Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
119
ANALISIS KARAKTER ANTAGONIS UTAMA PADA SINETRON
“CINTA DAN RAHASIA SEASON 1” DI NET.TV
VERSI VLADIMIR PROPP
Inmas Jakfar Abdillah
Siti Maemunah
Raden Roro Ari Prasetyowati
Jurusan Film & Televisi, Fakultas Seni Media Rekam, Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Jl. Parangtritis km. 6.5 Yogyakarta Telp. (0274) 381047
ABSTRAK
Sinetron “Cinta dan Rahasia” memiliki kelogisan fungsi karakter antagonis. Tindakan
yang dilakukan terhadap protagonis tidak hanya dominan bentuk tindakan negatif namun
tindakan positif juga dilakukan. Peran antagonis saat menghambat protagonis tidak dilihat
dari kedudukan moral atau sifatnya, namun hubungan kedua karakter menimbulkan konflik.
Skripsi karya tulis berjudul Analisis Karakter Antagonis Utama Pada Sinetron “Cinta
dan Rahasia Season 1” di NET. Versi Vladimir Propp ini, tujuan penelitiannya adalah
menemukan fungsi karakter antagonis utama terhadap karakter protagonis versi Vladimir
Propp, dan mengetahui tindakan karakter antagonis utama melakukan tindakan positif serta
negatif terhadap karakter protagonis.
Metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan didukung dengan metode
kuantitatif merupakan metode yang digunakan. Menentukan karakter antagonis utama yang
akan dibedah dengan mendeskripsikan fungsi karakter antagonis dengan menggunakan teori
Vladimir Propp, kemudian dilakukan analisis. Untuk mengetahui tindakan karakter
antagonis terhadap protagonis yang masih bersifat positif atau negatif, menggunakan metode
kuantitatif untuk menguji teknik mengumpulan data yang disajikan dengan menggunakan
tabel. Pengecekan validitas dari data kuantitatif dengan dilakukan memahami permasalahan,
proses terahkir adalah membuat kesimpulan.
Berdasarkan hasil kajian dapat disimpulkan bahwa ditemukan 13 fungsi karakter
antagonis terhadap protagonis yaitu Kekerasan (δ), Pengintaian (E), Pengiriman (Ϛ), Tipu
daya (η), Keterlibatan (Θ), Kejahatan/ Kekuranagan (A), Mediasi (B), Tindakan balasan
(C), Perjuangan (H), Kemenangan (I), Pengejaran (Pr), Pemaparan (Ex), Hukuman (U).
Tindakan tersebut mempunyai alasan dan tujuan yang mendorong untuk berbuat. Pembuatan
tokoh antagonis utama pada Gita dibuat sesuai logika dalam keadaan yang terjadi dalam
cerita “Cinta dan Rahasia season 1”. Bukti kelogisan karakter antagonis utama dapat
ditemukan bahwa tindakan yang dilakukan mengandung nilai negatif dan juga positif.
Tindakan negatif lebih banyak dilakukan namun tindakan positif juga hampir sama
banyaknya. Tindakan negatif sebesar 58% dan tindakan positif sebesar 37%. Tindakan
positif sangat signifikan menunjukan bahwa karakter antagonis tidak selamanya hanya
menunjukan sisi negatifnya, namun seperti halnya karakter manusia yang memiliki sisi
positif juga perlu ditunjukan.
kata kunci : karakter, fungsi, tindakan
Pendahuluan
Antagonis sering dikaitkan dengan
tokoh penjahat dalam pengertian yang
sebenarnya, misalnya pembunuh,
perampok dan pencuri, sebagaimana yang
ditunjukan antara lain pada film Rio
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
120
(2011), The Adventures of Tin Tin
(2011), dan Anthony Zimmer (2005).
Tokoh polisi, ibu, guru atau bahkan anak
kecil juga dapat dijadikan sebagai
antagonis. Antagonis tidak selalu harus
berupa tokoh dengan sosok kekar penuh
tato dengan ekspresi wajah yang sangar.
Antagonis dapat berupa gadis cantik atau
pemuda tampan, orang tua yang rapuh,
atau tokoh penuh sopan santun dengan
espresi wajah yang lugu.
Fenomena karakter antagonis pada
sinetron di Indonesia menjadi daya tarik
tersendiri dalam cerita. Banyak persepsi
bahwa antagonis pasti berperan yang
mewakili hal-hal yang bersifat negatif,
penganggu, jahat, melakukan tindakan
tidak baik. Karakter protagonist selalu
berperan mewakili tindakan hanya
diperlihatkan sisi positif saja. Pada
pembuatan karakter antagonis dan
protagonis terlihat hanya dibuat dari sifat
moral karakter tersebut tanpa
mempertimbangkan hubungan antar
tokoh dalam peristiwa sebenarnya.
