ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELANCARAN PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dian Palupi
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRACT
ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE RELIABILITY OF THE CHEAP
FINANCING IN MICRO, SMALL AND MEDIUM ENTERPRISES (UMKM) IN
BANDAR LAMPUNG
By
Dian Palupi
This study aims to analyze the factors that influence the smooth return of murabaha financing
to micro, small and medium enterprises (SMEs) in Bandar Lampung. The population of this
study is all 300 customers in Al Fatih Bandar Lampung BMT. The sample selection method in
this study is based on the purposive sampling method with predetermined criteria. This study
uses primary data collected from a questionnaire involving 75 respondents. The results of this
study indicate that business turnover, business experience, and loan value have a significant
positive effect on the smooth return of murabaha financing. While age, level of education,
number of family dependents have no influence on the smooth return of murabaha financing to
the BMT AL Fatih Bandar Lampung.
Keywords: Age, Education Level, Number of Family Dependents, Business Turnover, Business
Experience, Loan Value.
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELANCARAN PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA
USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI BANDAR
LAMPUNG
Oleh
Dian Palupi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran pengembalian pembiayaan murabahah pada usaha mikro, kecil, dan
menengah (UMKM) di Bandar Lampung. Popuasi dari penelitian ini adalah
seluruh nasabah di BMT Al Fatih Bandar Lampung yang berjumlah 300 orang.
Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini didasarkan pada metode purposive
sampling dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Penelitian ini
menggunakan data primer yang dikumpulkan dari kuesioner yang melibatkan 75
responden. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa omzet usaha, pengalaman
usaha, dan nilai pinjaman berpengaruh positif signifikan terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah. Sedangkan usia, tingkat pendidikan,
jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada BMT AL Fatih Bandar Lampung.
Kata kunci: Usia, Tingkat Pendidikan, Jumlah Tanggungan Keluarga, Omzet
Usaha, Pengalaman Usaha, Nilai Pinjaman.
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KELANCARAN PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH
PADA USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH (UMKM) DI
BANDAR LAMPUNG
Oleh
Dian Palupi
Skripsi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Totokaton pada tanggal 8 Desember
1996, merupakan anak kedua dari dua bersaudara oleh
pasangan Bapak Sugimin dan Ibu Rahayu. Pada tahun 2001,
penulis mengawali pendidikan formal di TK Dharmawanita
Simbarwaringin Trimurjo Lampung Tengah, kemudian tahun
2002-2008 di Sekolah Dasar Negeri 1 Trimurjo Lampung
Tengah juga di SMP Negeri 1 Trimurjo Lampung Tengah
tahun 2008-2011. Lalu pada tahun 2011-2014 penulis melanjutkan pendidikannya
di SMA Negeri 4 Metro, dan menyelesaikan pendidikan Diploma III (DIII)
Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung, kemudian penulis
terdaftar sebagai mahasiswi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung pada tahun 2017 melalui jalur alih jenjang/konversi. Selama
menjadi mahasiswa penulis pernah mengikuti organisasi kampus sebagai anggota
KSPM (2014-2015), EEC (2014-2015), Himakta (2014-2016) FEB Unila.
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya yang sederhana ini untuk orang-orang yang tak pernah
jenuh mengalirkan air mata dan doa dalam setiap langkahku, selalu mendukung
serta nasihatnya yang menjadi jembatan perjalanan hidupku.
Ayah (Sugimin) terimakasih atas limpahan doa dan kasih sayang yang tak
terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.
Ibu (Rahayu alm) terimakasih atas limpahan kasih sayang semasa hidupnya dan
selalu memberikan rasa rindu yang berarti.
Kakak (Pindo Prayudi) terimakasih atas doa dan segala dukungannya selama ini.
MOTTO
“Allah akan mengangkat derajatnya orang-orang yang beriman dan orang-orang
yang berilmu dari kalangan kalian”.
(Al-Quran Al-Mujadalah: 11)
“Barang siapa yang menepaki suatu jalan dalam rangka mencari ilmu maka Allah
akan memudahkan baginya jalan ke surga”.
(HR. Ibnu Majah)
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu
adalah untuk dirinya sendiri”.
(Al-Angkabut: 6)
“Jadikan berbuat baik seperti perlombaan untuk mendapatkan semangat”.
(Al-Baqarah: 148)
“Everything will come to those who keep trying with determination and patience”.
(Edison)
“Work the hardest, play the hardest, and pray the hardest”.
(Dian Palupi)
“Kerja keras tak akan mengkhianatimu”.
(Dian Palupi)
“Lelahmu nanti akan tergantikan oleh bahagia”.
(Dian Palupi)
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil alamin. Segala puji bagi Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul "Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian Pembiayaan
Murabahah pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Bandar
Lampung".
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada
semua pihak yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan selama
proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Secara khusus, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada orang tua penulis, ayah (Sugimin), ibu (Rahayu alm.), dan
kakak penulis (Pindo Prayudi) yang selalu memberikan dukungan, semangat,
kesabaran, dan pengertian, juga yang terpenting doa yang tak henti-hentinya
sehingga skripsi ini selesai.
2. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. sebagai dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt., C.A., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
4. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
5. Ibu Dr. Agrianti Komalasari, S.E., M.Sc. Akt. selaku Dosen Pembimbing
Utama yang telah memberikan bimbingan, arahan, dorongan, dan nasihat
kepada penulis selama proses penyelesaian skripsi.
6. Basuki Wibowo, S.E., M.S.Ak., Akt. selaku Dosen Pembimbing Kedua atas
waktu, bantuan, dan pengalaman yang telah diberikan selama proses
penyelesaian skripsi.
7. Dr. Usep Syaifudin, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembahas yang telah
memberikan saran dan arahan-arahannya selama penyelesaian skripsi.
8. Para dosen yang telah mengajar selama perkuliahan dan untuk semua
karyawan serta staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
9. Seluruh keluarga dan kerabat penulis yang menjadi alasan untuk tersenyum.
Doa mereka untuk kesuksesan penulis sangat berarti.
10. Accounting Sisterhood Nur Imroatun Sholihat, Dita Leonita, dan Aini
Kolbiana, terima kasih sudah mendukung, menyemangati, berkorban, sabar
dan mengerti, juga untuk waktu yang telah dilalui bersama-sama,
jazakumullahu khoiro.
11. Sastia Amalia, Yohana Raramithah, Mayoranti Andarin, Lena Sagala, terima
kasih atas kebersamaannya dalam perkuliahan yang berat dan persekripsian
ini.
12. Faqih Afrizal, terima kasih atas segala bantuan dan supportnya disaat-saat
yang tidak mudah, terima kasih sudah ada dan telah merawat mimpi saya yang
lain, jazakallahu khoiro.
13. Keluarga Cendana, Kejora, dan teman-teman PPM Baitussodiq Bandar
Lampung, terima kasih untuk kebersamaan dan perjuangannya selama ini,
jazakumullahu khoiro.
14. Semua teman-teman jurusan akuntansi terima kasih atas waktu dan
bantuannya, dan juga semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
15. Almamater tercinta, Universitas Lampung.
Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
namun penulis berharap skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
yang membacanya. Aamiin.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Bandar Lampung, 15 Oktober 2019
Penulis
Dian Palupi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................
DAFTAR ISI .............................................................................................
DAFTAR TABEL .....................................................................................
DAFTAR GAMBAR ................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................
