ANALISIS MEKANISME PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH GRIYA iB HASANAH
PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA
BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
Delia Paramitha
NIM: 11150530000007
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/ 1440 H
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah penulis skripsi
yang berjudul “ANALISIS MEKANISME PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH GRIYA iB HASANAH
PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA
BARAT”, dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan
untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar
Strata 1 (satu) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini
telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil jiplakan dari
karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 29 Agustus 2019
Delia Paramitha
NIM. 11150530000007
iv
ANALISIS MEKANISME PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH GRIYA iB HASANAH
PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA
BARAT
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Dakwah (S.Sos)
Oleh
Delia Paramitha
NIM. 11150530000007
Pembimbing
Drs. Cecep Castrawijaya, M.A.
NIP. 19670818 199803 1 002
KONSENTRASI MANAJEMEN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2019 M/ 1440 H
v
PERSETUJUAN PENGUJI
Skripsi berjudul “ANALISIS MEKANISME PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH GRIYA iB HASANAH
PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA
BARAT” telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada
tanggal 29 Agustus 2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat memperoleh gelar sarjana Sosial (S,Sos) pada
Program Studi Manajemen Dakwah.
Jakarta, 29 Agustus 2019
Sidang Munaqasyah
Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,
Drs. Sugiharto, M.A Amirudin, M.Si
NIP 19660806 199603 1 001 NIP 19820608 201101 1 003
Anggota:
Penguji I, Penguji II,
Drs. H. Hasanudin, M.A Muamar Aditya, S.E M.Ak
NIP 19660605 199603 1 005 NIP 19811009 201101 1 003
Pembimbing
Drs. Cecep Castrawijaya, M.A
NIP 19670818 199803 1 002
vi
ABSTRAK
Delia Paramitha, NIM: 11150530000007, “ANALISIS
MEKANISME PENYELESAIAN PEMBIAYAAN
BERMASALAH GRIYA iB HASANAH PADA BNI
SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA BARAT”, Dosen
Pembimbing Drs, Cecep Castrawijaya, M.A.
Dalam memberikan pembiayaan bank syariah sangat rentan
mengalami pebiayaan bermasalah, pembiayaan bermasalah ini
harus segera ditangani dan diselesaikan agar bank tidak
mengalami kerugian. BNI Syariah sebagai lembaga keuangan
yang menyalurkan pembiayaan kepada nasabah tentunya juga
mengalami yang namanya pembiayaan bermasalah, pembiayaan
bermasalah ini disebabkan karna faktor dari internal maupun
eksternal,penelitian ini terfokus pada mekanisme penyelesaian
pembiayaan bermasalah pada produk Griya iB Hasanah yang
merupakan produk unggulan BNI Syariah.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui faktor penyebab
terjadinya pembiayaan bermasalah pada produk griya iB hasanah
dan mekanisme penyelesaian apa saja yang dilakukan BNI
Syariah kantor cabang Jakarta Barat. Penelitian ini menggunakan
metodologi kualitatif dengan teknik deskriptif. Data- data yang
didapatkan dari lembaga kemudian diolah secara sistematis baik
berupa kata- kata tertulis, arsip dan lisan, serta perilaku yang
diamati untuk memperoleh gambaran informasi yang
berhubungan dengan judul penelitian.
Dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini yaitu, mekanisme
penyelesaian pembiayaan bermasalah pada produk Griya iB
Hasanah yang dilakukan BNI Syariah sudah cukup baik yaitu
dengan melakukan pembinaan dengan nasabah,melakukan
restrukturisasi dan menyelesaikan dengan jalur lelang tentunya
dengan tujuan yang terarah dan terus mengalami perbaikan setiap
tahunnya.
Kata kunci: Strategi Penyelesaian, Pembiayaan Bermasalah,
Griya iB Hasanah
vii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur bagi Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah serta inayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurah kepada pengemban risalah dakwah Islam yaitu
Rosulullah SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa berjalan di jalan Allah sampai akhir zaman dan
yang membawa ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam.
Peneliti sepenuhnya menyadari bahwa ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi ataupun dari teknik penulisan.
Untuk itu, kritikan dan saran yang bertujuan membangun
sungguh merupakan masukan bagi peneliti agar dapat bisa
memperbaiki kembali sehingga bisa menghasilkan karya ilmiah
yang lebih baik lagi.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak
yang telah memberikan bantuan, motivasi, dan arahan- arahan
terhadap peneliti untuk dapat menyelesaikan skripsi ini. Dengan
segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc, M.A. Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Suparto M.Ed, Ph.D Dekan Fakultas Ilmu Dakwah
dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
3. Dr. Siti Napsiah Wakil Dekan 1 Bidang Akademik, Dr.
Sihabuddin Noor, M.Ag. Wakil Dekan 2 Bidang
Administrasi Keuangan, dan Drs. Cecep Castrawijaya,
M.A Wakil Dekan 3 Fakultas Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang juga merupakan dosen Pembimbing
skripsi yang dengan ikhlas meluangkan waktunya untuk
membimbing dan memberikan masukan terbaik kepada
penulis dari awal hingga akhir penyelesaian skripsi ini.
4. Drs. Sugiharto, M.A Ketua Jurusan Manajemen Dakwah
beserta Amirudin, M.Si Sekertaris Jurusan Manajemen
Dakwah.
5. Drs. Nurul Jamali, M.A Dosen Pembimbing Akademik.
6. Tim Penguji I dan II yaitu, Drs. H. Hasanudin, M.A dan
Muammar Aditya, M.Ak yang telah membantu penulis
dalam mengarahkan penulisan skripsi menjadi lebih baik
lagi.
7. Seluruh Dosen dan Staff Karyawan Fakultas Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
terutama dosen- dosen di Program Studi Manajemen
Dakwah Konsentrasi MLKS yang telah memberikan ilmu
dan nasihatnya bagi penulis.
8. Seluruh staff Tata Usaha Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu dalam administrasi,
ix
dan seluruh Staff Perpustakaan yang telah menyediakan
sarana pustaka bagi penulis dalam menyusun skripsi ini.
9. Kedua orangtua ayahanda Sudirman dan ibunda Nia
muniati yang senantiasa mendo’akan penulis serta
memberi dukungan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
10. Pimpinan dan Staff BNI Syariah KC Kebon Jeruk
terutama Bapak Afdal dan Bapak Ahmad Syarifudin yang
telah banyak membantu penulis dalam mengumpulkan
data penelitian skripsi
11. Keluarga besar Manajemen Dakwah 2015 khususnya
teman-teman konsentrasi Manajemen Lembaga Keuangan
Syariah 2015.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak
kekurangan, untuk itu penulis perlu kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan skripsi ini. Akhir
kata, penulis berharap kepada pihak yang telah membantu
penulis dalam penyelesaian skripsi ini mendapatkan
balasan kebaikan dari Allah SWT dan dihitung sebagai
amal ibdah Amiin Yarabbala’lamin.
Jakarta,29 Agustus 2019
Delia Paramitha
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ........................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................. ii
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iv
PERSETUJUAN PENGUJI .................................................. v
ABSTRAK .............................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................... x
DAFTAR TABEL .................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .............................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................ 1
B. Pembatasan dan Permusan Masalah ...................... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................. 7
D. Metode Penelitian ................................................. 8
E. Tinjauan Pustaka ................................................... 13
F. Sistematika Penulisan ............................................ 15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Mekanisme ............................................................. 17
1. Pengertian Mekanisme ...................................... 18
2. Fungsi Mekanisme ............................................ 18
xi
B. Pembiayaan ........................................................... 20
1. Pengertian Pembiayaan ..................................... 21
2. Jenis-jenis Pembiayaan ..................................... 22
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan ........................ 23
4. Prinsip Analisis Pembiayaan .............................. 24
5. Pengertian Pembiayaan Bermasalah ................. 24
6. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah ........ 25
7. Pengertian Penyelamatan Pembiayaan
Bermasalah ......................................................... 27
8.Upaya Pembiayaan Bermasalah .......................... 29
BAB III GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah BNI Syariah ....................................... 31
B. Visi dan Misi BNI Syariah ............................... 33
C. BNI Syariah KC Jakarta Barat ........................ 33
D. Tata Nilai Budaya Kerja BNI Syariah KC
Jakarta Barat ................................................... 34
E. Struktur Organisasi BNI Syariah KC Jakarta
Barat ................................................................ 38
F. Prinsip Operasional BNI Syariah ..................... 41
G. Produk BNI Syariah .......................................... 43
BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Pengertian Griya iB hasanah ............................ 50
B. Persyaratan Pembiayaan Griya iB Hasanah ..... 53
C. Data Jumlah Nasabah Griya iB Hasanah .......... 56
D. Data Jumlah NPF Griya iB Hasanah ................ 57
xii
BAB V ANALISIS PENELITIAN
A. Prosedur Pemberian Griya iB Hasanah .............. 61
B. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah Griya iB
Hasanah .............................................................. 63
C. Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah
Griya iB Hasanah ............................................... 67
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................... 73
B. Saran ................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 75
LAMPIRAN ............................................................................ 77
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1: Data Jumlah Nasabah Griya iB Hasanah ................. 61
Tabel 4.2: Tabel Penggolongan Koletabilitas .......................... 64
Tabel 4.3: Data NPF Griya iB Hasanah ................................... 65
Table 4.4: Data Pembiayaan Bermaslaah yang Terselesaikan .. 66
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1: Struktur Organisasi ................................................ 46
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Bimbingan skripsi
Lampiran 2 : Surat Keterangan Izin Penelitian Skripsi
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian Skripsi
Lampiran 4 : Form Pembiayaan Griya iB Hasanah
Lampiran 5: Lelang Griya iB Hasanah BNI Syariah KC Jakarta
Barat
Lampiran 6 : Transkip wawancara
Lampiran 7 : Dokumentasi dengan narasumber
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangan zaman saat ini tentunya
peningkatan pendapatan dan kemajuan teknologi secara tidak
langsung cukup berpengaruh terhadap kebutuhan manusia dalam
pemenuhan kebutuhan. Memiliki rumah sendiri merupakan
idaman bagi setiap masyarakat yang sudah berkeluarga maupun
yang belum berkeluarga. Akan tetapi, impian memiliki rumah
sendiri terkadang hanyalah wacana, hal ini dikarenakan faktor
lahan terbatas dan tingginya harga sewa atau beli rumah yang
ditawarkan. Cara membeli rumah dengan menggunakan cicilan
atau kredit tentunya sudah terjadi sejak dulu, dalam bahasa
sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh pinjaman
uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan
cicilan atau angsuran sesuai dengan perjanjian.1 Namun tentunya
dahulu lembaga pembiayaan masih didominasi oleh lembaga
konvensional. Dengan perkembangan yang terjadi saat ini
banyak masyarakat yang menginginkan transaksi ekonomi
berdasarkan prinsip islam, hal ini membuat masyarakat mecari
solusi yang tepat untuk dapat merealisasikan keinginannya
1 Kasmir, S.E., MM. Manajemen Perbankan, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2006 : hlm 73
2
dalam pemenuhan kebutuhan yang berdasarkan akad dan prinsip
islam.
Perkembangan lembaga keuangan syari’ah di Indonesia
saat ini bisa dikatakan cukup baik, hal ini ditandai dengan
munculnya lembaga lembaga yang menyediakan layanan
pembiayaan simpan pinjam berbasis syari’ah guna
meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Perbankan syariah di indonesia terdiri dari Bank Umum
Syariah (BUS), Unit Usaha Syari’ah (UUS). Dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Pada dasarnya sama
dengan kegiatan usaha konvensional yaitu meliputi 3 kegiatan
utama : pertama, dalam bidang pengumpulan dana masyaratkat
dalam bentuk simpanan/investasi, kedua dalam bidang
penyaluran dana kepada masyarakat, ketiga, berupa pemberian
jasa-kasa bank2. Dengan munculnya lembaga pembiayaan
berbasis syari’ah tentunya membuat masyarakat Indonesia yang
mayoritas menganut agama Islam lebih memilih melakukan
transaksi dan pembiayaan dengan cicilan yang berdasarkan
akad-akad dan prinsip islam.
Secara umum lembaga pembiayaan berfungsi
menyediakan dana bagi masyarakat yang memerlukan sumber
dana pembiayaan baik untuk keperluan investasi, modal kerja,
atau semata-mata untuk barang yang akan dipakai sendiri
(konsumtif). Selain itu perusahaan pembiayaan juga berfungsi
2 A. Wangsawidjaja Z, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta: PT
Gramedia, 2012), hlm.2
3
menyediakan produk yang berkualitas dan pelayanan yang
profesional untuk menjamin kesetiaan pelanggan3. Seperti yang
kita ketahui bahwa sampai saat ini sistem keuangan di Indonesia
masih didominasi oleh perbankan atau lembaga konvensional
lainnya, namun secara perlahan perkembangan lembaga
keuangan pembiayaan berbasis syariah terus bertumbuh.