Karakter antagonis yang selalu
menunjukan sikap negatif agar cerita
tersebut menarik dan dapat
mengahadirkan pergolakan konflik setiap
tokoh.
Pada objek yang akan diteliti
adalah sinetron “Cinta dan Rahasia
season 1” di NET. pada karakter
antagonis berbeda, dari karakter antagonis
sinetron-sinetron lain saat menghalangi
protagonis hanya bertindak negatif saja.
Objek ini menarik untuk diteliti karena
kelogisan fungsi karakter antagonis
melakukan tindakan terhadap protagonis
tidak hanya dominan bentuk tindakan
negatif namun tindakan positif juga
dilakukan. Peran antagonis di sinetron
“Cinta dan Rahasia” saat menghambat
protagonis tidak dilihat dari kedudukan
moral atau sifatnya namun hubungan
kedua karakter menimbulkan konflik.
Hubungan antara protagonis dan
antagonis memunculkan bentuk tindakan
yang bermacam-macam khususnya pada
karakter antagonis.
Penelitian tugas akhir ini lebih
menganalisis fungsi karakter antagonis
utama dalam sinetron. Fokus ini dipilih
karena pembuktian teori fungsi karakter
dalam narasi Vladimir Propp dan
memberikan refrensi bagi penelitian lain
sebagai acuan pengembangan penelitian
selanjutnya. Bentuk tindakan apa saja
yang dilakukan antagonis utama.
Nantinya akan diketahui tindakan
karakter antagonis dalam menghambat
protagonis apakah masih banyak
melakukan tindakan positif atau negatif.
Objek peneliti ini layak diteliti
karena sinetron “Cinta dan Rahasia”
tayang di NET. adalah salah satu stasiun
menayangkan progam-progam
berkualitas. Maraknya sejumlah stasiun
televisi dalam perlombaan penayangan
sinetron, PH memproduksi sinetron saat
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
121
ini diciptakan iklim kompetisi cepat saji.
Tanpa riset audiens dan kajian budaya
sinetron diproduksi dengan logika yang
sangat pendek. Berbeda pada tayangan
sinetron dibuat oleh NET. sebuah
tayangan tampil berbeda dari segi
pembuatan cerita dengan hubungan antar
karakter-karakter yang dipikirkan sesuai
dengan logika pada story.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan wawasan bagi mahasiswa,
mengenai bentuk fungsi dan tindakan
yang dilakukan oleh karakter antagonis
utama saat menghambat protagonis pada
sinetron. Manfaat lain memberikan
perkembangan ilmu pengetahuan berupa
konsep dan teori, khususnya pada analis
fungsi karakter di sinetron “Cinta dan
Rahasia”. Hasil penelitian yang
ditemukan dapat menjadi pembuktian
teori yang sudah ada, bahkan dapat
menjadi temuan baru apabila hasil
penelitian membuktikan, bahwa teori
yang digunakan belum tentu benar. Selain
itu penelitian ini diharapkan mampu
menjadi pertimbangan perencanaan bagi
dan perbaikan bagi penulis naskah dalam
membuat karakter antagonis. Perbaikan
tersebut bisa dilihat dari kelogisan
tindakan yang dilakukan terhadap
hubungan tokoh lain. Memberikan
referensi bagi penelitian lain sebagai
acuan pengembangan penelitian
selanjutnya, pada objek penelitian dalam
ruang lingkup yang lebih luas. Jumlah
objek penelitian tidak hanya satu stasiun
televisi tapi seluruh stasiun televisi di
Indonesia.
Proses penelitian ini ialah dengan
menentukan karakter antagonis utama,
yang nantinya akan dibedah dengan
mendeskripsikan fungsi karakter
antagonis dengan menggunakan teori
Vladimir Propp. Penelitian ini
menggunakan sampel sebanyak 18
epsiode, yaitu ciri episode yang dipilih
sesuai yang sudah ditentukan yaitu
hubungan karakter antagonis utama
terhadap karakter protagonis. Selanjutnya
dilakukan proses kualitatif dengan
menganalisis setiap fungsi karakter
antagonis utama terhadap protagonis.
