1
ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN SAHAM
SEBELUM DAN SESUDAH FENOMENA JANUARY EFFECT
(Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Fadel
NIM. 11150810000071
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019
i
ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN VOLATILITY RETURN SAHAM
SEBELUM DAN SESUDAH FENOMENA JANUARY EFFECT
(Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhammad Fadel
NIM. 11150810000071
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc
NIP. 197411272001121002 NIDN. 2012108503
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/2019
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Selasa, 22 Oktober 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Fadel
2. NIM : 11150810000071
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Analisis Abnormal Return dan Volatility Return
Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January
Effect (Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2018)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Oktober 2019
1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M (___________________)
NIP. 197410032003122001 Ketua
2. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB (___________________)
NIP. 197411272001121002 Sekretaris
3. Faizul Mubarok, M.M (___________________)
NIDN. 2014058801 Penguji Ahli
4. Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB (___________________)
NIP. 197411272001121002 Pembimbing I
5. Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc (___________________)
NIDN. 2012108503 Pembimbing II
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 11 April 2019 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Muhammad Fadel
2. NIM : 11150810000071
3. Jurusan : Manajemen (Keuangan)
4. Judul Skripsi : Analisis Abnormal Return dan Volatility Return
Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January
Effect (Event Study Pada Perusahaan LQ45 yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-
2018)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 11 April 2019
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Muhammad Fadel
NIM : 11150810000071
Jurusan : Manajemen
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemanipulasian data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya
ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai
sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 22 Oktober 2019
Yang menyatakan,
Muhammad Fadel
NIM. 11150810000071
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama lengkap : Muhammad Fadel
2. Tempat, tanggal lahir : Bukittinggi, 10 Desember 1996
3. Alamat : Jl. Dr. Hamka No. 24F Gang Melati,
Kelurahan Pakan Kurai Kecamatan Guguk
Panjang Kota Bukittinggi Provinsi
Sumatera Barat 26112
4. Telepon : 0852-1507-8710
5. E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
Tahun 2003-2009 : SD Negeri 09 Pakan Kurai
Tahun 2009-2012 : SMP Negeri 6 Bukittinggi
Tahun 2012-2015 : SMA Negeri 3 Bukittinggi
Tahun 2015-2019 : S1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENDIDIKAN NON FORMAL
Juli-Agustus 2017 : Brilliant English Course Pare, Kediri
IV. PENGALAMAN KERJA
Februari-Agustus 2019 : Perum Perumnas (Div. Strategic Planning)
V. LATAR BELAKANG KELUARGA
Ayah : Ir. Eri Yonhar
Ibu : Dra. Erningsih
v
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of the January effect phenomenon
on abnormal return and volatility return on LQ45 shares listed on the Indonesia
Stock Exchange in 2014 to 2018. The sample used in this study were 20 companies
obtained by purposive sampling technique. The method used in this research is
event study, where the event window in this study consists of 10 days end of
December and 10 days beginning in January. Hypothesis testing is done using the
One way ANOVA test, Paired sample t-test, and One sample t-test. The study was
conducted using IBM SPSS Statistics 20 and Microsoft Excel 2016 software.
The results showed that there were no significant differences between
abnormal returns and volatility returns before and after the January effect
phenomenon on LQ45 shares listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014 to
2018. It was found that abnormal returns only exists at t+2 but not at other event
window, and volatility returns are too identical and do not show a significant
difference between December and January.
Keyword: Abnormal Return, Volatility Return, January Effect, Market Anomaly,
LQ45 Index
vi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fenomena January
effect terhadap abnormal return dan volatility return pada saham LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai dengan 2018. Sampel
yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 perusahaan yang diperoleh dengan
teknik pengambilan sampel purposive sampling. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah event study, dimana event window dalam penelitian ini terdiri
dari 10 hari akhir bulan Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Pengujian
hipotesis yang dilakukan menggunakan uji One way ANOVA, Paired sample t-
test, dan One sample t-test. Penelitian dilakukan dengan menggunakan bantuan
perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2016.
Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan dari abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah
fenomena January effect pada saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2014 sampai dengan 2018. Ditemukan bahwa abnormal return hanya
terdapat pada t+2 namun tidak pada event window lainnya, dan volatility return
terlalu identik sehingga tidak menunjukan perbedaan yang signifikan antara bulan
Desember dengan bulan Januari.
Kata Kunci: Abnormal Return, Volatility Return, January Effect, Anomali Pasar,
Indeks LQ45
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Abnormal Return dan Volatility
Return Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January Effect (Event Study pada
Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018)”.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabatnya hingga pada umatnya.
Penulisan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar Strata Satu Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari di dalam penulisan
skripsi ini tidak lepas dari banyak pihak yang telah membantu, mendorong,
mengarahkan dan memotivasi dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga
selesai. Oleh karena itu, penulis dalam kesempatan ini secara khusus
menyampaikan hormat dan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua tersayang, ayahanda Eri Yonhar dan ibunda Erningsih yang
selalu memberikan dukungan moral maupun materil serta motivasi, nasihat dan
doa yang tiada henti-hentinya untuk kebahagiaan dan keberhasilan penulis.
2. Kedua kakak penulis Neisia Yonency dan Muhammad Faldo serta adik penulis
Rihadatul ‘Aisy dan Muhammad Farhan yang selalu memberikan dukungan.
3. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc., M.A. selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., M.Si., Ak., CA., BKP., QIA. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom.,M.M, selaku Ketua Jurusan Manajemen dan Ibu
Amalia, SE., M.SM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan secara
resmi judul penelitian sebagai bahan skripsi dan telah membantu memberikan
izin kepada penulis sehingga penyusunan skripsi dapat berjalan dengan lancar.
6. Bapak Dr. Indo Yama Nasarudin, SE., MAB. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah bersedia membimbing, memberikan banyak ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan dan kesulitan dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak Deni Pandu Nugraha, SE., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing II yang
yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan dalam penyusunan skripsi
ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
8. Bapak Dr. Herni Ali Husin Thalib, SE., M.M. selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang memberikan bimbingan akademis kepada penulis.
9. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan wawasan dan
ilmu yang berharga dan juga bermanfaat bagi penulis.
10. Direksi beserta jajaran Pimpinan, Mentor, Co-mentor dan rekan-rekan Perum
Perumnas yang telah memberikan kesempatan, kepercayaan, serta fasilitas
kepada penulis selama mengikuti Program Magang Mahasiswa Bersertifikat.
11. Gita Aliani yang telah membantu dan memberikan semangat setiap harinya
kepada penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Faturrohim, Ibnu Hilmi, Ulfiya Husen, Nurul Ashari, Chaidir Ali, Brolin
Maryudanto, Farabi Madyan, Fahmi Ilman, Wildan Mustinda, Abil Fada dan
Rifki, yang merupakan sahabat berbagi canda tawa selama masa perkuliahan.
ix
13. Teman-teman satu angkatan Manajemen 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
14. Teman-teman KKN 173 Semeru 2018 yang telah mengabdikan diri bersama-
sama di Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur, Bogor.
15. Teman-teman Predators FC 2010 yang tumbuh bersama penulis dari sejak kecil
hingga saat ini.
16. Semua pihak yang telah membantu dari awal perkuliahan hingga tahap skripsi
ini selesai yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Saya ucapkan terima
kasih. Semoga Allah SWT membalas kebaikan semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga skripsi ini mampu memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
Jakarta, 22 Oktober 2019
Muhammad Fadel
NIM. 11150810000071
x
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 11
C. Batasan Masalah ............................................................................................. 11
D. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 11
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 13
A. Landasan Teori ............................................................................................... 13
1. Investasi .................................................................................................13
2. Pasar Modal ...........................................................................................15
3. Saham ....................................................................................................20
4. Return Investasi Saham .........................................................................29
xi
5. Pasar Efisien ..........................................................................................33
6. Anomali Pasar .......................................................................................36
B. Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 40
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ................................................................ 48
1. Kerangka Pemikiran ..............................................................................48
2. Pengembangan Hipotesis.......................................................................49
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 52
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 52
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................................. 52
1. Populasi .................................................................................................52
2. Sampel ...................................................................................................55
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 58
D. Jenis dan Sifat Penelitian ................................................................................ 60
E. Metode Analisis Data ..................................................................................... 60
1. Statistik Deskriptif .................................................................................60
2. Uji Normalitas .......................................................................................61
3. Uji Homogenitas ....................................................................................62
4. Uji Hipotesis ..........................................................................................63
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 66
A. Gambaran Objek Penelitian ............................................................................ 66
B. Penemuan dan Pembahasan ............................................................................ 72
1. Deskriptif Variabel Penelitian ...............................................................72
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif .................................................................76
3. Hasil Uji Normalitas ..............................................................................81
xii
4. Hasil Uji Homogenitas ..........................................................................82
5. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................83
C. Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................................... 92
1. Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect.........92
2. Analisis Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect .........95
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 99
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 99
B. Implikasi ....................................................................................................... 100
C. Saran ............................................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102
LAMPIRAN ........................................................................................................ 106
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-Jenis Anomali ............................................................................... 37
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 45
Tabel 3.1 Daftar Populasi Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 .................... 53
Tabel 3.2 Kriteria Penentuan Sampel ................................................................... 56
Tabel 3.3 Daftar Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 ...................... 57
Tabel 4.1 Profil Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018 ....................... 66
Tabel 4.2 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ......... 72
Tabel 4.3 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect .......... 74
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Average Abnormal Return ...................................... 76
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Average Volatility Return ....................................... 79
Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov ......................... 82
Tabel 4.7 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas ......................................................... 83
Tabel 4.8 Ringkasan Hasil Uji One Way ANOVA dan Paired Sample T-Test pada
AAR dan AVR ........................................................................................... 84
Tabel 4.9 Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AAR ............................ 90
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AVR .......................... 91
Tabel 4.11 Kriteria Kapitalisasi Saham ................................................................ 94
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ........................................................ 1
Gambar 1.2 Frekuensi Transaksi Saham ................................................................. 3
Gambar 1.3 Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan .................................. 4
Gambar 1.4 Perkembangan Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia ................. 5
Gambar 1.5 Indeks Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia ........................................ 9
Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung ............................ 14
Gambar 2.2 Tingkatan Kumulatif dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien ..................... 36
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................... 48
Gambar 3.1 Event Window 20 Hari ...................................................................... 59
Gambar 4.1 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ..... 73
Gambar 4.2 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect ...... 75
Gambar 4.3 Average Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect ..... 93
Gambar 4.4 Average Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect ...... 97
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian ................................................................. 106
Lampiran 2: Perhitungan AAR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect .... 107
Lampiran 3: Perhitungan AVR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect ... 109
Lampiran 4: Output Statistik Deskriptif ............................................................. 111
Lampiran 5: Output Uji Normalitas ..................................................................... 112
Lampiran 6: Output Uji Homogenitas ................................................................. 113
Lampiran 7: Output Uji One Way ANOVA ........................................................ 115
Lampiran 8: Output Uji Paired Sample T-Test .................................................... 117
Lampiran 9: Output Uji One Sample T-Test ........................................................ 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap negara akan berusaha keras untuk mencapai pertumbuhan
ekonomi yang optimal, termasuk Indonesia. Perekonomian di Indonesia saat
ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu dalam
lima tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi tersebut akan mengakibatkan
terjadinya perubahan nilai kehidupan masyarakat, pola hidup, pola berpikir
dan tingkah laku, yang memiliki harapan akan kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik (Silviyani et. al., 2014).
Gambar 1.1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber: Badan Pusat Statistik (2019)
Grafik pertumbuhan ekonomi di atas menunjukan pada tahun 2014
pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada angka 5,01% yang kemudian
sempat menurun pada angka 4,88% di tahun 2015. Lalu mulai bangkit pada
tahun 2016 (5,03%) perlahan ke tahun 2017 (5,07%) hingga 5,17% di tahun
2018. Dari grafik tersebut terlihat terjadinya tren pertumbuhan ekonomi yang
5.01
4.88
5.03
5.07
5.17
2014 2015 2016 2017 2018
Dalam Persen (%)
2
positif dalam lima tahun terakhir walaupun sempat mengalami penurunan
pada tahun 2015 namun pada akhirnya kembali mengalami peningkatan yang
cukup signifikan.
Beberapa negara memiliki masyarakat dengan sikap yang dapat
memberikan dorongan kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi akan lebih cepat pada masyarakat yang memiliki sikap hemat dan
menabungkan uangnya untuk berinvestasi. Oleh karena itu kemajuan
perekonomian suatu negara juga dapat dilihat dari perkembangan
investasinya. Pada dasarnya investasi merupakan penempatan sejumlah dana
pada saat ini dengan harapan meraih keuntungan dimasa yang akan datang
(Mufreni & Amanah, 2017). Keputusan investasi pada umumnya dilandasi
oleh banyaknya ketidakpastian yang akan dihadapi di masa depan sehingga
mempengaruhi tingkat keuntungan yang diperoleh. Begitupula jika
berinvestasi di pasar modal, harus mempertimbangkan berbagai aspek untuk
pengambilan keputusan investasi (Darman, 2018).
Pasar modal merupakan jembatan antara pihak yang mempunyai
kelebihan dana (investor) dengan pihak yang membutuhkan dana (emiten)
(Pradnyaparamita & Rahyuda, 2017). Pasar modal merupakan sasaran yang
tepat untuk melakukan investasi mengguntungkan bagi perusahaan,
pemerintah atau institusi lainnya. Menurut Kadir & Kewal (2014) pasar
modal di Indonesia mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam fungsi ekonomi, pasar modal bertugas
untuk mengalokasikan dana secara efisien dari pihak yang kelebihan dana
kepada pihak yang membutuhkan dana, dimana perusahaannya telah terdaftar
3
dipasar modal. Fungsi keuangan sendiri tergambar dari adanya kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan bagi pemilik modal.
Husnan (2015:3) mengatakan bahwa di pasar modal terdapat berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu instrumen pasar
modal yang paling banyak diminati investor ialah saham. Menurut Bodie et.
al., (2014:42) saham merupakan bagian kepemilikan dalam suatu perusahaan
yang memberi hak kepada pemiliknya satu suara terkait tata kelola
perusahaan dan untuk mendapatkan bagian manfaat keuangan perusahaan.
Apabila tingkat permintaan terhadap saham meningkat, maka harga saham
tersebut pun akan meningkat begitu juga sebaliknya.
Minat investor dalam berinvestasi saham kian meningkat dari tahun
ketahun. Khususnya dalam lima tahun terakhir yakni tahun 2014 hingga tahun
2018 dimana tingkat frekuensi transaksi saham mencapai 90 juta kali.
Gambar 1.2
Frekuensi Transaksi Saham
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2019)
51,457.6154,066.25
64,975.33
74,371.33
92,833.06
2014 2015 2016 2017 2018
Dalam Ribu Kali
4
Dari grafik frekuensi transaksi saham pada gambar 1.2 diatas dapat
diketahui bahwa frekuensi saham selalu meningkat dalam lima tahun terakhir
yakni dari tahun 2014 hingga 2018. Hal ini membuktikan bahwa saham ialah
instrumen pasar modal yang paling banyak diminati investor. Perkembangan
investasi pasar modal berupa instrumen saham tersebut juga dapat dilihat dari
perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Gambar 1.3
Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan
Sumber: Yahoo Finance (2019)
Dari gambar 1.3 di atas dapat diketahui pada penutupan harga saham
gabungan tahun 2014 berada pada angka Rp. 5,226.95, namun pada tahun
2015 sempat mengali penurunan pada angka Rp. 4,593.01 dan dapat bangkit
kembali di tahun 2016 dan 2017 pada angka Rp. 5,296.71 dan Rp. 6,355.65,
terakhir tahun 2018 kembali mengalami penurunan pada angka Rp. 6,194.50.
Pada grafik ini juga terjadi penurunan pada tahun 2015 dan tahun 2018.
Selain itu, untuk melihat perkembangan dalam pasar modal dapat juga
dilihat dari kapitalisasi pasarnya. Kapitalisasi pasar adalah nilai pasar dari
saham yang diterbitkan (outstanding share) suatu emiten. Kapitalisasi pasar
5,226.95
4,593.01
5,296.71
6,355.656,194.50
2014 2015 2016 2017 2018
Dalam Rupiah
5
didapatkan dari mengalikan jumlah saham yang beredar dengan harga saham
penutupannya. Besar atau tidaknya perusahaan di bursa saham dapat dilihat
dari kapitalisasi pasarnya (Rifqiawan, 2015). Berikut ini perkembangan
kapitalisasi pasar pada Bursa Efek Indonesia.
Gambar 1.4
Perkembangan Kapitalisasi Pasar di Bursa Efek Indonesia
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2019)
Terlihat dari gambar 1.4 diatas bahwa kapitalisasi pasar dari tahun
2014 sampai tahun 2018 menunjukan tren yang positif walaupun sempat
turun di tahun 2015 dan 2018, kondisi ini sama halnya dengan perkembangan
IHSG pada grafik sebelumnya yang terdapat pada gambar 1.3. Tren
pertumbuhan masih berada pada posisi meningkat secara keseluruhan
artinya jumlah saham yang beredar semakin banyak, yang mengindikasikan
semakin tingginya tingkat ketertarikan investor terhadap saham yang beredar
di Indonesia. Dengan terus meningkatnya frekuensi transaksi saham,
kemudian didukung dengan meningkatnya nilai IHSG dan kapitalisasi pasar
di Bursa Efek Indonesia, maka bukan mustahil para fund manager akan
semakin deras menanamkan dana di pasar modal.
5,228.04
4,872.70
5,753.61
7,052.39 7,023.50
2014 2015 2016 2017 2018
Dalam Triliun Rupiah
6
Pengetahuan mengenai pemilihan waktu yang tepat dalam membeli
saham merupakan suatu hal yang sangat penting diketahui oleh seorang
investor dalam upaya meminimalkan risk dan memaksimalkan return yang
diperoleh. Menurut Sari & Sisdyani (2014) return adalah hasil yang
diharapkan oleh investor atas dana yang diinvestasikannya. Sementara risk
adalah risiko yang akan ditanggung untuk memperoleh return yang
diharapkan.
Dalam memperoleh return seorang investor harus dapat membaca
keadaan yang terjadi di pasar. Selain itu investor juga harus memiliki
informasi yang lengkap dan jelas mengenai pasar. Informasi yang lengkap
mengenai pasar haruslah informasi yang mencerminkan seluruh kondisi
pasar (Kadir & Kewal, 2014). Dalam keadaan ini, menurut Nasution (2015)
pasar yang seperti itu adalah pasar yang efisien yaitu pasar dimana semua
harga sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi
yang tersedia. Suatu pasar dikatakan efisien apabila tidak seorangpun baik
investor individu maupun investor institusi akan memperoleh return tidak
normal (abnormal return) setelah disesuaikan dengan risiko ataupun dengan
menggunakan strategi perdagangan yang ada. Jadi abnormal return
merupakan return yang didapatkan investor yang dapat diketahui dengan
menghitung selisih antara return sesungguhnya (actual return) dengan
return yang diharapkan investor tersebut (expected return).
Sementara itu volatilitas (volatility) merupakan indikator dari sebuah
ketidakpastian dari investasi dalam bentuk saham. Volatilitas merupakan
besarnya jarak naik dan turunnya harga saham. Volatilitas ini berperan pada
7
return investasi, jika saham memiliki return yang tinggi maka saham
tersebut mempunyai resiko yang tinggi pula. Volatilitas bisa diukur dengan
simpangan baku (standard deviation) sehingga dipersepsikan pula sebagai
risiko. Semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tinggi pula tingkat
ketidakpastian dari imbal hasil (return) saham yang dapat diperoleh
(Handayani & Suartana, 2015). Dengan melakukan analisis mengenai risk
dan return yang dilakukan oleh investor akan mendorong kepada upaya
penetapan harga yang lebih efisien.
Berlawanan dengan konsep efisiensi pasar (efficiency market), banyak
penelitian pada beberapa pasar saham yang menyebutkan adanya beberapa
fenomena yang tidak sesuai dengan hipotesis pasar efisien yaitu
ditemukannya sejumlah anomali. Anomali adalah kejadian atau peristiwa
yang tidak diantisipasi dan menawarkan investor peluang atau kesempatan
untuk memperoleh return yang tak normal. Pada teori keuangan, anomali
pasar dapat diklasifikasikan menjadi empat macam. Keempat anomali
tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies), anomali musiman
(seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event anomalies),
dan anomali akuntansi (accounting anomalies) (Pradnyaparamita &
Rahyuda, 2017). Salah satu anomali pasar yang bertentangan dengan
efficiency market hypothesis theory ialah January effect. Anomali January
effect ini merupakan bagian dari jenis anomali musiman, dimana pada setiap
awal tahun terjadi kenaikan harga saham khususnya pada pekan pertama
bulan Januari (Darman, 2018).
8
January effect merupakan suatu fenomena kenaikan harga saham
yang disebabkan oleh aktivitas mayoritas investor yang membeli saham pada
bulan Januari. Kenaikan harga saham pada bulan Januari ini berkaitan
dengan beberapa faktor yakni adanya penjualan saham dengan harga murah
pada akhir tahun yang bertujuan untuk mengurangi pajak, investor yang
merealisasi capital gain, pengaruh dari portofolio window dressing,
permintaan uang tunai yang melebihi rata-rata pada pertengahan Desember
dalam rangka Natal, kebiasaan para investor menjual sahamnya untuk
berlibur dan membelinya kembali pada bulan Januari dan adanya
kepercayaan bahwa tahun baru akan lebih baik dari tahun sebelumnya
(Pratiwi et. al., 2018).
Penelitian ini akan menganalisis ada tidaknya abnormal return dan
volatility return saham sebelum dan sesudah fenomena January effect di
Pasar Modal Indonesia pada tahun 2014 sampai dengan 2018 yang dilakukan
pada perusahaan kelompok saham indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
Indeks LQ45 adalah gabungan dari saham-saham yang terdiri dari 45 saham
di Bursa Efek Indonesia dengan tingkat likuiditas yang tinggi, kapitalisasi
pasar yang besar, serta lolos seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan
(Pradnyaparamita & Rahyuda, 2017). Pengambilan populasi ini didasarkan
pertimbangan atas keadaan saham yang terbaik dan stabil, tingkat likuiditas
dan kapitalisasi pasar yang tinggi, serta aktif diperdagangkan sehingga
menjadi indeks saham yang peka terhadap masuknya informasi-informasi ke
dalam pasar. Hal tersebut dapat dilihat dari perkembangan indeks saham
LQ45 pada gambar 1.5 berikut ini:
9
Gambar 1.5
Indeks Saham LQ45 Bursa Efek Indonesia
Sumber: Yahoo Finance (2019)
Pada gambar 1.5 diatas dapat diketahui grafik yang menunjukan
perkembangan Indeks Saham LQ45 dalam lima tahun terakhir. Penutupan
harga saham tahun 2014 berada pada angka Rp. 898.58, namun pada tahun
2015 mulai mengalami penurunan pada angka Rp. 792.03. Setelah itu pada
periode 2016 mulai mengalami peningkatan kembali pada angka Rp. 884.62
dan pada periode 2017 mengalami peningkatan tertinggi di angka 1,079.39.
Pada akhirnya tahun 2018 kembali menurun pada angka Rp. 982,73. Hal
tersebut menggambarkan indeks saham LQ45 sangat aktif di perdangangan
dengan terlihatnya mengalami perkembangan dan pemulihan yang fluktuatif
namun ke arah yang positif secara keseluruhan. Oleh karena itu pemilihan
indeks saham LQ45 sebagai objek populasi penelitian sangatlah tepat dalam
mendukung akurasi penelitian ini.
Kemudian variabel dalam penelitian ini adalah abnormal return, dan
volatility return saham. Abnormal return adalah selisih dari expected return
dengan actual return (Subhan et. al., 2016). Sedangkan volatility return
898.58
792.03
884.62
1,079.39
982.73
2014 2015 2016 2017 2018
Dalam Rupiah
10
merupakan indikator dari sebuah ketidakpastian dari investasi dalam bentuk
saham dimana semakin tinggi tingkat volatilitas, semakin tinggi pula tingkat
ketidakpastian dari imbal hasil (return) saham yang dapat diperoleh
(Handayani & Suartana, 2015).
Cukup banyak penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk
membuktikan secara empiris apakah January effect memang terjadi di pasar
modal ataukah hanya sekedar wacana belaka. Sampai dengan sekarang
berbagai pendapat yang mendukung maupun yang membantah akan adanya
fenomena January effect di pasar modal masih terus berlanjut. Salah satu
acuan teori yang sering kali digunakan untuk menjelaskan fenomena ini
adalah teori pasar efisien (theory market efficient) yang pertama kali
dikemukakan dan dipopulerkan oleh Fama pada tahun 1970.
Berbagai hasil penelitian terdahulu yang sangat beragam mengenai
January effect yang pada akhirnya menghasilkan atau tidaknya pola abnormal
return dan volatility return saham, baik penelitian di pasar modal luar negeri
maupun penelitian di Bursa Efek Indonesia menjadi bahan kajian yang
semakin menarik untuk diteliti. Hal ini mendorong penulis untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis Abnormal Return dan Volatility Return
Saham Sebelum dan Sesudah Fenomena January Effect (Event Study
Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2018)”
11
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka
perumusan masalah yang diajukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan abnormal return saham di bulan Januari
dengan abnormal return saham di bulan Desember pada perusahaan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018?
2. Apakah terdapat perbedaan volatility return saham di bulan Januari
dengan volatility return saham di bulan Desember pada perusahaan LQ45
di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018?
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dan untuk menghindari
perluasan pembahasan dalam penelitian ini, maka penulis membatasi variabel
yang menentukan anomali pasar January effect yaitu abnormal return dan
volatility return.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan maka dapat diidentifikasikan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis adanya perbedaan abnormal return saham di bulan Januari
dengan abnormal return saham di bulan Desember pada perusahaan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.
2. Menganalisis adanya perbedaan volatility return saham di bulan Januari
dengan volatility return saham di bulan Desember pada perusahaan
LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.
12
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
memberikan kontribusi ilmiah dan pengetahuan mengenai pengaruh
anomali perdagangan khususnya anomali January effect sehingga dapat
menguji teori-teori dari materi perkuliahan terhadap studi kasus yang
terjadi di perusahaan dan juga untuk studi lanjutan.
2. Bagi investor, diharapkan penelitian ini dapat membantu investor untuk
mengetahui anomali pada hari perdagangan, yaitu January effect dan
juga sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan waktu yang tepat
untuk berinvestasi serta dapat memahami situasi saham di masa yang
akan datang.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
a. Pengertian Investasi
Halim (2015:13) mengatakan investasi pada hakekatnya
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Kemudian
investasi menurut Hartono (2017:5) adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk dimasukan ke aktiva produktif selama periode waktu
yang tertentu. Sedangkan menurut Otoritas Jasa Keuangan (2017)
investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang
untuk pengadaan aktiva lengkap atau pembelian saham-saham dan
surat berharga lain untuk memperoleh keuntungan.
Merujuk UU No. 25 Tahun 2007 tentang investasi atau
penanaman modal, investasi ialah segala bentuk kegiatan menanam
modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam
modal asing untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia.
b. Tujuan Investasi
Tujuan penyelenggaraan penanaman modal menurut UU No. 25
Tahun 2007, antara lain untuk:
1) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
2) Menciptakan lapangan kerja.
