ANALISIS KINERJA PERBANKAN SYARIAH DENGAN MAQASID
BASED PERFORMANCE EVALUATION MODEL (MPEM)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ADINDA VINDRI ANDRIANA
1113082000053
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
ii
ANALISIS KINERJA PERBANKAN SYARIAH DENGAN MAQASID
BASED PERFORMANCE EVALUATION MODEL (MPEM)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Adinda Vindri Andriana
1113082000053
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. Rini, Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1439 H / 2018
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis, tanggal 13 bulan April tahun 2017 telah dilakukan ujian
komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Adinda Vindri Andriana
2. NIM : 1113082000053
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Kinerja Perbankan Syariah Dengan Maqasid
Based Performance Evaluation Model (MPEM)
Setelah mencermati dan memperlihatkan kemampuan yang bersangkutan selama
proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas
nyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 April 2017
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA (……………………………..)
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA (………………………………)
NIP. 19720516 200901 1006 Sekretaris
3. Reskino, SE., M.Si., Ak., CA (……………………………….)
NIP. 19740928 200801 2 004 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Kamis, tanggal 25 bulan Januari tahun 2018 telah dilakukan ujian skripsi atas
mahasiswa:
1. Nama : Adinda Vindri Andriana
2. NIM : 1113082000053
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Kinerja Perbankan Syariah Dengan Maqasid
Based Performance Evaluation Model (MPEM)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 25 Januari 2018
1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA
NIP. 19760924 200604 2 002 (……………………………..)
Ketua
2. Dr. Rini, Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002 (………………………………)
Sekretaris
3. Atiqah, SE., M.Si
NIP. 19820120 200912 2 004 (……………………………….)
Penguji Ahli
4. Dr. Rini, Ak., CA
NIP. 19760315 200501 2 002 (………………………………)
Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Adinda Vindri Andriana
Nomor Induk Mahasiswi : 1113082000053
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Judul Skripsi : Analisis Kinerja Perbankan Syariah Dengan
Maqasid Based Performance Evaluation Model
(MPEM)
Menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya buat ini merupakan
hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di kemudian hari
penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan terhadap karya orang
lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus menerima sanksi
berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak ada unsur
paksaan.
Jakarta, 10 Januari 2018
(Adinda Vindri Andriana)
1113082000053
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Adinda Vindri Andriana
2. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 30 November 1995
3. Alamat : Perumahan Taman Pinang Indah Blok B
no. 23, Kel. Neroktog, Kec. Pinang, Kota
Tangerang, 15145
4. Telepon : 087888238326
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SDN Kosambi 10 Tahun 2001-2007
2. SMPN 45 Jakarta Tahun 2007-2010
3. SMAN 33 Jakarta Tahun 2010-2013
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2018
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Osis SMPN 45 Jakarta Sebagai Anggota (2007-2008)
2. PMR Wira 33 Sebagai Wakil Ketua (2011-2012)
3. DEMA Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Jakarta Sebagai Sekretaris
Departemen Kemahasiswaan (2015-2016)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Masturajat
2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Oktober 1967
3. Ibu : Elvirawati
4. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 9 September 1968
6. Alamat : Perumahan Taman Pinang Indah Blok B
no. 23, Kel. Neroktog, Kec. Pinang, Kota
Tangerang, 15145
vii
THE PERFORMANCE ANALYSIS OF ISLAMIC BANKING USING
MAQASID BASED PERFORMANCE EVALUATION MODEL (MPEM)
ABSTRACT
This study aimed to assign weights to the elements composing Maqasid based
Performance Evaluation Model (MPEM) and to test the weighted-MPEM to
measure the performance of 18 Islamic banks from 9 countries which are, Saudi
Arabia, Indonesia, Malaysia, Bahrain, Bangladesh, Uni Arab Emirates, Qatar,
Kuwait and Pakistan.
This study used 2 differents data collection methods according to the objectives
to be achieved. For weighting purposes, data were collected through questionnaire
survey with Islamic accounting, economics, and/or Islamic banking experts and
Islamic banking professionals. For MPEM testing purposes, data were collected
from annual reports published by the Islamic banks or the central banks of each
countries. Convenience sampling method were used, hence both the respondents
and the Islamic banks used as sample were chosen based on its ease of access to
the researcher. Data were analysed using Simple Additive Weighting (SAW) method.
The results of this study are 1) weighted-MPEM and 2) Bank Muamalat
Indonesia (BMI) came first as the bank with the best maqasid al-shari’ah
performance and Indonesia that were represented by BMI and Bank Syariah
Mandiri (BSM), became the country with the best maqasid al-shari’ah performance.
Keywords: maqasid al-shari’ah, Islamic Banking Performance, Maqasid based
Performance Evaluation Model (MPEM).
viii
ANALISIS KINERJA PERBANKAN SYARIAH DENGAN MAQASID
BASED PERFORMANCE EVALUATION MODEL (MPEM)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bobot pada elemen-elemen yang
menyusun Maqasid based Performance Evaluation Model (MPEM) dan untuk
menguji MPEM yang telah diberikan bobot tersebut untuk mengukur kinerja 18
bank syariah dari 9 negara yaitu, Saudi Arabia, Indonesia, Malaysia, Bahrain,
Bangladesh, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait dan Pakistan.
Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan 2 cara berbeda sesuai dengan
tujuan penelitiannya. Untuk tujuan pembobotan, data dikumpulkan melalui
kuesioner yang dikirimkan kepada akademisi dan profesional perbankan syariah.
Untuk tujuan pengujian MPEM, data dikumpulkan dari laporan tahunan yang
dipublikasikan oleh masing-masing bank syariah atau bank sentral negaranya.
Metode sampling yang digunakan adalah convenience sampling, sehingga baik
sampel responden maupun sampel bank syariah dipilih berdasarkan kemudahan
aksesnya terhadap peneliti. Data dianalisis menggunakan metode Simple Additive
Weighting (SAW).
Hasil penelitian ini adalah 1) bobot dari tiap komponen MPEM dan 2) kinerja
maqasid al-shari’ah Bank Muamalat Indonesia (BMI) merupakan yang baik dari
bank syariah lainnya serta Indonesia sebagai negara yang diwakili oleh BMI dan
Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki nilai kinerja maqasid al-shari’ah yang
paling baik dari 8 negara lainnya.
Kata kunci: maqasid al-shari’ah, kinerja perbankan syariah, Maqasid based
Performance Evaluation Model (MPEM).
ix
KATA PENGANTAR
Assalamual’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas segala nikmat yang telah diberikan termasuk kemudahan dan kelancaran
yang peneliti rasakan dalam penyelesaian skripsi dengan judul “Analisis Kinerja
Perbankan Syariah Dengan Maqasid Based Performance Evaluation Model
(MPEM)”. Shalawat serta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat untuk menjadi Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Namun, peneliti berharap skripsi ini dapat berguna bagi bukan hanya warga FEB
UIN Jakarta, melainkan bagi banyak orang seperti peneliti selanjutnya, perbankan
syariah dan juga pemerintah sebagai pembuat aturan dan standar.
Selama proses penyusunan skripsi ini, peneliti banyak menerima bimbingan,
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mencurahkan limpahan kasih sayang,
perhatian, semangat dan doa yang tidak pernah putus untuk penulis. Dan juga
kakak serta adikku yang selalu memberikan semangat di saat malas mulai
datang.
2. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., MM., Ak., CA selaku Sekretaris Jurusan
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
x
5. Ibu Dr. Rini, Ak., CA selaku dosen pembimbing yang telah banyak
mengorbankan waktu dan pikirannya selama memberikan bimbingan,
semangat dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti hingga terselesaikannya
skripsi ini.
6. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada
peneliti selama masa perkuliahan, semoga ilmu tersebut dapat berguna dan
menjadi amalan kebaikan bagi kita semua.
7. Teman-temanku tersayang, Syarifah, Syarah, Zahra dan Cakra dan Farraz yang
tidak hentinya memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Teman-teman #BersamaWujudkanMimpi yang juga tidak hentinya
memberikan semangat dan doa dalam penyelesaian skripsi ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu
selama penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang turut terlibat
dalam penyelesaian skripsi ini. Saran dan kritikan yang membangun sangat
diharapkan oleh peneliti.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 10 Januari 2018
Adinda Vindri Andriana
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .............................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .........................iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .........................................................................v
ABSTRACT.......................................................................................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah .....................................................................................9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ..................................................................9
1. Tujuan Penelitian .................................................................................9
2. Manfaat Penelitian ...............................................................................10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................11
A. Kajian Teoritis ..........................................................................................11
1. Maqasid al-Shari’ah ............................................................................11
a. Teori Maqasid al-Shari’ah Imam al-Juwaini ....................................12
b. Teori Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali ....................................12
2. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah ................................................12
3. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Berbasis
Maqasid al-Shari’ah ............................................................................13
4. Maqasid Based Performance Evaluation Model (MPEM) ....................18
a. Memelihara Agama ..........................................................................20
b. Memelihara Jiwa ..............................................................................21
xii
c. Memelihara Akal ..............................................................................22
d. Memelihara Keturunan .....................................................................22
e. Memelihara Harta .............................................................................23
B. Penelitian Terdahulu .................................................................................28
C. Kerangka Pemikiran .................................................................................36
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................37
A. Ruang Lingkup Penelitian .........................................................................37
B. Metode Penentuan Sampel ........................................................................37
C. Metode Pengumpulan Data .......................................................................40
D. Metode Analisis Data ................................................................................41
E. Tahapan Penelitian....................................................................................41
1. Tahap Persiapan ...................................................................................41
a. Pembuatan Proposal Penelitian ........................................................41
b. Studi Pendahuluan ...........................................................................41
c. Pembuatan Kuesioner ......................................................................42
d. Persiapan Data Sekunder .................................................................42
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ...............................................................42
a. Pengumpulan Data ...........................................................................42
b. Pengukuran Kinerja Maqasid al-Shari’ah menggunakan MPEM .....43
c. Analisis Data ...................................................................................46
3. Tahap Penyusunan Hasil Penelitian ......................................................46
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ....................................................47
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Responden ...................47
1. Waktu Penelitian ..................................................................................47
2. Profil Responden ..................................................................................48
B. Pembobotan MPEM .................................................................................50
C. Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah .....................................51
1. Dimensi Pertama: Pemeliharaan Agama ...............................................52
2. Dimensi Kedua: Pemeliharaan Jiwa ......................................................55
3. Dimensi Ketiga: Pemeliharaan Akal .....................................................59
4. Dimensi Keempat: Pemeliharaan Keturunan .........................................62
xiii
5. Dimensi Kelima: Pemeliharaan Harta ..................................................68
D. Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah ................................70
1. Dimensi Pertama: Pemeliharaan Agama ...............................................71
2. Dimensi Kedua: Pemeliharaan Jiwa ......................................................72
3. Dimensi Ketiga: Pemeliharaan Akal .....................................................73
4. Dimensi Keempat: Pemeliharaan Keturunan .........................................74
5. Dimensi Kelima: Pemeliharaan Harta ...................................................76
E. Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah ...............................................77
F. Tanggapan dan Saran Responden Terhadap MPEM ..................................79
BAB V PENUTUP ...........................................................................................82
A. Kesimpulan...............................................................................................82
B. Keterbatasan Penelitian .............................................................................84
C. Saran ........................................................................................................85
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................86
LAMPIRAN .....................................................................................................89
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Konsep Operasionalisasi PMMS.........................................................15
Tabel 2.2 Model Performance Measurement based on Maqasid
al-Shari’ah (PMMS) ..........................................................................17
Tabel 2.3 Konsep Operasionalisasi MPEM ........................................................24
Tabel 2.4 MPEM Yang Belum Dibobot .............................................................26
Tabel 2.5 Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu .........................................32
Tabel 3.1 Sampel Untuk Tujuan Penelitian Kedua .............................................39
Tabel 4.1 Profil Responden ................................................................................48
Tabel 4.2 Bobot Rata-Rata Yang Diberikan Responden .....................................50
Tabel 4.3 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Pertama .........................52
Tabel 4.4 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kedua ...........................55
Tabel 4.5 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Ketiga ...........................59
Tabel 4.6 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Keempat ........................63
Tabel 4.7 Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kelima ..........................68
Tabel 4.8 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Pertama ...................71
Tabel 4.9 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kedua ......................72
Tanel 4.10 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Ketiga ....................73
Tabel 4.11 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Keempat ................75
Tabel 4.12 Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kelima ...................76
Tabel 4.13 Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah Periode 2013-2016 ........77
Tabel 4.14 Kinerja Maqasid al-Shari’ah 9 Negara Periode 2013-2016 ...............78
Tabel 4.15 Saran Responden Terhadap MPEM ..................................................80
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali ..........19
Gambar 2.2 Konsep Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali Dengan
Interpretasi Ibnu Ashur ...................................................................20
Gambar 2.3 Skema Kerangka Pemikiran ............................................................36
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian .......................................................................89
Lampiran 2 Jawaban Responden – Bobot Dimensi .............................................95
Lampiran 3 Jawaban Responden – Bobot Rasio .................................................96
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan sebagai lembaga keuangan memiliki peran yang sangat vital
dalam perekonomian modern yang mana pemerintah, perusahaan dan bahkan
individual tidak mampu menjalankan perekonomian tanpa keberadaannya
(Mohammed, Razak, & Taib, 2008). Bahkan, masyarakat tradisional telah
mengenal dan menggunakan jasa perbankan konvensional sejak lebih dari 900
tahun lalu (Mohammed, Razak, & Taib, 2008). Namun, perbankan
konvensional tidak dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan masyarakat
muslim akan adanya produk dan transaksi yang sesuai dengan syariat
agamanya. Padahal dalam Islam setiap kegiatan di hidup manusia harusnya
dilakukan sesuai syariat yang dengan begitu akan menjadi ibadah karena
dikerjakan untuk dan atas restu Allah semata. Termasuk di dalamnya juga
kegiatan ekonomi yang merupakan salah satu bentuk ibadah yang berkaitan
dengan hubungan antar sesama manusia. Oleh karena itu kegiatan ekonomi
tidak dapat terlepas dari syariat Islam.
Dengan dilatarbelakangi alasan tersebut, perbankan syariah lahir sebagai
solusi atas ketidakmampuan perbankan konvensional menerapkan prinsip-
prinsip yang sesuai dengan syariah Islam dalam operasinya. Bank syariah
pertama yang muncul di dunia adalah MitGhamr Bank di Mesir pada tahun
1963, diikuti oleh Dubai Islamic Bank pada tahun 1975. Meskipun
2
kemunculannya terbilang baru, namun dalam periode itu bank syariah
mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat perekonomian dunia dan
berkembang sangat pesat di kompetisi yang ketat dengan perbankan
konvensional hingga dewasa ini. Terbukti, aset perbankan syariah melonjak
naik dua kali lipat menjadi $900 milyar dalam kurun waktu yang cukup singkat
yaitu 5 tahun dari 2006 hingga 2011 (Ahmed, Rahman, Ahmed, & Wali, 2014).
Jumlah aset ini kemudian bertambah menjadi $1,4 triliun pada akhir 2014
(Ernst & Young, 2014).
Bertolak belakang dengan pertumbuhannya yang sangat pesat, banyak
studi yang mendokumentasikan bahwa perbankan syariah semakin menjauh
dari tujuan awal diciptakannya (Mohammed, Tarique, & Islam, 2015). Menurut
Carla seperti dikutip Mohammed, Tarique & Islam (2015), produk-produk
bank syariah dirasa banyak orang hanya meniru produk bank konvensional,
sehingga terkesan seperti bank konvensional yang terselubung. Bank syariah
seperti berusaha mereplikasi substansi dari sistem bank konvensional, yang
karenanya bank syariah dianggap gagal untuk mencapai tujuan syariah (El-
Gamal, 2006).
Sebenarnya tujuan pembentukan dari bank syariah sendiri belum pernah
ditentukan dan ditelaah secara jelas (Mohammed, Razak, & Taib, 2008).
Padahal bagi bank syariah, tujuan keberadaannya itu penting karena dengan
tujuan itulah dapat ditentukan apakah bank syariah telah mencapai apa yang
dicita-citakannya. Belum adanya diskusi formal yang membahas tujuan
pembentukan bank syariah inilah yang membuat para cendekiawan mencoba
3
menyimpulkan tujuan bank syariah yang didasarkan pada tujuan dari syariah
itu sendiri (maqasid al-shari’ah).
Maqasid al-shari’ah secara bahasa dapat diartikan sebagai maksud dan
tujuan dari hukum Islam (syariah). Konsep maqasid al-shari’ah mengandung
keadilan, rahmat, kemaslahatan dan juga hikmah bagi seluruh umat manusia
(Farida & Zuliani, 2015). Ibnu Ashur sebagaimana dalam Mohammed et al
(2008) menyatakan bahwa mayoritas cendekiawan sepakat akan tujuan umum
dari syariah (maqasid al-shariah) adalah untuk mendatangkan manfaat dan
menafikan nilai-nilai kerusakan. Konsep maqasid al-shariah telah banyak
dicetuskan oleh cendekiawan-cende kiawan dari dulu hingga sekarang. Salah
satu pencetus awalnya adalah Imam al-Juwaini yang berpendapatan bahwa
tujuan dari syariah adalah untuk melindungi agama, jiwa, akal, barang pribadi
dan uang manusia (Auda, 2008). Kemudian muridnya, Imam al-Ghazali yang
mencetuskan istilah pemeliharaan dan mengembangkan serta memberikan
urutan prioritas atas 5 esensi yang telah dicetuskan gurunya yaitu, 1)
pemeliharaan agama, 2) pemeliharaan jiwa, 3) pemeliharaan akal, 4)
pemeliharaan keturunan dan 5) pemeliharaan harta (Auda, 2008). Konsep
Imam al-Ghazali inilah yang banyak dipakai oleh cendekiawan baik dulu
hingga sekarang (Mohammed, Tarique, & Islam, 2015).
Maqasid al-shari’ah pada bank syariah bukan hanya untuk mencegah
adanya riba, namun juga termasuk untuk mengedarkan kekayaan dalam
masyarakat, melanjutkan investasi atas kekayaan masyarakat, memberikan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dengan mencukupi kebutuhan dasar
4
manusia, memberikan transparansi atas aktifitas keuangan untuk menghindari
perselisihan dan mengizinkan kepemilikan pribadi dan publik atas kekayaan
(Hurayra, 2015). Secara garis besar, maqasid al-shari’ah berbicara tentang tata
cara hidup yang sesuai dengan syariah Islam dan bagaimana hal tersebut dapat
bermanfaat bagi masyarakat secara luas (kemaslahatan). Sesuai dengan
pengertian ini, bank syariah dituntut untuk tidak hanya mendapatkan
keuntungan untuk shareholder dan keberlangsungan usahanya namun juga
memberikan manfaat bagi konsumen dan/atau masyarakat secara luas.
Adanya elemen maqasid al-shari’ah yang harus dipenuhi oleh bank
syariah membuatnya berbeda dengan bank konvensional. Pemenuhan maqasid
al-shari’ah secara tidak langsung menjadi tujuan terbentuknya bank syariah.
Tujuan selayaknya dapat diukur, didefinisikan, dioperasionalkan dan spesifik.
Oleh karena itu, kinerja maqasid al-shariah perlu diukur secara berkala agar
bank syariah mengetahui sejauh mana kegiatan operasionalnya telah
berpengaruh terhadap pencapaian tujuannya.
Lazimnya, dalam praktik pengukuran kinerja perusahaan, termasuk juga
bank syariah, digunakan rasio-rasio keuangan konvensional seperti CAMELS
(Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity of Market Risk)
dan EVA (Economic Value Added) (Antonio, Sanrego, & Taufiq, 2012).