Kemudian untuk mengetahui tindakan
karakter antagonis terhadap protagonis
yang masih bersifat positif atau negatif,
menggunakan metode kuantitatif
berfungsi menguji teknik mengumpulan
data yang disajikan dengan menggunakan
tabel berisi tindakan-tindakan karakter
antagonis utama. Setelah mengetahui
jumlah tindakan yang ditemukan,
melakukan perhitungan untuk
menemukan persentase yang dilakukan
antara tindakan positif dan negatif. Dapat
diketahui jawaban yang akurat untuk
memperkuat dan mengecek validitas dari
data kuantitatif maka dilakukan
memahami permasalahan tersebut.
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
122
Pembahasan
A. Analisis fungsi karakter
antagonis utama pada sinetron “Cinta
dan Rahasia season 1” di Net. TV Versi
Vladimir Propp
Dari hasil penelitian pada sinetron
“Cinta dan Rahasia season 1” telah
ditemukan sebanyak 13 fungsi yang
dilakukan oleh antagonis utama (Gita)
terhadap protagonis (Rizky dan Nadine)
dengan mempertimbangkan sampel
sebanyak 18 epsiode. Tidak semua
episode dalam cerita memiliki 13 Fungsi
tersebut, maka sampel yang temukan
disesuaikan dengan kriteria yang sudah
ditentukan. Berikut fungsi 13 Fungsi yang
ditemukan dalam 18 sampel. Menurut
Propp, sebuah cerita biasanya dimulai
sebuah awal yaitu ketika seorang keluarga
diperkenalkan. Walaupun situasi ini
bukan merupakan suatu fungsi, namun
situasi ini merupakan unsur morfologi
yang terpenting (Eriyanto 2013, 66)
situasi awal diikuti dengan fungsi-fungsi,
antara lain sebagai berikut.
Fungsi situasi Awal dengan simbol
“A” adalah pengawalan sebuah cerita
yang menceritakan awal mula
persahabatan antara Rizky, Nadine, dan
Gita sudah terjalin waktu kecil. Definisi
fungsi situasi awal menurut Propp adalah
Anggota keluarga atau sosok pahlawan
diperkenalkan. Pahlawan sering kali
digambarkan sebagai orang biasa.
(Eriyanto 2013, 66). Fungsi ini juga tidak
menunjukan bermacam-macam kejadian
pada para tokoh namun hanya
menunjukan situasi awal yang tidak
terjadi apa-apa.
1. Fungsi Kekerasan (δ)
Fungsi Kekerasan adalah Pahlawan
melanggar larangan. Ini umumnya
menjadi pintu masuk hadirnya penjahat ke
dalam cerita, meskipun tidak selalu
menghadapi pahlawan (Eriyanto 2013,
67).
Tabel 1. Fungsi Kekerasan Gita meyalahkan Nadine episode 56
Screen Shot
4:56
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
Δ Kekerasan Gita mengetahui Nadine tidak jujur dengan perasaan cintanya
pada Rizky. Gita menyalahkan Nadine karena membuat kecewa
dirinya dan membuat sakit hati banyak orang.
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
123
Tindakan menyalahkan yang
dilakukan Gita adalah bentuk marah dan
kecewa terhadap Nadine. Apabila
seseorang mengalami marah (emosi),
maka kemarahan tersebut tidak segera
hilang begitu saja, tetapi masih terus
berlangsung dalam jiwa diri orang
bersangkutan (Walgito 2005, 223). Gita
menyalahkan Nadine, kesalahan tersebut
membuat orang sekitar mereka menjadi
patah hati. Episode 56 juga menjadi
bentuk perubahan sikap negatif Gita
terhadap Nadine dan Rizky sampai
dengan episode ke 59.
2. Fungsi Pengintaian (simbol
“δ”)
Pengintaian menurut Propp adalah
Penjahat membuat sebuah upaya
pengintaian. Penjahat kerap kali
menyamar, sebagai cara mencari
informasi yang berharga (Eriyanto 2013,
67). Fungsi pengintaian yang dilakukan
oleh Gita muncul dalam 4 episode yaitu di
episode 13, 28, 30 dan 50, Episode 30.
Tabel 2. Fungsi Pengintaian Gita melihat kedekatan Nadine dan Rizky episode 30
Screen Shot
20:43
Simbol Fungsi Deskripsi Fungsi
E Pengintaian Gita melihat kedekatan Nadine dan Rizky, hatinya sangat sakit.