14
3) Meningkatkan pembangunan ekonomi berkelanjutan.
4) Meningkatkan kemampuan daya saing dunia usaha nasional.
5) Meningkatkan kapasitas dan kemampuan teknologi nasional.
6) Mendorong pengembangan ekonomi kerakyatan.
7) Mengolah ekonomi potensial menjadi kekuatan ekonomi riil
dengan menggunakan dana yang berasal, baik dari dalam negeri
maupun dari luar negeri, dan
8) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
c. Tipe-tipe Investasi
Menurut Hartono (2017:7) investasi dapat berupa investasi
langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan
dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik
melalui perantara atau dengan cara yang lain. Begitupun investasi
tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan
investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari
perusahaan-perusahaan lain.
Gambar 2.1
Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung
Sumber: Hartono (2017:7)
15
2. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri,
baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun
perusahaan swasta (Husnan, 2015:3). Menurut Halim (2015:1) pasar
modal adalah pasar yang mempertemukan pihak yang menawarkan
dan yang memerlukan dana jangka panjang, seperti saham dan
obligasi.
Merujuk UU RI no. 8 tahun 1995 tentang pasar modal, yaitu
pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan efek.
b. Fungsi Pasar Modal
Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu
negara. Pasar modal bertindak sebagai penghubung antara para
investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui
perdagangan instrumen keuangan jangka panjangnya. Menurut
Husnan (2015:4) pasar modal memiliki peranan yang penting dalam
perekonomian suatu negara karena memiliki dua fungsi yaitu fungsi
ekonomi dan fungsi keuangan.
16
1) Fungsi Ekonomi
Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal
menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang
mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan
dana (borrower) dengan harapan lenders akan memperoleh
imbalan dari penyerah tersebut, sementara dari sisi borrowers
tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan mereka
melakukan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari
hasil operasi perusahaan.
2) Fungsi Keuangan
Fungsi keuangan dilakukan dengan menyediakan dana yang
diperlukan oleh para borrowers dan para lenders menyediakan
dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil
yang diperlukan untuk investasi tersebut. Keberadaan pasar modal
diharapkan dapat meningkatkan aktivitas perekonomian, karena
pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan
sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala besar yang
pada gilirannya akan dapat meningkatkan profitabilitas
(kemampuan labaan) perusahaan dan kemakmuran masyarakat
luas.
c. Instrumen pasar modal
Dalam pasar modal banyak instrumen yang ditawarkan dan
setiap instrumen memiliki karakteristik, keuntungan dan risiko yang
berbeda-beda. Menurut Halim (2015:6) instrumen pasar modal yang
17
umumnya diperdagangkan antara lain:
1) Saham biasa (Common Stocks)
Diantara surat- surat berharga yang diperdagangkan di pasar
modal, saham biasa (common stocks) adalah yang paling dikenal
masyarakat. Diantara emiten (perusahaan yang menerbitkan surat
berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak
digunakan untuk menarik dana dari masyarakat. Secara sederhana,
saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
2) Saham Preferen (Preferred Stocks)
Saham ini merupakan saham yang memiliki karakteristik
gabungan antara obligasi dan saham biasa. Saham preferen
diperdagangkan berdasarkan hasil yang ditawarkan kepada
investor, maka secara praktis saham ini dipandang sebagai surat
berharga dengan pendapatan tetap dan karena itu akan bersaing
dengan obligasi di pasar.
3) Obligasi (bond)
Obligasi merupakan surat berharga atau sertifikat yang berisi
kontrak antara pemberi dana (pemodal) dengan yang diberi dana
(emiten). Jadi surat obligasi adalah selembar kertas yang
menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut telah membeli utang
perusahaan yang menerbitkan obligasi. Kemudian pada akhirnya
penerbit akan menebus nilai utang tersebut pada saat jatuh tempo
dengan mengembalikan jumlah pokok pinjaman ditambah bunga
18
yang terutang. Pada umumnya instrumen ini memberikan bunga
tetap secara periodik.
4) Right
Merupakan surat berharga yang memberikan hak bagi
pemodal untuk membeli saham baru yang dikeluarkan emiten atau
biasa disebut Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
Right merupakan produk derivatif atau turunan dari saham.
5) Waran
Seperti halnya right adalah hak untuk membeli saham biasa
pada waktu dan harga yang sudah ditentukan. Waran diterbitkan
dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham
yang diterbitkan emiten
6) Reksadana
Reksadana yaitu wadah yang diperdagangkan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvenstasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.
Reksadana dirancang sebagai sarana untuk menghimpun dana dari
masyarakat yang memiliki modal dan mempunyai keinginan
untuk melakukan invesasi, namun hanya memiliki waktu dan
pengetahuan yang terbatas.
d. Pelaku Pasar Modal
Pelaku pasar modal yaitu lembaga dan prosesi penunjang dalam
mekanisme pasar modal, berperan dalam mempertemukan antara
emiten dengan investor. Pada prinsipnya, lembaga ini menawarkan
19
dan menyediakan jasa-jasa bagi kedua belah pihak (Halim, 2015:3).
1) Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal pada Primary
Market
a) Penjamin Emisi Efek (Underwriter)
Perusahaan sekuritas yang membuat kontrak dengan emiten
untuk melakukan penawaran umum (Public Offering) bagi
kepentingan emiten.
b) Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas adalah pihak yang
melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,
perantara pedagan efek, dan atau manajer investasi.
c) Akuntan Public (Public Accountant)
Bertugas dalam melakukan audit atas laporan keuangan
emiten serta memberi petunjuk cara-cara pembukuan yang
sesuai dengan SAK yang berlaku di Indonesia.
d) Konsultan Hukum
Tugas konsultan hokum adalah meneliti aspek-aspek hokum
emiten dan memberikan pendapat segi hukum (legal opinion)
tentang keadaan dan keabsahan usaha emiten.
e) Notaris
Bertugas dalam membuat konsep akta perubahan anggaran
dasar, membuat berita acara RUPS, dan menyiapkan naskah
perjanjian dalam rangka emisi efek.
20
f) Perusahaan Penilai
Pihak yang melakukan revaluasi asset emiten. Revaluasi
dilakukan untuk menentukan nilai wajar asset emiten sebagai
dasar dalam melakukan emisi efek di pasar modal.
2) Lembaga Penunjang Pasar Modal pada Secondary Market
a) Perusahaan Efek
Perusahaan efek atau perusahaan sekuritas adalah pihak yang
melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek,
perantara pedagan efek, dan atau manajer investasi.
b) Bank Kustodian (BK)
Berfungsi memberikan jasa seperti menyediakan tempat
penitipan harta yang aman bagi efek, mengamankan
pemindah-tanganan efek, dan mencatat semua titipan pihak
lain secara cermat.
c) Biro Administrasi Efek (BAE)
Berperan membantu emiten untuk mengadministrasikan
seluruh kegiatan yang berkaitan dengan efek-efek yang
ditawarkan oleh emiten kepada masyarakat investor baik pada
saat pasar primer ataupun sekunder dengan biaya yang lebih
ekonomis dibanding dilakukan sendiri oleh emiten.
3. Saham
a. Pengertian Saham
Menurut pendapat Supramono (2014:5) sederhananya saham
ialah surat berharga yang dapat dibeli atau dijual oleh perorangan atau
21
lembaga di pasar tempat surat tersebut di perjual belikan. Saham juga
dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau
pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan sehingga memiliki klaim
atas pendapatan perusahaan, asset perusahaan, dan berhak hadir dalam
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham menurut Bodie et. al., (2014:42) adalah bagian
kepemilikan dalam suatu perusahaan, setiap lembar saham memberi
hak kepada pemiliknya satu suara dalam segala hal terkait tata kelola
perusahaan yang digunakan dalam RUPS dan untuk mendapatkan
bagian manfaat keuangan perusahaan.
Fahmi (2015:270) juga mendefenisikan saham sebagai:
1) Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu
perusahaan
2) Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama
perusahaan dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan
kepada setiap pemegangnya.
3) Persediaan yang siap untuk dijual.
Keuntungan yang diperoleh pemodal dengan memiliki saham
ada dua yaitu dividen dan capital gain (Halim, 2015:7).
1) Dividen yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan. Umumnya dividen merupakan salah satu daya tarik
bagi pemegang saham dengan orientasi jangka panjang.
2) Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual.
22
Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan
saham di pasar sekunder. Umumnya pemodal dengan orientasi
jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain ini.
Adapun risiko yang dihadapi pemodal dengan memiliki saham
antara lain
1) Tidak mendapat dividen
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasi
perusahaan menghasilkan keuntungan. Sebaliknya, perusahaan
tidak dapat membagikan dividen jika perusahaan tersebut
mendapat kerugian. Dengan demikian potensi keuntungan
pemodal untuk mendapatkan dividen ditentukan oleh kinerja
perusahaan tersebut.
2) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham, tidak selalu pemodal
mendapatkan capital gain atau keuntungan atas saham yang
dijualnya. Ada kalanya pemodal harus menjual saham dengan
harga jual yang lebih rendah dari harga beli sehingga pemodal
mengalami capital loss.
3) Perusahaan bangkrut atau dilikuidasi
Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di Bursa Efek
Indonesia, jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka
secara otomatis saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari
bursa atau istilahnya ialah di delist. Dalam kondisi perusahaan
dilikuidasi, pemegang saham akan menempati posisi lebih rendah
23
dibanding kreditur atau pemegang obligasi.
4) Saham delisting
Risiko lain yang dihadapi oleh para pemodal adalah jika
saham perusahaan dikeluarkan dari pencatatan bursa efek alias di
delist. Umumnya terjadi karena kinerja yang buruk seperti dalam
kurun waktu tetentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami
kerugian beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun, dan berbagai kondisi
lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa. Hal ini
secara tidak langsung tentunya sangat merugikan para pemodal.
b. Jenis Saham
Menurut Hartono (2017:189) saham dapat dibedakan menjadi:
1) Saham biasa
Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham
saja, saham ini biasanya dalam bentuk saham biasa (common
stock). Pemegang saham adalah pemilik dari perusahaan yang
mewakilkan kepada manajemen untuk menjalankan operasi
perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan pemilik saham biasa
mempunyai beberapa hak diantaranya:
a) Hak kontrol, pemegang saham mempunyai hak untuk
mengontrol siapa yang akan memimpin perusahaannya.
b) Hak menerima pembagian keuntungan, sebagai pemilik
perusahaan pemegang saham berhak mendapatkan
keuntungan perusahaan dalam bentuk dividen.
24
c) Hak preemptif, yaitu hak untuk mendapatkan presentasi
kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan
tambaha lembar saham utnuk melindungi hak kontrol dari
pemegang saham lama dan melindungi saham lama dari
kemerosotan nilai.
2) Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti bond yang
membayarkan bunga atas pinjaman, saham preferen juga
memberikan hasil yang tetap berupa dividen preferen. Seperti
saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham
preferen di bawah klaim pemegang obligasi. Saham preferen
mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas dividen tetap dan hak
pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Dalam saham
preferen terbagi menjadi tiga macam yaitu:
a) Convertible preffered stock yaitu saham preferen yang dapat
dikonversikan ke saham biasa.
b) Callable preffered stock yaitu saham preferen yang dapat
ditebus.
c) Floating/adjustable-rate preffered stock yaitu saham preferen
dengan tingkat dividen yang mengambang.
3) Saham Treasuri
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik
perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
25
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan
sebagai treasuri.
c. Klasifikasi Saham
Menurut Audina & Laturette (2017) klasifikasi saham
berdasarkan nilai kapitalisasinya, terbagi menjadi 3 jenis saham:
1) Big-cap atau yang sering disebut saham blue chip
Merupakan kelompok saham yang berkapitalisasi besar dengan
nilai kapitaliasasi diatas Rp 5 triliun. Saham-saham ini diterbitkan
oleh perusahaan yang sudah mapan dan memiliki kinerja yang
baik.
2) Mid-cap atau biasa dikenal dengan saham second liner
Merupakan sekelompok saham yang berkapitalisasi besar antara
Rp 1 triliun sampai dengan Rp 5 triliun. Saham ini sering juga
disebut saham lapis kedua.
3) Small-cap
Merupakan kelompok saham yang nilai kapitalisasinya dibawah
Rp 1 triliun, biasa disebut saham lapis ketiga.
d. Indeks Saham
Suatu indeks diperlukan sebagai sebuah indikator untuk
mengamati pergerakan harga dari sekuritas-sekuritas (Hartono,
2017:166). Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui trend
pergerakan saham saat ini, apakah sedang naik, stabil atau turun.
Sampai saat ini, BEI mempunyai beberapa indeks diantaranya yaitu:
26
1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI meliputi
pergerakan-pergerakan harga untuk saham biasa dan saham
preferen. Indeks ini mulai diperkenalkan pertama kali pada
tanggal 1 April 1983 dengan menggunakan landasan dasar
(baseline) tanggal 10 Agustus 1982. Jumlah saham yang tercatat
pada waktu itu adalah hanya sebanyak 13 saham.
2) Indeks Liquid-45 (ILQ-45)
IHSG yang mencakup semua saham yang tercatat (sebagian
besar kurang aktif diperdagangkan) dianggap kurang tepat sebagai
indikator kegiatan pasar modal. Oleh karena itu pada tanggal 24
Februari 1997 dikenalkan alternatif indeks yang lain, yaitu Indeks
Liquid-45 (ILQ-45). Indeks LQ45 dimulai pada tanggal 13 Juli
1994 dan tanggal ini merupakan hari dasar indeks dengan nilai
awal 100. Indeks ini terdiri dari 45 saham-saham yang paling aktif
diperdagangkan. ILQ-45 ini diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu
pada awal bulan Februari dan Agustus. Pertimbangan yang
mendasari pemilihan saham yang masuk kedalam indeks ini ialah
liquiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria sebagai berikut:
a) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata transaksi sahamnya masuk
dalam urutan 60 terbesar di pasar regular
b) Selama 12 bulan terakhir, rata-rata nilai kapitalisasi pasarnya
masuk dalam urutan 60 terbesar di pasar regular
c) Telah tercatat di BEI paling tidak selama 3 bulan.
27
3) Indeks-Indeks IDX Sektoral
Indeks ini adalah bagian dari IHSG yang di klasifikasikan
kedalam 9 sektor industry menurut JASICA (Jakarta Stock
Exchange Industrial Classification). Indeks ini dikenalkan pada
tanggal 2 Januari 1996 dengan tanggal basis 28 Desember 1995.
Nilai basis untuk masing-masing sektor adalah 100. Indeks ini
dikaji setiap tahunnya pada awal bulan Juli. Kesembilan sektor
indeks ini adalah sebagai berikut:
a) Sektor bagian utama: Penggalian (extractive)
• Sektor 1. Pertanian (agriculture).
• Sektor 2. Pertambangan (mining).
b) Sektor bagian dua: Industri Pengolahan/Pabrikan
(Processing/Manufacturing Industry)
• Sektor 3. Industri dasar dan kimia (basic industry and
chemicals).
• Sektor 4. Aneka industri (miscellaneous industry).
• Sektor 5. Industri barang-barang konsumen (consumer
goods industry).
c) Sektor bagian tiga: Jasa (service)
• Sektor 6. Properti, estat ril, dan konstruksi bangunan
(property, real estate, and building construction).
• Sektor 7. Infrastruktur, utiliti dan trasportasi
(infrastructure, utilities, and transportation).
• Sektor 8. Keuangan (finance)
28
• Sektor 9. Perdagangan, jasa-jasa dan investasi (trade,
services, and investment).
4) Jakarta Islamic Index (JII)
JII dibuat oleh BEI bekerjasama dengan PT Danareksa
Invesment Management dan diluncurkan pada tanggal 3 Juli 2000.
JII menggunakan basis tanggal Januari 1995 dengan nilai awal
sebesar 100. JII diperbarui tiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal
bulan Januari dan Juli. JII merupakan indeks yang berisi 30 saham
perusahaan yang memenuhi kriteria investasi berdasarkan syariah
islam.
5) Indeks PEFINDO25
Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan PEFINDO
(Pemeringkat Efek Indonesia). Indeks ini diluncurkan pada
tanggal 18 Mei 2009. Tanggal basis indeks ini adalah 29
Desember 2005 dengan nilai basis 100. Indeks ini dikaji tiap 6
bulan sekali pada bulan Februari dan Agustus. Indeks ini berisikan
25 saham perusahaan-perusahaan kecil dan menengah atau SME
(Small and Medium Enterprises) terdaftar di IDX yang
mempunyai kepemilikan public yang tinggi.
6) Indeks SRI-KEHATI
Indeks ini hasil kerjasama antara IDX dengan Yayasan
Kehati (Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia). Yayasan ini
bergerak dalam upaya konservasi dan penggunaan keberlanjutan
sumber-sumber daya keanekaragaman hayati. Indeks ini
29
diluncurkan pada tanggal 8 Juni 2009. Indeks ini dikaji tiap 6
bulan sekali pada bulan Mei dan November. Saham-saham yang
termasuk didalamnya ialah saham yang terdaftar di IDX dengan
praktik-praktik memuaskan mendukung keberlanjutan
(sustainability) lewat cara-cara peduli terhadap lingkungan, sosial
dan tatakelola korporat yang baik (good corporate governance).
7) Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks ini diluncurkan oleh IDX pada tanggal 12 Mei 2011.
Indeks ini berisikan saham-saham yang ada di Daftar Efek Syariah
(DES) yang dikeluarkan sesuai regulasi Bapepam-LK No. II. K. 1
setiap 6 bulannya di bulan Mei dan November. Tanggal basis yang
digunakan adalah Desember 2007 dengan nilai 100. Indeks ini
dihitung sama dengan perhitungan IHSG yaitu menggunakan cara
rata-rata timbangan kapitalisasi pasar (value weighted).
4. Return Investasi Saham
a. Return saham
Return saham adalah keuntungan yang diperoleh oleh
perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi saham
yang dilakukannya (Fahmi, 2015:358). Menurut Hartono (2017:283)
return atau return realisasian ini merupakan return yang telah terjadi
yang dihitung menggunakan data historis. Return realisasian ini
penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari
perusahaan. Return realisasian juga berguna sebagai dasar penentuan
return ekspekstasian (expected return) dan risiko dimasa datang.
30
Menurut Yulita (2017) return realisasi saham individual selama
periode peristiwa dapat dihitung dengan formula sebagai berikut:
Keterangan:
Rit = return saham perusahaan i pada hari ke t
Pit = harga saham perusahaan i pada hari ke t
Pit-1 = harga saham perusahaan i pada hari ke t-1
b. Return Pasar
Indeks pasar saham merupakan cerminan dari perilaku investasi
perdagangan saham dari seluruh investor yang ada pada pasar saham
kepada masyarakat luas. Indeks pasar saham memiliki fungsi mulai
dari patokan dalam pergerakan saham, mengevaluasi suatu kinerja
perusahaan, hingga indikasi suatu return pasar (market return)
Return pasar dapat diwakili oleh indeks LQ45. Perhitungan
return pasar menurut Yulita (2017) dapat menggunakan formula
berikut:
Keterangan:
Rmt = return pasar pada hari ke t
Indeks LQ45t = indeks pasar pada hari ke t
Indeks LQ45t-1 = indeks pasar pada hari ke t-1
c. Expected Return Saham
Menurut Hartono (2017:283) expected return saham adalah
return yang diharapkan diperoleh oleh investor dimasa mendatang
yang sifatnya belum terjadi. Fahmi (2015:369) mengutarakan bahwa
Rit = Pit-Pit-1
Pit-1
Rmt = Indeks LQ45t – Indeks LQ45t-1
Indeks LQ45t-1
31
expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang
investor di kemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah
ditempatkannya.
Kemudian menurut Halim (2015:44) expected return saham
adalah rata-rata tertimbang dari berbagai return historis. Faktor
penimbangnya adalah probabilitas masing-masing return. Menurut
Yulita (2017) expected return dapat dihitung dengan formula berikut:
Keterangan:
E(Rit) = expected return saham perusahaan i pada hari ke t
Rmt = return pasar pada hari ke t
αi = intercept untuk perusahaan i
βi = koefisien slope yang merupakan Beta saham perusahaan i
Yulita (2017) berpendapat bahwa koefisien αi dan βi diperoleh
dengan cara meregresikan return saham individual terhadap return
pasar. Return saham individual sebagai variabel dependent dan return
pasar sebagai variabel independent.
d. Abnormal Return Saham
Husnan (2015:241) berpendapat bahwa abnormal return adalah
selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Sedangkan menurut Hartono
(2017:667) abnormal return atau excess return merupakan kelebihan
dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return
normal merupakan return ekspektasian (return yang diharapkan oleh
investor). Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara
E(Rit) = α+β*Rmt
32
actual return dengan expected return. Menurut Yulita (2017) formula
yang digunakan untuk menghitung abnormal return sebagai berikut:
Keterangan:
ARit = abnormal return saham perusahaan i pada hari ke t
Rit = return saham perusahaan i pada hari ke t
E(Rit) = expected return perusahaan i pada hari ke t
e. Volatility Return Saham
Volatilitas return (volatility return) saham merupakan indikator
dari sebuah ketidakpastian atau dari sebuah investasi dalam bentuk
saham. Sehingga volatilitas merupakan sebuah risiko dalam
melakukan investasi saham (Handayani & Suartana, 2015).
Terdapat beberapa penyebab dari volatilitas saham yaitu
terdapat informasi baru yang masuk secara acak ke pasar mengenai
return saham di masa mendatang dan disebabkan transaksi saham
yang sangat besar. Faktor lainnya adalah investor tidak mendapat
informasi memadai yang menyebabkan kesalahan dalam penentuan
harga (mispricing), suatu informasi direaksi berlebihan oleh investor,
dalam bertransaksi investor menggunakan motif spekulasi, pola
transaksi investor asing diikuti oleh investor domestik dan adanya
rekomendasi analis serta hari libur bursa. (Handayani & Suartana,
2015).
Halim (2015:50) mengatakan dalam konteks manajemen
investasi, Apabila risiko dinyatakan sebagai seberapa jauh hasil yang
ARit = Rit – E(Rit)
33
diperoleh bisa menyimpang dari hasil yang diharapkan, maka
digunakan ukuran penyebaran. Alat statistik yang digunakan sebagai
ukuran penyebaran tersebut adalah standard deviasi. Semakin besar
nilainya, berarti semakin besar simpangannya (risikonya semakin
tinggi). Menurut Handayani & Suartana (2015) risiko yang dinyatakan
dalam bentuk standard deviasi dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
σie = standar deviasi (risiko) perusahaan i
Rit = return saham perusahaan i pada periode ke t
E(Rit) = return ekspektasi saham perusahan i pada periode ke t
n = periode pengamatan
5. Pasar Efisien
a. Pengertian Pasar Efisien
Dikutip dari Halim (2015:95) konsep pasar efisien pertama kali
dikemukankan dan dipopulerkan oleh Fama (1970). Dalam konteks
ini yang dimaksud dengan pasar adalah pasar modal (capital market)
dan pasar uang (financial market). Suatu pasar dikatakan efisien
apabila tidak seorangpun, baik investor individu maupun investor
institusi akan mampu memperoleh return tidak normal (abnormal
return), setelah disesuaikan dengan risiko, dengan menggunakan
strategi perdagangan yang ada. Artinya, harga-harga yang terbentuk
di pasar merupakan cerminan dari informasi yang ada atau stock
prices reflect all available information. Menurut Husnan (2015:232)
pasar efisien didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-
𝜎𝑖𝑒=√
∑ 1(𝑅𝑖𝑡−𝐸(𝑅𝑖𝑡))2𝑛𝑖
𝑛−1
34
sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan.
Semakin cepat informasi baru tercermin pada harga sekuritas, maka
semakin efisien pasar modal tersebut.
Menurut hipotesis ini, ketika informasi baru seputar harga suatu
saham tersedia, maka harga akan segera menyesuaikan sedemikian
rupa sehingga pada setiap waktu harga saham akan sama dengan
estimasi pasar tentang nilai sekuritas tersebut. Jika hal ini terjadi,
maka tidak ada saham yang harganya terlalu mahal atau terlalu murah
(Bodie et. al., 2014:10). Oleh karena itu, bahkan dalam lingkungan
yang sangat kompetitif seperti pasar keuangan, kita hanya mengamati
kondisi yang ‘mendekati efisiensi’ dan peluang laba dapat eksis bagi
investor yang rajin dan kreatif.
b. Bentuk Pasar Efisien
Menurut Fama (1970) dikutip dari Hartono (2017:606), bentuk
pasar yang efisien dibagi menjadi tiga kategori Efficient Market
Hypothesis (EMH) yaitu sebagai berikut:
1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga
dari sekuritas mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi
masa lalu. Informasi masa lalu ini merupakan informasi yang
sudah terjadi. Bentuk efisiensi ini berkaitan dengan teori langkah
acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa
lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang. Jika pasar efisien
secara bentuk lemah, maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat
35
digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti bahwa
untuk pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat
menggunakan informasi masa lalu untuk mendapatkan
keuntungan yang tidak normal.
2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)
Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua
informasi yang di dipublikasikan (all publicly available
information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan
keuangan perusahaan emiten.
3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga
sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua
informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar
efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau
grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak
normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
Tujuan dari Fama (1970) membedakan kedalam tiga macam
bentuk pasar efisien ini adalah untuk mengklasifikasikan penelitian
empiris terhadap efisiensi pasar. Ketiga bentuk pasar efisien ini
berhubungan satu dengan yang lainnya. Hubungan ketiga bentuk
pasar efisien ini berupa tingkatan yang kumulatif, yaitu bentuk lemah
merupakan bagian dari bentuk setengah kuat, dan bentuk setengah
kuat merupakan bagian dari bentuk kuat.
36
Gambar 2.2
Tingkatan Kumulatif dari Ketiga Bentuk Pasar Efisien
Sumber: Hartono (2017:611)
Tingkatan kumulatif ini mempunyai implikasi bahwa pasar
efisien bentuk setengah kuat adalah juga pasar efisien bentuk lemah.
Pasar efisien bentuk kuat adalah juga pasar efisien bentuk setengah
kuat dan pasar efisien bentuk lemah. Implikasi ini tidak berlaku
sebaliknya bahwa pasar efisien bentuk lemah tidak harus berarti pasar
efisien bentuk setengah kuat. Masing-masing bentuk pasar efisien
tersebut terkait erat dengan sejauh mana penyerapan informasi terjadi
di pasar. Dalam hal ini dapat digambarkan tentang bagaimana
keterkaitan antara informasi dan pasar efisien (Halim, 2015:99).
6. Anomali Pasar
a. Pengertian Anomali Pasar
Dalam membahas pengujian pasar efisien, maka harus juga
membahas tentang adanya ketidak-teraturan (anomaly) yang ada yang
terkait dengan hipotesis pasar efisien. Anomali ialah salah satu bentuk
dari fenomena yang ada di pasar yang ditandai dengan hal-hal yang
37
seharusnya tidak ada. Suatu peristiwa (event) dapat dimanfatkan untuk
memperoleh return tak normal (abnormal return) atau dengan kata lain
seorang investor dimungkinkan untuk memperoleh abnormal return
dengan mengandalkan suatu peristiwa tertentu (Halim, 2015:103).