Pengukuran kinerja keuangan konvensional tentu kurang tepat diterapkan pada
bank syariah karena fokus tujuan bank syariah bukan hanya tentang untung dan
tidak untung. Perbankan syariah memerlukan metode pengukuran kinerja yang
5
sesuai dengan maqasid al-shari’ah. Namun, metode pengukuran tersebut
belum banyak dikembangkan oleh para cendekiawan.
Metode pengukuran kinerja alternatif untuk bank syariah pernah
dikembangkan oleh Shahul Hameed et al (2004) yang dikenal sebagai Islamic
Disclosure Index. Indeks ini dibuat untuk menjadi patokan pelaporan dan alat
ukur kinerja bank syariah yang terdiri dari 3 indikator utama. Indikator tersebut
adalah kepatuhan syariah (shari’ah compliance), tata kelola perusahaan
(corporate governance) dan lingkungan sosial (social environment). Selain itu,
Kuppusamy et al dalam Antonio et al (2012) juga membuat sebuah alternatif
pengukuran yang dinamakan Sharia Conformity & Profitability (SCnP). Model
ini merupakan gabungan dari indikator kinerja konvensional dan syariah. SCnP
mengukur beberapa indikator kinerja seperti rasio investasi Islam, rasio
pendapatan Islam dan rasio bagi hasil.
Pengukuran kinerja bank syariah yang didasarkan pada maqasid al-
shari’ah dikembangkan pertama kalinya oleh Mohammed dan Taib (2008)
yang dinamakan PMMS (Performance Measurement based on Maqasid al-
Shari’ah). Tujuan bank syariah dalam metode ini dirumuskan berdasarkan teori
pengelompokan tujuan syariah Abu Zaharah dan elemen-elemennya
dikembangkan berdasarkan definisi Ibnu Ashur. Metode PMMS ini sudah
banyak digunakan oleh peneliti sebelumnya untuk mengukur kinerja maqasid
bank-bank syariah di berbagai negara di dunia. Mohammed dan Taib (2015)
pada tahun 2010 membuktikan sendiri model yang dikembangkannya dengan
mengukur kinerja maqasid al-shari’ah 24 bank syariah dengan PMMS dan
6
juga mengukur kinerja keuangannya dengan model pengukuran bank
konvensional. Dalam penelitiannya bank syariah diketahui akan menunjukkan
kinerja yang lebih baik jika diukur dengan model pengukuran berbasis maqasid
al-shari’ah (PMMS) daripada dengan menggunakan Conventional Banking
Performance Measurement (CBPM). Antonio et al (2012) menggunakan
PMMS untuk mengukur kinerja bank syariah di Indonesia dan Jordania.
Hasilnya, terbukti bahwa industri perbankan syariah Indonesia yang diwakili
oleh Bank Muamalah Indonesia (BMI) dan Bank Syariah Mandiri (BSM)
memiliki kinerja yang sedikit lebih baik dari perbankan syariah Jordania.
Afrinaldi (2013) menyimpulkan dalam studinya bahwa kinerja maqasid al-
shari’ah bank syariah dapat diukur dengan PMMS dan bahwa setiap bank
syariah cenderung memiliki kelebihan masing-masing dalam melaksanakan
elemen-elemen maqasid al-shari’ah. Ramadhani dan Mutia (2016) melakukan
pengukuran di 2 negara yaitu, Indonesia dan Malaysia. Hasil yang diperoleh
adalah perbankan syariah di Malaysia mengungguli kinerja Maqasid al-
shari’ah perbankan syariah di Indonesia. Rilanda dan Rini (2017) melakukan
penelitian atas kinerja Maqasid al-shari’ah perbankan syariah di 6 negara di
Asia dimana hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kinerja 2 elemen maqasid al-shari’ah antar negara-negara
tersebut. Anton Sudrajat dan Amirus Sodiq (2016) melakukan studi yang
bertujuan untuk menganalisa kinerja Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia
menggunakan Maqasid Sharia Index atau PMMS. Hasilnya menunjukkan
peringkat pencapaian kinerja maqasid al-shari’ah bank syariah di Indonesia
7
sebagai berikut: 1) Bank Panin Syariah, 2) BCA Syariah, 3) Bank Muamalat
Indonesia, 4) Bukopin Syariah, 5) BRI Syariah, 6) BNI Syariah, 7) Bank
Syariah Mandiri, 8) Maybank Syariah dan 9) Bank Mega Syariah. Meskipun
terdapat berbagai tujuan dalam penggunaan PMMS, namun semua penelitian
tersebut menunjukkan bahwa PMMS dapat digunakan untuk mengukur kinerja
maqasid al-shari’ah perbankan syariah dan layak untuk menjadi basis
pengembangan model pengukuran kinerja bank syariah di masa kini.
Setelah PMMS dikembangkan pada tahun 2008 oleh Mustafa Omar
Mohammed, model pengukuran kinerja bank syariah berbasis maqasid al-
shari’ah kembali dikembangkan oleh Mohammed et al (2015) yang dinamakan
MPEM (Maqasid based Performance Evaluation Model). MPEM memiliki
metode pengembangan yang sama dengan PMMS, namun terdapat perbedaan
pada teori yang digunakannya. PMMS mengadopsi teori maqasid al-shari’ah
Abu Zaharah yang dibantu dengan interpretasi Ibnu Ashur dimana maqasid al-
shari’ah dibagi menjadi 3 tujuan utama yaitu, pendidikan individu (education),
keadilan (justice) dan maslahah. Sedangkan, MPEM mengadopsi teori
maqasid al-shari’ah Imam al-Ghazali dengan 5 elemen esensialnya yaitu,
pemeliharaan ad-din (agama), nafs (jiwa), al-aql (pikiran/akal), nasl
(keturunan), dan maal (harta).
Teori maqasid al-shari’ah Imam al-Ghazali yang digunakan dalam
MPEM sangat berfokus pada manusia atau kemanusiaan, sehingga
penggunaannya secara langsung untuk mengukur kinerja bank syariah yang
bukan merupakan manusia, dirasa kurang tepat. Oleh karena itu, Mohammed
8
et al (2015) menghubungkan elemen atau interpretasi Ibnu Ashur yang lebih
spesifik fokusnya dengan 5 elemen Imam al-Ghazali menggunakan analisis
konten dan metode operasionalisasi Sekaran agar dapat digunakan untuk
mengukur penerapan maqasid al-shari’ah pada bank syariah.
Lima elemen esensial Imam al-Ghazali digunakan sebagai dimensi dalam
MPEM dan interpretasi Ibnu Ashur digunakan sebagai elemen-elemen dimensi
tersebut. Berkat interpretasi Ibnu Ashur juga, Mohammed et al (2015) dapat
merumuskan rasio-rasio kinerja yang dianggap tepat mewakili 5 elemen
esensial Imam al-Ghazali untuk mengukur kinerja maqasid al-shari’ah bank
syariah. Beberapa ahli syariah pun telah dimintai pendapatnya untuk
memvalidasi tiap-tiap elemen dan rasionya itu agar sesuai dengan tujuan utama
maqasid al-shari’ah (maslahah). Namun, pada penelitiannya, Mohammed et
al (2015) belum melakukan pembobotan dan pengujian atas model yang telah
dikembangkannya tersebut. Absennya bobot dari MPEM menyebabkan hingga
saat ini belum ada peneliti yang menggunakan modelnya tersebut untuk
mengukur kinerja maqasid al-shari’ah bank syariah. Oleh karena itu, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian dengan MPEM.
Fokus utama dari penelitian ini terbagi dua. Pertama, untuk memberikan
bobot kepada Maqasid based Performance Evaluation Model (MPEM) agar
dapat digunakan sebagai model pengukuran kinerja bank syariah yang praktis
bagi peneliti di masa mendatang. Kedua, untuk menguji MPEM terhadap
sampel 18 bank syariah dari 9 negara yang termasuk dalam peringkat 10 besar
Islamic Finance Country Index (ICFI) tahun 2016 yang dipublikasikan dalam
9
Global Islamic Financial Report (GIFR) (Dar, Azmi, & Shafique, 2016) dan
peringkat 20 negara dengan aset syariah terbesar pada tahun 2015 menurut
reportase khusus yang dilakukan The Banker yang berjudul Top Islamic
Financial Institutions (The Banker, 2015). Berdasarkan latar belakang yang
telah dijabarkan diatas, maka dari itu penelitian ini diberi judul: “Analisis
Kinerja Perbankan Syariah Dengan Maqasid Based Performance
Evaluation Model (MPEM)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan beberapa masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana bobot yang semestinya diberikan terhadap MPEM (Maqasid
based Performance Evaluation Model) agar dapat digunakan sebagai alat
ukur kinerja Maqasid al-shari’ah?
2. Bagaimana hasil pengukuran kinerja maqasid al-shari’ah pada 18 bank
syariah di 9 negara menggunakan MPEM (Maqasid based Performance
Evaluation Model)?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang hendak diteliti, maka penelitian ini
bertujuan untuk:
10
a. Memberikan bobot pada indikator kinerja MPEM (Maqasid based
Performance Evaluation Model) sehingga dapat digunakan sebagai alat
ukur kinerja maqasid al-shari’ah.
b. Mengukur kinerja maqasid al-shari’ah pada 18 bank syariah di 9 negara
dengan MPEM (Maqasid based Performance Evaluation Model).
2. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan tujuan penelitian ini, hasil dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
a. Kontribusi Teoritis
Bagi bidang akademik, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
referensi untuk penelitian-penelitian berikutnya yang terkait dengan
pengukuran kinerja maqasid al-shari’ah di perbankan syariah dan
pengembangan metode atau model pengukuran kinerja perbankan
syariah berdasarkan konsep maqasid al-shari’ah.
b. Kontribusi Praktis
1) Bagi perbankan syariah, penelitian ini dapat digunakan sebagai
referensi pengukuran kinerja institusinya, dan menjadi tolak ukur
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja yang sesuai dengan
tujuan bank syariah itu sendiri dan tentunya tujuan syariah (maqasid
al-shari’ah).
2) Bagi pemerintah atau regulator, penelitian ini dapat menjadi acuan
pembuatan peraturan yang sesuai terkait dengan perbankan syariah di
negara masing-masing atau secara global.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
1. Maqasid al-Shari’ah
Istilah Maqasid dalam Bahasa Arab memiliki makna tujuan, maksud,
prinsip, sasaran. Maqasid al-shari’ah dapat diartikan sebagai tujuan,
maksud, prinsip atau sasaran dari hukum Islam. Maqasid al-shari’ah
merupakan sekelompok maksud ilahi dan juga konsep moral yang mana
hukum-hukum Islam didasarkan (Auda, 2008).
Menurut Ibnu Ashur (2013), banyak cendekiawan berpendapat bahwa
maqasid dapat disandingkan penggunaannya dengan masalih atau
kepentingan umum. Oleh karena itu, tujuan, maksud, prinsip dan sasaran
dari shari’ah ditujukan untuk kepentingan umat manusia (Auda, 2008). Ibnu
Ashur (2013) juga berpendapat bahwa hampir semua cendekiawan muslim
sepakat tentang maksud atau tujuan umum dari shari’ah yaitu, mendekatkan
pada kemanfaatan (maslahah) dan menjauhkan dari kerusakan (mafsadah).
a. Teori Maqasid al-Shari’ah Imam al-Juwaini
Imam al-Juwaini merupakan kontributor pertama dari teori maqasid
al-shari’ah mengenalkan teori ‘tingkatan kebutuhan’. Ia seperti dikutip
Auda (2008), mengemukakan lima tingkatan maqasid, yaitu keniscayaan
(dharurat), kebutuhan umum (al-hajah al-‘ammah), perilaku moral (al-
12
makrumat), anjuran-anjuran (al-Mandubat), dan apa yang tidak dapat
dihubungkan pada alasan khusus.
Ia juga mengusulkan bahwa tujuan dari hukum Islam atau shari’ah
adalah untuk melindungi agama, jiwa, akal, bagian pribadi dan uang
manusia (Auda, 2008).
b. Teori Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali
Imam al-Ghazali mengembangkan teori gurunya, Imam al-Juwaini,
tentang tingkatan keniscayaan atau kebutuhan yang mutlak (nessecities)
yang perlu dipelihara agar terpenuhinya maqasid al-shari’ah. Tingkatan
keniscayaan tersebut terbagi atas 3 yaitu, keniscayaan (daruriyyat),
pelengkap (hajiyat) dan penghias (tahsiniyat). Keniscayaan diartikan
sebagai elemen yang tanpanya hidup akan menjadi kacau. Pelengkap
adalah elemen yang memfasilitasi hidup manusia. Sedangkan, penghias
merupakan hal-hal yang terkait dengan moral (Mohammed, Tarique, &
Islam, 2015). Selanjutnya, Imam al-Ghazali mengklasifikasikan
keniscayaan menjadi 5 yaitu, pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa,
pemeliharaan akal, pemeliharaan keturunan dan pemeliharaan harta.
2. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah
Selayaknya, setiap perusahaan termasuk bank syariah melakukan
pengukuran terhadap kinerjanya secara periodik. Pengukuran kinerja adalah
penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan
operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar
13
dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2000). Tujuan
dilakukannya pengukuran kinerja ini adalah untuk mengetahui kondisi
usaha juga untuk memudahkan untuk pengambilan keputusan di masa
mendatang oleh manajemen (Rivai, Veithzal, & Idroes, 2007). Kinerja yang
reliabel adalah salah satu faktor kunci kesuksesan dari sebuah organisasi
(Mardiasmo, 2004).
Sampai saat ini, karena minimnya model pengukuran yang sesuai
dengan tujuan bank syariah, dalam praktik pengukuran kinerja bank syariah
masih digunakan rasio-rasio keuangan konvensional seperti CAMELS
(Capital, Asset, Management, Earning, Liquidity, Sensitivity of Market Risk)
dan EVA (Economic Value Added). Perbankan syariah yang berbeda secara
teori dan praktik dengan perbankan konvensional tentunya tidak dapat
menggunakan rasio-rasio keuangan semata sebagai tolak ukur kinerjanya
karena tidak dapat mencerminkan tujuan bank syariah itu sendiri. Perbankan
syariah memerlukan metode pengukuran kinerja yang sesuai dengan
maqasid al-shari’ah. Bukti menunjukkan, di banyak studi pengukuran
kinerja perbankan syariah yang menggunakan tolak ukur konvensional,
bank syariah terlihat masih berada di belakang bank konvensional
(Mohammed, 2008).
3. Pengukuran Kinerja Perbankan Syariah Berbasis Maqasid al-Shari’ah
Metode pengukuran kinerja berbasis maqasid al-shariah yang ada saat
ini salah satunya dikembangkan oleh Mohammed (2008)yang dinamakan
14
PMMS (Performance Measurement based on Maqasid al-Shari’ah). Tujuan
bank syariah dalam metode ini dirumuskan berdasarkan teori
pengelompokan maqasid al-shari’ah Abu Zaharah dan elemen-elemennya
dikembangkan berdasarkan definisi Ibnu Ashur tentang tujuan umum dari
syariah. Maqasid al-shari’ah dalam PMMS ini dibagi menjadi 3 tujuan
utama yaitu tujuan pendidikan individu (tahdhib al-fardh), perwujudan
keadilan (iqamah al-‘adl) dan kepentingan umum (jalb al-maslahah).
Pendidikan individu (Tahdhib al-Fardh) merupakan tujuan yang
mengungkapkan kewajiban bank syariah untuk mendidik karyawannya dan
untuk berkontribusi terhadap pemajuan pendidikan umat serta untuk
memastikan bahwa masyarakat mengetahui dengan baik tentang tujuan dan
kegiatan bank syariah tersebut. Oleh karena itu, tujuan ini memiliki 3 poin
penting (dimensi) yaitu, pemajuan pendidikan, menanamkan kemampuan
baru dan mendorong pengembangan kemampuan dan menciptakan
awareness perbankan syariah pada masyarakat luas.
Perwujudan keadilan (Iqamah al-‘Adl) merupakan tujuan yang
mengungkapkan kewajiban bank syariah untuk memberikan keadilan
ekonomi bagi semua stakeholder-nya termasuk juga di dalamnya
masyarakat umum. Oleh karena itu, dimensi dalam tujuan ini dibagi menjadi
3 yaitu, pengembalian yang adil (fair return) bagi bank itu sendiri dan untuk
para depositornya, menyediakan produk yang tidak terlalu membebankan
bagi pelanggannya dan untuk menghilangkan bunga dari produknya.
15
Kepentingan umum (Jalb al-Maslahah) merupakan tujuan yang
mengungkapkan kewajiban bank syariah untuk mengutamakan kepentingan
atau kesejahteraan umat. 3 dimensi dalam tujuan ini adalah pendistribusian
pendapatan dan kekayaan kepada masyarakat yang kurang membutuhkan,
membiayai budget pemerintah untuk meningkatkan pembangunan negeri
dan investasi di sektor riil yang memberikan dampak pada perekonomian
masyarakat.
Berdasarkan tujuan dan dimensi-dimensi tersebut, Mohammed (2008)
merumuskan 10 elemen dan 10 rasio pengukuran yang dapat mewakili
elemen-elemen tersebut. Keseluruhan tujuan, dimensi, elemen dan rasio
tersebut menjadi komponen pembuat PMMS seperti yang dapat dilihat pada
tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 2.1
Konsep Operasionalisasi PMMS
Tujuan Dimensi Elemen Rasio Kinerja Sumber Data
1.
Pendidikan
Individu
D1.
Meningkatkan
pengetahuan
E1. Hibah
Pendidikan
R1. Hibah
Pendidikan/Total
Beban Annual Report
E2. Penelitian
R2. Biaya
Penelitian/Total
Beban Annual Report
D2.
Meningkatkan
kemampuan baru E3. Pelatihan
R3. Biaya
Pelatihan/Total
Beban Annual Report
D3. Menciptakan
awareness
perbankan
syariah E4. Publisitas
R4. Biaya
Publisitas/Total
Beban Annual Report
16
Tujuan Dimensi Elemen Rasio Kinerja Sumber Data
2.
Mewujudkan
Keadilan
D4. Kotrak yang
adil E5. Fair Returns
R5. Profit
Equalization
Reserve
(PER)/Total
Pendapatan Annual Report
D5. Produk &
layanan yang
terjangkau
E6. Functional
Distribution
R6. Pembiayaan
Mudharabah +
Musharakah/Total
Pembiayaan Annual Report
D6. Penghapusan
Bunga
E7. Produk
Bank Bebas
Bunga
R7. Pendapatan
Bebas Riba/Total
Pendapatan Annual Report
3.
Kepentingan
Umat
D7. Profitabilitas E8. Rasio Laba
R8. Laba
Bersih/Total Aset Annual Report
D8.
Pendistribusian
Kekayaan &
Laba
E9. Pendapatan
Personal
R9. Zakat/Laba
Bersih
Annual Report
D9. Investasi
pada sektor riil
E10. Rasio
Investasi pada
Sektor Riil
R10. Investasi
pada Sektor
Riil/Total
Pembiayaan Annual Report
Sumber: Mohammed (2008)
Setelah berhasil menentukan seluruh rasio yang mewakili tiap-tiap
tujuan bank syariah, Mohammed (2008) mengirimkan konsep operasional
PMMS yang dirancangnya kepada beberapa ahli untuk divalidasi
kesesuaian antara tiap tiap komponennya dan untuk diberikan bobot agar
PMMS dapat digunakan sebagai model pengukuran kinerja bank syariah
yang praktis.
17
Tabel 2.2
Model Performance Measurement based on Maqasid al-Shari’ah (PMMS)
Tujuan Bobot
Nilai Dimensi Elemen Rasio Kinerja
Bobot
Nilai
1.
Pendidikan
Individu
,30
D1.