Upaya pengintaian lain yaitu pada
episode 30. Tindakan pengintaian
dilakukan, setelah Gita mengetahui
bahwa Rizky mencintai Nadine pada
episode24. Episode 25 adalah awal
perubahan sikap Gita terhadap Rizky dan
Nadine, seperti dalam fungsi pengintaian.
Gambar 1 Screen Shot 20:32 Gambar 2 Screen Shot 20:43
“Cinta dan Rahasia season 1” eps. 30
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
124
Gita melihat kedekatan Rizky dan
Nadine terlihat ekspresi sedih dan
memendam kesedihan. Episode 30 Gita
mulai lebih peka melihat kedekatan Rizky
dan Nadine, kemudian berdampak pada
sakit hati yang dipendam dalam hatinya
menimbulkan perasaan menyakiti diri
sendiri. Karakter protagonis Rizky dan
Nadine posisinya tidak mengetahui
bahwa Gita sedang cemburu, karena dari
awal Gita tidak jujur dengan perasaanya
terhadap Rizky.
Fungsi pengintaian yang
ditemukan juga membuktikan Gita
sebagai karakter antagonis dalam cerita.
Menurut Budiman Akbar dalam bukunya
berjudul “Semua Bisa Menulis Skenario
Panduan teknik menulis skenario untuk
film dan sinetron” mengatakan,
“Penentuan karakter yang
menjadi peran Antagonis tidak
dilihat dari kedudukan moral,
sifat, dan sikapnya, melainkan
dari hubungan kerakter tersebut
dengan karakter protagonis. Pada
sebagian besar cerita ada, karakter
antagonis adalah penyebab
tindakan dan peristiwa yang
terjadi dalam sebuah film” (Akbar
2015, 49).
Gita ada tokoh awal mula
terjadinya sebuah konflik antar tokoh
utama. Gita melakukan perasaan
menyakiti diri sendiri dengan memendam
perasaan pada Rizky dan tidak jujur
mengutarakannya. Hubungan
persahabatan Gita dengan Rizky dan
Nadine mulai berubah mengarah pada
tindakan Gita yang lebih cemburu.
3. Fungsi Tipu Daya (η)
Definisi fungsi Tipu Daya adalah
Penjahat berusaha menipu korbannya.
Penjahat mencoba menipu korban untuk
menguasai korban atau barang-barang
korban. Para penjahat menggunakan
berbagai cara untuk menipu pahlawan
atau korban (Eriyanto 2013, 67).
Fungsi ini merupakan fungsi
paling banyak dilakukan oleh Gita.
Episode yang ditemukan sebesar 7
episode yang terdiri dari 2, 4, 13, 25, 27,
35 dan 51 episode. Fungsi ini dilakukan
Gita sebagian besar adalah membohongi
kepada karakter protagonis yaitu Rizky
dan Nadine.
4. Fungsi Keterlibatan (Θ)
Fungsi Keterlibatan menurut
Propp yaitu Korban tertipu, tanpa disadari
membantu musuhnya. Korban tertipu
oleh penipuan, tanpa disadari membantu
musuh. Tipu daya dari penjahat bekerja
dan pahlawan atau korban masuk dalam
perangkap yang dibuat oleh penjahat.
Dalam banyak cerita ini bisa berupa
memberikan penjahat suatu informasi
yang penting (Eriyanto 2013, 68). Fungsi
Keterlibatan ditemukan sebanyak 6
episode yang terdiri dari 14, 25, 27, 34,
44 dan 57 episode. Rizky sebagai korban
tanpa disadari tertipu dan membantu
penjahat yaitu Gita.
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
125
5. Fungsi Pengejaran (Pr)
Fungsi Pengejaran adalah Penjahat
melakukan pembalasan, pahlawan
dikejar. Penjahat atau pengikut penjahat
tidak terima dengan kekalahan.
Melakukan pengajaran terhadap
pahlawan, merusak nama baik pahlawan
(Eriyanto 2013, 70). Fungsi pengejaran
menurut Propp lebih pada penjahat
mengejar pahlawan, tindakan yang
dilakukan bersifat negatif seperti
pembalasan dan merusak nama baik. Hal
tersebut dapat mewakili gambaran pada
karakter penjahat melakukan perilaku
negatif dengan pahlawan. Perilaku
negatif karena individu menghadapi dua
situasi yang dua-duanya negatif, individu
tersebut harus mengambil salah satu
keadaan untuk dapat menimbulkan
konflik (Walgito 2000, 156).
Berbeda pada karakter antagonis
dalam cerita “Cinta dan Rahasia” terlihat
bahwa Gita memang melakukan
pengejaran terhadap Rizky namun tidak
melakukan perilaku Negatif.