Menurut Hartono (2017:664) anomali pasar merupakan teknik atau
strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien.
b. Jenis-Jenis Anomali
Dalam teori keuangan, dikenal sedikitnya empat macam anomali
pasar. Keempat anomali tersebut adalah anomali peristiwa (event
anomalies), anomali musiman (seasonal anomalies), anomali
perusahaan (firm anomalies) dan anomali akuntansi (accounting
anomalies) (Halim, 2015:105). Keempat anomali ini juga memiliki
jenis khusus yang diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1
Jenis-Jenis Anomali
No Kelompok Jenis Khusus Keterangan
1 Anomali
Peristiwa
Analysts
Recommendation
Semakin banyak analis
merekomendasi untuk membeli
suatu saham, semakin tinggi
peluang harga akan turun.
Insider Tading Semakin banyak saham yang
dibeli oleh insiders, semakin
tinggi kemungkinan harga akan
naik.
Listings Harga sekuritas cenderung naik
setelah perusahaan
mengumumkan akan
melakukan pencatatan saham
di bursa.
Value Line Rating
Changes
Harga sekuritas akan terus naik
setelah value line
menempatkan rating
perusahaan pada urutan tinggi.
38
No Kelompok Jenis Khusus Keterangan
2 Anomali
Musiman
January Harga sekuritas cenderung naik
di bulan Januari, khususnya di
hari-hari pertama.
Weekend Harga sekuritas cenderung naik
hari Jumat dan turun hari
Senin.
Time of Day Harga sekuritas cenderung naik
di 45 menit pertama dan 15
menit terakhir perdagangan.
End of Month Harga sekuritas cenderung naik
di hari-hari akhir tiap bulan.
Seasonal Saham perusahaan dengan
penjualan musiman tinggi
cenderung naik selama musim
ramai.
Holidays Ditemukan return positif pada
hari terakhir sebelum liburan.
3 Anomali
Perusahaan
Size Return pada perusahaan kecil
cenderung lebih besar walaupuj
sudah disesuaikan dengan
risiko.
Closed-end mutual
funds
Return pada close-end funds
yang dijual dengan potongan
cenderung lebih tinggi.
Neglect Perusahaan yang tidak diikuti
oleh banyak analisis cenderung
menghasilkan return lebih
tinggi.
Institutional
Holdings
Perusahaan yang dimiliki oleh
sedikit institusi cenderung
memiliki return yang lebih
tinggi.
4 Anomali
Akuntansi
P/E Saham dengan P/E ratio
rendah cenderung memiliki
return yang lebih tinggi.
Earning Surprise Saham dengan capaian
earnings lebih tinggi dari yang
diperkirakan cenderung
mengalami peningkatan harga.
Price/ Sales Jika rasionya rendah cenderung
berkinerja lebih baik.
Price/Book Jika rasionya rendah cenderung
berkinerja lebih baik.
39
No Kelompok Jenis Khusus Keterangan
Dividend Yield Jika yield-nya cenderung
berkinerja lebih baik.
Earning
Momentum
Saham perusahaan yang tingkat
pertumbuhan earnings-nya
meningkat cenderung
berkinerja lebih baik.
Sumber: Halim (2015:105)
Perbedaan mendasar antara anomali January effect dengan
anomali lainnya ialah January effect mengacu pada fenomena
mengenai kenaikan harga saham pada bulan Januari. Kenaikan
tersebut diduga karena adanya peningkatan pembelian oleh para
investor yang telah melakukan penjualan saham pada bulan desember
dalam rangka mengurangi pajak atau merealisasikan capital gain
(Isynuwardhana, 2015).
40
B. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian terdahulu yang sudah penulis kumpulkan
melalui berbagai sumber kepustakaan, penulis akan memberikan beberapa
perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, yaitu:
1. Hasil penelitian dari Darman (2018) berjudul Apakah Terjadi Fenomena
January Effect di Bursa Efek Indonesia?. Tujuan penelitian ini yaitu
mengetahui apakah terjadi fenomena January Effect di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 1997-2018 dengan menggunakan data Indeks Harga
Saham Gabungan. Metode analisis data yang digunakan adalah uji paired
sample t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa IHSG akhir tahun dan
IHSG awal tahun sangat identik, sehingga tidak terjadi perbedaan harga
saham pada awal tahun dengan akhir tahun. Penelitian ini menyimpulkan
bahwa tidak terjadi fenomena January effect di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 1997-2018.
2. Hasil penelitian dari Pratiwi et. al., (2018) berjudul Analisis January effect
pada perusahaan BUMN di Bursa Efek Indonesia. Tujuan Penelitian ini
yaitu untuk menganalisis adanya perbedaan antara rata-rata return saham
bulan Januari dengan rata-rata return selain bulan Januari tahun 2017-
2018. Metode analisis data yang digunakan adalah uji Independent sample
t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa terjadi fenomena January effect
dengan terdapatnya perbedaan return saham perusahaan BUMN pada
bulan Januari dengan bulan selain Januari di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2017-2018.
41
3. Hasil penelitian Khoury & Nahas (2018) berjudul January Effect in the
French Market: The case of CAC40 Index. Tujuan penelitian ini yaitu
untuk menganalisis keberadaan fenomena January effect pada Indeks
CAC40 di Perancis pada tahun 2005-2015 dilihat dari perbedaan tingkat
return. Metode analisis data yang digunakan adalah model GARCH
simetris dan GARCH asimetris. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak
terjadi fenomena January effect pada indeks CAC40 tahun 2005-2015
dimana bulan Januari tidak menunjukan return yang lebih tinggi.
4. Hasil penelitian Sahin et. al., (2018) berjudul January Effect Revisited:
Evidence from Borsa Istanbul and Bucharest Stock Exchange. Tujuan
penelitian ini yaitu menganalisis fenomena January Effect pada dua
emerging market di Istanbul dan Bucharest pada tahun 2000-2014. Metode
analisis data yang digunakan adalah power ratios analysis. Hasil penelitian
menemukan bahwa terdapat fenomena January effect karena adanya
perbedaan tingkat return pada bulan Januari dengan bulan selain Januari di
indeks Borsa Istanbul (BIST-100) dan indeks Bucharest Stock Exchange
(BET) pada tahun 2000-2014.
5. Hasil penelitian Audina & Laturette (2017) berjudul January Effect Pada
Sektor Property, Real Estate, dan Building Construction di Bursa Efek
Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis adanya
perbedaan signifikan antara rata-rata abnormal return saham bulan Januari
dengan rata-rata abnormal return selain bulan Januari tahun 2014-2016.
Metode analisis data yang digunakan adalah uji independent sample t-test.
Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat January effect pada
42
sektor property, real estate, dan building construction di Bursa Efek
Indonesia tahun 2014-2016.
6. Hasil penelitian Pradnyaparamita & Rahyuda (2017) berjudul Pengujian
Anomali Pasar January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis adanya perbedaan
abnormal return saham pada bulan Januari dengan bulan lainnya di
perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014.
Metode analisis data menggunakan uji paired sample t-test. Hasil
penelitian menunjukan bahwa terjadi fenomena January effect karena
terdapat perbedaan yang signifikan pada abnormal return saham bulan
Januari dengan bulan selain Januari pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Indonesia tahun 2009-2014.
7. Hasil penelitian Kartikasari (2017) berjudul Pengujian January Effect:
Studi komparasi pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai
periode 2011-2013. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis adanya
perbedaan return, abnormal return, dan volume perdagangan pada bulan
Januari dengan bulan selain Januari di BEI dan BSS tahun 2011-2013.
Metode analisis data menggunakan uji one way ANOVA dan paired
sample t-test. Hasil penelitian menemukan bahwa tidak terdapat fenomena
January effect pada BEI dan BSS tahun 2011-2013. Return, abnormal
return dan volume perdagangan cenderung tinggi pada bulan Maret
dibandingkan bulan lainnya.
8. Hasil penelitian Subhan et. al., (2016) berjudul Analisis Perbedaan
Abnormal Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah
43
January Effect Pada Saham Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Tujuan
penelitian ini untuk menganalisis perbedaan abnormal return dan trading
volume activity sebelum dan sesudah fenomena January effect pada indeks
LQ45 di BEI tahun 2013-2015. Metode analisis data yang digunakan
adalah uji Wilcoxon. Hasil penelitian menemukan perbedaan abnormal
return sebelum dan sesudah January effect hanya terdapat pada tahun 2013
dan 2014, dan untuk trading volume activity terdapat perbedaan signifikan
berturut-turut setiap tahunnya.
9. Hasil penelitian Tasman et. al., (2016) berjudul Analisis January Effect:
Studi Empiris Pada Main Board Index (Mbx) di Bursa Efek Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan return dan abnormal
return sebelum dan sesudah January effect pada saham MBX di BEI tahun
2009-2014. Metode analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menemukan adanya perbedan return dan abnormal return
sebelum dan sesudah January effect pada saham MBX di BEI tahun 2009-
2014.
10. Hasil penelitian Purba (2016) berjudul Analisis Resiko Event January
Effect Pada Pasar Modal ASEAN . Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah adanya event January effect mempengaruhi abnormal
return, resiko pasar, dan volatilitas harga saham pada pasar modal
Indonesia, Malaysia dan Singapura tahun 2005-2010. Metode analisis data
yang digunakan adalah uji one way ANOVA dan paired sample t-test.
Hasil penelitian menemukan adanya event January effect ditunjukkan
adanya perbedaan average abnormal return dan volatilitas harga saham.
44
11. Hasil penelitian Li & Gong (2015) berjudul Volatility Risk and January
Effect: Evidence from Japan. Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis risiko volatilitas pada saat fenomena January effect di
Japanese stock market tahun 1975-2008. Metode analisis yang digunakan
adalah model GARCH. Hasil penelitian menemukan risiko volatilitas lebih
tinggi di bulan Januari namun bukan menjadi faktor utama Januari effect,
melainkan risiko kompensasi.
12. Hasil penelitian Isynuwardhana (2015) berjudul January Effect pada
Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan return saham
pada bulan Januari dengan bulan selain Januari. Metode analisis data yang
digunakan adalah uji one way ANOVA. Hasil penelitian menemukan
terjadi perbedaan return bulan Januari dengan bulan lainnya tetapi return
bulan Januari tidak menunjukkan return yang selalu positif dan nilai return
bulan Januari tidak selalu lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan
lainnya yang artinya tidak terdapat January effect pada penelitian ini.
13. Hasil penelitian Simbolon (2015) berjudul January Effect of Stock Return
in Indonesia: The Unconditional Method and the Conditional Method.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis anomali January effect dari
return saham pada indeks LQ45 tahun 2006-2013 menggunakan metode
unconditional dan conditional. Metode analisis data menggunakan uji
Independent sample t-test. Hasil penelitian menemukan January effect
tidak terjadi, return bulan Desember signifikan dan lebih tinggi dari bulan
Januari.
45
Tabel 2.2
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Darman (2018) Apakah Terjadi
Fenomena
January Effect
di Bursa Efek
Indonesia?
Paired
sample t-test
Tidak terjadi
fenomena January
effect, ditunjukan
dengan hasil
penelitian yang
menemukan bahwa
IHSG akhir tahun
dan IHSG awal
tahun sangat identik
sehingga tidak
terjadi perbedaan
harga saham pada
awal tahun dengan
akhir tahun
2 Pratiwi et. al.,
(2018)
Analisis January
Effect Pada
Perusahaan
Bumn Di Bursa
Efek Indonesia.
Independent
sample t-test.
Fenomena January
effect terjadi,
ditunjukan dengan
terdapatnya
perbedaan return
saham perusahaan
BUMN di BEI pada
bulan Februari tahun
2017 hingga Januari
tahun 2018.
3 Khoury & Nahas
(2018)
January Effect
in the French
Market: The
case of CAC40
Index
GARCH
simetris dan
GARCH
asimetris
Tidak terjadi
fenomena January
effect. Bulan Januari
tidak menunjukkan
pengembalian yang
lebih tinggi.
4 Sahin et. al.,
(2018)
January Effect
Revisited:
Evidence from
Borsa Istanbul
and Bucharest
Stock Exchange
Power ratios
analysis
Fenomena January
Effect terjadi pada
kedua indeks BET
dan BIST-100
5 Audina &
Laturette (2017)
January Effect
Pada Sektor
Property, Real
Estate, dan
Independest
sample t-test
Tidak terjadi
fenomena January
effect pada sektor
property, real estate,
46
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Building
Construction di
Bursa Efek
Indonesia
dan building
construction di BEI
pada tahun 2014
hingga tahun 2016
6 Pradnyaparamita
& Rahyuda
(2017)
Pengujian
Anomali Pasar
January Effect
Pada Perusahaan
LQ45 di Bursa
Efek Indonesia
Paired
sample t-test
Fenomena January
effect terjadi,
ditunjukan dengan
adanya peningkatan
abnormal return
saham.
7 Kartikasari
(2017)
Pengujian
January Effect:
Studi komparasi
pada Bursa Efek
Indonesia dan
Bursa Saham
Shanghai
One way
ANOVA dan
Paired
sample t-test
Fenomena January
effect tidak terjadi,
Return, Abnormal
Return dan Volume
Perdagangan
cenderung tinggi
pada bulan Maret
dibandingkan bulan-
bulan lainnya.
8 Subhan et. al.,
(2016)
Analisis
Perbedaan
Abnormal
Return dan
Volume
Perdagangan
Saham Sebelum
dan Sesudah
January Effect
Pada Saham
Indeks LQ45 di
Bursa Efek
Indonesia tahun
2013-2015
Wilcoxon test Fenomena January
effect terjadi, dilihat
dari abnormal return
hanya terjadi pada
tahun 2013 dan 2014
saja. Untuk volume
perdagangan selalu
terjadi perbedaan
signifikan dari tahun
2013 sampai dengan
tahun 2015.
9 Tasman et. al.,
(2016)
Analisis January
Effect: Studi
Empiris Pada
Main Board
Index (Mbx) Di
Bursa Efek
Indonesia
Wilcoxon test Fenomena January
effect terjadi, dilihat
dari segi return
maupun abnormal
return pada saham
saham MBX di BEI
periode Desember
2009 sampai Januari
2014
47
No Nama Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
10 Purba (2016) Analisis Resiko
Event January
Effect Pada
Pasar Modal
ASEAN
One way
ANOVA dan
Paired
sample t-test
Fenomena January
effect terjadi,
ditunjukkan dengan
adanya perbedaan
abnormal return dan
volatilitas harga
saham pada awal
tahun di pasar modal
Indonesia, Malaysia
dan Singapura.
11 Li & Gong
(2015)
Volatility Risk
and January
Effect: Evidence
from Japan
GARCH Tidak terjadi
fenomena January
effect. Volatility
return tidak
menjadi penyebab
utama January effect
12 Isynuwardhana
(2015)
January Effect
pada Perusahaan
LQ45
di Bursa Efek
Indonesia
periode 2009-
2013
One way
ANOVA
Tidak terjadi
fenomena January
effect, Return bulan
Januari tidak selalu
lebih tinggi
jika dibandingkan
dengan bulan
lainnya
13 Simbolon (2015) January Effect
of Stock Return
in Indonesia:
The
Unconditional
Method and the
Conditional
Method
Independent
sample t-test
Tidak terjadi
fenomena January
effect menggunakan
pengujian metode
Unconditional dan
Conditional
Sumber: Jurnal penelitian terdahulu
48
C. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.3
Kerangka Pemikiran Penelitian
Sumber: Data diolah (2019)
49
2. Pengembangan Hipotesis
a) Pengaruh January effect terhadap abnormal return
Husnan (2015:241) berpendapat bahwa abnormal return adalah
selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya dengan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Dalam memanfaatkan momentum
fenomena January effect untuk meraih abnormal return para investor
berupaya menjual saham-sahamnya di akhir tahun, dan membeli
kembali di awal tahun. Tindakan menjual dan membeli kembali inilah
yang mengakibatkan harga saham di akhir tahun menjadi turun dan
kembali meningkat di awal tahun, sehingga investor akan memperoleh
tingkat pengembalian atau return yang lebih tinggi pada awal tahun
tersebut (Tasman et. al., 2016).
Penelitian yang dilakukan oleh Tasman et. al., (2016)
menunjukkan bahwa adanya perbedaan signifikan abnormal return
sebelum dan sesudah terjadinya January effect pada saham-saham
MBX di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2014. Adanya perbedaan
abnormal return di awal tahun tersebut menandakan bahwa salah satu
fenomena yang dapat mengakibatkan para investor memperoleh
abnormal return pada pasar efisien telah terjadi, yaitu fenomena
January effect.
Kemudian hasil penelitian yang dilakukan oleh Subhan et. al.,
(2016), menunjukkan bahwa fenomena January effect terjadi dengan
ditemukannya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah
January effect pada tahun 2013 dan 2014. Hasil yang sama juga
50
diperoleh Pradnyaparamita & Rahyuda (2017), dimana dalam
penelitiannya ditemukan bahwa rata-rata abnormal return saham
tertinggi terjadi pada bulan Januari yakni sebesar -0,02055 dan
terendah pada bulan lainnya yaitu sebesar -7,23661 sehingga fenomena
January effect dapat dibenarkan dalam penelitian tersebut.
Namun, hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh
Audina & Laturette (2017) menemukan bahwa tidak terdapat
perbedaan abnormal return pada bulan Januari dengan bulan selain
Januari di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016 khususnya pada
saham sektor property, real estate dan building construction. Hasil
penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian Kartikasari (2017)
yang menemukan bahwa tidak terdapat fenomena January effect pada
Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai, tingkat abnormal
return tertinggi tidak terdapat pada bulan Januari melainkan cenderung
lebih tinggi pada bulan Maret. Maka dari itu berdasarkan uraian yang
telah dipaparkan diatas diperoleh hipotesis:
Ho: Tidak terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan
sesudah January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018.
Ha: Terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah
January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2014-2018.
b) Pengaruh January effect terhadap volatility return
Handayani & Suartana (2015) berpendapat bahwa volatilitas
51
return (volatility return) saham merupakan indikator dari sebuah
ketidakpastian atau dari sebuah investasi dalam bentuk saham.
Sehingga volatilitas merupakan sebuah risiko dalam melakukan
investasi saham. Volatilitas ini berperan pada return investasi, jika
saham memiliki return yang tinggi maka saham tersebut mempunyai
resiko yang tinggi pula. Untuk itu perlu diketahui bagaimana tingkat
volatilitas return saham pada saat investor menghadapi fenomena
January effect. Penelitian yang dilakukan oleh Purba (2016)
menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat volatilitas harga saham
pada pasar modal Indonesia 5 hari sebelum dan 5 hari setelah event
January effect tahun 2005 sampai 2010, tingkat volatilitas lebih tinggi
pada awal tahun yang berarti event January effect berpengaruh atas
tingkat volatilitas saham di pasar modal Indonesia.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Li & Gong (2015)
menemukan bahwa risiko volatilitas lebih tinggi di bulan Januari
namun bukan menjadi faktor utama Januari effect, melainkan risiko
kompensasi. Sesuai dengan uraian diatas, diperoleh hipotesis:
Ho: Tidak terdapat perbedaan volatility return sebelum dan sesudah
January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2014-2018
Ha: Terdapat perbedaan volatility return sebelum dan sesudah
January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun 2014-2018.
52
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data-data yang didapat
melalui studi kepustakaan dan data sekunder berupa historical data dari setiap
emiten perusahaan yang telah di publikasikan. Ruang lingkup pada penelitian
ini adalah harga saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode penelitian.
Jenis dan sifat penelitian ini termasuk penelitian event study dengan
perumusan masalah menggunakan pendekatan penelitian komparatif.
Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria
yang disusun oleh penulis. Metode analisis data menggunakan alat bantu
perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 dan Microsoft Excel 2016.
B. Metode Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2017:80) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah
emiten saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun
2014 sampai dengan 2018 yang berjumlah 67 emiten saham LQ45.
53
Tabel 3.1
Daftar Populasi Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018
No Kode Nama
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ADHI Adhi Karya (Persero) Tbk
3 ADRO Adaro Energy Tbk
4 AKRA AKR Corporindo Tbk
5 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk
6 ASII Astra International Tbk
7 ASRI Alam Sutera Realty Tbk
8 BBCA Bank Central Asia Tbk
9 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
10 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
11 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
12 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
13 BDMN Bank Danamon Tbk
14 BHIT Bhakti Investama Tbk
15 BKSL Sentul City Tbk
16 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
17 BMTR Global Mediacom Tbk
18 BRPT Barito Pacific Tbk
19 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
20 BUMI Bumi Resource Tbk
21 BWPT BW Plantation Tbk
22 CPIN Charoen Pokphan Indonesia Tbk
23 CTRA Ciputra Development Tbk
24 ELSA Elnusa Tbk
25 EXCL XL Axiata Tbk
26 GGRM Gudang Garam Tbk
27 HMSP H.M. Sampoerna Tbk
28 HRUM Harum Energy Tbk
29 ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
54
No Kode Nama
30 IMAS Indomobil Sukses International Tbk
31 INCO Vale Indonesia Tbk
32 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
33 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
34 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk
35 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk
36 KLBF Kalbe Farma Tbk
37 LPKR Lippo Karawaci Tbk
38 LPFF Matahari Department Store Tbk
39 LSIP London Sumatera Plantation Tbk
40 MAIN Malindo Feedmil Tbk
41 MAPI Mitra Adiperkasa Tbk
42 MLPL Multipolar Tbk
43 MNCN Media Nusantara Citra Tbk
44 MPPA Matahari Putra Prima Tbk
45 MYRX Hanson International Tbk
46 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
47 PPRO PP Properti Tbk
48 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
49 PTPP PP (Persero) Tbk
50 PWON Pakuwon Jati Tbk
51 SCMA Surya Citra Media Tbk
52 SILO Siloam International Hospital Tbk
53 SMCB Holcim Indonesia Tbk
54 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
55 SMRA Summarecon Agun Tbk
56 SRIL Sri Rejeki Isman Tbk
57 SSMS Sawit Sumbermas Sarana Tbk
58 SSIA Surya Semesta Internusa Tbk
59 TAXI Express Transindo Utama Tbk
60 TBIG Tower Bersama Infrastructure Tbk
55
No Kode Nama
61 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
62 UNTR United Tractors Tbk
63 UNVR Unilever Indonesia Tbk
64 VIVA Visi Media Karya Tbk
65 WIKA Wijaya Karya Tbk
66 WSKT Waskita Karya (Persero)
67 WTON Wijaya Karya Beton Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)
2. Sampel
Sugiyono (2017:81) mengatakan bahwa sampel adalah bagian dari
jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang
diambil dari populasi harus benar-benar representatatif (mewakili). Dalam
menentukan sampel dalam sebuah penelitian dapat digunakan berbagai
teknik pengambilan sampel.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2017:84) nonprobability sampling adalah
teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
sampel. Salah satu teknik sampel ini adalah purposive sampling, yaitu
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Adapun kriteria
atau pertimbangan yang ditetapkan dalam penilitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Perusahaan yang terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia
selama periode pengamatan
56
b) Perusahaan yang konsisten terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia selama periode pengamatan
c) Perusahaan memiliki kelengkapan data historis selama periode
pengamatan
d) Perusahaan yang dijadikan sampel tidak melakukan corporate
action:stock split pada periode pengamatan.
Proses penentuan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan di
atas dapat ditampilkan pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Penentuan Sampel
No Kriteria Penentuan Sampel Jumlah
1 Perusahaan yang terdaftar Indeks LQ45 di Bursa Efek
Indonesia selama periode pengamatan 67
2 Perusahaan yang konsisten terdaftar Indeks LQ45 di
Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 26
3 Perusahaan memiliki kelengkapan data historis selama
periode pengamatan 25
4 Perusahaan yang dijadikan sampel tidak melakukan
corporate action:stock split pada periode pengamatan. 20
Total sampel penelitian 20
Sumber: Data diolah (2019)
Setelah diseleksi melalui kriteria diatas, diperoleh 20 emiten saham
yang akan dijadikan sampel pada penelitian ini, yaitu dapat dilihat pada
tabel 3.3 berikut ini:
57
Tabel 3.3
Daftar Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018
No Kode Nama
1 ADRO Adaro Energy Tbk
2 AKRA AKR Corporindo Tbk
3 ASII Astra International Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
8 GGRM Gudang Garam Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk
11 KLBF Kalbe Farma Tbk
12 LPKR Lippo Karawaci Tbk
13 LSIP London Sumatera Plantation Tbk
14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk
15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk
16 PWON Pakuwon Jati Tbk
17 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
18 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk
19 UNTR United Tractors Tbk
20 UNVR Unilever Indonesia Tbk
Sumber: Data diolah (2019)
58
C. Metode Pengumpulan Data
Sebuah penelitian jika dilihat dari sumber pengumpulan datanya,
maka terdapat dua jenis sumber utama yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder. Pada penelitian ini penulis menggunakan sumber data
sekunder yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang
telah ada. Menurut Sugiyono (2017:137) sumber data sekunder merupakan
sumber data penelitian yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti
yaitu dengan menggunakan perantara orang lain atau lewat dokumen.
Dalam penelitian ini data sekunder tersebut berupa historical data
saham harian emiten perusahaan LQ45 yang telah dipublikasikan selama
periode penelitian yang diperoleh dari website penyedia informasi harga
saham yaitu www.investing.com dan www.finance.yahoo.com. Kemudian
untuk melihat daftar saham yang masuk dan keluar dalam perhitungan indeks
LQ45 dapat dilihat pada website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu
www.idx.co.id. Adapun data-data yang diperlukan juga didapatkan dari
jurnal, karya ilmiah, dan berbagai buku referensi.
Periode pengamatan dilakukan selama 20 hari yaitu 10 hari akhir bulan
Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Periode pengamatan ini disebut
juga dengan event window. Menurut Hartono (1999) umumnya event
window juga melibatkan hari sebelum tanggal pengumuman untuk
mengetahui terjadinya kebocoran informasi, yaitu apakah pasar sudah
mendengar informasinya sebelum informasi itu sendiri diumumkan. Event
window sebagai periode pengamatan merupakan periode yang akan dihitung
nilai abnormal return dan volatility returnnya. Pada penelitian ini, abnormal
59
return dan volatility return akan dihitung pada t-10 sampai dengan t-1 (untuk
mengetahui ada tidaknya kebocoran informasi), dan t+1 hingga t+10 (untuk
mengetahui kecepatan reaksi pasar). Periode pengamatan dapat dilihat pada
gambar berikut:
Gambar 3.1
Event Window 20 Hari
Sumber: Data diolah (2019)
Periode dalam penelitian ini dilakukan selama periode 2014-2018.
Pemilihan periode penelitian selama 5 tahun terakhir bertujuan agar dapat
memberikan hasil yang terkini dan lebih akurat. Selain itu periode 2014-2018
dipilih karena merupakan pergantian masa pemerintahan baru, pergantian
pemerintahan ini akan menghasilkan perubahan program dan kebijakan
ekonomi yang baru yang juga akan berdampak kepada kinerja pasar modal
Indonesia.
Misalnya, kebijakan pemerintah terkait pengampunan pajak atau tax
amnesty. Kebijakan tax amnesty diklaim menjadi pendongkrak kinerja pasar
saham dalam waktu 2 tahun terakhir. Direktur Penilaian Perusahaan Bursa
Efek Indonesia Samsul Hidayat mengatakan, pertumbuhan investor domestik
dalam 2 tahun terakhir mencapai 200.000 sehingga total menjadi 600.000
investor dan kinerja bursa juga semakin baik. Kondisi ini membuat pasar
modal Indonesia lebih stabil terhadap perubahan pasar global (bisnis.com).