Sebagai lembaga keuangan yang berbasis syariah, Bank
syariah adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya
memberikan kredit dan jasa-jasa lain dalam lalu lintas
pembayaran serta peredaran uang yang beroperasi disesuaikan
dengan prinsip-prinsip syari’ah4. BNI Syariah merupakan salah
satu dari lembaga keuangan syariah yang dalam setiap kegiatan
usahanya berdasarkan prinsip syariah. BNI Syariah hadir
ditengah-tengah masyarakat untuk memberikan solusi
penawaran pembiayaan kepada masyarakat dengan cara cicilan
atau kredit yang berdasarkan prinsip syari’ah. Salah satunya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang ingin memiliki
rumah tetapi dengan cara cicilan, salah satu produk yang
ditawarkan yaitu Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Griya Ib
Hasanah adalah fasilitas pembiayaan konsumtif yang diberikan
kepada anggota masyarakat untuk membeli, membangun,
merenovasi rumah (termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan
sejenisnya), dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang
3 Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta :
Kencana, 2010), hlm.335 4 Heri sudarso, Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, (Yogyakarta :
Ekonisia, 2014) hlm.24
4
besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan
kemampuan membayar kembali masing-masing calon nasabah.5
Namun akan tetapi di dalam sebuah lembaga atau
perusahaan pembiayaan tentunya dana yang disalurkan tidak
semuanya berjalan mulus, pasti ada yang namanya kendala atau
hambatan yang terjadi di dalam melaksanakan pembiayaan
tersebut. Hal ini tentu dikarenakan adanya faktor-faktor internal
maupun eksternal yang membuat pembiayaan tersebut menjadi
bermasalah,sehingga kredit yang disalurkan akan sulit untuk
ditagih atau yang biasa disebut istilahnya “Kredit Macet”.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, maka
langkah yang dilakukan oleh bank adalah berupaya untuk
menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara, tentunya
tergantung pada kondisi nasabah. Hal tersebut membuat bank
harus mempunyai strategi yang tepat tentunya untuk
meminimalisir pembiayaan bermasalah.
Dalam islam Allah telah mengatur tentang bagaimana
seharusnya mengatur utang piutang dan pembiayaan bermasalah
dalam ayat di bawah ini :
قوُا خَيْرٌ لكَُمْ إنِْ وَإنِْ كَانَ ذُو عُسْرَةٍ فنَظَِرَةٌ إلِىَ مَيْسَرَةٍ وَ أنَْ تصََدَّ
كُنْتمُْ تعَْلمَُونَ
5 www.bnisyariah.co.id , Pembiayaan Konsumer, diakses pada 10
Februari 2019 pukul 21.19 bertempat di pondok cabe ilir
5
“Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 280)
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersabar
terhadap orang yang berada dalam kesulitan, di mana orang
tersebut belum bisa melunasi utang. Oleh karena itu, Allah
Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan jika (orang yang
berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai
dia berkelapangan.” Hal ini tidak seperti perlakuan orang
jahiliyah dahulu. Orang jahiliyah tersebut mengatakan kepada
orang yang berutang ketika tiba batas waktu pelunasan: “Kamu
harus lunasi utangmu tersebut. Jika tidak, kamu akan kena
riba.” Memberi tenggang waktu terhadap orang yang kesulitan
adalah wajib. Selanjutnya jika ingin membebaskan utangnya,
maka ini hukumnya sunnah (dianjurkan). Orang yang berhati
baik seperti inilah (dengan membebaskan sebagian atau seluruh
utang) yang akan mendapatkan kebaikan dan pahala yang
melimpah.
Berdasarkan fenomena dan latar belakang tersebut, maka
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul :
“ANALISIS MEKANISME PENYELESAIAN
PEMBIAYAAN BERMASALAH GRIYA iB HASANAH
PADA BNI SYARIAH KANTOR CABANG JAKARTA
BARAT”.
6
B. Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam skripsi ini lebih terarah, maka
dalam penulisan skripsi ini penulis membatasinya pada:
Strategi penanganan pembiayaan bermasalah . Karena
lembaga keuangan ini memiliki banyak program yang
memberikan hasil dan manfaat, maka penulis tertarik untuk
meneliti lebih lanjut.
2. Perumusan Masalah
Agar batasan pada perumusan masalah ini lebih
terarah dan terfokus dalam penulisan skripsi ini maka
dirumuskan dalam rangka menjawab permasalahan sebagai
berikut:
a. Bagaimana prosedur pembiayaan Griya iB Hasanah
di BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat?
b. Mengapa terjadinya pembiayaan bermasalah Griya
iB Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta
Barat?
c. Bagaimana mekanisme penyelesaian pembiayaan
bermasalah produk Griya iB Hasanah yang
dilakukan BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta
Barat?
7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penulisan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui apa saja prosedur pembiayaan Griya iB
Hasanah di BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta
Barat.
b. Mengetahui faktor penyebab terjadinya pembiayaan
bermasalah Griya iB Hasanah di BNI Syariah Kantor
Cabang Jakarta Barat.
c. Mengetahui mekanisme penyelesaian yang
dilakukan BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat
dalam mengatasi kredit bermasalah pada produk
Griya iB Hasanah.
2. Manfaat Penelitian
a. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
pengembangan pengetahuan ilmiah di bidang lembaga
keuangan syariah secara umumnya dan Griya iB
Hasanah pada khususnya.
b. Akademis
Penelitian ini diharapkan memberikan kajian
yang menarik dan menambah wawasan khazanah
keilmuan bagi para pembaca khususnya mahasiswa
Manajemen Dakwah dan dapat berguna bagi banyak
8
pihak sebagai referensi atau perbandingan bagi kajian
ilmu yang akan datang.
c. Praktisi
Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan
wawasan baru dan memberikan motivasi bagi para
praktisi terhadap pengembangan lembaga keuangan
syariah.
d. Lembaga Terkait
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
pertimbangan bagi Bank BNI Syariah Kantor Cabang
Jakarta Barat secara umum dan menjadi bahan kajian
tim pelaksana mengenai masalah ini secara khusus, agar
mampu mempertahankan dan memaksimalkan kinerja
secara optimal.
e. Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan
dan wacana dalam ekonomi Islam pada umumnya dan
menyadarkan masyarakat tentang fungsi lembaga
keuangan syariah untuk meningkatkan kesejahteraan di
Indonesia.
D. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Pada penyusunan penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode
9
deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan data dan
informasi berdasarkan fakta-fakta yang diperoleh dari BNI
Syariah KC Jakarta Barat.
Ditinjau dari sifat penyajian datanya, penulis
menggunakan metode deskriptif yang mana metode
deskriptif merupakan penelitian yang tidak mencari atau
menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau
produksi.6 Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif
adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok
manusia, suatu objek dengan tujuan membuat deskriptif,
gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.7
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data.8 Teknik pengumpulan
data ini dilakukan dengan:
a. Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan adalah metode
pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat
6Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi dilengkapi Contoh
Analisis Statistik, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2002), hlm.24
7Convelo G. Cevilla, dkk., Pengantar Metode Penelitian, (Jakarta :
Universitas Indonesia, 1993), 73 8Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA,
2005) hlm.
10
diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut
dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui
penggunaan pancaindra.9 Metode ini penulis gunakan
sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi objektif
mengenai objek penelitian.
b. Wawancara
Wawancara dalam hal ini adalah teknik Tanya
jawab secara lisan yang diarahkan pada masalah tertentu
untuk mendapatkan informasi yag selengkap-lengkapnya
tanpa unsur paksaan kepada para informan yang
mengetahui secara mendalam masalah yang akan
dibahas pada BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data yang
diperoleh melalui dokumen-dokumen.10
Dokumentasi
dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. 11
Pada penelitian ini
peneliti mengumpulkan, membaca, memperoleh, dan
mempelajari berbagai macam bentuk data melalui
pengumpulan dokumen-dokumen yang ada di kantor
BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat serta data-
data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan
9M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), Ed. I, Cet ke- 5, hlm. 134 10
Husaini Husman, Metedologi Penelitian Untuk Public Relation,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010), cet. Ke-1, hlm. 61 11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet ke-8, hlm. 240
11
analisa untuk hasil dalam penelitian ini.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pimpinan dan staff
karyawan BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat yang
dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang
diteliti penulis dan menjadi sasaran. Sedangkan objek
penelitian adalah faktor faktor penyebab terjadinya
pembiayaan bermasalah pada produk Griya iB Hasanah di
BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat.
4. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di kantor BNI
Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat yaitu bertempat di Jl.
Panjang Arteri kelapa dua raya blok A no.40, RT 3/RW.1,
Kelapa Dua Kebon Jeruk Jakarta Barat. Waktu penelitian
akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei
tahun 2019
5. Sumber Data
Sumber data merupakan suatu hal yang sangat
penting untuk digunakan dalam penelitian guna menjelaskan
valid atau tidaknya suatu penelitian tersebut. Terdapat dua
jenis sumber data, yaitu data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung diperoleh
dari sumber data pertama di lokasi penelitian atau
sumber data pertama di mana sebuah data dihasilkan.12
12
M. Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2005), Ed. I, Cet ke- 5, h. 122
12
Data primer yang akan penulis dapatkan melalui
wawancara dengan penelitian langsung melalui pihak
BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat guna
memperoleh data-data mengenai strategi penanganan
kredit bermasalah pada produk griya hasanah.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita
butuhkan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-
dokumen seperti buku, jurnal, surat kabar, artikel atau
data-data yang dikeluarkan oleh BNI Syariah. Data
sekunder yang diperoleh dari arsip data dalam bentuk
tabel, bagan, matriks, gambar dan lain sebagainya. 13
Selain itu, data sekunder diperoleh dari literatur-literatur
kepustakaan seperti buku-buku, jurnal dan sumber
lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu proses
mengorganisasikan dan mengurutkan ke dalam pola,
kategori dan suatu uraian dasar kemudian dianalisa agar
mendapatkan hasil bedasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan
dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif.14
13
Marzuki, Metodologi Riset, (Yogyakarta: Fakultas Ekonomi UII
Yogyakarta, 1983), h. 57 14
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
(Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. Ke-9, h. 11
13
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan
mengacu pada Keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Nomor : 507 tahun 2017 tentang “Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta 2017”
E. Tinjauan Pustaka
Penulis melakukan tinjauan pustaka sebagai langkah
penyusunan skripsi agar terhindar dari kesamaan pada skripsi
sebelumnya dan segala kemungkinan lain sehingga terkesan
plagiat Dari beberapa skripsi yang penulis baca, banyak
pendapat yang harus diperhatikan dan menjadi perbandingan
selanjutnya. Adapun setelah penulis melakukan kajian
kepustakaan, penulis menemukan beberapa skripsi yang
membahas skripsi yang berkaitan dengan pembiayaan
bermasalah, judul-judul skripsi tersebut adalah:
Skripsi yang ditulis oleh Fitri Nur Handayani
Mahasiswa Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum tahun 2013 yang berjudul “Penanganan Pembiayaan
Bermasalah Dalam Pembiayaan Kepemilikan Kendaraan
Konsumen PT. Al Ijarah Indonesia Finance”. Pada skripsi
tersebut peneliti membahas faktor apa saja penyebab terjadinya
pembiayaan bermasalah dan upaya penanganannya, namun
penelitian ini berfokus pada pembiayaan kepemilikan kendaraan
di PT Asuransi.
14
Skripsi berikutnya ditulis oleh Nawfalsky Bagis
Muhammad Karangpuang Mahasiswa Program Studi
Manajemen Dakwah tahun 2017 yang berjudul “Strategi
Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah Pada BMT
Mekar Dakwah”. Pada skripsi tersebut sang peneliti membahas
bagaimana strategi yang dilakukan BMT Mekar Dakwah dalam
mengatasi pembiayaan murabahah dan mendapatkan hasil
bahwa adanya pembiayaan yang bermasalah.
Skripsi berikutnya yang ditulis oleh Reza Yudistira
Mahasiswa Program Studi Muamalat Fakultas Syariah dan
Hukum tahun 2011 yang berjudul “Stratgi Penyelesaian
Pembiayaan Bermasalah Pada Bank Syariah Mandiri”. Pada
skripsi ini peneliti juga membahas dan meneliti pembiayaan
bermasalah di lembaga keuangan bank dan terdapat temuan
beberapa kasus, tetapi dalam penelitian ini, peneliti tidak
memfokuskan pada satu produk melainkan semua produk
pembiayaan.
Dilihat dari referensi judul-judul di atas, penulis
mendapatkan beberapa referensi yang selanjutnya penulis teliti.
Penelitian ini menggambarkan bagaiamana penulis meniliti
strategi dan upaya BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Barat
dalam mengatasi atau menangani kasus kredit bermasalah pada
produk Griya iB Hasanah . Oleh karena itu materi yang penulis
bahas yaitu tentang: “ANALISIS MEKANISME
PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
GRIYA iB HASANAH PADA BNI SYARIAH KANTOR
CABANG JAKARTA BARAT”.