Fungsi pengejaran pada menit
31:50 Gita sampai datang ke rumah
Rizky untuk mengutarakan perasaanya.
Tindakan Gita adalah ingin jujur pada
Rizky. Fungsi pengejaran ini terlihat
pembuatan karakter antagonis melakukan
tindakan tidak selamanya negatif. Situasi
ini berada dalam kedua objek yang
mengandung nilai positif, dari dua objek
tersebut individu harus mengambil salah
satu (Walgito 2000, 155). Alasan Gita
sebelumnya karena mendapatkan saran
dari Dimas apabila rahasia Gita jangan
terus dipendam maka harus jujur. Dari
alasan tersebut karakter Gita memiliki
tindakan positif walapun masuk dalam
fungsi Pengejaran. Jadi penentuan
tindakan oleh antagonis menyesuaikan
hubungan antar karakter protagonis harus
ada alasan terlebih dahulu. Alasan
tersebut nantinya menjadi pilihan untuk
bertindak.
Tabel 3. Fungsi Pengejaran Gita datang ke rumah Rizky Episode 12
Screen Shot
31:50
Pr Pengejaran Gita berusaha menemui Rizky ke rumahnya untuk jujur mengutarakan perasaanya.
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
126
6. Fungsi Pemaparan (Ex)
Fungsi Pemaparan adalah Kedok
terbuka: penjahat dan pahlawan palsu.
Kedok Pahlawan palsu terbuka.
Pahlawan palsu menampilkan dirinya
sebagai sosok yang jahat (Eriyanto 2013,
67). Kedok kebuka Gita baru muncul di
episode 34, dimana pertengahan cerita
memunculkan ciri fungsi pemaparan.
Tujuan dibuatnya fungsi Pemaparan di
pertengahan cerita akan terjadi banyak
konflik. Konflik ini bertujuan untuk
menciptakan pergolakan batin karakter
tokoh atau pergesekan antara karakter
tokoh utama (Akbar 2015, 55).
Drama dibangun atas dasar
keraguan. Emosi dramatik muncul dari
keraguan yang tumbuh dari situasi tanpa
kepastian. Sepanjang Film, dibutuhkan
hambatan dan konflik untuk
mempertahankan keraguan penonton.
Tanpa keraguan, tidak ada drama
(Armanto dan Marinto 2013, 24). Salah
satu konflik yang terjadi yaitu Gita
sebagai penghalang hubungan antara
Nadine dan Rizky yang saling mencintai.
Ketika posisi Gita sudah menjadi
penghalang akan melahirkan keraguan.
Hambatan yang menghalangi perjalanan
kehendak protagonis yaitu Rizky dan
Nadine tidak mencapai tujuan untuk
bersama dalam sebuah hubungan
kekasih. Keraguan yang muncul dari
kedua tokoh Protagonis seperti Rizky
yang menjadi bimbang untuk memilih
antara Nadine atau Gita, Nadine ragu-
ragu untuk menerima cinta Rizky yang
dapat menyakiti hati Gita.
B. Tindakan positif dan negatif
karakter antagonis utama terhadap
karakter protagonis pada sinetron
“Cinta dan Rahasia season 1” di NET.
TV.
Bentuk dalam tindakan pada tokoh
Gita dari 18 sampel, ditemukanlah 19
tindakan utama. Tindakan-tindakan ini
mempunyai nilai positif dan negatif.
Nilai positif mempunyai segi
menguntungkan dan nilai negatif
mempunyai unsur-unsur segi merugikan.
Di dalam master tabel terdiri dalam 19
Tindakan yaitu Berbohong, Memaafkan,
Jujur, Membiarkan, Marah, Menaruh
barang secara diam-diam, Gelisah, Acuh
tak acuh, Berterima kasih, Menyamarkan,
Pura-pura, Keras Kepala, Menolak,
Menahan Kesedihan, Mengintai,
Mendoakan, Senang, Menyalahkan, dan
Egois.
Setiap Kategori memiliki fungsi
masing-masing yang kemudian
dikelompokkan dari beberapa sub yang
sudah dicantumkan dalam tabel nilai
positif dan negatif. Tindakan berbohong
tidak selamanya memiliki nilai negatif
yang merugikan. Nilai positif juga dapat
dilakukan dalam tindakan berbohong,
namun memiliki alasan dan motivasi
untuk melakukan tindakan tersebut.
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
127
Alasan seorang karakter untuk bertindak
sebagaimana yang ia lakukan dinamakan
motivasi (Stanton 2012, 33).
