrajin Souvenir ‒ Pembeli dari
Pariwisata, Pembeli dari Makassar II dan Pembeli dari Klaten).
Dilihat dari efisiensi secara ekonomis keempat saluran pemasaran produk
sutera yang terdapat di Kampung Sabbe’ta telah efisien secara ekonomi. Akan
tetapi dari keempat saluran pemasaran maka saluran pemasaran III adalah saluran
pemasaran yang paling efisien secara ekonomis karena nilai presentase efisiensi
pemasaran lebih rendah yaitu sebesar 1,02 dibandingkan dengan saluran pemasaran
yang lain. Serta saluran pemasran yang kurang efisien terdapat pada saluran
pemasaran IV untuk souvenir perhiasan yaitu sebesar 51,18%. Sedangkan margin
pemasaran tertinggi terdapat pada saluran pemasaran III dengan jumlah
Rp7.791.554 dibandingkan dengan saluran pemasaran yang lainnya.
38
6.2 Saran
Seharusnya para petani ulat sutera melarang pengungjung yang
menggunakan wangi-wangian masuk ke tempat pemeliharan ulat sutera sehingga
mengurangi terjadinya kematian ulat sutera dan dapat menghasilkan kokon yang
berkualitas. Selain itu para petani ulat sutera juga harus memperhatikan kebersihan
ruangan tempat pemeliharaan ulat sutera sehingga ulat sutera terhindar dari
berbagai macam penyakit agar tidak terjadinya gagal panen.
39
DAFTAR PUSTAKA
Anindita dan Ratiya, 2004. Pemasaran Hasil Pertanian. Katalog Perpustakaan
Nasional Dalam Terbitan (KDT). Papyrus : Surabaya
Atmosoedarjo Sukiman, 2006. Sutera Alam Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya.
Jakarta
Basu Swastha dan Irawan, 2005. Asas-asas Marketing Moderen. Edisi 2. Cetakan
II. Yogyakarta: Liberty
Fatimah, 2011. Analisis Pemasaran Kentang Di Kabupaten Wonosobo. Skirpsi
Fakultas Pertanian Universitas Sebelah Maret. Surakarta.
Faud dan Christine H, 2000. Pengantar Bisnis. Gramedia Pustaka. Jakarta
Firdaus Muhammad, 2009. Manajeman-manajeman Agribisnis Modern. PT. Bumi
Aksara : Jakarta
Fitinline, 2019. Eksplorasi Teknik Ecoprint, Manfaat dan Aplikasinya Dalam
Desain Fashion. https://fitinline.com/. Diakses tanggal 02 Desember 2019.
Hanafiah dan Saefuddin, 2006. Tataniaga Hasil Perikanan. Universitas Indonesia
Press. Jakarta
Harbi, J., Nurrochmat, D. R. dan Kusharto, C. M. 2015. Pengembangan usaha
persuteraan alam Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Risalah Kebijakan
Pertanian dan Lingkungan. Makassar
Kolter dan Susanto, 2001. Manajeman Pemasaran di Indonesia : Analisis
Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Salemba Empat. Jakarta
Kotler Philip, 2001. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Pengendalian : Salemba Empat. Jakarta
Mardiyono dan Sugeng, 2008. Butir-Butir Mutiara Estrtika Timur Ide Dasar
Penciptaan Seni Karya Indonesia. Yogyakarta : Prasista
Nurhaedah, 2013. Para Pihak Dalam Pengembangan Pesuteraan Alam. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.
Makassar
40
Nurhaedah, M. dan Bisjoe, A. R. H. 2013. Budidaya ulat sutera di Desa Sudu,
Kecamatan Alla, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Jurnal Penelitian
Hutan Tanaman. 10 (4) : 229 – 239. Balai Penelitian Kehutanan Makassar.
Makassar
Philip dan Duncan, 2001. British and Irsih Painting in Public Collations
Rahmat Hidayat, 2015. Dasar Ilmu Dalam Pertenunan. Politeknik Sekolah Tinggi
Teknologi Tekstil: Bandung
Riski. 2009. Analisis Usaha Industri Benang Sutera Pengusahaan Sutera Alam
(PSA) Kabupaten Patti. Skripsi Fakultas Pertanian Universitar Sebelas
Maret, Surakarta
Rosnawati, H. 2011. Analisis Efisiensi Pemasaran Pisang Produksi Petani Di
Kecamatan Lengkit Kabupaten Ogan Komering Ulu. Skripsi Fakultas
Pertanian Universitar Sebelas Maret, Surakarta
Sadapotto, A. 2008. Perbandingan Pengaruh Luas Lahan Murbei Terhadap
Produktivitas Kokon pada Tiga Daerah Pengembangan [Skripsi].