I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 10
II. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 11
A. Landasan Teori ............................................................................... 11
1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ........................................ 12
a. Ciri-Ciri UMKM .................................................................. 13
b. Kriteria UMKM ................................................................... 15
2. Baitul Maal wa Tamwil (BMT) ............................................... 16
a. Tujuan BMT ........................................................................ 16
b. Sistem Pembiayaan BMT .................................................... 19
c. Pembiayaan Murabahah ....................................................... 19
3. Pembiayaan Bermasalah .......................................................... 20
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................... 21
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian ......................................................................... 26
1. Karakteristik Personal ............................................................... 26
a. Pengaruh Usia terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan .......................................................................... 26
b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kelancaran
Pembiayaan ........................................................................... 28
c. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga
terhadap Kelancaran Pengembalian...................................... 29
2. Karakteristik Usaha ................................................................. 30
a. Pengaruh Omzet Usaha terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan .......................................................................... 30
b. Pengaruh Pengalaman Usaha Pendidikan terhadap Kelancaran
Pembiayaan ........................................................................... 30
3. Karakteristik Pembiayaan ......................................................... 32
a. Pengaruh Nilai Pinjaman terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan .......................................................................... 32
III. METODE PENELITIAN .................................................................... 34
A. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35
B. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 35
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 35
D. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 37
E. Uji Kualitas Data ........................................................................... 37
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.............................................. 38
2. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 39
3. Uji Regresi Linier Berganda .................................................... 39
IV. PEMBAHASAN .................................................................................. 41
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 41
1. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 41
2. Karakteristik Profil Responden ................................................ 42
B. Hasil Uji Kualitas Data ................................................................... 43
1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ......................................... 43
a. Uji Validitas ......................................................................... 43
b. Uji Reliabilitas ..................................................................... 45
2. Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 46
a. Uji Multikolinearitas ............................................................ 46
b. Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 47
c. Uji Normalitas ...................................................................... 48
3. Hasil Uji Hipotesis ................................................................... 50
a. Uji t ....................................................................................... 50
b. Uji Statistik F ........................................................................ 54
c. Uji Koefisien Determinasi (R²) ............................................. 55
4. Hasil Pembahasan .................................................................... 57
V. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 66
A. Simpulan ........................................................................................ 66
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 67
C. Saran ............................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 69
DAFTAR TABEL
............................................................................................................. Halaman
Tabel 1.1 Klasifikasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah ..................... 1
Tabel 1.2 Kontribusi UMKM terhadap PDB tahun 2017 ....................... 2
Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah UMKM tahun 2009 – 2013 ................ 3
Tabel 2.1 Kriteria Jumlah Modal UMKM .............................................. 15
Tabel 2.2 Tabel Kriteria Jumlah Karyawan UMKM ............................... 15
Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu .............................................. 21
Tabel 3.1 Definisi dan Indikator Penelitian ............................................ 37
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................ 41
Tabel 4.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................. 42
Tabel 4.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia ................................. 43
Tabel 4.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Usaha ..................... 43
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuisioner Variabel Independen dan Dependen
................................................................................................. 44
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Kuisioner .............................................. 46
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinearitas ...................................................... 47
Tabel 4.8 Hasil Uji t ................................................................................. 52
Tabel 4.9 Hasil Uji F ................................................................................ 56
Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ............................................. 57
Tabel 4.11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................. 58
DAFTAR GAMBAR
............................................................................................................. Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ............................................................. 26
Gambar 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................... 49
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas P-Plot .................................................. 50
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Histogram ........................................... 50
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran:
1. Tabulasi Data
2. Kuisioner Penelitian
3. Uji Validitas dan Reliabilitas
4. Uji Multikolinearitas
5. Uji Heteroskedastisitas
6. Uji Normalitas
7. Uji t
8. Uji F
9. Uji Koefisien Determinasi (R²)
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan yang sangat
penting bagi perekonomian Indonesia. Perannya menciptakan lapangan pekerjaan
yang relatif tinggi, kontribusinya terhadap PDB yang cukup banyak, dan memiliki
kemampuan bertahan terhadap pengaruh Internasional menjadikan UMKM
sebagai usaha yang dapat berperan dalam proses mewujudkan stabilitas nasional.
UMKM merupakan usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan
yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak
langsung dengan usaha kecil maupun usaha besar (Undang-Undang No.20 Tahun
2008). UMKM terdiri dari tiga golongan usaha yaitu usaha mikro, usaha kecil,
dan usaha menengah.
Tabel 1.1 Klasifikasi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Ukuran
Usaha
Aset Omzet
Mikro Maksimal Rp. 50.000.000 Maksimal Rp. 300.000.000
Kecil >Rp.50.000.000 – Rp. 500.000.000 >Rp. 300.000.000 – Rp. 2,5 Milyar
Menengah >Rp. 500.000.000 – Rp. 10 Milyar >Rp. 2,5 Milyar – Rp. 50 Milyar
Besar >Rp. 10 Miyar >Rp. 50 Milyar
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008.
2
UMKM menjalankan kegiatan usaha yang mampu meningkatkan pendapatan dan
memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat. Penyerapan
tenaga kerja dari sektor UMKM terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Kini penyerapan tenaga kerja dari sektor tersebut tumbuh dari 96,99% menjadi
97,22%. (http://www.bi.go.id).
Kontribusi dari sektor UMKM terhadap PDB pun terus meningkat. Data
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah mencatat selama 5 tahun
terakhir hingga tahun 2017 kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto
(PDB) mengalami peningkatan dari 57,84% menjadi 60,34% dari total PDB.
(http://www.depkop.go.id).
Tabel 1.2 Kontribusi UMKM terhadap PDB tahun 2017 (dalam Milyar Rp)
Kontribusi UMKM PDB Persentase
Usaha Mikro 2.662.261 38,90%
Usaha Kecil 681.678 9,73%
Usaha Menengah 977.330 13,95%
Total 7.005.950 62,57%
Sumber: Kemenkop, Desember 2017.
Kontribusi tersebut menurut skala usaha terdiri dari 38,90% berasal dari usaha
mikro, 9,73% dari usaha kecil, dan 13,95% dari usaha menengah. Bahkan sekitar
88,8 hingga 99,9% bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan
tenaga kerja mencapai 51,7 - 97,2%.
3
UMKM merupakan kelompok usaha yang tahan terhadap gunjangan ekonomi dari
luar. UMKM dapat dijadikan sebagai barometer bagi perekonomian nasional.
Pada waktu krisis ekonomi Indonesia di tahun 1998 hingga tahun 2000an,
pengusaha besar banyak yang colaps, namun pada waktu itu UMKM masih bisa
bertahan hidup. Selama masa krisis tersebut hingga sekarang, UMKM tidak
mengalami penurunan sama sekali, bahkan semakin meningkat dari tahun ke
tahun. Terlihat dari semakin banyaknya UMKM yang telah ada sekarang.
Tabel 1.3 Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia tahun 2009 – 2013
(dalam unit)
Tahun Jumlah UMKM Pertumbuhan Persentase
2009 52.764.750 - -
2010 54.114.821 1.350.071 2,49%
2011 55.206.444 1.091.623 1,97%
2012 56.534.592 1.328.148 2,34%
2013 57.895.721 1.361.129 2,35%
Rata-rata 1.282.743 2,29%
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah.
Pada tahun 2014 hingga 2016 jumlah UMKM pun meningkat kembali yaitu
sebesar 57.900.000 unit, dan kembali naik di tahun 2017 UMKM berjumlah
59.000.000 unit. Lalu untuk tahun 2018 diperkirakan jumlah UMKM akan
mencapai 8,2 juta unit atau lebih dari 99,9 persen dari total unit usaha di
Indonesia.
4
Dengan banyaknya UMKM yang telah ada ini sehingga cukup mendukung
pertumbuhan pendapatan nasional dan penyerapan tenaga kerja yang mampu
meredam meningkatnya angka pengangguran akibat pertumbuhan penduduk yang
tinggi.
Dalam mengembangkan usahanya, UMKM juga dihadapkan pada beberapa
permasalahan. Salah satunya adalah masalah permodalan. UMKM terbatas
aksesnya untuk mendapatkan modal. Permasalahan terkait modal ini mulai
dibantu dengan hadirnya Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan Lembaga
Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Pelaku UMKM yang mayoritas tidak bankable
dapat mengakses permodalan dengan mudah dan terjangkau. LKM yang berbasis
konvensional tentu berbeda dengan LKM yang berbasis syariah. Kredit yang
disalurkan oleh LKM yaitu berbasis bunga dan dinilai hanya menguntungkan
salah satu pihak. Sedangkan, pembiayaan yang disalurkan oleh LKMS berbasis
syariah menggunakan sistem bagi hasil yang membagi keuntungan atau kerugian
sesuai dengan akad yang ditetapkan diawal.
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) adalah salah satu LKMS yang hadir dikalangan
pelaku UMKM. BMT sendiri merupakan lembaga berbentuk koperasi yang
berada di bawah pembinaan Kementrian Koperasi dan UKM. BMT mulai
berkembang dan memiliki peluang cukup besar dalam mengembangkan ekonomi
yang berbasis kerakyatan. Seperti namanya, BMT mempunyai dua fungsi utama
yaitu Baitul Mal atau rumah yang menampung harta dan Baitul Tamwil atau
rumah yang mengembangkan harta.
5
Sampai dengan 2015, data Kementrian Koperasi dan UMKM menunjukkan
bahwa jumlah BMT yang ada di Indonesia sebanyak 4.500 unit yang melayani 3,7
juta orang dengan aset sekitar 16 Triliun yang dikelola oleh 20 ribu orang
(www.depkop.go.id).
BMT menyediakan pembiayaan dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu
pembiayaan murabahah yang merupakan produk utama yang digunakan oleh
UMKM. Murabahah merupakan pembiayaan yang dilakukan dengan menjual
suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli
membayarnya dengan harga yang lebih sesuai dengan akad yang telah disepakati
(DSN MUI No. 04 Tahun 2000).
Sebagai lembaga keuangan yang menyalurkan pembiayaan, tentu tidak akan
terlepas dari resiko pembiayaan yaitu kemungkinan ketidakmampuan nasabah
mengembalikan pembiayaan yang telah diterima. Agar lembaga keuangan berhasil
mengatasi resiko tersebut maka perlu diadakan penelitian mengenai faktor-faktor
yang mempengaruhi kelancaran pengembalian pembiayaan murabahah pada usaha
mikro, kecil dan menengah supaya dapat mengurangi banyaknya kredit macet
yang terjadi.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran pengembalian
pembiayaan dari penelitian terdahulu diantaranya adalah mengenai variabel usia.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2016), variabel usia tidak
berpengaruh terhadap tingkat kelancaran pengembalian pembiayaan. Sedangkan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Meizari, Ismono, dan Soelaiman (2015)
menyatakan bahwa usia memliki pengaruh nyata terhadap pengembalian kredit.