Tindakan yang dilakukan Gita
terhadap Rizky dan Nadine sebagian
besar adalah tindakan Negatif sebesar
60%. Presentase antara tindakan negatif
dan positif tidak terlalu jauh yaitu sebesar
40%. Berikut ini contoh bentuk tindakan
yang dilakukan seperti tindakan
Berbohong.
Tindakan Berbohong dengan nilai
positif sebesar 0,07%. Tindakan ini Gita
melakukan adegan untuk berbuat, dilihat
dari hasrat dan maksud mendorong untuk
berbuat dalam situasi atau keadaan.
Bohong adalah tidak sesuai dengan hal
yang sebenarnya (KBBI 2005, 160).
Seperti dalam epsiode 34 pada
menit ke 11:35, Gita dalam situasi merasa
kasihan kepada Rizky melihat sahabatnya
sedang berusaha keras medapatkan hati
Nadine, namun rencana bisa gagal
apabila Gita memberitahu sebenarnya.
Maka agar Rizky tidak kecewa, yang
dilakukan Gita adalah berbohong demi
kebaikan Rizky.
Gambar 3 Diagram lingkaran Tindakan
Antagonis Utama
Gambar 4 Screen Shot eps. 34 Gita
membohongi Rizky
Tindakan Berbohong dengan nilai
negatif sebesar 0,13%. Bentuk negatif
yang dilakukan di episode 4, 13, 27 dan
51. Kebohongan yang memiliki nilai
negatif seperti dalam episode 27 dan 51
Tindakan Gita membohongi pada
tokoh utama selanjutnya pada episode 27.
Tindakan ini dilakukan karena Gita tidak
ingin melihat kedekatan antara Nadine
dan Rizky. Screen Shot 1 yaitu Nadine
mengajak Rizky dan Gita untuk bertemu.
Cara untuk menghindar dengan
berbohong terlihat pada Screen Shot 2,
Gita berbohong dengan Rizky dan
Nadine bahwa dia sedang ada pekerjaan
mendadak.
Gambar 5 Screen Shot 1 Episode 27, 33:09
Gambar 6 Screen Shot 2 Episode 27, 33:14
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
128
Dengan data yang didapat, bahwa
tindakan negatif dan positif dilakukan
Gita sesuai dengan logika cerita. Tokoh
Antagonis utama dalam sinetron “Cinta
dan Rahasia seoason 1” Menempatkan
pilihan dorongan untuk bertindak
terhadap protagonis dengan
mempertimbangan kondisi, alasan dan
tujuan yang akan dilakukan. Tindakan
yang paling banyak dilakukan oleh
karakter antagonis utama yaitu Gita lebih
banyak melakukan nilai negatif.
Tindakan nilai positif juga dilakukan
bahkan jumlah banyaknya tidak terlalu
jauh dari nilai negatif.
Tindakan positif yang dilakukan
Gita adalah pembuktian kelogisan dalam
bertindak kepada tokoh protagonis.
Seperti tindakan berbohong yang
dilakukan Gita, berbohong agar
rahasianya tidak terbongkar oleh Rizy
dan Nadine. Karena rahasia ini apabila
terbongkar akan mengakibatkan
hubungan persahabatan mereka rusak.
Pilihan tindakan Gita, untuk tidak
memperparah keadaan hubungan
persahabatan mereka adalah dengan
berbohong. Setelah mengetahui dari
alasan dan tujuan Gita dalam bertindak,
dapat memungkinkan melakukan
tindakan nilai positif. Walaupun posisi
Gita sebagai karakter antagonis namun
sisi positif tetap dilakukan, sesuai dengan
kenaturalan fungsi sebuah karakter dalam
narasi. Maksud dari kenaturalan fungsi
adalah tindakan Gita sebagai karakter
antagonis, tidak dibuat dengan melebih-
lebihkan sikap terhadap protagonis, agar
menciptakan ketegangan dan konflik.
Apabila sikap tersebut dibuat dilebih-
lebihkan, dapat memunculkan tindakan
seperti merusak hubungan Rizky dan
Nadine atau menganiaya karaker
protagonis. Sikap dengan nilai positif
juga dapat dilakukan seperti Gita lebih
baik memendam rasa sakitnya agar tidak
diketahui oleh karakter protagonis. Sikap
ini juga mengahasilkan sebuah konflik
dan drama yang menarik.