Makassar : Fakultas Kehutanan, Universitas Hasanuddin
Sadapotto, A. 2011. Perbandingan Pengaruh Luas Lahan Murbei Terhadap
Produktivitas Kokon pada Tiga Daerah Pengembangan [makalah seminar
nasional di Jogjakarta]. Makassar : Fakultas Kehutanan, Universitas
Hasanuddin
Setiorini, F. 2008. Analisis Efisiensi Pemasaran Ikan Mas Kecamatan Pagelaran
Kabupaten Tanggamus Provensi Lampung. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.
Soekartawi, 2002. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo. Jakarta
Sunariyah, 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Yogyakarta : UPP ADM
YKPN Yogyakarta
41
Lampiran 1. Kuisioner I
DAFTAR PERTANYAAN
RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN
PRODUK SUTERA
A. Identitas Responden
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Usaha : ............................................................................................
Desa : ............................................................................................
Kecamatan : ............................................................................................
B. Produk Kokon
1. Dimana Bapak/Ibu mendapatkan bibit ulat sutera? (ambil di alam atau
di beli)
2. Berapa banyak bibit sutera yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat
mengelolah menjadi kokon?
3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi kokon? (ambil
di alam atau di beli)
4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kokon?
5. Berapa jumlah kokon yang dihasilkan perhari atau perbulan?
6. Berapa banyak kokon yang dijual perhari atau perbulan?
7. Berapa harga jual kokon /kg?
8. Apakah kokon langsung dijual kepada pembeli atau melalui perantara?
9. Dimana saja kokon dipasarkan?
10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk kokon?
42
Lampiran 2. Kuisioner II
DAFTAR PERTANYAAN
RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN
PRODUK SUTERA
A. Identitas Responden
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Usaha : ............................................................................................
Desa : ............................................................................................
Kecamatan : ............................................................................................
B. Produk Benang Sutera
1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku kokon? (ambil di alam
atau di beli)
2. Berapa banyak kokon yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat mengelolah
menjadi benang sutera?
3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi benang sutera?
(ambil di alam atau di beli)
4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan benang
sutera?
5. Berapa jumlah benang sutera yang dihasilkan perhari atau perbulan?
6. Berapa banyak benang sutera yang dijual perhari atau perbulan?
7. Berapa harga jual benang sutera /kg?
8. Apakah benang sutera langsung dijual kepada pembeli atau melalui
perantara?
9. Dimana saja benang sutera dipasarkan?
10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk benang?
43
Lampiran 3. Kuisioner III
DAFTAR PERTANYAAN
RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN
PRODUK SUTERA
A. Identitas Responden
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Usaha : ............................................................................................
Desa : ............................................................................................
Kecamatan : ............................................................................................
B. Produk Kain Sutera Polos
1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku benang sutera?
2. Berapa banyak benang sutera yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat
mengelolah menjadi kain sutera polos?
3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi kain sutera
polos? (ambil di alam atau di beli)
4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan kain sutera
polos?
5. Berapa jumlah kain sutera polos yang dihasilkan perhari atau perbulan?
6. Berapa banyak kain sutera polos yang dijual perhari atau perbulan?
7. Berapa harga jual kain sutera polos /meter?
8. Apakah kain sutera polos langsung dijual kepada pembeli atau melalui
perantara?
9. Dimana saja kain sutera polos dipasarkan?
10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk kain?
44
Lampiran 4. Kuisioner IV
DAFTAR PERTANYAAN
RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN
PRODUK SUTERA
A. Identitas Responden
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Usaha : ............................................................................................
Desa : ............................................................................................
Kecamatan : ............................................................................................
B. ECOPRINT
1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku kain polos?
2. Berapa banyak kain polos yang Bapak/Ibu butuhkan pada saat
mengelolah menjadi ecoprint?
3. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi ecoprint?
(ambil di alam atau di beli)
4. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan ecoprint?
5. Berapa jumlah ecoprint yang dihasilkan perhari atau perbulan?
6. Berapa banyak ecoprint yang dijual perhari atau perbulan?
7. Berapa harga jual ecoprint /meter?
8. Apakah ecoprint langsung dijual kepada pembeli atau melalui
perantara?