Meningkatkan
pengetahuan
E1. Hibah
Pendidikan
R1. Hibah
Pendidikan/Total
Beban ,24
E2.
Penelitian
R2. Biaya
Penelitian/Total
Beban ,27
D2.
Meningkatkan
kemampuan baru E3. Pelatihan
R3. Biaya
Pelatihan/Total
Beban ,26
D3. Menciptakan
awareness
perbankan syariah E4. Publisitas
R4. Biaya
Publisitas/Total
Beban ,23
Total ,100
2.
Mewujudkan
Keadilan
,41
D4. Kotrak yang
adil
E5. Fair
Returns
R5. PER/Total
Pendapatan ,30
D5. Produk &
layanan yang
terjangkau
E6.
Functional
Distribution
R6. Pembiayaan
Mudharabah +
Musharakah/Total
Pembiayaan ,32
D6. Penghapusan
Bunga
E7. Produk
Bank Bebas
Bunga
R7. Pendapatan
Bebas Riba/Total
Pendapatan ,38
Total ,100
3.
Kepentingan
Umat
,29
D7. Profitabilitas
E8. Rasio
Laba
R8. Laba
Bersih/Total Aset ,33
D8.
Pendistribusian
Kekayaan & Laba
E9.
Pendapatan
Personal
R9. Zakat/Laba
Bersih ,30
D9. Investasi pada
sektor riil
E10. Rasio
Investasi
pada Sektor
Riil
R10. Investasi
pada Sektor
Riil/Total
Pembiayaan ,37
Total ,100
Sumber: Mohammed, Razak, Taib (2008)
18
Model PMMS ini sudah banyak dibuktikan dan digunakan oleh peneliti
untuk mengukur kinerja maqasid bank syariah di berbagai negara di dunia.
Mohammed dan Taib (2015) pada tahun 2010 membuktikan sendiri model
yang dikembangkannya dengan mengukur kinerja maqasid al-shari’ah 24
bank syariah dengan PMMS dan juga mengukur kinerja keuangannya
dengan model pengukuran bank konvensional. Dalam penelitiannya bank
syariah diketahui akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika diukur
dengan model pengukuran berbasis maqasid al-shari’ah (PMMS) daripada
dengan menggunakan Conventional Banking Performance Measurement
(CBPM). Hal ini membuktikan pentingnya pengembangan model
pengukuran kinerja yang khusus untuk bank syariah.
4. Maqasid Based Performance Evaluation Model (MPEM)
Maqasid Based Performance Evaluation Model (MPEM) merupakan
model pengukuran kinerja maqasid al-shari’ah bank syariah yang
dikembangkan oleh Mohammed, Tarique dan Islam (2015). Dikembangkan
oleh peneliti yang sama dan dengan metode yang sama, MPEM berbeda
karena mengadopsi teori maqasid al-shari’ah Imam Ghazali dimana
maqasid al-shari’ah dikatakan memiliki 5 elemen esensial yaitu,
pemeliharaan al-aql (pikiran), ad-din (agama), nafs (jiwa), nasl (keturunan),
dan maal (harta) (Chapra, 2016).
19
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali
Sumber: Mohammed et al (2015)
Konsep maqasid al-shari’ah yang diusung Imam al-Ghazali ini sangat
berfokus pada manusia atau kemanusiaan sehingga kurang tepat jika
digunakan secara langsung untuk mengukur kinerja perbankan syariah.
Oleh sebabnya, dalam pembentukan MPEM, Mohammed et al (2015)
mengaitkan teori Imam al-Ghazali dengan interpretasi maqasid al-shari’ah
Ibnu Ashur. Penghubungan ini memberikan interpretasi baru bagi teori 5
esensial Imam al-Ghazali, dan memberikan elemen-elemen pendukung
yang lebih tepat untuk mengembangkan model pengukuran kinerja bank
syariah.
Maslahah
Kebutuhan
Memelihara Agama
Memelihara Jiwa
Memelihara Akal
Memelihara Keturunan
Memelihara Harta
Pelengkap Perhiasan
20
Gambar 2.2
Konsep Maqasid al-Shari’ah Imam al-Ghazali Dengan Interpretasi Ibnu
Ashur
Sumber: Mohammed et al (2015)
Dari gambar diatas, diketahui bahwa MPEM dikembangkan atas 5
dimensi utama. Kelima dimensi tersebut yaitu, pemeliharaan agama,
pemeliharaan jiwa, pemeliharaan akal, pemeliharaan keturunan/keluarga
dan pemeliharaan harta.
a. Memelihara Agama
Tujuan dasar adanya syariah adalah untuk memelihara kepercayaan
atau agama seseorang. Dimensi ini diartikan sebagai adanya kebebasan
beragama oleh Ibnu Ashur, yang berarti bahwa setiap orang memiliki hak
untuk mempraktikkan dan mempertahankan kepercayaan atau agamanya.
Dalam praktiknya, tujuan dasar diciptakannya bank syariah adalah untuk
menciptakan ekonomi yang bebas dari riba yang tidak sesuai dengan
syariah, yang berarti memberikan media bagi Muslim untuk
21
mempraktikan kepercayaan atau agamanya. Terdapat 3 rasio yang dapat
digunakan untuk mengukur seberapa jauh bank syariah telah mencapai
elemen ini, sebagai berikut:
1) Pembiayaan dengan Mudharabah & Musyarakah / Total Pembiayaan
2) Pendapatan Bebas Riba / Total Pendapatan
3) Dukungan Pemerintah (Deposit Pemerintah/Total Deposit)
b. Memelihara Jiwa
Menurut Ibnu Ashur terdapat dua elemen yang dapat mewakili
dimensi ini yaitu, memelihara harga diri manusia dan memelihara hak
asasinya. Bank syariah diwajibkan memiliki CSR (Corporate Social
Responsibility) dan juga zakat yang dimana keduanya merupakan bentuk
usaha untuk memelihara kedua elemen tersebut. Selain itu, investasi yang
digunakan untuk kepentingan muslim juga dapat diukur sebagai usaha
bank syariah dalam menjaga harga diri dan hak asasi muslim. Investasi
pada muslim dihitung dengan jumlah pembiayaan dan zakat yang
disalurkan pada muslim dibandingkan dengan total pembiayaan dan
zakat yang dikeluarkan bank syariah. Semakin besar nilai ketiganya
maka semakin dekat juga bank syariah untuk mencapai tujuan dari
dimensi ini. Rasio yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
1) Biaya CSR / Total Beban
2) Zakat yang Didistribusikan / Aset Bersih
3) Investasi Pada Muslim / Total Investasi
22
c. Memelihara Akal
Memelihara akal juga termasuk dalam tujuan dasar dari syariah.
Awalnya maksud dari memelihara akal ini adalah memelihara dari hal-
hal yang terlarang seperti zat yang memabukkan. Seperti diketahui
bahwa zat yang memabukkan dapat merusakan akal pikiran manusia.
Ibnu Ashur mengartikan ulang dimensi ini menjadi dua elemen yaitu,
penyebaran paham berpikir ilmiah dan pencegahan brain drain. Brain
drain sendiri adalah istilah untuk sebuah peristiwa dimana para ilmuwan
atau profesional atau orang-orang yang memiliki pemikiran atau
keterampilan yang luar biasa pergi dari sebuah perusahaan atau negara.
Beberapa pakar yang ikut menyempurnakan MPEM menambahkan rasio
CSR yang digunakan untuk keperluan pendidikan atau waqf yang
menunjukkan usaha bank syariah untuk memelihara akal umat
(masyarakat luas). Elemen-elemen ini kemudian dapat diukur dengan
dua rasio sebagai berikut:
1) Investasi pada Teknologi / Total Aset
2) Employee Turnover / Jumlah Karyawan
3) CSR di Bidang Pendidikan / Total Biaya CSR
d. Memelihara Keturunan
Ibnu Ashur menginterpretasikan memelihara keturunan sebagai
konsep kekeluargaan. Konsep menjaga atau memperhatikan keluarga
dapat diartikan dan diimplementasikan sebagai kepedulian terhadap
23
kesejahteraan stakeholder karena banyaknya bank syariah yang sudah
menjadi perusahaan terbuka saat ini. Stakeholder yang dimaksud adalah
semua pihak yang berhubungan dengan kelangsungan perusahaan yaitu,
shareholder, kreditor, konsumen, pemerintah, dan tentunya karyawan.
Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk pengukuran elemen ini adalah
sebagai berikut:
1) Harga Pasar Saham / Harga Buku Saham
2) Beban Penelitian / Total Beban
3) Beban Pelatihan dan Pengembangan / Total Beban
4) Laba Bersih / Total Aset
5) Non-Performing Financing / Total Pembiayaan
6) Pajak yang Dibayarkan / Laba Sebelum Pajak
7) Tingkat Kepuasan Pelanggan
e. Memelihara Harta
Memelihara harta diartikan kedalam dua elemen yaitu, kesejahteraan
sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Elemen-elemen ini
melibatkan usaha bank syariah untuk menginvestasikan uangnya pada
saktor riil. Sektor riil meliputi industri yang benar-benar menyentuh
masyarakat seluruh lapisan seperti perdagangan, agrikultur,
pertambangan dan industri lainnya yang berhubungan dengan produksi.
Semakin besar investasi di sektor ini akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dan juga mengurangi kesenjangan ekonomi. Rasio yang
24
dapat digunakan untuk mengukur elemen-elemen ini adalah sebagai
berikut:
1) Investasi pada Sektor Riil / Total Investasi
2) Investasi pada UKM / Total Investasi
3) Investasi pada Industri Pertanian / Total Investasi
Tabel 2.3
Konsep Operasionalisasi MPEM
Dimensi Elemen Rasio Kinerja Sumber Data
D1.
Pemeliharaan
Agama
E1. Kebebasan
Beragama
R1. Pembiayaan
Mudharabah &
Musyarakah/Total
Pembiayaan
Annual Report
R2. Pendapatan bebas
riba/Total Pendapatan Annual Report
R3. Deposit
Pemerintah/Total
Deposit
Annual Report
D2.
Pemeliharaan
Jiwa
E2. Pemeliharaan
Harga Diri
Manusia
E3. Pemeliharaan
Hak Asasi
Manusia
R4. Biaya CSR/Total
Beban Annual Report
R5. Distribusi
Zakat/Aset Bersih Annual Report
R6. Investasi pada
Muslim/Total Investasi Annual Report
D3.
Pemeliharaan
Akal
E4. Propagasi
Pemikiran Ilmiah
E5. Pencegahan
Brain Drain
R7. Investasi pada
Bidang
Teknologi/Total Aset
Annual Report
R8. Jumlah Karyawan
Resign/Total Jumlah
Karyawan
Annual Report
R9. CSR untuk
Pendidikan dan
Waqaf/Total Beban
CSR
Annual Report
25
Dimensi Elemen Rasio Kinerja Sumber Data
D.4
Pemeliharaan
Keturunan
E6. Perawatan
Keluarga
(Stakeholder)
R10. Harga Pasar
Saham/Harga Buku
Saham
Annual Report
R11. Beban
Penelitian/Total Beban Annual Report
R12. Beban Pelatihan
&
Pengembangan/Total
Beban
Annual Report
R13. Laba
Bersih/Total Aset Annual Report
R14. Non-Performing
Financing/Total
Pembiayaan
Annual Report
R15. Pajak
Dibayar/Laba Sebelum
Pajak
Annual Report
R16. Tingkat
Kepuasan Pelanggan Annual Report
D.5
Pemeliharaan
Harta
E7. Kesejahteraan
Masyarakat
E8. Pengurangan
Kesenjangan
R17. Pembiayaan di
Sektor Riil/Total
Pembiayaan
Annual Report
R18. Pembiayaan pada
UKM/Total
Pembiayaan
Annual Report
R19. Pembiayaan di
Segmen Agrikultur/
Total Pembiayaan
Annual Report
Sumber: Mohammed, Tarique, & Islam (2015)
Setelah menentukan seluruh rasio yang mewakili dimensi-dimensi
maqasid al-shari’ah, Mohammed et al (2015) mengirimkan konsep
operasional MPEM yang dirancangnya kepada beberapa ahli untuk
divalidasi kesesuaian antara tiap tiap komponennya. Semua ahli yang
dimintai pendapatnya cukup puas dengan konsep ini dan berpendapat bahwa
kurang lebihnya tiap rasio dan elemen telah mewakili dimensi-dimensi
26
maqasid al-shari’ah. Namun, pada penelitiannya ini komponen-komponen
penyusun MPEM belum diberikan bobot, sehingga penggunaannya secara
praktis untuk mengukur kinerja maqasid al-shari’ah bank syariah masih
sulit. Hal ini menyebabkan hingga saat ini belum ada penelitian yang
menggunakan MPEM dalam studi pengukuran kinerja bank syariahnya.
Tabel 2.4
MPEM Yang Belum Dibobot
Dimensi Bobot
Dimensi Elemen Rasio Kinerja
Bobot
Rasio
D1.
Pemeliharaan
Agama
BD1 E1. Kebebasan
Beragama
R1. Pembiayaan
Mudharabah &
Musyarakah/Total
Pembiayaan
BR1
R2. Pendapatan bebas
riba/Total Pendapatan BR2
R3. Deposit
Pemerintah/Total Deposit BR3
Total 100
D2.
Pemeliharaan
Jiwa
BD2
E2.
Pemeliharaan
Harga Diri
Manusia
E3.
Pemeliharaan
Hak Asasi
Manusia
R4. Biaya CSR/Total Beban BR4
R5. Distribusi Zakat/Aset
Bersih BR5
R6. Investasi pada
Muslim/Total Investasi BR6
Total 100
D3.
Pemeliharaan
Akal
BD3
E4. Propagasi
Pemikiran
Ilmiah
E5. Pencegahan
Brain Drain
R7. Investasi pada Bidang
Teknologi/Total Aset BR7
R8. Jumlah Karyawan
Resign/Total Jumlah
Karyawan
BR8
R9. CSR untuk Pendidikan
dan Waqaf/Total Beban
CSR
BR9
Total 100
BD4 R10. Harga Pasar
Saham/Harga Buku Saham BR10
27
Dimensi Bobot
Dimensi Elemen Rasio Kinerja
Bobot
Rasio
D.4
Pemeliharaan
Keturunan
E6. Perawatan
Keluarga
(Stakeholder)
R11. Beban Penelitian/Total
Beban BR11
R12. Beban Pelatihan &
Pengembangan/Total Beban BR12
R13. Laba Bersih/Total Aset BR13
R14. Non-Performing
Financing/Total
Pembiayaan
BR14
R15. Pajak Dibayar/Laba
Sebelum Pajak BR15
R16. Tingkat Kepuasan
Pelanggan BR16
Total 100
D.5
Pemeliharaan
Harta
BD5
E7.
Kesejahteraan
Masyarakat
E8.
Pengurangan
Kesenjangan
R17. Pembiayaan di Sektor
Riil/Total Pembiayaan BR17
R18. Pembiayaan pada
UKM/Total Pembiayaan BR18
R19. Pembiayaan di
Segmen Agrikultur/ Total
Pembiayaan
BR19
100 Total 100
28
B. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu mengenai pengukuran kinerja bank
syariah berdasarkan maqasid al-shariah, termasuk juga penelitian eksploratif
yang mencoba untuk mengembangkan model pengukuran kinerja dengan
maqasid al-shariah. Salah satu penelitian awal sekaligus pengembang awal
model pengukuran kinerja bank syariah berbasis maqasid al-shariah dilakukan
oleh Mustafa Umar Mohammed (2008) yang berjudul The Performance of
Islamic Banking: A Maqasid Approach. Penelitian ini bertujuan untuk
mendefinisikan tujuan dari bank syariah berdasarkan pada teori maqasid al-
shariah dan untuk mengusulkan model pengukuran kinerja berbasis maqasid
al-shariah. Hasil dari penelitian ini adalah tujuan bank syariah yang didasarkan
pada teori maqasid al-shariah Abu Zaharah dapat diklasifikasikan menjadi tiga
yaitu, pendidikan individu (education), keadilan (justice), dan maslahah
(public interest). Dari tujuan ini pula, Mustafa mengembangkan model
pengukuran kinerja bank syariah yang dikenal sebagai Performance Measures
based on Maqasid al-Shari’ah (PMMS).
Penelitian lanjutan dilakukan oleh Mohammed yang dibantu oleh
Dzuljastri Abdul Rajak dan Fauziah Md. Taib (2008) yang berjudul The
Performance Measures of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework.
Penelitian ini merupakan pemenang best paper award dalam IIUM
International Accounting Conference (INTAC IV) tahun 2008. Penelitian ini
merupakan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang belum melakukan
pengujian terhadap PMMS. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah
29
untuk menguji PMMS untuk mengukur kinerja maqasid al-shariah 6 bank
syariah dari 6 negara yaitu, Bank Muamalat Malaysia – Malaysia, Islami Bank
Bangladesh – Bangladesh, Bank Syariah Mandiri – Indonesia, Bahrain Islamic
Bank – Bahrain, Islamic International Arab Bank – Jordania, Sudanese Islamic
Bank – Sudan. Hasil dari penelitian in adalah bank syariah memiliki nilai
kinerja yang beragam dan tidak ada satupun dari 6 bank syariah yang mampu
mendapatkan nilai yang tinggi pada ketujuh rasio kinerja yang diukur. Hasil ini
menunjukkan bahwa usaha pencapaian kinerja maqasid al-shariah dari bank-
bank syariah tersebut masihlah belum konsisten.
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Mohammed dan Taib (2015) yang
dipresentasikan pada The Ninth Australian Society of Heterodox Economists
Conference di Sidney pada Desember 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengukur dan membandingkan kinerja maqasid al-shariah bank syariah
menggunakan PMMS dan pengukuran keuangan konvensional. Penelitian ini
dilakukan terhadap 12 bank syariah dan 12 bank konvensional. Rasio
pengukuran konvensional yang digunakan adalah Return on Asset (ROA), Net
Interest Income (NII) dan Liquidity (LIQ). Perbandingan antara hasil ukur
dengan PMMS dan rasio keuangan konvensional ini dihasilkan dari proses uji
Mann-Whitney U-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa bank syariah
menunjukkan kinerja yang lebih baik jika diukur dengan PMMS daripada
dengan rasio keuangan konvensional.
Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Afrinaldi (2013) yang
berjudul Analisa Kinerja Perbankan Syariah Indonesia Ditinjau Dari Maqasid
30
Syariah : Pendekatan Syariah Maqasid Index (SMI) dan Profitabilitas Bank
Syariah. Seperti penelitian Mohammed tahun 2010, penelitian ini juga
melakukan pengukuran kinerja bank syariah dengan dua metode yaitu, PMMS
dan rasio profitabilitas yang merupakan bagian pengukuran keuangan
konvensional. Rasio profitabilitas yang diukur pada penelitian ini adalah
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE) dan Profit Expense Ratio
(PER). Penelitian ini dilakukan terhadap 5 BUS di Indonesia yaitu Bank
Muamalat Indonesia (BMI), bank Syariah Mandiri (BSM), Bank Mega Syariah
(BMS), Bank Syariah Bukopin (BSB) dan BRI Syariah (BRIS). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa PMMS dapat digunakan untuk mengukur
kinerja maqasid al-shariah. Hasil juga menunjukkan bahwa setiap bank
syariah memiliki kelebihannya masing-masing dalam melaksanakan elemen-
elemen maqasid al-shariah.