Tindakan karakter Gita banyak
melakukan tindakan negatif, namun
tindakan positif juga sangat signifikan
sebesar 37%. Jumlah ini dapat
menunjukan bahwa karakter antagonis
tidak selamanya menunjukan sisi
negatifnya saja, layaknya sebagai
manusia dalam suatu kehidupan dalam
cerita, memiliki sisi yang positif. Hal ini
dapat membuktikan bagaimana kelogisan
cerita dapat dilihat dari hubungan dan
tindakan yang dilakukan oleh karakter-
karakter.
Kesimpulan
Hasil penelitian mengacu pada
fokus permasalahan yang ada, dengan
melihat pada pendekatan teori dan
implementasinya pada ojek penelitian.
Disimpulkan bahwa fungsi karakter
antagonis utama yaitu Gita ditemukan
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
129
sebanyak 13 Fungsi tindakan menurut
teori Vladimir Propp, pada sinetron
“Cinta dan Rahasia season 1”. Adapun
penjelasannya sebagai berikut :
1. Kekerasan (δ) = Gita
menyalahkan dan marah saat
mengetahui bahwa Nadine Juga
menyukai Rizky
2. Pengintaian (E) =
Gita membuat sebuah upaya
pengintaian terhadap Rizky dan Nadine
untuk mendapatkan informasi
kedekatan mereka.
3. Pengiriman (Ϛ) =
Gita selalu mendapatkan informasi
yang membuat dirinya menjadi sedih
dan kecewa terhadap Rizky dan
Nadine.
4. Tipu daya (η) = Gita
membohongi Rizky dan Nadine
tentang rahasianya agar hubungan
persahabatanya tetap terjaga.
5. Keterlibatan (Θ) =
Gita berhasil menipu Nadine dan
Rizky. Tanpa sadar mereka masuk
kedalam perangkap Gita.
6. Kejahatan/ Kekuranagan
(A) = Perasaan marah Gita
membuat dirinya bertindak
menyalahkan dan mendoakan
kejelakan kepada Rizky.
7. Mediasi (B) =
Gita menolak permintaan maaf Rizky
karena kesalahanya sangat besar.
8. Tindakan balasan (C) =
Gita memaafkan kesalahan Rizky,
apabila Rizky dapat berusaha
meluluhkan hatinya.
9. Perjuangan (H) =
Ketika Gita dan Rizky dengan keadaan
sama-sama emosi mereka hanya beradu
mulut.
10. Kemenangan (I) =
Gita lebih memilih menghindar dari
Rizky dan Nadine.
11. Pengejaran (Pr) = Gita
berencana jujur untuk mengutarakan
perasaanya sampai mendatangi rumah
Rizky.
12. Pemaparan (Ex) =
Rahasia Gita terbongkar, diketahui oleh
Rizky dan Nadine. Gita berusaha
menutupi rahasianya dengan
berbohong.
13. Hukuman (U) =
Gita merubah sikap menjadi negatif
terhadap dan Rizky dan Nadine.
Fungsi karakter antagonis utama
melakukan sebuah tindakan melalui
hubungan karakter tersebut dengan tokoh
protagonis. Tindakan tersebut
mempunyai alasan dan tujuan yang
mendorong untuk berbuat. Fungsi ini
dapat menjadi salah satu penentuan
kualitas pembuatan karakter tokoh utama
dalam narasi. Pembuatan tokoh antagonis
utama pada Gita dibuat sesuai logika
dalam keadaan yang terjadi di cerita
“Cinta dan Rahasia season 1”.
Inmas JakfarAbdillah, Siti Maemunah, Raden Roro Ari Prasetyowati,
Analisis Karakter Antagonis Pada Sinetron “Cinta Dan Rahasia Season 1” di NET.TV Versi Vladimir Propp
130
Bukti kelogisan karakter antagonis
utama dan untuk menyimpulkan rumusan
masalah kedua, dapat ditemukan bahwa
tindakan dilakukan mengandung nilai
negatif dan juga positif. Tindakan
negatif lebih banyak dilakukan namun
tindakan positif juga hampir sama
banyaknya. Tindakan negatif sebesar
58% dan tindakan positif sebesar 37%.
Tindakan positif sangat signifikan
menunjukan bahwa karakter antagonis
tidak selamanya hanya menunjukan sisi
negatifnya, namun seperti halnya
karakter manusia yang memiliki sisi
positif juga perlu ditunjukan.
Dalam kaitan dengan cerita yang
sedang diteliti, maksud dari tindakan
negatif memiliki ciri merugikan. Gita
melakukan tindakan negatif terhadap
tokoh utama yatu Rizky dan Nadine.