9. Dimana saja ecoprint dipasarkan?
10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk ecoprint?
45
Lampiran 5. Kuisioner V
DAFTAR PERTANYAAN
RESPONDEN MASYARAKAT TERHADAP ANALISIS PEMASARAN
PRODUK SUTERA
A. Identitas Responden
Nama : ............................................................................................
Umur : ............................................................................................
Pekerjaan : ............................................................................................
Usaha : ............................................................................................
Desa : ............................................................................................
Kecamatan : ............................................................................................
B. SOUVENIR
1. Dimana Bapak/Ibu Mendapatkan bahan baku membuat Souvenir?
2. Berapa banyak bahan baku (limbah kokon) yang Bapak/Ibu butuhkan
pada saat mengelolah menjadi souvenir?
3. Berapa jenis produk souvernir yang Bapak/Ibu hasilkan/produksi?
4. Bahan dan alat apa yang digunakan untuk memproduksi souvernir?
(ambil di alam atau di beli)
5. Berapa banyak biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan souvenir
/produk?
6. Berapa jumlah produk sovernir yang dihasilkan perhari atau perbulan?
7. Berapa banyak kain sovernir yang dijual perhari atau perbulan?
8. Apakah produk souvernir langsung dijual kepada pembeli atau melalui
perantara?
9. Dimana saja produk souvernir dipasarkan?
10. Berapa biaya pengangkutan yang dikeluarkan untuk produk souvenir?
46
Lampiran 6. Data Responden di Kampung Sabbe’ta Desa Pising
No Nama Umur
(Tahun) Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan
1 Andi Fitriani 33 Perempuan SMA
2 Manji 60 Perempuan SD
3 Muliyati 49 Perempuan SMP
4 Rabbi 48 Perempuan SD
5 Nursiah 42 Perempuan SD
6 Suhari 46 Perempuan SD
7 Jumria 48 Perempuan SMP
8 Hearana 40 Perempuan SMA
9 Mardawiyah 40 Perempuan SMP
10 Nursamany 56 Perempuan SD
11 Nurdin 55 Laki-laki S1
12 Musdalifah 42 Perempuan S1
47
Lampiran 7. Harga Tingkat Unit Pemasaran Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25
Boks di Kampung Sabbe’ta
Unit Pemasaran
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Andi Fitriani 1 3,1 580.000 1.798.000
Jumlah 1 3,1 580.000 1.798.000
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Manji 0,5 1,5 580.000 870.000
Muliyati 0,5 1,7 580.000 986.000
Rabbi 0,5 1,53 580.000 887.400
Nursiah 0,5 1,54 580.000 893.200
Suhari 0,5 1,7 580.000 986.000
Jumlah 2,5 7,97 2.900.000 4.622.600
Rata-rata 0.5 1,60 580.000 924.520
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Jumria 0,25 0,72 580.000 417.600
Hearana 0,25 0,66 580.000 382.800
Mardawiyah 0,25 0,77 580.000 446.600
Nursamany 0,25 0,68 580.000 394.400
Jumlah 1 2,83 2.320.000 1.641.400
Rata-rata 0.25 0,71 580.000 410.350
Lampiran 8. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang I Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan
0,25 Boks di Kampung Sabbe’ta
Pembeli dari Sengkang I
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Andi Fitriani 1 3,1 590.000 1.829.000
Jumlah 1 3,1 590.000 1.829.000
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Manji 0,5 1,5 590.000 885.000
Muliyati 0,5 1,7 590.000 1.003.000
Rabbi 0,5 1,53 590.000 902.700
Nursiah 0,5 1,54 590.000 908.600
Suhari 0,5 1,7 590.000 1.003.000
Jumlah 2,5 7,97 2.950.000 4.702.300
Rata-rata 0.5 1,60 590.000 940.460
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
48
Jumria 0,25 0,72 590.000 424.800
Hearana 0,25 0,66 590.000 389.400
Mardawiyah 0,25 0,77 590.000 454.300
Nursamany 0,25 0,68 590.000 401.200
Jumlah 1 2,83 2.360.000 1.669.700
Rata-rata 0.5 0,71 590.000 417.425
Lampiran 9. Harga Tingkat Pembeli dari Bali Untuk 1 Boks, 0,5 Boks dan 0,25