6
Wongnaa & Vitor (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Factor Affecting
Loan Repayment Performance Among Yam Farmers in the Sene District, Ghana
menyatakan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kemampuan pengembalian pembiayaan kredit. Selaras dengan hal
tersebut, Majeeb & Negese (2014) juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan
memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pengembalian pembiayaan
kredit. Penelitian Idoge (2013) pun mengatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap pengembalian pembiayaan
kredit. Selain itu, penelitian Angaine & Waari (2014) juga membuktikan bahwa
tingkat pendidikan berpengaruh signifikan terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan kredit.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Priyadi (2012) yang
menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap pengembalian
pinjaman. Arinta dan Hir (2013) juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan tidak
berpengaruh terhadap kemampuan debitur membayar kredit.
Variabel jumlah tanggungan keluarga, penelitian Arinda dan Maski (2016)
menyatakan bahwa jumlah tanggungan dalam keluarga berpengaruh signifikan
terhadap tingkat pengembalian kredit. Hasil penelitian serupa pun dilakukan
Kiswati dan Rahmawaty (2015) yang juga menyatakan bahwa jumlah tanggungan
keluarga berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat pengembalian
pembiayaan murabahah.
7
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pradita dan Lating (2012), Arinta
dan Hir (2013), dan juga penelitian Meizari, Ismono, dan Soelaiman (2015) yang
menyatakan bahwa jumlah tanggungan keluarga tidak berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian kredit.
Variabel omzet usaha, penelitian Audina (2017) mengatakan omzet usaha
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan pengembalian kredit. Selaras dengan
hal itu, Rahayu (2016) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa omzet usaha
berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan murabahah. Sedangkan
penelitian tersebut tidak sesuai dengan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh
Samti (2011), dan Anna dan Dwi (2011) yang menyatakan bahwa omzet usaha
tidak berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian kredit.
Variabel pengalaman usaha, penelitian Rahayu (2016) mengatakan bahwa
pengalaman usaha tidak berpengaruh terhadap pengembalian pembiayaan.
Sedangkan Arinta dan Hir (2013) dalam penelitiannya mengatakan pengalaman
usaha memiliki pengaruh terhadap pengembalian kredit oleh debitur.
Variabel nilai pinjaman, penelitian oleh Rahayu (2016) mengatakan bahwa nilai
pinjaman berpengaruh terhadap tingkat pengembalian pembiayaan. Sedangkan
penelitian Meizari, Ismono, dan Soelaiman (2015) mengatakan nilai pinjaman
tidak mempunyai pengaruh terhadap jumlah pengembalian kredit.
8
Variabel jangka waktu pengembalian, menurut penelitian Lubis dan Racmina
(2012), waktu pengembalian memiliki pengaruh signifikan terhadap
pengembalian pembiayaan. Sedangkan Pradita dan Lating (2012) dalam
penelitiannya menyatakan jangka waktu tidak berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian kredit.
Berdasarkan permasalahan yang mendasari penelitian ini karena ditemukan
perbedaan pendapat (research gap) antara hasil penelitian terdahulu dan adanya
research problem mengenai lembaga keuangan agar bisa mengatasi risiko
pembiayaan sehingga dapat mengurangi adanya pengembalian yang belum lancar.
Hal tersebut yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan Murabahah pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Bandar Lampung”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah usia berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian pembiayaan
murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
2. Apakah tingkat pendidikan berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
3. Apakah jumlah tanggungan keluarga berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
9
4. Apakah omzet usaha berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
5. Apakah pengalaman usaha berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
6. Apakah nilai pinjaman berpengaruh terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diperoleh beberapa tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh usia terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
2. Menganalisis pengaruh tingkat pendidikan terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
3. Menganalisis pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
4. Menganalisis pengaruh omzet usaha terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
5. Menganalisis pengaruh pengalaman usaha terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
6. Menganalisis pengaruh nilai pinjaman terhadap kelancaran pengembalian
pembiayaan murabahah pada UMKM di Bandar Lampung.
10
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada semua
pihak yang terlibat dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Bagi pihak BMT. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran
bagi pengambil kebijakan dalam memutuskan pemberian pembiayaan. Dengan
mengetahui variabel independen, diharapkan pemberi keputusan pembiayaan
dapat menyalurkan pembiayaan dengan lebih efektif, sehingga tidak
menimbulkan pembiayaan yang tidak lancar.
2. Bagi Akademisi. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
akademisi yang ingin melakukan penelitian selanjutnya. Penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat pada umumnya dan
dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi dan pengetahuan
mengenai faktor apa saja yang mempengaruhi kelancaran pengembalian
pembiayaan.
3. Bagi Penulis. Penelitian ini menjadi wahana bagi penulis untuk menerapkan
pengetahuan teoritis mengenai lembaga keuangan mikro syariah dalam
menyalurkan pembiayaan.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) terbagi dalam tiga bentuk usaha.
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) menjelaskan bahwa, usaha mikro adalah usaha produktif
milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria
usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Sedangkan usaha
kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar dengan
jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam
Undang-Undang ini. Serta usaha menengah yang merupakan usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung
dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
12
a. Ciri-Ciri UMKM
Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah memiliki ciri-cirinya masing-masing.
1) Ciri-ciri usaha mikro adalah sebagai berikut:
a) Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
b) Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat
pindah tempat.
c) Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana
sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan
keuangan usaha.
d) Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
e) Tingkat pendidikan rata-rata relatif masih rendah.
f) Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan nonbank.
g) Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
Contoh usaha mikro terdiri dari:
a) Usaha tani pemilik dan penggarap perorangan, peternak, nelayan,
dan pembudidaya.
b) Industri makanan dan minuman, industry meubelair, pengolahan
kayu dan rotan, industri pandai besi, dan pembuat alat-alat.
c) Usaha perdagangan seperti kaki lima serta pedagang di pasar.
13
d) Perternakan ayam, itik, dan periklanan.
e) Usaha jasa-jasa seperti perbengkelan, salon kecantikan, ojek dan
penjahit (konveksi).
2) Ciri-ciri usaha kecil yaitu:
a) Jenis barang/komoditi yang diusahakan umumnya sudah tetap tidak
gampang berubah;
b) Lokasi/tempat usaha umumnya sudah menetap tidak berpindah-
pindah.
c) Pada umumnya sudah melakukan administrasi keuangan walau
masih sederhana, keuangan perusahaan sudah mulai dipisahkan
dengan keuangan keluarga, sudah membuat neraca usaha;
d) Sudah memiliki izin usaha dan persyaratan legalitas lainnya
termasuk NPWP;
e) Sumber daya manusia (pengusaha) memiliki pengalaman dalam
berwirausaha;
f) Sebagian sudah akses ke perbankan dalam keperluan modal;
g) Sebagian besar belum dapat membuat manajemen usaha dengan
baik seperti business planning.
Contoh usaha kecil meliputi:
a) Usaha tani sebagai pemilik tanah perorangan yang memiliki tenaga
kerja;
b) Pedagang di pasar grosir (agen) dan pedagang pengumpul lainnya;
14
c) Pengrajin industri makanan dan minuman, industri meubelair, kayu
dan rotan, industri alat-alat rumah tangga, industri pakaian jadi dan
industri kerajinan tangan;
d) Peternakan ayam, itik, dan perikanan;
e) Koperasi berskala kecil.
3) Ciri-ciri Usaha Menengah adalah sebagai berikut (Keputusan Menteri
Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003):
a) Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang
lebih baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian
tugas yang jelas, antara lain, bagian keuangan, bagian pemasaran
dan bagian produksi;
b) Telah melakukan manajemen keuangan dengan menerapkan sistem
akuntansi dengan teratur, sehingga memudahkan untuk auditing
dan penilaian atau pemeriksaan termasuk oleh perbankan;
c) Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi
perburuhan, telah ada Jamsostek, pemeliharaan kesehatan;
d) Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain, izin
tetangga, izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan
lingkungan;
e) Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan;
f) Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik.