Terakhir, penelitian eksploratori yang dilakukan oleh Mohammed, Tarique
dan Islam (2015) yang berjudul Measuring the Performance of Islamic Banks
using Maqasid-based Model menjadi penelitian yang mendasari penelitian
yang dilakukan peneliti. Penelitian ini berupaya untuk mengusulkan model
pengukuran kinerja maqasid al-shariah bank syariah yang berbeda dengan
PMMS. Model ini didasarkan pada teori maqasid al-shariah Imam al-Ghazali
dan reinterpretasi yang diberikan oleh Ibnu Ashur. Model ini dikenal sebagai
Maqasid based Performance Evaluation Model (MPEM). MPEM terdiri dari 5
dimensi yaitu pemeliharaan agama, pemeliharaan jiwa, pemeliharaan akal,
pemeliharaan keturunan/keluarga/stakeholder dan pemeliharaan harta dan 19
31
rasio kinerja. Dalam penelitiannya, Mohammed telah melakukan validasi
model tersebut kepada 4 ahli di Malaysia. Ahli-ahli tersebut memastikan bahwa
model yang diusulkan dapat diterima dan telah kurang lebihnya
merepresentasikan tujuan syariah itu sendiri. Namun, MPEM belum dapat
dioperasikan karena belum tersedianya bobot atas model tersebut.
Tabel 2.5 menunjukkan ringkasan penelitian-penelitian terdahulu yang
dijadikan acuan dalam melakukan penelitian ini:
32
Tabel 2.5
Ringkasan Penelitian-Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Mustafa Omar
Mohammed
(2008)
The Performance of
Islamic Banking: A
Maqasid Approach
1. Mengidentifikasi
tujuan ideal bank
syariah dari teori
teori maqasid al-
shari’ah
2. Mengusulkan
model
pengukuran
kinerja bank
syariah
berdasarkan
tujuan tersebut
Teori Maqasid al-
Shariah untuk
menentukan tujuan
bank syariah dan
menjadi dasar
pengembangan
kerangka kerja
model pengukuran
kinerja bank syariah
Jenis Penelitian:
Penelitian
eksploratori
Tahapan penelitian:
1. Literature review
untuk menentukan
tujuan bank syariah
berdasarkan teori
maqasid al-shari’ah
2. Merumuskan
kerangka kerja
model pengukuran
dengan metode
operasionalisasi
Sekaran
1. Tujuan dari bank
syariah seperti
merujuk pada
teori maqasid al-
shari’ah Abu
Zaharah dapat
diklasifikasikan
menjadi 3 yaitu:
pendidikan
individu,
menciptakan
keadilan dan
maslahah
2. Kerangka kerja
Performance
Measures based
on Maqasid al-
Shari’ah
(PMMS)
2. Mustafa Omar
Mohammed,
Dzuljastri Abdul
The Performance
Measures of Islamic
Banking Based on
Menguji PMMS
yang telah diusulkan
sebelumnya
Kinerja maqasid al-
shari’ah yang
diproksikan dengan
Sampel penelitian:
6 bank syariah dari 6
negara yaitu
1. Adanya variasi
pencapaian
kinerja pada bank
33
No. Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
Razak dan
Fauziah Md
Taib (2008)
the Maqasid
Framework
- Pendidikan
individu
- Maslahah
Indonesia, Malaysia,
Bangladesh,
Bahrain, Jordania,
dan Sudan
Metode analisis
data:
Simple Additive
Weighting (SAW)
syariah yang
diteliti
2. Tidak ada
satupun bank
syariah yang
diteliti yang
mendapat nilai
bagus di ketujuh
rasio kinerja
3. Bank syariah
belum konsisten
dalam mencapai
tujuan maqasid
al-shari’ah
3. Mustafa Omar
Mohammed dan
Fauziah Md
Taib (2015)
Developing Islamic
Banking
Performance
Measures Based on
Maqasid al-
Shari’ah
Framework: Cases
of 24 Selected Banks
1. Mengukur kinerja
24 bank syariah
dengan PMMS
dan dengan
pengukuran
kinerja keuangan
konvensional
2. Membandingkan
hasil pengukuran
kinerja kedua
metode
Kinerja maqasid al-
shari’ah yang
diproksikan dengan
- Pendidikan
individu
- Keadilan
- Maslahah
- Maqasid Index
- ROA
- NII
- LIQ
Sampel penelitian:
12 bank syariah dan
12 bank
konvensional
Metode analisis
data: Simple
Additive Weighting
(SAW) dan Mann-
Whitney U-test
Bank syariah
menunjukkan kinerja
yang lebih baik saat
diukur menggunakan
PMMS daripada
dengan pengukuran
konvensional
34
No. Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
4. Afrinaldi (2013) Analisa Kinerja
Perbankan Syariah
Indonesia Ditinjau
dari Maqasid
Syariah: Pendekatan
Syariah Maqasid
Index (SMI) dan
Profitabilitas Bank
Syariah
Menganalisa kinerja
perbankan syariah di
Indonesia
menggunakan
pendekatan SMI dan
profitabilitas bank
syariah
Kinerja maqasid al-
shari’ah yang
diproksikan dengan
- Pendidikan
individu
- Keadilan
- Maslahah
- ROE
- ROA
- PER
Sampel penelitian:
5 BUS di Indonesia
pada periode 2009-
2011
Metode analisis
data:
Simple Additive
Weighting (SAW)
dan diagram
kartesius
1. Pengukuran
kinerja maqasid
al-shari’ah dapat
dilakukan dengan
pendekatan
model SMI
2. Setiap bank
syariah memiliki
kelebihan
tersendiri dalam
melaksanakan
elemen maqasid
al-shari’ah
5. Mustafa Omar
Mohammed,
Kazi Md.
Tarique dan
Rafikul Islam
(2015)
Measuring the
Performance of
Islamic Banks using
Maqasid-based
Model
Mengusulkan
Maqasid based
Performance
Evaluation Model
(MPEM)
Teori Maqasid al-
Shariah Imam al-
Ghazali dan
reinterpretasi Ibnu
Ashur untuk
menjadi dasar
pengembangan
MPEM
Jenis Penelitian:
Penelitian
eksploratori
Tahapan penelitian:
1. Literature review
untuk menentukan
komponen dasar
model
2. Menghubungkan
tiap komponen
menggunakan
content analysis dan
metode
Maqasid based
Performance
Evaluation Model
(MPEM)
35
No. Peneliti Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
operasionalisasi
Sekaran
3. Validasi model
dengan ahli
36
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian “Analisis Kinerja Perbankan
Syariah Dengan Maqasid Based Performance Evaluation Model (MPEM)” dapat
digambarkan seperti dalam gambar 2.3 sebagai berikut:
Gambar 2.3
Skema Kerangka Pemikiran
Maqasid Based Performance Evaluation
Model (MPEM) (original)
Akademisi/DPS/Pimpinan Bank
Syariah
Maqasid Based Performance Evaluation
Model (MPEM) (modified)
Kinerja Maqasid al-Shari’ah
Perbankan Syariah Tahun 2013-
2016
Perbankan Syariah
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini seperti yang disebutkan sebelumnya, memiliki 2 tujuan.
Tujuan pertamanya adalah untuk melengkapi MPEM yang elemen-elemennya
masih belum memiliki bobot sehingga belum dapat digunakan untuk mengukur
kinerja maqasid al-shari’ah. Pembobotan ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada akademisi dan profesional yang memiliki keahlian di bidang
akuntansi, ekonomi dan/atau perbankan syariah dan memahami dengan baik
konsep maqasid al-shariah, untuk memberikan bobot pada masing-masing
elemen tersebut. Bobot yang diberikan tiap responden kemudian dijumlahkan
dan dibagi rata-ratanya.
Tujuan kedua penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja maqasid al-
shari’ah 18 bank syariah dari 9 negara. Hasil dari pengukuran tersebut akan
membuktikan mampu atau tidaknya MPEM menjadi alat ukur kinerja maqasid
al-shari’ah, seberapa relevan model pengukuran ini dibandingkan dengan
kondisi bank syariah saat ini, dan juga menunjukkan seberapa besarnya usaha
yang telah dilakukan bank syariah untuk mencapai maqasid al-shari’ah.
B. Metode Penentuan Sampel
Metode yang digunakan dalam penentuan sampel baik untuk tujuan
pertama dan kedua penelitian ini adalah penentuan sampel berdasarkan
38
kemudahan atau convenience sampling. Dengan menggunakan metode ini
peneliti memilih sampel berdasarkan kemudahan atau kedekatannya dengan
peneliti.
Populasi responden adalah semua akademisi dengan bidang keahlian
akuntansi, ekonomi dan/atau perbankan syariah dan profesional perbankan
syariah. Sampel responden adalah akademisi dengan bidang keahlian akuntansi,
ekonomi dan/atau perbankan syariah dan anggota DPS serta pimpinan bank
syariah yang memahami dengan baik konsep maqasid al-shari’ah. Sampel
dipilih berdasarkan kemudahan akses peneliti untuk menjangkau responden
tersebut.
Sedangkan untuk pengukuran kinerja maqasid al-shari’ah dengan MPEM,
2 sampel bank dari setiap negara dipilih juga hanya berdasarkan pertimbangan
kemudahan, namun semua bank tersebut paling tidak harus memenuhi kriteria-
kriteria sebagai berikut:
1. Bank Syariah yang beroperasi secara komersial dan terdaftar pada bank
sentral di Saudi Arabia, Indonesia, Malaysia, Bahrain, Uni Emirat Arab,
Kuwait, Qatar, Bangladesh dan Pakistan.
2. Telah beroperasi setidaknya sejak tahun 2013 sampai 2016.
3. Bank Syariah yang secara konsisten mempublikasikan laporan tahunan
dan laporan-laporan penunjang lainnya seperti GCG dari periode 2013,
2014, 2015 sampai 2016 pada website resmi bank tersebut atau website
instansi resmi lainnya.
39
Kesembilan negara yang menjadi populasi penelitian dipilih karena
termasuk dalam peringkat 10 besar Islamic Finance Country Index (ICFI)
tahun 2016 yang dipublikasikan dalam Global Islamic Financial Report (GIFR)
(Dar, Azmi, & Shafique, 2016), yaitu indeks negara yang memimpin industri
perbankan syariah dan ekonomi Islam di dunia dan memiliki potensi besar
untuk terus mengembangkan industri perbankan syariah di negaranya (Dar,
Azmi, & Shafique, 2016). Selain itu, sembilan negara tersebut juga termasuk
dalam 20 negara dengan aset syariah terbesar pada tahun 2015 menurut
reportase khusus yang dilakukan The Banker yang berjudul Top Islamic
Financial Institutions (The Banker, 2015). Berdasarkan kriteria diatas maka
peneliti memutuskan untuk memilih 18 sampel dengan total 72 pengamatan
seperti yang dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Sampel Untuk Tujuan Penelitian Kedua
Negara
Kode
Bank Bank
SAUDI ARABIA ARB Al-Rajhi Bank
AB Alinma Bank
INDONESIA
BMI Bank Muamalat Indonesia
BSM Bank Syariah Mandiri
MALAYSIA
BIMB Bank Islam Malaysia Berhad
RIBB RHB Islamic Bank Berhad
BAHRAIN
BIB Bank Islamic Bahrain
ASBB Al-Salam Bank Bahrain
UNI EMIRAT
ARAB
DIB Dubai Islamic Bank
EIB Emirates Islamic Bank
KUWAIT
KFH Kuwait Finance House
BB Boubyan Bank
QATAR
QIB Qatar Islamic Bank
QIIB Qatar International Islamic Bank
40
Negara
Kode
Bank Bank
BANGLADESH
IBB Islami Bank Bangladesh
AAIB Al-Arafah Islami Bank
PAKISTAN
FB Faysal Bank
MB Meezan Bank
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk mencapai tujuan pertama penelitian ini, data dikumpulkan
merupakan data primer yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner.
Kuesioner ditujukan kepada akademisi di bidang akuntansi, ekonomi dan/atau
perbankan syariah dan anggota DPS serta pimpinan bank syariah yang
distribusinya dilakukan baik secara langsung oleh peneliti maupun melalui
perantara.
Untuk tujuan kedua, data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah
data kuantitatif dan sekunder. Data sekunder adalah data-data yang diperoleh
dan atau dikumpulkan serta diterbitkan oleh peneliti terdahulu. Data tersebut
bisa merupakan internal atau eksternal organisasi dan diakses melalui internet,
penelusuran dokumen atau publikasi informasi (Sekaran, 2003).
Data dikumpulkan menggunakan teknik dokumentasi dari laporan tahunan
dan laporan-laporan lainnya yang berkaitan dari masing-masing bank syariah
di periode 2013-2016 yang dipublikasikan di situs resmi masing-masing bank
syariah atau situs resmi terkait lainnya seperti bursa efek ataupun bank sentral
negara. Peneliti juga menggunakan referensi dari buku, artikel, jurnal
penelitian terdahulu, tesis serta dokumen dari internet yang berhubungan
dengan penelitian.
41
D. Metode Analisis Data
Untuk menguji apakah bisa MPEM digunakan, peneliti menggunakan
metode Simple Additive Weighting (SAW) seperti yang digunakan oleh
peneliti-peneliti sebelumnya. Metode ini digunakan untuk melihat seberapa
besar pencapaian indeks maqasid dengan melakukan penjumlahan masing-
masing rasio yang memiliki bobot nilai tertentu yang kemudian dapat di-
ranking (Antonio, Sanrego, & Taufiq, 2012).
E. Tahapan Penelitian
Agar tujuan dilakukannya penelitian ini dapat tercapai, maka dilakukan
beberapa tahapan sistematis seperti berikut:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi kegiatan pendahuluan sebelum melakukan
pengumpulan data. Adapun tahap persiapan terdiri dari beberapa sub
kegiatan sebagai berikut :
a. Pembuatan Proposal Penelitian
Proposal dibuat sebagai salah satu syarat untuk memulai penelitian.
Proposal juga berfungsi sebagai acuan bagi peneliti dalam melaksanakan
penelitiannya.
b. Studi Pendahuluan
Peneliti melakukan studi literatur mengenai konsep maqasid al-
shari’ah dan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang
42
pengukuran kinerja bank syariah agar dapat memudahkan peneliti dalam
melakukan penelitian.
c. Pembuatan Kuesioner
Kuesioner yang akan digunakan untuk kepentingan tujuan pertama
penelitian ini dibuat berdasarkan dengan Maqasid Based Performance
Evaluation Model (MPEM) yang telah dikembangkan oleh peneliti
terdahulu. Pemberian bobot ditujukan untuk setiap dimensi pemeliharaan
dan rasio kinerja dalam MPEM. Kuesioner yang telah dibuat dikoreksi
dan divalidasi oleh dosen pembimbing untuk mengurangi risiko bahwa
isi kuesioner tidak tepat tujuan.
d. Persiapan Data Sekunder
Data sekunder untuk kepentingan tujuan kedua penelitian berupa
laporan-laporan tahunan bank syariah didapatkan dengan cara
mengunduh laporan tersebut di website resmi bank syariah tersebut
ataupun website resmi lembaga terkait lainnya.
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian dibagi menjadi dua subtahap yaitu
pengumpulan data dan analisis data.
a. Pengumpulan Data
Data primer berupa kuesioner disebarkan baik secara langsung oleh
peneliti seperti dengan mengirimkan langsung kuesioner atau dengan
kuesioner online, maupun secara tidak langsung yaitu dengan bantuan
43
perantara. Data dikumpulkan selama kurang lebih 3 bulan sejak 20 Mei
2017 hingga 31 Agustus 2017.
Setelah data berhasil dikumpulkan, data primer berupa bobot untuk
tiap elemen MPEM diolah dengan cara menjumlahkan setiap bobot per
elemennya kemudian dirata-ratakan. Bobot rata-rata inilah yang akan
digunakan untuk mengoperasionalkan MPEM.
b. Pengukuran Kinerja Maqasid al-Shari’ah menggunakan MPEM
Tahapan pengukuran kinerja maqasid al-shari’ah dengan MPEM
yang menggunakan metode SAW adalah sebagai berikut:
1) Data diekstraksi dari laporan tahunan bank syariah
2) Menghitung setiap rasio kinerja pada masing-masing bank syariah
berdasarkan data yang tersedia dimana:
R1 = Pembiayaan Mudharabah dan Musharakah/Total Pembiayaan
R2 = Pendapatan Bebas Riba/Total Pendapatan
R3 = Deposit Pemerintah/Total Deposit
R4 = Biaya CSR/Total Beban
R5 = Distribusi Zakat/Aset Bersih
R6 = Investasi Pada Muslim/Total Investasi
R7 = Investasi Pada Teknologi/Total Investasi
R8 = Jumlah Karyawan Resign/Total Jumlah Karyawan
R9 = Biaya CSR Untuk Pendidikan/Total Biaya CSR
R10 = Price per Book Value
R11 = Beban Penelitian/Total Beban
R12 = Beban Pelatihan/Total Beban
R13 = ROA
R14 = Non-Performing Financing/Total Pembiayaan
R15 = Pajak Dibayar/Laba Sebelum Pajak
44
R16 = Tingkat Kepuasan Pelanggan
R17 = Pembiayaan di Sektor Riil/Total Pembiayaan
R18 = Pembiayaan bagi UKM/Total Pembiayaan
R19 = Pembiayaan di segmen pertanian/Total pembiayaan
3) Menghitung indikator kinerja (IK) masing-masing bank syariah
dengan rumus sebagai berikut:
IK D1 = IK11 + IK12 + IK13
IK11 = BD1 x BR1 x R1
IK12 = BD1 x BR2 x R2
IK13 = BD1 x BR3 x R3
IK D2 = IK21 + IK22 + IK23
IK21 = BD2 x BR4 x R4
IK22 = BD2 x BR5 x R5
IK23 = BD2 x BR6 x R6
IK D3 = IK31 + IK32 + IK33
IK31 = BD3 x BR7 x R7
IK32 = BD3 x BR8 x R8
IK33 = BD3 x BR9 x R9
IK D4 = IK41 + IK42 + IK43 + IK44 + IK45 + IK46 + IK47
IK41 = BD4 x BR10 x R10
IK42 = BD4 x BR11 x R11
IK43 = BD4 x BR12 x R12
IK44 = BD4 x BR13 x R13
IK45 = BD4 x BR14 x R14
IK46 = BD4 x BR15 x R15
45
IK47 = BD4 x BR16 x R16
IK D5 = IK51 + IK52 + IK53
IK51 = BD5 x BR17 x R17
IK52 = BD5 x BR18 x R18
IK53 = BD5 x BR19 x R19
Keterangan:
IK Dn = Indikator Kinerja Dimensi ke-n
IKn = Indikator Kinerja ke-n
BDn = Bobot Dimensi ke-n
BRn = Bobot Rasio ke-n
Rn = Rasio ke-n
4) Menjumlahkan indikator kinerja setiap dimensi untuk mendapatakan
kinerja maqasid al-shari’ah (KMS) dengan rumus sebagai berikut:
KMS = IK D1 + IK D2 + IK D3 + IK D4 + IK D5
Keterangan:
KMS = Kinerja Maqasid al-Shari’ah
IK D1 = Indikator Kinerja Pemeliharaan Agama
IK D2 = Indikator Kinerja Pemeliharaan Jiwa
IK D3 = Indikator Kinerja Pemeliharaan Akal
IK D4 = Indikator Kinerja Pemeliharaan Keturunan/Keluarga
IK D5 = Indikator Kinerja Pemeliharaan Harta
Besarnya nilai KMS ini akan menunjukkan peringkat pencapaian kinerja
maqasid al-shari’ah bank syariah yang diteliti.
46
c. Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dan diolah, maka tahap selanjutnya data
akan dianalisis. Pada tahap ini, data akan diinterpretasikan agar peneliti
mampu menarik kesimpulan hasil penelitian.
3. Tahap Penyusunan Hasil Penelitian
Setelah melakukan pengumpulan data, analisa data dan interpretasi data
dan penarikan kesimpulan hasil penelitian, maka tahap berikutnya adalah
menyusun hasil penelitian tersebut dalam bentuk karya tulis ilmiah.