60
D. Jenis dan Sifat Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian event study. Menurut Hartono
(2017:623) event study adalah studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap
suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu
peristiwa. Sedangkan dalam perumusan masalah, penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian komparatif yang bertujuan untuk
mengungkapkan suatu analisa dengan membandingkan dua kelompok
variabel tertentu atau lebih. Pendekatan penelitian komparatif menurut
Sugiyono (2017:36) adalah metode rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih, pada dua atau lebih
sampel yang berbeda.
E. Metode Analisis Data
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah
semua sumber data terkumpul. Kegiatan analisis data ini antara lain
menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk
menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji
hipotesis yang telah diajukan.
1. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2014:207) pengertian metode statistik deskriptif
adalah metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan
cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
untuk umum atau generalisasi. Kemudian menurut Santoso (2011:163)
statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan dan
61
peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan sebagai upaya
mendeskripsikan data lewat beragam ukuran statistik.
Penyajian data berupa gambar, grafik, ataupun tabel yang berisikan
nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi akan dipaparkan
dalam statistik deskriptif ini
2. Uji Normalitas
Nuryadi et. al., (2017:79) mengemukakan pendapat bahwa uji
normalitas merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mengetahui
apakah data berasal dari populasi yang terdistribusi normal atau berada
dalam sebaran normal. Uji normalitas biasanya digunakan untuk
mengukur data berskala ordinal, interval, ataupun rasio. Jika analisis
menggunakan metode parametrik, maka persyaratan normalitas harus
terpenuhi yaitu data berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak
berdistribusi normal, atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah
nominal atau ordinal maka metode yang digunakan adalah statistik non
parametrik.
Menurut Nuryadi et. al., (2017:83) ada beberapa cara yang dapat
dilakukan dalam analisis normalitas data yaitu Liliefors, Kolmogorof-
smirnov, Chi square, dan sebagainya. Dalam penelitian ini menggunakan
metode Kolmogorof-smirnov yaitu suatu tes goodness-of-fit. Artinya,
yang diperhatikan adalah tingkat kesesuaian antara distribusi teoritis
tertentu. Tes ini menetapkan apakah skor-skor dalam sampel dapat secara
masuk akal dianggap berasal dari suatu populasi dengan distributif
tertentu itu.
62
Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:
Ho : data terdistribusi normal
Ha : data terdistribusi tidak normal
Menurut Nuryadi et. al., (2017:87) apabila nilai Kolmogorov-
smirnov < nilai signifikansi (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang
artinya data tidak terdistribusi normal. Sedangkan, apabila nilai
probabilitas Kolmogorov-smirnov > nilai signifikansi (0.05) maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi normal.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas adalah suatu prosedur uji statistik yang
dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data
sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Pengujian
homogenitas juga dimaksudkan untuk memberikan keyakinan bahwa
sekumpulan data yang dimanipulasi dalam serangkaian analisis memangn
berasal dari populasi yang tidak jauh berbeda keragamannya (Nuryadi et.
al., 2017:89). Uji Homogenitas ini merupakan uji prasyarat sebelum
dilakukannya uji hipotesis One way ANOVA.
Perhitungan uji homogenitas dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan metode, beberapa yang cukup populer dan sering digunakan antara
lain: uji Harley, Cochran, Levene dan Barlett. Pada penelitian ini
menggunakan metode Levene.
Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah:
Ho : variasi data bersifat homogen
Ha : variasi data bersifat tidak homogen
63
Menurut Nuryadi et. al., (2017:93) apabila nilai Levene Statistic <
nilai signifikansi (0.05) maka Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
variasi data bersifat tidak homogen. Sedangkan, apabila nilai probabilitas
Levene Statistic > nilai signifikansi (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak
yang artinya variasi data bersifat homogen.
4. Uji Hipotesis
Nuryadi et. al., (2017:74) memaparkan uji hipotesis adalah suatu
prosedur yang digunakan untuk menguji kevalidan hipotesis statistika
suatu populasi dengan menggunakan data dari sampel populasi tersebut.
Dalam penelitian ini uji hipotesis yang digunakan ialah uji One way
ANOVA, uji Paired sample t-test, dan uji One sample t-test.
a. One Way ANOVA
Menurut Santoso (2011:280) One way ANOVA merupakan uji
yang digunakan untuk menguji apakah ada perbedaan signifikan rata-
rata hitung pada beberapa kelompok data. Uji One way ANOVA ini
dapat dilakukan jika data memiliki varians yang sama atau setelah
dilakukannya uji Homogenitas.
Asumsi pada pengujian One way ANOVA ini adalah:
1) Populasi yang akan diuji berdistribusi normal
2) Varians dari populasi tersebut adalah sama (Homogen)
Hipotesis yang digunakan pada uji ini adalah
Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data
yang dibandingkan
Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang
dibandingkan
64
Menurut Santoso (2011:287) jika nilai probabilitas atau nilai
signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan rata-rata kelompok data yang
dibandingkan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai
signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
terdapat perbedaan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
b. Paired Sample T-Test
Menurut Nuryadi et. al., (2017:101) uji Paired sample t-test
merupakan salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang
digunakan adalah data berpasangan. Ciri-ciri yang paling sering
ditemui pada uji berpasangan ini adalah satu objek penelitian dikenai
dua macam perlakuan atau pengukuran yang berbeda. Model uji beda
ini umumnya digunakan untuk menganalisis model penelitian pre-post
atau sebelum dan sesudah.
Hipotesis yang digunakan:
Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data
yang dibandingkan
Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang
dibandingkan
Menurut Nuryadi et. al., (2017:102) apabila nilai probabilitas
atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok
data yang dibandingkan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau
nilai signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya
65
tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang
dibandingkan.
c. One Sample T-Test
Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah
suatu nilai tertentu (yang diberikan sebagai pembanding) berbeda
secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel. Nilai
tertentu di sini pada umumnya adalah sebuah nilai parameter untuk
mengukur suatu populasi (Nuryadi et. al., 2017:95). Pada uji hipotesis
ini, diambil satu sampel yang kemudian dianalisis apakah ada
perbedaan rata-rata dari sampel tersebut.
Hipotesis pada uji ini adalah:
Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai data
pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan
Ha : terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding
dengan nilai rata-rata data keseluruhan
Menurut Nuryadi et. al., (2017:96) apabila nilai probabilitas
atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga
dapat disimpulkan terdapat perbedaan signifikan antara nilai data
pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan. Sedangkan,
apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi > 0.05 maka Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan
signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-rata data
keseluruhan.
66
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
Obyek penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah
perusahaan yang listed atau terdaftar di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia
tahun 2014 – 2018. Pada periode ini terdapat 67 perusahaan, akan tetapi
setelah dilakukan purposive sampling maka diperoleh sampel yang
memenuhi kriteria dalam penelitian ini sebanyak 20 perusahaan. Data yang
digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui
melalui website resminya yaitu www.idx.co.id. Berikut ini akan disajikan
profil singkat dari perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Tabel 4.1
Profil Sampel Emiten Saham LQ45 Periode 2014-2018
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
1 Adaro Energy Tbk 2004 Pertambangan
Perdagangan
Konstruksi
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan ADRO bergerak
dalam bidang usaha
perdagangan, jasa, industri,
pengangkutan batubara,
perbengkelan,
pertambangan, dan
konstruksi. ADRO
melakukan IPO pada tanggal
04 Juli 2018.
2 AKR Corporindo
Tbk
1977 Perdagangan
dan Distribusi
Jasa Logistik
Manufaktur
Pertambangan
dan
Perdagangan
Batubar
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha AKRA antara
lain meliputi bidang industri
barang kimia, perdagangan
umum dan distribusi
terutama bahan kimia dan
bahan bakar minyak (BBM)
dan gas, menjalankan usaha
dalam bidang logistik,
pengangkutan, penyewaan
gudang dan tangki. AKR
67
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
Corporindo melakukan IPO
pada September 1994.
3 Astra International
Tbk
1957 Perdagangan
Perindustrian
Pertambangan,
Pengangkutan,
Pertanian,
Pembangunan
Jasa konsultasi
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, Ruang lingkup
kegiatan utama Astra
bersama anak usahanya
meliputi perakitan dan
penyaluran mobil, suku
cadangnya, penjualan dan
penyewaan alat berat,
pertambangan dan jasa
terkait, pengembangan
perkebunan, jasa keuangan,
infrastruktur dan teknologi
informasi. Astra
International melakukan IPO
pada April 1990
4 Bank Central Asia
Tbk
1955 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha Bank BCA
adalah bergerak di bidang
perbankan dan jasa keuangan
lainnya. BCA melakukan
IPO pada tanggal 11 Mei
2000.
5 Bank Negara
Indonesia (Persero)
Tbk
1946 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Bank BNI adalah
melakukan usaha di bidang
perbankan (termasuk
melakukan kegiatan
berdasarkan prinsip syariah
melalui anak usaha). Selain
itu, Bank BNI juga
menjalankan kegiatan usaha
diluar perbankan melalui
anak usahanya, antara lain:
asuransi jiwa, pembiayaan,
sekuritas dan jasa keuangan.
BNI melakukan IPO pada
tanggal 28 Oktober 1996
6 Bank Rakyat
Indonesia (Persero)
Tbk
1895 Perbankan Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BBRI adalah turut
melaksanakan dan
menunjang kebijakan dan
program Pemerintah di
bidang ekonomi dan
pembangunan nasional pada
umumnya, khususnya
dengan melakukan usaha di
68
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
bidang perbankan, termasuk
melakukan kegiatan operasi
sesuai dengan prinsip
syariah. BRI melakukan IPO
pada tanggal 31 Oktober
2003
7 Bumi Serpong
Damai Tbk
1984 Pembangunan
Real Estat
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan BSDE adalah
berusaha dalam bidang
pembangunan real estat. Saat
ini BSDE melaksanakan
pembangunan kota baru
sebagai wilayah pemukiman
yang terencana dan terpadu
yang dilengkapi dengan
prasarana-prasarana, fasilitas
lingkungan dan penghijauan
dengan nama BSD City.
BSDE melakukan IPO pada
tanggal 28 Mei 2008
8 Gudang Garam
Tbk
1958 Industri Rokok Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan GGRM bergerak di
bidang industri rokok dan
yang terkait dengan industri
rokok. Gudang Garam
memproduksi berbagai jenis
rokok kretek, termasuk jenis
rendah tar dan nikotin (LTN)
serta produk tradisional
sigaret kretek tangan.
GGRM melakukan IPO pada
tanggal 17 Juli 1990
9
Indofood Sukses
Makmur Tbk
1990 Food Industry Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INDF antara lain
terdiri dari mendirikan dan
menjalankan industri
makanan olahan, bumbu
penyedap, minuman ringan,
kemasan, minyak goreng,
penggilingan biji gandum
dan tekstil pembuatan
karung terigu. INDF
melakukan IPO pada tanggal
14 Juli 1994.
10 Indocement
Tunggal Prakasa
Tbk
1985 Pabrikasi
Semen dan
Bahan
Bangunan
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan INTP antara lain
pabrikasi semen dan bahan-
69
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
Pertambangan
Konstruksi
bahan bangunan,
pertambangan, konstruksi
dan perdagangan.INTP
melakukan IPO pada tanggal
05 Desember 1989
11 Kalbe Farma Tbk 1966 Farmasi Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan KLBF meliputi
usaha dalam bidang farmasi,
perdagangan dan perwakilan.
Saat ini, KLBF terutama
bergerak dalam bidang
pengembangan, pembuatan
dan perdagangan sediaan
farmasi, produk obat-obatan,
nutrisi, suplemen, makanan
dan minuman kesehatan
hingga alat-alat kesehatan
termasuk pelayanan
kesehatan primer. KLBF
melakukan IPO pada tanggal
30 Juli 1991
12 Lippo Karawaci
Tbk
1990 Pembangunan
Real Estat
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan LPKR adalah dalam
bidang real estat,
pengembangan perkotaan
(urban development),
pembebasan/pembelian,
pengolahan, pematangan,
pengurugan dan penggalian
tanah; membangun sarana
dan prasarana/infrastruktur.
LPKR melakukan IPO pada
tanggal 03 Juni1996
13 London Sumatera
Plantation Tbk
1962 Perkebunan Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan LSIP bergerak di
bidang usaha. Produk utama
Lonsum adalah minyak
kelapa sawit dan karet, serta
kakao, teh dan benih dalam
kuantitas yang lebih kecil.
LSIP melakukan IPO pada
tanggal 07 Juni 1996.
14 Perusahaan Gas
Negara (Persero)
Tbk
1859 Pertambangan
(Industri Gas)
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PGAS adalah
melaksanakan perencanaan,
pembangunan, pengelolaan
dan usaha hilir bidang gas
70
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
bumi yang meliputi kegiatan
pengolahan, pengangkutan,
penyimpanan dan niaga,
perencanaan, pembangunan,
pengembangan produksi,
penyediaan, penyaluran dan
distribusi gas buatan; atau
usaha lain yang menunjang
usaha.
PGAS melakukan IPO pada
tanggal 05 Desember 2003.
15 Tambang Batubara
Bukit Asam
(Persero) Tbk
1981 Pertambangan
Batu Bara
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PTBA adalah
bergerak dalam bidang
industri tambang batubara,
meliputi kegiatan
penyelidikan umum,
eksplorasi, eksploitasi,
pengolahan, pemurnian,
pengangkutan dan
perdagangan, pemeliharaan
fasilitas dermaga khusus
batubara, pengoperasian
pembangkit listrik tenaga
uap, dan memberikan jasa-
jasa konsultasi dan rekayasa
dalam bidang yang ada
hubungannya dengan
industri pertambangan
batubara beserta hasil
olahannya, dan
pengembangan
perkebunan.PTBA
melakukan IPO pada tanggal
03 Desember 2002.
16 Pakuwon Jati Tbk 1982 Pengusahaan Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan PWON bergerak
dalam bidang pengusahaan
pusat perbelanjaan, pusat
perkantoran, hotel dan
apartemen, serta real estat.
PWON melakukan IPO pada
tanggal 22 Agustus 1989.
17 Semen Indonesia
(Persero) Tbk
1953 Industri Semen Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan SMGR meliputi
berbagai kegiatan industri
semen. SMGR melakukan
71
No Nama Perusahaan Tahun
Berdiri Bidang Keterangan
IPO pada tanggal 04 Juli
1991.
18 Telekomunikasi
Indonesia (Persero)
Tbk
1884 Telekomunikasi
Informatika
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan Telkom Indonesia
adalah menyelenggarakan
jaringan dan jasa
telekomunikasi, informatika,
serta optimalisasi sumber
daya perusahaan, dengan
memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang
berlaku. TLKM melakukan
IPO pada tanggal 14
November 1995.
19 United Tractors
Tbk
1972 Penjualanan
dan Penyewaan
Alat
Pertambangan
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha UNTR dan
entitas anak meliputi
penjualan dan penyewaan
alat berat (mesin konstruksi)
beserta pelayanan purna jual;
penambangan batubara dan
kontraktor penambangan;
engineering, perencanaan,
perakitan dan pembuatan
komponen mesin, alat,
peralatan dan alat berat;
pembuatan kapal serta jasa
perbaikannya; dan
penyewaan kapal dan
angkutan pelayaran; dan
industri kontraktor.
UNTR melakukan IPO pada
tahun 1989.
20 Unilever Indonesia
Tbk
1933 Produksi dan
Distribusi
Produk sehari -
hari
Berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan, ruang lingkup
kegiatan usaha UNVR
meliputi bidang produksi,
pemasaran dan distribusi
barang-barang konsumsi
yang meliputi sabun,
deterjen, margarin, makanan
berinti susu, es krim,
produk–produk kosmetik,
minuman dengan bahan
pokok teh dan minuman sari
buah. UNVR melakukan IPO
pada tanggal 16 November
1982
Sumber: Britama (2019)
72
B. Penemuan dan Pembahasan
1. Deskriptif Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah abnormal return dan volatility
return. Pada tabel 4.2 berikut terdapat hasil perhitungan dari average
abnormal return saham sebelum dan sesudah fenomena January effect
tahun 2014 sampai dengan 2018:
Tabel 4.2
Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
t 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 rata-rata
t-10 0.002449 -0.000962 -0.001953 -0.000213 0.002629 0.000390
t-9 -0.002995 0.001275 0.004237 -0.001773 0.002005 0.000550
t-8 -0.000075 0.003766 0.003705 -0.002881 -0.006016 -0.000300
t-7 0.004846 0.001383 0.004368 0.004536 -0.002080 0.002611
t-6 -0.002634 0.000146 -0.003491 -0.001444 0.003131 -0.000858
t-5 0.001220 -0.000836 -0.005251 0.000412 -0.003884 -0.001668
t-4 -0.002558 0.000049 -0.000847 -0.000425 0.002684 -0.000219
t-3 -0.001426 -0.004291 0.000470 0.002065 -0.001029 -0.000842
t-2 0.000156 -0.000310 0.000027 -0.001808 0.000887 -0.000209
t-1 0.000798 -0.000847 -0.001280 0.001573 0.001969 0.000443
t+1 0.000007 0.009673 -0.005260 0.003408 -0.002933 0.000979
t+2 0.005417 0.003780 0.000539 0.001781 0.006042 0.003512
t+3 0.005251 -0.003339 -0.000636 -0.003435 0.002739 0.000116
t+4 0.004674 -0.001182 0.002617 -0.002204 -0.004425 -0.000104
t+5 0.005381 -0.000441 0.001742 -0.002011 0.009756 0.002885
t+6 0.001333 -0.000543 0.001493 0.002183 -0.003721 0.000149
t+7 0.000277 0.001249 -0.001903 0.003523 0.000077 0.000645
t+8 0.000531 -0.008025 0.004928 -0.000883 -0.004319 -0.001554
t+9 0.003143 -0.001372 0.000019 0.002438 -0.002303 0.000385
t+10 0.002939 0.000324 -0.002565 -0.003337 -0.003228 -0.001173
rata-rata 0.001437 -0.000025 0.000048 0.000075 -0.000101 0.000287
Sumber: Data diolah (2019)
Tabel 4.2 diatas memperlihatkan kondisi tingkat abnormal return
yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tingkat abnormal return tertinggi
terdapat pada tahun 2013/2014 yaitu sebesar 0.001437 (0.14%) dan
73
terendah pada tahun 2017/2018 yaitu sebesar -0.000101 (-0.00%). Jika
dilihat lebih detail dari event window setiap tahunnya, dapat diketahui
bahwa tingkat average abnormal return tertinggi terdapat pada t+5 di
tahun 2017/2018 yaitu 0.009756 (0.98%) dan terendah pada t+8 tahun
2014/2015 yaitu -0.008025 (-0.80%).
Secara rata-rata dari event window, yaitu jika dilihat keseluruhan
periode dari tahun 2013/2014 sampai dengan 2017/2018 tingkat average
abnormal return tertinggi terdapat pada t+2 yaitu 0.003512 (0.35%) dan
terendah pada t-5 yaitu -0.001668 (-0.17%). Kondisi average abnormal
return saham sebelum dan sesudah January effect tahun 2013/2014
sampai dengan 2017/2018 ini dapat digambarkan dengan grafik yang
terdapat pada gambar 4.1 berikut:
Gambar 4.1
Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
Sumber: Data diolah (2019)
Gambar 4.1 diatas menunjukan grafik tingkat average abnormal
return yang berfluktuasi selama event window dari t-10 sampai dengan
-0.0020
-0.0010
0.0000
0.0010
0.0020
0.0030
0.0040
t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10Nil
ai A
AR
Event Window
Pre-event Post-event
Desember Januari
74
t+1. Tingkat abnormal return tertinggi terdapat pada t+2 yaitu 0.003512
(0.35%) dan terendah pada t-5 yaitu -0.001668 (0.17%). Grafik ini juga
menunjukan tidak adanya tren positif pada average abnormal return
saham sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai
dengan 2018.
Sementara itu untuk hasil perhitungan dari average volatility return
saham sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai
dengan 2018 dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3
Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
t 2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017 2017/2018 rata-rata
t-10 0.003090 0.002974 0.007820 0.004383 0.003951 0.004444
t-9 0.002926 0.002160 0.004237 0.004299 0.003355 0.003395
t-8 0.003143 0.006025 0.004928 0.002786 0.004424 0.004261
t-7 0.003681 0.002236 0.002733 0.003774 0.005388 0.003562
t-6 0.003619 0.004215 0.004835 0.002424 0.002063 0.003431
t-5 0.004860 0.003589 0.005139 0.004597 0.004028 0.004443
t-4 0.003495 0.002581 0.003338 0.003482 0.003404 0.003260
t-3 0.002887 0.002467 0.005505 0.004593 0.003271 0.003745
t-2 0.002550 0.002943 0.002617 0.003288 0.003968 0.003073
t-1 0.002626 0.002399 0.003254 0.004071 0.005357 0.003542
t+1 0.004924 0.005521 0.005375 0.004463 0.004969 0.005051
t+2 0.004069 0.003113 0.004754 0.003449 0.002698 0.003617
t+3 0.004500 0.002625 0.005410 0.004263 0.004444 0.004248
t+4 0.003721 0.002913 0.003005 0.004058 0.003106 0.003361
t+5 0.005597 0.004215 0.004158 0.003260 0.003935 0.004233
t+6 0.004246 0.003710 0.003656 0.004256 0.003304 0.003835
t+7 0.005488 0.002972 0.003829 0.002737 0.004731 0.003951
t+8 0.003767 0.005323 0.004181 0.003326 0.003021 0.003924
t+9 0.005915 0.001919 0.003110 0.002994 0.003157 0.003419
t+10 0.005682 0.002667 0.003767 0.002448 0.003830 0.003679
rata-rata 0.004039 0.003328 0.004283 0.003648 0.003820 0.003824
Sumber: Data diolah (2019)
Tabel 4.3 diatas memperlihatkan kondisi tingkat volatility return
75
yang berfluktuasi dari tahun ke tahun. Tingkat volatility return tertinggi
terdapat pada tahun 2015/2016 yaitu sebesar 0.004283 (0.43%) dan
terendah pada tahun 2014/2015 yaitu sebesar 0.003328 (0.33%). Jika
dilihat lebih detail dari event window setiap tahunnya, dapat diketahui
bahwa tingkat average volatility return tertinggi terdapat pada t-10 di
tahun 2015/2016 yaitu 0.007820 (0.78%) dan terendah pada t+9 tahun
2014/2015 yaitu 0.001919 (0.19%).
Secara rata-rata dari event window yaitu jika dilihat keseluruhan
periode dari tahun 2013/2014 sampai dengan 2017/2018 tingkat average
volatility return tertinggi terdapat pada t+1 yaitu 0.005051 (0.51%) dan
terendah pada t-2 yaitu 0.003073 (0.31%). Kondisi average volatility
return saham sebelum dan sesudah January effect tahun 2013/2014
sampai dengan 2014/2018 ini dapat digambarkan dengan grafik yang
terdapat pada gambar 4.2 berikut:
Gambar 4.2
Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
Sumber: Data diolah (2019)
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10
Nil
ai A
VR
Event Window
Pre-event Post-event
Desember Januari
76
Gambar 4.2 diatas menunjukan grafik tingkat average volatility
return yang berfluktuasi selama event window dari t-10 sampai dengan
t+1. Tingkat volatility return tertinggi terdapat pada t+1 yaitu 0.005051
(0.51%) dan terendah pada t-2 yaitu 0.003073 (0.31%). Grafik ini juga
menunjukan tidak adanya tren positif pada average volatility return saham
sebelum dan sesudah fenomena January effect tahun 2014 sampai dengan
2018.
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Hasil uji statistik deskriptif ini diperoleh dengan pengolahan data
dengan alat bantu SPSS 20 yang akan memaparkan nilai minimum,
maksimum, mean, dan standar deviasi dari setiap tahun dan juga
keseluruhan.
Tabel 4.4
Statistik Deskriptif Average Abnormal Return
AAR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
2013/2014 PRE 10 -.0029950 .0048463 -.000021732 .0024969675
POST 10 .0000067 .0054165 .002895285 .0022247008
2014/2015 PRE 10 -.0042914 .0037661 -.000062617 .0020699362
POST 10 -.0080250 .0096727 .000012385 .0045805205
2015/2016 PRE 10 -.0052514 .0043680 -.000001582 .0032814737
POST 10 -.0052597 .0049276 .000097245 .0028840253
2016/2017 PRE 10 -.0028810 .0045359 .000004209 .0022236384
POST 10 -.0034349 .0035234 .000146429 .0027950364
2017/2018 PRE 10 -.0060156 .0031310 .000029733 .0031490583
POST 10 -.0044245 .0097563 -.000231452 .0048884033
2014-2018 PRE 10 -.0016679 .0026107 -.000010398 .0011486469
POST 10 -.0015535 .0035116 .000583978 .0015848398
Valid N (listwise) 10
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.4 untuk analisis statistik deskriptif average
abnormal return dapat dijelaskan sebagai berikut:
77
a. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode
2013/2014 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0029950 dan nilai maksimum sebesar 0.0048463 dengan nilai rata-
rata -0.000021732 dan standar deviasi sebesar 0.0024969675.
sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0000067 dan nilai
maksimum sebesar 0.0054165 dengan nilai rata-rata 0.002895285 dan
standar deviasi sebesar 0.0022247008.
b. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode
2014/2015 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0042914 dan nilai maksimum sebesar 0.0037661 dengan nilai rata-
rata -0.000062617 dan standar deviasi sebesar 0.0020699362.
Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0080250 dan
nilai maksimum sebesar 0.0096727 dengan nilai rata-rata 0.000012385
dan standar deviasi sebesar 0.0045805205.
c. Hasil uji statistik seskriptif untuk average abnormal return periode
2015/2016 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0052514 dan nilai maksimum sebesar 0.0043680 dengan nilai rata-
rata -.000001582 dan standar deviasi sebesar 0.0032814737.
sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0052597 dan
nilai maksimum sebesar 0.0049276 dengan nilai rata-rata
0.000097245 dan standar deviasi sebesar 0.0028840253.
78
d. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode
2016/2017 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0028810 dan nilai maksimum sebesar 0.0045359 dengan nilai rata-
rata 0.000004209 dan standar deviasi sebesar 0.0022236384.
Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0034349 dan
nilai maksimum sebesar 0.0035234 dengan nilai rata-rata
0.000146429 dan standar deviasi sebesar 0.0027950364.
e. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode
2017/2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0060156 dan nilai maksimum sebesar 0.0031310 dengan nilai rata-
rata 0.000029733 dan standar deviasi sebesar 0.0031490583.
Sementara untuk average abnormal return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum -0.0044245 dan
nilai maksimum sebesar 0.0097563 dengan nilai rata-rata -
0.000231452 dan standar deviasi sebesar 0.0048884033.
f. Hasil uji statistik deskriptif untuk average abnormal return periode
2014-2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
-0.0016679 dan nilai maksimum sebesar 0.0026107 dengan nilai rata-
rata -0.000010398 dan standar deviasi sebesar 0.0011486469.
Sementara untuk average abnormal return periode 2014 sampai
dengan 2018 sesudah fenomena January effect diperoleh nilai
minimum -0.0015535 dan nilai maksimum sebesar 0.0035116 dengan
nilai rata-rata 0.000583978 dan standar deviasi sebesar 0.0015848398.