Contoh usaha menengah menggarap komoditi dari hampir seluruh
sektor yang hampir secara merata, yaitu:
15
a) Usaha pertanian, peternakan, perkebunan, kehutanan skala
menengah;
b) Usaha perdagangan (grosir) termasuk ekspor dan impor;
c) Usaha jasa EMKL (Ekspedisi Muatan Kapal Laut), garment dan
jasa transportasi taxi dan bus antar provinsi;
d) Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam;
e) Usaha pertambangan batu gunung untuk kontruksi dan marmer
buatan.
b. Kriteria UMKM
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM pasal 6,
menjelaskan bahwa UMKM memiliki kriteria berdasarkan jumlah modal yang
dimiliki sebesar hasil penjualan yang diperoleh ditiap tahunnya dan kekayaan
bersih yang tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Tabel 2.1 Kriteria Jumlah Modal UMKM
No. Ukuran
Usaha
Jumlah Modal
Aset Omzet
1 Mikro Maksimal Rp. 50.000.000 Maksimal Rp. 300.000.000
2 Kecil >Rp.50.000.000 – Rp. 500.000.000 >Rp. 300.000.000 – Rp. 2,5 Milyar
3 Menengah >Rp. 500.000.000 – Rp. 10 Miyar >Rp. 2,5 Milyar – Rp. 50 Milyar
4 Besar >Rp. 10 Miyar >Rp. 50 Milyar
Sumber: UU No. 20 Tahun 2008.
16
Kriteria UMKM juga dilihat dari jumlah karyawan yang dimiliki. Kriteria jumlah
karyawan berdasarkan jumlah tenaga kerja atau jumlah karyawan merupakan
suatu tolak ukur yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menilai
usaha mikro, kecil, dan menengah, sebagai berikut:
Tabel 2.2 Tabel Kriteria Jumlah Karyawan
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha
Menengah
Usaha Besar
Jumlah Tenaga
Kerja
< 4 orang 5 – 19 orang 20 – 99 orang ≥ 100 orang
Sumber: Badan Pusat Statistik.
2. Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
BMT adalah sebuah Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang memadukan
kegiatan ekonomi dan sosial kemasyarakatan. Dalam definisi operasional, BMT
adalah lembaga usaha ekonomi rakyat kecil yang beranggotakan orang
pereorangan atau badan hukum berdasarkan prinsip syariah (Pinbuk, 2008).
Sedangkan menurut Muhammad (2004), Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan pembiayaan
dan jasa-jasa yang tidak menggunakan bunga tetapi menggunakan sistem bagi
hasil yang produknya sendiri berlandaskan pada Al-Qura’an dan Hadits Nabi
SAW.
a. Tujuan BMT
Pembiayaan yang diberikan BMT kepada pengusaha mikro dan kecil dalam
Muhammad (2004), diberikan dalam rangka untuk:
17
1) Upaya memaksimalkan laba. Artinya, setiap usaha yang dibuka memiliki
tujuan tertinggi, yaitu menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha
menginginkan mampu mencapai laba maksimal. Untuk dapat menghasilkan
laba maksimal maka mereka perlu dukungan dana yang cukup.
2) Upaya meminimalkan resiko. Artinya, usaha yang dilakukan agar mampu
menghasilkan laba maksimal, maka pengusaha harus mampu
meminimalkan resiko yang mungkin timbul. Resiko kekurangan modal
usaha dapat diperoleh melalui tindakan pembiayaan.
3) Pendayagunaan sumber ekonomi. Artinya, sumber daya ekonomi dapat
dikembangkan dengan melakukan mixing antara sumber daya alam dengan
sumber daya manusia serta sumber daya modal. Jika sumber daya alam dan
sumber daya manusianya ada, dan sumber modal tidak ada, maka
dipastikan diperlukan pembiayaan. Dengan demikian, pembiayaan pada
dasarnya dapat meningkatkan daya guna sumber sumber daya ekonomi.
4) Penyaluran kelebihan dana. Artinya, dalam kehidupan masyarakat ini ada
pihak yang memiliki kelebihan sementara ada juga pihak yang kekurangan.
Dalam kaitannya dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan
dapat menjadi jembatan dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan
(surplus) kepada pihak yang kekurangan (minus) dana.
Menurut Muhammad (2004), tujuan BMT adalah untuk memenuhi
kebutuhan stakeholder. Maka aktivitas yang dilakukan adalah sebagai
sumber pendapatan BMT, yang memiliki tujuan yaitu:
18
1) Pemilik. Dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan
akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada BMT
tersebut.
2) Pegawai. Para pegawai mengharapkan dapat memperoleh
kesejahteraan dari BMT yang dikelolanya.
3) Masyarakat.
a) Pemilik dana. Sebagaimana pemilik, mereka mengharapkan dari
dana yang diinvestasikan akan diperoleh bagi hasil.
b) Debitur yang bersangkutan. Para debitur, dengan penyediaan dana
baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor
produktif) atau terbantu untuk pengadaan barang yang
diinginkannya (pembiayaan konsumtif).
c) Masyarakat umumnya atau konsumen. Mereka dapat memperoleh
barang-barang yang dibutuhkannya.
4) Pemerintah. Akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu
dalam pembiayaan pembangunan negara, di samping itu akan
diperoleh pajak (berupa pajak penghasilan atas keuntungan yang
diperoleh BMT dan juga perusahaan-perusahaan).
5) BMT. Bagi BMT yang bersangkutan, hasil dari penyaluran
pembiayaan, diharapkan BMT dapat meneruskan dan mengembangkan
usahanya agar tetap bertahan dan meluas jaringan usahanya, sehingga
semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya.
19
b. Sistem Pembiayaan BMT
Pembiayaan adalah salah satu tugas BMT. Menurut Antonio (2008), BMT
memiliki tugas memberikan fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut sifatnya,
pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu:
1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk
memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Pembiayaan
produktif ini menurut keperluannya terbagi dalam dua, yaitu:
a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:
peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu
hasil produksi; untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of
place dari suatu barang.
b) Pembiaayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang
modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan
itu.
2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk pemenuhan
kebutuhan.
c. Pembiayaan Murabahah
Menurut Kasmir (2014) pembiayaan murabahah adalah kegiatan jual beli pada
harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati.
20
Dalam hal ini penjual harus terlebih dahulu memberitahukan harga pokok
yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya. Menurut Ahmad
Sumiyanto (2008) akad murabahah memiliki syarat-syarat:
1) BMT memberitahu biaya modal (harga pokok) kepada anggota.
2) Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang telah ditetapkan.
3) Kotrak harus bebas dari riba.
4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang
sesudah pembelian.
5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,
misalnya pembelian dilakukan secara hutang.
3. Pembiayaan Bermasalah
Pemberian pembiayaan oleh lembaga keuangan dapat menjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan apabila ternyata nasabah tidak bisa menepati pembayaran
angsuran sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut
dapat merugikan pihak lembaga keuangan itu, dan perputaran uang pun
menjadi terhambat, serta laba pun akan menurun akibat masalah
ketidaklancaran nasabah mengembalikan pembiayaan. Untuk mengatasai
masalah pembiayaan tersebut, maka perlu adanya usaha antisipasi atau
penyelamatan terhadap pembiayaan. Menurut Kasmir (2003), metode
penyelamatan yang dapat dilakukan diantaranya:
a. Rescheduling (penjadwalan kembali), adalah upaya pertama yang
dilakukan dalam menyelamatkan pembiayaan yang diberikan kepada
nasabah dengan cara menyusun ulang jadwal pelunasan pinjaman.
21
b. Reconditioning (pengondisian kembali), yaitu mengubah sebagian atau
seluruh persyaratan yang semula disepakati dalam perjanjian seperti
besarnya nilai pinjaman, margin, agunan, dan sebagainya.
c. Restructuring (restrukturisasi), yaitu mengubah komposisi pembiayaan
yang mendasari pemberian pembiayaan.
B. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.3 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti
(Tahun)
Judul Penelitian Variabel Hasil
C.A. Wongnaa
& D. Awunyo
Vitor (2013)
Factor Affecting Loan
Repayment Performance
Among Yam Farmers in
the Sene District, Ghana
Variabel Dependen:
Ability to pay loans
Variabel
Independen:
- Amount of loan
- Year of farming
experience
- Level of
education
- Household size
- Farm size
- Access to off
farm income
- Timeliness of
release of loan
- Number of
supervisiory
visits
- Profit gained
- Marital status
- Age
- Gender
- Jumlah pinjaman berpengaruh
negatif
- Pengalaman usaha
berpengaruh positif dan
signifikan
- Tingkat pendidikan
berpengaruh positif dan
signifikan
- Ukuran perusahaan
berpengaruh positif
- Laba Usaha berpengaruh
positif dan signifikan
- Usia berpengaruh positif dan
signifikan
- Jenis kelamin berpengaruh
negatif
Shaik Abdul
Majeeb Pasha
& Tolosa
Negese (2014)
Performance of Loan
Repayment Determinants
in Ethiopian Micro
Finance-An Analysis
Variabel Dependen:
Loan repayment
performance
Variabel
Independen:
- Age
- Education level
- Family size
- Time laps
between loan
- Usia berpengaruh negatif
- Tingkat pendidikan
berpengaruh positif dan
signifikan
- Jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh negatif
- Pengalaman meminjam kredit
berpengaruh negatif
- Jumlah pinjaman berpengaruh
negatif
22
application and
disbarment
- Reapetedly
borrowing
- Loan size
- Loan diversion
- Business type
- Business
experience
- Repayment
period
- Number of
dependents
- Training
- Supervision and
advisiory visits
- Jenis usaha berpengaruh
negatif
- Pengalaman usaha
berpengaruh positif dan tidak
signifikan
- Jangka waktu pengembalian
berpengaruh negatif
David E. Idoge
(2013)
Regionalising Loan
Repayment Capacity of
Small Holder Cooperative
Farmers in Nigeria:
Exploring South-South
Nigeria
Variabel Dependen:
Loan Repayment
Capacity
Variabel
Independen:
- Gender
- Age
- Marital Status
- Education Level
- Loan use
experience
- Loan size
- Interest rate
- Repayment
period
- Diversion of loan
- Net farm income
- Loan supervision
- Household size
- Other jobs
- Farm size
- Amount
expended on
hiring farm
equipment
- Jenis kelamin berpengaruh
negatif
- Usia berpengaruh positif dan
signifikan
- Tingkat pendidikan
berpengaruh positif dan
signifikan
- Pengalaman meminjam kredit
berpengaruh positif dan
signifikan
- Jumlah pinjaman berpengaruh
positif dan signifikan
- Tingkat bunga berpengaruh
negatif
- Jangka waktu pengembalian
berpengaruh positif dan tidak
signifikan
- Pendapatan bersih
berpengaruh positif dan
signifikan
Florance
Angaine &
Daniel Nderi
Waari (2014)
Factors Influencing Loan
Repeyment In
MICROFinance
Institution In Kenya
Variabel Dependen:
Loan default
Variabel
Independen:
- Age
- Level of
education
- Number of
dependents
- Type of business
- Age of business
- Usia berpengaruh tpositif
- Tingkat pendidikan
berpengaruh positif signifikan
- Jumlah tanggungan keluarga
berpengaruh positif signifikan
- Jenis usaha berpengaruh
positif signifikan
- Lama usaha berpengaruh
positif signifikan
- Jumlah karyawan
berpengaruh positif signifikan
23
- Business location
- Profit
- Number of
employees
- Management
business
Kiswati dan
Anita
Rahmawaty
(2015).
Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi
Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan Murabahah
pada Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM)
di BMT Taruna Sejahtera.
Variabel Dependen:
Tingkat
pengembalian
pembiayaan
murabahah.
Variabel
Independen:
- Tingkat
pendidikan
- Jumlah
tanggungan
keluarga
- Omzet usaha
- Lama usaha.
Tingkat pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga, omzet
usaha, dan lama usaha
berpengaruh secara positif
signifikan terhadap tingkat
pengembalian pembiayaan
murabahah.
Tri Andina
Rahayu (2016)
Analisis Faktor-Faktor
yang Memengaruhi
Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan Murabahah
pada Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah (UMKM)
di BMT Taruna Sejahtera.
Variabel Dependen:
Kelancaran
pengembalian
pembiayaan
murabahah.
Variabel
Independen:
- Tingkat
pendidikan
- Usia
- Omzet usaha
- Pengalaman
usaha
- Nilai pinjaman
- Tanggungan
keluarga.
Nilai pinjaman, omzet usaha, dan
tingkat pendidikan berpengaruh
positif terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan
murabahah. Sedangkan usia,
pengalaman usaha, dan
tanggungan keluarga tidak
berpengaruh terhadap
pengembalian pembiayaan.
Unggul
Priyadi (2012)
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Pengembalian Pinjaman
BMT di Kecamatan
Ngaglik 2012.
Variabel Dependen:
Pengembalian
pinjaman.
Variabel
Independen:
- Pendapatan per
bulan
- Bunga bank lain
- Tingkat
pendidikan
- Besarnya
pinjaman
- Jenis pekerjaan
Pendapatan per bulan, bunga bank
lain, besarnya pinjaman
berpengaruh terhadap
pengembalian pinjaman.
Sedangkan tingkat pendidikan dan
jenis pekerjaan tidak berpengaruh
terhadap pengembalian pinjaman.
Marlinda
Audina (2017)
Faktor-Faktor yang
Menentukan Tingkat
Kemampuan
Variabel Dependen:
Tingkat kemampuan
pengembalian kredit.
Modal usaha dan omzet usaha
berpengaruh signifikan terhadap
kemampuan pengembalian kredit.
24
Pengembalian Kredit
UMKM Kabupaten
Indragiri Hilir Provinsi
Riau.
Variabel
Independen:
- Modal usaha
- Tenaga kerja
- Omzet usaha
Sedangkan tenaga kerja
berpengaruh negatif terhadap
kemampuan pengembalian kredit.
Kholis
Meizari, R
Hanung
Ismono, dan
Achdiansyah
Soelaiman
(2015).
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit
Usaha Kelompok dalam
Program Pengembangan
Usaha Agribisnis
Pedesaan (PUAP) di
Kecamatan Bangun Rejo
Kabupaten Lampung
Tengah.
Variabel Dependen:
Tingkat
pengembalian kredit
usaha.
Variabel
Independen:
- Tingkat
pendidikan
- Usia
- Pendapatan
rumah tangga
- Pengetahuan
PUAP,
- Jumlah
tanggungan
keluarga
- Jumlah pinjaman
Tingkat pendidikan, usia,
pendapatan rumah tangga, dan
pengetahuan PUAP berpengaruh
positif terhadap pengembalian
kredit PUAP. Sedangkan jumlah
tanggungan keluarga dan jumlah
pinjaman tidak berpengaruh
terhadap jumlah pengembalian
kredit.
Luh Ikka
Widayanthi
(2012).
Pengaruh Karakteristik
Debitur UMKM terhadap
Tingkat Pengembalian
Kredit Pundi Bali Dwipa
(Studi Kasus Nasabah
pada PT. Bank
Pembangunan Daerah
Bali Kantor Cabang
Singaraja).
Variabel Dependen:
Tingkat
pengembalian kredit.
Variabel
Independen:
- Tingkat
pendidikan
- Jumlah
tanggungan
keluarga
- Pengalaman
usaha
- Laba usaha
- Jumlah pinjaman
Laba usaha dan jangka waktu
pengembalian berpengaruh positif
terhadap tingkat pengembalian
kredit. Sedangkan variabel tingkat
pendidikan, jumlah tanggungan
keluarga, pengalaman usaha dan
jumlah pinjaman tidak
berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian kredit.
Miranda
Rochmawati
dan Tito
Raharjo
(2014).
Analisis Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi
Tingkat Pengembalian
Kredit Usaha Rakyat
(Kur) Mikro (Studi pada
PT. Bank Rakyat
Indonesia Tbk. Unit
Pasirian Cabang
Lumajang).
Variabel Dependen:
Tingkat
pengembalian KUR.
Variabel
Independen:
- Usia
- Tingkat
pendidikan
- Laba bersih
usaha
- Lama usaha
- Jumlah pinjaman
- Jangka waktu
pinjaman.
Keenam variabel tersebut secara
simultan berpengaruh terhadap
tingkat pengembalian kredit. Pada
variabel usia, laba bersih usaha,
jumlah pinjaman, dan jangka
waktu pinjaman berpengaruh
secara parsial. Variabel yang
paling dominan mempengaruhi
tingkat pengembalian kredit
adalah laba bersih usaha.
Dandy Wahyu
Bima Pradita
Analisis Karakteristik
Debitur yang
Variabel Dependen:
Pengembalian kredit.
Tingkat pendidikan, jumlah
pinjaman, dan laba usaha
25
dan Abidin
Lating (2012).
Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Kredit
Guna Menanggulangi
Terjadinya Non
Performing Loan (NPL)
(Studi Kasus pada Bank
BRI Kantor Cabang
Pembantu Sukun
Malang).
Variabel
Independen: tingkat
pendidikan, jumlah
tanggungan keluarga,
laba usaha, lama
usaha, jumlah
pinjaman, jangka
waktu pengembalian
kredit.
berpengaruh kuat terhadap tingkat
pengembalian kredit. Sedangkan
jumlah tanggungan keluarga, lama
usaha, jangka waktu kredit tidak
berpengaruh terhadap tingkat
pengembalian kredit.
Dwi Yanti
Arinta dan
Djuma Hir
(2013).
Pengaruh Karakteristik
Individu, Karakteristik
Usaha, Karakteristik
Kredit terhadap
Kemampuan Debitur
Membayar Kredit pada
BPR Jatim Cabang
Probolinggo (Studi pada
Nasabah Umkm Kota
Purbolinggo).
Variabel Dependen:
Kemampuan debitur
membayar kredit
Variabel
Independen:
- Jumlah
tanggungan
keluarga
- Tingkat
pendidikan
- Omzet usaha
- Pengalaman
usaha
- Jumlah pinjaman
- Jangka waktu
pengembalian
Pengalaman usaha dan omzet
usaha berpengaruh terhadap
kemampuan debitur membayar
kredit. Sedangkan jumlah
tanggungan keluarga, tingkat
pendidikan, jangka waktu
pengembalian, dan jumlah
pinjaman (plafond) tidak
berpengaruh terhadap kemampuan
debitur membayar kredit.