47
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Responden
1. Waktu Penelitian
Pengumpulan data untuk tujuan penelitian pertama dilakukan dengan
kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan secara langsung oleh peneliti
seperti dengan cara mendatangi responden dan melalui kuesioner online,
dan secara tidang langsung melalui perantara. Kuesioner online disebar
dengan cara menyebarkan link kuesioner tersebut melalui grup-grup di
sosial media peneliti dan dosen pembimbing. Penyebaran kuesioner online
dilakukan selama kurang lebih 3 bulan sejak 20 Mei 2017 hingga 31
Agustus 2017.
Sampel yang dipilih adalah akademisi yang ahli di bidang akuntansi,
ekonomi dan/atau perbankan syariah dan anggota DPS serta pimpinan bank
syariah. Karena menggunakan convenience sampling, kuesioner cetak
disebarkan hanya kepada orang-orang tertentu yang dapat dengan mudah
dijangkau oleh peneliti dan memenuhi kriteria sampel. Sebanyak 10
kuesioner cetak disebarkan dan seluruhnya kembali dan diisi dengan tepat.
Sayangnya, untuk kuesioner online tidak mampu mengumpulkan banyak
respon dan hanya diisi oleh sebanyak 5 responden. Meskipun respondennya
sedikit, namun pengisian kuesioner online tersebut benar sehingga dapat
digunakan sebagai data dalam penelitian.
48
2. Profil Responden
Untuk tujuan penelitian pertama yaitu membobot MPEM, data
dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner penelitian. Kuesioner
penelitian disebar secara langsung seperti dengan cara mendatangi
responden atau melalui kuesioner online, serta secara tidak langsung melalui
perantara kepada responden. Responden dalam penelitian ini adalah
akademisi yang menggeluti bidang akuntansi, ekonomi dan/atau perbankan
syariah, yang memiliki pemahaman tentang maqasid al-shari’ah. Berikut
merupakan deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri
dari bidang keahlian, pendidikan terakhir, usia dan pengalaman kerja
responden:
Tabel 4.1
Profil Responden
No Pekerjaan Bidang Keahlian
Pendidikan
Terakhir Usia
Pengalaman
Kerja
1 Akademisi Akuntansi Syariah S2 32 9
2 Akademisi Akuntansi Syariah S3 45 17
3 Akademisi Akuntansi Syariah S2 34 10
4 Akademisi Akuntansi Syariah S3 41 16
5 Akademisi Akuntansi Syariah S2 35 10
6 Akademisi Akuntansi Syariah S2 41 14
7 Akademisi Akuntansi Syariah S3 49 20
8 Akademisi Akuntansi Syariah S2 40 15
9 Akademisi Akuntansi Syariah S2 37 12
10 Akademisi Akuntansi Syariah S2 36 8
11 DPS Perbankan Syariah S3 46 20
12 Akademisi Perbankan Syariah S3 42 16
13 Akademisi Perbankan Syariah S2 45 16
14 Akademisi Ekonomi Syariah S3 44 16
15 Akademisi Perbankan Syariah S2 36 10
49
Berdasarkan tabel 4.1, sebanyak 14 orang responden berprofesi sebagai
akademisi dan 1 orang merupakan anggota DPS. Sebanyak 10 orang
responden merupakan akademisi dengan bidang keahlian akuntansi syariah,
4 orang ahli dalam perbankan syariah dan 1 orang responden memiliki
keahlian pada bidang ekonomi syariah. Banyaknya jumlah responden yang
ahli dalam bidang akuntansi syariah diduga karena bidang ini merupakan
bidang yang ditekuni peneliti, sehingga lebih besar pula kemungkinan
responden berasal dari bidang yang sama dengan peneliti. Dari kelimabelas
responden, 6 diantaranya berpendidikan terakhir Strata Tiga (S3), sisanya
berpendidikan terakhir Strata Dua (S2). Hal ini diduga karena untuk menjadi
dosen di perguruan tinggi di Indonesia, diperlukan minimal pendidikan S2.
Usia responden seperti terlihat pada tabel 4.1, beragam. Responden dengan
usia 30-an sebanyak 6 orang, sisanya berusia 40 tahun keatas. Seperti
usianya, pengalaman kerja responden juga beragam lamanya. Namun dapat
diketahui bahwa sebanyak 2 orang responden memiliki pengalaman bekerja
selama kurang dari 10 tahun, sebanyak 6 orang telah bekerja selama 10
sampai 15 tahun, dan sisanya sebanyak 7 orang telah bekerja selama lebih
dari 15 tahun.
50
B. Pembobotan MPEM
Setelah penyebaran dan pengembalian kuesioner selesai, sebanyak lima
belas orang responden berhasil dimintakan bantuannya untuk memberikan
bobot untuk tiap komponen MPEM. Bobot rata-rata yang diberikan oleh
responden disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Bobot Rata-Rata yang Diberikan oleh Responden
Dimensi
Bobot
Rata-
Rata
Rasio Kinerja
Bobot
Rata-
Rata
D1.
Pemeliharaan
Agama
0,29
R1. Pembiayaan Mudharabah &
Musyarakah/Total Pembiayaan 0,32
R2. Pendapatan bebas riba/Total
Pendapatan 0,42
R3. Deposit Pemerintah/Total
Deposit 0,26
Total 1
D2.
Pemeliharaan
Jiwa
0,24
R4. Biaya CSR/Total Beban 0,27
R5. Distribusi Zakat/Aset Bersih 0,36
R6. Investasi pada Muslim/Total
Investasi 0,37
Total 1
D3.
Pemeliharaan
Akal
0,2
R7. Investasi pada Bidang
Teknologi/Total Aset 0,36
R8. Jumlah Karyawan Resign/Total
Jumlah Karyawan 0,33
R9. CSR untuk Pendidikan dan
Waqaf/Total Beban CSR 0,31
Total 1
D.4
Pemeliharaan
Keturunan
0,14
R10. Harga Pasar Saham/Harga
Buku Saham 0,12
R11. Beban Penelitian/Total Beban 0,17
R12. Beban Pelatihan &
Pengembangan/Total Beban 0,18
R13. Laba Bersih/Total Aset 0,15
R14. Non-Performing
Financing/Total Pembiayaan 0,12
51
Dimensi
Bobot
Rata-
Rata
Rasio Kinerja
Bobot
Rata-
Rata
R15. Pajak Dibayar/Laba Sebelum
Pajak 0,11
R16. Tingkat Kepuasan Pelanggan 0,15
Total 1
D.5
Pemeliharaan
Harta
0,13
R17. Pembiayaan di Sektor
Riil/Total Pembiayaan 0,37
R18. Pembiayaan pada UKM/Total
Pembiayaan 0,36
R19. Pembiayaan di Segmen
Agrikultur/ Total Pembiayaan 0,27
Total 1 Total 1
Dari tabel diatas, diketahui bahwa responden memberikan bobot terbesar
pada dimensi Pemeliharan Agama (0.29), diikuti dengan Pemeliharaan Jiwa
(0.24), Pemeliharaan Akal (0.2), Pemeliharaan Keturunan (0.14) dan terakhir
Pemeliharaan Harta (0.13). Bobot yang lebih besar dapat mengindikasikan
prioritas akan pencapaian dimensi tersebut. Prioritas yang diberikan responden
tersebut sesuai dengan hirarki lima keniscayaan (lima dimensi) yang
mendukung tercapainya maqasid al-shari’ah yang diusulkan Imam al-Ghazali,
yaitu (1) agama, (2) jiwa, (3) akal, (4) keturunan dan (5) harta (Auda, 2008).
Responden juga memberikan bobot untuk setiap rasio kinerja dari kelima
dimensi maqasid al-shari’ah.
C. Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah
Dalam penelitian ini, MPEM terbukti mampu digunakan sebagai alat ukur
kinerja maqasid al-shari’ah dari 18 bank syariah dari 9 negara. Untuk
mengetahui seberapa besar usaha yang telah dilakukan bank syariah dalam
52
memenuhi ‘lima keniscayaan’ atau 5 dimensi maqasid al-shari’ah dapat diukur
melalui rasio kinerja yang telah dirumuskan dalam MPEM. Kelima dimensi
tersebut adalah (1) pemeliharaan agama, (2) pemeliharaan jiwa, (3)
pemeliharaan akal, (4) pemeliharaan keturunan dan (5) pemeliharaan harta.
Berikut adalah hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-shari’ah 18 bank
syariah di 9 negara periode 2013 – 2016 untuk setiap dimensinya:
1. Dimensi Pertama: Pemeliharaan Agama
Dimensi pertama maqasid al-shari’ah yaitu pemeliharaan agama (ad-
din) yang menunjukkan seberapa besar usaha yang dilakukan bank syariah
dalam pemeliharaan agama umat muslim secara luas dan stakeholder bank
syariah tersebut secara khusus dapat diukur dengan 3 rasio kinerja. Berikut
adalah tabel hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-shari’ah untuk
dimensi pertama:
Tabel 4.3
Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Pertama
Negara Bank
RK Dimensi Pertama
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R1 R2 R3
Saudi Arabia
ARB 0.00000 0.72598 0.00000
AB 0.00000 0.47925 0.00000
Indonesia
BMI 0,51191 0,92223 0,00000
BSM 0,23823 0,85150 0,00107
Malaysia
BIMB 0,00000 0,82688 0,17695
RIBB 0,22399 0,86287 0,17325
Bahrain
BIB 0,20911 0,45758 0,00000
ASBB 0,34972 0,57305 0,00000
Uni Emirat
Arab
DIB 0,15207 0,74048 0,00000
EIB 0,00648 0,64253 0,00000
53
Negara Bank
RK Dimensi Pertama
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R1 R2 R3
Kuwait
KFH 0,00000 0,65403 0,00000
BB 0,00000 0,89567 0,00000
Qatar
QIB 0,00578 0,66113 0,11317
QIIB 0,00969 0,67758 0,13767
Bangladesh
IBB 0,00696 0,85752 0,00041
AAIB 0,00000 0,88420 0,00000
Pakistan
FB 0,00000 0,84714 0,06922
MB 0,46773 0,86235 0,00526
Rasio pertama (R1) yang merepresentasikan dimensi ini adalah rasio
pembiayaan mudharabah dan musharakah dibandingkan dengan total
pembiayaan. Semakin besar pembiayaan dengan akad mudharabah dan
musharakah yang disalurkan oleh bank syariah, maka semakin baik usaha
pemeliharaan agama yang dilakukan bank syariah tersebut. Dari tabel 4.3
diatas, diketahui bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI) memiliki nilai
rasio paling tinggi yaitu sebesar 0,5119 yang menunjukkan bahwa sebesar
51,19% dari total pembiayaan yang disalurkan oleh BMI menggunakan
akad mudharabah dan musharakah. Pembiayaan menggunakan akad
mudharabah dan musharakah dianggap lebih memberikan keadilan bagi
seluruh pihak yang berakad. Keadilan yang diberikan akan secara langsung
mempromosikan sistem ekonomi yang bebas riba yang merupakan tujuan
mendasar dari adanya bank syariah. Dengan demikian, umat muslim dapat
secara bebas mempraktikkan dan menegakkan kepercayaan atau agamanya.
Berbeda dengan BMI, terdapat juga beberapa bank syariah yang tidak
melakukan pembiayaan dengan akad mudharabah dan musharakah seperti
54
Al-Rajhi Bank (ARB), Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dan Kuwait
Finance House (KFH). Akad pembiayaan yang dilakukan bank-bank
tersebut seperti murabahah, wakala, istina’a.
Rasio kedua (R2) adalah rasio pendapatan bebas riba dibandingkan
dengan total pendapatan. Rasio ini menunjukkan seberapa banyak
pendapatan yang didapatkan bank syariah dari usaha yang bebas riba.
Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin baik pula usaha yang dilakukan
bank syariah dalam memelihara agama. Bank Muamalat Indonesia (BMI)
kembali memiliki nilai rasio tertinggi dari semua bank sampel lain dengan
nilai 0,9222. Hal ini menunjukkan sebanyak lebih dari 92% pendapatan
BMI didapatkan melalui usaha-usaha yang bebas dari riba. sebaliknya,
Bahrain Islamic Bank (BIB) mendapatkan nilai paling rendah yaitu 0,4575.
Rendahnya nilai rasio kedua (R2) BIB menunjukkan perlunya peningkatan
usaha dalam menciptakan sistem perekonomian bebas riba.
Rasio ketiga (R3) adalah rasio dukungan pemerintah yang dirumuskan
menjadi jumlah deposit yang dipercayakan pemerintah kepada bank syariah
dibandingkan dengan total deposit. Bank Islamic Malaysia Berhad (BIMB)
mendapatkan nilai tertinggi yaitu sebesar 0,1769. Hal ini menunjukkan
bahwa sebanyak lebih dari 17% deposit dalam BIMB dipercayakan oleh
pemerintah negara dimana bank tersebut beroperasi yaitu pemerintah
Malaysia. Dukungan pemerintah seperti ini menunjukkan bukan hanya bank
syariah, namun pemerintah negara tersebut juga ikut berkomitmen dalam
usaha pemeliharaan agama demi tercapainya maqasid al-shari’ah di bidang
55
perekonomian dimana bank syariah menjadi ujung tombaknya. Banyaknya
bank yang memiliki nilai rasio 0 tidak secara pasti menunjukkan bahwa
tidak adanya dukungan pemerintah terhadap bank syariah di negara tersebut,
melainkan minimnya informasi mengenai rasio tersebut yang diungkapkan
bank syariah pada laporan tahunannya. Namun bagaimanapun, pemerintah
idealnya memberikan dukungan sebesar-besarnya bagi bank syariah agar
dapat meningkatkan kinerja maqasid al-shari’ah yang berdampak pada
besarnya maslahat atau kebermanfaatan yang akan diberikan pada umat di
negaranya.
2. Dimensi Kedua: Pemeliharaan Jiwa
Dimensi kedua maqasid al-shari’ah yaitu pemeliharaan jiwa (nafs)
yang menunjukkan seberapa besar usaha yang dilakukan bank syariah
dalam pemeliharaan harga diri dan hak asasi umat muslim secara luas dan
stakeholder bank syariah tersebut secara khusus dapat diukur dengan 3 rasio
kinerja. Berikut adalah tabel hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-
shari’ah untuk dimensi kedua:
Tabel 4.4
Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kedua
Negara Bank
RK Dimensi Kedua
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R4 R5 R6
SAUDI
ARABIA
ARB 0,00000 0,00437 0,00000
AB 0,00000 0,00358 0,00000
INDONESIA
BMI 0,00542 0,00173 0,00000
BSM 0,01248 0,00206 0,00000
MALAYSIA BIMB 0,00164 0,00308 0,00000
56
Negara Bank
RK Dimensi Kedua
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R4 R5 R6
RIBB 0,00000 0,00102 0,00000
BAHRAIN
BIB 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000
UNI EMIRAT
ARAB
DIB 0,00000 0,00010 0,00000
EIB 0,00000 0,00268 0,00000
KUWAIT
KFH 0,00000 0,00058 0,00000
BB 0,00000 0,00095 0,00000
QATAR
QIB 0,00000 0,00000 0,00000
QIIB 0,00000 0,00000 0,00000
BANGLADESH
IBB 0,03445 0,00926 0,00000
AAIB 0,01442 0,00000 0,00000
PAKISTAN
FB 0,00258 0,00000 0,00000
MB 0,00000 0,00000 0,00000
Rasio pertama dimensi ini (R4) adalah rasio biaya Corporate Social
Responsibility (CSR) dibandingkan dengan total beban bank syariah.
Semakin banyak CSR yang disalurkan bank syariah kepada umat, maka
semakin besar pula kontribusi bank syariah dalam memelihara hidup, harga
diri dan martabat manusia. Dari semua sampel, Islamic Bank Bangladesh
(IBB) memiliki nilai rasio tertinggi sebesar 0,0344. Hal ini menunjukkan
bahwa biaya CSR yang dikeluarkan IBB setara dengan 3,4% dari total
beban perusahaannya. Selain IBB dan 5 bank syariah lainnya, semua bank
syariah memiliki nilai rasio 0 yang disebabkan minimnya informasi terkait
CSR yang diungkapkan bank-bank tersebut. Kebanyakan bank hanya
menyebutkan kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan sebagai CSR tanpa
mengungkapkan biaya yang dikeluarkan atas kegiatan tersebut. Perbedaan
pengungkapan informasi terkait CSR antar satu bank dengan bank lainnya
57
dan juga antar negara ini kemungkinan besar terjadi karena tidak
diwajibkannya pengungkapan (mandatory disclosure) CSR pada bank
syariah di negara tersebut, sehingga informasi yang disajikan pada laporan
tahunan sangatlah terbatas.
Rasio kedua dimensi ini (R5) adalah rasio distribusi zakat dibandingkan
dengan aset bersihnya. Aset bersih digunakan sebagai pembanding karena
dirasa lebih merepresentasikan kekayaan perusahaan dibandingkan dengan
laba bersih. Bertambahnya kekayaan (aset bersih) bank syariah diyakini
akan meningkatkan nominal pembayaran zakatnya. Beberapa bank syariah
tidak mempublikasikan nominal zakat yang dibayarkannya di laporan
tahunannya. Nilai rasio tertinggi diraih oleh Islamic Bank Bangladesh (IBB)
sebesar 0,00926. Hal ini menunjukkan bahwa nominal zakat yang
disalurkan oleh IBB kepada golongan yang berhak atasnya setara dengan
0,93% dari jumlah aset bersihnya. Nilai R5 semua bank syariah terlihat
kurang dari 2,5% dikarenakan aset bersih yang dimaksudkan pada rasio ini
dan aset bersih yang dijadikan sebagai dasar perhitungan zakat adalah 2 hal
yang berbeda. Aset bersih yang digunakan pada rasio ini adalah yang
didapatkan dari total aset dikurangi total kewajiban. Sedangkan, aset bersih
yang digunakan sebagai dasar perhitungan zakat dihitung berdasarkan
rumus sebagai berikut:
Zakat base (metode aset bersih) = aset – (kewajiban jangka pendek +
dana mudharabah muthlaqah + hak minoritas + jenis ekuitas lain)
58
Selain itu, terdapat bank syariah seperti Dubai Islamic Bank (DIB) yang
menggunakan metode dana investasi bersih (net invested fund method)
dalam menentukan dasar perhitungan zakatnya.
Rasio ketiga dimensi ini (R6) adalah rasio investasi kepada muslim
dibandingkan dengan total investasi. Investasi yang dimaksud adalah
jumlah pembiayaan ditambah zakat yang disalurkan bank syariah kepada
muslim, terutama yang membutuhkan. Semua bank syariah yang diteliti
mendapatkan nilai rasio 0 karena tidak tersedianya informasi mengenai
rasio ini di dalam laporan tahunannya. Sementara zakat wajib diberikan
kepada muslim, tidak diungkapnya besaran pembiayaan kepada muslim
diasumsikan terjadi karena bank syariah menerapkan prinsip ‘rahmatan lil
alamin’ dimana bank syariah sebagai tonggak perekonomian Islam
selayaknya dapat membawa berkah dan kesejahteraan bagi seluruh umat
tidak terkecuali bagi non-muslim. Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa Allah
swt tidak melarang hambanya untuk berbuat baik dan berlaku adil kepada
siapapun yang tidak memerangi agama Islam seperti pada surat Al-
Mumtahah ayat 8 sebagai berikut:
ين عن للا ينهاكم ال ين ف ي يقات لوكم لم الذ جوكم ولم الد ن يخر كم م يار وهم أن د طوا تبر وتقس
م ب للا إ ن إ ليه ين يح ط المقس
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan Berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak
(pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-
orang yang Berlaku adil”. (QS Al-Mumtahanah: 8)
59
3. Dimensi Ketiga: Pemeliharaan Akal
Dimensi ketiga maqasid al-shari’ah yaitu pemeliharaan akal (‘aql).