79
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Average Volatility Return
AVR N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
2013/2014 PRE 10 .0025499 .0048600 .003287724 .0006760430
POST 10 .0037211 .0059149 .004790882 .0008370305
2014/2015 PRE 10 .0021598 .0060252 .003159026 .0011943140
POST 10 .0019192 .0055210 .003497944 .0011875581
2015/2016 PRE 10 .0026175 .0078201 .004440638 .0015754824
POST 10 .0030049 .0054097 .004124430 .0008388695
2016/2017 PRE 10 .0024236 .0045971 .003769788 .0007604043
POST 10 .0024481 .0044630 .003525627 .0007009736
2017/2018 PRE 10 .0020630 .0053877 .003920878 .0009968628
POST 10 .0026978 .0049694 .003719465 .0007863565
2014-2018 PRE 10 .0030732 .0044437 .003715611 .0004960770
POST 10 .0033607 .0050506 .003931670 .0004949543
Valid N (listwise) 10
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.5 untuk analisis statistik deskriptif average
volatility return dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2013/2014 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0025499 dan nilai maksimum sebesar 0.0048600 dengan nilai rata-
rata 0.003287724 dan standar deviasi sebesar 0.0006760430.
Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0037211 dan nilai
maksimum sebesar 0.0059149 dengan nilai rata-rata 0.004790882 dan
standar deviasi sebesar 0.0008370305.
b. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2014/2015 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0021598 dan nilai maksimum sebesar 0.0060252 dengan nilai rata-
rata 0.003159026 dan standar deviasi sebesar 0.0011943140.
Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah
80
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0019192 dan nilai
maksimum sebesar 0.0055210 dengan nilai rata-rata 0.003497944 dan
standar deviasi sebesar 0.0011875581.
c. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2015/2016 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0026175 dan nilai maksimum sebesar 0.0078201 dengan nilai rata-
rata 0.004440638 dan standar deviasi sebesar 0.0015754824.
Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0030049 dan nilai
maksimum sebesar 0.0059149 dengan nilai rata-rata 0.004124430 dan
standar deviasi sebesar 0.0008388695.
d. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2016/2017 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0024236 dan nilai maksimum sebesar 0.0045971 dengan nilai rata-
rata 0.003769788 dan standar deviasi sebesar 0.0007604043.
Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0024481 dan nilai
maksimum sebesar 0.0044630 dengan nilai rata-rata 0.003525627dan
standar deviasi sebesar 0.0007009736.
e. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2017/2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0020630 dan nilai maksimum sebesar 0.0053877 dengan nilai rata-
rata 0.003920878 dan standar deviasi sebesar 0.0007009736.
Sementara untuk average volatility return periode 2013/2014 sesudah
81
fenomena January effect diperoleh nilai minimum 0.0026978 dan nilai
maksimum sebesar 0.0049694 dengan nilai rata-rata 0.003719465 dan
standar deviasi sebesar 0.0007863565.
f. Hasil uji statistik deskriptif untuk average volatility return periode
2014-2018 sebelum fenomena January effect diperoleh nilai minimum
0.0030732 dan nilai maksimum sebesar 0.0044437 dengan nilai rata-
rata 0.003715611 dan standar deviasi sebesar 0.0004960770.
Sementara untuk average volatility return periode 2014 sampai
dengan 2018 sesudah fenomena January effect diperoleh nilai
minimum 0.0033607 dan nilai maksimum sebesar 0.0050506 dengan
nilai rata-rata 0.003931670 dan standar deviasi sebesar 0.0004949543.
3. Hasil Uji Normalitas
Pada dasarnya uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah data
yang diteliti telah terdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini
untuk mendeteksinya dilakukan dengan uji normalitas Kolmogorov-
smirnov. Hipotsis yang digunakan pada uji ini adalah:
Ho : data terdistribusi normal
Ha : data terdistribusi tidak normal
Apabila nilai Kolmogorov-smirnov < nilai signifikansi (0.05) maka
Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya data tidak terdistribusi normal.
Sedangkan, apabila nilai probabilitas Kolmogorov-smirnov > nilai
signifikansi (0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya data
terdistribusi normal.
82
Tabel 4.6
Ringkasan Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Sumber: Data diolah (2019)
Hasil yang diperoleh dari uji normalitas pada tabel 4.6 di atas
menunjukan bahwa data yang menjadi sampel pada average abnormal
return (AAR) dan average volatility return (AVR) dari semua periode
penelitian memperoleh nilai signifikansi > 0.05 yang artinya hipotesis Ho
diterima dan Ha ditolak yang artinya data terdistribusi normal. Dengan ini
asumsi normalitas sudah terpenuhi.
4. Hasil Uji Homogenitas
. Uji homogenitas ini digunakan untuk mengetahui apakah
kelompok yang dibandingkan mempunyai varians data yang sama atau
tidak. Dalam penelitian ini untuk menghitungnya digunakan metode
Levene Statistic dengan hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut:
Ho : variasi data bersifat homogen
Ha : variasi data bersifat tidak homogen
Apabila nilai Levene Statistic < nilai signifikansi (0.05) maka Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya variasi data bersifat tidak homogen.
Periode
AAR AVR
Sig
(2 Tailed)
Taraf
Signifikansi Ket
Sig
(2 Tailed)
Taraf
Signifikansi Ket
2013/2014 0.781 > 0.05 Normal 0.849 > 0.05 Normal
2014/2015 0.751 > 0.05 Normal 0.523 > 0.05 Normal
2015/2016 0.995 > 0.05 Normal 0.728 > 0.05 Normal
2016/2017 0.849 > 0.05 Normal 0.972 > 0.05 Normal
2017/2018 0.686 > 0.05 Normal 0.557 > 0.05 Normal
2014-2018 0.700 > 0.05 Normal 0.828 > 0.05 Normal
83
Sedangkan, apabila nilai probabilitas Levene Statistic > nilai signifikansi
(0.05) maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya variasi data bersifat
homogen.
Tabel 4.7
Ringkasan Hasil Uji Homogenitas
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa data yang menjadi
sampel pada average abnormal return (AAR) dan average volatility
return (AVR) dari semua periode penelitian memperoleh nilai
signifikansi > 0.05 yang artinya hipotesis Ho diterima dan Ha ditolak yang
artinya variasi data bersifat homogen. Dengan ini asumsi homogenitas
juga sudah terpenuhi sebagai prasyarat uji hipotesis One Way ANOVA.
5. Hasil Uji Hipotesis
a. Hasil Uji One Way ANOVA dan Paired Sample T-Test
Uji One way ANOVA ini dilakukan untuk mengetahui adanya
perbedaan abnormal return dan volatility return pada akhir bulan
Desember dan awal bulan Januari. Untuk lebih mendukung hasil
pengujian dilakukan uji hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test.
Sama hal dengan uji hipotesis sebelumnya, Paired sample t-test ini
Periode
AAR AVR
Sig. Taraf
Signifikansi Ket Sig.
Taraf
Signifikansi Ket
2013/2014 0.960 > 0.05 Homogen 0.192 > 0.05 Homogen
2014/2015 0.178 > 0.05 Homogen 0.790 > 0.05 Homogen
2015/2016 0.631 > 0.05 Homogen 0.113 > 0.05 Homogen
2016/2017 0.120 > 0.05 Homogen 0.844 > 0.05 Homogen
2017/2018 0.197 > 0.05 Homogen 0.815 > 0.05 Homogen
2014-2018 0.064 > 0.05 Homogen 0.681 > 0.05 Homogen
84
diperuntukan pada uji komparatif yang bertujuan untuk menguji
adanya perbedaan atau tidak dari abnormal return dan volatility return
sebelum dan sesudah January effect.
Penelitian ini menggunakan taraf signifikansi default yaitu 5%
(0,05) dimana jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 maka akan
memperoleh hasil yang signifikan yang mengindikasikan adanya
perbedaaan nilai pasangan data dan begitu juga sebaliknya. Untuk
lebih jelasnya pengujian ini memiliki hipotesis sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data
yang dibandingkan
Ha : terdapat perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang
dibandingkan
Apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi > 0.05
maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan
signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Tabel 4.8
Ringkasan Hasil Uji One Way ANOVA dan
Paired Sample T-Test pada AAR dan AVR
Periode
AAR (Sig.) AVR (Sig.)
One Way
ANOVA
Paired Sample
T-Test Ket
One Way
ANOVA
Paired Sample
T-Test Ket
2013/2014 0.013 0.040 Signifikan 0.000 0.001 Signifikan
2014/2015 0.963 0.967 Tidak
Signifikan 0.533 0.349
Tidak
Signifikan
2015/2016 0.944 0.943 Tidak
Signifikan 0.582 0.597
Tidak
Signifikan
85
Sumber: Data diolah (2019)
Dari tabel 4.8 diatas jika dilihat secara per periode, hanya
2013/2014 yang memperoleh nilai rata-rata signifikan menggunakan
uji one way ANOVA dan paired sample t-test pada AAR dan juga
AVR. Pada AAR memperoleh nilai sig 0.013 dan 0.040 yang artinya
memenuhi taraf signifikansi 0.05. Begitu juga pada AVR memperoleh
nilai sig. 0.000 dan 0.0001 yang juga memenuhi taraf signifikansi
0.05. Sementara itu periode lainnya memperoleh nilai yang tidak
signifikan. Artinya pada periode 2013/2014 terdapat adanya
perbedaan abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah
January effect. Menurut Subhan (2016), aksi beli besar-besaran yang
dipicu investor asing baru terjadi pada awal tahun 2014. Hal ini tak
terlepas dari deklarasi Joko Widodo yang akan maju sebagai kandidat
calon presiden. Faktor pemilu ini memang sudah memberi dampak
besar sejak awal perdagangan saham di Januari 2014.
Namun jika dilihat secara keseluruhan dari tahun 2014 sampai
2018 menunjukan nilai rata-rata yang tidak signifikan menggunakan
uji one way ANOVA dan paired sample t-test pada AAR dan juga
AVR. Pada AAR memperoleh nilai sig. 0.980 dan 0.402 yang artinya
melebihi taraf signifikansi 0.05. Begitu juga pada AVR memperoleh
nilai sig. 0.342 dan 0.297 yang juga melebihi taraf signifikansi 0.05.
2016/2017 0.901 0.896 Tidak
Signifikan 0.465 0.520
Tidak
Signifikan
2017/2018 0.889 0.905 Tidak
Signifikan 0.622 0.483
Tidak
Signifikan
2014-2018 0.980 0.402 Tidak
Signifikan 0.342 0.297
Tidak
Signifikan
86
Artinya tidak terdapat perbedaan abnormal return dan volatility return
secara keseluruhan dari tahun 2014 hingga 2018.
Hasil yang diperoleh dari tabel 4.8 diatas juga dapat diuraikan
dari masing-masing periodenya sebagai berikut:
1) Periode 2013/2014
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.013 pada AAR dan 0.000 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai signifikan karena memenuhi taraf signifikansi (<0.05).
Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai sig. sebesar
0.040 pada AAR dan 0.001 pada AVR yang juga menghasilkan
nilai signifikan. Dengan ini hipotesis yang berlaku ialah Ho ditolak
dan Ha diterima yang artinya terdapat perbedaan signifikan rata-
rata kelompok data yang dibandingkan. Hal ini mengindikasikan
terdapat adanya perbedaan abnormal return dan volatility return
sebelum dan sesudah January effect pada saham LQ45 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013/2014.
2) Periode 2014/2015
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.963 pada AAR dan 0.533 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi
(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai
sig. sebesar 0.967 pada AAR dan 0.349 pada AVR yang juga
menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang
berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
87
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return
dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada
saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014/2015.
3) Periode 2015/2016
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.944 pada AAR dan 0.582 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi
(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai
sig. sebesar 0.943 pada AAR dan 0.597 pada AVR yang juga
menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang
berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return
dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada
saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2015/2016.
4) Periode 2016/2017
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.901 pada AAR dan 0.465 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi
(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai
sig. sebesar 0.896 pada AAR dan 0.520 pada AVR yang juga
88
menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang
berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return
dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada
saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2016/2017.
5) Periode 2017/2018
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.889 pada AAR dan 0.622 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi
(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai
sig. sebesar 0.905 pada AAR dan 0.483 pada AVR yang juga
menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang
berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return
dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada
saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2017/2018.
6) Periode 2014 s.d 2018
Berdasarkan uji One way ANOVA diperoleh nilai sig. sebesar
0.980 pada AAR dan 0.342 pada AVR yang berarti menghasilkan
nilai tidak signifikan karena tidak memenuhi taraf signifikansi
89
(<0.05). Kemudian pada uji Paired sample t-test diperoleh nilai
sig. sebesar 0.402 pada AAR dan 0.297 pada AVR yang juga
menghasilkan nilai tidak signifikan. Dengan ini hipotesis yang
berlaku ialah Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat
perbedaan signifikan rata-rata kelompok data yang dibandingkan.
Hal ini mengindikasikan tidak terdapat perbedaan abnormal return
dan volatility return sebelum dan sesudah January effect pada
saham LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara
keseluruhan pada periode 2014 sampai dengan 2018.
b. Hasil Uji One Sample T-Test
One sample t-test merupakan teknik analisis untuk
membandingkan satu variabel bebas. Teknik ini digunakan pada
penelitian ini untuk menguji pada hari keberapakah terjadi abnormal
return dan volatility return. Penelitian ini menggunakan taraf
signifikansi default yaitu 5% (0,05) dimana jika nilai signifikansi
(Sig.) < 0,05 maka akan memperoleh hasil yang signifikan yang
mengindikasikan adanya perbedaaan nilai dari rata-rata sampel
tersebut dan begitu juga sebaliknya.
Hipotesis pada pengujian ini adalah:
Ho : tidak terdapat perbedaan signifikan antara nilai data
pembanding dengan nilai rata-rata data keseluruhan
Ha : terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding
dengan nilai rata-rata data keseluruhan
90
Apabila nilai probabilitas atau nilai signifikansi < 0.05 maka Ho
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan terdapat
perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-
rata data keseluruhan. Sedangkan, apabila nilai probabilitas atau nilai
signifikansi > 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak
terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan
nilai rata-rata data keseluruhan.
Tabel 4.9
Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AAR
Event
Window
Sig.
(2-tailed) Taraf Signifikan Keterangan
t-10 0.693 < 0.05 Tidak Signifikan
t-9 0.696 < 0.05 Tidak Signifikan
t-8 0.882 < 0.05 Tidak Signifikan
t-7 0.121 < 0.05 Tidak Signifikan
t-6 0.504 < 0.05 Tidak Signifikan
t-5 0.252 < 0.05 Tidak Signifikan
t-4 0.809 < 0.05 Tidak Signifikan
t-3 0.471 < 0.05 Tidak Signifikan
t-2 0.662 < 0.05 Tidak Signifikan
t-1 0.531 < 0.05 Tidak Signifikan
t+1 0.727 < 0.05 Tidak Signifikan
t+2 0.028 < 0.05 Signifikan
t+3 0.949 < 0.05 Tidak Signifikan
t+4 0.953 < 0.05 Tidak Signifikan
t+5 0.245 < 0.05 Tidak Signifikan
t+6 0.896 < 0.05 Tidak Signifikan
t+7 0.506 < 0.05 Tidak Signifikan
t+8 0.518 < 0.05 Tidak Signifikan
t+9 0.734 < 0.05 Tidak Signifikan
t+10 0.392 < 0.05 Tidak Signifikan
Sumber: Data diolah (2019)
Dari ringkasan hasil uji One sample t-test pada tabel 4.9 diatas
dapat diketahui bahwa average abnormal return yang memperoleh
hasil signifikan hanya terdapat pada event window t+2, dan event
91
window lainnya menghasilkan nilai yang tidak signifikan. Hal ini
berarti abnormal return saham hanya terjadi pada t+2 namun tidak
pada event window lainnya. Dengan ini hipotesis yang berlaku ialah
Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat perbedaan
signifikan antara nilai data pembanding dengan nilai rata-rata data
keseluruhan.
Tabel 4.10
Ringkasan Hasil Uji One Sample T-Test pada AVR
Event
Window
Sig.
(2-tailed)
Taraf
Signifikan Keterangan
t-10 0.007 < 0.05 Signifikan
t-9 0.001 < 0.05 Signifikan
t-8 0.002 < 0.05 Signifikan
t-7 0.003 < 0.05 Signifikan
t-6 0.003 < 0.05 Signifikan
t-5 0.000 < 0.05 Signifikan
t-4 0.000 < 0.05 Signifikan
t-3 0.003 < 0.05 Signifikan
t-2 0.000 < 0.05 Signifikan
t-1 0.003 < 0.05 Signifikan
t+1 0.000 < 0.05 Signifikan
t+2 0.001 < 0.05 Signifikan
t+3 0.001 < 0.05 Signifikan
t+4 0.000 < 0.05 Signifikan
t+5 0.000 < 0.05 Signifikan
t+6 0.000 < 0.05 Signifikan
t+7 0.002 < 0.05 Signifikan
t+8 0.001 < 0.05 Signifikan
t+9 0.007 < 0.05 Signifikan
t+10 0.003 < 0.05 Signifikan
Sumber: Data diolah (2019)
Sementara itu dari ringkasan hasil uji One sample t-test pada
tabel 4.10 diatas dapat diketahui bahwa average volatility return yang
memperoleh hasil signifikan terdapat pada event window t-10 hingga
t+10 dan tidak ada yang memperoleh nilai tidak signifikan. Hal ini
92
berarti volatility return saham terjadi di semua event window. Dengan
ini hipotesis yang berlaku ialah Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya
terdapat perbedaan signifikan antara nilai data pembanding dengan
nilai rata-rata data keseluruhan.
C. Interpretasi Hasil Penelitian
1. Analisis Abnormal Return Sebelum dan Sesudah January Effect
Hasil yang diperoleh berdasarkan uji One way ANOVA diketahui
bahwa tidak ada pengaruh fenomena January effect terhadap abnormal
return pada periode 2014-2018 ditunjukan dengan tidak adanya perbedaan
signifikan rata-rata abnormal return akhir bulan Desember dan awal bulan
Januari yang dijelaskan pada tabel 4.8 yang menunjukan nilai sig. sebesar
0.980 pada taraf signifikansi 0.05. Hasil ini juga diperkuat dengan uji
hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test yang menghasilkan nilai sig.
0.402 yang juga lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05.
Berdasarkan uji One sample t-test yang tujuannya untuk mengetahui
hari keberapakah adanya abnormal return, pada tabel 4.9 diperoleh hasil
sig. sebesar 0.028 pada t+2 dengan taraf signifikansi 0.05 untuk nilai
abnormal return pada periode 2014-2018. Jika merujuk penelitian yang
dilakukan oleh Nugraha (2011) yang menemukan bahwa terdapat
abnormal return positif pada t+2 setelah pengumuman informasi ERM
(Enterprise Risk Management), sehingga dinyatakan pasar merespon
positif informasi yang diberikan perusahaan, maka jika dihubungkan
dengan penelitian ini pasar hanya merespon positif January effect pada
t+2 namun tidak pada event window lainnya. Pada dasarnya January effect
93
sendiri adalah fenomena anomali pasar modal dimana harga-harga saham
cenderung mengalami kenaikan pada dua pekan pertama di bulan Januari.
Namun dari hasil penelitian ini, tidak menunjukan adanya peningkatan
yang signifikan pada abnormal return selama pekan pertama bulan
Januari.
Gambar 4.3
Average Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
Sumber: Data diolah (2019)
Hal ini juga dapat dilihat dari gambar 4.3 diatas, pada grafik tersebut
average abnormal return (AAR) saham tidak menunjukan adanya tren
positif atau perbedaan yang signifikan pada 10 hari akhir bulan Desember
dan 10 hari awal bulan Januari. Grafik diatas menunjukan pada t+2
merupakan event window yang memiliki tingkat AAR tertinggi, namun
pada event window selanjutnya terjadi pelemahan berturut-turut dan
penguatan kembali. Terjadinya naik-turun tingkat AAR sepanjang awal
bulan Januari semakin membantah teori January effect yang menyatakan
terjadinya peningkatan tingkat pengembalian yang diterima investor
-0.0020
-0.0010
0.0000
0.0010
0.0020
0.0030
0.0040
t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10Nil
ai A
AR
Event Window
Pre-event Post-event
Desember Januari
94
selama awal pekan bulan Januari. Menurut Audina & Laturette (2017)
pengaruh karakteristik saham juga mempengaruhi keberadaan fenomena
January effect yaitu dilihat dari kriteria kapitalisasi sahamnya, apakah big-
cap, mid-cap, atau small-cap.
Tabel 4.11
Kriteria Kapitalisasi Saham
Kriteria Kapitalisasi Saham (Rp)
Big-cap >5.000.000.000.000
Mid-cap 1.000.000.000.000 - 5.000.000.000.000
Small-cap <1.000.000.000.000
Sumber: Audina & Laturette (2017)
Dengan kriteria pada tabel 4.11 diatas maka 20 emiten saham yang
diteliti dapat dikategorikan pada saham dengan kapitalisasi besar karena
terdaftar pada indeks LQ45 yang tentunya merupakan saham-saham
dengan tingkat liquid yang tinggi. Zacks (2012:26) mengatakan bahwa
January effect merupakan salah satu fenomena yang pada umumnya
terjadi pada small-cap. Saham small-cap sangat jarang diperdagangkan,
oleh sebab itu ketika satu investor atau lebih menjual saham maka harga
saham akan menukik turun dan ketika satu investor atau lebih membeli
saham maka harga saham akan melambung tinggi dengan kata lain saham
small-cap lebih volatil jika dibandingkan dengan saham big-cap dan mid-
cap. Saham indeks LQ45 yang merupakan saham big-cap turut menjadi
salah satu faktor yang mempengaruhi tidak terjadinya perbedaan
abnormal return pada akhir bulan Desember dan awal bulan Januari pada
saham indeks LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Dari uraian analisis diatas maka dengan ini menjawab hipotesis
penelitian yaitu Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak terdapat
95
perbedaan abnormal return yang diperoleh investor antara sebelum dan
sesudah January effect tahun 2014-2018 pada saham LQ45 yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Audina & Laturette (2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan
abnormal return pada bulan Januari dengan bulan selain Januari di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2014-2016 khususnya pada saham sektor property, real
estate dan building construction. Kemudian juga didukung oleh penelitian
Kartikasari (2017) yang menemukan bahwa tidak terdapat fenomena January
effect pada Bursa Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai, tingkat
abnormal return tertinggi tidak terdapat pada bulan Januari melainkan
cenderung lebih tinggi pada bulan Maret.
Selanjutnya hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Tasman et. al., (2016), Subhan et. al., (2016), dan
Pradnyaparamita & Rahyuda (2017) yang menemukan adanya perbedaan
signifikan abnormal return sebelum dan sesudah terjadinya January effect di
Bursa Efek Indonesia.
2. Analisis Volatility Return Sebelum dan Sesudah January Effect
Hasil yang diperoleh berdasarkan uji One way ANOVA diketahui
bahwa tidak ada pengaruh fenomena January effect terhadap volatility
return pada periode 2014-2018 ditunjukan dengan tidak adanya
perbedaan rata-rata volatility return pada akhir bulan Desember dan awal
bulan Januari yang dijelaskan pada tabel 4.8 yang menunjukan nilai sig.
sebesar 0.342 pada taraf signifikansi 0.05. Hal ini juga diperkuat dengan
uji hipotesis kedua yaitu Paired sample t-test yang menghasilkan nilai sig.
96
0.297 yang juga lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0.05.
Berdasarkan uji One sample t-test yang tujuannya untuk
mengetahui hari keberapakah adanya volatility return, pada tabel 4.10
diperoleh hasil signifikan untuk semua event window dari t-10 hingga t+10
yang menunjukan nilai sig. lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0.05.
Hasil ini mengindikasikan bahwa volatility return saham memang terjadi
pada semua event window tetapi berdasarkan uji sebelumnya yaitu uji One
way ANOVA dan Paired sample t-test, perbedaan volatility return tidak
terdapat pada akhir bulan Desember dan awal bulan Januari sehingga
penulis mengasumsikan bahwa volatility return bukanlah faktor yang
dapat mempengaruhi adanya fenomena January effect. Hal ini didukung
oleh penelitian Li & Gong (2015) yang menemukan bahwa volatility
return tertinggi terjadi di bulan Januari pada Japanese Stock Market
periode 1975 sampai dengan 2008, namun Li & Gong (2015) menegaskan
bahwa perbedaan tingkat volatilitas saham bukan menjadi penyebab
utama dari January effect, melainkan adanya faktor risiko kompensasi.
Wahyuliantini & Suarjaya (2015) berpendapat bahwa perusahaan
yang tergabung dalam indeks LQ45 merupakan perusahaan yang memiliki
likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar, sehingga akan memiliki
risiko yang kecil. Kemudian Zacks (2012:26) juga mengatakan bahwa
saham small-cap lebih beresiko jika dibandingkan dengan saham big-cap.
Jika dikaitkan dengan penelitian ini, maka saham indeks LQ45 yang
tergolong saham big-cap memang memiliki risiko yang kecil dan tidak
banyak memiliki perubahan. Hal ini juga dapat diketahui pada grafik
97
perubahan average volatility return saham sebelum dan sesudah January
effect berikut ini:
Gambar 4.4
Average Volatility Return Saham Sebelum dan Sesudah
January Effect
Sumber: Data diolah (2019)
Berdasarkan gambar 4.4 diatas dapat dilihat grafik average
volatility return (AVR) saham terlihat identik dan tidak menunjukan
adanya tren positif atau perbedaan yang signifikan pada 10 hari akhir
bulan Desember dan 10 hari awal bulan Januari. Walaupun pada
pembukaan tahun sempat mengalami penguatan namun setelah itu
kembali mengalami pelemahan dan penguatan yang berulang-ulang.
Maka dengan ini menjawab hipotesis kedua penelitian yaitu Ho diterima
dan Ha ditolak artinya tidak terdapat perbedaan volatility return antara
sebelum dan sesudah January effect tahun 2014-2018 pada saham LQ45
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil dari penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Li & Gong (2015) yang menyatakan bahwa perbedaan tingkat
0
0.001
0.002
0.003
0.004
0.005
0.006
t-10 t-9 t-8 t-7 t-6 t-5 t-4 t-3 t-2 t-1 t+1 t+2 t+3 t+4 t+5 t+6 t+7 t+8 t+9 t+10
Nil
ai A
VR
Event Window
Pre-event Post-event
Desember Januari
98
volatilitas saham bukan menjadi penyebab utama dari January effect,
melainkan adanya faktor risiko kompensasi. Namun hasil dari penelitian
ini tidak sesuai dengan penelitian Purba (2016) yang menemukan bahwa
tingkat volatilitas lebih tinggi pada awal tahun yang berarti event January
effect berpengaruh atas tingkat volatilitas saham di pasar modal Indonesia.