Nila Arinda
dan Ghozali
Maski (2016).
Analisis Pengaruh Usia,
Jumlah Tanggungan
Keluarga, Pengalaman
Usaha, Omzet Usaha, dan
Jumlah Pinjaman
Terhadap Tingkat
Pengembalian Kredit oleh
Umkm Studi Kasus: Bank
Perkreditan Rakyat (BPR)
Gunung Ringgit Malang
Nila Arinda.
Variabel Dependen:
Tingkat
pengembalian kredit
Variabel
Independen:
- Usia
- Jumlah
tanggungan
keluarga
- Pengalaman
usaha
- Omzet usaha
- Jumlah
pinjaman.
Usia, jumlah tanggungan dalam
keluarga, pengalaman usaha,
omzet usaha, dan jumlah
pinjaman berpengaruh positif
signifikan terhadap tingkat
pengembalian kredit.
26
C. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis Penelitian
1. Karakteristik Personal
a. Pengaruh Usia terhadap Kelancaran Pengembalian Pembiayaan
Menurut Triwibowo dalam Rahayu (2016) usia termasuk karakteristik
personal dari debitur. Usia adalah umur debitur yang diperhitungkan dari
waktu kelahiran sampai saat pengambilan kredit yang diukur dalam satuan
tahun. Usia seseorang dapat mempengaruhi tingkat kemampuan yang dimiliki
dalam melakukan aktivitas atau usaha. Seseorang yang masih berusia muda
lebih aktif dan lebih semangat dalam menjalankan pekerjaannya
disbandingkan seseorang yang memiliki usia lebih tua yang kondisi fisik dan
energinya semakin menurun, sehingga grafik untuk menjalankan pekerjaannya
pun akan semakin menurun.
Karakteristik Personal:
1. Usia (X1)
2. Tingkat Pendidikan (X2)
3. Jumlah Tanggungan
Keluarga (X3)
Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan (Y)
Karakteristik Usaha:
1. Omzet Usaha (X4)
2. Pengalaman Usaha (X5)
Karakteristik Pembiayaan:
1. Nilai Pinjaman (X6)
27
Seseorang yang mempunyai usia muda cenderung menyukai tantangan dan
bersikap lebih aktif terhadap tantangan daripada seseorang yang mempunyai
usia lebih tua yang cenderung pasif terhadap tantangan (Samti dalam Rahayu,
2016). Sehingga, usia diduga akan dapat mempengaruhi kelancaran
pengembalian pembiayaan.
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wongnaa & Vitor (2013) dan Idoge (2013) menyatakan bahwa usia
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan nasabah membayar
pinjaman. Selain itu menurut penelitian Meizari, Ismono, dan Soelaiman
(2015), mengatakan faktor usia berpengaruh nyata terhadap pengembalian
kredit PUAP oleh petani, yaitu berarti semakin tingginya usia, maka peluang
petani dalam pengembalian kredit PUAP semakin lancar dan besar.
Rochmawati dan Raharjo (2014) pun mengatakan bahwa usia berpengaruh
secara parsial dan menjadi salah satu faktor paling dominan dalam
mempengaruhi tingkat kelancaran pengembalian kredit pada PT. Bank BRI
(Persero), Tbk. Unit Pasirian Cabang Lumajang. Arinda dan Maski (2016)
melakukan penelitian pada nasabah dengan usia 24 hingga 66 tahun.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa usia berpengaruh secara positif
terhadap tingkat pengembalian. Semakin tinggi usia debitur, maka akan
semakin mampu mengembalikan jumlah tagihan pembiayaan. Jadi dapat
disimpulkan bahwa usia berpengaruh positif terhadap tingkat kelancaran
pengembalian pembiayaan. Semakin bertambahnya usia maka menyebabkan
seseorang semakin lancar dalam mengembalikan pembiayaan.
28
Usia seseorang pun dapat mempengaruhi kemampuan yang dimiliki dalam
melakukan aktivitas atau usaha. Berdasarkan uraian di atas, sehingga penulis
menentukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Usia Berpengaruh Positif terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan Murabahah pada UMKM Di Bandar Lampung.
b. Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan
Tingkat pendidikan akan mempengaruhi kematangan pola pikir dan
pandangan seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka
akan semakin luas wawasan berfikir dan semakin besar pula kemampuan
berbisnis dan mengelola usaha. Tingkat pendidikan yang rendah akan
mengakibatkan daya serap nasabah terhadap informasi dan pasar semakin
lambat, sehingga usaha-usaha yang mengarah pada peningkatan produksi dan
pendapatan akan bergerak lamban pula. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat
pendidikan yang dimiliki, maka semakin mudah menerima serta
mengembangkan wawasan pengetahuan teknologi sehingga dapat
meningkatkan produktivitas yang akhirnya meningkatkan pendapatan dan
pengembalian pembiayaannya juga akan semakin lancar (Pradita, 2013).
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wongnaa & Vitor (2013) yang menyatakan bahwa tingkat pendidikan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kemampuan pengembalian kredit.
29
Selaras dengan itu, Pasha & Negese (2014) dalam penelitiannya juga
menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh positif dan signifikan
kemampuan pengembalian pinjaman. Selain itu, Idoge (2013), Angaine &
Waari (2014), dan peneitian yang dilakukan Kiswati dan Rahmawaty (2015)
menjelaskan mengatakan tingkat pendidikan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap tingkat pengembalian pembiayaan. Oleh karena itu,
penulis menentukan hipotesis:
H2: Tingkat Pendidikan Berpengaruh Positif terhadap Kelancaran
Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada UMKM Di Bandar
Lampung.
c. Pengaruh Jumlah Tanggungan Keluarga terhadap Kelancaran
Pengembalian Pembiayaan
Jumlah anggota keluarga sangat menentukan jumlah kebutuhan keluarga.
Semakin banyak anggota keluarga, maka semakin banyak pula jumlah
kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi. Begitu pula sebaliknya, semakin
sedikit anggota keluarga berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus
dipenuhi keluarga. Jika jumlah tanggungan keluarga semakin banyak, maka
akan semakin meningkat pula beban hidup yang harus dipenuhi karena
pengeluaran konsumsi yang semakin besar. Dengan demikian, semakin
banyak jumlah tanggungan keluarga, maka akan semakin besar pengeluaran
untuk memenuhi kebutuhan keluarga karena sebagian besar dari jumlah
pendapatan teralokasi untuk kebutuhan tersebut, bukan untuk memenuhi
kewajiban membayar angsuran pembiayaan (Pradita, 2013). Oleh karena itu,
penulis menyimpulkan hipotesis:
30
H3: Jumlah Tanggungan Keluarga Berpengaruh Negatif terhadap
Kelancaran Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada UMKM Di
Bandar Lampung.
2. Karakteristik Usaha
a. Pengaruh Omzet terhadap Kelancaran Pengembalian Pembiayaan
Omzet usaha merupakan jumlah dari keseluruhan penerimaan kotor yang
diterima rata-rata per bulan oleh nasabah yang dihitung dalam satuan juta
rupiah. Dengan demikian, semakin tinggi omzet usaha akan menunjukkan
kapabilitas perusahaan yang semakin baik dalam mengelola usaha, sehingga
kemampuan untuk membayar atau mengembalikan pembiayaan secara lancar
akan semakin meningkat (Arinta, 2014).
Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2016), Kiswati dan
Rahmawaty (2015), dan Audina (2017) yang menyatakan bahwa omzet usaha
berpengaruh positif terhadap kelancaran pengembalian pembiayaan. Maka
penulis menentukan hipotesis berikut:
H4: Omzet Usaha Berpengaruh Positif terhadap Kelancaran
Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada UMKM Di Bandar
Lampung.
b. Pengaruh Pengalaman Usaha terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan
Menurut Samti (2011), pengalaman usaha adalah lamanya debitur telah
menjalankan usahanya yang diukur dalam tahunan.
31
Pengalaman dan manajemen nasabah sangat mempengaruhi kemampuan
nasabah untuk mengelola kegiatannya sehingga dapat menghasilkan dana
untuk membayar kewajibannya kepada bank (Budisantoso & Triandaru,
2011).
Menurut Arinda (2015) pengalaman usaha merupakan waktu yang telah
dihabiskan oleh pemilik usaha untuk menjalani usahanya dan menjalani
pengalaman yang diperoleh selama menjalankan usahanya sehingga seseorang
dengan pengalaman yang lebih lama dianggap lebih berpotensi
mengembalikan kredit secara lancar.
Pengalaman usaha akan mempengaruhi ketrampilan dalam melaksanakan
tugas dan juga membuat kerja menjadi lebih efisien. Pengalaman usaha yang
semakin lama akan membantu dalam mendeteksi kesalahan, memahami
kesalahan, dan mencari sebab munculnya kesalahan tersebut, sehingga akan
semakin mendukung peluang keberhasilan usaha yang digeluti (Pradita, 2013).
Hal tersebut juga didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Arinda dan Maski (2016), Arinta dan Hir (2013), Wongnaa & Vitor
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengembalian kredit.