15
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam memahami pengertian-
pengertian dan mempelajari penulisan skripsi. Penulisan disusun
secara sistematis menjadi sebagai berikut:
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan sebagian gambaran umum
tentang penulisan skripsi. Pada bab ini diuraikan tentang
latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi peneleitian dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN TEORI
Pada bab ini memuat teori yang meliputi : Pengertian
singkat mekanisme,fungsi mekanisme juga pengertian
pembiayaan, jenis, tujuan, dan fungsi pembiayaan, serta
definisi pembiayaan bermasalah, faktor penyebab dan
upaya penanganannya.
BAB III: GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH KC
JAKARTA BARAT
Pada bab ini membahas profil BNI Syariah, meliputi
sejarah berdirinya, visi, misi, struktur organisasi,tata nilai
budaya dan produk di BNI Syariah Kantor Cabang
Jakarta Barat
BAB IV: DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
Pada bab ini berisi data dan hasil temuan penelitian
tentang produk Griya iB Hasanah seperti prosedur
16
pengajuan, data jumlah nasabah Griya iB Hasanah , dan
data jumlah pembiayaan bermasalah produk Griya iB
Hasanah pada BNI Syariah Kc Jakarta Barat.
BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan pembahasan dari hasil analisis
temuan tentang prosedur pembiayaan griya hasanah,
penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah Griya iB
Hasanah dan mekanisme penyelesaian pembiayaan
bermasalah Griya iB Hasanah pada BNI Syariah Kantor
Cabang Jakarta Barat
BAB VI: PENUTUP
Pada bab ini merupakan bagian akhir dari seluruh
rangkaian pembahasan dalam penelitian ini. Bab ini
berisi mengenai kesimpulan dari pembahasan di bab-bab
sebelumnya dan juga berisi beberapa saran untuk
pengembangan lebih lanjut.
17
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Mekanisme
1. Pengertian Mekanisme
Dalam melaksanakan kegiatan, sebuah organisasi
atau perusahaan memerlukan langkah-langkah yang
sistematis untuk mempermudah pencapaian suatu tujuan
dan meminimalkan tingkat kegagalan, hal ini sering di
sebut dengan mekanisme yang merupakan suatu proses
cara kerja atau tata cara pelaksanaan suatu profram atau
rangkaian aktivitas yang dilaksanakan oleh sebuah
lembaga atau perusahaan untuk mendapatkan hasil dari
apa yang telah direncanakan oleh badan organisasi
tersebut.
Pengertian mekanisme menurut KBBI juga bisa
berarti cara kerja. Cara kerja ini juga lebih kepada
bagaimana sebuah mesin bias saling bekerja dengan
melalui system didalamnya. Mekanisme melihat
bagaimana setiap fungsi dari bagian-bagian yang ada
pada system secara keseluruhan.
Menurut Moenir mekanisme adalah suatu
rangkaian kerja sebuah alat yang digunakan dalam
menyelesaikan sebuah masalah yang berkaitan dengan
18
proses kerja, tujuannya adalah untuk menghasilkan hasil
yang maksimal serta mengurangi kegagalan.1
2. Fungsi Mekanisme
a. untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau
kondisi tertentu dalam melaksanakan suatu tugas atau
pekerjaan tertentu.
b. sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan tertntu bagi
pekerja.
c. untuk mengindari kegagalan atau kesalahan, keraguan
dalam proses pelaksanaan kegiatan
d. sebagai dokumen yang akan menjelaskan dan menilai
pelaksanaan proses kerja bila terjadi suatu kesalahan atau
dugaan mal praktek dan kesalahan adminstratif lainnya.
Dalam penelitian ini penulis memaparkan bentuk dari
mekanisme penyelesaian yang dilakukan BNI Syari’ah Kc
Jakarta Barat dalam menyelesaian pembiayaan bermasalah pada
produk Griya iB Hassanah.
B. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dapat dipersamakan dengan berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara pihak bank dengan
pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
1 Definisi Menurut mekanisme para ahli
http://www.definisimenurutparaahli.com/pengertian-mekanisme/ diakses
pada tanggal 1 september 2019
19
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.2
Berdasarkan pasal 1 butir 25 UU No. 21 tahun
2008 yang dikutip dari Kasmir tentang perbankan syariah
yang dimaksud pembiayaan adalah penyediaan dana atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa :
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah atau
musyarakah
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah
muntahiyah bit tamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,
salam, dan istishna.
d. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang
qardh, dan
e. Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah
untuk transaksi multijasa.
Berdasarkan ketentuan perundang undangan di
atas, setiap nasabah bank syariah yang mendapat
pembiayaan dari bank syariah apapun jenisnya,
setelah jangka waktu tertentu wajib hukumnya untuk
mengembalikan pembiayaan tersebut kepada bank
syariah berikut imbalan atau bagi hasil atau tanpa
imbalan untuk transaksi dalam bentuk qardh telah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
2 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada, 2011), hlm. 78
20
2. Jenis jenis pembiayaan
Menurut M. syafii Antonio berdasarkan sifat
penyaluran, pembiayaan terbagi menjadi :3
a. Pembiayaan produktif
Yaitu jenis pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam definisi yang
luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha
produksi, perdagangan, maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif
Yaitu jenis pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis
digunakan saat dipakai untuk memenuhi kebutuhan.
Menurut keperluannya pembiayaan produktif
dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk
memenuhi kebutuhan peningkatan produksi, baik
secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi.,
maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas
atau mjutu hasil produksi, dan untuk keperluan
perdagangan atau peningkatan utility of place dari
suatu barang.
2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhii
kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta
fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.
3Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori
ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet I, hlm. 160
21
3. Tujuan dan Fungsi Pembiayaan
Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi
dua, yaitu pembiayaan makro dan pembiayaan mikro.
Tujuan pembiayaan secara makro yaitu:4
a. Meningkatkan ekonomi umat, artinya masyarakat
yang tidak dapat akses secara ekonomi dengan adanya
pembiayaan mereka dapat melakukan akses ekonomi.
Dengan demikian dapat meningkatkan taraf
ekonominya.
b. Tersedianya dana bagi peningkatan usaha, artinya
untuk mengembangka usaha yang membutuhkan dana
tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh melalui
aktifitas pembiayaan. Pihak yang surplus dana
menyalurkan pada pihak yang minus dana, sehingga
dapat tergulirkan.
c. Meningkatkan produktifitas, artinya adanya
pembiayaan memberikan peluang bagi masyarakat
usaha mampu meningkatkan daya produksinya, sebab
upaya produksi tidak akan dapat jalan tanpa adanya
dana.
d. Membuka lapangan kerja baru, artinya dengan
dibukanya sector-sektor usaha melalui penambahan
dana pembiayaan, maka sector usaha tersebut akan
4 Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori
ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet I, hlm. 162
22
menyerap tenaga kerja. Hal ini berarti menambah atau
membuka lapangan kerja baru.
Adapun secara mikro , pembiayaan bertujuan untuk:5
a. Upaya memaksimalkan laba, artinya setiap usaha yang
dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan
laba usaha. Setiap pengusaha menginginkan mampu
mencapai lama maksimal. Untuk dapat menghasilkan
laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana
yang cukup.
b. Pendayagunaan sumber ekonomi, artinya sumber daya
ekonomi dapat dikembalikan dengan melakukan
mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya
manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya
alam dan sumber daya manusianya ada dan sumber
modalnya tidak ada, maka diperlukan pembiayaan.
Dengan demikian pembiayaan pada dasarnya dapat
meningkatkan daya guna sumber-sumber daya
ekonomi.
c. Penyaluran kelebihan dana, artinya dalam kehidupan
masyarakat ada pihak yang memiliki kelebihan
sementara yang lain ada pihak yang kekurangan.
Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka
mekanisme pembiayaan dapat menjadi jembatan
dalam penyeimbangan dana penyaluran kelebihan
5 Muhammad Syafi’i Antonio, Islamic Banking Bank Syariah Dari Teori
ke Praktik (Jakarta: Gema Insani, 2001), Cet I, hlm. 160
23
dana dari pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak
yang kekurangan (minus) dana.
2. Prinsip Analisis Pembiayaan
Dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan
adanya pertimbangan serta prinsip kehati-hatian
(prudent) agar kepercayaan yang merupakan unsur utama
dalam pembiayaan benar-benar terwujud sehingga
pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasaran dan
terjaminnya pengembalian pembiayaan tersebut tepat
pada waktunya sesuai perjanjian. Untuk memperkecil
resiko tidak kembalinya pokok pembiayaan, dalam
memberikan pembiayaan bank harus mempertimbangkan
beberapaa hal yang terkait dengan itikad baik
(willingness to pay) dan kemampuan membayar (ability
to pay) nasabah untuk melunasi pinjaman. Hal-hal
tersebut terdiri dari.6
1) Character
Bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada
bank bahwa sifat atau karakter orang yang akan diberi
pembiayaan benar-benar dapat dipercaya.
2) Capacity melihat kemampuan calon nasabah dalam
mengembalikan pokok pembiayaan yang dihubungkan
dengan kemampuannya dalam mengelola bisnis usaha
serta kemampuannya mencari laba
6 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), h.119
24
3) Capital
Modal yang diberikan oleh bank, biasanya bank
tidak 100% memberikan seluruh modal kepada calon
nasabah tetapi calon nasabah juga telah mempunyai
modal sendiri sebelumnya.
4) Collateral
Jaminan yang diberikan calon nasabah bersifat fisik
maupun non fisik.
5) Condition of economy
Dalam menilai suatu pembiayaan, hendaknya
melihat pula dari kondisi ekonomi pada saat ini dan di
masa yang akan dating sesuai dengan sector masing-
masing.
Dalam islam terdapat pula prinsip-prinsip
pembiayaan yang meliputi.7 :
1) Tidak adanya transaksi keuangan berbasis riba
2) Pengenalan pajak religious dan pemberian sedekah
dan zakat
3) Pelarangan produksi barang dan jasa yang
bertentangan dengan hokum islam.
4) Penghindaran aktifikas ekonomi yang melibatkan
maysir (judi) dan gharar (transaksi yang tidak jelas)
5) Penyediaan takaful (asuransi syariah)
7 Mervy dan Latifah, Perbankan Syariah (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2010), h.44
25
3. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah berarti pembiayaan yang
dalam pelaksanaannya belum mencapai atau memenuhi
target yang diinginkan pihak bank seperti pengembalian
pokok atau bagi hasil yang bermasalah pembiayaan yang
memiliki kemungkinan tumbuhnya resiko di kemudian
hari bagi bank, pembiayaan yang termasuk golongan
perhatian khusus, diragukan, macet serta golongan lancar
yang berpotensi terjadi penunggakan dalam
pengembalian.
Bagi nasabah yang tidak bertanggung jawab atau
melanggar perjanjian yang telah disepakati, biasanya
mengalami pembiayaan bermasalah. Pembiayaan
bermasalah ini dapat berupa : pembiayaan yang tidak
lancer, diragukan, perhatian khusus, dan macet.8
Pembiayaan bermasalah yang banyak terjadi
dikalangan lembaga keuangan terjadi tidak secara tiba-
tiba, melainkan disebabkan oleh 2 hal yaitu : (pertama)
dari pihak perbankan, (kedua) dari pihak nasabah.9
4. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Dalam penjelasan pasal 8 undang-undang nomor
7 tahun 1992 dan UU nomor 10 tahun 1998 tentang
perbankan maupun dalam penjelasan pasal 37 uu no 21
8 Muhammad, Manajemen Bank Syariah (Yogyakarta : UPP AMP
YKPN, 2005), h.315 9 Kasmir , Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta : PT Raja
Grafindo, 2007), Cet VI, hlm.115
26
tahun 2008 tentang perbankan syariah antara lain
dinyatakan bahwa kredit atau pembiayaan berdasarkan
prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung,
risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank
mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya
bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan atau
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat.
Apabila bank tidak memperhatikan asas-asas
pembiayaan yang sehat dalam menyalurkan
pembiayaannya, maka akan timbul berbagai risiko yang
harus ditanggung oleh bank antara lain berupa :
a. Utang/kewajiban pokok pembiayaan tidak dibayar
b. Margin/bagi hasil I free tidak dibayar
c. Membengkaknya biaya yang dikeluarkan
d. Turunnya kesehatan pembiayaan (finance soundness)
Secara umum pembiayaan bermasalah disebabkan
oleh faktor-faktor intern dan ekstern.
Faktor yang berasal dari intern (bank) :
a. Kualitas pejabat bank yang tidak professional
b. Persaingan antar bank sehingga timbul persaingan
tidak sehat
c. Hubungan ke dalam atau koneksi yang tidak wajar
d. Pengawas yang lemah
27
Faktor yang berasal dari ekstern (nasabah) :
a. Nasabah menyalahgunakan pembiayaan yang
diperolehnya
b. Nasabah kurang mampu mengelola usahanya
c. Nasabah beritikad kurang baik
Kesalahan bank yang dapat mengakibatkan
pembiayaan menjadi bermasalah berawal dari tahap
perencanaan, tahap analisis dan tahap pengawasan.