Boks di Kampung Sabbe’ta
Pembeli dari Bali
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Andi Fitriani 1 3,1 600.000 1.860.000
Jumlah 1 3,1 600.000 1.860.000
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/(kg) Penerimaan
Manji 0,5 1,5 600.000 900.000
Muliyati 0,5 1,7 600.000 1.020.000
Rabbi 0,5 1,53 600.000 918.000
Nursiah 0,5 1,54 600.000 924.000
Suhari 0,5 1,7 600.000 1.020.000
Jumlah 2,5 7,97 3.000.000 4.782.000
Rata-rata 0.5 1,60 600.000 956.400
Nama Bibit Ulat (boks) Benang (kg) Harga/kg(Rp) Penerimaan(Rp)
Jumria 0,25 0,72 600.000 432.000
Hearana 0,25 0,66 600.000 396.000
Mardawiyah 0,25 0,77 600.000 462.000
Nursamany 0,25 0,68 600.000 408.000
Jumlah 1 2,83 2.400.000 1.698.000
Rata-rata 0.5 0,71 600.000 424.500
Lampiran 10. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang II, dan Pekalongan di
Kampung Sabbe’ta
Konsumen Nama Kain Polos (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli dari Nurdin 25 200.000 5.000,000
49
Sengkang II Jumlah 25 200.000 5.000,000
Konsumen Nama Kain Polos (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli dari
Pekalongan
Nurdin 25 205.000 5.125.000
Jumlah 25 205.000 5.125.000
Lampiran 11. Harga Tingkat Pembeli dari Sengkang III, dan Makassar I di
Kampung Sabbe’ta
Konsumen Nama Ecoprint (m) Harga/m(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli dari
Sengkang III
Nurdin 25 500.000 12.500,000
Jumlah 25 500.000 12.500,000
Konsumen Nama Ecoprint (m) Harga/(m) Penerimaan
Pembeli dari
Makassar I
Nurdin 25 510.000 12.750.000
Jumlah 25 510.000 12.750.000
Lampiran 12. Harga Tingkat Pembeli dari Pariwisata di Kampung Sabbe’ta
Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah
(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli
dari
Pariwisata
Souvenir
Perhiasan
a. Gantungan Kunci 10 15.000 150.000
b. Bando Rambut 5 15.000 75.000
c. Bros Bunga 15 25.000 375.000
Jumlah 30 55.000 600.000
Souvenir
Interior
a. Hiasan Dinding 5 50.000 250.000
b. Rankaian Bunga 5 150.000 750,000
c. Bingkai 10R 3 300.000 900.000
Jumlah 13 500.000 1.650.000
Lampiran 13. Harga Tingkat Pembeli dari Makassar II di Kampung Sabbe’ta
Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah
(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli
dari
Makassar
II
Souvenir
Perhiasan
a. Gantungan Kunci 10 20.000 155.000
b. Bando Rambut 5 20.000 80.000
c. Bros Bunga 15 30.000 380.000
Jumlah 30 70.000 615.000
Souvenir a. Hiasan Dinding 5 55.000 255.000
50
Interior b. Rankaian Bunga 5 155.000 755,000
c. Bingkai 10R 3 305.000 905.000
Jumlah 13 515.000 1.915.000
Lampiran 14. Harga Tingkat Pembeli dari Klaten di Kampung Sabbe’ta
Konsumen Jenis Souvenir Produk Souvenir Jumlah
(pcs) Harga/pcs(Rp) Penerimaan(Rp)
Pembeli
dari Klaten
Souvenir
Perhiasan
a. Gantungan Kunci 10 25.000 160.000
b. Bando Rambut 5 25.000 85.000
c. Bros Bunga 15 35.000 385.000
Jumlah 30 85.000 630,000
Souvenir
Interior
a. Hiasan Dinding 5 60.000 260.000
b. Rankaian Bunga 5 160.000 760,000
c. Bingkai 10R 3 310.000 910.000
Jumlah 13 530.000 1.930.000
Lampiran 15. Biaya Pengangkutan Pada Tingkat Konsumen di Kampung Sabbe’ta
Uraian Biaya Pengangkuatan(Rp)
Unit Pemasaran -
Pembeli dari Sengkang I 50.000
Pembeli dari Bali 120.000
Pembeli dari Sengkang II 50.000
Pembeli dari Pekalongan 120.000
Pembeli dari Sengkang III 50.000
Pembeli dari Makassar I 80.000
Pembeli dari Pariwisata 100.000
Pembeli dari Makassar II 80.000
Pembeli dari Klaten 135.000
51
Lampiran 16. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Petani Pada
Masing-masing Petani Sutera
N
o Nama Bibit Ulat
(Boks)
Benang
(kg)
Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp) Harga Tingkat
Petani(Rp)
Variabel Tetap
1 Andi Fitriani 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644
Jumlah 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644