Maka penulis menentukan hipotesis berikut:
H5: Pengalaman Usaha berpengaruh Positif terhadap Kelancaran
Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada UMKM Di Bandar
Lampung.
32
3. Karakteristik Pembiayaan
a. Pengaruh Nilai Pinjaman terhadap Kelancaran Pengembalian
Pembiayaan
Menurut Triwibowo dalam Rahayu (2016) nilai pinjaman merupakan
karakteristik kredit atau pembiayaan. Nilai pinjaman adalah besarnya realisasi
kredit yang diterima nasabah (dalam satuan ribuan). Tidak semua debitur
menggunakan pinjaman yang diterimanya untuk kegiatan yang bersifat
produktif. Banyak debitur yang menyalahgunakan pinjaman yang mereka
terima untuk kegiatan yang bersifat konsumtif, terlebih apabila debitur
tersebut terbentur dengan masalah kesulitan keuangan (Renggani dalam
Rahayu, 2016). Oleh karena itu, ketika jumlah pinjaman yang diberikan
semakin besar, maka debitur akan lebih lancar mengembalikan pembiayaan,
karena mengingat kesulitan keuangan debitur, dan akan mungkin untuk
mengajukan pembiayaan kembali.
Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Idoge (2013) yang
menyimpulkan bahwa nilai pinjaman berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pembayaran pinjaman. Sementara itu, Rahayu (2016) juga
mengatakan bahwa nilai pinjaman berpengaruh terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan murabahah. Sejalan dengan itu, Priyadi (2012),
Rochmawati dan Raharjo (2014), Arinda dan Maski (2016) pun dalam
penelitiannya menyatakan bahwa nilai pinjaman berpengaruh terhadap
pengembalian pinjaman. Bahkan, di dalam penelitiannya, Pradita dan Lating
(2012) menyatakan jumlah pinjaman berpengaruh kuat terhadap tingkat
pengembalian kredit. Maka penulis mengusulkan hipotesis sebagai berikut:
33
H6: Nilai Pinjaman Berpengaruh positif terhadap Kelancaran
Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada UMKM di Bandar
Lampung.
34
III. METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2013). Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
nasabah di BMT Al Fatih Bandar Lampung berjumlah 300 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2013). Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode purposive sampling. Menurut Sugiyono (2013),
purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini sebesar
100 nasabah dengan kriteria yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah:
1. Nasabah BMT yang mempunyai UMKM
2. Nasabah BMT yang masih memiliki pembiayaan sampai tahun 2019
35
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan tujuan untuk
menggambarkan secara sistematis dan sesuai dengan fakta yang akan diselidiki
dengan cara mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis data dalam
pengujian hipotesis. Data kuantitatif dihitung berdasarkan nilai atau skor yang
diberikan responden terhadap jawaban dari pertanyaan yang ada di dalam
kuisioner.
Sumber data dalam penelitian yang akan diteliti adalah data primer. Data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli
atau tidak melalui media prantara (Indiantoro dan Supomo, 2012). Data primer
dalam penelitian ini diperoleh melalui kuisioner yang dibagikan kepada responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan data-data dengan menggunakan teknik-
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
1. Kuesioner.
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang dirumuskan sebelumnya dan
akan dijawab oleh responden (Sekaran, 2010). Menggunakan alternatif
jawaban yang sama untuk berbagai macam pertanyaan membuat responden
dapat memberikan jawaban terhadap berbagai macam pertanyaan dalam waktu
yang relatif singkat. Penyebaran kuesioner ini merupakan mekanisme
pengumpulan data yang efisien, karena kuesioner dapat dibagikan langsung,
disuratkan, ataupun disebarkan melalui email kepada responden.
36
Pengukuran kuesioner pada penelitian ini menggunakan Skala Likert 1 – 7.
Skala 1 – 7 dipilih dengan pertimbangan memudahkan responden dalam
menentukan kategori sangat tidak setuju sampai dengan sangat setuju atau
sangat sesuai sampai dengan sangat tidak sesuai. Responden yang akan dipilih
dalam penelitian ini terbiasa dengan penilaian interval angka 1 sebagai kategori
rendah dan 7 sebagai kategori paling tinggi.
Pengisisan kuesioner dilakukan hanya dengan memberi tanda √ pada skala 1 –
7 yang sudah tersedia. Skala 1 dimaknai sebagai sangat tidak sesuai, 2
dimaknai dengan agak tidak sesuai, 3 dimaknai tidak sesuai, 4 dimaknai
netral, 5 dimaknai sesuai, 6 dimaknai sebagai agak sesuai, dan 7 dimaknai
sangat sesuai.
Sangat tidak sesuai 1 2 3 4 5 6 7 Sangat sesuai
2. Wawancara.
Wawancara dilakukan dengan para nasabah BMT Al Fatih Bandar Lampung
yang memiliki UMKM untuk memperoleh informasi mendalam tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan fapa saja aktor-faktor yang mempengaruhi
kelancaran pengembalian pembiayaan murabahah di BMT Al Fatih Bandar
Lampung.
3. Studi Kepustakaan.
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data serta mempelajari
literatur-literatur yang ada berupa karya ilmiah, buku-buku atau kepustakaan
lain yang berhubungan erat dengan masalah dalam penulisan ini.
37
D. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2010), variabel penelitian adalah atribut atau sifat nilai dari
orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesipulannya. Penulis akan meneliti hubungan
antar variabel untuk menguji hipotesis penelitian.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari karakteristik personal, karakteristik usaha,
dan karakteristik pinjaman. Karakteristik personal terdiri dari usia sebagai X1,
tingkat pendidikan sebagai X2, dan jumlah tanggungan keluarga sebagai X3.
Karakteristik usaha terdiri omzet udaha sebagai X4 dan pengalaman usaha sebagai
X5. Karakteristik pembiayaan terdiri dari nilai pinjaman sebagai X6.
Tabel 3.1 Definisi dan Indikator Penelitian
No Variabel Indikator Skala
1. Kelancaran
Pengembalian
Pembiayaan (Y)
- Ketepatan waktu angsuran
- Target penjualan
- Hambatan proses produksi
- Karyawan
- Sistem informasi dan komunikasi
Interval
2. Usia (X1) - Usia produktif
- Usia nonproduktif
Interval
3. Tingkat Pendidikan
(X2)
- Pendidikan formal
- Pendidikan non formal
- Pendidikan informal
Interval
4. Jumlah Tanggungan
Keluarga (X3)
- Kesejahteraan hidup
- Jumlah anak
- Saudara yang masih menjadi
tanggungan
Interval
5. Omzet Usaha (X4) - Tingkat keuntungan
- Kuantitas produksi
- Motivasi debitur
- Pendapatan debitur ditambah
penghasilan pasangan
Interval
6 Pengalaman Usaha (X5) - Banyak sedikitnya pengalaman
- Inovasi
- Kematangan berfikir
Interval
38
- Keluhan dari pelanggan
7 Nilai Pinjaman - Nilai pinjaman yang besar
- Persentase bagi hasil
- Jumlah agunan
Interval
Sumber: Data sekunder diolah.
E. Uji Kualitas Data
Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrumen kuesioner
harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid dan reliable
sebab kebenaran data yang diolah sangat menentukan kualitas hasil penelitian.
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau
ketepatan suatu alat ukur. Validitas menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan oleh
peneliti. Untuk mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan
korelasi antar skor pertanyaan dengan total skor variabel. Sedangkan untuk
mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka
ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:
1) Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
2) Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
3) Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak
dan Ha diterima.
39
b. Uji Reliabilitas
Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2005). Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat
pengukuran mempunyai kehandalan dalam mengukur. Untuk mengetahui hasil
dari uji reliabilitas dapat menggunakan bantuan program SPSS, yang akan
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbanch Alpha > 0,60 (Ghozali, 2013).
2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik merupakan tahapan yang penting dilakukan dalam proses
analisis regresi. Apabila tidak terdapat gejala asumsi klasik diharapkan dapat
dihasilkan model regresi yang handal sesuai dengan kaidah BLUE (Best
Linier Unbiased Estimator), yang menghasilkan model regresi yang tidak bias
dan handal sebagai penaksir. Pelanggaran terhadap asumsi klasik berarti
model regresi yang diperoleh tidak banyak bermanfaat dan kurang valid.
Disamping itu uji asumsi klasik berguna untuk melengkapi uji statistic yang
telah dilakukan yaitu uji F, t, dan determinasi. Uji asumsi klasik terdiri dari uji
multikollinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas.
3. Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini teknis analisis data menggunakan analisis regresi linier
berganda dengan menggunakan program SPSS.
40
Analisis regresi berganda merupakan ekstensi dari metode regresi dalam
analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau
lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala
pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Indriantoro dan
Sumpomo, 2011).
Analisis regresi linier berganda yaitu menambah jumlah variabel bebas yang
sebelumnya hanya satu variabel menjadi dua atau lebih variabel bebas. Tujuan
dari analisis dari regresi linier berganda untuk mengetahui apakah variabel
independen berhubungan positif atau negatif terhadap variabel dependen.