Seperti yang diintepretasikan oleh Ibnu Ashur, pemeliharaan akal atau
kecerdasan terbagi menjadi 2 elemen atau 2 tujuan spesifik yaitu,
penyebaran paham berpikir ilmiah dan pencegahan brain drain. Untuk
mengukur pencapaian 2 elemen tersebut dapat menggunakan 3 rasio kinerja.
Berikut adalah tabel hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-shari’ah
untuk dimensi ketiga:
Tabel 4.5
Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Ketiga
Negara Bank
RK Dimensi Ketiga
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R7 R8 R9
SAUDI
ARABIA
ARB 0,00000 0,00000 0,00000
AB 0,00000 0,00000 0,00000
INDONESIA
BMI 0,00000 0,13788 0,31740
BSM 0,00000 0,04786 0,14919
MALAYSIA
BIMB 0,00000 0,02928 0,16234
RIBB 0,00000 0,00000 0,00000
BAHRAIN
BIB 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000
UNI EMIRAT
ARAB
DIB 0,00000 0,00000 0,00000
EIB 0,00000 0,00000 0,00000
KUWAIT
KFH 0,00000 0,00000 0,00000
BB 0,00000 0,00000 0,00000
QATAR
QIB 0,00000 0,00000 0,00000
QIIB 0,00000 0,00000 0,00000
BANGLADESH
IBB 0,00000 0,10209 0,26262
AAIB 0,00000 0,00000 0,03486
PAKISTAN
FB 0,00000 0,00000 0,13505
MB 0,00000 0,03463 0,00000
60
Rasio pertama dimensi ini (R7) adalah rasio nominal yang
diinvestasikan untuk pengembangan teknologi di dalam bank syariah.
Semakin tinggi nilai rasio ini maka semakin besar niat bank syariah untuk
menjadi technologically advanced sehingga semakin besar pula
kontribusinya dalam memelihara akal atau kecerdasan. Semua bank syariah
yang diteliti belum secara jelas mengungkapkan nominal investasi yang
dihabiskan untuk memajukan teknologinya. Namun diyakini bahwa semua
bank syariah telah melakukan usaha dalam memajukan teknologinya. Hal
ini salah satunya ditunjukkan dengan semakin banyaknya bank syariah yang
mengembangkan layanan digitalnya seperti mobile dan internet banking.
Usaha memajukan teknologi ini juga menjadi sangat penting mengingat
keharusan bank syariah untuk mengikuti perubahan dan perkembangan
zaman.
Rasio kedua dimensi ini (R8) adalah rasio jumlah karyawan yang
meninggalkan perusahaan dalam satu tahun dibandingkan dengan jumlah
seluruh karyawan pada tahun tersebut. Bank syariah selayaknya berusaha
mendapatkan nilai sekecil mungkin pada rasio ini karena hal itu berarti
bahwa biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan karyawan
baru akan lebih sedikit. Dari 18 bank yang diteliti, hanya 5 bank syariah
yang memberikan informasi mengenai jumlah employee turnover-nya. Dari
kelimanya, Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) mendapatkan nilai
terendah yaitu sebesar 0,0298 yang berarti bahwa turnover rate-nya tidak
lebih besar dari 3%. Hal ini baik karena dapat diasumsikan bahwa BIMB
61
memiliki lingkungan kerja yang baik sehingga membuat karyawannya loyal
pada perusahaan. Dapat juga diasumsikan bahwa BIMB mengeluarkan
biaya terkait perekrutan SDM yang minim dibandingkan dengan bank
syariah lainnya. Sedangkan Bank Muamalat Indonesia (BMI) memiliki
rasio employee turnover tertinggi yaitu sebesar 0,1378 atau 13,78%.
Besarnya rasio ini sesungguhnya tidak selalu berarti hal yang buruk karena
terdapat berbagai macam alasan perginya karyawan dari sebuah perusahaan.
Karyawan dapat meninggalkan perusahaan secara sukarela maupun tidak.
Jika perusahaan mengurangi jumlah karyawan karena kinerjanya yang
kurang efektif, maka turnover yang tinggi bukan menjadi masalah. Lain
halnya jika karyawan yang mumpuni meninggalkan perusahaan secara
sukarela, tentu turnover seperti ini sangat merugikan. Pada laporan tahunan
yang dipublikasikan kedelapanbelas bank syariah yang diteliti, tidak dirinci
alasan-alasan penyebab perginya karyawan tersebut. Oleh sebab itu, peneliti
tidak dapat mengasumsikan bahwa turnover rate BMI yang tinggi
merupakan bentuk kegagalan bank syariah mempertahankan SDM-nya
yang berkualitas.
Rasio ketiga dimensi ini (R9) adalah rasio nominal biaya CSR yang
disalurkan di bidang pendidikan dibandingkan dengan total biaya CSR bank
syariah. Rasio ini akan menunjukkan besar kecilnya kontribusi bank syariah
terhadap pemeliharaan akal atau kecerdasan umat secara umum. Bank
Muamalat Indonesia (BMI) kembali mendapatkan nilai rasio tertinggi yaitu
sebesar 0,3174. Hal ini menunjukkan bahwa sebesar 31,74% biaya CSR
62
yang dikeluarkannya ditujukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
umat. Sebagian besar bank syariah belum mengungkapkan secara spesifik
nominal biaya CSR-nya.
4. Dimensi Keempat: Pemeliharaan Keturunan
Dimensi keempat maqasid al-shari’ah yaitu pemeliharaan keturunan
(nasl). Dimensi ini dapat ditunjukkan dengan 7 rasio kinerja yang tiap-
tiapnya ditujukan untuk kepentingan stakeholder yang merupakan ‘keluarga’
yang perlu dipelihara kesejahteraannya oleh bank syariah. Berikut adalah
tabel hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-shari’ah untuk dimensi
keempat:
63
Tabel 4.6
Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Keempat
Negara Bank
RK Dimensi Keempat
Rasio Rata-Rata (2013-2016)
R10 R11 R12 R13 R14 R15 R16
Saudi Arabia
ARB 0,96850 0,00000 0,00000 0,02290 0,00375 0,00000 0,00000
AB 0,00000 0,00000 0,00000 0,01567 0,00007 0,00000 0,00000
Indonesia
BMI 0,00000 0,00289 0,01272 0,00169 0,05775 0,33497 0,00000
BSM 0,00000 0,00043 0,00902 0,00444 0,05535 -0,00114 0,00000
Malaysia
BIMB 0,00000 0,00000 0,00000 0,01058 0,01098 0,25701 0,00000
RIBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00612 0,00853 0,24747 0,00000
Bahrain
BIB 1,42235 0,00000 0,00000 0,00896 0,00138 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00883 0,00000 0,00000 0,00000
Uni Emirat
Arab
DIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,02164 0,00000 0,00455 0,00000
EIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00646 0,00000 0,00000 0,00000
Kuwait
KFH 1,12730 0,00000 0,00000 0,01010 0,02620 0,12789 0,00000
BB 0,00000 0,00000 0,00000 0,01016 0,01175 0,04217 0,00000
Qatar
QIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,01639 0,00835 0,00476 0,00000
QIIB 0,00000 0,00000 0,00236 0,02033 0,01380 0,00000 0,00000
Bangladesh
IBB 0,97448 0,00000 0,00282 0,00633 0,04178 0,59417 0,00000
AAIB 0,80792 0,00000 0,00224 0,01082 0,04118 0,44515 0,00000
Pakistan
FB 0,76348 0,00000 0,00000 0,00777 0,13968 0,29755 0,00000
MB 2,10750 0,00000 0,00000 0,01009 0,03200 0,35513 0,00000
64
Rasio pertama dimensi ini (R10) adalah rasio nilai pasar dari saham
dibagi dengan nilai buku saham bank syariah atau yang biasa dikenal dengan
istilah price to book value. Rasio ini erat hubungannya dengan shareholder
bank syariah. Semakin tinggi nilai dari rasio ini akan semakin baik karena
pasar akan semakin yakin dengan prospek pengembangan bank syariah
tersebut di masa mendatang. Nilai yang tinggi juga mengindikasikan
kesejahteraan shareholder yang lebih tinggi, sehingga berdampak pada
pemenuhan dimensi pemeliharaan keturunan (nasl) maqasid al-shari’ah.
Pada tabel 4.6 diatas, terlihat bahwa Meezan Bank (MB) mendapatkan nilai
paling tinggi yaitu sebesar 2,1075. Nilai pasar yang lebih dari 200% nilai
buku bank syariah tersebut mengindikasikan bahwa pasar, termasuk
shareholder mempunyai kepercayaan yang sangat tinggi bahwa aset bank
syariah tersebut akan menghasilkan laba yang baik baginya di masa
mendatang.
Rasio kedua dimensi ini (R11) adalah rasio yang berkaitan dengan
karyawan bank syariah tersebut yaitu, rasio beban penelitian dibandingkan
dengan total beban. Dari 18 sampel bank syariah, hanya 2 bank syariah yang
berasal dari Indonesia yaitu, Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank
Mandiri Syariah (BSM) yang mempublikasikan beban penelitiannya. Tidak
diketahui apakah bank syariah lainnya memiliki beban penelitian atau tidak.
Nilai tertinggi didapatkan oleh BMI sebesar 0,0028 yang berarti alokasi
biaya untuk penelitian dan pengembangan yang dikeluarkan BMI rata-rata
hanya sebesar 0,28% dari total bebannya dalam setahun. Padahal, penelitian
65
dan pengembangan ini penting bagi bank syariah untuk mendukung
kemajuan dan keberlangsungan perusahaannya dalam menghadapi
persaingan.
Rasio ketiga dari dimensi ini (R12) yaitu rasio beban pelatihan dan
pengembangan dibandingkan dengan total beban. Rasio ini juga erat
kaitannya dengan karyawan bank syariah. Kebanyakan bank syariah tidak
mempublikasikan nominal beban pelatihan yang dikeluarkannya, namun
memberi penjelasan tentang berapa jumlah peserta dan jumlah pelatihannya.
Dari semua bank syariah, Bank Syariah Mandiri (BSM) memiliki nilai rasio
paling tinggi yaitu sebesar 0,0090. Hal ini berarti bahwa sebanyak 0,9% dari
total beban BSM dialokasikan untuk pelatihan dan pengembangan
kemampuan karyawannya. Dilihat dari laporan tahunan yang
dipublikasikannya, semua bank syariah memiliki tren meningkat pada
jumlah pelatihan dan jumlah peserta pelatihannya. Hal ini menunjukkan
bahwa semua bank syariah termasuk BSM dan bank lain yang tidak
mempublikasikan nominal beban pelatihannya menyadari pentingnya
meningkatkan kualitas, kemampuan dan profesionalitas karyawannya
sebagai kunci utama kemajuan dan kesuksesan bank syariah.
Rasio keempat dari dimensi ini (R13) adalah rasio laba bersih
dibandingkan dengan total aset yang dimiliki bank syariah sebagai
perusahaan atau yang biasa dikenal dengan Return on Assets (ROA). Rasio
yang menunjukkan kemampuan manajemen bank syariah dalam
menggunakan aset yang dimilikinya untuk menghasilkan pendapatan ini
66
penting bagi shareholder. Al-Rajhi Bank (ARB) mendapatkan nilai
tertinggi pada rasio ini sebesar 0,0229. Hal ini berarti bahwa pada setiap 1
Saudi Riyal aset yang diinvestasikan oleh ARB, dapat dihasilkan
pendapatan sebesar 0,0229 Saudi Riyal. Hal ini juga mengindikasikan
bahwa efisiensi atas investasi aset ARB lebih baik dari bank syariah lainnya.
ARB dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan dengan investasi yang
lebih sedikit. Hal ini tentu baik karena semakin besarnya pendapatan akan
berpengaruh terhadap pengembalian yang diberikan kepada shareholder.
Rasio kelima dari dimensi ini (R14) adalah rasio Non-Performing
Financing (NPF) yang dihitung dengan membagikan jumlah non-
performing financing dengan total pembiayaan yang dilakukan bank syariah.
Tingginya nilai rasio ini merupakan indikasi kegagalan bank syariah dalam
mengatur usahanya. Nilai NPF yang tinggi akan berakibat pada likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas bank syariah. NPF yang tinggi
mengindikasikan berkurangnya laba karena adanya sumber pendapatan
yang tidak berfungsi dengan maksimal. Berkurangnya laba tentu bukanlah
merupakan pertanda yang baik karena laba ini yang merupakan kunci utama
usaha pemakmuran stakeholder. Faysal Bank (FB) memiliki nilai rasio
paling tinggi yaitu sebesar 0,1396. Hal ini berarti sebesar 13,96%
pembiayaan yang disalurkan kepada konsumennya mengalami kemacetan
pembayaran. Hal ini berbanding terbalik dengan Alinma Bank (AB) yang
memiliki nilai rasio sebesar 0,00007 atau hanya sebesar 0,0007% dari
pembiayaan yang disalurkan AB yang mengalami kemacetan pembayaran.
67
Hal ini menunjukkan bahwa AB melakukan manajemen yang baik dalam
pemberian pembiayaannya.
Rasio keenam dari dimensi ini (R15) yaitu adalah rasio pajak yang
dibayar dibandingkan dengan total laba sebelum pajak. Rasio ini berkaitan
dengan usaha yang dilakukan bank syariah dalam memelihara kesejahteraan
salah satu stakeholder-nya yaitu pemerintah. Dari semua bank syariah yang
disampel, Islami Bank Bangladesh (IBB) mendapatkan nilai rasio paling
tinggi yaitu sebesar 0,5941. Hal ini menunjukkan bahwa hampir 60% dari
laba sebelum pajak yang dimilikinya dialokasikan untuk membayarkan
pajaknya kepada pemerintah. Hal ini wajar melihat tarif pajak yang
diterapkan oleh Bangladesh terhadap bank syariahnya. IBB dan Al-Arafah
Islami Bank (AAIB) yang juga beroperasi di Bangladesh dikenakan pajak
sebesar 40% untuk pendapatan usahanya, selain itu untuk capital gain
seperti hasil penjualan asetnya dikenai pajak sebesar 10 hingga 15%, dan
untuk jenis pendapatan lainnya (pendapatan dividen) dikenai pajak dengan
tarif 20%. Tarif pajak penghasilan badan ini merupakan yang terbesar dari
semua negara yang termasuk dalam sampel penelitian. Bank Syariah
Mandiri (BSM) merupakan bank syariah yang memiliki nilai terendah
dalam rasio ini yaitu sebesar -0,0011, namun itu semua karena pada tahun
2014 mengalami kerugian yang menjelaskan tanda minus dalam nilai
rasionya. Sedangkan, bank syariah di Bahrain dan Saudi Arabia memiliki
nilai rasio 0 karena negaranya tidak menerapkan pajak terhadap penghasilan.
68
Rasio ketujuh dari dimensi ini (R16) adalah tingkat kepuasan dari
konsumen bank syariah. Kepuasan konsumen yang tinggi mengindikasikan
layanan yang baik dari bank syariah yang berarti adanya usaha bank syariah
dalam memelihara atau merawat keluarganya, yang dalam hal ini adalah
konsumen. Semua bank syariah yang diteliti belum ada yang
mempublikasikan hasil survey kepuasan konsumennya. Hal ini diasumsikan
terjadi karena lumrahnya pihak ketigalah yang melakukan survey tersebut.
5. Dimensi Kelima: Pemeliharaan Harta
Dimensi kelima maqasid al-shari’ah yaitu pemeliharaan harta (maal)
yang menunjukkan seberapa besar usaha yang dilakukan bank syariah
dalam pemeliharaan harta atau kesejahteraan umat muslim secara luas dan
stakeholder bank syariah tersebut secara khusus dapat diukur dengan 3 rasio
kinerja. Berikut adalah tabel hasil pengukuran rasio kinerja maqasid al-
shari’ah untuk dimensi kelima:
Tabel 4.7
Rasio Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kelima
Negara Bank
RK Dimensi Kelima
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R17 R18 R19
Saudi Arabia
ARB 0,29929 0,00000 0,00343
AB 0,78190 0,00000 0,00569
Indonesia
BMI 0,93786 0,17452 0,01812
BSM 0,99251 0,00000 0,05547
Malaysia
BIMB 0,22201 0,02432 0,01052
RIBB 0,63493 0,05920 0,01209
Bahrain
BIB 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000
DIB 0,55825 0,00000 0,00000
69
Negara Bank
RK Dimensi Kelima
Rasio Rata-Rata (2013-
2016)
R17 R18 R19
Uni Emirat
Arab EIB 0,37606 0,00000 0,00042
Kuwait
KFH 0,96986 0,00000 0,00000
BB 0,00000 0,00000 0,00000
Qatar
QIB 0,75289 0,00000 0,00000
QIIB 0,70275 0,00000 0,00000
Bangladesh
IBB 0,99747 0,40500 0,03186
AAIB 0,68080 0,58817 0,01280
Pakistan
FB 0,89612 0,00000 0,11597
MB 0,92477 0,00000 0,12720
Rasio pertama pada dimensi ini (R17) adalah rasio perbandingan
jumlah pembiayaan yang disalurkan pada sektor riil dengan jumlah seluruh
pembiayaan. Semakin tinggi nilainya semakin baik karena pembiayaan pada
sektor riil ini dianggap memberikan dampak langsung pada perekonomian
masyarakat luas dibandingkan dengan pembiayaan pada sektor finansial.
Nilai tertinggi diraih oleh Islami Bank Bangladesh (IBB) yaitu sebesar
0,9974. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh pembiayaan yang
dilakukan IBB disalurkan pada sektor riil.
Rasio kedua pada dimensi ini (R18) adalah rasio perbandingan jumlah
pembiayaan yang diberikan untuk pengembangan UKM dengan jumlah
seluruh pembiayaan. Beberapa bank syariah belum mempublikasikan
nominal pembiayaan yang disalurkannya kepada konsumen dari industri
mikro dan menengah. Dari 5 bank yang mempublikasikan, Al-Arafah Islami
Bank (AAIB) memiliki nilai tertinggi sebesar 0,5881. Hal ini menunjukkan
70
bahwa sebesar 58,81% pembiayaan yang dilakukan AAIB diberikan untuk
pengembangan UKM.
Rasio ketiga pada dimensi ini (R19) adalah rasio perbandingan jumlah
pembiayaan yang disalurkan untuk segmen pertanian dengan jumlah seluruh
pembiayaan. Pembiayaan yang disalurkan pada segmen ini menunjukkan
kontribusi bank syariah dalam pemeliharaan kesejahteraan petani-petani
miskin. Meezan Bank (MB) memiliki nilai rasio tertinggi yaitu sebesar
0,1272 atau yang berarti sebanyak 12,72% dari total pembiayaannya
disalurkan untuk menyejahterakan petani-petani miskin. Beberapa negara
seperti Qatar, selama periode yang diteliti, tidak menyalurkan
pembiayaannya kepada segmen pertanian. Hal ini diasumsikan terjadi
karena segmen ini berperan sangat minim dalam perekonomian Qatar.
Sebanyak kurang lebih 70% pendapatan negara Qatar dihasilkan dari
minyak bumi dan gas alam, karenanya pembiayaan yang dilakukan juga
tidak difokuskan pada segmen pertanian.
D. Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah
Tahapan selanjutnya yang dilakukan untuk mengetahui peringkat kinerja
maqasid al-shari’ah tiap bank syariah yang diteliti, digunakanlah SAW
(Simple Additive Weighting) untuk mendapatkan nilai indikator kinerja (IK)
yaitu dengan mengalikan tiap-tiap rasio kinerja dengan bobot yang telah
ditentukan.