99
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa analisis
abnormal return dan volatility return sebelum dan sesudah fenomena
January effect pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2014-2018 adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji One way ANOVA dan didukung uji Paired sample
t-test ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan abnormal return antara
akhir bulan Desember dan awal bulan Januari pada tahun 2014-2018,
kemudian pengujian One sample t-test ditemukan bahwa abnormal return
dari semua event window hanya terdapat pada t+2 namun tidak pada event
window lainnya. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan
abnormal return saham di bulan Januari dengan abnormal return saham
di bulan Desember pada perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada
periode 2014-2018
2. Berdasarkan hasil uji One way ANOVA dan didukung uji Paired sample
t-test ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan volatility return antara
bulan Januari dan bulan Desember pada tahun 2014-2018, kemudian
pengujian One sample t-test ditemukan bahwa volatiliy return terjadi
semua event window, namun tidak mempengaruhi secara langsung atas
perbedaan volatility return sebelum dan sesudah January effect. Dikarenakan tingkat volatility return yang identik dan tidak menunjukan
perbedaan yang signifikan antara bulan Desember dengan bulan Januari.
100
Sehingga dapat disimpulkan tidak ada perbedaaan volatility return saham
di bulan Januari dengan volatility return saham di bulan Desember pada
perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia pada periode 2014-2018.
B. Implikasi
1. Akademisi
Penelitian ini dapat menjadi referensi dan memberikan kontribusi ilmiah
dan pengetahuan mengenai pengaruh anomali perdagangan khususnya
anomali January effect sehingga dapat menguji teori-teori dari materi
perkuliahan terhadap studi kasus yang terjadi di perusahaan dan juga
untuk studi lanjutan.
2. Investor
Penelitian ini dapat membantu investor untuk mengetahui anomali pada
hari perdagangan, yaitu January effect dan juga sebagai bahan
pertimbangan dalam memutuskan waktu yang tepat untuk berinvestasi
serta dapat memahami situasi saham di masa yang akan datang.
101
C. Saran
Setelah penelitian dilakukan berikut beberapa saran yang dapat penulis
sampaikan untuk penelitian selanjutnya, mengingat masih terbatasnya penelitian
ini sehingga penelitian selanjutnya dapat menyempurnakan.
1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel abnormal return dan
volatility return saham. Diharapkan pada penelitian selanjutnya bisa
memasukan variabel-variabel lain dalam model penelitiannya sehingga
dapat memberikan gambaran yang lebih luas dan juga variatif.
2. Dalam penelitian ini menggunakan objek penelitian yang dilakukan oleh
penulis adalah saham perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada periode penelitian 2014-2018. Diharapkan pada
penelitian selanjutnya menggunakan objek lain untuk penelitian karena
dapat memberikan implikasi lain sehingga bermanfaat bagi pihak-pihak
yang berkepentingan.
3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode uji hipotesis One way
ANOVA, Paired sample t-test dan One sample t-test memakai bantuan
aplikasi perangkat lunak IBM SPSS Statistics 20 sebagai alat bantu
statistik pada penelitian. Diharapkan pada penelitian selanjutnya
menggunakan metode analisis yang berbeda dengan alat bantu yang
berbeda karena akan memberikan hasil lain yang bisa memberikan
gambaran yang lebih luas.
102
DAFTAR PUSTAKA
Audina, M., & Laturette, K. (2017). January Effect Pada Sektor Property, Real
Estate, dan Building Construction di BEI. ISSN:2338-1507. Jurnal Riset
Akuntansi dan Keuangan, Volume 5 No. 1: 1337–1348.
Bodie, Kane, A., & Marcus, A. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi, Edisi
9, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Darman. (2018). Apakah Terjadi Fenomena January Effect di Bursa Efek
Indonesia? Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan, Volume 6 No. 1: 73–80.
Fahmi, I. (2015). Pengantar Pasar Modal, Edisi 1. Bandung: Alfabeta.
Halim, A. (2015). Analisis Investasi di Aset Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Handayani, P. S., & Suartana, I. W. (2015). Pengaruh Hari Perdagangan Pada
Abnormal Return dan Volatilitas Return Saham Indeks LQ45. ISSN:2302-
8556. E-Jurnal Akuntansi Volume 10 No. 3: 916–932.
Hartono, J. (1999). Bias Dari Penggunaan Model Di MBAR. Journal Of Indonesian
Economy And Business. Volume 14 No. 1.
Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi 11. Yogyakarta:
BPFE.
Husnan, S. (2015). Teori Portofolio & Analisis Sekuritas, Edisi Kelima.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Isynuwardhana, P. C. P. D. (2015). January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa
Efek Indonesia Periode 2009-2013. ISSN:2355-9357. Jurnal e-proceedings
Manajemen Volume 2 No. 1.
Kadir, S., & Kewal, S. S. (2014). Fenomena January Effect Di Bursa Efek
Indonesia (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di LQ45 Periode 2010-
2013). Jurnal Keuangan dan Bisnis, Volume 12 No. 1: 125–140.
Kartikasari, L. H. (2017). Pengujian January Effect: Studi Komparasi Pada Bursa
Efek Indonesia dan Bursa Saham Shanghai Periode 2011-2013.
ISSN:2088-7841. Journal Of Business & Banking (JBB), Volume 6 No. 1:
65–80.
Khoury, R. El, & Nahas, J. (2018). January Effect In The French Market: The Case
Of CAC40 Index. ISSN:2454:2350 International Academic Journal of
Accounting and Financial Management Volume 5 No. 3: 96–117.
Li, J., & Gong, J. (2015). Volatility Risk And January Effect: Evidence From Japan.
103
ISSN 1916:9728. International Journal Of Economics And Finance,
Volume 7 No. 6: 25–30.
Mufreni, A. N. F., & Amanah, D. (2017). Pengaruh Kapitalisasi Pasar dan
Likuiditas Saham Terhadap Harga Saham Pada PT. Astra Internasional
Tbk. ISSN:2447-2275. Jurnal Ekonomi Manajemen Volume 1 No. 1: 29–
35.
Nasution, Y. S. J. (2015). Hypothesis Pasar Efisien/Efficient Market Hypothesis
(Pasar Modal Menurut Teori Fama dan Pandangan Islam). Jurnal
Perspektif Ekonomi Darussalam Volume 1 No. 1: 25–43.
Nugraha, D. P. (2011). Efek Penerapan ERM (Enterprise Risk Management) Studi
Empirik Pada Reaksi Pasar dan Kinerja Perusahaan. Tesis. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Nuryadi, Astuti, D.T., Utami, E. S., & Budiantara, M. (2017). Dasar-Dasar Statistik
Penelitian. Yogyakarta: Sibuku Media.
Pradnyaparamita, N. M. W., & Rahyuda, H. (2017). Pengujian Anomali Pasar
January Effect Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. ISSN:
2302-8912. E-Jurnal Manajemen Volume 6 No. 7.
Pratiwi, I. G. A. M. A. M. A., Dwipradnyana, I. M. M., & Diatmika, I. G. N. D.
(2018). Analisis January Effect Pada Perusahaan Bumn di Bursa Efek
Indonesia. Majalah Ilmiah Untab Volume 15 No. 1:31–36.
Purba, D. S. (2016). Analisis Resiko Event January Effect Pada Pasar Modal
ASEAN (Studi Kasus Pada Pasar Modal Indonesia, Malaysia, dan
Singapura Tahun 2005-2015). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas
Maret.
Rifqiawan, R. A. (2015). Pengaruh Profitabilitas dan Kapitalisasi Pasar Terhadap
Nilai Emiten Jakarta Islamic Index. Jurnal Economica Ekonomi Islam,
Volume 6 No. 2: 21–36.
Sahin, S., Topaloglu, E. E., & Ege, I. (2018). January Effect Revisited: Evidence
From Borsa Istanbul And Bucharest Stock Exchange. ISSN:1916-9728.
International Journal of Economics and Finance Volume 10 No. 1: 159–
166.
Santoso, S. (2011). Mastering SPSS Versi 19. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sari, F. A., & Sisdyani, E. A. (2014). Analisis January Effect Di Pasar Modal
Indonesia. E-Jurnal Akuntansi Volume 6 No. 2: 237–248.
Silviyani, N. L. N. T., Sujana, E., & Adiputra, I. M. P. (2014). Pengaruh Likuiditas
Perdagangan Saham dan Kapitalisasi Pasar Terhadap Return Saham
104
Perusahaan yang Berada Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia Tahun
2009-2013 (Studi Empiris Pada Perusahaan LQ45 di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Undiksha Volume 2 No. 1
Simbolon, I. P. (2015). January Effect Of Stock Returns In Indonesia: The
Unconditional Method And The Conditional Method. ISSN:1993-5250.
International Journal of Business Management Volume 9 No. 6: 1221–
1225.
Subhan, M., Hasan, A., & Wijaya, E. Y. (2016). Analisis Perbedaan Abnormal
Return dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah January
Effect Pada Saham Indeks LQ 45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Tepak
Manajemen Bisnis Volume 8 No. 3: 1-12.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supramono, G. (2014). Transaksi Bisnis Saham & Penyelesaian Sengketa Melalui
Pengadilan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Tasman, A., Rasyid, R., & Timuria, I. P. (2016). Analisis January Effect: Studi
Empiris Pada Main Board Index (MBX) di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Kajian Manajemen Bisnis Volume 4 No. 2.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman
Modal.
Wahyuliantini, N. M., & Suarjaya, A. A. G. (2015). Pengaruh Harga Saham,
Volume Perdagangan Saham, dan Volatilitas Return Saham Pada Bid-Ask
Spread. Jurnal Manajemen, Strategi Bisnis dan Kewirausahaan Volume 9
No. 2:146-155.
Yulita, I. K. (2017). Reaksi Pasar Modal Terhadap Pengumuman Keputusan
Investasi Raja Salman Di Indonesia. Jurnal Penelitian Volume 21 No. 1:
95-106.
Zacks, M. (2012). The Little Book of Stock Market Profits. Canada: John Wiley &
Sons, Inc., Hoboken, New Jersey.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/Pages/Pengelolaan-Investasi.aspx
https://market.bisnis.com/read/20180221/190/741432/ini-dampak-tax-amnesty-
terhadap-kinerja-pasar-modal-dalam-2-tahun-terakhir
www.ojk.go.id
www.bps.go.id
105
www.idx.co.id
www.investing.com
www.finance.yahoo.com
www.britama.com
106
LAMPIRAN
Lampiran 1: Daftar Sampel Penelitian
No. Kode Nama Kapitalisasi (Rp)
1 ADRO Adaro Energy Tbk 34,864,698,580,000
2 AKRA AKR Corporindo Tbk 16,978,182,812,500
3 ASII Astra International Tbk 275,288,161,352,000
4 BBCA Bank Central Asia Tbk 234,321,207,552,000
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 72,925,571,077,350
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 177,062,910,255,000
7 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk 22,571,125,603,680
8 GGRM Gudang Garam Tbk 80,811,696,000,000
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 57,950,814,900,000
10 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk 73,624,633,980,000
11 KLBF Kalbe Farma Tbk 58,593,902,637,500
12 LPKR Lippo Karawaci Tbk 21,000,697,553,290
13 LSIP London Sumatera Plantation Tbk 13,168,127,452,450
14 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk 108,480,749,177,100
15 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk 23,502,144,870,000
16 PWON Pakuwon Jati Tbk 13,003,092,648,000
17 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk 83,931,008,000,000
18 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 216,719,992,260,000
19 UNTR United Tractors Tbk 70,872,567,584,000
20 UNVR Unilever Indonesia Tbk 198,380,000,000,000
Sumber: Bursa Efek Indonesia (2019)
107
Lampiran 2: Perhitungan AAR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect
AD
RO
AK
RA
ASI
IB
BCA
BB
NI
BB
RI
BSD
EG
GR
MIN
DF
INTP
KLB
FLP
KR
LSIP
PGA
SPT
BA
PWO
NSM
GR
TLK
MU
NTR
UN
VR
t-1
-0.0
003
0.00
010.
0049
0.00
760.
0010
-0.0
045
0.02
59-0
.005
00.
0140
-0.0
154
-0.0
060
0.00
57-0
.004
20.
0080
0.00
360.
0113
-0.0
105
0.00
290.
0017
-0.0
249
0.00
08
t-2
-0.0
263
-0.0
069
-0.0
056
-0.0
037
-0.0
013
0.02
190.
0135
-0.0
036
-0.0
089
0.00
050.
0131
-0.0
021
0.00
33-0
.009
30.
0040
0.00
08-0
.003
7-0
.003
2-0
.000
30.
0210
0.00
02
t-3
0.00
16-0
.002
90.
0095
-0.0
100
-0.0
056
-0.0
074
-0.0
188
-0.0
189
0.00
32-0
.009
60.
0089
-0.0
035
0.00
43-0
.004
90.
0047
-0.0
027
-0.0
116
0.01
86-0
.005
00.
0217
-0.0
014
t-4
0.00
35-0
.041
90.
0053
0.03
090.
0003
0.02
52-0
.007
3-0
.008
90.
0000
-0.0
043
-0.0
017
-0.0
016
-0.0
088
0.01
00-0
.008
3-0
.016
5-0
.002
1-0
.014
20.
0041
-0.0
148
-0.0
026
t-5
0.00
710.
0184
-0.0
052
-0.0
178
0.00
06-0
.019
7-0
.001
90.
0168
-0.0
101
0.00
25-0
.034
8-0
.010
50.
0543
0.00
43-0
.023
30.
0262
0.00
45-0
.010
40.
0140
0.00
910.
0012
t-6
-0.0
072
0.00
110.
0170
-0.0
012
-0.0
041
-0.0
161
-0.0
271
-0.0
074
-0.0
158
-0.0
156
0.02
03-0
.005
0-0
.006
2-0
.012
4-0
.008
5-0
.006
50.
0133
0.01
600.
0146
-0.0
018
-0.0
026
t-7
0.02
080.
0138
-0.0
041
-0.0
088
-0.0
048
0.01
57-0
.016
10.
0034
-0.0
039
0.01
790.
0014
-0.0
032
0.01
220.
0186
0.01
480.
0172
0.01
590.
0071
-0.0
177
-0.0
034
0.00
48
t-8
0.00
160.
0096
-0.0
162
-0.0
031
0.01
07-0
.003
30.
0171
0.02
150.
0032
0.01
95-0
.018
00.
0046
-0.0
057
-0.0
039
-0.0
045
-0.0
106
-0.0
020
-0.0
229
-0.0
047
0.00
58-0
.000
1
t-9
-0.0
115
0.00
940.
0176
0.00
360.
0044
-0.0
060
-0.0
014
-0.0
009
-0.0
070
-0.0
122
0.01
770.
0017
-0.0
333
-0.0
056
-0.0
088
-0.0
266
-0.0
029
0.00
35-0
.000
7-0
.000
9-0
.003
0
t-10
0.01
08-0
.001
7-0
.018
20.
0007
0.00
23-0
.002
30.
0171
0.00
030.
0219
0.01
31-0
.001
30.
0123
-0.0
151
-0.0
029
0.02
780.
0088
-0.0
012
0.00
23-0
.010
7-0
.014
80.
0024
t-1
-0.0
016
0.02
110.
0030
-0.0
051
-0.0
062
-0.0
069
-0.0
039
0.01
500.
0132
0.00
25-0
.009
0-0
.004
2-0
.014
00.
0012
-0.0
060
-0.0
166
-0.0
056
-0.0
014
0.00
400.
0035
-0.0
008
t-2
-0.0
207
0.01
18-0
.001
0-0
.003
5-0
.010
90.
0033
-0.0
035
-0.0
069
-0.0
001
-0.0
060
-0.0
044
0.03
550.
0201
-0.0
045
-0.0
060
-0.0
233
0.00
49-0
.000
50.
0007
0.00
90-0
.000
3
t-3
0.00
30-0
.018
30.
0006
0.00
180.
0073
-0.0
134
-0.0
121
-0.0
034
-0.0
088
-0.0
051
-0.0
019
-0.0
011
-0.0
124
0.01
050.
0060
-0.0
219
-0.0
031
0.00
19-0
.009
7-0
.005
7-0
.004
3
t-4
-0.0
065
0.01
880.
0157
0.00
48-0
.012
10.
0055
-0.0
066
-0.0
050
0.00
69-0
.004
7-0
.008
70.
0018
-0.0
029
0.01
15-0
.017
80.
0106
0.00
23-0
.003
8-0
.003
1-0
.005
50.
0000
t-5
-0.0
022
-0.0
133
-0.0
113
-0.0
029
0.01
410.
0131
-0.0
113
0.00
27-0
.001
60.
0203
0.01
55-0
.016
8-0
.005
10.
0074
-0.0
096
-0.0
255
0.01
130.
0070
0.00
82-0
.016
3-0
.000
8
t-6
-0.0
064
0.00
10-0
.006
40.
0131
0.00
73-0
.011
8-0
.015
3-0
.026
80.
0103
0.02
510.
0063
-0.0
066
-0.0
022
-0.0
066
-0.0
286
0.05
600.
0059
-0.0
002
-0.0
141
0.00
280.
0001
t-7
0.01
34-0
.012
70.
0095
-0.0
037
-0.0
037
0.00
230.
0042
0.00
61-0
.003
1-0
.013
30.
0063
0.00
290.
0029
-0.0
023
0.00
91-0
.005
50.
0003
0.00
77-0
.009
00.
0164
0.00
14
t-8
0.00
78-0
.014
7-0
.015
6-0
.000
50.
0137
0.01
800.
0578
0.00
75-0
.023
5-0
.005
8-0
.014
0-0
.016
60.
0138
-0.0
095
0.04
500.
0185
-0.0
111
-0.0
105
0.03
64-0
.021
20.
0038
t-9
0.01
15-0
.011
60.
0202
0.00
220.
0018
-0.0
042
0.02
01-0
.002
6-0
.002
6-0
.009
0-0
.014
40.
0013
0.00
040.
0004
0.00
270.
0016
-0.0
028
0.00
57-0
.004
80.
0095
0.00
13
t-10
-0.0
026
0.01
31-0
.017
4-0
.005
1-0
.013
8-0
.001
5-0
.028
90.
0092
0.00
49-0
.006
80.
0229
0.00
48-0
.002
3-0
.005
30.
0055
0.00
73-0
.001
4-0
.003
8-0
.009
90.
0120
-0.0
010
t-1
-0.0
164
0.03
64-0
.002
00.
0039
-0.0
040
-0.0
039
-0.0
108
-0.0
048
0.00
42-0
.019
20.
0135
-0.0
062
0.00
42-0
.011
6-0
.016
9-0
.000
60.
0119
-0.0
025
0.01
08-0
.011
8-0
.001
3
t-2
0.01
640.
0053
0.00
79-0
.003
5-0
.003
9-0
.001
9-0
.007
20.
0006
-0.0
085
-0.0
121
0.02
760.
0050
0.00
26-0
.020
40.
0003
-0.0
092
0.00
48-0
.011
40.
0048
0.00
350.
0000
t-3
0.00
62-0
.020
7-0
.000
90.
0077
0.01
670.
0129
0.01
66-0
.018
50.
0301
-0.0
165
-0.0
009
0.02
430.
0278
-0.0
597
-0.0
097
-0.0
015
-0.0
250
-0.0
071
0.02
730.
0002
0.00
05
t-4
0.00
42-0
.016
7-0
.005
40.
0043
-0.0
028
0.01
110.
0002
-0.0
027
-0.0
019
0.00
33-0
.024
60.
0227
-0.0
006
0.02
56-0
.018
60.
0025
0.01
76-0
.006
5-0
.022
6-0
.006
2-0
.000
8
t-5
0.00
41-0
.020
5-0
.025
50.
0025
0.00
68-0
.009
70.
0166
0.02
47-0
.007
20.
0039
-0.0
055
-0.0
597
-0.0
147
-0.0
056
0.00
62-0
.033
6-0
.001
00.
0028
-0.0
239
0.03
41-0
.005
3
t-6
0.00
230.
0137
-0.0
023
-0.0
043
-0.0
258
0.01
330.
0153
-0.0
128
-0.0
210
0.02
40-0
.018
0-0
.019
0-0
.000
3-0
.010
4-0
.042
8-0
.002
30.
0318
0.00
98-0
.007
5-0
.013
6-0
.003
5
t-7
0.00
520.
0100
0.00
490.
0009
0.00
72-0
.005
7-0
.005
70.
0026
0.00
64-0
.000
70.
0089
0.00
92-0
.001
80.
0181
0.01
460.
0307
-0.0
136
0.00
69-0
.010
80.
0001
0.00
44
t-8
-0.0
001
0.00
250.
0091
-0.0
071
-0.0
109
-0.0
228
-0.0
111
-0.0
063
0.00
590.
0069
0.02
940.
0125
-0.0
068
0.03
52-0
.005
00.
0589
0.00
100.
0027
-0.0
407
0.02
080.
0037
t-9
0.02
780.
0262
-0.0
100
0.01
330.
0240
0.01
750.
0013
0.01
580.
0003
-0.0
154
-0.0
141
0.00
46-0
.001
40.
0125
0.00
630.
0100
-0.0
074
0.01
00-0
.018
3-0
.018
20.
0042
t-10
-0.0
458
-0.0
362
0.02
25-0
.012
7-0
.011
5-0
.010
1-0
.014
30.
0011
-0.0
106
0.02
88-0
.018
10.
0038
-0.0
056
0.01
620.
0660
-0.0
504
-0.0
177
-0.0
086
0.07
66-0
.012
5-0
.002
0
t-1
0.00
270.
0134
0.01
640.
0070
0.00
900.
0033
0.02
150.
0058
0.01
440.
0032
-0.0
208
-0.0
024
-0.0
064
-0.0
125
0.00
46-0
.016
9-0
.024
40.
0119
0.02
47-0
.022
90.
0016
t-2
-0.0
060
0.00
110.
0050
0.02
190.
0036
0.00
00-0
.016
2-0
.017
10.
0039
-0.0
052
-0.0
132
-0.0
076
0.01
080.
0129
0.01
29-0
.031
0-0
.004
40.
0083
-0.0
160
0.00
02-0
.001
8
t-3
0.00
24-0
.010
8-0
.010
4-0
.027
50.
0073
0.00
720.
0179
-0.0
072
-0.0
321
0.01
460.
0182
0.01
23-0
.015
00.
0065
-0.0
140
0.03
780.
0138
0.00
400.
0080
0.00
850.
0021
t-4
0.00
670.
0056
0.01
070.
0055
-0.0
135
-0.0
102
-0.0
091
0.02
630.
0290
-0.0
141
-0.0
058
-0.0
064
0.00
49-0
.024
40.
0116
-0.0
008
-0.0
085
-0.0
074
-0.0
019
-0.0
066
-0.0
004
t-5
-0.0
147
0.02
59-0
.025
9-0
.008
1-0
.008
30.
0034
-0.0
292
0.00
070.
0109
-0.0
031
0.01
460.
0127
-0.0
078
0.02
90-0
.024
40.
0025
0.01
46-0
.012
30.
0211
0.00
660.
0004
t-6
0.00
85-0
.009
3-0
.009
5-0
.002
6-0
.002
30.
0022
-0.0
095
0.00
190.
0027
-0.0
058
0.00
29-0
.003
6-0
.015
2-0
.009
10.
0146
0.01
52-0
.016
60.
0047
-0.0
037
0.00
55-0
.001
4
t-7
-0.0
158
0.00
910.
0296
-0.0
028
-0.0
038
-0.0
093
-0.0
039
0.00
20-0
.016
50.
0093
0.00
980.
0021
0.00
520.
0022
0.01
850.
0208
0.02
640.
0236
-0.0
031
-0.0
126
0.00
45
t-8
0.00
36-0
.018
7-0
.006
80.
0035
-0.0
023
0.00
310.
0209
-0.0
027
0.00
000.
0041
0.01
34-0
.000
4-0
.024
2-0
.002
5-0
.008
4-0
.012
5-0
.017
8-0
.013
0-0
.002
90.
0061
-0.0
029
t-9
0.02
22-0
.002
80.
0123
-0.0
034
0.01
760.
0053
-0.0
078
-0.0
111
0.00
59-0
.030
0-0
.033
10.
0145
0.01
630.
0050
-0.0
063
-0.0
256
-0.0
057
0.00
21-0
.020
80.
0101
-0.0
018
t-10
-0.0
053
-0.0
165
-0.0
191
0.00
21-0
.006
8-0
.005
30.
0155
0.00
08-0
.018
00.
0264
0.01
04-0
.020
40.
0288
-0.0
084
-0.0
076
0.01
450.
0239
-0.0
173
-0.0
090
0.00
71-0
.000
2
t-1
-0.0
222
-0.0
158
0.02
49-0
.007
3-0
.012
2-0
.005
7-0
.003
10.
0146
-0.0
137
-0.0
017
-0.0
006
0.01
090.
0832
0.00
97-0
.014
7-0
.001
6-0
.036
30.
0027
0.01
190.
0165
0.00
20
t-2
-0.0
071
-0.0
067
-0.0
164
0.01
34-0
.006
30.
0156
-0.0
072
-0.0
042
0.00
690.
0328
-0.0
029
0.02
13-0
.015
8-0
.016
3-0
.014
20.
0083
0.01
580.
0136
-0.0
083
-0.0
049
0.00
09
t-3
-0.0
042
0.01
13-0
.012
7-0
.005
2-0
.004
80.
0172
-0.0
095
-0.0
054
-0.0
043
-0.0
040
0.01
750.
0105
0.01
820.
0069
-0.0
226
-0.0
170
0.01
03-0
.009
1-0
.002
3-0
.011
3-0
.001
0
t-4
0.00
410.
0158
0.00
590.
0127
-0.0
098
0.00
30-0
.006
3-0
.011
4-0
.000
9-0
.020
9-0
.000
60.
0065
-0.0
218
0.01
280.
0258
0.03
72-0
.004
70.
0028
0.00
40-0
.000
50.
0027
t-5
0.02
230.
0178
-0.0
046
-0.0
029
0.01
98-0
.011
0-0
.003
90.
0034
-0.0
033
-0.0
031
-0.0
249
-0.0
126
-0.0
389
-0.0
234
-0.0
134
-0.0
061
0.00
450.
0053
0.00
41-0
.006
7-0
.003
9
t-6
0.00
190.
0147
0.00
18-0
.000
90.
0027
0.00
23-0
.017
5-0
.006
3-0
.001
20.
0126
-0.0
002
0.00
04-0
.019
3-0
.010
60.
0849
0.00
220.
0020
0.00
450.
0039
-0.0
154
0.00
31
t-7
0.01
61-0
.010
3-0
.002
9-0
.004
70.
0159
0.00
870.
0238
-0.0
074
0.01
77-0
.042
4-0
.002
5-0
.028
4-0
.014
8-0
.002
2-0
.018
70.
0025
0.01
29-0
.018
30.
0014
0.01
19-0
.002
1
t-8
-0.0
054
-0.0
333
-0.0
172
-0.0
043
-0.0
160
-0.0
054
-0.0
114
0.02
420.
0049
-0.0
211
0.00
98-0
.026
20.
0095
-0.0
217
0.00
810.
0035
-0.0
168
-0.0
036
-0.0
053
0.00
74-0
.006
0
t-9
0.00
71-0
.002
70.
0054
0.00
060.
0127
-0.0
177
0.03
160.
0068
-0.0
061
-0.0
052
-0.0
166
0.00
320.
0109
0.01
94-0
.007
2-0
.015
00.
0025
-0.0
034
-0.0
050
0.01
890.
0020
t-10
-0.0
154
0.00
540.
0178
0.00
040.
0024
-0.0
085
0.00
30-0
.014
10.
0006
0.05
030.
0163
0.01
21-0
.008
70.
0248
-0.0
116
-0.0
135
0.01
110.