Rata-Rata 1 3,1 522.000 16.870 538.870 1.798.000 646.644
1 Manji 0,5 1,5 253.000 11.870 264.870 870.000 317.844
2 Muliyati 0,5 1,7 446.000 11.870 457.870 986.000 549.444
3 Rabbi 0,5 1,53 243.800 11.870 255.670 887.400 306.804
4 Nursiah 0,5 1,54 255.400 11.870 267.270 893.200 320.724
5 Suhari 0,5 1,7 440.000 11.870 451.870 986.000 542.244
Jumlah 2,5 7,97 1.638.200 59.350 1.697.550 4.622.600 2.037.060
Rata-rata 0,5 1,60 327.640 11.870 339.510 924.520 407.412
1 Jumria 0,25 0,72 127.800 9.370 137.170 417.600 164.604
2 Hearana 0,25 0,66 122.00 9.370 131.370 382.800 157.644
3 Mardawiyah 0,25 0,77 170.970 14.994 185.964 446.600 223.157
4 Nursamany 0,25 0,68 83.470 14.994 98.464 394.400 118.157
Jumlah 1 2,83 382.240 48.728 552.968 1.641.400 663.562
Rata-rata 0,25 0,71 95.560 12.182 138.242 410.350 165.890
52
Lampiran 17. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Penenun Pada
Produk Kain Polos
N
o Nama
Kain Polos (m) Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp)
Harga Tingkat
Pengrajin(Rp)
Variabel Tetap
1 Nurdin 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280
Jumlah 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280
Rata-Rata 25 3.100.00 14.400 3.114.400 5.000.000 3.737.280
Lampiran 18. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin Pada
Produk Ecoprint
N
o Nama
Ecoprint (m) Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp)
Harga Tingkat
Pengrajin(Rp)
Variabel Tetap
1 Nurdin 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223
Jumlah 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223
Rata-Rata 25 7.270.000 4.353 7.274.353 12.500.000 8.729.223
Lampiran 19. Biaya Total Produksi, Penerimaan dan Harga Tingkat Pengrajin Pada
Produk Souvenir
Produk Jumlah
Total Biaya Produksi(Rp) Total Biaya(Rp) Penerimaan(Rp) Harga Tingkat
Pengrajin(Rp) Variabel Tetap
Souvenir Perhiasan
a. Gantungan Kunci 10 13.750 2.098 15.848 150.000 19.018
b. Bando Rambut 5 21.250 2.098 23.348 75.000 28.018
c. Bros Bunga 15 66.875 2.098 68.973 375.000 82.768
Jumlah 30 101.875 6.294 108.169 600.000 129.802
Souvenir Interior
a. Hiasan Dinding 5 24.875 2.365 27.240 250.000 32.688
b. Rangkaian bunga 5 160.125 2.098 162.223 750.000 194.668
c. Bingkai 10R 3 249.604 2.098 251.702 900.000 302.042
Jumlah 13 434.604 6.561 441.165 1.900.000 529.398
Lampiran 20. Tabulasi Data Responden Petani Sutera
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
1 Andi Fitriani Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
1 boks 150.000/boks 1 150.000
Jasa pintal 3.1 kg 60.000/kg 1 186.000
Pupuk urea 50 kg 110.000/50kg 1 110.000
Kaporit 500 g 40.000/kg 1 20.000
Kapur 4 kg 20.000/5kg 1 16.000
53
Kertas kaili 15 pcs 2.000/pcs 1 30.000
Karung 4 pcs 2.500/pcs 1 10.000
Total 522.000
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
40 set 15.000/set 60 10.000
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 16.870
Total Biaya 538.870
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
2 Manji Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
0,5 boks 150.000/boks 1 75.000
Jasa pintal 1,5 kg 60.000/kg 1 90.000
Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000
Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000
Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000
Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000
Karung 2 pcs 2.500/pcs 1 5.000
Total 253.000
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
20 set 15.000/set 60 5.000
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
54
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 11.870
Total Biaya 264.870
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
3 Muliyati Bibit ulat sutera
(CV. Andi Masalangka)
0,5 boks 500.000/boks 1 250.000
Jasa pintal 1,7 kg 60.000/kg 1 102.000
Pupuk urea 30 kg 110.000/50kg 1 66.000
Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000
Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000
Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000
Karung 2 pcs 2.500/pcs 1 5.000
Total 446.000
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
20 set 15.000/set 60 5.000
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 11.870
Total Biaya 457.870
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
4 Rabbi Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
0,5 boks 150.000/boks 1 75.000
Jasa pintal 1,53 kg 60.000/kg 1 91.800
Pupuk urea 20 kg 110.000/50kg 1 44.000
Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000
Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000
55
Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000
Karung 2 pcs 2.500 1 5.000
Total 243.800
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
20 set 15.000/set 60 5.000
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 11.870
Total Biaya 255.670
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
5 Nursiah Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
0,5 boks 150.000/boks 1 75.000
Jasa pintal 1,54 kg 60.000/kg 1 92.400
Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000
Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000
Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000
Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000
Karung 2 pcs 2.500 1 5.000
Total 255.400
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
20 set 15.000/set 60 5.000
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
56
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 11.870
Total Biaya 267.270
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
6 Suhari Bibit ulat sutera
(CV. Andi Masalangka)
0,5
boks 500.000/boks 1 250.000
Jasa pintal 1,7 kg 60.000/kg 1 102.000
Pupuk urea 25 kg 110.000/50kg 1 55.000
Kaporit 200 g 40.000/kg 1 8.000
Kapur 2 kg 20.000/5kg 1 8.000
Kertas kaili 6 pcs 2.000/pcs 1 12.000
Karung 2 pcs 2.500 1 5.000
Total 440.000
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
20 set 15.000/set 60 5.000
Sendal 1
pasang
10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1,083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 11.870
Total Biaya 451.870
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
7 Jumria Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
0,25
boks 150.000/boks 1 37.500
Jasa pintal 0,72 kg 60.000/kg 1 43.200
Pupuk urea 13 kg 110.000/50kg 1 28.600
Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000
57
Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000
Kertas kaili 4 pcs 2.000/pcs 1 8.000
Karung 1 pcs 2.500 1 2.500
Total 127.800
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
10 set 15.000/set 60 2.500
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1.083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 9.370
Total Biaya 137.170
No Nama Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
8 Hearana Bibit ulat sutera
(Perum Perhutani)
0,25
boks 150.000/boks 1 37.500
Jasa pintal 0,66 kg 60.000/kg 1 39.600
Pupuk urea 12 kg 110.000/50kg 1 26.400
Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000
Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000
Kertas kaili 4 pcs 2.000/pcs 1 8.000
Karung 1 pcs 2.500 1 2.500
Total 122.000
Biaya Tetap
Kotak penetasan 1 boks 2.500/boks 60 41
Tempat pengokonan
(semi frame)
10 set 15.000/set 60 2.500
Sendal 1 pasang 10.000/pasang 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting stek 1 pcs 65.000 60 1.083
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
58
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 9.370
Total Biaya 131.370
N
o Nama
Biaya
Variabel
Jumla
h Harga(Rp)
Umur
Tekni
s
Biaya
Penyusutan/Total(
Rp)
9 Mardawiy
ah
Bibit ulat
sutera
(CV. Andi
Masalangk
a)