Factor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya
pembiayaan bermasalah tersebut perlu disadari oleh bank
agar dapat mencegah atau menangani dengan baik.
5. Pengertian Penyelamatan Pembiayaan Bermasalah
Penyelamatan pembiayaan adalah istilah teknis
yang biasa dipergunakan dikalang perbankan terhadap
upaya dan langkah-langkah yang dilakukan bank dalam
mengatasi pembiayaan bermasalah.10
Upaya yang
dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah agar
dapat menyelesaikan kewajibannya, antara lain melalui
penjadwalan kembali (rescheduling), persyaratan kembal
(reconditioning), dan penataan kembali (restructuring) .
Bank Umum Syariah (BUS) dan UUS dapat
melakukan restrukturisasi pembiayaan terhadap nasabah
yang mengalami penurunan kemampuan pembayaran
10
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah ( Sinar Grafika : Cet Pertama, 2012) , hlm.82
28
dan masih memiliki prospek usaha yang baik serta
mampu memenuhi kewajiban setelah restruturisasi.
Terdapat beberapa peraturan Bank Indonesia
yang dikutip dari Faturrahman Djamil berlaku bagi BUS
dan UUS dalam melakukan restruturisasi pembiayaan,
yaitu :
1. peraturan Bank Indonesia No. 10/18/PBI/2008
tanggal 25 september 2008 tentang Restrukturisasi
Pembiayaan bagi bank umum syariah dan Unit usaha
syariah, sebagaimana telah diubah dengan PBO no.
13/9/pbi/2011 tanggal 8 februari 2011
2. surat edaran bank indonesia no. 10/34/dpbs tanggal
22 oktober 2008 dan surat edaran bank indonesia
no.10/35/dpbs tanggal 22 oktober 2008 perihal
restruturisasi pembiayaan bagi bank umum syariah
dan unit usaha syariah, sebagaimana telah diubah
SEBI no. 13/18.dpbs tanggal 30 mei 2011.
Dari ketentuan bank indonesia di atas dapat
disimpulkan bahwa restrukturisasi adalah upaya yang
dilakukan bank dalam rangka membantu nasabah yang
masih mempunyai prospek usaha agar dapat menjalankan
kegiatan usahanya kembali sehingga dapat
menyelesaikan kewajibannya kepada bank.11
11
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah ( Sinar Grafika : Cet Pertama, 2012) , hlm.82
29
6. Upaya Pembiayaan Bermasalah
Dari ketentuan-ketentuan Bank Indonesia dalam
uraian di atas, penyelesaian terhadap pembiayaan
bermasalah berdasarkan prinsip syariah dilakukan antara
lain melaui:12
1. Penjadwalan kembali (rescheduling)
penjadwalan kembali (rescheduling), yaitu
perubahan jadwal pembayaran kewajiban nasabah
atau jangka wakunya, tidak termasuk perpanjangan
atas pembiayaan mudharabah atau musrayakah yang
memenuhi kualitas lancer dan telah jatuh tempo serta
bukan disebabkan nasabah mengalami penurunan
kemampuan membayar.
2. Pesyaratan kembali (reconditioning)
persyaratan kembali (reconditioning), yaitu
perubahan sebagian atau seluruh persyaratan
pembiayaan tanpa menambah sisa pokok kewajibam
nasabah yang harus dibayarkan kepada bank, antara
lain meliputi :
a. perubahan jadwal pembayaran
b. perubahan jumlah angsuran
c. perubahan jangka waktu
d. perubahan nisbah dalam pembiayaan mudharabah
atau musyarakah
12
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama 2012) hlm.449
30
e. perubahan proyeksi bagi hasil dalam pembiayaan
mudharabah atau musyarakah
f. pembelian potongan.
3. penataan kembali (restructuring)
penataan kembali (rwstructuring), yaitu
perubahan persyaratan pembiayaan yang antara lain
meliputi :
a. penambahan dana fasilitas pembiayaan BUS atau
UUS;
b. konversi akad pembiayaan;
c. konversi pembiayaan menjadi surat berharga
syariah berjangka waktu menengah
d. konversi pembiayaan menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan nasabah yang dapat
disertai dengan rescheduling atau reconditioning.
Langkah-langkah tersebut dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan secara bersamaan (kombinasi), misalnya
pemberian keringanan jumlah angsuran disertai
kelonggaran jadwal pembayaran, dan sebagainya.13
13
Wangsawidjaja, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama 2012) hlm.449
31
BAB III
GAMBARAN UMUM BNI SYARIAH
A. Sejarah BNI Syariah
Tempaan krisis moneter tahun 1997 membuktikan
ketangguhan sistem perbankan syariah. Prinsip Syariah
dengan 3 (tiga) pilarnya yaitu adil, transparan dan maslahat
mampu menjawab kebutuhan masyarakat terhadap sistem
perbankan yang lebih adil. Dengan berlandaskan pada
Undang-undang No.10 Tahun 1998, pada tanggal tanggal 29
April 2000 didirikan Unit Usaha Syariah (UUS) BNI dengan
5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara
dan Banjarmasin. Selanjutnya UUS BNI terus berkembang
menjadi 28 Kantor Cabang dan 31 Kantor Cabang Pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan
syariah di Kantor Cabang BNI Konvensional (office
channelling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang tersebar
di seluruh wilayah Indonesia. Di dalam pelaksanaan
operasional perbankan, BNI Syariah tetap memperhatikan
kepatuhan terhadap aspek syariah. Dengan Dewan Pengawas
Syariah (DPS) yang saat ini diketuai oleh KH.Ma’ruf Amin,
semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS
sehingga telah memenuhi aturan syariah.
32
Berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 Mei 2010 mengenai
pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dan di
dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan
bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin
off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19
Juni 2010 dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank
Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan Juni
2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek
regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU
No.19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) dan UU No.21 tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah. Disamping itu, komitmen Pemerintah terhadap
pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan
kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan syariah
juga semakin meningkat.
Juni 2014 jumlah cabang BNI Syariah mencapai 65
Kantor Cabang, 161 Kantor Cabang Pembantu, 17 Kantor
Kas, 22 Mobil Layanan Gerak dan 20 Payment Point. BNI
Syariah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan1
1 Sejarah singkat bank bni syariah www.bnisyariah.co.id /sejarah-bni-
syariah di akes pada tanggal 31 Mei 2019
33
B. Visi & Misi BNI Syariah
Visi BNI Syariah
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul
dalam layanan dan kinerja.
Misi BNI Syariah
1. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat
dan peduli pada kelestarian lingkungan.
2. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan
jasa perbankan syariah.
3. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi
investor.
4. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat
kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi
pegawai sebagai perwujudan ibadah.
5. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah2
C. Bank BNI Syariah KC Jakarta Barat
Kantor Cabang Jakarta barat merupakan bagian dari
cabang BNI Syariah, kantor cabang Jakarta Barat
diresmikan pada tanggal 28 Desember 2016. Persemian ini
dilakukan langsung oleh walikota Jakarta barat Drs. H.
Burhanuddin, MM, didampingi oleh direktur Imam T
2 Visi dan Misi BNI syariah www.bnisyariah.co.id /visi misi-bni-syariah
di akes pada tanggal 31 Mei 2019
34
Saptono dan EVP Moch Mujidh. Pada acara tersebut juga
dilakukan penandatanganan MOU antar cabang Jakarta
Barat dengan PT. Gapura Prima Group dan PT Nusantara
Almazia dan pemberian santunan kepada kaum dhuafa oleh
ketua UPZ BNI Syariah, Naryono3
D. Tata Nilai dan Budaya Kerja Bank BNI Syariah KC
Jakarta Barat
Dalam menjalankan kewajibannya yang berpedoman pada
dasar hukum Syariah yaitu Al Quran dan Hadits, seluruh
insan BNI Syariah juga memiliki tata nilai yang menjadi
panduan dalam setiap perilakunya. Tata nilai ini dirumuskan
dalam budaya kerja BNI Syariah yaitu Amanah dan Jamaah.
1. Budaya Amanah
Amanah adalah salah satu sifat wajib Rasulullah
SAW yang secara harfiah berarti “dapat dipercaya”.
Dalam budaya kerja BNI Syariah, amanah didefinisikan
sebagai “Menjalankan tugas dan kewajiban dengan
penuh tanggung jawab untuk memperoleh hasil yang
optimal”.
Nilai amanah ini tercermin dalam perilaku insan BNI
Syariah:
a. Profesional dalam menjalankan tugas
b. Memegang teguh komitmen dan bertanggung jawab
3 Wawancara pribadi dengan bapak Ahmad Syarifudin selaku sales
head BNI Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 31 mei 2019
35
c. Jujur, adil dan dapat dipercaya
d. Menjadi teladan yang baik bagi lingkungan
2. Budaya Jamaah
Jamaah adalah perilaku kebersamaan umat islam
dalam menjalankan segala sesuatu yang sifatnya ibadah
dengan mengutamakan kebersamaan dalam satu naungan
kepemimpinan. Dalam budaya kerja BNI Syariah,
jamaah didefinisikan sebagai “Bersinergi dalam
menjalankan tugas dan kewajiban”. Budaya ini
dijabarkan dalam perilaku utama:
a. Bekerja sama secara rasional dan sistematis
b. Saling mengingatkan dengan santun
c. Bekerja sama dalam kepemimpinan yang efektif.
3. Budaya Kepatuhan Bank BNI Syariah
Budaya kepatuhan adalah nilai, perilaku, dan
tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan
terhadap ketentutan eksternal seperti ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan internal BNI Syariah yang
berlaku.
a. Prinsip-prinsip Kepatuhan BNI Syariah
1. Prilaku kepatuhan adalah realisasi sikap Amanah
dan Jamaah
2. Segenap unsur pegawai, manajemen dan dean
komisaris menjunjung tinggi budaya kepatuhan
dengan memberikan contoh suri tauladan
36
3. Kepatuhan merupakan kewajiban segenap
pegawai, manajemen dan komisaris BNI Syariah
4. Segenap pegawai dan manajemen BNI Syariah
wajib mengenali dan menyadari dampak dari
pengambilan keputusannya terhadap risiko
kepatuhan Bank
5. Setiap pelaku pelanggaran terhadap kepatuhan
Bank diberikan sanksi yang tegas dan adil
b. Fungsi Kepatuhan dan Kepatuhan Syariah
1. Fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan
atau langkah-langkah yang bersifat preventif untuk
memastikan bahwa kebijakan, ketentuan,system,
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang –undangan,
dan prinsip syariah bagi bank umum syariah, serta
memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh bank kepada bank Indonesia
dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang.
2. Fungsi kepatuhan syariag merupakan serangkaian
tindakan atau langkah-langkah yang bersifat
preventif untuk memastikan bahwa kebijakan,
ketentuan, system dan prosedur , serta kegiatan
usaha yang dilakukan oleh Bank telah sesuai
prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah
37
c. Fungsi Kepatuhan Bank
1. Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan
pada semua tingkatan organisasi dari kegiatan
usaha bank
2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh
bank
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, system,
dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan
oleh bank telah sesuai dengan ketentuan eksternal
seperti ketentuan bank Indonesia dan peraturan
perundang-undangan, dan prinsip syariah bagi
bank umum syariah
4. Memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen
yang dibuat oleh bank Indonesia dan/atau otoritas
pengawas lai yang berwenang.
d. Prinsip Syariah
Prinsip syariah adalah prinsip hukum islam dalam
kegiatan perbankan berdasarkan fatwa dikeluarkan
oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah sebagaimana
dimaksud dalam undang-undang Nomor 21 tahun
2008 tentang perbankan syariah memenuhi ketentuan
hukum islam antara lain prinsip keadilan dan
keseimbangan, kemashlahatan, universal, serta tidak
38
mengandung gharar, maysr, riba,zolim, dan objek
haram.
E. Struktur Organisasi Bank BNI Syariah Cabang Jakarta
Barat
Bagan 3.1
Struktur Organisasi BNI Syariah KC Jakarta
Barat
Sumber BNI Syariah KC Jakarta Barat
Branch Manager
Manajer Operasional Manajer Penyelia Umum
Pemasaran
Dana
Pemasaran
Pembiayaan
Penyelia Collection
Penyelia Operation
Penyelia Processing
Penyelia Umum
Penyelia Layanan
Nasabah
Pemimpin Cabang
Pembantu
39
Tugas dan wewenang masing-masing bagian dari struktur
organisasi tersebut yaitu :
1. Branch Manager (Kepala Cabang)
Merupakan jabatan yang bertanggung jawab
terhadap semua aktivitas karyawan bank BNI Syariah
KC Jakarta Barat, mewakili bank dalam semua kegiatan
di wilayahnya. Melakukan kordinasi dalam pembuatan
rencana kerja. Anggaran kantor cabang dan melakukan
evaluasi serta mencapai target yang telah ditetapkan.