0005
-0.0
072
-0.0
132
0.00
26
AR
Seb
elum
2015
/201
6
2016
/201
7
2017
/201
8
AA
R
Sebe
lum
Peri
ode
Ket
2013
/201
4
2014
/201
5
Sumber: Data diolah (2019)
108
AD
RO
AK
RA
ASI
IB
BCA
BB
NI
BB
RI
BSD
EG
GR
MIN
DF
INTP
KLB
FLP
KR
LSIP
PGA
SPT
BA
PWO
NSM
GR
TLK
MU
NTR
UN
VR
t+1
-0.0
301
0.00
580.
0052
0.00
48-0
.029
2-0
.027
6-0
.018
00.
0085
0.00
98-0
.001
90.
0318
-0.0
191
0.00
510.
0242
0.01
81-0
.018
40.
0036
-0.0
033
0.01
860.
0125
0.00
00
t+2
-0.0
124
0.01
71-0
.016
1-0
.012
60.
0054
0.02
550.
0235
-0.0
080
0.00
39-0
.001
80.
0144
0.00
84-0
.005
90.
0104
-0.0
049
0.04
540.
0092
-0.0
062
0.01
010.
0030
0.00
54
t+3
-0.0
503
0.00
280.
0228
-0.0
031
-0.0
228
-0.0
091
0.00
15-0
.003
3-0
.001
30.
0262
0.00
08-0
.014
4-0
.005
0-0
.015
6-0
.041
9-0
.009
70.
0097
-0.0
070
-0.0
040
0.01
850.
0053
t+4
-0.0
314
0.00
23-0
.000
80.
0094
0.00
940.
0173
-0.0
149
0.00
42-0
.006
7-0
.002
3-0
.017
50.
0008
-0.0
432
-0.0
166
0.00
31-0
.006
80.
0043
-0.0
010
0.01
40-0
.017
20.
0047
t+5
0.07
66-0
.001
3-0
.011
8-0
.011
30.
0021
-0.0
006
0.03
00-0
.026
50.
0087
-0.0
091
-0.0
011
-0.0
077
0.04
31-0
.001
10.
0362
0.01
60-0
.019
70.
0089
-0.0
151
-0.0
087
0.00
54
t+6
0.02
080.
0028
-0.0
063
0.00
850.
0253
0.01
880.
0050
-0.0
095
-0.0
195
-0.0
013
0.01
76-0
.000
5-0
.021
10.
0154
-0.0
032
-0.0
285
-0.0
033
-0.0
067
-0.0
334
-0.0
074
0.00
13
t+7
-0.0
088
-0.0
044
-0.0
213
-0.0
169
-0.0
019
0.00
150.
0355
0.00
480.
0097
0.01
190.
0050
0.00
87-0
.034
90.
0318
-0.0
051
-0.0
430
0.03
460.
0131
0.01
08-0
.025
70.
0003
t+8
-0.0
121
0.01
050.
0000
0.00
330.
0050
0.02
200.
0124
-0.0
120
-0.0
041
0.00
84-0
.006
70.
0050
-0.0
121
-0.0
242
-0.0
282
0.04
81-0
.006
9-0
.001
50.
0005
0.00
310.
0005
t+9
-0.0
048
-0.0
144
0.02
830.
0020
0.01
11-0
.017
2-0
.057
20.
0246
-0.0
120
-0.0
166
-0.0
211
0.00
530.
0412
-0.0
131
0.01
22-0
.016
1-0
.008
2-0
.019
1-0
.009
10.
0213
0.00
31
t+10
0.04
95-0
.018
80.
0034
0.01
25-0
.003
9-0
.032
7-0
.017
90.
0227
0.00
85-0
.010
2-0
.018
50.
0126
0.03
72-0
.011
70.
0119
0.01
40-0
.023
40.
0183
0.00
92-0
.004
00.
0029
t+1
0.00
820.
0743
-0.0
119
0.00
73-0
.005
3-0
.006
10.
0175
0.01
650.
0880
-0.0
143
-0.0
102
0.00
13-0
.004
70.
0006
-0.0
003
0.04
87-0
.004
1-0
.003
0-0
.006
5-0
.002
50.
0097
t+2
-0.0
025
0.00
55-0
.012
50.
0006
-0.0
087
0.00
020.
0283
0.03
45-0
.002
60.
0057
0.00
540.
0000
0.01
63-0
.001
10.
0103
0.01
420.
0059
-0.0
054
-0.0
228
0.00
440.
0038
t+3
-0.0
007
0.00
12-0
.002
0-0
.003
50.
0085
0.00
39-0
.010
3-0
.012
9-0
.013
9-0
.008
20.
0080
-0.0
121
-0.0
036
-0.0
017
-0.0
084
-0.0
242
-0.0
095
-0.0
011
0.00
920.
0145
-0.0
033
t+4
0.00
63-0
.026
6-0
.004
60.
0001
-0.0
016
0.01
00-0
.006
10.
0128
-0.0
343
0.00
340.
0066
-0.0
004
-0.0
129
0.00
120.
0104
0.02
20-0
.005
3-0
.005
4-0
.002
00.
0026
-0.0
012
t+5
-0.0
149
-0.0
049
-0.0
105
-0.0
106
-0.0
015
0.01
540.
0127
-0.0
343
-0.0
149
-0.0
017
-0.0
082
0.00
720.
0490
0.00
76-0
.013
90.
0157
-0.0
067
0.00
97-0
.008
60.
0047
-0.0
004
t+6
0.03
00-0
.006
5-0
.007
8-0
.003
10.
0106
0.00
22-0
.018
6-0
.020
70.
0088
-0.0
184
-0.0
057
0.01
63-0
.006
40.
0074
0.01
08-0
.012
9-0
.008
60.
0094
0.01
04-0
.007
9-0
.000
5
t+7
0.00
32-0
.006
90.
0143
0.00
92-0
.005
6-0
.014
8-0
.012
60.
0072
0.00
070.
0122
0.00
420.
0046
0.00
100.
0137
-0.0
101
0.00
940.
0198
-0.0
038
0.00
21-0
.022
70.
0012
t+8
-0.0
228
-0.0
198
0.01
17-0
.001
00.
0049
-0.0
023
-0.0
005
-0.0
045
-0.0
180
0.00
920.
0137
-0.0
309
-0.0
114
-0.0
270
-0.0
191
-0.0
820
0.00
65-0
.000
50.
0186
0.01
49-0
.008
0
t+9
-0.0
066
-0.0
101
0.00
59-0
.001
60.
0009
0.00
47-0
.001
60.
0033
0.00
000.
0036
-0.0
056
-0.0
016
-0.0
244
-0.0
155
0.01
400.
0020
-0.0
045
0.00
090.
0036
0.00
48-0
.001
4
t+10
-0.0
032
-0.0
099
0.01
850.
0009
0.00
07-0
.013
0-0
.013
5-0
.000
4-0
.014
70.
0100
-0.0
032
0.01
32-0
.001
00.
0123
0.00
910.
0074
0.01
12-0
.000
6-0
.006
3-0
.010
90.
0003
t+1
-0.0
179
0.00
94-0
.010
50.
0051
-0.0
116
0.01
250.
0059
-0.0
145
0.03
43-0
.014
2-0
.013
3-0
.010
5-0
.044
8-0
.008
3-0
.032
40.
0180
-0.0
019
0.02
35-0
.026
6-0
.007
3-0
.005
3
t+2
0.01
56-0
.006
10.
0316
0.00
660.
0058
0.00
070.
0045
-0.0
180
0.00
41-0
.025
1-0
.036
3-0
.002
20.
0368
-0.0
044
0.03
31-0
.018
8-0
.004
10.
0082
0.00
11-0
.022
30.
0005
t+3
0.00
240.
0109
-0.0
184
-0.0
223
0.00
94-0
.017
0-0
.008
20.
0074
0.01
910.
0350
0.03
17-0
.022
9-0
.024
6-0
.020
7-0
.012
2-0
.019
90.
0122
0.00
16-0
.002
60.
0262
-0.0
006
t+4
-0.0
008
0.06
57-0
.005
60.
0013
0.00
10-0
.009
90.
0065
0.00
29-0
.001
50.
0067
-0.0
015
0.00
66-0
.000
9-0
.014
2-0
.020
90.
0105
-0.0
024
0.00
780.
0074
-0.0
064
0.00
26
t+5
0.02
520.
0079
0.00
84-0
.001
8-0
.000
70.
0261
0.00
310.
0118
-0.0
173
-0.0
213
0.04
090.
0166
0.00
22-0
.009
0-0
.013
4-0
.002
1-0
.007
9-0
.025
6-0
.005
9-0
.002
30.
0017
t+6
0.01
55-0
.045
9-0
.005
3-0
.002
30.
0014
-0.0
049
-0.0
174
0.00
59-0
.000
90.
0030
0.01
87-0
.007
1-0
.000
80.
0077
0.03
94-0
.003
70.
0084
-0.0
063
0.01
540.
0092
0.00
15
t+7
-0.0
112
0.00
37-0
.015
30.
0171
-0.0
149
0.00
60-0
.006
70.
0082
0.00
21-0
.021
6-0
.017
8-0
.004
7-0
.014
1-0
.006
9-0
.012
30.
0275
-0.0
051
0.01
060.
0206
-0.0
033
-0.0
019
t+8
-0.0
101
0.00
10-0
.009
90.
0020
0.00
77-0
.007
00.
0060
-0.0
124
-0.0
135
0.02
870.
0057
0.02
830.
0053
0.04
190.
0198
0.01
970.
0023
0.00
63-0
.012
1-0
.011
20.
0049
t+9
0.00
09-0
.022
2-0
.000
2-0
.003
20.
0139
0.01
620.
0019
0.00
34-0
.022
20.
0013
-0.0
016
0.00
060.
0437
-0.0
023
0.00
01-0
.022
5-0
.010
2-0
.008
70.
0080
0.00
370.
0000
t+10
-0.0
171
-0.0
234
0.02
520.
0021
-0.0
080
-0.0
224
0.00
100.
0086
-0.0
026
0.00
78-0
.021
8-0
.000
3-0
.006
90.
0200
-0.0
045
-0.0
117
0.00
97-0
.013
2-0
.006
80.
0129
-0.0
026
t+1
0.02
46-0
.029
8-0
.005
10.
0202
-0.0
067
0.01
86-0
.009
8-0
.007
0-0
.022
0-0
.000
4-0
.000
30.
0045
0.00
730.
0455
0.02
320.
0232
-0.0
005
-0.0
063
-0.0
118
0.00
080.
0034
t+2
-0.0
020
0.00
60-0
.020
3-0
.005
90.
0072
0.00
640.
0165
-0.0
097
-0.0
125
0.01
20-0
.000
50.
0433
-0.0
180
0.00
29-0
.015
90.
0016
0.01
02-0
.000
80.
0040
0.01
120.
0018
t+3
-0.0
090
-0.0
195
0.01
97-0
.001
3-0
.003
8-0
.019
6-0
.015
90.
0341
0.01
38-0
.004
80.
0054
-0.0
301
0.00
26-0
.011
8-0
.016
7-0
.015
7-0
.008
40.
0001
0.01
79-0
.005
6-0
.003
4
t+4
0.02
460.
0040
0.01
02-0
.003
7-0
.008
8-0
.007
40.
0110
-0.0
194
-0.0
031
-0.0
119
-0.0
057
-0.0
299
0.00
59-0
.011
80.
0251
0.00
57-0
.016
20.
0132
-0.0
182
-0.0
077
-0.0
022
t+5
-0.0
011
0.01
420.
0008
-0.0
114
0.00
43-0
.018
5-0
.001
9-0
.004
1-0
.006
1-0
.003
00.
0013
0.02
72-0
.002
7-0
.017
5-0
.027
9-0
.023
70.
0002
0.00
750.
0183
0.00
39-0
.002
0
t+6
-0.0
183
0.04
800.
0101
0.00
510.
0082
0.00
05-0
.032
1-0
.008
90.
0181
-0.0
123
0.00
550.
0074
0.03
96-0
.008
90.
0057
-0.0
155
0.00
14-0
.004
1-0
.000
4-0
.005
30.
0022
t+7
0.02
850.
0017
-0.0
174
-0.0
032
0.00
640.
0034
0.00
060.
0071
0.00
590.
0017
0.00
500.
0112
0.00
470.
0265
0.00
210.
0100
-0.0
145
-0.0
083
-0.0
035
0.00
250.
0035
t+8
-0.0
239
-0.0
065
-0.0
085
0.00
48-0
.002
90.
0095
0.02
020.
0061
-0.0
009
0.00
93-0
.001
80.
0102
-0.0
183
-0.0
207
0.00
650.
0181
-0.0
019
0.00
17-0
.023
30.
0046
-0.0
009
t+9
-0.0
136
-0.0
114
0.01
34-0
.000
3-0
.008
90.
0079
0.00
580.
0005
0.00
650.
0050
-0.0
039
-0.0
141
-0.0
059
0.01
400.
0055
-0.0
007
0.02
07-0
.001
00.
0348
-0.0
056
0.00
24
t+10
-0.0
055
-0.0
113
0.00
08-0
.003
50.
0051
-0.0
021
0.00
960.
0063
-0.0
023
0.00
760.
0000
-0.0
265
-0.0
153
-0.0
183
-0.0
071
-0.0
001
0.00
460.
0016
-0.0
149
0.00
45-0
.003
3
t+1
0.00
02-0
.020
2-0
.006
7-0
.001
0-0
.006
00.
0008
0.00
01-0
.022
7-0
.012
00.
0467
0.02
87-0
.005
8-0
.055
00.
0097
-0.0
304
0.00
070.
0354
0.00
56-0
.032
90.
0059
-0.0
029
t+2
0.00
230.
0121
0.00
460.
0043
-0.0
151
0.00
120.
0008
0.01
760.
0100
-0.0
016
0.00
630.
0059
0.01
850.
0068
0.03
150.
0172
0.00
89-0
.005
50.
0046
-0.0
096
0.00
60
t+3
0.00
24-0
.003
40.
0121
0.00
93-0
.008
0-0
.015
70.
0054
0.02
490.
0085
-0.0
006
0.01
630.
0126
0.02
74-0
.005
6-0
.063
60.
0002
0.06
01-0
.009
50.
0017
-0.0
197
0.00
27
t+4
-0.0
097
-0.0
090
-0.0
027
-0.0
051
-0.0
177
0.01
18-0
.009
3-0
.000
3-0
.007
60.
0092
-0.0
072
-0.0
050
-0.0
162
0.00
72-0
.026
80.
0134
-0.0
297
0.00
420.
0115
0.00
05-0
.004
4
t+5
0.05
260.
0366
-0.0
046
0.00
05-0
.001
30.
0018
0.00
56-0
.003
20.
0212
0.00
030.
0072
0.01
450.
0316
0.02
270.
0213
0.00
26-0
.003
8-0
.005
3-0
.008
90.
0038
0.00
98
t+6
-0.0
015
-0.0
199
-0.0
098
0.00
680.
0066
-0.0
020
-0.0
028
-0.0
330
-0.0
054
-0.0
119
0.00
220.
0064
0.00
83-0
.017
90.
0085
-0.0
203
0.01
56-0
.001
80.
0078
-0.0
103
-0.0
037
t+7
-0.0
004
-0.0
097
0.01
59-0
.004
80.
0027
-0.0
079
-0.0
205
0.02
06-0
.002
10.
0055
-0.0
194
-0.0
023
0.02
100.
0112
0.00
54-0
.028
7-0
.037
70.
0078
0.02
710.
0178
0.00
01
t+8
-0.0
393
0.00
65-0
.004
50.
0081
0.00
120.
0052
0.00
29-0
.002
40.
0046
-0.0
074
0.00
25-0
.020
6-0
.005
5-0
.016
9-0
.029
50.
0266
-0.0
074
-0.0
013
-0.0
120
0.00
28-0
.004
3
t+9
0.01
070.
0029
-0.0
045
-0.0
133
0.00
610.
0035
0.00
910.
0063
-0.0
053
-0.0
141
-0.0
273
-0.0
061
-0.0
066
-0.0
105
0.01
370.
0075
-0.0
286
0.00
180.
0057
0.00
33-0
.002
3
t+10
-0.0
217
0.00
780.
0004
-0.0
003
0.02
690.
0055
0.00
88-0
.012
0-0
.008
3-0
.023
0-0
.009
90.
0044
-0.0
218
-0.0
105
0.00
94-0
.016
0-0
.012
50.
0034
-0.0
031
0.00
78-0
.003
2
2017
/201
8
Ket
Peri
ode
2013
/201
4
2014
/201
5
2015
/201
6
2016
/201
7
AR
Ses
udah
AA
R
Sesu
dah
Sumber: Data diolah (2019)
109
Lampiran 3: Perhitungan AVR Saham Sebelum dan Sesudah January Effect
ADRO
AKRA
ASII
BBCA
BBN
IBB
RIBS
DE
GG
RMIN
DF
INTP
KLBF
LPKR
LSIP
PGAS
PTBA
PWO
NSM
GR
TLKM
UN
TRU
NVR
t-1
0.00
010.
0000
0.00
160.
0025
0.00
030.
0015
0.00
860.
0017
0.00
470.
0051
0.00
200.
0019
0.00
140.
0027
0.00
120.
0038
0.00
350.
0010
0.00
060.
0083
0.00
26
t-2
0.00
880.
0023
0.00
190.
0012
0.00
040.
0073
0.00
450.
0012
0.00
300.
0002
0.00
440.
0007
0.00
110.
0031
0.00
130.
0003
0.00
120.
0011
0.00
010.
0070
0.00
25
t-3
0.00
050.
0010
0.00
320.
0033
0.00
190.
0025
0.00
630.
0063
0.00
110.
0032
0.00
300.
0012
0.00
140.
0016
0.00
160.
0009
0.00
390.
0062
0.00
170.
0072
0.00
29
t-4
0.00
120.
0140
0.00
180.
0103
0.00
010.
0084
0.00
240.
0030
0.00
000.
0014
0.00
060.
0005
0.00
290.
0033
0.00
280.
0055
0.00
070.
0047
0.00
140.
0049
0.00
35
t-5
0.00
240.
0061
0.00
170.
0059
0.00
020.
0066
0.00
060.
0056
0.00
340.
0008
0.01
160.
0035
0.01
810.
0014
0.00
780.
0087
0.00
150.
0035
0.00
470.
0030
0.00
49
t-6
0.00
240.
0004
0.00
570.
0004
0.00
140.
0054
0.00
900.
0025
0.00
530.
0052
0.00
680.
0017
0.00
210.
0041
0.00
280.
0022
0.00
440.
0053
0.00
490.
0006
0.00
36
t-7
0.00
690.
0046
0.00
140.
0029
0.00
160.
0052
0.00
540.
0011
0.00
130.
0060
0.00
050.
0011
0.00
410.
0062
0.00
490.
0057
0.00
530.
0024
0.00
590.
0011
0.00
37
t-8
0.00
050.
0032
0.00
540.
0010
0.00
360.
0011
0.00
570.
0072
0.00
110.
0065
0.00
600.
0015
0.00
190.
0013
0.00
150.
0035
0.00
070.
0076
0.00
160.
0019
0.00
31
t-9
0.00
380.
0031
0.00
590.
0012
0.00
150.
0020
0.00
050.
0003
0.00
230.
0041
0.00
590.
0006
0.01
110.
0019
0.00
290.
0089
0.00
100.
0012
0.00
020.
0003
0.00
29
t-10
0.00
360.
0006
0.00
610.
0002
0.00
080.
0008
0.00
570.
0001
0.00
730.
0044
0.00
040.
0041
0.00
500.
0010
0.00
930.
0029
0.00
040.
0008
0.00
360.
0049
0.00
31
t-1
0.00
050.
0070
0.00
100.
0017
0.00
210.
0023
0.00
130.
0050
0.00
440.
0008
0.00
300.
0014
0.00
470.
0004
0.00
200.
0055
0.00
190.
0005
0.00
130.
0012
0.00
24
t-2
0.00
690.
0039
0.00
030.
0012
0.00
360.
0011
0.00
120.
0023
0.00
000.
0020
0.00
150.
0118
0.00
670.
0015
0.00
200.
0078
0.00
160.
0002
0.00
020.
0030
0.00
29
t-3
0.00
100.
0061
0.00
020.
0006
0.00
240.
0045
0.00
400.
0011
0.00
290.
0017
0.00
060.
0004
0.00
410.
0035
0.00
200.
0073
0.00
100.
0006
0.00
320.
0019
0.00
25
t-4
0.00
220.
0063
0.00
520.
0016
0.00
400.
0018
0.00
220.
0017
0.00
230.
0016
0.00
290.
0006
0.00
100.
0038
0.00
590.
0035
0.00
080.
0013
0.00
100.
0018
0.00
26
t-5
0.00
070.
0044
0.00
380.
0010
0.00
470.
0044
0.00
380.
0009
0.00
050.
0068
0.00
520.
0056
0.00
170.
0025
0.00
320.
0085
0.00
380.
0023
0.00
270.
0054
0.00
36
t-6
0.00
210.
0003
0.00
210.
0044
0.00
240.
0039
0.00
510.
0089
0.00
340.
0084
0.00
210.
0022
0.00
070.
0022
0.00
950.
0187
0.00
200.
0001
0.00
470.
0009
0.00
42
t-7
0.00
450.
0042
0.00
320.
0012
0.00
120.
0008
0.00
140.
0020
0.00
100.
0044
0.00
210.
0010
0.00
100.
0008
0.00
300.
0018
0.00
010.
0026
0.00
300.
0055
0.00
22
t-8
0.00
260.
0049
0.00
520.
0002
0.00
460.
0060
0.01
930.
0025
0.00
780.
0019
0.00
470.
0055
0.00
460.
0032
0.01
500.
0062
0.00
370.
0035
0.01
210.
0071
0.00
60
t-9
0.00
380.
0039
0.00
670.
0007
0.00
060.
0014
0.00
670.
0009
0.00
090.
0030
0.00
480.
0004
0.00
010.
0001
0.00
090.
0005
0.00
090.
0019
0.00
160.
0032
0.00
22
t-10
0.00
090.
0044
0.00
580.
0017
0.00
460.
0005
0.00
960.
0031
0.00
160.
0023
0.00
760.
0016
0.00
080.
0018
0.00
180.
0024
0.00
050.
0013
0.00
330.
0040
0.00
30
t-1
0.00
550.
0121
0.00
070.
0013
0.00
130.
0013
0.00
360.
0016
0.00
140.
0064
0.00
450.
0021
0.00
140.
0039
0.00
560.
0002
0.00
400.
0008
0.00
360.
0039
0.00
33
t-2
0.00
550.
0018
0.00
260.
0012
0.00
130.
0006
0.00
240.
0002
0.00
280.
0040
0.00
920.
0017
0.00
090.
0068
0.00
010.
0031
0.00
160.
0038
0.00
160.
0012
0.00
26
t-3
0.00
210.
0069
0.00
030.
0026
0.00
560.
0043
0.00
550.
0062
0.01
000.
0055
0.00
030.
0081
0.00
930.
0199
0.00
320.
0005
0.00
830.
0024
0.00
910.
0001
0.00
55
t-4
0.00
140.
0056
0.00
180.
0014
0.00
090.
0037
0.00
010.
0009
0.00
060.
0011
0.00
820.
0076
0.00
020.
0085
0.00
620.
0008
0.00
590.
0022
0.00
750.
0021
0.00
33
t-5
0.00
140.
0068
0.00
850.
0008
0.00
230.
0032
0.00
550.
0082
0.00
240.
0013
0.00
180.
0199
0.00
490.
0019
0.00
210.
0112
0.00
030.
0009
0.00
800.
0114
0.00
51
t-6
0.00
080.
0046
0.00
080.
0014
0.00
860.
0044
0.00
510.
0043
0.00
700.
0080
0.00
600.
0063
0.00
010.
0035
0.01
430.
0008
0.01
060.
0033
0.00
250.
0045
0.00
48
t-7
0.00
170.
0033
0.00
160.
0003
0.00
240.
0019
0.00
190.
0009
0.00
210.
0002
0.00
300.
0031
0.00
060.
0060
0.00
490.
0102
0.00
450.
0023
0.00
360.
0000
0.00
27
t-8
0.00
000.
0008
0.00
300.
0024
0.00
360.
0076
0.00
370.
0021
0.00
200.
0023
0.00
980.
0042
0.00
230.
0117
0.00
170.
0196
0.00
030.
0009
0.01
360.
0069
0.00
49
t-9
0.00
930.
0087
0.00
330.
0044
0.00
800.
0058
0.00
040.
0053
0.00
010.
0051
0.00
470.
0015
0.00
050.
0042
0.00
210.
0033
0.00
250.
0033
0.00
610.
0061
0.00
42
t-10
0.01
530.
0121
0.00
750.
0042
0.00
380.
0034
0.00
480.
0004
0.00
350.
0096
0.00
600.
0013
0.00
190.
0054
0.02
200.
0168
0.00
590.
0029
0.02
550.
0042
0.00
78
t-1
0.00
090.
0045
0.00
550.
0023
0.00
300.
0011
0.00
720.
0019
0.00
480.
0011
0.00
690.
0008
0.00
210.
0042
0.00
150.
0056
0.00
810.
0040
0.00
820.
0076
0.00
41
t-2
0.00
200.
0004
0.00
170.
0073
0.00
120.
0000
0.00
540.
0057
0.00
130.
0017
0.00
440.
0025
0.00
360.
0043
0.00
430.
0103
0.00
150.
0028
0.00
530.
0001
0.00
33
t-3
0.00
080.
0036
0.00
350.
0092
0.00
240.
0024
0.00
600.
0024
0.01
070.
0049
0.00
610.
0041
0.00
500.
0022
0.00
470.
0126
0.00
460.
0013
0.00
270.
0028
0.00
46
t-4
0.00
220.
0019
0.00
360.
0018
0.00
450.
0034
0.00
300.
0088
0.00
970.
0047
0.00
190.
0021
0.00
160.
0081
0.00
390.
0003
0.00
280.
0025
0.00
060.
0022
0.00
35
t-5
0.00
490.
0086
0.00
860.
0027
0.00
280.
0011
0.00
970.
0002
0.00
360.
0010
0.00
490.
0042
0.00
260.
0097
0.00
810.
0008
0.00
490.
0041
0.00
700.
0022
0.00
46
t-6
0.00
280.
0031
0.00
320.
0009
0.00
080.
0007
0.00
320.
0006
0.00
090.
0019
0.00
100.
0012
0.00
510.
0030
0.00
490.
0051
0.00
550.
0016
0.00
120.
0018
0.00
24
t-7
0.00
530.
0030
0.00
990.
0009
0.00
130.
0031
0.00
130.
0007
0.00
550.
0031
0.00
330.
0007
0.00
170.
0007
0.00
620.
0069
0.00
880.
0079
0.00
100.
0042
0.00
38
t-8
0.00
120.
0062
0.00
230.
0012
0.00
080.
0010
0.00
700.
0009
0.00
000.
0014
0.00
450.
0001
0.00
810.
0008
0.00
280.
0042
0.00
590.
0043
0.00
100.
0020
0.00
28
t-9
0.00
740.
0009
0.00
410.
0011
0.00
590.
0018
0.00
260.
0037
0.00
200.
0100
0.01
100.
0048
0.00
540.
0017
0.00
210.
0085
0.00
190.
0007
0.00
690.
0034
0.00
43
t-10
0.00
180.
0055
0.00
640.
0007
0.00
230.
0018
0.00
520.
0003
0.00
600.
0088
0.00
350.
0068
0.00
960.