0,25
boks 500.000/bok
s 1 125.000
air 20
liter 3.500/kubik 1 70
Daun
terong
1
krese
k
1.000 1 1.000
Pupuk urea 12 kg 110.000/50k
g 1 26.400
Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000
Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000
Kertas
kaili
4 pcs 2.000/pcs 1 8.000
Karung 1 pcs 2.500 1 2.500
Total 170.970
Biaya
Tetap
Alat pintal 1 pcs 550.000 120 4.584
Kotak
penetasan
1
boks
2.500/boks 60 41
Tempat
pengokona
n
(semi
frame)
10 set 15.000/set
60 2.500
Sendal 1
pasan
g
10.000/pasa
ng 36 277
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633
Gunting 1 pcs 65.000 60 1.083
59
stek
Panci 1pcs 60.000 120 500
Gayung 1 pcs 15.000 36 540
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Ember 1 pcs 15.000 24 625
keranjang 1 pcs 15.000 24 625
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 14.994
Total Biaya 185.964
N
o Nama
Biaya
Variabel
Jumla
h Harga(Rp)
Umur
Tekni
s
Biaya
Penyusutan/Total(
Rp)
10 Nursaman
y
Bibit ulat
sutera
(Perum
Perhutani)
0,25
boks 150.000/bok
s 1 37.500
air 20
liter 3.500/kubik 1 70
Daun
terong
1
krese
k
1.000 1 1.000
Pupuk urea 12 kg 110.000/50k
g 1 26.400
Kaporit 100 g 40.000/kg 1 4.000
Kapur 1 kg 20.000/5kg 1 4.000
Kertas
kaili
4 pcs 2.000/pcs 1 8.000
Karung 1 pcs 2.500 1 2.500
Total 83.470
Biaya
Tetap
Alat pintal 1 pcs 550.000 120 4.584,00
Kotak
penetasan
1
boks
2.500/boks 60 41,00
Tempat
pengokona
n
(semi
frame)
10 set 15.000/set
60 2.500,00
Sendal 1 10.000/pasa 36 277,00
60
pasan
g
ng
Cangkul 1 pcs 38.000 60 633,00
Gunting
stek
1 pcs 65.000 60 1.083,00
Panci 1pcs 60.000 120 500,00
Gayung 1 pcs 15.000 36 540,00
Baskom 1 pcs 10.000 24 416,00
Ember 1 pcs 15.000 24 625,00
keranjang 1 pcs 15.000 24 625,00
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138,00
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Pisau 1 pcs 7.000 60 116
parang 1 pcs 60.000 72 833
piring 1 pcs 12.000 36 333
Tali rapia 1 kg 15.000 12 1.250
Total 14.994
Total Biaya 98.464
61
Lampiran 21. Tabulasi Data Responden Penenun Kain Sutera Produk Kain Polos
N
o Nama
Biaya
Variabel
Jumla
h Harga(Rp)
Umur
Tekni
s
Biaya
Penyusutan/Total(Rp
)
12 Nurdi
n
Pakan 2.5 kg 580.000/kg 1 1.450.000
(kain
Polos)
Lungsi 1 kg 1.400.000/k
g 1 1.400.000
25
meter
Gaji
penenun
25
meter
10.000/mete
r 1 250.000
Total 3.100.000
Biaya
Tetap
ATBM
(alat
tenun)
1 pcs 2.000.000
240 8.333
Roll
benang
300
pcs
500 36 4.166
Kerangjan
g
1 pcs 17.000 60 283
Kursi 1 pcs 80.000 240 334
Tali plastik 3
meter
2.500 24 312
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Sapu ijuk 1 pcs 18.000 36 500
Sapu lidi 1 pcs 5.000 36 138
Total 14.400
Total Biaya 3.114.400
Lampiran 22. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Ecoprint
Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
Nurdin Kayu Sappang 500 g 15.000/kg 1 7.500
(Ecoprint) Kunyit bubuk 250 g 50.000/kg 1 12.500
62
25 meter Gaji karyawan 6 orang 375.000/orang 1 2.250.000
Kain Polos 25 m 200.000/m 1 5.000.000
Total 7.270.000
Biaya Tetap
Panji 1 pcs 60.000 120 500
Ember 1 pcs 15.000 24 625
Baskom 1 pcs 10.000 24 416
Roll kain 1 pcs 7.000 12 583
Pembungkus plastik 3 meter 4.500 24 562
Tali rapia 1 kg 12.000 12 1.000
Tabung gas 1pcs(3kg) 20.000 30 667
Total 4.353
Total Biaya 7.274.353
63
Lampiran 23. Tabulasi Data Responden Pengrajin Sutera Produk Souvenir
No produk Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
1 Rangkaian bunga Limbah kokon 375 pcs 25/pcs 1 9.375
Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125
Kunyit bubuk 75 g 50.000/kg 1 3.750
Pinang bubuk 75 g 45.000/kg 1 3.375
Putik bunga 150 pcs 250/pcs 1 37.500
Pot kayu 5 pcs 15.000/pcs 1 75.000
Lem lilin 10 pcs 500/pcs 1 5.000
Kawat halus 25 meter 50.000/50m 1 25.000
Total 160.125
Biaya Tetap
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.098
Total Biaya 162.223
Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
2 Bros bunga Limbah kokon 75 pcs 25,/pcs 1 1.875
Kayu sappang 225 g 15.000/kg 1 3.375
Kunyit bubuk 75 g 50.000/kg 1 3.750
Pinang bubuk 75 g 45.000/kg 1 3.375
Putik bunga 120 pcs 250/pcs 1 30.000
Lem lilin 4 pcs 500/pcs 1 2.000
Peniti Bros 15 pcs 1.500 1 22.500
Total 66.875
Biaya Tetap
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.098
Total Biaya 68.973
Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
3 Bingkai 10R Limbah kokon 60 pcs 25,/pcs 1 1.500
Kayu sappang 45 g 15.000/kg 1 675
Kunyit bubuk 15 g 50.000/kg 1 750
Pinang bubuk 15 g 45.000/kg 1 675
Putik bunga 24 pcs 250/pcs 1 6.000
Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500
64
Bingkai 10R 3 pcs 75.000/pcs 1 225.000
Total 249.604
Biaya Tetap
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.098
Total Biaya 251.702
No produk Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
4 Gantungan kunci Limbah kokon 20 pcs 25/pcs 1 250
Kayu sappang 150 g 15.000/kg 1 2.250
Kunyit bubuk 50 g 50.000/kg 1 2.500
Pinang bubuk 50 g 45.000/kg 1 2.250
Mata ikan 20 pcs 250/pcs 1 5.000
Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500
Total 13.750
Biaya Tetap
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.098
Total Biaya 15.848
Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
5 Hiasan dinding Limbah kokon 75 pcs 25/pcs 1 1.875
Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125
Kunyit bubuk 25 g 50.000/kg 1 1.250
Pinang bubuk 25 g 45.000/kg 1 1.125
Putik bunga 30 pcs 250/pcs 1 7.500
Playwood 3 pcs(15x20) 3.500/pcs 1 10.500
Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500
Total 24.875
65
Biaya Tetap
Gergaji kayu 1 pcs 32.000 120 267
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.365
Total Biaya 27.240
Biaya Variabel Jumlah Harga(Rp) Umur Teknis Biaya Penyusutan/Total(Rp)
6 Bando rambut Limbah kokon 50 pcs 25/pcs 1 1.250
Kayu sappang 75 g 15.000/kg 1 1.125
Kunyit bubuk 25 g 50.000/kg 1 1.250
Pinang bubuk 25 g 45.000/kg 1 1.125
Putik bunga 20 pcs 250/pcs 1 5.000
Putik bunga besar 20 pcs 500/pcs 1 10.000
Lem lilin 3 pcs 500/pcs 1 1.500
Total 21.250
Biaya Tetap
Lem tembak 1 pcs 38.000 36 1.055
Gunting 1 pcs 12.000 36 334
Pisau cutter 1 pcs 7.000 12 584
Mata pisau cutter 1 pcs 1.500 12 125
Total 2.098
Total Biaya 23.348
66
Lampiran 24. Dokumentasi Penelitian
Bibit Ulat Sutera Perum Perhutani
Bibit Ulat Sutera Impor
67
Wawancara Salah Satu Pengrajin Souvenir
Produk Souvenir Bros Bunga
68
Alat Pemintal Benang Sutera
Wawancara salah Satu Pengrajin Ecoprint
69
Salah Satu Kegiatan Ecoprint
Wawancara Salah Satu Petani Sutera
70
Produk Ecoprint Baju dan Rok
Wawancara Salah Satu Petani Sutera
71
Proses Pewarnaan Kain Dengan Pewarna Alami Produk Ecoprint
Dedaunan Yang digunakan Dalam Produk Ecoprint
72
Proses Pemberian Motif Pada Produk Ecoprint
Proses Pengeringan Kain Yang Suda di Cetak Pada Produk Ecoprint
73
Alat Tenun Bukan Mesin
Tempat Pengokonan (Semi Frame)
74
Wawancara Salah Satu Pemintal Benang
Salah Satu Hasil Pintal Benang Sutera
75
Hasil Kokon Salah Satu Petani Sutera
Tempat Pemeliharaan Ulat Sutera
76
Bingkai 10R Produk Souvenir
Gantungan Kunci Produk Souvenir
77
Rangkaian Bunga Produk Souvenir
Gerai Souvenir di Kampung Sabbe’ta
78
Lampiran 25. Surat Izin Penelitian
79
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Eric Estrada Mohd Jamil
Tempat/Tanggal Lahir : Queen Elizabeth Hopital, 12 Mei 1995
Alamat : Jalan Talasalapang 1 No 36
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Islam
Nama Orang Tua : Ayah : Jamil
: Ibu : Darmawati
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : SDN DARAU MENGGATAL lulus tahun 2009
: MTs MAIWA ENREKANG lulus tahun 2012
: SMAN 1 ANGGERAJA lulu tahun 2015
: UNIVESITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
masuk tahun 2015
Top Related