Menjamin produktivitas, kemampuan motivasi dan
kedisiplinan pegawai yang tinggi.
2. Operasional Manager
Memiliki tugas memimpin operasional pemasaran
produk-produk bank BNI Syariah KC Jakarta Barat.
Manajer operasional bertanggung jawab terhadap
perolehan hasil penjualan dan penggunaan dana
promosi.
3. Operasional Manajer Penyelia Umum
Mengelola seluruh kegiatan operasional bank
BNI Syariah KC Jakarta Barat, bertanggung jawab
untuk membuat perencanaan, pengembangan karyawan
Bank BNI Syariah, menetapkan prioritas dan tujuan
kerja sesuai dengan ketentuan yang ada di bank BNI
Syariah KC Jakarta Barat.
4. Pemasaran Dana
Bertanggung jawab mengordinasikan dan
mensupervisi teamwork dalam kegiatan pemasaran dana
untuk mencapai target dan plan bank BNI Syariah KC
Jakata Barat secara efektif dan efisien.
5. Pemasaran Pembiayaan
Bertugas menghimpun dana dan mengelola dana
dalam bentuk pembiayaan dalam batas wewenang
40
cabang. Melakukan koordinasi dengan kantor pusat
berkaitan dengan penyaluran pembiayaan dengan
jumlah plafon tertentu.
6. Penyelia Collection
Bertugas melakukan penagihan langsung pada
nasabah dan melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu
dalam upaya penyelesaian pembiayaan sesuai dengan
ketentuan berlaku atau sesuai dengan prosedur Term Of
Use dari pihak bank BNI Syariah KC Jakarta Barat.
7. Penyelia Operation
Bertugas mengkoordinasikan pelaksanaan
operasional bank bni syariah kc Jakarta barat untuk
mendukuknh pertumbuhan bisnis dengan cara
memberikan pelayanan terbaik sehingga transaksi dari
nasabah BNI Syariah KC Jakarta barat dapat
diselesaikan dengan baik.
8. Penyelia Processing
Bertugas menerima permintaan pembukaan LC(PLC)
impor dan permintaan perubahan LC (PPLC),
melakukan proses transaksi pembukaan dan perubahan
LC atau PP;C sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku, melakukan inputan transaksi hasil pembayaran
wesel ekspor negosiasi atau collection cabang atau
cabang pembantu.
9. Penyelia Umum
Bertugas menyelenggarakan usaha-usaha
kesekretariatan, personalia, umum dan usaha-usaha lain
yang sejenis sepanjang usaha-usaha tersebut menjadi
wewenang kantor cabang, menyelenggarakan kegiatan
perhitungan/pembayaran gaji karyawan , pajak, dan
asuransi pegawai serta hak-hak pegawai lainnya, serta
melakukan pengawasan dan penelitian atas semua
41
kegiatan di unit kerja agar sesuai dengan ketentuan, dan
melakukan pencegahan timbulnya kesalahan dalam
pelaksanaan tugas.
10. Penyelia Layanan Nasabah
Bertugas menyelesaikan permohonan nasabah dan
calon nasabah dalam penjulana produk dan jasa,
mengusahakan secara aktif bertambahnya nasabah-
nasabah baru, melaksanankan pelayanan kepada nasabah
dominan/prima agar hubungan yang terjalin dapat
berkesinambungan dan saling menguntungkan melalui
program layanan prima.
11. Pimpinan Cabang Pembantu
Pimpinan cabang pembantu atau Sub-BM
memiliki tugas yang identic dengan pemimpin cabang
yaitu merencanakan, mengkoordinasikan dan
mensupervisi seluruh kegiatan karyawan yang ada di
kantor cabang pembantu atau kantor kas. Perbedaannya
terletak pada tempat dan area yang menjadi
tanggungjawabnya.4
F. Prinsip Operasional BNI Syariah
Sebagai bank berbasisi syariah, BNI Syariah Cabang
Jakarta Barat melakukan kegiatan operasionalnya secara
konsisten mengacu kepada ketetapan-ketetapan syar’i
sebagaimana terkandung dalam Al-Quran dan Hadist
Rasullullah SAW secara ijma dan fatwa ulama. Sedangkan
4 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 31 mei 2019
42
dalam menjalankan prinsip – prinsip syariah yang antara lain
adalah sebagai berikut5 :
a) Murabahah adalah pembiayaan dengan prinsip jual beli
barang pada harga dengan tambahan keuntungan yang
disepakati dan pembayaran dilakuakan dengan cara
diangsur.
b) Musyarakah adalah pembiayaan yang dilakukan melalui
kerjasama usaha antara bank dengan nasabah dimana
modal usaha berasal dari kedua belah pihak, dalam
pembiayaan ini keuntungan dan risiko akan ditanggung
bersama sesuai dengan ketentuan porsi modal masing-
masing.
c) Mudharabah adalah pembiayaan dengan prinsip bagi hasil
antara bank dan nasabah pembiayaan dimana pemilik
modal (Bank) menyediakan sebagian besar modal pada
suatu usaha yang disepakati dan pihak Bank sebelumnya
melakukan akad terhadap nisbah keuntungan yang akan
dibagi hasil.
d) Ijarah adalah akan sewa menyewa untuk mendapatkan
imbalan atas barang jasa yang disewakan, maka objek
transaksinya adalah jasa.6
5 Prinsip operasional BNI Syariah www.bnisyariah.co.id /prinsip
operasional-bni-syariah di akes pada tanggal 31 mei 2019 6 Prinsip operasional BNI Syariah www.bnisyariah.co.id /prinsip
operasional-bni-syariah di akes pada tanggal 31 mei 2019
43
G. Produk-produk BNI Syariah
1. Produk Dana
a. Tabungan iB Hasanah
Tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip
Mudharabah Mutlaqah atau simpanan
berdasarkan akad Wadiah. Dengan prinsip ini
tabungan anda akan diinvestasikan secara
produktif dalam investasi yang halal sesuai
dengan prinsip syariah. Keuntungan dari
investasi akan dibagi hasilkan antara nasabah dan
bank sesuai nisbah yang disepakati diawal
pembukuan rekening.7
b. Tabungan iB Tapenas Hasanah
Investasi dana perencanaan masa depan yang
dikelola secara syariah dengan akad mudharabah
mutlaqah dengan sistem setoran bulanan,
bermanfaat untuk membantu menyiapkan rencana
masa depan seperti rencana liburan, ibadah
umrah, pendidikan, ataupun rencana masa depan
lainnya.
c. Tabungan iB Prima Hasanah
Investasi dana dalam mata uang rupiah yang
dikelola berdasarkan prinsip syariah dengan akad
7 Produk Dana Bank BNI Syariah diakses pada tanggal 12 juni 2019 dari
http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produk
44
mudharabah mutlaqah dan bagi hasil yang lebih
kompetitif.
d. Tabungan iB Tunas Hasanah
Investasi dana dalam mata uang rupiah
berdasarkan akad wadiah yang diperuntukkan
anak-anak dan pelajar yang berusia dibawah 17
tahun.
e. Tapenas Griya Hasanah
Perencanaan memiliki rumah lebih awal dan
mendapatkan kemudahan untuk memperoleh
pembiayaan kepemilikan rumah dengan proses
persetujuan yang relative cepat dan mudah.
f. BNI IB Deposito (IDR & USD)
Diperuntukkan bagi mereka yang ingin
memiliki investasi berjangka yang
menguntungkan dan menenangkan.
Menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah,
BNI IB Deposito mengelola dana masyarakat
dengan cara disalurkan untuk pembiayaan usaha
produktif maupun pembiayaan konsumtif yang
halal dan bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
g. BNI Baitullah IB Hasanah
BNI Syariah memahami bahwa setiap muslim
bercita-cita menunaikan ibadah setidaknya sekali
seumur hidup. BNI Baitullah IB Hasanah dari
45
BNI Syariah merupakan produk tabungan yang
dikhususkan untuk memenuhi Ongkos Naik Haji
(ONH) yang dikelola secara aman dan bersih
sesuai dengan syariat. BNI Baitullah IB Hasanah
telah tergabung dalam layanan online
SISKOHAT (Sistem Koordinasi Haji Terpadu)
yang memungkinkan jamaah haji memperoleh
kepastian porsi dari Departemen Agama
(DEPAG) pada saat jumlah tabungan telah
memenuhi persyaratan. BNI Baitullah IB
Hasanah dilengkapi dengan Kartu Haji &
Umroh Indonesia sebagai kartu ATM/Debit
yang dapat digunakan di Tanah Suci dan Tanah
Air. BNI Baitullah IB Hasanah tersedia dalam
akad Mudharabah atau Wadiah.8
Persyaratan :
- Formulir aplikasi pembukaan rekening
- Kartu identitas asli (KTP/Paspor)
- Akta kelahiran anak (usia <17 tahun), untuk
pembukaan rekening BNI Baitullah IB
Hasanah anak.
- Setoran awal minimal Rp. 500.000,-
(Mudharabah) atau Rp. 100.000,- (Wadiah)
Keunggulan :
8 Produk Dana Bank BNI Syariah diakses pada tanggal 12 juni 2019
dari http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produk
46
- Lebih mudah mendapatkan nomor porsi haji
- Bebas biaya pengelolaan rekening bulanan
- Bebas biaya penutupan rekening (IDR)
- Fasilitas Auto Credit untuk setoran bulanan
- Anak-anak dengan usia minimal 12 tahun
dapat didaftarkan untuk mendapatkan nomor
porsi haji
- Souvenir menarik pada saat pelunasan biaya
Haji reguler
- Asuransi jiwa bagi nasabah dengan saldo > Rp
5 juta.9
2. Produk Pembiayaan Produktif
a. Tunas Usaha iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif berdasarkan
akad mudharabah yang diberikan untuk usaha
produktif yang fleksible namun belum bankable
guna memenuhi kebutuhan modal usaha atau
investasi usaha.
b. Wirausaha iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif berlandaskan
akad mudharabah, musyarakah yang diberikan
untuk pertumbuhan usaha produktif yang
9 Produk Dana Bank BNI Syariah diakses pada tanggal 12 juni 2019
dari http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produk
47
fleksible guna memenuhi kebutuhan modal usaha
atau investasi usaha.
c. Usaha Kecil iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan produktif berdasarkan
akad mudharabah, musyarakah yang diberikan
untuk pengembangan usaha produktif yang
fleksible guna memenuhi kebutuhan modal usaha
atau investasi usaha.10
3. Produk Pembiayaan Konsumtif
a. Griya Ib Hasanah
Pembiayaan pemilikan rumah, ruko, kavling
siap bangun, dan renovasi rumah serta pembelian
rumah. Griya Ib Hasanah menggunakan akad
Murabahah yaitu akad pembiayaan suatu barang
dengan menegaskan harga belinya kepada
pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga
yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.
Ada beberapa keunggulan Griya Ib Hasanah:
- Rasa tentram dan tenang karena dengan
pembiayaan syariah terhindar dari transaksi
yang ribawi.
- Selama masa pembiayaan besarnya angsuran
tetap dan tidak berubah sampai lunas.
10
Produk pembiayaan produktif BNI Syariah diakses pada tanggal
12 juni 2019 dari http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produkpembiayaan
48
- Proses persetujuan pembiayaan yang mudah
dan relatif cepat.
- Uang muka ringan, minimum 10% khusus
untuk pembeli rumah.
- Pembayaran angsuran melalui debet rekening
secara otomatis dan dapat dilakukan di
seluruh kantor cabang BNI Syariah.
- Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15
tahun. Maksimum pembiayaan sampai Rp 5
miliar.
b. Oto iB Hasanah
Pembiayaan untuk pembelian kendaraan
dengan proses yang mudah dan cepat berdasarkan
syariah. Uang muka relatif ringan dan
pembayaran dapat dilakukan secara debet
otomatis.
c. iB Hasanah Card
Kartu pembiayaan yang berfungsi seperti
kartu kredit berdasarkan prinsip syariah yaitu
dengan sistem perhitungan biaya bersifat fix,
adil, transparan, dan kompetitif tanpa
perhitungan bunga, iB Hasanah Card tidak hanya
digunakan untuk kegiatan konsumtif namun dapat
dimanfaatkan untuk kebutuhan ibadah umroh,
pendidikan, dan kegiatan usaha.