0028
0.00
250.
0048
0.00
800.
0058
0.00
300.
0024
0.00
44
t-1
0.00
740.
0053
0.00
830.
0024
0.00
410.
0019
0.00
100.
0049
0.00
460.
0006
0.00
020.
0036
0.02
770.
0032
0.00
890.
0005
0.01
210.
0009
0.00
400.
0055
0.00
54
t-2
0.00
240.
0022
0.00
550.
0045
0.00
210.
0052
0.00
240.
0014
0.00
230.
0109
0.00
100.
0071
0.00
530.
0054
0.00
470.
0028
0.00
530.
0045
0.00
280.
0016
0.00
40
t-3
0.00
140.
0038
0.00
420.
0017
0.00
160.
0057
0.00
320.
0018
0.00
140.
0013
0.00
580.
0035
0.00
610.
0023
0.00
490.
0057
0.00
340.
0030
0.00
080.
0038
0.00
33
t-4
0.00
140.
0053
0.00
200.
0042
0.00
330.
0010
0.00
210.
0038
0.00
030.
0070
0.00
020.
0022
0.00
730.
0043
0.00
750.
0124
0.00
160.
0009
0.00
130.
0002
0.00
34
t-5
0.00
740.
0059
0.00
150.
0010
0.00
660.
0037
0.00
130.
0011
0.00
110.
0010
0.00
830.
0042
0.01
300.
0078
0.00
770.
0020
0.00
150.
0018
0.00
140.
0022
0.00
40
t-6
0.00
060.
0049
0.00
060.
0003
0.00
090.
0008
0.00
580.
0021
0.00
040.
0042
0.00
010.
0001
0.00
640.
0035
0.00
120.
0007
0.00
070.
0015
0.00
130.
0051
0.00
21
t-7
0.00
540.
0034
0.00
100.
0016
0.00
530.
0029
0.00
790.
0025
0.00
590.
0141
0.00
080.
0095
0.00
490.
0007
0.02
620.
0008
0.00
430.
0061
0.00
050.
0040
0.00
54
t-8
0.00
180.
0111
0.00
570.
0014
0.00
530.
0018
0.00
380.
0081
0.00
160.
0070
0.00
330.
0087
0.00
320.
0072
0.00
620.
0012
0.00
560.
0012
0.00
180.
0025
0.00
44
t-9
0.00
240.
0009
0.00
180.
0002
0.00
420.
0059
0.01
050.
0023
0.00
200.
0017
0.00
550.
0011
0.00
360.
0065
0.00
360.
0050
0.00
080.
0011
0.00
170.
0063
0.00
34
t-10
0.00
510.
0018
0.00
590.
0001
0.00
080.
0028
0.00
100.
0047
0.00
020.
0168
0.00
540.
0040
0.00
290.
0083
0.00
390.
0045
0.00
370.
0002
0.00
240.
0044
0.00
40
2013
/201
4
2014
/201
5
2015
/201
6
2016
/201
7
2017
/201
8
Perio
deKe
tVR
Seb
elum
AVR
Sebe
lum
Sumber: Data diolah (2019)
110
AD
RO
AK
RA
ASI
IB
BCA
BB
NI
BB
RI
BSD
EG
GR
MIN
DF
INTP
KLB
FLP
KR
LSIP
PGA
SPT
BA
PWO
NSM
GR
TLK
MU
NTR
UN
VR
t+1
0.01
000.
0019
0.00
170.
0016
0.00
970.
0092
0.00
600.
0028
0.00
330.
0006
0.01
060.
0064
0.00
170.
0081
0.00
600.
0061
0.00
120.
0011
0.00
620.
0042
0.00
49
t+2
0.00
410.
0057
0.00
540.
0042
0.00
180.
0085
0.00
780.
0027
0.00
130.
0006
0.00
480.
0028
0.00
200.
0035
0.00
160.
0151
0.00
310.
0021
0.00
340.
0010
0.00
41
t+3
0.01
680.
0009
0.00
760.
0010
0.00
760.
0030
0.00
050.
0011
0.00
040.
0087
0.00
030.
0048
0.00
170.
0052
0.01
400.
0032
0.00
320.
0023
0.00
130.
0062
0.00
45
t+4
0.01
050.
0008
0.00
030.
0031
0.00
310.
0058
0.00
500.
0014
0.00
220.
0008
0.00
580.
0003
0.01
440.
0055
0.00
100.
0023
0.00
140.
0003
0.00
470.
0057
0.00
37
t+5
0.02
550.
0004
0.00
390.
0038
0.00
070.
0002
0.01
000.
0088
0.00
290.
0030
0.00
040.
0026
0.01
440.
0004
0.01
210.
0053
0.00
660.
0030
0.00
500.
0029
0.00
56
t+6
0.00
690.
0009
0.00
210.
0028
0.00
840.
0063
0.00
170.
0032
0.00
650.
0004
0.00
590.
0002
0.00
700.
0051
0.00
110.
0095
0.00
110.
0022
0.01
110.
0025
0.00
42
t+7
0.00
290.
0015
0.00
710.
0056
0.00
060.
0005
0.01
180.
0016
0.00
320.
0040
0.00
170.
0029
0.01
160.
0106
0.00
170.
0143
0.01
150.
0044
0.00
360.
0086
0.00
55
t+8
0.00
400.
0035
0.00
000.
0011
0.00
170.
0073
0.00
410.
0040
0.00
140.
0028
0.00
220.
0017
0.00
400.
0081
0.00
940.
0160
0.00
230.
0005
0.00
020.
0010
0.00
38
t+9
0.00
160.
0048
0.00
940.
0007
0.00
370.
0057
0.01
910.
0082
0.00
400.
0055
0.00
700.
0018
0.01
370.
0044
0.00
410.
0054
0.00
270.
0064
0.00
300.
0071
0.00
59
t+10
0.01
650.
0063
0.00
110.
0042
0.00
130.
0109
0.00
600.
0076
0.00
280.
0034
0.00
620.
0042
0.01
240.
0039
0.00
400.
0047
0.00
780.
0061
0.00
310.
0013
0.00
57
t+1
0.00
270.
0248
0.00
400.
0024
0.00
180.
0020
0.00
580.
0055
0.02
930.
0048
0.00
340.
0004
0.00
160.
0002
0.00
010.
0162
0.00
140.
0010
0.00
220.
0008
0.00
55
t+2
0.00
080.
0018
0.00
420.
0002
0.00
290.
0001
0.00
940.
0115
0.00
090.
0019
0.00
180.
0000
0.00
540.
0004
0.00
340.
0047
0.00
200.
0018
0.00
760.
0015
0.00
31
t+3
0.00
020.
0004
0.00
070.
0012
0.00
280.
0013
0.00
340.
0043
0.00
460.
0027
0.00
270.
0040
0.00
120.
0006
0.00
280.
0081
0.00
320.
0004
0.00
310.
0048
0.00
26
t+4
0.00
210.
0089
0.00
150.
0000
0.00
050.
0033
0.00
200.
0043
0.01
140.
0011
0.00
220.
0001
0.00
430.
0004
0.00
350.
0073
0.00
180.
0018
0.00
070.
0009
0.00
29
t+5
0.00
500.
0016
0.00
350.
0035
0.00
050.
0051
0.00
420.
0114
0.00
500.
0006
0.00
270.
0024
0.01
630.
0025
0.00
460.
0052
0.00
220.
0032
0.00
290.
0016
0.00
42
t+6
0.01
000.
0022
0.00
260.
0010
0.00
350.
0007
0.00
620.
0069
0.00
290.
0061
0.00
190.
0054
0.00
210.
0025
0.00
360.
0043
0.00
290.
0031
0.00
350.
0026
0.00
37
t+7
0.00
110.
0023
0.00
480.
0031
0.00
190.
0049
0.00
420.
0024
0.00
020.
0041
0.00
140.
0015
0.00
030.
0046
0.00
340.
0031
0.00
660.
0013
0.00
070.
0076
0.00
30
t+8
0.00
760.
0066
0.00
390.
0003
0.00
160.
0008
0.00
020.
0015
0.00
600.
0031
0.00
460.
0103
0.00
380.
0090
0.00
640.
0273
0.00
220.
0002
0.00
620.
0050
0.00
53
t+9
0.00
220.
0034
0.00
200.
0005
0.00
030.
0016
0.00
050.
0011
0.00
000.
0012
0.00
190.
0005
0.00
810.
0052
0.00
470.
0007
0.00
150.
0003
0.00
120.
0016
0.00
19
t+10
0.00
110.
0033
0.00
620.
0003
0.00
020.
0043
0.00
450.
0001
0.00
490.
0033
0.00
110.
0044
0.00
030.
0041
0.00
300.
0025
0.00
370.
0002
0.00
210.
0036
0.00
27
t+1
0.00
600.
0031
0.00
350.
0017
0.00
390.
0042
0.00
200.
0048
0.01
140.
0047
0.00
440.
0035
0.01
490.
0028
0.01
080.
0060
0.00
060.
0078
0.00
890.
0024
0.00
54
t+2
0.00
520.
0020
0.01
050.
0022
0.00
190.
0002
0.00
150.
0060
0.00
140.
0084
0.01
210.
0007
0.01
230.
0015
0.01
100.
0063
0.00
140.
0027
0.00
040.
0074
0.00
48
t+3
0.00
080.
0036
0.00
610.
0074
0.00
310.
0057
0.00
270.
0025
0.00
640.
0117
0.01
060.
0076
0.00
820.
0069
0.00
410.
0066
0.00
410.
0005
0.00
090.
0087
0.00
54
t+4
0.00
030.
0219
0.00
190.
0004
0.00
030.
0033
0.00
220.
0010
0.00
050.
0022
0.00
050.
0022
0.00
030.
0047
0.00
700.
0035
0.00
080.
0026
0.00
250.
0021
0.00
30
t+5
0.00
840.
0026
0.00
280.
0006
0.00
020.
0087
0.00
100.
0039
0.00
580.
0071
0.01
360.
0055
0.00
070.
0030
0.00
450.
0007
0.00
260.
0085
0.00
200.
0008
0.00
42
t+6
0.00
520.
0153
0.00
180.
0008
0.00
050.
0016
0.00
580.
0020
0.00
030.
0010
0.00
620.
0024
0.00
030.
0026
0.01
310.
0012
0.00
280.
0021
0.00
510.
0031
0.00
37
t+7
0.00
370.
0012
0.00
510.
0057
0.00
500.
0020
0.00
220.
0027
0.00
070.
0072
0.00
590.
0016
0.00
470.
0023
0.00
410.
0092
0.00
170.
0035
0.00
690.
0011
0.00
38
t+8
0.00
340.
0003
0.00
330.
0007
0.00
260.
0023
0.00
200.
0041
0.00
450.
0096
0.00
190.
0094
0.00
180.
0140
0.00
660.
0066
0.00
080.
0021
0.00
400.
0037
0.00
42
t+9
0.00
030.
0074
0.00
010.
0011
0.00
460.
0054
0.00
060.
0011
0.00
740.
0004
0.00
050.
0002
0.01
460.
0008
0.00
000.
0075
0.00
340.
0029
0.00
270.
0012
0.00
31
t+10
0.00
570.
0078
0.00
840.
0007
0.00
270.
0075
0.00
030.
0029
0.00
090.
0026
0.00
730.
0001
0.00
230.
0067
0.00
150.
0039
0.00
320.
0044
0.00
230.
0043
0.00
38
t+1
0.00
820.
0099
0.00
170.
0067
0.00
220.
0062
0.00
330.
0023
0.00
730.
0001
0.00
010.
0015
0.00
240.
0152
0.00
770.
0077
0.00
020.
0021
0.00
390.
0003
0.00
45
t+2
0.00
070.
0020
0.00
680.
0020
0.00
240.
0021
0.00
550.
0032
0.00
420.
0040
0.00
020.
0144
0.00
600.
0010
0.00
530.
0005
0.00
340.
0003
0.00
130.
0037
0.00
34
t+3
0.00
300.
0065
0.00
660.
0004
0.00
130.
0065
0.00
530.
0114
0.00
460.
0016
0.00
180.
0100
0.00
090.
0039
0.00
560.
0052
0.00
280.
0000
0.00
600.
0019
0.00
43
t+4
0.00
820.
0013
0.00
340.
0012
0.00
290.
0025
0.00
370.
0065
0.00
100.
0040
0.00
190.
0100
0.00
200.
0039
0.00
840.
0019
0.00
540.
0044
0.00
610.
0026
0.00
41
t+5
0.00
040.
0047
0.00
030.
0038
0.00
140.
0062
0.00
060.
0014
0.00
200.
0010
0.00
040.
0091
0.00
090.
0058
0.00
930.
0079
0.00
010.
0025
0.00
610.
0013
0.00
33
t+6
0.00
610.
0160
0.00
340.
0017
0.00
270.
0002
0.01
070.
0030
0.00
600.
0041
0.00
180.
0025
0.01
320.
0030
0.00
190.
0052
0.00
050.
0014
0.00
010.
0018
0.00
43
t+7
0.00
950.
0006
0.00
580.
0011
0.00
210.
0011
0.00
020.
0024
0.00
200.
0006
0.00
170.
0037
0.00
160.
0088
0.00
070.
0033
0.00
480.
0028
0.00
120.
0008
0.00
27
t+8
0.00
800.
0022
0.00
280.
0016
0.00
100.
0032
0.00
670.
0020
0.00
030.
0031
0.00
060.
0034
0.00
610.
0069
0.00
220.
0060
0.00
060.
0006
0.00
780.
0015
0.00
33
t+9
0.00
450.
0038
0.00
450.
0001
0.00
300.
0026
0.00
190.
0002
0.00
220.
0017
0.00
130.
0047
0.00
200.
0047
0.00
180.
0002
0.00
690.
0003
0.01
160.
0019
0.00
30
t+10
0.00
180.
0038
0.00
030.
0012
0.00
170.
0007
0.00
320.
0021
0.00
080.
0025
0.00
000.
0088
0.00
510.
0061
0.00
240.
0000
0.00
150.
0005
0.00
500.
0015
0.00
24
t+1
0.00
010.
0067
0.00
220.
0003
0.00
200.
0003
0.00
000.
0076
0.00
400.
0156
0.00
960.
0019
0.01
830.
0032
0.00
060.
0002
0.01
180.
0019
0.01
100.
0020
0.00
50
t+2
0.00
080.
0040
0.00
150.
0014
0.00
500.
0004
0.00
030.
0059
0.00
330.
0005
0.00
210.
0020
0.00
620.
0023
0.00
290.
0057
0.00
300.
0018
0.00
150.
0032
0.00
27
t+3
0.00
080.
0011
0.00
400.
0031
0.00
270.
0052
0.00
180.
0083
0.00
280.
0002
0.00
540.
0042
0.00
910.
0019
0.00
770.
0001
0.02
000.
0032
0.00
060.
0066
0.00
44
t+4
0.00
320.
0030
0.00
090.
0017
0.00
590.
0039
0.00
310.
0001
0.00
250.
0031
0.00
240.
0017
0.00
540.
0024
0.00
310.
0045
0.00
990.
0014
0.00
380.
0002
0.00
31
t+5
0.01
750.
0122
0.00
150.
0002
0.00
040.
0006
0.00
190.
0011
0.00
710.
0001
0.00
240.
0048
0.01
050.
0076
0.00
270.
0009
0.00
130.
0018
0.00
300.
0013
0.00
39
t+6
0.00
050.
0066
0.00
330.
0023
0.00
220.
0007
0.00
090.
0110
0.00
180.
0040
0.00
070.
0021
0.00
280.
0060
0.00
260.
0068
0.00
520.
0006
0.00
260.
0034
0.00
33
t+7
0.00
010.
0032
0.00
530.
0016
0.00
090.
0026
0.00
680.
0069
0.00
070.
0018
0.00
650.
0008
0.00
700.
0037
0.00
690.
0096
0.01
260.
0026
0.00
900.
0059
0.00
47
t+8
0.01
310.
0022
0.00
150.
0027
0.00
040.
0017
0.00
100.
0008
0.00
150.
0025
0.00
080.
0069
0.00
180.
0056
0.00
120.
0089
0.00
250.
0004
0.00
400.
0009
0.00
30
t+9
0.00
360.
0010
0.00
150.
0044
0.00
200.
0012
0.00
300.
0021
0.00
180.
0047
0.00
910.
0020
0.00
220.
0035
0.00
550.
0025
0.00
950.
0006
0.00
190.
0011
0.00
32
t+10
0.00
720.
0026
0.00
010.
0001
0.00
900.
0018
0.00
290.
0040
0.00
280.
0077
0.00
330.
0015
0.00
730.
0035
0.00
860.
0053
0.00
420.
0011
0.00
100.
0026
0.00
38
2016
/201
7
2017
/201
8
Ket
VR
Ses
udah
AV
R
Sesu
dah
2013
/201
4
2014
/201
5
2015
/201
6
Peri
ode
Sumber: Data diolah (2019)
111
Lampiran 4: Output Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif data AAR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRE_2013_2014 10 -.0029950 .0048463 -.000021732 .0024969675
POST_2013_2014 10 .0000067 .0054165 .002895285 .0022247008
PRE_2014_2015 10 -.0042914 .0037661 -.000062617 .0020699362
POST_2014_2015 10 -.0080250 .0096727 .000012385 .0045805205
PRE_2015_2016 10 -.0052514 .0043680 -.000001582 .0032814737
POST_2015_2016 10 -.0052597 .0049276 .000097245 .0028840253
PRE_2016_2017 10 -.0028810 .0045359 .000004209 .0022236384
POST_2016_2017 10 -.0034349 .0035234 .000146429 .0027950364
PRE_2017_2018 10 -.0060156 .0031310 .000029733 .0031490583
POST_2017_2018 10 -.0044245 .0097563 -.000231452 .0048884033
PRE_2014_2018 10 -.0016679 .0026107 -.000010398 .0011486469
POST_2014_2018 10 -.0015535 .0035116 .000583978 .0015848398
Valid N (listwise) 10
Sumber: Output SPSS 20
Statistik Deskriptif data AVR
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PRE_2013_2014 10 .0025499 .0048600 .003287724 .0006760430
POST_2013_2014 10 .0037211 .0059149 .004790882 .0008370305
PRE_2014_2015 10 .0021598 .0060252 .003159026 .0011943140
POST_2014_2015 10 .0019192 .0055210 .003497944 .0011875581
PRE_2015_2016 10 .0026175 .0078201 .004440638 .0015754824
POST_2015_2016 10 .0030049 .0054097 .004124430 .0008388695
PRE_2016_2017 10 .0024236 .0045971 .003769788 .0007604043
POST_2016_2017 10 .0024481 .0044630 .003525627 .0007009736
PRE_2017_2018 10 .0020630 .0053877 .003920878 .0009968628
POST_2017_2018 10 .0026978 .0049694 .003719465 .0007863565
PRE_2014_2018 10 .0030732 .0044437 .003715611 .0004960770
POST_2014_2018 10 .0033607 .0050506 .003931670 .0004949543
Valid N (listwise) 10
Sumber: Output SPSS 20
112
Lampiran 5: Output Uji Normalitas
Normalitas data AAR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AAR_2013
_2014 AAR_2014
_2015 AAR_2015
_2016 AAR_2016
_2017 AAR_2017
_2018 AAR_2014
_2018
N 10 10 10 10 10 10
Normal Parametersa,b Mean -.00292 -.00008 -.00010 -.00014 .00026 -.00059
Std. Deviation .003834 .005559 .00424 .00335 .00673 .00214
Most Extreme Differences
Absolute .208 .214 .132 .193 .226 .223
Positive .208 .212 .088 .193 .155 .128
Negative -.130 -.214 -.132 -.135 -.226 -.223
Kolmogorov-Smirnov Z .657 .676 .417 .612 .715 .707
Asymp. Sig. (2-tailed) .781 .751 .995 .849 .686 .700
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 20
Normalitas data AVR
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
AVR_2013_2014
AVR_2014 _2015
AVR_2015 _2016
AVR_2016 _2017
AVR_2017 _2018
AVR_2014_2018
N 10 10 10 10 10 10
Normal Parametersa,b
Mean -.00150 -.00034 .00032 .00024 .00020 -.00022
Std. Deviation .00094 .00109 .00183 .00115 .00087 .00062
Most Extreme Differences
Absolute .193 .257 .218 .154 .250 .198
Positive .107 .169 .218 .137 .143 .110
Negative -.193 -.257 -.152 -.154 -.250 -.198
Kolmogorov-Smirnov Z .611 .813 .690 .487 .792 .626
Asymp. Sig. (2-tailed) .849 .523 .728 .972 .557 .828
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 20
113
Lampiran 6: Output Uji Homogenitas
Homogenitas data AAR
AAR_2014_2015
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.966 1 18 .178
AAR_2016/2017
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.671 1 18 .120
Sumber: Output SPSS 20
Test of Homogeneity of Variances
AAR_2013_2014
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.003 1 18 .960
AAR_2015/2016
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.239 1 18 .631
AAR_2017/2018
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.791 1 18 .197
AAR_2014_2018
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.910 1 18 .064
114
Homogenitas data AVR
AVR_2014_2015
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.073 1 18 .790
AVR_2016_2017
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.040 1 18 .844
AVR_2014_2018
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.175 1 18 .681
Sumber: Output SPSS 20
Test of Homogeneity of Variances
AVR_2013_2014
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.837 1 18 .192
AVR_2015_2016
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.781 1 18 .113
AVR_2017_2018
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.056 1 18 .815
115
Lampiran 7: Output Uji One Way ANOVA
One Way ANOVA data AAR
ANOVA
AAR_2013_2014
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 7.608 .013
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AAR_2014_2015
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .002 .963 Within Groups .000 18 .000
Total .000 19
AAR_2016_2017
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .016 .901 Within Groups .000 18 .000
Total .000 19
AAR_2014_2018
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .001 .980 Within Groups .000 18 .000
Total .000 19
Sumber: Output SPSS 20
AAR_2015_2016
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .005 .944 Within Groups .000 18 .000
Total .000 19
AAR_2017_2018
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .020 .889 Within Groups .000 18 .000
Total .000 19
116
One Way ANOVA data AVR
ANOVA AVR_2013_2014
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 19.518 .000
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AVR_2014_2015
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .405 .533
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AVR_2015_2016
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .314 .582
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AVR_2016_2017
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .557 .465
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AVR_2017_2018
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .252 .622
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
AVR_2018_2019
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .000 1 .000 .951 .342
Within Groups .000 18 .000 Total .000 19
Sumber: Output SPSS 20
117
Lampiran 8: Output Uji Paired Sample T-Test
Paired Sample T-Test data AAR
Sumber: Output SPSS 20
Paired Sample T-Test data AAR
Sumber: Output SPSS 20
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
(2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PRE_13_14 – POST_13_14
-.00292 .00383 .00121 -.00566 -.00017 -2.406 9 .040
Pair 2 PRE_14_15 – POST_14_15
-.00008 .00556 .00176 -.00405 .00390 -.043 9 .967
Pair 3 PRE_15_16 – POST_15_16
-.00010 .00424 .00134 -.00313 .00293 -.074 9 .943
Pair 4 PRE_16_17 – POST_16_17
-.00014 .00335 .00106 -.00254 .00225 -.134 9 .896
Pair 5 PRE_17_18 – POST_17_18
.00026 .00673 .00213 -.00456 .00508 .123 9 .905
Pair 6 PRE_14_18 – POST_14_18
-.00059 .00214 .00068 -.00212 .00093 -.879 9 .402
Paired Samples Test
Paired Differences
t df Sig.
(2-tailed) Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 PRE_13_14
– POST_13_14
-.00150 .00094 .00030 -.00217 -.00083 -5.078 9 .001
Pair 2 PRE_14_15
– POST_14_15
-.00034 .00109 .00034 -.00112 .00044 -.988 9 .349
Pair 3 PRE_15_16
– POST_15_16
.00032 .00183 .00058 -.00010 .00162 .548 9 .597
Pair 4 PRE_16_17
– POST_16_17
.00024 .00115 .00037 -.00058 .00107 .669 9 .520
Pair 5 PRE_17_18
– POST_17_18
.00020 .00087 .00028 -.00042 .00082 .731 9 .483
Pair 6 PRE_14_18
– POST_14_18
-.00022 .00062 .00020 -.00066 .00023 -1.107 9 .297
118
Lampiran 9: Output Uji One Sample T-Test
One Sample T-Test data AAR
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
t-10 .424 4 .693 .0003900624 -.002164479 .002944604 t-9 .420 4 .696 .0005498250 -.003080641 .004180291 t-8 -.158 4 .882 -.0002999426 -.005566271 .004966385 t-7 1.965 4 .121 .0026106530 -.001078125 .006299431 t-6 -.734 4 .504 -.0008582392 -.004104882 .002388404 t-5 -1.337 4 .252 -.0016679248 -.005130548 .001794699 t-4 -.258 4 .809 -.0002193296 -.002575911 .002137251 t-3 -.795 4 .471 -.0008422200 -.003783402 .002098962 t-2 -.471 4 .662 -.0002093874 -.001444162 .001025387 t-1 .684 4 .531 .0004425238 -.001352946 .002237994 t+1 .375 4 .727 .0009789929 -.006278464 .008236450 t+2 3.353 4 .028 .0035115794 .000603787 .006419372 t+3 .068 4 .949 .0001160686 -.004626776 .004858913 t+4 -.063 4 .953 -.0001039488 -.004686130 .004478232 t+5 1.362 4 .245 .0028854354 -.002997120 .008767991 t+6 .139 4 .896 .0001489238 -.002815510 .003113358 t+7 .730 4 .506 .0006445437 -.001807801 .003096889 t+8 -.708 4 .518 -.0015535064 -.007646793 .004539780 t+9 .365 4 .734 .0003850876 -.002544741 .003314916 t+10 -.958 4 .392 -.0011733908 -.004573501 .002226719
Sumber: Output SPSS 20
One Sample T-Test data AVR
One-Sample Test
Test Value = 0
t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference 95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper
t-10 5.025 4 .007 .0044437348 .001988651 .006898819 t-9 8.391 4 .001 .0033954852 .002271969 .004519002 t-8 7.199 4 .002 .0042612072 .002617730 .005904685 t-7 6.594 4 .003 .0035623080 .002062290 .005062326 t-6 6.538 4 .003 .0034312692 .001974081 .004888458 t-5 15.796 4 .000 .0044427566 .003661870 .005223643 t-4 18.932 4 .000 .0032598984 .002781810 .003737987 t-3 6.615 4 .003 .0037445556 .002172793 .005316318 t-2 11.852 4 .000 .0030732348 .002353290 .003793179 t-1 6.575 4 .003 .0035416574 .002046185 .005037130 t+1 27.099 4 .000 .0050505758 .004533118 .005568034 t+2 9.986 4 .001 .0036166244 .002611121 .004622128 t+3 9.401 4 .001 .0042483446 .002993601 .005503088 t+4 14.967 4 .000 .0033607288 .002737306 .003984151 t+5 11.111 4 .000 .0042330066 .003175250 .005290763 t+6 20.853 4 .000 .0038345664 .003324014 .004345118 t+7 7.594 4 .002 .0039513620 .002506619 .005396105 t+8 9.778 4 .001 .0039236114 .002809494 .005037729 t+9 5.148 4 .007 .0034191240 .001574992 .005263256 t+10 6.414 4 .003 .0036787522 .002086237 .005271267
Sumber: Output SPSS 20
Top Related