Persamaan regresi linier berganda adalah:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + e
Keterangan:
Y : Kelancaran pengembalian pembiayaan
α : Nilai Konstanta
β1-β3 : Koefisien regresi dan estimator dari parameter
X1 : Usia
X2 : Tingkat Pendidikan
X3 : Jumlah Tanggungan Keluarga
X4 : Omzet Usaha
X5 : Pengalaman Usaha
X6 : Nilai Pinjaman
e : Variabel Error
66
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan terhadap ke
enam variabel yaitu usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga,
omzet usaha, pengalaman usaha, dan nilai pinjaman, maka ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Usia tidak memiliki pengaruh terhadap kelancaran pengembalian.
Artinya, Semakin dewasa usia nasabah tidak memberikan pengaruh
pada kelancaran pengembalian pembiayaan.
2. Tingkat pendidikan tidak memiliki pengaruh terhadap kelancaran
pengembalian. Artinya, tinggi atau rendahnya pendidikan seseorang
tidak mempengaruhi kelancaran pengembalian pembiayaan.
3. Jumlah tanggungan keluarga tidak memiliki pengaruh terhadap
kelancaran pengembalian. Artinya, sedikit atau banyaknya jumlah
anggota keluarga nsabah tidak memberikan pengaruh terhadap tingkat
pengembalian pembiayaan.
4. Omzet usaha berpengaruh positif signifikan terhadap kelancaran
pengembalian. Artinya, semakin besar omzet usaha yang didapatkan
oleh nasabah maka peluang dan kecenderungannya untuk dapat
mengembalikan pembiayaan dengan lancar semakin tinggi.
67
5. Pengalaman usaha berpengaruh positif signifikan terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan. Artinya, semakin lama usaha yang
dijalankan nasabah maka kelancaran dalam mengembalikan
pembiayaan semakin tinggi.
6. Nilai pinjaman berpengaruh positif signifikan terhadap kelancaran
pengembalian pembiayaan. Artinya, semakin besar nilai pinjaman
maka kelancaran pengembalian pembiayaan semakin meningkat.
B. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
1. Menambahkan variabel lain yang termasuk dari karakteristik personal
dari 5C dan 7P yang belum diteliti dalam penelitian ini.
2. Penelitian ini hanya terbatas pada satu lembaga keungan saja yaitu
BMT Al Fatih Bandar Lampung.
3. Penelitian ini hanya terbatas pada beberapa variabel saja. Penelitin ini
belum meneliti faktor-faktor lain yang mungkin dapat mempengaruhi
kelancaran pengembalian pembiayaan seperti jenis kelamin,
pengalaman meminjam, jangka waktu pengembalian, dan pinjaman ke
lembaga keuangan lain.
C. Saran
1. Bagi BMT, saat melakukan penilaian terhadap pembiayaan kepada
nasabah hendaknya memperhatikan faktor omzet usaha yang
dihasilkan nasabah, faktor pengalaman usaha yang telah dijalankan,
dan faktor nilai pinjaman yang akan diberikan.
68
2. Untuk peneliti selanjutnya disarankan agar dapat menambahkan
variabel-variabel lain yang mungkin mempengaruhi tingkat kelancaran
pengembalian pembiayaan dan melakukan penelitian pada beberapa
BMT agar hasilnya dapat digeneralisasi.
69
DAFTAR PUSTAKA
Angaine, Florance & Waari, Daniel Nderi. 2014. Factors Influencing Loan
Repayment in MICRO Finance Institution In Kenya. School of
Management, Kenya Institute of Management, MER & Jomo Kenyatta
University of Agriculture and Technology. Journal of Business and
Management. Vol. 16, PP 66-72.
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta..
Arinda, Nila. 2015. Analisis Pengaruh Usia, Jumlah Tanggungan Keluarga,
Pengalaman Usaha, Omzet Usaha dan Jumlah Pinjaman terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit Oleh UMKM (Studi Kasus: BPR Ringgit
Malang). Vol. 3, No. 2, hal 1-12.
Arinta, Dwi Yanti. 2014. Pengaruh Karakteristik Individu, Karakteristik Usaha,
Karaktersitik Kredit Terhadap Kemampuan Debitur Membayar Kredit
Pada BPR Jatim Cabang Probolinggo (Studi Pada Nasabah UMKM Kota
Probolinggo). Volume 2, No. 1, hal 1-16.
Audina, M. 2017. Faktor-Faktor yang Menentukan Tingkat Kemampuan
Pengembalian Kredit UMKM Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau.
Fakultas Ekonomi Universitas Riau. JOM Fekon Vol. 4 No. 1 (Februari)
2017.
Budisantoso, Totok & Sigit Triandaru. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Edisi dua. Jakarta: Salemba Empat.
Ferdinand, Augusty. 2011. Metode Penelitian Manajemen.Semarang: Badan
Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang:
Badan Penerbit UNDIP.
70
Idoge, David E. 2013. Regionalising Loan Repayment Capacity of Small Holder
Cooperative Farmers In Nigeria: Exploring South-South Nigeria. Journal
of Biology, Agriculture and Healthcare. Vol. 3, No. 7, Pp.176-183.
Indriantoro, Nurdin Bambang Supomo. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Edisi Pertama. Jogyakarta: BPFE.
Indriantoro, Nurdin Bambang Supomo. 2012. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk
Akuntansi dan Manajemen. Jogyakarta: BPFE.
Kasmir. 2014. Manajemen Perbankan, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003.
Kiswati dan Rahmawaty A. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Pengembalian Pembiayaan Mudharabah. Jurusan Ekonomi Syariah
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus. Equilibrium Vol. 3, No. 1,
Juni 2015.
Lubis, AM dan Rachmina D. (2012). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Realisasi dan Pengembalian Kredit Usaha Rakyat. Jurusan Agribisnis,
Fakultas Ekonomi Manajemen, IPB. Vol. 1 No. 2 September 2011.
Meizari K, Ismono RH dan Soelaiman, A. 2015. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Usaha Kelompok dalam
Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) di
Kecamatan Bangun Rejo Kabupaten Lampung Tengah. Jurusan
Agribisnis, Fakultas Pertanian,
Universitas Lampung. JIIA, Vol. 3 No. 4 Oktober 2015.
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN.
Pasha, S. A. Majeeb dan Tolosa Negese. Performance of Loan Repayment
Determinants in Ethiopian Micro Finance-An Analysis. Eurasian Journal
Of Business and Economics. Vol. 7, No.13, Pp. 29-49.
Pinbuk. 2008. Apa Itu BMT, (http://pinbuk.com) (diakses 25 September 2018).
Pradita, Dandy Wahyu Bima. 2013. Analisis Karakteristik Debitur yang
Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Guna Menanggulangi
Terjadinya Non Performing Loan (NPL) (Studi Kasus Pada BRI Kantor
Cabang Pembantu Sukun Malang). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Volume 1, No.2, hal 1-16.
Priyadi U. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembalian
Pinjaman BMT di Kecamatan Ngaglik Tahun 2012. Fakultas Ekonomi
UII. Aplikasi Bisnis Vol 15, No 9 April 2014.
71
Rahayu, Tri Andina. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelancaran Pengembalian Pembiayaan Murabahah pada Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di BMT Taruna Sejahtera. Jurusan
Perbankan Syariah Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Vol. 7 No. 1
2016.
Rochmawati, M dan Raharjo T. 2014. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Tingkat Pengembalian Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro
(Studi pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Pasirian
Cabang Lumajang.
Samti, Astri Marlia. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pengembalian Kredit Bermasalah Oleh Debitur Gerai Kredit Verena
Bogor. Jurnal. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sekaran, Uma & Bougie, Roger. 2010. Research Method for Business A Skill
Building Approach (5th Edition). United Kingdom: John Wiley & Sons
Ltd.
Sumiyanto, Ahmad. 2008. BMT Menuju Koperasi Modern. Solo: ISES
Publishing.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kunatitatif, Kualitatif
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Umar, Husein. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah.
Widayanthi, Luh Ikka. 2012. Pengaruh Karakteristik Debitur UMKM Terhadap
Tingkat Pengembalian Kredit Pundi Bali Dwipa (Studi Kasus Nasabah
Pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Singaraja).
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Volume 1, No 2,
hal 1-15.
Wongnaa, C.A. dan D. Awunyo-Vitor. 2013. Factors Affecting Loan Repayment
Performance Among Yam Farmers in The Sene District, Ghana. Agris
Online Papers in Economics and Informatics. Vol. 5, No. 2, Pp. 111-122.
Penyerapan tenaga kerja dari sektor UMKM, (http://www.bi.go.id) (diakses pada
25 September 2018).
72
Jumlah BMT sampai tahun 2015 (http://www.depkop.go.id/) (diakses pada
September 2018).
Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia tahun 2009 – 2013 (dalam unit)
(https://www.bps.go.id/) (diakses 2 Oktober 2018).
Top Related