49
d. Pembiayaan Emas iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif yang
diberikan untuk membeli emas logam mulia
dalam bentuk batangan yang diangsur secara
rutin tiap bulannya.
e. Flexi iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif bagi pegawai/
karyawan/ perusahaan/ lembaga/ instansi untuk
penggunaan jasa antara lain dengan pengurusan
biaya pendidikan, perjalanan ibadah umrah,
travelling, pernikahan, dan lain-lain.
f. CFC iB Hasanah
Prinsip murabahah atau ijarah untuk karyawan
suatu perusahaan.
g. Multiguna iB Hasanah
Fasilitas pembiayaan konsumtif bagi pegawai/
karyawan/ perusahaan/ lembaga/ instansi/ atau
profesional untuk pembelian barang dengan
agunan berupa fixed asset.11
11
Produk pembiayaan produktif BNI Syariah diakses pada tanggal 12
juni 2019 dari http://www.bnisyariah.co.id/kategori-produkpembiayaan
50
BAB IV
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
1. Produk Griya iB Hasanah
A. Pengertian griya iB hasanah
Griya iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan
konsumtif yang diberikan kepada anggota masyarakat
untuk membeli, membangun, merenovasi rumah
(termasuk ruko, rusun, rukan, apartemen dan sejenisnya),
dan membeli tanah kavling serta rumah indent, yang
besarnya disesuaikan dengan kebutuhan pembiayaan dan
kemampuan membayar kembali masing-masing calon
nasabah.1 Bank BNI Syariah secara historical merupakan
spin off dari bank Bni induk sejak tahun 2010 sampai
dengan saat ini Griya iB hasanah adalah salah satu
produk yang digunakan untuk membeli. Pembiayaan
griya ib hasanah untuk pembiayaan yang bekerja sama
dengan bni syariah 2
a. Keunggulan Griya iB Hasanah
KPR Syariah Griya iB Hasanah mempunyai
beberapa keunggulan di bandingkan kredit rumah
dari bank lain, keunggulan ini memberikan
1 Penjelasan singkat produk griya iB hasanah www.bnisyariah.co.id
diakes tanggal 12 juni 2019 2 Wawancara pribadi dengan bapak Ahmad Syarifudin selaku sales
head BNI Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 31 Mei 2019
51
kemudahan bagi para nasabahnya dalam memilih dan
juga mencicil KPR rumah.
Keunggulan Griya iB Hasanah adalah sebagai
berikut :
1. Proses KPR BNI Syariah lebih cepat dan dengan
persyaratan yang mudah serta sesuai dengan Syariat
Islam.
2. Besar pembiayaan minimal Rp. 25 Juta sampai
maksimal Rp. 5 Milyar
3. Jangka waktu pembiayaan yang lama hingga
mencapai 15 tahun, kecuali bagi pembeli tanah
kavling memiliki 10 tahun atau bisa disesuaikan
dengan kemampuan pembayaran.
4. DP ringan yang dikaitkan dengan pemakaian
pembiayaan.
5. Besar angsuran tetap setiap bulan tidak berubah
sampai lunas.
6. Pembayaran angsuran KPR BNI Syariah bisa
dilakukan memakai debet rekening secara otomatis
dapat atau dapat juga dilakukan diseluruh Kantor
Cabang Bank BNI Syariah ataupun Bank BNI
Konvensional di seluruh Indonesia.3
b. Kriteria pembiayaan Griya iB Hasanah :
3 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
52
Pembiayaan dikelola dengan manajemen BNI
Griya iB Hasanah yaitu 4 :
Penggunaanya untuk pembelian tempat
tinggal, kavling untuk tempat tinggal, dan
tempat usaha berupa ruko/rukan. Khusus
pembelian rumah/ruko untuk tujuan
investasi (hanya untuk disewakan, bukan
untuk dijual kembali) dengan syarat
sumber repayment capacity berasal dari
kondisi penghasilan nasabah, bukan
berasal dari proyeksi pendapatan
ruko/rukan sebagai obyek pembiayaan
yang akan dibeli/disewakan
Untuk pembelian kios yang tidak terletak
di pasar (termasuk untuk disewakan
kembali, namun bukan untuk dijual
kembali) dengan minimum syarat:
Berada pada daerah yang marketable
Tanah minimal bersertifikat SHGB
Bangunan memiliki IMB
Sumber repayment capacity berasal
dari kondisi existing nasabah, bukan
4 Penjelasan singkat produk Griya iB Hasanah www.bnisyariah.co.id
diakes tanggal 12 juni 2019
53
berasal dari proyeksi pendapatan kios
yang akan disewakan.
Rumah/ruko yang akan disewakan harus
dengan persetujuan bank dan jangka waktu
sewa maksimal 12 bulan dapat
diperpanjang.
Bersifat perorangan (personal financing)
Tersedia data tentang sumber
pembayaran/pelunasan yang jelas.
B. Syarat Dokumen Yang Harus Dilengkapi Nasabah
Nasabah dibedakan menjadi 3 golongan yaitu ; Karyawan,
pengusahan, dan professional, karna jumlah pendapatan dari ke 3
golongan tersebut tentunya berbeda dan ini akan memudahkan
bank dalam menganalisa pembiayaan. Persayaratan yang harus
dilengkapi yaitu ;
Dokumen Karyawan Pengusaha Profesional
Fotokopi KTP pemohon
dan suami/istri √ √ √
Pasfoto 4x6cm pemohon √ √ √
Fotokopi KK √ √ √
Fotokopisurat WNI, surat
keterangan ganti nama
bagi WNI keturunan
√ √ √
Fotokopi NPWP
pembiayaan di atas 50juta √ √ √
Fotokopi rekening
Koran/tabungan 3 bulan √ √ √
54
terakhir
Asli slip gaji terakhir/surat
keterangan pengha silan √ √
Asli surat keterangan masa
kerja dan jabatan terakhir
di perusahaan.
√
Neraca dan laba
rugi/informasi keuangan
2thn terakhir
√ √
Fotokopi surat izin
praktek profesi √
Dokumen kepemilikan
jaminan :
- fotokopi sertifikat IMB
- surat
pesanan/penawaran
- fotokopi bukti setoran
PBB terakhir
- Rencana anggaran
biaya (RAB)
√ √ √
Akte perusahaan , SIUP
dan TDP √
Denah lokasi rumah
Tinggal √ √ √
Biaya angsuran yang dibayar dari ke 3 jenis golongan tersebut
juga berbeda yaitu :
a. Karyawan, PNS,pegawai BUMN/BUMD, anggota
TNI/POLRI, maksimal DSR x (100% penghasilan
tetap atau aji pemohon +100% penghasilan tetap
suami istri + 50% penghasilan lain-lain pemohon).
55
b. Dokter, maksimal DSR x (100% penghasilan tetap
atau gaji pemohon + 100% penghasilan tetap suami
atau istri + 50 % penghasilan lain-lain pemohon).
c. Professional (selain dokter), maksimal DSR x (100%
penghasilan tetap atau gaji pemohon + 100%
penghasilan tetap suami atau istri + 50% penghasilan
lain-lain pemohon).
d. Pengusaha/wiraswasta
1) Sebagai pemilik perusahaan yang belum berbadan
hukum, maksimal 40% x pendapatan (laba setelah
dikurangi cost of living).
2) Sebagai pemilik perusahaan yang sudah berbadan
hukum, maksimal 40% x (penghasilan tetap atau
gaji pemohon diperusahaan tersebut + (100% x
penghasilan tetap suami atau istri) + 50%
penghasilan lain-lain pemohon).
3) Calon nasabah dinilai sebagai pengusaha apabila
memiliki saham sekurang kurangnya 20%
(termasuk kepemilikan saham keluarga, orangtua,
suami/istri, anak).
4) Untuk kepemilikan saham kurang dari 20%, calon
nasabah diperlakukan sebagai professional dengan
penghasilan tetap (Gaji).
5) Dividen yang dapat diakui sebagai pendapatan
adalah: untuk saham >_ 50%, dividen laba yang
56
bias dibagikan diakui sebesar 70% dari laba
bersih, sedangkan untuk saham <50%,
dividen/laba yang bias dibagikan diakui sebesar
30% dari laba bersih.
C. Data Jumlah Nasabah Griya iB Hasanah
4.1 Data Jumlah Nasabah Griya iB hasanah
Tahun Target
pembiayaan
Jumlah pembiayaan
2018 56.000.000.000 245.000.000.000
2019 35.000.000.000 254.000.000.000
Sumber : Data BNI Syariah KC Jakarta Barat 2019
Berdasarkan table di atas diketahui jumlah pembiayaan griya iB
Hasanah BNI Syariah KC Jakarta Barat meningkat dari tahun
2018 s/d 2019.5
D. Data Jumlah Nasabah NPF Griya iB Hasanah
Kolektabilitas pembiayaan menurut Peraturan Bank
Indonesia dibedakan menjadi 5(lima) golongan yaitu : lancar,
dalam perhatian khusus, kurang lancar, dan macet. Apabila
pembiayaan tersebut sudah masuk dalam kategori dalam
5 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head Bni
syariah kc kebon jeruk pada tanggal 31 mei 2019
57
perhatian khusus dan macet maka pembiayaan tersebut
dikategorikan dalam pembiayaan bermasalah.6
Table 4.2
Tabel penggolongan Koletabilitas
Kolektabilitas kualitas Jumlah
tunggakan
Kolektabilitas 1 Lancar 0
Kolektabilitas 2 Dalam
perhatian
khusus
1 s/d 90 hari
Kolektabilitas 3 Kurang lancar 91 s/d 180 hari
Kolektabilitas 4 Diragukan 181 s/d 270 hari
Kolektabilitas 5 Macet >dari 270 hari
Sumber: Data BNI Syariah KC Jakarta Barat 2019
Berikut penjelasan dari penggolongan kolektabilitas :
a. Pembiayaan Lancar
Yaitu apabila memenuhu kriteria :
- Selalu tepat dalam pembayaran pokok dan atau
margin
- Pembiayaan dengan angunan tunai
- Memiliki mutasi rekening aktif
b. Pembiayaan Kurang Lancar
Yaitu dengan kriteria:
6 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
58
- Adanya tunggakan nasabah hampir 90 hari
- Terdapat indikasi masalah keuangan yang
dihadapi nasabah
- Terjadinya pelanggaran kontrak perjanjian
- Lemahnya dokumentasi nasabah
c. Pembiayaan Diragukan
Yaitu dengan diragukan :
- Terdapat tunggakan angsuran nasabah melebihi
180 hari
- Pembiayaan yang tidak memenuhi kriteria lancar
dan kredit kurang lancar.
- Sering terjadi cerukan yang bersifat permanen.
d. Pembiayaan Macet
Yaitu dengan kriteria:
- Terdapat tunggakan angsuran pokok atau bunga
yang telah melampaui 270 hari.
- Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman
baru.
- Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.
Berdasarkan kolektabilitas tersebut, bila kolektability
cenderung baik maka akan berdampak positif. Kolektabilitas
tersebut yang menentukan golongan nasabah mengalami
pembiayaan bermasalah atau kredit macet.
59
4.3 Data Jumlah Pembiayaan Bermasalah Griya iB Hasanah
Tahun Jumlah NOA Pembiayaan
Bermasalah/ Macet
2018 7 NOA 4.248.000.000
2019 4 NOA 1.244.000.000
Sumber: Data BNI Syariah KC Jakarta Barat 2019
Berdasarkan sumber data Griya iB Hasanah BNI Syariah
KC Jakarta Barat terlihat adanya nasabah yang mengalami
pembiayaan bermasalah pada tahun 2018 dan 2019.
4.4 Data Jumlah Penyelesaian R3 yang dilakukan BNI
Syariah Kc Jakarta Barat per 2018 dan 2019
Koletabilitas Jumlah Total Pembiayaan
Lancar 57 22.000.000.000
Kurang Lancar 12 30.500.000.000
Macet 2 402.000.000
Sumber Annual Report BNI Syariah KC Jakarta Barat
Pada saat wawancara penulis dengan salah satu sales
head yang menangani pembiayaan bermasalah Griya iB Hasanah
kasus yang terjadi yaitu:
1. Nasabah membeli rumah kepada BNI Syariah dengan
jangka waktu 10 sampai 15 tahun dengan harga rumah
60
100.000.000 nasabah ini pindah dari pekerjaan yang
menyebabkan mengalami penurunan pendapatan usaha
sehingga nasabah ini tidak mampu membayar lagi cicilan
angsuran rumah di bni syariah sehingga nasabah ini
masuk dalam kolektabilitas . Tentu dari pihak kami (BNI
Syariah) langkah yang pertama dilakukan yaitu
pembinaan terhadap nasabah tersebut dengan cara
restrukturisasi apabila pembiayaan tersebut sudah dalam
golongan kolektabilitas pembiayaan bermasalah, dari
pihak bank BNI Syariah KC Jakarta Barat menyelesaikan
dengan cara restrukturisasi selama 1 tahun dengan
angsuran 2.000.000/bulan jadi sisa dari angsuran itu
untuk melunasi pembiayaan di bank.