71
Berikut adalah hasil pengukuran indikator kinerja maqasid al-shari’ah 18
bank syariah di 9 negara periode 2013 – 2016 untuk setiap dimensinya:
1. Dimensi Pertama: Pemeliharaan Agama
Tabel 4.8
Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Pertama
Negara Bank
Rata-Rata IK Dimensi Pertama
(2013-2016)
IK11 IK12 IK13
TOTAL
IK (D1)
Saudi Arabia
ARB 0,00000 0,08842 0,00000 0,08842
AB 0,00000 0,05837 0,00000 0,05837
Indonesia
BMI 0,04800 0,11233 0,00000 0,16033
BSM 0,02234 0,10371 0,00008 0,12613
Malaysia
BIMB 0,00000 0,10071 0,01317 0,11388
RIBB 0,02100 0,10510 0,01290 0,13900
Bahrain
BIB 0,01961 0,05573 0,00000 0,07534
ASBB 0,03279 0,06980 0,00000 0,10259
Uni Emirat
Arab
DIB 0,01426 0,09019 0,00000 0,10445
EIB 0,00061 0,07826 0,00000 0,07887
Kuwait
KFH 0,00000 0,07966 0,00000 0,07966
BB 0,00000 0,10909 0,00000 0,10909
Qatar
QIB 0,00054 0,08053 0,00842 0,08949
QIIB 0,00091 0,08253 0,01025 0,09368
Bangladesh
IBB 0,00065 0,10445 0,00003 0,10513
AAIB 0,00000 0,10770 0,00000 0,10770
Pakistan
FB 0,00000 0,10318 0,00515 0,10833
MB 0,04386 0,10503 0,00039 0,14928
Dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa Bank Muamalat Indonesia (BMI)
lebih unggul dari bank syariah lain dalam kinerja pemeliharaan agama.
Keunggulan ini disebabkan oleh besarnya pembiayaan dengan akad
mudharabah dan musharakah yang disalurkan BMI (IK11) sehingga secara
langsung memperbesar pendapatan bebas riba yang dihasilkan selama
72
periode 2013-2016 (IK12). Sedangkan, dukungan terbesar dari pemerintah
didapatkan oleh Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB).
2. Dimensi Kedua: Pemeliharaan Jiwa
Tabel 4.9
Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kedua
Negara Bank
Rata-Rata IK Dimensi Kedua (2013-
2016)
IK21 IK22 IK23
TOTAL
IK (D2)
Saudi Arabia
ARB 0,00000 0,00038 0,00000 0,00038
AB 0,00000 0,00031 0,00000 0,00031
Indonesia
BMI 0,00035 0,00015 0,00000 0,00050
BSM 0,00080 0,00018 0,00000 0,00098
Malaysia
BIMB 0,00011 0,00027 0,00000 0,00037
RIBB 0,00000 0,00009 0,00000 0,00009
Bahrain
BIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Uni Emirat
Arab
DIB 0,00000 0,00001 0,00000 0,00001
EIB 0,00000 0,00023 0,00000 0,00023
Kuwait
KFH 0,00000 0,00005 0,00000 0,00005
BB 0,00000 0,00008 0,00000 0,00008
Qatar
QIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
QIIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Bangladesh
IBB 0,00220 0,00081 0,00000 0,00301
AAIB 0,00092 0,00000 0,00000 0,00092
Pakistan
FB 0,00017 0,00000 0,00000 0,00017
MB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa Islami Bank Bangladesh (IBB)
unggul dalam kinerja pemeliharaan jiwa. Keunggulan ini disebabkan oleh
banyaknya CSR yang dikeluarkan oleh IBB dalam periode 2013-2016.
Selain itu, IBB juga merupakan yang paling banyak mendistribusikan
zakatnya kepada golongan-golongan yang berhak.
73
3. Dimensi Ketiga: Pemeliharaan Akal
Tabel 4.10
Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Ketiga
Negara Bank
Rata-Rata IK Dimensi Ketiga (2013-
2016)
IK31 IK32 IK33
TOTAL
IK (D3)
Saudi Arabia
ARB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
AB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Indonesia
BMI 0,00000 0,00901 0,01968 0,02869
BSM 0,00000 0,00313 0,00925 0,01238
Malaysia
BIMB 0,00000 0,00191 0,01007 0,01198
RIBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Bahrain
BIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Uni Emirat
Arab
DIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
EIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Kuwait
KFH 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
BB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Qatar
QIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
QIIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Bangladesh
IBB 0,00000 0,00667 0,01628 0,02295
AAIB 0,00000 0,00000 0,00216 0,00216
Pakistan
FB 0,00000 0,00000 0,00837 0,00837
MB 0,00000 0,00226 0,00000 0,00226
Dari tabel 4.10 dapat dilihat bahwa secara keseluruhan, Bank Muamalat
Indonesia (BMI) unggul dalam melaksanakan dimensi ketiga maqasid al-
shari’ah yaitu pemeliharaan akal. Hal ini didukung oleh kemampuan
manajemen BMI dalam mempertahankan karyawannya dan juga besarnya
nominal CSR-nya yang disalurkan untuk kepentingan pendidikan umat.
74
4. Dimensi Keempat: Pemeliharaan Keturunan
Dari tabel 4.11 dibawah dapat dilihat bahwa Meezan Bank (MB) unggul
dalam indikator kinerja PBV (Price per Book Value). Sementara untuk
indikator kinerja penelitian dan pelatihan karyawan, Bank Muamalat
Indonesia (BMI) unggul. Al-Rajhi Bank (ARB) unggul ntuk indikator
kinerja ROA (Return on Assets). Meezan Bank (MB) unggul dalam
manajemen pembiayaannya. Al-Arafah Islami Bank menjadi penyumbang
terbesar pajak bagi pemerintahnya. Namun, secara keseluruhan Meezan
Bank (MB) berhasil melaksanakan pemeliharaan keturunan atau
pemeliharaan keluarga (stakeholder) lebih baik dari semua bank syariah
yang diteliti.
75
Tabel 4.11
Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Keempat
Negara Bank
Rata-Rata IK Dimensi Keempat (2013-2016)
IK41 IK42 IK43 IK44 IK45 IK46 IK47
TOTAL
IK (D4)
Saudi Arabia
ARB 0,01650 0,00000 0,00000 0,00046 0,00006 0,00000 0,00000 0,00052
AB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00031 0,00000 0,00000 0,00000 0,00032
Indonesia
BMI 0,00000 0,00007 0,00031 0,00003 0,00093 0,00519 0,00000 0,00653
BSM 0,00000 0,00001 0,00022 0,00009 0,00089 -0,00002 0,00000 0,00119
Malaysia
BIMB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00021 0,00018 0,00398 0,00000 0,00437
RIBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00012 0,00014 0,00383 0,00000 0,00409
Bahrain
BIB 0,02423 0,00000 0,00000 0,00018 0,00002 0,00000 0,00000 0,02451
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00018 0,00000 0,00000 0,00000 0,00018
Uni Emirat
Arab
DIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00043 0,00000 0,00007 0,00000 0,00050
EIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00013 0,00000 0,00000 0,00000 0,00013
Kuwait
KFH 0,01921 0,00000 0,00000 0,00020 0,00042 0,00198 0,00000 0,00261
BB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00020 0,00019 0,00065 0,00000 0,00105
Qatar
QIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00033 0,00013 0,00007 0,00000 0,00054
QIIB 0,00000 0,00000 0,00006 0,00041 0,00022 0,00000 0,00000 0,00069
Bangladesh
IBB 0,01660 0,00000 0,00007 0,00013 0,00067 0,00920 0,00000 0,02667
AAIB 0,01377 0,00000 0,00005 0,00022 0,00066 0,00689 0,00000 0,02160
Pakistan
FB 0,01301 0,00000 0,00000 0,00016 0,00225 0,00461 0,00000 0,02003
MB 0,03591 0,00000 0,00000 0,00020 0,00052 0,00550 0,00000 0,04213
76
5. Dimensi Kelima: Pemeliharaan Harta
Tabel 4.12
Indikator Kinerja Maqasid al-Shari’ah Dimensi Kelima
Negara Bank
Rata-Rata IK Dimensi Kelima (2013-
2016)
IK51 IK52 IK53
TOTAL
IK (D5)
Saudi Arabia
ARB 0,01463 0,00000 0,00012 0,01475
AB 0,03823 0,00000 0,00020 0,03843
Indonesia
BMI 0,04585 0,00849 0,00065 0,05499
BSM 0,04852 0,00000 0,00199 0,05051
Malaysia
BIMB 0,01085 0,00118 0,00038 0,01241
RIBB 0,03104 0,00288 0,00043 0,03435
Bahrain
BIB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
ASBB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Uni Emirat
Arab
DIB 0,02729 0,00000 0,00000 0,02729
EIB 0,01839 0,00000 0,00002 0,01840
Kuwait
KFH 0,04742 0,00000 0,00000 0,04742
BB 0,00000 0,00000 0,00000 0,00000
Qatar
QIB 0,03681 0,00000 0,00000 0,03681
QIIB 0,03436 0,00000 0,00000 0,03436
Bangladesh
IBB 0,04877 0,01969 0,00114 0,06960
AAIB 0,03328 0,02860 0,00046 0,06234
Pakistan
FB 0,04381 0,00000 0,00415 0,04796
MB 0,04521 0,00000 0,00456 0,04977
Dilihat dari tabel 4.12, Al-Arafah Islami Bank (AAIB) unggul dalam
indikator kinerja pembiayaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Sedangkan, indikator kinerja pembiayaan di segmen pertanian diungguli
oleh Meezan Bank (MB). Secara umum, indikator kinerja pemeliharaan
harta diungguli oleh Islami Bank Bangladesh (IBB). Hal ini disebabkan
karena banyaknya pembiayaan yang disalurkan IBB di sektor riil.
77
E. Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah
Kinerja Maqasid al-Shari’ah (KMS) merupakan total penjumlahan setiap
indikator kinerja (IK) 5 dimensi maqasid al-shari’ah. KMS dihitung dan diberi
peringkat menggunakan Simpel Additive Weighting (SAW). Berikut
merupakan tabel kinerja maqasid al-shari’ah 18 bank syariah dari 9 negara
periode 2013-2016:
Tabel 4.13
Kinerja Maqasid al-Shari’ah Bank Syariah Periode 2013-2016
Bank
IK
(D1)
IK
(D2)
IK
(D3)
IK
(D4)
IK
(D5) KMS Peringkat
ARB 0,08842 0,00038 0,00000 0,01702 0,01475 0,12058 13
AB 0,05837 0,00031 0,00000 0,00032 0,03843 0,09743 18
BMI 0,16033 0,00050 0,02869 0,00653 0,05499 0,25103 1
BSM 0,12613 0,00098 0,01238 0,00119 0,05051 0,19119 5
BIMB 0,11388 0,00037 0,01198 0,00437 0,01241 0,14302 9
RIBB 0,13900 0,00009 0,00000 0,00409 0,03435 0,17753 7
BIB 0,07534 0,00000 0,00000 0,02444 0,00000 0,09978 16
ASBB 0,10259 0,00000 0,00000 0,00018 0,00000 0,10277 15
DIB 0,10445 0,00001 0,00000 0,00050 0,02729 0,13226 10
EIB 0,07887 0,00023 0,00000 0,00013 0,01840 0,09763 17
KFH 0,07966 0,00005 0,00000 0,02181 0,04742 0,14894 8
BB 0,10909 0,00008 0,00000 0,00105 0,00000 0,11022 14
QIB 0,08949 0,00000 0,00000 0,00054 0,03681 0,12684 12
QIIB 0,09368 0,00000 0,00000 0,00069 0,03436 0,12873 11
IBB 0,10513 0,00301 0,02295 0,02667 0,06960 0,22737 3
AAIB 0,10770 0,00092 0,00216 0,02160 0,06234 0,19471 4
FB 0,10833 0,00017 0,00837 0,02003 0,04796 0,18486 6
MB 0,14928 0,00000 0,00226 0,04213 0,04977 0,24344 2
Dari tabel 4.13 diatas, dapat dilihat bahwa pelaksanaan dimensi pertama
(pemeliharaan agama) dan ketiga (pemeliharaan akal) maqasid al-shari’ah
dilakukan paling baik oleh Bank Muamalat Indonesia (BMI). Pelaksanaan
78
dimensi kedua (pemeliharaan jiwa) dan kelima (pemeliharaan harta) maqasid
al-shari’ah dilakukan paling baik oleh Islami Bank Bangladesh (IBB).
Pelaksanaan dimensi keempat maqasid al-shari’ah (pemeliharaan
keturunan/keluarga/stakeholder) dilakukan paling baik oleh Meezan Bank
(MB). Karena keunggulannya dalam melaksanakan 2 dimensi maqasid al-
shari’ah yaitu, pemeliharaan agama dan akal, maka BMI menjadi yang paling
unggul dalam KMS-nya. Sedangkan, peringkat terakhir yang menunjukkan
rendahnya kinerja maqasid al-shari’ah diduduki oleh Alinma Bank (AB).
Selain memberikan peringkat kepada bank syariah secara individual,
peneliti juga memberikan peringkat KMS untuk 9 negara. Berikut merupakan
tabel kinerja maqasid al-shari’ah 9 negara periode 2013-2016:
Tabel 4.14
Kinerja Maqasid al-Shari’ah 9 Negara Periode 2013-2016
Negara Bank KMS
KMS
Negara Peringkat
Saudi Arabia
ARB 0,12058
0,10901 8 AB 0,09743
Indonesia
BMI 0,25103
0,22111 1 BSM 0,19119
Malaysia
BIMB 0,14302
0,16027 4 RIBB 0,17753
Bahrain
BIB 0,09978
0,10127 9 ASBB 0,10277
Uni Emirat
Arab
DIB 0,13226
0,11494 7 EIB 0,09763
Kuwait
KFH 0,14894
0,12958 5 BB 0,11022
Qatar
QIB 0,12684
0,12778 6 QIIB 0,12873
Bangladesh IBB 0,22737 0,21104 3
79
Negara Bank KMS
KMS
Negara Peringkat
AAIB 0,19471
Pakistan
FB 0,18486
0,21415 2 MB 0,24344
Terlihat pada tabel 4.14 bahwa Indonesia merupakan negara dengan
kinerja maqasid al-shari’ah paling baik dari 9 negara pada periode 2013-2016.
Sedangkan, negara dengan kinerja maqasid al-shari’ah paling rendah adalah
Bahrain.
F. Tanggapan dan Saran Responden Terhadap MPEM
Dalam kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini, responden juga
diminta tanggapan dan sarannya terhadap MPEM yang dikembangkan oleh
Mohammed et al (2015). Tanggapan dan saran yang diminta terkait dengan
apakah rasio kinerja yang digunakan telah dengan baik mewakili dimensi-
dimensi maqasid al-shari’ah Imam al-Ghazali.
Dari 15 responden, hanya 2 orang yang memberikan saran atas MPEM
yang karenanya peneliti mengasumsikan bahwa hampir semua responden telah
merasa puas dengan rasio kinerja yang ada dan bahwa rasio kinerja tersebut
telah cukup mewakili dimensi-dimensi maqasid al-shari’ah Imam al-Ghazali.
Berikut adalah saran yang diberikan oleh 2 responden tersebut.
80
Tabel 4.15
Saran Responden Terhadap MPEM
Dimensi Elemen Rasio Kinerja Saran
Responden
D1.
Pemeliharaan
Agama
E1. Kebebasan
Beragama
R1. Pembiayaan
Mudharabah &
Musyarakah/Total
Pembiayaan
1. Menjaga tauhid
2. Dukungan
entitas syariah
untuk syiar agama
R2. Pendapatan bebas
riba/Total Pendapatan
R3. Deposit
Pemerintah/Total
Deposit
D2.
Pemeliharaan
Jiwa
E2. Pemeliharaan
Harga Diri
Manusia
E3. Pemeliharaan
Hak Asasi
Manusia
R4. Biaya CSR/Total
Beban
Investasi pada
aspek yang
mendukung hajat
hidup orang
banyak
R5. Distribusi
Zakat/Aset Bersih
R6. Investasi pada
Muslim/Total Investasi
D3.
Pemeliharaan
Akal
E4. Propagasi
Pemikiran Ilmiah
E5. Pencegahan
Brain Drain
R7. Investasi pada
Bidang
Teknologi/Total Aset
Pencegahan pada
investasi yang
syubhat
R8. Jumlah Karyawan
Resign/Total Jumlah
Karyawan
R9. CSR untuk
Pendidikan dan
Waqaf/Total Beban
CSR
D.4
Pemeliharaan
Keturunan
E6. Perawatan
Keluarga
(Stakeholder)
R10. Harga Pasar
Saham/Harga Buku
Saham
Pengembangan
kualitas karyawan
dan keluarganya
R11. Beban
Penelitian/Total Beban
R12. Beban Pelatihan
&
Pengembangan/Total
Beban
R13. Laba
Bersih/Total Aset
81
Dimensi Elemen Rasio Kinerja Saran
Responden
R14. Non-Performing
Financing/Total
Pembiayaan
R15. Pajak
Dibayar/Laba Sebelum
Pajak
R16. Tingkat
Kepuasan Pelanggan
D.5
Pemeliharaan
Harta
E7. Kesejahteraan
Masyarakat
E8. Pengurangan
Kesenjangan
R17. Pembiayaan di
Sektor Riil/Total
Pembiayaan
Pengembangan
sektor riil
R18. Pembiayaan pada
UKM/Total
Pembiayaan
R19. Pembiayaan di
Segmen Agrikultur/
Total Pembiayaan
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini berusaha untuk mengembangkan dan menguji Maqasid
based Performance Evaluation Model (MPEM) yang dirancang oleh Mustafa
Omar Mohammed agar dapat digunakan sebagai model pengukuran kinerja
bank syariah secara praktis di masa mendatang. Pengembangan yang dilakukan
berupa pemberian bobot pada tiap-tiap komponen MPEM. Pembobotan
MPEM dilakukan oleh 15 responden yang dimana 14 diantaranya merupakan
akademisi yang ahli dalam akuntansi, ekonomi dan/atau perbankan syariah,
yang memiliki pemahaman yang baik tentang maqasid al-shari’ah dan hanya
1 orang responden yang merupakan praktisi perbankan syariah. Pembobotan
berhasil dilakukan, namun untuk menambah keandalannya untuk digunakan
secara praktis di kemudian hari, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dimana
pembobotan dilakukan secara mendalam dan secara berimbang oleh akademisi
dan juga praktisi perbankan syariah.
Setelah pembobotan berhasil dilakukan, dilakukan pengujian atas bobot
tersebut dengan mengukur kinerja maqasid al-shari’ah 18 bank syariah dari 9
negara menggunakan MPEM. Dari hasil pengukuran kinerja maqasid al-
shari’ah 18 bank syariah di 9 negara menggunakan MPEM, dapat diketahui
bahwa kinerja maqasid al-shari’ah bank syariah masih terbilang rendah.
Meskipun demikian, beberapa bank memiliki keunggulannya masing-masing
83
dalam melaksanakan dimensi-dimensi maqasid al-shari’ah. Kinerja dimensi
pemeliharaan agama (D1) dan pemeliharaan akal (D3) diungguli oleh Bank
Mualat Indonesia (BMI) dengan nilai masing-masing sebesar 0,1603 dan
0,0286. Kinerja dimensi pemeliharaan jiwa (D2) dan pemeliharaan harta (D5)
paling baik dilaksanakan oleh Islami Bank Bangladesh (IBB) dengan nilai
masing-masing sebesar 0,0030 dan 0,0696. Dan, dimensi pemeliharaan
keturunan/keluarga/stakeholder (D4) diungguli oleh Meezan Bank (MB)
dengan nilai 0,0421. Secara keseluruhan, kinerja maqasid al-shari’ah paling
baik ditunjukkan oleh BMI dengan perolehan nilai 0,2510 dan kinerja paling
buruk ditunjukkan oleh Alinma Bank (AB) dengan nilai 0,0974. Sementara
secara peringkat negara, Indonesia mewakili negara yang paling baik kinerja
maqasid al-shari’ah-nya.
Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa masih banyak informasi-
informasi yang berkaitan dengan maqasid al-shari’ah yang belum diungkap
oleh banyak bank-bank syariah. Informasi tersebut seperti jumlah deposit yang
diberikan pemerintah, biaya CSR dan investasi yang disalurkan pada umat
muslim. Hal ini diperkirakan terjadi karena belum adanya aturan atau standar
pengungkapan laporan keuangan perbankan syariah yang diterapkan secara
internasional.
84
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Sedikitnya jumlah responden dan kurangnya responden yang merupakan
praktisi perbankan syariah yang membantu pembobotan.
2. Kurang mendalamnya proses pembobotan yang dilakukan sehingga bobot
yang didapat masih kurang bisa diandalkan untuk digunakan secara praktis.
3. Terbatasnya jumlah objek penelitian yaitu hanya masing-masing 2 bank dari
9 negara dengan periode 4 tahun sejak 2013 hingga 2016.
C. Saran
Setelah mendapatkan kesimpulan dan dengan mempertimbangkan
keterbatasan-keterbatasan penelitian ini, maka saran-saran yang dapat
disampaikan peneliti adalah:
1. Perlu dilakukan pembobotan MPEM yang lebih mendalam dengan cara
memperbaiki pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner dan menambah atau
mengganti metode pengumpulan data dari kuesioner menjadi wawancara
langsung secara mendalam dengan responden yang berimbang antara
akademisi dan praktisi perbankan syariah seperti anggota Dewan Pengawas
Syariah (DPS) dan pimpinan bank syariah yang kiranya lebih memahami
seluk beluk perbankan syariah dan pencapaian maqasid al-shari’ah dalam
bisnisnya.
2. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel
dan memperpanjang periode pengamatan. Peneliti selanjutnya juga
85
diharapkan dapat memperbanyak jumlah negara yang diteliti karena
sesungguhnya bank syariah telah menyebar luas ke berbagai negara di luar
Asia.
3. Perlu adanya peningkatan kinerja maqasid al-shari’ah secara keseluruhan
bagi semua bank syariah di 9 negara yang diteliti, utamanya bagi bank
syariah yang beroperasio di Bahrain.
4. Perlu adanya peraturan atau standar yang mengatur penyeragaman
pengungkapan dan penyajian laporan-laporan bank syariah seperti laporan
keuangan, CSR, dan laporan manajemen agar data yang tersedia antar bank
dan antar negara seragam.
86
DAFTAR PUSTAKA
Adzhani, R., & Rini. (2017, April). Komparasi Kinerja Perbankan Syariah di Asia
Dengan Pendekatan Maqasid Syariah. Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Islam, 5(1), 5-30. Retrieved Mei 30, 2017, from
http://jurnal.sebi.ac.id/index.php/jaki/article/view/73/62
Afrinaldi. (2013). Analisa Kinerja Perbankan Syariah Indonesia ditinjau dari
Maqasid Syariah : Pendekatan Syariah Maqasid Index (SMI) dan
Profitabilitas Bank Syariah. Universitas Trisakti.
Ahmed, S., Rahman, M., Ahmed, S., & Wali, G. (2014). Pricing Linkage Between
Islamic Banking and Conventional Banking: The Case of Bangladesh.
International Journal of Finance & Banking Studies, 3(4), 74-87.
Antonio, M. S., Sanrego, Y. D., & Taufiq, M. (2012). An Analysis of Islamic
Banking Performance: Maqashid Index Implementation in Indonesia and
Jordan. Journal of Islamic Finance, 12-19.
Auda, J. (2008). Maqasid Al-Shariah: An Introductory Guide. International
Institute of Islamic Thought.
Chapra, U. (2016). The Future of Economics: An Islamic Perspective. Leicester:
The Islamic Foundations.
Dar, H., Azmi, S., & Shafique, B. (2016). Global Islamic Finance Report. Gerlach
Press.
El-Gamal, M. (2006). Islamic Finance: Law, Economics and Practice. New York:
Cambridge University Press.
Ernst & Young. (2014). World Islamic Banking Competitiveness Report 2013-14.
87
Farida, & Zuliani, N. L. (2015). Pengaruh Pengembangan Dimensi Pengetahuan,
Peningkatan Keterampilan Baru dan Kesadaran Masyarakat terhadap
Kinerja Maqasid. Cakrawala, 10(1), 113-131.
Hameed, S., Wirman, A., Alrazi, B., Nazli, M., & Pramono, S. (2004). Alternative
Disclosure & Performance Measures for Islamic Banks. 2nd International
Conference on Administrative Sciences. Dhahran: King Fahd University of
Petroleum and Minerals. Retrieved April 27, 2016, from
http://faculty.kfupm.edu.sa/coe/sadiq/proceedings/SCAC2004/50.ASC089
.EN.Shahul.Alternative%20Disclosure%20&%20Performance%20_1_.pdf
Hurayra, M. (2015). Achievement of Maqasid al-Shari'ah in Islamic Banking: An
Evaluation of Islami Bank Bangladesh Limited. Global Journal of
Computer Science and Technology: A Hardware and Computation, 15(1),
8-16.
Ibn Ashur, M.-T. (2013). Ibn Ashur Treatise on Maqasid al-Shari'ah. Herndon:
International Institute of Islamic Thought.
Mardiasmo. (2004). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Mohammed, M. O. (2008). The Performance of Islamic Banking: A Maqasid
Approach. International Islamic University Malaysia.
Mohammed, M. O., & Taib, F. M. (2015). Developing Islamic Banking Measures
Based on Maqasid Al-Shariah Framework: Cases of 24 Selected Banks.
Journal of Islamic Monetary Economics and Finance, 55-77.
Mohammed, M. O., Razak, D. A., & Taib, F. M. (2008). The Performance Measures
of Islamic Banking Based on the Maqasid Framework. IInternational
Accounting Conference IV (pp. 1-17). Putrajaya: International Islamic
University Malaysia.
88
Mohammed, M. O., Tarique, K., & Islam, R. (2015). Measuring the Performance
of Islamic Banks Using Maqasid-based Model. Intellectual Discourse, 23,
402.
Mulyadi. (2000). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa .
Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN.
Ramadhani, R., & Mutia, E. (2016). Analisis Perbandingan Kinerja Perbankan
Syariah Di Indonesia dan Malaysia Ditinjau Dari Maqashid Shariah Index.
Simposium Nasional Akuntansi XIX (pp. 1-24). Lampung: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Rivai, V., Veithzal, A., & Idroes, F. (2007). Bank and Financial Institution
Management: Conventional and Sharia System. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sekaran, U. (2003). Research Methods for Business A Skill Building Approach (4
ed., Vol. 2). New York: John Wiley & Sons, Inc.
Sudrajat, A., & Sodiq, A. (2016). Analisis Penilaian Kinerja Bank Syariah
Berdasarkan Indeks Maqasid Shari'ah (Studi Kasus pada 9 Bank Umum
Syariah di Indonesia Tahun 2015). Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam,
4(1), 178-200.
The Banker. (2015). Top Islamic Financial Institution. London: Financial Times
Ltd.
89
LAMPIRAN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian
90
Data Responden
Nama : (boleh tidak diisi)
Pekerjaan : Akademisi / DPS / Pimpinan Bank/ Praktisi (coret yang
tidak perlu)
Bidang Keahlian : Akuntansi Syariah / Perbankan Syariah / Ekonomi Syariah
Institusi :
Pendidikan : S1 / S2 / S3 (coret yang tidak perlu)
Umur : ……… tahun
Lama Bekerja : ……… tahun
Pendahuluan
Pada tahun 2008, Mohammed dkk telah mengembangkan model pengukuran
kinerja Maqasid Syariah yang disebut Performance Measurement based on Maqasid
Syariah (PMMS). Pada model ini, Mohammed dkk mengadopsi konsep maqasid
syariah Abu Zaharah yang memiliki 10 indikator pengukuran kinerja (sebagaimana
ditampilkan dalam tabel berikut). Model ini telah banyak digunakan oleh peneliti
untuk mengukur kinerja maqasid syariah pada bank syariah.
Konsep (Tujuan) Bobot
Nilai
(100%)
Elemen (Unsur) Bobot
Nilai
(100%)
Pendidikan Individu
30 E1. Hibah pendidikan 24
E2. Penelitian 27
E3. Pelatihan 26
E4. Publisitas 23
Total 100
Mewujudkan
keadilan
41 E5. Fair Return 30
E6. Fair Price 32
E7. Produk bank non bunga 38
Total 100
Kepentingan
masyarakat
29 E8. Rasio laba bank 33
E9. Pendapatan personal 30
E10. Rasio investasi pada
sektor riil
37
Total 100 Total 100
Di tahun 2015, mohammed kembali mengembangkan model pengukuran kinerja
maqasid syariah namun dengan konsep yang dicetuskan Imam Ghazali yang disebut
Maqasid based Performance Evaluation Model (MPEM). Model ini memiliki 19
91
indikator kinerja namun, indikator tersebut belum memiliki bobot sehingga belum
dapat diaplikasikan. Karena itu, peneliti mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk
memberikan bobot kepada model ini sesuai dengan relevansi dan prioritasnya
terhadap dimensi-dimensinya.
KUESIONER
A. Pembobotan Maqasid based Performance Evaluation Model (MPEM)
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah bobot untuk masing-masing dimensi yang jika semuanya ditotal
menjadi 100 persen.
2. Berilah ranking untuk setiap indikator kinerja dari masing-masing
dimensinya di kolom prioritas. Ranking ini menunjukkan prioritas atau
seberapa pentingnya indikator ini dalam mengukur pencapaian dimensi.
3. Berilah bobot untuk masing-masing indikator kinerja sesuai dengan
prioritasnya yang jika semuanya ditotal per dimensi menjadi 100 persen.
No Dimensi
Bobot
Rata-
Rata
Elemen Indikator Kinerja Prior
itas
Bobot
Rata-
Rata
1 Pemeliharaan
Agama E1. Kebebasan
Beragama
R1. Investasi mudharabah
& musyarakah/Total
Investasi
R2. Pendapatan bebas
riba/Total Pendapatan
R3. Dukungan
Pemerintah*
Total 100
2 Pemeliharaan
Jiwa
E2.
Pemeliharaan
Harga Diri
Manusia
E3.
Pemeliharaan
Hak Asasi
Manusia
R4. Beban CSR/Total
Beban
R5. Distribusi Zakat/Aset
Bersih
R6. Invest pada
Muslim/Total Investasi*
Total 100
3 Pemeliharaan
Akal R7. Investasi pada Bidang
Teknologi/Total Aset
92
No Dimensi
Bobot
Rata-
Rata
Elemen Indikator Kinerja Prior
itas
Bobot
Rata-
Rata
E4. Propagasi
Pemikiran
Ilmiah
E5.
Pencegahan
Brain Drain
R8. Jumlah Karyawan
Resign/Total Jumlah
Karyawan
R9. CSR untuk Pendidikan
dan Waqaf/Total Beban
CSR*
Total 100
4 Pemeliharaan
Keturunan
E6. Perawatan
Keluarga
(Stakeholder)
R10. Harga Pasar
Saham/Harga Buku Saham
R11. Beban
Penelitian/Total Beban
R12. Beban Pelatihan &
Pengembangan/Total
Beban
R13. Laba Bersih/Total
Aset
R14. Credit Risk
R15. Pajak Dibayar/Laba
Sebelum Pajak
R16. Tingkat Kepuasan
Pelanggan*
Total 100
5 Pemeliharaan
Harta
E7.
Kesejahteraan
Masyarakat
E8.
Pengurangan
Kesenjangan
R17. Investasi di Sektor
Riil/Total Investasi
R18. Investasi pada
UKM/Total Investasi
R19. Investasi di Bidang
Agrikultur/ Total Investasi
Total 100 Total 100
93
B. Saran, Masukan atau Tambahan Indikator Kinerja untuk MPEM
(opsional)
Petunjuk Pengisian:
Berikan tambahan indikator kinerja yang menurut Bapak/Ibu dapat
merepresentasikan elemen-elemen dalam MPEM ini dengan lebih baik (jika ada).
No Dimensi Elemen Indikator Kinerja
1 Pemeliharaan
Agama
E1.
Kebebasan
Beragama
R1. Investasi mudharabah &
musyarakah/Total Investasi
R2. Pendapatan bebas riba/Total
Pendapatan
R3. Dukungan Pemerintah*
2 Pemeliharaan
Jiwa
E2.
Pemeliharaan
Harga Diri
Manusia
E3.
Pemeliharaan
Hak Asasi
Manusia
R4. Beban CSR/Total Beban
R5. Distribusi Zakat/Aset Bersih
R6. Invest pada Muslim/Total Investasi*
3 Pemeliharaan
Akal
E4. Propagasi
Pemikiran
Ilmiah
E5.
Pencegahan
Brain Drain
R7. Investasi pada Bidang
Teknologi/Total Aset
R8. Jumlah Karyawan Resign/Total
Jumlah Karyawan
R9. CSR untuk Pendidikan dan
Waqaf/Total Beban CSR*
94
No Dimensi Elemen Indikator Kinerja
4 Pemeliharaan
Keturunan
E6.
Perawatan
Keluarga
(Stakeholder)
R10. Harga Pasar Saham/Harga Buku
Saham
R11. Beban Penelitian/Total Beban
R12. Beban Pelatihan &
Pengembangan/Total Beban
R13. Laba Bersih/Total Aset
R14. Credit Risk
R15. Pajak Dibayar/Laba Sebelum Pajak
R16. Tingkat Kepuasan Pelanggan*
5
Pemeliharaan
Harta
E7.
Kesejahteraan
Masyarakat
E8.
Pengurangan
Kesenjangan
R17. Investasi di Sektor Riil/Total
Investasi
R18. Investasi pada UKM/Total Investasi
R19. Investasi di Bidang Agrikultur/
Total Investasi
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu yang telah membantu penelitian saya.
Semoga Allah senantiasa memberkahi segala aktifitas kita.
Amin...
95
Lampiran 2: Jawaban Responden – Bobot Dimensi
Dimensi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata2
D1.
Memelihara
agama
0,30 0,30 0,30 0,20 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,25 0,29
D2.
Memelihara
jiwa
0,15 0,30 0,20 0,20 0,25 0,30 0,20 0,30 0,20 0,25 0,20 0,30 0,20 0,30 0,25 0,24
D3.
Memelihara
akal
0,25 0,15 0,20 0,20 0,15 0,15 0,20 0,20 0,20 0,25 0,20 0,20 0,20 0,20 0,25 0,2
D4.
Memelihara
keturunan
0,10 0,15 0,15 0,20 0,15 0,15 0,20 0,10 0,15 0,10 0,15 0,10 0,10 0,10 0,15 0,14
D5.
Memelihara
harta
0,20 0,10 0,15 0,20 0,15 0,10 0,10 0,10 0,15 0,10 0,15 0,10 0,20 0,10 0,10 0,13
Total 1
96
Lampiran 3: Jawaban Responden – Bobot Rasio
Rasio Kinerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata2
R1. Pembiayaan
Mudharabah &
Musyarakah/Total
Pembiayaan 0,2 0,4 0,3 0,3 0,3 0,3 0,1 0,5 0,3 0,5 0,5 0,4 0,4 0,3 0,2 0,32
R2. Pendapatan
bebas riba/Total
Pendapatan 0,8 0,4 0,5 0,4 0,4 0,3 0,4 0,3 0,5 0,3 0,4 0,4 0,4 0,6 0,3 0,42
R3. Deposit
Pemerintah/Total
Deposit 0,1 0,3 0,2 0,3 0,4 0,4 0,5 0,2 0,2 0,2 0,1 0,2 0,2 0,1 0,5 0,26
Total 1
R4. Biaya CSR/Total
Beban 0,10 0,35 0,25 0,30 0,25 0,20 0,20 0,60 0,30 0,20 0,35 0,30 0,20 0,10 0,30 0,27
R5. Distribusi
Zakat/Aset Bersih 0,15 0,35 0,35 0,20 0,40 0,60 0,40 0,30 0,40 0,35 0,50 0,25 0,50 0,50 0,20 0,36
R6. Investasi pada
Muslim/Total
Investasi 0,75 0,30 0,40 0,50 0,35 0,20 0,40 0,10 0,30 0,45 0,15 0,45 0,30 0,40 0,50 0,37
Total 1
R7. Investasi pada
Bidang
Teknologi/Total Aset 0,35 0,35 0,25 0,40 0,45 0,40 0,20 0,50 0,40 0,35 0,45 0,40 0,30 0,30 0,35 0,36
R8. Jumlah
Karyawan 0,45 0,35 0,40 0,20 0,35 0,30 0,30 0,30 0,20 0,35 0,30 0,35 0,20 0,40 0,45 0,33
97
Rasio Kinerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata2
Resign/Total Jumlah
Karyawan
R9. CSR untuk
Pendidikan dan
Waqaf/Total Beban
CSR 0,20 0,30 0,35 0,40 0,20 0,30 0,50 0,20 0,40 0,30 0,25 0,25 0,50 0,30 0,20 0,31
Total 1
R10. Harga Pasar
Saham/Harga Buku
Saham 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,15 0,30 0,10 0,12 0,10 0,10 0,10 0,20 0,10 0,12
R11. Beban
Penelitian/Total
Beban 0,20 0,10 0,18 0,20 0,10 0,20 0,15 0,20 0,20 0,08 0,20 0,25 0,15 0,15 0,15 0,17
R12. Beban
Pelatihan &
Pengembangan/Total
Beban 0,20 0,10 0,20 0,20 0,20 0,10 0,15 0,10 0,20 0,25 0,20 0,25 0,15 0,15 0,20 0,18
R13. Laba
Bersih/Total Aset 0,20 0,10 0,15 0,10 0,20 0,20 0,15 0,10 0,10 0,10 0,20 0,10 0,10 0,20 0,20 0,15
R14. Non-Performing
Financing/Total
Pembiayaan 0,10 0,10 0,12 0,10 0,10 0,20 0,15 0,10 0,10 0,15 0,10 0,10 0,15 0,05 0,15 0,12
R15. Pajak
Dibayar/Laba
Sebelum Pajak 0,10 0,20 0,05 0,10 0,10 0,10 0,15 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,15 0,15 0,10 0,11
98
Rasio Kinerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Rata2
R16. Tingkat
Kepuasan Pelanggan 0,10 0,30 0,20 0,20 0,20 0,10 0,10 0,10 0,20 0,20 0,10 0,10 0,20 0,10 0,10 0,15
Total 1
R17. Pembiayaan di
Sektor Riil/Total
Pembiayaan 0,50 0,30 0,40 0,30 0,30 0,20 0,30 0,50 0,40 0,40 0,40 0,30 0,30 0,50 0,40 0,37
R18. Pembiayaan
pada UKM/Total
Pembiayaan 0,30 0,30 0,32 0,40 0,40 0,50 0,50 0,30 0,30 0,30 0,40 0,40 0,40 0,30 0,35 0,36
R19. Pembiayaan di
Segmen Agrikultur/
Total Pembiayaan 0,20 0,40 0,28 0,30 0,30 0,30 0,20 0,20 0,30 0,30 0,20 0,30 0,30 0,20 0,25 0,27
Total 1
Top Related