Tindakan ini mengakibatkan keadaan
semakin kacau. Gita melakukan tindakan
positif memiliki nilai menguntungkan,
dengan tujuan memperbaiki keadaan
menjadi baik karena sebelumnya sedang
kacau. Hal ini juga membuktikan bahwa
karakter antagonis tidak selamanya harus
melakukan tindakan negatif saja, namun
dilihat dari hubungan yang sedang
dilakukan dengan tokoh lain. Pilihan
tindakan yang dilakukan menyesuaikan
kelogisan jalan cerita dari alasan dan
tujuan.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Budiman. Semua Bisa Menulis
Skenario Panduan teknik menulis
skenario untuk film dan sinetron.
Jakarta: Erlangga, 2015
Boggs, M. Joseph, terj. The Art of
Watching Film. Jakarta:Yayasan
Citra, 2005
Eriyanto. ANALISIS NARATIF: Dasar-
dasar dan Penerapannya dalam
Analisis Teks Berita Media.
Jarata: Prenadamedia GROUP,
2013
Fachruddin, Andi. Cara Kreatif
Memproduksi Progam Televisi.
Yogyakarta : Kencana, 2015
Lutters, Elizabet. Kunci Sukses Menulis
Skenario, Jakarta: Grasindo,
2010.
Morisan, M.A. Jurnalistik Televisi
Mutakhir. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2008.
Paramita, Suryana, dan RB Armanto.
SKENARIO Teknik Penulisan
Struktur Cerita Film. Jakarta:
Fakultas Film dan Televisi –
Institut Kesenian Jakarta, 2013
Saptaria, Rikrik El. Panduan Praktis
Akting Untuk Film & Teatater
ACTING Handbook. Bandung:
Rekayasa Sains Bandung, 2016
Setiawan, Nugraha. Penentuan Ukuran
Sampel Memakai Rumus Slovin
dan Tabel Krejcie-Morgan:
Telaah Konsep dan Aplikasinya.
Bandung: Universitas Padjajaran,
2007
Stanton, Robert, terj. An Introduction to
Fiction. New York: Holt
Rinehart and Winston, 1965
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan
Pendekatan Kuantitatif,
Sense Vol 1 | No 2 | November 2018
131
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta, 2014
Sutisno. Pedoman Praktis Penulisan
Skenario Televisi dan Video.
Yogyakarta: Diva Press, 2005.
Suwason, A.A. PENGANTAR FILM.
Yogyakarta: ISI Yogyakarta,
2014
Tim Penyusunan Kamus Pusat Bahsa.
KAMUS UMUM BAHASA
INDONESIA. Jakarta: PT. Balai
Pustaka, 2005
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi
Umum.Yogyakarta: ANDI, 2001
Walgito, Bimo. Pengantar Psikologi
Umum.Yogyakarta: ANDI, 2005
Wibowo. Semiotika Komunikasi Aplikasi
Praktis Bagi Penelitian dan
Skripsi Komunikasi. Jakarta:
Mitra Wacana Media, 2011
Media Online:
http://www.netmedia.co.id diakses pada
01 Maret 2018, 16.50 WIB
https:// wordpress.com diakses pada 05
Maret 2018, 21.00 WIB
https://zulu.id diakses pada 29 Januari
2018, 17.00 WIB
Daftar Sumber Karya:
Hakim, Zainuddin. Morfologi Cerita Ratu
Ular: Model Analisis Vladimir
Propp (Morphology Of Ratu Ular
Folklore: Vladimir Propp
Analysis Model). Balai Bahasa
Provinsi Sulawesi Selatan dan
Provinsi Sulawesi Barat.
Makasar. 2015
Nabila, Nella. Analısıs Tokoh Dan
Penokohan Dalam Fılm Иван
Грозный 1-2 Я Серия/Ivan
Groznyj 1-2 Ja Serıja/ Ivan yang
Mengerıkan Bagıan 1-2 (1944-
1945) Karya Sergeı Mıkhaılovıch
Eısensteın. Fakultas Ilmu Budaya
Universitas Indonesia. Depok.
2011
Daftar Narasumber:
Nama : Dewi Pramita
Umur : 26 Tahun
Pekerjaan : Script Writer drama
serial PH LimeLight Picture
Kontak :
1. Email : [email protected]
2. Ig :@dewieyen
3. http://dewieyen.blogspot.co.id/
4. www.wattpad.com/story/139585285-
kirana
Top Related