2. Kasus berikutnya hampir sama yaitu nasabah yang
melakukan pembiayaan Griya iB Hasanah tetapi ditengah
jalan nasabah ini tidak mampu untuk melanjutkan
pembayaran terus menerus sampai akhirnya jatuh tempo
lebih dari 270 hari artinya nasabah tersebut sudah masuk
golongan kolektabilitas 5 (Macet), tentu dari pihak kami
sudah mengajak nasabah untuk koperatif dibantu untuk
menyelesaikan pembiayaan tetapi nasabah ini
menghilang jalan yang ditempuh yaitu melakukan lelang
dengan memberikan somasi 1 sampai 3 dan memasang
plakat di rumah nasabah tersebut.
61
BAB V
PEMBAHASAN
A. Prosedur Pemberian Pembiayaan Griya iB Hasanah.
Salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana prosedur pemberian pembiayaan Griya
iB Hasanah, pada bab IV telah dipaparkan syarat dokumen yang
harus dilengkapi nasabah ketika ingin mengajukan pembiayaan
Griya iB Hasanah diantaranya: 1
1) Pengajuan Permohonan Pembiayaan
Nasabah yang ingin mengajukan pembiayaan griya iB
hasanah bisa langsung datang ke kantor BNI Syariah KC
Kebon jeruk untuk mengisi formulir permohonan pengajuan
pembiayaan serta membawa dokumen-dokumen yang
menjadi syarat pengajuan pembiayaan Griya Ib hasanah,
seperti yang sudah dipaparkan pada bab IV syarat dokumen
pembiayaan griya ib hasanah.
2) Pengecekan dan Analisa Pembiayaan
Setelah nasabah melengkapi dokumen dan mengisi
formulir permohonan pembiayaan griya iB hasanah,
selanjutnya pihak bank akan mengecek berkas yang sudah
dilengkapi lalu menganalisa menggunakan system EFO
terutama didasarkan pada hasil kunjungan on the spot
1 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
62
apakah nasabah tersebut layak untuk diberikan pembiayaan
ini atau tidak, dilihat dari jenis dan golongan pekerjaan
nasabah.
3) Wawancara
Wawancara dilakukan langsung oleh pihak bank bni
syariah kepada nasabah, dalam wawancara ini pihak bank
bni syariah mengkonfirmasi terkait data data nasabah,
seperti tujuan nasabah dan penghasilan nasabah perhari,
perbulan, atau pun pertahun.2
4) Verifikasi
Sebelum Griya iB Hasanah diberikan, petugas
pembiayaan wajib melakukan verifikasi mengenai :
a. Lokasi tanah dan bangunan (dibuatkan plotingnya).
b. Surat tanah, advis planning, IMB , surat ijin pemakaian
lahan atas tanah atau rumah yang dibeli pada instansi
yang berwenang.
c. Developer atau pengembang untuk mengetahui
komitmennya kepada calon pembeli/pemohon griya iB
hasanah.
d. Penghasilan dari pemohon griya iB hasanah pada
bendaharawan instansi tempat pemohon bekerja.
2 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
63
e. Sumber pembayaran (angsuran), untuk mengetahui
apakah angsuran berasal dari penghasilan calon pemohon
griya ib hasanah atau dari hasil aktivitas usaha berjalan.3
B. Faktor Penyebab Terjadinya Pembiayaan Bermasalah
Berdasarkan hasil penelitian penulis BNI Syariah
sangat mengedepankan prinsip kehati hatian dalam
memberikan pembiayaan agar kepercayaan yang merupakan
unsur utama dalam pembiayaan benar-benar terwujud guna
melancarkan pembiayaan itu sendiri dan terjaminnya
pengembalian pembiayaan tersebut tepat pada waktunya
sesuai dengan perjanjian yang dibuat sebelumnya. Kesalahan
bank yang dapat mengakibatkan pembiayaan menjadi
bermasalah adalah tahap awal yait perencanaan, tahap
analisis, dan pengawasan, faktor yang menyebabkan
pembiayaan menjadi bermasalah diantaranya itu:4
Berasal dari nasabah :
a. Nasabah menyalahgunakan pembiayaan yang
diperolehnya
b. Nasabah kurang mampu mengelola usaha
c. Nasabah tidak beritikad baik terhadap bank
3 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019 4 Gatot supramono, Perbankan dan Masalah Kredit: Suatu Tinjauan
Yuridits, (Jakarta: djambatan,1996), h.132
64
Berasal dari bank :
a. Kualitas pejabat bank kurang professional
b. Persaingan antar bank
c. Pengawasan yang kurang efektif
Secara keseluruhan, berdasarkan kasus yang terjadi
di BNI Syari’ah KC Jakarta Barat yang menjadi faktor
pembiayaan Griya iB Hasanah menjadi bermasalah yaitu:5
1. Pihak internal (Bank BNI Syariah KC Jakarta Barat )
Faktor internal juga merupakan salah satu yang
menyebabkan pembiayaan ini menjadi bermasalah,
berdasarkan wawancara penulis, faktor internal ini hanya
35% saja . berikut faktor penyebab terjadinya pembiayaan
bermasalah pada produk Griya iB Hasanah :6
a. Kurang Teliti Dalam Menganalisa Pembiayaan
Dalam hal ini kemampuan petugas bank dalam
menganalisa calon nasabah yang akan mengajukan
pembiayaan kurang baik atau kemungkinan kemampuan
petugas bank dalam menganalisa karakter usaha nasabah
kurang akurat,sehingga sangat besar potensi terjadinya
nasabah mengalami pembiayaan bermasalah pada produk
griya ib hasanah.
5 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019 6 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
65
b. Kurangnya Collecting Data
Data yang dianalisa pihak bank kurang lengkap
sehingga menimbulkan pembiayaan pada produk ini
menjadi bemasalah, khususnya data terkait pendapatan
nasabah.
2. Pihak Eksternal (Nasabah)
Faktor eksternal ini berasal dari nasabah produk griya
hasanah itu sendiri, nasabah memiliki peran 65% dalam
faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah
dalam kasus yang terjadi diantaranya ada:
a. Nasabah mengalami gagal usaha atau bankrut
sehingga pendapatannya menurun dan tidak bisa
melanjutkan angsuran di bank BNI Syariah KC
Jakarta Barat.
b. Nasabah mengalami masalah dalam keluarga, dalam
kasus ini terjadi perebutan harta gono gini dan ahli
waris sehingga nasabah menjadi bermasalah dalam
pendapatan.
c. Nasabah tidak koperatif, artinya nasabah tidak bisa
diajak bekerja sama dalam menyelesaikan
pembiayaan bermasalah atau kredit macet.
66
C. Mekanisme Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Griya
iB Hasanah BNI Syariah Kc Jakarta Barat.
Dalam mengatasi masalah dalam pembiayaan yang
bermasalah BNI Syari’ah KC Jakarta Barat sangat
mengedepankan prinsip tolong menolong, artinya nasabah dalam
posisi sedang mengalami kesulitan dalam pembayaran.7 Maka
dari itu mekanisme penyelesaian yang dilakukan oleh BNI
Syariah KC Jakarta Barat , diantaranya yaitu :
Upaya penyelamatan melalui Rescheduling dan Restrukturisasi :
Merupakan salah satu mekanisme awal yang berdasarkan
teori dalam mengatasi pembiayaan bermasalah yang ditawarkan
BNI Syariah dalam membantu nasabah yang bermasalah dalam
pembiayaan, berikut bentuk mekanisme penyelesaian pembiayaan
produk Griya iB Hasanah melalui rescheduling dan restrukturisasi
yang dilakukan BNI Syariah KC Jakarta Barat yaitu :
1. Penjadwalan Kembali (Rescheduling)
Secara teori rescheduling ini merupakan perubahan syarat
pembiayaan yang menyangkut jadwal atau jangka waktu8.
Berdasarkan kasus pembiayaan bermasalah produk Griya iB
Hasanah Di BNI Syariah KC Jakarta Barat bentuk
rescheduling yang ditawarkan yaitu :
a. Penjadwalan kembali tagihan/angsuran pembiayaan
disertai adanya perpanjangan/tambahan jangka waktu.
7 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019 8 Fathurrahman djamil, Penyesaian Pembiayaan Bermasalah Di Bank
Syariah (Jakarta : sinar grafika 2012) hlm.83
67
Pihak bank akan memberikan kelonggaran jangka waktu
kepada nasabah agar dapat memenuhi kewajibannya
tersebut. Penambahan jangka waktu tentunya merupakan
kesepakatan antara pihak bank dan nasabah.
b. Penjadwalan kembali tagihan/angsuran piutang tanpa
adanya pemberian perpanjangan/tambahan jangka waktu,
sehingga jangka waktu pembiayaan tidak mengalami
perubahan.
Jadi intinya bank akan menawarkan sebuah
perpanjangan waktu agar hutang nasabah kepada bank
dapat segera terlunasi dengan tepat dengan cara tenor
pembiayaan bisa diperpanjang dan beban angsuran bisa
menjadi berkurang. Selain itu dapat juga jumlah
angsuran disesuaikan dengan kemampuan bayar nasabah.
2. Penataan Kembali (Restrukturisasi)
Yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat
kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal
pembayaran, jangka waktu, dan atau persyaratan lainnya
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo
kredit dan konversi seluruh atau sebagian dari pinjaman
menjadi penyertaan bank. Dalam kasus yang terjadi BNI
Syari’ah melakukan restrukturisasi terhadap nasabah-
nasabah yang sudah dalam kolektabilitas pembiayaan
68
diragukan, dalam arti nasabah tersebut digolongkan macet
atau kesulitan untuk membayar angsuran kepada bank.9
Mekanisme Penyelesaian Melalui Lelang :
Ini merupakan tahap akhir yang ditempuh BNI Syari’ah
kc Jakarta Barat dalam mengatasi nasabah yang mengalami
kredit macet apabila nasabah sudah benar benar dalam posisi
tidak mampu dengan cara penyelamatan restrukturisasi,
maka dari itu BNI Syariah kc Jakarta barat akan
menyelesaikannya dengan cara10
:
a. Melakukan Penjualan Aset
adalah jalur yang ditempuh BNI syariah kc Jakarta
Barat dalam menyelesaikan sengketa pembiayaan
bermasalah produk griya iB hasanah apabila nasabah
sudah tidak bisa diajak koperatif dalam penyelesaian
pembayaran jalur ini melibatkan intstusi atau lembaga
yang mengikat jaminan,jadi nasabah bebas mencari calon
buyer untuk membeli asset jaminan yang nantinya dari
penjualan asset jaminan ini digunakan untuk melunasi
pembiayaan di bank bni syariah sisanya akan diberikan
kepada nasabah apabila hasil dari penjualan asset tersebut
9 Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019 10
Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
69
melebihi batas harga. BNI Syariah memberikan batas
waktu kepada nasabah untuk menjual dibawah tangan.
b. Melakukan Lelang
Bagi bank-bank BUMN, ada kewajiban untuk
menyerahkan penyelesaian pembiayaan macet (piutang
Negara macet) kepada PUPN. Hal ini didasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang dikutip dari
Fathurrahman djamil dalam pembiayaan perbankan
syariah sebagai berikut: 11
1. Undang-undang Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang
pengurusan piutang Negara (UU Nomor 49 Prp. Tahun
1960). Berdasarkan Pasa; 8, 12 dan 14 UU tersebut di
atas, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan macet bank-
bank BUMN adalah merupakan piutang Negara yang
wajib diserahkan kepada PUPN dan pelaksanaannya
tunduk kepada keputusan menteri keuangan.
2.Keputusan menteri keuangan RI No. 300/KMK.01/2002
tanggal 13 Juni 2002 tentang Pengurusan Piutang Negara
Berdasarkan Pasal 2 Keputusan Menteri Keuangan RI
No.300/KMK.01/2002 tanggal 13 Juni 2002 dapat
disimpulkan bahwa penyelesaian piutang Negara
dilakukan dengan cara :
Jalur ini merupakan langkah terakhir yang ditempuh
apabila nasabah sudah benar-benar tidak ada jalan keluar
11
Faturrahman Djamil, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di Bank
Syariah ( Sinar Grafika : Cet Pertama, 2012) hlm.101
70
dari solusi tersebut pihak bank akan membantu nasabah
untuk melakukan lelang ke KPKNL (Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang ) dengan melengkapi syarat
dokumen yang ditentukan. Jika sudah lengkap syarat dan
dokumen, pihak KPKNL akan menentuan hari dan
tanggal penetapan lelang paling lama semingguu setelah
surat permohonan diterima.
Adapun dokumen-dokumenn persyaratan lelang
yang perlu disiapkan dalam pengajuan permohonan lelang
ini antara lain :12
1. surat permohonan lelang dari pengadilan negeri.
2. fotocopy surat putusan-putusan pengadilan.
3. fotocopy teguran kepada terseksekusi dari ketua
pengadilan.
4. fotocopy penetapan sita pengadilan.
5. fotocopy berita acara sita dan bukti sita telah
terdaftar.
6. fotocopy penetapan lelang pengadilan.
7. fotocopy rincian hutang atau jumlah yang harus
dipenuhi.
8. fotocopy pemberitahuan lelang kepada termohon
eksekusi.
12
Hasil wawancara dengan Ahmad Syarifudin selaku sales head BNI
Syariah kc Jakarta Barat pada tanggal 18 Juni 2019
71
9. fotocopy sertifikat jaminan dan perjanjian kredit
(apabila jamninan berupa barang bergerak yang diikat
dengan fidusa)
10. fotocopy sertifikat Hak Atas Tanah yang dibebani
hak tanggunan (apabila jaminan berupa tanah dan
bangunan).
11. fotocopy sertifikat hak tanggunan dan akta
pegikatan hak tanggunan (APHT).
Setelah lelang dilakukan, BNI Syariah akan
mengumumkan lelang pertama dengan membuat daftar angunan
yang akan dilelang dan diedarkan melalui selebaran atau iklan di
website. Setelah 15 hari dari pengumuman lelang pertama, pihak
BNI Syariah akan membuat pengumuman lelang kedua dan
membuat iklan untuk dipublikasikan melalui surat kabar atau
website dengan mencantumkan harga limit penjualan agar
diketahui masyarakat.
Bentuk Penyelesaian melalui lelang yang dilakukan BNI Syariah
Kc Jakarta Barat :
72
Gambar 5.1 Lelang Rumah Griya iB Hasanah BNI
Syariah Kc Jakarta Barat
Jadi berdasarkan analisis penulis, dapat disimpulkan dalam
menyelesaikan pembiayaan bermasalah, BNI Syariah Kc Jakarta
Barat sangat berpengauh kepada kolektabilitas pembiayaan,
karena upaya penyelematan sampai dengan penyelesaian yang
dilakukan ini sangat membantu nasabah-nasabah Griya iB
Hasanah yang masuk dalam golongan kurang lancar, diragukan,
dan macet sehingga memudahkan nasabah untuk bisa
melanjutkan kembali pembiayaan Griya iB Hasanah, dan juga
membantu nasabah yang sudah benar benar tidak mampu lagi
untuk melanjutnya pembiayaan Griya iB Hasanah untuk
menyelesaikan dengan cara dan ketentuan yang berlaku.
73
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan sebagai bagian akhir dari
penulisan skripsi ini, penulis akan memaparkan kesimpulan
dan saran diantaranya sebagai berikut :
1. Prosedur pemberian pembiayaan Griya iB Hasanah pada
BNI Syariah KC Jakarta Barat yaitu merupakan nasabah
BNI Syariah dan memenuhi persyaratan yang diberikan.
Selanjutnya nasabah harus dating ke BNI Syariah dengan
membawa persyaratan dan dokumen lengkap seperti
fotokopi KTP suami dan istri, pas foto 4x6 pemohon,
fotocopy KK, fotocopy surat WNI atau surat keterangan
ganti nama keturunan WNI, fotocopy NPWP, fotokopy
rekening 3 bulan terakhir, slip gaji, fotokopi sertifikat
IMB, dan denah lokasi rumah tinggal.
2. Faktor yang menyebabkan pembiayaan Griya iB
Hasanah terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal artinya
dari pihak BNI Syariah kc Jakarta barat dan faktor
eksternal dari nasabah.
3. Mekanisme penyelesaian yang dilakukan BNI Syariah kc
Jakarta Barat dalam Menyelesaikan pembiayaan
bermasalah produk Griya iB Hasanah ini yaitu dengan
cara pembinaan terhadap nasabah agar bisa koperatif
74
selanjutnya melakukan restrukturisasi. Apabila nasabah
tersebut sudah benar-benar tidak mampu untuk
melakukan pembayaran maka akan dilakukan lelang oleh
KPKNL.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan
pada BNI Syariah kantor cabang Jakarta Barat, ada
beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebagai
masukan untuk meningkatkan kualitas kerja BNI Syariah
dengan memberikan saran-saran kemajuan BNI Syariah
kantor cabang Jakarta barat.
1. BNI Syariah Kc Jakarta Barat harus tetap menjalankan
fungsinya sebagai lembaga keuangan syariah yang hadir
ditengah masyarakat guna meningkatkan taraf hidup
masyarakat.
2. BNI Syariah juga harus lebih konsisten dan berhati
hati dalam menganalisis pembiayaan untuk menghindari
terjadinya pembiaayan bermasalah pada nasabah.
3. Bagi peneliti selanjutnya : penelitian tentang strategi
penyelesaian pembiaayaan bermasalah Griya iB Hasanah
pada BNI Syariah kantor cabang Jakarta Barat ini masih
jauh dari kesempurnaan, diharapkan untuk peneliti
selanjutnya dapat menambahkan variable yang berbeda
agar menghasilkan karya terbaru dalam sebuah
penelitian.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2003). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Bulan Bintang.
Bungin, M. B. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Cevilla, C. G. (1993). Pengantara Metode Penelitian. Jakarta:
Universitas Indonesia .
David, F. R. (2002). Manajemen Strategi Konsep. Jakarta:
Prehalindo.
Djamil, F. (2012). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di
Bank Syariah. Sinar Grafika.
Husman, H. (2010). Metedologi Penelitian Untuk Public
Relation. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
Ismail. (2011). Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Kadarman, A. (2001). Pengantar Ilmu Manajemen. Jakarta:
Prenhalindo.
Kasmir. (2011). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Marzuki. (1983). Metodologi Riset. Yogyakarta: Fakultas
Ekonomi UII Yogyakarta.
Mervy, & Latifah. (2010). Perbankan Syariah. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Moleong, L. J. (2002). Metodelogi Penelitian Kualitatif,
Terjemahan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
76
Muhammad. (2005). Manajemen Bank Syariah. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Nawawi, H. (2012). Manajemen Strategi Organisasi Non Profit
Bidang Pemerintahan Dengan Ilustrasi di Bidang
Pendidikan . Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press.
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia. (1998). Jakarta: Balai Pustaka.
Rahmat, J. (2002). Metode Penelitian Komunikasi Dilengkapi
Contoh Analisis Staistik. Bandung: PT Rosdakaya.
Soemitra, A. (2010). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.
Jakarta: Kencana.
Solihin, I. (2012). Manajemen Strategik. Jakarta: Erlangga.
Steiner, G., & Minner, J. (1990). Manajemen Strategi,
Penerjemah Agus Dharma. Jakarta: Erlangga.
Sudarso, H. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Syari'ah.
Yogyakarta: Ekonisia.
Sudarto. (1995). Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarsan, T. (2013). System Pengendalian Manajemen. Jakarta:
Indeks.
Supramono, G. (1996). Perbankakan dan Masalah Kredit: Suatu
Tinjauan Yuridits. Jakarta: Djambatan.
77
Wahyudi, A. S. (1996). Manajemen Strategik Pengantar
Berpikir Strategik. Bina Aksara.
Wangsawidjaja. (2012). Pembiayaan Bank Syariah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
www.bnisyariah.co.id. (n.d.). BNI Syariah.
Yustanto, M. I., & Widjatakusuma, M. K. (2002). Menggagas
Bisnis Islam. Jakarta: Gema Insani Press.
Transkip Wawancara
“STRATEGI PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH
GRIYA iB HASANAH PADA BNI SYARIAH KC JAKARTA BARAT
Hasil wawancara ini akan dianalisis dalam penyusunan skripsi untuk
memenuhi syarat mencapai gelar sarjana sosial (S.Sos) di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pewawancara : Delia Paramitha (Mahasiswi)
Narasumer : Ahmad Syarifudin (Sales Head BNI Syariah KC
Kebon Jeruk)
Hari, Tanggal : Kamis, 18 Juni 2019
Keterangan :
Pewawancara (P)
Narasumber (N)
P : Assalamualaikum pak, saya delia paramitha mahasiswi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta program studi Manajemen Dakwah ingin
mewawancarai bapak terkait skripsi saya yang berjudul “Strategi
Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah Griya IB Hasanah pada BNI Syariah
KC Kebon jeruk” pak
N : Waalaikumsalam baik silahkan….
P: Baik pak terimakasih, sesuai dengan judul skripsi saya terkait Griya iB
Hasanah pak, saya ingin lebih tahu dulu pak, apa sih produk Griya iB
Hasanah itu sendiri?
N : oke saya ceritakan dari profil griya ib hasanah dulu ya.., bank bni
syariah secara historical ini spin off dari bank bni induk itu dari sejak tahun
2010 sampai dengan saat ini 2019 sudah 9 tahun, nah salah satu produk
championnya ini yaitu Griya hasanah, itu berjalan dari awal dia berdiri
sampai dengan 2016, portofolio pembiayaan di bni syariah itu hampir 60%
itu dari produk griya ib hasanah sisanya dari produk lain, itu tentang
portofolionya, kalau pengertiannya griya ib hasanah ini salah satu produk bni
syariah yang digunakan ketika orang hendak membeli rumah, baik rumah itu
baru, second, ataupun mau membeli kavling/ tanah kavling atau juga mau
membangun rumah, mau merenovasi rumah.
P : Bagaimana prosedur pengajuan pembiayaan Griya iB Hasanah?
N : yang pertama ada syarat orang yang ingin mengajukan pembiayaan griya
hasanah ini dibedakan menjadi 3 yaitu pegawai, pengusaha dan professional.
1. Data pribadi seperti ktp , kk, surat nikah dan npwp
2. Data Repayment atau sumber pendapatan
3. Data jaminan terdiri dari sertifikat IMB, dan PBB
P : Apakah landasan hukum terkait produk Griya iB Hasanah ini?
N : Landasan hukum griya hasanah ini sama yaitu UU 21 tahun 2008 dan
Fatwa DSN MUI
P: Akad apa saja yang digunakan dalam produk griya ib hasanah ini?
N: kalau akad yang dipakai hanya 2 yaitu Murabahah jual beli dan
musyarakah
P: Berapa persentase jumlah nasabah Griya iB Hasanah saat ini ?
N: total seluruh nasabah ada 20000 milyar
P: Saat ini berapa banyak nasabah yang mengalami pembiayaan bermasalah
pada produk Griya iB Hasanah?
N: Alhamdulillah sejak tahun 2010 awal memang npf kita sempat macet
tetapi 0,64% dan sekarang sudah mengalami penurunan pembiayaan
bermasalah.
P: Apa saja faktor penyebab terjadinya pembiayaan bermasalah pada produk
Griya iB Hasanah ini pak?
N : kalau berdasarkan faktor internal itu biasanya dari analisa pembiayaan
mulai dari proses screening awal ketika ada di sales , sales bertemu dengan
nasabah itu dia harus tau betul kondisi nasabah seperti apa, layak untuk
diberi pembiayaan atau tidak, ketika sudah masuk data lengkap baru
dianalisa dengan detail keuangan nasabah, melakukan verikasi dan
interview,ketika hal ini salah akan memberikan dampak potensi yang besar
terhadap nasabah bermasalah itu dari sisis internal, kalau untuk eksternal inii
banyak, ada yang macet karna usahanya gagal, ada nasabah macet karna
urusan keluarga misalnya pembagian harta waris dan sebagainya, ada
nasabah macet karna pindah kerja atau keluar dari pekerjaan da nada juga
yang dia macet karna mengakali bank dengan cara jual beli fiktif. Tetapi
yang paling dihindari oleh bank adalah yang melakukan jual beli fiktif ini
karna tentunya akan merugikan pihak bank.
P :Strategi apa yang digunakan BNI dalam mengatasi pembiayaan
bermasalah
N: Dalam menyelesaikan pembiayaan bermasalah prinsip yang kita pakai
yaitu tolong menolong artinya nasabah itu posisinya dalam kesusahan, itu
prinsip yang kita pegang pertama kali. Nah strategi yang dilakukan adalah
pertama kita harus kordinasi dengan nasabah melakukan pembinaan dengan
nasabah dengan catatan nasabah itu koperatif kepada kita, bisa diajak
ngobrol, nah langkah pertama yang kita lakukan adalah menawarkan solusi
restrukturisasi, kalau secara teori sudah ada kan , ada R3, restrukturisasi,
rescheduling, dan reconditioning, tapi ketika nasabah itu tidak mau untuk
diajak koperatif baru nanti kita tawarkan penjualan dibawah tangan, artinya
asset jaminan nasabah dicari calon buyer, kalau sudah deal baru hasil
penjualan itu untuk melunasi pembiayaan di bni sisanya baru diberikan
kepada nasabah. Langkah terakhir ketika solusi satu dan dua tidak mampu,
kita tetap memberikan batas waktu sampai batas waktu terakhir nasabah
masih belum mampu juga kita membantu untuk proses lelang menggunakan
jasa lelang melalui website.
Kamis, 18 Juni 2019
Ahmad Syarifudin
(Sales Head)
Gedung BNI Syariah KC Jakarta Barat
Bertempat di Jl. Panjang Arteri Klp Dua Raya Kb Jeruk,
Kota Jakarta Barat
Dokumentasi Wawancara dengan Narasumber
Bentuk Penyelesaian Pembiayaan Griya iB Hasanah melalui
Lelang di BNI Syariah KC Jakarta Barat
Top Related